( PTK )
oleh:
NETTY PUSPITA,S.Pd
NIP.198112112022212013
Oleh:
Perkembangan zaman yang semakin cepat dan pesat berpengaruh terhadap dunia
pendidikan. Dunia pendidikan mengalami perubahan dan perombakan. Guru adalah subyek
utama pelaku pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pendidikan.
Seiring dengan tugas pokok guru yaitu mengajar, dalam proses belajar mengajar yang
berlangsung di sekolah guru tidak hanya dituntut untuk dapat menyampaikan materi
pelajaran, namun dituntut untuk mampu membimbing dan mendorong siswa untuk lebih
giat belajar. Oleh karena itu guru harus mampu mengusai bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa beserta metode penyampaiannya.
Rumusan masalah yang ingin disajikan sebagai bahan kajian adalah : Apakah
passing bawah bola voli mini melalui bantuan tutor sebaya pada siswa kelas V SD Negeri 5
Rambang Kab.Muara Enim dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 5
Rambang Kab.Muara Enim.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 5 Rambang Kabupaten
Muara Enim yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
praktek , test dan dokumentasi. Teknik analisa data dengan menggunakan deskriptif
kualitif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa belajar kreatif dan inovatif bersama
tutor sebaya dengan menciptakan karya sederhana yang salah satunya dengan modifikasi
alat pembelajaran bola voli pada mata pelajaran PJOK dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SDN 5 Rambang Kab.Muara Enim. Saran yang diberikan oleh peneliti
adalah untuk memotivasi siswa dalam belajar, diharapkan kepada para guru untuk
menerapkan pembelajaran yang menekankan pada kreatifitas dan Inovatif dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif berkarya .
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt, atas rahmat dan ridhonya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah/ karya ilmiah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Passing Bawah Bola Voli Mini Melalui Bantuan Tutor Sebaya Pada Siswa Kelas V SD
Negeri 5 Rambang Kab.Muara Enim”.
Materi ini disusun berdasarkan observasi dan wawancara langsung kepada pihak
sekolah dan dengan dibantu buku-buku literatur yang ada hubungan dengan judul di atas.
Peneliti juga menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka laporan ini
tidak akan tersusun atau terselesaikan. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapakan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ka. UPTD Kecamatan Rambang
2. Pengawas TK/SD/SDLB Kecamatan Rambang
3. Kepala Sekolah dan guru-guru SDN 5 Rambang Kec. Rambang
4. Semua pihak yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis.
Mengingat bahwa laporan ini masih banyak kekurangan serta jauh dari sempurna,
maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran yang bermanfaat
guna perbaikan makalah/ karya tulis ini yang bersifat membangun dari para pembaca,
sehingga laporan ini bermanfaat bagi kita.
Penulis
DAFTAR ISI
1. JUDUL i
2. SURAT KETERANGAN PUBLIKASI ii
3. LEMBAR PENGESAHAN iv
4. ABSTRAK v
4. KATA PENGANTAR vii
5. DAFTAR ISI viii
6. DAFTAR TABEL x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 2
II. KAJIAN PUSTAKA 2
III. PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 5
B. Deskripsi Per Siklus (Pengamatan)
1. Siklus I 6
2. Siklus II 10
IV. HASIL PENELITIAN DAN PERBAIKAN
A. Hasil Penelitian Persiklus
1. Siklus I 15
2. Siklus II 17
B. Pembahasan
1. Siklus I 19
2. Siklus II 19
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
LAMPIRAN :
A. Daftar Pustaka 22
B. RP 23
DAFTAR TABEL
Tabel:
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah “Bagaimanakah tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah dalam
permainan bola voli mini siswa kelas V SD Negeri 5 Rambang Kab.Muara Enim?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pasing bawah siswa kelas
V SD Negeri 5 Rambang Kab.Muara Enim melalui bantuan tutor sebaya.
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Suharsimi (1993: 19) adalah suatu proses yang terjadi
karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan,
dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan,
ataupun sikap.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu (1993:13).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian, (yang idealnya) perubahan tersebut
merupakan perubahan positif, diperoleh karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan
perubahan itu dicapai melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin
dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat
mencapai tujuan-tujuan pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan penguasaan
berbagai macam keterampilan, pengetahuan setelah siswa memperoleh pengalaman belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang
dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya.
Passing ialah memberikan bola kepada teman baik melakukan umpan maupun menerima
servis ke teman seregu,Sehingga bola tersebut mudah diterima oleh teman kita (Tribun Manado
tribunnews)
Passing bawah merupakan suatu teknik dasar permainan bola voli yang harus dikuasai
oleh pemain bola voli, dimana passing bawah ini sangat berguna untuk menyambut bola servis
lalu mengoperkan kepada toser untuk memudahkannya dalam memberikan umpan yang baik
bagi smasher. Passing bawah harus dilatih dengan baik sehingga ketepatan operan dapat
dimaksimalkan.
Menurut Barbara.l dkk (2004:2) bola voli dimainkan oleh dua tim dimana tiap tim
beranggotakan dua sampai enam orang dalam suatu lapang berukuran 30 kaki persegi (9 meter
persegi) bagi setiap tim, dan kedua tim dipisahkan oleh sebuah net. Tujuan utama dari setiap tim
adalah memukul bola kearah bidang lapangan musuh sedemkian rupa agar lawan tidak dapat
mengembalikan bola.
Menurut Kurniawan (2012:119) bola voli dimainkan 2 tim yang masing-masing terdiri
dari 6 orang dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.
Dari kutipan di atas dapat disimpulakan bahwa, olahraga permainan bola voli dimainkan
oleh 6 orang pemain dalam satu regu, dalam permainan ini setiap regu harus memasukan bola
kelapangan regu lain dan menjaga bola dari pihak lawan agar bola yang dipukul tidak mampu
masuk kelapangan regu sendiri dan berlomba mencapai angka 25.
Menurut Asep (2007:82) Passing bawah adalah salah satu teknik dasar dalam permainan
bola voli dan merupakan upaya seorang pemain untuk mengoper bola kepada teman satu regunya
dengan menggunakan tangan sisi lengan bawah.
Menurut Ahmadi (2007:22) Passing bawah merupakan upaya seseorang pemain dengan
menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkan di lapangan sendiri
untuk dikembalikan ke pihak lawan.
Menurut Harun ( 2016:55) passing bawah adalah pukulan atau pengambilan tangan
kebawah, dilakukan dengan cara sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk. Tangan dirapatkan,
satu dengan yang lain dirapatkan kemudian gerakan tangan disesuaikan dengan keras atau
lemahnya kecepatan bola.
Menurut Toto Subroto (2010:51) Passing bawah adalah cara memainkan bola yang
datang lebih rendah dari bahu dengan menggunakan kedua pergelangan tangan yang dirapatkan.
Passing ini biasanya digunakan untuk memainkan bola yang datang baik dari lawan maupun dari
kawan regu, yang memiliki ciri sulit; misalnya bola rendah, cepat, keras atau yang datang tiba-
tiba, namun masih dapat dijangkau oleh kedua tangan. Kadang kala juga passing bawah
digunakan untuk memainkan bola yang mementingkan ketepatan seperti passing dan umpan.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa passing bawah adalah merupakan teknik
dasar permainan bola voli serta awal dari sebuah penyerangan yang dilakukan oleh para pemain
dalam permainan bola voli, teknik ini digunakan untuk menerima servis, spike, memukul bola
setinggi pinggang kebawah dan bola yang memantul dari net.
Menurut Toto Subroto (2010:51) Cara-cara melakukan passing bawah adalah sebagai
berikut:
1. Sikap permulaan
Sikap siap normal, yaitu berdiri dengan salah satu kaki di depan, lutut sedikit
ditekuk, badan sedikit dibungkukkan, titik berat badan bertumpu pada kedua tapak
kaki bagian depan, sehingga posisi badan labil. Kedua lengan siap di depan dada
dalam kondisi rileks.
2. Pelaksanaan
Bergerak kearah jatuhnya bola, kedua tangan dirapatkan, ayunkan lengan ke arah
bola dan sasaran dengan poros gerak pada persendian bahu, kedua sikut lurus dan
ditegangkan (difixir). Perkenaan bola pada bagian pergelangan tangan pada waktu
lengan membentuk kira-kira 45 derajat dengan badan. Bola dipukul pada 1/3 bagian
bawah bola.
3. Gerak lanjut
Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang elangkah ke depan untuk
kembali ke posisi siap untuk memainkan bola berikutnya.
Berdasarkan pengertian Passing bawah diatas disimpulkan bahwa Passing bawah adalah
salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli yang merupakan suatu upaya seorang pemain
dalam mengumpan bola kepada teman satu tim yang menggunakan kedua pergelangan tangan
yang dirapatkan, perkenaan bola tepat pada bagian tengah pergelangan tangan.
Gambar 1.
Gerakan Passing Bawah dari sikap duduk dan lemparan teman (Volly - Joonka from
1.bp.blogspot.com)
Gambar 2.
Gerak memukul bola ke lantai (buku Jago Bola Voli (2020) karya Ikbal Tawakal).
Gambar 3.
Gambar Passing Bawah Bola Volly ( Joonka from 1.bp.blogspot.com)
Gambar 4.
Gerakan Passing Bawah dari pukulan teman (Toto Subroto, 2010:70)
B. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat aktif dalam
kegiatan belajar. Proses belajar menyangkut perubahan aspek-aspek tingkah laku, seperti
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan bantuan tutor sebaya diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan dengan
bagan sebagai berikut:
Tindakan
Guru menggunakan bantuan tutor sebaya
Siklus I
Menggunakan bantuan tutor sebaya 1 orang
Siklus II
Tindakan
Hasil belajar passing atas meningkat
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, diduga melalui penggunaan bantuan tutor sebaya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan tentang bola voli mini teknik passing atas.
Berdasarkan dugaan tersebut di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “bantuan
tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bola voli mini siswa
kelas V SD Negeri 5 Rambang Kab.Muara Enim
.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 5 Rambang Kab.Muara Enim
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I yaitu dari bulan Oktober
sampai dengan bulan Desember dengan rincian sebagai berikut:
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri 5 Rambang Kab.Muara Enim
. Keseluruhan siswa kelas V SD Negeri 5 Rambang Kab.Muara Enim dijadikan
subyek penelitian. Jumlah subyek dalam penelitian yaitu 26 orang yang atas: 16 orang berjenis
laki-laki dan 10 orang berjenis kelamin perempuan.
C. Data dan Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
sebagai berikut:
1. Data Hasil belajar pasing atas, diperoleh dari siswa;
2. Data Aktivitas guru, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
3. Data Keaktivan siswa, diperoleh dari peristiwa selama KBM berlangsung;
4. Data Pelaksanaan KBM dengan bantuan tutor sebaya, diperoleh dari peristiwa selama
KBM
berlangsung.
D. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan
hasil pengamatan. Hasil pengamatan tersebut akan dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes
siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada pertemuan ke
dua (siklus terakhir), setelah tindakan selesai.
F. Analisis Data
Data yang akan dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka
sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan).
Analisis data akan dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan
kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam
tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang direncanakan
akan terdiri dari 2 siklus, langkah-langkah dalam siklus penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
atas empat komponen, yaitu: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi.
Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini:
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Refleksi
Secara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus 1
a. Perencanaan/Persiapan
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario pembelajaran
2) Menyusun lembar observasi.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan.
