Anda di halaman 1dari 71

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS


KELAS XI DI SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG

Nama: G. Dona Chintya, S.Pd

YAYASAN XAVERIUS PALEMBANG


SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI PADA MATERI
FLUIDA STATIS DI SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG

Oleh:
Nama: G. Dona Chintya, S.Pd

Laporan PTK ini Telah Diperiksa dan Disahkan untuk Dipresentasikan Pada
Kegiatan Rapat PAS Ganjil 2022
Hari / Tanggal : Jumat, 18 November 2022

Yang Mengesahkan

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang
berjudul “Penerapan Metode Praktikum untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Fisika Siswa pada Materi Fluida Statis Kelas Xi di Sma Xaverius 1
Palembang” dengan baik.
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat terselesaikan dengan baik berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Lastro Gustomo Pakpahan, suami tercinta yang selalu mendukung penuh
terhadap terselesaikannya PTK ini
2. Bapak Andreas Sudarsana, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Xaverius 1
Palembang dan tim kurikulum.
3. Bapak Ignatius Dian Purnomo Laboran Fisika SMA Xaverius 1 Palembang.
4. Tim Pembimbing Guru Inovatif Indonesia yang sudah bersedia meluangkan
waktunya memeriksa PTK ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan


Penelitian Tindakan Kelas ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan penyusunan laporan Penelitian
Tindakan Kelas ini. Semoga penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan semoga amal baik, bantuan serta
bimbingan yang diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Tuhan.

Palembang, 24 November 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 5
A. Landasan Teori 5
1. Motivasi Belajar 5
2. Metode Praktikum 10
B. Kerangka Berpikir 11
C. Hipotesis Tindakan 14
BAB III. METODE PENELITIAN 15
A. Setting Penelitian 15
1. Lokasi Penelitian 15
2. Subjek penelitian 15
B. Prosedur Penelitian 15
1. Desain Penelitian Siklus I 17
2. Desain Penelitian Siklus II Dan Seterusnya 19
C. Teknik Pengumpulan Data 19
1. 2020
D. Teknik Analisis Data 23
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan 24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25
A. Hasil Penelitian 25
1. Hasil Pelaksanaan Siklus I 25
2. Hasil Pelaksanaan Siklus II 32
B. Pembahasan 39
1. Hasil Observasi dan Angket Motivasi Belajar Siswa 40
2. Hasil belajar siswa 42
3. Dampak Penerapan Model Praktikum 42
BAB V. PENUTUP 43
A. Kesimpulan 43

4
B. Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 45
LAMPIRAN 47

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Motivasi Belajar 20


Tabel 2. Tabel Lembar Observasi Motivasi 21
Tabel 3. Angket / Kuisioner Motivasi Siswa 22
Tabel 4. Kriteria Motivasi Siswa 24
Tabel 5. Tabel Rekap Hasil Pengisian Angket Siklus I 29
Tabel 6. Tabel Peningkatan Skor Motivasi Siswa 34
Tabel 7. Tabel Rekap Hasil Pengisian Angket Siklus I dan II 34

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Kemmis dan Taggart) 17


Gambar 2. Grafik Observasi Motivasi Siswa Siklus I Error! Bookmark not
defined.8
Gambar 3. Grafik Pengisian Angket Motivasi Siswa Siklus I Error! Bookmark not
defined.0
Gambar 4. Grafik Pengisian Angket Motivasi Siswa Siklus I 30
Gambar 5. Grafik Peningkatan Motivasi Siswa Siklus I 31
Gambar 6. Grafik Observasi Motivasi Siswa Siklus II 34
Gambar 7. Grafik Pengisian Angket Motivasi Siswa Siklus I dan II 37
Gambar 8. Grafik Pengisian Angket Motivasi Siswa Siklus I dan II 37
Gambar 9. Grafik Peningkatan Motivasi Siswa Siklus II 38
Gambar 10. Diagram rata-rata hasil observasi siklus I dan II 41
Gambar 11. Diagram rata-rata hasil angket motivasi siklus I dan II 41

7
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, keberhasilan dalam keberlangsungan proses belajar
mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan juga oleh
faktor-faktor nonintelektual lain yang tidak kalah penting dalam menentukan hasil
belajar seseorang, salah satunya adalah kemampuan seseorang siswa untuk
memotivasi dirinya. Mengutip pendapat Goleman (2005:44), kecerdasan
intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah
sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan
emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri
sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood),
berempati serta kemampuan bekerja sama. Motivasi belajar memiliki peranan yang
sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun dalam pencapaian
hasil belajar.
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah,
semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi
tinggi mempunyai energi yang lebih banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar,
yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih baik. Dengan
demikian, motivasi yang dimiliki oleh siswa sangat menentukan tingkat
keberhasilan atau gagalnya perbuatan belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang
memiliki motivasi yang tinggi, akan mampu meraih keberhasilan baik dalam proses
maupun output atau hasil belajarnya. Begitupula sebaliknya, seorang siswa yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar, sehingga akan sangat sulit untuk berhasil baik dalam proses maupun output
atau hasil belajarnya..
Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar maka proses mengajar guru
harus memiliki strategi yang tepat agar siswa dapat menerima pelajaran secara
efektif dan efisien sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal. Proses
pembelajaran yang efektif salah satunya tergantung pada metode dan strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru dalam menggunakan strategi dan

1
metode pembelajaran harus memperhatikan materi pelajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik sehingga dapat menunjang kegiatan
pembelajaran dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Implementasi kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya peningkatan mutu
pendidikan formal di Indonesia, dalam implementasinya kurikulum 2013
merupakan proses pengembangan pembelajaran dan salah satunya adalah pola
pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif sehingga siswa termotivasi untuk
terus mengembangkan kemampuan belajarnya baik secara mandiri maupun secara
berkelompok (berbasis tim) dengan berbagai disiplin ilmu yang mereka miliki
untuk mampu memecahkan masalah Fisika dalam dunia nyata sehingga dapat
berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan mengembangkan
keterampilan berpikir kritis.
Motivasi siswa sangat dibutuhkan untuk mampu menyelesaikan masalah fisika
sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan
dan dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa. Kurangnya motivasi
siswa dapat menyebabkan minat belajar siswa berkurang dan berpengaruh pada
hasil belajar siswa itu sendiri. Pengalaman peneliti saat melakukan proses
pembelajaran di kelas, siswa sangat kurang motivasinya dalam pembelajaran eksak
salah satunya pembelajaran fisika. Siswa berasumsi bahwa fisika adalah pelajaran
yang sulit dimengerti dan difahami. Ketika motivasi belajar siswa terhadap
pelajaran fisika berkurang maka hasil belajar yang didapatkan ketika peneliti
melakukan evaluasi pun sangat rendah, sehingga dibutuhkan stimulus agar siswa
sadar bahwa fisika adalah ilmu yang berguna bagi siswa dalam pemecahan masalah
dalam kehidupannya di masa depan dengan cara membantu siswa untuk
mengimplementasikan pengetahuan pada sebuah realita problem fisika yang terjadi
dalam kehidupan nyata kemudian Peneliti sebagai fasilitator mampu memberikan
solusi yang tepat dalam setiap permasalahan yang diberikan.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan perubahan dalam proses pembelajaran yang
ada. Peneliti disini mencoba menerapkan metode praktikum dengan tujuan
meningkatkan motivasi. Praktikum adalah kegiatan yang bertujuan untuk membekali
siswa agar lebih dapat memahami teori dan praktik. Menurut Zainuddin (1996) (dalam

2
Susanti, 2013), melalui kegiatan praktikum, banyak hal yang dapat diperoleh oleh siswa
diantaranya 1). Kegiatan praktikum dapat melatih keterampilan, 2). Memberi kesempatan
kepada siswa untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya secara nyata dalam praktik, 3). Membuktikan sesuatu secara
ilmiah/melakukan scientific inquiry, dan 4). Menghargai ilmu dan keterampilan inkuiri.
Oleh karena itu, peneliti menerapkan metode praktikum dalam pembelajaran fisika dengan
materi Fluida Statis, diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. (Nasution
2017) Pembelajaran dengan menggunakan metode praktikum diharapkan mampu membuat
para peserta diidk mendapatkan pengalaman secara langsung dalam menemukan suatu
konsep pelajaran dan juga bisa membuat pesrta didik tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran hingga akhir.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini berjudul “Penerapan
Metode Praktikum untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Fisika Siswa pada Materi
Fluida Statis Kelas Xi di Sma Xaverius 1 Palembang”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimanakah penerapan metode praktikum untuk meningkatkan motivasi
siswa pada materi fluida statis kelas XI di Sma Xaverius 1 Palembang?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang diharapkan dari
kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan metode
praktikum untuk meningkatkan motivasi siswa pada materi fluida statis kelas
XI di Sma Xaverius 1 Palembang.

3
D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Bagi Siswa:
a. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada Materi Fluida
Statis.
b. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam menganalisa memecahkan
masalah pada Materi Fluida Statis.
2. Bagi Guru:
a. Dapat menyajikan materi pembelajaran berorientasi pada siswa
b. Dapat mengembangkan aktivitas guru dalam menciptakan strategi
pembelajaran di kelas
3. Bagi Sekolah:
a. Dapat meningkatkan mutu Pendidikan di sekolah, khususnya pada
KBM
b. Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah dan salah satu metode
yang dapat digunakan dalam memotivasi belajar siswa di sekolah

4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ”movere” yang artinya dorongan atau
daya penggerak. Standford (dalam Mangkunegara, 2017:93) mengatakan bahwa
“motivation as an energizing condition of the organism that services to direct that
organism toward the goal of a certain class” (motivasi sebagai suatu kondisi yang
menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu). Menurut Sardiman
(2018:73), motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan untuk membangkitkan gairah
belajar siswa sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik. Adapun
pengertian motivasi belajar menurut Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”. Uno
(2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Dari beberapa pengertian motivasi belajar menurut para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul baik
dari dalam maupun dari luar diri siswa, yang mampu menimbulkan semangat dan
kegairahan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai.
b. Manfaat Motivasi Belajar
Motivasi belajar mempunyai manfaat yang sangat penting dalam suatu
kegiatan, yang nantinya akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan belajar
tersebut. Dimana motivasi merupakan pendorong seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan. Menurut Sardiman (2018:25), Manfaat motivasi ada 3 yaitu:

5
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuan.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Selanjutnya, Sukmadinata (2011:62), mengatakan bahwa motivasi memiliki 2
Manfaat, yaitu:
1) Mengarahkan (directional function) Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi
berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan
dicapai. Apabila sasaran atau tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh
individu, maka motivasi berperan mendekatkan. Sedangkan bila sasaran tidak
diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan menjauhi sasaran
2) Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing function)
Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah,
akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan 12
kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila
motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan sungguhsungguh,
terarah dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil lebih besar.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar
bermanfaat sebagai pendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yaitu
belajar sehingga mampu mencapai prestasi atau hasil belajarnya. Dengan adanya
usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
melakukan kegiatan belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik dan
sasaran yang menjadi tujuannya akan tercapai.
c. Jenis-jenis Motivasi Belajar
Motivasi belajar banyak sekali jenisnya, karena dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Namun penulis hanya akan membahas dari dua macam sudut

