Anda di halaman 1dari 84

Penelitian Tindakan Sekolah

SUPER TIMWORK
SUPERVISI AKADEMIK, OPTIMALISASI MGMPS DAN WORKSHOP
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
TAHUN 2017/2018

Karya Ilmiah Disusun sebagai Salah Satu Syarat Kenaikan Pangkat


dari IIId ke IVa. Tahun 2018

Oleh:
Dr. Rahayuningsih, S.Pd., M.Pd.
NIP. 19700330 200801 2 010

SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA


2018
ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Dr. Rahayuningsih, S.Pd.,M.Pd
NIP : 19700330 200801 2 010
NUPTK : 3662748649300002
Instansi : SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Jabatan : Kepala Sekolah

Judul Karya Tulis :


SUPER TIMWORK
Supervisi Akademik, Optimalisasi MGMPS dan Workshop untuk
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SMA Muhammadiyah
1 Surakarta Tahun 2017/2018

menyatakan bahwa penelitian tersebut asli hasil karya sendiri dan bukan jiplakan
kecuali kutipan-kutipan yang sudah disertakan sumbernya baik di dalam tulisan
maupun di daftar pustaka serta tidak sedang diikutkan dalam lomba sejenis baik di
tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari
terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Panitia.

Surakarta, 2 Oktober 2018


Peserta,

Dr. Rahayuningsih, S.Pd., M.Pd


NIP. 19700330 200801 2 010
iii

PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

1. Judul Penelitian : SUPER TIMWORK


Supervisi Akademik, Optimalisasi MGMPS dan
Workshop untuk Meningkatkan Kompetensi
Pedagogik Guru SMA Muhammadiyah 1
Surakarta
2. Kategori Penelitian : Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
3. Peneliti
a. Nama : Dr. Rahayuningsih, S.Pd., M.Pd
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NBM : 1159906
d. Jabatan : Kepala Sekolah
f. Instansi : SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
g. Alamat : Jl.RM. Said Nomor 35, Ketelan, Banjarsari
Surakarta, Jawa Tengah
Telp. (0271) 634193
4. Lokasi Penelitian : SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
5. Waktu Penelitian : Januari – Juni 2018

Surakarta, 2 Oktober 2018


Pengawas SMA Muhammadiyah 1 Peserta,
Surakarta,

Drs. Edy Pudyanto, M.Pd Dr. Rahayuningsih, S.Pd., M.Pd


NIP. 19590208 198603 1 014 NIP. 19700330 200801 2 010
iv

ABSTRAK

RAHAYUNINGSIH. Super Timwork: Supervisi Akademik, Optimalisasi


MGMPS dan Workshop untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta. Penelitian Tindakan Sekolah. Olympiade Ahmad
Dahlan (OLYMPICAD) VI Jawa Tengah. 2018.

Penelitian bertujuan: (1) mendeskripsikan penerapan Super Timwork dalam


meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta; (2)
mendeskripsikan besarnya peningkatan kompetensi pedagogik guru SMA
Muhammadiyah 1 Surakarta dalam merencanakan pembelajaran setelah
penerapan Super Timwork, dan; (3) mendeskripsikan besarnya peningkatan
kompetensi pedagogik guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam
melaksanakan pembelajaran setelah penerapan Super Timwork.

Penelitian dilaksanakan selama dua siklus penelitian. Subjek penelitian adalah


guru yunior SMA Muhammadiyah 1 Surakarta program IPA dan IPS yang
berjumlah 30 orang. Setiap siklus yang dilaksanakan dalam penelitian ini terdiri
dari 4 tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) hasil
observasi, dan; (4) refleksi.

Hasil penelitian: (1) implementasi Supervisi Akademik, Monitoring, Optimalisasi


Peran MGMPS dan Workshop peningkatan kompetensi guru berhasil
meningkatkan Kompetensi pedagogik guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Tahun 2016/2017; (2) kompetensi pedagogik guru dalam merencanakan
pembelajaran meningkat dari pra siklus sebesar 23,33%; siklus I sebesar
83,33%, dan; siklus II sebesar 100%, dan; (3) kompetensi pedagogik guru dalam
melaksanakan pembelajaran meningkat dari pra siklus sebesar 6,67%; siklus I
sebesar 80,00%, dan; siklus II sebesar 96,67%.

Kata Kunci : super timwork - kompetensi pedagogik - guru.


v

PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang


Mahakuasa atas berbagai kenikmatan, pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.
Penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan saran, bantuan dan
dukungan yang sangat bermanfaat dalam perencanaan, pelaksanaan hingga
selesainya laporan penelitian. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Edy
Pudyanto, M.Pd selaku Pengawas Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
yang telah memberikan ijin sekaligus dukungan untuk mengadakan penelitian
tindakan sekolah. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada semua guru dan
karyawan serta peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Surakarta untuk semua
dukungannya.
Karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis, maka laporan
penelitian ini masih belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah penelitian ini.
Semoga dengan rahmat dan ridho Allah SWT, makalah penelitian ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Oktober 2018

Penulis
vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Lembar Pernyataan ii
Lembar Pengesahan Iii
Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Diagram x
Daftar Lampiran Xi

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi Masalah 2
C. Pembatasan Masalah 3
D. Perumusan Masalah 3
E. Tujuan Penelitian 4
F. Manfaat penelitian 4

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS


7
A. Kajian Teori 7
1. Kompetensi Guru 7
2. Kompetensi Kepala Sekolah 11
3. Supervisi Akademik 13
4. Konsep Monitoring 19
5. Konsep MGMPS 23
B. Kerangka Berpikir 28
C. Hipotesis Tindakan 29
vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30


A. Setting Penelitian 30
B. Subyek Penelitian 30
C. Sumber Data 31
D. Teknik dan Alat Pengumpul Data 31
E. Validasi Data 36
F. Analisis Data 32
G. Indikator Kinerja 32
H. Prosedur Penelitian 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39


A. Deskripsi Kondisi Awal 39
B. Deskripsi Hasil Siklus I 42
C. Deskripsi Hasil Siklus II 47
D. Pembahasan 51
E. Hasil Penelitian 51
BAB V PENUTUP 56
A. Simpulan 56
B. Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 58
LAMPIRAN 60
viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Guru Sasaran Supervisi Akademik 31

Tabel 2 Ukuran Keberhasilan Penelitian 38

Tabel 3 Hasil Supervisi Perencanaan Pra Siklus 39

Tabel 4 Hasil Supervisi Pelaksanaan Pra Siklus 40

Tabel 5 Hasil Supervisi Perencanaan Siklus 1 44

Tabel 6 Hasil Supervisi Pelaksanaan Siklus 1 49

Tabel 7 Hasil Supervisi Perencanaan Siklus 2 51

Tabel 8 Hasil Supervisi Pelaksanaan Siklus 2 51

Tabel 9 Rekapitulasi Perencanaan Pembelajaran 53

Tabel 10 Rekapitulasi Pelaksanaan Pembelajaran 53


ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tahaan Penelitian 30


Gambar 2 SMA Muhammadiyah 1 Surakarta 39
Gambar 3 Mendiskusikan Hasil Supervisi Individual 42
Gambar 4 Mendiskusikan Hasil Supervisi Kelompok 45
Gambar 5 Peningkatan Kompetensi Guru dengan Workshop 48
Gambar 6 Kegiatan MGMPS Matematika 50
x

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Hasil Supervisi Perencanaan Pra Siklus 40

Diagram 2 Hasil Supervisi Pelaksanaan Pra Siklus 40

Diagram 3 Hasil Supervisi Perencanaan Siklus 1 45

Diagram 4 Hasil Supervisi Pelaksanaan Siklus 1 45

Diagram 5 Hasil Supervisi Perencanaan Siklus 2 49

Diagram 6 Hasil Supervisi Pelaksanaan Siklus 2 49

Diagram 7 Hasil Supervisi Perencanaan Antar Siklus 50

Diagram 8 Hasil Supervisi Pelaksanaan Antar Siklus 50


xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Biodata Peserta


Lampiran 2 : Izin Penelitian
Lampiran 3 : Data Subjek Penelitian
Lampiran 4 : Contoh RPP
Lampiran 5 : Format Penilaian Perencanaan Pembelajaran
Lampiran 6 : Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 7 : Hasil Supervisi Guru
Lampiran 8 : Data Induk Perencanaan & Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 9 : Data Induk Perencanaan Pembelajaran
Lampiran 10 : Data Induk Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 11 : Rekapitulasi Pencapaian Perencanaan Pembelajaran
Lampiran 12 : Rekapitulasi Pencapaian Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 13 : Data Pencapaian Perencanaan Pembelajaran Pra Siklus
Lampiran 14 : Data Pencapaian Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus
Lampiran 15 : Data Pencapaian Perencanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 16 : Data Pencapaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 17 : Data Pencapaian Perencanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 18 : Data Pencapaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 19 : Time Scedule Penelitian
Lampiran 20 : Foto Penelitian
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah kunci perbaikan mutu pendidikan, kualitas pembelajaran

adalah denyut jantungnya. Guru adalah faktor sentral setiap usaha perbaikan

kualitas pendidikan karena kualitas pendidikan di sekolah ditentukan oleh

kualitas gurunya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru

dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu: (1) kompetensi

pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, dan (4)

kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam

kinerja guru (Permendiknas No. 16, 2007).

Guru wajib menghantarkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan

sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pada pasal 3,

tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.

