BAGINDA HAMBALI
NIM : 21180181000016
Mahasiswa tersebut di atas sudah selesai masa bimbingan tesis dan disetujui untuk
pendaftaran ujian tesis.
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Pembatasan Masalah 5
D. Rumuan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 6
F. Manfaat Penelitian 6
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 32
B. Jenis dan Strategi Penelitian 33
C. Subjek dan Objek Penelitian 33
D. Sumber Data 34
E. Metode Pengumpulan Data 34
F. Instrumen Penelitian 36
G. Uji Keabsahan Data 43
H. Teknik Analisis Data 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 84
B. Implikasi 84
C. Saran 84
Daftar Pustaka 86
Lampiran-lampiran 90
v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Abstrak
Pengumpulan data yang digunakan peneliti terdiri dari tiga teknik ialah ; observasi,
wawancara, serta dokumentasi. Selanjutnya untuk keabsahan data peneliti menggunakan
teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode, sedangkan untuk analisis data peneliti
menggunakan teknik; reduksi informasi, penyajian informasi, penarikan kesimpulan.
Penelitian ini mengungkap beberapa hasil, diantaranya ; Bagaimana implementasi
Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Guru Di SDIT Harum
Jakarta Utara.
viii
Abstract
The purpose of this research was carried out to; know how the Implementation of School
Principal Entrepreneurship in Improving Teacher Welfare at SDIT Harum, North Jakarta.
When viewed from the research theme, the approach used is a qualitative approach, in
qualitative research the study used is descriptive. The research process as well as the
theoretical basis are emphasized so that the research focus matches the reality in the field.
The object of the research was carried out at SDIT HARUM, North Jakarta. The study was
conducted from January to November 2020. Meanwhile, the primary research subjects
were school principals and six secondary research subjects, namely; Head of
Administration (TU), Deputy Principal of Student Affairs, two subject teachers, and two
parents of students.
The data collection used by researchers consisted of three techniques, namely; observation,
interviews, and documentation. Furthermore, for the validity of the data the researcher
used the source triangulation technique and the method triangulation, while for the data
analysis the researcher used the technique; reduction of information, presentation of
information, drawing conclusions. This study reveals several results, including; How to
implement the Principal's Entrepreneurship in Improving Teacher Welfare at SDIT Harum,
North Jakarta.
The results showed that the characteristics of entrepreneurial competencies that a school
principal must have are; creates innovations that are useful for school development, works
hard to achieve school success as an effective learning organization, has a strong
motivation to succeed in carrying out its main duties and functions as a school leader,
never gives up and always looks for the best solutions in facing the obstacles faced by the
school, have an entrepreneurial instinct in managing school activities as a source of
learning for students. It turns out that the principal has quite good qualifications, this is
shown by the results of interviews, observations, and documentation, it turns out that the
principal exceeds the existing standards.
ix
مخ ت صرة ن بذة
ان ًشاق ثح ، ًْٔ:ذ ق ُ ٍاخ ش الز يٍ ان ثاد صٌٕ ا ع رخذيٓا ان رً ان ث ٍاَ اخ جًغ ٌ ر كٌٕ
ان ثادس ا ع رخذو ،ان ث ٍاَ اخ طذح أجم يٍ ،رن ك ػ هى ػ الٔج ٔ.ان رٕش ٍق ٔان ً قات الخ
ان ر ق ُ ٍح ان ثادس ا ع رخذو ت ٍ ًُا ،ان ر ص ه ٍس ٔطشٌ قح ان ً ظذس ذ ص ه ٍس ذ ق ُ ٍح
.ان ُ رائ ج ٔا ع رخ الص ان ً ؼ هٕياخ ٔػشع ان ً ؼ هٕياخ ذ ق ه ٍم ؛ ان ث ٍاَ اخ ن رذ ه ٍم
ذ ذ غ ٍٍ ف ً ان ًذٌ ش سٌ ادج ذ ُ ف ٍز ك ٍ ف ٍح ؛ ي ُٓا َ رائ ج ػذج ػٍ ان ذسا عح ْزِ ذ ك شف
.جاك شذ ا شًال SDIT Harum ،ف ً ان ً ؼ هً ٍٍ سف اْ ٍح
ن هًذٌ ش األػ ًال سٌ ادج ،األػ ًال سٌ ادج ك فاءج ،األػ ًال سٌ ادج ذ ُ ف ٍز :ان ً ف راد ٍح ان ك هًاخ
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam tesis ini berpedoman pada buku
Pedoman Penullisan Kaya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh
Tim CeQDA (Center For Quality Development dan Assurance) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2007.
A. Konsonan
xi
ه Ha‘ H Ha
ء Hamzah ‗ Apstrof
ي Ya‘ Y Ye
B. Vocal
Vokal dalam bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal, vocal rangkap, dan vocal
panjang. Ketiganya adalah sebagai berikut:
1. Vokal Tunggal
Contoh:
نصر: Naṣaara dan كتب: Kataba
2. Vokal rangkap
Contoh:
ليس: Laisa حول: ḥaula
3. Vokal panjang
xii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tesis ini dengan judul Implementasi Kewirausahaan Kepala
Sekolah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Guru Di Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SDIT) Harum Jakarta Utara guna memenuhi sebagian persaratan untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Shalawat beriring salam senantiasa penulis haturkan keharibaan sang
qudwah Rasulullah SAW, serta para sahabat, tabi‘in dan umatnya yang senantiasa berjalan
dalam syariatnya.
Penulis menyadari kekurangan yang ada, sehingga dalam penyelesaian tesis ini,
tentunya banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak yang memberikan dukungan
baik moril maupun spiritual. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Zahruddin, Lc.M.Pd selaku Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan motivasi, semangat, dan nasehat tanpa lelah kepada penulis.
4. Dr. Iwan Purwanto, M.A selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan
pada penulis, dan memberikan banyak ilmu serta dukungan dalam proses bimbingan.
5. Seluruh Dosen Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan banyak ilmu pada penulis.
6. Ayu Pradipta WHP, MKM dan seluruh karyawan Program Magister Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dan memberikan layanan
akademik dengan sangat baik.
7. Drs. H. Marti Budiono selaku Kepala SMA Negeri 73 Jakarta beserta Dewan Guru
SMA Negeri 73 Jakarta yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan S2.
8. Alfa Hasna Aulia istri tercinta yang senantiasa setia mendampingi, memberi
motivasi dan keyakinan bahwa penulis mampu menyelesaikan S2.
9. Ibunda tercinta Hj. Nurmian Pane atas segala doa, kasih sayang dan dukungan serta
pengorbanannya pada penulis.
10. Muhammad Sulthan Zamzami dan Ulfa Sahila Putri anak-anak penulis yang
tersayang, penyejuk hati dan penyemangat.
11. Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDIT Harum Jakarta beserta
Dewan Guru yang telah memberikan bantuan dan meluangkan waktu untuk penulis
mendapatkan data daninformasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian tesis ini.
xiii
12. Keluarga besar mahasiswa kelas Manajemen Pendidikan Islam (MPI) A yang penuh
dengan aura energi positifnya selama masa perkuliahan untuk kegiatan belajar dan
makan-makannya dan penyemangat dalam penyelesaian tesis.
13. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tesis ini yang tidak dapat ditulis
satu persatu oleh penulis.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan ketulusan hati dengan
keberkahan dan keridhaan dari Allah SWT. Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini
masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat
tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca. Amin.
Baginda Hambali
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
lain ia diakui kemampuan serta kepemimpinannya oleh guru-guru di sekolahnya
tersebut. Kedudukan kepala sekolah adalah kedudukan yang cukup sulit, pada satu
pihak ia adalah seorang atasan karena diangkat oleh atasannya, tetapi pada lain
pihak ia adalah wakil guru-guru atau staffnya.
Kepala sekolah merupakan suara dan keinginan guru-guru dan karyawan yang
di pimpinnya. Sebagai seorang atasan, ia mempunyai tanggung jawab sebagai
tangan kanan atasan untuk membina sekolah, guru-guru, staff, dan karyawan
sekolah yang lainnya ( Soewadji Lazaruth, 1992: 20). Kepala sekolah mempunyai
tugas pokok yaitu mengembangkan sekolahnya secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan dan tantangan jaman.
Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi yang dipersyatkan, seperti
komptensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervisi, kompetensi sosial (Permen diknas No. 13 Tahun 2007). Dari
kelima kompetensi tersebut kompetensi kewirausahaan terdiri dari: 1) kompetensi
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah; 2) kompetensi
bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah; 3) kompetensi memiliki
motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin; 4) kompetensi pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; 5)
kompetensi memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang -
orang tanpa didasarkan atas pertimbangan. Siapapun yang akan diangkat menjadi
kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan tertentu seperti;
latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas sesuai
Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala
Sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang disampaikan direktur tenaga kependidikan
dalam ToT Fasilitator calon kepala sekolah dan pengawas tanggal 6 Februari 2009,
dengan jumlah responden 50 orang menunjukkan bahwa dari lima kompetensi
kepala sekolah (kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, dan
kewirausahaan), kompetensi kewirausahaan ternyata masih kurang. Terbukti dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah yang menguasai kompetensi
kewirausahaan hanya sebanyak 55 % dari total responden (Direktur Tenaga
Kependidikan, 2009).
Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan dan pengembangan kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah masih perlu dilakukan. Berdasarkan kenyataan
tersebut dan demi mendukung peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah maka dibutuhkan kepala sekolah yang kuat yang dapat
membimbing, menjadi contoh, dan menggerakkan guru dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah sehingga dapat mewujudkan kualitas peserta didik yang
kreatif, inovatif, berpikir kritis, dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship).
Kewirausahaan pada dunia pendidikan bukan hanya semata-mata berhubungan
dengan uang. Akan tetapi, point dari kewirausahaan dalam pendidikan adalah
sistematis, kreatif, inovatif, produktif, dan responsif menuju tercapainya tujuan
pendidikan. Point-point itulah sebagai modal utama berwirausaha, baik komersil
3
maupun non komersil, baik profit maupun non profit. Sehingga Semangat
kewirausahaan harus ada di sini, di mana pendidik mencari cara kreatif agar
pembelajaran di sekolah tidak membosankan dan terkesan mudah bagi para peserta
didik. (Isrososiawan, S.2013:46). Kepala sekolah berperan penting dalam kualitas
pendidikan yang terdapat di sekolah, sehingga kemampuan yang harus dimilikipun
sesuai dengan kebutuhan yang dijalankan untuk kepentingan kualitas pendidikan di
sekolah.
Kepala sekolah, dengan memiliki kompetensi tersebut dapat
mendayagunakannya untuk kemajuan sekolah, jadi dengan kompetensi
kewirausahaan maka kepala sekolah dapat mengembangkan sekolahnya melalui
pola-pola kewirausahaan. Kompetensi kewirausahaan dapat memunculkan inovasi-
inovasi baru untuk membentuk sekolah yang berprestasi dan bermutu sesuai
dengan harapan masyarakat dan pemerintah pada umumnya, apalagi dengan era
otonomi di bidang pendidikan dimana sekolah diberikan kewenangan lebih leluasa
dalam mengelola dan mengembangkan sekolahnya.
Hal ini sejalan dengan pendapat H.E Mulyasa (2011: 197) bahwa “Kepala
sekolah yang memiliki kewirausahaan adalah mereka yang mempunyai sikap serta
perilaku kreatif dan inovatif dalam memimpin dan mengelola organisasi sekolah
secara efektif, efisien, produktif, dan akuntabel", oleh karena itu sangat tepat jika
kepala sekolah dapat mengembangkan kompetensi kewirausahaannya dalam
mengelola sekolah.
Kewirausahaan itu sendiri menurut Yuyus Suryana & Kartib Bayu (2010: 29)
bahwa “Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan
mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya sekitarnya secara
kreatif untuk menciptakan nilai tambah bagi dirinya secara berkelanjutan”.
Sedangkan menurut Bruce R.Barringer & R.Duane Ireland (2006: 5) mengatakan
“Entrepreneuship is the prosess by which individuals pursue opportnities without
regard to resources they currently control”, diartikan bahwa kewirausahaan
adalah proses dimana individu mengejar peluang tanpa memperhatikan sumber
daya yang mereka saat ini menguasai.
Apabila kepala sekolah dapat mengimplementasikan kompetensi
kewirausahaan dalam mengelola sekolah, maka dapat membawa dampak yang
positif terhadap peningkatan prestasi sekolah. Namun pada kenyataannya masih
banyak kepala sekolah yang belum mengimplementasikan kewirausahaan secara
optimal, sehingga sekolah yang dikelolanya kurang adanya peningkatan baik di
bidang akademik maupun nonakademik.
Melalui kompetensi kewirausahaan kepala sekolah akan menjadi pemimpin
yang inovatif dan kreatif disamping memiliki kompetensi yang lainnya, namun
dari hasil observasi penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan di beberapa
Sekolah Dasar Islam Terpadu di Jakarta Utara pada tanggal 7 s.d 12 Desember
2020 terlihat bahwa masih ada Kepala Sekolah yang belum menguasai kompetensi
kewirausahaan.