6
pandang yaitu motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa
disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar pribadi seseorang
yang biasa disebut motivasi ekstrinsik.
Menurut Tambunan (2015:196), motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
merupakan jenis motivasi berdasarkan sumbernya. Adapun motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik tersebut yaitu:
1) Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang ditimbulkan dari diri seseorang.
Motivasi ini biasanya timbul karena adanya harapan, tujuan dan keinginan
seseorang terhadap sesuatu sehingga dia memiliki semangat untuk mencapai
itu.
2) Motivasi ekstrinsik, adalah sesuatu yang diharapkan akan diperoleh dari luar
diri seseorang. Motivasi ini biasanya dalam bentuk nilai dari suatu materi,
misalnya imbalan dalam bentuk uang atau intensif lainnya yang diperoleh atas
suatu upaya yang telah dilakukan.
Adapun menurut Sardiman (2018:89), mengatakan bahwa motivasi intrinsik
dan ekstrinsik adalah sebagai berikut:
1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
karena adanya rangsangan dari luar.
Menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
yang ada pada diri siswa diantaranya motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri,
tanpa adanya rangsangan dari luar, sebaliknya motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang dimbul akibat adanya rangsangan dari luar diri siswa.
d. Indikator Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar, siswa memerlukan motivasi. Motivasi yang ada pada
pada diri setiap siswa itu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Menurut Sardiman
(2018:83), ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa diantaranya:

7
1) Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
2) Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi
kesulitan. Siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan
melaksanakan kegiatan belajar.
3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, berani menghadapi
masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.
Misalnya masalah ekonomi, pemberantasan korupsi dan lain sebagainya.
4) Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh pun, ia akan
mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya dengan apa
yang dikerjakannya.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila siswa memiliki ciri-ciri motivasi belajar seperti diatas, berarti siswa
tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu sangat
penting dalam kegiatan pembelajaran.
Adapun indikator motivasi belajar menurut Uno (2011:23) adalah:
1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil Hasrat dan keinginan untuk berhasil
dalam belajar pada umumnya disebut motif berprestasi. Dimana motif
berprestasi merupakan motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas atau
pekerjaan. Seorang siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi
cenderung untuk menyelesaikan tugasnya dengan cepat tanpa menunda-nunda
pekerjaan.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar Penyelesaian suatu tugas tidak
selamanyanya dilatar belekangi oleh hasrat dan keinginan berhasil. Kadang
seseorang dalam menyelesaikan tugasnya karena adanya dorongan
menghindari kegagalan. Siswa dalam mengerjakan tugasnya dengan tekun
karena apabila tidak dikerjakan atau tidak dapat menyelesaikan tugasnya, maka

8
tidak akan mendapatkan nilai dari gurunya atau di olok-olok oleh temannya
bahkan akan dimarahi oleh orang tuanya.
3) Adanya harapan atau cita-cita masa depan Siswa yang ingin mendapatkan nilai
pelajarannya tinggi atau ingin mendapatkan rangking di kelas, maka akan
belajar dengan tekun dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru
dengan tuntas.
4) Adanya penghargaan dalam belajar Adanya pernyataan verbal seperti pujian
atau penghargaan lainnya terhadap perilaku yang baik dan hasil belajar siswa
yang baik merupakan cara yang mudah dan efektif dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar Simulasi maupun permainan
merupakan salah satu kegiatan yang menarik dalam belajar. Suasana yang
menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna, dimana akan selalu
diingat dan dipahami. Dengan adanya kegiatan yang menarik tersebut pula
dapat memotivasi dan menggairahkan siswa untuk belajar sehingga siswa
menjadi aktif dikelas.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang
siswa dapat belajar dengan baik. Lingkungan belajar yang kondusif yaitu
segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat poses pembelajaran yang
dilaksanakan yang sesuai dan mendukung keberlangsungan proses
pembelajaran. Dengan adanya lingkungan belajar yang kondusif seperti
keadaan kelas yang bersih, tertata rapi, tidak bising, suasana kelas yang
nyaman dan sebagainya dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dan
menjaga siswa tetap fokus dalam belajar.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator
motivasi belajar yaitu ketekunan dalam mengerjakan tugas, tertarik terhadap
bermacam masalahan dan memecahkannya. Motivasi belajar juga dapat didorong
dengan adanya arahan dalam bentuk motivasi vebal, pemberian penghargaan,
pembelajaran dengan kegiatan yang menarik, dan lingkungan belajar yang
kondusif. Seorang siswa yang senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi,
akan melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan belajar.

9
2. Metode Praktikum
a. Pengertian dan Konsep Dasar Metode Praktikum
Menurut Djamarah dan Zain (2010) metode adalah suatu cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pengajaran berakhir. seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya
bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah dirumuskan dan
dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.

Metode memiliki peranan penting dalam pembelajaran. Metode sebagai alat


motivasi ekstrinsik yaitu bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat
dijadikan sebagai alat motivasi eksrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Metode sebagai strategi pengajaran yaitu guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Metode sebagai
alat untuk mencapai tujuan yaitu metode sebagai pelicin jalan pengajaran menuju tujuan.
Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode
yang digunakan harus sesuai dengan tujuan (Djamarah dan Zain, 2010).

Djamarah dan Zain (2010) menyatakan bahwa metode pembelajaran praktikum


adalah cara penyajian pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar dengan metode praktikum, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri. Dengan demikian, siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan
menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.

Hayat dan Anggraeni (2011) menyatakan bahwa dalam proses belajar


mengajar dengan metode praktikum peserta didik diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Pada pembelajaran berbasis praktikum
siswa lebih diarahkan pada eksperimental learning (belajar berdasarkan
pengalaman konkret), diskusi dengan teman, yang selanjutnya akan diperoleh ide

10
dan konsep baru. Metode praktikum merupakan metode pembelajaran dengan
proses pemecahan masalah melalui kegiatan manipulasi variabel-variabel dan
pengamatan variabel.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum
Menurut Djamarah (2010) metode praktikum mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode praktikum diantaranya:
1. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya.
2. Penerapan metode praktikum akan membina peserta didik yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia.
Kekurangan metode praktikum diantaranya:
1. Metode praktikum lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan mahal.
4. Metode praktikum menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
5. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang sesuai karena mungkin ada
faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode praktikum merupakan suatu
cara dimana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan
sendiri suatu pertanyaan yang dipelajari sehingga dapat mengembangkan sikap ilmiah
dalam diri peserta didik, juga memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas dari
pada hanya penjelasan lisan sehingga sangat bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari.

B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas X SMA Xaverius 1
Palembang. Pembelajaran Fisika di kelas tersebut terasa monoton, serta
menggunakan metode pembelajaran yang kebanyakan berpusat pada guru sehingga
pelajaran Fisika terkesan abstrak dan sangat sulit untuk menyelesaikan masalah
fisika. Siswa berasumsi bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit dimengerti dan
difahami. Hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa terhadap fisika menjadi

11
sangat rendah, ketika motivasi belajar siswa terhadap pelajaran fisika rendah maka
dapat berdampak pada hasil belajar yang rendah pula, sehingga dibutuhkan stimulus
agar siswa sadar bahwa fisika adalah ilmu yang berguna bagi siswa dalam
pemecahan masalah dalam kehidupannya di masa depan dengan cara membantu
siswa untuk mengimplementasikan pengetahuan pada sebuah realita problem fisika
yang terjadi dalam kehidupan nyata kemudian Peneliti sebagai fasilitator mampu
memberikan solusi yang tepat dalam setiap permasalahan yang diberikan.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pencapaian keberhasilan belajar. Salah satu
faktor yang mempengaruhi pencapaian belajar adalah motivasi belajar siswa.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan akan membawa peran serta siswa dan dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa. Dalam sebuah pembelajaran tingkat keberhasilan atau kegagalan
belajar dapat dipengaruhi dengan adanya motivasi. Pendidik mendapatkan peran
penting untuk memotivasi siswanya dalam belajar dengan mengapliaksikan
berbagai model pembelajaran inovatif.
Motivasi bukan sekedar dorongan atau memerintah seseorang untuk
melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan
dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain (Sani, 2013:49). Motivasi belajar
berpengaruh dengan hasil belajar siswa yaitu semakin rendah motivasi belajar
siswa, maka semakin rendah pula hasil belajar siswa. Begitu pula sebaliknya,
semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.
Oleh sebab itu dibutuhkan inovasi pembelajaran agar lebih bermakna dan
menyenangkan, salah satunya penerapan metode praktikum. Metode pembelajaran
praktikum ini diharapkan menjadi solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Caranya yaitu dengan mengaplikasikan metode praktikum di kelas tersebut secara
kolaboratif antara siswa dan peneliti. Hasilnya, diharapkan pembelajaran di kelas
tersebut tidak lagi monoton, menyenangkan, menemukan solusi yang tepat dari
setiap permasalahan yang ada, berfikir kreatif dan motivasi sehingga nantinya
berdampak pada hasil belajar siswa.
Kerangka berfikir yang sesuai untuk menyusun proses penelitian ini sehingga

12
pembaca dapat mengetahui apa yang akan dilakukan oleh peneliti dan bagaimana
urutan yang dilakukan dalam penelitian ini maka berikut gambar kerangka berpikir
yang peneliti akan dilakukan selama melakukan penelitian.

Kondisi Awal
Motivasi Belajar siswa Rendah:
55 (Kategori Motivasi Rendah)

KEGIATAN PERBAIKAN

Metode Praktikum:

1. Guru mendesain praktikum agar dapat mencapai tujuan instruksional yang


diharapkan.
2. Guru merumuskan tujuan yang jelas, terukur dan relevan dengan indikator
pencapaian kompetensi
3. Guru berusaha agar praktikum merupakan pengalaman belajar yang menarik
dan menyenangkan bagi mahasiswa.
4. Guru mendesain metode evaluasi hasil dan proses praktikum yang valid dan
reliable.

Motivasi Siswa Meningkat Meningkat:

Tekun menghadapi tugas


Ulet menghadapi kesulitan
Senang dan rajin belajar penuh semangat
Menunjukkan minat terhadap masalah
Perhatian siswa pembelajaran
Saingan prestasi antar siswa
Suasana yang menyenangkan

13
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Proses penerapan metode praktikum yang digunakan dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa kelas X pada Materi Fluida Statis di SMA
Xaverius 1 Palembang dapat berjalan sesuai target.
b. Penerapan metode praktikum dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi siswa kelas XI pada Materi Fluida Status di SMA
Xaverius 1 Palembang.

14
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikelas XI MIPA1 SMA Xaverius 1 Palembang
dan waktu penelitian mengikuti jadwal pembelajaran Fisika IPA sesuai dengan
kelas dan jadwal yang biasa peneliti laksanakan ketika mengajar yaitu 4x45 Jam
pertemuan dalam seminggu, sehingga tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar
di SMA Xaverius 1 Palembang.
2. Subjek penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA1 SMA
Xaverius 1 Palembang dengan jumlah 34 siswa dan siswa tersebut melaksanakan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMA Xaverius 1 Palembang.

B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research). “Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke
kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan
atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran” (Arikunto, 2014:57). Penelitian
Tindakan Kelas dilakukan dalam suatu kegiatan penelitian dengan mencermati
proses kegiatan belajar yang diberikan tindakan secara sengaja dan dimunculkan
dalam sebuah kelas, dengan tujuan memecahkan masalah hingga menemukan
solusi atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut
Desain atau model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Model ini didasarkan atas
konsep bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga
menunjukkan langkah, yaitu:
a. Perencanaan atau Planning
b. Pelaksanaan atau Acting
c. Pengamatan atau Observing
d. Refleksi atau Reflecting

15
Menurut Arikunto (2014:65) secara garis besar penelitian tindakan kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR) pada umumnya memiliki empat
tahapan yang dilalui. Empat tahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Penelitian menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan pada tahap
pelaksanaan.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan penerapan isi rancangan, yaitu
melakukan tindakan kelas.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh pengamat/observasi.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi bertujuan untuk melakukan evaluasi atas Tindakan
yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan.
Siklus-siklus yang dilakukan dalam penelitian ini akan membentuk langkah-
langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, berakhirnya siklus
ditandai dengan tercapainya target yang diharapkan. Selama pelaksanaan, data akan
diperoleh dari siswa kelas XI MIPA 1 sebagai jawaban atas permasalahan
penelitian. Penelitian tindakan kelas ini dirancang terdiri dari beberapa siklus.
Permasalahan pembelajaran yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara
atau observasi awal dibutuhkan untuk menyesuaikan pelaksanaan siklus pertama
sedangkan pelaksanaan siklus kedua akan menyesuaikan dengan hasil pada siklus
pertama dan perubahan yang ingin dicapai oleh peneliti, begitu juga untuk siklus
selanjutnya. Pelaksanaan penelitian ini dapat digambarkan seperti pada diagram
alur sebagai berikut.

