Anda di halaman 1dari 39

YAYASAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN ISLAM ZARKASYI AL-MUBAAROK REMBANG

SMK AL – MUBAAROK REMBANG


STATUS “TERAKREDITASI B”
Alamat : Jalan Blora KM 4 Rembang Telp / Fax : (0295) 693141
E-mail : smkalmubaarok@yahoo.co.id
Website : www.smuba.sch.id

LEMBAR PENGESAHAN

Setelah membaca dan mencermati hasil peneliatian tindakan kelas selama semester gasal di SMK
AL-MUBAAROK REMBANG dari:

1. Identitas peneliti :

Nama : Dyah Lely Nur Dianti, S.Pd


NIM : 2398013566
Unit Kerja : SMK AL-MUBAAROK REMBANG
2. Lokasi : SMK AL-MUBAAROK REMBANG

Jl. B l o r a Km 4Kec. Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 59215

3. Judul : “ Penerapan Model Pembelajaran Projek Based Learning (PjBL)Untuk


Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X DKV Pada Mata Pelajaran
Sejarah Indonesia DI SMK Al-Mubaarok Rembang TA 2023/2024”
Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan sebagai syarat untuk melengkapi perangkat
pembelajaran tahun ajaran 2023/2024.

Rembang, Juli 2023


Kepala Sekolah

Dra. Ubaidah, M.M


PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
KELAS X DKV PADA MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMK AL-
MUBAAROK REMBANG

DISUSUN IOLEH : DYAH LELY NUR DIANTI, S.Pd

SMK AL – MUBAAROK REMBANG


Alamat : Jalan Blora KM 4 Rembang Telp / Fax : (0295) 693141
E-mail : smkalmubaarok@yahoo.co.id
Website : www.smuba.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji isyukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penelitian tindakan kelas
"Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta didik melalui Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Kelas X DKV pada Mata Pelajaran Sejarah
Indonesia di SMK Al-Mubaarok Rembang” dapat tersusun.
Dengan selesainya penyusunan Laporan ini, tak lupa saya sampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Ibu Dra Ubaidah M.M selaku Kepala Sekolah SMK Al-Mubaarok Rembang

2. Bapak/Ibu Guru beserta Staf karyawan SMK Al-Mubaarok Rembang

3. Seluruh Bapak/Ibu Guru dan Staf Tata Usaha SMK Al-Mubaarok Rembang

4. Peserta didik SMK Al-Mubaarok Rembang, Khususnya Kelas X DKV

5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan PTK ini, yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun laporan penelitian
tindakan kelas ini, tetapi kami juga yakin masih ada kekurangan, sehingga saran dari semua
pihak sangat saya nantikan, dalam rangka penyempurnaan dalam pelaksanaan program
penelitian tindakan kelas ini.

Rembang, Juli 2023

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul················································································· 1

Kata Pengantar················································································· 2

Daftar Isi ······················································································· 3

Daftar Gambar ················································································· 4

Daftar Tabel···················································································· 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ············································································ 6

1.2 Rumusan Masalah ········································································ 7

1.3 Tujuan ······················································································ 8

BAB II

2.1 Aktivitas Belajar ·········································································· 9

2.2 Hasil Belajar ················································································11

2.3 Model Pembelajaran PjBL ································································16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ·············································································22

3.2 Desain Penelitian ···········································································24

3.3 Setting Penelitian ··········································································27

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen penelitian ·································27

3.5 Analisis Hasil Belajar Siswa······························································29

3.6 Kriteria Keberhasilan Tindakan ··························································30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ·············································································37

3
4.2 Pembahasan ·················································································38

BAB V SIMPULAN

Simpulan ························································································39

DAFTAR PUSTAKA ········································································ 40

LAMPIRAN ··················································································· 41

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek 19


Gambar 2 Kerangka Berpikir 21
Gambar 3 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Wijaya 22
Gambar 4 Persentase aktivitas belajar siswa 35

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa 28


Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Tugas Proyek 29
Tabel 3 Penilaian Harian 1 pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024 31

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi modern berkembang pesat, sehingga menuntut individu untuk
memiliki keterampilan dan pengetahuan tingkat lanjut agar dapat bersaing. Pendidikan
memainkan peran penting di Indonesia dengan membina individu-individu yang
berpengetahuan dan cakap, sehingga membentuk kualitas kehidupan masa depan mereka.
Pendidikan di sekolah merupakan suatu sistem yang terstruktur yang meliputi guru
dan murid. Hubungan antara dosen dan mahasiswa ini dapat disebut sebagai proses
pendidikan. Pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa memperoleh tingkat
kompetensi yang diinginkan. Dengan menguasai kompetensi-kompetensi tersebut, tujuan
utama pendidikan adalah memberdayakan peserta didik untuk mentransformasikan
perilakunya secara akademis, moral, dan sosial budaya. Mahasiswa yang berpartisipasi
diharapkan mengalami transformasi positif, mengembangkan nilai-nilai karakter yang kuat
dan meningkatkan kualitas mereka secara keseluruhan.
Kemahiran dalam memanfaatkan sumber daya pendidikan meningkatkan motivasi
dan kolaborasi dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan baik oleh dosen
maupun mahasiswa. Kegiatan peserta didik dapat meningkatkan proses pembelajaran dan
membantu siswa mengembangkan bakatnya. Selanjutnya, siswa akan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan efektif mengatasi kesulitan selama proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran sangat penting bagi instruktur dan siswa untuk mencapai tujuan dan
hasil pembelajaran. Pembelajaran yang optimal terjadi ketika siswa terlibat secara aktif.
Kegiatan yang berpusat pada siswa mendorong proses pembelajaran.
Dari informasi yang diberikan dan interaksi dengan guru mata pelajaran, terlihat
bahwa masih terdapat kendala selama proses pembelajaran. Saat ini, guru sejarah tetap
terlibat aktif dalam proses pembelajaran, mengikuti pendekatan yang berpusat pada guru.
Selama proses pembelajaran, guru menggunakan proyektor LCD untuk menyajikan
pelajaran, memberikan instruksi dan contoh, dan siswa meniru tindakan yang ditunjukkan.
Selama latihan pembelajaran, anak kesulitan mengikuti arahan guru sehingga
mengharuskan guru mengulanginya berkali-kali hingga pemahaman tercapai. Hal ini
memakan waktu selama proses pembelajaran.
Ada topik-topik tertentu yang tidak dapat dikuasai oleh instruktur karena
terbatasnya jam mengajar sehingga menghambat penyampaian materi pembelajaran secara
7
optimal.
Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berkelanjutan. Hal ini terlihat dari
siswa yang jarang bertanya atau menjawab pertanyaan dari teman sebayanya. Siswa jarang
melakukan komunikasi dengan guru ketika menemui kendala. Siswa sering menunda-
nunda ketika menyelesaikan atau menyerahkan tugas.
Pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan masih kurang. Hal ini terlihat
dari guru yang langsung menanyai siswa, beberapa di antaranya kesulitan memberikan
jawaban. Banyak siswa dalam penilaian harian yang belum memenuhi Kriteria Pencapaian
Tujuan Pembelajaran/KKTP. Beberapa siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, paradigma pembelajaran yang berpusat
pada siswa yang selaras dengan prinsip Kurikulum Mandiri harus digunakan. Berbagai
paradigma pembelajaran tersedia, termasuk pembelajaran berbasis proyek (PBL).
Pendekatan pendidikan ini melibatkan pemecahan masalah inovatif yang berpusat pada
identifikasi dan analisis masalah dalam lingkungan kelas.
Paradigma pembelajaran berbasis proyek dinilai cocok untuk mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran sejarah karena mendorong siswa untuk lebih kreatif
dalam menghasilkan informasi tentang konten sejarah dan menghasilkan Flipbook sebagai
luarannya. Penerapan paradigma Pembelajaran Berbasis Proyek diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas, menumbuhkan kolaborasi aktif antar siswa, dan meningkatkan
prestasi akademik mereka.
Para pendidik berencana melakukan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek bertajuk “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Kelas –
Mubaarok Rembang” untuk menjawab permasalahan tersebut

