Anda di halaman 1dari 123

DOKUMEN IASP 2020

22. DOKUMEN KEGIATAN DISEMINASI


HASIL PENGEMBANGAN PROFESI GURU

UPTD SPF SDN 143 LIMPOTENGA


KEC.MARIORIWAWO
KAB.SOPPENG
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS


MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
PADA SISWA KELAS 6 SDN 143 LIMPOTENGA

Diajukan sebagai pengembangan Profesi Guru dalam Kenaikan Pangkat Dari


Golongan III c ke III d dalam lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

OLEH :

ELIYASMAN, S.Pd
NIP. 19860509 200902 1 002

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


DINAS PENDIDIKAN
UPTD SPF SD NEGERI 143 LIMPOTENGA
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul Penelitian : Peningkatan Hasil Belajar IPS


Melalui Pendekatan Keterampilan Proses
Pada siswa Kelas 6 SDN 143 Limpotenga.

2. Bidang Ilmu : Ilmu Pengetuan Sosial (IPS)


3. Peneliti Utama :
a. Nama Lengkap : ELIYASMAN,S.Pd
b. NIP : 19860509 200902 1 002
c. Pangkat/Golongan : Penata, III/c
d. Tugas : Guru Kelas VI
e. Sekolah : SD Negeri 143 Limpotenga
4. Anggota Tim Peneliti : 1 Orang
: Hj.RUKMA,S.Pd
5. Lokasi Penelitian : SD Negeri 143 Limpotenga
6. Jangka Waktu : 3 (Tiga) Bulan

Limpotenga , 19 Maret 2019


Mengetahui
Kepala SDN 279 Palakka , Penulis,

MUH ARFAN MUBARAK,S.Pd ELIYASMAN,S.Pd.


NIP. 19860810 200902 1 002 NIP. 19870617 200902 2 003

Disahkan Oleh
Ketua IGI Kabupaten Soppeng

DR. NUR ALIM, M.Pd.


No. KTA IGI : 201619090000014

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

ilmiah penelitian tindakan kelas yang berjudul “PENINGKATAN HASIL

BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

PADA SISWA KELAS 6 SDN 143 LIMPOTENGA “. Penulisan karya ilmiah

penelitian tindakan kelas (PTK) ini kami susun untuk pengembangan

profesionalisme guru guna pemenuhan angka kredit kenaikan pangkat dan bahan

bacaan di perpustakaan yang bisa memberikan pilihan metode pembelajaran bagi

guru-guru untuk diterapkan pada pembelajaran di kelas.

Dalam penulisan PTK ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik

aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan.

Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga

penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan

pendidikan dimasa yang akan datang. selanjutnya dalam penulisan laporan ini

penulis banyak diberi bantuan oleh berbagai pihak. Oleh karana itu penulis ingin

mengucapkan ucapan terima kasih kepada :

1. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Soppeng

2. Kepala SDN 143 Limpotenga, Hj.ROSMNI.S.Pd.,MM

iii
3. Ibu Hj.RUKMA,S.Pd sebagai Observer atau guru mitra dalam penelitian

ini

4. Rekan-rekan guru SDN 143 Limpotenga

5. Siswa-siswa kelas VI SDN 143 Limpotenga

6. Keluarga yang terus memberikan dukungan pada penulis

7. Semua pihak yang telah membantu sehingga penyusunan PTK ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Teriring doa semoga segala bantuan yang telah diberikan, sebagai amal

saleh senantiasa mendapat Ridha Allah SWT. Sehingga pada akhirnya laporan ini

dapat bermanfaat bagi pembangunan pendidikan pada umumnya dan peningkatan

mutu serta kemampuan professional tenaga kependidikan guru sekolah dasar pada

khususnya. Untuk itu segala ktitik dan saran yang membangun dari semua pihak

selalu penulis harapkan guna perbaikan dalam proses penulisan dan penyusunan

penelitian tindakan kelas (PTK) selanjutnya. Semoga penelitian tindakan kelas

(PTK) ini dapat bermanfaat untuk kita semua, guna memajukan dunia pendidikan

kita.

Limpotenga , 11 Maret 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7

A. Kajian Pustaka 7

B. Kerangka Pikir 28

C. Hipotesis 30

v
BAB III METODE PENELITIAN 31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 31

B. Setting dan Subjek Penelitian 32

C. Fokus Penelitian 32

D. Prosedur Tindakan 32

E. Teknik Pengumpulan Data 36

F. Teknik Analisis Data 36

G. Indikator Keberhasilan Tindakan 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38

A. Hasil Penelitian 38

B. Pembahasan 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63

A. Kesimpulan 63

B. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA 64

LAMPIRAN 65

vi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
2.1 Hubungan Konsep Sikap dan Keterampilan Proses 9

2.2 Skema Kerangka Pikir 29

3.1 Skema Desain Penelitian Tindakan Kelas 31

vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. RPP Siklus I Pertemuan 1 66

2. RPP Siklus I Pertemuan 2 71

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 1 76

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2 77

5. Tes Formatif Siklus I Pertemuan 1 78

6. Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus I Pertemuan 1 79

7. Tes Formatif Siklus I Pertemuan 2 80

8. Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus I Pertemuan 2 81

9. RPP Siklus 2 Pertemuan 1 83

10. RPP Siklus 2 Pertemuan 2 88

11. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 1 93

12. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 2 94

13. Tes Formatif Siklus II Pertemuan 1 95

14. Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus II Pertemuan 1 96

15. Tes Formatif Siklus II Pertemuan 2 97

16. Kunci Jawaban Tes Formatif Siklus I Pertemuan 2 98

17. Hasil Tes Siklus I 99

18. Hasil Tes Siklus II 101

19. Daftar Hadir Siswa 103

20. Dokumentasi 105

viii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan sistem pendidikan di sekolah, khususnya menyangkut proses

belajar mengajar telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dari segi

muatan atau materi yang diajarkan. Hal ini ditandai dengan semakin

berkembangnya materi pembelajaran yang senantiasa selaras dengan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Kondisi inilah yang menuntut para

guru saat ini untuk selalu meningkatkan keterampilan dan profesionalismenya

dalam memberikan pembelajaran.

Guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena

fungsi utama guru ialah merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran.

Ausubel (Muslich, 2007: 153) menyatakan “guru bertugas mengalihkan

seperangkat pengetahuan yang terorganisasikan sehingga pengetahuan tersebut

menjadi bagian dari sistem pengetahuan siswa”.

Guru sangat menentukan sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa dari

kedalaman dan keluasan materi pelajaran yang termasuk dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan

guru dalam mengantarkan siswanya meraih hasil belajar yang optimal adalah

pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang efektif dan interaktif yang

senantiasa digunakan dalam pembelajaran.

1
2

Pendekatan, strategi dan model pembelajaran yang interaktif akan mampu

merangsang setiap siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar sesuai dengan

apa yang dituntut dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) maupun

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Meskipun yang tidak boleh

dikesampingkan adalah bahwa keberhasilan kegiatan belajar murid dipengaruhi

banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat eksternal atau internal dan

kemudian dapat menjadi penghambat atau penunjang proses belajar mereka.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa mutu hasil pendidikan sebagian

besar ditentukan oleh mutu kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan itu,

peningkatan mutu KBM dalam mempersiapkan anak-anak menghadapi era

globalisasi, merupakan kebutuhan yang mutlak dan sangat mendesak. Salah satu

upaya untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar, khususnya mutu

proses pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) adalah peningkatan mutu guru

sehingga memiliki tingkat profesional yang memadai. (Sardiman, 2009)

menyatakan “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu dasar yang sangat

penting artinya bagi murid pada tingkat satuan pendidikan dasar, karena

materinya berisikan penjelasan, gambaran, uraian, dan analisis tentang fungsi dan

peranan manusia, hubungan antara manusia dan masyarakat, baik secara individu

maupun sosial dalam kehidupan sehari-hari”. Dengan demikian dalam proses

pembelajarannya memerlukan keterampilan-keterampilan tingkat dasar (basic


3

skills) guna memecahkan masalah atau fenomena-fenomena yang terjadi dalam

kehidupan murid sehari-hari.

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran di SDN 143 Limpotenga

terdapat kelemahan selama ini dalam pembelajaran IPS adalah materi atau konsep

ilmu pengetahuan sosial berikut masalah dan fenomenanya kurang dipahami oleh

siswa. Hal ini berdampak dengan rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VI

pada semester II Tahun Pelajaran 2018/2019, di mana Kriteria Ketuntasan

Minimalnya yaitu 70, namun jumlah peserta didik yang memenuhi syarat

ketuntasan belajar minimal hanya 11 peserta didik atau 52% dari 21 orang peserta

didik.

Kondisi tersebut di atas dapat disebabkan karena dalam proses

pembelajaran di kelas selama ini hanya menggunakan metode ceramah saja

dengan sedikit variasi selain itu juga murid ditempatkan sebagai objek belajar

yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif dan guru tidak

membimbing dan mengarahkan siswa pada materi pembelajaran, guru kurang

menjelaskan materi pembelajaran dan kurang memotivasi siswa dalam kegiatan

belajar mengajar. Situasi seperti itu dengan mudah dapat menggangu konsentrasi

dan kemampuan belajar siswa. Penggunaan metode ceramah ini tidak berdasarkan

pada analisis kesesuaian antara tipe isi pelajaran dengan tipe kinerja

(performance) yang menjadi sasaran belajar. Di samping itu, bahasa yang

disampaikan kurang komunikatif dan secara umum hampir semua materi yang
4

terdapat dalam buku paket kurang bisa dipahami secara kontekstual. Oleh karena

itu, di sinilah perlunya peranan guru sebagai salah satu unsur penting dalam

proses pembelajaran menguasai berbagai keterampilan mengajar dalam sebuah

model pembelajaran yang dirancang sebelumnya. Untuk itu diperlukan model

pembelajaran yang tepat, yang berorientasi dan berpusat pada siswa, bukan lagi

pembelajaran yang berpusat pada guru yakni pendekatan keterampilan proses.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat

meningkatkan hasil pembelajaran. Menurut Adel (2009: 46) “pendekatan

keterampilan proses dapat meningkatkan hasil pembelajaran di kelas ” selain itu

pendekatan tersebut bertujuan agar mampu merangsang siswa untuk

berpartisipasi aktif secara langsung dalam proses pembelajaran dan terwujud

suasana yang interaktif antara guru dengan siswa atau sebaliknya, siswa dengan

siswa, dan antara guru-materi-siswa dan sumber-sumber belajar lainnya. Di

samping itu, pendekatan keterampilan proses akan mendorong kadar keaktifan

siswa lebih besar, sehingga siswa yang memiliki tingkat keaktifan yang lebih

besar akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar

mereka.

Berdasarkan hal tersebut, kaitannya dengan permasalahan kegiatan

pembelajaran di SDN 143 Limpotenga dalam hal rendahnya partisipasi aktif

siswa dalam pembelajaran sehingga berujung pada rendahnya hasil belajar siswa,

maka guru berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan


5

menjadikan pendekatan keterampilan proses sebagai alternatif pembelajaran yang

efektif dan interaktif di kelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah pendekatan keterampilan

proses dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada peserta didik kelas VI SDN 143

Limpotenga ?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

“Untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan Keterampilan Proses

pada peserta didik kelas VI SDN 143 Limpotenga”

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat pada umumnya dan pihak terkait khususnya, antara lain:

1. Manfaat teoritis,

a. Sebagai bahan informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan ke depan

terkait pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan pendekatan

pembelajaran keterampilan proses sebagai landasan pengembangan

aktivitas dan kreativitas belajar siswa.


6

b. Bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan agar dapat menggunakan

model-model pembelajaran yang inovatif dan interaktif, sekaligus sebagai

perbaikan (rekonstruksi) bagi pembelajaran IPS di SDN 143 Limpotenga.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru sebagai masukan untuk menambah kemampuan profesionalnya

dalam merancang, menetapkan, dan memilih strategi dan model

pembelajaran di kelas yang interaktif agar dapat meningkatkan hasil

belajar IPS khususnya.

b. Bagi sekolah, sebagai bahan referensi dalam upaya meningkatkan hasil

belajar murid khususnya pada mata pelajaran yang belum memenuhi

standar ketuntasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Pendekatan Keterampilan Proses

a. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses merupakan wahana pengembangan

keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari

kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Menurut

Mulyasa (2013: 99) Keterampilan proses

Merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses


belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pengertian yang dikemukakan di atas, termasuk di antaranya

keterlibatan fisik, mental, dan sosial peserta didik dalam proses pembelajaran

untuk mencapai suatu tujuan.

Selanjutnya Dimyati, dkk. (Mappasoro, 2014: 59) mengemukakan

pendekatan keterampilan proses yaitu :

1) Akan memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat


ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu
pengetahuan dan dapat lebih baik dalam memahami fakta dan konsep
ilmu pengetahuan.
2) Mengarahkan proses belajar yang berlangsung dengan memberi
kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan dan
tidak sekadar cerita atau penjelasan guru mengenai suatu ilmu
pengetahuan.

7
8

3) Menghantarkan siswa untuk belajar ilmu pengetahuan, baik


sebagai proses ataupun sebagai produk ilmu pengetahuan.

Dari penjelasan tersebut, nampak bahwa keterampilan proses mengajarkan

kepada siswa untuk terlibat secara optimal dalam proses pembelajaran. Hal ini

erat kaitannya dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) karena mengandung unsur

interaktif atau timbal balik, sehingga pendekatan keterampilan proses dikatakan

sebagai perwujudan dari cara belajar siswa aktif (CBSA). Keterampilan proses

adalah kemampuan-kemampuan potensial fisik dan mental serta sosial siswa

untuk memproses perolehan dari pengalaman belajarnya.

Berdasarkan para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan

keterampilan proses adalah pembelajaran yang menekankan pada proses belajar,

aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu pendekatan keterampilan proses bertujuan untuk merangsang

pemikiran siswa dalam memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan serta

memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan dan

tidak sekedar cerita atau penjelasan guru mengenai suatu ilmu pengetahuan.

b. Karakteristik Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap

peserta didik memiliki potensi yang sama, yang berbeda hanya derajat dan

kualitasnya dan dalam situasi yang normal, mereka dapat mengembangkan

potensinya secara optimal. Oleh karena itu, tugas guru adalah memberikan
9

kemudahan kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif

agar semua peserta didik dapat berkembang secara optimal.

Menurut Abdurrahman (2013: 151) “konsep sikap dan keterampilan proses

memiliki hubungan dan mekanisme kerja dengan karakteristik cara belajar siswa

aktif”. Hal ini dapat dilihat pada gambar skematik di bawah ini.

