LEMBAR PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati hasil peneliatian tindakan kelas selama semester gasal di SMK
AL-MUBAAROK REMBANG dari:
1. Identitas peneliti :
Puji isyukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penelitian tindakan kelas
"Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta didik melalui Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Kelas X DKV pada Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia di SMK Al-Mubaarok Rembang” dapat tersusun.
Dengan selesainya penyusunan Laporan ini, tak lupa saya sampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Ibu Dra Ubaidah M.M selaku Kepala Sekolah SMK Al-Mubaarok Rembang
3. Seluruh Bapak/Ibu Guru dan Staf Tata Usaha SMK Al-Mubaarok Rembang
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan PTK ini, yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun laporan penelitian
tindakan kelas ini, tetapi kami juga yakin masih ada kekurangan, sehingga saran dari semua
pihak sangat saya nantikan, dalam rangka penyempurnaan dalam pelaksanaan program
penelitian tindakan kelas ini.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul················································································· 1
Kata Pengantar················································································· 2
Daftar Tabel···················································································· 5
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
3
4.2 Pembahasan ·················································································38
BAB V SIMPULAN
Simpulan ························································································39
LAMPIRAN ··················································································· 41
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PENDAHULUAN
8
1.3 Tujuan
Berdasarkan batasan masalah di atas, tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Prinsip-prinsip pembelajaran berfungsi sebagai kerangka dasar bagi pendidik dan
siswa untuk memfasilitasi proses belajar mengajar yang efektif. Sardiman (2014:95)
menyatakan bahwa prinsip belajar melibatkan pengambilan tindakan untuk mengubah
perilaku melalui keterlibatan dalam aktivitas. Aktivitas Pendidikan merupakan faktor
krusial dalam interaksi belajar-mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang
mengubah pengetahuan, sikap, dan kemampuan. Siswa yang terlibat dalam proses
pembelajaran dapat membangun strategi pembelajaran, berkontribusi dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran, memastikan bahwa
pengalaman mereka diprioritaskan dalam membentuk kegiatan (M. Yamin, 2007: 75).
Prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Rothwal. A.B pada tahun 1961,
sebagaimana disebutkan dalam Dimyati, 2006, memuat Prinsip Kesiapan. Kesiapan
peserta didik dalam belajar mempengaruhi proses belajar.
1.2 Motivasi
Pengertian motivasi berfungsi sebagai tujuan penting dalam belajar untuk memandu
proses. Motivasi belajar merupakan faktor penting yang memicu dan mempertahankan
keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran, membimbing arahnya dan menumbuhkan
pendekatan pembelajaran yang berdedikasi.
1. Prinsip Persepsi
Seseorang biasanya percaya pada penafsirannya terhadap suatu keadaan. Persepsi
merupakan interpretasi subjektif terhadap makhluk hidup, dimana setiap orang
mempunyai cara pandang unik yang berbeda dengan orang lain. Perspektif ini
berdampak pada perilaku individu.
2. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang tepat yang harus dicapai oleh seorang individu, yang
secara eksplisit dibayangkan dan dianut oleh peserta didik ketika mereka memperoleh
pengetahuan baru.
Gagasan tentang perbedaan individu dalam pengajaran menekankan pentingnya
mengenali dan mengatasi karakteristik unik dan kebutuhan setiap peserta didik untuk
memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran terbesar. Pengajaran yang hanya terfokus
10
pada satu tingkat sasaran tidak akan cukup memenuhi kebutuhan semua siswa.
3. Prinsip pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif memerlukan proses mengidentifikasi dan mengungkap
informasi. Pembelajaran kognitif melibatkan penciptaan hubungan antar item untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, yang mengarah pada pembentukan
perilaku, pemikiran, penalaran, dan imajinasi baru.
4. Prinsip pembelajaran evaluasi
Evaluasi dapat berdampak pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan
memungkinkan individu menilai kemajuan dan pencapaian tujuan. Menurut pendapat
para ahli, keterlibatan yang tulus sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Kegiatan
dilakukan baik oleh pendidik maupun peserta didik yang langsung terlibat dan
berinteraksi satu sama lain. Dengan memasukkan kegiatan ke dalam proses
pembelajaran, siswa dapat meningkatkan bakatnya, menumbuhkan pemikiran kritis, dan
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.
Kegiatan pembelajaran menjadi landasan bagi pengajar dan peserta didik untuk
mencapai tujuan dan hasil pembelajaran. Kegiatan memperlancar proses pembelajaran.
Siswa merupakan titik fokus kegiatan selama proses pembelajaran.