16
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Kemmis dan Taggart)

Penyelenggaraan penelitian dimulai dengan siklus 1, jika hasil siklus 1


berhasil maka siklus II dilakukan sebagai pemantapan.
1. Desain Penelitian Siklus I
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan menyesuaikan kebutuhan
penelitian.
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dilakukan
persiapan dan penyusunan instrumen pembelajaran serta instrument
penelitian sebagai beritut:
1) Menyusun rencana RPP yang akan digunakan saat penelitian.
2) Menyiapkan alat, bahan, sumber belajar yang diperlukan untuk
pembelajaran siklus I.
3) Membuat lembar observasi siswa dan post test pada siklus I

17
4) Menyusun lembar observasi terkait motivasi siswa selama proses
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini Peneliti akan mengajar langsung selama proses
pembelajaran. Dalam tahap pelaksanaan tindakan kelas, peneliti beracuan dan
berpedoman pada rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun sebelumnya. Metode Pembelajaran yang digunakan adalah metode
pembelajaran Praktikum yang diharapkan dapat digunakan sebagai upaya
peningkatan motivasi dan hasil belajar dengan membangun suasana yang
kreatif, efektif, efesien, dan menyenangkan.
Peneliti menyiapkan terlebih dahulu semua kebutuhan yang di perlukan
dalam proses pembelajaran tatap muka. Setelah itu sebelum memasuki materi
guru memberikan apersepsi di awal melalui kegiatan demonstrasi,
menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Kemudian guru membagi siswa dalam bentuk kelompok. Lalu memberikan
sedikit pengantar materi dan setelah itu guru menyajikan tujuan percobaan
yang berkaitan dengan materi kepada siswa. Siswa secara berkelompok
diminta untuk melakukan kegiatan praktikum. Setelah selesai, guru meminta
perwakilan dari kelompok untuk menyajikan data hasil dan analisis data dari
kegiatan praktikum tersebut. Setelah selesai, guru meminta agar setiap siswa
menanggapi hasil percobaan yang disampaikan temannya. Guru membantu
memberikan penguatan dan bersama sama dengan siswa membuat
kesimpulan yang telah dipelajari berkaitan dengan materi.
Peserta didik dipandu dengan menggunakan lembar kerja peserta dididk
dan waktu pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Guru memberikan penguatan diakhir proses
pembelajaran
c. Observasi (Observing)
Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan kelas
yang dilaksanakan. Kegiatan observasi ini menggunakan lembar observasi
yang secara umum bertujuan mengetahui segala aktifitas yang terjadi selama

18
proses belajar mengajar berlangsung, baik itu kegiatan guru maupun kegiatan
siswa yang diarahkan sebagai bahan refleksi dan perbaikan tindakan
selanjutnya. Secara khusus tujuan observasi pada penelitian ini yaitu untuk
mengamati terhadap proses peningkatan motivasi belajar selama
berlangsungnya tindakan dengan menggunakan catatan lapangan.
Pengamatan mengenai motivasi belajar dengan menggunakan lembar
penilaian motivasi (angket). Hasil dari pengamatan ini digunakan sebagai
acuan dalam perbaikan proses belajar dan mengajar siswa di kelas, sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar materi Fluida Statis kelas XI SMA
Xaverius 1 Palembang.
d. Refleksi (Reflection)
Pada kegiatan refleksi, pengamatan yang dilakukan oleh observer dan hasil
lembar penilaian motivasi (angket) akan di analisis oleh peneliti. Kegiatan
refleksi ini dilakukan dengan mengadakan diskusi dan analisis, terkait
kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung yang
ditujukan sebagi bahan pertimbangan serta menjadikannya bahan untuk
perbaikan pada pelaksanaan siklus II nanti agar proses pembelajaran lebih
baik

2. Desain Penelitian Siklus II Dan Seterusnya


Kegiatan pembelajaran pada siklus II dan seterusnya dilaksanakan
menyesuaikan kebutuhan penelitian. Pelaksanaan tahapan siklus II sama dengan
siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus II
dilaksanakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang masih rendah dengan
memperhatikan kendala-kendala yang pada tahap siklus I, dengan tujuan hasil
belajar pada siklus II sampai akhir siklus berikutnya lebih baik siklus sebelumnya.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa Non
Test. Instrumen tes yang digunakan adalah adalah berupa lembar observasi siswa
dan angket motivasi serta panduan penilaiannya.

19
1. Non Test
a. Pengamatan (Observation)
Pengamatan yang berlangsung untuk memperoleh tingkat motivasi
belajar siswa dilakukan dengan melakukan observasi. Selama proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung observer melakukan kegiatan
observasi dengan mengamati dan menilai apa yang terjadi selama proses
kegiatan pembelajaran. Observer melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format
observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara
cermat tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan
motivasi belajar siswa.
Tabel 1. Indikator Motivasi Belajar
Konsep Indikator
Kode No.item
pengukuran

Tekun menghadapi tugas A 1,2,3

Ulet menghadapi kesulitan B 4,5

Senang dan rajin belajar


C 6,7,8,9
penuh semangat

Menunjukkan minat
terhadap maslah yang D 10
Ciri-ciri orang belum diketahui
yang termotivasi
Perhatian siswa selama
E 11,12,13,14,15
kegiatan pembelalajaran

Senang mencari dan


memecahkan soal-soal F 16,17,18
yang diberikan

Saingan prestasi antar


G 19
siswa

Suasana yang
H 20
menyenangkan
Uno (2011:23)

20
Tabel 2. Tabel Lembar Observasi Motivasi

Konsep Indikator Motivasi Jumlah


%
pengukuran Siswa

A. Tekun menghadapi tugas


B. Ulet menghadapi kesulitan
C. Senang dan rajin belajar penuh
semangat
Ciri-ciri orang D. Menunjukkan minat terhadap
yang maslaah yang belum diketahui
termotivasi E. Perhatian siswa selama kegiatan
pembelalajaran
F. Senang mencari dan memecahkan
soal-soal yang diberikan
G. Saingan prestasi antar siswa
H. Suasana yang menyenangkan
Jumlah
Rata-rata %

b. Kuesioner
Angket digunakan untuk mengetahui motivasi siswa terhadap mata
pelajaran fisika pada materi Fluida Statis kelas XI menggunakan metode
pembelajaran praktikum. Angket sering disebut kuesioner, dari kuesioner
ini orang dapat diketahui tentang keadaan diri/data diri, pengalaman dan
pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain (Arikunto, 20014:28).
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
berstruktur karena dalam penelitian ini pernyataan yang diberikan disertai
dengan jawaban. Tidak ada jawaban benar dan salah, setiap alternatif
jawaban mempunyai skor yang berbeda. Bentuk kuesioner ini adalah check
list, yang sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda
check (√) pada kolom. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
fisika pada materi Fluida Statis siswa kelas XI MIPA menggunakan metode
pembelajaran praktikum. Adapun skor untuk masing-masing alternatif
jawaban adalah:

21
1) Nilai 4 untuk alternatif jawaban sangat setuju
2) Nilai 3 untuk alternatif jawaban setuju
3) Nilai 2 untuk alternatif jawaban tidak setuju
4) Nilai 1 untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju

Tabel 3. Angket/ Kuisioner Motivasi untuk Siswa


Pernyataan
STS TS S SS
Saya tertarik pada pelajaran
1
Fisika.
Saya antusias / semangat saat
2
pelajaran fisika berlangsung.
Saya berpartisipasi saat
3
pelajaran fisika berlangsung.
Saya senang mendiskusikan
4 pelajaran fisika saat belajar
dalam kelompok.
Saya sering mengajukan
5 pendapat dalam kelompok /
di kelas.
Saya memiliki buku
pendamping, LKS, buku
6
catatan fisika dan alat tulis
lengkap.
Saya memiliki catatan
7 pelajaran fisika yang
lengkap.
Saya selalu mengerjakan
8
tugas fisika.
Saya fokus memperhatikan
9
materi yang disampaikan.
Saya akan selalu berusaha
mendapatkan nilai yang baik
10
pada setiap ulangan/ tugas
yang diberikan.
Saya bersemangat saat
11
pelajaran fisika berlangsung.

c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh dokumen-dokumen yang
akan di gunakan sebagai pendukung data-data hasil penelitian seperti
namasiswa, jumlah siswa dan gambar berupa foto-foto kegiatan
pembelajaran dikelas yang diperlukan dalam penelitian. Masijo (dalam

22
Utari, 2021:30) mengatakan bahwa peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip
dan termasuk juga buku-buku berupa sumber yang digunakan dalam
mengumpulkan data melalui teknik dokumentasi. Oleh karena itu
dokumentasi berupa foto saat penelitian juga dibutuhkan sebagai arsip
dalam pengumpulan data.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke
dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Suprayogo
analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi,
penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial,
akademis, dan ilmiah (Utari, 2021: 39).
Pada penelitian ini terdapat dua cara teknik analisis pengambilan data yaitu :
1. Analisis data kualitatif yaitu tentang bagaimana aktivitas siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
praktikum untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada Fluida Statis
kelas XI di SMA Xaverius 1 Palembang yang diperoleh dari observasi.
2. Analisis data kuantitatif yaitu tentang peningkatan motivasi belajar yang
dicapai siswa setiap akhir siklus. Dalam analisis ini peneliti ingin mengetahui
peningkatan hasi belajar siswa melalui angket kuisioner yang diisikan oleh
siswa setelah pembelajaran.
Dari kedua analisis tersebut yaitu motivasi dan hasil belajar siswa diatas,
maka peneliti dapat membuat kesimpulan yaitu siklus dalam penelitian Tindakan
kelas akan dihentikan apabila target hasil siklus II sudah tercapai
1. Analisis Proses Motivasi Belajar siswa
Penilaian motivasi belajar siswa dihitung menggunakan lembar observasi
dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata motivasi belajar siswa berdasarkan lembar observasi
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡 1 + 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡 2
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
2

23
b. Menghitung motivasi belajar siswa setiap individu berdasarkan angket dengan
rumus sebagai berikut:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 𝑀𝑜𝑡𝑖𝑣𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Hasil yang diperoleh akan dibandingkan motivasi belajar siswa pada kondisi
awal dengan kondisi motivasi belajar siswa pada setiap siklus untuk mengetahui
apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan


Kriteria merupakan patokan untuk menetukan keberhasilan suatu
kegiatan/program dikatakan berhasil apabila mampu mencapai kritteria yang telah
ditentukan dan gagal apabila tidak mampu melampui kriteria yang telah ditentukan.
Kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas yaitu terjadinya peningkatan
motivasi materi Fluida Statis dilihat dari lembar observasi motivasi belajar siswa
dalam mengikuti pembelajaran maupun hasil pengisiian kuesioner/angket motivasi
setiap akhir siklus. Oleh karena itu setiap evaluasi terhadap suatu program
membutuhkan suatu kriteria. Keberhasilan suatu tindakan biasanya disadarkan pada
sebuah standar (norma) yang harus dipenuhi. Keberhasilan suatu penelitian
tindakan yaitu dengan membandingkan hasil sebelum diberi tindakan dan hasil
sesudah tindakan.
Adapun kreteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Terlaksananya pembelajaran pada penerapan metode pembelajaran praktikum
digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI pada materi
Fluida Statis Kelas XI di SMA Xaverius 1 Palembang sesuai yang
direncanakan.
2. Banyaknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi siswa pada pada
Materi Fluida Statis Kelas XI di SMA Xaverius 1 Palembang adalah ≥ 80%
dari jumlah siswa.
Tabel 4. Kriteria Motivasi Siswa
Kategori penilaian Skor
Motivasi Sangat Rendah 20%-49%
Motivasi Rendah 50%-69%
Motivasi Tinggi 70%-79%
Motivasi Sangat tinggi 80%-100%

24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober sampai dengan 30
November 2022 Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan (2JPx45 menit), dimana 2 jam pelajaran
pemberian tindakan. Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada setiap siklus
disesuaikan dengan rencana pembelajaran. Penelitian ini dibantu oleh laboran
Fisika yang bertindak sebagai observer untuk melihat aktivitas pembelajaran yang
terjadi menggunakan metode pembelajaran praktikum dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran Fluida Statis dengan
mengunakan Metode Pembelajaran Praktikum di kelas XI MIPA 1 SMA Xaverius
1 Pembang dengan jumlah siswa 34 siswa.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini melalui empat tahapan yaitu, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Setelah
melalui tahapan-tahapan tersebut maka diperoleh data-data yang berkaitan dengan
tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
menggunakan metode pembelajaran praktikum di kelas XI MIPA 1 di SMA
Xaverius 1 Palembang. Sebelum melaksanakan PTK untuk menerapkan
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran praktikum, peneliti terlebih
dahulu meminta laboran untuk bersedia membantu dalam melakukan pengamatan
terhadap pembelajaran di penelitian ini, dimulai diskusi terkait teknik pembelajaran
dan apa yang harus dilakukan laboran selama pembelajaran berlangsung di kelas,
hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektifnya penerapan metode
praktikum untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi Fluida Statis
kelas XI IPA1 di SMA Xaverius 1 Palembang.

1. Hasil Pelaksanaan Siklus I


Pelaksanaan siklus I dilakukan selama 2 jam pembelajaran yang dimulai pada
tanggal 19 Oktober 2022. Pada perencanaan pembelajaran dibuat agar proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan yang telah
dibuat dengan memberikan kuisioner angket motivasi siklus I kepada siswa untuk

25
melihat motivasi siswa setelah jam pembelajaran terakhir. Dalam pelaksanaan
siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Pada perencanaan pembelajaran dibuat agar proses pembelajaran berlangsung
sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan yang telah dibuat peneliti, yang mana
peneliti bertindak sebagai guru melakukan pengajaran di ruang kelas dan ditemani
oleh laboran Fisika sebagai observer. Adapun perencanaan dari siklus I yaitu
sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
model pembelajaran Praktikum dengan metode Praktikum.
2) Menyusun tiap kegiatan di Lembar kerja peserta didik (LKPD) yang akan
diperlukan untuk kegiatan kerja kelompok siswa.
3) Menyusun instrument penilaian.
4) Menyusun lembar observasi untuk dilihat suasana dalam belajar mengajar dan
tingkat motivasi siswa kelas XI MIPA1 saat metode pembelajaran praktikum
dilaksanakan.
5) Menyusun angket motivasi siswa untuk melihat tingkat motivasi siswa kelas
XI MIPA1 saat metode pembelajaran praktikum dilaksanakan.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tindakan awal saat dilakukan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
dilakukan dengan melaksanakan siklus I. Pelaksanaan siklus I tersusun 2 jam
pelajaran sama dengan 2x45 menit. RPP yang disusun oleh peneliti mengambil
materi Hukum Pokok Hidrostatika dimana siswa melakukan percobaan
menggunakan Pipa U untuk menentukan massa jenis zat cair menggunakan Hukum
Pokok Hidrostatis. Pada siklus I ini penerapannya disamakan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah peneliti susun dengan menggunakan
model Problem Based Learning dengan metode praktikum.
Di awal pembelajaran menjelaskan tujuan pembelajaran, selanjutnya guru
memberikan motivasi/apersepsi siswa dengan melakukan demonstrasi yang

26
berkaitan dengan materi yang akan diterangkan, menjelaskan logistik (alat-bahan)
yang diperlukan untuk kegiatan praktikum dan memotivasi peserta didik untuk
terlibat aktif dalam pemecahan masalah pada kegiatan praktikum, kemudian
membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah pada kegiatan praktikum tersebut dan mendorong
peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah melalui kegiatan praktikum, selajutnya
membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan presentasi hasil
percobaan yang dilakukan, dan mengevaluasi hasil kegiatan praktikum yang telah
dilakukan dan meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasi hasil kerja,
Tujuan dari adanya pelaksanaan ini agar siswa yang berada di dalam kelas
dapat berpartisipasi aktif selama pembelajaran dan akan meningkatkan motivasi
juga hasil belajar siswa. Selanjutnya untuk siklus I, pada akhir pembelajaran guru
memberikan lembar angket motivasi individual kepada setiap siswa.

c. Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran


fisika di materi hukum pokok hidrostatis dengan model pembelajaran praktikum
dan metode praktikum. Pengamatan dilakukan bersama-sama peneliti dan observer
untuk mempermudah dalam pengamatan agar pengamatan lebih terfokus.
Berdasarkan catatan lapangan, siswa terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran
karena ini merupakan hal baru yang sebelumnya belum pernah diterima oleh siswa
juga.

27
Observasi Motivasi Siswa Siklus 1
30

25

20

15

10

0
A B C D E F G H
Series1 25 23 23 24 24 23 25 26
Series2 74% 68% 68% 71% 71% 68% 74% 76%

Series1 Series2

Gambar 2. Grafik Observasi Motivasi Siswa Siklus 1

Berdasarkan data diatas dapat dilihat jumlah siswa yang memiliki motivasi
dalam belajar terdapat 25 siswa (74%) yang tekun menghadapi tugas, siswa yang
ulet menghadapi kesulitan sebanyak 23 siswa (68%), siswa yang senang dan rajin
belajar penuh semangat sebanyak 23 siswa (68%), siswa yang dapat menunjukkan
minat terhadap masalah yang diberikan guru sebanyak 24 siswa (71%), ada 24
siswa (74%) yang perhatian saat pembelajaran, siswa yang motivasi saingan dalam
prestasi antar siswa ada sebanyak 23 siswa (68%) begitu juga dengan siswa yang
senang mencari dan memecahkan soal-soal yang diberikan, terdapat 25 siswa (74%)
menyukai persaingan prestasi antar siswa dan terdapat 26 siswa (76%) merasa
suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada siklus I pertemuan ke 1 sudah
tinggi yaitu rata rata kelas berada dipresentase 71%.

28
d. Pengisian Angket/ Kuisioner Motivasi
Hasil pengisian angket motivasi belajar sebelum dan sesudah menggunakan metode
praktikum pada fase 1 adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Tabel Rekap Hasil Pengisian Angket Motivasi

Motivasi Siswa
Sebelum Setelah Siklus 1
Siswa 1 80 Sangat Tinggi 80 Sangat Tinggi
Siswa 2 100 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi
Siswa 3 80 Sangat Tinggi 91 Sangat Tinggi
Siswa 4 80 Sangat Tinggi 91 Sangat Tinggi
Siswa 5 75 Tinggi 75 Tinggi
Siswa 6 68 Rendah 82 Sangat Tinggi
Siswa 7 80 Sangat Tinggi 91 Sangat Tinggi
Siswa 8 100 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi
Siswa 9 89 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi
Siswa 10 73 Tinggi 91 Sangat Tinggi
Siswa 11 70 Tinggi 80 Sangat Tinggi
Siswa 12 82 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi
Siswa 13 89 Sangat Tinggi 98 Sangat Tinggi
Siswa 14 70 Tinggi 75 Tinggi
Siswa 15 77 Tinggi 97 Sangat Tinggi
Siswa 16 59 Rendah 68 Rendah
Siswa 17 66 Rendah 82 Sangat Tinggi
Siswa 18 70 Tinggi 98 Sangat Tinggi
Siswa 19 89 Sangat Tinggi 95 Sangat Tinggi
Siswa 20 75 Tinggi 75 Tinggi
Siswa 21 84 Sangat Tinggi 86 Sangat Tinggi
Siswa 22 91 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi
Siswa 23 84 Sangat Tinggi 95 Sangat Tinggi
Siswa 24 75 Tinggi 100 Sangat Tinggi
Siswa 25 80 Sangat Tinggi 82 Sangat Tinggi
Siswa 26 70 Tinggi 84 Sangat Tinggi
Siswa 27 80 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi
Siswa 28 82 Sangat Tinggi 89 Sangat Tinggi
Siswa 29 34 Sangat Rendah 52 Rendah
Siswa 30 72 Tinggi 72 Tinggi
Siswa 31 88 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi
Siswa 32 77 Tinggi 84 Sangat Tinggi
Siswa 33 89 Sangat Tinggi 91 Sangat Tinggi
Siswa 34 80 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi
Rata-Rata 78 Tinggi 88 Sangat Tinggi

Data motivasi belajar siswa dari hasil pengisian angket motivasi yang
dilakukan siswa pada siklus I dapat dilihat diagram motivasi belajar berikut ini:

29
Grafik Pengisian Angket Motivasi Siswa Siklus 1

110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10 Sebelum Setelah
0
Siswa 12

Siswa 17

Siswa 22

Siswa 27

Siswa 32
Siswa 2

Siswa 7
Siswa 1

Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
Siswa 6

Siswa 8
Siswa 9
Siswa 10
Siswa 11

Siswa 13
Siswa 14
Siswa 15
Siswa 16

Siswa 18
Siswa 19
Siswa 20
Siswa 21

Siswa 23
Siswa 24
Siswa 25
Siswa 26

Siswa 28
Siswa 29
Siswa 30
Siswa 31

Siswa 33
Siswa 34
Gambar 3. Grafik Pengisian Angket Motivasi Siswa Siklus 1

Grafik Pengisisan Angket Motivasi Siswa Siklus 1


110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
SiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswaSiswa
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33

Sebelum Setelah

Gambar 4. Grafik Pengisian Angket Motivasi Siswa Siklus 1

30
Diagram Peningkatan Motivasi Berdasarakan Angket

0%
18%

82%

Mengalami Peningkatan Motivasi Tidak Mengalami Peningkatan Motivasi


Mengalami Penurunan Motivasi

Gambar 5. Grafik Peningkatan Motivasi Siswa Siklus 1

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa 82% siswa mengalami


peningkatan motivasi belajar dari sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode
praktikum sampai sesudah dilakukan metode praktikum siklus 1. Berdasarkan tabel
di atas juga dapat disimpulkan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa sebelum
dilakukan metode praktikum adalah 78 masuk ke dalam kategori tinggi dan setelah
dilakukan pembelajaran dengan metode praktikum rata-rata motivasi belajar siswa
adalah 88 masuk dalam kategori sangat tinggi.

e. Refleksi Siklus I
Berdasarkan data hasil belajar siswa serta lembar observasi dan angket
motivasi belajar siswa, pada pelaksanaan siklus I dinyatakan sudah berhasil dan
perlu dilakukan kembali siklus II sebagai penguatan.
Dalam upaya untuk penguatan hasil penelitian siklus I maka perlu dilakukan
penguatan dengan siklus II.