Pengalaman
Belajar

Konsep dan Sikap dan


Materi Ajar Nilai

Kemampuan Hasil
Belajar Keterampilan Belajar
Proses

Gambar 2.1. Hubungan Konsep Sikap dan Keterampilan Proses

Penyajian konsep berupa materi pelajaran oleh guru akan memberikan

pengalaman belajar bagi siswa. Dengan pengalaman belajar itu, siswa

mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektualnya (kognitif) yang

menghasilkan terbentuknya sikap dan nilai (afektif) pada siswa sebagai hasil

pengalaman belajarnya. Dengan hasil belajar tersebut, siswa mendapatkan

kemampuan fisik, mental dan sosial untuk memproses lebih lanjut hasil

belajarnya tersebut dengan keterampilan proses dan sekaligus menjadi

penggerak bagi pengembangan kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi


10

(psikomotorik) untuk mengapersepsi konsep-konsep baru yang ditawarkan

kepadanya. Di sini nampak adanya hubungan kausalitas antara kemampuan

kognitif dengan afektif dan psikomotorik.

Hal tersebut mungkin terjadi bilamana pelajaran yang disajikan oleh guru

cukup menantang, merangsang dan menggugah kemampuan dan aktivitas

siswa. Untuk itu, guru harus mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk

menetapkan model mengajar yang relevan yakni pendekatan keterampilan

proses.

Selanjutnya Mulyasa (2013:100-101) pendekatan keterampilan proses perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Keaktifan peserta didik di dorong oleh kemauan untuk belajar


karena adanya tujuan yang ingin dicapai (asas motivasi).
2) Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan
pendayagunaan potensi yang dimilikinya.
3) Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta
didik. Suasana kelas harus dikelola agar dapat merangsang
aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik.
4) Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan
kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk
mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mendorong aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam
pembelajaran antara lain: diskusi, pengamatan, penelitian,
praktikum, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran.

c. Jenis Keterampilan dalam Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses dalam pelaksanaannya memuat unsur-

unsur keterampilan yang secara garis besar dikategorikan dalam keterampilan-

keterampilan dasar (basic skills). Menurut Mulyasa (2013: 100) “keterampilan-


11

keterampilan dasar meliputi: mengamati, mengklasifikasikan,

mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan”.

1) Keterampilan-Keterampilan Dasar (Basic Skills)

a) Mengamati

Mengamati merupakan keterampilan paling dasar yang harus

dikembangkan dalam pembelajaran. Kegiatan mengamati lingkungan sekitar

(berbagai obyek dan fenomena alam) dilakukan melalui panca indera

penglihatan, pendengaran, dan sebagainya. Pengamatan yang dilakukan baik

bersifat kuantitatif, seperti: mengamati ciri – ciri gejala alam Indonesia

dengan negara – negara Asia Tenggara

b) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan mengarah pada keterampilan siswa dalam memilih

atau menggolongkan berbagai obyek, peristiwa, gejala dan segala sesuatu

yang ada di sekitar siswa berdasarkan persamaan, perbedaan dan hubungan

antara obyek sehingga proses dalam kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan

setiap siswa agar bermanfaat atau bernilai bagi dirinya.

c) Mengkomunikasikan

Keterampilan dalam mengkomunikasikan suatu pesan, baik verbal (lisan

dan tulisan) maupun non-verbal (bahasa tubuh) adalah keterampilan dasar

yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap orang. Komunikasi diarahkan

pada kegiatan menyampaikan dan menerima pesan yang bersifat fakta, ide,

konsep dan prinsip ilmu pengetahuan, seperti: mendiskusikan suatu masalah,


12

mengekspresikan, membuat laporan, dan membuat peta dan kegiatan lain

yang sejenis.

d) Mengukur

Mengukur adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data kuantitatif

tentang obyek yang diukur. Tujuannya agar sejak awal setiap siswa memiliki

kemampuan dalam mengukur.

e) Memprediksi

Memprediksi adalah keterampilan yang dimiliki setiap siswa dalam

memperkirakan, mengantisipasi atau membuat ramalan tentang berbagai hal

yang terjadi di masa akan datang berdasarkan perkiraan pada pola atau

kecenderungan tertentu atau hubungan antara fakta, konsep dan prinsip ilmu

pengetahuan. Untuk dapat membuat suatu prediksi yang dapat dipercaya

tentang suatu obyek dan peristiwa maka dapat dilakukan dengan

memperhitungkan penentuan secara tepat perilaku terhadap lingkungan kita..

f) Menyimpulkan

Menyimpulkan adalah suatu keterampilan untuk memutuskan suatu

keadaan atau objek atau peristiwa berdasarkan fakta, peristiwa, konsep, dan

prinsip yang diketahui. Kegiatan yang termasuk dalam keterampilan

menyimpulkan antara lain berdasarkan pengamatan, sebagai contoh: api lilin

padam setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa dapat menyimpulkan

bahwa lilin menyala apabila ada oksigen.


13

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus pengamatan (observasi) selama

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses adalah tujuh indikator

yang dikemukakan Tyler (Muhiria, 2014:34) yakni kemampuan Mengamati,

Menggolongkan (mengklasifikasikan), Menginterprestasikan (menafsirkan),

Meramalkan, Menerapkan, Merencanakan penelitian dan

Mengkomunikasikan

d. Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar


IPS pada Siswa di Sekolah Dasar

Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPS merupakan

hal yang wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap guru dalam

pembelajarannya. Untuk dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses

dalam pembelajaran, kita perlu mempertimbangkan dan memperhatikan

karakteristik bidang studi. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa dalam suatu

kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih dari satu macam

keterampilan proses. Untuk itu pembelajaran di sekolah dasar perlu dirancang

dan dikelola dengan baik yang berorientasi pada pengembangan potensi

peserta didik. Guru dituntut bertanggung jawab untuk menjadi fasilitator dan

pembimbing dalam kegiatan belajar mengajar untuk memberikan kemudahan

bagi peserta didik untuk mengkondisikan dirinya kearah yang lebih baik

dalam memahami sebuah konsep yang akan diajarkan.

Sehubungan dengan hal itu, maka selanjutnya perlu diketahui

bagaimana skenario atau penerapan dalam pembelajaran materi IPS dengan


14

menggunakan pendekatan keterampilan proses. Adapun kegiatan yang akan

direncanakan dibagi kedalam tiga kegiatan yakni: (a) kegiatan awal, (b)

kegiatan inti yang terdiri dari tahap eksplorasi, pemahaman konsep, tahap

aplikasi konsep serta, (c) kegiatan akhir. Kegiatan ini dipilih untuk

mengoptimalkan interaksi semua unsur setiap pelajaran.

Menurut pendapat Tyler (Muhiria, 2014:34) bahwa:

Pembelajaran pendekatan keterampilan proses merupakan


serangkaian strategi kegiatan belajar mengajar di kelas melalui
tiga tahap yang diawali dari tahap eksplorasi, tahap penanaman
konsep dan tahap aplikasi konsep. Melalui tiga tahap tersebut,
siswa dibimbing untuk membentuk diri agar memperoleh
pemahaman terhadap apa yang telah dipelajarinya.

Berdasarkan pendapat di atas maka langkah dalam pelaksanaan

pendekatan keterampilan proses adalah sebagai berikut:

1. Tahap eksplorasi

Pada tahap eksplorasi, guru dapat melakukan tanya jawab yang berkaitan

dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. Hal ini dapat dilakukan secara

tertulis dan lisan. Misalnya memberikan pertanyaan mengenai materi yang

akan diajarkan. Ini bertujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa melalui

pertanyaan yang sesuai dengan pengalaman lingkungan anak.

2. Tahap penanaman konsep

Pada tahap penanaman konsep, siswa dihadapkan pada kegiatan kerja

kelompok. Pada kegiatan ini guru menjelaskan tentang materi pelajaran.

Selanjutnya guru mengelompokkan siswa yang masing-masing terdiri dari 4


15

orang setiap kelompok, dan setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa

(LKS) menugaskan siswa untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan pada eksperimen tentang materi pelajaran.

Pada tahap ini guru dapat menerapkan ketujuh indikator pendekatan

keterampilan proses yaitu:

a. Mengamati

Mengamati masalah yaitu guru membimbing siswa untuk mengumpulkan

data atau informasi yang sesuai dengan materi.

b. Menggolongkan (mengklasifikasikan)

Menggolongkan (mengklasifikasikan) yaitu guru membimbing siswa

menggolong-golongkan atau mengklasifikasikan masalah berdasarkan data

dan informasi awal yang telah ditentukan untuk memecahkan masalah.

c. Menginterprestasikan (menafsirkan)

Menafsirkan (menginterprestasikan) yaitu guru mengemukakan

pemahaman sementara terhadap materi yang terkumpul berdasarkan data

dan informasi awal, kemudian menghubungkan dengan kenyataan yang ada

di lingkungan siswa.

d. Meramalkan

Meramalkan yaitu guru membimbing siswa untuk meramalkan atau

menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan

yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi.


16

e. Menerapkan

Menerapkan yaitu guru membimbing siswa untuk menerapkan konsep yang

telah dipelajari dalam situasi baru.

f. Merencanakan penelitian

Merencanakan penelitian yaitu guru membimbing siswa untuk menyelidiki

masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman

awal siswa terhadap masalah.

g. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasi yaitu guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan

pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan.

3. Tahap aplikasi konsep

Pada tahap aplikasi konsep, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk memantapkan konsep dengan menarik kesimpulan berdasarkan hasil

eksperimen dengan membacakan hasil eksperimen tiap-tiap kelompok.

Selanjutnya siswa diberikan tugas lanjutan meyelesaikan soal-soal sesuai dengan

materi. Disinilah guru akan melakukan refleksi terhadap pemahaman siswa

melalui percoban. Apabila masih banyak yang belum menguasai materi tersebut

maka guru selanjutnya melakukan remedial untuk perbaikan.

Dari ketiga tahap di atas, keteribatan guru dalam memberikan arahan,

bimbingan dan bantuan diminimalkan apabila siswa membutuhkan. Kegiatan

tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi

yang sedang dipeajari. Sedangkan guru dapat membimbing siswa untuk


17

melakukan percobaan, mengajukan pertanyaan atau memberikan kesempatan

untuk mengungkapkan ide atau pendapat serta menemukan jawaban.

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Secara etimologi, sosial berasal dari kata socious yang berarti lebih

dari satu, penemanan, bergaul atau pergaulan sedangkan ilmu berasal dari kata

logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Menurut Soekanto (1990: 4)

bahwa:

Ilmu sosial adalah ilmu yang bersifat tidak pasti (inexact) karena
menyangkut hakekat, fungsi, dan kedudukan manusia dalam
kehidupannya baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial
(homo socious) yang senantiasa berubah-ubah.

Sementara itu Poerwadarminta (2013: 287) mengemukakan bahwa

“ilmu pengetahuan sosial adalah suatu ilmu yang memiliki karakter tersendiri

yang berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya karena karakteristik dan perpaduan

dari beberapa konsep antara lain, geografi, ekonomi, sosial, dan sejarah”.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang IPS di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa IPS adalah ilmu yang bersifat tidak pasti (inexact) karena

menyangkut hakekat, fungsi, dan kedudukan manusia dalam kehidupannya

baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial (homo socious) yang

senantiasa berubah-ubah.
18

b. Karakteristik dan Pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial

Setiap ilmu pengetahuan atau mata pelajaran memiliki karakteristik

tersendiri, tidak terkecuali mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang

diajarkan di tingkat sekolah dasar. Ilmu pengetahuan sosial merupakan

perpaduan atau gabungan dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial antara lain:

ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi, politik, pemerintahan, sosiologi,

antropologi, dan psikologi sosial.

Materi ilmu pengetahuan sosial terdiri atas konsep, prinsip dan analisis

yang erat kaitannya dengan perihal kehidupan manusia baik sebagai makhluk

individu maupun sebagai makhluk sosial. Struktur Ilmu Pengetahuan Sosial

tersusun dalam tiga tingkatan dari yang paling sempit ke yang paling luas,

yaitu (1) fakta, (2) konsep, dan (3) generalisasi”. Ketiga hal inilah yang

membangun materi ilmu-ilmu sosial.

Di samping itu, ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu materi

pengajaran yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu

sosial dan humaniora untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik.

Melalui mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat

memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep ilmu sosial dan

humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di

lingkungannya, serta memiliki keterampilan mengkaji dan memecahkan

masalah-masalah sosial tersebut.


19

Menurut Achmad (2014: 2) kajian ilmu pengetahuan sosial

dikembangkan dengan menggunakan pendekatan, yaitu:

1) IPS sebagai pendidikan nilai (value education), yakni:


- Mendidikkan nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma
keluarga dan masyarakat;
- Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa;
- Nilai-nilai inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak
perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia (the
dignity of man and work) sebagai upaya membangun kelas yang
demokratis.
2) IPS SD sebagai pendidikan multikultural (multicultural
eduacation), yakni:
- Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar;
- Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan
kekayaan budaya bangsa;
- Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok
etnik atau minoritas.
3) IPS SD sebagai pendidikan global (global education), yakni :
- Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan
peradaban di dunia;
- Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa;
- Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan
transportasi antar bangsa di dunia;
- Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.

c. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial berfungsi mengembangkan kemampuan

setiap peserta didik untuk memahami fenomena sosial dan lingkungan

sekitarnya sebagai bentuk proses pembelajaran yang berbasis kompetensi.

Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian

keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan,

kota/kabupaten, propinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia.


20

Menurut Achmad (2014: 2) sasaran yang hendak dicapai dalam

pembelajaran IPS dengan pendekatan keterampilan proses diarahkan pada:

1) Melatih cara berpikir siswa dalam memecahkan masalah melalui


penyelidikan, pengkajian dan percobaan.
2) Pengembangan aktivita kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinil dan rasa ingin tahu.
3) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi melalui
pembicaraan lisam, cetakan, grafik, peta dan diagram dalam
penjelasan gagasan/ide.

Adapun tujuan pembelajaran IPS sebagaimana dikemukakan Achmad

(2014: 2):

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan


masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, maupun global.

d. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar

Menurut Etin Solihatin (2013:15) konsep dasar IPS antara lain:

Interaksi, saling ketergantungan, kesinambungan, dan perubahan,

keberagaman/kesamaan/perbedaan, konflik dan konsensus, nilai kepercayaan

dan budaya. Berikut akan diuraikan hal-hal yang menjadi konsep IPS pada

tingkat sekolah dasar sebagai berikut:


21

1. Interaksi

Interaksi merupakan salah satu yang diajarkan pada murid sekolah

kebutuhan dasar manusia, sehingga manusia harus mampu melakukan

hubungan dengan orang/pihak lain di lingkungan sekitarnya. Menurut Etin

Solihatin (2013:15) di dalam interaksi harus memiliki setidak-tidaknya 3

(tiga) unsur yaitu : komunikator ( orang yang melakukan komunikasi),

komunikan (orang yang dijadikan sasaran atau objek, dan informasi( bahan

yang dijadikan komunikasi atau iteraksi).

2. Saling ketergantungan

Murid sekolah dasar diajarkan materi tentang konsep saling

ketergantungan yang memberikan pemahaman bahwa sebabai makhluk social

setiap murid dapat dipastikan memerlukan orang lain, meskipun hanya untuk

berinteraksi sejenak. Oleh karena itu, konsep IPS membicarakan tentang

konsep saling ketergantungan antara manusia satu dengan lainnya dalam

kehidupan bermasyarakat akan memerlukan bantuan orang lain, termasuk

murid sekolah dasar.

3. Kesinambungan dan perubahan

Murid sekolah dasar diajarkan materi tentang adanya konsep

kesinambungan dan perubahan. Menurut Etik Solihatin (2013:16)

“Kesinambungan kehidupan dalam suatu masyarakat terjadi karena adanya

lembaga perkawinan”. Lembaga perkawinan sebagai upaya manusia untuk

melanjutkan generasi atau keturunan yang kemudian melakukan perkawinan


22

mbicarakan pula. Kesinambungan ini terjadi dalam berbagai aspek kehidupan

masyarakat baik individu, kelompok, dan masyarakat mengalami perubahan.

4. Keragaman/kesamaan/perbedaan

Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah adanya keberagaman,

kesamaan dan perbedaan. Terjadinya keragaman, perbedaan, dan kesamaan

adalah karena setiap individu menginginkan keberadaan dirinya. Dengan

demikian, IPS membicarakan tentang konsep keberagaman, kesamaan dan

perbedaan yang dialami baik oleh individu maupun secara kelompok.

5. Konflik dan konsensus

Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah adanya konflik dan

konsensus. Di dalam masyarakat senantiasa ada konflik yang ditimbulkan

oleh berbagai sebab. Demikian pula halnya dengan konsensus, dapat muncul

setelah adanya konflik atau bahkan sebaliknya karena satu pihak tertentu

melakukan konsensus, maka pihak ketiga justru menimbulkan konflik. Ada

bebagai cara untuk mencapai konsensus, seperti melalui dialog, pemecahan

masalah, perundingan, saling menolong, serta pengorbanan kepentingan diri

demi untuk kepentingan umum, sehingga konflik yang terjadi tidak sampai

pada tingkat perpecahan.

6. Nilai kepercayaan

Konsep Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) adalah adanya nilai-nilai

kepercayaan. Menurut Etin Solihatin (2013:17) “Nilai, symbol, dan lambang

adalah suatu yang berharga dan memiliki karakteristik tertentu, nilai


23

merupakan keyakinan yang dipegang dan dilaksanakan dari generasi ke

generasi secara turun temurun dipelihara”. Dengan demikian, nilai adalah

sesuatu yang menjadi ciri atau karakteristik suatu masyarakat. Jika suatu

masyarakat tidak memiliki nilai maka masyarakat tersebut tidak akan berharga

di mata orang lain.

7. Budaya

Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah adanya budaya yang

dihasilkan dari masyarakat. Menurut Etin Solihatin (2013:17) “Kata Budaya

berasal dari kata budhi dan daya, artinya segala sesuatu yang dihasilkan

manusia adalah bentuk budaya”. Budaya selayaknya kepercayaan harus

dipertahankan, jika budaya itu merupakan hal yang baik. Sebaliknya, budaya

yang menyimpang dan bertentangan dengan perkembangan zaman haruslah

dilupakan. Dengan demikian, dalam pembelajaran IPS disamping

mempelajari budaya-budaya yang tercipta dari adanya hubungan interaksi

dari individu yang satu dengan yang lain.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan terminologi dengan cakupan yang cukup luas,

yang pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat belajar

yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal tersebut

Berdasarkan taksonomi Bloom, aspek belajar yang harus di ukur


24

keberhasilannya adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga

dapat menggambarkan tingkah laku menyeluruh sebagai hasil belajar siswa”.

Ketiga aspek tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Dalam interaksi edukatif ada harapan yang bersifat timbal balik antara

siswa dengan guru, guru mengharapkan agar siswanya berhasil dalam bentuk

pencapaian prestasi belajar yang ideal, sedangkan siswa mengharapkan hasil

dari dirinya sendiri sebagai efek profesionalisme gurunya dalam memberikan

interaksi edukatif. Harapan yang dikemukakan kedua pihak dalam konteks

belajar-mengajar sering dikenal dengan istilah prestasi belajar.

Pencapaian hasil belajar dapat diukur dengan melihat prestasi belajar

yang diperoleh maupun pada proses pembelajaran. Prestasi belajar sebagai

tolok ukur kemampuan kognitif (intelektual) siswa tidak terlepas dari proses

pembelajaran di kelas dan berbagai bentuk interaksi belajar lainnya. Menurut

Mappasoro (2014: 1-2) bahwa hasil belajar adalah “sejumlah perubahan yang

terjadi pada diri seseorang yang disebabkan oleh faktor lain di luar belajar

seperti perubahan karena kematangan, perubahan karena kelelahan fisik, dan

sebagainya”. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai

setiap individu setelah melaksanakan usaha untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan perilaku melalui pengalaman dan interaksi edukatif.


25

b. Kategori Hasil Belajar

Horward Kingsley (Sudjana, 2014: 22) menyatakan bahwa “hasil

belajar dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yakni: 1) keterampilan dan

kebiasaan, 2) pengetahuan dan pengertian, dan 3) sikap dan cita-cita”.

Masing-masing jenis hasil belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Selanjutnya Gagne (Sudjana, 2014: 22)

membagi “lima kategori hasil belajar, yakni: 1) informasi verbal, 2)

keterampilan intelektual, 3) strategi kognitif, 4) sikap, dan 5) keterampilan

motoris”.

Namun dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan

baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi

hasil belajar dari Benyamin Bloom yang dikenal dengan istilah Taksonomi

Bloom. Menurut Sudjana (2014: 22) bahwa “secara garis besar taksonomi

Bloom terdiri atas tiga ranah dan mencakup beberapa jenjang, yaitu:

1) Ranah kognitif adalah kemampuan intelektual yang mencakup


jenjang: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan evaluasi.
2) Ranah afektif adalah perasaan emosi atau nilai. Afektif memiliki
jenjang, yakni: penerimaan, tanggapan, penilaian,
pengorganisasian, dan pemeran.
3) Ranah psikomotorik adalah kemampuan yang mengutamakan
gerak perilaku yang melibatkan pemahaman yang dimiliki. Aspek
psikomotorik memiliki jenjang, yakni: persepsi, kesiapan, respon,
mekanisme, respon kompleks, penyesuaian dan kreativitas.
26

Berdasarkan hal tersebut, maka hasil belajar yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah prestasi belajar yang diperoleh dari kegiatan belajar

mengajar. Dengan demikian, jika standar kompetensi dan kompetensi dasar

dipandang sebagai suatu harapan yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti

kegiatan belajar mengajar, maka prestasi belajar dalam penelitian ini adalah

seberapa besar standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut tercapai.

Hal ini sebagaimana dikemukakan Muslich (2014: 22) bahwa “hasil belajar

siswa dirumuskan sebagai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari

tujuan umum bidang studi”.

Dalam penelitian ini hasil belajar IPS, hanya dibatasi pada penguasaan

bahan ajar kelas V yang diberikan dengan mengacu pada indikator

pembelajaran yang telah disusun pada rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP), yaitu skor hasil tes belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar yang menggunakan pendekatan keterampilan proses.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar juga sering disebut prestasi belajar yang diperoleh dari

proses belajar yang terungkap melalui evaluasi belajar. Dalam proses

pembelajaran di sekolah, guru selalu mengharapkan agar siswa-siswanya

dapat mencapai hasil yang maksimal. Namun dalam kenyataannya tidak


27

semua siswa dapat seperti yang diharapkan, sebab ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya.

Hadinoto (Darmadji, 2014: 28) menyebutkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam, yaitu:

1) Faktor biologis, misalnya anak yang lemah atau sering sakit, tentu
tidak dapat belajar dengan baik. Siswa yang bersangkutan tidak
dapat berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar sehingga hasil
atau prestasi belajarnya akan berkurang. Begitupun dengan siswa
yang lemah fisik atau cacat jasmani yang lain, misalnya
pendengaran kurang jelas, penglihatan kurang terang dan lain-lain.
2) Faktor psikologi yang turut mempengaruhi hasil belajar atau
prestasi belajar siswa, antara lain: a) intelegensi, b) bakat, c) minat,
d) perhatian, dan e) konstelasi psikis yang lain.

Menurut Tabrani ( Darmadji, 2014: 31) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi suksesnya belajar adalah:

1) Faktor internal, yang terdiri atas: a) faktor jasmani, b) faktor


psikologis (intelektual dan non-intelektual, c) faktor kematangan
psikis dan fisik.
2) Faktor eksternal, yang meliputi: a) faktor sosial (keluarga, sekolah
dan masyarakat), b) faktor budaya (seni, ilmu dan teknologi), c)
faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Ahmadi (Darmadji, 2014: 32) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:

1) Faktor endogen, yakni faktor yang datang dari diri sendiri. Faktor
ini meliputi: faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) di
antaranya kesehatan dan cacat badan. Faktor psikologis berupa
intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan emosi.
2) Faktor eksogen, yakni faktor yang datang dari luar diri. Faktor ini
meliputi: lingkungan keluarga (orang tua, suasana rumah dan
ekonomi keluarga). Di samping itu ada juga faktor lingkungan
masyarakat (media dan teman bergaul, corak kehidupan tetangga,
kegiatan/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat). Faktor
eksogen yang lain adalah lingkungan sekolah yang meliputi
28

pembelajaran yang kurang baik, hubungan guru dan siswa yang


kurang harmonis, bahan pelajaran yang terlalu tinggi, alat peraga
yang tidak lengkap, jam pelajaran yang tidak efektif serta
pendekatan metode pembelajaran yang tidak tepat.

Menurut Sudjana (Darmadji, 2014: 33) bahwa “hasil belajar dalam suatu

bidang studi tergantung pada kesempatan untuk belajar dan relatif terhadap

bakat. Di samping itu dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: minat, sikap,

perhatian dan motivasi”.

B. Kerangka Pikir

Pengajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) pada satuan pendidikan tingkat

sekolah dasar memiliki arti dan peran yang penting, karena materinya berisikan

penjelasan, gambaran, uraian, dan analisis tentang fungsi dan peranan manusia,

hubungan antara manusia dan masyarakat, baik secara individu maupun sosial

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dalam proses pembelajarannya

memerlukan keterampilan-keterampilan tingkat dasar guna memecahkan masalah

atau fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan murid sehari-hari.

Hal ini menjadi lebih penting mengingat rendahnya hasil belajar siswa

kelas VI pada semester II tahun ajaran 2018/2019, di mana jumlah siswa yang

memenuhi syarat ketuntasan belajar minimal hanya 38%. Kondisi tersebut di atas

disebabkan karena dalam proses pembelajaran di kelas selama ini hanya

menggunakan metode ceramah saja dengan sedikit variasi. Situasi seperti itu

dengan mudah dapat menggangu konsentrasi dan kemapanan belajar siswa. Di

samping itu, bahasa yang disampaikan kurang komunikatif dan secara umum
29

hampir semua materi yang terdapat dalam buku paket kurang bisa dipahami

secara kontekstual. Oleh karena itu, guru berperan dalam menetapkan pendekatan

model pembelajaran IPS yakni dengan menggunakan pendekatan keterampilan

proses, karena merupakan wahana pengembangan keterampilan dan kemampuan

dasar siswa. Di samping itu, mampu merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif

secara langsung dalam proses pembelajaran dan terwujud suasana yang interaktif

antara guru dengan siswa atau sebaliknya, siswa dengan siswa, dan antara guru-

materi-siswa dan sumber-sumber belajar lainnya.

Di samping itu, pendekatan keterampilan proses akan mendorong kadar

keaktifan siswa lebih besar, sehingga siswa yang memiliki tingkat keaktifan yang

lebih besar akan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu

diduga bahwa dengan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil

belajar IPS siswa kelas VI SDN 143 Limpotenga.

Mata Pelajaran IPS


Rendah

Pendekatan Siswa
Guru
Keterampilan Proses
• Guru tidak
membimbing dan • Siswa kurang tertarik
mengarahkan siswa dan termotivasi
• Guru kurang Hasil Belajar Siswa • Siswa tidak aktif
menjelaskan materi Meningkat dalam pembelajaran
pembelajaran
• Guru kurang
memotivasi siswa

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir


30

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah “Jika pendekatan keterampilan proses diterapkan

maka hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SDN 143 Limpotenga meningkat”.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan mix kuantitatif dan

kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom

action research).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian proses pengkajian

berdaur yang terdiri dari dua siklus, di mana setiap siklus terdiri atas empat

tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Daur penelitian

tindakan kelas ditujukan sebagai perbaikan atas hasil refleksi terhadap tindakan

sebelumnya yang dianggap belum berhasil, maka masalah tersebut dipecahkan

kembali dengan mengikuti daur sebelumnya melalui tahapan yang berurutan.

Secara skematik desain penelitian (Tiro, 2013: 12) dapat dilihat pada gambar

berikut ini :
Rencana
Tindakan
Siklus I Refleksi
Observasi
Rencana Baru

Tindakan
Siklus II
Refleksi Observasi
Gambar 3.1. Skema Desain Penelitian Tindakan Kelas

31
32

B. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 143 Limpotenga dengan

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 143

Limpotenga pada semester II tahun pelajaran 2018/2019, di mana jumlah siswa

sebanyak 21 orang yang terdiri 9 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah untuk melihat hasil belajar IPS siswa setelah

diterapkan pendekatan keterampilan proses.

D. Prosedur Tindakan

Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan yakni penelitian tindakan

kelas, maka rencana tindakan yang akan dilakukan terdiri atas dua siklus. Setiap

siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur kegiatan dalam setiap

siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi.

1. Gambaran Tentang Siklus I

a. Tahap Perencanaan dan Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah meliputi:

a) Menelaah silabus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas

VI semester II Sekolah Dasar tahun ajaran 2018/2019.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c) Menelaah materi pokok Peninggalan Sejarah Hindu, Budha dan Islam di

Indonesia dan mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk dua


33

pertemuan dan akan dibagikan kepada tiga kelompok. LKS yang dibuat

sesuai dengan indikator pembelajaran yang tertera pada RPP.

d) Membuat format observasi aktivitas belajar dan kinerja kelompok dan

alat evaluasi berupa lembar tes yang digunakan pada akhir siklus.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah kegiatan belajar

mengajar untuk mengimplementasikan materi dan pendekatan keterampilan

proses. Adapun perincian kegiatan pelaksanaan tindakan tersebut adalah :

a) Sebelum memulai pelajaran guru dan siswa berdoa.

b) Guru memberikan motivasi dan apersepsi.

c) Guru mengelompokkan siswa ke dalam 3 kelompok, dimana tiap

kelompok terdiri dari 7 (enam) orang yang bersifat heterogen dan dapat

bekerjasama.

d) Guru membimbing/mengarahkan siswa di dalam kelas baik secara

individual maupun kelompok dalam kegiatan :

1) Observasi

Guru mengarahkan kelompok siswa untuk mengamati berbagai jenis

gejala alam yang terjadi di Indonesia dengan negara – negara Asia

Tenggara dari alat peraga yang telah dipersiapkan oleh guru.


34

2) Menggolongkan

Guru membimbing kelompok siswa untuk mengolongkan ciri – ciri

gejala alam yang terjadi di Indonesia dan yang terjadi di negara –

negara Asia Tenggara.

3) Menafsirkan (menginterpretasikan)

Guru mengarahkan kelompok siswa mencatat berbagai ciri – ciri

gejala alam yang terjadi ada di Indonesia dan yang terjadi di negara-

negara Asia Tenggara dalam bentuk tabel dan menjelaskan

pemahaman awal siswa tentang ciri – ciri gejala alam yang terjadi di

Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara berdasarkan hasil

pengamatannya

4) Meramalkan

Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan perkiraan

tentang manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam yang terjadi di

Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara dalam kehidupan sehari-

hari.

5) Menerapkan

Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan contoh gejala

alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara sesuai

dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.


35

6) Merencanakan penelitian/percobaan

Guru membagikan LKS dan membimbing setiap kelompok dalam

mengerjakan LKS.

7) Mengkomunikasikan

Guru mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil

pekerjaannya.

e) Pada akhir siklus pertama dilangsungkan tes untuk mengukur pencapaian

hasil belajar terhadap materi belajar yang diberikan dengan pendekatan

keterampilan proses.

c. Tahap Observasi

Selama kegiatan berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap

aktivitas siswa dalam kelompoknya dan kinerja kelompoknya.

d. Tahap Refleksi

Peneliti mengadakan diskusi dengan observer tentang hal-hal yang belum

terlaksana dengan baik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I.

Kekurangan-kekurangan pada siklus I menjadi bahan untuk perbaikan pada

siklus selanjutnya.

2. Gambaran Tentang Siklus II

Siklus kedua dilakukan dengan tetap mengacu pada prosedur kegiatan yang

sama pada siklus pertama yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi atau

evaluasi dan refleksi. Hanya saja, pada siklus kedua aktivitas perencanaan dan
36

tindakan senantiasa bertolak pada upaya perbaikan atau koreksi terhadap

kekurangan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati indikator-indikator keterampilan

proses, di antaranya: keterampilan mengidentifikasi, mengamati, mengklasifi-

kasikan, memprediksi, mengkomunikasikan dan menyimpulkan dari subtopik

dan lembar kerja siswa yang diberikan kepada tiap kelompok. Format observasi

yang digunakan menggunakan format observasi model checklist (√).

2. Tes

Untuk mengukur hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes pada

akhir siklus. Tes yang diberikan dalam bentuk tes isian dan uraian yang

berjumlah 5 soal. Sehingga nilai akhir hasil tes diperoleh dengan cara

Nilai yang diperoleh


= x 100
total skor

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Data

yang diperoleh berupa nilai hasil tes belajar diolah dengan menggunakan

kuantitatif , namun terlebih dahulu diskoring dan ditabulasikan kemudian dihitung

frekuensi, rata-rata dan persentasenya menjadi acuan untuk melakukan deskripsi.

Pengukuran hasil belajar siswa apakah telah memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal ( KKM ) diketahui dengan membandingkan nilai akhir tes


37

yang diperoleh siswa dengan standar KKM yang berlaku di sekolah. Khusus

untuk Sekolah Dasar Negeri 139 Tokebbeng nilai KKM sebesar 75. Kemudian

untuk mengukur hasil belajar siswa ke dalam skala deskriptif, maka digunakan

norma absolut skala lima sebagai pedoman :

Tabel 3.1 Kategori Keberhasilan dalam pembelajaran

No Skor Kategori
1. 81 – 10 Baik Sekali
2. 66 – 80 Baik
3. 56 – 65 Cukup
4. 41 – 55 Rendah
5. 0 – 40 Rendah Sekali (Gagal)

G. Indikator Keberhasilan Tindakan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terdapat

80% dari seluruh siswa telah memperoleh nilai minimal 75 sebagai standar nilai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan rata-rata nilai siswa termasuk dalam

kategori baik serta terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke

siklus II terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui

Pendekatan Keterampilan Proses.


38

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

Dalam bagian ini dipaparkan data dan temuan hasil tindakan pembelajaran

gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara melalui

pendekatan keterampilan proses. Data tindakan, temuan dan refleksi diperoleh

melalui hasil pengamatan dan hasil evaluasi siswa. Data setiap siklus dipaparkan

secara terpisah. Paparan yang dimaksud adalah tindakan aktifitas guru dan siswa

yaitu (1) penyajian data sebelum tindakan, (2) penyajian data tindakan, (3) penyajian

data tindakan siklus I, (4) penyajian data tindakan siklus II. Hal ini bertujuan untuk

melihat perkembangan alur setiap siklus.

A. Hasil Penelitian

1. Penyajian Data Tindakan Siklus 1

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan pembelajaran, Guru menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi gejala alam yang terjadi di

Indonesia. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan I dapat dilihat pada

lampiran 1 halaman 66, sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran pertemuan II

siklus I dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 71.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan peneliti bersama guru menetapkan

tujuan pembelajaran siklus I yaitu (1) siswa dapat menunjukkan gejala alam yang

38
39

terjadi di Indonesia pada peta, (2) siswa dapat menyebutkan gejala alam yang terjadi

di Indonesia, (3) siswa dapat menjelaskan faktor penyebab gejala alam yang terjadi di

Indonesia. Dari beberapa tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan

siswa memahami setiap tujuan pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil yang

diinginkan.

Pembelajaran materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dilaksanakan

dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yakni mengamati,

menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian,

dan mengkomunikasikan sehingga setiap kali pertemuan dalam pembelajaran ketujuh

kegiatan tersebut di atas harus dilakukan guru dan siswa.

Melalui beberapa kegiatan pembelajaran tersebut, ditetapkan 7 indikator

pembelajaran yang harus dilaksanakan guru dengan baik yakni (1) guru membimbing

siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi gejala

alam yang terjadi di Indonesia, (2) guru membimbing siswa untuk menggolong-

golongkan atau mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal

yang telah ditemukan untuk memecahkan masalah, (3) guru membimbing siswa

untuk mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi yang terkumpul

berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkan dengan kenyataan

yang ada di lingkungan siswa, (4) guru membimbing siswa untuk meramalkan atau

menyimpulkan kemungkinan yang akan tejadi dari kegiatan menafsirkan yang telah

dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi, (5) guru membimbing siswa
40

untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, (6) guru

membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk

menguatkan pemahaman awal siswa terhadap materi gejala alam yang terjadi di

Indonesia, dan (7) guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya

dalam kegiatan bertanya, menjelaskan serta membuat laporan.

Indikator kegiatan pembelajaran yang harus diketahui dan dilakukan siswa

sebanyak 7 indikator pembelajaran yaitu (1) siswa mengumpulkan data atau

informasi yang sesuai dengan materi gejala alam yang terjadi di Indonesia, (2) siswa

menggolong-golongkan atau mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan

informasi awal yang telah ditemukan untuk memecahkan masalah, (3) siswa

mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi yang terkumpul berdasarkan

data dan informasi awal, kemudian menghubungkannya dengan kenyataan yang ada

dilingkungan siswa, (4) siswa meramalkan atau menyimpulkan kemungkinan yang

akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan yaitu berupa pemahaman

terhadap materi materi gejala alam yang terjadi di Indonesia, (5) siswa menerapkan

konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, (6) siswa menyelidiki masalah

dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap

masalah, dan (7) siswa mengaplikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya,

menjelaskan serta membuat laporan.


41

Pada akhir kegiatan pembelajaran guru melakukan tes kepada siswa untuk

mengukur dan mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa, serta hasil

belajar siswa pada pembelajaran tindakan siklus 1 pertemuan I dan II.

b. Pelaksanaan Tindakana Siklus 1

1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I

Tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Januari 2019

mulai pukul 07.30 – 08.40 WITA, dan diikuti oleh siswa kelas VI 143 Limpotenga

yang berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 12 orang

perempuan. Pembelajaran untuk tindakan siklus I pertemuan I berlangsung selama 70

menit atau 2 jam pelajaran. Pada tahap awal pelaksanaan tindakan pembelajaran guru

melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) Mengawali tindakan

pembelajaran ini, guru mengucapkan salam, (2) kemudian mengajak siswa untuk

berdoa, (3) guru mengecek kehadiran siswa, (4) setelah itu guru melakukan

apesrsepsi terhadap pembelajaran sebelumnya, (5) guru memberikan motivasi kepada

siswa siswa agar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat, (6)

guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dan (7) guru mengemukakan langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Tanya jawab tentang gejala alam yang

terjadi di Indonesia, (2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta

meminta siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah, (3) Guru
42

membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 7 orang secara

heterogen, (4) Guru membimbing/mengarahkan siswa di dalam kelas baik secara

individual maupun kelompok dalam kegiatan : (a) Observasi : Guru mengarahkan

kelompok siswa untuk mengamati gejala alam yang terjadi di Indonesia dari alat

peraga yang telah dipersiapkan oleh guru , (b) Menggolongkan: Guru membimbing

kelompok siswa untuk mengolongkan faktor Penyebab gejala alam yang terjadi di

Indonesia, (c) Menafsirkan (menginterpretasikan): Guru mengarahkan kelompok

siswa mencatat berbagai gejala alam yang terjadi di Indonesia dalam bentuk tabel

dan menjelaskan pemahaman awal siswa tentang gejala alam yang terjadi di

Indonesia berdasarkan hasil pengamatannya, (d) Meramalkan: Guru mengarahkan

kelompok siswa untuk memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh

dari gejala alam yang terjadi di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, (e)

Menerapkan: Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan contoh gejala

alam yang terjadi di Indonesia sesuai dengan pengalamannya dalam kehidupan

sehari-hari, (f) Merencanakan penelitian/percobaan: Guru membagikan LKS dan

membimbing setiap kelompok dalam mengerjakan LKS, (g) Mengkomunikasikan:

Guru mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya. (5) Guru

mengevalusi dan menilai hasil kerja siswa. Sedangkan pada tahap akhir

pembelajaran: (1) guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-

proses keterampilan yang mereka lakukan, (2) guru memotivasi siswa agar

mengulangi pelajarannya di rumah.


43

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan II

Tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Januari 2019

mulai pukul 07.30 – 08.40 WITA, dan diikuti oleh 21 siswa kelas VI SDN 143

Limpotenga. Pembelajaran untuk tindakan siklus I pertemuan II berlangsung selama

70 menit atau 2 jam pelajaran. Pada tahap awal pelaksanaan tindakan pembelajaran

guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) Mengawali

tindakan pembelajaran ini, guru mengucapkan salam, (2) kemudian mengajak siswa

untuk berdoa, (3) guru mengecek kehadiran siswa, (4) setelah itu guru melakukan

apesrsepsi terhadap pembelajaran sebelumnya, (5) guru memberikan motivasi kepada

siswa siswa agar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat, (6)

guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dan (7) guru mengemukakan langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Tanya jawab tentang gejala alam yang

terjadi di Indonesia, (2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta

meminta siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah, (3) Guru

membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang secara

heterogen, (4) Guru membimbing/mengarahkan siswa di dalam kelas baik secara

individual maupun kelompok dalam kegiatan: (a) Observasi : Guru mengarahkan

kelompok siswa untuk mengamati berbagai jenis gejala alam yang terjadi di

Indonesia dari alat peraga yang telah dipersiapkan oleh guru, (b) Menggolongkan:
44

Guru membimbing kelompok siswa untuk menggolongkan faktor penyebab gejala

alam yang terjadi di Indonesia, (c) Menafsirkan (menginterpretasikan): Guru

mengarahkan kelompok siswa mencatat berbagai jenis gejala alam yang terjadi di

Indonesia dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman awal siswa tentang gejala

alam yang terjadi di Indonesia berdasarkan hasil pengamatannya, (d) Meramalkan:

Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan perkiraan tentang manfaat

yang bisa diperoleh dari gejala alam yang terjadi di Indonesia dalam kehidupan

sehari-hari, (e) Menerapkan: Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan

contoh gejala alam yang terjadi di Indonesia sesuai dengan pengalamannya dalam

kehidupan sehari-hari, (f) Merencanakan penelitian/percobaan: Guru membagikan

LKS dan membimbing setiap kelompok dalam mengerjakan LKS, (g)

Mengkomunikasikan: Guru mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil

pekerjaannya. (5) Guru mengevalusi dan menilai hasil kerja siswa.

Sedangkan pada tahap akhir pembelajaran: (1) guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan hasil dari proses-proses keterampilan yang mereka lakukan,

(2) guru memotivasi siswa agar mengulangi pelajarannya di rumah.

c. Observasi

1) Hasil Observasi Tindakan Siklus I Pertemuan 1

Pembelajaran tindakan siklus 1 pertemuan I dilakukan oleh guru terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilakukan, dapat dilaporkan pada tindakan siklus 1

pertemuan I menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan terdapat 4

indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan kurang.


45

Empat butir indikator yang belum dilakukan adalah (1) Guru tidak

membimbing kelompok siswa untuk mengolongkan gejala alam yang terjadi di

Indonesia, (2) Guru tidak mengarahkan kelompok siswa mencatat berbagai jenis

gejala alam yang terjadi di Indonesia dalam bentuk tabel dan menjelaskan

pemahaman awal siswa tentang gejala alam yang terjadi di Indonesia berdasarkan

hasil pengamatannya, (3) Guru tidak mengarahkan kelompok siswa untuk

memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam yang

terjadi di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan (4) Guru tidak mengarahkan

kelompok siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya.

Terhadap aktivitas siswa pada pelaksanaan siklus 1 pertemuan I, pengamat

melaporkan pada tindakan siklus 1 pertemuan I menunjukkan bahwa, dari 7 indikator

yang direncanakan terdapat 4 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik,

sehingga dikategorikan kurang. Empat indikator yang belum dilakukan adalah

(1) Kelompok siswa tidak menggolongkan gejala alam yang terjadi di Indonesia, (2)

Kelompok siswa tidak mencatat berbagai ciri-ciri gejala alam yang terjadi di

Indonesia dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman awal siswa tentang gejala

alam yang terjadi di Indonesia berdasarkan hasil pengamatannya, (3) Kelompok

siswa tidak memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh dari gejala

alam yang terjadi di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan (4) Kelompok siswa

tidak melaporkan hasil pekerjaannya.


46

2) Hasil Observasi Tindakan Siklus I Pertemuan 2

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru terhadap kegiatan

pembeajaran yang dilakukan, dapat dilaporkan pada tindakan siklus I pertemuan 2

menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan terdapat 3 indikator yang

dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan kurang. Tiga butir indikator

yang belum dilakukan adalah (1) Guru tidak mengarahkan kelompok siswa untuk

memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam yang

terjadi di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, (2) Guru tidak mengarahkan

kelompok siswa untuk memberikan memberikan contoh gejala alam yang terjadi di

Indonesia sesuai dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, dan (3) Guru

tidak mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil pekerjaanya.

Terhadap aktivitas siswa pada pelaksanaan siklus I pertemuan 2, pengamat

melaporkan pada tindakan siklus I pertemuan 2 menunjukkan bahwa, dari 7 indikator

yang direncanakan terdapat 3 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik,

sehingga dikategorikan kurang. Tiga indikator yang belum dilakukan adalah

(1) Kelompok siswa tidak memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh

dari gejala alam yang terjadi di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, (2) Kelompok

siswa tidak memberikan contoh gejala alam yang terjadi di Indonesia sesuai dengan

pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, dan (3) Kelompok siswa tidak

melaporkan hasil pekerjaanya.


47

d. Refleksi

Pembelajaran tindakan siklus I pertemuan I dan II difokuskan pada gejala

alam yang terjadi di Indonesia. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan

pendekatan keterampilan proses. Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan

tindakan siklus 1 dilakukan pengamatan, dan tes. Hasil pengamatan, dan tes selama

pelaksanaan tindakan dianalisis dan didiskusikan dengan pengamat sehingga

diperoleh hal-hal sebagai berikut: (1) Penyajian pada tahap presentasi gejala alam

yang terjadi di Indonesia di Indonesia belum berjalan sebagaimana yang telah

direncanakan, (2) Guru belum secara penuh melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran pendekatan keterampilan proses, (3) Guru tidak membimbing

kelompok siswa untuk mengolongkan faktor penyebab gejala alam yang terjadi di

Indonesia, (4) Guru tidak mengarahkan siswa mencatat berbagai ciri-ciri gejala alam

yang terjadi di Indonesia dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman awal

siswa tentang gejala alam yang terjadi di Indonesia berdasarkan hasil pengamatannya,

(5) Guru tidak mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan perkiraan tentang

manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam yang terjadi di Indonesia dalam

kehidupan sehari-hari, (6) Guru tidak mengarahkan kelompok siswa untuk

melaporkan hasil pekerjaannya, (7) Hasil tes tindakan siklus I belum mencapai KKM

yang telah ditentukan. Data tes siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
48

Tabel 4.1 Data Hasil Tes Siklus I

Rentang Frekuensi Bobot Skor % Rata-Rata


Kategori
Nilai I II I II I II I II

Sangat Baik 85-100 6 8 480 690 29 38


Baik 70-84 5 8 375 600 24 38
1.367/21= 65 1.345/18= 76
Cukup 55-69 7 5 350 310 33 24
Kurang 0-54 3 - 162 - 14 -
Jumlah 21 21 1.367 1.600 100% 100% 65 76

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan I untuk kategori

sangat baik dapat dicapai oleh 6 siswa dengan persentase 29 % sedangkan pada

pertemuan II ada 8 orang siswa yang berhasil mencapai kategori sangat baik dengan

persentase sebesar 38%. Kategori baik hanya 5 siswa yang mencapainya atau 24%

dan pada pertemuan II hanya 8 siswa yang mencapainya atau 38%. Kategori cukup

dapat dicapai oleh 7 siswa atau 33% pada pertemuan I dan pada pertemuan II, 5

siswa mencapainya atau 24%. Kategori kurang pada pertemuan I dicapai oleh 3

siswa atau 14% dan pertemuan II sudah tidak ada siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori kurang.

Berdasarkan data pada tabel di atas serta hasil analisis dan refleksi pada

tindakan siklus 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang konsep gejala alam

yang terjadi di Indonesia belum mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditentukan, oleh karena itu pembelajaran dilanjutkan ke siklus 2 untuk memperbaiki

pembelajaran tindakan siklus 1.


49

Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan beberapa penyempurnaan untuk

mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal-hal yang harus dilakukan

peneliti adalah:

1) Guru harus melaksanakan semuan langkah-langkah pendekatan keterampilan

proses.

2) Guru harus membimbing kelompok siswa untuk mengolongkan gejala alam yang

terjadi di Indonesia.

3) Guru harus mengarahkan kelompok siswa mencatat berbagai ciri-ciri gejala

alam yang terjadi di Indonesia dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman

awal siswa tentang gejala alam yang terjadi di Indonesia berdasarkan hasil

pengamatannya.

4) Guru harus mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan perkiraan tentang

manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam yang terjadi di Indonesia dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Guru harus mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil pekerjaanya.

2. Penyajian Data Tindakan Siklus 2

a. Perencanaan

Sama halnya pada tindakan siklus I, pada tindakan siklus II, sebelum guru

melaksanakan pembelajaran, peneliti bersama guru secara kolaboratif kembali

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan


50

keterampilan proses dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi gejala

alam yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara. Rencana pelaksanaan

pembelajaran siklus II pertemuan I dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 83,

sedangkan rencana pelaksanaan pembelajaran pertemuan II siklus I dapat dilihat pada

lampiran 10 halaman 88.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan peneliti bersama guru menetapkan

tujuan pembelajaran siklus II yaitu (1) Siswa dapat membandingkan ciri-ciri gejala

alam di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara, (2) Siswa dapat

menjelaskan perubahan terjadinya gejala alam, dan (3) Siswa dapat menjelaskan

dampak gejala alam bagi masyarakat. Dari beberapa tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan, diharapkan siswa memahami setiap tujuan pembelajaran, sehingga dapat

mencapai hasil yang diinginkan.

Pembelajaran materi Gejala alam yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yakni

mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan

penelitian, dan mengkomunikasikan sehingga setiap kali pertemuan dalam

pembelajaran ketujuh kegiatan tersebut diatas harus dilakukan guru dan siswa.

Melalui beberapa kegiatan pembelajaran tersebut, ditetapkan 7 indikator

pembelajaran yang harus dilaksanakan guru dengan baik yakni (1) guru membimbing

siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi Gejala

alam yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara, (2) guru membimbing siswa untuk

menggolong-golongkan atau mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan


51

informasi awal yang telah ditemukan untuk memecahkan masalah, (3) guru

membimbing siswa untuk mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi

yang terkumpul berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkan

dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa, (4) guru membimbing siswa untuk

meramalkan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan tejadi dari kegiatan

menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi, (5) guru

membimbing siswa untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi

baru, (6) guru membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan

eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap materi Gejala alam

yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara, dan (7) guru membimbing siswa untuk

mengaplikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan serta

membuat laporan.

Indikator kegiatan pembelajaran yang harus diketahui dan dilakukan siswa

sebanyak 7 indikator pembelajaran yaitu (1) siswa mengumpulkan data atau

informasi yang sesuai dengan materi Gejala alam yang terjadi di negara-negara Asia

Tenggara, (2) siswa menggolong-golongkan atau mengklasifikasikan masalah

berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan untuk memecahkan

masalah, (3) siswa mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi yang

terkumpul berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkannya

dengan kenyataan yang ada dilingkungan siswa, (4) siswa meramalkan atau

menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah

dilakukan yaitu berupa pemahaman terhadap materi gejala alam yang terjadi di
52

negara-negara Asia Tenggara, (5) siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari

dalam situasi baru, (6) siswa menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen

untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah, dan (7) siswa

mengaplikasikan pemahamannya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan serta

membuat laporan.

Pada akhir kegiatan pembelajaran guru melakukan tes kepada siswa untuk

mengukur dan mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman siswa, serta hasil

belajar siswa pada pembelajaran tindakan siklus II pertemuan I dan II.

b. Pelaksanaan

1) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan I

Tindakan siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Februari 2019

mulai pukul 07.30 – 08.40 WITA, dan diikuti oleh siswa kelas VI SDN 143

Limpotenga yang berjumlah 21 orang. Pembelajaran untuk tindakan siklus II

pertemuan I berlangsung selama 70 menit atau 2 jam pelajaran. Pada tahap awal

pelaksanaan tindakan pembelajaran guru melakukan langkah-langkah pembelajaran

sebagai berikut: (1) Mengawali tindakan pembelajaran ini, guru mengucapkan salam,

(2) kemudian mengajak siswa untuk berdoa, (3) guru mengecek kehadiran siswa ,

(4) setelah itu guru melakukan apesrsepsi terhadap pembelajaran sebelumnya,

(5) guru memberikan motivasi kepada siswa siswa agar melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan penuh semangat, (6) guru menyampaikan tujuan yang ingin
53

dicapai dan (7) guru mengemukakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

pembelajaran.

Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru melakukan tanya jawab tentang

negara-negara tetangga yang termasuk negara Asia tenggara, (2) Guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal apa yang

belum dimengerti, serta meminta siswa untuk mengemukakan gagasan untuk

memecahkan masalah, (3) Guru membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-

masing terdiri dari 6 orang secara heterogen, (4) Guru membimbing/mengarahkan

siswa di dalam kelas baik secara individual maupun kelompok dalam kegiatan : (a)

Observasi : Guru mengarahkan kelompok siswa untuk mengamati peta negara-negara

tetangga yang termasuk negara Asia Tenggara dari alat peraga yang telah

dipersiapkan oleh guru, (b) Menggolongkan: Guru membimbing kelompok siswa

untuk mengolongkan ciri-ciri gejala alam di Indonesia dengan negara-negara Asia

Tenggara, (c) Menafsirkan (menginterpretasikan): Guru mengarahkan kelompok

siswa mencatat berbagai ciri-ciri gejala alam di Indonesia dengan negara-negara Asia

Tenggara dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman awal siswa tentang ciri-

ciri gejala alam di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara berdasarkan hasil

pengamatannya, (d) Meramalkan: Guru mengarahkan kelompok siswa untuk

memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh dari negara-negara

tetangga yang termasuk negara Asia Tenggara dalam kehidupan sehari-hari, (e)

Menerapkan: Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan contoh negara-


54

negara tetangga yang ciri-ciri gejala alam di Indonesia dengan negara-negara Asia

Tenggara sesuai dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, (f)

Merencanakan penelitian/percobaan: Guru membagikan LKS dan dan membimbing

setiap kelompok dalam mengerjakan LKS, (g) Mengkomunikasikan: Guru

mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya. (5) Guru

mengevalusi dan menilai hasil kerja siswa.

Sedangkan pada tahap akhir pembelajaran: (1) guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan hasil dari proses-proses keterampilan yang mereka lakukan,

(2) guru memotivasi siswa agar mengulangi pelajarannya di rumah.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan II

Tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Februari 2019

mulai pukul 07.30 – 08.40 WITA, dan diikuti oleh 21 siswa kelas VI SDN 143

Limpotenga. Pembelajaran untuk tindakan siklus II pertemuan II berlangsung selama

70 menit atau 2 jam pelajaran. Pada tahap awal pelaksanaan tindakan pembelajaran

guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) Mengawali

tindakan pembelajaran ini, guru mengucapkan salam, (2) kemudian mengajak siswa

untuk berdoa, (3) guru mengecek kehadiran siswa ,(4) setelah itu guru melakukan

apesrsepsi terhadap pembelajaran sebelumnya, (5) guru memberikan motivasi kepada

siswa siswa agar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat, (6)

guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dan (7) guru mengemukakan langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran.


55

Pada tahap kegiatan inti pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru melakukan tanya jawab tentang

perubahan terjadinya gejala alam, (2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta

meminta siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah, (3) Guru

membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang secara

heterogen, (4) Guru membimbing/mengarahkan siswa di dalam kelas baik secara

individual maupun kelompok dalam kegiatan : (a) Observasi :Guru mengarahkan

kelompok siswa untuk mengamati berbagai perubahan terjadinya gejala alam dari alat

peraga yang telah dipersiapkan oleh guru, (b) Menggolongkan: Guru membimbing

kelompok siswa untuk mengolongkan dampak gejala alam bagi masyarakat, (c)

Menafsirkan (menginterpretasikan): Guru mengarahkan kelompok siswa mencatat

berbagai dampak gejala alam bagi masyarakat dalam bentuk tabel dan menjelaskan

pemahaman awal siswa tentang dampak gejala alam bagi masyarakat berdasarkan

hasil pengamatannya, (d) Meramalkan: Guru mengarahkan kelompok siswa untuk

memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh dampak gejala alam bagi

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, (e) Menerapkan: Guru mengarahkan

kelompok siswa untuk memberikan contoh dampak gejala alam bagi masyarakat

sesuai dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, (f) Merencanakan

penelitian/percobaan: Guru membagikan LKS dan dan membimbing setiap kelompok

dalam mengerjakan LKS, (g) Mengkomunikasikan: Guru mengarahkan kelompok


56

siswa untuk melaporkan hasil pekerjaanya. (5) Guru mengevalusi dan menilai hasil

kerja siswa.

Sedangkan pada tahap akhir pembelajaran: (1) guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan hasil dari proses-proses keterampilan yang mereka lakukan,

(2) guru memotivasi siswa agar mengulangi pelajarannya di rumah.

c. Observasi

1) Hasil Observasi Tindakan Siklus II Pertemuan 1

Pembelajaran tindakan siklus II pertemuan I, Berdasarkan pengamatan yang

dilakukan oleh guru terhadap kegiatan pembelajaran, melaporkan pada tindakan

siklus II pertemuan I menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan

terdapat 5 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dikategorikan

baik. Dua butir indikator yang belum dilakukan adalah (1) Guru tidak mengarahkan

kelompok siswa untuk memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh

dari dampak gejala alam bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dan (2) Guru

tidak mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya.

Terhadap aktivitas siswa pada pelaksanaan siklus II pertemuan I, pengamat

melaporkan pada tindakan siklus II pertemuan I menunjukkan bahwa, dari 7 indikator

yang direncanakan terdapat 5 indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik,

sehingga dikategorikan baik. Dua indikator yang belum dilakukan adalah

(1) Kelompok siswa tidak memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh

dari dampak gejala alam bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dan (2)

Kelompok siswa tidak melaporkan hasil pekerjaannya.


57

2) Hasil Observasi Tindakan Siklus II Pertemuan 2

Sama halnya pada pembelajaran tindakan siklus II pertemuan 1, pembelajaran

tindakan siklus II pertemuan yang dilakukan oleh guru terhadap kegiatan

pembelajaran, pengamat melaporkan pada tindakan siklus II pertemuan 2

menunjukkan bahwa, dari 7 indikator yang direncanakan semuanya dilaksanakan

dengan baik, sehingga dikategorikan sangat baik.

Terhadap aktivitas siswa pada pelaksanaan siklus II pertemuan 2, pengamat

melaporkan pada tindakan siklus II pertemuan 2 menunjukkan bahwa, dari 7

indikator yang direncanakan semuan indikator dapat dilaksanakan dengan baik,

sehingga dikategorikan sangat baik.

d. Refleksi

Pembelajaran tindakan siklus II pertemuan I dan II difokuskan pada ciri-ciri

gejala alam di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara. Pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses. Untuk

memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pengamatan, dan

tes. Hasil pengamatan, dan tes selama pelaksanaan tindakan dianalisis dan

didiskusikan dengan pengamat sehingga diperoleh hal-hal sebagai berikut: (1)

Penyajian pada tahap presentasi gejala alam di Indonesia dengan negara-negara Asia

Tenggara telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan, (2) Guru telah secara

penuh melaksanakan langkah-langkah pembelajaran pendekatan keterampilan proses,

(3) Guru telah membimbing kelompok siswa untuk menggolongkan gejala alam di

Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara, (4) Guru telah mengarahkan


58

kelompok siswa mencatat berbagai jenis gejala alam di Indonesia dengan negara-

negara Asia Tenggara dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman awal siswa

tentang gejala alam di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara berdasarkan

hasil pengamatannya, (5) Guru telah mengarahkan kelompok siswa untuk

memberikan perkiraan tentang manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam di

Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara dalam kehidupan sehari-hari, (6)

Guru telah mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil pekerjaannya, (7)

Hasil tes tindakan siklus II telah mencapai KKM yang telah ditentukan. Data tes

siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Data Hasil Tes Siklus II

Rentan Frekuensi Bobot Skor % Rata-Rata


Kategori
g Nilai I II I II I II I II

Sangat Baik 85-100 9 10 765 900 42 48


Baik 70-84 9 11 720 880 42 52
1.650/21= 79 1.780/21= 85
Cukup 55-69 3 - 165 - 16 -
Kurang 0-54 - - - - - -
Jumlah 21 21 1.650 1.780 100% 100% 76 85

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk kategori sangat baik pada

pertemuan I dapat diperoleh sebanyak 9 siswa atau dengan persentase sebesar 42%

dan pada pertemuan II untuk kategori sangat baik ada 10 siswa yang mencapainya

atau 48%. Kategori baik dapat dicapai oleh 9 siswa atau 42% pada pertemuan I dan

pertemuan II sebanyak 11 siswa yang dapat mencapainya atau 52%. Kategori cukup

dicapai hanya 3 siswa atau 16% pada pertemuan I dan pada pertemuan II Tidak ada
59

lagi siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori cukup. Sedangkan untuk kategori

kurang pada siklus 2 ini tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori

kurang. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada tindakan siklus II menunjukkan

bahwa pemahaman konsep siswa tentang konsep gejala alam di Indonesia dengan

negara-negara Asia Tenggara telah mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditentukan yaitu jumlah siswa yang mendapatkan nilai dengan standar KKM 70 telah

mencapai diatas 100%.

Berdasarkan data pada tabel di atas serta hasil analisis dan refleksi pada

tindakan siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang konsep gejala alam

di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara telah mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditentukan, oleh karena itu pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses pada materi Gejala alam yang terjadi

di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara dianggap telah berhasil.


60

B. Pembahasan

Hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar siswa pada materi Gejala

alam yang terjadi di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara dari siklus ke

siklus dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yaitu mengamati,

menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian,

dan mengkomunikasikan mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tindakan siklus I pertemuan I, pembelajaran dengan materi gejala alam

yang terjadi di Indonesia belum mencapai hasil yang direncanakan. Guru belum

mampu melaksanakan pembelajaran secara optimal, ini dikarenakan guru dalam

menerapkan pembelajaran belum sepenuhnya mengaplikasikan langkah-langkah

pendekatan ketarampilan proses dalam pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan

ada 4 indikator pembelajaran yang belum dilaksanakan oleh guru dan siswa. Hal

tersebut berdampak pada siswa dalam memahami materi belum sesuai dengan yang

diharapkan, sebagaimana dilihat pada setiap siswa dalam mengemukakan jawabannya

dari soal yang diberikan secara tulisan, belum sesuai dengan kriteria keberhasilan

yang ditetapkan peneliti memperoleh kriteria keberhasilan 55% dengan nilai paling

rendah 54. Pada tindakan siklus 1 pertemuan I tingkat hasil belajar siswa dalam

mengemukakan jawaban secara tulisan yang ada pada tes hasil belajar secara klasikal

mencapai rata-rata 57, ketuntasan belajar 53% dan ketidaktuntasannya adalah 47%.

Pada tindakan siklus I pertemuan II, proses pembelajaran juga belum

mencapai hasil yang optimal karena rencana pembelajaran masih belum sepenuhnya

dilaksanakan dengan baik oleh guru. Berdasarkan hasil obesrvasi pengamat tercatat
61

bahwa masih ada 3 indikator pembelajaran yang belum dilaksanakan oleh guru dan

siswa. Tentunya keadaan tersebut juga berpengaruh terhadap peningkatan hasil

belajar siswa. Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu

pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara

aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Data hasil formatif II siklus

I menunjukkan bahwa secara klasikal tingkat penguasaan siswa rata-rata mencapai

76, ketuntasan belajar 76% dan persen ketidaktuntasannya adalah 24%. Data hasil

belajar siswa belum pada pertemuan II siklus I belum sesuai dengan indikator

keberhasilan.

Pada tindakan siklus II pertemuan I, proses kegiatan belajar mengajar telah

mengalami kemajuan namun dalam pelaksanaannya masih terdapat 2 indikator

pembelajaran pendekatan keterampilan proses yang belum terlaksana. Hal ini

tentunya masih membutuhkan perbaikan. Kekurangan tersebut juga berindikasi

terhadap hasil belajar siswa yang belum maksimal. Pada pertemuan I siklus II, hasil

belajar siswa mencapai rata-rata 76, ketuntasan belajar 84% dan persen

ketidaktuntasannya adalah 16%.

Pada tindakan siklus II pertemuan II, keberhasilan sudah mencapai target yang

diinginkan karena pada kegiatan pembelajaran gejala alam di Indonesia dengan

negara-negara Asia Tenggara, guru dan siswa sudah mampu melaksanakan semuan

indikator-indikator keterampilan proses dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa

siswa telah memahami betul langkah-langkah pembelajaran pendekatan keterampilan

proses.
62

Tindakan siklus II Pertemuan II ini, tingkat hasil belajar siswa secara tulisan

yang ada pada tes formatif II siklus II secara klasikal mencapai rata-rata 82,

ketuntasan 100% sedangkan ketidaktuntasan 0%. Berdasarkan data hasil belajar

siklus II pertemuan II, maka penelitian meningkatakan hasil belajar siswa kelas VI

SDN 143 Limpotenga telah berhasil.


63 64

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus di kelas

VI SDN 143 Limpotenga dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan

keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hasil penelitian

menunjukkan dengan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil

belajar IPS, baik dari aktivitas mengajar guru maupun aktivitas belajar siswa, dimana

pada siklus I menunjukkan belum mencapai hasil pembelajaran secara optimal atau

ketuntasan belajar siswa berada dalam kategori cukup sedangkan pada siklus II

mengalami peningkatan berada dalam kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan diatas maka disarankan

sebagai berikut :

1. Guru sekolah dasar perlu menerapkan pendekatan keterampilan proses sebagai

salah satu alternatif dalam upaya peningkatan hasil belajar IPS di Sekolah Dasar.

2. Bagi lembaga pendidikan lainnya yang tertarik untuk menerapkan bentuk

pembelajaran ini, perlu memperhatikan dan menelaah kegiatan-kegiatan dalam

tahapan pembelajaran keterampilan proses dengan baik sehingga tujuan yang ingin

dicapai dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.


64

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2014. Pembelajaran IPS Di Tingkat Sekolah Dasar.


(http://Achmad.blogspot.com/2008/04/pembelajaranIPS.html, diakses 15
Januari 2017).

Darmadji, 2014. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kemampuan Guru Mengelola


Pembelajaran dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran IPS Siswa Kelas VI SDN Wotsogo 01 Kecamatan Jatirogo
Kabupaten Tuban. Tesis tidak dipublikasikan. Malang: PPS Kanjuruhan.

Mappasoro. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: FIP UNM.

Mulyasa, 2013. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: Rosdakarya.

Muslich, M. 2014. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.


Jakarta: Bumi Aksara.

Poerwadarminta. 2013. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjana, N. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Tiro, M.A. 2013. Menulis Karya Ilmiah untuk Pengembangan Profesi Guru.
Makassar: Andira Publisher.
64
66

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I
Pertemuan 1

Sekolah : SDN 143 Limpotenga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VI / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
2. Gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya
B. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara
tetangga.
C. Indikator :
o siswa dapat menunjukkan gejala alam yang terjadi di Indonesia pada peta,
o siswa dapat menyebutkan gejala alam yang terjadi di Indonesia
o siswa dapat menjelaskan penyebab gejala alam yang terjadi di Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat :
o menunjukkan gejala alam yang terjadi di Indonesia pada peta,
o menyebutkan gejala alam yang terjadi di Indonesia
o menjelaskan penyebab gejala alam yang terjadi di Indonesia
E. Materi Pokok :
o Gejala alam yang terjadi di Indonesia
o Gejala alam yang terjadi karena faktor dari alam
• Gempa bumi adalah gejala alam yang terjadi berupa goncangan
pergerakan lapisan kerak bumi secara tiba-tiba yang ditimbulkan
oleh tenaga dari dalam bumi
67

• Tsunami adalah gelombang laut dengan kecepatan tinggi yang


ditimbulkan oleh adanya gangguang yang bersifat tiba-tiba dari
dasar laut
• Gunung meletus adalah aktivitas gunung apai yang mengeluarkan
material berupa bahan padat, cair, dan gas yang ada di dalam perut
bumi ke permukaan bumi
• Banjir adalah genangan air yang mengalir sangat deras dengan
ketinggian mebihi tingkat normal
• Badai adalah angin ribut yang berpusat dan bergerak sangat cepat
mengelilingi suatu pusat yang sumbernya berada di daerah tropis
• Angin jatuh adalah angin yang berembus ke atas puncak
pegunungan dengan suhu yang teru berkurang kemudian
berembus turun ke lereng gunung dengan suhu kembali naik
o Penyebab gejala alam yang terjadi di Indonesia
• Faktor dari alam
• Faktor dari manusia
F. Metode Pembelajaran :
a. Diskusi
b. Pendekatan Keterampilan proses
c. Tanya Jawab
d. Penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
o Megucapkan salam
o Berdoa
o Mengecek Kehadiran siswa
o Apersepasi terhadap pembelajaran sebelumnya
68

o Guru motivasi siswa agar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan


penuh semangat
o Menjelaskan tujuan pembelajaran
o Guru mengemukakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran
2 Kegiatan Inti
a. Tanya jawab tentang gejala alam yang sering terjadi di Indonesia.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta meminta
siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah.
c. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6
orang secara heterogen
d. Guru membimbing/mengarahkan siswa di dalam kelas baik secara
individual maupun kelompok dalam kegiatan :
1) Observasi
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk mengamati gambar gejala
alam yang terjadi di Indonesia dari alat peraga yang telah dipersiapkan
oleh guru.
2) Menggolongkan
Guru membimbing kelompok siswa untuk mengolongkan faktor
penyebab gejala alam yang terjadi di Indonesia
3) Menafsirkan (menginterpretasikan)
Guru mengarahkan kelompok siswa mencatat gejala alam yang terjadi
di Indonesia dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman awal
siswa tentang gejala alam yang terjadi di Indonesia berdasarkan hasil
pengamatannya
4) Meramalkan
69

Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan perkiraan


tentang manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam yang terjadi di
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
5) Menerapkan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan contoh gejala
alam yang terjadi di Indonesia sesuai dengan pengalamannya dalam
kehidupan sehari-hari.
6) Merencanakan penelitian/percobaan
Guru membagikan LKS dan membimbing setiap kelompok dalam
mengerjakan LKS.
7) Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil
pekerjaannya.
e. Guru mengevalusi dan menilai hasil kerja siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses
keterampilan yang mereka lakukan.
b. Memotivasi siswa agar mengulangi pelajarannya di rumah.

H. Sumber Belajar :
o Buku IPS Kelas VI.
o Lembar Kerja Siswa (LKS)
70

I. Penilaian Hasil Belajar :


o Tes tertulis

Mengetahui, Limpotenga , 16 Januari 2019


Kepala Sekolah, Guru
71

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I
Pertemuan 2

Sekolah : SDN 143 Limpotenga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VI / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
2. Gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya
B. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara
tetangga.
C. Indikator :
o siswa dapat menunjukkan gejala alam yang terjadi di Indonesia pada peta,
o siswa dapat menyebutkan gejala alam yang terjadi di Indonesia
o siswa dapat menjelaskan penyebab gejala alam yang terjadi di Indonesia
E. Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat :
o menunjukkan gejala alam yang terjadi di Indonesia pada peta,
o menyebutkan gejala alam yang terjadi di Indonesia
o menjelaskan penyebab gejala alam yang terjadi di Indonesia
F. Materi Pokok :
o Gejala alam yang terjadi di Indonesia
o Gejala alam yang terjadi karena faktor dari alam
72

• Gempa bumi adalah gejala alam yang terjadi berupa goncangan


pergerakan lapisan kerak bumi secara tiba-tiba yang ditimbulkan
oleh tenaga dari dalam bumi
• Tsunami adalah gelombang laut dengan kecepatan tinggi yang
ditimbulkan oleh adanya gangguang yang bersifat tiba-tiba dari
dasar laut
• Gunung meletus adalah aktivitas gunung apai yang mengeluarkan
material berupa bahan padat, cair, dan gas yang ada di dalam perut
bumi ke permukaan bumi
• Banjir adalah genangan air yang mengalir sangat deras dengan
ketinggian mebihi tingkat normal
• Badai adalah angin ribut yang berpusat dan bergerak sangat cepat
mengelilingi suatu pusat yang sumbernya berada di daerah tropis
• Angin jatuh adalah angin yang berembus ke atas puncak
pegunungan dengan suhu yang teru berkurang kemudian
berembus turun ke lereng gunung dengan suhu kembali naik
o Penyebab gejala alam yang terjadi di Indonesia
• Faktor dari alam
• Faktor dari manusia
G. Metode Pembelajaran :
a. Diskusi
b. Pendekatan Keterampilan proses
c. Tanya Jawab
d. Penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Megucapkan salam
b. Berdoa
73

c. Mengecek Kehadiran siswa


d. Apersepasi terhadap pembelajaran sebelumnya
e. Guru motivasi siswa agar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
penuh semangat
f. Menjelaskan tujuan pembelajaran
g. Guru mengemukakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran
3 Kegiatan Inti
a. Tanya jawab tentang gejala alam yang sering terjadi di Indonesia.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta meminta
siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah.
c. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari
6 orang secara heterogen
d. Guru membimbing/mengarahkan siswa di dalam kelas baik secara
individual maupun kelompok dalam kegiatan :
1) Observasi
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk mengamati gambar gejala
alam yang terjadi di Indonesia dari alat peraga yang telah dipersiapkan
oleh guru.
2) Menggolongkan
Guru membimbing kelompok siswa untuk mengolongkan faktor
penyebab gejala alam yang terjadi di Indonesia
3) Menafsirkan (menginterpretasikan)
Guru mengarahkan kelompok siswa mencatat gejala alam yang terjadi
di Indonesia dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman awal
siswa tentang gejala alam yang terjadi di Indonesia berdasarkan hasil
pengamatannya
74

4) Meramalkan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan perkiraan
tentang manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam yang terjadi di
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
5) Menerapkan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan contoh gejala
alam yang terjadi di Indonesia sesuai dengan pengalamannya dalam
kehidupan sehari-hari.
6) Merencanakan penelitian/percobaan
Guru membagikan LKS dan membimbing setiap kelompok dalam
mengerjakan LKS.
7) Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil
pekerjaannya.
8) Guru mengevalusi dan menilai hasil kerja siswa.
4. Kegiatan Akhir
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses
keterampilan yang mereka lakukan.
b. Memotivasi siswa agar mengulangi pelajarannya di rumah.

I. Sumber Belajar :
a. Buku IPS Kelas VI.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
75

J. Penilaian Hasil Belajar :


a. Tes tertulis

Mengetahui, Limpotenga , 23 Januari 2019


Kepala Sekolah, Guru

Hj.ROSMINI,S.Pd., MM ELIYASMAN, S.Pd.


NIP. 19701231 199203 2 026 NIP. 19740208 200604 2 022
76
77
78

Lampiran 5

Tes Formatif Siklus I Pertemuan I

Nama :
Kelas : VI (Enam)

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.

1. Jelaskan pengertian gejala alam!

2. Tuliskan 4 gejala alam yang terjadi di Indonesia!

3. Jelaskan apa yang di maksud dengan gempa bumi!

4. Tuliskan 2 contoh gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia!

5. Tuliskan perbedaan banjir dan tsunami!

Jawaban :
79

Lampiran 6

Kunci Jawaban Tes Formatif

Siklus I Pertemuan I

1. Pengertian gejala alam


Adalah peristiwa yang terjadi karena pengaruh yang ditimbulkan oleh alam itu
sendiri
2. Contoh gejala alam
• Gempa bumi
• Banjir
• Badai
• Tsunami
3. Gempa bumi adalah gejala alam yang terjadi berupa goncangan pergerakan lapisan
kerak bumi secara tiba-tiba yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam bumi
4. Gempa tektonik dan gempa vulkanik
5. Tsunami adalah gelombang laut dengan kecepatan tinggi yang ditimbulkan oleh
adanya gangguang yang bersifat tiba-tiba dari dasar laut sedangkan banjir adalah
genangan air yang mengalir sangat deras dengan ketinggian mebihi tingkat normal
80

Lampiran 7

Tes Formatif Siklus I Pertemuan II

Nama :
Kelas : VI (Enam)

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.

1. Tuliskan 3 perilaku manusia yang dapat menyebabkab banjir !

2. Jelaskan kerusakan yang diakibatkan oleh adanya letusan gunung api

3. Mengapa wilayah Indonesia rawan gempa?

4. Jelaskan faktor-faktor penyebab kebakaran hutan!

5. Bagaimanakah proses pergantian musim di Indonesia?

Jawaban :
81

Lampiran 8

Kunci Jawaban Tes Formatif

Siklus I Pertemuan II

1. Perilaku manusia yang menyebabkan banjir

a. Penggundulan hutan

b. Membuang sampah di sungai

c. Membuat permukiman di daerah bantaran sungai

2. Kerusakan yang diakibatkan oleh letusan gunung api sebagai berikut :

• Hujan abu dapat merusak tanaman pertanian, mengubur permukiman,

mengganggu pernapasan, dan menyebabkan pedih di mata

• Banjir lahar panas maupun lahar dingin dapat merusak daerah yang

dilewatinya

• Awan panas dapat menyebabkan kebakaran hutan

3. Wilayah Indonesia rawan karena terletak di antara pertemuan tida lempeng .

tektonik, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.

4. Penyebab kebakaran hutan kerena faktor alami dan sebagian besar karena ulah

manusia. Penyebab alami kebakaran hutan, yaitu kandungan batu bara di lapisan

tanah yang menyulut api terutama pada musim kering. Selain itu, gesekan dahan

pohon yang mengering pada musim kemarau dapat menyulut api. Sementara itu, ulah

manusia yang memicu kebakaran hutan adalah pembukaan lahan dengan membakar

hutan.
82

5. Indonesia mengalami dua kali pergantian musim, yaitu musim kemarau di

Indonesia dan hujan. Musim kemarau di Indonesia terjadi akibat bertiupnya angin

musim tenggara ( angin muson timur ). Angin ini berasal dari benua Australia yang

kering. Angin yang bertiup dari benua Australia tidak banyak membawa uap air dari

laut yang dilaluinya. Musim kemarau di Indonesia berlangsung pada bulan april-

oktober. Musim hujan di Indonesia terjadi ketika bertiup angin barat laut. Angin ini

banyak membawa uap air dari samudra Hindia. Musim hujan di Indonesia pada

umumnya terjadi pada bula oktober-april. Bulan-bulan musim hujan maupun kemarau

sering bergeser. Hal ini disebabkan perubahan suhu permukaan di lautan pasifik.
83

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II
Pertemuan 1

Sekolah : SDN 143 Limpotenga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VI / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
2. Peristiwa alam yang terjadi Indonesia dan sekitarnya.
B. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara
tetangga.
C. Indikator :
1. Membandingkan ciri-ciri gejala alam di Indonesia negara-negara tetangga
2. Menjelaskan perubahan terjadinya peristiwa-peristiwa alam
3. Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi masyarakat
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat :
1. Membandingkan ciri-ciri gejala alam di Indonesia negara-negara tetangga
2. Menjelaskan perubahan terjadinya peristiwa-peristiwa alam
3. Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi masyarakat
E. Materi Pokok :
a. Ciri-ciri gejala alam
1. Gempa dan Tsunami
Jalur lempeng tektonik yang melewati kawasan Asia Tenggara ternyata
tidak hanya berdampak bagi Indonesia. Kondisi ini menyebabkan negara
tetangga juga rawan gempa
2. Banjir
84

Banjir merupakan salah satu peritiwa alam yang melanda Asia Tenggara.
Hal ini karena kawasan Asia Tenggara beriklim tropis dengan curah hujan
yang tinggi sepanjang tahun
3. Badai dan topan
Badai dan topan merupakan kondisi cuaca yang buruk ditandai dengan
tiupan angin yang kencang
4. Tanah lonsor yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga
lainnya. Hal ini di pengaruhi oleh tingkat kemiringan lereng, curah hujan,
dan tutupan vegetasi
5. Letusan gunung api
Sepanjang tepian Samudra Pasifik terdapat jalur gunung api. Jalur yang
merupai tapal kuda membentang sepanjang 40.000 kilometer.
6. La Nina dan El Nino
La Nina dan El Nino merupakan bentuk gejala penyimpangan iklim. La
Nino adalah proses mendinginnya suhu permukaan laut di bawah rata-rata
pada kawasan Paifik Timur dan Tengah di sekitar Khatulistiwa.
Sementara El Nino adalah gejala menghangatnya temperatur permukaan
air laut di atas rata-rata pada kawasan Pasifik Timur dan tengah.
b. Dampak gejala alam bagi masyarakat
o Proses vulkanisme pada gunung api bermanfaat bagi lahan pertanian
karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi
subur
o Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang yang sangat
kaya misalnya emas,intan, marmer, besi, timah serta bahan bangunan.
c. Upaya penanggulangan dampak negatif gejala alam
A. Tidak menjadikan lereng terjal sebagai lahan pertanian
B. Tidak mendirikan lokasi pemukiman di daerah rawan lonsor
C. Mendirikan bangunan yang kokoh
85

D. Bila tinggal di daerah dekat gunung api, sebaiknya mengikuti informasi


yang diberikan oleh pemerintah setempatmengenai kejadian gempa
E. Bila tinggal di daerah pesisir pantai, buatlah perumahan sejauh 2 km
dari bibir pantai
F. Lestarikan hutan mangrove yang terdapat di pinggir pantai.
F. Metode Pembelajaran :
a. Diskusi
b. Pendekatan Keterampilan proses
c. Tanya Jawab
d. Penugasan

G. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Megucapkan salam
b. Berdoa
c. Mengecek Kehadiran siswa
d. Apersepasi terhadap pembelajaran sebelumnya
e. Guru motivasi siswa agar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
penuh semangat
f. Menjelaskan tujuan pembelajaran
g. Guru mengemukakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Tanya jawab tentang ciri-ciri gejala alam di Indonesia dengan negara-
negara Asia Tenggara.
b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan
pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta meminta
siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah.
86

c. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6


orang secara heterogen
d. Guru membimbing/mengarahkan siswa di dalam kelas baik secara
individual maupun kelompok dalam kegiatan :
1) Observasi
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk mengamati berbagai jenis
gejala alam di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara dari alat
peraga yang telah dipersiapkan oleh guru.
2) Menggolongkan
Guru membimbing kelompok siswa untuk mengolongkan kerajaan
Islam di Indonesia.
3) Menafsirkan (menginterpretasikan)
Guru mengarahkan kelompok siswa mencatat berbagai jenis kerajaan
Islam di Indonesia dalam bentuk tabel dan menjelaskan pemahaman
awal siswa tentang gejala alam di Indonesia dengan negara-negara
Asia Tenggara berdasarkan hasil pengamatannya
4) Meramalkan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan perkiraan
tentang manfaat yang bisa diperoleh dari gejala alam di Indonesia
dengan negara-negara Asia Tenggara dalam kehidupan sehari-hari.
5) Menerapkan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan contoh gejala
alam di Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara sesuai dengan
pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.
6) Merencanakan penelitian/percobaan
Guru membagikan LKS dan membimbing setiap kelompok dalam
mengerjakan LKS.
87

7) Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil
pekerjaannya.
e. Guru mengevalusi dan menilai hasil kerja siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses
keterampilan yang mereka lakukan.
b. Memotivasi siswa agar mengulangi pelajarannya di rumah.
H. Sumber Belajar :
a. Buku IPS Kelas VI.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
I. Penilaian Hasil Belajar :
a. Tes tertulis

Mengetahui, Limpotenga , 13 Februari 2019


Kepala Sekolah, Guru

Hj.ROSMINI,S.Pd., MM ELIYASMAN, S.Pd.


NIP. 19701231 199203 2 026 NIP. 19740208 200604 2 022
88

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II
Pertemuan 2

Sekolah : SDN 143 Limpotenga


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VI / II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
2. Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya
B. Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikan gejala alam yang terjadi di Indonesia dengan negara-negarA
tetangga
C. Indikator :
• Membandingkan ciri-ciri gejala alam di Indonesia negara-negara tetangga
• Menjelaskan perubahan terjadinya peristiwa-peristiwa alam
• Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi masyarakat
D. Tujuan Pembelajaran :
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat :
• Membandingkan ciri-ciri gejala alam di Indonesia negara-negara tetangga
• Menjelaskan perubahan terjadinya peristiwa-peristiwa alam
• Menjelaskan dampak peristiwa alam bagi masyaraka

E. Materi Pokok :
d. Ciri-ciri gejala alam
1. Gempa dan Tsunami
89

Jalur lempeng tektonik yang melewati kawasan Asia Tenggara ternyata


tidak hanya berdampak bagi Indonesia. Kondisi ini menyebabkan negara
tetangga juga rawan gempa
2. Banjir
Banjir merupakan salah satu peritiwa alam yang melanda Asia Tenggara.
Hal ini karena kawasan Asia Tenggara beriklim tropis dengan curah hujan
yang tinggi sepanjang tahun
3. Badai dan topan
Badai dan topan merupakan kondisi cuaca yang buruk ditandai dengan
tiupan angin yang kencang
4. Tanah lonsor yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga
lainnya. Hal ini di pengaruhi oleh tingkat kemiringan lereng, curah hujan,
dan tutupan vegetasi
5. Letusan gunung api
Sepanjang tepian Samudra Pasifik terdapat jalur gunung api. Jalur yang
merupai tapal kuda membentang sepanjang 40.000 kilometer.
6. La Nina dan El Nino
La Nina dan El Nino merupakan bentuk gejala penyimpangan iklim. La
Nino adalah proses mendinginnya suhu permukaan laut di bawah rata-rata
pada kawasan Paifik Timur dan Tengah di sekitar Khatulistiwa.
Sementara El Nino adalah gejala menghangatnya temperatur permukaan
air laut di atas rata-rata pada kawasan Pasifik Timur dan tengah.
e. Dampak gejala alam bagi masyarakat
o Proses vulkanisme pada gunung api bermanfaat bagi lahan pertanian
karena abu vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah menjadi
subur
o Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang yang sangat
kaya misalnya emas,intan, marmer, besi, timah serta bahan bangunan.
90

f. Upaya penanggulangan dampak negatif gejala alam


A. Tidak menjadikan lereng terjal sebagai lahan pertanian
B. Tidak mendirikan lokasi pemukiman di daerah rawan lonsor
C. Mendirikan bangunan yang kokoh
D. Bila tinggal di daerah dekat gunung api, sebaiknya mengikuti informasi
yang diberikan oleh pemerintah setempatmengenai kejadian gempa
E. Bila tinggal di daerah pesisir pantai, buatlah perumahan sejauh 2 km
dari bibir pantai
F. Lestarikan hutan mangrove yang terdapat di pinggir pantai.

F. Metode Pembelajaran :
a. Diskusi
b. Pendekatan Keterampilan proses
c. Tanya Jawab
d. Penugasan
G. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal
a. Megucapkan salam
b. Berdoa
c. Mengecek Kehadiran siswa
d. Apersepasi terhadap pembelajaran sebelumnya
e. Guru motivasi siswa agar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
penuh semangat
f. Menjelaskan tujuan pembelajaran
g. Guru mengemukakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Tanya jawab tentang pengaruh terjadinya gejala alam.
91

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan


pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta meminta
siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah.
c. Guru membagi siswa dalam 3 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6
orang secara heterogen
d. Guru membimbing/mengarahkan siswa di dalam kelas baik secara
individual maupun kelompok dalam kegiatan :
1) Observasi
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk mengamati berbagai dampak
peristiwa alam bagi masyarakat dari alat peraga yang telah dipersiapkan
oleh guru.
2) Menggolongkan
Guru membimbing kelompok siswa untuk mengolongkan dampak
peristiwa alam bagi masyarakat.
3) Menafsirkan (menginterpretasikan)
Guru mengarahkan kelompok siswa mencatat berbagai jenis dampak
peristiwa alam bagi masyarakat dalam bentuk tabel dan menjelaskan
pemahaman awal siswa tentang dampak peristiwa alam bagi masyarakat
berdasarkan hasil pengamatannya.
4) Meramalkan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan perkiraan
tentang manfaat yang bisa diperoleh dari dampak peristiwa alam bagi
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
5) Menerapkan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk memberikan contoh dampak
peristiwa alam bagi masyarakat sesuai dengan pengalamannya dalam
kehidupan sehari-hari.
6) Merencanakan penelitian/percobaan
92

Guru membagikan LKS dan membimbing setiap kelompok dalam


mengerjakan LKS.
7) Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan kelompok siswa untuk melaporkan hasil
pekerjaannya.
e. Guru mengevalusi dan menilai hasil kerja siswa.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses
keterampilan yang mereka lakukan.
b. Memotivasi siswa agar mengulangi pelajarannya di rumah.
H. Sumber Belajar :
a. Buku IPS Kelas V.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
I. Penilaian Hasil Belajar :
a. Tes tertulis

Mengetahui, Limpotenga , 20 Februari 2019


Kepala Sekolah, Guru

Hj.ROSMINI,S.Pd., MM ELIYASMAN, S.Pd.


NIP. 19701231 199203 2 026 NIP. 19740208 200604 2 022
93
94
95

Lampiran 13

Tes Formatif Siklus II Pertemuan I

Nama :
Kelas : VI (Enam)

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.

1. Tuliskan 3 gejala alam yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara!

2. Mengapa Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara rawan gempa?

3. Mengapa negara di Asia Tenggara rawan banjir dan tanah longsor?

4. Apakah perbedaan La Nina dan El Nino?

5. Jelaskan gejala alam yang paling sering terjadi di Filipina!


96

Lampiran 14

Kunci Jawaban Tes Formatif

Siklus II Pertemuan I

1. Gejala alam yang sering terjadi di negara Asia Tenggara


• Gempa
• Badai Tropis
• La Nina dan El Nino
2. Indonesia dan beberapa negara Asia Tenggara rawan gempa karena wilayahnya
dilalui jalur pertemuan lempeng tektonik yang aktif. Pada jalur lempeng
tektonik inilah terdapat banyak patahan. Ketika lempeng- lempeng ini bergerak,
getarannya dapat dirasakan sebagai gempa
3. Negara Asia Tenggara rawan banjir dan tanah longsor karena faktor curah
hujan yang tinggi, relief bergunung atau berbukit, dan tanah mengandung
lempung dan labil
4. La Nino adalah proses mendinginnya suhu permukaan laut di bawah rata-rata
pada kawasan Paifik Timur dan Tengah di sekitar Khatulistiwa. Sedangkan El
Nino adalah gejala menghangatnya temperatur permukaan air laut di atas rata-
rata pada kawasan Pasifik Timur dan tengah
5. Gejala alam yang sering terjadi di Filipina adalah peristiwa gunung meletus dan
badai tropis. Gunung yang sering meletus bernama gunung Mayon dan Parker.
Badai tropis di Filipina pada umumnya terjadi pada bulan September hingga
November.
97

Lampiran 15

Tes Formatif Siklus II Pertemuan 2

Nama :
Kelas : VI (Enam)

Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.

1. Indonesia dan negara tetangganya termasuk negara yang subur. Mengapa

persamaan ini bisa terjadi?

2. Apakah dampak terjadinya La Nina bagi negara-negara kawasan Asia tenggara?

3. Tuliskan gejala alam yang merugikan masyarakat dan yang tidak merugikan

masyarakat!

4. tuliskan 3 dampak positif dari terjadinya letusan gunung api!

5. Tuliskan 3 Upaya penanggulangan dampak negatif gejala alam!


98

Lampiran 16

Kunci Jawaban Tes Formatif

Siklus II Pertemuan II

1. Indonesiadan negara tetangganya memiliki kesamaan terdapat banyak gunung


api. Kondisi ini karena wilayahnya dilalui oleh jalur gunung api. Material yang
dikeluarkan oleh gunung api dapat menyuburkan tanah
2. La Nina adalah bentuk penyimpangan iklim karena proses mendinginnya
permukaan laut di bawah rata-rata pada kawasan Pasifik Timur dan Tengah di
sekitar khatulistiwa. Gejala ini mengakibatkan terjadinya hujan lebat, badai
tropis, dan banjir di kawasan Asia Tenggara
3. Gejala alam yang merugikan masyarakat banjir, gunung meletus, gempa, angin
topan, tanah longsor. Sedangkan gejala alam yang tidak merugikan masyarakat
adalah pergantian musim, terbentuknya embun, pelangi
4. Dampak positif dari letusan gunung api adalah
• Abu atau lava yang di keluarkan oleh gunung api dapat menyuburkan tanah
• Dapat dijadikan lahan pertanian dengan sistem terasering
• Gunung api merupakan penghasil bahan galian tambang yang sangat kaya
misalnya emas,intan, marmer, besi, timah serta bahan bangunan

5. Upaya penanggulangan gempa


• Tidak menjadikan lereng terjal sebagai lahan pertanian
• Tidak mendirikan lokasi pemukiman di daerah rawan lonsor
• Mendirikan bangunan yang kokoh
99

Lampiran 17

Skor Hasil Belajar Siswa kelas VI SDN 143 LIMPOTENGA Kec.Marioriwawo

Kab.Soppeng Siklus I

NILAI NILAI
No. NAMA SISWA
Kategori
Pert I Kategori Pert 2
1. AGUSRIAWAN 54 Tidak 65 Tidak
2. IRWAN 54 Tidak 65 Tidak
3. RAHIM 55 Tidak 60 Tidak
IKAL ANDRI
4. 80 Tuntas 85 Tuntas
SAPUTRA
MUH.ALIF
5. 75 Tuntas 85 Tuntas
RAMADAN
6. MUH.FAIDULLAH 75 Tuntas 85 Tuntas
7. MUH.YUSRIL 80 Tuntas 85 Tuntas
8. VERI 55 Tidak 70 Tuntas
WILDAN
9. 80 Tuntas 85 Tuntas
HIDAYAT
ARNISYA
10 75 Tuntas 75 Tuntas
ARTAMEVIA
AWALIAH
11 75 Tuntas 75 Tuntas
RAMADHAN
ENO DWI
12 75 Tuntas 75 Tuntas
DAMAYANTI
13 MIA YULANDARI 54 Tidak 60 Tidak
14 MUTIA RAHMA 55 Tidak 70 Tuntas
15 NAFILA 80 Tuntas 90 Tuntas
16 NURUL SYAFIKA 55 Tidak 70 Tuntas
17 RESKI 55 Tidak 70 Tuntas
100

VANI DWI
18 80 Tuntas 85 Tuntas
ARYANTI
LALYA
19 80 Tuntas 90 Tuntas
EVANGELA
20 KHAIRUNNISA 55 Tidak 60 Tidak
21 ERFINA RESKI 55 Tidak 70 Tuntas
JUMLAH 1367 1600
Rata – Rata 65 76
53 76
47 24

Peneliti ,

ELIYASMAN,S.Pd.
NIP. 19860509 200902 1 002
101

Lampiran 18

Skor Hasil Belajar Siswa kelas VI SDN 143 LIMPOTENGA Kec.Marioriwawo

Kab.Soppeng Siklus 2

NILAI NILAI
No. NAMA SISWA
Kategori
Pert I Kategori Pert 2
1. AGUSRIAWAN 55 Tidak 80 Tuntas
2. IRWAN 55 Tidak 80 Tuntas
3. RAHIM 55 Tidak 80 Tuntas
IKAL ANDRI Tuntas Tuntas
4. 85 90
SAPUTRA
MUH.ALIF Tuntas Tuntas
5. 85 90
RAMADAN
6. MUH.FAIDULLAH 85 Tuntas 90 Tuntas
7. MUH.YUSRIL 85 Tuntas 90 Tuntas
8. VERI 80 Tuntas 80 Tuntas
WILDAN Tuntas Tuntas
9. 80 90
HIDAYAT
ARNISYA Tuntas Tuntas
10 85 90
ARTAMEVIA
AWALIAH Tuntas 80 Tuntas
11 80
RAMADHAN
ENO DWI Tuntas 80 Tuntas
12 80
DAMAYANTI
13 MIA YULANDARI 80 Tuntas 80 Tuntas
14 MUTIA RAHMA 80 Tuntas 80 Tuntas
15 NAFILA 85 Tuntas 90 Tuntas
16 NURUL SYAFIKA 85 Tuntas 90 Tuntas
17 RESKI 80 Tuntas 80 Tuntas
102

VANI DWI Tuntas Tuntas


18 85 90
ARYANTI
LALYA Tuntas Tuntas
19 85 90
EVANGELA
20 KHAIRUNNISA 80 Tuntas 80 Tuntas
21 ERFINA RESKI 80 Tuntas 80 Tuntas
JUMLAH 1.650 1690
Rata – Rata 79 80
86 100
14 0

Peneliti ,

ELIYASMAN,S.Pd.
NIP. 19860509 200902 1 002
103

Lampiran 15

DAFTAR HADIR SISWA KELAS VI SDN 143 LIMPOTENGA

Siklus I Silus II
No. NAMA SISWA
Pert I Pert 2 Pert I Pert 2
1. AGUSRIAWAN
2. IRWAN
3. RAHIM
IKAL ANDRI
4.
SAPUTRA
MUH.ALIF
5.
RAMADAN
6. MUH.FAIDULLAH
7. MUH.YUSRIL
8. VERI
WILDAN
9.
HIDAYAT
ARNISYA
10
ARTAMEVIA
AWALIAH
11
RAMADHAN
ENO DWI
12
DAMAYANTI
13 MIA YULANDARI
14 MUTIA RAHMA
15 NAFILA
16 NURUL SYAFIKA
17 RESKI
18 VANI DWI
104

ARYANTI
LALYA
19
EVANGELA
20 KHAIRUNNISA
21 ERFINA RESKI

Peneliti ,

ELIYASMAN,S.Pd.
NIP. 19860509 200902 1 002
105

DOKUMENTASI SEMINAR PTK


106

DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN


PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SPF SD NEGERI 143 LIMPOTENGA
Limpotenga Desa Marioeiaja Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

SURAT IZIN PENELITIAN


Nomor : 421.2/ /SDN143-MO/ I /2019

Yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : Hj.ROSMINI,S.Pd.,MM
NIP : 19701231 199203 2 026
Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I, IV/b
Jabatan : Kepala SDN 143 Limpotenga

Dengan ini memberikan izin kepada :


Nama : ELIYASMAN,S.Pd
NIP : 19860509 200902 1 002
Pangkat/Golongan : Penata , III/c
Jabatan : Guru SDN 143 Limpotenga

Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil


Belajar IPS Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada siswa Kelas 6
SDN 143 Limpotenga”. Dan kepadanya diberikan izin untuk melaksanakan
penelitian tersebut selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan Januari hingga
bulan Maret 2019.

Demikian surat izin ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala Sekolah,

Hj.ROSMINI,S.Pd.,MM
NIP. 19701231 199203 2 026
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SPF SD NEGERI NEGERI 143 LIMPOTENGA
Limpotenga Desa Marioeiaja Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.2/ /SDN.143-MO/ III /2019

Pengelola Perpustakaan SDN 143 Limpotenga menerangkan bahwa :


Nama : ELIYASMAN,S.Pd
NIP : 19860509 200902 1 002
Pangkat/Golongan : Penata, /III.c
Jabatan : Guru SDN 143 Limpotenga

Telah melakukan penelitian tindakan kelas dan hasil penelitiannya diarsipkan di


perpustakaan SDN 143 Limpotenga Limpotenga dengan judul :
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Keterampilan Proses
Pada siswa Kelas 6 SDN 143 Limpotenga”
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk diberikan kepada yang bersangkutan
dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Limpotenga, 13 Maret 2019


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Pengelola Perpustakaan,

Hj.ROSMINI,S.Pd.,MM ISKANDAR,S.I.Pust
NIP. 19701231 199203 2 026
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SPF SD NEGERI 143 LIMPOTENGA
Limpotenga Desa Marioeiaja Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

Limpotenga, 12 Maret 2019


Kepada
Yth. Bapak/Ibu Guru Gugus 09 Wil.IV MO
di-
Tempat

Nomor : 421.2/ / SDN143-MO/III/2019


Perihal : Undangan Seminar Hasil PTK

Dengan hormat,

Sehubungan dengan surat DINAS PENDIDIKAN, perihal pemasukan


daftar usul penetapan angka kredit (DUPAK) jabatan fungsional guru yang
mempersyaratkan bahwa karya tulis berupa hasil penelitian yang dilaksanakan
harus diseminarkan di sekolah, maka dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu
Guru untuk menghadiri seminar hasil Penelitian Tindakan Kelas dari Ibu
ELIYASMAN,S.Pd berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Pada siswa Kelas 6 SDN 143 lIMPOTENGA”
, yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Rabu / 13 Maret 2019


Tempat : Ruang PKG Gugus IX Wil.IV
Waktu : Pukul 13.00 Wita – Selesai

Demikian undangan ini kami sampaikan, besar harapan kami agar Bapak/Ibu
berkenan hadir. Atas kerjasama Bapak/Ibu Guru kami ucapkan terima kasih.

Kepala Sekolah,

Hj.ROSMINI,S.Pd.,MM
NIP. 19701231 199203 2 026
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SPF SD NEGERI 143 LIMPOTENGA
Limpotenga Desa Marioeiaja Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

BERITA ACARA SEMINAR


Pada hari ini Rabu tanggal Tiga Belas Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan
Belas pukul 13.00 – 14.30 Wita, telah diadakan Seminar Hasil Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dari :
Nama : ELIYASMAN,S.Pd
NIP : 19860509 200902 1 002
Pangkat/Golongan : Penata , III/c
Jabatan : Guru SDN 143 Limpotenga

Dengan judul :
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Keterampilan
Proses Pada siswa Kelas 6 SDN 143 Limpotenga”

Dihadapan para Guru Gugus 09 Wil.IV Marioriwawo,dan panitia seminar yaitu:


Moderator : SRI WAHYUNI, S.Pd.SD

Sekretaris : PARTONO,S.Pd.SD

Demikian berita acara seminar Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dibuat
dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Limpotenga, 13 Maret 2019


Kepala Sekolah,

Hj.ROSMINI,S.Pd.SD
NIP. 19701231 199203 2 026
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SPF SD NEGERI 143 LIMPOTENGA
Limpotenga Desa Marioeiaja Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

DAFTAR HADIR SEMINAR HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)
Tanggal : Rabu, 13 Maret 2019
Nama : ELIYASMAN,S.Pd.
Judul : Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan
Keterampilan Proses Pada siswa Kelas 6 SDN 143
Limpotenga

Moderator : SRI WAHYUNI,S.Pd


Sekretaris : PARTONO,S.Pd

No Nama NIP Tanda Tangan


Penulis,

ELIYASMAN,S.Pd.,MM
NIP. 19860509 200902 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SPF SD NEGERI 143 LIMPOTENGA
Limpotenga Desa Marioeiaja Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng

SURAT KETERANGAN
Nomor : 421.2/ / SDN143-MO/III/2019

Kepala Sekolah Dasar Negeri 143 Limpotenga menerangkan bahwa :


Nama : ELIYASMAN,S.Pd
NIP : 19860509 200902 1 002
Pangkat/Golongan : Penata , III/c
Jabatan : Guru SDN 143 Limpotenga

Telah melakukan seminar Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
berjudul :

“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Keterampilan


Proses Pada siswa Kelas 6 SDN 143 Limpotenga”
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk diberikan kepada yang bersangkutan
dan dipergunakan sebaimana mestinya.

Limpotenga, 13 Maret 2019


Kepala Sekolah,

Hj.ROSMINI,S.Pd.SD
NIP. 19701231 199203 2 026

Anda mungkin juga menyukai