Anda di halaman 1dari 162

TESIS

IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH


DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU
DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) HARUM
JAKARTA UTARA

BAGINDA HAMBALI
NIM : 21180181000016

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN MAGISTER


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
UNTUK UJIAN SEMINAR HASIL TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Baginda Hambali, S.Pd.I


Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 29 Mei 1980
NIM : 21180181000016
Prodi : Magister Manajemen Pendidikan Islam
Judul Tesis : Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah
Dalam Peningkatan Kesejahteraan Guru Di Sekolah Dasar
Islam Terpadu (SDIT) HARUM Jakarta Utara

Mahasiswa tersebut di atas sudah selesai masa bimbingan tesis dan disetujui untuk
pendaftaran ujian tesis.

Jakarta, 21 Desember 2020


Dosen Pembimbing

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd


NIP. 197304242008011012

ii
iii
DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan Karya Sendiri i


Lembar Persetujuan Pembimbing ii
Lembar Pengesahan Tesis iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel dan Gambar vi
Daftar Lampiran vii
Abstrak viii
Pedoman Translite xi
Kata Pengantar xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Pembatasan Masalah 5
D. Rumuan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 6
F. Manfaat Penelitian 6

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah 7
1. Kepala Sekolah Sebagai Educator 7
2. Kepala Sekolah Sebagai Manager 7
3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator 8
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor 9
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader 9
6. Kepala Sekolah Sebagai Inovator 10
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator 11
B. Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah 14
1. Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah 14
2. Pengertian Kewirausahaan 14
3. Kewirausahaan di Bidang Pendidikan 15
4. Pengertian Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah 16
5. Karakteristik Kewirausahaan Kepala Sekolah 17
6. Prinsip-prinsip Kewirausahaan Kepala Sekolah 20
7. Strategi Kewirausahaan Kepala Sekolah 21
C. Kesejahteraan Guru 24
1. Pengertian Kesejahteraan Guru 24
2. Fungsi Kesejahteraan 25
3. Bentuk-bentuk Kesejahteraan 26
D. Penelitian Terdahulu 28
E. Kerangka Berfikir (Konseptual) 30

iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 32
B. Jenis dan Strategi Penelitian 33
C. Subjek dan Objek Penelitian 33
D. Sumber Data 34
E. Metode Pengumpulan Data 34
F. Instrumen Penelitian 36
G. Uji Keabsahan Data 43
H. Teknik Analisis Data 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum SDIT Harum 46
1. Sejarah Singkat 46
2. Visi 46
3. Misi 46
4. Tujuan 47
5. Motto 47
6. Struktur Organisasi 47
B. Paparan Data dan Analisis Data 46
1. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah
di SDIT Harum Jakarta 48
2. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Guru di SDIT Harum Jakarta 63
C. Temuan Penelitian 67
1. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah
di SDIT Harum Jakarta 67
2. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Guru di SDIT Harum Jakarta 69
D. Hasil dan Pembahasan 70
1. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah
di SDIT Harum Jakarta 70
2. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Guru di SDIT Harum Jakarta 79

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 84
B. Implikasi 84
C. Saran 84

Daftar Pustaka 86

Lampiran-lampiran 90

v
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................................... 31


Tabel 3.1. Waktu Penelitian ................................................................................................ 32
Tabel 3.2. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 43
Gambar 3.2 Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 44
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDIT Harum ................................................................... 47
Gambar 4.2 Proyektor Sebagai Fasilitas Sebagai Sarana Belajar ...................................... 50
Gambar 4.3 Ekstrakurikuler ROBOTIK ............................................................................ 50
Gambar 4.4 Kalender Masehi Memuat Program Kegiatan ................................................ 54
Gambar 4.5 Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 ...................................................... 54
Gambar 4.6 SDIT Kemitraan Eksternal Dengan TNI dan POLRI ..................................... 57
Gambar 4.7 Masjid ............................................................................................................. 59
Gambar 4.8 Koperasi & Kantin dan Mobil Sekolah .......................................................... 62
Gambar 4.9 Dana BOS ....................................................................................................... 67

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara ............................................................................. 90


Lampiran 2 Pedoman Observasi ................................................................................. 92
Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi ........................................................................... 94
Lampiran 4 Transkrip Hasil Wawancara Kepala Sekolah ......................................... 95
Lampiran 5 Transkrip Hasil Wawancara Kepala Tata Usaha .................................... 104
Lampiran 6 Transkip Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah ................................ 110
Lampiran 7 Transkip Hasil Wawancara Guru I ......................................................... 116
Lampiran 8 Transkip Hasil Wawancara Guru II ........................................................ 120
Lampiran 9 Transkip Hasil Wawancara Orang Tua I ................................................125
Lampiran 10 Transkip Hasil Wawancara Orang Tua II .............................................135
Lampiran 11 Hasil Observasi dan Dokumentasi ....................................................... 140

vii
Abstrak

Baginda Hambali - NIM 21180181000016 - "Implementasi Kewirausahaan Kepala


Sekolah Dalam Peningkatan Kesejahteraaan Guru Di SDIT Harum Jakarta Utara". Tesis
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini dilaksanakan untuk; mengetahui bagaimana Implementasi


Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Guru Di SDIT Harum
Jakarta Utara. Apabila dilihat dari tema penelitian, pendekatan yang digunakan merupakan
pendekatan kualitatif, pada penelitian kualitatif studi yang dipakai bersifat deskriptif.
Proses penelitian serta landasan teori ditekankan supaya fokus penelitian cocok dengan
kenyataan di lapangan. Objek penelitian dilaksanakan di SDIT HARUM Jakarta Utara.
Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai November 2020. Sedangkan subjek
penelitian primer adalah kepala sekolah dan subjek penelitian sekunder ada enam orang
yaitu ; Kepala Tata Usaha (TU), Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dua orang
guru bidang studi, dan dua orang Tua peserta didik.

Pengumpulan data yang digunakan peneliti terdiri dari tiga teknik ialah ; observasi,
wawancara, serta dokumentasi. Selanjutnya untuk keabsahan data peneliti menggunakan
teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode, sedangkan untuk analisis data peneliti
menggunakan teknik; reduksi informasi, penyajian informasi, penarikan kesimpulan.
Penelitian ini mengungkap beberapa hasil, diantaranya ; Bagaimana implementasi
Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Guru Di SDIT Harum
Jakarta Utara.

Hasil penelitian menunjukan, karakteristik kompetensi kewirausahaan yang harus dimiliki


oleh seorang kepala sekolah adalah; menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah, pantang menyerah
dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah,
memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah sebagai sumber belajar
peserta didik. Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi yang cukup baik, hal ini
ditunjukan oleh hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, ternyata kepala sekolah
melebihi standar yang ada.

Kata kunci : Implementasi kewirausahaan, kompetensi kewirausahaan, kewirausahaan


kepala sekolah

viii
Abstract

Baginda Hambali - NIM 21180181000016 - "Implementation of School Principal


Entrepreneurship in Improving Teacher Welfare at SDIT Harum, North Jakarta". Thesis of
Master Program in Islamic Education Management (MPI) Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

The purpose of this research was carried out to; know how the Implementation of School
Principal Entrepreneurship in Improving Teacher Welfare at SDIT Harum, North Jakarta.
When viewed from the research theme, the approach used is a qualitative approach, in
qualitative research the study used is descriptive. The research process as well as the
theoretical basis are emphasized so that the research focus matches the reality in the field.
The object of the research was carried out at SDIT HARUM, North Jakarta. The study was
conducted from January to November 2020. Meanwhile, the primary research subjects
were school principals and six secondary research subjects, namely; Head of
Administration (TU), Deputy Principal of Student Affairs, two subject teachers, and two
parents of students.

The data collection used by researchers consisted of three techniques, namely; observation,
interviews, and documentation. Furthermore, for the validity of the data the researcher
used the source triangulation technique and the method triangulation, while for the data
analysis the researcher used the technique; reduction of information, presentation of
information, drawing conclusions. This study reveals several results, including; How to
implement the Principal's Entrepreneurship in Improving Teacher Welfare at SDIT Harum,
North Jakarta.

The results showed that the characteristics of entrepreneurial competencies that a school
principal must have are; creates innovations that are useful for school development, works
hard to achieve school success as an effective learning organization, has a strong
motivation to succeed in carrying out its main duties and functions as a school leader,
never gives up and always looks for the best solutions in facing the obstacles faced by the
school, have an entrepreneurial instinct in managing school activities as a source of
learning for students. It turns out that the principal has quite good qualifications, this is
shown by the results of interviews, observations, and documentation, it turns out that the
principal exceeds the existing standards.

Keywords: Entrepreneurship implementation, entrepreneurial competence,


entrepreneurship of the principal

ix
‫مخ ت صرة ن بذة‬

‫ف ً ان ًذاسط يذٌ شي سٌ ادج ذ ُ ف ٍز" ‪Baginda Hambali - NIM 21180181000016 -‬‬


‫ف ً ياج غ ر ٍش س عان ح ‪".‬جاك شذ ا شًال ‪ SDIT Harum ،‬ف ً ان ً ؼ هً ٍٍ سف اْ ٍح ذ ذ غ ٍٍ‬
‫‪ (FITK) UIN Syarif‬ان ً ؼ هً ٍٍ ٔذ ذسٌ ة ان رشت ٍح ك ه ٍح )‪ (MPI‬اإل ع الي ٍح ان رشت ٍح إداسج‬
‫‪Hidayatullah Jakarta.‬‬

‫يذٌ شي سٌ ادج ذ ُ ف ٍز ك ٍ ف ٍح ػ هى ذ ؼشف ‪:‬إن ى ان ثذس ْزا يٍ ان غشع َ ف ٍزخ ذ ى‬


‫ان ُظش ػ ُذ ‪.‬جاك شذ ا شًال ‪ SDIT Harum ،‬ف ً ان ً ؼ هً ٍٍ سف اْ ٍح ذ ذ غ ٍٍ ف ً ان ًذاسط‬
‫ان ُٕػً ان ثذس ف ً ‪ٕ َ ،‬ػً َ ٓج ْٕ ان ً غ رخذو ان ُٓج ف ئٌ ‪ ،‬ان ثذس يٕ ضٕع يٍ إن ٍٓا‬
‫األ عاط ٔك زن ك ان ثذس جػً هً ػ هى ان رأك ٍذ ٌ رى ‪ ٔ.‬ط ف ٍح ان ً غ رخذيح ان ذسا عح ذ كٌٕ‬
‫ان ثذس يٕ ضٕع إجشاء ذ ى ‪.‬ان ًجال ف ً ان ٕاق غ يغ ان ثذس ذ شك ٍض ٌ رطات ق ت ذ ٍس ان ُظشي‬
‫ان صاَ ً ك اَ ٌٕ يٍ ان ف رشج ف ً ان ثذس إجشاء ذ ى ‪.‬جاك شذ ا شًال ‪ SDIT HARUM ،‬ف ً‬
‫يٕ ضٕع ك اٌ ‪ َ ،‬ف غّ ان ٕق د ٔف ً ‪ٕ َ) 2020.‬ف ً ثش( ان صاَ ً ذ ششٌ ٍ إن ى )ٌ ُاٌ ش(‬
‫)‪ (TU‬اإلداس ج سئ ٍظ ًْٔ ‪ ،‬ش اَ ٌٕ ح ت ذس يٕا ض ٍغ ٔ ع رح سطان ًذا يذٌ شي األ عا عً ان ثذس‬
‫أيٕس أٔن ٍاء يٍ ٔاش ُ ٍٍ ‪ ،‬ان ًادج يؼ هًً يٍ ٔاش ُ ٍٍ ‪ ،‬ان ط الب ن شؤٌٔ ان ًذٌ ش َٔ ائ ة ‪،‬‬
‫‪.‬ان ط الب‬

‫ان ًشاق ثح ‪ ، ًْٔ:‬ذ ق ُ ٍاخ ش الز يٍ ان ثاد صٌٕ ا ع رخذيٓا ان رً ان ث ٍاَ اخ جًغ ٌ ر كٌٕ‬
‫ان ثادس ا ع رخذو ‪ ،‬ان ث ٍاَ اخ طذح أجم يٍ ‪ ،‬رن ك ػ هى ػ الٔج ‪ٔ.‬ان رٕش ٍق ٔان ً قات الخ‬
‫ان ر ق ُ ٍح ان ثادس ا ع رخذو ت ٍ ًُا ‪ ،‬ان ر ص ه ٍس ٔطشٌ قح ان ً ظذس ذ ص ه ٍس ذ ق ُ ٍح‬
‫‪.‬ان ُ رائ ج ٔا ع رخ الص ان ً ؼ هٕياخ ٔػشع ان ً ؼ هٕياخ ذ ق ه ٍم ؛ ان ث ٍاَ اخ ن رذ ه ٍم‬
‫ذ ذ غ ٍٍ ف ً ان ًذٌ ش سٌ ادج ذ ُ ف ٍز ك ٍ ف ٍح ؛ ي ُٓا َ رائ ج ػذج ػٍ ان ذسا عح ْزِ ذ ك شف‬
‫‪.‬جاك شذ ا شًال ‪ SDIT Harum ،‬ف ً ان ً ؼ هً ٍٍ سف اْ ٍح‬

‫يذٌ ش ت ٓا ٌ رً رغ أٌ ٌ جة ان رً ان شٌ ادٌ ح ان ك فاءاخ خ ظائ ض أٌ ان ُ رائ ج أظٓشخ‬


‫ن رذ ق ٍق ت جذ ٔذ ؼًم ‪ ،‬ان ًذس عح ن رطٌٕ ش ي ف ٍذج ات ر كاساخ ذ ث ر كش ؛ ًْ ان ًذس عح‬
‫ذ ُ ف ٍز ف ً ن ه ُجاح ق ٕي داف غ ٔن ذٌ ٓا ‪ ،‬ف ؼان ح ذ ؼ ه ًٍ ٍح ك ً ُظًح ان ًذس عً ان ُجاح‬
‫أف ضم ػٍ دائًا ٔذ ثذس أتذا ذ غ ر غ هى ٔ ال ‪ ،‬يذس عح ك قائ ذ ان شئ ٍ غ ٍح ٔٔظائ فٓا ٔاج ثاذ ٓا‬
‫األَ شطح إداسج ف ً سٌ ادٌ ح غشٌ ضج ن ذٌ ٓى ‪ ،‬ان ًذس عح ذ ٕاجٓٓا ان رً ان ؼ ق ثاخ ن ًٕاجٓح ان ذ هٕل‬
‫‪ ،‬جذا ج ٍذج ت ًؤْالخ ٌ رً رغ ان ًذٌ ش أٌ اذ ضخ ‪.‬ن هط الب ن ه ر ؼ هى ك ً ظذس ان ًذس ع ٍح‬
‫ان ًذٌ ش أٌ ٔاذ ضخ ‪ٔ ،‬ان رٕش ٍق ٔان ً الدظاخ ان ً قات الخ َ رائ ج خ الل يٍ رن ك ٌٔ ر ضخ‬
‫‪.‬ان ذان ٍح ان ً ؼاٌ ٍش ٌ رجأص‬

‫ن هًذٌ ش األػ ًال سٌ ادج ‪ ،‬األػ ًال سٌ ادج ك فاءج ‪ ،‬األػ ًال سٌ ادج ذ ُ ف ٍز ‪:‬ان ً ف راد ٍح ان ك هًاخ‬

‫‪x‬‬
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam tesis ini berpedoman pada buku
Pedoman Penullisan Kaya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh
Tim CeQDA (Center For Quality Development dan Assurance) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2007.

A. Konsonan

ARAB NAMA LATIN KETERANGAN


‫ا‬ Alif - Tidak dilambangkan
‫ب‬ Ba‘ B Be
‫ت‬ Ta‘ T Te
‫ث‬ Tsa‘ Ts Te dan es
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ Ḥa‘ Ḥ Ha dengan titik di bawah
‫خ‬ Kha‘ Kh Ka dan Ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ Dzal Dz De dan zet
‫ر‬ Ra‘ R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sin S Es
‫ش‬ Syin Sy Es dan ye
‫ص‬ Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah
‫ض‬ Ḍad Ḍ De dengan titik di bawah
‫ط‬ Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah
‫ظ‬ Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah
‫ع‬ Ain ‗ Koma terbalik
‫غ‬ Ghain Gh Ge dan ha
‫ف‬ Fa F Fa
‫ق‬ Qaf Q Qi
‫ك‬ Kaf K Ka
‫ل‬ Lam L El
‫م‬ Mim M Em
‫ن‬ Nun N En
‫و‬ Wau W We

xi
‫ه‬ Ha‘ H Ha
‫ء‬ Hamzah ‗ Apstrof
‫ي‬ Ya‘ Y Ye

B. Vocal

Vokal dalam bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal, vocal rangkap, dan vocal
panjang. Ketiganya adalah sebagai berikut:

1. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan


´‫ا‬ Fatḥaḥ A A
‫¸ا‬ Kasraḥ I I
‫ا‬ Ḍammaḥ U U

Contoh:
‫ نصر‬: Naṣaara dan ‫ كتب‬: Kataba

2. Vokal rangkap

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan


‫ى´ي‬ Fatḥaḥ dan Ya‘sakun Ai A dan I
‫ى´و‬ Fatḥaḥ dan Wau sakun Au A dan U

Contoh:
‫ ليس‬: Laisa ‫ حول‬: ḥaula

3. Vokal panjang

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan


‫ب´ا‬ Fatḥaḥ dan Ba Ā A dengan garis di atas
‫̧بي‬ Kasrih dan Ba Ī I dengan garis di atas
‫بو‬ Ḍammah dan Ba Ȗ U dengan garis di atas

xii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tesis ini dengan judul Implementasi Kewirausahaan Kepala
Sekolah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Guru Di Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SDIT) Harum Jakarta Utara guna memenuhi sebagian persaratan untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Shalawat beriring salam senantiasa penulis haturkan keharibaan sang
qudwah Rasulullah SAW, serta para sahabat, tabi‘in dan umatnya yang senantiasa berjalan
dalam syariatnya.

Penulis menyadari kekurangan yang ada, sehingga dalam penyelesaian tesis ini,
tentunya banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak yang memberikan dukungan
baik moril maupun spiritual. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Zahruddin, Lc.M.Pd selaku Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan motivasi, semangat, dan nasehat tanpa lelah kepada penulis.
4. Dr. Iwan Purwanto, M.A selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan
pada penulis, dan memberikan banyak ilmu serta dukungan dalam proses bimbingan.
5. Seluruh Dosen Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan banyak ilmu pada penulis.
6. Ayu Pradipta WHP, MKM dan seluruh karyawan Program Magister Manajemen
Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dan memberikan layanan
akademik dengan sangat baik.
7. Drs. H. Marti Budiono selaku Kepala SMA Negeri 73 Jakarta beserta Dewan Guru
SMA Negeri 73 Jakarta yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada
penulis untuk menyelesaikan S2.
8. Alfa Hasna Aulia istri tercinta yang senantiasa setia mendampingi, memberi
motivasi dan keyakinan bahwa penulis mampu menyelesaikan S2.
9. Ibunda tercinta Hj. Nurmian Pane atas segala doa, kasih sayang dan dukungan serta
pengorbanannya pada penulis.
10. Muhammad Sulthan Zamzami dan Ulfa Sahila Putri anak-anak penulis yang
tersayang, penyejuk hati dan penyemangat.
11. Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDIT Harum Jakarta beserta
Dewan Guru yang telah memberikan bantuan dan meluangkan waktu untuk penulis
mendapatkan data daninformasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian tesis ini.

xiii
12. Keluarga besar mahasiswa kelas Manajemen Pendidikan Islam (MPI) A yang penuh
dengan aura energi positifnya selama masa perkuliahan untuk kegiatan belajar dan
makan-makannya dan penyemangat dalam penyelesaian tesis.
13. Semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan tesis ini yang tidak dapat ditulis
satu persatu oleh penulis.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan ketulusan hati dengan
keberkahan dan keridhaan dari Allah SWT. Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini
masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat
tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca. Amin.

Jakarta, 26 Februari 2021


Penulis,

Baginda Hambali

xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejalan dengan tantangan global, di mana pendidikan merupakan hal yang
sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya manusia.
Realitas sosial yang ada, bahwa keunggulan suatu bangsa bukan lagi hanya di
identik-kan dengan melimpahnya ruang kekayaan alam yang ada. Akan tetapi,
lebih kepada keunggulan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, mutu sumber
daya manusia sangat berkontribusi positif bagi mutu pendidikan. (Fitrah,
M.2017:32 ).
Ukuran pencapaian kualitas pendidikan di Indonesia sangat ditentukan oleh
pencapaian masing-masing sekolah dalam mengimplementasikan program-program
kerja sekolah dan proses layanan yang baik di sekolah tersebut. Program kerja
sekolah yang baik haruslah sesuai dengana standar minimal hasil pendidikan, yaitu;
standar isi dan standar kompetensi lulusan, didukung dengan terpenuhinya standar
proses, sarana dan parasarana, pengelolaan, penilaian, pembiayaan dan lain-lain.
Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan sumber daya manusia (SDM)
yang terdidik. Sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan suatu organisasi, termasuk juga dalam organisasi
pendidikan, yaitu sekolah. Sumber daya manusia dapat menjadi penentu
keberhasilan karena dapat dijadikan investasi, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, sehingga banyak organisasi terus-menerus mengembangkan sumber daya
yang dimiliki.
Melihat fenomena dan juga fakta, pada kondisi pendidikan serta akses
pendidikan oleh masyarakat yang semakin sulit. Maka perlu adanya langkah –
langkah yang komprehensif, untuk mengatasi berbagai persoalan pendidikan di
Indonesia. Di mana dunia pendidikan pun harus mampu berperan aktif dalam
menyiapkan sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai
tantangan kehidupan baik lokal, regional maupun internasional.
Harapannya Peserta didik tidak hanya menguasai teori saja. Akan tetapi, juga
mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial. Yakni salah satu alternatif untuk
mengatasi persoalan pendidikan adalah melalui pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan jiwa entrepreneurship, yaitu jiwa keberanian dan kemauan
menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk
mencari solusi dan mengatasi problema tersebut, jiwa mandiri dan tidak tergantung
pada orang lain. (Hakim,A.2010:2).
Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola organisasi pendidikan yang
dipimpinnya dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan
manajemen pendidikan, seperti kemampuan melakukan kegiatan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (acuiting), pengawasan
(controling), dan pengevaluasian (evaluazing) terhadap semua operasional tingkat
satuan pendidikan.
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar kepala sekolah
perlu diterima dengan tulus ikhlas oleh guru-guru yang dipimpinnya, dengan kata

1
2
lain ia diakui kemampuan serta kepemimpinannya oleh guru-guru di sekolahnya
tersebut. Kedudukan kepala sekolah adalah kedudukan yang cukup sulit, pada satu
pihak ia adalah seorang atasan karena diangkat oleh atasannya, tetapi pada lain
pihak ia adalah wakil guru-guru atau staffnya.
Kepala sekolah merupakan suara dan keinginan guru-guru dan karyawan yang
di pimpinnya. Sebagai seorang atasan, ia mempunyai tanggung jawab sebagai
tangan kanan atasan untuk membina sekolah, guru-guru, staff, dan karyawan
sekolah yang lainnya ( Soewadji Lazaruth, 1992: 20). Kepala sekolah mempunyai
tugas pokok yaitu mengembangkan sekolahnya secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan dan tantangan jaman.
Kepala sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi yang dipersyatkan, seperti
komptensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervisi, kompetensi sosial (Permen diknas No. 13 Tahun 2007). Dari
kelima kompetensi tersebut kompetensi kewirausahaan terdiri dari: 1) kompetensi
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah; 2) kompetensi
bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah; 3) kompetensi memiliki
motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin; 4) kompetensi pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; 5)
kompetensi memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan
produksi/jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang -
orang tanpa didasarkan atas pertimbangan. Siapapun yang akan diangkat menjadi
kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan tertentu seperti;
latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat dan integritas sesuai
Permendiknas No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala
Sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang disampaikan direktur tenaga kependidikan
dalam ToT Fasilitator calon kepala sekolah dan pengawas tanggal 6 Februari 2009,
dengan jumlah responden 50 orang menunjukkan bahwa dari lima kompetensi
kepala sekolah (kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, dan
kewirausahaan), kompetensi kewirausahaan ternyata masih kurang. Terbukti dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah yang menguasai kompetensi
kewirausahaan hanya sebanyak 55 % dari total responden (Direktur Tenaga
Kependidikan, 2009).
Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan dan pengembangan kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah masih perlu dilakukan. Berdasarkan kenyataan
tersebut dan demi mendukung peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah maka dibutuhkan kepala sekolah yang kuat yang dapat
membimbing, menjadi contoh, dan menggerakkan guru dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah sehingga dapat mewujudkan kualitas peserta didik yang
kreatif, inovatif, berpikir kritis, dan berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship).
Kewirausahaan pada dunia pendidikan bukan hanya semata-mata berhubungan
dengan uang. Akan tetapi, point dari kewirausahaan dalam pendidikan adalah
sistematis, kreatif, inovatif, produktif, dan responsif menuju tercapainya tujuan
pendidikan. Point-point itulah sebagai modal utama berwirausaha, baik komersil
3
maupun non komersil, baik profit maupun non profit. Sehingga Semangat
kewirausahaan harus ada di sini, di mana pendidik mencari cara kreatif agar
pembelajaran di sekolah tidak membosankan dan terkesan mudah bagi para peserta
didik. (Isrososiawan, S.2013:46). Kepala sekolah berperan penting dalam kualitas
pendidikan yang terdapat di sekolah, sehingga kemampuan yang harus dimilikipun
sesuai dengan kebutuhan yang dijalankan untuk kepentingan kualitas pendidikan di
sekolah.
Kepala sekolah, dengan memiliki kompetensi tersebut dapat
mendayagunakannya untuk kemajuan sekolah, jadi dengan kompetensi
kewirausahaan maka kepala sekolah dapat mengembangkan sekolahnya melalui
pola-pola kewirausahaan. Kompetensi kewirausahaan dapat memunculkan inovasi-
inovasi baru untuk membentuk sekolah yang berprestasi dan bermutu sesuai
dengan harapan masyarakat dan pemerintah pada umumnya, apalagi dengan era
otonomi di bidang pendidikan dimana sekolah diberikan kewenangan lebih leluasa
dalam mengelola dan mengembangkan sekolahnya.
Hal ini sejalan dengan pendapat H.E Mulyasa (2011: 197) bahwa “Kepala
sekolah yang memiliki kewirausahaan adalah mereka yang mempunyai sikap serta
perilaku kreatif dan inovatif dalam memimpin dan mengelola organisasi sekolah
secara efektif, efisien, produktif, dan akuntabel", oleh karena itu sangat tepat jika
kepala sekolah dapat mengembangkan kompetensi kewirausahaannya dalam
mengelola sekolah.
Kewirausahaan itu sendiri menurut Yuyus Suryana & Kartib Bayu (2010: 29)
bahwa “Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan
mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumber daya sekitarnya secara
kreatif untuk menciptakan nilai tambah bagi dirinya secara berkelanjutan”.
Sedangkan menurut Bruce R.Barringer & R.Duane Ireland (2006: 5) mengatakan
“Entrepreneuship is the prosess by which individuals pursue opportnities without
regard to resources they currently control”, diartikan bahwa kewirausahaan
adalah proses dimana individu mengejar peluang tanpa memperhatikan sumber
daya yang mereka saat ini menguasai.
Apabila kepala sekolah dapat mengimplementasikan kompetensi
kewirausahaan dalam mengelola sekolah, maka dapat membawa dampak yang
positif terhadap peningkatan prestasi sekolah. Namun pada kenyataannya masih
banyak kepala sekolah yang belum mengimplementasikan kewirausahaan secara
optimal, sehingga sekolah yang dikelolanya kurang adanya peningkatan baik di
bidang akademik maupun nonakademik.
Melalui kompetensi kewirausahaan kepala sekolah akan menjadi pemimpin
yang inovatif dan kreatif disamping memiliki kompetensi yang lainnya, namun
dari hasil observasi penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan di beberapa
Sekolah Dasar Islam Terpadu di Jakarta Utara pada tanggal 7 s.d 12 Desember
2020 terlihat bahwa masih ada Kepala Sekolah yang belum menguasai kompetensi
kewirausahaan.
Hal ini terlihat dari beberapa fenomena yang ditemukan yaitu, pertama ; masih
ada sebagian kecil kepala sekolah yang belum menerapkan dan menanamkan jiwa
kewirausahaan dalam hal menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah. Hal ini terlihat dari tidak adanya tim khusus yang dibentuk kepala sekolah
4
dalam bidang pengembangan kurikulum untuk menyusun kegiatan baru dalam
upaya pengembangan sekolah itu sendiri.
Kedua, masih ada sebagian kecil kepala sekolah yang belum memiliki sikap
bekerja keras dalam melakukan kegiatan sekolah dalam upaya mencapai
keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif. Hal ini terlihat
dari tidak adanya bentuk kegiatan baru yang dilakukan disekolah, kegiatan sekolah
hanya dilaksanakan berdasarkan kegiatan rutin bukan untuk memulai kegiatan
baru. Kepala sekolah menyelesaikan tugas hanya berdasarkan alur kegiatan yang
lama, yang sudah sering dilakukan oleh kepala sekolah sebelumnya.
Ketiga, masih ada sebagian kecil kepala sekolah yang belum menjalankan
tugasnya sebagai seorang motivator yang memiliki motivasi yang kuat untuk
sukses dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. Hal
ini terlihat dari adanya kepala sekolah yang kurang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai pemimpin di sekolah.
Keempat, masih ada sebagian kecil kepala sekolah yang belum menerapkan
dan menanamkan jiwa pantang menyerah dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah, dalam hal pelaksanaan kegiatan sekolah. Hal ini terlihat dari
tidak adanya peningkatan rangking sekolah .
Namun demikian dalam mewujudkan sekolah yang unggul dan berkualitas
tidak cukup hanya seorang kepala sekolah dengan segala kemampuannya, akan
tetapi peran penting dari guru pun sangat ditentukan. Guru juga diharapkan
bersemangat dalam mengajar dan bisa menyeimbangkan dengan urusan
pribadinya, dikaitkan dengan melihat petikan Undang-undang Republik Indonesia
No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyadarkan bagaimana beratnya
tugas seorang guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah dan masih
banyak lagi beban sekaligus tanggung jawab sangat mulia yang harus dipikul.
Sebagai makhluk sosial masyarakat, guru harus mampu berstratifikasi pada
puncak stratifikasi sosiologinya dan menjadi orang yang beriman dan berilmu,
dalam hal ini guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap
siswa dan mempunyai peranan penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan
siswa-siswanya agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Namun demikian masih ditemukan guru-guru sekolah swasta di DKI Jakarta
yang mendapatkan gaji atau upah Rp. 1.000.000 setiap bulannya, padahal guru-
guru tersebut sarjana (S.1), hal ini disampaikan oleh Imam Parikesit Ketua Umum
Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi DKI Jakarta, menurutnya
kualitas guru ditentukan juga oleh kesejahteraan mereka.
Perihal tersebut disampaikannya dalam dengar pendapat umum secara virtual
dengan komisi X DPR RI pada Kamis, 18 Juni 2020. Beliau mengatakan " Saya
ingin menyoroti kualitas guru. Kualitas guru amat sangat ditentukan oleh
kesejahteraan hidup guru itu. Saya mencoba memgambil contoh dan ini juga
berlaku secara nasional. Penghasilan guru amat sangat minim, Seakan
berbanding terbalik, gaji minim para guru tersebut membuat miris dunia
pendidikan karena pada saat bersamaan dituntut untuk meningkatkan kualitas.
Imam bahkan membandingkan gaji guru dengan tenaga kebersihan di
Jakarta yang lebih tinggi karena mencapai UMR". Imam mengatakan, jika di
ibu kota saja masih terdapat banyak guru yang berpenghasilan rendah apalagi
5
mereka yang mengajar di daerah-daerah. Kondisinya lebih parah lagi di mana
upah yang didapat di bawah Rp 500 ribu per bulannya. "Di daerah bapak
pimpinan masih ada guru swasta yang berpenghasilan Rp 300 ribu - Rp 400
ribu. Bagaimana kita gak nangis, bagaimana kita akan menuntut mutu
pembelajaran yang baik ketika kesejahteraan guru swasta sangat jauh
tertinggal," ujarnya. (suara.com/news, 2020).
Kepala sekolah yang profesional harus mampu meningkatkan kesejahteraan
guru-gurunya, pantang menyerah, dan cakap dalam mencari pemecahan bagaimana
kendala-kendala yang terjadi di sekolahnya, seperti bagaimana meningkatnya
kesejahteraan guru-guru pada sekolah tersebut sehingga sekolah bisa bersaing
dengan sekolah lain yang mempunyai mutu pendidikan lebih besar.
Fenomena yang kerap terjalin dalam Sekolah ini diseputar pendapatan
ataupun pemasukan, misalnya perbedaan yang sangat mencolok antara pendapatan
guru biasa dengan guru pegawai negeri akan menjadi sumber kecemburuan, oleh
sebab itu pendapatan guru hendaknya diatur secara tertentu, misalnya, guru
diberikan pendapatan bersumber pada perjanjian dalam kontrak kerjanya sehingga
akan jelas insentif yang diberikan kepada mereka, serta dalam perihal ini
pendapatan guru dinilai berdasarkan pada usia ataupun pengalaman mereka,
ataupun prestasi mereka.
Pengalaman guru menjadi dimensi imbalan mereka dalam melakukan tugas,
dalam perihal ini yang berkenaan dengan guru serta kesejahteraan guru tetap jadi
salah satu kasus yang timbul, ialah menimpa seberapa tanggungan kebutuhan
pokok, sekunder ataupun primer yang dimilikinya, sehingga dengan perihal
tersebut apakah bisa pengaruhi etos kerja guru dalam mengemban tugasnya.
Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
mendalam tentang Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Guru di SDIT Harum Jakarta.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Implementasi kompetensi kepala sekolah belum dilaksanakan secara optimal
2. Pendapatan guru swasta di wilayah Jakarta masih ada yang di bawah UMR
Provinsi DKI Jakarta
3. Masih banyak kepala sekolah belum maksimal menerapkan kempetensi
kewirausahaanya pada sekolahnya
4. Belum optimalnya pemberdayaan sumberdaya ekonomi sekolah guna mendukung
implementasi kewirausahaan sekolah.
5. Belum diketahui bagaimana implementasi kewirausahaan di SDIT Harum Jakarta
Utara.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini di fokuskan pada Implementasi
Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kesejahteraan Guru Di SDIT
Harum Jakarta Utara.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu: Bagaimana Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Guru Di SDIT Harum Jakarta Utara?

E. Tujuan Penelitian
Bersumber pada rumusan permasalahan, Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk
mengetahui bagaiamana Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Guru Di SDIT Harum Jakarta Utara

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat dari tinjauan teoritis maupun
segi praktis :
1. Secara Teoritis
a. Riset ini diharapkan bisa menaikkan pengetahuan serta ilmu pengetahuan
untuk kepala sekolah buat pelaksanaan kompetensi kewirausahaan kepala
sekolah dalam melakukan tugas serta gunanya sebagai kepala sekolah.
b. Sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
administrasi serta supervisi.
c. Pedoman buat riset yang sejenis dikemudian hari.
2. Secara Praktis
a. Membagikan gambaran pada sekolah tentang berartinya kompetensi
kewirausahaan dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
b. Untuk Kepala Sekolah, sebagai informasi ataupun bahan dalam
pengembangan keahlian handal kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
serta membagikan sumbangan pemikiran tentang berartinya guna kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah bagaikan penunjang serta menolong proses
pengelolaan pembelajaran supaya bisa berjalan efisien serta efektif.
c. Sebagai salah satu bahan acuan untuk kepala sekolah dalam melakukan
tugasnya.
d. Menjadi pedoman pemecahan bermacam permasalahan yang dialami kepala
sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
e. Sebagai bahan pertimbangan untuk penyusun kebijakan dalam meningkatkan
kesejahteraan guru.
f. Sebagai acuan buat perbaiki strategi kinerja kepala sekolah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru.
g. Sebagai salah satu pedoman untuk guru buat tingkatkan kinerjanya.
h. Sebagai informasi dan bahan masukan untuk seluruh pihak yang terlibat
dalam penerapan kenaikan kesejahteraan guru.
7

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah


Dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah, seorang kepala sekolah
mempunyai tugas dan peran-peran yang harus dijalankan. Tugas dan peran kepala
sekolah menurut DEPDIKBUD (E. Mulyasa, 2004: 97-98) dibagi menjadi tujuh
pokok yaitu: sebagai pendidik (educator), sebagai manajer, sebagai administrator,
sebagai supervisor (penyelia), sebagai leader (pemimpin), sebagai inovator,
serta sebagai motivator. Adapun penjelasan tugas dan peran- peran kepala sekolah
tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah Sebagai Educator (pendidik)
Kepala sekolah merupakan guru yang diberikan tugas sebagai kepala atau
pimpinan sekolah, oleh karenanya kepala sekolah juga memiliki tugas untuk
mendidik. Tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) kepala sekolah sebagai pendidik
(educator) yaitu melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan kurikuler untuk
siswa, menyusun program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran,
melakukan evaluasi pembelajaran, melakukan pembinaan siswa, dan
memberikan layanan konseling pada siswa. (KEMENDIKNAS, 2011: 7-10).
Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Strategi
tersebut seperti menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat
kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. (E.
Mulyasa, 2004: 98).
Dengan demikian, penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas
kepala sekolah sebagai educator/ pendidik merupakan tugas pokok dan fungsi
kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kepada (guru, staf, dan
siswa), melakukan penyusunan pembelajaran, melaksanakan program
pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, serta menciptakan lingkungan
sekolah yang kondusif untuk pembelajaran bagi semua masyarakat sekolah.

2. Kepala Sekolah sebagai Manajer


Sekolah merupakan sebuah organisasi, sehingga perlu dilakukan
pengelolaan/kegiatan manajemen agar sumber daya yang ada di dalamnya dapat
didayagunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, maka kepala sekolah memiliki peran sebagai
manajer. Dalam melakukan perannya, kepala sekolah akan melakukan sebuah
pengawasan di dalam kegiatannya sebagai manajer. Terry (Ticoalu, 2005,
p.232) mengemukakan bahwa Pengawasan adalah mengevaluasi sebuah
pelaksanaan kerja, jika perlu memperbaiki apa yang sedang dikerjakan untuk
menjamin tercapai nya hasil sesuai rencana.
Menurut Pidarta (E. Mulyasa, 2004: 126-127), terdapat minimal tiga
keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer, yaitu: Keterampilan
konsep yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi,
7
8

keterampilan manusiawi yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi,


dan memimpin, serta keterampilan teknis yaitu keterampilan dalam
menggunakan pengetahuan, metode, teknik, serta perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas tertentu. Lebih lanjut, E. Mulyasa (2004: 106) menyatakan
bahwa kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-
tugasnya sebagai manajer, yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun
program sekolah, organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan,
dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara secara optimal.
Dalam Buku Kerja Kepala Sekolah (KEMENDIKNAS, 2011: 7-10),
disebutkan bahwa kegiatan manajerial yang harus dilakukan oleh kepala sekolah
meliputi: membuat perencanaan sekolah, rencana kerja sekolah (RKS), rencana
kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS), menyusun pedoman dan jadwal
kegiatan sekolah, serta struktur organisasi sekolah, mengelola pendidik dan
tenaga ke pendidikan, mengelola siswa, mengelola sarana dan prasarana sekolah,
mengelola pembiayaan sekolah, melakukan evaluasi sekolah.
Dengan demikian, maka penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagai manajer, kepala sekolah mempunyai tugas mengelola sumber daya
sekolah yakni membuat perencanaan sekolah (RKS, RKAS), menyusun
pedoman dan jadwal kegiatan sekolah, struktur organisasi sekolah, mengelola
tenaga pendidik, siswa, keuangan, kurikulum, humas, fasilitas, dan komponen
yang lain, untuk dapat didayagunakan semaksimal mungkin, sehingga dapat
mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

3. Kepala Sekolah sebagai Administrator


Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Sebagai
administrator, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola
kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi
personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi
kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan (E. Mulyasa, 2004: 107).
Sementara itu, dalam Buku Kerja Kepala Sekolah (KEMENDIKNAS,
2011: 49) dijelaskan bahwa menyusun administrasi sekolah meliputi; (1)
Administrasi program pengajaran, meliputi, Menyusun jadwal pelajaran sekolah,
daftar pembagian tugas guru, daftar pemeriksaan persiapan mengajar, daftar
penyelesaian kasus khusus di sekolah, daftar hasil UAS, rekapitulasi kenaikan
kelas, daftar penyerahan STTB, catatan pelaksanaan supervisi kelas, laporan
penilaian hasil belajar. (2) Administrasi kesiswaan, meliputi, menyusun
administrasi penerimaan siswa baru, buku induk siswa dan buku klaper, daftar
jumlah siswa, buku absensi siswa, surat keterangan pindah sekolah, daftar mutasi
siswa selama semester, daftar peserta UAS, daftar kenaikan kelas, daftar
rekapitulasi kenaikan kelas/lulusan, tata tertib siswa. (3) Administrasi pegawai,
meliputi, menyusun daftar kebutuhan pegawai, daftar usulan pengadaan
pegawai, data kepegawaian, daftar hadir pegawai, buku penilaian PNS, dan file-
file kepegawaian lainnya. (4) Adminitrasi keuangan, meliputi, menyusun buku
kas, rangkuman penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah, laporan
9

penerimaan dan pengeluaran anggaran sekolah. (5) Administrasi perlengkapan,


meliputi, menyusun buku pemeriksaan perlengkapan/barang, buku inventaris
perlengkapan/barang, daftar usul pengadaan perlengkapan/barang.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah
sebagai administrator merupakan tugas untuk melaksanakan penyusunan pada
semua sumber daya yang terdapat di sekolah, baik dari pendidik/ non pendidik
dan siswa, sarana dan prasarana, serta sumber daya pembelajaranya sehingga
seluruh program dan administrasi sekolah dapat berjalan dengan lancar.

4. Kepala Sekolah sebagai Supervisor


Tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah mensupervisi pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Kepala sekolah harus bisa membina,
mengarahkan, membantu guru-guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi
pada proses pembelajaran. Menurut E. Mulyasa (2004: 112), kepala sekolah
sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan
melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya.
Lebih lanjut, dalam Buku Kerja Kepala Sekolah (KEMENDIKNAS, 2011:
7-10) ditegaskan bahwa tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah
menyusun program supervisi, melaksanakan program supervisi, memanfaatkan
hasil supervisi yang meliputi pemanfaatan hasil supervisi untuk
peningkatan/pembinaan kinerja guru/staf dan pemanfaatan hasil supervisi untuk
pengembangan sekolah.
Dalam melaksanakan peranannya sebagai supervisor kepala sekolah bisa
melakukan kegiatan diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual,
dan simulasi pembelajaran. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor
dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kesadaran guru untuk meningkatkan
kinerjanya dan meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Mantja (2002: 56) mengemukakan peran kepala sekolah dalam membina sikap
profesional para guru, agar mereka mudah digerakkan dalam melaksanakan
tugas mereka, maka kepala sekolah harus; (a) membina kerja sama yang
harmonis dengan stafnya, (2) membantu para guru untuk memahami kurikulum
yang berlaku dan menjabarkannya lebih rinci, (3) membina hubungan yang baik
sekolah dan masyarakat, dan (4) menyelenggarakan pendidikan dan membina
staf.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
supervisi yang dilaksanakan meliputi pembinaan dan pembimbingan yang efektif
bagi semua guru dan stafnya, baik secara formal maupun informal agar dapat
mencapai kinerja yang tinggi.

5. Kepala Sekolah sebagai Leader


Kepala sekolah sebagai leader/ pemimpin hendaknya mampu
menggerakkan bawahannya agar bersedia melaksanakan tugasnya masing-
masing dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Kepala sekolah sebagai leader
harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan
tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas
(E. Mulyasa, 2004: 115).
10

Dalam Buku Kerja Kepala Sekolah (Kemendiknas, 2011: 7-10), disebutkan


TUPOKSI yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin yaitu
merumuskan dan menjabarkan visi, misi dan tujuan sekolah, melakukan dan
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan, memberi teladan dan menjaga
nama baik lembaga, menjalin komunikasi dan kerja sama dengan masyarakat
sekolah, melakukan analisis kebutuhan guru, memantau dan menilai kinerja guru
dan staf. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader
dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan,
pemahaman terhadap visi-misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan
kemampuan berkomunikasi (E. Mulyasa, 2004: 115).
Sementara itu, Wahjosumidjo (2010: 118-119) mengemukakan bahwa
kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut untuk selalu: 1) bertanggung jawab
agar para guru, staf, dan siswa menyadari akan tujuan sekolah yang telah
ditetapkan, 2) bertanggung jawab untuk menyediakan segala dukungan,
peralatan, fasilitas, berbagai peraturan, dan suasana yang mendukung kegiatan,
3) memahami motivasi setiap guru, staf, dan siswa, 4) menjadi sumber inspirasi
bawahan, 5) kepala sekolah harus selalu dapat menjaga, memelihara
keseimbangan antara guru, staf dan siswa di satu pihak dan kepentingan sekolah,
serta kepentingan masyarakat dipihak lain, 6) kepala sekolah harus menyadari
bahwa esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (the followership), artinya
kepemimpinan tidak akan terjadi apabila tidak didukung pengikut atau bawahan,
7) kepala sekolah harus memberikan bimbingan, mengadakan koordinasi
kegiatan, mengadakan pengendalian/pengawasan dan mengadakan pembinaan
agar masing-masing anggota/bawahan memperoleh tugas yang wajar dalam
beban dan hasil usaha bersama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepala sekolah
sebagai leader/ pemimpin harus mampu menyusun dan menerapkan visi misi
sekolah, menggerakkan bawahannya agar bersedia melaksanakan tugas yang
menjadi tanggungjawabnya dengan komitmen yang tinggi, mengambil keputusan
terhadap setiap langkah dalam kegiatan dan kendala yang di hadapi sekolah.

6. Kepala Sekolah sebagai Inovator


Kepala sekolah sebagai tokoh sentral penggerak organisasi sekolah harus
mampu menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan sekolah yang
dipimpinnya, dalam hal ini kepala sekolah juga berperan sebagai inovator.
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, E. Mulyasa
(2004: 118) menyatakan bahwa kepala sekolah harus memiliki strategi yang
tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada
seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model
pembelajaran inovatif.
Lebih lanjut, E. Mulyasa (2004: 118-119) menjelaskan bahwa kepala
sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara- caranya dalam melakukan
pekerjaan secara; (1) Konstruktif, yaitu membina setiap tenaga kependidikan
untuk dapat berkembang secara optimal dalam melaksanakan tugas yang
diembannya, (2) Kreatif, yaitu berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru
11

dalam melaksanakan tugasnya, (3) Delegatif, yaitu berusaha mendelegasikan


tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta
kemampuan masing-masing, (4) Integratif, yaitu berusaha mengintegrasikan
semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan
sekolah secara efektif, efisien, dan produktif, (5) Rasional dan objektif, yaitu
berusaha bertindak dengan mempertimbangkan rasio dan objektif, (6) Pragmatis,
yaitu berusaha menetapkan kegiatan atau target berdasarkan kondisi dan
kemampuan nyata yang dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan, serta
kemampuan sekolah, (7) Keteladanan, yaitu kepala sekolah harus menjadi
teladan dan contoh yang baik bagi bawahannya, (8) Adaptabel dan fleksibel,
yaitu mampu beradaptasi dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha
menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga
kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.
TUPOKSI kepala sekolah sebagai inovator, dalam Buku Kerja Kepala
Sekolah (Kemendiknas, 2011: 7-10) yaitu kepala sekolah sebagai innovator
harus menjalin kerja sama dengan pihak lain, menerapkan TIK dalam
manajemen sekolah, dan melakukan pembaharuan di sekolah. Kepala sekolah
sebagai inovator yakni mampu mengikuti perubahan yang terdapat di sekolah
guna mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.
Dari penjelasan di atas, cara-cara melakukan inovasi memiliki kegiatan
yang tidak biasa dilakukan kepala sekolah pada umumnya. Hal ini dapat dilihat
dari cara berpikir, waktu pekerjaan, dan cara melakukan pekerjaan berbeda dari
orang lainnya. Kepala sekolah dapat menerima saran dari bawahan, yang pada
umumnya kepala sekolah lain lakukan itu membimbing bawahannya.

7. Kepala Sekolah sebagai Motivator


Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan dorongan atau
motivasi kepada anggotanya untuk selalu bersedia bekerja sama sehingga tujuan
bersama dapat tercapai. Dorongan tersebut dapat berupa pemberian penghargaan
atas prestasi guru, staf, maupun siswa, pemberian sanksi/ hukuman atas
pelanggaran peraturan dan kode etik bagi guru, staf, maupun siswa, serta
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif (Kemendiknas, 2011: 7-
10). Dengan demikian, seorang kepala sekolah juga harus berperan sebagai
motivator.
Kepala sekolah sebagai motivator bertugas memberikan dorongan dan
dukungan kepada semua bawahannya agar mampu bekerja sama dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. E. Mulyasa (2004: 120) mengemukakan, sebagai
motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya.
Pemberikan motivasi agar dapat dilakukan dengan tepat, maka kepala
sekolah harus memahami karakteristik bawahannya, hal ini dikarenakan setiap
individu memiliki motif masing-masing yang berbeda dalam melaksanakan
tugasnya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber
12

Belajar (PSB).
Kepala sekolah mampu mendorong dan memotivasi bawahannya untuk
selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya. Kegiatan motivasi
tersebut dapat dilakukan dengan cara pemberian penghargaan atau hadiah bagi
bawahan yang kinerjanya baik. Dalam menjamin terselenggaranya satuan
pendidikan, sebuah lembaga pendidikan perlu adanya seorang top manajer, yaitu
kepala sekolah.
Seorang kepala sekolah berperan sebagai top manajer sekolah yang harus
mampu memimpin dan mengarahkan personil sekolah untuk dapat membangun
sebuah kemampuan dan menggali kompetensi yang dimiliki sebagai acuan untuk
menata kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Dalam hal ini Kepala Sekolah
tentunya juga memerlukan kompetensi kewirausahaan yang baik disamping
kompetensi yang lainnya dalam rangka menjamin kualitas agar sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Sehubungan hal tersebut, standar kompetensi kepala sekolah di Indonesia
telah diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah, ada lima kompetensi yang harus dikuasi
oleh seorang Kepala Sekolah yaitu: 1) kompetensi kepribadian, 2) kompetensi
manajerial, 3) kompetensi kewirausahaan, 4) kompetensi supervisi, dan 5)
kompetensi sosial . Adapun dari kelima hal tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Kompetensi Kepribadian, meliputi; memiiki integritas kepribadian sebagai
pemimpin, memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
kepala sekolah, bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi,
memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri bilamana menghadapi
masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah; dan memiiki minat jabatan
sebagai pemimpin pendidikan.
b. Kompetensi manajerial, meliputi; mampu memimpin sekolah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya sekolah atau madrasah secara optimal melalui
kepemimpinan transformasional, mampu mengelola perubahan atau
pengembangan sekolah menuju sekolah sebagai organisasi pembelajar yang
efektif, mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah atau madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, mampu mengelola
guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia sekolah
secara optimal.
c. Kompetensi kewirausahaan, meliputi; mampu Menciptakan inovasi yang
berguna bagi pengembangan sekolah, bekerja keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif, memiliki
motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai manajer sekolah, pantang menyerah dan selalu mencari
solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah, memiliki
naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi atau jasa sekolah
atau madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
d. Kompetensi supervisi, meliputi; mampu merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, mampu
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
13

pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, mampu menindaklanjuti hasil


supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
e. Kompetensi sosial, meluputi; mampu bekerja sama dengan pihak lain untuk
kepentingan sekolah, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain.

Seorang kepala sekolah menduduki jabatannya karena ditetapkan dan


diangkat oleh atasannya. Tetapi untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dan lancar ia perlu diterima dengan tulus ikhlas oleh guru-guru yang
dipimpinnya. Dengan kata lain seorang kepala sekolah diakui kemampuan serta
kepemimpinannya oleh guru-guru.
Kepala sekolah berperan sebagai pendorong perkembangan dan kemajuan
sekolah serta bertanggung jawab dalam meningkatkan akuntabilitas keberhasilan
siswa dan programnya. Supaya hal tersebut tercapai dengan baik, maka
kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan, sehingga kepala sekolah
mampu berperan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Kepala sekolah harus mampu memberdayakan kompetensi-kompetensi
yang mendukung kelancaran proses pendidikan di sekolahnya. Selanjutnya,
peran kepala sekolah sangat penting, termasuk melaksanakan tugas untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah diharapkan dapat memberdayakan
segenap sumber daya manusia di sekolah tersebut, yaitu meliputi guru,
karyawan, dan siswa. Salah satu indikator keberhasilan kepala sekolah adalah
diukur dari mutu pendidikan yang ada di sekolah yang dipimpinnya.
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan
output pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia
karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Kepala sekolah harus mampu
dan bisa mengimplementasikan kelima kompetensi tersebut berjalan dengan
maksimal untuk meningkatkan mutu sekolah menjadi sekolah yang berkualitas.
Akan tetapi implementasi kompetensi kepala sekolah belum dilaksanakan
secara optimal setelah diberlakukannya otonomi daerah. Setelah diberlakukan
otonomi daerah, kompetensi dan kinerja kepala sekolah di jenjang TK, SD, SMP,
dan SMA/SMK masih tetap rendah. Hal ini, antara lain, disebabkan campur
tangan politik lokal dalam pengangkatan kepala sekolah. ”Dalam banyak kasus,
pengangkatan kepala sekolah tidak berdasarkan kompetensi dan profesionalisme,
tetapi terkait dukungan politik pada pemilihan kepala daerah,” kata Syawal
Gultom, Ketua Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di
Jakarta, Senin, 23/7 (Kompas, 2012).
Siswandari, Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala
Sekolah Kemendikbud, mengatakan, banyak kepala sekolah yang sudah dilatih
hingga memenuhi standar nasional tidak dipilih bupati/wali kota. ”Pengangkatan
kepala sekolah mengabaikan kompetensi. Padahal, jika sekolah dipimpin kepala
sekolah yang tak kompeten, sekolah sulit untuk maju,” kata Siswandari dalam
acara serah terima pengurus Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) di
14

Jakarta. Berdasarkan data Kemendikbud tahun 2011, kepala sekolah berjumlah


337.724 orang. Jumlah itu terdiri dari kepala sekolah TK 77.823 orang, SD
179.194 orang, SMP 51.770 orang, SMA 19.771 orang, dan SMK 9.116 orang.
Sementara itu, di sekolah-sekolah swasta, pemilihan kepala sekolah juga
tergantung dari yayasan. A Fathoni Rodli, Ketua Umum BMPS, mengatakan
sekolah-sekolah swasta menghadapi tantangan gulung tikar. Untuk itu,
diperlukan peningkatan mutu sekolah lewat kepemimpinan kepala sekolah yang
andal (Kompas, 2012).

B. Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah


1. Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah
Seorang kepala sekolah dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugasnya
yang sangat kompleks harus mempunyai kompetensi atau kemampuan yang
memadai supaya dapat berjalan lancar sesuai harapan. Menurut Mulyasa (2007:
26) kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping
kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan
sistem pengawasan tertentu.
Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari suatu upaya melainkan suatu
proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (lifelong learning process).
Lain halnya menurut Kunandar (2010: 51) kompetensi adalah suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif
maupun yang kuantitatif.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
kepala sekolah adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
untuk sukses dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya sebagai kepala
sekolah dengan standar yang sudah dipersyaratkan. Karena kompetensi kepala
sekolah sangat penting, maka seorang kepala sekolah wajib mengetahui,
memahami, dan mengimplementasikan berbagai macam kompetensi tersebut
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

2. Pengertian Kewirausahaan
Masalah kewirausahaan merupakan isu nasional yang sering
diperbincangkan, khususnya dalam bidang pendidikan. Menurut Mereddith
(2005:3-4), wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan
mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang
itu.
Sejalan dengan pendapat Zimmerer & Scarborough (2005:36)
“Entrepreneur is the result of a disciplined, systematic process of applying
creativity and innovation to needs and opportunities in the marketplace”.
Pendapat tersebut berarti wirausaha merupakan hasil dari suatu proses kegiatan
secara sistematis yang menerapkan kreativitas dan inovasi untuk memenuhi
kebutuhan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Menurut Soemahamidjaja
dalam Daryanto dan Cahyono (2013:3), kewirausahaan berasal dari istilah
entrepreneurship yang sebenarnya berasal dari kata entrepreneur yang artinya
suatu kemampuan (ablity) dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang
15

dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses
dalam menghadapi tantangan hidup.
Adapun menurut Hisrich-Peters (Suryana, 2011:24) kewirausahaan dapat
diartikan sebagai berikut ;“Entrepreneurship is the process of creating
something different with value by devoting the necessary time and effort,
assumsing the accompanying financial, psychic, and social risk, and receiving
the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence”
(kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima balas
jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dari yang sudah ada dengan menerapkan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang baru untuk memperbaiki
keadaan sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan kewirausahaan di
sekolah merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah, untuk mengelola, memajukan, mengembangkan, dan mewujudkan
sekolah yang mandiri.

3. Kewirausahaan di Bidang Pendidikan


Kewirausahaan sudah tidak asing lagi menjadi topik yang diperbincangkan
di dunia pendidikan. Kewirausahaan merupakan sifat karakteristik yang melekat
pada diri individu yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan dan
mengembangkan gagasan kreativitas dalam kegiatan yang produktif.
Menurut Mulyasa (2011: 189) dalam konteks pendidikan, wirausaha
merujuk pada kondisi ketika seseorang membuat suatu keputusan yang
mendorong terbentuknya sistem kegiatan mandiri, bebas dari keterikatan
lembaga lain. Oleh karena itu, sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan
kemajuan sekolah biasanya berasal dari kepala sekolah yang berjiwa wirausaha
karena mereka merupakan pimpinan (leader) sekaligus manajer pendidikan
tingkat satuan pendidikan.
Keberadaan lembaga pendidikan tidak perlu lagi alergi dengan konsep
kewirausahaan dalam bidang bisnis yang dibawa ke dalam lembaga pendidikan.
Sebab, konsep tersebut tidak semata-mata menekankan pada mencari laba yang
sebanyak-banyaknya atau komersial, tetapi lebih menekankan pada efisiensi dan
kreativitas dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas lembaga pendidikan.
Untuk itu, kepala sekolah sebagai manajer dituntut mempunyai kemampuan
sebagai entrepreneur dalam mengembangkan lembaga pendidikan yang
berkualitas dan diminati oleh banyak pelanggan (Mutohar, 2013: 193).
Wirausaha pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk
mengembangkan perilaku siswa melalui proses, strategi pelayanan untuk
menghasilkan produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan beradaptasi pada
perubahan sosial yang dinamis. Kewirausahaan sekolah berarti proses untuk
mengejar peluang tanpa henti dengan menggunakan sterategi yang paling
inovatif dalam menghasilkan mutu lulusan yang mendapatkan keuntungan dari
investasinya mengeluarkan biaya dengan nilai keuntungan yang lebih tinggi
16

daripada biaya yang diinvestasikannya.


Jenis aktivitas dasar bisnis bagi sekolah harus ditekankan pada peningkatan
mutu pendidikan. Mutu pendidikan sebagai produk andalan sekolah harus
ditingkatkan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Mutu harus menjadi perhatian
utama agar stakeholders sebagai pelanggan pendidikan menjadi puas terhadap
produksi yang dihasilkan oleh sekolah (Mutohar, 2013: 211).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan di dalam pendidikan mempunyai arti penting bagi kepala sekolah
dalam berkontribusi untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah.
Kepala sekolah dapat mengadopsi jiwa kewirausahaan yang berasal dari bidang
bisnis untuk diimplementasikan di dalam mengelola sekolah dengan prinsip
bahwa tujuan utamanya bukan untuk mengkomersialkan pendidikan, tetapi untuk
memberikan pelayanan prima terhadap pelanggan yaitu pengguna jasa
pendidikan agar mereka puas dengan pelayanan dan mutu sekolah.

4. Pengertian Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah


Kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin khususnya kepala sekolah
salah satunya yaitu kompetensi kewirausahaan sebagaimana yang termuat dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah. Menurut Permana dan Kesuma (2011:354) seorang
kepala sekolah yang berjiwa kewirausahaan adalah mereka yang memiliki
keberanian, berjiwa kepahlawanan dan mengembangkan cara-cara kerja yang
mandiri.
Kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus-
menerus yang dilakukan oleh pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam
menjadikan sekolahnya lebih bermutu. Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha
membaca dengan cermat peluang yang ada, melihat setiap unsur institusi sekolah
adanya sesuatu yang baru atau inovatif, menggali sumber daya secara realistik
dan dapat dimanfaatkan, mengendalikan resiko, mewujudkan kesejahteraan
warga sekolah dan masyarakat.
Suyanto dan Abbas (2004:169) juga menjelaskan kompetensi kewirausahaan
dalam lembaga pendidikan mengandung dua pengertian dan penerapan, yaitu: (1)
upaya menerapkan nilai-nilai kewirausahaan dalam mengelola lembaga
pendidikan, (2) memanfaatkan potensi yang dimiliki/dapat diupayakan oleh
suatu lembaga pendidikan menjadi kegiatan ekonomi sehingga menghasilkan
laba yang dapat digunakan untuk memajukan lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah merupakan suatu kemampuan yang
harus dimiliki dan upaya yang dilakukan terus menerus oleh kepala sekolah
dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu dan mandiri melalui usaha mencari
peluang, menciptakan sesuatu yang baru atau inovatif, bekerja keras, memiliki
motivasi yang kuat untuk mencapai sukses, menggali dan memanfaatkan sumber
daya secara realistik, meminimalkan resiko, mewujudkan kesejahteraan bagi
warganya dan masyarakat luas.
Menjadi kepala sekolah yang berjiwa wirausaha berarti menjadi pemimpin
17

yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk selalu berusaha berinovasi,


berkerja keras, motivasi yang tinggi, pantang menyerah, mencari dan
menemukan peluang, serta mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk
bertindak. Seorang kepala sekolah harus berani mengambil resiko yang telah
diperhitungkan dan menyukai tantangan. Kepala sekolah yang berjiwa wirausaha
memiliki kepercayaan diri tinggi pada kemampuannya untuk mengambil suatu
keputusan yang tepat, kemampuan inilah merupakan ciri khas dari wirausaha.
Kemampuan kepala sekolah yang berjiwa wirausaha dalam berinovasi
sangat menentukaan keberhasilan sekolah yang dipimpinnya karena kepala
sekolah tersebut mampu menyikapi kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat
pada jasa pendidikan. Dengan demikian, jika kepala sekolah yang berjiwa
wirausaha ingin sukses memimpin sekolah ia harus menjadi individu yang kreatif
dan inovatif dalam mewujudkan potensi kreativitas yang dimiliki dalam bentuk
inovasi sekolah unggul. Kaitannya dalam kompetensi kewirausahaan kepala
sekolah mempunyai tanda atau karakteristik sikap yang menunjukkan bahwa ia
memiliki kompetensi kewirausahaan.

5. Karakteristik Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah


Jiwa kewirausahaan yang melekat pada diri seorang kepala sekolah
merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kegiatan di
sekolah. Dalam rangka pelaksanaan kompetensi kewirausahaan kepala sekolah
pasti menunjukkan suatu tanda atau karakteristik melalui sikap atau tindakan
yang telah dilakukan oleh kepala sekolah.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah karakteristik kompetensi
kewirausahaan yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah adalah sebagai
berikut; menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/
madrasah, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah/madrasah, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah, memiliki naluri
kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah/ madrasah sebagai sumber
belajar peserta didik.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan kepala
sekolah mempunyai beberapa subvariabel, yang nantinya di dalam implementasi
akan dijabarkan melalui indikator. Menurut Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2010: 38-42) dijelaskan bahwa
karakteristik kompetensi kewirausahaan kepala sekolah adalah sebagai berikut;
(1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah dengan
patokan: (a) kepala sekolah memahami dan mampu menerapkan program-
program yang inovatif untuk meningkatkan keefektifan sekolah berupa
pembaharuan di bidang kurikulum, keorganisasian, sarana prasarana, peserta
didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, keuangan, humas, dan
ketatausahaan, (b) kepala sekolah memiliki kreativitas tinggi yang terlihat dari
gagasan, produk, pelayanan, usaha, model baru yang dihasilkan dan kepala
18

sekolah mengambil peran dalam merealisasikan gagasan baru di sekolah yang


dipimpinnya. (2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif dengan patokan: kepala sekolah secara
konsisten mampu mengembangkan dan menerapkan program-program
pembelajaran sampai berhasil mencapai tujuan. (3) Memiliki motivasi yang kuat
untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin
sekolah dengan patokan: kepala sekolah memiliki kemauan yang tinggi untuk
mencapai kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
pemimpin sekolah. (4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah dengan patokan: kepala
sekolah mampu menginternalisasikan jiwa wirausaha di kehidupan nyata berupa:
optimisme, pantang menyerah, dan berpikir alternatif. (5) Memiliki naluri
kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah sebagai sumber
belajar peserta didik dengan patokan: (a) kepala sekolah menginternalisasikan
jiwa wirausaha di kehidupan nyata berupa: pengembangan unit usaha,
pengelolaan unit usaha, dan pemanfaatan unit usaha sebagai sumber belajar, (b)
kepala sekolah memiliki keberanian mengambil risiko.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Suyanto dan Abbas (2004:172)
karakteristik kepala sekolah sebagai wirausahawan yang unggul dapat
dirumuskan ke dalam lima hal berikut ini; (1) kepala sekolah yang wirausahawan
akan berani mengambil risiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha tidak
menghindarinya. (2) kepala sekolah akan selalu berupaya mencapai dan
menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk pengguna jasa (siswa dan orang
tuanya), pemilik, pemasok, para pendidik dan karyawan administrasi,
masyarakat, bangsa dan negara. (3) kepala sekolah bersikap antisipatif terhadap
perubahan, tetapi akomodatif terhadap lingkungan. (4) kepala sekolah akan
kreatif mencari dan menciptakan peluang dan meningkatkan produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas kinerja lembaganya. (5) kepala sekolah akan selalu
berusaha meningkatkan keunggulan dan citra lembaga melalui investasi baru di
berbagai bidang.
Mulyasa (2011:189-190) juga mengatakan karakteristik seorang
wirausahawan adalah sebagai berikut ; (1) penuh percaya diri, dengan indikator
penuh keyakinan, optimis, disiplin, berkomitmen dan bertanggung jawab, (2)
memiliki inisiatif, dengan indikator penuh energi, cekatan dalam tindakan dan
aktif, (3) memiliki motif berprestasi dengan indikator berorientasi pada hasil dan
berwawasan ke depan, (4) memiliki jiwa kepemimpinan dengan indikator berani
tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh dalam bertindak, dan (5) berani
mengambil resiko dengan penuh pertimbangan.
Sedangkan Steinhoff (1993) dalam Mulyasa (2011: 192) mengidentifikasi
karakteristik kepribadian wirausaha sebagai berikut ; (1) memiliki kepercayaan
diri (self confidence) yang tinggi, terhadap kerja keras dan cerdas, mandiri, dan
memahami bahwa risiko yang diambil adalah bagian dari keberhasilan. Dengan
modal tersebut mereka bekerja dengan tenang, optimis, dan tidak dihantui oleh
perasaan takut gagal, (2) memiliki kreativitas diri (self creativity) yang tinggi dan
kemauan serta kemampuan mencari alternatif untuk merealisasikan berbagai
kegiatannya melalui kewirausahaan, (3) memiliki pikiran positif (positive
19

thinking), dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian senantiasa melihat


aspek positifnya. Dengan demikian mereka selalu melihat peluang dan
memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan yang dilakukan, (4) memiliki
orientasi pada hasil (output oriented), sehingga hambatan tidak membuat mereka
menyerah, tetapi justru tertantang untuk mengatasi, sehingga mencapai hasil
yang diharapkan, (5) memiliki keberanian untuk mengambil resiko, baik resiko
terhadap kecelakaan, kegagalan maupun kerugian. Dalam melaksanakan tugas,
pribadi wirausaha tidak takut gagal atau rugi, sehingga tidak takut melakukan
pekerjaan, meskipun dalam hal baru, (6) memiliki jiwa pemimpin, yang selalu
ingin mendayagunakan orang dan membimbingnya, serta selalu tampil ke depan
untuk mencari pemecahan atas berbagai persoalan, dan tidak membebankan atau
menyalahkan orang lain, (7) memiliki pikiran orisinal, yang selalu punya
gagasan baru, baik untuk mendapatkan peluang maupun mengatasi masalah
secara kreatif dan inovatif, (8) memiliki orientasi ke depan, dengan tetap
menggunakan pengalaman masa lalu sebagai referensi, untuk mencari peluang
dalam memajukan pekerjaannya, dan (9) menyukai tantangan, dan menemukan
diri dengan merealisasikan ide idenya.
Sagala (2009:180-185) menjelaskan bahwa kepemimpinan wirausaha perlu
mempunyai beberapa karakteristik, antara lain; (a) pemimpin yang kreatif dan
inovatif, (b) pemimpin yang mampu mengeksploitasi peluang, (c) pemimpin
yang memiliki internal locus control, (d) berani mengambil resiko, (e) pekerja
keras, (f) percaya diri, dan (g) memiliki jiwa kepemimpinan.
Lain halnya menurut Permana dan Kesuma (2011: 356) bahwa, profil
seorang wirausaha adalah orang yang memiliki ciri-ciri dan sifat sebagai berikut ;
(1) percaya diri: keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, optimisme, (2)
berorientasi tugas dan hasil: kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, enerjik
dan inisiatif, (3) pengambil resiko: berani dan mampu mengambil resiko, suka
pada tantangan, (4) kepemimpinan: bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat
bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik, (5) keorisinilan:
inovatif, kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak,
(6) berorientasi ke masa depan: pandangan ke depan (prospektif) dan perseptif.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai karakteristik kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah dapat diringkas sebagai berikut. Secara garis besar
karakteristik kompetensi kewirausahaan kepala sekolah terdiri dari: (a)
menciptakan inovasi bagi pengembangan sekolah, b) bekerja keras untuk
mencapai keberhasilan sekolah, (c) memiliki motivasi yang kuat, (d) pantang
menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah, dan (e) memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan sekolah sebagai sumber belajar.
Pada dasarnya pendapat para ahli di atas mengenai karakteristik kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah adalah sama. Adapun dari karakteristik
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah setiap dimensi memiliki beberapa
indikator dan dapat disimpulkan sebagai berikut: (a) memiliki kepercayaan diri
yang tinggi, terhadap kerja keras dan cerdas, mandiri, dan memahami bahwa
risiko yang diambil adalah bagian dari keberhasilan, sehingga mereka bekerja
20

dengan tenang, optimis, dan tidak dihantui oleh perasaan takut gagal, (b)
memiliki kreativitas diri yang tinggi, kemauan dan kemampuan mencari
alternatif untuk merealisasikan berbagai kegiatannya melalui kewirausahaan, (c)
memiliki pikiran positif dalam menghadapi suatu masalah, sehingga selalu
melihat peluang dan memanfaatkannya untuk mendukung kegiatan yang
dilakukan, (d) memiliki orientasi pada hasil, sehingga hambatan tidak membuat
mereka menyerah, tetapi justru tertantang untuk mengatasi, sehingga mencapai
hasil yang diharapkan, (e) memiliki keberanian untuk mengambil resiko, tidak
takut gagal atau rugi, sehingga tidak takut melakukan pekerjaan meskipun dalam
hal baru, (f) memiliki jiwa pemimpin, (g) memiliki pikiran orisinal yang selalu
punya gagasan baru, baik untuk mendapatkan peluang maupun mengatasi
masalah secara kreatif dan inovatif, (h) memiliki orientasi ke depan, dengan tetap
menggunakan pengalaman masa lalu sebagai referensi, untuk mencari peluang
dalam memajukan pekerjaannya, (i) menyukai tantangan, dan menemukan diri
dengan merealisasikan ide-idenya.
Oleh karena itu, yang akan digunakan sebagai landasan dalam pembuatan
pedoman instrumen untuk penelitian ini adalah Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta mengakumulasi dari pendapat para ahli
yang mendukung untuk menentukan indikatornya. Seorang kepala sekolah yang
berjiwa wirausaha pasti mempunyai prinsip sebagai pegangan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya untuk mewujudkan tujuan sekolah yang telah
ditetapkan. Dengan prinsip tersebut perilaku dan tindakan kepala sekolah dapat
terarah sesuai dengan kompetensi kewirausahaan yang dimilikinya.

6. Prinsip-prinsip Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah


Pedoman atau prinsip sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin untuk
menjalankan suatu fungsi dan tugasnya, termasuk prinsip kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah. Fisher & Koch (2008:5) menjelaskan “...it is
visionary, energetic, confident, extroverted, and creative individuals o are not
afraid of change and relish risk-taking who are most likely to become
entrepreneurs”. Artinya ... visioner, energik, percaya diri, terbuka, dan individu
yang kreatif tidak takut perubahan serta berani mengambil risiko yang
memungkinkan seseorang memiliki jiwa wirausaha.
Sedangkan Mutohar (2013:249) menjelaskan kepala sekolah sebagai
entrepreneur harus mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan sebagai
berikut ; Pertama, bertindak kreatif dan inovatif, kompetensi ini memiliki
indikator, antara lain: (a) menciptakan pembaruan, (b) merumuskan arti dan
tujuan perubahan (inovasi) sekolah, (c) menggunakan metode, teknik, dan proses
perubahan sekolah, (d) menciptakan dan memanfaatkan peluang, (e)
menciptakan program inovasi dan kreativitas, (f) menciptakan keunggulan
komparatif, dan (g) mempromosikan sekolah.
Kedua, memberdayakan potensi sekolah, yang meliputi: (a) merencanakan
program pemberdayaan potensi sekolah, (b) melaksanakan kegiatan
pemberdayaan potensi sekolah, (c) menjalin kerja sama dengan masyarakat baik
lembaga pemerintah maupun swasta.
21

Ketiga, menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah, yang meliputi:


(a) menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berpikir untuk menciptakan
kreativitas dan inovasi, (b) mendorong warga sekolah untuk melakukan
eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru, (c)
memberikan rewards atas hasil-hasil kreativitas warga sekolah, dan (d)
menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan warga sekolah.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip-
prinsip kewirausahaan kepala sekolah adalah sebagai berikut : (a) bertindak
kreatif dan inovatif, (b) memberdayakan potensi sekolah, dan (c) menumbuhkan
jiwa kewirausahaan warga sekolah. Dengan adanya prinsip yang melekat pada diri
seorang kepala sekolah akan memberikan kemudahan dalam hal mencari strategi
kewirausahaan di sekolah.

7. Strategi Kewirausahaan Kepala Sekolah


Berbicara kewirausahaan di sekolah, seorang kepala sekolah juga harus
mempunyai strategi guna mengimplementasikan kompetensi kewirausahaannya
tersebut supaya berjalan dengan lancar. Menurut Permana dan Kesuma (2011:
357) strategi kewirausahaan merupakan langkah-langkah pokok yang perlu
ditempuh kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya sebagai organisasi yang
bersifat kewirausahaan (entrepreneurial organization).
Menurut Lupiyoadi dan Wacik, 2008 (Permana dan Kesuma, 2011: 357-
358) strategi kewirausahaan yang bisa dilakukan oleh seorang kepala sekolah
adalah sebagai berikut;
Pengembangan Visi/Misi, langkah awal dalam mewirausahakan lembaga
pendidikan adalah merumuskan visi/misi. Visi atau misi merupakan gambaran
cita-cita atau kehendak sekolah yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang
(dalam kurun waktu tertentu). Visi sekolah harus dirumuskan dengan jelas,
singkat dan mengandung dukungan nyata untuk mewujudkan perubahan atau
inovasi yang bersifat entrepreneurial tersebut. Visi yang telah dirumuskan,
selanjutnya disosialisasikan atau disebarluaskan kepada semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dengan pendidikan di sekolah dasar. Visi yang
telah dirumuskan melahirkan misi dan program-program yang harus diemban
dalam praktik kewirausahaan.
Dorongan Inovasi, berkaitan dengan semangat mewirausahakan sekolah,
strategi ini berarti menumbuhkan dan mengembangkan gagasan-gagasan orisinal
dan inovatif. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah dalam mewirausahakan
sekolahnya dituntut memiliki agenda inovasi. Agenda inovasi ini menjadi alat
spesifik dan utama dalam strategi mewirausahakan suatu sekolah. Sebagai
alternatif, terdapat dua unsur pokok yang dapat dipertimbangkan untuk
merumuskan agenda inovasi tersebut. Pertama unsur internal institusi sekolah
dan kedua unsur eksternal sekolah itu.
Penstrukturan Iklim Intrapreneurial, langkah strategis ini merupakan proses
pembentukan unsur-unsur dan suasana yang mendukung atas terselenggaranya
agenda inovasi. Strategi ini menekankan pada proses internal organisasi, yakni
usaha-usaha yang dilakukan pihak sekolah dalam memantapkan sistem
manajemennya. Kemampuan menjabarkan kebijakan pendidikan yang berlaku di
22

daerahnya, kemampuan mengelola perubahan dan kemampuan mengambil


keputusan, serta kemampuan mengembangkan jaringan kerja yang
menguntungkan, merupakan sejumlah tuntutan yang patut dipenuhi para kepala
sekolah dalam mengembangkan strategi yang dimaksudkan.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
kewirausahaan kepala sekolah meliputi: (a) mengembangkan visi dan misi
sekolah, (b) dorongan inovasi, dan (c) penstrukturan iklim intrapreneurial.
Sukses tidaknya pengembangan program kewirausahaan di sekolah sangat
bergantung pada kondisi warga sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut kepala
sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan serta peserta didik perlu dilatih dan
dibiasakan berpikir wirausaha.
Dengan adanya strategi kewirausahaan di sekolah, diharapkan kepala
sekolah dalam menjalankan kompetensi kewirausahaannya dapat berjalan
dengan lancar. Oleh karena itu, kepala sekolah harus selalu meningkatkan
kompetensi kewirausahaan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya
yang dimiliki sekolah dengan menggunakan jiwa kewirausahaannya untuk
memajukan, mengembangkan, dan mewujudkan sekolah yang mandiri. Dalam
penelitian ini akan memfokuskan pada kompetensi kewirausahaan kepala
Sekolah Menengah Kejuruan. Kepala sekolah sebagai pihak yang harus memiliki
kompetensi kewirausahaan dituntut untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan
kapasitas kompetensi kewirausahaannya agar esensi kompetensi kewirausahaan
yang diimplementasikan di sekolah dapat tercapai.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai
dasar untuk membuat pedoman angket dalam metode mengumpulkan data pada
penelitian ini. Berikut ini merupakan kesimpulan yang berupa sub variabel dan
indikator yang akan dijadikan dasar dalam membuat angket kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah, adalah sebagai berikut;
Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah. Memahami
dan mampu menerapkan program-program yang inovatif untuk meningkatkan
keefektifan sekolah serta memiliki kreativitas tinggi yang terlihat dari gagasan,
produk, pelayanan, usaha, mode atau model baru, meliputi : menciptakan
pembaharuan di sekolah yang tidak hanya baru untuk sekolah, tetapi juga
berbeda dari yang lain, merumuskan arti dan tujuan perubahan (inovasi) sekolah,
menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah, menciptakan dan
memanfaatkan peluang di lingkungan sekolah, menciptakan program inovasi dan
kreativitas, menciptakan keunggulan komparatif di sekolah, mempromosikan
sekolah.
Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif. Secara konsisten mampu mengembangkan dan
menerapkan program- program pembelajaran sampai berhasil mencapai tujuan,
meliputi : kebutuhan akan selalu untuk berprestasi, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad kerja keras untuk keberhasilan sekolah, mempunyai
dorongan kuat, enerjik, dan inisiatif, hambatan tidak membuat menyerah, tetapi
justru tertantang untuk mengatasi, dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan
bagi sekolah dalam segala kompetisi.
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
23

dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah. Memiliki kemauan yang tinggi untuk
mencapai kesuksesan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
pemimpin sekolah, meliputi : mau dan mampu berdisiplin, penuh energi dalam
bekerja, pantang menyerah, mampu menghargai gagasan inovatif dari karyawan,
mampu menerima kritik dan saran dari karyawan, mampu memasarkan
produk/jasa yang dihasilkan sekolah, selalu menjaga nama baik sekolah, cekatan
dalam bertindak dan aktif, meng-upgrade ilmu pengetahuan yang dimiliki dan
teknologi, dan bisa menjawab tantangan masa depan.
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah. Mampu menginternalisasikan jiwa wirausaha di
kehidupan nyata berupa optimisme, pantang menyerah, dan berpikir alternatif,
meliputi : ketidaktergantungan dalam mengembangkan sekolah, memahami
bahwa resiko yang diambil adalah bagian dari keberhasilan, bekerja dengan
tenang, selalu optimis, tidak dihantui rasa takut gagal, memiliki kayakinan tinggi
dalam mewujudkan gagasan inovatif, selalu berpikir dan bertindak lebih maju
dari orang lain, berkomitmen dan bertanggung jawab, tidak takut melakukan
pekerjaan meskipun dalam hal baru, tidak takut untuk mencoba sesuatu hal baru,
dan menyukai tantangan.
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah sebagai
sumber belajar peserta didik. Mampu menginternalisasikan jiwa wirausaha di
kehidupan nyata berupa pengembangan unit usaha, pengelolaan unit usaha, dan
pemanfaatan unit usaha sebagai sumber belajar serta memiliki keberanian
mengambil resiko, meliputi : mampu menjalin hubungan kemitraan, mampu
memandirikan sekolah dengan upaya berwirausaha, mampu menganalisis
peluang bisnis yang berkembang di lingkungan sekolah sesuai kebutuhan
masyarakat, mampu mempromosikan sekolah melalui berbagai kegiatan, mampu
memberdayakan unit produksi di sekolah, mampu melakukan terobosan-
terobosan baru diiringi oleh kemampuan, memberikan rewards atas hasil-hasil
kreativitas warga sekolah, menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan
berfikir kepada warga sekolah untuk menciptakan kreativitas dan inovasi,
mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi dan keberanian
moral untuk melakukan hal-hal baru, memberikan teladan kepada semua warga
sekolah untuk berjiwa wirausaha, mendorong semangat tumbuhnya inovasi ide-
ide baru dan solusi bagi stakeholders sekolah, memunculkan ide-ide kreatif
dalam menghadapi berbagai masalah dengan memberdayakan sumber daya yang
dimiliki sekolah, memiliki perspektif visioner masa depan dan pandangan yang
maju untuk kemajuan dan pengembangan sekolah, mandiri yang mengacu pada
sikap dan perilaku tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas dan masalah sekolah, berani mengambil resiko yang mengacu pada
kemampuan untuk menghadapi situasi ketidakpastian, dimana kemungkinan
untuk gagal ada, memiliki semangat kewirausahaan, yang mengacu pada
kemampuan untuk mengelola sumber daya sekolah untuk menghasilkan
keuntungan finansial, berani tampil beda, dapat dipercaya dan tangguh dalam
bertindak, mampu membaca arah perkembangan dunia Pendidikan, dapat
menunjukkan nilai lebih dari beberapa atau seluruh elemen sistem persekolahan
yang dimiliki, perlu menumbuhkan kerjasama tim, sikap kepemimpinan,
24

kebersamaan dan hubungan yang solid dengan segenap warga sekolah, mampu
membangun pendekatan personal yang baik dengan lingkungan sekitar dan tidak
cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraih, merencanakan program
pemberdayaan potensi sekolah, melaksanakan kegiatan pemberdayaan potensi
sekolah, mampu membangun komunikasi yang baik dengan stakeholders baik di
dalam maupun di luar sekolah untuk mempromosikan sekolah, memberdayakan
staf sekolah dan guru dalam rangka menciptakan lulusan yang kompeten,
memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar bagaimana mengelola fasilitas
bisnis dan unit bisnis di sekolah, mampu mengarahkan dan menggerakkan warga
sekolah untuk maju, mampu menciptakan budaya sekolah yang nyaman, selalu
up date mengenai berbagai informasi demi kemajuan sekolah, mampu
mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, mampu memberikan pelayanan
prima bagi masyarakat pengguna jasa pendidikan.

C. Kesejahteraan Guru
1. Pengertian Kesejahteraan Guru
Sedangkan menurut Zulkifli dkk (2014: 150), “kesejahteraan merupakan
tata penghidupan, baik sosial, materil, maupun spirituil, yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah,
rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi keluarga dan masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia”.
Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU Nomor 6 Tahun 1974
dengan sangat jelas, yaitu merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan
dan ketentraman lahir bathin. Dari pengertian tersebut dan kaitannya dengan
profesi guru, maka tingkat kesejahteraan diartikan sebagai tinggi rendahnya
keadaan sejahtera, keamanan, ketenteraman dan kemakmuran seorang guru
berdasarkan tingkat pendapatan atau penghasilan yang diterima.
Dalam UU RI tentang Guru dan Dosen juga disebutkan bahwa penghasilan
adalah hak yang diterima oleh guru dan dosen dalam bentuk finansial sebagai
imbalan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang ditetapkan berdasarkan
prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan mencerminkan martabat guru atau
dosen sebagai pendidik profesional.
Kesejahteraan merupakan suatu hal yang sangatlah penting bagi setiap umat
manusia, karena dengan kesejahteraan yang memadai maka kemungkinan besar
dapat berimbas pada peningkatan mutu proses kegiatan belajar mengajar.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Thaha ayat 118: Artinya:
“(118) Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan
telanjang. (119) Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak
(pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya”.
Kemudian kesejahteraan juga dijelaskan pula dalam ayat lain pada surat Al-
A‟raf ayat 10: Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian
di muka bumi dan Kami sediakan sumber penghidupan untukmu. (tetapi) sedikit
sekali kamu bersyukur”
Dari penjelasan beberapa ayat tentang kesejahteraan di atas , maka dapat
25

disimpulkan bahwa pada hakikatnya Allah SWT telah memberikan kesejahteraan


hidup berupa kebutuhan hidup manusia yang tidak akan terhitung seberapa besar
dan banyaknya karunia yang telah Allah berikan. Sebagaimana dikemukakan
Khiyaroh, (2017: 10), bahwa “hidup sejahtera adalah satu kehidupan yang
mendapat limpahan nikmat Allah yang bersifat materiil untuk memenuhi
kebutuhan jasmaniah. Hanya saja terkadang manusia itu lupa untuk bersyukur
dengan apa yang telah dimiliki”.
Diungkapkannya bahwa kesejahteraan itu bersifat relatif karena tergantung
dari besarnya kepuasan yang diperoleh dari hasil pendapatannya. Terkadang
seseorang yang hidup pas-pasan namun memiliki perasaan selalu bahagia, dia
mengklaim bahwa dirinya sudah sejahtera dan sudah bahagia. Namun ada pua
orang dengan selera hidup yang tinggi sehingga seberapapun besarnya
pendapatan yang diperoleh tetap saja merasa kurang.
Guru merupakan kunci utama pelaksanaan pendidikan yang akan
mengantarkan peserta didik pada perubahan perilaku, kecerdasan dan akan
menentukan kemajuan bangsa pada masa yang akan datang. Kesejahteraan guru
adalah pemberian kemakmuran hidup kepada orang yang bekerja di lingkungan
pendidikan, baik berupa material maupun spiritual sehingga terpenuhi kehidupan
yang layak dan lebih baik sebagai timbal balik atau balas jasa dari tanggung
jawab yang dipikulnya.
Pemenuhan kesejahteraan yang memadai bagi guru akan menambah
semangat dalam pekerjaannya, sehingga timbul kesadaran untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya yang ada pada dirinya.
Apabila tanggung jawab yang dipikul guru dilaksanakan dengan baik, maka
mutu pendidikan mudah dicapai. Oleh karena itu, pihak-pihak penyelenggara
pendidikan, baik pemerintah maupun organisasi pendidikan perlu
memperhatikan sepenuhnya terhadap martabat kepentingan serta kesejahteraan
guru.

2. Fungsi Kesejahteraan
Kesejahteraan tentunya merupakan sebuah keinginan setiap orang dalam
menjalani kehidupan apapun itu profesinya. Seseorang yang bekerja, selain
untuk memenuhi kebutuhan juga tentunya adalah untuk memiliki kesejahteraan
yang layak selain juga bekerja itu sebagai ibadah.
Fungsi kesejahteraan secara umum yaitu : (1) Meningkatkan taraf
kehidupan menuju kehidupan yang lebih baik dan juga layak. (2) Memotivasi
diri sendiri untuk lebih semangat dalam menjalankan pekerjaannya. (3) Untuk
menanamkan rasa kesadaran dan tanggug jawab dalam menjalankan tugas
pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Pada dasarnya, seseorang bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun adakalanya ketika seseorang melakukan
pekerjaan hanya karena untuk mengisi kekosongan waktu luang. Menurut kamus
W.J.S Poerwadarminta (1990), sejahtera diartikan sebagai keadaan aman,
sentosa, dan makmur. Sehingga arti kesejahteraan meliputi kemanan,
keselamatan dan kemakmuran.
Secara umum kesejahteraan dibagi menjadi dua yaitu kesejahteraan materiil
(keuangan) dan non materiil (rohani). Kesejahteraan materil berarti berhubungan
26

dengan uang atau benda berharga lainnya. Dengan kata lain, kesejahteraan
marteril berarti suatu kekayaan fisik. Sedangkan kesejahteraan rohani berkaitan
dengan keamanan, ketenangan, kasih sayang, tenteram dan sebagainya.
Pada lingkungan pendidikan, terdapat beberapa macam kesejahteraan yang
dapat diterima guru sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang
guru dan dosen yang berupa : (1) tunjangan pendidikan, (2) asuransi pendidikan,
(3) beasiswa dan (4) kemudahan bagi guru serta kemudahan untuk putra putri
guru. Kesejahteraan amat sangat penting bagi guru, karena dengan kesejahteraan
yang memadai dapat diharapkan banyak pada guru dalam meningkatkan mutu
proses belajar mengajarnya, di samping tentu saja kemampuan profesionalnya
(Chasanah, 2015: 24). Berikut fungsi kesejahteraan guru : (1) Meningkatkan
taraf kehidupan guru menuju hidup yang lebih baik dan layak, (2) Sebagai
motivasi bagi guru baik material ataupun spiritual agar lebih semangat dalam
mengemban tugasnya, (3) Untuk menanamkan rasa kesadaran dan tanggung
jawab dengan tugasnya, (4) Sebagai sarana untuk menyongsong masa depan dan
juga sebagai bekal di masa depan setelah berhenti dari tugas mengajarnya.

3. Bentuk - bentuk Kesejahteraan


Ditinjau dari bentuknya, kesejahteran ada dua macam, yaitu kesejahteraan
material dan kesejahteraan rohani sebagai berikut :
1) Kesejahteraan Material, meliputi ;
a) Peningkatan penghasilan pegawai
Kesejahteraan bagi guru dalam lingkup yang luas telah
diusahakan secara kontinyu oleh masing-masing unit kerja. Dalam
upaya peningkatan penghasilan pegawai atau guru, pemerintah
mengadakan perubahan-perubahan terhadap pengaturan gaji
pegawai negeri.
Hal serupa juga dilaksanakan pada yayasan pendidikan,
peningkatan penghasilan guru diatur oleh administrasi yayasan.
Secara khusus, pengaturan administrasi penghasilan yayasan
pendidikan, dengan mengelompokkan guru yang diperbantukan dari
pemerintah (DPK), guru tetap yayasan (GTY), dan guru tidak tetap
(GTT). Adapun besar kecilnya penghasilan guru, biasanya dilihat
dari kedisiplinan, pemahaman terhadap materi dan sebagainya.
Tingkat pendapatan atau penghasilan guru merupakan salah
satu faktor penting dan penentu produktivitas. Hal ini berarti apabila
penghasilan yang diterima guru dalam jumlah kecil maka
dimungkinkan produktivitas pendidikan di sekolah rendah.
Sebaliknya apabila pendapatan atau penghasilan yang diterima
guru dalam jumlah yang memadai menurut ukuran kebutuhan, maka
produktivitas pendidikan di sekolah akan tinggi. Atas dasar itu,
sudah menjadi tanggung jawab para kepala atau manajer
pendidikan, secara kritis memperhatikan nasib guru dengan
meningkatkan kesejahteraan.
b) Koperasi
Biasanya dalam suatu instansi pendidikan ada suatu usaha
27

pinjam-meminjam yang diadakan oleh para guru dalam upaya


memenuhi kebutuhan hidup. Bentuk usaha pinjam-meminjam yang
dimaksud adalah koperasi.
Melalui koperasi guru dapat mengkonsumsi barang-barang
seperti sepeda motor, televisi, kulkas, DVD player dan lain
sebagainya. Di samping itu, koperasi menyediakan kredit
peminjaman bagi anggotanya yang membutuhkan uang. Dengan itu
seorang guru dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara
mengangsur tiap bulan.
c) Peningkatan Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN)
Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) merupakan
tabungan melalui pemotongan sekian persen dari gaji pokok setiap
bulan yang besarnya iuran sering mengalami perubahan. TASPEN
akan diberikan pada waktu guru (PNS) berhenti, baik dengan hormat
atau tidak hormat. Guru (PNS) berhak memiliki TASPEN untuk
bekal dimasa mendatang apabila mereka sudah tidak menjalankan
profesinya sebagai guru (PNS).
d) Penyediaan Rumah
Perhatian pemerintah mengangkat derajat guru menuju
kehidupan yang lebih layak melalui penyediaan rumah. Guru yang
berminat dengan program ini bisa dengan cara mengangsur dalam
waktu yang cukup lama, tergantung dari usia guru yang
bersangkutan.
Rumah - rumah ini disediakan bagi guru yang berada di
perantauan atau guru yang ditugaskan pemerintah di daerah lain.
Penyediaan rumah tersebut sangat mendukung dan membantu guru
dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggalnya.
2) Kesejahteraan Rohani, meliputi ;
Kesejahteraan rohani merupakan suatu kondisi seseorang yang
merasakan kenyamanan dalam menjalani hidup dan terbebas dari tekanan
spiritual. Kesejahteraan rohani meliputi :
a) Rasa aman dan tentram, setiap orang pada dasarnya ingin sekali
hidupnya nyaman dan tentram. Begitu juga seorang guru tentunya
menginginkan rasa yang nyaman dan tentram pada hidupnya dan
dalam melaksanakan tugas, baik lahir maupun batin. Ketentraman
batin dalam hal ini tidak merasakan adanya tekanan, baik dari teman
seprofesi atau dari fihak pengelola yayasan yang dapat mengganggu
dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan aman lahiriah artinya yaitu
aman dari gangguan dan ancaman di tempat bekerja.
b) Mengaktualisasikan diri untuk berprestasi, pada dasarnya seorang
guru yang bekerja keras, rajin dan bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya dikarenakan adanya dorongan atau motivasi yang
timbul dari dirinya untuk meraih cita- cita yang ingin dicapai, dan
secara alamiah maka siapa yang bersungguh-sungguh dalam
pekerjaannya akan mendapatkan hasil atau imbalan
c) Rasa kasih sayang dan dicinta, setiap orang pasti menginginkan
28

hidupnya penuh dengan rasa kasih sayang dan dicintai. Begitu juga
dengan seorang guru yang ingin selalu hidupnya penuh dengan rasa
cinta dan kasih. Dengan adanya rasa cinta dan kasih tersebut, secara
otomatis akan terdorong rasa semangat yang tinggi dalam mengemban
tugasnya.
d) Rasa diterima dan diakui, secara kodrati manusia di ciptakan oleh
Allah SWT mempunyai kedudukan yang sama. Setiap orang
dipandang mempunyai harkat dan martabat yang sama, tidak ada
tinggi dan rendah. Setiap orang hanya dibedakan berdasarkan tugas
dan fungsi yang diembannya.
Dengan demikian sudah menjadi keniscayaan apabila pengakuan dan
penerimaan terhadap profesi setiap orang di dudukan dalam interaksi
sosial. Seorang guru akan merasa dirinya terangkat apabila
mendapatkan pengakuan dari pemerintah atau dari lembaga
pendidikan bahwa dirinya sebagai pengajar pada lembaga pendidikan
tersebut.
Pengakuan terhadap profesi guru yaitu dengan tidak membeda-
bedakan status sebagai PNS, guru tetap, atau guru honor. Dengan
demikian setiap guru akan lebih memusatkan perhatiannya terhadap
tugas dan pengabdiannya terhadap profesionalismenya.
e) Jaminan Kesehatan, adanya jaminan kesehatan yang diberikan kepada
guru (pegawai) adalah sangat penting karena akan mempengaruhi
kinerja guru (pegawai) dalam meningkatkan produktifitas kerja.
Langkah yang ditempuh pemerintah memberikan jaminan kesehatan
dengan jalan setiap guru (pegawai) diikut sertakan dalam asuransi
kesehatan yang diselenggarakan secara nasional oleh BPJS.
BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Sebagai perusahaan BPJS Kesehatan berasal dari struktur perusahaan
ASKES, sementara BPJS Ketenagakerjaan berasal dari
JAMSOSTEK, TASPEN, dan ASABRI yang melebur.

D. Penelitian Terdahulu
Karya ilmiah atau pun riset yang relevan dengan perkara kompetensi
kewirausahaan kepala sekolah. Kepala sekolah dituntut mempunyai kompetensi
kewirausahaan yang sudah dipaparkan dalam kajian di atas, dalam upaya kepala
sekolah meningkatkan kualiatas pembelajaran sekolah. Riset ini relevan ataupun
memiliki kesamaan dengan yang dilakukan oleh periset bagaikan berikut:
Riset pertama, oleh Andriani Suryanita tahun 2006 Tesis Universitas
Diponegoro Semarang, dengan judul“ Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
serta Kompetensi Pengetahuan Terhadap Kapabilitas Buat Tingkatkan Kinerja
Pemasaran (Riset Empirik pada Industri Baju Jadi di Kota Semarang)”, riset ini
dicoba berdasar kesenjangan hasil riset terdahulu (research gap) serta
perbandingan fokus bahasan tentang orientasi kewirausahaan serta pengaruh
kompetensi pengetahuan dan kapabilitas industri terhadap kinerja pemasaran.
Tidak hanya itu, ada pula kasus riset (research problem) tentang ketatnya
persaingan di industri baju jadi spesialnya pada industri berskala kecil di kota
29

Semarang yang mempunyai pasar lokal sehingga mendesak industri buat lebih
teliti dalam merumuskan strategi dalam tingkatkan kinerjanya. Sebagian aspek
serta keadaan di atas sangat berarti buat diteliti secara empirik buat setelah itu
dianalisis, supaya praktisi di industri garmen bisa mendapatkan sokongan
kenyataan yang terdapat di pasar, sehingga strategi yang diformulasikan bisa lebih
akurat. Riset ini dicoba dengan mengambil objek riset pada industri garmen
berskala kecil di Kota Semarang yang berjumlah 170 industri dengan elemen
populasinya ialah manajer pemasaran. Metode sampling yang digunakan
merupakan purposive sampling. Jumlah responden yang ditetapkan bagaikan
ilustrasi riset merupakan 100 orang. Metode analisis yang dipakai buat
menginterpretasikan serta menganalisis informasi dalam riset ini merupakan
dengan metode Structural Equation Model (SEM) dari paket aplikasi AMOS. Dari
hasil pengujian hipotesis teruji kalau aspek orientasi kewirausahaan serta
kompetensi pengetahuan pasar jadi dampak positif kapabilitas pemasaran serta
kinerja pemasaran yang signifikan. Ada pula model yang diajukan dalam
penelitian ini bisa diterima yang ditunjukkan oleh indeks kesesuaian dimana nilai
GFI 0, 900, nilai chi- square 87, 987, nilai probabilitas 0, 084, nilai TLI 0, 965
serta nilai CFI 0, 973, yang seluruhnya sudah penuhi ketentuan meski nilai AGFI
0, 853 diterima secara marjinal.
Riset kedua, oleh Muljo Raharjo, tahun 2014. Tesis Universitas Malang,
dengan judul “Aplikasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam
Mengelola Aplikasi Kerja Industri pada Sekolah Menengah Kejuruan”. Riset
bertujuan buat mendeskripsikan serta menarangkan motif, prosedur, pendekatan,
kontrol, serta khasiat aplikasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah menengah
kejuruan. Riset memakai pendekatan kualitatif serta desain multikasus. Buat
analisis informasi, digunakan tata cara komparatif konstan. Hasil riset merupakan
motif aplikasi terdiri dari 12 butir, prosedur aplikasi terdiri dari 5 langkah,
pendekatan kooperatif terdiri 3 butir, kontrol aplikasi terdiri dari 4 perihal, serta
khasiat aplikasi terdiri dari 4 jenis. Temuan ini menunjang serta memenuhi teori-
teori yang terpaut dengan kebijakan sekolah menengah kejuruan.
Riset ketiga, oleh Mohamad Zaelani, tahun 2012. Tesis Universitas
Muhammadiyah Surakarta, yang bertajuk“ Model Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berbasis Kewirausahaan Riset Web di SD Muhammadiyah Program Spesial
Kottabarat, Surakarta. Riset ini menghasilakan implementasi kepemimpinan kepala
sekolah berbasis kewirausahaan berakibat positif untuk pengembangan/ kemajuan
sekolah. Akibat positif tersebut di antara lain mewujud: (1) hawa kerja yang
kondusif; (2) prestasi belajar siswa bertambah; (3) keyakinan publik( trust)
terhadap sekolah terus menjadi kuat; (4) kemandirian sekolah membaik; serta (5)
kesejahteraan guru serta karyawan terjamin. Hambatan- hambatan dalam
implementasi kepemimpinan sekolah meliputi: (1) guru serta staf yang masih
menjajaki paradigma berpikir lama, yang cenderung birokratis, kurang kreatif,
serta kurang berani mengambil inisiatif; (2) belum terdapatnya orang yang
menanggulangi secara spesial usaha- usaha sekolah; serta (3) birokrasi
pembelajaran yan diterapkan oleh pemerintah masih berpola lama, cenderung
rumit, kurang berikan ruang buat kreativitas serta inovasi untuk kepala sekolah.
Hambatan- hambatan tersebut dapat diatasi di antara lain didukung faktor- faktor:
30

(1) para guru serta staf yang mayoritas kalangan muda umur 30 tahunan, sehingga
relatif masih gampang buat berganti serta berpikir maju; (2) ketiadaan tenaga
spesial yang menanggulangi usaha- usaha sekolah dapat diatasi oleh kepala
sekolah yang berjiwa pengusaha; serta (3) terdapatnya sokongan dari stakeholders
sekolah.
Riset keempat, oleh Oktavia, R. (2020).Jurnal Bahana Manajemen
Pendidikan, dengan judul “Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Pada
Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten
Solok”. Pada hasil penelitian ini, yakni menguraikan deskripsi data tentang
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah meliputi: (1) Kompetensi dalam hal
menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, (2) Kompetensi
dalam hal bekerja keras mencapai keberhasilan sekolah atau madrasah sebagai
organisasi pembelajaran yang efektif, (3) Kompetensi dalam hal memiliki motivasi
yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai
pemimpin sekolah/madrasah, (4) Kompetensi dalam hal pantang menyerah dan
selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi masalah yang dihadapi
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Riset kelima, oleh Rohmah, W., Nurjanah, A. M., & Hayat, D. N.
(2017)dengan judul “Kepemimpinan Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Teacherpreneurship di Era MEA”. Pada riset ini, memiliki tujuan
penelitian yakni untuk mendiskripsikan kepemimpinan kewirausahaan kepala
sekolah dalam: 1)meningkatkan pengetahuan kewirausahaan bagi guru di era
MEA; 2) menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan bagi guru di era MEA; 3)
memudahkan guru mengaplikasikan jiwa wirausaha dalam proses pembelajaran di
era MEA. Di mana hasil dalam penelitian ini adalah 1) meningkatnya pengetahuan
kewirausahaan guru sebagai seorang pendidik profesional di era MEA melalui
pemberian informasi kepada guru untuk mengikuti perkembangan teknologi,
sosialiasi tentang kewirausahaan, dan motivasi mengembangkan potensi dalam diri
guru; 2) tumbuh dan berkembangnya jiwa kewirausahaan bagi guru meliputi aktif,
kreatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam meningkatkan mutu
pendidikan di era MEA; 3) guru mampu mengaplikasikan jiwa kewirausahaan
dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik mempunyai daya saing yang
unggul.

E. Kerangka Berfikir (Konseptual)


Kompetensi kewirausahaan kepala sekolah ialah kemampuan yang harus
dimiliki oleh kepala sekolah dalam menjalankan dan mengembangkan sekolahnya
agar lebih efektif dan efisien, dimana dengan menguasai kompetensi tersebut
diharapkan kepala sekolah akan mudah dan mampu ; 1) menciptakan inovasi yang
berguna bagi pengembangan sekolah, 2) bekerja keras mencapai keberhasilan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif, 3) memiliki motivasi yang
kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin
sekolah/madrasah, 4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah sebagai sumber belajar
peserta didik, 5) memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan sekolah
sebagai sumber belajar peserta didik.
31

Kesejahteraan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “hal atau


keadaan sejahtera, sedang arti sejahtera sendiri adalah aman sentosa, makmur,
serba cukup” (Balai Pustaka, 2007: 794). Fungsi kesejahteraan guru diantaranya ;
pertama meningkatkan taraf kehidupan guru menuju yang lebih baik dan layak,
kedua sebagai motivasi bagi guru baik material maupun spiritual agar lebih
semangat dalam mengemban tugasnya, ketiga untuk menanamkan rasa kesadaran
dan tanggung jawab dengan tugasnya, keempat sebagai sarana untuk
menyongsong masa depan dan juga sebagai bekal di masa depan setelah berhenti
dari tugas mengajarnya.
Hal ini seorang guru tidak mungkin selamanya mengajar di sekolah tetapi
suatu saat akan pensiun atau berhenti dari tugas mengajarnya. Dengan adanya
kesejahteraan guru berupa gaji pokok pada saat masih mengajar di sekolah juga
bentuk kesejahteraan berupa tunjangan yang didapatkan guru seperti jaminan
kesehatan, tunjangan hari raya, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas,
maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

 Menciptakan inovasi
 Bekerja keras
 Memiliki motivasi yang kuat
 Pantang menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik
 Memiliki naluri kewirausahaan

Implementasi
Kewirausahaan
Kepala Sekolah

 Meningkatkan penghasilan
 Jaminan kesejahteraan sosial
 Penyediaan sarana prasarana
 Kebutuhan rasa aman &
tentram
 Jaminan kesehatan

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan (Sugiyono,2016:2).
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
kegunaan tertentu (Darmadi, 2013:153). Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan kepada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistimatis. Rasional
berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau dengan penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan. Sistimatis artinya proses dalam penelitian tersebut menggunakan
langkah-langkah yang logis.

A. Lokasi Waktu Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan informasi
yang jelas, lengkap, serta memudahkan untuk peneliti melakukan observasi.
Berdasarkan alasan tersebut, maka peneliti menetapkan lokasi penelitian. Lokasi
penelitian adalah tempat di mana penelitian itu dilakukan. Pemilihan lokasi penelitian
menurut Suwarma al Muchtar (2015: 243) harus didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan tema yang dipilih,
dengan pemilihan lokasi peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan
baru. Adapun yang menjadi lokasi penelitain adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Harum Jakarta Utara, dan secara geografis berlokasi di Blok C, Jl. Walang
Baru V No.1 - 2, RT.1/RW.7, Tugu Utara, Kec. Koja, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 14260. Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan oktober 2019 hingga
Desember 2020. Tabel di bawah ini akan menjelaskan waktu penelitian secara rinci.

Tabel 3.1. Waktu Penelitian

32
33

B. Jenis dan Strategi Penelitian


Penelitian dapat di definisikan, sebagai satu penyelidikan yang sistematis dan
metodis atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas masalah tersebut dan
menambah khazanah pengetahuan (Silalahi,2006:2). Di mana penelitian merupakan
suatu karya ilmiah yang disusun menggunakan jenis dan strategi tertentu, sehinga
dapat dipertanggungjawabkan kebenaran data yang diperoleh. Penelitian dipandang
dari aspek-aspek tertentu yang memiliki beberapa jenis dan strategi yang akan
digunakan. Berikut ini pemaparan singkat serta jelas mengenai jenis dan strategi yang
digunakan dalam penelitian ini.
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Menurut Bogdan
dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Lexy J. Moleong,
2000: 3). Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada penelitian deskriptif adalah
suatu bentuk penelitian yang ditujukan buat membagikan fakta- fakta, isyarat
(indikasi), atau pun kejadian-kejadian dengan sistematis dan akurat, tentang
identitas populasi atau pun wilayah tertentu. Bagi Tarjo (2019: 29) riset deskriptif
menyajikan cerminan sebah suasana ataupun peristiwa dalam warga baik dalam
wujud ikatan, aktivitas, perilaku serta pemikiran yang mempngaruhi suatu
fenomena. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan
guru di SDIT Harum Jakarta.
2. Strategi Penelitian
Menurut Sukmadinata (2009:61-66), strategi penelitian merupakan satu cara
untuk mengumpulkan data yang menjadi objek, subjek, variabel, serta masalah
yang diteliti agar data terarah pada tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan pada
permasalahan yang diajukan, maka strategi penelitiannya adalah kasus tunggal agar
dalam penelitian ini lebih mudah dalam mencari data yang sesuai dengan masalah,
serta mengumpulkan datanya lebih mudah dalam mencari data sesuai dengan
masalah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dalam penelitian
kualitatif terdapat dua strategi penelitian, yaitu strategi penelitian kualitatif
interaktif dan non interaktif. Penelitian kualitatif interaktif adalah studi yang
mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang secara
alamiah. Penelitian non interaktif (penelitian analisis), yaitu penelitian yang
mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun,
mengidentifikasi, dan meng-analisis serta mengadakan sintesis data untuk
memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, dan peristiwa yang secara
langsung ataupun tidak langsung diamati.

C. Subjek dan Objek Penelitian


Menurut Sugiyono (2013:32) subjek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang
ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Maka dalam penelitian ini perlu
menetapkan batasan masalah untuk menghindari kesalah pahaman dan penafsiran
yang berbeda terhadap rumusan judul. Perlu pembatasan ruang lingkup masalah yang
34
akan diteliti, sekaligus masalah yang akan diteliti menjadi jelas. Berdasarkan hal
tersebut dirumuskan batasan dan fokus masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Subjek Penelitian; yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah
SDIT Harum, Wakil Kepala Sekolah SDIT Harum, Kepala Tata Usaha SDIT
Harum, Guru SDIT Harum, dan Komite (Orang Tua) SDIT Harum.
2. Objek Penelitian; pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu:
kewirausahaan Kepala Sekolah dan kesejahteraan Guru

D. Sumber Data
Menurut Arikunto (1998:144), sumber data adalah subjek dari mana suatu data
dapat diperoleh. Menurut Sutopo (2006:56-57), Sumber data adalah tempat data
diperoleh dengan menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak, ataupun
dokumen-dokumen. Menurut Moleong (2001:112), pencatatan sumber data melalui
wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,
mendengar, dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan-kegiatan ini dilakukan
secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang
diperlukan. Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1. Data Primer; data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Informasi dari Kepala sekolah SDIT Harum.
b. Informasi dari Kepala Tata Usaha SDIT Harum
c. Informasi dari Wakil Kepala Sekolah SDIT Harum
d. Informasi dari Guru - guru SDIT Harum
e. Informasi dari Komite SDIT Harum
2. Data Sekunder; data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
bukan secara langsung dari sumbernya. Penelitian ini sumber data sekunder yang
dipakai adalah sumber tertulis seperti sumber buku, majalah ilmiah, dan dokumen-
dokumen dari pihak yang terkait mengenai implementasi kewirausahaan kepala
sekolah di SDIT Harum

E. Metode Pengumpulan Data

Menurut (Rahardjo, 2011:1) berpendapat bahwa metode atau teknik


pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas
tinggi, dan sebaliknya sehingga menjadi salah satu tahapan yang sangat penting dalam
penelitian. Kesalahan atau ketidak sempurnaan dalam metode pengumpulan data akan
berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya
tidak bisa dipertanggungjawabkan. Hasil penelitian akan sangat berbahaya, jika
dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil kebijakan publik. Maka
tahapan ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan
ciri-ciri penelitian kualitatif.

Di dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya pengumpulan data dikumpulkan


dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif. Tata cara pengumpulan
informasi yang digunakan periset terdiri dari tiga ialah; observasi, wawancara, serta
dokumentasi.
35

1. Observasi
Narbuko & Ahmadi berkomentar observasi merupakan sesuatu tata cara
ataupun perlengkapan pengumpulan informasi yang dicoba buat mencatat serta
mengamati secara sistematis menimpa tanda- tanda yang lagi diselidiki (2010: 70).
Dalam riset ini yang digunakan merupakan observasi partisipatif ialah tata cara
pengumpulan informasi yang dipakai buat menghimpun data riset lewat
pengindraan serta pengamatan. Observasi langsung ini dilakukan peneliti untuk
mengoptimalkan data mengenai implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta
2. Wawancara
Tata cara wawancara merupakan proses mendapatkan penjelasan buat tujuan
riset dengan metode tanya jawab sembari bertatap muka antara pewawancara
dengan informan, wawancara yang dipakai merupakan wawancara tidak terstruktur
serta wawancara mendalam (Narbuko & Ahmadi, 2010: 83). Wawancara yakni
proses mengambil informasi lewat komunikasi secara langsung dengan tata cara
bertatap muka sembari tanya jawab antara periset serta yang diwawancarai
(informan). Pada riset ini menggunakan dua tipe wawancara diantaranya
wawancara informal serta tipe wawancara resmi. Wawancara informal merupakan
wawancara yang dicoba dengan santai ataupun mengalir namun memiliki faktor
persoalan riset buat memperoleh informasi yang di idamkan, tanpa disadari oleh
objek riset yang lagi diwawancarai. Sebaliknya buat wawancara resmi umumnya
tanya jawab yang dicoba cocok standar pedoman wawancara yang berlaku, perihal
ini dimaksudkan supaya pokok-pokok yang direncanakan dalam pengambilan
informasi bisa terpenuhi.
Metode wawancara peneliti gunakan untuk menggali data terkait pelaksanaan
implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan
guru di SDIT Harum Jakarta. Adapun informannya antara lain:
a. Kepala Sekolah SDIT Harum, untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta.
b. Kepala Tata Usaha SDIT Harum, untuk mendapatkan informasi tentang semua
administrasi ketata laksanaan pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala
sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta.
c. Dua orang guru kelas SDIT Harum, untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta.
d. Dua orang komite SDIT Harum, untuk mendapatkan informasi tentang
pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tata cara pengumpulan informasi yang dicoba
dengan metode mengecek, menguasai serta menganalisa dokumen-dokumen, surat-
surat berarti serta berharga, catatan transkip, video, gambar serta lain sebagainya.
Pengumpulan informasi lewat dokumentasi objek riset dicoba dengan sah,
memperoleh izin dari yang bersangkutan cocok dengan prosedur yang berlaku.
36
Informasi yang diambil serta digunakan cuma data-data yang berkaitan langsung
serta diperlukan buat keperluan riset.
Melalui metode dokumentasi, peneliti gunakan untuk menggali data berupa
dokumen terkait pelaksanaan implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam
meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta, di antaranya: struktur
organisasi, dokumen administrasi, dokumen keuangan, dokumen sarana dan
prasarana, foto-foto dokumenter, dan sebagainya.

F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat
ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2016: 102).

N Variabel Sub Variabel Indikator Pertanyaan No


o Penelitian Penelitian
1 Kewirausahaan 1. Pengertian 1. Kompetens Apa yang 1
. Kepala Sekolah. i anda pahami
Kewirausa tentang
Menurut haan kompetensi
Direktorat Jendral Kepala kewirausahaa
Peningkatan Mutu Sekolah n kepala
Pendidik dan sekolah ?
Tenaga
Kependidikan
(2010:38-42)
dijelaskan bahwa
karakteristik
kompetensi
kewirausahaan
kepala sekolah
adalah ; Inovatif,
Kerja keras,
Motivasi, Pantang
Menyerah,
Mempunyai
Naluri
Kewirausahaan.
2. Mampu 1. Memaha Apakah 2
menciptakan mi dan sekolah anda
inovasi yang mampu menerapkan
berguna bagi menerapk program-
pengembangan an program yang
sekolah program- inovatif untuk
program meningkatkan 3
Direktorat Jendral yang keefektifan
Peningkatan Mutu inovatif sekolah ?
37
Pendidik dan untuk
Tenaga meningka Apa saja
Kependidikan tkan bentuk - 4
(2010:38-42) keefektifa bentuk
n program -
sekolah. program
inovatif yang
2. Memiliki sudah ada
kreatifitas pada lembaga 5
tinggi anda ?
yang
terlihat Apakah anda
dari memiliki
gagasan, gagasan, 6
produk, produk,
pelayana pelayanan, dan
n, usaha, usaha model
model baru untuk
baru yang meningkatkan
dihasilka kualitas
n sekolah anda ?

3. Menjalan Apa saja


kan peran bentuk -
dalam bentuk
merealisa gagasan,
sikan produk,
gagasan pelayanan, dan
baru di usaha model
sekolah baru yang
yang dihasilkan
dipimpin tersebut ?
nya
Strategi apa
yang anda
lakukan dalam
merealisasikan
gagasan baru
di sekolah
anda ?
3. Bekerja keras 1. Meranca Bagaimana 7
untuk mencapai ng upaya anda
keberhasilan program agar rancangan
sekolah sebagai program program
organisasi pembela pembelajaran
pembelajar yang jaran pada sekolah
efektif sampai anda bisa 8
berhasil berhasil
38
Direktorat Jendral mencapa mencapai
Peningkatan Mutu i tujuan tujuan.
Pendidik dan
Tenaga 2. Mengem Strategi apa 9
Kependidikan bangkan yang anda
(2010:38-42) program gunakan dalam
program pengembangan
pembela program
jaran pembelajaran
sampai tersebut.
berhasil
mencapa Hambatan
i tujuan hambatan apa
saja yang
3. menerap anda hadapi
kan dalam
program pelaksanaan
program program
pembela pembelajaran
jaran
sampai
berhasil
mencapa
i tujuan
4. Memiliki 1. Memiliki Apa yang anda 10
motivasi yang kemauan lakukan dalam
kuat untuk yang menciptakan
sukses dalam tinggi keunggulan
melaksanakan untuk komparatif di
tugas pokok dan mencapa sekolah dan
fungsinya i juga mengatasi 11
sebagai manajer kesukses masalah untuk
sekolah an mencapai
kesuksesan.
Direktorat 2. Melakuk
Jendral an upaya Apakah anda 12
Peningkatan Mutu - upaya menjalin
Pendidik dan positif hubungan
Tenaga untuk kemitraan
Kependidikan mencapa dengan pihak
(2010:38-42) i tujuan lain, baik
yang di internal
tetapkan maupun
eksternal
sekolah ?

Apa saja
bentuk kerja
39
sama
kemitraan
yang anda
jalin terebut ?
5. Pantang 1. Optimis
menyerah dan me
selalu mencari
solusi terbaik 2. Pantang
dalam menyera
menghadapi h
kendala yang
dihadapi 3. Berpikir
sekolah alternatif

Direktorat
Jendral
Peningkatan
Mutu Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
(2010:38-42)
6. Memiliki 1. Memiliki Apakah anda 16
naluri kemamp mengembangk
kewirausahaan uan an unit usaha
dalam mengelola dalam lain, selain
kegiatan megemb yang sudah 17
produksi/jasa angan ada di sekolah
sekolah/madrasa unit anda ?
h sebagai sumber usaha
belajar peserta Bagaimana 18
didik 2. Memiliki cara anda
kemamp dalam
Direktorat uan melakukan
Jendral dalam pengelolaan
Peningkatan Mutu pengelol unit usaha lain 19
Pendidik dan aan unit tersebut ?
Tenaga usaha
Kependidikan Apakah unit
(2010:38-42) 3. Mampu usaha lain
memanfa tersebut bisa
atkan dimanfaatkan
unit juga sebagai
usaha sumber belajar
sebagai pada sekolah
sumber anda ?
belajar
Bagaimana
4. Memiliki anda
40
keberani memahami
an bahwa resiko
mengam yang
bil resiko diambil adalah
bagian dari
keberhasilan.

2. Kesejahteraan 1. Pengertian 1. Apa saja 20


Guru Pengertian upaya yang
Menurut Zulkifli Kesejahtera anda lakukan
dkk, an Guru dalam rangka
“kesejahteraan meningkatkan
merupakan tata kesejahteraan
penghidupan, baik guru guru
sosial, materil, anda.
maupun spirituil,
yang diliputi oleh
rasa keselamatan,
kesusilaan dan
ketentraman lahir
batin, yang
memungkinkan
bagi setiap warga
negara untuk
mengadakan
usaha pemenuhan
kebutuhan
jasmaniah,
rohaniah dan
sosial yang
sebaik-baiknya
bagi keluarga dan
masyarakat
dengan
menjunjung tinggi
hak asasi
manusia” (2014:
150)

2. Fungsi 1. Meningk Teknik seperti 21


Kesejahteraan atkan apa yang anda
amat sangat taraf buat dalam
penting bagi guru, kehidupa mengelola
karena dengan n program
kesejahteraan yang 2. Sebagai peningkatan
memadai dapat motivasi kesejahteraan
diharapkan banyak 3. Menumb guru sehingga 22
41
pada guru dalam uhkan berjalan
meningkatkan kesadara dengan efektif
mutu proses n dan dan efisien.
belajar tanggung
mengajarnya, di jawab Faktor apa 23
samping tentu saja 4. Sebagai yang
kemampuan Investasi mempengaruhi
profesionalnya setelah pelaksanaan
(Chasanah, 2015: berhenti peningkatan
24). dari profesionalism
tugas e guru
mengajar
nya. Bagaimana
proses evaluasi
yang
dilakukan
Kepala
Sekolah dalam
meningkatkan
profesionalism
e guru
3. Bentuk-bentuk 1. Peningka Bagaiman 24
Kesejahteraan tan kondisi
penghasi kesejahteraan
lan guru dan
pegawai karyawan pada 25
2. Koperasi sekolah anda ?
3. Family
Gatering Bentuk bentuk
/Liburan kesejahteraan
4. Mendapa apa yang telah 26
tkan anda berikan
jaminan untuk guru dan
kesejahte karyawan anda
raan ?
sosial
5. Mendapa Bagaimana
tkan bentuk
promosi rewards yang
dan anda berikan
pengharg atas hasil-hasil
aan kreativitas dan
sesuai prestasi kerja
dengan guru dan
tugas karyawan anda
dan ?
prestasi
kerja.
42
6. Memper
oleh
perlindu
ngan
dalam
menghas
ilkan
tugas
dan hak
atas
kekayaa
n
intelektu
al.

4. Faktor - faktor 1. Sarana Apakah sarana 27


yang dan dan prasarana
Mempengaruhi prasaran kerja utk guru
Kesejahteraan a kerja dan karyawan
yang sudah anda 28
(Suparlan,2005:15 cukup cukupi ?
3-154).
2. Kontrapr Apakah honor
estasi / gaji guru dan
kerja karyawan anda 29
(gaji) sudah
yang memenuhi
memenu standar hidup
hi di Jakarta
standar (UMR Jakarta)
hidup ? 30

3. Suasana Upaya apa


kerja yang anda
yang lakukan untuk
kondusif, menciptakan
aman suasana kerja 31
dan yang kondusif,
nyaman aman, dan
nyaman untuk
4. Sistem bawahan anda
kerja ?
yang adil
dan Apakah anda
terbuka, menerapkan
penuh sistem kerja
kebersa yang adil,
maan terbuka, dan
43
penuh
5. Aspirasi kebersamaan
dan pada bawahan
kreativit anda ?
as kerja
dapat Apa strategi
tumbuh anda untuk
dengan meningkatkan
subur aspirasi dan
kreatifitas
kerja bawahan
anda ?

Tabel 3.2. Instrumen Penelitian

G. Uji Keabsahan Data


Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria
kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka peneliti
melakukanmpengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara:
1. Perpanjangan Pengamatan, peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan pengamatan peneliti
akan memungkinan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan
(Lexy Moleong, 2002: 248). Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti
mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini setelah dicek
kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar,
maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam
sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya (Sugiyono, 2016: 271).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan perpanjangan pengamatan, dengan
kembali lagi ke lapangan untuk memastikan apakah data yang telah penulis
peroleh sudah benar atau masih ada yang salah.
2. Ketekunan pengamatan, meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut
maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis (Sugoyono, 2016: 272). Meningkatkan ketekunan itu ibarat kita
mengecek soalsoal, atau makalah yang telah dikerjakan, apakah ada yang
salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat
melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah
atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti
dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati (Sugoyono, 2016: 272). Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan
ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasidokumentasi yang terkait dengan pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam bagi anak tunanetra.
3. Triangulasi, triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu (Sugoyono, 2016: 273). Dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber
44
digunakan untuk pengecekan data tentang keabsahannya, membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan berbagai
sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan. Dalam hal ini penulis
membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan juga
membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya.

Atasan Teman

Bawahan
Gambar 3.1. Trianggulasi Sumber Data

Wawancara Observasi

Kuisoner/Dokumen

Gambar 3.2. Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data

H. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu
mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokuman, dan
sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan
terhadap kenyataan atau realitas (Sudarto, 1997: 66). Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution menyatakan:
“Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin,
teori yang grounded. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data. In fact,
data analysis in qualitative research is an \ongoning activity tha occurs
throughout the investigative process rather than after process. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan
data daripada setelah selesai pengumpulan data" (Sugoyono, 2016:225-336).
Miles & Huberman, mengemukakan kalau kegiatan dalam analisis informasi
kualitatif dicoba secara interaktif serta berlangsung secara terus menerus hingga
tuntas, sehingga informasinya telah jenuh. Kegiatan dalam analisis informasi ialah;
informasi reduction, informasi display, serta conclusion drawing/verification
(Sugiyono, 2016: 246);
1. Informasi Reduction (Reduksi Informasi), informasi yang diperoleh dari
lapangan jumlanya lumayan banyak, buat itu butuh dicatat secara rinci serta
cermat (Sugiyono, 2016: 247). Mereduksi informasi berarti merangkum,
memilah hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang berarti, dicari
45
tema serta polanya. Dengan demikian informasi yang sudah direduksikan
membagikan cerminan yang lebih jelas, serta memudahkan periset buat
melaksanakan pengumpulan informasi berikutnya, serta mencarinya apabila
dibutuhkan.
2. Informasi Display (Penyajian Informasi), sehabis informasi direduksi, hingga
langkah berikutnya merupakan mendisplaykan informasi. Bagi Miles serta
Huberman yang sangat kerap digunakan dalam menyajikan informasi dalam
riset kualitatif merupakan dengan bacaan yang bertabiat naratif (Sugiyono,
2016: 249). Dengan demikian bagi periset, sehabis terdapatnya reduksi
informasi setelah itu dilanjutkan dengan penyajian informasi. Dalam riset ini
bertabiat kualitatif sehingga penyajian informasinya berbentuk penjabaran arti
ataupun naratif.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi), langkah
ketiga bagi Miles serta Huberman merupakan penarikan kesimpulan serta
verifikasi. Hasil kesimpulan dini masih bertabiat sedangkan, serta hendak
berganti apabila tidak ditemui bukti- bukti yang menunjang. Namun apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada sesi dini didukung oleh bukti- bukti yang
valid serta tidak berubah- ubah hingga kesimpulan yang dikemukakan ialah
kesimpulan yang kredibilitas (Sugiyono, 2016: 252).
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM SDIT HARUM JAKARTA

1. Sejarah Singkat :
SDIT HARUM sepenuhnya milik Yayasan Harapan Ummat. Luas areal
tanah kurang lebih 1000 m2 dengan sertifikat hak milik milik Yayasan. SDIT
HARUM Jakarta terletak di jalan Walang Baru V Blok C No. 1-2 Kelurahan
Tugu Kecamatan Koja Kota Administrasi Jakarta Utara Kode Pos 14260.
SDIT HARUM berada di lingkungan yang cukup strategis, SDIT
HARUM mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi. Di sisi lain,
masyarakat di lingkungan Sekolah cukup responsif terhadap keberadaanya.
Partisipasi para warga dalam menghidupkan sekolah sangat baik, terbukti
dengan adanya animo masyarakat menyekolahkan anak-anaknya di SDIT
HARUM ini. SDIT HARUM sudah menjadi pilihan pertama diantara sekolah
dasar Swasta yang lainnya yang ada di Jakarta Utara.
Pada dasarnya pendidikan Islam terpadu sudah banyak dikembangkan di
sekolah - sekolah di Jakarta Utara khususnya dan di DKI Jakarta pada
umumnya. Berangkat dari rasa empati ingin mewujudkan sekolah Islam
sebagaimana halnya yang berkembang di daerah perkotaan. Bapak
(Almarhum) H. Soleh seorang pegusaha yang hartawan lagi dermawan merasa
perlu adanya sekolah dasar di Jakarta Utara yang benar - benar memiliki
perhatian dalam pembentukan generasi islami yang Qurani. Sekolah yang
berkualitas yang konsen dalam pembelajaran dan pendidikan karakter
Islamnya, sekolah yang mendekatkan peserta didik dengan al Qur'an, maka
program tahfiz al Qur'an menjadi program wajib di SDIT HARUM.
SDIT HARUM didirikan oleh pembina dan pengurus Yayasan HARUM
dengan mengambil konsultan Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)
Indonesia, yang pada saat itu di ketuai oleh Bapak Sukro Muhab. Selanjutnya
penguruspun melakukan perjalanan studi banding ke sekolah - sekolah Islam
terpadu yang telah lebih dahulu ada. Langkah kerjasama pun terbentuk dalam
hal konsep pendidikan, pengadaan sarana prasarana, perangkat pembelajaran,
sampai kepada seleksi penerimaan guru pengajar.
Tanggal 14 Juli 2013, SDIT HARUM pertama kali membuka dan
menerima peserta didik tahun ajaran baru. dengan menempati ruangan gedung
milik Yayasan Harpan Ummat (HARUM). Pada saat itu sudah ada enam
ruang kelas belajar, satu ruang kepala sekolah, satu ruang guru, satu ruang
Tata Usaha, satu aula sekaligus musolla untuk tempat ibadah sehari - hari dan
praktik ibadah para peserta didik.
2. Visi SDIT HARUM
"Menjadi sekolah Islam unggulan dalam menyiapkan Generasi Rabbani yang
Cerdas,Terampil dan Berwawasan Global”
3. Misi SDIT HARUM
1) Memberikan pemahaman Islam yang benar dan integral .
2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi dan informasi.
47
3) Mengembangkan minat, bakat dan potensi peserta didik
4) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga
lainnya yang terkait
4. Tujuan SDIT HARUM
1) Memiliki Aqidah yang lurus
2) Melakukan ibadah yang benar
3) Berkepribadian yang matang dan berakhlak mulia
4) Menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh, disiplin, dan mampu menahan
nafsunya
5) Memiliki kemampuan membaca, menghafal, dan memahami Al Quran
dengan baik
6) Unggul dan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik
7) Memiliki karakter terampil dan mandiri
8) Bermanfaat untuk masyarakat dan lingkungan sekitar
5. Motto SDIT HARUM
“Taat Beribadah, Unggul dalam Prestasi, Santun dalam Perilaku”.
6. Struktur Organisasi Sekolah

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDIT Harum


48
B. PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

1. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah di SDIT Harum Jakarta ;

Setelah peneliti melakukan penelitian di SD Islam Terpadu HARUM Jakarta


Utara dengan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara dapat dipaparkan
temuan penelitian sebagai berikut:
Kemampuan kewirausahan kepala sekolah merupakan indikator yang
mempengaruhi keberhasilan suatu sekolah dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasinya, hal ini disebabkan karena kepala sekolah yang berjiwa wirausaha
memiliki kemampuan lebih pada dirinya di dalam memimpin sekolahnya.
Sebaliknya kepala sekolah yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan akan lebih
sulit menghadapi berbagai kendala dan tantangan dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasinya.
Untuk mengetahui kemampuan kewirausahaan kepala sekolah, maka harus
memahami karakteristik kompetensi kewirausahaan yang harus dimiliki oleh
seorang kepala sekolah adalah sebagai berikut ;

a. Menciptakan Inovasi;

Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah, maka


kepala sekolah mampu memahami dan mampu menerapkan program-program
yang inovatif untuk meningkatkan keefektifan sekolah tersebut.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa ;

"program - program inovatif yang sudah dijalankan di SDIT Harum


diantaranya ; pembayaran gaji guru yang dulu cash sekarang sudah mulai
perol, pembayaran spp secara online, memaksimalkan laporan tugas dan
kewajiban guru dari senin sampai jum'at dengan menggunakan sistem
laporan kerja online". (Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi,
S.Pd pada tanggal, 16 Oktober 2020)

Selain itu peneliti mewawancarai responden lainnya dengan pertanyaan


yang sama yang di tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai
Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT
HARUM mengatakan bahwa ;

"yang saya ketahui program-program inovatif beliau (Kepala


Sekolah) yaitu ekskul yang kekinian seperti robotik, panahan, futsal,
program pengembangan kemampuan guru, dan peserta didik".
(Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal,
17 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;
49
"Ya itu tadi (program-program inovatif beliau), pakai aplikasi. Kemudian
pembelajaran sudah mulai menerapkan teknologi, setiap kelas sudah ada
proyektor, kemudian memanfaatkan media sosial, dan lain sebagainya".
(Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa ;

" Iya pastinya beliau memiliki program - program inovatif, salah


satunya adalah program ekstrakulikuler seh ingga bisa
meningkatkan. Pertama kegiatan sekolah bisa mendapatkan
pendapatan dan kewirausahaan itu kemudian dan anak -anak
dilatih juga tentang skill melalui program -program inovatif itu".
(Wawancara dengan Bapak Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober
2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite SDIT


HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"Untuk program program yang inovatif yang sudah dilakukan dan


diterapkan untuk masa sekolah ini dari program program inovatif yang
dilakukan sekolah itu adalah dari sarana dan prasarana sekolah yang
selama ini belom ada seperti lab, ruang kelas, kamar mandi, lapangan
olahraga itu bener bener di perhatikan dan bener bener membuat anak-
anak bisa nyaman belajar dengan baik dalam arti di dalam sekolah,
kepala sekolah telah memberikan inovatif baru yaitu dengan memberikan
proyektor sehingga anak-anak bisa belajar secara visual baik belajar
maupun ujian secara baik lalu dengan lab-lab yang sekarang sudah di
ajukan dan diproses, memang lagi berencana untuk dibangun itu juga
bagus untuk lulusan-lulusuan sekolah agar bisa melanjutkan dengan siap
untuk menerima diteknologi-teknologi baru dari luar". (Wawancara
dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020)

Dari hasil informasi yang peneliti peroleh kepala sekolah memahami


karakteristik kompetensi kewirausahaan yang pertama, yaitu menciptakan
inovasi. Kepala sekolah sudah menerapkan sistem IT dalam setiap pelaporan-
pelaporan program kerjanya, pembayaran gaji, dan pembayaran SPP pun sudah
dengan sistem online.
Dari hasil observasi peneliti, kompetensi menciptakan inovasi kepala
sekolah memang ada perbedaan, Jika kepala sekolah lebih menekankan kepada
penggunaan IT sebagai bentuk inovasinya, beda dengan Bapak Bambang
Ardian Fauzi, menurut beliau kepala sekolah lebih menekankan
inovasi kepala sekolah lebih kepada ekstrakurikuler yang kekinian seperti
robotik. Selain itu peneliti mengamati program-program inovatif Kepala
Sekolah dalam sistem pembayaran Gaji guru sudah secara online, dalam sistem
absensi kehadiran guru/karyawan sudah menggunakan mesin fingerprint,
dengan memfasilitasi proyektor di semua kelas sebagai penunjang KBM.
50
Dari hasil wawancara dengan ketua Komite SDIT Harum untuk
kemampuan kepala sekolah menciptakan inovasi, kepala sekolah lebih
menekankan kepada pengembangan sarana prasaran pendidikan di sekolah dan
ekstrakurikuler, dapat dilihat yang selama ini belom ada seperti lab, ruang
kelas, kamar mandi, lapangan olahraga itu bener bener di perhatikan dan bener
bener membuat anak-anak bisa nyaman belajar dengan baik dalam arti di
dalam sekolah.
Dari hasil dokumentasi dilapangan peneliti mendokumentasikan beberapa
gambar yang berkaitan langsung dengan kemampuan kepala sekolah dalam
menciptakan inovasi, diantaranya;

Gambar 4.2
Setiap Kelas Dipasang Proyektor Sebagai Fasilitas Sebagai
Sarana Belajar Visual Maupun Dengan Audio Visual
Sumber: Dokumen Pribadi Peneliti

Gambar 4.3
Pengembangan IPTEK Dengan Memfasilitasi Dengan Ekstrakurikuler ROBOTIK
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

b. Bekerja Keras ;

Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi


pembelajar yang efektif, maka kepala sekolah mampu merancang dan
mengembangkan program program pembelajaran sampai berhasil mencapai
tujuan. Bagaimana upaya kepala sekolah agar rancangan program
pembelajaran pada sekolah bisa berhasil mencapai tujuan, dan Strategi apa
yang kepala sekolah gunakan dalam pengembangan program pembelajaran
51
tersebut.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa ;

"Upaya - upaya yang kami lakukan banyak sekali tetapi diantaranya saja;
membuat kalender akademik yang di dalamnya terdapat rancangan
program pembelajaran selama satu tahun pelajaran. Diantara strategi
yang kami gunakan dalam pengembangan program pembelajaran
diantaranya ; Melaksanakan rapat kerja sekolah, membuat pelatihan
penyusunan program pembelajaan untuk guru-guru, melaksanakan studi
banding dengan sekolah sejenis baik satu Provinsi maupun di luar
provinsi DKI Jakarta". (Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi,
S.Pd pada tanggal, 16 Oktober 2020)

Selain itu untuk menguatkan jawaban dari kepala sekolah, peneliti


mewawancarai responden lainnya dengan pertanyaan yang sama yang di
tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai Bapak Bambang
Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT HARUM
mengatakan bahwa ;

"Biasanya seperti tadi di dalam Raker kita memutuskan pembelajaran


seperti apa terutama pada masa Covid-19 ini kita sudah membahasnya
sebelum-sebelumnya pembelajaran yang efektif seperti apa. Kemudian
kita juga mengacu kepada Dinas Pendidikan tapi kita juga punya
program gabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) maka kita
juga mengacu kepada itu juga. Jadi program-program pembelajaran kita
memadukan dua instrumen dari dinas ataupun dari Jaringan Sekolah
Islam Terpadu. Sering diskusikan dengan guru-guru, dan yayasan. Kira-
kira yang harus kita tingkatkan untuk melakukan terobosan-terobosan
yang meningkatkan pelayanan, berdiskusi menyampaikan ide kepada
yayasan untuk kemudian bisa direalisasikan". (Wawancara dengan Bapak
Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;

"Tentu ini harus melibatkan guru, bagaimana bisa berhasil melakukan


penelitian-penelitian, kita ada evaluasi berkala tiap bulan. Dulu kita
bertemu, sekarang lewat Zoom meeting. Kalo ada masalah kita cari
solusi bersama, mudah-mudahan itu bisa meningkatkan
pembelajarannya. Strateginya yang pertama memudahkan orang tua
terutama di masa pandemi ini yang juga memudahkan murid. Maka dari
itu jam pelajaran kita buat fleksibel, tidak harus dari pagi sampai siang.
Bisa juga pada malam hari, bisa juga di akhir pekan. Yang penting anak-
anak masih ada keinginan untuk belajar, tidak terbatas oleh waktu dan
ruang".(Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19
Oktober 2020).
52
Peneliti juga mewawancarai Bapak Hermawan, S.Pd selaku guru mata
pelajaran mengatakan bahwa ;

"Rancangan-rancangan dalam program pembelajaran pasti


diawal itu administrasinya harus lengkap, dan guru -guru itu
sering diikutkan pelatihan untuk mengasah keterampilan dalam
mengajar, dan pembelajaran akan semakin inovatif dan semakin
kreatif. Strateginya pertama, menempatkan guru-guru yang
kompeten dibidangnya. Kedua, melakukan evaluasi terhadap
kinerja guru-guru. Ketiga, mengasah keterampilan guru -guru
dalam mengajar, komunikasi, administrasi dll ". (Wawancara
dengan Bapak Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa ;

"Ya pastinya, untuk merencanakan pasti ada rapat -rapat, yaitu


rapat yang intensif sehingga sekolah itu bisa melihat dari
beberapa rancangan program, sehingga setiap pekan itu ada
evaluasinya sudah sampai mana keberhasilannya sehingga
sekolah nanti bisa mengevaluasi kembali bagaimana rancangan
program yang sudah di buat kemudian dipekan berikutnya bisa
menjadi acuan. Baik untuk strategi yang pada masa pandemi ini
sekolah pastinya membuat virtual,salah satunya memakai zoom
atau google meet, kemudian bisa menggunakan sistus sismart
jadi sekolah mempunyai aplikasi jadi masuk ke sebuah aplikasi
jadi siswa,orang tua, guru, atau sekolah itu bisa masuk ke
program itu dalam pengembangan aplikasi itu dalam program
pembelajarannya".(Wawancara dengan Bapak Mukdorun, S.Pd pada
tanggal, 21 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite SDIT


HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"Upaya kepala sekolah menurut saya bekerjasama dengan wakil


kurikulum di sekolah. Sekarang kan kita ada Raker setiap tahun itu kita
dan komite pun diajak untuk mengikuti raker tersebut. Raker adalah
rangcangan kerja selama 1 tahun periode berjalan. Apa sih yang mau kita
capai? kurikulum apa sajakah yang mau terus kita set up selama 1 tahun
ke depan? dari rancangan program pembelajaran ini sekolah itu selalu
otomatis, mau tidak mau ia harus mengikuti kurikulum dari pemerintah.
Tetapi untuk sekolah ini, tahun ini tetap mengikuti kurikulum dari
pemerintah. Tetapi kita menambahkan additional pembelajaran yang
memang disediakan langsung oleh JSIT, dalam arti seperti ini kita punya
buku panduan yang dari pemerintah, tapi kita improve buku tersebut, kita
menambahkan buku-buku latihan lagi yang khusus memang diterbitkan
dan tidak melenceng dari kurikulum pemerintah untuk sebagai latihan
53
anak-anak di rumah. Strateginya itu mereka seperti mengadakan survei
dalam arti melihat di pasaran, Seperti apakah kita? Kita juga mencontoh
dari sekolah-sekolah yang sudah berhasil atau sekolah yang sudah tinggi
untuk menjadikan acuan. Sudah berada di manakah kita saat ini? Nah
strategi itu kita compel kita bandingkan dengan apa yang kita punya
sekarang. Apakah sudah sesuai standar pemerintah atau kita bisa
tambahkan lagi agar strategi tersebut bisa lebih berkembang lagi gitu
pak".(Wawancara dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020)

Dari hasil informasi yang peneliti peroleh kepala sekolah memahami


karakteristik kompetensi kewirausahaan yang kedua, yaitu bekerja keras.
Kepala sekolah melakukan upaya-upaya maksimal dalam bekerja keras
membangun sekolahnya, seperti membuat kalender akademik yang di
dalamnya terdapat rancangan program pembelajaran selama satu tahun
pelajaran. Bukan itu saja kepala sekolah juga membangun strategi dalam
pengembangan program pembelajaran diantaranya ; Melaksanakan rapat kerja
sekolah, membuat pelatihan penyusunan program pembelajaan untuk guru-
guru, melaksanakan studi banding dengan sekolah sejenis baik satu Provinsi
maupun di luar provinsi DKI Jakarta.
Dari hasil observasi peneliti mengamati program-program kegiatan SDIT
Harum yang dimuat pada kalender tahunan masehi, mengamati kegiatan rapat
kerja sekolah yang dilaksanakan setiap tahun, mengamati kegiatan pelatihan
untuk guru-guru SDIT seperti Penguatan Implementasi K.13
Dari hasil wawancara dengan ketua Komite SDIT Harum untuk
kemampuan kepala sekolah bekerja keras, kepala sekolah bersama sama
seluruh guru dan karyawan melaksanakan rapat kerja tahunan sebagai landasan
dalam menjalankan semua program-program kerja sekolah dalam satu tahun
kedepan. Raker adalah rangcangan kerja selama 1 tahun periode berjalan. Apa
sih yang mau kita capai? kurikulum apa sajakah yang mau terus kita set up
selama 1 tahun ke depan? dari rancangan program pembelajaran ini sekolah itu
selalu otomatis, mau tidak mau ia harus mengikuti kurikulum dari pemerintah.
Tetapi untuk sekolah ini, tahun ini tetap mengikuti kurikulum dari pemerintah.
Tetapi kita menambahkan additional pembelajaran yang memang disediakan
langsung oleh JSIT, dalam arti seperti ini kita punya buku panduan yang dari
pemerintah, tapi kita improve buku tersebut, kita menambahkan buku-buku
latihan lagi yang khusus memang diterbitkan dan tidak melenceng dari
kurikulum pemerintah untuk sebagai latihan anak-anak di rumah.
Dari hasil dokumentasi dilapangan peneliti mendokumentasikan beberapa
gambar yang berkaitan langsung dengan kemampuan kepala sekolah dalam
bekerja keras, diantaranya;
54
Gambar 4.4 Kalender Masehi Memuat Program Kegiatan
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

Gambar 4.5
Pengembangan SDM Guru Dengan Mengikuti Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

c. Memiliki Motivasi Yang Kuat ;

Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas


pokok dan fungsinya sebagai manajer sekolah, maka kepala sekolah harus
mampu melakukan upaya - upaya positif untuk mencapai tujuan yang di
tetapkan, misalnya kepala sekolah menjalin hubungan kemitraan dengan
pihak lain, baik internal maupun eksternal sekolah.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa ;

"Berbicara kerja sama berarti berbicara silaturahmi, jadi di sekolah kami


membangun dua kemitraan, yaitu internal dan eksternal. Kemitraan
Internal ; untuk kemitraan internal menjalin kerja sama dengan orangtua
melalui komunitas sekolah untuk mengatasi program yang kurang
berjalan dengan membuat seminar-seminar kepada orang tua peserta
didik, dengan seminar ini diharapan mampu memecahkan masalah yang
terjadi, yaitu agar orangtua itu bisa sejalan dengan program pembelajaran
yang diajarkan di sekolah. Paling tidak orang tua di rumah bisa
mengawasi atau mengarahkan putra putrinya mengikuti program
program pembelajaran sekolah. Kemitraan Eksternal ; untuk kemitraan
eksternal kami menjalin kemitraan dengan beberapa lembaga,
diantaranya ; Puskesmas dibidang kesehatan anak anak, PMI Jakarta
Utara di bidang donor darah, JSIT (jaringan sekolah islam terpadu) dan
mempunyai akses dengan sekolah sekolah SDIT lainnya di seluruh
Indonesia. Seperti kita pernah ngadain stukom (study komparatif) ke
Jogja dan Solo. Melakukan kunjungan ke SDIT Nur Hidayah di Solo dan
SDIT Abu Bakar Ash-Shiddiq yang di Jogja, dan untuk tingkat
Internasional nya kita menjalin kerja sama dengan Malaysia, Thailand
dan Myanmar dengan melakukan kunjungan di sekolah unggulan di
masing-masing negara tersebut JSIT pun ada juga kerjasama di bidang
55
kepramukaan dengan Malaysia dan Singapura, mungkin seperti itu
ya".(Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd pada tanggal,
16 Oktober 2020)

Selain itu untuk menguatkan jawaban dari kepala sekolah, peneliti


mewawancarai responden lainnya dengan pertanyaan yang sama yang di
tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai Bapak Bambang
Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT HARUM
mengatakan bahwa ;

" Yang kita jalin biasanya terkadang kita suka mengadakan pentas seni,
atau kita kerjasama dengan menghadirkan misalkan kepolisian, dokter
cilik, atau puskesmas. Jadi kita mengedukasi kepada peserta didik bahwa
menjadi seorang polisi itu seperti apa, menjadi seorang dokter itu seperti
apa. Itu adalah bentuk-bentuk kerja-sama kerja sama kita dengan pihak
luar". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada
tanggal, 17 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;

"Biasa untuk penumbuhan karakter, ketrampilan, skill ada dengan


Lembaga kursus supaya anak-anak yang memiliki kecenderungan bisa
berbahasa inggris bisa lebih aktif, yang bela diri bisa juga lebih terampil,
dan lain sebagainya".(Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada
tanggal, 19 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Hermawan, S.Pd selaku guru


mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"Untuk kemitraan mungkin kita bekerja sama dengan bank,


untuk proses pembayaran gaji, kita bekerja sama dengan
beberapa organisasi seperti perguruan untuk ekskul, beberapa
perkumpulan yang berhubungan dengan ada beberapa
ekskul".(Wawancara dengan Bapak Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20
Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa ;

"Ya kalau bentuknya, kalo mislanya puskesmas itu biasanya kita


juga instansi berkaitan dengan imunisasi, kalau berkaitan dengan
satpol PP itu tingkatan keamanan dan satpam juga ".(Wawancara
dengan Bapak Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite


SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;
"Kemitraan yang terjalin itu ya untuk external kerjasama untuk jasa
56
karena kan mereka untuk ekskul kita belinya jasa. Kalau untuk yang
internal kalau fendor-fendor yang ekskul untuk produk seragam itu kan
jelas ada produknya nah kalau untuk komite ya jelas jasa karena kita
saling membutuhkan satu sama lain itu untuk yang eksternal, kalau yang
internal bentuk kerjasamanya kemitraan dengan komite itu ya kita saling
membutuhkan otomatis satu sama lain".(Wawancara dengan Ibu
Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"Catering, antar jemput, ekstrakurikuler itu kan banyak ada yang


bahasa Inggris, sains club, karate".(Wawancara dengan Ibu Mia
Lestari pada tanggal, 23 Oktober 2020)

Dari hasil informasi yang peneliti peroleh kepala sekolah memahami


karakteristik kompetensi kewirausahaan yang ketiga, yaitu memiliki motivasi
yang kuat, maka kepala sekolah harus mampu melakukan upaya - upaya positif
untuk mencapai tujuan yang di tetapkan, misalnya kepala sekolah menjalin
hubungan kemitraan dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal
sekolah. Kemitraan Internal ; untuk kemitraan internal menjalin kerja sama
dengan orangtua melalui komunitas sekolah untuk mengatasi program yang
kurang berjalan dengan membuat seminar-seminar kepada orang tua peserta
didik, dengan seminar ini diharapan mampu memecahkan masalah yang
terjadi, yaitu agar orangtua itu bisa sejalan dengan program pembelajaran yang
diajarkan di sekolah. Paling tidak orang tua di rumah bisa mengawasi atau
mengarahkan putra putrinya mengikuti program program pembelajaran
sekolah. Kemitraan Eksternal ; untuk kemitraan eksternal kami menjalin
kemitraan dengan beberapa lembaga, diantaranya ; Puskesmas dibidang
kesehatan anak anak, PMI Jakarta Utara di bidang donor darah, JSIT (jaringan
sekolah islam terpadu) dan mempunyai akses dengan sekolah sekolah SDIT
lainnya di seluruh Indonesia
Dari hasil observasi peneliti mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam membangun kemitraan internal dengan pihak orang tua peserta didik
dan Yayasan untuk melaksanakan kegiatan studi wisata, mengamati upaya-
upaya kepala sekolah dalam membangun kemitraan eksternal dengan TNI dan
POLRI
Dari hasil wawancara dengan ketua Komite SDIT Harum untuk
kemampuan kepala sekolah memiliki motivasi yang kuat, kepala sekolah
membangun kemitraan, kemitraan yang terjalin itu ada dua yaitu kemitraan
external dan internal. Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas kemitraan
yang dibangun ini adalah semata mata untuk meningkatkan dari kualitas
sekolah SDIT Harum itu sendiri. Selain itu dengan kemitraan ini pun berbagai
kendala dan persoalan yang dihadapi oleh kepala sekolah akan mampu teratasi
dengan baik, sebab berbagi ilmu dan pengalaman dari sekolah - sekolah SDIT
lainnya yang tergabung dalam kemitraan tersebut.

Dari hasil dokumentasi dilapangan peneliti mendokumentasikan beberapa


57
gambar yang berkaitan langsung dengan kemampuan kepala sekolah dalam
memiliki motivasi yang kuat, diantaranya;

Gambar 4.6
SDIT Harum Jakarta Membangun Kemitraan Eksternal
Dengan TNI dan POLRI
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

d. Pantang menyerah ;

Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi


kendala yang dihadapi sekolah, maka Kepala sekolah harus memiliki sifat
optimisme, pantang menyerah, dan berpikir alternatif. Misalnya selain
program yang ada pada sekolah anda ini, kepala sekolah memiliki program
program besar lainnya yang belum terwujud pada saat ini.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa ;

"Masya Allah, banyak sih program program besar yang ada di hati saya
yang sampai saat ini belum terwujud, diantaranya Mengadakan
Ekstrakurikuler unggulan sekolah yang diambil dari para peserta didik
unggulan sebagai duta sekolah, diantaranya ; Ekstrakurikuler Pramuka, di
pramuka diharapkan punya regu khusus yang kami beri nama Regu
Garuda. Ekstrakurikuler Paskibra, di paskibra ini diharapkan memiliki
team pengibar bendera yang handal. Ekstrakurikuler Seni dan Budaya
seerti ; Seni angklung, Marawis. Bimbingan Baca Al Qur'an buat Orang
Tua peserta Didik yang belum bisa atau belum lancar membaca Al
Qur'an. Outing Class Tahfiz Qur'an ; program hafidz Qur’an yang
dimana peserta didik dari kelas 1 sd kelas 6 diajak keluar misalnya outing
class bersama orang tuanya juga. yang dimana orang tuanya juga ikut
dalam pelatihan tahfiz Al Qur'an tersebut. Membangun sarana
pendidikan dengan menambah lantai 3 dan 4 pada gedung sekolah ; yang
bisa berfungsi sebagai ruang serba guna, ruang Ibadah, ruang olah raga,
ruang seni budaya, ruang lab Tahfiz Al Qur'an". (Wawancara dengan
Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd pada tanggal, 16 Oktober 2020)

Selain itu untuk menguatkan jawaban dari kepala sekolah, peneliti


mewawancarai responden lainnya dengan pertanyaan yang sama yang di
tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai Bapak Bambang
58
Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT HARUM
mengatakan bahwa ;

"Salah satunya kita ingin mempunyai mushola di lantai atas atau lantai 4,
karena mushola saat ini kurang besar sehingga tidak bisa menampung
semuanya". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd
pada tanggal, 17 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;

"Contoh program besar banyak. Yang penting adalah peningkatan SDM


guru, ada program studi beasiswa untuk S2 dan S3. Kemudian sarana tadi
sudah diceritakan belum terwujud, seperti masjid di bagian atas dan
sebagainya". (Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19
Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Hermawan, S.Pd selaku guru


mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"Insya Allah kita akan membangun Masjid di lantai atas atau


lantai 4, karena mushola saat ini kurang besar sehingga tidak
bisa menampung semuanya. Dan aula yang fungsi tempatnya
selain untuk sholat juga untuk melakukan kegiatan -kegiatan
dengan sekala yang besar".(Wawancara dengan Bapak Hermawan,
S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa ;

"Untuk sekolah programnya sementara ini yaitu yang saya tau,


program sekolah yang belom selesai itu terkait juga s ama
fasilitas sekolah, masjid itu yang di atas rencana mau dibuat
cuman sementara kita pakai ruangan yang di bawah
mushola".(Wawancara dengan Bapak Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21
Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite


SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"contohnya seperti lab,masjid, lapangan bola".(Wawancara dengan Ibu


Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan ba hwa ;

"Laboratorium itu belum tercapai untuk sekarang sekolah mau


bikin laboratorium komputer ".(Wawancara dengan Ibu Mia Lestari
59
pada tanggal, 23 Oktober 2020)

Dari hasil informasi yang peneliti peroleh kepala sekolah memahami


karakteristik kompetensi kewirausahaan yang keempat, yaitu pantang
menyerah dan mencari solusi terbaik dalam menghadapi berbagai kendala-
kendala yang sedang ataupun akan dihadapi sekolah. Maka kepala sekolah
harus memiliki sifat kritis, optimis, dan berpikir alternatif. Dalam
perjalanannya suatu sekolah pasti akan berhadapan dengan berbagai hambatan
dan tantangan. Hambatan dan tantangan itu bukanlah untuk dihindari tetapi
harus dihadapi dan dicarikan pemecahan masalahnya. Disinilah kunci sifat
pantang menyerah yang dimiliki kepala sekolah harus berperan, kepala sekolah
sebagai leader dan manajer wajib tampil terdepan untuk mengatasi segala
permasalahan dan tantangan apapun yang sedang dihadapi oleh sekolah.
Dari hasil observasi peneliti mengamati upaya-upaya kepala sekolah untuk
membentuk ekstrakurikuler pramuka menjadi ekstarkurikuler unggulan,
mengamati program-program Kepala Sekolah dengan membuka bimbingan
baca al Quran dasar bagi yang belum bisa dan belum lancar, mengamati upaya-
upaya kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatan outing class Tahfiz,
mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam untuk membangun Masjid dan
Ruang serba guna.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd
untuk kemampuan kepala sekolah pantang menyerah dan mencari solusi
terbaik, kepala sekolah ingin mempunyai mushola di lantai atas atau lantai 4,
karena mushola saat ini kurang besar sehingga tidak bisa menampung
semuanya. Keberadaan Musolla adalah sesuatu yang sangat penting, tuntutan
dari komite selaku perwakilan orang tua siswa dan para guru begitu besar.
Musolla akan menjadi pusat kegiatan ibadah dan dawah, saat ini keberadaan
musolla belum maksimal karena belum menampung dari jumlah siswa dan
guru yang ada.
Dari hasil dokumentasi dilapangan peneliti mendokumentasikan beberapa
gambar yang berkaitan langsung dengan kemampuan kepala sekolah dalam
pantang menyerah, diantaranya;

Gambar 4.7 Masjid / Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

e. Memiliki naluri kewirausahaan ;

Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa


sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik, maka kepala sekolah
harus memiliki kemampuan dalam mengembangan dan mengelola unit usaha
lain, selain yang sudah ada di sekolah.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku
60
Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa ;

"Ya ada, diantaranya ; Koperasi sekolah, koperasi ini awalnya karena


kita mempunyai klub ekskul panahan. Karena peminatnya banyak maka
pengadaan alat-alat dan perlengkapannya ditangani oleh koperasi
sekolah. Koperasi awalnya itu untuk kebutuhan anak anak di peralatan
panahan. Akhirnya kesini sini berkembang gitu. Kantin sekolah ; selain
itu sekolah mengembangkan usaha lainnya yaitu dibuat kantin sekolah,
kantin sekolah sebenarnya dulu belum ada di sekolah ini, karena kita
melihat peserta didik membutuhkannya maka kantin sekolah menjadi
kebutuhan utama di sekolah. Catring ; usaha catring ini bekerja sama
dengan vendor luar dalam pengadaan konsumsi buat para guru dan
peserta didik yang medaftarkan sebagai anggota catring. Layanan antar
jemput dengan mobil sekolah".(Wawancara dengan Bapak Gatut Tri
Wahyudi, S.Pd pada tanggal, 16 Oktober 2020)

Selain itu untuk menguatkan jawaban dari kepala sekolah, peneliti


mewawancarai responden lainnya dengan pertanyaan yang sama yang di
tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai Bapak Bambang
Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT HARUM
mengatakan bahwa ;

"Ya ada, seperti Catering dan layanan antar jemput dengan mobil
sekolah". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada
tanggal, 17 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;

"Itu tadi sudah disebutkan di awal, insyaallah mulai tahun ini koperasi
sudah berjalan profesional. Mungkin nanti ada unit usaha catering atau
apa yang lain. Selama ini, untuk catering kita masih rekanan dengan
usaha catering milik orang. Mungkin kedepannya kita akan mengelola
sendiri sebagai bagian dari pengelola koperasi".(Wawancara dengan
Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Hermawan, S.Pd selaku guru


mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"Tidak mempunyai usaha lain".(Wawancara dengan Bapak


Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa ;

"Setau saya, usaha lainnya selain kantin, koperasi, cuman


memang tempat nya masih di pojok sana itu diluar, disuruh
61
dirancang. Kemudian perlengkapan untuk ekstrakurikuler
biasanya, disini kan ada ektrakurikuler panahan itu juga bisa
masuk ke otonomi alternatif. Untuk antar jemput sekolah juga
iya itu bisa hanya sebagian cuman tidak semua siswa bisa, jadi
sudah disiapkan namun di konfirmasi lagi siapa siswa yang ikut
penjemputan itu. Catering ada juga".(Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite


SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"Koperasi baru disekolah ini yang memang koperasi tersebut membuka


lapangan atau kesempatan guru guru untuk menaruh dan ikut support
partisipasi dalam usaha homed usahanya mereka sendiri untuk di taruh ke
koperasi untuk di perjual belikan oleh murid. Kaya makanan tetapi
buatan guru guru yang dititipkan di koperasi nanti dari situ bisa
membantu perekonomian guru guru juga. Dan mereka juga banyak yang
punya usaha di luar daripada mungkin mereka jualan di luar atau online
segala macem mungkin lebih baik dan lebih fokus kalau berjualannya
langsung di sekolah. Selama ini kita tidak ada kantin, kantin itu hanya
diperbolehkan baru baru juga yang handle itu koperasi, jadi kantin itu
bagian dari unit koperasi perlengkapan sekolah juga di jual dari koperasi
kaya seragam itu semuanya di handle oleh koperasi. Koperasi jual baru
mau melaksanakan sifat minjam karena koperasi juga belum lama
berdirinya jadi masih baru usahanya sebelum masa pandemi ini
sebenarnya baru beberapa bulan berdirinya, Jadi memang belum bener
bener dipikirkan untuk sifat minjam tapi menurut saya akan ada tapi
tidak tahu kapan mereka karena masih baru jadi masih di benahi. Kalau
ketring itu dari eksternal jadi fendor kaya antar jemput juga fendor
eksternal jadi kerja samanya kaya ketring, jemputan bukan sekolah kalau
sekolah itu hanya memfasilitasi sebenarnya. Kalau untuk kerja sama
pasti ada tapi dalam untuk keuntungannya segala macam menurut saya
bukan keuntungan dalam uang karena apa yang kita bayar ke fendor itu
ya itulah yang kita kasih jadi tidak ada margin yang diambil oleh
sekolah. Artinya dengan fendor itu usaha kepala sekolah untuk
perkembangan sekolah, fasilitas sekolah yang sebenarnya berangkat dari
kebutuhan orang tua yang tidak sempat membawakan bekal anak
sekolah. Berangkat dari situ makannya kepala sekolah dan yayasan itu
memberikan kesempatan untuk orang tua murid yang mempunyai usaha
ketring untuk bisa memasukkan usaha ketringnya itu
keskolah".(Wawancara dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober
2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"Koperasi, dan UKS itu juga mau dibangun ".(Wawancara dengan


Ibu Mia Lestari pada tanggal, 23 Oktober 2020)
62

Dari hasil informasi yang peneliti peroleh kepala sekolah memahami


karakteristik kompetensi kewirausahaan yang ketiga, yaitu memiliki naluri
kewirausahaan, maka kepala sekolah harus mampu melakukan upaya - upaya
positif dalam mengembangan dan mengelola unit usaha lain, selain yang
sudah ada di sekolah. Kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausaha dapat
terlihat dari kemampuannya mengelola berbagai macam unit-unit usaha yang
sudah ada di sekolah seperti koperasi, kantin, catering, mobil antar jemput
sekolah, dan lain-lainnya. Dan juga kepala sekolah diharapkan mampu
menciptakan unit-unit usaha baru yang belum ada disekolah yang nantinya
mampu mengangkat kualitas sekolah dan kesejahteraan guru dan karyawan
pada sekolah tersebut.
Dari hasil observasi peneliti mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola koperasi, mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam
mengelola kantin, mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam mengelola
catring, mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam mengelola mobil
layanan antar jemput sekolah.
Dari hasil wawancara dengan ketua Komite SDIT Harum untuk
kemampuan kepala sekolah memiliki naluri kewirausahaan, ada beberapa unit
usaha yang sudah ada dan sedang dikembangkan oleh kepala sekolah saat ini,
yaitu koperasi, kantin, catring, dan mobil antar jemput. Koperasi dibilang baru
disekolah ini yang memang koperasi tersebut membuka lapangan atau
kesempatan guru guru untuk menaruh dan ikut support partisipasi dalam
usaha homed usahanya mereka sendiri untuk di taruh ke koperasi untuk di
perjual belikan oleh murid. berbagai makanan tetapi buatan guru guru yang
dititipkan di koperasi nanti dari situ bisa membantu perekonomian guru guru
juga. Kalo kantin sekolah itu juga bagian dari koperasi, kalau ketring itu dari
eksternal jadi fendor kaya antar jemput juga fendor eksternal jadi kerja
samanya kaya ketring, jemputan bukan sekolah kalau sekolah itu hanya
memfasilitasi sebenarnya.
Dari hasil dokumentasi dilapangan peneliti mendokumentasikan beberapa
gambar yang berkaitan langsung dengan kemampuan kepala sekolah memiliki
naluri kewirausahaan;

Gambar 4.8 Koperasi & Kantin dan Mobil Sekolah


Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
63

2. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatkan


kesejahteraan Guru Di SDIT Harum Jakarta.

a. Fungsi Kesejahteraan ;

Kepala sekolah harus melakukan upaya dalam rangka meningkatkan


kesejahteraan guru.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa ;

"... beberapa fungsi kesejahteraan bagi guru menurut saya, guru yang
sejahtera bisa menaikan ekonominya kepada yang lebih baik, bisa
sebagai penyemangat dalam mengajarnya, dengan kesejahteraan
tumbuhnya kesadaran diri lebih kuat dalam kewajibannya sebagai guru ...
(Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd pada tanggal, 16
Oktober 2020)

Selain itu untuk menguatkan jawaban dari kepala sekolah, peneliti


mewawancarai enam responden lainnya dengan pertanyaan yang sama yang
di tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai Bapak Bambang
Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT HARUM
mengatakan bahwa ;

"... guru harus sejahtera agar tenang dalam mengajarnya, agar lebih baik
ekonominya ....(Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd
pada tanggal, 17 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;

"... kalo guru sejahtera maka akan lebih sungguh sungguh dalam
mengajarnya ...".(Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal,
19 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Hermawan, S.Pd selaku guru


mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"... guru harus disejahterakan kare na akan menjadi motivasi


yang kuat untuk mengajarnya, akan menumbuhkan kesadaran
diri juga bagi guru tersebut ..." .(Wawancara dengan Bapak
Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa ;

" ... berkaitan dengan fungsi kesejahteraan guru pastinya guru


lebih bersemangat dan bisa berinovasi ... ".(Wawancara dengan
64
Bapak Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite


SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"... yang saya pahami kalo guru-guru disejahterakan maka akan


meningkatlah ekonominya, kalo ekonomi meningkat maka akan
sungguh-sungguhlah dalam mengajarnya ..."(Wawancara dengan Ibu
Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"... kalo guru sejahtera maka siswa akan mudah berprstasi


...".(Wawancara dengan Ibu Mia Lestari pada tanggal, 23 Oktober
2020)

Dari hasil informasi yang peneliti peroleh kepala sekolah memahami


fungsi-fungsi kesejahteraan guru dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
guru-guru tersebut. Dengan meningkatnya kesejahteraan yang diperoleh oleh
para guru dan karyawan maka akan sangat berdampak positif terhadap kinerja
mereka, dalam mengajar dan bekerja para guru tersebut bisa lebih semangat
dan sungguh-sungguh, selain itu apabila kesejahteraan guru dan karyawan
diperhatikan dengan baik oleh kepala sekolah maka tumbuh kesadaran diri
yang lebih kuat dalam menjalankan kewajiban mereka dalam mengajar dan
mendidik peserta didik.
Dari hasil observasi peneliti mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan gaji atau honor guru dan karyawan, mengamati upaya-
upaya kepala sekolah dalam memberikan perhatian berupa rewerd kepada
guru dan karyawan, mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam
memberikan motivasi kepada guru dan karyawannya.
Dari hasil wawancara dengan beberapa responden; menurut mereka guru
harus sejahtera agar tenang dalam mengajarnya, agar lebih baik ekonominya,
kalo guru sejahtera maka akan lebih sungguh sungguh dalam mengajarnya,
guru harus disejahterakan karena akan menjadi motivasi yang kuat
untuk mengajarnya, akan menumbuhkan kesadaran diri juga bagi
guru tersebut.

b. Bentuk - bentuk Kesejahteraan ;

Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU Nomor 6 Tahun 1974


dengan sangat jelas, yaitu merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan dan ketentraman lahir bathin. Maka kepala sekolah harus mampu
memberikan bentuk bentuk kesejahteraan untuk guru dan karyawannya, serta
mampu memberikan rewards atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja
guru dan karyawannya.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku
65
Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa ;

"... Ada beberapa guru tetap Yayasan, gajinya telah mengikuti standar
UMR Provinsi DKI Jakarta. Namun bagi guru dan karyawan tidak tetap
masih di bawah standar. Guru tetap yayasan sertiap bulannya
memperoleh gaji Rp. 4.100.000 setiap bulannya. Sedangkan bagi guru
dan karyawan tidak tetap masih berdasarkan lamanya mereka berkerja.
Gajinya berkisar antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 3.000.000 pada setiap
bulannya. Pemberian THR dengan besaran 1x gaji/honor, THR ini
diberikan setiap tahun menjelang hari raya. Pemberian uang kesehatan,
uang kesehatan ini diberikan apabila seorang guru atau karyawan dalam
keadaan sakit. Tetapi apabila tidak diambil ambil maka uang kesehatan
tersebut bisa dicairkan pada akhir tahun. Mengalokasikan dana BOS
untuk menambah pendapatan para guru dan karyawan. Family Gatering.
Bentuk rewards dari kreatifitas dan prestasi kerja guru dan karyawan
diantaranya ; Pada UTS dan UAS dapat tambahan uang kteatifitas. Pada
hari Guru setiap tahunnya guru-guru yang berprestasi dan rajin akan
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah berupa Piagam dan
Finansial. Guru-guru yang cepat tertib administrasipun akan
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah, seperti itu yang biasa ada
di sekolah kami". (Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd
pada tanggal, 16 Oktober 2020)

Selain itu untuk menguatkan jawaban dari kepala sekolah, peneliti


mewawancarai enam responden lainnya dengan pertanyaan yang sama yang
di tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai Bapak Bambang
Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT HARUM
mengatakan bahwa ;

"... dana tambahan dari dana BOS, kemudian dana kesehatan, itu baru
kesejahteraan yang memang diberikan oleh sekolah maupun yayasan.
Pemberian rewards .... ". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian
Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;

"... ada tunjangan-tunjangan, bantuan-bantuan kesejahteraan untuk


keluarga, di masa pandemi ini ada uang pulsa. ... Bentuk rewards bisa
berupa tambahan uang ... (Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada
tanggal, 19 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Hermawan, S.Pd selaku guru


mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"... untuk kesejahteraan dimulai dari gaji, fasilitas -fasilitas yang


diberikan oleh sekolah. Bentuk rewards bisa berupa kenaikan
gaji atau tambahan uang ... (Wawancara dengan Bapak Hermawan,
66
S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa ;

" ... seragam sudah pasti udah dibelikan setiap tahun oleh
sekolah, dalam bentuk bentuk pelatihan sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan guru juga melalui medianya.
Reward nya pasti ada presentase berapa persen sebagai bentuk
prestasi kerja, persentase dari honor . (Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite


SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"... kesejahteraan yang diberikan oleh Kepala sekolah untuk


guru dan karyawan adalah perhatian kepada keluarga guru yang
sakit atau mengalami musibah .... Nah jadi kesejahteraan itu
bukan sekedar materi tetapi perhatian juga yang dibutuhkan oleh
guru guru. Otomatis bila ada prestasi yang guru lakukan kepala
sekolah akan memberikan reward bukan hanya sekedar materi
tetapi juga pujian, apresiasi,pengakuan atas kreatifitas atau
prestasi yang dicapai oleh guru guru t ersebut. ..." (Wawancara
dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

" ... guru-guru mendapatkan tunjangan tunjangan dari komite


setiap akhir tahun biasannya 125.000 dikalikan jumlah orang tua
siswa setiap kelas. ... kita kumpulkan baru di bagi sama rata
sesuai jumlahnya ... semua kebagian sama rata sesuai lama
bekerja dan jabatannya ... (Wawancara dengan Ibu Mia Lestari pada
tanggal, 23 Oktober 2020).

Dari hasil informasi yang peneliti peroleh kepala sekolah memahami


bentuk-bentuk kesejahteraan, maka kepala sekolah harus mampu memberikan
bentuk bentuk kesejahteraan untuk guru dan karyawannya, serta mampu
memberikan rewards atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru dan
karyawannya.
Dari hasil observasi peneliti mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengalokasikan dana BOS, mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengalokasikan Dana Hibah Pemprov DKI, mengamati upaya-upaya
kepala sekolah dalam mengalokasikan Dana Komite Sekolah, mengamati
upaya-upaya kepala sekolah dalam mengalokasikan Dana Pulsa untuk
guru/karyawan, mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam
mengalokasikan Dana Transport Sosialisasi Program
67
Dari hasil wawancara dengan ketua Komite SDIT Harum bahwa
kesejahteraan yang diberikan oleh Kepala sekolah untuk guru dan
karyawan adalah perhatian kepada keluarga guru yang sakit atau
mengalami musibah. Kesejahteraan itu bukan sekedar materi tetapi
perhatian juga yang dibutuhkan oleh guru guru. Otomatis bila ada
prestasi yang guru lakukan kepala sekolah akan memberikan reward
bukan hanya sekedar materi tetapi juga pujian, apresiasi,pengakuan
atas kreatifitas atau prestasi yang dicapai oleh guru guru tersebut
Dari hasil dokumentasi dilapangan peneliti mendokumentasikan beberapa
gambar yang berkaitan langsung dengan bentuk-bentuk kesejahteraan yang
sudah dilaksanakan oleh kepala sekolah;

Gambar 4.9 Dana BOS / Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

C. TEMUAN PENELITIAN :

1. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah di SDIT Harum Jakarta ;


Setelah ditemukan beberapa data yang di inginkan, baik dari hasil
penelitian observasi, wawancara maupun dokumentasi, maka peneliti akan
menganalisa temuan yang ada serta menjelaskan tentang implikasi-implikasi
dari hasil penelitian. Temuan penelitian dalam implementasi kewirausahaan
Kepala Sekolah itu, temuannya adalah :
a. Terkait dengan kompetensi memiliki Inovasi;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi inovasi yang cukup
baik, hal ini ditunjukan oleh hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi,
ternyata kepala sekolah melebihi standar yang ada. Hal ini dibuktikan dari;
pembayaran gaji guru dan karyawan sudah dengan sistem perol,
pembayaran SPP peserta didik sudah sistem online, pelaporan kinerja
harian guru sudah sistem online, dibukanya ekskul yang kekinian seperti
Robotik, adanya proyektor pada setiap kelas untuk menunjang
pembelajaran, fasilitas laptop untuk setiap guru pengajar
b. Terkait dengan kompetensi bekerja keras;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi bekerja keras yang
cukup baik, hal ini ditunjukan oleh hasil wawancara, observasi, dan
68
dokumentasi, ternyata kepala sekolah melebihi standar yang ada. Hal ini
dibuktikan dari; melaksanakan rapat - rapat kedinasan, seperti rapat kerja
sekolah (raker), membuat dan melaksanakan pelatihan penyusunan
program pembelajaran untuk guru-guru dan program kerja sekolah selama
satu tahun, melakukan studi banding dengan sekolag sejenis baik pada satu
Provinsi maupun diluar provinsi DKI Jakarta, melakukan terobosan-
terobosan yang meningkatkan pelayanan prima, melakukan penelitian-
penelitian dan evaluasi secara berkala pada setiap bulannya, menempatkan
guru-guru yang kompeten sesuai dengan bidang-bidangnya.
c. Terkait dengan kompetensi motivasi yang kuat;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi motivasi yang cukup
baik, hal ini ditunjukan oleh hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi,
ternyata kepala sekolah melebihi standar yang ada. Hal ini dibuktikan dari;
(1) membangun kemitraan internal dengan cara menjalin kerja sama
dengan orangtua melalui komunitas sekolah untuk mengatasi program
yang kurang berjalan dengan membuat seminar-seminar kepada orang tua
peserta didik, dengan seminar ini diharapan mampu memecahkan masalah
yang terjadi, yaitu agar orangtua itu bisa sejalan dengan program
pembelajaran yang diajarkan di sekolah. Paling tidak orang tua di rumah
bisa mengawasi atau mengarahkan putra putrinya mengikuti program
program pembelajaran sekolah. (2) membangun kemitraan eksternal
dengan cara menjalin kemitraan dengan beberapa lembaga, diantaranya ;
Puskesmas dibidang kesehatan anak anak, PMI Jakarta Utara di bidang
donor darah, JSIT (jaringan sekolah islam terpadu) dan mempunyai akses
dengan sekolah sekolah SDIT lainnya di seluruh Indonesia, Polsek Koja
dibidang keamanan dan kedisiplinan, lembaga kursus bahasa Inggris
dibidang keterampilan berbahasa asing, Perbankkan dibidang pembayaran
gaji guru dan karyawan serta SPP online.
d. Terkait dengan kompetensi pantang menyerah;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi pantang menyerah
yang cukup baik, hal ini ditunjukan oleh hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi, ternyata kepala sekolah melebihi standar yang ada. Hal ini
dibuktikan dari; (1) Mengadakan Ekstrakurikuler unggulan sekolah yang
diambil dari para peserta didik unggulan sebagai duta sekolah, diantaranya
; Ekstrakurikuler Pramuka dan paskibra. (2) Mengadakan Ekstrakurikuler
Seni dan Budaya seerti ; Seni angklung, Marawis. (3) Bimbingan Baca Al
Qur'an buat Orang Tua peserta Didik yang belum bisa atau belum lancar
membaca Al Qur'an. (4) Outing Class Tahfiz Qur'an ; program hafidz
Qur’an yang dimana peserta didik dari kelas 1 sd kelas 6 diajak keluar
misalnya outing class bersama orang tuanya juga. yang dimana orang
tuanya juga ikut dalam pelatihan tahfiz Al Qur'an tersebut. (5) Membangun
sarana pendidikan dengan menambah lantai 3 dan 4 pada gedung sekolah ;
yang bisa berfungsi sebagai ruang serba guna, ruang Ibadah, ruang olah
raga, ruang seni budaya, ruang lab Tahfiz Al Qur'an.
e. Terkait dengan kompetensi naluri kewirausahaan;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi naluri kewirausahaan
yang cukup baik, hal ini ditunjukan oleh hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi, ternyata kepala sekolah melebihi standar yang ada. Hal ini
69
dibuktikan dari; (1) Koperasi Sekolah; koperasi sekolah terdiri dari
beberapa kegiatan antara lain koperasi untuk siswa, koperasi ini
menyediakan berbagai kelengkapan sekolah siswa mulai dari alat tulis,
seragam sekolah, serta perlengkapan ekstrakurikuler khususnya
ekstrakurikuler panahan. (2) Kantin Sekolah; kantin sekolah ini dikelola
oleh pengurus kantin yang memang secara khusus bertugas di sana. Kantin
dibuka pada setiap hari mulai dari jam enam hingga tiga sore atau hingga
kegiatan belajar selesai. Kantin ini menyediakan berbagai menu yang
dapat diakses oleh semua warga sekolah. Penyediaan menu kantin sekolah
dilakukan oleh pengurus khusus, namun ada pula guru-guru yang
menitipkan dagangannya berupa makanan. Kantin sekolah di SDIT Harum
Jakarta terbilang sederhana dan nyaman. (3) Catring; catring ini di
peruntukan untuk para guru dan karyawan di dalam penyedian makan
siang. Selain itu catring juga melayani permintaan orang tua peserta didik
untuk kebutuhan makan siang putra atau putrinya yang mungkin tidak mau
jajan atau makan siang di kantin sekolah. (4) Layanan Antar Jemput (LAJ)
Sekolah; layanan antar jemput sekolah merupakan program kewirausahaan
yang digagas oleh kepala sekolah bersama dewan guru lainnya. Saat ini
SDIT Harum Jakarta memiliki dua mobil. Dua mobil tersebut
dipergunakan untuk menjemput dan mengantar anak setiap harinya.
Fasilitas layanan antar jemput sekolah dapat dipergunakan oleh setiap
siswa, sistem pembayaran dalam layanan antar jemput sekolah ini
dilaksanakan setiap bulan. peserta didik yang memakai fasilitas ini akan
dikenakan biaya tambahan selain biaya rutin lainnya.

2. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan


Kesejahteraan Guru di SDIT Harum Jakarta ;
Setelah ditemukan beberapa data yang di inginkan, baik dari hasil
penelitian observasi, wawancara maupun dokumentasi, maka peneliti akan
menganalisa temuan yang ada serta menjelaskan tentang implikasi-implikasi
dari hasil penelitian. Temuan penelitian dalam implementasi kewirausahaan
Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Guru adalah :
a. Terkait dengan kompetensi memiliki Inovasi;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi inovasi yang cukup
baik dalam mensejahterakan guru, hal ini ditunjukan oleh hasil wawancara,
observasi, dan dokumentasi, ternyata kepala sekolah melebihi standar yang
ada. Hal ini dibuktikan dari; SK Pengangkatan Wakil, Staf, dan Wali
Kelas, SK Kepanitian Pada Kegiatan (selama setahun).
b. Terkait dengan kompetensi bekerja keras;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi bekerja keras yang
cukup baik dalam mensejahterakan guru, hal ini ditunjukan oleh hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi, ternyata kepala sekolah melebihi
standar yang ada. Hal ini dibuktikan dari; daftar gaji/tunjangan sebagai
Wakil, Staff, dan Wali Kelas, daftar penerimaan honor / insentif pada
kegiatan kepanitiaan, daftar penerimaan honor / insentif pada kegiatan
rapat-rapat.
c. Terkait dengan kompetensi motivasi yang kuat;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi motivasi yang cukup
70
baik dalam mensejahterkan guru, hal ini ditunjukan oleh hasil wawancara,
observasi, dan dokumentasi, ternyata kepala sekolah melebihi standar yang
ada. Hal ini dibuktikan dari; daftar guru yang sudah bersertifikasi, daftar
guru yang mendapatkan beasiswa, daftar guru yang mendapatkan reward
karena prestasi, daftar guru yang mendapatkan pemberian seragam, daftar
guru yang mendapatkan pemberian uang kesehatan, daftar guru yang
mendapatkan pemberian bonus, daftar guru yang mendapatkan pemberian
paket sembako, daftar guru yang mendapatkan pemberian pulsa internet
d. Terkait dengan kompetensi pantang menyerah;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi pantang menyerah
yang cukup baik dalam mensejahterakan guru, hal ini ditunjukan oleh hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi, ternyata kepala sekolah melebihi
standar yang ada. Hal ini dibuktikan dari; daftar guru yang mendapatkan
dana hibah, daftar guru yang mendapatkan dana komite, daftar guru yang
mendapatkan dana tambahan dari BOS.
e. Terkait dengan kompetensi naluri kewirausahaan;
Ternyata Kepala Sekolah memiliki kualifikasi naluri kewirausahaan
yang cukup baik dalam mensejahterakan guru, hal ini ditunjukan oleh hasil
wawancara, observasi, dan dokumentasi, ternyata kepala sekolah melebihi
standar yang ada. Hal ini dibuktikan dari; daftar guru yang menjadi
anggota koperasi, daftar guru yang ikut menaruh dagangannya di kantin,
daftar guru yang menjadi anggota layanan mobil antar jemput.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN :

1. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah di SDIT Harum Jakarta ;

a. Menciptakan inovasi;

Terkait dengan kompetensi yang pertama yaitu menciptakan inovasi.


Inovasi ini ternyata sesuai dengan apa yang disampaikan oleh kepala
sekolah yaitu menciptakan inovasi, hal ini sesuai dengan kalimat yang
disampaikan ini;

"... Kompetensi kewirausahaan kepala sekolah yaitu diantaranya adalah


menciptakan inovasi ...".

Hal ini ternyata di benarkan juga hasil wawancara oleh yang lainnya,
yaitu Kepala Tata Usaha SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa
;
"... Saya rasa beliau mempunyai kemampuan dalam memahami
kompetensi kewirausahaan di sekolah ini". (Wawancara dengan Bapak
Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober 2020).

Tetapi, ternyata yang lain agak berbeda pendapat tetapi maknanya


sama, seperti yang disampaikan oleh Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil
Kepala Sekolah mengatakan bahwa ;
71
" ... dari interaksi selama ini, terlihat sedikit mengerti. (Wawancara
dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Hermawan, S.Pd selaku


guru mata pelajaran mengatakan bahwa ;

" ... Iya, beliau memahami hal itu ..." (Wawancara dengan Bapak
Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru
mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"... Iya pastinya beliau memahami itu ..., (Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite
SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"... Menurut saya, Kepala sekolah memahami tentang kompetensi


kewirausahaan. (Wawancara dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22
Oktober 2020)

Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan juga oleh Sagala
(2009:180-185) menjelaskan;

"bahwa kepemimpinan wirausaha perlu mempunyai beberapa


karakteristik, antara lain; (a) pemimpin yang kreatif dan inovatif, ... ".

Hal yang sama disampaikan juga oleh Mutohar (2013:249);

"... kepala sekolah sebagai entrepreneur harus mampu menerapkan


prinsip-prinsip kewirausahaan sebagai berikut ; Pertama, bertindak
kreatif dan inovatif ... ".

Hal yang sama disampaikan juga oleh HE. Mulyasa (2011, 189-190);

"... kewirausahaan dapat dimiliki oleh setiap orang, asalkan selalu


membiasakan berfikir kreatif dan bertindak inovatif ..."

Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala sekolah
memiliki kompetensi menciptakan inovasi, yang dilakukan oleh kepala
sekolah tersebut terbukti dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi
yang peneliti lakukan. Kepala sekolah sebagai tokoh sentral penggerak
organisasi sekolah harus mampu menciptakan hal-hal yang baru untuk
mengembangkan sekolah yang dipimpinnya, dalam hal ini kepala sekolah
juga berperan menjadi inovator.
Kompetensi menciptakan inovasi haruslah terus bergerak
menyesuaikan perkembangan zaman dan masa yang ada pada saat itu.
72
Kepala sekolah SDIT Harum dalam kepemimpinannya juga mengikuti
perkembangan zaman dan masa saat ini yaitu era digital, maka semua
perencanaan dan pemprograman menggunaan IT dan internetisasi. Dapat
dilihat dari awal masuk ke sekolah setiap guru diwajibkan absen panger
yang terhubung dengan internet.
Program-program pelaporan dan program kerja pun menggunakan
internetisasi, lebih lebih di saat pandemi seperti ini maka kegiatan belajar
mengajarpun menggunkaan internetisasi dengan sistem PJJ daring. Dengan
memanfaatkan tekhnlogi maka kepala sekolah dapat secara cepat mengakses
segala bentuk laporan-laporan dan perkembangan di sekolahnya. demikian
juga dengan para guru, maka guru dapat juga secara cepat mengakses materi
pembelajaran yang dibutuhkan.

b. Bekerja keras;

Kompetensi kewirausahaan yang kedua adalah bekerja keras untuk


mencapai keberhasilan sekolah, kompetensi kewirausahaan ini menurut
bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd merupakan sikap perilaku yang harus
dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Kepala sekolah harus menerapkan
prinsip kerja keras. Begitu pula menanamkan prisip tersebut kepada guru
dan karyawan yang ada di sekolahnya.
Hal ini ternyata di benarkan juga hasil wawancara oleh yang
lainnya, yaitu Kepala Tata Usaha SDIT HARUM Jakarta
mengatakan bahwa ;

"... yang harus kita tingkatkan untuk melakukan terobosan-terobosan


yang meningkatkan pelayanan, berdiskusi menyampaikan ide
kepada yayasan untuk kemudian bisa direalisasikan". (Wawancara
dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17
Oktober 2020).

Tetapi, ternyata yang lain agak berbeda pendapat tetapi maknanya


sama, seperti yang disampaikan oleh Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil
Kepala Sekolah mengatakan bahwa ;

"... tentu ini harus melibatkan guru, bagaimana bisa berhasil


melakukan penelitian-penelitian, ... (Wawancara dengan Bapak
Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Hermawan, S.Pd selaku


guru mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"... guru-guru itu sering diikutkan pelatihan untuk mengasah


keterampilan dalam mengajar, dan pembelajaran ..."
(Wawancara dengan Bapak Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20
Oktober 2020).
73
Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Mukdorun, S.Pd selaku
guru mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"... Ya pastinya, untuk merencanakan pasti ada rapat -rapat,


yaitu rapat yang intensif sehingga sekolah itu bisa melihat
dari beberapa rancangan program..., (Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Febriyanti selaku Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"... dari rancangan program pembelajaran ini sekolah itu selalu


otomatis, mau tidak mau ia harus mengikuti kurikulum dari
pemerintah. Tetapi untuk sekolah ini, tahun ini tetap mengikuti
kurikulum dari pemerintah. (Wawancara dengan Ibu Febriyanti pada
tanggal, 22 Oktober 2020)

Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Buchari
Alma (2011, 254) mengatakan bahwa;

" ... bangsa-bangsa yang berhasil adalah orang-orang pada bangsa


tersebut yang mau bekerja keras, sehingga tercapailah kejayaannya
...".

Hal yang sama disampaikan juga oleh Sagala (2009:180-185)


menjelaskan;

"bahwa kepemimpinan wirausaha perlu mempunyai beberapa


karakteristik, antara lain; ... (e) pekerja keras, ... ".

Hal yang sama disampaikan juga oleh Permana dan Kesuma (2011:
356) bahwa, profil seorang wirausaha adalah orang yang memiliki ciri-ciri
dan sifat sebagai berikut;

" ... (2) berorientasi tugas dan hasil: kebutuhan akan prestasi,
berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, enerjik dan inisiatif ... ".

Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala sekolah
memiliki kompetensi bekerja keras, yang dilakukan oleh kepala sekolah
tersebut terbukti dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang
peneliti lakukan. Kompetensi kepala sekolah dalam hal Bekerja keras untuk
mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
efektif. Hal ini mungkin disebabkan karena kepala sekolah cukup
memahami dan memiliki keterampilan memimpin, sehingga kepala sekolah
cukup bisa menerapkan prinsip kerja keras dalam melaksanakan tugas di
sekolah.
74
Agar keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif
dapat tercapai dengan baik untuk itu kepala sekolah harus meningkatkan
kemampuannya dalam memimpin sekolah, yang bisa dilakukan dengan cara
mengikuti kegiatan pengembangan profesional serta menerapkan prinsip-
prinsip kerja yang efektif serta menjadikan diri sebagai mahluk sosial yang
mudah untuk bekerja sama dengan komponen sekolah lainnya. Karena
sekolah dapat dikatakan sebagai organisasi pembelajaran yang efektif
apabila ada kerja keras dari seluruh komponen sekolah, terutama kepala
sekolah.
Kepala sekolah yang memiliki kompetensi bekerja keras akan sangat
berpengaruh terhadap guru-guru dan karyawan yang dipimpinnya, mau tidak
mau guru dan karyawan itupun akan mengikuti irama kerja kerasnya kepala
sekolah. Guru-guru yang berjiwa bekerja keraspun akan melahirkan peserta
didik yang bersemangat dalam belajarnya dan akan menoreh prestasi yang
gemilang bukan cuma secara akademik tetapi secara non akademikpun akan
menoreh prestasi, dan yang jauh lebih utama dari sifat bekerja keras ini
adalah semangat untuk membangun pribadi yang lebih baik lagi.

c. Memiliki Motivasi Yang Kuat;

Kompetensi kewirausahaan yang ketiga adalah memiliki motivasi


yang kuat. Kompetensi kewirausahaan ini menurut bapak Gatut Tri
Wahyudi, S.Pd merupakan sikap perilaku yang harus dimiliki oleh seorang
kepala sekolah. Kepala sekolah harus bisa menjalin hubungan kemitraan
dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal.
Hal ini ternyata di benarkan juga hasil wawancara oleh yang
lainnya, yaitu Kepala Tata Usaha SDIT HARUM Jakarta
mengatakan bahwa ;

"... menjalin kerjasma dengan Polsek, jadi tujuan kita mengedukasi


kepada peserta didik bahwa menjadi seorang polisi itu seperti apa,
menjadi seorang dokter itu seperti apa ...". (Wawancara dengan
Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober
2020).

Tetapi, ternyata yang lain agak berbeda pendapat tetapi maknanya


sama, seperti yang disampaikan oleh Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil
Kepala Sekolah mengatakan bahwa ;

"... untuk penumbuhan karakter, ketrampilan, dan skill


menjalinkerja sama dengan lembaga kursus supaya anak-anak yang
memiliki kecenderungan bisa berbahasa inggris bisa lebih aktif, dan
juga kerja sama dengan perguruan bela diri agar siswa lebih
terampil dalam seni bela diri ...".(Wawancara dengan Bapak Syaiful,
S.Pd pada tanggal, 19 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Hermawan, S.Pd selaku


guru mata pelajaran mengatakan bahwa ;
75

"... untuk kemitraan mungkin kita bekerja sama dengan bank


untuk proses pembayaran gaji ...".(Wawancara dengan Bapak
Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Mukdorun, S.Pd selaku


guru mata pelajaran mengatakan bahwa;

"... menjalin kerjasama dengan puskesmas berkaitan dengan


imunisasi peserta didik, kalau berkaitan dengan satpol PP
itu tingkatan keamanan dan satpam juga".(Wawancara dengan
Bapak Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Febriyanti selaku Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa;

"... " Kemitraan yang terjalin itu ya untuk external kerjasama untuk
jasa karena kan mereka untuk ekskul kita belinya jasa. (Wawancara
dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020).

Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan juga oleh
Stephen P. Robin (1996, 198), menjelaskan bahwa;

"... motivasi (motivator) sebagai generator penggerak untuk


memaksimalkan kompetensi diri yang tinggi menuju arah tujuan
organisasi, yang disesuiakan dengan kemampuan usaha untuk
memenuhi kebutuhan pribadi ...".

Hal yang sama disampaikan juga oleh Sardiman AM (2001, 72),


menjelaskan bahwa;

"... perubahan energi pada diri individu seseorang yang terlihat dari
timbulnya perasaan dan di awali oleh respon terhadap tujuan yang di
capai ...".

Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala


sekolah memiliki kompetensi memiliki motivasi yang kuat, yang
dilakukan oleh kepala sekolah tersebut terbukti dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang peneliti lakukan. Kepala sekolah
sebagai motivator bertugas memberikan dorongan dan dukungan kepada
semua bawahannya agar mampu bekerja sama dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Agar dalam memberikan
motivasi dapat dilakukan dengan tepat, maka kepala sekolah harus
memahami karakteristik bawahannya, hal ini dikarenakan setiap individu
memiliki motif masing-masing yang berbeda dalam melaksanakan
76
tugasnya.
Kepala sekolah mampu mendorong dan memotivasi bawahannya
untuk selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini
disebabkan mungkin karena kepala sekolah cukup mencintai pekerjaannya
dan merasa bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai pemimpin sekolah yang menjadi wewenangnya. Agar kepala
sekolah benar-benar memiliki motivasi yang baik dalam melaksanakan
tugas dan fungsi sebagai pemimpin sekolah hendaknya kepala sekolah
menanamkan jiwa kewirausahaan agar memiliki motivasi yang kuat dalam
mengimplementasikan tanggung jawabnya sebagai pemimpin sekolah.

d. Pantang Menyerah;

Kompetensi kewirausahaan yang keempat adalah memiliki


semangat pantang menyerah. Kompetensi kewirausahaan ini menurut
bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd merupakan sikap perilaku yang harus
dimiliki juga oleh seorang kepala sekolah. Kepala sekolah harus bisa
mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah
dan juga kepala sekolah harus memiliki program-program besar yang
belum terwujud pada saat ini.
Hal ini ternyata di benarkan juga hasil wawancara oleh yang
lainnya, yaitu Kepala Tata Usaha SDIT HARUM Jakarta
mengatakan bahwa ;

"... program besar kepala sekolah yang belum terwujud adalah


keinginan untuk memiliki Musolla dilantai 4 sebagai pusat ibadah
dan pembinaan IMTAQ peserta didik ...". (Wawancara dengan
Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober
2020).

Tetapi, ternyata yang lain agak berbeda pendapat tetapi maknanya


sama, seperti yang disampaikan oleh Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil
Kepala Sekolah mengatakan bahwa ;

"... program yang belum terwujud adalah pengadaan musolla di


lantai atas, dan program bea siswa untuk guru dan karyawan
melanjutkan S2 ...".(Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada
tanggal, 19 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Hermawan, S.Pd selaku


guru mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"... program yang belum terwujud adalah membangun


musolla dilantai atas atau lantai 4 ..." .(Wawancara dengan
Bapak Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Mukdorun, S.Pd selaku


guru mata pelajaran mengatakan bahwa;
77

"... program sekolah yang belum terwujud dan sangat terkait dengan
fasilitas sekolah yaitu masjid ...".(Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Febriyanti selaku Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa;

"... yang saya tau program sekolah yang belum terwujud itu adalah
lab, masjid, dan lapangan bola (Wawancara dengan Ibu Febriyanti
pada tanggal, 22 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua
Komite, mengatakan bahwa;

"... Laboratorium itu belum terwujud ..." (Wawancara dengan Ibu


Mia Lestari pada tanggal, 23 Oktober 2020).

Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan juga oleh
Ardyan m. Erlangga (2016, 2) dalam bukunya menjelaskan;

"... bagi seorang wirausaha, sikap pantang menyerah adalah sikap


yang tidak mudah patah semangat dalam menghadapi berbagai
rintangan, selalu bekerja keras untuk mewujudkan tujuan,
menganggap rintangan/hambatan selalu ada dalam setiap kegiatan
yang harus dihadapi".

Hal yang sama disampaikan juga oleh Rofik (2012) dalam artikel
dunai bisnis menjelaskan;

"... indikator sikap pantang menyerah meliputi:energik, penuh


semangat, dan tidak mudah putus asa ..."

Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala


sekolah memiliki kompetensi pantang menyerah, yang dilakukan oleh
kepala sekolah tersebut terbukti dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang peneliti lakukan. Pantang menyerah dan selalu mencari
solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah sebagai
sumber belajar peserta didik.
Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor adanya keinginan yang kuat
dari kepala sekolah untuk menciptakan sekolah yang unggul dan sekolah
yang baik dibawah kepemimpinannya. Agar hal tersebut dapat terus
dilaksanakan, kepala sekolah harus selalu bersikap bijaksana dan tegas
dalam memimpin sekolah, sehingga tidak ada penurunan prestasi serta
selalu berupaya meningkatkan kemampuan diri sebagai pemimpin yang
efektif.
Kepala sekolah harus mampu mengelola dan memecahkan masalah
yang terjadi di sekolah serta mampu mencerminkan sikap pantang
78
menyerah dalam meningkatkan prestasi sekolah maupun prestasi kerja.
Sifat pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah sebagai sumber belajar peserta
didik akan dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.

e. Memiliki Naluri Kewirausahaan;

Kompetensi kewirausahaan yang kelima adalah memiliki naluri


kewirausahaan. Kompetensi kewirausahaan ini menurut bapak Gatut Tri
Wahyudi, S.Pd merupakan sikap perilaku yang harus dimiliki juga oleh
seorang kepala sekolah. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam
mengembangkan dan mengelola unit usaha lain, selain yang sudah ada di
sekolah saat ini yaitu koperasi.
Hal ini ternyata di benarkan juga hasil wawancara oleh yang
lainnya, yaitu Kepala Tata Usaha SDIT HARUM Jakarta
mengatakan bahwa ;

"... kepala sekolah juga mengelola unit usaha seperti catring, dan
layanan antar jemput dengan mobil sekolah...". (Wawancara dengan
Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober
2020).

Tetapi, ternyata yang lain agak berbeda pendapat tetapi maknanya


sama, seperti yang disampaikan oleh Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil
Kepala Sekolah mengatakan bahwa ;

"... mungkin nanti ada unit usaha catring atau yang lainnya
...".(Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal, 19
Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Bapak Mukdorun, S.Pd selaku


guru mata pelajaran mengatakan bahwa;

" ... untuk antar jemput sekolah juga iya ... catring juga ada
...".(Wawancara dengan Bapak Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21
Oktober 2020)

Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Febriyanti selaku Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa;

"... koperasi masih baru di sekolah ini ... kalo catring dan layanan
antar jemput mobil sekolah masih ditangani oleh pihak fendor ...
(Wawancara dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020).

Hal itupun dibenarkan juga oleh Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua
Komite, mengatakan bahwa;
79
"... koperasi dan UKS itu juga mau dibangun ..." (Wawancara
dengan Ibu Mia Lestari pada tanggal, 23 Oktober 2020).

Hal ini ternyata sesuai dengan teori yang disampaikan juga oleh
Abdul Rahman dan Muhib Abdul Wahab (2004) dalam buku yang
berjudul Psikologi Suatu Pengantar, menjelaskan;

"... naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan, yang


mempengaruhi anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu
dalam keadaan tepat ..."

Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala


sekolah memiliki memiliki naluri kewirausahaan, yang dilakukan oleh
kepala sekolah tersebut terbukti dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang peneliti lakukan. Untuk mewujudkan hal tersebut di
atas, maka kepala sekolah atau madrasah harus memimpin dan mengelola
sekolah dengan sebaik baiknya. Mencari atau menemukan terobosan agar
sekolah yang dipimpinnya berkualitas dan berprestasi, memiliki karakter
yang khas, sehingga mudah dikenal dan diminati masyarakat.
Dalam pelaksaanaan tugas seorang kepala sekolah di hadapkan
beberapa tantangan misalnya, terbatasnya Sumber Daya Manusia, sarana
dan prasarana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk mengatasi
berbagai kendala tersebut, kepala sekolah harus berfikir dan mencari solusi
serta alternatif yang dapat menyelesaikan berbagai kendala yang di hadapi
secara cepat. Sehingga permasalahan itu cepat teratasi apabila kita
mempunyai mental yang kuat serta berinovatif. Dan mengambil keputusan
secara cepat dan cermat , di situlah jiwa kewirausahaan seorang kepala
sekolah si butuhkan oleh sekolah.
Dalam konteks kepemimpinan, wirausaha tidak identik dengan
kegiatan ekonomi yang mendatangkan keuntungan, tetapi yang di gunakan
oleh seorang kepala sekolah adalah jiwa dan semangat yang tinggi dan
nilai nilai seperti kreatifitas, inovasi, kerja keras, etos kerja positif, pantang
menyerah dan pandai membangun jaringan . Sekolah pada dasarnya boleh
saja mendirikan unit usaha seperti koperasi sekolah untuk meningkatkan
kesejahteraan guru dan karyawan , karena salah satu ukuran keberhasilan
seorang kepala sekolah adalah manakala dapat membawa kesejahteraan
guru dan stafnya.

2. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatkan


kesejahteraan Guru Di SDIT Harum Jakarta.

a. Fungsi Kesejahteraan ;

Kepala sekolah harus melakukan upaya dalam rangka meningkatkan


kesejahteraan guru. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri
Wahyudi, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan
bahwa ;
" ... beberapa fungsi kesejahteraan bagi guru menurut saya, guru yang
80
sejahtera bisa menaikan ekonominya kepada yang lebih baik, bisa
sebagai penyemangat dalam mengajarnya, dengan kesejahteraan
tumbuhnya kesadaran diri lebih kuat dalam kewajibannya sebagai guru ...
(Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd pada tanggal, 16
Oktober 2020)

Selain itu untuk menguatkan jawaban dari kepala sekolah, peneliti


mewawancarai enam responden lainnya dengan pertanyaan yang sama yang
di tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai Bapak Bambang
Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT HARUM
mengatakan bahwa;

"... guru harus sejahtera agar tenang dalam mengajarnya, agar lebih baik
ekonominya ....(Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian Fauzi, S.Pd
pada tanggal, 17 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;

"... kalo guru sejahtera maka akan lebih sungguh sungguh dalam
mengajarnya ..." (Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada tanggal,
19 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Hermawan, S.Pd selaku guru


mata pelajaran mengatakan bahwa;

"... guru harus disejahterakan karena akan menjadi motivasi


yang kuat untuk mengajarnya, akan menumbuhkan kesadaran
diri juga bagi guru tersebut ...".(Wawancara dengan Bapak
Hermawan, S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa;

" ... berkaitan dengan fungsi kesejahteraan guru pastinya guru


lebih bersemangat dan bisa berinovasi ... ".(Wawancara dengan
Bapak Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite


SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa;

"... yang saya pahami kalo guru-guru disejahterakan maka akan


meningkatlah ekonominya, kalo ekonomi meningkat maka akan
sungguh-sungguhlah dalam mengajarnya ..."(Wawancara dengan Ibu
Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua


81
Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa;

"... kalo guru sejahtera maka siswa akan mudah berprstasi ... "
(Wawancara dengan Ibu Mia Lestari pada tanggal, 23 Oktober 2020)

Secara faktual bahwa kepala sekolah berusaha keras untuk menerapkan


fungisi-fungsi kesejahteraan kepada guru-gurunya, hal tersebut terbukti dari
hasil observasi dan dokumentasi lapangan yang peneliti lakukan, beberapa
observasi dan dokumentasi lapangan adalah sebagai berikut kepala sekolah
senantiasa meningkatkan taraf hidup yang lebih baik kepada guru-gurunya
setiap tahun ada peningkatan, kepala sekolah senantiasa memotivasi guru-
gurunya untuk lebih semangat dan ikhlas dalam mengajarnya, dan
menumbuhkan kesadaran diri sebagai seorang guru atau pengajar.
Hal ini sesuai teori yang disampaikan oleh Chasanah (2015; 24)
menjelaskan;

"kesejahteraan amat sangat penting bagi guru, karena dengan


kesejahteraan yang memadai dapat diharapkan banyak pada guru dalam
meningkatkan mutu proses belajar mengajarnya, di samping tentu saja
kemampuan profesionalnya".

b. Bentuk - bentuk Kesejahteraan ;

Keadaan sejahtera itu juga digambarkan dalam UU Nomor 6 Tahun 1974


dengan sangat jelas, yaitu merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan dan ketentraman lahir bathin. Maka kepala sekolah harus mampu
memberikan bentuk bentuk kesejahteraan untuk guru dan karyawannya, serta
mampu memberikan rewards atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja
guru dan karyawannya.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SDIT HARUM Jakarta mengatakan bahwa ;

"... Ada beberapa guru tetap Yayasan, gajinya telah mengikuti standar
UMR Provinsi DKI Jakarta. Namun bagi guru dan karyawan tidak tetap
masih di bawah standar. Guru tetap yayasan sertiap bulannya
memperoleh gaji Rp. 4.100.000 setiap bulannya. Sedangkan bagi guru
dan karyawan tidak tetap masih berdasarkan lamanya mereka berkerja.
Gajinya berkisar antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 3.000.000 pada setiap
bulannya. Pemberian THR dengan besaran 1x gaji/honor, THR ini
diberikan setiap tahun menjelang hari raya. Pemberian uang kesehatan,
uang kesehatan ini diberikan apabila seorang guru atau karyawan dalam
keadaan sakit. Tetapi apabila tidak diambil ambil maka uang kesehatan
tersebut bisa dicairkan pada akhir tahun. Mengalokasikan dana BOS
untuk menambah pendapatan para guru dan karyawan. Family Gatering.
Bentuk rewards dari kreatifitas dan prestasi kerja guru dan karyawan
diantaranya ; Pada UTS dan UAS dapat tambahan uang kteatifitas. Pada
hari Guru setiap tahunnya guru-guru yang berprestasi dan rajin akan
82
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah berupa Piagam dan
Finansial. Guru-guru yang cepat tertib administrasipun akan
mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah, seperti itu yang biasa ada
di sekolah kami". (Wawancara dengan Bapak Gatut Tri Wahyudi, S.Pd
pada tanggal, 16 Oktober 2020)

Selain itu untuk menguatkan jawaban dari kepala sekolah, peneliti


mewawancarai enam responden lainnya dengan pertanyaan yang sama yang
di tujukan untuk kepala sekolah. Peneliti mewawancarai Bapak Bambang
Ardian Fauzi, S.Pd selaku Kepala Tata Usaha SDIT HARUM
mengatakan bahwa ;

"... dana tambahan dari dana BOS, kemudian dana kesehatan, itu baru
kesejahteraan yang memang diberikan oleh sekolah maupun yayasan.
Pemberian rewards .... ". (Wawancara dengan Bapak Bambang Ardian
Fauzi, S.Pd pada tanggal, 17 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Syaiful, S.Pd selaku Wakil Kepala


Sekolah mengatakan bahwa ;

"... ada tunjangan-tunjangan, bantuan-bantuan kesejahteraan untuk


keluarga, di masa pandemi ini ada uang pulsa. ... Bentuk rewards bisa
berupa tambahan uang ... (Wawancara dengan Bapak Syaiful, S.Pd pada
tanggal, 19 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Hermawan, S.Pd selaku guru


mata pelajaran mengatakan bahwa ;

"... untuk kesejahteraan dimulai dari gaji, fasilitas -fasilitas yang


diberikan oleh sekolah. Bentuk rewards bisa berupa kenai kan
gaji atau tambahan uang ... (Wawancara dengan Bapak Hermawan,
S.Pd pada tanggal, 20 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancarai Bapak Mukdorun, S.Pd selaku guru mata


pelajaran mengatakan bahwa ;

"... seragam sudah pasti udah dibelikan setiap tahun oleh


sekolah, dalam bentuk bentuk pelatihan sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan guru juga melalui medianya.
Reward nya pasti ada presentase berapa persen sebagai bentuk
prestasi kerja, persentase dari honor . (Wawancara dengan Bapak
Mukdorun, S.Pd pada tanggal, 21 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Febriyanti selaku Ketua Komite


SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

"... kesejahteraan yang diberikan oleh Kepala sekolah untuk


guru dan karyawan adalah perhatian kepada keluarga guru yang
83
sakit atau mengalami musibah .... Nah jadi kesejahteraan itu
bukan sekedar materi tetapi perhati an juga yang dibutuhkan oleh
guru guru. Otomatis bila ada prestasi yang guru lakukan kepala
sekolah akan memberikan reward bukan hanya sekedar materi
tetapi juga pujian, apresiasi,pengakuan atas kreatifitas atau
prestasi yang dicapai oleh guru guru tersebu t. ..." (Wawancara
dengan Ibu Febriyanti pada tanggal, 22 Oktober 2020)

Peneliti juga mewawancarai Ibu Mia Lestari selaku Wakil Ketua


Komite SDIT HARUM Jakarta, mengatakan bahwa ;

" ... guru-guru mendapatkan tunjangan tunjangan dari komite


setiap akhir tahun biasannya 125.000 dikalikan jumlah orang tua
siswa setiap kelas. ... kita kumpulkan baru di bagi sama rata
sesuai jumlahnya ... semua kebagian sama rata sesuai lama
bekerja dan jabatannya ... (Wawancara dengan Ibu Mia Lestari pada
tanggal, 23 Oktober 2020).

Hal ini dapat peneliti simpulkan secara faktual bahwa kepala sekolah
memahami dan menerapkan bentuk-bentuk kesejahteraan, yang dilakukan
oleh kepala sekolah tersebut terbukti dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi yang peneliti lakukan. Dalam penerapannya kepala sekolah
harus memahami bahwa bentuk kesejahteraan itu ada dua yaitu; kesejahteraan
material dan kesejahtraan rohani.
Kepala sekolah yang baik bukan saja memikirkan bagaimana
meningkatkan kualitas dan mutu sekolah dengan terlaksananya semua
program kerja sekolah yang sudah disusun secara bersama-sama, tetapi kepala
sekolah yang baik juga harus mampu memikirkan bagaimana meningkatnya
kesejahteraan para guru dan karyawannya, kesejahteraan secara material
maupun rohani.
Guru dan karyawan akan memiliki komitmen dan loyalitas yang kuat
kepada sekolah apabila kesejahteraan mereka diperhatikan. Kepala sekolah
harus memperhatikan kesejahteraan materi guru dan karyawannya degan cara
meningkatkan honor atau gaji, memberikan reward dan penghargaan. Selain
perhatian kesejahteraan materi, kepala sekolah pun harus memperhatikan
kesejahteraan rohani guru dan karyawannya, seperti komunikasi yang baik,
perhatian kesehatannya, dan mungkin ada program family gatering untuk
mengajak semua keluarga besar dari guru dan karyawannya.
84

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Didasari dari analisis data dan hasil penelitian yang dilaksanakan di Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) HARUM, dan berdasarkan hasil penelitian kualitatif
dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) HARUM tentang implementasi kewirausahaan kepala
sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta dapat
diambil kesimpulan bahwa kepala sekolah SDIT Harum sudah menerapkan
karakteristik kompetensi kewirausahaan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah
yang sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah (inovasi, bekerja keras, motivasi, pantang menyerah,
memiliki naluri kewirausahaan) dalam meningkatkan kesejahteraan guru, namun
masih belum maksimal di dalam penerapannya. Hal ini bisa dilihat dari standar
gaji/honor guru-guru SDIT Harum masih belum mengikuti standar gaji UMR DKI
Jakarta. Selain itu ada faktor penghambat pelaksanaan implementasi kewirausahaan
kepala sekolah dalam meningkatkan kesejahteraan guru di SDIT Harum Jakarta
diantaranya; lahan sekolah yang kurang luas sehingga kepala sekolah sulit untuk
mengembangkan usaha usaha inovatif sebagai penggerak ekonomi sekolah,
keterbatasan lahan koperasi, kantin, dan kegiatan ekstrakurikuler.

B. Implikasi

Dengan demikian program-program yang telah disusun tadi adalah sebagai


implemetasi kompetensi kewirausahaan kepala sekolah SDIT HARUM, dan tidak
bisa dipungkiri program-program tersebut mempunyai korelasi positip terhadap
kesejahteraan guru. Secara finansial, para guru dan karyawan terbantu dari program
koperasi khususnya bidang simpan pinjam, dan kantin sekolah guru atau karyawan
yang memiliki keahlian dibidang tata boga dapat menitipkan hasil karyanya berupa
makanan atau kue-kue di kantin sekolah, dari situ guru atau karyawan tersebut
memiliki tambahan penghasilan.
Materi bukanlah segalanya, guru dan karyawanpun memperolah
kesejahteraan non material diberikan oleh pihak sekolah yakni rasa nyaman dari
adanya kemudahan dalam akses internet dikarenakan adanya wifi diseluruh
lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh semua warga sekolah. Selain itu
fasilitas mobil antar jemput sekolah juga bisa dimanfaatkan oleh guru dan karyawan,
sehingga dari situ biaya transportasi harian mereka bisa digunakan untuk
pembiayaan lainnya. Dan yang tidak kalah menarik guru dan karyawan bisa ikut
bersama sama ketika sekolah melaksanakan program rihlah ke luar kota.

C. Saran

Didasarkan kesimpulan dan implikasi yang peneliti telah diuraikan, maka ada
beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan, sebagai berikut :
85

1. Kepala sekolah SDIT HARUM kiranya dapat terus mempertahankan


kompetensi kewirausahaan yang telah dimilikinya, dan terus menjaga kualitas
program-program yang telah berjalan dengan baik yang telah memberikan
banyak kemudahan bagi guru, karyawan dan peserta didik.
2. Faktor-faktor pendukung yang ada di sekolah agar tetap dijaga dan dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kemajuan sekolah.
3. Solusi - solusi yang telah dikemukakan dan belum dapat terealisasi, dapat
menjadi masukan bagi rencan-rencana berikutnya, baik rencana jangka
pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
86

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul Wahab. 2004. Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.

A.M., Sardiman. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Al Muchtar, Suwarma. 2015. Dasar Penelitian Kualitatif. Bandung: Gelar Pustaka


Mandiri.

Al Quran Surat Thaha ayat 118-119

Al Quran Surat Al 'Araf ayat 10

Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeth.

Barringer, Bruce R. Dan Ireland, R. Duane. 2010. Entrepreneurship: successfully


launching new ventures. Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Chasanah, Uswatun. 2015. Pengaruh Tingkat Kesejahteraan Guru Swast Terhadap


Semangat Guru dalam Mengajar di MI Se-Kecamatan Gebog Kudus Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jepara: UNISNU.

Direktur Tenaga Kependidikan Tahun 2009 Tentang Kompetensi Kewirausahaan


Kepala Sekolah.

Fisher, James L. and Koch, James V., "Born, Not Made: The Entrepreneurial
Personality" (2008). Economics Faculty Books. 29.
https://digitalcommons.odu.edu/economics_books/29

Johar Permana, dan Darma Kesuma. 2011. Kewirausahaan dalam Pendidikan.


Bandung: Alfabeta.

Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Kemendiknas. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat


Kurikulum Perbukuan.
87

Khiyaroh, Intihaul. 2017. Sukses Bersikap Tegas dengan Siapa Saja,Kapan Saja dan
Dimana Saja. Yogyakarta: PT Anak Hebat Indonesia.
Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.

Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Meredith, Geoffrey G. et. Al. 2005. Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta: PT.
Prenhallindo.

Moleong, L. J,. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

Mutohar, Prim Masrokan,. 2013. Manajemen Mutu Sekolah (Strategi Peningkatan


Mutu dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam). Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

N. Ulfatin, dan Teguh Triwiyono. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang
Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Narbuko, C., dan Ahmadi, A. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar


Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2007 tentang Standar


Kepala Sekolah/Madrasah.

Rahman, dkk. 2006. Peran Strategis Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Sumedang: Alqaprint Jatinangor.

Suryana Yuyus, dan Kartib Bayu. 2010. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik


Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soewadji Lazaruth. 1992. Kepala sekolah dan tanggung jawabnya. Yogyakarta:


Kanisius.

Suryana, Yuyus. 2011. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan


Sukses. Jakarta: Kencana.

Suyanto, dan Abbas. 2004. Wajah dan Dinamika Pendidikan Anak Bangsa.
Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Syaiful Sagala. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta


88

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif.


Bandung: Alfabet.

Sudarto. 1995. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Stephen P. Robbins. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi danAplikasi.


Alih Bahasa: Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu
Populer.

Tarjo. 2019. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.

Thomas W Zimmerer, Norman M Scarborough. 2005. Kewirausahaan dan


Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6. 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan


Pokok Kesejahteraan Sosial.

Undang-undang Nomor 14. 2005 Tentang Guru dan Dosen

Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Zulkifli, Mohammad. Darmawan, Arif dan Sutrisno, Edy. 2014. Motivasi Kerja,
Sertifikasi, Kesejahteraan Dan Kinerja Guru. Persona, Jurnal Psikologi
Indonesia Mei 2014, Vol. 3, No. 02.
Dalam http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona/article/view/379

Rosyadi, Y. I., & Pardjono, P. (2015). Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP 1 Cilawu Garut. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 3(1), 124–133.
https://doi.org/10.21831/amp.v3i1.6276

Afroni, A. (2009). Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Pembelajaran


Dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Guru. Jurnal Forum Tarbiyah, 7(1),
81–97.
http://repository.iainpekalongan.ac.id/20/1/KOMPETENSI%20KEPALA%20
SEKOLAH%20SEBAGAI%20SUPERVISOR%20PEMBELAJARAN.pdf

Suryono, A. (2014). Kebijakan Publik Untuk Kesejahteraan Rakyat. Transparansi


Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi, 6(2), 98–102.
https://doi.org/10.31334/trans.v6i2.33
89

Rohmah, W., Nurjanah, A. M., & Hayat, D. N. (2017). Kepemimpinan


Kewirausahaan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Teacherpreneurship
diEraMEA.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/9145/45.pdf?se
quence=1&isAllowed=y

Tanujaya, C. (2017). Perancangan Standart Operational Procedure Produksi Pada


Perusahaan Coffeein. Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis, 2(01).
https://journal.uc.ac.id/index.php/performa/article/view/441

Silalahi, U. (2006). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.


http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/1409/Ulber_1
31796-p.pdf?sequence=3

Oktavia, R. (2014). Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah pada Sekolah


Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Hiliran Gumanti Kabupaten
Solok. Jurnal Administrasi Pendidikan, 2(1), 3.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bahana/article/viewFile/3803/3036

Rahardjo, M. (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif (Materi


Kuliah Metodologi Penelitian PPs. UIN Maliki Malang) A. 1
http://repository.uin-malang.ac.id/1123/1/metode-pengumpulan.pdf

Hakim, A. (2010). Model pengembangan kewirausahaan sekolah menengah


kejuruan (SMK) dalam menciptakan kemandirian sekolah. Jurnal, 4(1).
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/210487014/2414kewirausahaa
n_smk.pdf

Fitrah, M. (2017). Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.


Jurnal Penjaminan Mutu, 3(1), 31-42.
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/JPM/article/view/90

Isrososiawan, S. (2013). Peran Kewirausahaan Dalam Pendidikan. Society, 4(1),


26-49.
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/society/article/view/329
90

LAMPIRAN 1.
PEDOMAN WAWANCARA

IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH


DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU
DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) HARUM JAKARTA UTARA

A. Informasi Umum
1. Bagaimana keadaan lingkungan sekolah SDIT Harum ?
2. Bagaimana sejarah berdirinya SDIT Harum ?
3. Apakah SDIT Harum memiliki Piagam / Sertifikat Pendirian lembaganya dan
siapa yang mengeluarkan Piagam / Sertifikat tersebut ?
4. Mulai dari berdirinya sampai saat ini Akreditasi sekolah sudah dilakukan
berapa kali, serta memperoleh nilai apa ?
5. Apakah visi, misi, tujuan dan kebijakan mutu SDIT Harum ?
6. Apakah sudah tersusun Program Kerja sekolah tahun 2020/2021 ?
7. Apakah program kerja sekolah telah memaksimalkan fungsi kepala sekolah,
seperti edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan
motivator di SDIT Harum ?
8. Apa saja contoh - contoh penerapan kepala sekolah sebagai ; edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator ?
9. Apa saja prestasi akademik dan non akademik yang dimiliki oleh SDIT Harum
dalam lima tahun belakangan ini ?
10. Bagaimana struktur dan skema organisasi di SDIT Harum ?
11. Bagaimana kondisi dan fasilitas Sekolah yang ada di SDIT Harum ?
12. Berapakah jumlah pendidik dan tenaga pendidikan di SDIT Harum ?
13. Berapakah jumlah peserta didik SDIT Harum pada tahun pelajarn 2020/2021 ?
14. Bagaimanakah sistem rekrutmen guru dan karyawan di SDIT Harum ?
15. Bagaimanakah sistem penggajian guru dan karyawan SDIT Harum ?
16. Bagaimanakah sistem pembagian tugas kepada guru dan karyawan di SDIT
Harum?

B. Implementasi Kewirausahaan Kepala Sekolah


1. Apa yang anda pahami tentang kompetensi kewirausahaan kepala sekolah ?
2. Apakah sekolah anda menerapkan program-program yang inovatif untuk
meningkatkan keefektifan sekolah ?
3. Apa saja bentuk - bentuk program - program inovatif yang sudah ada pada
lembaga anda ?
4. Apakah anda memiliki gagasan, produk, pelayanan, dan usaha model baru
untuk meningkatkan kualitas sekolah anda ?
5. Apa saja bentuk - bentuk gagasan, produk, pelayanan, dan usaha model baru
yang dihasilkan tersebut ?
6. Strategi apa yang anda lakukan dalam merealisasikan gagasan baru di sekolah
anda ?
7. Bagaimana upaya anda agar rancangan program pembelajaran pada sekolah
anda bisa berhasil mencapai tujuan ?
91

8. Strategi apa yang akan anda gunakan dalam pengembangan program


pembelajaran tersebut ?
9. Hambatan hambatan apa saja yang anda hadapi dalam pelaksanaan program
pembelajaran ?
10. Apa yang anda lakukan dalam menciptakan keunggulan komparatif di sekolah
dan juga mengatasi masalah untuk mencapai kesuksesan ?
11. Apakah anda menjalin hubungan kemitraan dengan pihak lain, baik internal
maupun eksternal sekolah ?
12. Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang anda jalin terebut ?
13. Selain program yang ada pada sekolah anda ini, apakah anda memiliki program
program besar lainnya yang belum terwujud pada saat ini ?
14. Apa contohnya program besar ke depan yang akan anda lakukan ?
15. Apabila anda menemui kendala, apakah anda memiliki alternatif tindakan
sehingga program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
16. Apakah anda mengembangkan unit usaha lain, selain yang sudah ada di sekolah
anda ?
17. Bagaimana cara anda dalam melakukan pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
18. Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga sebagai sumber belajar
pada sekolah anda ?
19. Bagaimana anda memahami bahwa resiko yang diambil adalah bagian dari
keberhasilan.
20. Apa saja upaya yang anda lakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
guru guru anda.
21. Teknik seperti apa yang anda buat dalam mengelola program peningkatan
kesejahteraan guru sehingga berjalan dengan efektif dan efisien.
22. Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan profesionalisme guru
?
23. Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru ?
24. Bagaiman kondisi kesejahteraan guru dan karyawan pada sekolah anda ?
25. Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah anda berikan untuk guru dan
karyawan anda ?
26. Bagaimana bentuk rewards yang anda berikan atas hasil-hasil kreativitas dan
prestasi kerja guru dan karyawan anda ?
27. Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan sudah anda cukupi ?
28. Apakah honor / gaji guru dan karyawan anda sudah memenuhi standar hidup di
Jakarta (UMR Jakarta) ?
29. Upaya apa yang anda lakukan untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif,
aman, dan nyaman untuk bawahan anda ?
30. Apakah anda menerapkan sistem kerja yang adil, terbuka, dan penuh
kebersamaan pada bawahan anda ?
31. Apa strategi anda untuk meningkatkan aspirasi dan kreatifitas kerja bawahan
anda ?
92

LAMPIRAN 2 :
PEDOMAN OBSERVASI

IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH


DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU
DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) HARUM JAKARTA UTARA

KONDISI KETERANGAN
N OBJEK OBSERVASI KESESUAIAN
O ADA TIDAK BS B C K
ADA
A. Mampu menciptakan inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah
1. Mengamati program-program yang inovatif
kepala sekolah
2. Mengamati kreatifitas kepala sekolah yang
terlihat dari gagasan, produk, pelayanan, usaha,
model baru yang dihasilkan
3. Mengamati peran kepala sekolah dalam
merealisasikan gagasan baru di sekolah yang
dipimpinnya
B. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif
4. Mengamati program pembelajaran tahun
pelajaran 2020/2021
C. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
manajer sekolah
5. Mengamati kemauan yang tinggi untuk mencapai
kesuksesan
6. Mengamati upaya - upaya positif kepala sekolah
untuk mencapai tujuan yang di tetapkan
D. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah
7. Mengamati Optimisme kepala sekolah untuk
melahirkan program program besar
8. Mengamati jiwa Pantang menyerah kepala
sekolah dalam menghadapi berbagai kendala
dalam mewujudkan program program besar
tersebut
9. Mengamati strategi kepala sekolah dengan
berpikir alternatif dalam mewujudkan program
program besar tersebut
E. Memiliki naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar
peserta didik
10. Mengamati kemampuan kepala sekolah dalam
megembangan unit usaha
11. Mengamati kemampuan kepala sekolah dalam
93

pengelolaan
unit usaha
12. Mengamati kemampuan kepala sekolah dalam
memanfaatkan unit usaha sebagai sumber belajar
13. Mengamati keberanian kepala sekolah dalam
mengambil
resiko
F. Bentuk-bentuk
Kesejahteraan
14. Mengamati peningkatan penghasilan
guru/karyawan
15. Mengamati Koperasi sekolah
16. Mengamati program Family Gatering/Liburan
17. Mengamati jaminan kesejahteraan sosial untuk
guru/karyawan
18. Mengamati promosi dan penghargaan yang
diberikan kepala sekolah untuk
guru/karyawannya sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja.
19. Mengamati perlindungan yang diberikan kepala
sekolah kepada guru/karyawannya dalam
menghasilkan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
G. Faktor - faktor yang Mempengaruhi
Kesejahteraan
20. Mengamati Sarana dan prasarana kerja yang
cukup di sekolah
21. Mengamati Kontraprestasi kerja (gaji)
guru/karyawan yang memenuhi standar hidup
22. Mengamati suasana kerja yang kondusif, aman
dan nyaman
23. Mengamati Sistem kerja yang adil dan terbuka,
penuh kebersamaan
24. Mengamati Aspirasi dan kreativitas kerja dapat
tumbuh dengan subur

Keterangan :

BS : Baik Sekali
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
94

LAMPIRAN 3 :
PEDOMAN DOKUMENTASI

IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH


DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN GURU
DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) HARUM JAKARTA UTARA

KONDISI KETERANGAN
N OBJEK DOKUMENTASI KESESUAIAN
O ADA TIDAK BS B C K
ADA
A. Dokumentasi Umum
1. Struktur dan skema organisasi sekolah
2. Visi, misi dan tujuan sekolah
3. Daftar keadaan guru dan karyawan
4. Daftar keadaan peserta didik
5. Program kerja sekolah
6. Program kerja kepala sekolah
7. Sertifikat akreditasi sekolah
8. Tata tertib Guru dan Karyawan
9. Tata tertib peserta didik
10. Perangkat pembelajaran guru
11. Daftar hadir guru dan peserta didik
12. Data inventaris barang
13. Daftar penghargaan dalam perlombaan
14. Dokumen peserta peraih prestasi
15. Denah Lokasi / ruang
16. Foto lingkungan sekolah
17. Foto proses belajar mengajar
18. Foto hasil prestasi pendidik
B. Dokumentasi Implementasi
Kewirausahaan di SDIT Harum
19. Program inovatif kepalas sekolah
(kegiatan dalam satu tahun)
20. Daftar bidang - bidang wirausaha
21. Hasil kewirausahaan di SDIT Harum
22. Bukti bentuk - bentuk peningkatan
kesejahteraan guru/karyawan
23. Fasilitas pendukung

Keterangan :

BS : Baik Sekali
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
95

LAMPIRAN 4
Transkip Hasil Wawancara
Kepala Sekolah

Metode pengumpulan data : Wawancara


Sumber data : Gatut Triwahyudi
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari : Jum'at
Tanggal : 16 Oktober 2020
Deskripsi :

Apa yang Bapak pahami tentang kompetensi


Pertanyaan :
kewirausahaan kepala sekolah ?
Begini ya kalo lihat dari pertanyaannya mengarah kepada
pribadi kepala sekolah, jadi kompetensi kewirausahaan
1
kepala sekolah yaitu diantaranya adalah menciptakan
Jawaban :
inovasi, bekerja keras, memiliki motivasi, pantang
menyerah, memiliki naluri untuk melakukan
kewirausahaan, jadi itu menurut saya.
Apakah sekolah Bapak menerapkan program-program yang
Pertanyaan :
inovatif untuk meningkatkan keefektifan sekolah ?
Alhamdulillah sampai saat ini sudah banyak dari program
2
kerja sekolah kami menerapkan program program inovatif,
Jawaban :
sehingga mampu mengefektifkan kegiatan itu sendiri,
mungkin seperti itu.
Apa saja bentuk - bentuk program - program inovatif yang
Pertanyaan :
sudah ada pada sekolah Bapak ?
Bentuk-bentuknya ya, bisa di bilang contohnya kali ya ?
diantaranya ; pembayaran gaji guru yang dulu cash
sekarang sudah mulai perol, pembayaran spp yang melalui
3
online, memaksimalkan laporan tugas dan kewajiban guru
Jawaban :
dari senin sampai jum'at dengan menggunakan sistem
laporan kerja online dimana diharapkan pada hari sabtu dan
ahad guru-guru tidak memikirkan pekerjaan sekolah lagi,
itu dulu ya.
Apakah Bapak memiliki gagasan, produk, pelayanan, dan
Pertanyaan : usaha model baru untuk meningkatkan kualitas sekolah
anda ?
4
Alhamdulillah sekolah kami sudah memiliki gagasan,
Jawaban : produk, pelayanan, dan usaha model baru untuk
meningkatkan kualitas sekolah, gitu yang ada.
Apa saja bentuk - bentuk gagasan, produk, pelayanan, dan
Pertanyaan :
usaha model baru yang dihasilkan tersebut ?
5 Oh kalo bicara hal itu ada beberapa produk yang menjadi
Jawaban : unggulan disini yaitu ; Mabit Al Quran : Al-quran ini kita
kemas untuk mendidik karakter peserta didik. Dari kelas 1
96

sampai kelas peserta didik wajib mengikuti mabit Qur’an,


bentuk kegiatannya peserat didik kita bawa keluar lah
selama 3 hari tanpa ditemani oleh ayah bundanya, sehingga
peserta didik lebih mandiri, lebih dewasa. Tahfiz Al Qur'an
: Selain itu kita lagi mengembangkan kemampuan-
kemampuan anak, dimana kami menginginkan anak-anak
yang punya hafalan al-Qur’an yang baik, target selama
mereka sekolah dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 adalah
3 Juz. Alhamdulillah ada anak kelulusan kami yang tahun
kemarin itu bisa melebihi target, ia bisa sampai 4 juz.
Tahsin Al Qur'an dengan Metode Ummi : selain tahfiz al
qur'an, kita mengembangkan juga tahsin al qur'an dan
metode yang kita gunakan adalah metode ummi, tujuannya
adalah agar bacaannya qur'an mereka sesuai dengan kaidah
ilmu tajwid. Qiro'at Al Qur'an : Pada program ini
penekanannya kepada lagu lagu al qur'an, yang dimana
untuk qira’at hanya peserta didik yang khusus yang sudah
lancar baca al Qu'an dan senang lagu lagu al qur'an. Kami
memang lebih konsentrasi di produk pengembangan al
Qur'an.
Strategi apa yang Bapak lakukan dalam merealisasikan
Pertanyaan :
gagasan baru di sekolah anda ?
Bicara strategi memang agak ribet ya, tapi saat ini strategi
yang kami lakukan adalah ; Menyusun perencanaan
program ; tentunya kita membuat program yang dari awal
tahun pelajaran yang terdiri dari program jangka pendek,
jangka menengah, jangka panjang. Menyusun
pengorganisasian program ; dalam hal ini menyusun
kepanitian kepanitian yang bertanggung jawab terhadap
program tersebut, dan kepanitian tersebut akan kami roling
6 setiap tahunnya. Menerapkan program tersebut sebagai
Jawaban : program sekolah ; dalam hal ini semua program harus
berjalan dengan baik dan bersama sama. Melakukan
kontrol dalam penerapan program tersebut ; kontrol
program kami lakukan setiap satu pekan sekali.
Melaksanakan evaluasi program ; pelaksanaan evaluasi
program biasanya kami laksanakan pada setiap
pertengahan semester atau akhir tahun pelajaran, pada
evaluasi program ini kami membuat analisi ketercapaian
program dan kendala kendala yang dihadapi dalam
menjalankan program.
Bagaimana upaya Bapak agar rancangan program
Pertanyaan : pembelajaran pada sekolah anda bisa berhasil mencapai
tujuan ?
7 Upaya - upaya yang kami lakukan banyak sekali tetapi
diantaranya saja ya misalkan ; Membuat kalender
Jawaban :
akademik yang di dalamnya terdapat rancangan program
pembelajaran selama satu tahun pelajaran. Memaksimalkan
97

fungsi Wakil dan Staff kepala sekolah, saya mempunyai


dua wakil yaitu bidang kurikulum dan bidang kesiswaan.
Dari dua bidang tersebut masing masing mempunyai dua
staff. Dari tim manajemen tersebutlah kita mengumpulkan
program-program pembelajaran, sehingga kalo ada
kendala saya langsung bisa menanyakan kepada tim
manajemen langsung.
Strategi apa yang akan Bapak gunakan dalam
Pertanyaan :
pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Banyak ya sebenarnya tetapi diantara strategi yang kami
gunakan dalam pengembangan program pembelajaran
8
diantaranya ; Melaksanakan rapat kerja sekolah, membuat
Jawaban :
pelatihan penyusunan program pembelajaan untuk guru-
guru, melaksanakan studi banding dengan sekolah sejenis
baik satu Provinsi maupun di luar provinsi DKI Jakarta.
Hambatan hambatan apa saja yang Bapak hadapi dalam
Pertanyaan :
pelaksanaan program pembelajaran ?
Hambatannya itu biasanya dari pihak orang tua yang belum
nyambung atau meching dengan program-program di
sekolah, contohnya ; Pelaksanaan program Tahfiz Al
Qur’an ; masih banyak orang tua peserta didik yang belum
memberikan dukungan penuh terhadap program ini ya pada
9 sedikit cuek gitu. Pembiasaan peserta didik muslimah
Jawaban : wajib pakai hijab ; tetapi ketika anak keluar rumah orang
tua belum menerapkannya kepada anak perempuannya
malah ada ibu dari murid kita yang belum berhijab ketika
antar anaknya ke sekolah. Pembiasaan tentang shalat
sunnah duha, atau anak laki laki solat berjamaah ke masjid,
ini pun terkendala oleh peran serta orang tua yang tidak
maksimal di rumah-rumah mereka.
Apa yang Bapak lakukan dalam menciptakan keunggulan
Pertanyaan : komparatif di sekolah dan juga mengatasi masalah untuk
mencapai kesuksesan ?
Jadi sesuai dengan nama SDIT kita memadukan dan
mendorong peserta didik untuk unggul secara IMTAQ
(keimana dan akhlak) dan juga unggul secara IPTEK
10
(akademik dan ekstrakurikuler). Yang dimana setelah
Jawaban : mereka tamat dari SDIT Harum ini mereka siap
melanjutkan sekolah ke SMP Negeri dan mereka juga siap
untuk melanjutkan ke Pondok pesantren. Jadi kita
mendorong peserta didik untuk bisa unggul secara IMTAQ
dan IPEK.
Apakah Bapak menjalin hubungan kemitraan dengan
Pertanyaan :
pihak lain, baik internal maupun eksternal sekolah ?
11
Ya ada, karena menjalin hubungan kemitraan adalah
Jawaban :
bagian dari program kerja sekolah kami.
12 Pertanyaan : Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang Bapak jalin
98

terebut ?
Berbicara kerja sama berarti berbicara silaturahmi, jadi di
sekolah kami membangun dua kemitraan, yaitu internal
dan eksternal. Kemitraan Internal ; untuk kemitraan
internal menjalin kerja sama dengan orangtua melalui
komunitas sekolah untuk mengatasi program yang kurang
berjalan dengan membuat seminar-seminar kepada orang
tua peserta didik, dengan seminar ini diharapan mampu
memecahkan masalah yang terjadi, yaitu agar orangtua itu
bisa sejalan dengan program pembelajaran yang diajarkan
di sekolah. Paling tidak orang tua di rumah bisa mengawasi
atau mengarahkan putra putrinya mengikuti program
program pembelajaran sekolah. Kemitraan Eksternal ;
untuk kemitraan eksternal kami menjalin kemitraan dengan
Jawaban : beberapa lembaga, diantaranya ; Puskesmas dibidang
kesehatan anak anak, PMI Jakarta Utara di bidang donor
darah, JSIT (jaringan sekolah islam terpadu) dan
mempunyai akses dengan sekolah sekolah SDIT lainnya di
seluruh Indonesia. Seperti kita pernah ngadain stukom
(study komparatif) ke Jogja dan Solo. Melakukan
kunjungan ke SDIT Nur Hidayah di Solo dan SDIT Abu
Bakar Ash-Shiddiq yang di Jogja, dan untuk tingkat
Internasional nya kita menjalin kerja sama dengan
Malaysia, Thailand dan Myanmar dengan melakukan
kunjungan di sekolah unggulan di masing-masing negara
tersebut JSIT pun ada juga kerjasama di bidang
kepramukaan dengan Malaysia dan Singapura, mungkin
seperti itu ya.
Selain program yang ada pada sekolah Bapak ini, apakah
Pertanyaan : Bapak memiliki program program besar lainnya yang
13
belum terwujud pada saat ini ?
Jawaban : Ya ada,
Apa contohnya program besar ke depan yang akan Bapak
Pertanyaan :
lakukan ?
Masya Allah, banyak sih program program besar yang ada
di hati saya yang sampai saat ini belum terwujud,
diantaranya Mengadakan Ekstrakurikuler unggulan sekolah
yang diambil dari para peserta didik unggulan sebagai duta
sekolah, diantaranya ; Ekstrakurikuler Pramuka, di
14 pramuka diharapkan punya regu khusus yang kami beri
Jawaban : nama Regu Garuda. Ekstrakurikuler Paskibra, di paskibra
ini diharapkan memiliki team pengibar bendera yang
handal. Ekstrakurikuler Seni dan Budaya seerti ; Seni
angklung, Marawis. Bimbingan Baca Al Qur'an buat Orang
Tua peserta Didik yang belum bisa atau belum lancar
membaca Al Qur'an. Outing Class Tahfiz Qur'an ; program
hafidz Qur’an yang dimana peserta didik dari kelas 1 sd
99

kelas 6 diajak keluar misalnya outing class bersama orang


tuanya juga. yang dimana orang tuanya juga ikut dalam
pelatihan tahfiz Al Qur'an tersebut. Membangun sarana
pendidikan dengan menambah lantai 3 dan 4 pada gedung
sekolah ; yang bisa berfungsi sebagai ruang serba guna,
ruang Ibadah, ruang olah raga, ruang seni budaya, ruang
lab Tahfiz Al Qur'an.
Apabila Bapak menemui berbagai kendala untuk
mewujudkan progrma program besar tersebut, apakah anda
Pertanyaan :
akan berhenti atau terus untuk mewujudkan program
program tersebut ?
15 Kalau yang tadi itu di perkaitkan dengan pertanyaan diatas
kendalanya masih di dana ya, pastinya kendala kendala itu
Jawaban : pasti ada, tapi Insya Allah kami akan terus mewujudkannya
secara bertahap, dan akan terus berkoordinasi dengan
Manajemen Yayasan
Apakah Bapak mengembangkan unit usaha lain, selain
Pertanyaan :
yang sudah ada di sekolah anda ?
Ya ada, diantaranya ; Koperasi sekolah, koperasi ini
awalnya karena kita mempunyai klub ekskul panahan.
Karena peminatnya banyak maka pengadaan alat-alat dan
perlengkapannya ditangani oleh koperasi sekolah. Koperasi
awalnya itu untuk kebutuhan anak anak di peralatan
panahan. Akhirnya kesini sini berkembang gitu. Kantin
16
sekolah ; selain itu sekolah mengembangkan usaha lainnya
Jawaban :
yaitu dibuat kantin sekolah, kantin sekolah sebenarnya dulu
belum ada di sekolah ini, karena kita melihat peserta didik
membutuhkannya maka kantin sekolah menjadi kebutuhan
utama di sekolah. Catring ; usaha catring ini bekerja sama
dengan vendor luar dalam pengadaan konsumsi buat para
guru dan peserta didik yang medaftarkan sebagai anggota
catring. Layanan antar jemput dengan mobil sekolah.
Bagaimana cara Bapak dalam melakukan pengelolaan unit
Pertanyaan :
usaha lain tersebut ?
Pengelolaan unit - unit usaha ini bekerja sama dengan
17
pihak Yayasan, tetapi dalam pelaksanaannya tetep aja
Jawaban :
orang-orang kita sendiri, karena kita yang mengelola unit
unit tersebut.
Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga
Pertanyaan :
sebagai sumber belajar pada sekolah anda ?
18
Ya bisa, karena ada beberapa mata pelajaran yang
Jawaban :
memanfaatkan unit - unit usaha tersebut.
Bagaimana Bapak memahami bahwa resiko yang diambil
Pertanyaan :
adalah bagian dari keberhasilan.
19 Bagaimana ya jawabnya, membangun dan
Jawaban : mengembangkan unit-unit usaha lain bukan semata mata
hanya mencari keuntungan saja dan beroreantasi bisnis
100

semata, tetapi di sisi lain usaha-usaha tersebut membantu


para orang tua peserta didik yang belum maksimal
memenuhi kebutuhan putra putrinya secara langsung di
sekolah, maka sekolah memfasilitasinya. Seperti orang tua
peserta didik yang kerja pagi ga sempat menyiapkan
sarapan putra/putriya makanya keberadaan kantin sangat
membantu memenuhi kebutuhan sarapan pagi peserta
didik. Orang tua yang tidak punta waktu mengantar
putra/putrimya ke sekolah, maka usaha layanan antar
jemput sekolah bisa menjadi alternatif pengganti peran
orang tua tersebut, ya itu saja.
Apa saja upaya yang Bapak lakukan dalam rangka
Pertanyaan :
meningkatkan kesejahteraan guru guru Bapak ?
Baik, yang pertama yang jelas kita sebagai yayasan dari
yayasan memang hubungannya harus kita jalin dengan baik
dengan yayasan itu, tentunya yayasan sendiri juga harus
kita tunjukan kompetensi guru-guru maupun hasil kerja
dari guru-guru itu, hasilnya apa? Upaya yang kami lakukan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan guru - guru
kami di antaranya ; Meroling wakil, staff, dan wali kelas,
20 serta kepanitiaan sekolah. Mendorong secara administratif
Jawaban : mendorong guru untuk mengikuti program profesi guru
atau pendidikan profesi guru. Dengan pendidikan profesi
guru ini, maka guru akan mendapatkan sertifikasi dan akan
mendapatkan penambahan gaji. Maka kami mendorong
teman - teman guru untuk S1 dan linear dengan bidangnya.
Mengalokasikan dana hibah pendidikan kepada para guru,
dana hibah ini di terima dari Pemerintah Provinsi DKI buat
para guru yang honornya di bawah UMR Provinsi DKI
Jakarta
Teknik seperti apa yang Bapak buat dalam mengelola
Pertanyaan : program peningkatan kesejahteraan guru sehingga berjalan
dengan efektif dan efisien.
Nah itu kan kita juga berharap saya sendiri sih kedepannya
itu guru-guru itu memang bener-bener berprofesional jadi
ngga disini tuh berdasarkan angkatan lama ngga harus gitu,
jadi saya tuh kedepannya siapa yang berkompetensi siapa
yang mampu siapa yang bisa merekalah yang akan jadi,
21 teknik yang kami lakukan dalam mengelola program
peningkatan kesejahteraan guru, yaitu dengan
Jawaban :
melaksanakan supervisi guru dari sini akan di petakan dan
terlihat pada individu guru tersebut ; Profesionalitas,
loyalitas, kompetensitas. Dari ketiga hal tersebut maka
akan terlihat kompetensi guru guru yang berkualitas dan
mana guru yang kurang berkualitas, dari situpun akan
terlihat juga perbedan pendapatan honor para guru - guru
tersebut.
101

Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan


Pertanyaan :
profesionalisme guru di sekolah Bapak ?
Biasanya yang paling mencolok ada di masalah usia,
karena kami kepala sekolah senantiasa mendorong para
guru untuk kuliah lagi. Selain itu guru guru perempuan
22 yang sudah mempunyai agak sulit untuk didorong kesana.
Jawaban : Kalo biaya sih pihak yayasan insya Allah akan membantu,
entah itu biaya subsidi atau sepenuhnya ditanggung
yayasan. Kalo saya kemaren ketika temen-temen ada yang
itu gajinya ga dipotong, yg inval itu yg bayarin dari pihak
yayasan ya seperti itu.
Bagaimana proses evaluasi yang Bapak lakukan dalam
Pertanyaan :
meningkatkan profesionalisme guru ?
Proses Evaluasinya dengan cara supervisi, kalo kami
biasanya untuk awal semester itu kita supervisi itu
kelengkapan administrasi guru dan kelengkapan
administrasi tersebut akan disiapkan oleh manajemen
23 sekolah, selanjutnya kami membuat form laporan KBM
Jawaban : guru pada setiap pekannya, dari situlah akan ditemukan
kelebihan dan kekurangan pada diri guru tersebut. Abis itu
evaluasi ya seperti itu nanti kita dari nilai itu ya nanti ada
berawal masukan yang kita kasih, pokoknya evaluasi
seperti itu nanti next nya kita bisa tau gitu kurangnya
dimana
Bagaiman kondisi kesejahteraan guru dan karyawan pada
Pertanyaan :
sekolah Bapak ?
24 Bagimana ya, secara Jujur di sekolah kami ini
Jawaban : kesejahteraan guru dan karyawan masih standar belum
memenuhi standar UMR Provinsi DKI Jakarta.
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah Bapak berikan
Pertanyaan :
untuk guru dan karyawan Bapak ?
Ya yang tadi itu yang dilatih kepala keluarga, ibaratnya
yang terus mengalir aja entah 1 bulan atau 2 bulan itu
selain terima gaji, dia juga terima yang lain-lainnya, bentuk
bentuk kesejahteraan yang kami berikan diantaranya ; Ada
beberapa guru tetap Yayasan, gajinya telah mengikuti
standar UMR Provinsi DKI Jakarta. Namun bagi guru dan
karyawan tidak tetap masih di bawah standar. Guru tetap
25
yayasan sertiap bulannya memperoleh gaji Rp. 4.100.000
Jawaban :
setiap bulannya. Sedangkan bagi guru dan karyawan tidak
tetap masih berdasarkan lamanya mereka berkerja. Gajinya
berkisar antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 3.000.000 pada
setiap bulannya. Pemberian THR dengan besaran 1x
gaji/honor, THR ini diberikan setiap tahun menjelang hari
raya. Pemberian uang kesehatan, uang kesehatan ini
diberikan apabila seorang guru atau karyawan dalam
keadaan sakit. Tetapi apabila tidak diambil ambil maka
102

uang kesehatan tersebut bisa dicairkan pada akhir tahun.


Mengalokasikan dana BOS untuk menambah pendapatan
para guru dan karyawan. Family Gatering
Bagaimana bentuk rewards yang Bapak berikan atas hasil-
Pertanyaan : hasil kreativitas dan prestasi kerja guru dan karyawan anda
?
Bentuk rewards dari kreatifitas dan prestasi kerja guru dan
karyawan diantaranya ; Pada UTS dan UAS dapat
26 tambahan uang kteatifitas. Pada hari Guru setiap tahunnya
guru-guru yang berprestasi dan rajin akan mendapatkan
Jawaban :
penghargaan dari kepala sekolah berupa Piagam dan
Finansial. Guru-guru yang cepat tertib administrasipun
akan mendapatkan penghargaan dari kepala sekolah,
seperti itu yang biasa ada di sekolah kami.
Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan
Pertanyaan :
sudah Bapak cukupi ?
Saat ini masih standar dan menurut kami belum terlalu
27
ideal diantaranya ; kelas sudah ber AC, Wifi gratis di
Jawaban :
lingkungan sekolah, kelengkapan administrasi dan ATK
terpenuhi.
Apakah honor / gaji guru dan karyawan anda sudah
Pertanyaan :
memenuhi standar hidup di Jakarta (UMR Jakarta) ?
Kalo untuk semua guru sepertinya belum kalo itu, tetapi
kembali kami jelaskan, ada beberapa guru tetap Yayasan,
gajinya telah mengikuti standar UMR Provinsi DKI
Jakarta. Namun bagi guru dan karyawan tidak tetap masih
28
di bawah standar. Guru tetap yayasan sertiap bulannya
Jawaban :
memperoleh gaji Rp. 4.100.000 setiap bulannya.
Sedangkan bagi guru dan karyawan tidak tetap masih
berdasarkan lamanya mereka berkerja. Gajinya berkisar
antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 3.000.000 pada setiap
bulannya.
Upaya apa yang Bapak lakukan untuk menciptakan suasana
Pertanyaan : kerja yang kondusif, aman, dan nyaman untuk bawahan
anda ?
Alhamdulillah untuk hal ini kami coba untuk melengkapi,
diantaranya ruang kelas sudah ber AC semua, selain itu
juga pengajian rutin untuk guru-guru yang diadakan
sebulan sekali dengan mengundang Penceramah, selain itu
29 saya kami menciptakan kondisi kekeluargaan yang kuat
diantara guru dan karyawan yang dimana kami tidak
Jawaban :
otoriter, tetapi kami bangun komunikasi yang jelas,
misalnya kalau Bapak/Ibu guru atau karyawan tidak hadir
bekerja bisa menginfokan kepada kepala sekolah. Selain
disiplin, kekeluargaan nya juga ada. Jadi pendekatan
masalah tidak harus diselesaikan secara administrasi saja,
tetapi bisa juga diselesaikan secara kekeluargaan. Jadi
103

ketika ada masalah kita tau harus bagaimana. Bahkan


hubangan kita ke anak-anak pun tidak terlalu kaku juga.
Oleh karena itu kita ingin menciptakan suasana yang
kondusif, aman dan nyaman.
Apakah Bapak menerapkan sistem kerja yang adil, terbuka,
Pertanyaan :
dan penuh kebersamaan pada bawahan anda ?
Ya pastinya seperti itu, sebagaimana yang saya katakan
tadi. Sesuai dengan bidang nya masing-masing. Semuanya
30
tau kalau dia memiliki jabatan khusus, punya gaji
Jawaban :
tambahan. Disini mereka juga sudah tau semua karena di
rolling dan mereka pernah mengalaminya semua, gitu aja
dulu.
Apa strategi Bapak untuk meningkatkan aspirasi dan
Pertanyaan :
kreatifitas kerja bawahan anda ?
Tentunya kita tidak membatasi aspirasi-aspirasi tersebut.
Ibaratnya segala masukan yang diterima harus ditampung
dulu lalu kita selesaikan bersama. Yang penting guru atau
karyawan itu jangan di larang atau dibatasi untuk
memberikan usulan atau kritikan. Disini saya sebagai
pimpinan harus kuat dan sabar, karena jujur saja banyak
kritikan ke saya tetapi karena saya sudah pengalaman maka
31 saya tampung saja dulu kemudian akan saya telaah lagi.
Jawaban : Sebaliknya juga bagi mereka yang memberikan kritikan
atau saran lalu diselesaikan melalui rapat atau musyawarah
maka mereka harus menerima dan mentaatinya juga. Dan
selanjutnya untuk kreatifitas kerja bawahan kita harus
memberikan reward kepada mereka sehingga akan
meningkatkan gairah kreatifitas guru dan karyawan
tersebut. Maka impian besar saya bisa memberikan reward
bukan hanya dalam bentuk finansial saja tetapi bisa
berbentuk paket umroh dan jalan-jalan.
104

LAMPIRAN 5
Transkip Hasil Wawancara
Kepala Tata Usaha

Metode pengumpulan data : Wawancara


Sumber data : Bambang Ardian Fauzi, S.Pd
Jabatan : Kepala Tata Usaha
Hari : Jum'at
Tanggal : 16 Oktober 2020
Deskripsi :

Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memahami tentang


Pertanyaan :
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah ?
Beliau cukup memahami, karena beliau mempunyai
1
pengalaman sebagai bagai kepala sekolah cukup lama
Jawaban :
hampir 5 tahun. Saya rasa beliau mempunyai kemampuan
dalam memahami kompetensi kewirausahaan di sekolah ini.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan program-
Pertanyaan : program yang inovatif untuk meningkatkan keefektifan
sekolah ?
Iya, menerapkan program terkait meningkatkan keefektifan
2
sekolah. Misalkan, beliau mempunyai program ekskul,
Jawaban : program pemberdayaan guru, agar guru selalu berkembang
dan kreatif. Beliau terus meningkatkan program-
programnya tidak hanya top-down tapi juga bottom-up.
Apa saja bentuk - bentuk program - program inovatif yang
Pertanyaan :
sudah diterapkan kepala sekolah Bpk/Ibu ?
Misalnya program-program inovatif, ekskul yang kekinian
3
seperti robotik, panahan, futsal, program pengembangan
Jawaban :
kemampuan setiap guru, atau setiap peserta didik, saya rasa
salah satu program inovatif dari beliau.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki gagasan,
Pertanyaan : produk, pelayanan, dan usaha model baru untuk
meningkatkan kualitas sekolah ?
Mungkin beliau punya. Biasanya sebelum beliau
mengadakan program pengajaran tahun depan, kita selalu
4
diadakan Raker yang terkait dengan kira-kira tahun depan
Jawaban : pembelajarannya, dan kegiatannya untuk tahun depan, dari
kegiatan tahun lalu mana yang efektif yang bisa dilanjutkan
untuk tahun depan, atau mana yang kegiatan kurang efektif
dan akan dicari permasalahannya dan solusinya.
Apa saja bentuk - bentuk gagasan, produk, pelayanan, dan
Pertanyaan :
usaha model baru kepala sekolah yang dihasilkan tersebut ?
5 Model usaha beliau, seperti sebelumnya kita tidak
Jawaban : mempunyai kantin begitu sekolah kita ditunjuk untuk
mengikuti penilaian mutu ada masukan bahwa sekolah kita
105

harus mempunyai kantin, maka tindakan kepala sekolah kita


membuat kantin dan dilanjutkan untuk membuat koperasi.
Strategi apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
merealisasikan gagasan baru di sekolah ?
Biasanya kalau gagasan-gagasan yang inovatif ya seperti
tadi setelah direncanakan dibahas di dalam Raker apabila
bisa di implementasikan segera ya segera, tapi kalau
6
misalnya tidak bisa diimplementasikan misalnya tidak
Jawaban :
punya perpustakaan tapi karena keterbatasannya ruangan
makanya kita bikin Garden Reading jadi ada tempat untuk
membaca tapi ini masih masuk ke kategori perpustakaan
walaupun tidak di dalam ruangan.
Bagaimana upaya kepala sekolah Bpk/Ibu agar rancangan
Pertanyaan : program pembelajaran pada sekolah tersebut bisa berhasil
mencapai tujuan ?
Biasanya seperti tadi di dalam Raker kita memutuskan
pembelajaran seperti apa terutama pada masa Covid-19 ini
kita sudah membahasnya sebelum-sebelumnya
7 pembelajaran yang efektif seperti apa. Kemudian kita juga
mengacu kepada Dinas Pendidikan tapi kita juga punya
Jawaban :
program gabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu
(JSIT) maka kita juga mengacu kepada itu juga. Jadi
program-program pembelajaran kita memadukan dua
instrumen dari dinas ataupun dari Jaringan Sekolah Islam
Terpadu.
Strategi apa yang akan kepala sekolah Bpk/Ibu gunakan
Pertanyaan :
dalam pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Sering diskusikan dengan guru-guru, dan yayasan. Kira-kira
8 yang harus kita tingkatkan untuk melakukan terobosan-
Jawaban : terobosan yang meningkatkan pelayanan, berdiskusi
menyampaikan ide kepada yayasan untuk kemudian bisa
direalisasikan.
Hambatan hambatan apa saja yang kepala sekolah
Pertanyaan : Bpk/Ibu hadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran
di sekolah ?
9 Hambatan saat ini saat pembelajaran jarak jauh, ada
beberapa siswa yang memiliki adik dan kakak yang sekolah
Jawaban :
di sini sehingga saat pembelajaran melalui daring Atau
online kadang harus bergantian.
Apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dlm
Pertanyaan : menciptakan keunggulan komparatif di sekolah dan juga
mengatasi masalah utk mencapai kesuksesan ?
Keunggulan komparatif Kita di Sekolah Islam Terpadu ini
10
kita lebih menekankan untuk akhlak anak-anak walaupun
Jawaban : kita tidak mengesampingkan nilai akademiknya, kita
tanamkan sejak dini akhlak dan tingkah laku yang baik, kita
belajar untuk tertib antri, menghargai teman, belajar untuk
106

shalat berjamaah, Jadi demikian yang kita ajarkan dari kelas


1 sampai dengan kelas 6.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan
Pertanyaan : kemitraan dengan pihak lain, baik internal maupun
eksternal sekolah ?
Iya, kita punya kemitraan itu dengan komite, komite itu kan
11 biasanya dipilih dari wali murid, terus kita menjaga
hubungan baik terhadap pengurus wilayah sekitar sekolah
Jawaban :
atau pengurus kelurahan, pengurus-pengurus yang terlibat
yang secara langsung maupun tidak langsung dengan
sekolah ini.
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
Yang kita jalin biasanya terkadang kita suka mengadakan
pentas seni, atau kita kerjasama dengan menghadirkan
12 misalkan kepolisian, dokter cilik, atau puskesmas. Jadi kita
Jawaban : mengedukasi kepada peserta didik bahwa menjadi seorang
polisi itu seperti apa, menjadi seorang dokter itu seperti
apa. Itu adalah bentuk-bentuk kerja-sama kerja sama kita
dengan pihak luar.
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala
Pertanyaan : sekolah Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya
13
yang belum terwujud pada saat ini ?
Jawaban : Iya, ada.
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
14 Salah satunya kita ingin mempunyai mushola di lantai atas
Jawaban : atau lantai 4, karena mushola saat ini kurang besar sehingga
tidak bisa menampung semuanya.
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan
sehingga program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
15 Biasanya apabila ada kendala-kendala maka kepala sekolah
akan selalu merundingkan dengan manajemen sekolah,
Jawaban :
guru-guru, pihak yayasan, selalu dibicarakan kendala-
kendalanya atau masalah-masalahnya dan solusi-solusinya.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu mengembangkan unit
Pertanyaan :
usaha lain, selain yang sudah ada di sekolah ?
16
Ya ada, seperti Catering dan layanan antar jemput dengan
Jawaban :
mobil sekolah.
Bagaimana cara kepala sekolah Bpk/Ibu dalam melakukan
Pertanyaan :
17 pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
Jawaban : Bekerja sama dengan Yayasan dan Vendor.
Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga
Pertanyaan :
18 sebagai sumber belajar pada sekolah ?
Jawaban : Menurut saya masih bisa.
19 Pertanyaan : Bagaimana kepala sekolah Bpk/Ibu memahami bahwa
107

resiko yang diambil adalah bagian dari keberhasilan.


Dalam setiap menciptakan suatu kegiatan selalu
mengandung risiko-risiko, memang kita sudah
mengantisipasi risiko-risiko tersebut. Misalkan contoh
pembangunan mushola di lantai 4 kendalanya yaitu faktor
Jawaban :
biaya, biayanya tidak cukup sedikit, yaitu solusinya
mengajak pemegang kepentingan mulai dari swasta,
donatur, wali murid, kita mencari sumber-sumber dana dari
sekolah, pemerintah atau dari sumber dana lainnya.
Apa saja upaya yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan
Pertanyaan :
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan guru guru ?
Untuk kesejahteraan guru, di sini kita baru ada untuk
kesehatan dan uang kesehatan, itu baru diberikan setahun
20
sekali. Dan yang kedua karena tahun ini kita mengajukan
Jawaban :
dana BOS, maka ada dana-dana yang memang dikhususkan
untuk tambahan honor untuk guru, itu adalah bagian dari
kesejahteraan.
Teknik seperti apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu buat
Pertanyaan : dalam mengelola program peningkatan kesejahteraan guru
sehingga berjalan dengan efektif dan efisien ?
Dalam hal teknik, khususnya untuk tambahan uang
kesehatan untuk guru-guru maupun karyawan Itu memang
21 Dibahas dengan pihak manajemen sekolah dengan yayasan,
tetapi sesuai dengan kemampuan dari pihak yayasan
Jawaban :
maupun sekolah sumber dananya. Terkait dengan dana BOS
yang buat tambahan honor itu, biasanya sudah ada sesuai
aturan yang memang diterapkan untuk pembagian dana
BOS yang khusus untuk honor guru sebagai tambahan.
Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan
Pertanyaan :
profesionalisme guru di sekolah anda ?
Faktor itu, guru-guru kita rata-rata hampir kebanyakan
muda muda jadi mereka mau belajar, tapi adapun guru-guru
yang memang usianya sudah di atas 40 tahun, tetapi mereka
belajar khususnya selama PJJ, yang tadinya tidak bisa
22
membuat video pembelajaran tetapi akhirnya terpacu untuk
Jawaban :
dia membuat video pembelajaran, yang tadinya mungkin
tidak terpikirkan untuk membuat pembelajaran selama PJJ,
akhirnya mereka harus menggali ilmu dan belajar lagi untuk
bagaimana meningkatkan, mengolah agar video
pembelajaran itu menarik dan diminati peserta didik.
Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah
Pertanyaan :
dalam meningkatkan profesionalisme guru ?
Untuk evaluasi biasanya kita mengadakan sebulan sekali,
23 selama pandemi ini kita menggunakan aplikasi Zoom atau
Jawaban : Google Meet untuk mengevaluasi pembelajaran-
pembelajaran yang selama sebulan lalu, apakah efektif atau
tidak, atau adakah kendala-kendalanya, maka dari itu di
108

dalam evaluasi bulanan itulah akan dibahas ke depannya


harus bagaimana, jadi selalu mengalami perbaikan-
perbaikan.
Bagaiman kondisi kesejahteraan guru dan karyawan pada
Pertanyaan :
sekolah anda ?
Alhamdulillah walaupun tidak cukup kesejahteraan guru
dalam hal ini tidak sesuai dengan yang yang diharapkan,
tetapi saya yakin sekolah maupun yayasan akan selalu
24
berusaha untuk mensejahterakan guru maupun karyawan
Jawaban :
sesuai dengan standar standar yang berlaku sesuai dengan
peraturan pemerintah. Contohnya seperti hal penggajian
atau kesejahteraan lainnya, tetapi saya berharap tahun depan
ada perbaikan untuk kesejahteraan guru-guru dan karyawan
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu berikan untuk guru dan karyawan anda ?
25 Kesejahteraannya dalam bentuk gaji, dana tambahan dari
Jawaban : dana BOS, kemudian dana kesehatan, itu baru kesejahteraan
yang memang diberikan oleh sekolah maupun yayasan.
Bagaimana bentuk rewards yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan : berikan atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru
dan karyawan ?
Bentuk rewards biasanya tidak individu, biasanya dilihat
secara menyeluruh, jadi keberhasilan suatu sekolah dalam
26 mendidik pesertanya tidak hanya terkait guru tersebut saja,
tetapi ada elemen-elemen lainnya. Jadi bentuk rewards kita
Jawaban :
suka ada diakhir tahun makan bersama karena memang
hasil kerja-sama kita selama satu tahun atau satu semester
kalau kita sudah menjalankan program-program yang kita
sudah buat.
Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan
Pertanyaan :
sudah kepala sekolah Bpk/Ibu cukupi ?
Alhamdulillah sudah mencukupi. Seperti wifi, ruangan kita
27 ber-AC. Tetapi yang perlu ditambahkan mungkin adalah
Jawaban : kesejahteraan lainnya, misalkan kesejahteraan uang
transportasi yang memang belum secara baik dilaksanakan
oleh sekolah.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memberikan honor / gaji
Pertanyaan : guru dan karyawan sudah memenuhi standar hidup di
Jakarta (UMR Jakarta) ?
28 Untuk saat ini, belum semuanya sesuai UMR, memang ada
beberapa orang yang sudah sesuai UMR, tetapi hampir
Jawaban :
dikategorikan belum sesuai, tetapi alhamdulillah kita
mendapatkan dana tambahan dari dana BOS.
Upaya apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan untuk
Pertanyaan : menciptakan suasana kerja yang kondusif, aman, dan
29
nyaman untuk guru dan karyawan ?
Jawaban : Dimasa pandemi ini kita menugaskan guru piket, piketnya
109

bergantian. Kalau dilihat dari saranaprasarana kita cukup


kondusif artinya wilayah kita aman. Tapi kalau misalkan
turun hujan, paling hanya jalanan menuju ke sekolah yang
banjir, tapi alhamdulillah sekolahnya tidak banjir.
Kemudian lingkungan yang asri, tidak ada gaduh karena di
sini komplek jadi tenang.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan sistem kerja
Pertanyaan : yang adil, terbuka, dan penuh kebersamaan pada guru dan
karyawan ?
Untuk adil, dan terbuka, memang ada beberapa guru yang
menyebutkan bahwa kurang adil, kan ini pandangan guru.
30 Ada yang merasa kepala sekolah kurang adil, mungkin
misalnya mentang-mentang dia masuknya lebih lama
Jawaban :
dibandingkan yang baru, kenapa penerapan untuk guru yang
baru lebih dalam hal kedisiplinan harus tepat waktu
masuknya, tetapi terhadap guru yang senior istilahnya hal
itu seperti diabaikan, penerapan kedisiplinan tidak sama.
Apa strategi kepala sekolah Bpk/Ibu untuk meningkatkan
Pertanyaan :
aspirasi dan kreatifitas kerja guru dan karyawan ?
Untuk meningkatkan aspirasi biasanya, di dalam ada forum-
31 forum memang yang kita itu pertemuan dengan pihak guru,
Jawaban : kepala sekolah dengan guru, atau kepala sekolah guru dan
yayasan. Biasanya dalam forum itu berdiskusi, kita forum
terbuka, antara yayasan, kepala sekolah, dan guru.
110

LAMPIRAN 6

Transkip Hasil Wawancara


Wakil Kepala Sekolah

Metode pengumpulan data : Wawancara


Sumber data : Syaiful, S.Pd
Jabatan : Wakil Bidang Kesiswaan
Hari : Jum'at
Tanggal : 16 Oktober 2020
Deskripsi :

Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memahami tentang


Pertanyaan :
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah ?
1
Tidak terlalu ya, Namun dari interaksi selama ini, terlihat
Jawaban :
sedikit mengerti.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan program-
Pertanyaan : program yang inovatif untuk meningkatkan keefektifan sekolah
?
Iya ada beberapa, misalkan di musim pandemi ini, Kepala
2 sekolah menerapkan program-program yang mengefektifkan
pembelajaran. Misalkan dari YouTube atau kemarin yang
Jawaban :
terbaru kita pakai aplikasi di Play Store. Hanya saja baru
kurang lebih sebulan, jadi guru-guru belum familiar. Tapi itu
merupakan bagian dari usaha kepala sekolah.
Apa saja bentuk - bentuk program - program inovatif yang
Pertanyaan :
sudah diterapkan kepala sekolah Bpk/Ibu ?
3 Ya itu tadi, pakai aplikasi. Kemudian pembelajaran sudah mulai
Jawaban : menerapkan teknologi, setiap kelas sudah ada proyektor,
kemudian memanfaatkan media sosial, dan lain sebagainya.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki gagasan, produk,
Pertanyaan : pelayanan, dan usaha model baru untuk meningkatkan kualitas
sekolah ?
Untuk ini, kita sering berdiskusi. Jadi memang kepala sekolah
4 kan punya tujuan jangka pendek, jangka menengah, jangka
panjang. Jadi memang dari obrolan-obrolan, dari dokumen-
Jawaban :
dokumen itu memang sudah jelas ada gagasan-gagasan,
produk-produk yang kita ingin wujudkan di kemudian hari,
seperti layanan-layanan dan peningkatan.
Apa saja bentuk - bentuk gagasan, produk, pelayanan, dan
Pertanyaan :
usaha model baru kepala sekolah yang dihasilkan tersebut ?
Gagasan produk layanan usaha model baru yaitu seperti
5 penggunaan aplikasi. Kemudian jika tentang usaha model baru,
Jawaban : kemarin sekolah secara institusi sudah ingin membuat unit
usaha koperasi dan sejenisnya. Kemarin sudah ada pertemuan
dengan yayasan, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa
111

dimulai.
Strategi apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
merealisasikan gagasan baru di sekolah ?
Strateginya yang pertama, tentu kita melihat kekuatan lembaga
ini. Kepala sekolah beberapa hal sering diskusi dengan guru-
6 guru, dengan yayasan. Kira-kira yang menjadi kekuatan kita,
Jawaban : yang harus kita tingkatkan demi untuk melakukan trobosan-
trobosan yang meningkatkan pelayanan, berdiskusi
menyampaikan ide-ide kepada pimpinan yayasan untuk
kemudian bisa direalisasikan.
Bagaimana upaya kepala sekolah Bpk/Ibu agar rancangan
Pertanyaan : program pembelajaran pada sekolah tersebut bisa berhasil
mencapai tujuan ?
Tentu ini harus melibatkan guru, bagaimana bisa berhasil
7
melakukan penelitian-penelitian, kita ada evaluasi berkala tiap
Jawaban : bulan. Dulu kita bertemu, sekarang lewat Zoom meeting. Kalo
ada masalah kita cari solusi bersama, mudah-mudahan itu bisa
meningkatkan pembelajarannya.
Strategi apa yang akan kepala sekolah Bpk/Ibu gunakan
Pertanyaan :
dalam pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Strateginya yang pertama memudahkan orang tua terutama di
masa pandemi ini yang juga memudahkan murid. Maka dari itu
8
jam pelajaran kita buat fleksibel, tidak harus dari pagi sampai
Jawaban :
siang. Bisa juga pada malam hari, bisa juga di akhir pekan.
Yang penting anak-anak masih ada keinginan untuk belajar,
tidak terbatas oleh waktu dan ruang.
Hambatan hambatan apa saja yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan :
hadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah ?
Terkadang hambatan utama yang banyak terjadi, karena orang
tua yang tidak sejalan dengan visi misi sekolah. Ada orang tua
9
yang berbeda cara pengajarannya. Misalnya di sekolah kita
Jawaban :
mengajarkan anak supaya A, nanti ternyata di rumah oleh orang
tuanya menghendaki B. Jadi tidak sejalan, kurang klop antara
sekolah dengan orang tua. Itu yang menjadi masalah utama.
Apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dlm menciptakan
Pertanyaan : keunggulan komparatif di sekolah dan juga mengatasi masalah
utk mencapai kesuksesan ?
Ya tentu di sekeliling kita ini banyak sekolah lain. Ada
beberapa sekolah dasar di sekitar sini, kita sering belajar dari
10 mereka. Bagaimana supaya sekolah ini menjadi unggul, kita
kan punya visi dulu menjadi yang terbaik di Jakarta Utara.
Jawaban :
Tahun kemarin sudah ikut lomba budaya mutu, masuk 10 besar
se-DKI meskipun nggak menang, tapi ya intinya belajar dari ini
menerima masukan-masukan dari orang tua, dari pengawas di
dinas.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan
11 Pertanyaan :
kemitraan dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal
112

sekolah ?
Ada beberapa mitra terutama dalam pengembangan karakter
anak, pengembangan kegiatan ekstrakulikuler kita ada kerja
Jawaban :
sama dengan Inkai. Kemudian juga beberapa kegiatan field trip
dengan Kolinlamil, melakukan kunjungan dan lain sebagainya.
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
Biasa untuk penumbuhan karakter, ketrampilan, skill ada
12
dengan Lembaga kursus supaya anak-anak yang memiliki
Jawaban :
kecenderungan bisa berbahasa inggris bisa lebih aktif, yang
bela diri bisa juga lebih terampil, dan lain sebagainya.
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala sekolah
Pertanyaan : Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya yang belum
terwujud pada saat ini ?
Iya, ada beberapa program yang belum terwujud secara fisik,
bangunan misalnya. Ini kita kan sedang ada pembangunan
masjid di bagian atas, lapangan belum kita bagusin juga, ini
13
secara prasarana ya. Kemudian untuk yang lain-lain kita ingin
Jawaban : ada unggulan tahfidz Al-Qur’an. Selama ini masih berjalan
standar, belum ada yang khusus. Kepala sekolah ingin ada
anak-anak yang memiliki ketertarikan yang tinggi di berbagai
bidang. Bukan hanya Al-Qur’an, tapi ada yang Matematika dan
lain sebagainya.
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
Contoh program besar banyak. Yang penting adalah
14
peningkatan SDM guru, ada program studi beasiswa untuk S2
Jawaban :
dan S3. Kemudian sarana tadi sudah diceritakan belum
terwujud, seperti masjid di bagian atas dan sebagainya.
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan sehingga
program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
Ya jika tidak bisa dilakukan semuanya, jangan ditinggalkan
15
semuanya juga. Artinya kalo memang tujuan besarnya sulit
Jawaban : untuk direalisasikan, minimal ada langkah-langkah kecil yang
dilakukan. Sehingga meskipun tidak berhasil terlaksana seratus
persen, tapi paling tidak bisa mengarah ke sana.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu mengembangkan unit usaha
Pertanyaan :
lain, selain yang sudah ada di sekolah ?
Itu tadi sudah disebutkan di awal, insyaallah mulai tahun ini
koperasi sudah berjalan profesional. Mungkin nanti ada unit
16
usaha catering atau apa yang lain. Selama ini, untuk catering
Jawaban :
kita masih rekanan dengan usaha catering milik orang.
Mungkin kedepannya kita akan mengelola sendiri sebagai
bagian dari pengelola koperasi.
Bagaimana cara kepala sekolah Bpk/Ibu dalam melakukan
17 Pertanyaan :
pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
113

Merekrut orang yang memang siap untuk mengelola.


Contohnya koperasi dulu masih dipegang oleh internal sekolah,
Jawaban : tapi mungkin setelah ini nanti akan ada tim. Jadi guru fokus
untuk mendidik, sedangkan unit-unit usaha nanti dikelola oleh
orang yang diberi amanah.
Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga sebagai
Pertanyaan :
sumber belajar pada sekolah ?
Beberapa mungkin bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
18
Misalnya kantin kan ada transaksi, untuk anak kelas rendah kan
Jawaban :
bisa belajar bagaimana melakukan jual beli, menghitung rupiah,
pengembalian uang. Itu mudah-mudahan bisa bermanfaat.
Bagaimana kepala sekolah Bpk/Ibu memahami bahwa resiko
Pertanyaan :
yang diambil adalah bagian dari keberhasilan.
Semakin tinggi resiko tentu keberhasilan semakin baik juga.
19
Usaha yang maksimal tentu hasilnya juga akan maksimal, jika
Jawaban :
resikonya tinggi maka keberhasilannya juga akan
menyenangkan.
Apa saja upaya yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
rangka meningkatkan kesejahteraan guru guru ?
20 Ada intensif kehadiran, ada bonus-bonus, saat pandemi ini ada
Jawaban : uang pulsa, ada paket sembako untuk guru, ada juga beasiswa
pendidikan, dan lain sebagainya.
Teknik seperti apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu buat dalam
Pertanyaan : mengelola program peningkatan kesejahteraan guru sehingga
berjalan dengan efektif dan efisien ?
Teknisnya dibuat untuk meningkatkan program, tentunya
21 mengembangkan unit usaha. Jadi sumber pemasukan tidak
hanya dari masyarakat sekolah, tapi juga ada dari unit usaha.
Jawaban :
Kemudian bekerjasama dengan lembaga-lembaga kemanusiaan,
lembaga sosial penghimpun dana sosial untuk bisa disalurkan
ke guru-guru yang secara ekonomi kurang baik.
Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan
Pertanyaan :
profesionalisme guru di sekolah anda ?
Paling mempengaruhi adalah jam terbang. Artinya yaitu guru
22 baru dan guru lama kan berbeda. Maka sering kita setahun
Jawaban : biasanya dua kali kita mengadakan seminar seminar keguruan.
Kita mengundang pakar pendidikan, biasanya dari UNJ untuk
meningkatkan profesionaitas guru.
Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah
Pertanyaan :
dalam meningkatkan profesionalisme guru ?
Kita ada supervisi setahun sekali, tapi di masa pendemi ini baru
berjalan dua pekan. Biasa kalo sedang tidak offline, tim masuk
23
ke dalam kelas melakukan penilaian guru. Tahun ini baru
Jawaban :
dilakukan secara online, jadi tim dimasukkan ke dalam Google
meet atau zoom bersama kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah, juga dihadiri oleh pengawas dari dinas Pendidikan.
24 Pertanyaan : Bagaimana kondisi kesejahteraan guru dan karyawan pada
114

sekolah anda ?
Kesejahteraan guru dan karyawan, Alhamdulillah meskipun
mungkin jika diukur dari keinginan masing-masing itu kurang.
Tapi setidaknya ada peningkatan dari tahun ke tahun karena
sekolah ini juga baru enam tahun, artinya baru dalam masa
Jawaban : rintisan. Secara pendapatan memang belum se-ideal dengan apa
yang terlihat sekarang, tapi paling tidak perlahan meningkat.
Jadi mudah-mudahan dalam waktu kurang lebih tiga atau empat
tahun lagi, seperti rencana pimpinan yayasan akan sesuai
dengan standar DKI.
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu berikan untuk guru dan karyawan anda ?
Ada tunjangan-tunjangan, bantuan-bantuan kesejahteraan untuk
25
keluarga, di masa pandemi ini ada uang pulsa. Ya bagaimana
Jawaban :
supaya guru ini tidak terbebani ketika ekonomi sedang tidak
stabil.
Bagaimana bentuk rewards yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan : berikan atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru dan
26
karyawan ?
Jawaban : Bentuk rewards bisa berupa tambahan uang, dll.
Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan
Pertanyaan :
sudah kepala sekolah Bpk/Ibu cukupi ?
Alhamdulillah di ruang kelas masing-masing sudah ada AC
27 dua, kemudian ada loker dengan kualitas yang baik, beberapa
Jawaban : kelas sudah dicat, kemudian sudah ada LCD proyektor dan lain
sebagainya. Jadi saya pikir dengan sarana dan prasarana yang
ada sekarang sudah cukup.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memberikan honor / gaji
Pertanyaan : guru dan karyawan sudah memenuhi standar hidup di Jakarta
(UMR Jakarta) ?
Ini belum semua, meskipun ada sebagian yang sudah tapi
28
belum merata. Karena kalo pendapatan itu sesuai dengan masa
Jawaban : pengabdian. Kalo guru guru yang senior dikatakan, sudah lama
tentu sudah. Tapi guru guru yang baru dua atau tiga tahun itu
belum, tapi sebagaian ada yang sudah.
Upaya apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan untuk
Pertanyaan : menciptakan suasana kerja yang kondusif, aman, dan nyaman
untuk guru dan karyawan ?
Kita sering evaluasi, bertemu sebulan sekali, kalo sedang
29
offline hari senin itu ada majelis kita para guru berkumpul
Jawaban : saling bergantian memberi nasehat, kemudian juga ada agenda
makan bersama, ada agenda outing untuk meningkatkan
kebersamaan.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan sistem kerja
Pertanyaan : yang adil, terbuka, dan penuh kebersamaan pada guru dan
30
karyawan ?
Jawaban : Kita menilai adil, namun tidak tau jika guru ada yang menilai
115

tidak adil. Kalo terbuka, kita terbuka karena jam mengajar


dibikin merata. Kemudian pergiliran tingkat mengajar juga
sudah merata. Jadi saya pikir sudah cukup adil.
Apa strategi kepala sekolah Bpk/Ibu untuk meningkatkan
Pertanyaan :
aspirasi dan kreatifitas kerja guru dan karyawan ?
Kita memberikan kebebasan sebenarnya kepada guru yang
mempunyai inovasi. Jadi setiap bulan ada guru teladan, kita
apreasi guru-guru yang misalkan penilaiannya dan
31 kehadirannya bagus. Kemudian guru guru yang kreatif ini kita
Jawaban : beri kebebasan selama tidak bertentangan dengan aturan aturan
di lembaga. Jadi guru diberi kebebasan atau paling tidak
dikomunikasikan dahulu dengan kurikulum atau kesiswaan. Ya
intinya selama kreativitas itu tidak menyimpang dari aturan
lembaga, itu dipersilahkan.
116

LAMPIRAN 7

Transkip Hasil Wawancara


Guru-1

Metode pengumpulan data : Wawancara


Sumber data : Hermawan, S.Pd
Jabatan : Guru
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Oktober 2020
Deskripsi :

Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memahami tentang kompetensi


Pertanyaan :
kewirausahaan kepala sekolah ?
1
Iya, beliau memahami. Sebagai kepala sekolah karena di SDIT
Jawaban :
Harum, ada beberapa usaha kewirausahaan yang produktif.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan program-program
Pertanyaan :
yang inovatif untuk meningkatkan keefektifan sekolah ?
2
Iya, ada program-program yang inovati juga di beberapa bidang,
Jawaban :
di kewirausahaan SDIT Harum.
Apa saja bentuk - bentuk program - program inovatif yang sudah
Pertanyaan :
diterapkan kepala sekolah Bpk/Ibu ?
Bentuk program-programnya juga, ada unit sendiri untuk
3
berinovasi. Seperti ada kantin, jemputan, paling khasnya
Jawaban :
panahan, kita juga ada program-program terkait dengan olahraga
panahan.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki gagasan, produk,
Pertanyaan : pelayanan, dan usaha model baru untuk meningkatkan kualitas
4 sekolah ?
Iya, setiap tahun pasti ada gagasan-gagasan dan juga produk-
Jawaban :
produk baru, dalam meningkatkan kualitas sekolah.
Apa saja bentuk - bentuk gagasan, produk, pelayanan, dan usaha
Pertanyaan :
model baru kepala sekolah yang dihasilkan tersebut ?
Setiap tahun pasti banyak gagasan, produk, dan pelayanannya,
semakin lebih baik. Setiap tahun pasti ada program terkait
5
dengan kewirausahaan. Contohnya kita membuat kantin,
Jawaban :
koperasi, jemputan, dan dari tahun kemarin ada program
panahan. Mungkin tahun ini karena sedang pandemi, mungkin
akan direalisasikan tahun depan.
Strategi apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
merealisasikan gagasan baru di sekolah ?
6 Strateginya diungkapkan pada saat Raker, guru-guru diberi
Jawaban : pengarahan untuk merealisasikan gagasan yang ada di sekolah,
strateginya semakin lama semakin baik dan bagus.
Bagaimana upaya kepala sekolah Bpk/Ibu agar rancangan
7 Pertanyaan :
program pembelajaran pada sekolah tersebut bisa berhasil
117

mencapai tujuan ?
Rancangan-rancangan dalam program pembelajaran pasti diawal
itu administrasinya harus lengkap, dan guru-guru itu sering
Jawaban : diikutkan pelatihan untuk mengasah keterampilan dalam
mengajar, dan pembelajaran akan semakin inovatif dan semakin
kreatif.
Strategi apa yang akan kepala sekolah Bpk/Ibu gunakan dalam
Pertanyaan :
pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Strateginya pertama, menempatkan guru-guru yang kompeten
8
dibidangnya. Kedua, melakukan evaluasi terhadap kinerja guru-
Jawaban :
guru. Ketiga, mengasah keterampilan guru-guru dalam mengajar,
komunikasi, administrasi dll.
Hambatan hambatan apa saja yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan :
hadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah ?
9 Hambatannya mungkin salah komunikasi. dan banyak
Jawaban : disinformasi di antara kepala sekolah dan guru. Sejauh ini hanya
hambatan-hambatan komunikasi.
Apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dlm menciptakan
Pertanyaan : keunggulan komparatif di sekolah dan juga mengatasi masalah
utk mencapai kesuksesan ?
Untuk menciptakan keunggulan karena di sini yang paling
diunggulkan adalah pembelajaran agama, praktik ibadah, dan
10 praktik membaca Quran. Kita mengunggulkan itu setiap
tahunnya, kita terus berinovasi, mengasah kemampuan, untuk
Jawaban :
program unggulan dalam bidang agama, dan praktik ibadah.
Untuk mengatasi masalah, diperlukan kerja sama antara kepala
sekolah dan guru untuk mengatasi masalah yang ada di dalam
sebuah sekolah.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan kemitraan
Pertanyaan :
11 dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal sekolah ?
Jawaban : Iya, menjalin hubungan antara pihak internal maupun eksternal.
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
Untuk kemitraan mungkin kita bekerja sama dengan bank, untuk
12
proses pembayaran gaji, kita bekerja sama dengan beberapa
Jawaban :
organisasi seperti perguruan untuk ekskul, beberapa perkumpulan
yang berhubungan dengan ada beberapa ekskul.
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala sekolah
Pertanyaan : Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya yang belum
terwujud pada saat ini ?
13
Iya, ada. Ada beberapa program-program yang belum bisa
Jawaban : terwujud, dan ada beberapa program yang masih ditunda, karena
pandemi ini.
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
14
Insya Allah kita akan membangun Masjid di lantai atas atau
Jawaban :
lantai 4, karena mushola saat ini kurang besar sehingga tidak bisa
118

menampung semuanya. Dan aula yang fungsi tempatnya selain


untuk sholat juga untuk melakukan kegiatan-kegiatan dengan
sekala yang besar.
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan sehingga
program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
15
Kendala pasti ada, tetapi kepala sekolah itu biasanya ketika
Jawaban : memiliki kendala mengumpulkan atau rapat untuk memikirkan
solusi-solusi/ alternatif-alternatif, tindakan yang akan dilakukan.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu mengembangkan unit usaha
Pertanyaan :
16 lain, selain yang sudah ada di sekolah ?
Jawaban : Tidak mempunyai usaha lain.
Bagaimana cara kepala sekolah Bpk/Ibu dalam melakukan
Pertanyaan :
17 pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
Jawaban : (Tidak mempunyai usaha lain).
Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga sebagai
Pertanyaan :
18 sumber belajar pada sekolah ?
Jawaban : (Tidak mempunyai usaha lain).
Bagaimana kepala sekolah Bpk/Ibu memahami bahwa resiko
Pertanyaan :
yang diambil adalah bagian dari keberhasilan.
Setiap usaha pasti memiliki risiko, kembali lagi guru dan kepala
19 sekolah harus kompak untuk mengembangkan supaya usaha
Jawaban : menjadi berhasil, risikonya pun sebisa mungkin untuk
mengecilkan risiko. Kekompakan yang harus di jalankan oleh
kepala sekolah dan guru.
Apa saja upaya yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
rangka meningkatkan kesejahteraan guru guru ?
20 Untuk kesejahteraan guru, di sini banyak usaha yang dilakukan
Jawaban : kepala sekolah. Contohnya ada fasilitas yang lengkap, dan juga
gaji yang lengkap.
Teknik seperti apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu buat dalam
Pertanyaan : mengelola program peningkatan kesejahteraan guru sehingga
berjalan dengan efektif dan efisien ?
21 Dari segi fasilitas, apa yang kurang kemudian dilengkapi.
Fasilitas-fasilitasnya diperbarui lagi. Dan masalah dengan gaji
Jawaban :
atau pendanaan, Insya Allah setiap tahunnya ada kenaikan, dan
mengarah ke upah minimum.
Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan
Pertanyaan :
profesionalisme guru di sekolah anda ?
22
Faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme adalah usia,
Jawaban :
kedisiplinan, bekerja di bidangnya.
Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah
Pertanyaan :
dalam meningkatkan profesionalisme guru ?
23 Evaluasinya bisa dilakukan setiap 3 bulan sekali, atau pada saat
Jawaban : akhir tahun ajaran. Biasanya dilaksanakan evaluasi secara
keseluruhan, dari segi pembelajaran, profesional, dll.
24 Pertanyaan : Bagaiman kondisi kesejahteraan guru dan karyawan pada sekolah
119

anda ?
Kondisi kesejahteraan guru dan karyawan Insya Allah dan
Jawaban :
Alhamdulillah terjamin.
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu berikan untuk guru dan karyawan anda ?
25
Untuk kesejahteraan dimulai dari gaji, fasilitas-fasilitas yang
Jawaban :
diberikan oleh sekolah.
Bagaimana bentuk rewards yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan : berikan atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru dan
26 karyawan ?
Bentuk rewards bisa berupa kenaikan gaji atau tambahan uang,
Jawaban :
dll.
Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan sudah
Pertanyaan :
27 kepala sekolah Bpk/Ibu cukupi ?
Jawaban : Alhamdulillah sudah mencukupi.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memberikan honor / gaji guru
Pertanyaan : dan karyawan sudah memenuhi standar hidup di Jakarta (UMR
28 Jakarta) ?
Untuk gaji belum tetapi Insya Allah setiap tahun kita akan
Jawaban :
mengarah ke sana, standar hidup UMR di Jakarta.
Upaya apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan untuk
Pertanyaan : menciptakan suasana kerja yang kondusif, aman, dan nyaman
untuk guru dan karyawan ?
29
Untuk suasana kerja yang kondusif, dilingkungan kerja di sini
Jawaban : seperti keluarga, jadi setiap orang itu mempunyai visi dan misi
yang sama. Jadi lingkungan kerjanya menjadi kondusif.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan sistem kerja yang
Pertanyaan :
adil, terbuka, dan penuh kebersamaan pada guru dan karyawan ?
30
Iya, beliau adil, terbuka, dan penuh kebersamaan dengan
Jawaban :
karyawan.
Apa strategi kepala sekolah Bpk/Ibu untuk meningkatkan
Pertanyaan :
aspirasi dan kreatifitas kerja guru dan karyawan ?
Untuk meningkatkan aspirasi dari karyawan setiap minggunya
kita akan mengadakan rapat, untuk mendengar aspirasi atau
masukan dari guru atau karyawan. Aspirasi apa yang ada di guru
31
dan karyawan, setiap minggunya diperdengarkan dalam rapat.
Jawaban :
Dan untuk mengasah kreativitas, suka diadakan pelatihan-
pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran yang kreatif,
agar mengajar para guru untuk lebih kreatif lagi untuk mengasah
kemampuan anak.
120
LAMPIRAN 8

Transkip Hasil Wawancara


Guru-2

Metode pengumpulan data : Wawancara


Sumber data : Mukdorun, S.Pd
Jabatan : Guru
Hari : Kamis
Tanggal : 22 Oktober 2020
Deskripsi :

Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memahami tentang


Pertanyaan :
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah ?
Iya pastinya, karena ini bagian dari pembentukan dana dalam
1
kewirausahaan sekolah itu ada beberapa pendapatan terkait
Jawaban :
dengan tingkat sekolah, karena ini adalah koperasi salah satunya
itu.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan program-
Pertanyaan : program yang inovatif untuk meningkatkan keefektifan sekolah
?
2
Iya pastinya, karena kepala sekolah puya inovasi untuk
Jawaban : meningkatkan keefektifan sekolah, diantaranya program –
program sekolah itu seperti kegiatan kegiatan siswa.
Apa saja bentuk - bentuk program - program inovatif yang
Pertanyaan :
sudah diterapkan kepala sekolah Bpk/Ibu ?
Iya pastinya, Salah satunya adalah program ekstrakulikuler
3 sehingga bisa meningkatkan. Pertama kegiatan sekolah bisa
Jawaban : mendapatkan pendapatan dan kewirausahaan itu kemudian dan
anak-anak dilatih juga tentang skill melalui program-program
inovatif itu.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki gagasan, produk,
Pertanyaan : pelayanan, dan usaha model baru untuk meningkatkan kualitas
sekolah ?
4
Iya pasti, karena untuk meningkatkan kualitas sekolah punya
Jawaban : pelayanan yang prima sehingga ini bisa meningkatkan kualitas
sekolah.
Apa saja bentuk - bentuk gagasan, produk, pelayanan, dan usaha
Pertanyaan :
model baru kepala sekolah yang dihasilkan tersebut ?
Diantaranya, kalo pembayaran kita sudah bekerja sama dengan
5 salah satu bank, sehingga nanti siswa bisa meningkatkan atau
Jawaban : bisa membayarkan SPP dan bulanan bisa melalu bank.
Berikutnya yang kedua itu adalah bisa juga dengan ekskul
seperti itu.
Strategi apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
6 merealisasikan gagasan baru di sekolah ?
Jawaban : Strategi dalam kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan itu
121

apalagi dalam masa seperti ini pandemi melakukan kegiatan-


kegiatan yang melalu virtual, sehingga gagasan itu bisa
langsung masuk ke bapak ibu guru dan sekolah bisa
meningkatkan strategi dalam mencapai siswanya bisa lebih
banyak.
Bagaimana upaya kepala sekolah Bpk/Ibu agar rancangan
Pertanyaan : program pembelajaran pada sekolah tersebut bisa berhasil
mencapai tujuan ?
Ya pastinya, untuk merencanakan pasti ada rapat-rapat, yaitu
rapat yang intensif sehingga sekolah itu bisa melihat dari
7
beberapa rancangan program, sehingga setiap pekan itu ada
Jawaban : evaluasinya sudah sampai mana keberhasilannya sehingga
sekolah nanti bisa mengevaluasi kembali bagaimana rancangan
program yang sudah di buat kemudian dipekan berikutnya bisa
menjadi acuan.
Strategi apa yang akan kepala sekolah Bpk/Ibu gunakan
Pertanyaan :
dalam pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Baik untuk strategi yang pada masa pandemi ini sekolah
pastinya membuat virtual,salah satunya memakai zoom atau
8 google meet, kemudian bisa menggunakan sistus sismart jadi
Jawaban : sekolah mempunyai aplikasi jadi masuk ke sebuah aplikasi jadi
siswa,orang tua, guru, atau sekolah itu bisa masuk ke program
itu dalam pengembangan aplikasi itu dalam program
pembelajarannya.
Hambatan hambatan apa saja yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan :
hadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah ?
Baik, kalau konteksnya masa sekarang masa covid khususnya
9 itu secara virtual kita banyak kita menghadapi kesulitan di
Jawaban : sinyal. Karena meskipun kita memakai waifi tapi terkadang
sinyal terputus dalam pembelajaran jadi terasa kurang
maksimal.
Apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dlm menciptakan
Pertanyaan : keunggulan komparatif di sekolah dan juga mengatasi masalah
utk mencapai kesuksesan ?
10
Jadi, untuk menciptakannya kota berusaha untuk mencari
Jawaban : program-program trobosan baru sehingga dalam mengatasi
masalah itu kita bisa lebih cepat untuk mengatasinya
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan kemitraan
Pertanyaan :
dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal sekolah ?
iya pastinya,k arena dalam internal sekolah disini kan
lingkungannya ada beberapa karena kita numpang di wilayah
walang ini pasti punya hubungan yang baik dengan RT, RW,
11
juga pasti wali murid sehingga sekolah bisa banyak masukan
Jawaban :
dari hubungan tersebut kemitraan itu. Sedangkan dalam
eksternal kita bisa bermitra dengan kalau di instansi dinas
kesehatan itu ada puskesmas kemudian dinas kepolisian juga
dan satpol PP juga bergabung mitra dengan kita sehingga bisa
122

terjalin.
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
12 Ya kalau bentuknya, kalo mislanya puskesmas itu biasanya kita
Jawaban : juga instansi berkaitan dengan imunisasi, kalau berkaitan
dengan satpol PP itu tingkatan keamanan dan satpam juga.
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala sekolah
Pertanyaan : Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya yang belum
terwujud pada saat ini ?
Program yang ada pada sekolah khusus nya dimasa covid ini
13
program-program besarnya hampir tidak ada, kalau reguler pada
Jawaban : masa sebelumnya itu program-program besar sekolah kan ada
kunjungan siswa ke museum, filtrif. Tapi sementara ini masa
covid tidak ada program keluar sekolah
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
Untuk sekolah programnya sementara ini yaitu yang saya tau,
14
program sekolah yang belom selesai itu terkait juga sama
Jawaban :
fasilitas sekolah, masjid itu yang di atas rencana mau dibuat
cuman sementara kita pakai ruangan yang di bawah mushola
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan sehingga
program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
15
Terkait dengan pendanaan, kalau misalnya program itu tidak
Jawaban : terlaksana otomatis di cancel ya program nya, jadi untuk tahun
ini gada, mungkin tahun depan baru bisa dilaksanakan
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu mengembangkan unit usaha
Pertanyaan :
lain, selain yang sudah ada di sekolah ?
Setau saya, usaha lainnya selain kantin, koperasi, cuman
memang tempat nya masih di pojok sana itu diluar, disuruh
dirancang. Kemudian perlengkapan untuk ekstrakurikuler
16
biasanya, disini kan ada ektrakurikuler panahan itu juga bisa
Jawaban :
masuk ke otonomi alternatif. Untuk antar jemput sekolah juga
iya itu bisa hanya sebagian cuman tidak semua siswa bisa, jadi
sudah disiapkan namun di konfirmasi lagi siapa siswa yang ikut
penjemputan itu. Catering ada juga.
Bagaimana cara kepala sekolah Bpk/Ibu dalam melakukan
Pertanyaan :
pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
Disitu kan ada semacam kita kerja sama dengan unit-unit itu
17 otomatis ada pelegedasian, jadi antara usaha catering, kerja
Jawaban : sama dengan wali murid, kemudian ada koperasi nanti kerja
sama dengan unit koperasi yang dikelola juga sama ada bapa
ibu guru yang tugas disitu.
Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga sebagai
Pertanyaan :
sumber belajar pada sekolah ?
18
Pastinya, unit usaha itu yang misalnya seperti dikantin atau
Jawaban :
koperasi, jadi anak-anak bisa mendapatkan atau bisa berjualan
123

atau ada namanya kalo dihari Jumat itu anak-anak berjualan


yang membeli murid bisa, guru juga bisa.
Bagaimana kepala sekolah Bpk/Ibu memahami bahwa resiko
Pertanyaan :
yang diambil adalah bagian dari keberhasilan.
19 Intinya jika usaha itu bagus artinya misal seperti koperasi resiko
Jawaban : kita harus menyediakan barang barang tertentu untuk kebutuhan
siswa kita coba ambil kebutuhan siswa itu nanti kita fasilitas.
Apa saja upaya yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
rangka meningkatkan kesejahteraan guru guru ?
Berkaitan dengan kesejahteraan guru guru sekolah pastinya
20
untuk tahun ini sudah ada pendapatan dari dana bos tahun ini
Jawaban :
sudah diajukan tahun sebelumnya belum ini juga sudah bisa
untuk mensejahterakan guru sebayak yang lain.
Teknik seperti apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu buat dalam
Pertanyaan : mengelola program peningkatan kesejahteraan guru sehingga
berjalan dengan efektif dan efisien ?
21
Ada beberapa guru yang berusaha memiliki usaha kecil kecilan
Jawaban : sehingga guru juga bisa meningkatkan kesejahteraan nya itu
melalui usaha nya masing-masing
Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan
Pertanyaan :
profesionalisme guru di sekolah anda ?
Untuk faktornya otomatis karena faktor profesionalisme guru itu
pasti ada pelatihan-pelatihan yang diupayakan dari sekolah
22 sehingga guru guru bisa meningkatkan profesionalisme nya
Jawaban : sebagai gurunya sehingga pada saat ini yang kuta kembangkan
bagaimana caranya menbuat vidio kemudian bagaimana supaya
bertatap muka secara virtual nah itu bagian dari peningkatan
melalui pelatihan pelatihan yang sudah diadakan disekolah
Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah
Pertanyaan :
dalam meningkatkan profesionalisme guru ?
23 Proses nya seperti supervisi terhadap guru itu baik sebelumya
Jawaban : sebelumnya supervisi dikelas untuk sekarang masa pandemi
melalui virtual jadi bapa ibu guru supervisi melalui virtual
Bagaiman kondisi kesejahteraan guru dan karyawan pada
Pertanyaan :
sekolah anda ?
24
Untuk kesejahteraan guru untuk saat ini ya masih sedang sedang
Jawaban :
saja masih standar
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu berikan untuk guru dan karyawan anda ?
Bentuk kesejahteraan nya yang pasti kalo seragam sudah pasti
25
udah dibelikan setiap tahun oleh sekolah,dalam bentuk bentuk
Jawaban :
pelatihan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan guru juga
melalui medianya.
Bagaimana bentuk rewards yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan : berikan atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru dan
26
karyawan ?
Jawaban : Reward nya pasti ada presentase berapa persen sebagai bentuk
124

prestasi kerja, persentase dari honor


Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan
Pertanyaan :
sudah kepala sekolah Bpk/Ibu cukupi ?
Baik, alhamdulillah sarana dan prasarana untuk guru dan
karyawan di kelas atau indoor insya Allah sudah tercukupi
27 hanya saja kalau untuk olahraga karena terbatas lahan kita
Jawaban : belum punya lapangan. Sebenarnya kita sudah coba kerja sama
dengan warga setempat karena di dekat warga setempat itu ada
tempat untuk bermain bola hanya karena waktu nya saja belum
pas.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memberikan honor / gaji guru
Pertanyaan : dan karyawan sudah memenuhi standar hidup di Jakarta (UMR
Jakarta) ?
Untuk standar gaji guru sementara ini belum mencapai karena
masih perlu perhitungan lebih lanjut sepertinya. Jadi UMR nya
28
belum sampai UMR di Jakarta. Masih standar yayasan. Kalau
Jawaban : setiap guru kan angkatannya beda-beda tahun masuknya jadi
ada yang diatas 2,8 atau dibawah 3 juta. Kalau standar yayasan
itu perbulan karena gaji nya bulanan. Untuk standar yayasan
saya belum tahu
Upaya apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan untuk
Pertanyaan : menciptakan suasana kerja yang kondusif, aman, dan nyaman
untuk guru dan karyawan ?
Untuk menciptakan suasana yang bagus ya yang pastinya
29 melengkapi kebutuhan guru terkait dengan suasana rapat pasti
lebih nyaman tapi alhamdulillah disini ruangan nya sudah AC
Jawaban :
semua jadi cukup nyaman begitu. Untuk keamanan
alhamdulillah sudah tercukupi karena ada satpam dan kerja
sama dengan polisi atau satpol PP.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan sistem kerja
Pertanyaan : yang adil, terbuka, dan penuh kebersamaan pada guru dan
karyawan ?
Ya pastinya, sistem kerja sama disini kebersamaan atau
30
kekeluargaan karena misalnya saja jika ada bapak atau ibu guru
Jawaban : yang berhalangan nanti bisa kerja sama dengan tugas piket nya
kemudian bisa menyampaikan tugas-tugas nya ke beberapa guru
yang hadir.
Apa strategi kepala sekolah Bpk/Ibu untuk meningkatkan
Pertanyaan :
aspirasi dan kreatifitas kerja guru dan karyawan ?
Strategi nya sekolah itu biasanya minta sharing pendapat gitu
31
terkait dengan kreatifitas kerja guru dan aspirasi nya sehingga
Jawaban :
keluhan atau masukan strategi yang ada disekolah itu bisa
terkumpul. Sehingga strategi nya kedepan bisa maksimal.
125
LAMPIRAN 9.

Transkip Hasil Wawancara


Orang Tua-1

Metode pengumpulan data : Wawancara


Sumber data : Febriyanti
Jabatan : Komite sekolah
Hari : Jum'at
Tanggal : 16 Oktober 2020
Deskripsi :

Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memahami tentang


Pertanyaan :
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah ?
1
Menurut saya, Kepala sekolah memahami tentang kompetensi
Jawaban :
kewirausahaan
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan program-
Pertanyaan : program yang inovatif untuk meningkatkan keefektifan
sekolah ?
Iyah pak, kepala sekolah memang menerapkan program-
program yang inovatif. Kenapa saya mengatakan inovatif
2 karena dengan kepala sekolah sekarang. Beliau memang
menciptakan program-progam yang belum pernah diadakan
Jawaban :
di sekolah, nah ide-ide beliau lah yang membuat ide ide yang
cermelang ini belum sempat terealisasi di sekolah, tetapi
beliau alhamdulillah bisa mewujudkannya yang membuat
sekolah ini lebih baik lagi kedepannya
Apa saja bentuk - bentuk program - program inovatif yang
Pertanyaan :
sudah diterapkan kepala sekolah Bpk/Ibu ?
Untuk program program yang inovatif yang sudah dilakukan
dan diterapkan untuk masa sekolah ini dari program program
inovatif yang dilakukan sekolah itu adalah dari sarana dan
prasarana sekolah yang selama ini belom ada seperti lab,
ruang kelas, kamar mandi, lapangan olahraga itu bener bener
di perhatikan dan bener bener membuat anak-anak bisa
3
nyaman belajar dengan baik dalam arti di dalam sekolah,
Jawaban :
kepala sekolah telah memberikan inovatif baru yaitu dengan
memberikan proyektor sehingga anak-anak bisa belajar secara
visual baik belajar maupun ujian secara baik lalu dengan lab-
lab yang sekarang sudah di ajukan dan diproses, memang lagi
berencana untuk dibangun itu juga bagus untuk lulusan-
lulusuan sekolah agar bisa melanjutkan dengan siap untuk
menerima diteknologi-teknologi baru dari luar.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki gagasan, produk,
4 Pertanyaan : pelayanan, dan usaha model baru untuk meningkatkan
kualitas sekolah ?
126

Yang saya tau kepala sekolah memang memiliki gagasan


produk serta pelayanannya juga memang beliau ingin
meningkatkan dari tahun ke tahun dalam arti produk sekolah
misalkan bagaimana sekolah ini bisa dikenal dengan ciri khas
dari sekolah lain agar beda dan dari sekolah sekolah yang lain
misalkan kepala sekolah menciptakan suatu ekstrakurikuler
yang beda dari sekolah-sekolah lain misalkan ada arecherry
ada juga produk-produk yang lain yang sebenarnya sekolah
lain pun meniru, karna awalnya kita duluan sebagai contoh
Jawaban : untuk melaksanakan ekstrakurikuler itu. Nah untuk
pelayanan-pelayanannya dari guru-gurunya juga ditraining
dan memberikan kesan dan servis yang berbeda dari sekolah-
sekolah lain, karena guru-gurunya itu yang memang bonding
ke anak-anak didiknya itu sangat kuat sehingga anak-anak
nyaman di sekolah, sampai anak saya pun tidak mau pulang
dari sekolah jadi memang kepala sekolah menciptakan
suasana pelayanan dan meningkatkan kualitas sekolah itu ya
dari gurunya yang harus dibenahi dengan kualitas, karena
dengan guru yang bagus Insyaallah sekolah akan bagus juga.
Apa saja bentuk - bentuk gagasan, produk, pelayanan, dan
Pertanyaan :
usaha model baru kepala sekolah yang dihasilkan tersebut ?
Bentuk-bentuknya untuk saat ini sih dari produk dari sekolah
itu memang yang sudah saya tadi Sebutkan dalam arti semua
produk-produknya dari sekolah itu memang terus beradaptasi
terus meningkat dari tahun ke tahun. Tapi menurut saya
5
selama 4 tahun ini peningkatan kualitas sekolah itu, dari saya
Jawaban :
awal masuk sampai sekarang meningkat terus. Setiap
tahunnya mereka meluncurkan produk-produk baru seperti
yang tadi saya Sebutkan dari kurikulumnya dibenahi terus
terus eskulnya juga bertambah terus dan prestasi-prestasi
anak-anaknya pun menjadi luar biasa.
Strategi apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
merealisasikan gagasan baru di sekolah ?
Strategi kepala sekolah itu yang saya tahu ini memang Kepala
Sekolah menurut saya ini luar biasa dalam arti kepala
sekolah ini bukan hanya duduk saja di dalam ruangan, tetapi
beliau bener-bener memang terjun ke bawah, benar-benar
langsung mempraktekkan ke bawah, Seperti apa bentuk-
bentuk sekolah saat ini? menurut saya strategi yang dipakai
6
beliau sangat bagus, karena strateginya itu tidak hanya
Jawaban :
menunggu laporan di belakang meja, tapi strateginya itu
benar-benar terjun ke lapangan. Sebenarnya apa yang terjadi?
apa yang dibutuhkan? apa yang menjadi masukan dari orang
tua? maka saya sering dipanggil oleh kepala sekolah untuk
Sharing, sebenarnya apakah masukan dari orang tua yang
akan menjadikan sekolah lebih baik lagi. Jadi kepala sekolah
tahu apa yang orang tua butuhkan di sekolah ini. Strategi
127

tersebut menggunakan komunikasi langsung atau diskusi dan


kami komite sekolah ini menjembatani orang tua dan pihak
sekolah. Jadi setiap keluh kesah setiap masukkan itu semua
orang tua Pasti memberitahu saya dulu sebelum ke sekolah
Bagaimana upaya kepala sekolah Bpk/Ibu agar rancangan
Pertanyaan : program pembelajaran pada sekolah tersebut bisa berhasil
mencapai tujuan ?
Upaya rancangan program pembelajaran, maksudnya
kurikulum ya pak. Upaya kepala sekolah menurut saya
bekerjasama dengan wakil kurikulum di sekolah. Sekarang
kan kita ada Raker setiap tahun itu kita dan komite pun diajak
untuk mengikuti raker tersebut. Raker adalah rangcangan
kerja selama 1 tahun periode berjalan. Apa sih yang mau kita
capai? kurikulum apa sajakah yang mau terus kita set up
7 selama 1 tahun ke depan? dari rancangan program
pembelajaran ini sekolah itu selalu otomatis, mau tidak mau
Jawaban :
ia harus mengikuti kurikulum dari pemerintah. Tetapi untuk
sekolah ini, tahun ini tetap mengikuti kurikulum dari
pemerintah. Tetapi kita menambahkan additional
pembelajaran yang memang disediakan langsung oleh JSIT,
dalam arti seperti ini kita punya buku panduan yang dari
pemerintah, tapi kita improve buku tersebut, kita
menambahkan buku-buku latihan lagi pak yang khusus
memang diterbitkan dan tidak melenceng dari kurikulum
pemerintah untuk sebagai latihan anak-anak di rumah.
Strategi apa yang akan kepala sekolah Bpk/Ibu gunakan
Pertanyaan :
dalam pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Strateginya itu mereka seperti mengadakan survei dalam arti
melihat di pasaran, Seperti apakah kita? Kita juga mencontoh
dari sekolah-sekolah yang sudah berhasil atau sekolah yang
8
sudah tinggi untuk menjadikan acuan. Sudah berada di
Jawaban :
manakah kita saat ini? Nah strategi itu kita compel kita
bandingkan dengan apa yang kita punya sekarang. Apakah
sudah sesuai standar pemerintah atau kita bisa tambahkan lagi
agar strategi tersebut bisa lebih berkembang lagi gitu pak.
Hambatan hambatan apa saja yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan :
hadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah ?
Yang pertama pasti ada pro dan kontra dalam program
kebijakan dan pembelajaran, seperti kita tidak boleh melenceng
dari program dan pembelajaran pemerintah. Hambatan-
hambatan itu seperti nya mungkin tidak begitu besar karena
9
dari prrogram pemerintah yang ada kita hanya mengikuti walau
Jawaban :
meskipun ada tambahan-tambahan itu juga tergantung dari
sekolahnya masing-masing nah itu juga tidak melenceng dari
pemerintah. Hambatan- hambatannya itu mungkin dalam
materi-materi pembelajaran yang sebenarnya cocok untuk
perkembangan menuntut ilmu saat ini. Hambatan itu bisa
128

terjadi dari external dan internal kalau dari externalnya itu


mungkin kesulitan untuk tetap mengetahui informasi seperti
komunikasi dan informasi yang kita dapat dari luar itu harus up
to date tidak boleh tidak update, karena kalau informasi tidak
sejalan dengan program pemerintah kita jadi nanti tidak
kualifiv sekolahnya
Untuk pendanaan, menurut saya tidak ada karena selama ini
sih Alhamdulillah kita memang disupport oleh yayasan juga
jadi yayasan ini memang bener-bener mensupport dalam
pendanaan karena kan kalau misalnya untuk melaksanakan
program pembelajaran itu memang mereka sudah ada
anggarannya diawal mereka mau planning buat apa mereka
mau program apa itu sudah di set up diawal budgetnya jadi
kalau untuk hambatan dana si kalau menurut saya Sampai
saat ini yang saya tau Alhamdulillah lancar dan tidak ada
hambatan untuk itu.
Apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dlm menciptakan
Pertanyaan : keunggulan komparatif di sekolah dan juga mengatasi
masalah utk mencapai kesuksesan ?
Menurut saya kepala sekolah itu memang menciptakan sinergi
yang sangat bagus antara akademik dan non akademik contoh
dari sisi extrakulikuler di sekolah ini kita melaksanakan suatu
extrakulikuler yang bisa mendukung nilai dari akademik anak
itu sendiri, dalam arti sekolah ini extrakulikuler unggulannya
archery yaitu memanah, dimana memanah itu Sunnah disatu
sisi ini adalah olahraga yang bisa meningkatkan fokus dari
anak dalam belajar dan lebih bersinergi dalam arti dari
unggulan olahraga ini bisa menciptakan anak-anak yang
mempunyai fokus dan nilai akademik yang bagus nantinya
karena dari kefokusan itu tersebut dalam menciptakan
komparatif karena antara non akademik dan akademik itu
10 otomatis akan saling bersinggungan jadi dengan adanya
extrakulikuler yang bisa mensupport nilai akademik kepala
Jawaban :
sekolah melakukan kegiatan yang bisa mensupport nilai
akademik itu cara mengatasi untuk pencapaian kesuksesan
kalau menurut saya kepala sekolah membuka komunikasi yang
2 arah bukan hanya dari sisi sekolah saja tapi dari sekolah ke
orang tua dan orang tua ke sekolah, jadi tidak hanya dari
sekolah saja tapi masalah komunikasi yang open komunikasi
antara sesama orang tua jadi dalam mencapai kesuksesan itu
sekolah ga sendiri tapi ada kontribusi dalam orang tua juga
untuk ikut serta bekerjasama dalam menciptakan mungkin ya
generasi-generasi yang hebat karena tidak mungkin guru
bekerja sendiri pasti orang tua ada perannya,
Ciri khas sekolah itu adalah yang pertama memang agamanya
memang bagus, itu yang saya tekankan pada saat saya di
sekolah. Yang pertama agamanya jujur karena saya bekerja
129

suami saya jauh jadi saya tidak juga bisa mengontrol anak
saya 24 jam untuk bisa mengaji untuk bisa Tahfiz untuk bisa
berakhlak baik itu dari guru-guru sekolah karena kan mereka
kebanyakan menghabiskan waktunya di sekolah
dibandingkan di rumah jdi mereka sangat amat tearah
menimba ilmu di sekolah dari akhlak nya
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan
Pertanyaan : kemitraan dengan pihak lain, baik internal maupun eksternal
sekolah ?
Iyah pak pasti, karena kan kemitraan itu banyak fendor-
11 fendor yang bekerjasama dalam menjalani operasional
sekolah seperti fendor seragam atau fendor penerbit fendor
Jawaban :
yang memprofite ekskul otomatis itu harus bersinergi karena
mereka akan saling membutuhkan. Kalau internalnya dengan
komite dan guru-guru dengan yayasan juga
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu jalin terebut ?
Kemitraan yang terjalin itu ya untuk external kerjasama untuk
jasa karena kan mereka untuk ekskul kita belinya jasa. Kalau
untuk yang internal kalau fendor-fendor yang ekskul untuk
12
produk seragam itu kan jelas ada produknya nah kalau untuk
Jawaban :
komite ya jelas jasa karena kita saling membutuhkan satu
sama lain itu untuk yang eksternal, kalau yang internal bentuk
kerjasamanya kemitraan dengan komite itu ya kita saling
membutuhkan otomatis satu sama lain
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala
Pertanyaan : sekolah Bpk/Ibu memiliki program program besar lainnya
yang belum terwujud pada saat ini ?
Ada, untuk pembuatan lab sekolah itu memang project yang
besar untuk saat ini masih direncanakan untuk dibangun. selain
lab itu sama masjid, ada satu masjid yang memang akan
13
dibangun oleh idenya kepala sekolah itu di sekolah, nanti akan
Jawaban : diadakannya di lantai paling atas lantai 4. Kalau ruangan
sepertinya tergantung si pak, pak gatot bilang si tidak ada
ruangan lagi yang ditambah, tapi dari ruangan yang ada masih
diperlukan, nanti dipaling atas itu akan ada lapangan, lab dan
masjid.
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
14 sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
Jawaban : Contoh contohnya seperti lab,masjid, lapangan bola
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan
sehingga program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
15 Setiap keputusan yang kepala sekolah buat itu pasti
mempunyai back up plain. kalau pun misalkan plain yang
Jawaban :
awalnya tidak bisa terlaksana pasti kepala sekolah selalu
mempersiapkan plain B dalam arti adalah plain atau alternatif
130

yang harus kita pikirkan sejak awal untuk memback up kalau


plain A nya itu tidak berhasil. Jadi plaining nya itu tidak
cuman satu ada plain A plain B gitu, karena plan B itu pasti
akan terpakai kita tidak akan tahu kedepannya akan terjadi
apakah lancar rencana di awal maka plain B itulah yang akan
kita gunakan apabila plain A nya itu tidak berjalan dengan
baik.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu mengembangkan unit usaha
Pertanyaan :
lain, selain yang sudah ada di sekolah ?
Koperasi baru disekolah ini yang memang koperasi tersebut
membuka lapangan atau kesempatan guru guru untuk
menaruh dan ikut support partisipasi dalam usaha homed
usahanya mereka sendiri untuk di taruh ke koperasi untuk di
perjual belikan oleh murid. Kaya makanan tetapi buatan guru
guru yang dititipkan di koperasi nanti dari situ bisa membantu
perekonomian guru guru juga. Dan mereka juga banyak yang
punya usaha di luar daripada mungkin mereka jualan di luar
atau online segala macem mungkin lebih baik dan lebih fokus
kalau berjualannya langsung di sekolah. Selama ini kita tidak
ada kantin, kantin itu hanya diperbolehkan baru baru juga
yang handle itu koperasi, jadi kantin itu bagian dari unit
koperasi perlengkapan sekolah juga di jual dari koperasi kaya
seragam itu semuanya di handle oleh koperasi. Koperasi jual
baru mau melaksanakan sifat minjam karena koperasi juga
belum lama berdirinya jadi masih baru usahanya sebelum
16 masa pandemi ini sebenarnya baru beberapa bulan berdirinya,
Jawaban : Jadi memang belum bener bener dipikirkan untuk sifat
minjam tapi menurut saya akan ada tapi tidak tahu kapan
mereka karena masih baru jadi masih di benahi. Kalau ketring
itu dari eksternal jadi fendor kaya antar jemput juga fendor
eksternal jadi kerja samanya kaya ketring, jemputan bukan
sekolah kalau sekolah itu hanya memfasilitasi sebenarnya.
Kalau untuk kerja sama pasti ada tapi dalam untuk
keuntungannya segala macam menurut saya bukan
keuntungan dalam uang karena apa yang kita bayar ke fendor
itu ya itulah yang kita kasih jadi tidak ada margin yang
diambil oleh sekolah. Artinya dengan fendor itu usaha kepala
sekolah untuk perkembangan sekolah, fasilitas sekolah yang
sebenarnya berangkat dari kebutuhan orang tua yang tidak
sempat membawakan bekal anak sekolah. Berangkat dari situ
makannya kepala sekolah dan yayasan itu memberikan
kesempatan untuk orang tua murid yang mempunyai usaha
ketring untuk bisa memasukkan usaha ketringnya itu
keskolah.
Bagaimana cara kepala sekolah Bpk/Ibu dalam melakukan
Pertanyaan :
17 pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
Jawaban : Dalam pengelolaannya itu kepala sekolah sangat amat rapi
131

dalam arti semuanya itu terkodinir dengan baik setiap unit


usaha yang di provide dari sekolah itu semuanya jelas ada
Moyou nya untuk setiap jenis usaha dalam arti seperti ekskul
aja mereka punya Moyou nya sendiri untuk masing masing
ekskul. Mereka semua mempunyai kontrak masing masing
fendor jadi pengelolaannya amat sangat rapi dan lebih jelas.
Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga
Pertanyaan :
sebagai sumber belajar pada sekolah ?
Di sekolah sebenernya kita mempunyai program marketing
juga. Marketing itu adalah program sekolah dimana disetiap
kelas itu diberikan kesempatan untuk dalam satu hari
18 menjajakan masing masing anak . Dari situ yang ingin kita
Jawaban : ajarkan ke anak anak adalah masalah jual beli bagaimana
mengelola uang, ekonomi, dan bersikap jujur dalam
mengelola uang dan juga nilai nilai kemandirian juga disitu.
Jadi,menurut saya unit usaha tersebut bisa jadi sumber usaha
sekolah menurut saya bisa.
Bagaimana kepala sekolah Bpk/Ibu memahami bahwa
Pertanyaan :
resiko yang diambil adalah bagian dari keberhasilan.
Kita harus memahami dahulu konsep resiko yang akan terjadi
sebelum kita melaksanakan kegiatan atau program yang akan
dilaksanakan oleh sekolah. Misalkan kita ingin memberikan
19
program atau rencana apa yang akan kita diberikan ke murid
Jawaban :
atau wilayah sekolah. Tetapi kita harus memikirkan resiko
juga apa yang akan terjadi setelah kita mengambil program
atau kegiatan tersebut dan itu harus kita pikirkan sebelum
mengambil kegiatan atau program tersebut.
Apa saja upaya yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
rangka meningkatkan kesejahteraan guru guru ?
Kepala sekolah harus berdiskusi dan sering berkomunikasi
dengan yayasan tententu dalam rangka meningkatkan
20 kesejahteraan guru guru. Bukan hanya sekedar materi tetapi
Jawaban : juga ilmu yang harus mereka pikirkan untuk menambah
wawasan dan ilmu bagi guru guru seperti mengadakan
pelatihan atau kursus kursus untuk menambah ilmu yang
dimiliki oleh guru guru.
Teknik seperti apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu buat dalam
Pertanyaan : mengelola program peningkatan kesejahteraan guru sehingga
berjalan dengan efektif dan efisien ?
Kalo menurut saya adalah tidak lain adalah komunikasi.
21
Komunikasi yang baik antara pihak sekolah,yayasan dan guru
Jawaban : . Dan mereka sama sama mengetahui teknik apakah yang di
butuhkan masing-masing guru atau yayasan sehingga
semuanya dapat berjalan selaras.
Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan
Pertanyaan :
22 profesionalisme guru di sekolah anda ?
Jawaban : Menurut saya faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
132

peningkatan profesionalisme guru di sekolah adalah


lingkungan. Dengan lingkungan sekolah dengan sangat
mensupport profesionalisme guru . Mensupport guru untuk
mengikuti training atau pelatihan. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan guru. Otomatis dengan
kesejahteraan guru tercapai maka profesionalisme akan
tercapai secara beriringan.
Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Kepala Sekolah
Pertanyaan :
dalam meningkatkan profesionalisme guru ?
Proses evaluasi tersebut adalah ada alat atau aplikasi atau
mungkin strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah
23 bagaimana caranya untuk mengevaluasi kinerja atau
Jawaban : profesionalisme guru pada saat itu. Bisa melalui wawancara
atau test tertulis atau praktik pada saat guru mengajar di
dalam kelas atau mungkin mereview hasil kerja guru guru
setiap harinya
Bagaiman kondisi kesejahteraan guru dan karyawan pada
Pertanyaan :
sekolah anda ?
Menurut kesejahteraan guru atau karyawan SDIT Harun
24 menurut kacamata saya adalah sudah sangat cukup dan
Jawaban : sekolah juga akan terus meningkatkan kesejahteraan guru
dalam semua bidang tidak hanya materi tapi juga ilmu . Insya
Allah kesejahteraan guru akan meningkat terus.
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah kepala sekolah
Pertanyaan :
Bpk/Ibu berikan untuk guru dan karyawan anda ?
Menurut kami dan menurut saya komite kesejahteraan yang
diberikan oleh Kepala sekolah untuk guru dan karyawan
adalah perhatian. Tidak hanya kepada guru saja tapi ke
keluarga guru dimana kita adalah satu keluarga besar SDIT
Harum dengan keluarga yang mendukung pasti guru pun akan
memberikan kinerja yang bagus . Kesejahteraan nya bukan
25
hanya kepada guru tetapi keluarganya juga apabila ada
Jawaban :
keluarga guru yang sakit kepala sekolah memberikan
santunan atau donasi kepada keluarga guru tersebut. Bukan
hanya kepala sekolah pun,kami orangtua dan komite pun
sempat menggalang dana untuk keluarga guru atau guru itu
sendiri yang mengalami musibah. Nah jadi kesejahteraan itu
bukan sekedar materi tetapi perhatian juga yang dibutuhkan
oleh guru guru.
Bagaimana bentuk rewards yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan : berikan atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru dan
karyawan ?
Otomatis bila ada prestasi yang guru lakukan kepala sekolah
26
akan memberikan reward bukan hanya sekedar materi tetapi
Jawaban : juga pujian, apresiasi,pengakuan atas kreatifitas atau prestasi
yang dicapai oleh guru guru tersebut. Insya Allah itu juga
nanti akan dipertimbangkan dan didiskusikan oleh yayasan
133

akan menjadi pertimbangan adanya kenaikan atau lowens


lowens terhadap selery guru.
Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan
Pertanyaan :
sudah kepala sekolah Bpk/Ibu cukupi ?
Insya Allah menurut saya semuanya dalam tahap
kesempurnaan. Semuanya memang tidak ada yang sempurna.
27 Tapi kepala sekolah sangat berusaha untuk melengkapi sarana
Jawaban : dan prasarana guru . Karena dengan sarana prasarana yang
lengkap insya Allah guru pun akan merasa nyaman dan
optimal dalam memberikan kinerja dan mengajarkan kepada
murid atau siswa siswi SDIT Harum.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memberikan honor / gaji
Pertanyaan : guru dan karyawan sudah memenuhi standar hidup di Jakarta
(UMR Jakarta) ?
Untuk kepastiannya saya tidak mengetahui secara tertulis dan
memang tidak saya pernah saya tanyakan secara detail dan
serius untuk masalah ini. Tapi Insya Allah dengan apa yang
28
walimurid dan siswa siswi berikan kepada sekolah. Insya
Jawaban : Allah sekolah dan yayasan bisa mengelolanya dan
memberikan honor dan kesejahteraan untuk guru guru SDIT
Harum . Dan saya percaya guru guru SDIT Harum bukan
hanya memikirkan selery aja tapi mereka memikirkan tentram
barokah dan ridho-Nya Allah.
Upaya apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan untuk
Pertanyaan : menciptakan suasana kerja yang kondusif, aman, dan nyaman
untuk guru dan karyawan ?
Kepala sekolah kalo saya lihat telah membangun komunikasi
yang baik untuk semua aspek. Bukan hanya sesama guru
29 tetapi dengan yayasan juga agar komunikasi bisa dua arah dan
saling keterbukaan apabila guru ada sedikit keluhan atau
Jawaban :
masukan ataupun masa tidak nyaman yang mereka alami di
sekolah. Dan komunikasi itu sangat penting dan
Alhamdulillah kepala sekolah menciptakan itu sesama guru
dan yayasan
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan sistem kerja
Pertanyaan : yang adil, terbuka, dan penuh kebersamaan pada guru dan
karyawan ?
Insya Allah yang saya lihat kepala sekolah menerapkan
sistem kerja yang adil terbuka dan penuh kebersamaan
30
terhadap guru dan karyawan karena kepala sekolah dengan ini
Jawaban : bentuk kegiatan nya adalah sering mengadakan rapat bersama
,tukar pikiran sehingga kepala sekolah dengan guru guru yang
lain dapat mengenal dan mengetahui kendala dan masalah
yang dihadapi selama ini.
Apa strategi kepala sekolah Bpk/Ibu untuk meningkatkan
Pertanyaan :
31 aspirasi dan kreatifitas kerja guru dan karyawan ?
Jawaban : Strategi kepala sekolah yang saya lihat adalah memberikan
134

kesempatan untuk semua guru untuk berkreasi dan


mengeluarkan aspirasi mereka untuk kemajuan sekolah.
Dengan kata lain dengan kegiatan daring atau home learning
ini kreativitas dan aspirasi guru sangat amat dibutuhkan. Dan
dari inilah kesempatan ini kepala sekolah memberikan ke
semua guru untuk meningkatkan kepercayaan diri untuk
meningkatkan kreativitas dan inovatif dari pembelajaran
pembelajaran tersebut
135
LAMPIRAN 10.

Transkip Hasil Wawancara


Orang Tua-2

Metode pengumpulan data : Wawancara


Sumber data : Mia Lestari
Jabatan : Wali Murid
Hari : Rabu
Tanggal : 28 Oktober 2020
Deskripsi :

Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memahami tentang


Pertanyaan :
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah ?
1 Kalau ini saya gatau, soalnya saya tidak mengerti tentang
Jawaban : sekolah ya kompetensi kewirausahan kepala sekolah itu
maksud nya seperti apa juga saya tidak mengerti.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan program-
Pertanyaan : program yang inovatif untuk meningkatkan keefektifan
sekolah ?
2 Selama pandemi ini saya rasa iya, dia menerapkan
program-program misalnya yang belajar zooming dan
Jawaban :
video atau bagaimana gitu yang berkaitan dengan
teknologi.
Apa saja bentuk - bentuk program - program inovatif yang
Pertanyaan :
sudah diterapkan kepala sekolah Bpk/Ibu ?
Yaitu misalnya dengan pembelajaran daring terus juga
3
guru-guru diberikan fasilitas untuk bisa menerapkan
Jawaban :
program-program pembelajaran dengan cara-cara terbaru
daring ini.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki gagasan,
Pertanyaan : produk, pelayanan, dan usaha model baru untuk
meningkatkan kualitas sekolah ?
4
Iya saya rasa sih dia memiliki gagasan ya kepala sekolah
Jawaban : segala sesuatu yang meningkatkan kualitas sekolah saya
rasa Pak Gatut punya gagasan untuk itu.
Apa saja bentuk - bentuk gagasan, produk, pelayanan, dan
Pertanyaan : usaha model baru kepala sekolah yang dihasilkan tersebut
5 ?
Ya tentu nya yang berkaitan dengan pembelajaran daring
Jawaban :
ya tidak jauh-jauh dari situ.
Strategi apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dalam
Pertanyaan :
merealisasikan gagasan baru di sekolah ?
Yang saya tau ya itu sekolah bikin studio rekaman terus
6
juga waktu acara-acara seperti perpisahan itu pakai jasa
Jawaban :
untuk video zooming atau shooting gitu terus sekolah juga
bikin studio mini ya. Guru-guru juga dikasih kaya
136
semacam training bagaimana kalau daring ini seperti apa
terus bikin google form atau segala macam.
Bagaimana upaya kepala sekolah Bpk/Ibu agar
Pertanyaan : rancangan program pembelajaran pada sekolah tersebut
bisa berhasil mencapai tujuan ?
Upaya ya saya rasa sih lebih ke guru nya dikasih target
7
deh, target nya tugas anak-anak ini yang diberikan efektif
Jawaban : atau tidak saya rasa sih seperti itu. Iya perhatian-perhatian
ke guru terus juga guru disuruh bisa bikin kaya google
form ya.
Strategi apa yang akan kepala sekolah Bpk/Ibu gunakan
Pertanyaan :
dalam pengembangan program pembelajaran tersebut ?
Strategi nya saya kurang mengerti nih strategi yang
dipakai. Yang saya rasakan hampir sama kaya jawaban
8
sebelum nya. Seperti bikin video pembelajaran kadang dia
Jawaban :
melibatkan pihak luar juga kaya orang diknas yang
dipanggil menjadi undangan untuk melihat dan mengawasi
gitu apakah berjalan dengan baik atau tidak.
Hambatan hambatan apa saja yang kepala sekolah
Pertanyaan : Bpk/Ibu hadapi dalam pelaksanaan program pembelajaran
di sekolah ?
Yang pertama sama seperti kita semua yaitu jaringan
9 internet nya. Yang kedua mungkin dari ketertarikan anak-
anak itu untuk bisa mengikuti daring sebagaimana anak-
Jawaban :
anak ngerasa bosan atau orang tua nya yang tidak sempat
untuk dampingi atau tugas-tugas nya tidak dikumpulkan
karena memang belajar online kan seperti itu.
Apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan dlm
Pertanyaan : menciptakan keunggulan komparatif di sekolah dan juga
mengatasi masalah utk mencapai kesuksesan ?
10 Ya mungkin guru-gurunya dikasih semacam training gitu
untuk bisa menjadi SDM yang bagus dan yang lebih baik
Jawaban :
lagi. Yang ngerti dengan hal-hal pembelajaran secara
daring.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menjalin hubungan
Pertanyaan : kemitraan dengan pihak lain, baik internal maupun
eksternal sekolah ?
11 Kalau kemitraan Setahu saya yang eksternal yaitu dengan
pihak lain catering, antar jemput, dan ekstrakurikuler.
Jawaban :
Kalau yang internal yaitu sesama Yayasan biasanya
Rumah Qur'an harum.
Apa saja bentuk kerja sama kemitraan yang kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu jalin terebut ?
12
Catering, antar jemput, ekstrakurikuler itu kan banyak ada
Jawaban :
yang bahasa Inggris, sains club, karate.
Selain program yang ada pada sekolah, apakah kepala
13 Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu memiliki program program besar
137
lainnya yang belum terwujud pada saat ini ?
Terakhir Saya dengar saat Rapat dengan yayasan itu
pengen punya yang namanya kayak semacam Rumah
Zakat. Jadi ada beberapa orang tua yang mungkin tidak
Jawaban :
mampu atau bagaimana bisa diakomodir biaya sekolahnya
dari situ. Jadi wali murid kalau ada yang mau sedekah bisa
dibantu di situ.
Apa contohnya program besar ke depan yang akan kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu lakukan ?
14
Laboratorium itu belum tercapai untuk sekarang sekolah
Jawaban :
mau bikin laboratorium komputer.
Apabila kepala sekolah Bpk/Ibu menemui kendala, apakah
Pertanyaan : kepala sekolah Bpk/Ibu memiliki alternatif tindakan
15 sehingga program tersebut bisa berjalan dengan baik ?
Iya, pasti ada beberapa kendala itu tetapi kepala sekolah
Jawaban :
masih punya yang namanya alternatif.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu mengembangkan unit
Pertanyaan :
16 usaha lain, selain yang sudah ada di sekolah ?
Jawaban : Koperasi, dan UKS itu juga mau dibangun.
Bagaimana cara kepala sekolah Bpk/Ibu dalam
Pertanyaan :
melakukan pengelolaan unit usaha lain tersebut ?
17 Dia menunjuk SDM di sekolah sebagai koordinator nya
Jawaban : yang bertanggung jawab. Selain itu sdm-nya, sistemnya
dibikin lebih bagus lagi.
Apakah unit usaha lain tersebut bisa dimanfaatkan juga
Pertanyaan :
sebagai sumber belajar pada sekolah ?
Sumber belajar seperti tidak, tetapi untuk penunjang bisa
18 seperti koperasi untuk membeli peralatan peralatan
Jawaban : seragam peralatan sekolah yang anak anak yang lagi tidak
mempunyai pensil,pulpen atau jajan jajanan makanan
ringan.
Bagaimana kepala sekolah Bpk/Ibu memahami bahwa
Pertanyaan :
resiko yang diambil adalah bagian dari keberhasilan.
Setiap tindakan pasti ada resiko, saya rasa kepala sekolah
19
paham setiap apa yang mau diambil Pasti ada pro kontra
Jawaban :
dari orang tua mungkin dia akan mengambil jalan tengah
yang baik untuk itu.
Apa saja upaya yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan
Pertanyaan :
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan guru guru ?
20 Gaji guru,tunjangan kesejahteraan guru, tunjangan kuota
Jawaban : untuk mensupport pelajaran during, itu upaya yang di
lakukan kepala sekolah.
Teknik seperti apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu buat
Pertanyaan : dalam mengelola program peningkatan kesejahteraan guru
21
sehingga berjalan dengan efektif dan efisien ?
Jawaban : Tidak tahu.
22 Pertanyaan : Faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan peningkatan
138
profesionalisme guru di sekolah anda ?
Peningkatan sering diadain trening trening, motivasi,
Jawaban :
kekeluargaannya juga di harum saya liat juga kuat.
Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Kepala
Pertanyaan :
23 Sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru ?
Jawaban : Sekolah itu menyediakan seminar seminar atau trening.
Bagaiman kondisi kesejahteraan guru dan karyawan pada
Pertanyaan :
24 sekolah anda ?
Jawaban : Sejahtera dan happy.
Bentuk bentuk kesejahteraan apa yang telah kepala
Pertanyaan :
sekolah Bpk/Ibu berikan untuk guru dan karyawan anda ?
Mendapatkan tunjangan tunjangan paling komite sendiri
25 biasanya setiap akhir tahun aja. Perorang itu tahun
Jawaban : kemarin biasannya 125.000.000 nanti kita kumpulkan baru
di bagi sama rata sesuai jumlahnya intinya semuanya
kebagian sama rata sesuai lama bekerja dan jabatannya.
Bagaimana bentuk rewards yang kepala sekolah Bpk/Ibu
Pertanyaan : berikan atas hasil-hasil kreativitas dan prestasi kerja guru
dan karyawan ?
Kalau dari kepala sekolah saya kurang tau tapi kalau yang
dari orang tua murid kita ya pasti ngasih kaya semacam
26
tanda terima kasih. Sengaja kita kordinir supaya tidak ada
Jawaban : rasa kecemburuan gitu. Ya memang wali kelas dapat
banyak cuman kan takutnya ada yang satu dapat banyak
yang satu dapat dikit. Untuk menghindari semacam itu
mangkanya kita kordinir biar semua nya rata.
Apakah sarana dan prasarana kerja utk guru dan karyawan
Pertanyaan :
27 sudah kepala sekolah Bpk/Ibu cukupi ?
Jawaban : Saya rasa sudah dicukupi.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu memberikan honor / gaji
Pertanyaan : guru dan karyawan sudah memenuhi standar hidup di
28 Jakarta (UMR Jakarta) ?
Kalau ini saya kurang tau. Gaji guru berapapun saya tidak
Jawaban :
tau.
Upaya apa yang kepala sekolah Bpk/Ibu lakukan untuk
Pertanyaan : menciptakan suasana kerja yang kondusif, aman, dan
nyaman untuk guru dan karyawan ?
Upaya nya sekolah bikin suasana seperti adanya rasa
kekeluargaan yang tinggi di sini antara guru sama murid
29
itu kuat ikatan nya. Yang saya lihat, guru dan anak murid
Jawaban : itu dekat banget jadi anak-anak merasa nyaman bahkan
disaat pulang sekolah juga males untuk pulang kerumah.
Jadi tidak hanya guru kelas nya atau yang ngajar doang
tapi semuanya mereka kenal.
Apakah kepala sekolah Bpk/Ibu menerapkan sistem
30 Pertanyaan : kerja yang adil, terbuka, dan penuh kebersamaan pada
guru dan karyawan ?
139
Yang satu tau, adil, terbuka dan kebersamaan memang
banyak. Pasti menerapkan karena memang kan kita itu di
Harum banyak kegiatan outdoor seperti Mabit Quran,
Jawaban : Pramuka, lomba-lomba segala macam itu yang bikin
semua guru terlibat jadi semakin menambah kebersamaan
itu deket. Buka puasa sunnah di sekolah juga sering
minimal sebulan sekali.
Apa strategi kepala sekolah Bpk/Ibu untuk
Pertanyaan : meningkatkan aspirasi dan kreatifitas kerja guru dan
karyawan ?
Mereka sering mengadakan rapat evaluasi antara sesama
31 guru terus setiap minggu atau setiap bulan berapa kali saya
kurang tau tapi saya tau mereka ada rapat evaluasi disitu
Jawaban :
mungkin mereka saling sharing ini salah satu strategi dari
kepala sekolah untuk mendengarkan aspirasi, keluhan,
atau hambatan-hambatan dalam mengajar.
140
LAMPIRAN 11.

Hasil Observasi dan Dokumentasi

KONDISI KETERANGAN
N KESESUAIAN
O OBJEK OBSERVASI ADA TIDAK BS B C K
ADA
1. Mengamati program-program
inovatif Kepala Sekolah dalam √ √
sistem pembayaran
Gaji guru sudah secara online
2. Mengamati program-program
inovatif √ √
Kepala Sekolah dalam sistem
absensi kehadiran
guru/karyawan sudah
menggunakan mesin
fingerprint.
3. Mengamati program-program
inovatif √ √
Kepala Sekolah dengan
membuka ekstrakurikuler
robotik
4. Mengamati program-program
inovatif √ √
Kepala Sekolah dengan
memfasilitasi proyektor di
semua kelas sebagai penunjang
KBM

Proses Pembayaran Gaji Guru Dilakukan Secara Online


Sumber: Dokumen Pribadi Peneliti
141

Mesin Fingerprint
Sumber: Dokumen Pribadi Peneliti

Setiap Kelas Dipasang Proyektor Sebagai Fasilitas Sebagai


Sarana Belajar Visual Maupun Dengan Audio Visual
Sumber: Dokumen Pribadi Peneliti

Pengembangan IPTEK Dengan Memfasilitasi Dengan Ekstrakurikuler ROBOTIK


Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
142

KONDISI KETERANGA
N OBJEK OBSERVASI N
O KESESUAIAN
ADA TIDAK B B C K
ADA S
1. Mengamati program-program
kegiatan SDIT Harum yang √ √
dimuat pada kalender tahunan
masehi
2. Mengamati kegiatan rapat kerja
sekolah yang dilaksanakan √ √
setiap tahun
3. Mengamati kegiatan pelatihan
untuk guru-guru SDIT seperti √ √
Penguatan
H Implementasi K.13

Kalender Masehi Memuat Program Kegiatan


Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
143

Absensi Rapat Kerja Sekolah / Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

Pengembangan SDM Guru Dengan Mengikuti Pelatihan


Implementasi Kurikulum 2013
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
144

KONDISI KETERANGA
N OBJEK OBSERVASI N
O KESESUAIAN
ADA TIDAK B B C K
ADA S
1. Mengamati upaya-upaya kepala
sekolah dalam membangun √ √
kemitraan internal dengan pihak
orang tua peserta didik dan
Yayasan untuk melaksanakan
kegiatan studi wisata.
2. Mengamati upaya-upaya kepala
sekolah dalam membangun √ √
kemitraan eksternal dengan TNI
dan POLRI

Studi Wisata Ke TMII


Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

SDIT Harum Jakarta Membangun Kemitraan Eksternal


Dengan TNI dan POLRI
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
145

KONDISI KETERANGA
N OBJEK OBSERVASI N
O KESESUAIAN
ADA TIDAK B B C K
ADA S
1. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah untuk
membentuk ekstrakurikuler pramuka menjadi √ √
ekstarkurikuler unggulan.
2. Mengamati program-program Kepala Sekolah
dengan membuka bimbingan baca al Quran √ √
dasar bagi yang belum bisa dan belum lancar
3. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam
mengembangkan kegiatan outing class Tahfiz √ √
4. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah dalam √ √
untuk membangun Masjid dan Ruang serba
guna

Ekstrakurikuler Pramuka
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta
146

Bimbingan Baca Al Quran Dasar


Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

Outing Class Tahfiz


Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

Masjid / Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta


147

KONDISI KETERANGAN
N OBJEK OBSERVASI KESESUAIAN
O ADA TIDAK BS B C K
ADA
1. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola koperasi √ √
2. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola kantin √ √
3. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola catring √ √
4. Mengamati upaya-upaya kepala sekolah
dalam mengelola mobil layanan antar √ √
jemput sekolah

Masjid
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

Mobil Sekolah
Sumber: Dokumen SDIT Harum Jakarta

Anda mungkin juga menyukai