2. Hasil Pelaksanaan Siklus II


Pelaksanaan siklus II dilakukan selama 2 jam pembelajaran yang dimulai pada
tanggal 15 November 2022. Pada perencanaan pembelajaran dibuat agar proses

31
pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Kuisioner / angket
motivasi siklus II diberikan kepada siswa untuk melihat motivasi siswa.
Kuisioner/angket diisi saat jam pembelajaran terakhir. Dalam pelaksanaan siklus II
kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada perencanaan pembelajaran dibuat agar proses pembelajaran berlangsung
sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan yang telah dibuat peneliti, yang mana
peneliti bertindak sebagai guru melakukan pengajaran di ruang kelas dan ditemani
oleh laboran sebagai observer. Adapun perencanaan dari siklus II yaitu sebagai
berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersaiapkan
dengan menggunakan model pembelajaran Praktikum dengan metode
pembelajaran praktikum.
2) Menyusun tiap kegiatan di Lembar kerja peserta didik (LKPD) siklus II yang
akan diperlukan untuk kegiatan kerja kelompok siswa
3) Mempersiapkan lembar observasi dan anket motivasi belajar siswa yang serupa
dengan siklus I untuk dilihat suasana dalam belajar mengajar dan tingkat
motivasi siswa kelas XI MIPA1 saat metode pembelajaran praktikum
dilaksanakan.
4) Membimbing siswa agar lebih aktif, kreatif dan inovatif sehingga memperkuat
motivasi dalam belajar ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran praktikum.
5) Menyusun strategi pembelajaran sehingga mampu meningkatkan motivasi dan
hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran praktikum.

b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II merupakan tindak lanjut yang dilakukan pada penelitian tindakan
kelas. Pada pelaksanaan siklus II dilakukan 1 kali pertemuan. Setiap pertemuan
berlangsung 2 jam pembelajaran (2x45 Menit), dua jam untuk pelaksanaan
pembelajaran menggunakan metode praktikum dan pada akhir pembelajaran

32
dilakukan pengisisan angket motivasi siswa. Untuk materi disamakan berdasarkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. RPP yang
disusun oleh peneliti adalah materi Fluida Statis yaitu materi Hukum Archimedes
dengan menerapkan metode pembelajaran praktikum. Pada siklus II ini
penerapannya disamakan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah peneliti susun dengan menggunakan model praktikum dengan metode
pembelajaran praktikum. Setiap pembelajaran awal guru memberikan
motivasi/apersepsi siswa dengan melakukan demonstrasi yang berkaitan dengan
materi yang akan diterangkan. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode praktikum ini pada awalnya guru menjelaskan materi pembelajaran dan
guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan alat dan bahan
untuk melakukan kegiatan praktikum. Tujuan dari adanya pelaksanaan ini agar
siswa yang berada di dalam kelas dapat berpartisipasi aktif selama pembelajaran
dan akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Selanjutnya diakhir pertemuan
siklus II, guru memberikan lembar angket motivasi.

c. Pengamatan/Observasi
Pada siklus II ini pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran fisika di materi Fluida Statis dengan metode Praktikum. Pengamatan
dilakukan bersama-sama peneliti dan observer untuk mempermudah dalam
pengamatan agar pengamatan lebih terfokus. Berdasarkan catatan lapangan, siswa
terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran karena ini merupakan hal baru yang
sebelumnya belum pernah diterima oleh siswa siswa juga. Berdasarkan data hasil
observasi terhadap motivasi belajar siswa yang dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar siswa selama siklus II ada peningkatan dan sudah optimal dari hasil
observasi siklus I. Seperti terlihat pada diagram siklus I dan siklus II sebagai berikut
:

33
Observasi Motivasi Siklus I dan II
35
30
25
20
15
10
5
0
A B C D E F G H
Siklus 1 25 23 23 24 24 23 25 26
Siklus 1 74% 68% 68% 71% 71% 68% 74% 76%
Siklus 2 30 26 27 26 26 30 30 29
Siklus 2 88% 76% 79% 76% 76% 88% 88% 85%

Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 2

Gambar 6. Grafik Observasi Motivasi belajar siswa Siklus I dan Siklus II

Tabel 6. Tabel Peningkatan Skor Motivasi Siswa


Indikator Siklus 1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 2
A 25 74% 30 88%
B 23 68% 26 76%
C 23 68% 27 79%
D 24 71% 26 76%
E 24 71% 26 76%
F 23 68% 30 88%
G 25 74% 30 88%
H 26 76% 29 85%
Rata-Rata 71% 82%

Berdasarkan data diatas dapat dilihat perubahan motivasi belajar antara siklus
I dan siklus II dapat dijabarkan sebagai berikut, jumlah siswa yang memiliki
motivasi dalam belajar dari 25 siswa (74%) menjadi 30 siswa (88%) meningkkat
sebesar 14% sehingga tekun menghadapi tugas, siswa yang ulet menghadapi
kesulitan dari 23 siswa (68%) menjadi 26 siswa (76%) meningkat sebesar 8%, siswa
yang senang dan rajin belajar penuh semangat dari 23 siswa (68%) menjadi 27
siswa (79%) meningkat sebesar 11%, siswa yang dapat menunjukkan minat
terhadap masalah yang diberikan guru sebanyak 24 siswa (71%) menjadi 26 siswa
(88%) meningkat sebesar 16%, siswa yang perhatian saat pembelajaran dari 24
siswa (71%) menjadi 26 siswa (88%) meningkat sebesar 16%, siswa yang memiliki

34
motivasi saingan dalam prestasi antar siswa ada sebanyak 23 siswa (68%) menjadi
30 siswa (88%) meningkat sebesar 20% begitu juga dengan siswa yang senang
mencari dan memecahkan soal-soal yang diberikan dari 25 siswa (74%) menjadi 30
siswa (88%) meningkat sebesar 14%, siswa yang merasa suasana menyenangkan
dalam pembelajaran dari 26 siswa (76%) menjadi 29 siswa (85%) meningkat 9%.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada siklus II
pertemuan ke 2 meningkat sehingga sesuai dengan hasil yang harapkan, yaitu rata-
rata persentase motivasi dari 71% pada siklus 1 menjadi 82% pada siklus 2.
Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi belajar siswa
pada siklus II dalam mengikuti pelajaran fisika di materi Fluida Statis dengan
metode praktikum digunakan angket motivasi belajar siswa. Angket ini untuk
melihat motivasi belajar siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran, saat
pembelajaran dan di akhir pembelajaran. Angket motivasi belajar diberikan pada
saat akhir pembelajaran pada pelaksanaan Siklus II untuk setiap siswa. Setelah
mendapat perolehan data skor angket pada masing-masing siswa. Data angket
motivasi belajar dapat dilihat pada diagram motivasi belajar siswa berikut ini:
Tabel 7. Tabel Rekap Hasil Pengisian Angket Siklus 2
Motivasi Siswa
Sebelum Setelah Siklus 2
Siswa 1 80 Sangat Tinggi 84 Sangat Tinggi

Siswa 2 100 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 3 80 Sangat Tinggi 95 Sangat Tinggi

Siswa 4 80 Sangat Tinggi 95 Sangat Tinggi

Siswa 5 75 Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 6 68 Rendah 82 Sangat Tinggi

Siswa 7 80 Sangat Tinggi 95 Sangat Tinggi

Siswa 8 100 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 9 89 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 10 73 Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 11 70 Tinggi 84 Sangat Tinggi

35
Motivasi Siswa
Sebelum Setelah Siklus 2
Siswa 12 82 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 13 89 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 14 70 Tinggi 75 Tinggi

Siswa 15 77 Tinggi 95 Sangat Tinggi

Siswa 16 59 Rendah 66 Rendah

Siswa 17 66 Rendah 95 Sangat Tinggi

Siswa 18 70 Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 19 89 Sangat Tinggi 95 Sangat Tinggi

Siswa 20 75 Tinggi 75 Tinggi

Siswa 21 84 Sangat Tinggi 93 Sangat Tinggi

Siswa 22 91 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 23 84 Sangat Tinggi 95 Sangat Tinggi

Siswa 24 75 Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 25 80 Sangat Tinggi 89 Sangat Tinggi

Siswa 26 70 Tinggi 88 Sangat Tinggi

Siswa 27 80 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 28 82 Sangat Tinggi 89 Sangat Tinggi

Siswa 29 34 Sangat Rendah 95 Sangat Tinggi

Siswa 30 72 Tinggi 82 Tinggi

Siswa 31 88 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Siswa 32 77 Tinggi 82 Sangat Tinggi

Siswa 33 89 Sangat Tinggi 93 Sangat Tinggi

Siswa 34 80 Sangat Tinggi 100 Sangat Tinggi

Rata-Rata 78 Tinggi 92 Sangat Tinggi

36
0
20
40
60
80
100
120
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3

0
20
40
60
80
100
120
Siswa 4
Siswa 5 Siswa 1
Siswa 6 Siswa 2
Siswa 7 Siswa 3
Siswa 8 Siswa 4
Siswa 5
Siswa 9
Siswa 6
Siswa 10
Siswa 7
Siswa 11 Siswa 8
Siswa 12 Siswa 9
Siswa 13 Siswa 10
Siswa 14 Siswa 11

Sebelum
Siswa 15 Siswa 12
Siswa 16 Siswa 13
Sebelum

Siswa 17 Siswa 14

37
Siswa 15
Siswa 18

Siklus 1
Siswa 16
Siswa 19
Siswa 17
Siswa 20 Siswa 18
Siklus 1

Siswa 21 Siswa 19

Siklus 2
Siswa 22 Siswa 20
Siswa 23 Siswa 21
Siswa 24 Siswa 22
Siswa 25 Hasil Pengisian Angket Motivasi Siswa Siswa 23
Siklus 2

Siswa 26 Siswa 24
Siswa 25
Siswa 27
Siswa 26
Siswa 28
Siswa 27
Siswa 29 Siswa 28

Gambar 8. Grafik Angket Motivasi belajar siswa Siklus I dan Siklus II


Gambar 7. Grafik Angket Motivasi belajar siswa Siklus I dan Siklus II

Siswa 30 Siswa 29
Hasil Pengisian Angket Motivasi Siswa

Siswa 31 Siswa 30
Siswa 32 Siswa 31
Siswa 33 Siswa 32
Siswa 34 Siswa 33
Siswa 34
PENINGKATAN MOTIVASI SISWA SIKLUS II
Mengalami Peningkatan Motivasi Tidak Mengalami Peningkatan Motivasi
Mengalami Penurunan Motivasi

9% 0%

91%

Gambar 9. Grafik Peningkatan Motivasi Siswa Siklus II


Dari data angket motivasi belajar siswa saat dilakukannya tindakan siklus II
dapat lihat bahwa motivasi belajar siswa sudah meningkat pada awal sebelum
dilakukan pembelajaran dengan metode praktikum rata-rata motivasi siswa berada
pada skor dari (78) dalam kategori tinngi meningkat menjadi rentang skor (92)
dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan grafik juga dapat dilihat 91% siswa di
kelas XI MIPA 1 SMA Xaverius 1 Palembang mengalami peningkatan motivasi
belajar.
Dari kedua data baik melalui observasi dan angket didapatkan nilai
peningkatan motivasi belajar siswa pada materi Fluida Statis dengan menggunakan
metode praktikum. Sehingga, peneliti harus menghentikan pelaksanaan tindakan
hanya di siklus II saja karena penelitian mengunakan metode pembelajaran
praktikum dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran materi
Fluida Statis telah sesuai dengan yang diharapkan.

d. Refleksi Siklus II
Pada tahapan refleksi ini dilakukan setelah melewati tahapan pelaksanaan
tindakan, tahap observasi dan hasil angket siswa. Kegiatan refleksi ini bermaksud
untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan disiklus ini telah mengalami
peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan. Hal ini akan terlihat dari motivasi

38
siswa apakah sudah memenuhi indikator yang telah ditetapkan, setelah itu peneliti
berdiskusi menggunakan data-data yang sudah diperoleh dari kegiatan pelaksanaan
tindakan, observasi dan hasil angket, maka hasil observasi dan angket pada siklus
II telah mencapai dalam kategori motivasi belajar siswa sangat tinggi yaitu 82%
berdasarkan observasi dan 92% berdasarkan angket. Maka tindakan pada penelitian
diakhiri pada siklus II.

B. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas di kelas XI MIPA 1 SMA Xaverius 1 Palembang
dilakukan berdasarkan pengamatan/observasi pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung dan hasil angket setiap siswa. Awalnya permasalahan motivasi di kelas
muncul dikarenakan guru menggunakan metode yang kurang bervariasi yakni
hanya dengan berceramah, siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran sehingga terasa monoton dan tidak mampu menggugah motivasi
belajar siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas
adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran. Guru sebagai
pendidik dituntut untuk mengembangkan potensinya, salah satunya yakni dengan
menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga keaktifan
belajar siswa dapat meningkat.
Dari hasil pengamatan motivasi belajar siswa dan hasil angket siswa, semua
aspek atau indikator motivasi belajar siswa telah mencapai baseline keberhasilan
pembelajaran pada masing-masing siklus. Sehingga siswa mendapatkan hasil
belajar yang sangat memuaskan ketika motivasi belajar siswa meningkat. Ini sejalan
dengan pemahaman Sukmadinata (2011:62), Suatu perbuatan atau kegiatan yang
tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-
sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil.
Sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan
sungguhsungguh, terarah dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan
berhasil lebih besar.
Analisis peningkatan persentase capaian tiap indikator motivasi siswa materi
Fluida Statis menggunakan metode pembelajaran praktikun adalah sebagai berikut:

39
1. Hasil Observasi dan Angket Motivasi Belajar Siswa
Dalam kegiatan belajar, siswa memerlukan motivasi. Motivasi yang ada pada
pada diri setiap siswa itu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Menurut Sardiman
(2018:83), ciri-ciri motivasi yang ada pada siswa diantaranya:
1) Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus menerus
dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
2) Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi
kesulitan. Siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan
melaksanakan kegiatan belajar.
3) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, berani menghadapi
masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.
Misalnya masalah ekonomi, pemberantasan korupsi dan lain sebagainya.
4) Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh pun, ia akan
mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya dengan apa
yang dikerjakannya.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila siswa memiliki ciri-ciri motivasi belajar seperti diatas, berarti siswa
tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu sangat
penting dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi belajar siswa dianggap cukup kuat
ketika dapat dikategorikan sebagai motivasi belajar sangat tinggi yaitu pada rentang
80%-100% berdasarkan hasil observasi dua observatory dan rata-rata skor angket
motivasi belajar siswa yang dilaksanakan pada saat pelaksaan tindakan siklus I dan
siklus II.
Adapun gambaran motivasi belajar siswa yang meningkat setelah diamati dari
siklus I sampai dengan siklus II yang diperoleh dari langkah metode pembelajaran
praktikum dapat dilihat pada data hasil observasi dan angket motivasi belajar yang
dijelaskan diatas. Demikian ditarik dari kesimpulannya bahwasannya dengan

40
menggunakan metode pembelajaran praktikum pada motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan. Sehingga dapat dikatakan penggunaan metode
pembelajaran paktikum yang digunakan peneliti berhasil meningkatkan motivasi
belajar siswa. Adapun rata-rata peningkatan motivasi belajar siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran dalam dua siklus dapat dilihat pada diagram dibawah ini
:

SKOR ANGKET MOTIVASI


BELAJAR SISWA
95%

90%

85%

80%

75%

70%
Sebelum Siklus 1 Siklus 2

Gambar 10. Diagram rata-rata hasil observasi siklus I dan II

SKOR OBSERVASI MOTIVASI


BELAJAR SISWA
84%
82%
80%
78%
76%
74%
72%
70%
68%
66%
64%
Siklus 1 Siklus 2

Gambar 11. Diagram rata-rata hasil angket motivasi siklus I dan II

41
Dapat dilihat berdasarkan gambar diagram di atas dapat diketahui hasil observasi
motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II terjadinya peningkatan pada setiap
pertemuan persiklus yang mana dapat dilihat rata-rata pada siklus I rata-rata hasil observasi
motivasi belajar siswa 71% meningkat menjadi 82% pada siklus II, sedangkan rata-rata
hasil angket motivasi siswa pada siklus I rata-rata motivasi belajar siswa 88% meningkat
menjadi 92% pada siklus II. Hal ini disebabkan siswa yang memiliki antusiasme tinggi
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran praktikum
sehingga dalam proses pembelajaran tercipta suasana yang menyenangkan, motivasi
belajar mereka juga menjadi meningkat.
2. Dampak Penerapan Metode Praktikum
Adapun dampak dari diterapkannya pembelajaran metode praktikum adalah
siswa yang motivasinya belajarnya masih kurang dalam pembelajaran dan malas
mengikuti proses pembelajaran kini sudah termotivasi saat pembelajar berlangsung,
adapun siswa yang kurang ulet menghadapi kesulitan senang dan rajin belajar
penuh semangat sangat melakukan dikusi, kurang menunjukkan minat terhadap
masalah yang diberikan guru, kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran dikelas,
siswa yang bermalas-malasan saat melakukan pengamatan dan penyelidikan akan
materi kini sudah mulai berani dan terbiasa untuk melakukan pengamatan dan
penyellidikan dengan baik. Setelah diterapkannya metode pembelajaran praktikum
dalam pembelajaran maka siswa mulai termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan soal dan termotivasi langsung dalam proses pembelajaran,
dan untuk siswa yang kurang rendahnya rasa persaingan prestasi antar siswa agar
siswa termotivasi untuk memecahkan masalah dengan cara terbaiknya, merasa
kurang dapat membangun suasana yang menyenangkan saat diskusi maupun saat
melakukan presentasi hasil diskusi kelompok-kelompok ataupun individunya kini
sudah mulai termotivasi untuk bersaing secara suportif antar siswa, berhsil
membangun suasana yang menyenagkan di saat pembelajaran dan motivasi
kepercayaan diri saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok maupun tugas
individunya dengan sangat memuaskan. Dengan demikian penerapan metode
pembelajaran praktikum mampu meningkatkan motivasi siswa pada pembelajaran
Fisika Peminatan materi Fluida Statis kelas XII MIPA 1 di SMA Xaverius 1
Palembang.

42
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil dari Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode
praktikum adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitan menggunakan data pengisian angket motivasi pada
siklus 1 dapat dilihat bahwa 82% siswa mengalami peningkatan motivasi
belajar dari sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode praktikum sampai
sesudah dilakukan metode praktikum siklus 1. Berdasarkan angket motivasi
penelitian di atas juga dapat disimpulkan bahwa rata-rata motivasi belajar siswa
sebelum dilakukan metode praktikum adalah 78% masuk ke dalam kategori
tinggi dan setelah dilakukan pembelajaran dengan metode praktikum rata-rata
motivasi belajar siswa adalah 88% masuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini
juga sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan oleh observer bahwa
motivasi belajar siswa pada siklus I pertemuan ke 1 sudah tinggi yaitu rata rata
kelas berada dipresentase 71%. Motivasi belajar siswa pada siklus II /pertemuan
ke 2 berdasarkan hasil observasi meningkat sehingga sesuai dengan hasil yang
harapkan, yaitu rata-rata persentase motivasi dari 71% pada siklus 1 menjadi
82% pada siklus 2. Dari data angket motivasi belajar siswa saat dilakukannya
tindakan siklus II motivasi belajar siswa sudah meningkat pada awal sebelum
dilakukan pembelajaran dengan metode praktikum rata-rata motivasi siswa
berada pada skor dari 78% dalam kategori tinngi meningkat menjadi rentang
skor 92% dengan kategori sangat tinggi. 91% siswa di kelas XI MIPA 1 SMA
Xaverius 1 Palembang mengalami peningkatan motivasi belajar fisika materi
Fluida Statis menggunakan metode praktikum.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, jika metode praktikum dilaksanakan dalam
jangka panjang, siswa akan merasa bosan sehingga tidak dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa. Maka saran yang dianjurkan antara lain:
1. Bagi sekolah: disarankan pada guru mata pelajaran fisika khususnya fisika
peminatan yang membutuhkan keterampilan lebih oleh setiap guru untuk

43
menyampaikan materi sehingga mudah difahami siswa, pada umumnya untuk
menerapkan metode pembelajaran praktikum agar dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan juga untuk
meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
a. Guru menyampaikan materi dengan metode pembelajaran praktikum
tetapi dengan berbagai media.
b. Guru menggunakan metode pembelajaran praktikum pada materi
pembelajaran yang sulit dipahami dan perlu pemikiran mendalam untuk
melatih kemampuan siswa dalam berpikir.
c. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran praktikum dalam materi
tertentu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar
siswa.
3. Bagi Siswa: Siswa belajar menggunakan metode pembelajaran praktikum
dengan sungguh-sungguh pada materi yang sesuai, karena mempunyai banyak
manfaat kedepannya. Contoh: meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
penggunaan metode pembelajaran berpandangan luas dalam memecahkan
masalah yang berhubungan dengan dunia nyata dan juga dapat memberikan
bekal kecakapan berfikir secara ilmiah, apalagi dunia ini akan semakin banyak
masalah yang harus dihadapi oleh masyarakat.
4. Bagi peneliti yang lain:
a. Peneliti lain diharapkan melakukan penelitian sejenis pada mata pelajaran
lainnya di sekolah.
b. Disarankan kepada peneliti untuk melakukan penelitian yang sama pada
materi yang berbeda sebagai bahan perbandingan dengan penelitian ini.
c. Disarankan untuk melanjutkan penelitian ini dengan memperhatikan sosial
emosional siswa dalam pembelajaran fisika
d. Peneliti lain juga dapat menggunakan metode pembelajaran praktikum
dengan bantuan aplikasi khusus fisika agar materi tersampaikan dengan
baik, menyenagkan dan bermakna

44
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.
NewYork: Addison Wesley Longman.Inc.
Arikunto, S dkk. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aryanti. 2020. Inovasi Pembelajaran Fisika di SD. Yogyakarta. CV Budi
Utama.
Arikunto, S, Prof. Dr. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S dkk. (2014). Prosedur Penelitian suatu Tindakan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Creswell, J. (2015). Riset Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Dewi, A.Y. (2019). Pengaruh Kepemimpinan dan Kemampuan Berkomunikasi
Guru Di kelas Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada
Siswa Kelas XI IIS MAN Se-Kota Tasikmalaya. [Online]. Tersedia:
https://repositori.unsil.ac.id/618/. (13 Februari 2022).
Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:
Rineka Cipta.Djajadisastra,Jusuf.1995.Metode Mengajar.Bandung:Angkasa.

Eveline, S dan Hartini, N. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Goleman, D. (2014). Working With Emotional Intelligence. (Terjemah Alex Tri
Kancono Widodo). Jakarta: PT. Gramedia
Hayat, M. S., & Anggraeni, S., 2011. Sikap Ilmiah Siswa Practicum Based Learning
On Invertebrate Concept To Students ’ Scientific Attitude Development. Jurnal Penelitian.
Volume 02, 141– 152.
Herminarto, S. (2015). Metodologi Pembelajaran Kejuruan. Yogyakarta: UNY
Press.
Mangkunegara, A. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Bandung : Remaja Rosdakarya.