1.3 Kategori Kegiatan Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, peserta didik terlibat dalam aktivitas selain
mendengarkan dan mencatat. Siswa mempunyai beragam kegiatan untuk dipilih. Guru
memiliki berbagai metrik untuk memantau dan mengevaluasi keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Paul B. Diedrich sebagaimana dikutip Sardiman (2014: 101),
mengkategorikan kegiatan kemahasiswaan sebagai berikut:
1. Kegiatan visual meliputi membaca, mengamati gambar demonstratif, dan
melakukan eksperimen.
2. Aktivitas verbal termasuk mengartikulasikan, merumuskan, menanyakan,
mengusulkan, dan menyatakan sudut pandang.
3. Mendengarkan meliputi mendengarkan percakapan, diskusi, dan pidato.
4. Terlibat dalam tugas menulis seperti menulis esai, narasi, laporan, dan menyalin.
5. Aktivitas motorik seperti melakukan percobaan konstruksi, menambal model,
bermain game, berkebun, dan beternak hewan.
6. Fungsi kognitif seperti mengolah informasi, mengingat, berpikir kritis, dan
memecahkan masalah.
7. Aktivitas emosional seperti rasa ingin tahu, kebosanan, kebahagiaan, semangat,
gairah, keberanian, ketenangan, dan kegugupan.
11
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kegiatan dapat dilakukan pada saat proses
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dan pendidik. Siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran, menumbuhkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk memahami
konsep-konsep baru atau yang belum pernah dijelajahi sebelumnya. Pembelajaran aktif
bertujuan untuk menumbuhkan pengetahuan pada siswa.
1.4 Hasil Belajar
a. Pengertian
Hasil belajar mengacu pada keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh siswa
sebagai hasil dari pengalaman pendidikannya (Nugraha, 2020). Wulandari (2021)
mengartikan hasil belajar sebagai kompetensi atau keterampilan khusus yang diperoleh
siswa selama proses belajar mengajar, yang meliputi kemampuan kognitif, emosional,
dan psikomotorik. Menurut Mustakim (2020), hasil belajar mengacu pada prestasi
siswa berdasarkan tes tertentu yang dituangkan dalam kurikulum lembaga pendidikan
sebelumnya. Hasil belajar mengacu pada capaian proses belajar mengajar yang
meliputi aspek kognitif, emosional, dan psikomotorik, yang dinilai berdasarkan
kurikulum lembaga pendidikan.
Mengevaluasi hasil belajar dalam proses pendidikan adalah menilai sejauh mana
perilaku siswa telah berubah setelah keterlibatannya dalam proses pembelajaran.
Pengukuran adalah tindakan memastikan suatu besaran atau besaran (ratna wulan,
2006) sebagaimana dikemukakan oleh (yektiana & Nursikin, 2020). Pengukuran
12
adalah praktek pengumpulan data berdasarkan kategori atau kriteria tertentu yang
berkaitan dengan suatu objek tertentu selama proses pembelajaran.
1) Penilaian merupakan suatu proses pengambilan keputusan berdasarkan informasi
yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar. Sugihartono, dkk (2012:130)
mendefinisikan penilaian sebagai proses menafsirkan data pengukuran menurut
kriteria tertentu untuk mengevaluasi kualitas atau karakteristik subjek yang diukur.
Nana Sudjana (2014:3) mengartikan penilaian hasil belajar sebagai evaluasi prestasi
siswa berdasarkan kriteria tertentu untuk memberikan nilai. Nana Sudjana (2014:5)
mengkategorikan penilaian ke dalam berbagai bentuk.
2) Evaluasi formatif dilakukan pada akhir program belajar mengajar untuk
mengevaluasi efektivitas proses belajar mengajar.
3) Penilaian sumatif dilakukan pada akhir suatu unit program, misalnya pada akhir
triwulan, semester, atau tahun. Tujuannya adalah untuk mengamati hasil yang dicapai
siswa.
4) Penilaian diagnostik: evaluasi yang dirancang untuk mengidentifikasi kekurangan
siswa dan faktor-faktor yang mendasarinya. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
bimbingan belajar, pengajaran remedial, dan identifikasi kasus.
5) Penilaian selektif adalah penilaian yang dilakukan untuk tujuan seleksi.
Alat penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan non tes. Tes dapat
dilakukan secara lisan, dalam format tertulis (termasuk pertanyaan deskriptif dan
obyektif), atau melalui demonstrasi praktis. Alat penilaian alternatif meliputi observasi,
kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, dan studi kasus. Zainal Arifin (2013)
mendefinisikan penilaian hasil belajar adalah.
a) Tes Uraian Disebut bentuk uraian karena menuntut peserta didik untuk
menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya
sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya berbeda satu dengan lainnya. Tes uraian
dibagi menjadi dua yaitu :
b) Uraian Terbatas: dalam menjawab soal, peserta didik harus mengemukakan hal-
hal tertentu sebagai batas-batasnya, harus ada pokok- pokok penting yang terdapat
pada sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan
dikehendaki dalam soalnya.
13
c) Uraian Bebas: peserta didik bebas menjawab soal dengan cara dan sistematika
sendiri, mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. pendidik harus
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik dalam
penilaian proses belajarnya
6) Tes Objektif
Tes objektif jawabannya antara benar dan salah, tes objektif menuntut peserta didik
untuk memilih jawaban yang benar diantara jawaban yang telah disediakan,
memberikan jawab singkat, dan melengkapi pernyataan atau pernyataan belum
sempurna. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk antara lain:
a) Benar-Salah (True-False) : adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
b) Pilihan Ganda (Multiple Choice) : terdiri atas pembawa pokok persoalan dan
pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling
benar disebut kunci jawaban, dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan
pengecoh (distractor atau decoy atau fails). Soal pilihan ganda dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek
ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.
c) Menjodohkan (Matching) : terdiri dari kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang
dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, kolom soal dan kolom jawaban
dan kalimat pernyataan yang belum sempurna..
d) Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion) : soal berupa suatu
kalimat tanya yang dapat dijawab dengan singkat
7) Tes Lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan.
8) Tes Praktik adalah tes yang menuntut jawaban, dalam bentuk perilaku, tindakan,
atau perbuatan. Alat yang digunakan dalam tes perbuatan adalah lembar pengamatan
dan portofolio. Tes ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/perilaku
peserta didik, karena secara objektif kesalahan- kesalahan yang dilakukan peserta
didik dapat diamati dan diukur sehingga menjadi pertimbangan untuk praktik
selanjutnya.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran hasil belajar
merupakan suatu proses atau kegiatan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik
sebagai peserta didik setelah melaksanakan suatu proses pembelajaran menggunakan
alat ukur berupa tes dan non tes. Pengukuran hasil belajar akan menghasilkan atau
dapat digunakan sebagai bahan untuk penilaian hasil belajar. Pengukuran hasil belajar
14
lebih bersifat kuantitatif sedangkan penilaian hasil belajar bersifat kualitatif dari hasil
belajar peserta didik.
a. Pengertian
15
pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip yaitu:
1) Prinsip sentralistis (centrality)
Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana peserta didik belajar
konsep utama dari suatu pembelajaran melalui kerja proyek.
2) Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun (driving question)
Bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata. Guru harus mampu menggunakan
dunia nyata sebagai sumber belajar peserta didik.
b. Manfaat Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Dalam penyelesaian proyek siswa akan sangat tekun dan berusaha lebih keras, serta
merasa bergairah dalam pembelajaran.
2) Increased problem-solving ability
16
3) Peningkatan keterampilan penelitian perpustakaan melalui pembelajaran berbasis
proyek melibatkan siswa memperoleh pengetahuan secara efisien, yang mengarah
pada peningkatan kemampuan dalam mencari dan memperoleh informasi.
Tautan: https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/07/143000469/project-
based-learning-pengertian-angkat-kebesaran-
2) Perencanaan Proyek.
Perencanaan proyek adalah proses kolaboratif antara guru dan peserta didik
untuk memastikan bahwa peserta didik memiliki rasa kepemilikan terhadap proyek.
Perencanaan mencakup penetapan pedoman, memilih kegiatan yang memfasilitasi
menjawab pertanyaan dengan menggabungkan beberapa disiplin ilmu, dan memahami
sumber daya dan perlengkapan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Guru dan siswa bekerja sama untuk membuat jadwal penyelesaian biaya proyek.
18
tingkat pemahaman yang dicapai, dan membantu pengembangan strategi pembelajaran
di masa depan.
6) Menilai pengalaman
Guru dan siswa meninjau kegiatan dan hasil proyek yang telah diselesaikan.
Refleksi terjadi baik secara individu maupun kolektif.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
dianalisis, dan ditinjau untuk meningkatkan efisiensi tindakan pada siklus
berikutnya..
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan meliputi pembuatan instrumen penelitian
seperti lembar observasi model pembelajaran berbasis proyek, lembar observasi
siswa, pengembangan perangkat pembelajaran, dan penilaian untuk mengukur hasil
belajar siswa.
2) Implementasi dan Observasi
Eksekusi tindakan yang dilakukan secara aktual dan mengikuti proses yang
berurutan. Implementasi mencakup upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap model pembelajaran berbasis proyek dan melaksanakan tindakan
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data proses pembelajaran berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan.
Pengamat dapat menilai kelebihan dan kekurangan guru melalui observasi untuk
merefleksikan dan memperbaiki tindakan di masa depan.
3) Refleksi
Menganalisis, mengamati, dan mengevaluasi hasil atau akibat suatu tindakan
berdasarkan lembar observasi yang telah diisi oleh pengamat. Tahap refleksi menilai
apakah pembelajaran sebaiknya diterapkan pada tahap siklus berikutnya atau
dihentikan setelah tujuan yang telah ditentukan berdasarkan indikator keberhasilan
pembelajaran telah tercapai.
4) Perencanaan yang diperbarui
Rencana guru didasarkan pada umpan balik dari pengamat pada siklus
sebelumnya dan akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian berisi garis besar pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)
yang akan dilakukan. Penelitian ini direncakan akan terlaksana selama satu siklus (1 kali
pertemuan). Namun apabila dalam siklus tersebut belum mencapai target yang diinginkan
maka dapat dilaksanakan siklus selanjutnya. Sebelum melaksanakan siklus perlu diadakan
tindakan pra siklus utnuk mengetahui keadaan di dalam kelas yang akan diteliti.
1) Pra Siklus / Kegiatan Awal
Siklus 2 dimulai setelah fase siklus 1 selesai, dan hasil refleksi diperiksa dan
diperoleh. Refleksi dari tahap pra siklus akan menjadi landasan dalam melaksanakan
kegiatan pada siklus 2. Pada siklus 2 dapat dijelaskan aspek-aspek utama kegiatan, yaitu:
a. Perencanaan (plan)
22
pemahaman yang sama dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran
berbasis proyek.
6. Mengembangkan metode observasi dan pengumpulan data
b. Pelaksanaan (Action)
1. Definisi proyek
Guru membentuk kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
Guru menawarkan pedoman menyeluruh untuk menciptakan sesuatu. Siswa membuat
proses standar dengan memilih sampel feed dari internet.
6. Penilaian proyek
Peserta didik memamerkan hasil proyek mereka. Peserta didik lain menawarkan
pertanyaan dan umpan balik kepada peserta didik yang melakukan presentasi.
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahap observasi, guru mengumpulkan data seluruh proses pembelajaran dan
mengamati aktivitas siswa.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan proses analitis kritis yang terjadi setelah selesainya tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi. Ini melibatkan pemrosesan fakta dengan segera
untuk menentukan tindakan selanjutnya. Apabila hasil data sesuai dengan indikator
keberhasilan maka kegiatan dapat disimpulkan. Jika target tidak tercapai maka studi
tindakan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya untuk perbaikan.
3.3 Setting Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X tahun pelajaran 2023/2024
yang mengikuti mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan jumlah peserta didik
sebanyak 30
24
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
a. Metode Observasi
b. Metode Tes
c. Tugas Proyek
d. Dokumentasi
a. Formulir observasi
Lembar observasi penelitian tindakan kelas ini terdiri dari catatan aktivitas
belajar siswa selama menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Guru
memanfaatkan lembar observasi sebagai alat untuk melakukan observasi. Kisi-kisi
25
instrumen aktivitas siswa disediakan untuk membantu observasi dampak model
pembelajaran berbasis proyek terhadap peningkatan aktivitas belajar peserta didik.
26
3.4.3 Teknik Analisis Data
3. Menghitung persentase skor pada setiap aspek yang diamati dengan rumus
sebagai berikut:
4. Data yang telah diperoleh kemudian dideskripsikan secara naratif.
3.5 Analisis Hasil Belajar
27
BAB IV
28
Selama kegiatan pembelajaran, tanggung jawab guru adalah memberikan informasi
pendidikan dan mengawasi proses pembelajaran. Guru harus menilai aktivitas belajar siswa
dengan mengamati proses pembelajaran dan memantau aktivitasnya selama menyelesaikan
tugas kelompok dan individu.
