disusun oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
I. PENDAHULUAN
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Bahasa Inggris Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together
Pada Siswa Kelas VIII.1 SMP Islam Terpadu Budi Mulia Padang” dilaksanakan selama 2 Bulan
penuh (dari Januari Sampai februari) yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus menggunakan
perangkat pembelajaran yang telah disusun berdasarkan masukan-masukan atau saran dari kepala
sekolah dan pengawas sekolah sehingga diharapkan dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi
berkualitas dan bermakna sehingga tujuan pembelajaran tecapai.
Peningkatan kemampuan mengajar merupakan suatu proses pembentukan ketrampilan yang
dilandasi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang mantap yang diharapkan telah terbentuk
menempuh berbagai mata kuliah. proses pembentukan ketrampilan lebih-lebih ketrampilan mengajar
haruslah dilakukan secara bertahap dan sistematis, sehingga penguasaan ketrampilan dapat dipantau
secara bertahap dan sistematis pula. Seorang guru harus bisa mengevaluasi pembelajaran yang telah
dilakukannya untuk melihat dan memperbaiki kelemahan dalam pembelajaran yang disampaikan
kepada pesertadidik. Untuk itulah kegiatan refleksi sangat diperlukan.
Refleksi adalah guru mampu menentukan mengapa pelajaran tidak memuaskan (aktivitas atau materi
pelajaran tidak tepat, langkah-langkah yang lemah, atau pengelompokan siswa yang tidak tepat)
sehingga dapat diperbaiki di waktu mendatang. Dengan demikian guru akan senantiasa memperbaiki
diri dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Kegiatan refleksi ini guru lakukan terhadap penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan guru
sebagai peneliti yang di mulai bulan april 2021 pada semester genap.
3
dengan megambil sampel kelas VIII.1 dengan judul “ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Bahasa Inggris Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together
Pada Siswa Kelas VIII.1 SMP Islam Terpadu Budi Mulia Padang Tahun Ajaran 2021/ 2022
dan Laporan hasil penelitian telah selesai Awal maret 2022.
Tujuan Pembuatan Refleksi
a. Menilai bagaimana keaktifan dan interaksi siswa dalam sebuah pembelajaran Bahasa Inggris
dengan metode kooperatif learning dan model Number head together.
b. Agar guru bisa memahami apa saja kelemahan dan kekurangan dari sebuah metode dan
model pembelajaran yang telah dilakukan di kelas.
c. Memahami akurasi sebuah model, pendekatan, strategi, taktik dan metode pembelajaran yang
telah diimplementasikan.
d. Memahami apa saja keperluan dan kemauan dari siswa secara detail. Ini berfungsi untuk
guru bisa membuat pembelajaran yang lebih efektif dalam kesempatan selanjutnya.
a. Memberikan kesempatan kepada seorang guru untuk melihat kelebihan dan kelemahandalam
proses mengajarkan materi kepada peserta didik, apa yang sudah baik dan apa yang perlu
diperbaiki;
b. Memberikan masukan kepada diri sendiri untuk meningkatkan kualitas mengajar yangdimiliki
agar lebih baik serta memperbaiki kelemahan yang ada:
c. Membantu guru memahami, menguasai dan mencapai kemampuan yang secara psikologis
lebih baik, sebagai dasar kualitas dalam proses belajar mengajar.
4
II. PEMBAHASAN
Gambaran Umum isi Laporan
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama pelaksanaan PTK ini mengalami beberapa
kendala diantaranya adalah siswa belum begitu terbiasa dengan metode kooperatif learning yang
dilakukan secara berkelompok. Hal tersebut menyebabkan guru harus ekstra mengarahkan peserta
didik dalam proses pembelajaran untuk tercapai nya setiap langkah- langkah pembelajaran
Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk tetap dapat menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan, menarik dan aktif. Walaupun kendala tidak terduga guru harus mampu
mengorganisir dengan cepat dan mampu meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa dapat
tercipta melalui interaksi antar anggota kelompokselama proses PBM. Dalam pelaksanaan
penelitian guru menggunakan model pembelajaran berbeda numbered Head together dalam 2 siklus
.
Pelaksanaan pembelajaran Siklus I dan II terhadap keaktifan dan hasil prestasi belajar
siswa kelas VIII.1 SMP IT Budi Mulia Padang. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan
m e t o d e k o o p e r a t i f l e a r n i n g d e n g a n model Numbered Head Together Guru menemukan
kelemahan Sebagai Berikut
5
1. Menurut lembar observasi kegiatan pembelajaran, guru mendapat nilai 78 dengan kategori
baik (B), dengan sejumlah catatan.
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, maka perlu dilakukan refleksi untuk melihat kelemahan atau
kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, yaitu :
a) Guru perlu mengembangkan variasi interaksi sehingga menarik perhatian peserta didik dalam
proses pembelajaran.
b) Guru perlu memotivasi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
c) Guru perlu lebih luwes dalam penyampaian agar suasana pembelajaran tidak kaku dan
membuat siswa sungkan/segan menyampaikan pendapat.
d) Guru perlu mengamati evaluasi dan refleksi pembelajaran yang disampaikan
oleh peserta didik, sebagai dasar menentukan tindak lanjut dalam proses pembelajaran
selanjutnya.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model
Numbered Head Together diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,06 dan ketuntasan
belajar mencapai 65,62% atau ada 21 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai 75 hanya sebesar 65,62% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki
yaitu sebesar 75%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan asing terhadap metode baru yang
diterapkan dalam proses belajar mengajar. Untuk itu peneliti perlu untuk melakukan praktik mengajar siklus 2
6
Pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode kooperative learning juga
memiliki kelebihan yaitu :
1) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapan serta
penguaaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
2) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk
belajar lebih giat.
3) Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar
saja;membantu bila diperlukan.
2. Menurut lembar observasi kegiatan pembelajaran, guru mendapat nilai 81 dengan kategori
baik (B), dengan sejumlah catatan.
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, maka perlu dilakukan refleksi untuk melihat kelemahan atau
kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran siklus II, yaitu :
a) Siswa masih merasa kesulitan untuk menganalisi Problem/ Permasalahan
7
b) Guru masih perlu mengembangkan variasi interaksi sehingga menarik perhatian peserta
didik dalam proses pembelajaran.
c) Guru masih perlu memotivasi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
d) Guru harus lebih luwes dalam penyampaian agar suasana pembelajaran tidak kaku dan
membuat siswa sungkan/segan menyampaikan pendapat. Agar pada siklus berikutnya bisa
lebih baik
e) Guru masih perlu mengamati evaluasi dan refleksi pembelajaran yang disampaikan oleh
peserta didik, sebagai dasar menentukan tindak lanjut dalam proses pembelajaran
selanjutnya.
f) Siswa masih malu untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
Tabel Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,88 dan ketuntasan
belajar mencapai 81,25% atau ada 26 siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa
mambantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang mereka pelajari. Disamping itu
adanya kemampuan guru yang mulai meningkat dalam prose belajar mengajar.
a. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang
baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered
Head Together. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
8
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.
Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar
berlangsung.
b. Observasi
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif model Numbered Head
Together dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses
belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi
yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya
penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dapat meningkatkan proses
9
C. Kesimpulan
Berdasarkan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kooperatif learning dengan model Numbere
Head Together pada setiap siklus ternyata dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran . Meski
dalam pengelolaan waktu selama pelaksanaannya masih elum maksimal tetapi dapat terlihat peningkatan
pada hasil prestasi belajar dari siklus satu ke siklus 2. Sekalipun permasalahannya hanya pada pengelolaan
waktu namun peneliti tetap harus berupaya meningkatkan setiap proses pembelajaran dengan metode
kooperatif Learning dan model pembelajaran Numbered Head together yang selalu melibatkan siswa sebagai
subjek nya
Penuli
1
1