Anda di halaman 1dari 15

TUGAS LAPORAN MINIRISET

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

PENGARUH PEMBELAJARAN INOVATIF PADA ABAD 21 DI LINGKUNGAN


TERHADAP KEKONDUSIFAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR 060857 DI JALAN
RELA MEDAN PANCING

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

MUHAMAD AHYAR FADLY SIREGAR 1223311174


AYUNITA LUMBAN GAOL. 1223311081
TIUR CLARESYA SIANTURI 1223311092

DOSEN PENGAMPU : Laurensia M. Perangin2, S.Pd M.Pd


MATA KULIAH : STRATEGI MENGAJAR BELAJAR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENIDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

i
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan berkat kasih dan karunia-Nya, penulis berhasil
menyelesaikan makalah laporan mini penelitian ini. Syukur alhamdulillah.
Laporan mini penelitian ini telah disiapkan untuk menyelesaikan tugas dalam
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Judul laporan penelitian mini ini adalah
“Pengaruh Lingkungan Belajar Fisik Terhadap Konduktivitas Belajar Pada SDN
060857 Jalan Rela Medan Pancing.” Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca sekalian. Penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan
makalah-makalah selanjutnya.

Medan, 11 November 2023

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB 1 PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalahan 4

1.3 Tujuan 4

BAB II PENINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Pengertian Ruang Kelas pembelajaran abad 21 5

2.2 Tujuan Pengelolaan Kelas dengan menggunakan metode abad 21 5

2.3 Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas 5

2.4 Prinsip Prinsip Pengelolaan Kelas 6

2.5 Indikator Pengelolaan Kelas 6

2.6 Langkah Langkah Pengambilan Data Kelas 7

BAB III PENELITIAN PEMBAHASAAN KELOMPOK 9 9

3.1 Jenis Penelitian 9

3.2 Sumber Sumber Data 9

3.3 Tekhink Pengumpulan Kelas 9

3.4 Pengalisis Data 9

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN MINIRISET KELOMPOK 9 10

4.1 Hasil Penelitian 10

4.2 Pembahasan Miniriset 12

BAB V PENUTUPAN 14

5.1 Kesimpulanya 14

DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan pembelajaran inovatif pada abad 21 merupakan salah satu faktor


yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar karena dapat diartikan sebagai
tempat atau sarana belajar. Dalam hal ini, hadirnya kondisi lingkungan yang
mendukung juga dapat memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran.
Pendidikan merupakan transmisi ilmu pengetahuan, kebudayaan dan pengetahuan
lainnya sejak masa kanak-kanak hingga akhir hayat. Menurut undang-undang
pendidikan di Indonesia saat ini, yaitu Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah kesadaran untuk menciptakan lingkungan
belajar dan proses belajar agar peserta didik dapat mengaktifkan diri dan emosinya
secara efektif. dan inisiatif yang terencana. Aktif. dan aktivitas mental. Kekuatan,
pengendalian diri, karakter, kecerdasan, dll. Banyak hal dalam pendidikan yang saling
berhubungan antara siswa, guru, bahkan lingkungan, termasuk fokus pada siswa.
Semua itu saling berkaitan dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Oleh karena
itu, harus ada keterkaitan antara pembelajaran fisik dan non fisik dalam proses
belajar mengajar dengan kecerdasan siswa. Prosesnya berjalan dengan baik. Di
daerah yang kurang terlayani, infrastruktur dan lingkungan sekolah tidak memadai,
termasuk: B. Sekolah yang terletak di dekat jalan raya atau daerah dengan lalu lintas
padat (sekolah lain, pasar, dll.mempengaruhi pembelajaran siswa. Hal ini dapat
membuat frustasi tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi guru. Kondisi lingkungan
fisik dapat menyebabkan siswa kehilangan fokus saat belajar sehingga semakin sulit
mengembangkan potensi yang dimilikinya.

1.2Rumusan Masalah

Topik yang diangkat dalam artikel ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan ruang pembelajaran abad 21 dan ruang kelas?

2. Bagaimana hubungan lingkungan pembelajaran abad 21 dengan


kesukaan kelas?

3. Bagaimana cara membuat pembelajaran ini ini terjangkau?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari survei mini ini adalah:

1. Ketahui apa arti pembelajaran abad 21 dan ruang kelas

2. Jelaskan hubungan antara lingkungan abad 21 dan efektivitas kelas

3. Mengetahui cara membuat kelas terjangkau dengan pembelajaran abad 21


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Ruang Kelas pada abad 21

Ruang kelas merupakan forum atau tempat utama dimana sekelompok siswa
dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Menurut Sudarwan Danim1, “Kelas
merupakan lingkungan terpenting bagi belajar anak.” Oleh karena itu, kedudukan
kelas dalam pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi akademik
siswa pada jenjang tertentu. Pencapaian tujuan pembelajaran memerlukan
pengajaran yang efektif. Indikator keberhasilan pendidikan ditandai dengan peran
aktif siswa dalam belajar.Secara teori, ruang kelas adalah ruang di dalam gedung
sekolah tempat guru dan siswa belajar secara tatap muka. Menciptakan ruang
kelas yang efektif memerlukan keterampilan mengajar yang sangat penting untuk
membimbing dan mengendalikan agar pembelajaran di kelas selalu tertata dengan
baik. Ruang kelas merupakan forum atau tempat utama dimana sekelompok siswa
dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Menurut Sudarwan Danim1, “Kelas
merupakan lingkungan terpenting bagi belajar anak.” Oleh karena itu, kedudukan
kelas dalam pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi akademik
siswa pada jenjang tertentu. Pencapaian tujuan pembelajaran memerlukan
pengajaran yang efektif. Indikator keberhasilan pendidikan ditandai dengan peran
aktif siswa dalam belajar. Secara teori, ruang kelas adalah suatu ruang dalam
gedung sekolah tempat guru dan siswa belajar secara tatap muka.Menciptakan
ruang kelas yang efektif memerlukan keterampilan mengajar yang sangat penting
untuk membimbing dan mengendalikan agar pembelajaran di kelas selalu tertata
dengan baik.

2.2Tujuan Pengelolaan Kelas dengan menggunakan metode abad 21

Agar setiap anak di kelas dapat bekerja secara sistematis untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu peran guru sangat menentukan hasil belajar mengajar, karena
guru adalah pemimpin yang mengajar siswa di kelas.

2.3Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas

Umumnya, pengelolaan kelas terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

When it comes to writing, I've always found that A. Aktivitas akademik mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

2
B - Rewriting the text in a different way is challenging. Manajemen non-akademik
mencakup pengelolaan siswa, fasilitas, dan ruang kelas.

2.4Prinsip Prinsip Pengelolaan kelas

Untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum pengelolaan kelas yang baik,


ada beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi. Menurut Brophy (1991:199), ia
membuat asumsi berikut ini: Anak-anak ingin taat pada aturan karena
mereka memahaminya dan menerimanya.

Kedisiplinan anak dapat ditingkatkan dengan melibatkannya secara teratur


dalam kegiatan pembelajaran yang menarik dan meningkatkan minat serta
sikapnya.

Kepemimpinan atau pengelolaan (kelas) harus difokuskan pada tujuan


memaksimalkan atau menggunakan waktu sebanyak mungkin bagi anak-
anak yang terlibat dalam kegiatan produktif, daripada memulai dengan
sudut pandang negatif yang menekankan pengendalian terhadap perilaku
anak yang menyimpang.

Guru bertujuan untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri,


bukan hanya menekannya.

2.5Indikator Pengelolaan Kelas

- Guru menempatkan tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan objek
pembelajaran serta kegiatan yang akan dipelajari

-Volume suara dan intonasi guru dalam pembelajaran harus terdengar jelas oleh
siswa

-Tuturan guru sopan dan siswa memahaminya;

-Guru menyesuaikan materi pelajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuan


belajar siswa

-Guru menciptakan ketertiban, disiplin, kenyamanan, keamanan dan kepatuhan


terhadap aturan internal Mengatur pembelajaran

-Selama proses pembelajaran, guru memberikan konfirmasi dan umpan balik


terhadap jawaban dan hasil belajar siswa

-Guru menghormati siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, gender,
dan status sosial ekonomi

-Guru menghormati pendapat siswa;

-Guru mengenakan pakaian yang sopan, bersih dan rapi;

3
-Setiap awal semester, guru menyajikan silabus mata pelajaran yang diajarnya

-Guru memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah


disepakati.

2.6Langkah Langkah Pengambilan Data Kelas

The stages of classroom management activities involve the planning of a series of


activities that will be carried out by the teacher as the leader in the classroom,
including: Pembelajaran Desain Dalam hal perencanaan, William H. Menurut
Newman18, perencanaan adalah penentu dari apa yang akan dilakukan. Rencana
melibatkan rangkaian keputusan yang luas untuk mengklarifikasi tujuan,
merumuskan kebijakan, menentukan program, menetapkan metode dan prosedur
khusus, serta menjadwalkan kegiatan harian. Formulating learning objectives Dalam
situasi ini, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami dan mengetahui
tujuan-tujuan yang menjadi pedoman saat merumuskan tujuan pembelajaran.
Menurut taksonomi Bloom21, tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga ranah, yaitu: (1) Ranah kognitif, yang mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan
dengan daya ingat (memori), pengetahuan, dan kemampuan intelektual. The
affective domain encompasses goals related to changes in attitude, values, feelings,
and interests. Bidang psikomotorik mencakup tujuan-tujuan yang terkait dengan
kemampuan bergerak. The selection of main teaching materials Materi pokok
diciptakan berdasarkan pencapaian tujuan pembelajaran. The main learning material
is the means for students to experience the learning process. Dengan kata lain,
materi pembelajaran inti adalah materi dasar yang peserta didik perlu pelajari untuk
mencapai kompetensi inti. Materi ini disusun berdasarkan indikator hasil belajar.
Menyusun strategi pembelajaran Guru berusaha menyampaikan materi dengan cara
yang paling efisien agar mudah dipahami oleh siswa. Mohon lakukan
evaluasi/pemetaan. Evaluasi di sini memiliki tujuan untuk menilai sejauh mana
pembelajaran telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi seharusnya
menjadi tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran. Pak Surya berpendapat
bahwa kegiatan penilaian merupakan salah satu tindakan yang wajib dilakukan oleh
guru untuk memenuhi tanggung jawab dan peran mereka. Penerapan pembelajaran
dapat diimplementasikan dengan berbagai metode pengajaran yang menarik dan
inovatif. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana atau persiapan yang
telah disiapkan sebelumnya. Karena itu, peran guru sangat berpengaruh dalam
kegiatan belajar siswa di kelas.

2.7Syarat Syarat Pelingkungan Kelas

Dalam kaitannya dengan lingkungan fisik kelas, kondisi yang mendukung proses
belajar mengajar antara lain:

- Lingkungan harus bersih dan sehat, hal ini merupakan prasyarat mutlak bagi

4
pembelajaran anak.
- Kelas didesain luas, tidak terlalu sempit, agar anak tidak berkerumun.

- Ruang kelas didesain agar terlihat indah dan juga menyenangkan penghuninya

- Ruang kelas harus luas agar anak dapat bergerak bebas.

- Terdapat hal-hal menarik di dalam kelas, seperti dekorasi, sehingga meningkatkan


minat belajar siswa. Dekorasi boleh diganti pada waktu-waktu tertentu untuk
menghindari kebosanan. Lingkungan fisik mengandung unsur kesehatan. Ruang
kelas terang, hangat dan penuh dengan anggota keluarga.

5
BAB III METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah


penelitian non-eksperimental atau survei. Penelitian non-eksperimental atau
penelitian adalah penelitian yang melakukan kegiatan berupa observasi, wawancara
dan survei sekolah untuk memperoleh data guna membandingkan dua variabel.
(Sugiyono, 2011:7).

3.2Sumber sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah kuesioner yang ditulis pada Google form.

3.3 Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang kami gunakan disini adalah kuesioner. Tujuan
survei yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mendukung dan melengkapi
bukti dari sumber lain, seperti jurnal yang kami peroleh. Kami menyebarkan survei
secara online menggunakan Google form, dan dalam survei tersebut mereka
menjawab beberapa pertanyaan terkait lingkungan fisik.

3.4 Penganalisisan Data

Secara deskriptif, dimana prosedur pemecahan masalah dipelajari dengan cara


menggambarkan keadaan subjek atau objek yang diteliti, dapat berupa orang,
lembaga, masyarakat, dan lain-lain, berdasarkan fakta yang terlihat saat ini atau apa
adanya.

6
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN MINIRISET KELOMPOK 9

4.1 Hasil Pengamatan

7
8
4.2 PEMBAHASAN MINIRISET

Belajar pada hakikatnya merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan.


Lingkungan merangsang individu, dan individu pada gilirannya memberikan respons
terhadap lingkungan. Perubahan perilaku individu dapat terjadi pada saat
berkomunikasi. Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia, baik positif
maupun negatif, juga dapat terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan
merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar. “Lingkungan belajar
adalah sesuatu dalam lingkungan alam yang mempunyai arti dan pengaruh tertentu
terhadap individu” (Oemar Hamalik, 2010: 195). Para ahli sering menyebut
lingkungan belajar dengan sebutan lingkungan pengajaran. Menurut Dwi Siswoyo
(2007:148), “lingkungan pendidikan pada hakikatnya adalah sesuatu yang ada di luar
individu, meskipun ada juga yang mengatakan bahwa lingkungan itu ada di dalam
individu”. Oemar Hamalik mengatakan: “Pembelajaran adalah suatu proses dimana
tingkah laku individu diubah dalam interaksinya dengan lingkungan” (Oemar Hamalik,
2010: 28). Pada saat yang sama, inti pembelajaran adalah pengalaman, dan
pengalaman tersebut diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan, baik fisik
maupun sosial. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tokoh utama lingkungan belajar adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Berdasarkan kuesioner, kami memberikan penghargaan
kepada satu sekolah, SMA Negeri 2 Kab. Thebes, 27 responden menjawab survei
kami, termasuk 27 orang, 19 perempuan dan 8 laki-laki. Di sini kami menyebarkan

9
survei online melalui Google Form dan meminta responden menjawab serangkaian
pertanyaan dalam formulir survei yang mana pertanyaan tersebut memiliki dua jenis
jawaban yaitu pilihan singkat dan pilihan ganda. Pertanyaan penempatan dalam
survei berkaitan dengan lingkungan fisik kelas mereka. Pertanyaan kami dimulai
dengan "Menurut Anda, kelas apa yang bagus dan terjangkau?" Faktanya 100%
menjawab kelasnya bagus, bersih dan ruangannya cukup.” Lalu kita mengajukan
pertanyaan yang menggambarkan keadaan kelas? Sebagian besar menjawab kelas
memadai, seperti tempat sampah, hiasan dinding, tanaman hidup (bunga), dan lain-
lain, lalu kita tanyakan kondisi pembelajarannya bagaimana, apakah mereka
memperhatikan guru di kelas? Kebanyakan menjawab ya. Dengan demikian menurut
temuan kami, pengaruh lingkungan fisik terhadap kemajuan belajar mempunyai
pengaruh yang sangat besar, karena lingkungan fisik kelas yang indah dan bersih
dapat membuat siswa nyaman dan mendorong pembelajaran. Oleh karena itu kita
memulai pembelajaran terlebih dahulu dari lingkungan fisik, agar siswa merasa
nyaman dalam ruang tersebut. Ketika siswa merasa nyaman dengan lingkungannya,
maka ia pun merasa nyaman setelah belajar. Oleh karena itu, ada baiknya kita
sebagai guru memperhatikan lingkungan fisik kelas atau ruang belajar kita sebelum
mengajar. Inilah cara kami menciptakan lingkungan yang indah dan nyaman bagi
siswa.

10
BAB V
PENUTUPAN KESIMPULANYA

5.1 Guru bertanggung jawab untuk mengelola kelas dengan fokus pada kebutuhan
siswa,sebab pembelajaran pada abad 21 sekarang ini guru berfokus yang sangat
penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Ini melibatkan
memperhatikan latar belakang individu dan kelompok siswa. Dengan menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, siswa akan terinspirasi untuk mengikuti
pembelajaran dengan cara yang menyenangkan, sehingga proses pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
pengelolaan kelas, guru memainkan peran sebagai ketua kelas atau pemimpin yang
bertanggung jawab terhadap siswa dalam menjalankan tugas-tugas pembelajaran.
Ini berarti bahwa guru harus memiliki keterampilan mengajar yang aktif selain dari
sekadar memberikan pelajaran. Guru memiliki peran penting dalam mengelola kelas,
termasuk merencanakan, melaksanakan, dan memimpin pembelajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rachmadyanti. (2017). Peningkatan kualitas pengelolaan kelas dengan bantuan


pengelolaan tampilan kreatif oleh Kelompok Kerja Guru SD Kabupaten Pakal
Surabaya Esj.7. volumenya, tidak. 1. Rachman, Ibu, 1998/1999.

Manajemen kelas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Pendidikan yang


lebih tinggi Proyek pelatihan untuk guru sekolah dasar. Saifuddin, M. 2014.
Manajemen pembelajaran teori dan praktik.jakarta: Deepublish Sumantri,
Mulyani; Permana, Johar. 1998/1999.

Strategi pengajaran dan pembelajaran. Jakarta: Depdikbud., Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi, Proyek Pelatihan Sekolah Dasar.

12

Anda mungkin juga menyukai