Untuk mengantar peserta didik menggapai tujuan pendidikan

dibutuhkan guru-guru yang kompeten dan profesional. Namun harapan tidak


2

selalu sesuai kenyataan dan semua butuh proses. Demikian juga yang terjadi

dengan guru-guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Berdasarkan hasil

analisis supervisi akademik semester gasal tahun pelajaran 2016/2017,

beberapa guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta belum kompeten dalam

menyusun perencanaan pembelajaran sesuai standar proses maupun dalam

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

Hal tersebut berarti guru belum memenuhi kompetesi pedagogik, sehingga

harus ada upaya untuk meningkatkan kompetensi akademik guru.

Atas dasar pemikiran tersebut peneliti bermaksud mengkaji lebih

lanjut tentang permasalahan kompetensi guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran, dengan penelitian tindakan sekolah. Sebagai

alternatif solusi permasalahan tersebut, peneliti bermaksud menerapkan

strategi SUPER TIMWORK yang merupakan akronim dari SUPERvisi

akademik, opTIMalisasi MGMPS dan WORKshop pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka

permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Guru belum merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan

silabus agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang

ditetapkan.

2. Guru belum melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan

rancangan yang telah disusun secara lengkap.

3. Guru belum melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.


3

4. Guru belum melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi

dengan waktu yang cukup.

5. Guru belum menggunakan metode pembelajaran untuk

meningkatkan motivasi belajar peserta didik

6. Guru belum menggunakan metode dan media pembelajaran

dan/atau audiovisual untuk meningkatkan motivasi belajar peserta

didik.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka ada 3

permasalahan dalam penelitian ini yang harus digali jawabannya.

1. Bagaimana penerapan SUPER TIMWORK dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta?

2. Seberapa besar peningkatan kompetensi pedagogik guru SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta dalam merencanakan pembelajaran

setelah penerapan SUPER TIMWORK?

3. Seberapa besar peningkatan kompetensi pedagogik guru SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta dalam melaksanakan pembelajaran

setelah penerapan SUPER TIMWORK?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian

ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan penerapan SUPER TIMWORK dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMA Muhammadiyah

1 Surakarta.
4

2. Mendeskripsikan besarnya peningkatan kompetensi pedagogik

guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam merencanakan

pembelajaran setelah penerapan SUPER TIMWORK.

3. Mendeskripsikan besarnya peningkatan kompetensi pedagogik

guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam melaksanakan

pembelajaran setelah penerapan SUPER TIMWORK.

E. Fokus Penelitian

Penelitian tindakan difokuskan pada upaya meningkatkan kompetensi

akademik guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta khususnya guru yunior

dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, melaksanakan

aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan (RPP), dan menggunakan

metode/media pembelajaran sesuai dengan materi ajar untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberikan manfaat

teoretis maupun manfaat praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan

dalam upaya peningkatan kompetensi akademik guru terutama dalam

merancang rencana pembelajaran, melaksanakan aktivitas pembelajaran

sesuai dengan rancangan, dan menggunakan metode pembelajaran sesuai

dengan materi ajar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.


5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Meningkatkan kompetensi akademik guru yang berdampak pada

meningkatnya kualitas pembelajaran, khususnya dalam merancang

rencana pembelajaran, melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai

dengan rancangan, dan menggunakan metode pembelajaran sesuai

dengan materi ajar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

b. Bagi sekolah

Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah yang bermuara pada

meingkatnya kualitas pendidikan di sekolah dan pendidikan pada

umumnya..

c. Bagi peneliti selanjutnya

Menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan

penelitian yang relevan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran,

khususnya dalam merancang rencana pembelajaran, melaksanakan

aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan, dan menggunakan

metode pembelajaran sesuai dengan materi ajar untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik

G. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan dilakukan

kegiatan sebagai berikut.

1. Kepala sekolah melakukan analisis hasil supervisi akademik guru

pada semester gasal tahun pelajaran 2016/2017.


6

2. Kepala sekolah melakukan kegiatan peningkatan kompetensi

akademik guru khususnya dalam merancang rencana pembelajaran,

melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan, dan

menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi ajar untuk

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3. Kepala sekolah bersama kolaborator merancang rencana kegiatan

supervisi guru untuk semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

4. Kepala sekolah bersama kolaborator memantau kegiatan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) dalam upaya

peningkatan kompetensi akademik guru, khususnya dalam

merancang rencana pembelajaran, melaksanakan aktivitas

pembelajaran sesuai dengan rancangan, dan menggunakan metode

pembelajaran sesuai dengan materi ajar untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik.

5. Kepala sekolah bersama kolaborator merencanakan dan

melaksanakan workshop pembelajaran untuk meningkatkan

kompetensi akademik guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

6. Kepala sekolah bersama kolaborator melakukan monitoring

administrasi pembelajaran guru semester semester genap tahun

pelajaran 2016/2017.
7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kompetensi Guru

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, pada pasal 8 menyatakan, “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Selanjutnya dalam pasal 10 ayat (1) dinyatakan bahwa “Kompetensi

guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi  kompetensi 

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”

a. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a

dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

Kemampuan paedagogik disebut juga kemampuan dalam pembelajaran

atau pendidikan yang memuat pemahaman akan sifat, ciri anak didik dan

perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang berguna

untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi mengajar yang


8

sesuai dengan bahan dan perkambangan siswa, serta menguasai sistem

evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkatkan

kemampuan siswa (Suparno, 2002: 52).

b. Kompetensi Kepribadian

Pasal 28 ayat (3) butir b pada Standar Nasional Pendidikan dikemukakan

bahwa guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif

dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi :

1) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan

norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam

bertindak sesuai dengan norma.

2) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam

bertindak sebagaipendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

3) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan

pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

4) Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang

berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku

yangh disegani.

5) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai

dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan

memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

Guru dalam bahasa Jawa merupakan singkatan dari digugu dan ditiru

artinya guru merupakan sosok panutan (teladan) bagi peserta didik dan
9

menjadi sosok seorang guru haruslah memiliki kekuatan kepribadian yang

positif yang dapat dijadikan sumber inspirasi bagi peserta didik. Ki Hajar

Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional mengajarkan bahwa dalam sistem

pendidikan guru harus berpegang pada prinsip ing ngarsa sung tuladha,

ing madya mangun karsa, tut wuru handayani, yang artinya bahwa guru

harus menjadi contoh dan teladan yang baik, membangkitkan motivasi

belajar siswa serta mendorong/ memotivasi/ memberikan dukungan dari

belakang.

c. Kompetensi Sosial.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Untuk

mengembangkan kompetensi sosial seseorang pendidik, kita perlu tahu

target atau dimensi-dimensi kompetensi ini 15 skill yang dapat

dimasukkan kedalam dimensi kompetensi sosial, yaitu: (1) kerja tim, (2)

melihat peluang, (3) peran dalam kegiatan kelompok, (4) tanggung jawab

sebagai warga, (5) kepemimpinan, (6) relawan sosial, (7) kedewasaan

dalam bekreasi, (8) berbagi, (9) berempati, (10) kepedulian kepada

sesama, (11) toleransi, (12) solusi konflik, (13) menerima perbedaan, (14)

kerja sama, dan (15) komunikasi. Kompetensi sosial guru merupakan

kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntunan kerja di

lingkungan sekitar pada saat menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.


10

Dalam menjalani perannya tersebut guru, sebisa mungkin harus dapat

menjadi sosok pencetus dan pelopor pembangunan di lingkungan sekitar

terutama yang berkaitan erat dengan pendidikan. Melalui interaksinya

yang baik dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidik dan

wali peserta didik tentunya akan sangat mendukung proses pendidikan

sehingga mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.

d. Kompetensi Profesional.

Pasal 28 ayat (3) butir c, Standar Nasional Pendidikan tercantum

ketentuan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah

kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi profesional secara umum dalam ruang lingkup kompetensi

profesional guru yang meliputi hal-hal berikut.

1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan

2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf

perkembangan peserta didik

3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggungjawabnya

4) Mengerti dan menerapkan metode yang bervariasi

5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan

sumber belajar yang relevan.

6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran

7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik


11

8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa, 2007)

Kesimpulannya, guru profesional harus memiliki akuntabilitas dalam

melaksanakan ketiga kompentensi tersebut, dibutuhkan tekad dan

keinginan yang kuat dalam diri setiap guru untuk melaksanakan tugas

keprofesionalannya dengan baik dan sempurna.

2. Kompetensi Kepala Sekolah

Kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah / Madrasah

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah terdiri dari 5 kompetensi di

antaranya : kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi

supervisi, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

a. Kompetensi Manajerial

Kompetensi kepala sekolah yang sangat teknikal adalah

kompetensi manajerial. Dengan demikian, apabila seseorang sudah

menjadi kepala sekolah, khalayak memandang bahwa orang tersebut

memiliki kompetensi manajerial secara baik. Mulyasa (2004:25)

menyatakan bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah semakin

penting untuk ditingkatkan sejalan dengan semakin kompleksnya

tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja

yang semakin efektif dan efesien. Di samping itu, perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang diterapkan dalam

kegiatan pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin

pesat sehingga menuntut penguasaan secara profesional.


12

b. Kompetensi Kewirausahaan

Kompetensi Kewirausahaan adalah Kompetensi yang harus

dimiliki oleh kepala sekolah, dimana dengan menguasai komptensi

tersebut kepala sekolah akan mudah mengembangkan sekolah agar

lebih efektif dan efisien. Melalui kompetensi kewirausahaan kepala

sekolah mampu menjadi pemimpin yang inovatif dan kreatif untuk

mengembangkan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya sebagai

sekolah yang bermutu sebagaimana hal-hal berikut.