Hal ini terlihat dari beberapa fenomena yang ditemukan yaitu, pertama ; masih
ada sebagian kecil kepala sekolah yang belum menerapkan dan menanamkan jiwa
kewirausahaan dalam hal menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah. Hal ini terlihat dari tidak adanya tim khusus yang dibentuk kepala sekolah
4
dalam bidang pengembangan kurikulum untuk menyusun kegiatan baru dalam
upaya pengembangan sekolah itu sendiri.
Kedua, masih ada sebagian kecil kepala sekolah yang belum memiliki sikap
bekerja keras dalam melakukan kegiatan sekolah dalam upaya mencapai
keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif. Hal ini terlihat
dari tidak adanya bentuk kegiatan baru yang dilakukan disekolah, kegiatan sekolah
hanya dilaksanakan berdasarkan kegiatan rutin bukan untuk memulai kegiatan
baru. Kepala sekolah menyelesaikan tugas hanya berdasarkan alur kegiatan yang
lama, yang sudah sering dilakukan oleh kepala sekolah sebelumnya.
Ketiga, masih ada sebagian kecil kepala sekolah yang belum menjalankan
tugasnya sebagai seorang motivator yang memiliki motivasi yang kuat untuk
sukses dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. Hal
ini terlihat dari adanya kepala sekolah yang kurang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai pemimpin di sekolah.
Keempat, masih ada sebagian kecil kepala sekolah yang belum menerapkan
dan menanamkan jiwa pantang menyerah dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah, dalam hal pelaksanaan kegiatan sekolah. Hal ini terlihat dari
tidak adanya peningkatan rangking sekolah .
Namun demikian dalam mewujudkan sekolah yang unggul dan berkualitas
tidak cukup hanya seorang kepala sekolah dengan segala kemampuannya, akan
tetapi peran penting dari guru pun sangat ditentukan. Guru juga diharapkan
bersemangat dalam mengajar dan bisa menyeimbangkan dengan urusan
pribadinya, dikaitkan dengan melihat petikan Undang-undang Republik Indonesia
No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyadarkan bagaimana beratnya
tugas seorang guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah dan masih
banyak lagi beban sekaligus tanggung jawab sangat mulia yang harus dipikul.
Sebagai makhluk sosial masyarakat, guru harus mampu berstratifikasi pada
puncak stratifikasi sosiologinya dan menjadi orang yang beriman dan berilmu,
dalam hal ini guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap
siswa dan mempunyai peranan penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan
siswa-siswanya agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Namun demikian masih ditemukan guru-guru sekolah swasta di DKI Jakarta
yang mendapatkan gaji atau upah Rp. 1.000.000 setiap bulannya, padahal guru-
guru tersebut sarjana (S.1), hal ini disampaikan oleh Imam Parikesit Ketua Umum
Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi DKI Jakarta, menurutnya
kualitas guru ditentukan juga oleh kesejahteraan mereka.
Perihal tersebut disampaikannya dalam dengar pendapat umum secara virtual
dengan komisi X DPR RI pada Kamis, 18 Juni 2020. Beliau mengatakan " Saya
ingin menyoroti kualitas guru. Kualitas guru amat sangat ditentukan oleh
kesejahteraan hidup guru itu. Saya mencoba memgambil contoh dan ini juga
berlaku secara nasional. Penghasilan guru amat sangat minim, Seakan
berbanding terbalik, gaji minim para guru tersebut membuat miris dunia
pendidikan karena pada saat bersamaan dituntut untuk meningkatkan kualitas.
Imam bahkan membandingkan gaji guru dengan tenaga kebersihan di
Jakarta yang lebih tinggi karena mencapai UMR". Imam mengatakan, jika di
ibu kota saja masih terdapat banyak guru yang berpenghasilan rendah apalagi
5
mereka yang mengajar di daerah-daerah. Kondisinya lebih parah lagi di mana
upah yang didapat di bawah Rp 500 ribu per bulannya. "Di daerah bapak
pimpinan masih ada guru swasta yang berpenghasilan Rp 300 ribu - Rp 400
ribu. Bagaimana kita gak nangis, bagaimana kita akan menuntut mutu
pembelajaran yang baik ketika kesejahteraan guru swasta sangat jauh
tertinggal," ujarnya. (suara.com/news, 2020).
Kepala sekolah yang profesional harus mampu meningkatkan kesejahteraan
guru-gurunya, pantang menyerah, dan cakap dalam mencari pemecahan bagaimana
kendala-kendala yang terjadi di sekolahnya, seperti bagaimana meningkatnya
kesejahteraan guru-guru pada sekolah tersebut sehingga sekolah bisa bersaing
dengan sekolah lain yang mempunyai mutu pendidikan lebih besar.
Fenomena yang kerap terjalin dalam Sekolah ini diseputar pendapatan
ataupun pemasukan, misalnya perbedaan yang sangat mencolok antara pendapatan
guru biasa dengan guru pegawai negeri akan menjadi sumber kecemburuan, oleh
sebab itu pendapatan guru hendaknya diatur secara tertentu, misalnya, guru
diberikan pendapatan bersumber pada perjanjian dalam kontrak kerjanya sehingga
akan jelas insentif yang diberikan kepada mereka, serta dalam perihal ini
pendapatan guru dinilai berdasarkan pada usia ataupun pengalaman mereka,
ataupun prestasi mereka.
Pengalaman guru menjadi dimensi imbalan mereka dalam melakukan tugas,
dalam perihal ini yang berkenaan dengan guru serta kesejahteraan guru tetap jadi
salah satu kasus yang timbul, ialah menimpa seberapa tanggungan kebutuhan
pokok, sekunder ataupun primer yang dimilikinya, sehingga dengan perihal
tersebut apakah bisa pengaruhi etos kerja guru dalam mengemban tugasnya.
Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
mendalam tentang Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Guru di SDIT Harum Jakarta.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Implementasi kompetensi kepala sekolah belum dilaksanakan secara optimal
2. Pendapatan guru swasta di wilayah Jakarta masih ada yang di bawah UMR
Provinsi DKI Jakarta
3. Masih banyak kepala sekolah belum maksimal menerapkan kempetensi
kewirausahaanya pada sekolahnya
4. Belum optimalnya pemberdayaan sumberdaya ekonomi sekolah guna mendukung
implementasi kewirausahaan sekolah.
5. Belum diketahui bagaimana implementasi kewirausahaan di SDIT Harum Jakarta
Utara.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini di fokuskan pada Implementasi
Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Guru Di SDIT
Harum Jakarta Utara.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: Bagaimana Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Guru Di SDIT Harum Jakarta Utara?
E. Tujuan Penelitian
Bersumber pada rumusan permasalahan, Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk
mengetahui bagaiamana Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Guru Di SDIT Harum Jakarta Utara
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat dari tinjauan teoritis maupun
segi praktis :
1. Secara Teoritis
a. Riset ini diharapkan bisa menaikkan pengetahuan serta ilmu pengetahuan
untuk kepala sekolah buat pelaksanaan kompetensi kewirausahaan kepala
sekolah dalam melakukan tugas serta gunanya sebagai kepala sekolah.
b. Sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
administrasi serta supervisi.
c. Pedoman buat riset yang sejenis dikemudian hari.
2. Secara Praktis
a. Membagikan gambaran pada sekolah tentang berartinya kompetensi
kewirausahaan dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
b. Untuk Kepala Sekolah, sebagai informasi ataupun bahan dalam
pengembangan keahlian handal kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
serta membagikan sumbangan pemikiran tentang berartinya guna kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah bagaikan penunjang serta menolong proses
pengelolaan pembelajaran supaya bisa berjalan efisien serta efektif.
c. Sebagai salah satu bahan acuan untuk kepala sekolah dalam melakukan
tugasnya.
d. Menjadi pedoman pemecahan bermacam permasalahan yang dialami kepala
sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
e. Sebagai bahan pertimbangan untuk penyusun kebijakan dalam meningkatkan
kesejahteraan guru.
f. Sebagai acuan buat perbaiki strategi kinerja kepala sekolah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru.
g. Sebagai salah satu pedoman untuk guru buat tingkatkan kinerjanya.
h. Sebagai informasi dan bahan masukan untuk seluruh pihak yang terlibat
dalam penerapan kenaikan kesejahteraan guru.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Belajar (PSB).
Kepala sekolah mampu mendorong dan memotivasi bawahannya untuk
selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya. Kegiatan motivasi
tersebut dapat dilakukan dengan cara pemberian penghargaan atau hadiah bagi
bawahan yang kinerjanya baik. Dalam menjamin terselenggaranya satuan
pendidikan, sebuah lembaga pendidikan perlu adanya seorang top manajer, yaitu
kepala sekolah.
Seorang kepala sekolah berperan sebagai top manajer sekolah yang harus
mampu memimpin dan mengarahkan personil sekolah untuk dapat membangun
sebuah kemampuan dan menggali kompetensi yang dimiliki sebagai acuan untuk
menata kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Dalam hal ini Kepala Sekolah
tentunya juga memerlukan kompetensi kewirausahaan yang baik disamping
kompetensi yang lainnya dalam rangka menjamin kualitas agar sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Sehubungan hal tersebut, standar kompetensi kepala sekolah di Indonesia
telah diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah, ada lima kompetensi yang harus dikuasi
oleh seorang Kepala Sekolah yaitu: 1) kompetensi kepribadian, 2) kompetensi
manajerial, 3) kompetensi kewirausahaan, 4) kompetensi supervisi, dan 5)
kompetensi sosial . Adapun dari kelima hal tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Kompetensi Kepribadian, meliputi; memiiki integritas kepribadian sebagai
pemimpin, memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
kepala sekolah, bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi,
memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri bilamana menghadapi
masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah; dan memiiki minat jabatan
sebagai pemimpin pendidikan.
b. Kompetensi manajerial, meliputi; mampu memimpin sekolah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah atau madrasah secara optimal melalui
kepemimpinan transformasional, mampu mengelola perubahan atau
pengembangan sekolah menuju sekolah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif, mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah atau madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, mampu mengelola
guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia sekolah
secara optimal.
c. Kompetensi kewirausahaan, meliputi; mampu Menciptakan inovasi yang
berguna bagi pengembangan sekolah, bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif, memiliki
motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai manajer sekolah, pantang menyerah dan selalu mencari
solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah, memiliki
naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi atau jasa sekolah
atau madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
d. Kompetensi supervisi, meliputi; mampu merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, mampu
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
13
2. Pengertian Kewirausahaan
Masalah kewirausahaan merupakan isu nasional yang sering
diperbincangkan, khususnya dalam bidang pendidikan. Menurut Mereddith
(2005:3-4), wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan
mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang
itu.
Sejalan dengan pendapat Zimmerer & Scarborough (2005:36)
“Entrepreneur is the result of a disciplined, systematic process of applying
creativity and innovation to needs and opportunities in the marketplace”.
Pendapat tersebut berarti wirausaha merupakan hasil dari suatu proses kegiatan
secara sistematis yang menerapkan kreativitas dan inovasi untuk memenuhi
kebutuhan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Menurut Soemahamidjaja
dalam Daryanto dan Cahyono (2013:3), kewirausahaan berasal dari istilah
entrepreneurship yang sebenarnya berasal dari kata entrepreneur yang artinya
suatu kemampuan (ablity) dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
15
dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses
dalam menghadapi tantangan hidup.
Adapun menurut Hisrich-Peters (Suryana, 2011:24) kewirausahaan dapat
diartikan sebagai berikut ;“Entrepreneurship is the process of creating
something different with value by devoting the necessary time and effort,
assumsing the accompanying financial, psychic, and social risk, and receiving
the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence”
(kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima balas
jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dari yang sudah ada dengan menerapkan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang baru untuk memperbaiki
keadaan sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan kewirausahaan di
sekolah merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah, untuk mengelola, memajukan, mengembangkan, dan mewujudkan
sekolah yang mandiri.
dengan tenang, optimis, dan tidak dihantui oleh perasaan takut gagal, (b)
memiliki kreativitas diri yang tinggi, kemauan dan kemampuan mencari
alternatif untuk merealisasikan berbagai kegiatannya melalui kewirausahaan, (c)
memiliki pikiran positif dalam menghadapi suatu masalah, sehingga selalu
melihat peluang dan memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan yang
dilakukan, (d) memiliki orientasi pada hasil, sehingga hambatan tidak membuat
mereka menyerah, tetapi justru tertantang untuk mengatasi, sehingga mencapai
hasil yang diharapkan, (e) memiliki keberanian untuk mengambil resiko, tidak
takut gagal atau rugi, sehingga tidak takut melakukan pekerjaan meskipun dalam
hal baru, (f) memiliki jiwa pemimpin, (g) memiliki pikiran orisinal yang selalu
punya gagasan baru, baik untuk mendapatkan peluang maupun mengatasi
masalah secara kreatif dan inovatif, (h) memiliki orientasi ke depan, dengan tetap
menggunakan pengalaman masa lalu sebagai referensi, untuk mencari peluang
dalam memajukan pekerjaannya, (i) menyukai tantangan, dan menemukan diri
dengan merealisasikan ide-idenya.
Oleh karena itu, yang akan digunakan sebagai landasan dalam pembuatan
pedoman instrumen untuk penelitian ini adalah Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta mengakumulasi dari pendapat para ahli
yang mendukung untuk menentukan indikatornya. Seorang kepala sekolah yang
berjiwa wirausaha pasti mempunyai prinsip sebagai pegangan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya untuk mewujudkan tujuan sekolah yang telah
ditetapkan. Dengan prinsip tersebut perilaku dan tindakan kepala sekolah dapat
terarah sesuai dengan kompetensi kewirausahaan yang dimilikinya.
dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. Memiliki kemauan yang tinggi untuk
mencapai kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
pemimpin sekolah, meliputi : mau dan mampu berdisiplin, penuh energi dalam
bekerja, pantang menyerah, mampu menghargai gagasan inovatif dari karyawan,
mampu menerima kritik dan saran dari karyawan, mampu memasarkan
produk/jasa yang dihasilkan sekolah, selalu menjaga nama baik sekolah, cekatan
dalam bertindak dan aktif, meng-upgrade ilmu pengetahuan yang dimiliki dan
teknologi, dan bisa menjawab tantangan masa depan.
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah. Mampu menginternalisasikan jiwa wirausaha di
kehidupan nyata berupa optimisme, pantang menyerah, dan berpikir alternatif,
meliputi : ketidaktergantungan dalam mengembangkan sekolah, memahami
bahwa resiko yang diambil adalah bagian dari keberhasilan, bekerja dengan
tenang, selalu optimis, tidak dihantui rasa takut gagal, memiliki kayakinan tinggi
dalam mewujudkan gagasan inovatif, selalu berpikir dan bertindak lebih maju
dari orang lain, berkomitmen dan bertanggung jawab, tidak takut melakukan
pekerjaan meskipun dalam hal baru, tidak takut untuk mencoba sesuatu hal baru,
dan menyukai tantangan.
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah sebagai
sumber belajar peserta didik. Mampu menginternalisasikan jiwa wirausaha di
kehidupan nyata berupa pengembangan unit usaha, pengelolaan unit usaha, dan
pemanfaatan unit usaha sebagai sumber belajar serta memiliki keberanian
mengambil resiko, meliputi : mampu menjalin hubungan kemitraan, mampu
memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha, mampu menganalisis
peluang bisnis yang berkembang di lingkungan sekolah sesuai kebutuhan
masyarakat, mampu mempromosikan sekolah melalui berbagai kegiatan, mampu
memberdayakan unit produksi di sekolah, mampu melakukan terobosan-
terobosan baru diiringi oleh kemampuan, memberikan rewards atas hasil-hasil
kreativitas warga sekolah, menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan
berfikir kepada warga sekolah untuk menciptakan kreativitas dan inovasi,
mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi dan keberanian
moral untuk melakukan hal-hal baru, memberikan teladan kepada semua warga
sekolah untuk berjiwa wirausaha, mendorong semangat tumbuhnya inovasi ide-
ide baru dan solusi bagi stakeholders sekolah, memunculkan ide-ide kreatif
dalam menghadapi berbagai masalah dengan memberdayakan sumber daya yang
dimiliki sekolah, memiliki perspektif visioner masa depan dan pandangan yang
maju untuk kemajuan dan pengembangan sekolah, mandiri yang mengacu pada
sikap dan perilaku tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas dan masalah sekolah, berani mengambil resiko yang mengacu pada
kemampuan untuk menghadapi situasi ketidakpastian, dimana kemungkinan
untuk gagal ada, memiliki semangat kewirausahaan, yang mengacu pada
kemampuan untuk mengelola sumber daya sekolah untuk menghasilkan
keuntungan finansial, berani tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh dalam
bertindak, mampu membaca arah perkembangan dunia Pendidikan, dapat
menunjukkan nilai lebih dari beberapa atau seluruh elemen sistem persekolahan
yang dimiliki, perlu menumbuhkan kerjasama tim, sikap kepemimpinan,
24
kebersamaan dan hubungan yang solid dengan segenap warga sekolah, mampu
membangun pendekatan personal yang baik dengan lingkungan sekitar dan tidak
cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraih, merencanakan program
pemberdayaan potensi sekolah, melaksanakan kegiatan pemberdayaan potensi
sekolah, mampu membangun komunikasi yang baik dengan stakeholders baik di
dalam maupun di luar sekolah untuk mempromosikan sekolah, memberdayakan
staf sekolah dan guru dalam rangka menciptakan lulusan yang kompeten,
memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar bagaimana mengelola fasilitas
bisnis dan unit bisnis di sekolah, mampu mengarahkan dan menggerakkan warga
sekolah untuk maju, mampu menciptakan budaya sekolah yang nyaman, selalu
up date mengenai berbagai informasi demi kemajuan sekolah, mampu
mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, mampu memberikan pelayanan
prima bagi masyarakat pengguna jasa pendidikan.
C. Kesejahteraan Guru
1. Pengertian Kesejahteraan Guru
Sedangkan menurut Zulkifli dkk (2014: 150), “kesejahteraan merupakan
tata penghidupan, baik sosial, materil, maupun spirituil, yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah,
rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi keluarga dan masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia”.
Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU Nomor 6 Tahun 1974
dengan sangat jelas, yaitu merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan
dan ketentraman lahir bathin. Dari pengertian tersebut dan kaitannya dengan
profesi guru, maka tingkat kesejahteraan diartikan sebagai tinggi rendahnya
keadaan sejahtera, keamanan, ketenteraman dan kemakmuran seorang guru
berdasarkan tingkat pendapatan atau penghasilan yang diterima.
Dalam UU RI tentang Guru dan Dosen juga disebutkan bahwa penghasilan
adalah hak yang diterima oleh guru dan dosen dalam bentuk finansial sebagai
imbalan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang ditetapkan berdasarkan
prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru atau
dosen sebagai pendidik profesional.
Kesejahteraan merupakan suatu hal yang sangatlah penting bagi setiap umat
manusia, karena dengan kesejahteraan yang memadai maka kemungkinan besar
dapat berimbas pada peningkatan mutu proses kegiatan belajar mengajar.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Thaha ayat 118: Artinya:
“(118) Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan
telanjang. (119) Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak
(pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”.
Kemudian kesejahteraan juga dijelaskan pula dalam ayat lain pada surat Al-
A‟raf ayat 10: Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian
di muka bumi dan Kami sediakan sumber penghidupan untukmu. (tetapi) sedikit
sekali kamu bersyukur”
Dari penjelasan beberapa ayat tentang kesejahteraan di atas , maka dapat
25
2. Fungsi Kesejahteraan
Kesejahteraan tentunya merupakan sebuah keinginan setiap orang dalam
menjalani kehidupan apapun itu profesinya. Seseorang yang bekerja, selain
untuk memenuhi kebutuhan juga tentunya adalah untuk memiliki kesejahteraan
yang layak selain juga bekerja itu sebagai ibadah.
Fungsi kesejahteraan secara umum yaitu : (1) Meningkatkan taraf
kehidupan menuju kehidupan yang lebih baik dan juga layak. (2) Memotivasi
diri sendiri untuk lebih semangat dalam menjalankan pekerjaannya. (3) Untuk
menanamkan rasa kesadaran dan tanggug jawab dalam menjalankan tugas
pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Pada dasarnya, seseorang bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun adakalanya ketika seseorang melakukan
pekerjaan hanya karena untuk mengisi kekosongan waktu luang. Menurut kamus
W.J.S Poerwadarminta (1990), sejahtera diartikan sebagai keadaan aman,
sentosa, dan makmur. Sehingga arti kesejahteraan meliputi kemanan,
keselamatan dan kemakmuran.
Secara umum kesejahteraan dibagi menjadi dua yaitu kesejahteraan materiil
(keuangan) dan non materiil (rohani). Kesejahteraan materil berarti berhubungan
26
dengan uang atau benda berharga lainnya. Dengan kata lain, kesejahteraan
marteril berarti suatu kekayaan fisik. Sedangkan kesejahteraan rohani berkaitan
dengan keamanan, ketenangan, kasih sayang, tenteram dan sebagainya.
Pada lingkungan pendidikan, terdapat beberapa macam kesejahteraan yang
dapat diterima guru sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen yang berupa : (1) tunjangan pendidikan, (2) asuransi pendidikan,
(3) beasiswa dan (4) kemudahan bagi guru serta kemudahan untuk putra putri
guru. Kesejahteraan amat sangat penting bagi guru, karena dengan kesejahteraan
yang memadai dapat diharapkan banyak pada guru dalam meningkatkan mutu
proses belajar mengajarnya, di samping tentu saja kemampuan profesionalnya
(Chasanah, 2015: 24). Berikut fungsi kesejahteraan guru : (1) Meningkatkan
taraf kehidupan guru menuju hidup yang lebih baik dan layak, (2) Sebagai
motivasi bagi guru baik material ataupun spiritual agar lebih semangat dalam
mengemban tugasnya, (3) Untuk menanamkan rasa kesadaran dan tanggung
jawab dengan tugasnya, (4) Sebagai sarana untuk menyongsong masa depan dan
juga sebagai bekal di masa depan setelah berhenti dari tugas mengajarnya.
hidupnya penuh dengan rasa kasih sayang dan dicintai. Begitu juga
dengan seorang guru yang ingin selalu hidupnya penuh dengan rasa
cinta dan kasih. Dengan adanya rasa cinta dan kasih tersebut, secara
otomatis akan terdorong rasa semangat yang tinggi dalam mengemban
tugasnya.
d) Rasa diterima dan diakui, secara kodrati manusia di ciptakan oleh
Allah SWT mempunyai kedudukan yang sama. Setiap orang
dipandang mempunyai harkat dan martabat yang sama, tidak ada
tinggi dan rendah. Setiap orang hanya dibedakan berdasarkan tugas
dan fungsi yang diembannya.
Dengan demikian sudah menjadi keniscayaan apabila pengakuan dan
penerimaan terhadap profesi setiap orang di dudukan dalam interaksi
sosial. Seorang guru akan merasa dirinya terangkat apabila
mendapatkan pengakuan dari pemerintah atau dari lembaga
pendidikan bahwa dirinya sebagai pengajar pada lembaga pendidikan
tersebut.
Pengakuan terhadap profesi guru yaitu dengan tidak membeda-
bedakan status sebagai PNS, guru tetap, atau guru honor. Dengan
demikian setiap guru akan lebih memusatkan perhatiannya terhadap
tugas dan pengabdiannya terhadap profesionalismenya.
e) Jaminan Kesehatan, adanya jaminan kesehatan yang diberikan kepada
guru (pegawai) adalah sangat penting karena akan mempengaruhi
kinerja guru (pegawai) dalam meningkatkan produktifitas kerja.
Langkah yang ditempuh pemerintah memberikan jaminan kesehatan
dengan jalan setiap guru (pegawai) diikut sertakan dalam asuransi
kesehatan yang diselenggarakan secara nasional oleh BPJS.
BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Sebagai perusahaan BPJS Kesehatan berasal dari struktur perusahaan
ASKES, sementara BPJS Ketenagakerjaan berasal dari
JAMSOSTEK, TASPEN, dan ASABRI yang melebur.
D. Penelitian Terdahulu
Karya ilmiah atau pun riset yang relevan dengan perkara kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah. Kepala sekolah dituntut mempunyai kompetensi
kewirausahaan yang sudah dipaparkan dalam kajian di atas, dalam upaya kepala
sekolah meningkatkan kualiatas pembelajaran sekolah. Riset ini relevan ataupun
memiliki kesamaan dengan yang dilakukan oleh periset bagaikan berikut:
Riset pertama, oleh Andriani Suryanita tahun 2006 Tesis Universitas
Diponegoro Semarang, dengan judul“ Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
serta Kompetensi Pengetahuan Terhadap Kapabilitas Buat Tingkatkan Kinerja
Pemasaran (Riset Empirik pada Industri Baju Jadi di Kota Semarang)”, riset ini
dicoba berdasar kesenjangan hasil riset terdahulu (research gap) serta
perbandingan fokus bahasan tentang orientasi kewirausahaan serta pengaruh
kompetensi pengetahuan dan kapabilitas industri terhadap kinerja pemasaran.
Tidak hanya itu, ada pula kasus riset (research problem) tentang ketatnya
persaingan di industri baju jadi spesialnya pada industri berskala kecil di kota
29
Semarang yang mempunyai pasar lokal sehingga mendesak industri buat lebih
teliti dalam merumuskan strategi dalam tingkatkan kinerjanya. Sebagian aspek
serta keadaan di atas sangat berarti buat diteliti secara empirik buat setelah itu
dianalisis, supaya praktisi di industri garmen bisa mendapatkan sokongan
kenyataan yang terdapat di pasar, sehingga strategi yang diformulasikan bisa lebih
akurat. Riset ini dicoba dengan mengambil objek riset pada industri garmen
berskala kecil di Kota Semarang yang berjumlah 170 industri dengan elemen
populasinya ialah manajer pemasaran. Metode sampling yang digunakan
merupakan purposive sampling. Jumlah responden yang ditetapkan bagaikan
ilustrasi riset merupakan 100 orang. Metode analisis yang dipakai buat
menginterpretasikan serta menganalisis informasi dalam riset ini merupakan
dengan metode Structural Equation Model (SEM) dari paket aplikasi AMOS. Dari
hasil pengujian hipotesis teruji kalau aspek orientasi kewirausahaan serta
kompetensi pengetahuan pasar jadi dampak positif kapabilitas pemasaran serta
kinerja pemasaran yang signifikan. Ada pula model yang diajukan dalam
penelitian ini bisa diterima yang ditunjukkan oleh indeks kesesuaian dimana nilai
GFI 0, 900, nilai chi- square 87, 987, nilai probabilitas 0, 084, nilai TLI 0, 965
serta nilai CFI 0, 973, yang seluruhnya sudah penuhi ketentuan meski nilai AGFI
0, 853 diterima secara marjinal.
Riset kedua, oleh Muljo Raharjo, tahun 2014. Tesis Universitas Malang,
dengan judul “Aplikasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam
Mengelola Aplikasi Kerja Industri pada Sekolah Menengah Kejuruan”. Riset
bertujuan buat mendeskripsikan serta menarangkan motif, prosedur, pendekatan,
kontrol, serta khasiat aplikasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah menengah
kejuruan. Riset memakai pendekatan kualitatif serta desain multikasus. Buat
analisis informasi, digunakan tata cara komparatif konstan. Hasil riset merupakan
motif aplikasi terdiri dari 12 butir, prosedur aplikasi terdiri dari 5 langkah,
pendekatan kooperatif terdiri 3 butir, kontrol aplikasi terdiri dari 4 perihal, serta
khasiat aplikasi terdiri dari 4 jenis. Temuan ini menunjang serta memenuhi teori-
teori yang terpaut dengan kebijakan sekolah menengah kejuruan.
Riset ketiga, oleh Mohamad Zaelani, tahun 2012. Tesis Universitas
Muhammadiyah Surakarta, yang bertajuk“ Model Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berbasis Kewirausahaan Riset Web di SD Muhammadiyah Program Spesial
Kottabarat, Surakarta. Riset ini menghasilakan implementasi kepemimpinan kepala
sekolah berbasis kewirausahaan berakibat positif untuk pengembangan/ kemajuan
sekolah. Akibat positif tersebut di antara lain mewujud: (1) hawa kerja yang
kondusif; (2) prestasi belajar siswa bertambah; (3) keyakinan publik( trust)
terhadap sekolah terus menjadi kuat; (4) kemandirian sekolah membaik; serta (5)
kesejahteraan guru serta karyawan terjamin. Hambatan- hambatan dalam
implementasi kepemimpinan sekolah meliputi: (1) guru serta staf yang masih
menjajaki paradigma berpikir lama, yang cenderung birokratis, kurang kreatif,
serta kurang berani mengambil inisiatif; (2) belum terdapatnya orang yang
menanggulangi secara spesial usaha- usaha sekolah; serta (3) birokrasi
pembelajaran yan diterapkan oleh pemerintah masih berpola lama, cenderung
rumit, kurang berikan ruang buat kreativitas serta inovasi untuk kepala sekolah.
Hambatan- hambatan tersebut dapat diatasi di antara lain didukung faktor- faktor:
30
(1) para guru serta staf yang mayoritas kalangan muda umur 30 tahunan, sehingga
relatif masih gampang buat berganti serta berpikir maju; (2) ketiadaan tenaga
spesial yang menanggulangi usaha- usaha sekolah dapat diatasi oleh kepala
sekolah yang berjiwa pengusaha; serta (3) terdapatnya sokongan dari stakeholders
sekolah.
Riset keempat, oleh Oktavia, R. (2020).Jurnal Bahana Manajemen
Pendidikan, dengan judul “Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Pada
Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten
Solok”. Pada hasil penelitian ini, yakni menguraikan deskripsi data tentang
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah meliputi: (1) Kompetensi dalam hal
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, (2) Kompetensi
dalam hal bekerja keras mencapai keberhasilan sekolah atau madrasah sebagai
organisasi pembelajaran yang efektif, (3) Kompetensi dalam hal memiliki motivasi
yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
pemimpin sekolah/madrasah, (4) Kompetensi dalam hal pantang menyerah dan
selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi masalah yang dihadapi
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Riset kelima, oleh Rohmah, W., Nurjanah, A. M., & Hayat, D. N.
(2017)dengan judul “Kepemimpinan Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Teacherpreneurship di Era MEA”. Pada riset ini, memiliki tujuan
penelitian yakni untuk mendiskripsikan kepemimpinan kewirausahaan kepala
sekolah dalam: 1)meningkatkan pengetahuan kewirausahaan bagi guru di era
MEA; 2) menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan bagi guru di era MEA; 3)
memudahkan guru mengaplikasikan jiwa wirausaha dalam proses pembelajaran di
era MEA. Di mana hasil dalam penelitian ini adalah 1) meningkatnya pengetahuan
kewirausahaan guru sebagai seorang pendidik profesional di era MEA melalui
pemberian informasi kepada guru untuk mengikuti perkembangan teknologi,
sosialiasi tentang kewirausahaan, dan motivasi mengembangkan potensi dalam diri
guru; 2) tumbuh dan berkembangnya jiwa kewirausahaan bagi guru meliputi aktif,
kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam meningkatkan mutu
pendidikan di era MEA; 3) guru mampu mengaplikasikan jiwa kewirausahaan
dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mempunyai daya saing yang
unggul.
Menciptakan inovasi
Bekerja keras
Memiliki motivasi yang kuat
Pantang menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik
Memiliki naluri kewirausahaan
Implementasi
Kewirausahaan
Kepala Sekolah
Meningkatkan penghasilan
Jaminan kesejahteraan sosial
Penyediaan sarana prasarana
Kebutuhan rasa aman &
tentram
Jaminan kesehatan
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan (Sugiyono,2016:2).
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
kegunaan tertentu (Darmadi, 2013:153). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan kepada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistimatis. Rasional
berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau dengan penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan. Sistimatis artinya proses dalam penelitian tersebut menggunakan
langkah-langkah yang logis.
32
33
D. Sumber Data
Menurut Arikunto (1998:144), sumber data adalah subjek dari mana suatu data
dapat diperoleh. Menurut Sutopo (2006:56-57), Sumber data adalah tempat data
diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun
dokumen-dokumen. Menurut Moleong (2001:112), pencatatan sumber data melalui
wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,
mendengar, dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan-kegiatan ini dilakukan
secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang
diperlukan. Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1. Data Primer; data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Informasi dari Kepala sekolah SDIT Harum.
b. Informasi dari Kepala Tata Usaha SDIT Harum
c. Informasi dari Wakil Kepala Sekolah SDIT Harum
d. Informasi dari Guru - guru SDIT Harum
e. Informasi dari Komite SDIT Harum
2. Data Sekunder; data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
bukan secara langsung dari sumbernya. Penelitian ini sumber data sekunder yang
dipakai adalah sumber tertulis seperti sumber buku, majalah ilmiah, dan dokumen-
dokumen dari pihak yang terkait mengenai implementasi kewirausahaan kepala
sekolah di SDIT Harum
1. Observasi
Narbuko & Ahmadi berkomentar observasi merupakan sesuatu tata cara
ataupun perlengkapan pengumpulan informasi yang dicoba buat mencatat serta
mengamati secara sistematis menimpa tanda- tanda yang lagi diselidiki (2010: 70).
Dalam riset ini yang digunakan merupakan observasi partisipatif ialah tata cara
pengumpulan informasi yang dipakai buat menghimpun data riset lewat
pengindraan serta pengamatan. Observasi langsung ini dilakukan peneliti untuk
mengoptimalkan data mengenai implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta
2. Wawancara
Tata cara wawancara merupakan proses mendapatkan penjelasan buat tujuan
riset dengan metode tanya jawab sembari bertatap muka antara pewawancara
dengan informan, wawancara yang dipakai merupakan wawancara tidak terstruktur
serta wawancara mendalam (Narbuko & Ahmadi, 2010: 83). Wawancara yakni
proses mengambil informasi lewat komunikasi secara langsung dengan tata cara
bertatap muka sembari tanya jawab antara periset serta yang diwawancarai
(informan). Pada riset ini menggunakan dua tipe wawancara diantaranya
wawancara informal serta tipe wawancara resmi. Wawancara informal merupakan
wawancara yang dicoba dengan santai ataupun mengalir namun memiliki faktor
persoalan riset buat memperoleh informasi yang di idamkan, tanpa disadari oleh
objek riset yang lagi diwawancarai. Sebaliknya buat wawancara resmi umumnya
tanya jawab yang dicoba cocok standar pedoman wawancara yang berlaku, perihal
ini dimaksudkan supaya pokok-pokok yang direncanakan dalam pengambilan
informasi bisa terpenuhi.
Metode wawancara peneliti gunakan untuk menggali data terkait pelaksanaan
implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan
guru di SDIT Harum Jakarta. Adapun informannya antara lain:
a. Kepala Sekolah SDIT Harum, untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta.
b. Kepala Tata Usaha SDIT Harum, untuk mendapatkan informasi tentang semua
administrasi ketata laksanaan pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala
sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta.
c. Dua orang guru kelas SDIT Harum, untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta.
d. Dua orang komite SDIT Harum, untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tata cara pengumpulan informasi yang dicoba
dengan metode mengecek, menguasai serta menganalisa dokumen-dokumen, surat-
surat berarti serta berharga, catatan transkip, video, gambar serta lain sebagainya.
Pengumpulan informasi lewat dokumentasi objek riset dicoba dengan sah,
memperoleh izin dari yang bersangkutan cocok dengan prosedur yang berlaku.
36
Informasi yang diambil serta digunakan cuma data-data yang berkaitan langsung
serta diperlukan buat keperluan riset.
Melalui metode dokumentasi, peneliti gunakan untuk menggali data berupa
dokumen terkait pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta, di antaranya: struktur
organisasi, dokumen administrasi, dokumen keuangan, dokumen sarana dan
prasarana, foto-foto dokumenter, dan sebagainya.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat
ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2016: 102).
Apa saja
bentuk kerja
39
sama
kemitraan
yang anda
jalin terebut ?
5. Pantang 1. Optimis
menyerah dan me
selalu mencari
solusi terbaik 2. Pantang
dalam menyera
menghadapi h
kendala yang
dihadapi 3. Berpikir
sekolah alternatif
Direktorat
Jendral
Peningkatan
Mutu Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
(2010:38-42)
6. Memiliki 1. Memiliki Apakah anda 16
naluri kemamp mengembangk
kewirausahaan uan an unit usaha
dalam mengelola dalam lain, selain
kegiatan megemb yang sudah 17
produksi/jasa angan ada di sekolah
sekolah/madrasa unit anda ?
h sebagai sumber usaha
belajar peserta Bagaimana 18
didik 2. Memiliki cara anda
kemamp dalam
Direktorat uan melakukan
Jendral dalam pengelolaan
Peningkatan Mutu pengelol unit usaha lain 19
Pendidik dan aan unit tersebut ?
Tenaga usaha
Kependidikan Apakah unit
(2010:38-42) 3. Mampu usaha lain
memanfa tersebut bisa
atkan dimanfaatkan
unit juga sebagai
usaha sumber belajar
sebagai pada sekolah
sumber anda ?
belajar
Bagaimana
4. Memiliki anda
40
keberani memahami
an bahwa resiko
mengam yang
bil resiko diambil adalah
bagian dari
keberhasilan.
Atasan Teman
Bawahan
Gambar 3.1. Trianggulasi Sumber Data
Wawancara Observasi
Kuisoner/Dokumen
1. Sejarah Singkat :
SDIT HARUM sepenuhnya milik Yayasan Harapan Ummat. Luas areal
tanah kurang lebih 1000 m2 dengan sertifikat hak milik milik Yayasan. SDIT
HARUM Jakarta terletak di jalan Walang Baru V Blok C No. 1-2 Kelurahan
Tugu Kecamatan Koja Kota Administrasi Jakarta Utara Kode Pos 14260.
SDIT HARUM berada di lingkungan yang cukup strategis, SDIT
HARUM mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi. Di sisi lain,
masyarakat di lingkungan Sekolah cukup responsif terhadap keberadaanya.
Partisipasi para warga dalam menghidupkan sekolah sangat baik, terbukti
dengan adanya animo masyarakat menyekolahkan anak-anaknya di SDIT
HARUM ini. SDIT HARUM sudah menjadi pilihan pertama diantara sekolah
dasar Swasta yang lainnya yang ada di Jakarta Utara.
Pada dasarnya pendidikan Islam terpadu sudah banyak dikembangkan di
sekolah - sekolah di Jakarta Utara khususnya dan di DKI Jakarta pada
umumnya. Berangkat dari rasa empati ingin mewujudkan sekolah Islam
sebagaimana halnya yang berkembang di daerah perkotaan. Bapak
(Almarhum) H. Soleh seorang pegusaha yang hartawan lagi dermawan merasa
perlu adanya sekolah dasar di Jakarta Utara yang benar - benar memiliki
perhatian dalam pembentukan generasi islami yang Qurani. Sekolah yang
berkualitas yang konsen dalam pembelajaran dan pendidikan karakter
Islamnya, sekolah yang mendekatkan peserta didik dengan al Qur'an, maka
program tahfiz al Qur'an menjadi program wajib di SDIT HARUM.
SDIT HARUM didirikan oleh pembina dan pengurus Yayasan HARUM
dengan mengambil konsultan Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)
Indonesia, yang pada saat itu di ketuai oleh Bapak Sukro Muhab. Selanjutnya
penguruspun melakukan perjalanan studi banding ke sekolah - sekolah Islam
terpadu yang telah lebih dahulu ada. Langkah kerjasama pun terbentuk dalam
hal konsep pendidikan, pengadaan sarana prasarana, perangkat pembelajaran,
sampai kepada seleksi penerimaan guru pengajar.
Tanggal 14 Juli 2013, SDIT HARUM pertama kali membuka dan
menerima peserta didik tahun ajaran baru. dengan menempati ruangan gedung
milik Yayasan Harpan Ummat (HARUM). Pada saat itu sudah ada enam
ruang kelas belajar, satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, satu ruang
Tata Usaha, satu aula sekaligus musolla untuk tempat ibadah sehari - hari dan
praktik ibadah para peserta didik.
2. Visi SDIT HARUM
"Menjadi sekolah Islam unggulan dalam menyiapkan Generasi Rabbani yang
Cerdas,Terampil dan Berwawasan Global”
3. Misi SDIT HARUM
1) Memberikan pemahaman Islam yang benar dan integral .
2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi dan informasi.
47
3) Mengembangkan minat, bakat dan potensi peserta didik
4) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga
lainnya yang terkait
4. Tujuan SDIT HARUM
1) Memiliki Aqidah yang lurus
2) Melakukan ibadah yang benar
3) Berkepribadian yang matang dan berakhlak mulia
4) Menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh, disiplin, dan mampu menahan
nafsunya
5) Memiliki kemampuan membaca, menghafal, dan memahami Al Quran
dengan baik
6) Unggul dan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
7) Memiliki karakter terampil dan mandiri
8) Bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan sekitar
5. Motto SDIT HARUM
“Taat Beribadah, Unggul dalam Prestasi, Santun dalam Perilaku”.
6. Struktur Organisasi Sekolah
a. Menciptakan Inovasi;
Gambar 4.2
Setiap Kelas Dipasang Proyektor Sebagai Fasilitas Sebagai
Sarana Belajar Visual Maupun Dengan Audio Visual
Sumber: Dokumen Pribadi Peneliti
Gambar 4.3
Pengembangan IPTEK Dengan Memfasilitasi Dengan Ekstrakurikuler ROBOTIK
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
b. Bekerja Keras ;
"Upaya - upaya yang kami lakukan banyak sekali tetapi diantaranya saja;
membuat kalender akademik yang di dalamnya terdapat rancangan
program pembelajaran selama satu tahun pelajaran. Diantara strategi
yang kami gunakan dalam pengembangan program pembelajaran
diantaranya ; Melaksanakan rapat kerja sekolah, membuat pelatihan
penyusunan program pembelajaan untuk guru-guru, melaksanakan studi
banding dengan sekolah sejenis baik satu Provinsi maupun di luar
provinsi DKI Jakarta". (Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi,
S.Pd pada tanggal, 16 Oktober 2020)
Gambar 4.5
Pengembangan SDM Guru Dengan Mengikuti Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
" Yang kita jalin biasanya terkadang kita suka mengadakan pentas seni,
atau kita kerjasama dengan menghadirkan misalkan kepolisian, dokter
cilik, atau puskesmas. Jadi kita mengedukasi kepada peserta didik bahwa
menjadi seorang polisi itu seperti apa, menjadi seorang dokter itu seperti
apa. Itu adalah bentuk-bentuk kerja-sama kerja sama kita dengan pihak
luar". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada
tanggal, 17 Oktober 2020).
Gambar 4.6
SDIT Harum Jakarta Membangun Kemitraan Eksternal
Dengan TNI dan POLRI
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
d. Pantang menyerah ;
"Masya Allah, banyak sih program program besar yang ada di hati saya
yang sampai saat ini belum terwujud, diantaranya Mengadakan
Ekstrakurikuler unggulan sekolah yang diambil dari para peserta didik
unggulan sebagai duta sekolah, diantaranya ; Ekstrakurikuler Pramuka, di
pramuka diharapkan punya regu khusus yang kami beri nama Regu
Garuda. Ekstrakurikuler Paskibra, di paskibra ini diharapkan memiliki
team pengibar bendera yang handal. Ekstrakurikuler Seni dan Budaya
seerti ; Seni angklung, Marawis. Bimbingan Baca Al Qur'an buat Orang
Tua peserta Didik yang belum bisa atau belum lancar membaca Al
Qur'an. Outing Class Tahfiz Qur'an ; program hafidz Qur’an yang
dimana peserta didik dari kelas 1 sd kelas 6 diajak keluar misalnya outing
class bersama orang tuanya juga. yang dimana orang tuanya juga ikut
dalam pelatihan tahfiz Al Qur'an tersebut. Membangun sarana
pendidikan dengan menambah lantai 3 dan 4 pada gedung sekolah ; yang
bisa berfungsi sebagai ruang serba guna, ruang Ibadah, ruang olah raga,
ruang seni budaya, ruang lab Tahfiz Al Qur'an". (Wawancara dengan
Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd pada tanggal, 16 Oktober 2020)
"Salah satunya kita ingin mempunyai mushola di lantai atas atau lantai 4,
karena mushola saat ini kurang besar sehingga tidak bisa menampung
semuanya". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd
pada tanggal, 17 Oktober 2020).
"Ya ada, seperti Catering dan layanan antar jemput dengan mobil
sekolah". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada
tanggal, 17 Oktober 2020).
"Itu tadi sudah disebutkan di awal, insyaallah mulai tahun ini koperasi
sudah berjalan profesional. Mungkin nanti ada unit usaha catering atau
apa yang lain. Selama ini, untuk catering kita masih rekanan dengan
usaha catering milik orang. Mungkin kedepannya kita akan mengelola
sendiri sebagai bagian dari pengelola koperasi".(Wawancara dengan
Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19 Oktober 2020).
a. Fungsi Kesejahteraan ;
"... beberapa fungsi kesejahteraan bagi guru menurut saya, guru yang
sejahtera bisa menaikan ekonominya kepada yang lebih baik, bisa
sebagai penyemangat dalam mengajarnya, dengan kesejahteraan
tumbuhnya kesadaran diri lebih kuat dalam kewajibannya sebagai guru ...
(Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd pada tanggal, 16
Oktober 2020)
"... guru harus sejahtera agar tenang dalam mengajarnya, agar lebih baik
ekonominya ....(Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd
pada tanggal, 17 Oktober 2020).
"... kalo guru sejahtera maka akan lebih sungguh sungguh dalam
mengajarnya ...".(Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal,
19 Oktober 2020).
"... Ada beberapa guru tetap Yayasan, gajinya telah mengikuti standar
UMR Provinsi DKI Jakarta. Namun bagi guru dan karyawan tidak tetap
masih di bawah standar. Guru tetap yayasan sertiap bulannya
memperoleh gaji Rp. 4.100.000 setiap bulannya. Sedangkan bagi guru
dan karyawan tidak tetap masih berdasarkan lamanya mereka berkerja.
Gajinya berkisar antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 3.000.000 pada setiap
bulannya. Pemberian THR dengan besaran 1x gaji/honor, THR ini
diberikan setiap tahun menjelang hari raya. Pemberian uang kesehatan,
uang kesehatan ini diberikan apabila seorang guru atau karyawan dalam
keadaan sakit. Tetapi apabila tidak diambil ambil maka uang kesehatan
tersebut bisa dicairkan pada akhir tahun. Mengalokasikan dana BOS
untuk menambah pendapatan para guru dan karyawan. Family Gatering.
Bentuk rewards dari kreatifitas dan prestasi kerja guru dan karyawan
diantaranya ; Pada UTS dan UAS dapat tambahan uang kteatifitas. Pada
hari Guru setiap tahunnya guru-guru yang berprestasi dan rajin akan
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah berupa Piagam dan
Finansial. Guru-guru yang cepat tertib administrasipun akan
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah, seperti itu yang biasa ada
di sekolah kami". (Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd
pada tanggal, 16 Oktober 2020)
"... dana tambahan dari dana BOS, kemudian dana kesehatan, itu baru
kesejahteraan yang memang diberikan oleh sekolah maupun yayasan.
Pemberian rewards .... ". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian
Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober 2020).
" ... seragam sudah pasti udah dibelikan setiap tahun oleh
sekolah, dalam bentuk bentuk pelatihan sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan guru juga melalui medianya.
Reward nya pasti ada presentase berapa persen sebagai bentuk
prestasi kerja, persentase dari honor . (Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)
C. TEMUAN PENELITIAN :
a. Menciptakan inovasi;
Hal ini ternyata di benarkan juga hasil wawancara oleh yang lainnya,
yaitu Kepala Tata Usaha SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa
;
"... Saya rasa beliau mempunyai kemampuan dalam memahami
kompetensi kewirausahaan di sekolah ini". (Wawancara dengan Bapak
Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober 2020).
" ... Iya, beliau memahami hal itu ..." (Wawancara dengan Bapak
Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).
Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru
mata pelajaran mengatakan bahwa ;
"... Iya pastinya beliau memahami itu ..., (Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)
Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite
SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;
Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan juga oleh Sagala
(2009:180-185) menjelaskan;
Hal yang sama disampaikan juga oleh HE. Mulyasa (2011, 189-190);
Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala sekolah
memiliki kompetensi menciptakan inovasi, yang dilakukan oleh kepala
sekolah tersebut terbukti dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi
yang peneliti lakukan. Kepala sekolah sebagai tokoh sentral penggerak
organisasi sekolah harus mampu menciptakan hal-hal yang baru untuk
mengembangkan sekolah yang dipimpinnya, dalam hal ini kepala sekolah
juga berperan menjadi inovator.
Kompetensi menciptakan inovasi haruslah terus bergerak
menyesuaikan perkembangan zaman dan masa yang ada pada saat itu.
72
Kepala sekolah SDIT Harum dalam kepemimpinannya juga mengikuti
perkembangan zaman dan masa saat ini yaitu era digital, maka semua
perencanaan dan pemprograman menggunaan IT dan internetisasi. Dapat
dilihat dari awal masuk ke sekolah setiap guru diwajibkan absen panger
yang terhubung dengan internet.
Program-program pelaporan dan program kerja pun menggunakan
internetisasi, lebih lebih di saat pandemi seperti ini maka kegiatan belajar
mengajarpun menggunkaan internetisasi dengan sistem PJJ daring. Dengan
memanfaatkan tekhnlogi maka kepala sekolah dapat secara cepat mengakses
segala bentuk laporan-laporan dan perkembangan di sekolahnya. demikian
juga dengan para guru, maka guru dapat juga secara cepat mengakses materi
pembelajaran yang dibutuhkan.
b. Bekerja keras;
Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Buchari
Alma (2011, 254) mengatakan bahwa;
Hal yang sama disampaikan juga oleh Permana dan Kesuma (2011:
356) bahwa, profil seorang wirausaha adalah orang yang memiliki ciri-ciri
dan sifat sebagai berikut;
" ... (2) berorientasi tugas dan hasil: kebutuhan akan prestasi,
berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, enerjik dan inisiatif ... ".
Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala sekolah
memiliki kompetensi bekerja keras, yang dilakukan oleh kepala sekolah
tersebut terbukti dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang
peneliti lakukan. Kompetensi kepala sekolah dalam hal Bekerja keras untuk
mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
efektif. Hal ini mungkin disebabkan karena kepala sekolah cukup
memahami dan memiliki keterampilan memimpin, sehingga kepala sekolah
cukup bisa menerapkan prinsip kerja keras dalam melaksanakan tugas di
sekolah.
74
Agar keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif
dapat tercapai dengan baik untuk itu kepala sekolah harus meningkatkan
kemampuannya dalam memimpin sekolah, yang bisa dilakukan dengan cara
mengikuti kegiatan pengembangan profesional serta menerapkan prinsip-
prinsip kerja yang efektif serta menjadikan diri sebagai mahluk sosial yang
mudah untuk bekerja sama dengan komponen sekolah lainnya. Karena
sekolah dapat dikatakan sebagai organisasi pembelajaran yang efektif
apabila ada kerja keras dari seluruh komponen sekolah, terutama kepala
sekolah.
Kepala sekolah yang memiliki kompetensi bekerja keras akan sangat
berpengaruh terhadap guru-guru dan karyawan yang dipimpinnya, mau tidak
mau guru dan karyawan itupun akan mengikuti irama kerja kerasnya kepala
sekolah. Guru-guru yang berjiwa bekerja keraspun akan melahirkan peserta
didik yang bersemangat dalam belajarnya dan akan menoreh prestasi yang
gemilang bukan cuma secara akademik tetapi secara non akademikpun akan
menoreh prestasi, dan yang jauh lebih utama dari sifat bekerja keras ini
adalah semangat untuk membangun pribadi yang lebih baik lagi.
"... " Kemitraan yang terjalin itu ya untuk external kerjasama untuk
jasa karena kan mereka untuk ekskul kita belinya jasa. (Wawancara
dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020).
Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan juga oleh
Stephen P. Robin (1996, 198), menjelaskan bahwa;
"... perubahan energi pada diri individu seseorang yang terlihat dari
timbulnya perasaan dan di awali oleh respon terhadap tujuan yang di
capai ...".
d. Pantang Menyerah;
"... program sekolah yang belum terwujud dan sangat terkait dengan
fasilitas sekolah yaitu masjid ...".(Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)
"... yang saya tau program sekolah yang belum terwujud itu adalah
lab, masjid, dan lapangan bola (Wawancara dengan Ibu Febriyanti
pada tanggal, 22 Oktober 2020).
Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua
Komite, mengatakan bahwa;
Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan juga oleh
Ardyan m. Erlangga (2016, 2) dalam bukunya menjelaskan;
Hal yang sama disampaikan juga oleh Rofik (2012) dalam artikel
dunai bisnis menjelaskan;
"... kepala sekolah juga mengelola unit usaha seperti catring, dan
layanan antar jemput dengan mobil sekolah...". (Wawancara dengan
Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober
2020).
"... mungkin nanti ada unit usaha catring atau yang lainnya
...".(Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19
Oktober 2020).
" ... untuk antar jemput sekolah juga iya ... catring juga ada
...".(Wawancara dengan Bapak Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21
Oktober 2020)
"... koperasi masih baru di sekolah ini ... kalo catring dan layanan
antar jemput mobil sekolah masih ditangani oleh pihak fendor ...
(Wawancara dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020).
Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua
Komite, mengatakan bahwa;
79
"... koperasi dan UKS itu juga mau dibangun ..." (Wawancara
dengan Ibu Mia Lestari pada tanggal, 23 Oktober 2020).
Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan juga oleh
Abdul Rahman dan Muhib Abdul Wahab (2004) dalam buku yang
berjudul Psikologi Suatu Pengantar, menjelaskan;
a. Fungsi Kesejahteraan ;
"... guru harus sejahtera agar tenang dalam mengajarnya, agar lebih baik
ekonominya ....(Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd
pada tanggal, 17 Oktober 2020).
"... kalo guru sejahtera maka akan lebih sungguh sungguh dalam
mengajarnya ..." (Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal,
19 Oktober 2020).
"... kalo guru sejahtera maka siswa akan mudah berprstasi ... "
(Wawancara dengan Ibu Mia Lestari pada tanggal, 23 Oktober 2020)
"... Ada beberapa guru tetap Yayasan, gajinya telah mengikuti standar
UMR Provinsi DKI Jakarta. Namun bagi guru dan karyawan tidak tetap
masih di bawah standar. Guru tetap yayasan sertiap bulannya
memperoleh gaji Rp. 4.100.000 setiap bulannya. Sedangkan bagi guru
dan karyawan tidak tetap masih berdasarkan lamanya mereka berkerja.
Gajinya berkisar antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 3.000.000 pada setiap
bulannya. Pemberian THR dengan besaran 1x gaji/honor, THR ini
diberikan setiap tahun menjelang hari raya. Pemberian uang kesehatan,
uang kesehatan ini diberikan apabila seorang guru atau karyawan dalam
keadaan sakit. Tetapi apabila tidak diambil ambil maka uang kesehatan
tersebut bisa dicairkan pada akhir tahun. Mengalokasikan dana BOS
untuk menambah pendapatan para guru dan karyawan. Family Gatering.
Bentuk rewards dari kreatifitas dan prestasi kerja guru dan karyawan
diantaranya ; Pada UTS dan UAS dapat tambahan uang kteatifitas. Pada
hari Guru setiap tahunnya guru-guru yang berprestasi dan rajin akan
82
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah berupa Piagam dan
Finansial. Guru-guru yang cepat tertib administrasipun akan
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah, seperti itu yang biasa ada
di sekolah kami". (Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd
pada tanggal, 16 Oktober 2020)
"... dana tambahan dari dana BOS, kemudian dana kesehatan, itu baru
kesejahteraan yang memang diberikan oleh sekolah maupun yayasan.
Pemberian rewards .... ". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian
Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober 2020).
Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala sekolah
memahami dan menerapkan bentuk-bentuk kesejahteraan, yang dilakukan
oleh kepala sekolah tersebut terbukti dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang peneliti lakukan. Dalam penerapannya kepala sekolah
harus memahami bahwa bentuk kesejahteraan itu ada dua yaitu; kesejahteraan
material dan kesejahtraan rohani.
Kepala sekolah yang baik bukan saja memikirkan bagaimana
meningkatkan kualitas dan mutu sekolah dengan terlaksananya semua
program kerja sekolah yang sudah disusun secara bersama-sama, tetapi kepala
sekolah yang baik juga harus mampu memikirkan bagaimana meningkatnya
kesejahteraan para guru dan karyawannya, kesejahteraan secara material
maupun rohani.
Guru dan karyawan akan memiliki komitmen dan loyalitas yang kuat
kepada sekolah apabila kesejahteraan mereka diperhatikan. Kepala sekolah
harus memperhatikan kesejahteraan materi guru dan karyawannya degan cara
meningkatkan honor atau gaji, memberikan reward dan penghargaan. Selain
perhatian kesejahteraan materi, kepala sekolah pun harus memperhatikan
kesejahteraan rohani guru dan karyawannya, seperti komunikasi yang baik,
perhatian kesehatannya, dan mungkin ada program family gatering untuk
mengajak semua keluarga besar dari guru dan karyawannya.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didasari dari analisis data dan hasil penelitian yang dilaksanakan di Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) HARUM, dan berdasarkan hasil penelitian kualitatif
dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) HARUM tentang implementasi kewirausahaan kepala
sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta dapat
diambil kesimpulan bahwa kepala sekolah SDIT Harum sudah menerapkan
karakteristik kompetensi kewirausahaan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
yang sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah (inovasi, bekerja keras, motivasi, pantang menyerah,
memiliki naluri kewirausahaan) dalam meningkatkan kesejahteraan guru, namun
masih belum maksimal di dalam penerapannya. Hal ini bisa dilihat dari standar
gaji/honor guru-guru SDIT Harum masih belum mengikuti standar gaji UMR DKI
Jakarta. Selain itu ada faktor penghambat pelaksanaan implementasi kewirausahaan
kepala sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta
diantaranya; lahan sekolah yang kurang luas sehingga kepala sekolah sulit untuk
mengembangkan usaha usaha inovatif sebagai penggerak ekonomi sekolah,
keterbatasan lahan koperasi, kantin, dan kegiatan ekstrakurikuler.
B. Implikasi
C. Saran
Didasarkan kesimpulan dan implikasi yang peneliti telah diuraikan, maka ada
beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, sebagai berikut :
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul Wahab. 2004. Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.
A.M., Sardiman. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Fisher, James L. and Koch, James V., "Born, Not Made: The Entrepreneurial
Personality" (2008). Economics Faculty Books. 29.
https://digitalcommons.odu.edu/economics_books/29
Khiyaroh, Intihaul. 2017. Sukses Bersikap Tegas dengan Siapa Saja,Kapan Saja dan
Dimana Saja. Yogyakarta: PT Anak Hebat Indonesia.
Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Meredith, Geoffrey G. et. Al. 2005. Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta: PT.
Prenhallindo.
N. Ulfatin, dan Teguh Triwiyono. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang
Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Narbuko, C., dan Ahmadi, A. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Rahman, dkk. 2006. Peran Strategis Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Sumedang: Alqaprint Jatinangor.
Suyanto, dan Abbas. 2004. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Zulkifli, Mohammad. Darmawan, Arif dan Sutrisno, Edy. 2014. Motivasi Kerja,
Sertifikasi, Kesejahteraan Dan Kinerja Guru. Persona, Jurnal Psikologi
Indonesia Mei 2014, Vol. 3, No. 02.
Dalam http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona/article/view/379
Rosyadi, Y. I., & Pardjono, P. (2015). Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP 1 Cilawu Garut. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 3(1), 124–133.
https://doi.org/10.21831/amp.v3i1.6276
LAMPIRAN 1.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Informasi Umum
1. Bagaimana keadaan lingkungan sekolah SDIT Harum ?
2. Bagaimana sejarah berdirinya SDIT Harum ?
3. Apakah SDIT Harum memiliki Piagam / Sertifikat Pendirian lembaganya dan
siapa yang mengeluarkan Piagam / Sertifikat tersebut ?
4. Mulai dari berdirinya sampai saat ini Akreditasi sekolah sudah dilakukan
berapa kali, serta memperoleh nilai apa ?
5. Apakah visi, misi, tujuan dan kebijakan mutu SDIT Harum ?
6. Apakah sudah tersusun Program Kerja sekolah tahun 2020/2021 ?
7. Apakah program kerja sekolah telah memaksimalkan fungsi kepala sekolah,
seperti edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan
motivator di SDIT Harum ?
8. Apa saja contoh - contoh penerapan kepala sekolah sebagai ; edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator ?
9. Apa saja prestasi akademik dan non akademik yang dimiliki oleh SDIT Harum
dalam lima tahun belakangan ini ?
10. Bagaimana struktur dan skema organisasi di SDIT Harum ?
11. Bagaimana kondisi dan fasilitas Sekolah yang ada di SDIT Harum ?
12. Berapakah jumlah pendidik dan tenaga pendidikan di SDIT Harum ?
13. Berapakah jumlah peserta didik SDIT Harum pada tahun pelajarn 2020/2021 ?
14. Bagaimanakah sistem rekrutmen guru dan karyawan di SDIT Harum ?
15. Bagaimanakah sistem penggajian guru dan karyawan SDIT Harum ?
16. Bagaimanakah sistem pembagian tugas kepada guru dan karyawan di SDIT
Harum?
LAMPIRAN 2 :
PEDOMAN OBSERVASI
KONDISI KETERANGAN
N OBJEK OBSERVASI KESESUAIAN
O ADA TIDAK BS B C K
ADA
A. Mampu menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah
1. Mengamati program-program yang inovatif
kepala sekolah
2. Mengamati kreatifitas kepala sekolah yang
terlihat dari gagasan, produk, pelayanan, usaha,
model baru yang dihasilkan
3. Mengamati peran kepala sekolah dalam
merealisasikan gagasan baru di sekolah yang
dipimpinnya
B. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif
4. Mengamati program pembelajaran tahun
pelajaran 2020/2021
C. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
manajer sekolah
5. Mengamati kemauan yang tinggi untuk mencapai
kesuksesan
6. Mengamati upaya - upaya positif kepala sekolah
untuk mencapai tujuan yang di tetapkan
D. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah
7. Mengamati Optimisme kepala sekolah untuk
melahirkan program program besar
8. Mengamati jiwa Pantang menyerah kepala
sekolah dalam menghadapi berbagai kendala
dalam mewujudkan program program besar
tersebut
9. Mengamati strategi kepala sekolah dengan
berpikir alternatif dalam mewujudkan program
program besar tersebut
E. Memiliki naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar
peserta didik
10. Mengamati kemampuan kepala sekolah dalam
megembangan unit usaha
11. Mengamati kemampuan kepala sekolah dalam
93
pengelolaan
unit usaha
12. Mengamati kemampuan kepala sekolah dalam
memanfaatkan unit usaha sebagai sumber belajar
13. Mengamati keberanian kepala sekolah dalam
mengambil
resiko
F. Bentuk-bentuk
Kesejahteraan
14. Mengamati peningkatan penghasilan
guru/karyawan
15. Mengamati Koperasi sekolah
16. Mengamati program Family Gatering/Liburan
17. Mengamati jaminan kesejahteraan sosial untuk
guru/karyawan
18. Mengamati promosi dan penghargaan yang
diberikan kepala sekolah untuk
guru/karyawannya sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja.
19. Mengamati perlindungan yang diberikan kepala
sekolah kepada guru/karyawannya dalam
menghasilkan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
G. Faktor - faktor yang Mempengaruhi
Kesejahteraan
20. Mengamati Sarana dan prasarana kerja yang
cukup di sekolah
21. Mengamati Kontraprestasi kerja (gaji)
guru/karyawan yang memenuhi standar hidup
22. Mengamati suasana kerja yang kondusif, aman
dan nyaman
23. Mengamati Sistem kerja yang adil dan terbuka,
penuh kebersamaan
24. Mengamati Aspirasi dan kreativitas kerja dapat
tumbuh dengan subur
Keterangan :
BS : Baik Sekali
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
94
LAMPIRAN 3 :
PEDOMAN DOKUMENTASI
KONDISI KETERANGAN
N OBJEK DOKUMENTASI KESESUAIAN
O ADA TIDAK BS B C K
ADA
A. Dokumentasi Umum
1. Struktur dan skema organisasi sekolah
2. Visi, misi dan tujuan sekolah
3. Daftar keadaan guru dan karyawan
4. Daftar keadaan peserta didik
5. Program kerja sekolah
6. Program kerja kepala sekolah
7. Sertifikat akreditasi sekolah
8. Tata tertib Guru dan Karyawan
9. Tata tertib peserta didik
10. Perangkat pembelajaran guru
11. Daftar hadir guru dan peserta didik
12. Data inventaris barang
13. Daftar penghargaan dalam perlombaan
14. Dokumen peserta peraih prestasi
15. Denah Lokasi / ruang
16. Foto lingkungan sekolah
17. Foto proses belajar mengajar
18. Foto hasil prestasi pendidik
B. Dokumentasi Implementasi
Kewirausahaan di SDIT Harum
19. Program inovatif kepalas sekolah
(kegiatan dalam satu tahun)
20. Daftar bidang - bidang wirausaha
21. Hasil kewirausahaan di SDIT Harum
22. Bukti bentuk - bentuk peningkatan
kesejahteraan guru/karyawan
23. Fasilitas pendukung
Keterangan :
BS : Baik Sekali
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
95
LAMPIRAN 4
Transkip Hasil Wawancara
Kepala Sekolah
terebut ?
Berbicara kerja sama berarti berbicara silaturahmi, jadi di
sekolah kami membangun dua kemitraan, yaitu internal
dan eksternal. Kemitraan Internal ; untuk kemitraan
internal menjalin kerja sama dengan orangtua melalui
komunitas sekolah untuk mengatasi program yang kurang
berjalan dengan membuat seminar-seminar kepada orang
tua peserta didik, dengan seminar ini diharapan mampu
memecahkan masalah yang terjadi, yaitu agar orangtua itu
bisa sejalan dengan program pembelajaran yang diajarkan
di sekolah. Paling tidak orang tua di rumah bisa mengawasi
atau mengarahkan putra putrinya mengikuti program
program pembelajaran sekolah. Kemitraan Eksternal ;
untuk kemitraan eksternal kami menjalin kemitraan dengan
Jawaban : beberapa lembaga, diantaranya ; Puskesmas dibidang
kesehatan anak anak, PMI Jakarta Utara di bidang donor
darah, JSIT (jaringan sekolah islam terpadu) dan
mempunyai akses dengan sekolah sekolah SDIT lainnya di
seluruh Indonesia. Seperti kita pernah ngadain stukom
(study komparatif) ke Jogja dan Solo. Melakukan
kunjungan ke SDIT Nur Hidayah di Solo dan SDIT Abu
Bakar Ash-Shiddiq yang di Jogja, dan untuk tingkat
Internasional nya kita menjalin kerja sama dengan
Malaysia, Thailand dan Myanmar dengan melakukan
kunjungan di sekolah unggulan di masing-masing negara
tersebut JSIT pun ada juga kerjasama di bidang
kepramukaan dengan Malaysia dan Singapura, mungkin
seperti itu ya.
Selain program yang ada pada sekolah Bapak ini, apakah
Pertanyaan : Bapak memiliki program program besar lainnya yang
13
belum terwujud pada saat ini ?
Jawaban : Ya ada,
Apa contohnya program besar ke depan yang akan Bapak
Pertanyaan :
lakukan ?
Masya Allah, banyak sih program program besar yang ada
di hati saya yang sampai saat ini belum terwujud,
diantaranya Mengadakan Ekstrakurikuler unggulan sekolah
yang diambil dari para peserta didik unggulan sebagai duta
sekolah, diantaranya ; Ekstrakurikuler Pramuka, di
14 pramuka diharapkan punya regu khusus yang kami beri
Jawaban : nama Regu Garuda. Ekstrakurikuler Paskibra, di paskibra
ini diharapkan memiliki team pengibar bendera yang
handal. Ekstrakurikuler Seni dan Budaya seerti ; Seni
angklung, Marawis. Bimbingan Baca Al Qur'an buat Orang
Tua peserta Didik yang belum bisa atau belum lancar
membaca Al Qur'an. Outing Class Tahfiz Qur'an ; program
hafidz Qur’an yang dimana peserta didik dari kelas 1 sd
99
LAMPIRAN 5
Transkip Hasil Wawancara
Kepala Tata Usaha
LAMPIRAN 6
dimulai.
Strategi apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
merealisasikan gagasan baru di sekolah ?
Strateginya yang pertama, tentu kita melihat kekuatan lembaga
ini. Kepala sekolah beberapa hal sering diskusi dengan guru-
6 guru, dengan yayasan. Kira-kira yang menjadi kekuatan kita,
Jawaban : yang harus kita tingkatkan demi untuk melakukan trobosan-
trobosan yang meningkatkan pelayanan, berdiskusi
menyampaikan ide-ide kepada pimpinan yayasan untuk
kemudian bisa direalisasikan.
Bagaimana upaya kepala sekolah Bpk/Ibu agar rancangan
Pertanyaan : program pembelajaran pada sekolah tersebut bisa berhasil
mencapai tujuan ?
Tentu ini harus melibatkan guru, bagaimana bisa berhasil
7
melakukan penelitian-penelitian, kita ada evaluasi berkala tiap
Jawaban : bulan. Dulu kita bertemu, sekarang lewat Zoom meeting. Kalo
ada masalah kita cari solusi bersama, mudah-mudahan itu bisa
meningkatkan pembelajarannya.
Strategi apa yang akan kepala sekolah Bpk/Ibu gunakan
Pertanyaan :
dalam pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Strateginya yang pertama memudahkan orang tua terutama di
masa pandemi ini yang juga memudahkan murid. Maka dari itu
8
jam pelajaran kita buat fleksibel, tidak harus dari pagi sampai
Jawaban :
siang. Bisa juga pada malam hari, bisa juga di akhir pekan.
Yang penting anak-anak masih ada keinginan untuk belajar,
tidak terbatas oleh waktu dan ruang.
Hambatan hambatan apa saja yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan :
hadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah ?
Terkadang hambatan utama yang banyak terjadi, karena orang
tua yang tidak sejalan dengan visi misi sekolah. Ada orang tua
9
yang berbeda cara pengajarannya. Misalnya di sekolah kita
Jawaban :
mengajarkan anak supaya A, nanti ternyata di rumah oleh orang
tuanya menghendaki B. Jadi tidak sejalan, kurang klop antara
sekolah dengan orang tua. Itu yang menjadi masalah utama.
Apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dlm menciptakan
Pertanyaan : keunggulan komparatif di sekolah dan juga mengatasi masalah
utk mencapai kesuksesan ?
Ya tentu di sekeliling kita ini banyak sekolah lain. Ada
beberapa sekolah dasar di sekitar sini, kita sering belajar dari
10 mereka. Bagaimana supaya sekolah ini menjadi unggul, kita
kan punya visi dulu menjadi yang terbaik di Jakarta Utara.
Jawaban :
Tahun kemarin sudah ikut lomba budaya mutu, masuk 10 besar
se-DKI meskipun nggak menang, tapi ya intinya belajar dari ini
menerima masukan-masukan dari orang tua, dari pengawas di
dinas.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan
11 Pertanyaan :
kemitraan dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal
112
sekolah ?
Ada beberapa mitra terutama dalam pengembangan karakter
anak, pengembangan kegiatan ekstrakulikuler kita ada kerja
Jawaban :
sama dengan Inkai. Kemudian juga beberapa kegiatan field trip
dengan Kolinlamil, melakukan kunjungan dan lain sebagainya.
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
Biasa untuk penumbuhan karakter, ketrampilan, skill ada
12
dengan Lembaga kursus supaya anak-anak yang memiliki
Jawaban :
kecenderungan bisa berbahasa inggris bisa lebih aktif, yang
bela diri bisa juga lebih terampil, dan lain sebagainya.
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala sekolah
Pertanyaan : Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya yang belum
terwujud pada saat ini ?
Iya, ada beberapa program yang belum terwujud secara fisik,
bangunan misalnya. Ini kita kan sedang ada pembangunan
masjid di bagian atas, lapangan belum kita bagusin juga, ini
13
secara prasarana ya. Kemudian untuk yang lain-lain kita ingin
Jawaban : ada unggulan tahfidz Al-Qur’an. Selama ini masih berjalan
standar, belum ada yang khusus. Kepala sekolah ingin ada
anak-anak yang memiliki ketertarikan yang tinggi di berbagai
bidang. Bukan hanya Al-Qur’an, tapi ada yang Matematika dan
lain sebagainya.
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
Contoh program besar banyak. Yang penting adalah
14
peningkatan SDM guru, ada program studi beasiswa untuk S2
Jawaban :
dan S3. Kemudian sarana tadi sudah diceritakan belum
terwujud, seperti masjid di bagian atas dan sebagainya.
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan sehingga
program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
Ya jika tidak bisa dilakukan semuanya, jangan ditinggalkan
15
semuanya juga. Artinya kalo memang tujuan besarnya sulit
Jawaban : untuk direalisasikan, minimal ada langkah-langkah kecil yang
dilakukan. Sehingga meskipun tidak berhasil terlaksana seratus
persen, tapi paling tidak bisa mengarah ke sana.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu mengembangkan unit usaha
Pertanyaan :
lain, selain yang sudah ada di sekolah ?
Itu tadi sudah disebutkan di awal, insyaallah mulai tahun ini
koperasi sudah berjalan profesional. Mungkin nanti ada unit
16
usaha catering atau apa yang lain. Selama ini, untuk catering
Jawaban :
kita masih rekanan dengan usaha catering milik orang.
Mungkin kedepannya kita akan mengelola sendiri sebagai
bagian dari pengelola koperasi.
Bagaimana cara kepala sekolah Bpk/Ibu dalam melakukan
17 Pertanyaan :
pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
113
sekolah anda ?
Kesejahteraan guru dan karyawan, Alhamdulillah meskipun
mungkin jika diukur dari keinginan masing-masing itu kurang.
Tapi setidaknya ada peningkatan dari tahun ke tahun karena
sekolah ini juga baru enam tahun, artinya baru dalam masa
Jawaban : rintisan. Secara pendapatan memang belum se-ideal dengan apa
yang terlihat sekarang, tapi paling tidak perlahan meningkat.
Jadi mudah-mudahan dalam waktu kurang lebih tiga atau empat
tahun lagi, seperti rencana pimpinan yayasan akan sesuai
dengan standar DKI.
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu berikan untuk guru dan karyawan anda ?
Ada tunjangan-tunjangan, bantuan-bantuan kesejahteraan untuk
25
keluarga, di masa pandemi ini ada uang pulsa. Ya bagaimana
Jawaban :
supaya guru ini tidak terbebani ketika ekonomi sedang tidak
stabil.
Bagaimana bentuk rewards yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan : berikan atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru dan
26
karyawan ?
Jawaban : Bentuk rewards bisa berupa tambahan uang, dll.
Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan
Pertanyaan :
sudah kepala sekolah Bpk/Ibu cukupi ?
Alhamdulillah di ruang kelas masing-masing sudah ada AC
27 dua, kemudian ada loker dengan kualitas yang baik, beberapa
Jawaban : kelas sudah dicat, kemudian sudah ada LCD proyektor dan lain
sebagainya. Jadi saya pikir dengan sarana dan prasarana yang
ada sekarang sudah cukup.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memberikan honor / gaji
Pertanyaan : guru dan karyawan sudah memenuhi standar hidup di Jakarta
(UMR Jakarta) ?
Ini belum semua, meskipun ada sebagian yang sudah tapi
28
belum merata. Karena kalo pendapatan itu sesuai dengan masa
Jawaban : pengabdian. Kalo guru guru yang senior dikatakan, sudah lama
tentu sudah. Tapi guru guru yang baru dua atau tiga tahun itu
belum, tapi sebagaian ada yang sudah.
Upaya apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan untuk
Pertanyaan : menciptakan suasana kerja yang kondusif, aman, dan nyaman
untuk guru dan karyawan ?
Kita sering evaluasi, bertemu sebulan sekali, kalo sedang
29
offline hari senin itu ada majelis kita para guru berkumpul
Jawaban : saling bergantian memberi nasehat, kemudian juga ada agenda
makan bersama, ada agenda outing untuk meningkatkan
kebersamaan.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan sistem kerja
Pertanyaan : yang adil, terbuka, dan penuh kebersamaan pada guru dan
30
karyawan ?
Jawaban : Kita menilai adil, namun tidak tau jika guru ada yang menilai
115
LAMPIRAN 7
mencapai tujuan ?
Rancangan-rancangan dalam program pembelajaran pasti diawal
itu administrasinya harus lengkap, dan guru-guru itu sering
Jawaban : diikutkan pelatihan untuk mengasah keterampilan dalam
mengajar, dan pembelajaran akan semakin inovatif dan semakin
kreatif.
Strategi apa yang akan kepala sekolah Bpk/Ibu gunakan dalam
Pertanyaan :
pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Strateginya pertama, menempatkan guru-guru yang kompeten
8
dibidangnya. Kedua, melakukan evaluasi terhadap kinerja guru-
Jawaban :
guru. Ketiga, mengasah keterampilan guru-guru dalam mengajar,
komunikasi, administrasi dll.
Hambatan hambatan apa saja yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan :
hadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah ?
9 Hambatannya mungkin salah komunikasi. dan banyak
Jawaban : disinformasi di antara kepala sekolah dan guru. Sejauh ini hanya
hambatan-hambatan komunikasi.
Apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dlm menciptakan
Pertanyaan : keunggulan komparatif di sekolah dan juga mengatasi masalah
utk mencapai kesuksesan ?
Untuk menciptakan keunggulan karena di sini yang paling
diunggulkan adalah pembelajaran agama, praktik ibadah, dan
10 praktik membaca Quran. Kita mengunggulkan itu setiap
tahunnya, kita terus berinovasi, mengasah kemampuan, untuk
Jawaban :
program unggulan dalam bidang agama, dan praktik ibadah.
Untuk mengatasi masalah, diperlukan kerja sama antara kepala
sekolah dan guru untuk mengatasi masalah yang ada di dalam
sebuah sekolah.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan kemitraan
Pertanyaan :
11 dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal sekolah ?
Jawaban : Iya, menjalin hubungan antara pihak internal maupun eksternal.
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
Untuk kemitraan mungkin kita bekerja sama dengan bank, untuk
12
proses pembayaran gaji, kita bekerja sama dengan beberapa
Jawaban :
organisasi seperti perguruan untuk ekskul, beberapa perkumpulan
yang berhubungan dengan ada beberapa ekskul.
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala sekolah
Pertanyaan : Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya yang belum
terwujud pada saat ini ?
13
Iya, ada. Ada beberapa program-program yang belum bisa
Jawaban : terwujud, dan ada beberapa program yang masih ditunda, karena
pandemi ini.
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
14
Insya Allah kita akan membangun Masjid di lantai atas atau
Jawaban :
lantai 4, karena mushola saat ini kurang besar sehingga tidak bisa
118
anda ?
Kondisi kesejahteraan guru dan karyawan Insya Allah dan
Jawaban :
Alhamdulillah terjamin.
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu berikan untuk guru dan karyawan anda ?
25
Untuk kesejahteraan dimulai dari gaji, fasilitas-fasilitas yang
Jawaban :
diberikan oleh sekolah.
Bagaimana bentuk rewards yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan : berikan atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru dan
26 karyawan ?
Bentuk rewards bisa berupa kenaikan gaji atau tambahan uang,
Jawaban :
dll.
Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan sudah
Pertanyaan :
27 kepala sekolah Bpk/Ibu cukupi ?
Jawaban : Alhamdulillah sudah mencukupi.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memberikan honor / gaji guru
Pertanyaan : dan karyawan sudah memenuhi standar hidup di Jakarta (UMR
28 Jakarta) ?
Untuk gaji belum tetapi Insya Allah setiap tahun kita akan
Jawaban :
mengarah ke sana, standar hidup UMR di Jakarta.
Upaya apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan untuk
Pertanyaan : menciptakan suasana kerja yang kondusif, aman, dan nyaman
untuk guru dan karyawan ?
29
Untuk suasana kerja yang kondusif, dilingkungan kerja di sini
Jawaban : seperti keluarga, jadi setiap orang itu mempunyai visi dan misi
yang sama. Jadi lingkungan kerjanya menjadi kondusif.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan sistem kerja yang
Pertanyaan :
adil, terbuka, dan penuh kebersamaan pada guru dan karyawan ?
30
Iya, beliau adil, terbuka, dan penuh kebersamaan dengan
Jawaban :
karyawan.
Apa strategi kepala sekolah Bpk/Ibu untuk meningkatkan
Pertanyaan :
aspirasi dan kreatifitas kerja guru dan karyawan ?
Untuk meningkatkan aspirasi dari karyawan setiap minggunya
kita akan mengadakan rapat, untuk mendengar aspirasi atau
masukan dari guru atau karyawan. Aspirasi apa yang ada di guru
31
dan karyawan, setiap minggunya diperdengarkan dalam rapat.
Jawaban :
Dan untuk mengasah kreativitas, suka diadakan pelatihan-
pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran yang kreatif,
agar mengajar para guru untuk lebih kreatif lagi untuk mengasah
kemampuan anak.
120
LAMPIRAN 8
terjalin.
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
12 Ya kalau bentuknya, kalo mislanya puskesmas itu biasanya kita
Jawaban : juga instansi berkaitan dengan imunisasi, kalau berkaitan
dengan satpol PP itu tingkatan keamanan dan satpam juga.
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala sekolah
Pertanyaan : Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya yang belum
terwujud pada saat ini ?
Program yang ada pada sekolah khusus nya dimasa covid ini
13
program-program besarnya hampir tidak ada, kalau reguler pada
Jawaban : masa sebelumnya itu program-program besar sekolah kan ada
kunjungan siswa ke museum, filtrif. Tapi sementara ini masa
covid tidak ada program keluar sekolah
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
Untuk sekolah programnya sementara ini yaitu yang saya tau,
14
program sekolah yang belom selesai itu terkait juga sama
Jawaban :
fasilitas sekolah, masjid itu yang di atas rencana mau dibuat
cuman sementara kita pakai ruangan yang di bawah mushola
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan sehingga
program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
15
Terkait dengan pendanaan, kalau misalnya program itu tidak
Jawaban : terlaksana otomatis di cancel ya program nya, jadi untuk tahun
ini gada, mungkin tahun depan baru bisa dilaksanakan
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu mengembangkan unit usaha
Pertanyaan :
lain, selain yang sudah ada di sekolah ?
Setau saya, usaha lainnya selain kantin, koperasi, cuman
memang tempat nya masih di pojok sana itu diluar, disuruh
dirancang. Kemudian perlengkapan untuk ekstrakurikuler
16
biasanya, disini kan ada ektrakurikuler panahan itu juga bisa
Jawaban :
masuk ke otonomi alternatif. Untuk antar jemput sekolah juga
iya itu bisa hanya sebagian cuman tidak semua siswa bisa, jadi
sudah disiapkan namun di konfirmasi lagi siapa siswa yang ikut
penjemputan itu. Catering ada juga.
Bagaimana cara kepala sekolah Bpk/Ibu dalam melakukan
Pertanyaan :
pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
Disitu kan ada semacam kita kerja sama dengan unit-unit itu
17 otomatis ada pelegedasian, jadi antara usaha catering, kerja
Jawaban : sama dengan wali murid, kemudian ada koperasi nanti kerja
sama dengan unit koperasi yang dikelola juga sama ada bapa
ibu guru yang tugas disitu.
Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga sebagai
Pertanyaan :
sumber belajar pada sekolah ?
18
Pastinya, unit usaha itu yang misalnya seperti dikantin atau
Jawaban :
koperasi, jadi anak-anak bisa mendapatkan atau bisa berjualan
123
suami saya jauh jadi saya tidak juga bisa mengontrol anak
saya 24 jam untuk bisa mengaji untuk bisa Tahfiz untuk bisa
berakhlak baik itu dari guru-guru sekolah karena kan mereka
kebanyakan menghabiskan waktunya di sekolah
dibandingkan di rumah jdi mereka sangat amat tearah
menimba ilmu di sekolah dari akhlak nya
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan
Pertanyaan : kemitraan dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal
sekolah ?
Iyah pak pasti, karena kan kemitraan itu banyak fendor-
11 fendor yang bekerjasama dalam menjalani operasional
sekolah seperti fendor seragam atau fendor penerbit fendor
Jawaban :
yang memprofite ekskul otomatis itu harus bersinergi karena
mereka akan saling membutuhkan. Kalau internalnya dengan
komite dan guru-guru dengan yayasan juga
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
Kemitraan yang terjalin itu ya untuk external kerjasama untuk
jasa karena kan mereka untuk ekskul kita belinya jasa. Kalau
untuk yang internal kalau fendor-fendor yang ekskul untuk
12
produk seragam itu kan jelas ada produknya nah kalau untuk
Jawaban :
komite ya jelas jasa karena kita saling membutuhkan satu
sama lain itu untuk yang eksternal, kalau yang internal bentuk
kerjasamanya kemitraan dengan komite itu ya kita saling
membutuhkan otomatis satu sama lain
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala
Pertanyaan : sekolah Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya
yang belum terwujud pada saat ini ?
Ada, untuk pembuatan lab sekolah itu memang project yang
besar untuk saat ini masih direncanakan untuk dibangun. selain
lab itu sama masjid, ada satu masjid yang memang akan
13
dibangun oleh idenya kepala sekolah itu di sekolah, nanti akan
Jawaban : diadakannya di lantai paling atas lantai 4. Kalau ruangan
sepertinya tergantung si pak, pak gatot bilang si tidak ada
ruangan lagi yang ditambah, tapi dari ruangan yang ada masih
diperlukan, nanti dipaling atas itu akan ada lapangan, lab dan
masjid.
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
14 sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
Jawaban : Contoh contohnya seperti lab,masjid, lapangan bola
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan
sehingga program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
15 Setiap keputusan yang kepala sekolah buat itu pasti
mempunyai back up plain. kalau pun misalkan plain yang
Jawaban :
awalnya tidak bisa terlaksana pasti kepala sekolah selalu
mempersiapkan plain B dalam arti adalah plain atau alternatif
130
KONDISI KETERANGAN
N KESESUAIAN
O OBJEK OBSERVASI ADA TIDAK BS B C K
ADA
1. Mengamati program-program
inovatif Kepala Sekolah dalam √ √
sistem pembayaran
Gaji guru sudah secara online
2. Mengamati program-program
inovatif √ √
Kepala Sekolah dalam sistem
absensi kehadiran
guru/karyawan sudah
menggunakan mesin
fingerprint.
3. Mengamati program-program
inovatif √ √
Kepala Sekolah dengan
membuka ekstrakurikuler
robotik
4. Mengamati program-program
inovatif √ √
Kepala Sekolah dengan
memfasilitasi proyektor di
semua kelas sebagai penunjang
KBM
Mesin Fingerprint
Sumber: Dokumen Pribadi Peneliti
KONDISI KETERANGA
N OBJEK OBSERVASI N
O KESESUAIAN
ADA TIDAK B B C K
ADA S
1. Mengamati program-program
kegiatan SDIT Harum yang √ √
dimuat pada kalender tahunan
masehi
2. Mengamati kegiatan rapat kerja
sekolah yang dilaksanakan √ √
setiap tahun
3. Mengamati kegiatan pelatihan
untuk guru-guru SDIT seperti √ √
Penguatan
H Implementasi K.13
KONDISI KETERANGA
N OBJEK OBSERVASI N
O KESESUAIAN
ADA TIDAK B B C K
ADA S
1. Mengamati upaya-upaya kepala
sekolah dalam membangun √ √
kemitraan internal dengan pihak
orang tua peserta didik dan
Yayasan untuk melaksanakan
kegiatan studi wisata.
2. Mengamati upaya-upaya kepala
sekolah dalam membangun √ √
kemitraan eksternal dengan TNI
dan POLRI
KONDISI KETERANGA
N OBJEK OBSERVASI N
O KESESUAIAN
ADA TIDAK B B C K
ADA S
1. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah untuk
membentuk ekstrakurikuler pramuka menjadi √ √
ekstarkurikuler unggulan.
2. Mengamati program-program Kepala Sekolah
dengan membuka bimbingan baca al Quran √ √
dasar bagi yang belum bisa dan belum lancar
3. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam
mengembangkan kegiatan outing class Tahfiz √ √
4. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam √ √
untuk membangun Masjid dan Ruang serba
guna
Ekstrakurikuler Pramuka
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
146
KONDISI KETERANGAN
N OBJEK OBSERVASI KESESUAIAN
O ADA TIDAK BS B C K
ADA
1. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola koperasi √ √
2. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola kantin √ √
3. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola catring √ √
4. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola mobil layanan antar √ √
jemput sekolah
Masjid
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
Mobil Sekolah
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta