Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI DIRI

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


SEMESTER 1 TAHUN 2019/2020
SMKN 1 PACITAN
KECAMATAN PACITAN KABUPATEN PACITAN

OLEH
SULIS SETYAWATI, S.Pd.I
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN


SMKN 1 P ACIT AN
Jl n. L e tje nd Soe pr apto No. 53 P ac i tan
SURAT KETERANGAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Drs. JOKO SUPRIYADI, M.Pd
NIP : 19670505 199802 1 006
Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I / IV b
Jabatan : KEPALA SEKOLAH
Sekolah/Tempat Tugas : SMKN 1 PACITAN
Alamat Sekolah : Jl. LETJEND SOEPRAPTO NO.53 PACITAN
Telepon/HP : (0357) 881309

Menerangkan bahwa:
Nama : SULIS SETYAWATI, S.Pd.I
Tempat, Tanggal Lahir : Pacitan, 31 Juli 1989
Jabatan : GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

telah melakukan kegiatan refleksi Laporan Penelitian Tindakan Kelas pada Semester 1 Tahun
Pelajaran 2019/2020 di SMKN 1 Pacitan.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Pacitan, 9 Januari 2023


Kepala Sekolah

Drs. JOKO SUPRIYADI, M.Pd


Pembina Tk. I
NIP 19670505 199802 1 006
REFLEKSI
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Nama Peneliti : SULIS SETYAWATI, S.Pd.I

Judul PTK :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI
KELAS X SMKN 1 PACITAN TAHUN AJARAN 2019/2020

No Uraian
1 Hasil Refleksi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada tahun pelajaran 2019/2020
sebanyak 3 siklus. Adapun hasil refleksi pada masing-masing siklus dijelaskan
sebagai berikut.

A. PTK SIKLUS I
Berdasarkan hasil penilaian pada siklus I didapatkan rata-rata nilai
peserta didik adalah 69. Masih ada 7 peserta didik yang memperoleh nilai di
bawah KKM atau tidak tuntas 35% dan peserta didik yang tuntas adalah 13
peserta atau 65%. Hasil tersebut masih belum memenuhi kriteria indikator
keberhasilan yaitu 85% peserta didik mendapat nilai di atas KKM.
Selain itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka
masih diperlukan adanya tindakan baru untuk memperbaiki kekurangan pada
siklus I. Secara umum pelaksanaan KBM dengan model discovery learning pada
materi asmaul husna berjalan dengan baik. Akan tetapi masih ditemukan
beberapa masalah dalam pelaksanaannya. Masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik kurang semangat dan belum bisa fokus dalam mengikuti
pembelajaran sehingga belum bisa menguasai materi dengan baik sehingga
hasil belajar masih banyak yang di bawah KKM.
2) Peserta didik belum terbiasa dengan penerapan model discovery learning
sehingga ditemui beberapa masalah pada siklus I. Masalah yang terlihat yaitu
saat peserta didik diminta untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan
terkait bahan pelajaran sehingga cukup memakan waktu lama membuat guru
berinisiatif untuk menentukan pokok bahasan untuk didiskusikan disamping
juga menggunakan pertanyaan dari peserta didik. Pada proses verifikasi
(pembuktian data) dan generalisation (menyimpulkan data) peserta didik
masih banyak yang kurang memahami/mengalami kesulitan sehingga guru
harus lebih intens dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam
kelompok diskusi dan perlu lebih detail dalam menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran discovery learning. Menimbang dan memperhatikan hasil
No Uraian
refleksi tersebut guru perlu melakukan perencanaan kegiatan pembelajaran
kembali agar tindakan pada siklus II lebih efektif.

B. PTK SIKLUS II
Berdasarkan hasil penilaian pada siklus II didapatkan rata-rata nilai
peserta didik adalah 79. Jumlah peserta didik yang tuntas belajar adalah 16
peserta atau 80%. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan
yaitu 85% peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM.
Selain itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat,
maka masih diperlukan adanya tindakan baru untuk memperbaiki kekurangan
pada siklus II. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan siklus III, sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik agar mencapai yang lebih maksimal.
Secara umum pelaksanaan KBM dengan model discovery learning pada materi
asmaul husna pada siklus II berjalan dengan baik. Akan tetapi masih ditemukan
beberapa masalah dalam pelaksanaannya. Masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Sebagian peserta didik masih ada yang belum aktif dalam mengikuti
pembelajaran, mereka sering main hp sendiri sehingga hasil belajar masih
ada yang di bawah KKM.
2) Peserta didik sudah bisa beradaptasi dengan penerapan model discovery
learning. Hanya saja masih perlu ditingkatkan pada tahapan sintak/langkah-
langkah model pembelajarannya karena pada tahapan tersebut peserta didik
masih sangat membutuhkan bantuan guru.

C. PTK SIKLUS III

Berdasarkan hasil penilaian pada siklus III didapatkan rata-rata nilai


peserta didik adalah 86. Jumlah peserta didik yang tuntas belajar adalah 18
peserta atau 90%. Hasil tersebut sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan
yaitu 85% peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM.

Selain itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat


pada siklus III, secara umum pelaksanaan KBM dengan model Project based
learning pada materi desain/ prototype dan kemasan produk barang/ jasa
berjalan dengan baik. Kekurangan-kekurangan yang ada di siklus I sudah
diperbaiki pada siklus II.
No Uraian
2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Proses pembelajaran yang dilakukan penelitian pada siswa kelas X
TKKR SMKN 1 Pacitan adalah menggunakan model pembelajaran discovery
learning. Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran ini, proses pembelajaran PAI lebih didominasi oleh guru, metode
pembelajaran terpusat kepada metode ceramah, sehingga siswa kurang aktif
selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, faktor penyebab rendahnya
hasil belajar siswa adalah kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan model
pembelajaran yang variatif. Sedangkan model pembelajaran discovery learning
adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. Disinilah letak
pengembangan model pembelajaran discovery learning yaitu berfikir analisis dan
mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi.
Berdasarkan penilaian melalui tes uji kompetensi diperoleh rekapitulasi
hasil sebagai berikut:
1. Ketuntasan hasil belajar siswa melalui hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa metode pembelajaran discovery Learning memiliki dampak positif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya
peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I, II dan III dimana pada siklus III
ketuntasan secara klasikal tercapai yaitu 65%, 80% dan 90%.
2. Kemampuan guru dalam menerapkan model discovery learning berjalan
dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru dari siklus 1 sampai siklus 3
dapat mengelola kelas sesuai dengan sintak model pembelajaran. Selain itu
aktivitas siswa dalam pembelajaran materi Asmaul Husna menggunakan
metode discovery learning juga mengalami peningkatan, terlihat dari diskusi
siswa, presentasi, kerja sama dalam kelompok dan antusias siswa di dalam
kelas. Mereka aktif dan sangat bersemangat dalam mengikuti setiap langkah
kegiatan pembelajarannya. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar
peserta didik yaitu ditunjukkan dengan terlatihnya peserta didik dalam
mengumpulkan data, memproses data, memverifikasi data sampai
menyimpulkan data secara bersama-sama dalam kelompoknya. Hal tersebut
dipengaruhi oleh aktivitas guru selama pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran discovery learning secara tepat.
3 KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penerapan model
pembelajaran Project Based Learning pada materi Desain/ prototype dan
kemasan produk barang/ jasa kelas XI Mekatronika SMKN 5 Makassar pada
No Uraian
Tahun Ajaran 2020/2021 yang dilakukan dengan 2 siklus diperoleh hasil berikut:
1. Model pembelajaran Project based learning memiliki dampak positif dalam
meningkatkan hasil belajar yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan
belajar dalam setiap siklus yaitu siklus I (68% ), siklus II (94%)
2. Model pembelajaran Project Based Learning dapat menjadikan peserta didik
terlibat secara aktif dalam pembelajaran, peserta didik juga belajar
menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak dan dapat
meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan. Dengan
pembelajaran penemuan membantu peserta didik membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar serta
menggunakan ide-ide orang lain. Dengan kata lain, peserta didik aktif dalam
kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk
menemukan hasil akhir.

Anda mungkin juga menyukai