1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan

sekolah

2) Bekerja keras mencapai keberhasilan sekolah sebagai

organisasi pembelajaran yang efektif

3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin

sekolah/madrasah

4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam

menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah sebagai

sumber belajar peserta didik.

c. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian (personality competence) diwujudkan

dalam bentuk berfikir, bersikap dan bertindak sebagai pemimpin

pendidikan dan manajer sekolah yang berkepribadian. Pada

kompetensi kepribadian disebutkan indikator pencapaiannya meliputi

hal-hal berikut.
13

1) berakhlak mulia, dengan mengembangkan budaya dan tradisi

akhlak mulia dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas

di sekolah/madrasah;

2) memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin;

3) memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri

sebagai kepala sekolah/madrasah;

4) bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi;

5) mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam

pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah; dan

6) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin

pendidikan (Permendiknas No. 13/2007).

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi social adalah kemampuan seseorang dalam

berkomunikasi dengan orang lain, bergaul , bekerjasama, dan berjiwa

sosial. Komara (2007) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai (1)

kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan

teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional (2)

kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap

lembaga kemasyarakatan dan (3) kemampuan untuk menjalin

kerjasama baik secara individual maupun kelompok.

Subagyo (2008) mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah

kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

efisien, baik dengan peserta didik, guru ,orang tua/wali, dan

masyarakat sekitar, sehingga seorang yang memiliki kompetensi sosial


14

akan nampak menarik, empati, kolaboratif, suka menolong, menjadi

panutan, komunikatif, dan kooperatif. Sedangkan Sumardi (2007)

menyatakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan untuk

berkomunikasi, membangun relasi, dan kerjasama, menerima

perbedaan, memikul tanggung jawab, menghargai hak orang lain, serta

kemampuan memberi manfaat bagi orang lain. Berdasarkan batasan-

batasan diatas maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

kompetensi sosial adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam

bekerjasama dengan orang lain, peduli sosial dan memiliki kepekaan

sosial .

e. Kompetensi Supervisi

Secara etimologi istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris

supervision yang berarti pengawasan (Danim, 2011: 152). Pelaku atau

pengawasnya disebut supervisor dan orang yang disupervisi disebut

subjek supervisi. Jadi supervisi adalah segala bantuan dari para

pimpinan sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan

guru-guru personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan

pendidikan.

Menurut Suryosubroto (2010:175), “Supervisi adalah pembinaan

yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat

meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar

mengajar yang lebih baik.” Supervisi pendidikan merupakan bantuan

untuk meningkatkan profesional guru melalui pembahasan secara

berdua atau berkelompok tentang kajian masalah pendidikan dan


15

pengembangan untuk menemukan solusi atas berbagai alternatif

pengembangan untuk meningkatkan profesional guru.

3. Supervisi Akademik

Secara konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan

membantu guru mengembangkankemampuannya mengelola proses

pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian,

berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja

guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru

mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian,

supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru

dalam mengelola pembelajaran.

Fungsi supervisi pendidikan yaitu penelitian, penilaian, perbaikan, dan

peningkatan. Supervisi berfungsi sebagai alat untuk memperoleh gambaran

yang sebenarnya tentang situasi pendidikan sehingga dapat digunakan

sebagai sarana untuk menilai situasi. Menurut Briggs dalam Imron (2011:

12), supervisi berfungsi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan

mengarahkan pertumbuhan guru-guru; mengkoordinasikan semua usaha

sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas

pengalaman guru-guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi

fasilitas dan penilaiann yang terusmenerus, menganalisis situasi

belajarmengajar, memberikan pengetahuan dan keterampilan guru serta

staf, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan

kemampuan guru.
16

“Tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar

mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi

mengajar.” (Suryosubroto, 2010:175). Selanjutnya diuraikan bahwa tujuan

supervisi adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada para guru

untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna

mewujudkan tujuan belajar peserta didik.

Jadi pada intinya tujuan supervise akademik adalah untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar menjadi lebih baik.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka dapat dilakukan dengan membina

para guru melalui pemberian layanan dan bantuan dalam meningkatkan

kompetensi profesionalnya sehingga proses pembelajaran yang dilakukan

menjadi lebih baik dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hasil

belajar siswa.

Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik adalah

sebagai berikut.

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program

supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.

c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.

d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang

mungkin akan terjadi.

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi

guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.


17

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor

dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan

asuh dalam mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi

pelaksanaan supervisi akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan

yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh

humor.

l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur

dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah).

m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi

akademik di atas (Dodd, 1972).

Supervisi akademik juga mencakup dokumen kurikulum, kegiatan

belajar mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sasaran

utama supervisi akademik adalah proses belajar mengajar dengan

tujuan meningkatkan mutu proses dan mutu hasil pembelajaran. Variabel

yang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain guru, siswa,

kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik.

Oleh sebab itu, fokus utama supervisi akademik adalah usaha-usaha yang

sifatnya memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara


18

profesional sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu

memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-kemampuan

guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran,  melaksanakan kegiatan

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,  memanfaatkan hasil penilaian

untuk peningkatan layanan pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar

yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan

mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang

tepat.

Ada beberapa model supervisi akademik, antara lain model supervisi

tradisional baik langsung maupun tidak langsung dan model supervisi

kontemporer (masa kini). Selain itu secara teknik ada supervisi individual

dan supervisi klasikal/kelompok. Supervisi individual yaitu pelaksanaan

supervisi  perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya

berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini dapat diketahui

kualitas pembelajaran guru bersangkutan. Teknik supervisi individual ada

lima macam.

a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)

Kepala sekolah atau supervisor  datang ke kelas untuk

mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa

kekurangan atau kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.

b. Kunjungan Observasi (Observation Visits)

Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang

sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran


19

tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau

dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.

c. Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog,

dan tukar pikiran antara supervisor dan guru, dengan tujuan

mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,

meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan memperbaiki

segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru.

d. Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke   kelas

yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi

pengalaman dalam pembelajaran.

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program

supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang

yang akan disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan analisis

kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan berdasarkan

kebutuhan guru. Kemudian guru  diberikan layanan supervisi sesuai

dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan.

4. Monitoring Pembelajaran

Secara prinsip, monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang

berlangsung guna memastikan  kesesuain proses dan capaian sesuai rencana

atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau kelambanan maka segera

dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan targetnya.

Monitoring pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan monitoring yang


20

menyertakan proses pengumpulan, penganalisisan, pencatatan, pelaporan dan

penggunaan informasi manajemen tentang pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Fokus kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran ada pada

kegiatan dan tingkat capaian dari perencanaan pembelajaran yang telah dibuat

berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan monitoring pelaksanaan

pembelajaran berkaitan dengan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan

pembela jaran dan pengidentifikasian tindakan untuk memperbaiki

kekurangan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Kegiatan monitoring lebih terfokus pada kegiatan yang sedang

dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk

mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan

maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan

perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring

mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan

program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam

memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya. Juga memberikan

informasi kepada pengelola program apabila terjadi hambatan dan

penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi.

Berikut merupakan pengertian monitoring (pengawasan) menurut

beberapa ahli.

a. George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan adalah

mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi

prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif

sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.


21

b. Tabrani Rusyani (1997) menyatakan pengawasan adalah pengendalian

yang dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan, penilaian

kemampuan, meningkatkan dan menyempurnakan, baik manajemen

maupun bidang operasionalnya.

c. Oxfam (1995) Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu

untuk memeriksa yang sudah untuk memeriksan bahwa semua berjalan

untuk direncanakan dan memberi kesempatan agar penyesuaian dapat

dilakukan secara metodologis.

d. (Casely & Kumar 1987) Monitoring merupakan kegiatan program yang

terintegrasi, bagian penting dari praktek manajemen yang baik dan

karena itu merupakan bagian yang integral dari manajemen sehari-hari.

e. (Calyton & Petry 1983) Monitoring dapat didefinisikan sebagai suatu

proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan

mengkomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan

keputusan manajemen program/proyek.

Fokus monitoring adalah pemantauan pada pelaksanaan manejemen

sekolah, bukan pada hasilnya. Tepatnya, fokus monitoring adalah pada

komponen proses menejemen sekolah, baik menyangkut proses pengambilan

keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, maupun

pengelolaan proses belajar mengajar. Monitoring melibatkan perhitungan atas

apa yang kita lakukan. 

Monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang kita

berikan. Hasil monitoring dapat digunakan untuk memberi masukan bagi


22

perbaikan pelaksanaan manejemen sekolah. Sedangkan tujuan monitoring

adalah sebagai berikut.

a. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai

dengan rencana.

b. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi.

c. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan

sudah tepat untuk mencapai tujuan kegiatan.

d. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh

ukuran kemajuan.

e. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa

menyimpang dari tujuan.

Menurut Dunn (1981), monitoring mempunya empat fungsi sebagai

berikut.

a. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan

administrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan

prosedur yang telah ditetapkan.

b. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan

layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai

mereka.

c. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang

membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat

sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu

tertentu.
23

5. MGMP Sekolah

Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk

watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang

diinginkan. Dimensi tersebut, peranan guru sulit digantikan oleh yang lain.

Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat

Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam

proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada

dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus lagi proses,

pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh

teknologi (Supriadi, 1998: xv).

Sesungguhnya paradigma baru pendidikan nasional nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), memang telah

menempatkan pendidik sebagai tenaga profesional, yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengapdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi ( pasal 39 ayat (2) UU Sisdiknas). Pasal ini tidak diikuti

dengan perintah untuk pengaturan lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Itulah salah satu sebab, maka pengaturan lebih lanjut tentang pendidik,

khususnya guru dan dosen, perlu dibuat dalam bentuk undang-undang

Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

ditetapkan dengan jelas sembilan prinsip profesional (pasal 7 ayat 1).

a. memiliki bakat, minat dan panggilan jiwa, dan idealism


24

b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan ketakwaan, dan akhlak mulia

c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan

sesuai bidang tugas

d. memilki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas

e. memiliki tangung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

Selain itu guru dan dosen harus juga

f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja

g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan guru.

i. Khusus bagi guru harus memiliki wadah profesi yang mempunyai

kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas

keprofesionalan guru. Dalam hal ini dosen tidak wajib memiliki

wadah profesi, karena akan lebih banyak diatur oleh senat

perguruan tinggi masing-masing (Arifin, 2007:68).

Pada undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005

menyatakan bahwa Keprofesionalan guru harus memiliki beberapa

kompetensi meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Dalam upaya pengembangan

kompetensi profesionalisme guru, menurut Supriadi (1998), yaitu diantaranya

dapat melalui mengoptimalkan fungsi dan peran kegiatan dalam bentuk PKG
25

(Pusat Kegiatan Guru), KKG (Kelompok Kerja Guru), dan MGMP

(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang memungkinkan para guru berbagai

pengalaman dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam

kegiatan mengajarnya.

Dalam Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, mempersyaratkan guru untuk: (i) memiliki kualifikasi akademik

minimum S1/D4; (ii) memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (iii)

memiliki sertifikat pendidik. Dengan berlakunya Undang-undang ini

diharapkan memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi guru untuk

meningkatkan profesionalismenya melalui pelatihan, penulisan karya ilmiah,

dan pertemuan di Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP). Dengan demikian KKG dan MGMP memiliki peran

penting dalam mendukung pengembangan profesional guru.

Secara umum, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) adalah

wahana kerja sama guru-guru dan sebagai tempat mendiskusikan masalah

yang berkaitan dengan kemampuan profesional, yaitu dalam merancanakan,

melaksanakan, dan menilai kemampuan peserta didik. MGMP merupakan

salah satu jenis organisasi guru-guru sekolah yang diakui pemerintah sampai

saat ini selain PGRI, MGMP didirikan atas anjuran pejabat-pejabat

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (Soetjipto, 2009: 36).

MGMP adalah forum atau wadah kegiatan profesional guru mata

pelajaran sejenis. Hakikat MGMP berfungsi sebagai wadah atau sarana

komunikasi, konsultasi dan tukar pengalaman. MGMP ini diharapkan dapat


26

meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran yang

bermutu sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Wadah komunikasi profesi

ini sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi pada peningkatan

kemampuan, wawasan, pengetahuan serta pemahaman guru terhadap meteri

yang diajarkan dan pengembangannya (Saondi, 2010: 80). MGMP adalah

suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis

disanggar maupun di masing-masing sekolah yang terdiri dari dua unsur yaitu

musyawarah dan guru mata pelajaran.

Guru mata pelajaran adalah guru SMP dan SMA negeri atau swasta

yang mengasuh dan bertangung jawab dalam mengelola mata pelajaran yang

ditetapkan dalam kurikulum. Guru bertugas mengimplementasikan kurikulum

kelas. Dalam hal ini dituntut kerjasama yang optimal diantara para guru.

MGMP diharapkan akan meningkatkan profesionalisme guru dalam

melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai kebutuhan peserta didik.

Wadah profesi ini sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi pada

peningkatan keprofesionalan para anggotanya (Sa’ud, 2009: 107)

Tujuan dari berdirinya MGMP seharusnya guru dapat memanfaatkan

dan ikut berpartisipasi dalam wadah tersebut, akan tetapi semua guru belum

menyadari hal itu. Adanya Sertifikasi Guru dan Pelaksanaan Implementasi

KTSP, guru dapat memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya

dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya secara efektif. Memanfaatkan wadah

profesi guru tersebut guru dapat bertukar pengalaman dan saling berbagi

sesama guru sehingga dapat mengembangkan kompetensi guru dan

menjadikannya guru professional. MGMP menjadi sarana yang sangat efektif


27

dalam meningkatkan kualitas kompetensi dan profesionalisme guru, hal ini

bisa dilihat dari tugas dan fungsi dari adanya wadah MGMP yaitu sebagai

tempat guru untuk berdiskusi dan menelaah mengenai kesulitannya di kelas

serta dapat saling tukar pikiran dalam merancang model pemebelajaran dan

implementasi KTSP secara efektif dan efisisen (Mulyasa, 2008: 79).

MGMP adalah organisasi profesi (guru) non struktural tempat guru-

guru mata pelajaran melakukan diskusi untuk memecahkan masalah

pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru yang lainnya. MGMP

memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal,

khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan

silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian

sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber belajar, dsb.

b. Memberikan kesempatan kepada anggota musyawarah kerja untuk

berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan

balik.

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengadopsi

pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih profesional

bagi peserta musyawarah kerja.

d. Memberdayakan dan membantu anggota musyawarah kerja dalam

melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah.

e. Mengubah budaya kerja anggota musyawarah kerja (meningkatkan

pengetahuan, kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan


28

profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan

profesionalisme di tingkat MGMP.

f. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang

tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik.

g. Meningktakan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan di tingkat

MGMP.

B. Kerangka Berpikir

KONDISI Sebelum Penerapan


PESERTA DIDIK
AWAL SUPER MINI TIMWORK
Aktifitas dan hasil belajar
rendah

SIKLUS I
Penerapan
SUPER MINI TIMWORK
Supervisi Akademik
TINDAKAN
PENERAPAN
SUPER MINI TIMWORK
SIKLUS II
SUPER MINI TIMWORK
MGMPS-WORKSHOP
MONITORING

KONDISI Diduga melalui penerapan


SUPER MINI TIMWORK
AKHIR kompetensi pedagogik
guru meningkat

Bagan 1.
Kerangka Berpikir
29

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut.

“Penerapan SUPER TIMWORK berhasil meningkatkan kompetensi

pedagogik guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta dalam merancang

rencana pembelajaran dan melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai

dengan rancangan yang sudah dibuat”.


30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain penelitian

tindakan yang dirancang melalui dua siklus dan pelaksanaannya melalui empat

tahap penelitian, yaitu tahap perencanaan (planning), tindakan (action),

pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) yang dapat disajikan pada

gambar berikut

SIKLUS I SIKLUS II

PERENCANAAN PERENCANAAN KESIMPULA


N

REFLEKSI TINDAKAN REFLEKSI TINDAKAN

OBSERVASI OBSERVASI

Gambar1.
Tahapan Penelitian
.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru yunior SMA Muhammadiyah 1

Surakarta yang berjumlah 30 guru dengan perincian jumlah yang dapat

dilihat pada tabel berikut.


31

Tabel 1.
Guru Sasaran Supervisi

NO MATAPELAJARAN JUMLAH KETERANGAN


GURU
1. Biologi 1 orang DPK
2. Sejarah 2 orang DPK
3. Fisika 1 orang DPK
4. Matematika 4 orang DPK(1), GTY(3)
5. Kimia 1 orang DPK
6. PAI 5 orang GTY
7. Bahasa Inggris 2 orang DPK(1), GTY(1)
8. Bahasa Indonesia 2 orang GTY
9. PPKn 1 orang DPK
10. Sosiologi 1 orang DPK
11. Geografi 1 orang DPK
12. KWU 1 orang GTT
13. Seni Budaya 1 orang GTY
14 Ekonomi 2 orang DPK
15 Akuntansi 1 orang DPK
16 Penjasorkes 2 orang GTT
17 Bahasa Jawa 1 orang GTY
18 Bahasa Arab 1 orang GTT
DPK: 13 orang
JUMLAH 30 orang GTY: 13 orang
GTT: 4 orang

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta,

Jalan Raden Mas Said Nomor 35, Ketelan, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah

pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018dimulai dari bulan Januari

sampai dengan Juni 2017.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan (Action Research), yang

kegiatannya dilakukan secara siklik. Penelitian ini terdiri dari dua siklus.
32

Setiap siklus yang terdapat dalam penelitian ini mengandung suatu refleksi

kritis dan upaya untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

Berikut ini adalah gambaran penelitian tindakan yang terdiri dari 2

siklus dan pelaksanaannya melalui empat tahap penelitian, yaitu tahap

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

1. Prosedur Pelaksanaan Siklus I

Siklus pertama dilaksanakan mulai bulan Februari 2016 sampai

dengan bulan Maret 2016. Adapun tahapan pada siklus pertama adalah

sebagai berikut.

a. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti bersama kolaborator yang terdiri

atas wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru senior

merencanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Inventarisasi kebutuhan dan kelemahan guru dalam melaksanakan

tugas pokoknya dan menganalisis hasil supervisi akademik guru

pada semester gasal 2016/2017.

2. Berdiskusi dengan kolaborator tentang hal-hal yang dapat

mengatasi kelemahan guru dalam melaksanakan tugas pokok guru

maupun meningkatkan kompetensi guru.

3. Menyusun rencana tindakan dengan merancang jadwal kegiatan

supervisi akademik maupun supevisor.

4. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

tindakan.
33

b. Pelaksanaan

Tindakan siklus I merupakan tindak lanjut dari supersivi pra-

siklus sebagai refleksi untuk meningkatkan kompetensi guru dalam

merancang rencana pembelajaran, melaksanakan aktivitas

pembelajaran sesuai dengan rancangan, dan menggunakan metode

pembelajaran sesuai dengan materi ajar untuk meningkatkan motivasi

belajar peserta didik .

Pada tahap ini peneliti mengadakan pertemuan individual

office-conference dengan guru-guru yang berdasarkan hasil analisis

supervisi semester gasal tahun 2017/2018memang perlu peningkatan

untuk mengetahui penyebab/masalah dari guru yang bersangkutan

terkait dengan penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran yang sesuai dengan rancangan, dan penggunaan metode

pembelajaran.

Selanjutnya peneliti dan kolaborator melaksanakan kontrol /

supervisi kunjungan kelas. Pelaksanaan supervisi disesuaikan dengan

jadwal pelajaran yang telah ada, sehingga tidak mengganggu proses

belajar mengajar.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan pada setiap tindakan, mulai dari tahap

perencanaan sampai pelaksanaan tindakan. Peneliti dibantu

kolabolator mengumpulkan data melalui instrument yang sudah

disiapkan. Selanjutnya menganalisis data penelitian yang telah

terkumpul untuk mengetahui proses peningkatan kompetensi guru


34

yunior setelah dilakukan tindakan. Kejadian dan hal-hal yang terjadi

direkam dalam bentuk catatan-catatan hasil observasi dan

didokumentasikan sebagai data-data penelitian.

d. Refleksi

Pada akhir siklus I diadakan refleksi berdasarkan data

observasi. Dengan refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat

apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat

meningkatkan kompetensi akademik guru yunior. Refleksi dilakukan

dengan cara mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang

terjadi pada guru yunior dan suasana kelas. Pada tahap ini peneliti

menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan sejauh

mana (to what extent) tindakan telah menghasilkan perubahan secara

signifikan. Selain itu refleksi juga untuk mengetahui kendala-kendala

apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan

alternatif apa sebagai solusinya. Hasil observasi pada siklus I direfleksi

untuk pengambilan tindakan di siklus II.

2. Prosedur Pelaksanaan Siklus II

Kegiatan tindakan pada siklus II didasarkan atas temuan-temuan

hasil dari siklus I dan dilaksanakan mulai bulan April 2017 sampai bulan

Mei 2017. Adapun langkah-langkah tindakan yang dilakukan sama dengan

pada siklus I dengan rangkaian tahap perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi.
35

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti bersama kolaborator yang terdiri

atas wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru senior

merencanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Berdiskusi dengan kolaborator untuk merancang kegiatan

pertemuan MGMPS dan monitoring administrasi pembelajarn

guru.

2. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

tindakan.

b. Tindakan II

Tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari supersivi siklus

I sebagai refleksi untuk meningkatkan kompetensi guru dalam

merancang rencana pembelajaran, melaksanakan aktivitas

pembelajaran sesuai dengan rancangan, dan menggunakan metode

pembelajaran sesuai dengan materi ajar untuk meningkatkan motivasi

belajar peserta didik .

Pada tahap ini peneliti menerapkan SUPER MINI TIMWORK.

Peneliti bersama kolaborator merencanakan memfasilitasi

terlaksananya workshop penyusunan RPP, pembelajaran efektif dan

pembuatan media pembelajaran. Selanjutnya mengamati jalannya

pertemuan MGMPS yang terintegrasi dengan kegiatan workshop.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan pada setiap tindakan, mulai dari tahap

perencanaan sampai pelaksanaan tindakan. Peneliti dibantu kolabolator


36

mengumpulkan data melalui instrument yang sudah disiapkan.

Selanjutnya menganalisis data penelitian yang telah terkumpul untuk

mengetahui proses peningkatan kompetensi guru yunior setelah

dilakukan tindakan. Kejadian dan hal-hal yang terjadi direkam dalam

bentuk catatan-catatan hasil observasi dan didokumentasikan sebagai

data-data penelitian.

d. Refleksi II

Pada akhir siklus II diadakan refleksi berdasarkan data observasi.

Dengan refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah

tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan

kompetensi akademik guru yunior. Refleksi dilakukan dengan cara

mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi pada

guru yunior dan suasana kelas. Pada tahap ini peneliti menjawab

pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan sejauh mana (to

what extent) tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

Selain itu refleksi juga untuk mengetahui kendala-kendala apa yang

menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif

apa sebagai solusinya. Hasil observasi pada siklus II direfleksi untuk

pengambilan tindakan di siklus selanjutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik non test

digunakan untuk mendapatkan tingkat kompetensi akademik guru, khususnya

dalam merancang pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran, dan

penggunaan metode pembelajaran sesuia materi ajar. Adapun instrument


37

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :(1) Pedoman observasi; (2)

Pedoman Wawancara; (3) Format supervisi kunjungan kelas ; (4) format

monitoring administrasi pembelajaran guru; (5) Program kerja MGMPS; (6)

Notulen kegiatan MGMPS, dan (7) Angket pendapat guru tentang SUPER

TIMWORK.

F. Validasi

Penelitian tindakan bersifat transformative, maka kriteria yang cocok

adalah validitas demokratik, validitas hasil, validitas proses, validitas

katalitik, dan validitas dialogis yang harus dipenuhi dari awal hingga akhir

penelitian, yaitu refleksi awal saat kesadaran akan kekurangan muncul sampai

pelaporan hasil penelitiannya (Burn, 1999: 161-162 dalam Subyantoro, 2014:

145). Validasi data dalam penelitian ini juga mengacu pada Borg dan Gall

yang meliputi validitas proses dan validitas hasil (Wiriaatmadja, R., 2005 :

164). Validasi dilakukan selama proses penelitian, dari awal hingga

berakhirnya penelitian. Untuk meminimalkan subyektifitas dilakukan melalui

trianggulasi, baik trianggulasi waktu, trianggulasi ruang, trianggulasi

penelitian, maupun trianggulasi teoritis (Burn, 1999: 164 dalam Subyantoro,

2014: 151).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah prosess menyeleksi, menyederhanakan,

memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematik

dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk

menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan (Subyantoro, 2014:

77).
38

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan

data, dan penyimpulan. Reduksi data dilakukan dengan cara menyeleksi,

memfokuskan, dan mengabstraksikan data mentah menjadi informasi yang

bermakna, kemudian dilanjutkan dengan paparan data, yaitu menampilkan

data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif dan representasi

grafis. Langkah terakhir adalah penyimpulan, yaitu mengambil intisari dan

sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau

fomula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas.

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan penelitian ini adalah

sebagaimana nampak dalam tabel berikut.

Table 2.
Ukuran Keberhasilan Penelitian

NO. MASALAH UKURAN TARGET TEKNIK


KEBERHASILAN PENGUMPULAN
DATA
1. Penyusunan RPP baik dan Minimal 90% guru Non Test
rencana benar, sesuai yunior dapat Observasi
pembelajaran standar proses. menyusun RPP
dengan kriteria
nilai baik
2. Pelaksanaan Pelaksanaan Minimal 90% Non Test
pembelajaran pembelajaran melaksanakan Observasi
sesuai RPP yang pembelajaran
sudah dibuat dengan kriteria
nilai baik
39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Awal

Kondisi awal dilakukan dengan mengamati dan menganalisis hasil

supervisi guru SMA Muhammadiyah 1 Surakarta pada semester gasal tahun

2016/2017, yang meliputi perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran.

Selanjutnya peneliti bersama kolaborator memilih subyek tindakan

peningkatan kompetensi akademis guru. Subyek yang dipilih adalah guru

yunior yang sudah tersertifikasi, baik guru PNS (DPK), Guru Tetap Yayasan

(GTY) maupun Guru Tidak Tetap (GTT). Hasil supervisi akademik guru

yunior dalam perencanaan pembelajaran pada pra siklus dapat dilihat pada

lampiran.

Gambar 2.
SMA Muhammadiyah 1 Surakarta
Pada pra siklus, 76,67% guru memperoleh nilai supervisi

perencanaan pembelajaran dengan kriteria Cukup, sedangkan 23,33% guru


40

memperoleh nilai dengan kriteria baik. Berikut adalah tabel dan diagram hasil

supervisi guru yunior dalam perencanaan pembelajaran pada pra siklus.

Tabel 3.
Hasil Supervisi Perencanaan Pembelajaran Pra Siklus

Kriteria Guru Persentase

Amat Baik 0 0,0%


Baik 23,33%
7
Cukup 76,67%
23
Kurang 0 0,0%

Diagram 1.
Hasil Supervisi Perencanaan Pembelajaran Pra Siklus

Sedang pada supervisi pelaksanaan pembelajaran 6,67% guru

memperoleh nilai baik, sedang 93,33% guru memperoleh nilai dengan

kriteria Cukup. Berikut adalah tabel dan diagram hasil supervisi guru yunior

dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus.


41

Tabel 4.
Hasil Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

Kriteria Guru Persentase


Amat Baik 0 0,0%
Baik 2 6,67%

Cukup 28 93,33%

Kurang 0 0,0%

Diagram 2.
Hasil Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

Berdasarkan tabel 3 dan 4 serta diagram 1 dan 2 dapat

didiskripsikan sebagai berikut.

1) Kemampuan guru yunior pada pra siklus dalam menyusun rencana

pembelajaran dengan nilai baik 23,33% sedang yang 76,67%

memperoleh nilai Cukup.

2) Kemampuan guru yunior pada pra siklus dalam melaksanakan

pembelajaran yang mencapai nilai baik 6,67%, sedang yang mencapai

nilai cukup 93,33%.


42

Gambar 3.
Mendiskusikan Hasil Supervisi Guru

Hal itu menunjukkan bahwa belum seluruh guru yunior menyusun

perencanaan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Demi menunjang keberhasilan dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada

peserta didik, guru harus memiliki 4 kemampuan/ kompetensi, yaitu

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi

tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

B. Hasil dan Pembahasan Siklus I

Siklus pertama dilaksanakan mulai bulan Februari 2017 sampai

dengan bulan Maret 2017. Adapun tahapan pada siklus pertama adalah

sebagai berikut.

1. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti bersama kolaborator yang terdiri atas

wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru senior merancang

kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Inventarisasi kebutuhan dan kelemahan guru dalam

melaksanakan tugas pokoknya dan menganalisis hasil supervisi

akademik guru pada semester gasal 2016/2017.


43

b. Berdiskusi dengan kolaborator tentang hal-hal yang dapat

mengatasi kelemahan guru dalam melaksanakan tugas pokok

guru maupun meningkatkan kompetensi guru.

c. Menyusun rencana tindakan dengan merancang jadwal kegiatan

supervisi akademik maupun supevisor.

d. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

tindakan.

2. Pelaksanaan

Tindakan siklus I merupakan tindak lanjut dari supersivi pra-siklus

sebagai refleksi untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang

rencana pembelajaran, melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan

rancangan, dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi

ajar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik .

Pada tahap ini peneliti mengadakan pertemuan individual office-

conference dengan guru-guru yang berdasarkan hasil analisis supervisi

semester gasal memang perlu peningkatan untuk mengetahui

penyebab/masalah dari guru yang bersangkutan terkait dengan penyusunan

rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan

rancangan, dan penggunaan metode pembelajaran .

Selanjutnya peneliti dan kolaborator melaksanakan supervisi

kunjungan kelas dilanjutkan dengan supervisi individual untuk

mendiskusikan hasil supervisi dengan guru yunior. Pelaksanaan supervisi

disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang telah ada, sehingga tidak

mengganggu proses belajar mengajar.


44

3. Observasi

Pengamatan dilakukan pada setiap tindakan, mulai dari tahap

perencanaan sampai pelaksanaan tindakan. Peneliti dibantu kolabolator

mengumpulkan data melalui instrument yang sudah disiapkan. Selanjutnya

menganalisis data penelitian yang telah terkumpul untuk mengetahui

proses peningkatan kompetensi guru yunior setelah dilakukan tindakan.

Kejadian dan hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan-catatan

hasil observasi dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.

4. Refleksi

Pada akhir siklus I diadakan refleksi berdasarkan data observasi.

Dengan refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah

tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan

kompetensi akademik guru yunior. Refleksi dilakukan dengan cara

mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi pada

guru yunior dan suasana kelas. Pada tahap ini peneliti menjawab

pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan sejauh mana (to what

extent) tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan. Selain

itu refleksi juga untuk mengetahui kendala-kendala apa yang menghambat,

faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai

solusinya. Hasil observasi pada siklus I direfleksi untuk pengambilan

tindakan di siklus II. (Lihat lampiran)


45

Gambar 4.
Diskusi dengan Guru tentang Perencanaan dan
Pelaksanaan Pembelajaran

Beradasarkan hasil observasi dan tindakan pada sikulus 1 diperoleh

data sebagai berikut. Pada siklus sudah terjadi peningkatan kompetensi

akademik guru yunior dalam perencanaan pembelajaran maupun dalam

pelaksanaan pembelajaran. Guru yunior yang memperoleh nilai supervisi

perencanaan pembelajaran dengan kriteria baik pada pra siklus yaitu 23,33%

meningkat menjadi menjadi 83,33% guru yunior dengan nilai baik dan

sangat baik pada siklus 1. Berikut adalah tabel dan diagram hasil supervisi

guru yunior dalam perencanaan pembelajaran pada siklus 1.

Tabel 5.
Hasil Supervisi Perencanaan Pembelajaran Siklus 1
Kriteria Guru Persentase
Amat Baik 2 6,67%

Baik 23 76,67%

Cukup 5 16,67%

Kurang 0 0,0%
46

Diagram 3.
Hasil Supervisi Perencanaan Pembelajaran Siklus 1

Nilai supervisi pelaksanaan pembelajaran juga mengalami

peningkatan, dari 6,67% guru memperoleh nilai baik pada pra siklus menjadi

73,33% guru yunior memperoleh nilai baik dan sangat baik pada siklus 1.

Berikut adalah tabel dan diagram hasil supervisi guru yunior dalam

pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1.

Tabel 6.
Hasil Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1

Kriteria Guru Persentase


Amat Baik 0 0,0%
Baik 24 80,00%

Cukup 6 20,00%

Kurang 0 0,0%
47

Diagram 4.
Hasil Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1

Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat didiskripsikan sebagai

berikut.

a. kemampuan guru yunior dalam menyusun rencana pembelajaran pada

Siklus 1 sudah mengalami peningkatan. (Lihat lampiran)

b. Namun peningkatan itu belum mencapai indikator kinerja, kompetensi

akademik guru yunior baik dalam hal menyusun perencanaan

pembelajaran maupun dalam melaksanakan rencana pembelajaran

masih perlu ditingkatkan.

c. Perlu dilanjutkan ke siklus 2 dengan tindakan yang lebih efektif agar

indikator kinerja tercapai.

d. Pada siklus 2 tindakan difokuskan pada kelemahan-kelemahan guru

dalam menyusun perencanaan pembelajaran maupun dalam

melaksanakan rencana pembelajaran.


48

Gambar 5.
Peningkatan Kompetesi Pedagogik Guru dengan IHT dan Workshop

C. Hasil dan Pembahasan Siklus II

Kegiatan tindakan pada siklus II didasarkan atas temuan-temuan

hasil dari siklus I dan dilaksanakan mulai bulan April 2017 sampai bulan

Mei 2017. Adapun langkah-langkah tindakan yang dilakukan sama dengan

pada siklus I dengan rangkaian tahap perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi.

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti bersama kolaborator yang terdiri atas

wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru senior merencanakan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

a. Berdiskusi dengan kolaborator untuk merancang kegiatan

pertemuan MGMPS dan monitoring administrasi pembelajarn

guru.

b. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan tindakan.
49

2. Tindakan

Tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari supersivi siklus I

sebagai refleksi untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang

rencana pembelajaran, melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan

rancangan, dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi

ajar untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik .

Kalua pada siklus 1 peneliti menerapkan teknik supervisi, maka pada

siklus 2 ini peneliti menerapkan SUPER TIMWORK, dengan menambah

tindakan optimalisasi MGMPS, workshop dan monitoring. Peneliti

bersama kolaborator merencanakan memfasilitasi terlaksananya workshop

penyusunan RPP, pembelajaran efektif dan pembuatan media

pembelajaran. Selanjutnya mengamati jalannya pertemuan MGMPS yang

terintegrasi dengan kegiatan workshop.

Sekolah memfasilitasi guru-guru yunior untuk mengikuri workshop

peningkatan kompetensi guru khususnya dalam penyusunan RPP yang

baik dan benar sesuai dengan standar proses maupun dalam

pelaksanaannya, baik di dalam maupun di luar sekolah. Sekolah

mengundang nara sumber dari pengawas sekolah maupun praktisi

pendidikan untuk kegiatan workshop di sekolah. Sedangkan workshop

yang diadakan pihak luar sekolah memfasilitasi dengan membantu

pembayaran biaya workshop ataupun transport.

Kepala sekolah memyarankan dan membimbing guru-guru yunior

untuk aktif dalam MGMPS dan mengoptimalkan perannya. Misalnya

dalam pembagian jadwal pelajaran, memilih buku/referensi sebagai materi


50

ajar, mengembangkan silabus, menyusun RPP, dan melaksanakan

pembelajaran di kelas, termasuk dalam menyusun soal dan penilaian.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan pada setiap tindakan, mulai dari tahap

perencanaan sampai pelaksanaan tindakan. Peneliti dibantu kolabolator

mengumpulkan data melalui instrument yang sudah disiapkan. Selanjutnya

menganalisis data penelitian yang telah terkumpul untuk mengetahui

proses peningkatan kompetensi guru yunior setelah dilakukan tindakan.

Kejadian dan hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan-catatan

hasil observasi dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.

Gambar 6.
Kegiatan MGMPS Matematika SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

4. Refleksi II

Pada akhir siklus II diadakan refleksi berdasarkan data observasi.

Dengan refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah

tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan

kompetensi akademik guru yunior. Refleksi dilakukan dengan cara

mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi pada


51

guru yunior dan suasana kelas. Pada tahap ini peneliti menjawab

pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan sejauh mana (to what

extent) tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

Beradasarkan hasil observasi dan tindakan pada sikulus 2 diperoleh

data sebagai berikut. Pada siklus 2 sudah terjadi peningkatan kompetensi

pedagogik guru yunior dalam perencanaan pembelajaran maupun dalam

pelaksanaan pembelajaran secara signifikan. Guru yunior yang

memperoleh nilai supervisi perencanaan pembelajaran dengan kriteria baik

dan sangat baik pada siklus 1 sebesar 83,33% meningkat menjadi 100%

guru yunior pada siklus 2. (Lihat lampiran)

Tabel 6.
Hasil Supervisi Perencanaan Pembelajaran Siklus 2

Kriteria Guru Persentase


Amat Baik 24 80,00%

Baik 6 20,00%

Cukup 0 0,00%

Kurang 0 0,0%

Diagram 5.
Hasil Supervisi Perencanaan Pembelajaran Siklus 2
52

Nilai supervisi pelaksanaan pembelajaran juga mengalami

peningkatan, dari 83,33% guru yunior yang memperoleh nilai baik dan

sangat baik menjadi 96,67%. Berikut adalah tabel dan diagram hasil supervisi

guru yunior dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus.

Tabel 7.
Hasil Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2

Kriteria Guru Persentase

Amat Baik 11 36,67%

Baik 18 60,00%

Cukup 1 3,33%

Kurang 0 0,0%

Diagram 6.
Hasil Supervisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2

Berdasarkan tabel dan diagram di atas dapat didiskripsikan hal-hal

sebagai berikut.

a. kemampuan guru yunior dalam menyusun rencana pembelajaran

pada Siklus 2 sudah mengalami peningkatan.


53

b. Peningkatan itu sudah mencapai indikator kinerja, kompetensi

akademik guru yunior baik dalam hal menyusun perencanaan

pembelajaran maupun dalam melaksanakan rencana pembelajaran

mengalami peningkatan.

c. Sebanyak 100% guru yunior mendapatkan nilai supervisi

perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria

baik dan sangat baik.

c. Penelitian dihentikan, tidak perlu dilanjutkan ke siklus

berikutnya.

D. Hasil dan Pembahasan Antar Siklus.

Peningkatan kompetensi akademik guru dalam merencanakan

pembelajaran dan melaksanakan program pembelajaran dari prasiklus hingga

siklus 2 terangkum dalam tabel berikut.

Tabel 8. Peningkatan Perencanaan Pembelajaran

No KETERCAPAIAN TARGET
SIKLUS
.
  JUMLAH SANGAT BAIK
  PROSENTASE
GURU BAIK
0 7 23,33%
1 Pra Siklus 30
2 23 83,33%
2 Siklus 1 30
24 6 100,00%
3 Siklus 2 30
54

Diagram 7. Peningkatan Perencanaan Pembelajaran

Peningkatan kompetensi akademik guru dalam melaksanakan

pembelajaran dan melaksanakan program pembelajaran dari pra siklus

hingga siklus 2 terangkum dalam tabel berikut.

Tabel 8.
Peningkatan Perencanaan Pembelajaran

No. SIKLUS KETERCAPAIAN TARGET

    JUMLAH GURU BAIK PROSENTASE

1 Sebelum Siklus 1 30 0 2

2 Siklus 1 30 0 24

3 Siklus 2 30 11 18
55

Diagram 8. Peningkatan Perencanaan Pembelajaran


56

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil observasi dan pembahasan setiap siklus pada

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan SUPER TIMWORK berhasil meningkatkan kompetensi

pedagogik guru yunior SMA Muhammadiyah 1 Surakarta, khususnya

dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat.

2. Besar peningkatan kompetensi pedagogik guru yunior SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta dalam merencanakan pembelajaran

mengalami peningkatan dari 23,33% guru yunior yang memperoleh nilai

baik pada supervisi perencanaan pembelajaran Pra Siklus, menjadi 83,33%

pada siklus 1, dan 100% pada siklus 2.

3. Besar peningkatan kompetensi pedagogik guru yunior SMA

Muhammadiyah 1 Surakarta dalam melaksanakan pembelajaran juga

mengalami peningkatan dari 6,67% guru yunior yang memperoleh nilai

supervisi baik pada Pra Siklus, meningkat menjadi 80,00% pada siklus 1,

dan 96,67% pada siklus 2.

B. Saran

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi sekolah dalam

menyusun kebijakan terkait upaya peningkatan mutu pembelajaran


57

sebagai upaya dalam meningkatkan mutu sekolah yang bermuara pada

peningkatan mutu pendidikan dengan implementasi SUPER

TIMWORK.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya merencakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan rencana sebagaimana tertuang dalam standar proses pendidikan

dan terus meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti berbagai

kegiatan baik di sekolah (MGMPS) maupun di luar sekolah.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjynya dapat mengembangkan SUPER TIMWORK dengan

berbagai modifikasi dan dapat menggunakan penelitian ini sebagai dasar

penelitian.
58

DAFTAR PUSTAKA

Darmo Mulyoatmodjo. 1980. Micro Teaching. Jakarta: Proyek Pengembangan


Pendidikan Guru

Direktorat tenaga kependidikan. 2006. Naskah Akademik tentang Standar


Pengawas Satuan Pendidikan (Kualifikasi dan Kompetensi), Jakarta.

Soekartawi, DR., Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, PT Dunia Pustaka


Jaya, Jakarta; 1995.

Soetopo Hendyat, & Soemanto Wasty, Drs,. Pembinaan dan pengembangan


Kurikulum, PT Bumi Aksara, Jakarta; 1993.

Mantja, W. 1984. “Efektivitas Supervisi Klinik dalam Pembimbingan Praktek


Mengajar Mahasiswa IKIP Malang,”Tesis. FPS IKIP Malang.
Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru.  2006. Kompetensi
Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga
Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas.

Suniti.2012. Etika Profesi Keguruan. Cirebon: Nurjati Press.

Satori,Djam’an,dkk.2010.Profesi Keguruan.Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurdin,Syafruddin.2005.Guru Profesional.Ciputat: PT Ciputat Press.

Yamin,Martinis.2006.Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia.Jakarta: Gaung


Persada Press        Jakarta.
59

Lampiran 1: Biodata Peserta

BIODATA PESERTA

I. RIWAYAT PRIBADI
Nama lengkap : Dr. Rahayuningsih, S.Pd.,M.Pd.
Tempat/Tanggal lahir : Sukoharjo, 30 Maret 1970
Jenis kelamin : Wanita
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 70 kg
Status : Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Rumah : Singopuran, RT.04/04, Kartasura, Sukoharjo.
Telepon rumah : 0271-783278
Telepon genggam : 081329459899 (HP) /089619211777 (WA)
Alamat email : hayyu.ningsih@gmail.com
Alamat Blog : http://hayyuningsih.blogspot.com

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. SDN Singopuran II
Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Lulus pada tahun 1982
2. SMPN 3 Kartasura
Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.Lulus pada tahun 1985
3. SPGN Surakarta
Jl. Slamet Riyadi Laewyan Surakarta. Lulus pada tahun 1088.
4. Strata 1
Sarjana Pendidikan (S.Pd) dengan spesialisasi pada bidang
Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan (PMP & KN) di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surakarta
(FKIP – UNS). Berhasil lulus pada tanggal 16 Mei 1994 dengan
predikat “Highly Satisfactory” (Indeks Prestasi Komulatif 3,23 Skala
60

4) dengan mempertahan skripsi yang berjudul “Studi Korelasi antara


Pengetahuan dengan Sikap terhadap Pemasyarakatan Pancasila di
Kecamatan Kartasura, Kabupaten Dati II Sukoharjo”. Dosen
Pembimbing: Prof. Dr. Sri Yutmini dan Drs. Suwito, Ph.D.

5. Strata 2
Magister Managemen Pendidikan (M.Pd) di Universitas
Muhammadiyah Surakarta (UMS). Berhasil lulus pada tanggal 18
Januari 2008 dengan predikat “Cum Laude” (Indeks Prestasi
Komulatif 3,70 skala 4) dengan mempertahankan tesis yang berjudul
“Pola Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 7
Surakarta”. Dosen pembimbing: Prof. Dr. H.A. Ngalim, M.M,
M.Hum dan Prof. Dr. Bambang Sumardjoko, M.Pd.

6. Strata 3
Doktor Ilmu Pendidikan (Dr) dari Fakultas Pascasarjana, Program
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Berhasil
mempertahankan disertasi dengan judul “Pendidikan Politik pada
Siswa Sekolah Menengah Atas: Praksis Pendidikan
Kewarganegaraan (Studi Kasus di SMA Pangudi Luhur Santo Yosef
Surakarta)” pada Sidang Terbuka tanggal 1 Oktober 2012 dan
dinyatakan lulus dengan masa studi 4 tahun 2 bulan meraih predikat
“Highly Satisfactory”. Indeks Prestasi Komulatif Akhir (IPKA) 3,84
dengan skala 4. Promotor: Sumarno, Ph.D dan Prof. Zamroni, Ph.D.

III. PRESTASI DAN PENGHARGAAN


1. Juara I Lomba Forum Ilmiah Guru PPKn SMA/SMK Tingkat
Nasional tahun 2015
2. Juara I Lomba Anugerah Konstitusi bagi Guru PPKn SMA/SMK
Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2015
3. Pemenang Favorite Lomba Wanita Inspiratif Nature-E Beauty
Inside Out Tingkat Nasional tahun 2014
4. Juara I Lomba Kreatifitas Guru (LKG) Tingkat Nasional tahun
2013
5. Peringkat 1 Diklat Penyegaran Narasumber Nasional
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bidang PPKn tingkat
Nasional tahun 2017
6. Juara I Lomba Anugerah Konstitusi bagi Guru PPKn SMA/SMK
Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2015
7. Juara I Lomba Guru SMK Berprestasi Tingkat Kota Surakarta
tahun 2013
8. Juara I Lomba Anugerah Konstitusi bagi Guru PPKn SMA/SMK
Berprestasi Tingkat Kota Surakarta tahun 2015
9. Juara I Lomba Guru SMK Berprestasi Tingkat Kota Surakarta
tahun 2014
61

10. Juara III Guru SMK Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah
tahun 2014
11. Juara II Lomba Inovasi Pembelajaran Guru SMA/SMK Tingkat
Provinsi Jawa Tengah (Dinas Pendidikan Provinsi) tahun 2012
12. Juara III Lomba Inovasi Pembelajaran Guru SMA/SMK Tingkat
Provinsi Jawa Tengah (UNNES) tahun 2014
13. Juara II Lomba Inovasi Pembelajaran Guru SMA/SMK Tingkat
Propinsi Jawa Tengah (LPMP) tahun 2014
14. Pembimbing peserta didik dalam beberapa lomba sebagai Juara I,II,
dan III dalam berbagai tingkat.
15. Narasumber acara Kick Andy di Metro TV dalam rangka
Hardiknas dengan tema “Jadi Guru ya Harus Kreatif” tahun 2014
16. Narasumber Nasional Guru Pembelajar bidang PPKn tingkat
Nasional tahun 2016.
17. Narasumber Nasional Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bidang PPKn tingkat Nasional tahun 2017.
18. Pembicara Seminar Nasional IAIN Purwokerto tahun 2014
19. Pembicara Seminar Nasional UNS Surakarta tahun 2016
20. Pembicara Diklat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) IGI tahun
2016
21. Pembicara Workshop Inovasi Pembelajaran di IAIN Purwokerto
tahun 2014
22. Pembicara Workshop Media Pembelajaran Guru PPKn
SMA/SMK Ponorogo tahun 2014
23. Pembicara pada Seminar Nasional Universitas Muhammadiyah
Ponorogo tahun 2014.
24. Dosen Tamu Kuliah Perdana Universitas Muhammadiyah
Ponorogo tahun 2014.
25. Pembicara pada acara Biosfer, Prodi Biologi FKIP UNS
Surakarta tahun 2014.
26. Pembicara pada Seminar Sekolah Ramah Anak: Dinas
Pendidikan Kab. Demak tahun 2015.
27. Narasumber Diklat Guru Pembelajar/Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan di beberapa MGMP dan PPMG (2015-2017)
28. Narasumber acara Michael Chandra Luar Biasa di Rajawali
TV dalam rangka HGN 72, dengan tema “Belajar itu Asyik”. 18
Oktober 2017

IV. RIWAYAT PEKERJAAN


Guru di SMA/SMK Muhammadiyah 4 Surakarta dari 1998 s.d. 2016.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Surakarta 2016

V. KELUARGA
Nama Suami : Hariyono
Pekerjaan : Wiraswasta (Cikal Kaos)
62

Alamat : Singopuran, RT.04, RW.04, Kartasura, Sukoharjo. 57164.


Anak : Bella Alfatiara Hariyono (FKIP Biologi UNS) dan Aulia
Nisa’ Rizky Hariyono (SMA Muhammadiyah 1 Surakarta)

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Hormat saya,

Rahayuningsih
63

Lampiran 2: Izin Penelitian


64

Lampiran 3: Laporan Seminar Hasil Penelitian


65

Lampiran 4: Photo Seminar Hasil Penelitian

Lampiran 2: Form Penilaian Kinerja Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran

Lembar Penilaian Kinerja Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran


( LPKG Perencanaan )
SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Nama Guru : ................................................................................


NIP/NBM : ................................................................................
NUPTK : ................................................................................
Mata Pelajaran : ................................................................................
Pokok Materi : ................................................................................
Kelas/ Semt/ Tahun : ................................................................................

No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Skor


66

0 1 2 3 4
Tujuan Pembelajaran
a. Standar Kompetensi
1 b. Indikator
c. Ranah Tujuan ( Komprehensif )
d. Kesesuaian dengan Kurikulum
Bahan Belajar / Materi Pembelajaran
a. Bahan belajar mengacu / sesuai dengan tujuan
2 b. Bahan belajar disusun secara sistematis
c. Menggunakan bahan belajar sesuai dengan kurikulum
d. Memberi pengayaan
Strategi / Metode Pembelajaran
a. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan
b. Pemilihan metode disesuaikan dengan materi
c. Penentuan langkah – langkah proses pembelajaran
berdasarkan
3 metode yang digunakan
d. Penataan lokasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan
proporsi
e. Penetapan metode berdasarkan pertimbangan
kemampuan siswa
f. Memberi Pengayaan
Media Pembelajaran
a.Media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
b.Media disesuaikan dengan materi pembelajaran
4 c.Media disesuaikan dengan kondisi kelas
d.Media disesuaikan dengan jenis evaluasi
e.Media disesuaikan dengan kemampuan guru
f.Media disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
siswa
Evaluasi
a. Evaluasi mengacu pada tujuan
5 b. Mencantumkan bentuk evaluasi
c. Mencantumkan jenis evaluasi
d. Disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia
e. Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi
Jumlah Perolehan per skor
Jumlah Perolehan per skor x Skor per item
Jumlah Total Nilai RPP ( R )

*) Skala Nilai 0 – 4 Diisi dengan tanda v


67

Surakarta, ...................................................
Kriteria Penilaian Penilai / Evaluator
Nilai 4 Jika sangat baik
Nilai 3 Jika baik
Nilai 2 Jika cukup
Nilai 1 Jika kurang .....................................................................
Nilai 0 Jika tidak ada data NIP.

Lampiran 3: Form Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Lembar Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran


( LPKG Pelaksanaan )
SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

Nama Guru : ................................................................................


NIP/NBM : ................................................................................
NUPTK : ................................................................................
Mata Pelajaran : ................................................................................
Pokok Materi : ................................................................................
Kelas/ Semt/ Tahun : ................................................................................

Skor
No Penampilan Guru
0 1 2 3 4
68

Kemampuan Membuka Pelajaran


a. Memberikan motivasi awal
b. Memberikan apersepsi ( kaitan materi yang
sebelumnya dengan
1
materi yang akan disampaikan
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diberikan
d. Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
a. Kejelasan artikulasi suara
2 b. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
c. Antusiasme dalam penampilan
Penguasaan Bahan Belajar ( Materi Pelajaran )
a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah –
langkah yang
direncanakan dalam RPP
3
b. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar ( materi )
c. Kejelasan dalam memberikan contoh
d. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan belajar
Proses KBM
a. Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang
disampaikan
b. Penyajian bahan belajar sesuai dengan tujuan /indikator
4 yang ditetapkan
c. Memiliki ketrampilan dalam menanggapi dan
merespon pertanyaan siswa
d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip – prinsip penggunaan media
5 b. Ketepatan /kesesuaian penggunaan media dengan
materi yg disampaikan
c. Memiliki ketrampilan dalam penggunaan media
pembelajaran
6 Evaluasi Pembelajaran
a. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
b. Mengunakan bentuk dan jenis ragam penilaian
Kemampuan menutup kegiatan Pembelajaran
a. Meninjau kembali materi yang telah ditetapkan
7 b. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
c. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
8 Tindak Lanjut / Follow Up
69

a. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu


maupun kelompok
b. Menginformasikan materi/bahan belajar yg akan
dipelajari berikutnya

Jumlah Perolehan per Skor

Jumlah Perolehan per Skor x Skor per Item

Jumlah Total Nilai Pelaksanaan ( P )

*) Skala Nilai 0 – 4 Diisi dg tanda v

Surakarta, .............................................
Kriteria Penilaian Penilai / Evaluator

Nilai 4 Jika sangat baik


Nilai 3 Jika baik
Nilai 2 Jika cukup
Nilai 1 Jika kurang ..............................................................
Nilai 0 Jika tidak ada data NIP.

Nilai Predikat Keterangan


Nilai Akhir =

86 - 100 Amat Baik A


NA = ................ 71 – 85 Baik B
56 – 70 Cukup C
41 – 55 Kurang D

CATATAN PENILAI :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
70

...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

Guru Mata Pelajaran, Penilai,

................................................. ...............................................

Lampiran 4: Format Monitoring Guru

INSTRUMEN MONITORING
ADMINISTRASI PEMBELAJARAN
SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA
TAHUN 2016/2017

Nama Guru / Kode : ………………………………………….

Mata Pelajaran : ………………………………………….

Kelas : ………………………………………….

Nilai
No Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4 5
1 Memiliki SK Pembagian Tugas Mengajar
dari kepala sekolah*
2 Memiliki jadwal pelajaran minimal 24
71

Nilai
No Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4 5
jam per minggu*
3 Membuat program tahunan.*
4 Membuat program semester.*
5 Memiliki silabus yang dibuat sendiri dan
silabus dari pemerintah*
6 Memiliki RPP yang disusun sendiri*
7 Memiliki jadual dan melakukan
pembelajaran sesuai jadwal*
8 Memiliki dan menggunakan buku teks
dan buku referensi
9 Memiliki rancangan penilaian, penilaian ,
Instrumen, kunci, rubrik dan kriteria
penilaian UH.
10 Memiliki Instrumen, kunci, rubrik dan
kriteria penilaian UTS (2 semester)*
11 Memiliki Instrumen, kunci, rubrik,
kriteria dan kisi-kisi penilaian UAS (2
semester)*
12 Mengoreksi hasil ulangan

13 Membuat program dan instrumen


penugasan terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur*
14 Mendokumentasikan hasil penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur*
15 Memiliki buku daftar nilai dan berisi Nilai
UH, Remidi, UTS, UAS dan Nilai Tugas.
*
16 Melakukan analisis hasil evaluasi (2
semester) *
17 Menyusun dan melaksanakan program
remedial. *
18 Menyusun dan melaksanakan program
pengayaan. *
19 Memiliki data administrasi tugas selain
mengajar
20 Memiliki buku agenda mengajar*
72

Nilai
No Aspek Yang Diamati Keterangan
1 2 3 4 5
21 Memiliki/telah membaca Permendikbud
nomor 22, 23,24 tahun 2016
22 Memiliki/membaca buku-buku panduan
(panduan pengembangan RPP, panduan
pengembangan silabus, panduan
pengembangan bahan ajar dll)
23 Melakukan pengembangan bahan ajar

24 Memiliki program kerja guru

25 Memiliki karya tulis ilmiah


(Makalah/PTK/Best Practice)
Jumlah
Keterangan: * harus ada bukti dokumen

Jumlah Skor : ..............................


Skor Maksimal : 25 x 5 = 125
Nilai Akhir : Skor perolehan : skor maksimal x 100 = ....................

Catatan :
5 : Amat Baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang

Surakarta, ..................................
Petugas Monitoring, Guru yang bersangkutan,
73

…………………………............ …………………………................
NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai