Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA BILANGAN PECAHAN


UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 SIMPANG RIMBA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN
BILANGAN PECAHAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

Oleh :
AHMAD ZAINUDIN
856331181

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT PANGKALPINANG
POKJAR PAYUNG
TAHUN 2022

KATA  PENGANTAR

           Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah ini.
           Penulisan Karya Ilmiah  ini penulis susun sebagai tugas dalam rangka
seleksi kepala sekolah tingkat Kecamatan Blado . Penulisan Karya Ilmiah ini
sangat berguna bagi penulis sebagai pedoman untuk meningkatkan kemampuan
siswa, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotor .
           Keberhasilan penulisan Karya Ilmiah ini atas bantuan dan dorongan
berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Slamet, S.Pd. selaku Kepala Pokjar yang telah memberi izin kepada
penulis untuk mengikuti Program S1 PGSD UT .
2. Bapak , selaku Kepala SD Negeri 1 Simpang Rimba yang telah memberi
izin kepada penulis untuk mengadakan praktik mengajar .
3. Bapak Randa Candra, M. Pd, selaku tutor pembimbing mata kuliah
penelitian tindakan kelas semester 7.
4. Teman-teman sejawat yang telah membantu mengumpulkan data dalam
penulisan laporan ini .
Mohon kritik dan saran bagi siapa saja yang membacanya .

                                                                   Simpang Rimba, 27 Oktober 2022

                                                                                                Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Identifikasi masalah


Berdasar hasil tes formatif mata pelajaran Matematika pokok bahasan
penjumlahan bilangan pecahan yang dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 1
SIMPANG RIMBA, hanya 5 siswa dari 17 siswa yang dapat menguasai materi
pembelajaran sebesar 75% ke atas atau yang mendapat nilai 75 ke atas. Sedangkan
12 siswa nilainya kurang dari 75 sehingga belum tuntas dalam belajar serta rata-
rata nilainya 59,58. Sedang target yang ingin dicapai 75% siswa menguasai materi.
Berdasarkan hasil reflektif tersebut diketahui beberapa kekurangan siswa
dalam pembelajaran, yaitu :
1. Siswa kurang memperhatikan pelajaran.
2. Siswa belum menguasai konsep tentang bilangan.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan.
5. Siswa mengerjakan soal dengan tergesa-gesa.

B. Analisis Masalah
Perilaku siswa tersebut di atas kurang mendukung keberhasilan dalam
proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga masih rendah
dalam pokok bahasan penjumlahan bilangan pecahan. Dari kurang berhasilnya
siswa tersebut, diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilakukan penulis
belum efektif. Untuk mengetahui secara rinci sebab-sebab kekurangberhasilan
siswa tersebut, penulis melakukan refleksi diri.
Berdasarkan hasil reflektif tersebut diketahui bahwa faktor penyebab siswa
kurang menguasai materi yang diajarkan adalah :
1.       Guru membahas materi terlalu cepat.
2.       Bahasa guru sulit dipahami siswa.
3.       Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.
4.       Guru tidak menggunakan alat peraga yang menarik.
5.       Guru kurang memberikan contoh dan latihan soal-soal.

C. Perumusan Masalah
            Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah penggunaan alat peraga
bilangan pecahan dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1
SIMPANG RIMBA dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan
Penjumlahan bilangan pecahan  sehingga dapat meningkatkan prestasi dengan baik
?.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

            Pembelajaran matematika yang efektif akan dapat membantu siswa


mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang efektif menuntut guru untuk
memahami dengan baik hakekat dan tujuan pembelajaran, terutama pembelajaran
maematika, terampil memanfaatkan media pembelajaran, serta menerapkan
berbagai metode pembelajaran, terutama metode ceramah, demonstrasi, dan tanya
jawab.

A. Pembelajaran Matematika yang Efektif


            Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak
dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya  yang sudah diterima 
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas
(Kurikulum KBK 2004 : 13).
            Jerome S.Bruner (dikutip Gatot Muhsetyo,dkk,2008) menekankan bahwa
setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di
dalam pikirannya dapat dinyatakan sebagai proses belajar. Bruner membagi
menjadi tiga tahapan yaitu: tahap enaktif, ikonik dan simbolik.
Penerapan ketiga tahapan tersebut dalam kegiatan pembelajaran
matematika adalah sebagai berikut :
a.  Tahap pertama dimulai dengan menggunakan benda/model konkrit di sekitar
anak seperti dalam penjumlahan dengan membawa pensil, lidi, sedotan, buku
dan lain-lain.
b.  Tahap ikonik dengan menggunaka model semi konkrit (model gambar) seperti
gambar buku, pensil, kelereng dan sebagainya. Atau menggunakan model
semi abstrak (model diagram) yang menggunakan tanda-tanda tertentu
misalnya menggunakan turus (tally), bundaran dan lain sebagainya.
c.  Tahap simbolik menggunakan simbol secara abstrak dan mereka akan dapat
mengerti arti tiga, arti empat tanpa bantuan apa-apa. Tahap terakhir
merupakan wujud dari pembelajaran matematika sebagai bahasa simbol yang
padat arti dan bersifat abstrak.

B. Pemanfaatan Media Pembelajaran yang Efektif


            Kata media berasal dari bahasa latin “medius”  yang berarti tengah
perantara atau pengantar.
Oleh karena itu agar pembelajaran efektif maka guru perlu menggunakan media
yang sesuai dengan materi pelajaran, mudah mendapatkannya juga mudah
menggunakannya. Selain itu dengan media penyampaian materi pembelajaran
dapat diseragamkan, proses belajar menjadi lebih jelas dan menarik, pembelajaran
menjadi efektif yaitu akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif antara guru
dan siswa.(Ardiani Mustikasari,2009)

C. Demonstrasi yang Efektif


            Metode demonstrasi sangat baik digunakan untuk mendapatkan gambaran
yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur
sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya,
komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara/
benda dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
            Oleh karena itu agar pembelajaran efektif pelaksanaan demonstrasi juga
harus dilaksanakan secara efektif, yaitu guru harus mempersiapkan segala alat
demonstrasi dengan lengkap, memperhitungkan ketersediaan waktu, dan
hendaknya menjangkau seluruh siswa untuk bisa melaksanakan demonstrasi.

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di Kelas V SDN 1 SIMPANG


RIMBA, Kecamatan Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan. Siswa Kelas V
ini berjumlah 17 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan
yang berumur antara 10-12 tahun. Sebagian besar orang tua siswa adalah petani
dengan penghasilan yang pas-pasan dan dengan fasilitas kehidupan yang sangat
sederhana. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan
anak-anaknya kurang dan motivasi belajar siswa rendah. Peneliti adalah guru
Kelas V SD Negeri Bismo dan pengamat adalah Bape Kardiman rekan guru SDN
Bismo

B. Rencana Tindakan.

1. Waktu Penelitian.

Penelitian dilaksanakan dalam bulan Januari sampai Februari 2011

2. Deskripsi Persiklus.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan jadwal sebagai


berikut:

Tabel 3. Kegiatan persiklus.

Siklus Pertemuan SD/Kelas Hari/tanggal Waktu

SD Bismo Selasa 11 Januari


1 08.05-09.45
Kelas V 2011
I
SD Bismo Selasa 18 Januari
2 08.05-09.45
Kelas V 2011

II 1 SD Bismo Selasa 25 Januari 08.05-09.45


Kelas V 2011

SD Bismo Selasa 1 Februari


2 08.05-09.45
Kelas V 2011

3. Prosedur Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan langkah-langkah


sebagai berikut:

3.1. Siklus I

a. Perencanaan.

Pada tahap ini penulis menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) materi pokok Penjumlahan Bilangan Pecahan dengan indikator :

Menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa yang berpenyebut sama

Menjumlahkan bilangan pecahan campuran dengan pecahan biasa

b. Pelaksanaan.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I peneliti menggunakan alat peraga


pecahan untuk memperjelas materi pembelajaran dan mengatasi kebosanan pada
siswa. Penelitian tindakan kelas pada siklus I ini akan dilaksakan dalam 2 x
pertemuan sebagai berikut:

I. Pertemuan I (dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Januari 2011).

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan I antara lain:

Siswa mengerjakan soal-soal preetest.

Guru menyiapkan alat peraga pecahan

Guru dan siswa bertanya jawab tentang bilangan pecahan.


Guru mendemonstrasikan cara menjumlahkan dua bilangan pecahan biasa
memakai alat peraga.

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok

Guru membagi LKS, serta menyuruh mengerjakan secara kelompok.

Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan dipandu oleh guru.

Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

II. Pertemuan II (dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 18 Januari 2011).

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan II ini antara lain :

Guru menjelaskan cara mengubah pecahan biasa ke pecahan campuran dan


sebaliknya

Guru menjelaskan cara menjumlahkan bilangan pecahan campuran dengan


pecahan biasa.

Guru memberikan tugas kepada siswa secara bergiliran untuk menjumlahkan


bilangan pecahan campuran dengan pecahan biasa yang berpenyebut sama
menggunakan alat peraga bilangan pecahan.

Tanya jawab tentang penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan biasa.

Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

Siswa mengerjakan soal-soal posttest.

Guru melakukan refleksi diri .

c. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan oleh pengamat dengan mengamati kegiatan


pembelajaran menggunakan lembar observasi.
d. Refleksi

Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan


hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis
terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan, dan kelemahan yang
dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus II.

3.2.. Siklus II

a. Perencanaan.

Pada tahap ini penulis menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP) materi pokok Penjumlahan Bilangan Pecahan dengan Indikator sebagai
berikut :

Menjumlahkkan bilangan pecahan biasa dengan pecahan campuran.

Menjumlahkan pecahan campurandengan bilangan pecahan campuran.

b. Pelaksanaan.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti menggunakan


pendekatan pembelajaran kontekstual dengan variasi beberapa metode
pembelajaran dan menggunakan alat peraga bilangan pecahan untuk memperjelas
materi pembelajaran dan mengatasi kebosanan pada siswa. Penelitian tindakan
kelas pada siklus II ini akan dilaksakan dalam 2 x pertemuan sebagai berikut:

I. Pertemuan I (dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Januari 2011).

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan I Siklus II antara lain:

Guru mendemonstrasikan penjumlahan bilangan pecahan menggunakan alat


peraga bilangan pecahan.

Tanya jawab tentang penjumlahan bilangan pecahan biasa dengan bilangan


pecahan campuran.
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.

Guru membagikan lembar kegiatan diskusi dan menjelaskan kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa.

Siswa melakukan diskusi kelompok guru mengamati.

Tiap kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya.

Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

II. Pertemuan II (dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 1 Februari 2011)

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertemuan II siklus 2 ini adalah sebagai


berikut:

Guru menyiapkan alat peraga.

Guru mendemonstrasikan cara menjumlahkan bilangan pecahan campuran dengan


bilangan pecahan campuran memakai alat peraga.

Guru menugaskan pada siswa secara bergiliran untuk menjumlahkan bilangan


pecahan campuran dengan bilangan pecahan campuran.

Tanya jawab tentang penjumlahan pecahan campuran denganpecahan campuran

Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

Siswa mengerjakan soal-soal posttest.

dialog dengan teman sejawat (pengamat)

c. Pengamatan.

Selama proses pembelajaran peneliti melakukan pengamatan terhadap


siswa dan pengamat(kolaborator) melakukan pengamatan terhadap peneliti dan
siswa saat melaksanakan pembelajaran, situasi proses pembelajaran, dan hasil
belajar.
d. Refleksi.

Kegiatan refleksi ini peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk


menyampaikan perasaannya saat mengikuti pembelajaran. Peneliti juga memberi
kesempatan kepada guru kolaborator (pengamat) untuk memberi masukan tentang
kekurangan yang terjadi saat proses pembelajaran.

C. Tehnik Pengumpulan dan Analisis Data.

1. Tehnik Pengumpulan Data.

Tehnik pengumpulan data yang dilakukan ada cara yaitu; test unjuk kerja,
observasi, dan wawancara.

a. Test unjuk kerja.

Test adalah ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui


pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang (KBBI, 2001 : 1186).

Yang dimaksud test unjuk kerja dalam penelitian ini yaitu siswa diberi
tugas secara tertulis maupun praktik. Test unjuk kerja dilakukan untuk
mengatahui kemampuan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran pada setiap
siklus.

b. Observasi.

Hal yang diamati dalam penelitian ini antara lain kondisi dan partisipasi
siswa saat mengikuti proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh siswa. Selain
siswa juga guru terutama persiapan dan kemampuan guru dalam membelajarkan
bahannya.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada siswa untuk meneliti


bagaimana minat dan pengalaman siswa saat mengikuti pembelajaran. Wawancara
juga dilakukan dengan pengamat (kolaborator) untuk dimintai pendapat atau
informasi tentang proses pembelajaran dan minat siswa selama mengikuti
pembelajaran.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data terdiri atas
beberapa instrumen yaitu :

Butir soal tes unjuk kerja.

Berupa test kemampuan awal tentang materi penjumlahan bilangan pecahan. Soal
test di akhir setiap siklus untuk mengetahui kemampuan penguasaan bahan
tersebut setelah diberi tindakan

Lembar observasi

Berupa lembar refleksi siswa dan lembar pengamatan pengamat yang digunakan
untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran.

Pedoman wawancara

Pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara dengan


siswa dan pengamat mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung.

3. Validasi Data.

Validasi data yang berupa proses pembelajaran dilakukan melalui


observasi dan wawancara kepada siswa dan pengamat (kolaborator) dengan
menggunakan berbagai instrumen. Dengan demikian validasi proses pembelajaran
diperoleh melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode.

4. Analisis Data.

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah analisis data hasil belajar.
Hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu
membandingkan hasil kemampuan awal dengan nilai kemampuan setelah
mengetahui test pada siklus 1 maupun siklus 2. Analisis data hasil observasi dan
wawancara.

Hasil observasi dan wawancara dianalisis dengan deskriptif kualitatif


berdasarkan hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran,untuk mengetahui
tingkat keaktifan siswa secara klasikal

5. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini adalah: 75% dari
jumlah siswa telah lulus KKM materi Perkembangan wilayah Indonesia yaitu 75
dengan nilai rata-rata kelas 75.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penulis telah melakukan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus.


Selanjutnya disampaikan hasil perbaikan pada masing-masing siklus.
Penyampaian hasil penelitian pada masing-masing siklus akan mencakup penilaian
penampilan perbaikan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dikembangkan dari
konsep pengukuran asesmen (Zainul & Mulyana,dikutip Sunaryo, 2007) penilaian
penampilan perbaikan pembelajaran menggunakan alat ukur rating scale dan
pengukuran prestasi belajar siswa dengan tes formatif.

A. Deskripsi Per Siklus

Pada setiap siklus disajikan data hasil observasi aktivitas-aktivitas


perbaikan pembelajaran yang dilakukan, hasil belajar siswa sesuai dengan hasil tes
formatif, deskripsi pelaksanaan tiap-tiap aktivitas, dan deskripsi hasil belajar
siswa.

1. Siklus I
Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran
berjalan dengan cukup baik, dengan nilai rata-rata 3,6 (dalam skala 1-5) dan
prestasi belajar siswa cukup, dengan nilai 79,28(dalam skala 1-100).

a. Hasil Pengolahan Data

Hasil belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran matematika di kelas V


SDN Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang siklus I dengan rata-rata 79,28
dengan prosentase ketuntasan 82 %

2. Siklus II

Hasil belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran matematika di Kelas V


SDN Bismo Kecamatan Blado Kabupaten Batang siklus II dengan rata-rata 85,00
dan prosentase ketuntasan 97 %

B. Pembahasan Hasil Penelitian Per Siklus

Dari data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan hasil tes


formatif siswa yang ditemukan dalam penelitian di Kelas V SD Negeri Bismo,
dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran meningkat dan karena
itu prestasi belajar siswa juga meningkat. Pelaksanaan perbaiakan pembelajaran
berjalan dengan cukup baik, dengan nilai 3,6 (skala 1-5) pada siklus I dan
meningkat menjadi baik, dengan nilai 4,3 (skala 1-5) pada siklus II. Prestasi
belajar siswa meningkat dari kurang (nilai 58,57) sebelum perbaikan
pembelajaran, menjadi cukup (nilai 79,28) pada perbaikan siklus I dan baik (nilai
85,00) pada siklus II.

Peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V SD Negeri Bismo terjadi karena


dalam perbaikan pembelajaran secara konsekuaen penulis melaksanakan aktivitas-
aktivitas perbaikan yang telah dipilih dengan tepat.. Ketepatan pemilihan
aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran tampak dalam kesesuaian antara
pelaksanaan masing-masing aktivitas dengan teori yang melandasinya. Ketepatan
masing-masing aktivitas dapat dijelaskan seperti berikut ini :
1) Pemanfaatan Alat Peraga/ Media Pembelajaran

Media/alat peraga sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan


peran guru sebagai mediator dan fasilitator. Sebagai mediator guru hendaknya
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan
karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar
yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral
dalam pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.

2) Keterlibatan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan alat peraga

Dalam penyajian materi pelajaran dapat dilakukan melalui peragaan, yaitu


kegiatan memperagakan cara kerja, perilaku tertentu dan sejenisnya. Karena
dengan demonstrasi / peragaan pembelajaran akan lebih jelas dan konkret
sehingga menghindari verbalisme (pemahaman kata-kata), siswa lebih mudah
memahami apa yang dipelajari, proses pembelajaran lebih menarik dan siswa
dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan dan
mencoba melakukannya sendiri.

3) Pengaktifan siswa dalam latihan menggunakan alat peraga

Latihan atau penugasan adalah penyampaian pelajaran melalui


pengulangan (repetisi) sampai bahan/materi itu dikuasai siswa. Metode ini sangat
efektif untuk melatih ketrampilan dan untuk menyampaikan pengertian (Udin S.
Winataputra, 2008). Selain itu metode ini juga untuk melatih kemandirian siswa
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

4) Pemberian bimbingan pada siswa dalam menggunakan alat peraga

Dalam proses pembelajaran guru selalu memberikan motivasi dan


bimbingan pada siswa agar semua siswa terlibat aktif. Kegiatan mengaktifkan
siswa ternyata dapat memotivasi berpikir memecahkan masalah bersama. Terdapat
hubungan antara tingkat motivasi siswa dan hasil belajar, baik hasil belajar pada
suatu waktu tertentu maupun terhadap hasil belajar selanjutnya
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil-hasil penelitian yang di atas, dapat disimpulkan bahwa


penggunaan alat peraga bilangan pecahan dalam perbaikan pembelajaran
matematika kompetensi penjumlahan bilangan pecahan campuran yang
berpenyebut sama di Kelas V SD Negeri Bismo Kecamatan Blado, Kabupaten
Batang dapat meningkatkan prestasi siswa dengan baik. Secara rinci :

1. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan berjalan cukup baik, dengan nilai


3,4 (dalam skala 1-5) pada siklus I, meningkat menjadi baik, dengan nilai 4,4
(skala 1-5) pada siklus II.

2. Prestasi belajar siswa meningkat dari kurang (nilai 58,57) pada pra perbaikan,
menjadi cukup (nilai 79,28) pada siklus I dan baik (nilai 85,00) pada siklus II.
3. Prestasi belajar siswa meningkat melalui aktivitas-aktivitas: (1) pemanfaatan alat
peraga/media pembelajaran, (2) penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, (3)
keterlibatan siswa dalam demonstrasi/dalam menggunakan alat peraga, (4)
pengaktifan siswa dalam latihan menggunakan alat peraga, dan (5) pemberian
bimbingan pada siswa dalam menggunakan alat peraga.

B. Saran

Bertolak dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyampaikan


saran kepada rekan-rekan guru. Dalam pembelajaran Matematika, supaya siswa
mencapai prestasi belajar yang baik, guru hendaknya :

1. Memanfaatkan alat peraga/media pembelajaran

2. Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran

3. Melibatkan siswa dalam demonstrasi/ dalam menggunakan alat peraga

4. Mengaktifkan siswa dalam latihan menggunakan alat peraga

5. Memberikan bimbingan pada siswa dalam menggunakan alat peraga

Selain itu, penulis menyarankan kepada rekan-rekan guru untuk


mempelajari dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelasnya
sendiri, karena terbukti PTK dapat memecahkan masalah yang kita hadapi dalam
pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun pemahaman
PTK ini bagi rekan-rekan guru dapat diperoleh melalui pertemuan KKG dengan
mendengarkan sharing dari rekan-rekan guru yang telah paham dan telah
melaksanakannya.

Anda mungkin juga menyukai