Observasi dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data seperti lembar
observasi aktivitas belajar siswa untuk memantau aktivitas belajar siswa, tugas proyek untuk
menilai kemampuan siswa, dan soal tes untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap
materi yang disajikan. iterasi pembelajaran.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus 2 terjadi dalam dua pertemuan, dengan
masing-masing pertemuan berlangsung 2 sesi yang masing-masing sesinya berdurasi 45
menit. Kegiatan kelas yang dilaksanakan pada tingkat ini selaras dengan jadwal
pembelajaran yang dimaksudkan sebagai berikut:Pertemuan pertama
a) Pendahuluan
Pada tahap awal, guru yang berperan sebagai sumber materi mengawali proses
pembelajaran dengan meminta seorang siswa memimpin doa. Setelah dilakukan
pencatatan kehadiran siswa, diketahui ada 30 siswa yang hadir. Guru memberi tahu siswa
29
tentang paradigma pembelajaran berbasis proyek yang akan digunakan dalam pertemuan
hari ini dan sesi mendatang. Guru memberikan penjelasan singkat mengenai proses
pembelajaran paradigma pembelajaran berbasis proyek yang akan digunakan.
c. Penyajian (Kegiatan Inti)
1. Mengorientasikan siswa pada kesulitan, guru memberikan rangsangan kepada siswa
agar memusatkan perhatian pada topik/materi mengenai tumbuh kembang kerajaan
Hindu Buddha dan eksistensi masyarakat pada masa Hindu Buddha.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
secara heterogen (masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang)
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, guru mengawasi peserta didik
untuk memperoleh materi penting untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi
melalui latihan, observasi dari PowerPoint dan video
4. Mengembangkan dan menyajikan temuan tugas, guru mengawasi dan mengarahkan
peserta didik menganalisis data hasil observasi untuk dipresentasikan
5. Menganalisis dan menilai prosedur hasil diskusi, guru membimbing peserta didik untuk
berbagi hasil penelitian dan percakapannya dalam kelompok sedangkan kelompok lain
memberikan komentar atau kekaguman dan juga mengajukan pertanyaan. Dalam
pelaksanaan tugas proyek ini setiap kelompok memilih desain yang berbeda. Pembagian
tugas untuk setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pembagian Kelompok dan Jenis sampel
Kelompok Jenis Sampel
1 Teori – teori masuknya Hindu Budha di Nusantara
30
1. Mengorientasikan peserta didik pada kesulitan, guru memberikan insentif atau
rangsangan kepada siswa agar memusatkan perhatian pada topik/materi mengenai
tumbuh kembang kerajaan Hindu Buddha dan eksistensi masyarakat pada masa Hindu
Budha
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, guru membagi siswa menjadi 6
kelompok secara heterogen (masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang)
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, guru mengawasi peserta didik
untuk memperoleh materi penting untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi
melalui latihan, observasi dari PowerPoint dan film
4. Mengembangkan dan menyajikan temuan tugas, guru mengawasi dan mengarahkan
siswa menganalisis data hasil observasi untuk dipresentasikan
5. Menganalisis dan menilai prosedur hasil diskusi, guru membimbing siswa untuk
berbagi hasil penelitian dan percakapannya dalam kelompok sedangkan kelompok lain
memberikan komentar atau kekaguman dan juga mengajukan pertanyaan.
d. Penutup dan evaluasi
1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilalui
2. Guru menutup pembelajaran hari itu dengan memberi tahukan materi yang akan
dipelajari dipertemuan berikutnya.
3. Peserta didik diminta untuk menyiapakan bahan untuk membuat desain flipbook di
aplikasi canva.
2) Pertemuan kedua
a) Pendahuluan
Guru membuka dengan salam dan mempersilakan salah satu peserta didik
memimpin doa. Guru melakukan absensi peserta didik, jumlah siswa yang hadir sebanyak
30 orang. Pada pertemuan kedua siklus 2, guru mengkondisikan peserta didik untuk
melaksanakan prosedur sesuai proyek masing-masing. Peserta didik bekerja sama mulai
dari persiapan sampel hingga pelaksanaan proses.
c) Penutup
1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan kesimpulan pembelajaran yang telah dilalui
2. Guru menutup pembelajaran hari itu dengan memberi tahukan materi yang akan
dipelajari dipertemuan berikutnya.
1. 2. Pembahasan
32
B. Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik
Proses pembelajaran pada siklus 1 berjalan cukup baik dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Evaluasi pembelajaran dilakukan pada pertemuan
ketiga. Soal digunakan untuk menguji hasil belajar siswa pada aspek kognitif, sedangkan tugas
proyek digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik. Penugasan
proyek yang ditawarkan beragam namun tugasnya mengacu pada pembuatan pupuk organik
cair agar tingkat kesulitannya merata. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 5.
Nilai Tertinggi 94 94 94
Nilai Terendah 75 87 81
Rata-rata 84,50 90,50 87,50
Jumlah peserta didik Tuntas 21 21 21
Persentase Ketercapaian (%) 84,83 90,50 87,50
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
Proses pengerjaan
36
Dokumentasi hasil projek fliipbook
37
Dokumentasi Seminar PTK
38