4) Memilih 3 siswa yang dijadikan tutor yang berprestasi akademik, mempunyai
kemampuan pengetahuan, pemahaman dan analisa yang baik serta kemampuan
merespon permasalahan, memberikan bimbingan dan adaptasi dalam satu kelompok.
Dalam setiap kelompok terdapat satu siswa sebagai seorang tutor.
5) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh penguasaan siswa terhadap
kompetensi dasar yang dipelajari.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat meliputi
:
1) Guru memberikan angket untuk mengetahui sejauh mana penguasaan passing atas
sebelum menggunakan metode tutur sebaya.
2) Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3) Guru membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
4) Guru memimpin pemanasan. Setelah pemanasan selesai kemudian siswa di
bariskan
dan dibuat kelompok-kelompok yaitu 8-9 anak setiap kelompok, pada tiap kelompok
ada 1 anak yang sudah bisa atau pandai melakukan gerakan passing atas yang
bertugas sebagai tutor teman sebaya.
5) Guru memberikan penghargaan bagi peserta didik yang melakukan gerakan
passing
atas dengan benar.
c. Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan
format pengamatan/penilaian proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga
dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang direkam dan memaknainya serta
menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari
pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi
Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukan dari teman (critical
friends), guru Penjas yang bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan
untuk menilai tindakan yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang
penelitian tindakan kelas, dengan cara berdiskusi tentang masalah yang muncul dalam
pembelajaran.
2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan/Persiapan
Rencana tindakan untuk siklus 2 didasari dari pelaksanaan siklus 1, pada saat
pelaksanaan siklus I terdapat beberapa kelemahan, dari refleksi siklus 1, maka pada siklus 2
perlu disusun skenario pembelajaran seperti pada siklus 1 dengan beberapa perbaikan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II, setiap kelompok ada 2 anak yang menjadi tutor sebaya. Pada siklus II lebih
ditekankan pada fungsi sebenarnya, siswa yang menjadi tutor teman sebaya diberi materi
tersendiri yaitu dengan memberikan pemantapan materi dan arahan-arahan bagaimana cara atau
tehnik penyampaian materi pada temannya dan diberikan tanggung jawab penuh selama kegiatan
pokok berlangsung. Dengan ini tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar
dari pengalamannya. Hal ini membantun memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya
atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya,
peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan,
berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
c. Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan
format pengamatan/penilaian proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga
dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang direkam dan memaknainya serta
menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari
pelaksanaan tindakan.
d. Refleksi
Refleksi siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II apakah
ada peningkatan penguasaan passing atas atau tidak. Jika belum ada, maka siklus dapat diulang
kembali. Jika ada peningkatan, baik dari proses maupun hasil, maka siklus dapat dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Kristiyanto.2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani &
Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press.
Amirudin, Moh. Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa pada Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII A. Malang: MTS Al Ma’arif Singosari.
Arma Abdoellah. 1981. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Sastra Hudaya.
Badudu Zain. (1992). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Beutelstahl, Dieter. (2007). Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Piopir Jaya.
Dadang Heryana, Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk
Siswa SD-MI Kelas V. Jakarta: Aneka Ilmu.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
BPP Pusat Kurikulum.
Gagne, RM., Briggs, L.J. (1979). Principles of Instructional Design. Holt. Rinehart and Winston.
Hilgard, Ernest R. (1948). Theories of Learning. East Norwalk, CT, US: Appleton-Century-
Crofts.
Wikipedia Indonesia. (2009). Pengertian bola voli. Diperoleh 02 Juli 2012 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_voli/
Kosasih Engkos, Olahraga Teknik dan Program Latihan dan Akademik, Jakarta: Persindo.
Revans, Reg. (1998). Action Learning. New York: Hart Publishing Co.
Slameto. 1993. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. (1993). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Tim Bina Kerja Guru. (2004). Pendidikan Jasmani untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta:
Erlangga.
Viera, Barbara L. (2000). Bolavoli. (Tingkat Pemula) diterjemahkan oleh Monti. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.