45
Mardapi, D. 2011. Teknik penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, Yokyakarta :
Mitra Cendikia Press.
Muhibbin, S. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nasution, Mardiah Kalsum. 2017. “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa.” STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang
Pendidikan 11(1): 9–16.
Rahmawati, R. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Piyungan Pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun
Ajaran 2015/2016. [Online]. Tersedia: https://eprint.uny.ac.id/41152/1. (13
Februari 2022).
Rusman. (2012). Belajar & Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Sani, R. A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. (2007). Srategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses
Pendidikan. Jakarta: Kencana. Penelitian KelasJakarta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N S. (2011). Landasan Psikologi Proses Pemdidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sinar. (2018). Metode Active Learning (Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil
Belajar Siswa). Yogyakarta: Budi Utama
Susanti, Rahmi.2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah pada
Praktikum Fotosinteses dan Respirasi untuk Meningkatkan Kemampuan Generik
Sains Mahasiswa Biologi FKIP Universitas Riau. Jurnal Nasional.
Palembang:Unpublished
Uno, H. B. (2017). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisa di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

46
LAMPIRAN

Lampiran I : Instrumen Pengumpulan Data


A. Lembar Observasi Siswa
Siklus :I
Materi : Fluida Statis
Sub Materi : Hukum Pokok Hidrostatis
Kelas :X
Hari dan tanggal : Rabu, 19 Oktober 2022
Jam pelajaran : Fisika

Tujuan Observasi :
1) Untuk mengetahui tingkat awal motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran sebelum menggunakan
metode pembelajaran Praktikum.
2) Untuk mengetahui apa-apa saja yang menghambat motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.
3) Untuk mengetahui bagaimana dampak penggunaan metode pembelajaran praktikum terhadap keaktifan
siswa.
Petunjuk :
1) Mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung tanpa menganggu jalannya pembelajaran
2) Perhatikan aktifitas siswa belajar saat pemeblajaran berlangsung
3) Dengan melihat jumlah siswa yang aktif maka dilihat presentasi keaktifan siswa saat pembelajaran
berlangsung
4) Skala penilaian ada dibawah lembar pengamatan ini

Konsep Indikator Motivasi Jumlah


%
pengukuran Siswa

I. Tekun menghadapi tugas


J. Ulet menghadapi kesulitan
Ciri-ciri orang K. Senang dan rajin belajar penuh semangat
yang L. Menunjukkan minat terhadap maslaah yang belum diketahui
termotivasi M. Perhatian siswa selama kegiatan pembelalajaran
N. Senang mencari dan memecahkan soal-soal yang diberikan
O. Saingan prestasi antar siswa
P. Suasana yang menyenangkan
Jumlah
Rata-rata %

Palembang, 19 Oktober 2022

Observer 1 Observer 2

G. Dona Chintya, S.Pd Ignatius Dian Purnomo

47
ANGKET /KUESIONER

Identitas diri
Nama :
Kelas :

Petunjuk pengisian
1) Bacalah dengan teliti dan seksama semua pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
2) Jawablah pernyataan ini dengan keadaan anda yang sebenarnya!
3) Jawablah pernyataan pada lembar angket yang telah disediakan!
4) Berikan tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
keadaan dan keyakinan anda.
5) Bila telah selesai mengisi angket, mohon segera dikembalikan
6) Selamat mengisi, terimakasih atas partisipasi dalam pengisian angket penelitian
ini.
Pernyataan
STS TS S SS
1 Saya tertarik pada pelajaran Fisika.
Saya antusias / semangat saat pelajaran
2
fisika berlangsung.
Saya berpartisipasi saat pelajaran fisika
3
berlangsung.
Saya senang mendiskusikan pelajaran
4
fisika saat belajar dalam kelompok.
Saya sering mengajukan pendapat
5
dalam kelompok / di kelas.
Saya memiliki buku pendamping, LKS,
6 buku catatan fisika dan alat tulis
lengkap.
Saya memiliki catatan pelajaran fisika
7
yang lengkap.
8 Saya selalu mengerjakan tugas fisika.
Saya fokus memperhatikan materi yang
9
disampaikan.
Saya akan selalu berusaha
10 mendapatkan nilai yang baik pada
setiap ulangan/ tugas yang diberikan.
Saya bersemangat saat pelajaran fisika
11
berlangsung.

48
Lampiran II :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)

Nama Sekolah : SMA Xaverius 1 Palembang


Mata Pelajaran : Fisika
Semester/Kelas : 1 / XI MIPA
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Materi Pokok : Fluida Statik
Sub Materi : Hukum Pokok Hidrostatis
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti / KI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural,
dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minat-nya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


KD Kompetensi IPK Indikator Pencapaian Kompetensi
Dasar
3.3 Menerapkan 3.3.3 Menjelaskan bunyi hukum pokok hidrostatis. (C2)
hukum-hukum 3.3.4 Menerapkan hukum pokok hidrostatis dalam
fluida statik kehidupan sehari-hari (C3)
dalam 3.3.5 Menganalisis hukum pokok hidrostatis untuk
kehidupan menyelesaikan persoalan fisika. (C4)
sehari-hari

49
KD Kompetensi IPK Indikator Pencapaian Kompetensi
Dasar
4.3 Merencanakan 4.3.1 Menggunakan alat percobaan hukum pokok
dan melakukan hidrostatis untuk menentukan massa jenis zat cair.
percobaan yang (P5)
memanfaatkan 4.3.2 Membuat analisis data percobaan hukum pokok
sifat-sifat fluida hidrostatis. (P5)
statis, berikut 4.3.3 Melakukan presentasi hasi percobaan hukum
presentasi hasil pokok hidrostatis. (P2)
dan makna
fisisnya
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode
eksperimen peserta didik dapat memahami dan menerapkan konsep hukum pokok
hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. Siswa mampu bekerjasama,
bertanggungjawab, serta terampil dalam melakukan percobaan yang menerapkan
konsep hukum pokok hidrostatis.
Setelah proses pembelajaran peserta didik juga dapat:
• Menjelaskan bunyi hukum pokok hidrostatis berdasarkan kegiatan demonstrasi
dengan tepat.
• Menerapkan hukum pokok hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari dengan baik.
• Menganalisis hukum pokok hidrostatis untuk menyelesaikan persoalan fisika
dengan baik.
• Menggunkan alat percobaan hukum pokok hidrostatis untuk menentukan massa
jenis zat cair dengan baik.
• Membuat analisis data percobaan hukum pokok hidrostatis menggunakan media
powerpoint dengan baik.
• Melakukan presentasi hasil percobaan hukum pokok hidrostatis menggunakan
media powerpoint dengan bahasa yang baik.

D. Materi Pembelajaran
Faktual Konseptual Prosedural
Minyak tidak dapat Tekanan Hidrostatis Percobaan Hukum Pokok
bercampur dengan air Hidrostatis Menentukan
secara langsung. Massa Jenis Zat Cair
Lapisan minyak berada Hukum Pokok Hidrostatis
di atas lapisan air.

Hukum Pokok Hidrostatis


"Semua titik yang terletak pada suatu bidang datar didalam zat cair ( bejana
berhubungan ) yang sejenis memiliki tekanan yang sama."

50
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Pendekatan : Scientific
Metode Pembelajaran : Diskusi, Demonstrasi dan Eksperimen (Virtual Lab dan Real
Lab)

F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Media
Video Pembelajaran
LKPD / Petunjuk Praktikum
Simulasi berbasis TI
2. Alat dan Bahan Pembelajaran
a. Laptop dan LCD
b. Pipa U
c. Minyak sayur, oli, premium, air
d. Mistar
e. botol bekas

G. Sumber Belajar
• Kangenan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
• Sunardi, dkk. 2016. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Bandung: Yrama Widya.
• Modul Pembelajaran Fisika SMA @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal
PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
https://drive.google.com/drive/folders/1uAg__2q4RLMSZ1Sohew7XX-
a3IMQAvNV
• https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Experiments/virtuallab-hydrostaticpressure
• https://phet.colorado.edu/sims/html/under-pressure/latest/under-pressure_in.html
• https://www.youtube.com/watch?v=5pkf9ko9sWo&t=4s

51
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan • Peserta didik mengucap salam dan berdoa. 20
• Guru mengabsen peserta didik dan mengkondisikan kelas. menit
• Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran hari ini yang
disampaikan oleh guru.
• Apersepsi untuk memotivasi
Peserta didik dibimbing oleh guru mendemonstrasikan
tentang tekanan hidrostatis menggunakan botol berisi air
yang dilubangi dari dua sisi yang berbeda dengan ketinggian
yang sama dari dasar wadah.
• Peserta didik dibimbing oleh guru untuk menjelaskan
peristiwa tersebut bahwa pada kedalaman yang sama
tekanan air sama besar.

Kegiatan • Peserta didik menyimak penjelasan Guru tentang Hukum 65


Inti Pokok Hidrostatis menggunakan bantuan simulasi menit
Laboratorium Virtual Phet Education.
https://phet.colorado.edu/sims/html/under-
pressure/latest/under-pressure_in.html
• Peserta didik mendengarkan penjelasan tentang bunyi
Hukum Pokok Hidrostatis

Fase 1. Orientasi siswa pada Masalah


• Peserta didik membaca artikel tentang bahaya menggunakan
bensin eceran bagi mesin kendaraan.
• Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang massa
jenis zat cair.
• Peserta didik menyimak video tentang hydrometer yaitu alat
untuk mengukur densitas/ massa jenis zat cair.
• Peserta didik diberikan masalah bagaimana mencari massa
jenis zat cair jika tidak memiliki hydrometer.
• Peserta didik mengamati simulasi cara mencari massa jenis
zat cair menggunakan konsep hukum pokok hidrostatis pada
pipa U menggunakan bantuan laboratorium virtual rumah
belajar yang ditampilkan oleh Guru.
https://vlab.belajar.kemdikbud.go.id/Experiments/virtuallab-
hydrostaticpressure/#/

Fase 2. Mengorganisasi Peserta Didik


• Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yaitu
sebanyak 6 kelompok heterogen dimana dalam satu
kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.

Fase 3. Membimbing Penyelidikan


• Peserta didik dibimbing oleh guru untuk bekerja dalam
kelompok melakukan percobaan hukum pokok hidrostatika

52
Alokasi
Kegiatan Rincian Kegiatan
Waktu
menentukan massa jenis 3 jenis zat cair menggunakan alat-
alat yang ada di Laboratorium.
• Setelah memperoleh data, peserta didik menganalisis data
yaitu menghitung massa jenis zat cair tersebut.
• Setelah mengetahui massa jenis dari ketiga cairan tersebut
peserta didik mencocokan hasil percobaan dengan teori.

Fase 4. Mengembangkan / Menyajikan Hasil


• Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
percobaannya.
• Guru memberikan penguatan konsep dan memberikan
apresiasi kepada kelompok terbaik.

Fase 5. Menganalisis dan Evaluasi Masalah


• Peserta didik menganalisis dan mengevaluasi penyebab
perbedaan hasil percobaan dengan teori.

Penutup • Peserta didik dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan 5 menit


materi pembelajaran hari ini.
• Peserta didik mengevaluasi pembelajaran hari ini
menggunakan aplikasi mentimeter.
• Guru memberikan tugas rumah terkait pembelajaran hari ini.
• Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan berdoa.

I. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Jenis/Teknik Penilaian


Teknik Penilaian
1. Pengetahuan: Penilaian Hasil Jawaban Analisis Data pada LKPD dan Pekerjaan
Rumah
2. Keterampilan: Observasi Kinerja saat Praktikum.
3. Sikap: Observasi Sikap dalam Pembelajaran.
Instrumen Penilaian
1. Pengetahuan = Instrumen tes (Terlampir)
2. Keterampilan = Intrumen penilaian kinerja (Terlampir)
3. Sikap = Instrumen penilaian sikap oleh guru (Terlampir)

J. Remedial dan Pengayaan


Remedial
1. Pemberian bimbingan secara khusus bagi siswa yang belum dapat menguasai
materi atau mengalami kesulitan dalam penguasaan materi Hukum Pascal. (Jika
nilai UH belum tuntas)
2. Pemberian tugas-tugas atau perlakuan secara khusus yang sifatnya
penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran regular. (Jika nilai UH belum
tuntas)
3. Program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator yang belum tuntas.
Program remedial dilaksanakan setelah mengikuti tes/ulangan KD tertentu.

53
Pengayaan
1. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas wawasan
bagi KD tertentu. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat
pengayaan.
2. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum mencapai
ketuntasan.
3. Materi Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator yang
dipelajari, bisa berupa penguatan materi yangdipelajari maupun berupa
pengembangan materi.
4. Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah setelah mengikuti tes/ulangan KD
tertentu atau kesatuan KD tertentu, dan atau pada saat pembelajaran dimana siswa
yang lebih cepat tuntas dibanding dengan teman lainnya maka dilayani dengan
program pengayaan.

Mengetahui Palembang, 26 September 2022


Guru Mata Pelajaran Fisika

G. Dona Chintya, S.Pd.

54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)

Nama Sekolah : SMA Xaverius 1 Palembang


Mata Pelajaran : Fisika
Semester/Kelas : 1 / XI MIPA
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Materi Pokok : Fluida Statik
Sub Materi : Hukum Archimedes
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

K. Kompetensi Inti / KI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural,
dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minat-nya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

L. Kompetensi Dasar/KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


KD Kompetensi Dasar IPK Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Menerapkan hukum-hukum 3.3.8 Menjelaskan bunyi hukum
fluida statik dalam kehidupan Archimedes. (C2)
sehari-hari 3.3.9 Menerapkan prinsip hukum
Archimedes dalam kehidupan
sehari-hari. (C3)
3.3.10 Menganalisis hukum Archimedes
untuk menyelesaikan persoalan
fisika. (C4)
4.3 Merencanakan dan melakukan 4.3.6 Melakukan percobaan
percobaan yang menentukan gaya apung yang
memanfaatkan sifat-sifat bekerja pada benda yang tercelup
di dalam fluida. (P2)

55
fluida statis, berikut presentasi 4.3.7 Membuat analisis data percobaan
hasil dan makna fisisnya hukum Archimedes. (P5)
4.3.8 Melakukan presentasi hasil
percobaan hukum Archimedes.
(P2)
M. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode
demonstrasi, diskusi, dan eksperimen peserta didik dapat memahami dan menerapkan
prinsip hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. Siswa mampu
bekerjasama, bertanggungjawab, serta terampil dalam melakukan percobaan yang
menerapkan prinsip Hukum Archimedes.
Setelah proses pembelajaran peserta didik juga dapat:
• Menjelaskan bunyi hukum Archimedes berdasarkan kegiatan demonstrasi dengan
tepat.
• Menerapkan prinsip hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
• Menganalisis hukum Archimedes untuk menyelesaikan persoalan fisika dengan
baik.
• Melakukan percobaan menentukan gaya apung yang bekerja pada benda yang
tercelup di dalam fluida dengan baik.
• Membuat analisis data percobaan hukum Archimedes menggunakan media
Microsoft excel dengan baik.
• Melakukan presentasi hasil percobaan hukum Archimedes menggunakan media
powerpoint dengan bahasa yang baik.

N. Materi Pembelajaran
Faktual Prinsip Konseptual Prosedural
• Berat benda saat Hukum "Jika benda Langkah-langkah
berada di air lebih Arhimedes dicelupkan pada percobaan Hukum
ringan daripada berat suatu zat cair, maka Archimedes
benda saat di udara. benda itu akan menentukan gaya
• Kapal pesiar yang mendapatkan gaya apung.
sangat berat dan besar ke atas atau gaya
dapat terapung di apung yang
lautan. besarnya sama
• Kapal selam dapat dengan gaya berat
mengatur kedalaman fluida yang
selamnya. dipindahkan."
• Balon udara dapat
diatur ketinggiannya.

Hukum Archimedes
Hukum Archimedes dinyatakan sebagai berikut : "Jika benda dicelupkan pada suatu zat
cair, maka benda itu akan mendapatkan gaya ke atas atau gaya apung yang besarnya
sama dengan gaya berat fluida yang dipindahkan."

56
FA = gaya ke atas = gaya apung (N)
Wu = gaya berat benda di udara (N)
Wf = gaya berat benda di fluida (N)

Secara matematis

Keterangan :
FA = gaya ke atas = gaya apung (N)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
Vbf = Volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

O. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Demonstrasi , Diskusi, dan Ekperimen.

P. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Media
a. Laptop dan LCD
b. Simulasi berbasis TI
c. Video Pembelajaran
d. LKPD / Petunjuk Praktikum
2. Alat Pembelajaran
b. Neraca pegas / dynamometer
c. Tiga buah beban dengan ukuran berbeda
d. Gelas berpancuran
e. Gelas Ukur
Bahan Pembelajaran
a. Air
b. Bola untuk demonstrasi

Q. Sumber Belajar
• Sunardi, dkk. 2016. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Bandung: Yrama Widya.
• Kangenan, Marthen. 2016. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
• Modul Pembelajaran Fisika SMA @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal
PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
https://drive.google.com/drive/folders/1uAg__2q4RLMSZ1Sohew7XX-
a3IMQAvNV
• https://www.youtube.com/watch?v=hJN9plght3Y

57
• https://iwant2study.org/lookangejss/02_newtonianmechanics_6pressure/ejss_mod
el_archimedes/archimedes_Simulation.xhtml
R. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan • Peserta didik mengucap salam dan berdoa. 15 menit
• Guru mengabsen peserta didik dan
mengkondisikan kelas.
• Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran hari
ini yang disampaikan oleh guru.
• Apersepsi untuk memotivasi Peserta didik
dibimbing oleh guru mendemonstrasikan tentang
gaya ke atas menggunakan bola yang dicelupkan ke
dalam ember berisi air.
• Peserta didik dibimbing oleh guru untuk
menjelaskan peristiwa tersebut bahwa semakin
dalam bagian bola yang tercelup di dalam air maka
semakin besar gaya ke atas yang bekerja pada bola.

Kegiatan Inti Fase 1. Orientasi siswa pada Masalah 65 menit


• Peserta didik mengamati video kapal pesiar yang
sedang berlayar.
https://www.youtube.com/watch?v=hJN9plght3Y
.
• Peserta didik diberikan masalah berupa
pertanyaan:
• Jika sepotong besi dimasukkan ke dalam air besi
akan tenggelam. Mengapa kapal pesiar yang
massanya sangat besar tidak tenggelam?
• Peserta didik mengamati demonstrasi mangkok
yang ditaruh di atas air mirip seperti kapal.
• Peserta didik dibimbing oleh guru untuk
menjelaskan apa yang terjadi dan mengaitkan
peristiwa tersebut dengan hubungannya dengan
gaya apung.
• Peserta didik mengamati video peristiwa
terapung di laut mati
https://www.youtube.com/watch?v=hiyG4ffaDB
Q.
• Peserta didik diberi permasalahan berupa
pertanyaan:
• Mengapa seseorang dapat mengapung di laut mati
walaupun tidak bisa berenang?

58
Alokasi
Kegiatan Rincian Kegiatan
Waktu
• Peserta didik dibimbing oleh guru untuk
merumuskan rumus Gaya Apung/ Gaya ke atas
berdasarkan dua video tersebut yaitu 𝐹𝐴 =
𝜌𝑓 𝑔 𝑉𝑏𝑓
• Peserta didik mengamati gambar seseorang yang
digendong di dalam kolam renang
• Peserta didik diberi permasalahan berupa
pertanyaan:
• Pernahkah kalian menggendong seseorang di
dalam kolam renang? Manakah yang terasa lebih
ringan? Menggendong di dalam kolam atau di luar
kolam? Mengapa?
• Peserta didik mengamati penjelasan guru
mengenai gaya apung / gaya ke atas besarnya
sama dengan selisih berat benda di udara dengan
berat benda di fluida.

Fase 2. Mengorganisasi Peserta Didik


• Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok
kecil yaitu sebanyak 8 kelompok secara heterogen
berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Di dalam
satu kelompok berisi siswa dengan kemampuan
baik, sedang, dan kurang.

Fase 3. Membimbing Penyelidikan


• Peserta didik dibimbing oleh guru mengamati
simulasi percobaan Hukum Archimedes untuk
mencari besar gaya apung melalui link berikut ini:
• https://iwant2study.org/lookangejss/02_newtonia
nmechanics_6pressure/ejss_model_archimedes/ar
chimedes_Simulation.xhtml
• Peserta didik dibimbing oleh guru untuk bekerja
dalam kelompok melakukan percobaan
menentukan besarnya gaya apung yang bekerja
pada benda tercelup menggunakan alat-alat yang
ada di Laboratorium.
• Setelah memperoleh data, peserta didik
menganalisis data untuk menghitung besarnya
gaya apung.
• Peserta didik membuat laporan sederhana untuk
dipresentasikan di depan kelas.

59
Alokasi
Kegiatan Rincian Kegiatan
Waktu

Fase 4. Mengembangkan / Menyajikan Hasil


• Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
percobaannya.
• Guru memberikan penguatan konsep dan
memberikan apresiasi kepada kelompok terbaik.

Fase 5. Menganalisis dan Evaluasi Masalah


• Peserta didik menganalisis dan mengevaluasi
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kesalahan-kesalahan data.

Penutup • Peserta didik dibimbing oleh guru untuk 10 menit


menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
• Peserta didik melakukan refleksi mengenai
pembelajaran hari ini.
• Guru memberikan tugas rumah terkait
pembelajaran hari ini.
• Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam dan
berdoa.

S. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Jenis/Teknik Penilaian

Aspek Teknik Penilaian Instrumen Penilaian


Pengetahuan Penilaian hasil pengerjaan soal Soal Latihan
latihan. (Tertulis)
Keterampilan Observasi kinerja siswa dalam lembar observasi psikomotorik
kegiatan praktikum. dan lembar penilaian
Penilaian Portofolio (Laporan portofolio / laporan praktikum
Praktikum)
Sikap Observasi sikap siswa dalam Lembar observasi sikap
kegiatan praktikum

60
T. Remedial dan Pengayaan
Remedial
1. Pemberian bimbingan secara khusus bagi siswa yang belum dapat menguasai
materi atau mengalami kesulitan dalam penguasaan materi Hukum Pascal. (Jika
nilai UH belum tuntas)
2. Pemberian tugas-tugas atau perlakuan secara khusus yang sifatnya
penyederhanaan dari pelaksanaan pembelajaran regular. (Jika nilai UH belum
tuntas)
3. Program remedial diberikan hanya pada KD atau indikator yang belum tuntas.
Program remedial dilaksanakan setelah mengikuti tes/ulangan KD tertentu.

Pengayaan
5. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang bertujuan memperluas
wawasan bagi KD tertentu. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang bersifat
pengayaan.
6. Membantu guru dalam membimbing teman-temannya yang belum mencapai
ketuntasan.
7. Materi Program pengayaan diberikan sesuai dengan KD-KD atau indikator yang
dipelajari, bisa berupa penguatan materi yangdipelajari maupun berupa
pengembangan materi.
8. Waktu pelaksanaan program pengayaan adalah setelah mengikuti tes/ulangan KD
tertentu atau kesatuan KD tertentu, dan atau pada saat pembelajaran dimana
siswa yang lebih cepat tuntas dibanding dengan teman lainnya maka dilayani
dengan program pengayaan.

Mengetahui Palembang, 26 September 2022


Guru Mata Pelajaran Fisika

G. Dona Chintya, S.Pd.

61
Lampiran IV. LKPD
Siklus 1
https://drive.google.com/file/d/1q4SSWbRIGduTYMj8tj_-Xkhq1g0gPoiK/view?usp=sharing
Siklus 2
https://drive.google.com/file/d/1OQ6GI4xnBhqD2f1OBSfUBe4uWLRzUL9I/view?usp=
sharing
Lampiran VI. DOKUMENTASI

Pendahuluan Pembelajaran

Demonstrasi

62
Demonstrasi

Pengarahan Praktikum

Praktikum

63
Praktikum

Video Siklus 1: https://www.youtube.com/watch?v=c4p7ClOwKkU&t=209s


Video Siklus 2: https://www.youtube.com/watch?v=KXzU5-oLla4&t=54s

64

Anda mungkin juga menyukai