1.2 Mendefinisikan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini didasarkan pada identifikasi dan klarifikasi
permasalahan yang dihadapi.
1. Apakah penerapan model pembelajaran project based learning dapat
meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Mata pelajaran Sejarah ?.
2. Apakah penerapan model pembelajaran project based learning dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Mata Pelajaran Sejarah?

8
1.3 Tujuan

Berdasarkan batasan masalah di atas, tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas melalui


model pembelajaran Project Based Learning pada mata pelajaran Sejarah
2. Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar peserta didik kelas kelas X DKV
melalui model pembelajaran project based learning pada mata pelajaran Sejarah Indonesia

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Aktivitas Belajar

a. Pengertian
Prinsip-prinsip pembelajaran berfungsi sebagai kerangka dasar bagi pendidik dan
siswa untuk memfasilitasi proses belajar mengajar yang efektif. Sardiman (2014:95)
menyatakan bahwa prinsip belajar melibatkan pengambilan tindakan untuk mengubah
perilaku melalui keterlibatan dalam aktivitas. Aktivitas Pendidikan merupakan faktor
krusial dalam interaksi belajar-mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang
mengubah pengetahuan, sikap, dan kemampuan. Siswa yang terlibat dalam proses
pembelajaran dapat membangun strategi pembelajaran, berkontribusi dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran, memastikan bahwa
pengalaman mereka diprioritaskan dalam membentuk kegiatan (M. Yamin, 2007: 75).
Prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Rothwal. A.B pada tahun 1961,
sebagaimana disebutkan dalam Dimyati, 2006, memuat Prinsip Kesiapan. Kesiapan
peserta didik dalam belajar mempengaruhi proses belajar.
1.2 Motivasi
Pengertian motivasi berfungsi sebagai tujuan penting dalam belajar untuk memandu
proses. Motivasi belajar merupakan faktor penting yang memicu dan mempertahankan
keterlibatan dalam kegiatan pembelajaran, membimbing arahnya dan menumbuhkan
pendekatan pembelajaran yang berdedikasi.
1. Prinsip Persepsi
Seseorang biasanya percaya pada penafsirannya terhadap suatu keadaan. Persepsi
merupakan interpretasi subjektif terhadap makhluk hidup, dimana setiap orang
mempunyai cara pandang unik yang berbeda dengan orang lain. Perspektif ini
berdampak pada perilaku individu.
2. Prinsip Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang tepat yang harus dicapai oleh seorang individu, yang
secara eksplisit dibayangkan dan dianut oleh peserta didik ketika mereka memperoleh
pengetahuan baru.
Gagasan tentang perbedaan individu dalam pengajaran menekankan pentingnya
mengenali dan mengatasi karakteristik unik dan kebutuhan setiap peserta didik untuk
memfasilitasi pencapaian tujuan pembelajaran terbesar. Pengajaran yang hanya terfokus
10
pada satu tingkat sasaran tidak akan cukup memenuhi kebutuhan semua siswa.
3. Prinsip pembelajaran kognitif
Pembelajaran kognitif memerlukan proses mengidentifikasi dan mengungkap
informasi. Pembelajaran kognitif melibatkan penciptaan hubungan antar item untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, yang mengarah pada pembentukan
perilaku, pemikiran, penalaran, dan imajinasi baru.
4. Prinsip pembelajaran evaluasi
Evaluasi dapat berdampak pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan
memungkinkan individu menilai kemajuan dan pencapaian tujuan. Menurut pendapat
para ahli, keterlibatan yang tulus sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Kegiatan
dilakukan baik oleh pendidik maupun peserta didik yang langsung terlibat dan
berinteraksi satu sama lain. Dengan memasukkan kegiatan ke dalam proses
pembelajaran, siswa dapat meningkatkan bakatnya, menumbuhkan pemikiran kritis, dan
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah.
Kegiatan pembelajaran menjadi landasan bagi pengajar dan peserta didik untuk
mencapai tujuan dan hasil pembelajaran. Kegiatan memperlancar proses pembelajaran.
Siswa merupakan titik fokus kegiatan selama proses pembelajaran.
1.3 Kategori Kegiatan Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, peserta didik terlibat dalam aktivitas selain
mendengarkan dan mencatat. Siswa mempunyai beragam kegiatan untuk dipilih. Guru
memiliki berbagai metrik untuk memantau dan mengevaluasi keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Paul B. Diedrich sebagaimana dikutip Sardiman (2014: 101),
mengkategorikan kegiatan kemahasiswaan sebagai berikut:
1. Kegiatan visual meliputi membaca, mengamati gambar demonstratif, dan
melakukan eksperimen.
2. Aktivitas verbal termasuk mengartikulasikan, merumuskan, menanyakan,
mengusulkan, dan menyatakan sudut pandang.
3. Mendengarkan meliputi mendengarkan percakapan, diskusi, dan pidato.
4. Terlibat dalam tugas menulis seperti menulis esai, narasi, laporan, dan menyalin.
5. Aktivitas motorik seperti melakukan percobaan konstruksi, menambal model,
bermain game, berkebun, dan beternak hewan.
6. Fungsi kognitif seperti mengolah informasi, mengingat, berpikir kritis, dan
memecahkan masalah.
7. Aktivitas emosional seperti rasa ingin tahu, kebosanan, kebahagiaan, semangat,
gairah, keberanian, ketenangan, dan kegugupan.
11
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kegiatan dapat dilakukan pada saat proses
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dan pendidik. Siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran, menumbuhkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk memahami
konsep-konsep baru atau yang belum pernah dijelajahi sebelumnya. Pembelajaran aktif
bertujuan untuk menumbuhkan pengetahuan pada siswa.
1.4 Hasil Belajar

a. Pengertian

Hasil belajar mengacu pada keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh siswa
sebagai hasil dari pengalaman pendidikannya (Nugraha, 2020). Wulandari (2021)
mengartikan hasil belajar sebagai kompetensi atau keterampilan khusus yang diperoleh
siswa selama proses belajar mengajar, yang meliputi kemampuan kognitif, emosional,
dan psikomotorik. Menurut Mustakim (2020), hasil belajar mengacu pada prestasi
siswa berdasarkan tes tertentu yang dituangkan dalam kurikulum lembaga pendidikan
sebelumnya. Hasil belajar mengacu pada capaian proses belajar mengajar yang
meliputi aspek kognitif, emosional, dan psikomotorik, yang dinilai berdasarkan
kurikulum lembaga pendidikan.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik

Sarjana dkk. (2022) menekankan bahwa berpikir kreatif dan pembelajaran


mandiri merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran. Selain itu, mendukung
sudut pandang ini, penelitian oleh Youngest et al. (2021) mengemukakan bahwa
pembelajaran mandiri menyumbang 16% terhadap hasil belajar, sedangkan sisanya
sebesar 84% dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kemampuan berpikir kreatif
siswa. Keberhasilan belajar siswa difokuskan pada transformasi hasil belajar
kognitifnya (Nugraha dkk, 2020). Berdasarkan informasi yang diberikan, hasil belajar
mengacu pada perubahan perilaku siswa pada ranah kognitif, emosional, dan
psikomotorik, yang mencakup keterampilan berpikir kreatif dan tingkat kemandirian
belajar yang ditunjukkan siswa. Perubahan tingkah laku dihasilkan dari menjalani suatu
proses belajar.
Pengukuran Hasil Belajar

Mengevaluasi hasil belajar dalam proses pendidikan adalah menilai sejauh mana
perilaku siswa telah berubah setelah keterlibatannya dalam proses pembelajaran.
Pengukuran adalah tindakan memastikan suatu besaran atau besaran (ratna wulan,
2006) sebagaimana dikemukakan oleh (yektiana & Nursikin, 2020). Pengukuran
12
adalah praktek pengumpulan data berdasarkan kategori atau kriteria tertentu yang
berkaitan dengan suatu objek tertentu selama proses pembelajaran.
1) Penilaian merupakan suatu proses pengambilan keputusan berdasarkan informasi
yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar. Sugihartono, dkk (2012:130)
mendefinisikan penilaian sebagai proses menafsirkan data pengukuran menurut
kriteria tertentu untuk mengevaluasi kualitas atau karakteristik subjek yang diukur.
Nana Sudjana (2014:3) mengartikan penilaian hasil belajar sebagai evaluasi prestasi
siswa berdasarkan kriteria tertentu untuk memberikan nilai. Nana Sudjana (2014:5)
mengkategorikan penilaian ke dalam berbagai bentuk.
2) Evaluasi formatif dilakukan pada akhir program belajar mengajar untuk
mengevaluasi efektivitas proses belajar mengajar.
3) Penilaian sumatif dilakukan pada akhir suatu unit program, misalnya pada akhir
triwulan, semester, atau tahun. Tujuannya adalah untuk mengamati hasil yang dicapai
siswa.
4) Penilaian diagnostik: evaluasi yang dirancang untuk mengidentifikasi kekurangan
siswa dan faktor-faktor yang mendasarinya. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
bimbingan belajar, pengajaran remedial, dan identifikasi kasus.
5) Penilaian selektif adalah penilaian yang dilakukan untuk tujuan seleksi.

Penilaian penempatan adalah evaluasi yang dirancang untuk mengidentifikasi


keterampilan yang diperlukan untuk suatu program pembelajaran dan untuk mengukur
kompetensi sebelum memulai kegiatan pembelajaran program.

Alat penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan non tes. Tes dapat
dilakukan secara lisan, dalam format tertulis (termasuk pertanyaan deskriptif dan
obyektif), atau melalui demonstrasi praktis. Alat penilaian alternatif meliputi observasi,
kuesioner, wawancara, skala, sosiometri, dan studi kasus. Zainal Arifin (2013)
mendefinisikan penilaian hasil belajar adalah.
a) Tes Uraian Disebut bentuk uraian karena menuntut peserta didik untuk
menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya
sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya berbeda satu dengan lainnya. Tes uraian
dibagi menjadi dua yaitu :
b) Uraian Terbatas: dalam menjawab soal, peserta didik harus mengemukakan hal-
hal tertentu sebagai batas-batasnya, harus ada pokok- pokok penting yang terdapat
pada sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan
dikehendaki dalam soalnya.
13
c) Uraian Bebas: peserta didik bebas menjawab soal dengan cara dan sistematika
sendiri, mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. pendidik harus
mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik dalam
penilaian proses belajarnya

6) Tes Objektif

Tes objektif jawabannya antara benar dan salah, tes objektif menuntut peserta didik
untuk memilih jawaban yang benar diantara jawaban yang telah disediakan,
memberikan jawab singkat, dan melengkapi pernyataan atau pernyataan belum
sempurna. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk antara lain:
a) Benar-Salah (True-False) : adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
b) Pilihan Ganda (Multiple Choice) : terdiri atas pembawa pokok persoalan dan
pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling
benar disebut kunci jawaban, dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan
pengecoh (distractor atau decoy atau fails). Soal pilihan ganda dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek
ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.
c) Menjodohkan (Matching) : terdiri dari kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang
dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda, kolom soal dan kolom jawaban
dan kalimat pernyataan yang belum sempurna..
d) Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion) : soal berupa suatu
kalimat tanya yang dapat dijawab dengan singkat
7) Tes Lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan.

8) Tes Praktik adalah tes yang menuntut jawaban, dalam bentuk perilaku, tindakan,
atau perbuatan. Alat yang digunakan dalam tes perbuatan adalah lembar pengamatan
dan portofolio. Tes ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan/perilaku
peserta didik, karena secara objektif kesalahan- kesalahan yang dilakukan peserta
didik dapat diamati dan diukur sehingga menjadi pertimbangan untuk praktik
selanjutnya.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran hasil belajar
merupakan suatu proses atau kegiatan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta didik
sebagai peserta didik setelah melaksanakan suatu proses pembelajaran menggunakan
alat ukur berupa tes dan non tes. Pengukuran hasil belajar akan menghasilkan atau
dapat digunakan sebagai bahan untuk penilaian hasil belajar. Pengukuran hasil belajar
14
lebih bersifat kuantitatif sedangkan penilaian hasil belajar bersifat kualitatif dari hasil
belajar peserta didik.

1.5 Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

a. Pengertian

Model pembelajaran Project Based Learning atau biasa disebut pembelajaran


berbasis proyek merupkan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student
centered). “Model PBL adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek”
(Eko Mulyadi, 2015). Pembelajaran berbasis proyek PjBL adalah model pembelajaran
yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media, peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interprestasi, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk
hasil belajar Menurut Kemendikbud (2013) Seperti dinyatakan oleh Martinis Yamin
(2013:166), “model pembelajaran ini bertujuan membentuk analisis pada masing-masing
peserta didik.” Model pembelajaran Project Based Learning adalah model pembelajaran
yang inovatif yang mengajarkan mengenai konsep- konsep dalam materi ajar. Menurut
(Made Wena, 2009:145). Pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu
disiplin ilmu, melibatkan peserta didik dalam investivigasi pemecahan masalah dan
kegiatan tugas-tugas bermakna lainnya, memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bekerja dan menghasilkan suatu hasil produk
Projek Based Learning(PjBL) adalah pembelajaran yang inovatif, menarik, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran
berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) merupakan suatu pembelajaran
yang didesain untuk persoalan yang kompleks yang mana peserta didk melakukan
investigasi untuk memahaminya, menekankan pembelajaran dengan aktivitas yang lama,
tugas yang diberikan pada peserta didik bersifat multi disiplin, berorientasi pada produk
(Satoto Endar Nayono dan Nuryadin, 2013). Pembelajaran berbasis proyek membuat
peserta diidk menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, meningkatkan kreativitas
dan motivasi peserta didik. Memberikan kesempatan besar kepada peserta didik untuk
berkreasi dengan ilmu yang dia miliki, mencapai puncaknya pada saat menghasilkan
suatu produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek memberikan pengalaman nyata kepada
peserta didik untuk ikut dalam proses belajarnya.
b. Prinsip Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Thomas (2000) dikutip dari Made Wena (2009:145), model

15
pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip yaitu:
1) Prinsip sentralistis (centrality)

Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana peserta didik belajar
konsep utama dari suatu pembelajaran melalui kerja proyek.
2) Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun (driving question)

Kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang mendorong


untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama dari suatu pembelajaran.
3) Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation)

Prinsip ini memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah,


pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model.
4) Prinsip otonomi (autonomy)

Pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian peserta didik


dalam melaksankan proses pembelajaran.
5) Prinsip realistis (realism)

Bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata. Guru harus mampu menggunakan
dunia nyata sebagai sumber belajar peserta didik.
b. Manfaat Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

Pelaksanaan model pembelajaran Project Based Learning dengan memberikan


pertanyaan kepada peserta didik yang akan menghasilkan suatu tugas untuk
membuatan proyek, guru menentukan batasan waktu dan batasan-batasan pembuatan
proyek berupa fliipbook, guru terus memonitoring peserta didik, dalam menyelesaiakan
proyek agar terselesaiakan sesuai batas yang disepakati. Guru memberikan umpan balik
berupa penilaian formatif dan presentasi oleh peserta didik mengenai pembuatan
proyek. Menurut Moursund (1997) dalam Made Wena (2009:147), pembelajaran berbasis
proyek memiliki beberapa keuntungan antara lain:
1) Increased motivation

Dalam penyelesaian proyek siswa akan sangat tekun dan berusaha lebih keras, serta
merasa bergairah dalam pembelajaran.
2) Increased problem-solving ability

Lingkungan belajar pada pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan


kemampuan memecahkan masalah, membuat peserta didik lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem- problem bersifat kompleks.

16
3) Peningkatan keterampilan penelitian perpustakaan melalui pembelajaran berbasis
proyek melibatkan siswa memperoleh pengetahuan secara efisien, yang mengarah
pada peningkatan kemampuan dalam mencari dan memperoleh informasi.

4) Peningkatan kolaborasi Proyek kelompok menekankan pentingnya kerja tim,


mengharuskan siswa untuk mengembangkan dan menerapkan keterampilan
komunikasi.

5) Peningkatan kemampuan alokasi sumber daya

Pembelajaran PjBL adalah pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang


diterapkan dengan baik yang menawarkan pembelajaran praktis dalam manajemen
proyek, manajemen waktu yang efisien, dan penggunaan peralatan untuk
melaksanakan tugas secara efektif.

c. Manfaat Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek

Manfaat pembelajaran berbasis proyek antara lain sebagai berikut:

1. Dapat menginspirasi siswa dengan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran.

2. Dapat menawarkan kemungkinan pendidikan di berbagai bidang studi

3. Memfasilitasi koneksi dengan dunia luar di luar lingkungan sekolah.

4. PjBL Menawarkan peluang tersendiri bagi pendidik untuk menjalin hubungan


dengan siswa dalam peran sebagai fasilitator

5. Menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan komunitas lain.

6. Meningkatkan keterlibatan dan efektivitas siswa dalam mengatasi tantangan saat


ini.

Tautan: https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/07/143000469/project-
based-learning-pengertian-angkat-kebesaran-

d. Tahapan Penerapan Project Based Learning (PjBL)

Pembelajaran Berbasis Proyek melibatkan pemberian tugas kepada peserta didik


yang selaras dengan tema atau topik pembelajaran tertentu. Peserta didik menyelesaikan
proyek nyata dan membuat hasil dalam jangka waktu yang ditentukan. Penerapan
paradigma Project Based Learning akan menumbuhkan kemandirian, tanggung jawab,
rasa percaya diri, berpikir kritis, dan kemampuan analisis pada peserta didik.Secara
umum, menurut (Widiarso, E, 2016:184) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut
17
Gambar 1.

Penjelasan Tahapan Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) (Widiarso, E,


2016:184)

1) Identifikasi pertanyaan mendasar

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan mendasar yang dapat menawarkan


tugas kepada siswa untuk terlibat dalam suatu aktivitas.

2) Perencanaan Proyek.

Perencanaan proyek adalah proses kolaboratif antara guru dan peserta didik
untuk memastikan bahwa peserta didik memiliki rasa kepemilikan terhadap proyek.
Perencanaan mencakup penetapan pedoman, memilih kegiatan yang memfasilitasi
menjawab pertanyaan dengan menggabungkan beberapa disiplin ilmu, dan memahami
sumber daya dan perlengkapan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.

3) Membuat jadwal pelaksanaan proyek

Guru dan siswa bekerja sama untuk membuat jadwal penyelesaian biaya proyek.

4) Mengawasi kemajuan siswa dalam proyek.

Guru mengawasi aktivitas siswa selama proyek berlangsung dengan


membimbing mereka melalui setiap langkah, yang pada dasarnya berfungsi sebagai
mentor. Untuk memudahkan pemantauan, digunakan rubrik untuk
mendokumentasikan seluruh kegiatan kemahasiswaan.

5). Evaluasi hasilnya

Penilaian proyek dilakukan oleh guru untuk mengukur pencapaian standar,


memancarkan kemajuan siswa secara individu, memberikan umpan balik mengenai

18
tingkat pemahaman yang dicapai, dan membantu pengembangan strategi pembelajaran
di masa depan.

6) Menilai pengalaman

Guru dan siswa meninjau kegiatan dan hasil proyek yang telah diselesaikan.
Refleksi terjadi baik secara individu maupun kolektif.

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian tentang penerapan pendekatan pembelajaran berbasis proyek untuk


meningkatkan aktivitas kelas dan hasil belajar.

Penelitian tersebut melibatkan guru secara langsung dalam seluruh langkah


penelitian, termasuk pengembangan masalah, perencanaan, analisis, dan pelaporan.
Guru akan menilai hasil belajar pada akhir pembelajaran. Tahapan PTK kemajuan
dalam pola spiral dari satu siklus ke siklus berikutnya. Prosesnya diawali dengan
persiapan, kemudian dilanjutkan dengan tindakan, dilanjutkan dengan observasi
terhadap tindakan yang dilakukan, dan terakhir refleksi. Langkah-langkah awal pada
siklus I dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada dan disebut dengan
prasiklus. Penelitian ini dirancang berdasarkan paradigma penelitian tindakan kelas
Kemmis & McTaggart (1998) sebagaimana dikutip dalam Wijaya (2010:21). Gambar
3 menampilkan perkembangan tahapan dalam model PTK yang diuraikan oleh Kemmis
& McTaggart.Gambar 3. Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart dalam Wijaya
(2010:21)

Model Kemmis & McTaggart merupakan konsep pelaksanaan PTK yang


paling lugas dan praktis. Pendekatan Kemmis & McTaggart dibangun berdasarkan
gagasan mendasar Kurt Lewin, dimana komponen-komponen dalam melakukan
observasi dianggap sebagai satu kesatuan karena sifatnya yang tidak terpisahkan dan
terjadi secara bersamaan. Kedua komponen tindakan ini akan dijalankan secara
bersamaan. Tindakan berikut dilakukan pada setiap siklus dan akan dinilai,

20
dianalisis, dan ditinjau untuk meningkatkan efisiensi tindakan pada siklus
berikutnya..
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan meliputi pembuatan instrumen penelitian
seperti lembar observasi model pembelajaran berbasis proyek, lembar observasi
siswa, pengembangan perangkat pembelajaran, dan penilaian untuk mengukur hasil
belajar siswa.
2) Implementasi dan Observasi
Eksekusi tindakan yang dilakukan secara aktual dan mengikuti proses yang
berurutan. Implementasi mencakup upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap model pembelajaran berbasis proyek dan melaksanakan tindakan
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data proses pembelajaran berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan.
Pengamat dapat menilai kelebihan dan kekurangan guru melalui observasi untuk
merefleksikan dan memperbaiki tindakan di masa depan.
3) Refleksi
Menganalisis, mengamati, dan mengevaluasi hasil atau akibat suatu tindakan
berdasarkan lembar observasi yang telah diisi oleh pengamat. Tahap refleksi menilai
apakah pembelajaran sebaiknya diterapkan pada tahap siklus berikutnya atau
dihentikan setelah tujuan yang telah ditentukan berdasarkan indikator keberhasilan
pembelajaran telah tercapai.
4) Perencanaan yang diperbarui
Rencana guru didasarkan pada umpan balik dari pengamat pada siklus
sebelumnya dan akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.
3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian berisi garis besar pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK)
yang akan dilakukan. Penelitian ini direncakan akan terlaksana selama satu siklus (1 kali
pertemuan). Namun apabila dalam siklus tersebut belum mencapai target yang diinginkan
maka dapat dilaksanakan siklus selanjutnya. Sebelum melaksanakan siklus perlu diadakan
tindakan pra siklus utnuk mengetahui keadaan di dalam kelas yang akan diteliti.
1) Pra Siklus / Kegiatan Awal

Kegiatan pra-siklus berfungsi untuk mengumpulkan pengetahuan tentang situasi


sebelum memulai tindakan apa pun. Tindakan ini meliputi penerapan metodologi
pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan hasil pembelajaran pada topik Sejarah
21
Indonesia. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:Membuat persepsi
mengenai teknis implementasi model pembelajaran project based learning, pengamatan
aktivitas belajar, dan pembuatan materi ajar serta soal untuk menilai hasil belajar
peserta didik sebagai evaluasi pembelajaran.
a. Mengembangkan perangkat pembelajaran seperti modul pengajaran, bahan ajar, dan
media pembelajaran. Topik yang dipilih adalah Sejarah Indonesia kaitannya dengan
Tujuan Pembelajaran. (1) Mengevaluasi perkembangan Kerajaan-Kerajaan di
nusantara secara akurat dan tepat. (2) Untuk membuat flipbook secara akurat dan
tepat.
b. Menyiapkan instrumen pengumpulan data dan tes hasil belajar untuk mengevaluasi
efektivitas penerapan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan mengidentifikasi
perbaikannya.
c. Menyusun landasan kegiatan hasil belajar siswa untuk mencapai tujuan pada setiap
siklus yang dikumpulkan sebelum pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
(PjBL).
d. Membuat pedoman komprehensif untuk digunakan siswa ketika menerapkan
paradigma pembelajaran berbasis proyek.
2) Siklus 2

Siklus 2 dimulai setelah fase siklus 1 selesai, dan hasil refleksi diperiksa dan
diperoleh. Refleksi dari tahap pra siklus akan menjadi landasan dalam melaksanakan
kegiatan pada siklus 2. Pada siklus 2 dapat dijelaskan aspek-aspek utama kegiatan, yaitu:
a. Perencanaan (plan)

Pada siklus 2, tahap perencanaan melibatkan penentuan tindakan untuk mengatasi


masalah pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
1. Guru membuat skenario pembelajaran beserta langkah-langkah penerapan
paradigma PjBL kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan modul ajar.
2. Guru mengatur persyaratan pendidikan termasuk tujuan pembelajaran, modul
pembelajaran, bahan ajar, LKPD untuk menilai kinerja peserta didik.
3. Guru membuat lembar observasi sebagai alat untuk menilai aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
4. Guru memantau aktivitas peserta didik dan mengevaluasi diskusi kelompok,
mengumpulkan LKPD untuk memudahkan observasi aktivitas belajarnya.
5. Aspek kunci dalam perencanaan adalah memastikan bahwa guru memiliki

22
pemahaman yang sama dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran
berbasis proyek.
6. Mengembangkan metode observasi dan pengumpulan data
b. Pelaksanaan (Action)

Pada level ini digunakan metodologi pembelajaran berbasis proyek untuk


meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMK Al-Mubaarok Rembang pada topik
Sejarah Indonesia. Kegiatan yang dilakukan adalah:Guru menyiapkan skenario
pembelajaran yang berisi langkah- langkah pelaksanaan model pembelajaran project
based learning (PjBL). Skenario pembelajaran ini digunakan sebagai pedoman dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
1. Guru menyiapkan bahan pembelajaran seperti ATP, Modul Pengajaran, bahan
ajar, dan lembar kegiatan siswa untuk menilai hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Sejarah Indonesia.
2. Guru menyiapkan lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
3. Guru menyiapkan laporan tertulis untuk mengumpulkan data, yang digunakan
sebagai dokumentasi kemajuan kegiatan penyelesaian proyek.
4. Prioritas utama dalam perencanaan adalah menyelaraskan persepsi antar guru
untuk memastikan bahwa selama pelaksanaan, guru memiliki pemahaman
bersama dalam menerapkan model PjBL.
5. Perencanaan aspek teknis observasi dan pengumpulan data.
Melaksanakan proses pembelajaran PjBL sesuai skenario pembelajaran yang telah
disiapkan. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran project based learning
secara singkat antara lain:

1. Definisi proyek
Guru membentuk kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
Guru menawarkan pedoman menyeluruh untuk menciptakan sesuatu. Siswa membuat
proses standar dengan memilih sampel feed dari internet.

2. Mengembangkan strategi untuk menyelesaikan pekerjaan


Guru menjelaskan tahapan yang terlibat dalam pelaksanaan proyek. Siswa
kemudian merancang strategi mereka sendiri untuk penyelesaian proyek yang sukses
berdasarkan kemampuan mereka sendiri.

3. Membuat jadwal penyelesaian proyek


Guru menetapkan tenggat waktu untuk tugas, dan siswa mengatur proses kerja
23
proyek mereka untuk memastikan penyelesaian tepat waktu.

4. Guru mengawasi penyelesaian proyek dengan membimbing siswa.


Siswa menonton film pembelajaran desain kemasan yang diberikan guru,
mengikuti langkah-langkahnya, dan mengamati prosesnya. mereka dan guru
berkolaborasi untuk mengatasi setiap tantangan yang mereka hadapi saat membuat desain
flipbook.

5. Membuat laporan (gambar kerja) dan menyajikan hasil penelitian


Peserta didik menyampaikan presentasi untuk menampilkan hasil pembuatan
desain kemasan.

6. Penilaian proyek
Peserta didik memamerkan hasil proyek mereka. Peserta didik lain menawarkan
pertanyaan dan umpan balik kepada peserta didik yang melakukan presentasi.
c. Pengamatan (Observation)
Pada tahap observasi, guru mengumpulkan data seluruh proses pembelajaran dan
mengamati aktivitas siswa.
d. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan proses analitis kritis yang terjadi setelah selesainya tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi. Ini melibatkan pemrosesan fakta dengan segera
untuk menentukan tindakan selanjutnya. Apabila hasil data sesuai dengan indikator
keberhasilan maka kegiatan dapat disimpulkan. Jika target tidak tercapai maka studi
tindakan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya untuk perbaikan.
3.3 Setting Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMK Al-Mubaarok Rembang pada tahun


pelajaran 2023/2024
3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga minggu yaitu bulan Nopember


minggu pertama sampai minggu kedua. Namun apabila indikator aktivitas dan hasil
belajar belum tercapai maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
3.3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X tahun pelajaran 2023/2024
yang mengikuti mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan jumlah peserta didik
sebanyak 30
24
3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi mencatat dampak tindakan dan prosedur yang saling berhubungan.


Observasi dalam penelitian adalah tindakan memusatkan perhatian pada suatu subjek
penelitian untuk mengumpulkan data. Observasi dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat data pada lembar observasi. Observasi hendaknya dilakukan secara
terbuka, dengan memanfaatkan peralatan pengumpul data berupa lembar observasi
penelitian. Lembaran ini harus mencakup penerapan model pembelajaran berbasis
proyek dan aktivitas belajar siswa.

b. Metode Tes

Pendekatan ujian menilai pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran


yang diajarkan oleh guru. Peserta didik diberikan post-test dalam strategi ini untuk
mengetahui hasil belajar setelah terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar
siswa pada penelitian tindakan kelas ini dinilai dengan menggunakan enam soal jenis
esai.

c. Tugas Proyek

Penugasan proyek berupaya menilai hasil belajar siswa dalam pendekatan


pembelajaran berbasis proyek. Tugas proyek terdiri dari gambar yang dibuat oleh
siswa. Guru mengevaluasi tugas proyek menggunakan alat penilaian yang telah
mereka kembangkan.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


cara merekam atau mengambil foto-foto kegiatan pembelajaran yang ada di dalam
kelas. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat ketika melakukan observasi
kelas.
3.4.2 Instrumen Penelitian

a. Formulir observasi

Lembar observasi penelitian tindakan kelas ini terdiri dari catatan aktivitas
belajar siswa selama menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Guru
memanfaatkan lembar observasi sebagai alat untuk melakukan observasi. Kisi-kisi

25
instrumen aktivitas siswa disediakan untuk membantu observasi dampak model
pembelajaran berbasis proyek terhadap peningkatan aktivitas belajar peserta didik.

Tabel 1. Kisi-kisi Pengamatan Aktivitas Belajar peserta didik


Variabel Sub Variabel Butir Instrumen
Visual Activties 4
Oral Activities 5
Listening Activities 2
Writing Activities 4

Aktivitas Belajar Drawing Activities 2


Motor Activities 2
Mental Activities 3
Emotional Activities 4
a. Tes

Tes adalah penilaian yang dirancang untuk mengevaluasi pengetahuan,


keterampilan, dan bakat individu atau kelompok melalui serangkaian pertanyaan atau
tugas. Tes ini menilai hasil belajar kognitif siswa. Ujian individual berupa soal pilihan
ganda digunakan untuk menilai pengetahuan siswa pada akhir setiap siklus dan
menetapkan hasil belajar mereka dalam penelitian ini.
b. Tugas Proyek

Penugasan proyek mengevaluasi hasil pekerjaan proyek siswa melalui


penggunaan gambar kerja. Penugasan proyek ini bertujuan untuk menilai hasil belajar
siswa pada ranah psikomotorik. Penilaian terhadap foto berkaitan dengan alat
penilaian sebagaimana dijelaskan di bawah ini.:
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Tugas Proyek
ASPEK PENGAMATAN INDIKATOR SKOR KRITERIA

Isi teks Informasi yang disampaikan jelas


sesuai dengan topik materi
Gambar Desain Gambar menarik dan bermakna
sebagai penyampaian pesan
Waktu Pengerjaan 20 menit
Tujuan Penyampaian Informasi sangat mudah dipahami
materi pembaca

26
3.4.3 Teknik Analisis Data

a. Analisis Data Pengamatan Aktivitas Belajar Peserta Didik


Analisis yang digunakan terhadap aktivitas belajar peserta didik yaitu dengan
menggunakan deskriptif kuantitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Memberikan skor pada tiap aspek yang diamati menggunakan skala Likert
dengan skala 1 sampai dengan 4. (4 = sangat aktif, 3 = aktif, 2 = kadang-
kadang, 1= tidak aktif).
2. Menjumlahkan skor untuk masing-masing aspek yang diamati.

3. Menghitung persentase skor pada setiap aspek yang diamati dengan rumus
sebagai berikut:
4. Data yang telah diperoleh kemudian dideskripsikan secara naratif.
3.5 Analisis Hasil Belajar

Mengevaluasi tes dan tugas proyek digunakan untuk mengukur kedalaman


kemampuan siswa dalam menyerap informasi saat belajar. Tes dan tugas proyek dianalisis
dengan memberikan skor sesuai dengan jumlah jawaban benar selama evaluasi. Skor
diukur dengan skala mulai dari 0 hingga 100. Di bawah ini adalah algoritma penghitungan
skor pada soal tes:
Nilai Tes Soal (NS) =

3.6 Kriteria Keberhasilan Tindakan

Menurut Mulyasa (131:2014), penerapan Kurikulum 2013 diklaim berhasil dan


berkualitas, terlihat dari proses dan hasilnya. Jika minimal 75% siswa terlibat aktif dalam
proses pembelajaran. Jika minimal 75% siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar.
Apabila syarat-syarat yang ditentukan terpenuhi maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dapat dikatakan berhasil dan dapat
disimpulkan.Persentase aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran ini telah
mencapai lebih dari 75% (≥75%). Nilai akhir siswa pada mata pelajaran Sejarah sama
dengan nilai kelulusan minimal sekolah, yaitu 75. Ketuntasan kelas tercapai apabila 75%
dari jumlah siswa di kelas tersebut telah mencapai nilai KKM.

27
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

1. Kegiatan Awal (Pra Siklus)

Observasi di awal diketahui bahwa kelas X SMK Al-Mubaarok Rembang banyak


menemui permasalahan yang menimpa siswa pada saat proses pembelajaran.
Permasalahannya adalah: 1) keterlibatan siswa yang kurang selama pembelajaran, 2)
rendahnya semangat siswa dalam belajar, dan 3) pemahaman siswa yang kurang terhadap
suatu topik. Keterbatasan pemahaman terlihat pada nilai Penilaian Harian 1 semester 1
tahun ajaran 2023/2024, seperti terlihat pada tabel di bawah ini:Tabel 3. Nilai Penilaian
Harian 1 pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024
Nilai
Hasil Belajar UH 1
Teori Praktik
Nilai Tertinggi 94 94
Nilai Terendah 75 87
Rata-rata 84,50 90,50
Jumlah Peserta didik Tuntas 21 21
Jumlah Peserta didik yang Mengikuti Penilaian Harian 21 21
Persentase Ketuntasan (%) 84,50 90,50
Data menunjukkan bahwa banyak siswa yang belum mencapai nilai KKTP minimal
70 sebelum diberikan intervensi. Setelah mengidentifikasi kekurangan dalam keterlibatan
siswa dan hasil pembelajaran, guru akan memperkenalkan pendekatan pembelajaran berbasis
proyek untuk mengatasi masalah ini. Sebelum mengambil tindakan, instruktur
mengidentifikasi keterampilan dasar yang digunakan sebagai konten dalam melaksanakan
pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Keterampilan dasar yang diuji meliputi
kemampuan menilai evolusi kerajaan Hindu-Buddha secara akurat dan membuat flipbook
dengan tepat melalui dua sesi dalam satu siklus. Rencana pembelajaran dibuat sebagai Modul
Pengajaran mengikuti kurikulum mandiri. Modul Pengajaran dibuat secara mandiri dan
ditentukan oleh KKTM (Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran) khususnya 70. Selain
mengembangkan Modul Pengajaran untuk paradigma pembelajaran berbasis proyek, guru
juga membuat proses generik untuk diikuti siswa.

28
Selama kegiatan pembelajaran, tanggung jawab guru adalah memberikan informasi
pendidikan dan mengawasi proses pembelajaran. Guru harus menilai aktivitas belajar siswa
dengan mengamati proses pembelajaran dan memantau aktivitasnya selama menyelesaikan
tugas kelompok dan individu.
Observasi dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data seperti lembar
observasi aktivitas belajar siswa untuk memantau aktivitas belajar siswa, tugas proyek untuk
menilai kemampuan siswa, dan soal tes untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap
materi yang disajikan. iterasi pembelajaran.
2. Siklus 2

a. Perencanaan

Memulai tahap perencanaan melibatkan pembuatan rencana pembelajaran. Selama


siklus 2, siswa akan mengerjakan konten yang berfokus pada pencapaian dua tujuan
pembelajaran utama: menganalisis pembentukan kerajaan Hindu Buddha secara akurat dan
membuat flipbook dengan tepat. Dua pertemuan dilakukan selama Siklus 2. Pada pertemuan
awal, siswa diajarkan menilai materi yang ditentukan berdasarkan topik kelompoknya dan
mengembangkan skenario untuk flipbook. Pada pertemuan berikutnya, siswa membuat
flipbook yang menunjukkan kecerdikan mereka. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 6
kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang. Setiap kelompok mengkaji
informasi yang dikumpulkan dan menyusunnya menjadi laporan di LKPD, yang kemudian
dibagikan kepada siswa. Pada pertemuan kedua, siswa secara akurat dan tepat membuat
flipbook menggunakan alat Canva. Siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan
diinstruksikan untuk membuat metode mendesain dan mendekorasi flipbook berdasarkan
imajinasi mereka. Mereka akan menonton video yang disediakan oleh guru untuk panduan dan
kemudian mempresentasikan proyek mereka.
b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus 2 terjadi dalam dua pertemuan, dengan
masing-masing pertemuan berlangsung 2 sesi yang masing-masing sesinya berdurasi 45
menit. Kegiatan kelas yang dilaksanakan pada tingkat ini selaras dengan jadwal
pembelajaran yang dimaksudkan sebagai berikut:Pertemuan pertama

a) Pendahuluan

Pada tahap awal, guru yang berperan sebagai sumber materi mengawali proses
pembelajaran dengan meminta seorang siswa memimpin doa. Setelah dilakukan
pencatatan kehadiran siswa, diketahui ada 30 siswa yang hadir. Guru memberi tahu siswa

29
tentang paradigma pembelajaran berbasis proyek yang akan digunakan dalam pertemuan
hari ini dan sesi mendatang. Guru memberikan penjelasan singkat mengenai proses
pembelajaran paradigma pembelajaran berbasis proyek yang akan digunakan.
c. Penyajian (Kegiatan Inti)
1. Mengorientasikan siswa pada kesulitan, guru memberikan rangsangan kepada siswa
agar memusatkan perhatian pada topik/materi mengenai tumbuh kembang kerajaan
Hindu Buddha dan eksistensi masyarakat pada masa Hindu Buddha.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
secara heterogen (masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang)
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, guru mengawasi peserta didik
untuk memperoleh materi penting untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi
melalui latihan, observasi dari PowerPoint dan video
4. Mengembangkan dan menyajikan temuan tugas, guru mengawasi dan mengarahkan
peserta didik menganalisis data hasil observasi untuk dipresentasikan
5. Menganalisis dan menilai prosedur hasil diskusi, guru membimbing peserta didik untuk
berbagi hasil penelitian dan percakapannya dalam kelompok sedangkan kelompok lain
memberikan komentar atau kekaguman dan juga mengajukan pertanyaan. Dalam
pelaksanaan tugas proyek ini setiap kelompok memilih desain yang berbeda. Pembagian
tugas untuk setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pembagian Kelompok dan Jenis sampel
Kelompok Jenis Sampel
1 Teori – teori masuknya Hindu Budha di Nusantara

2 Teori – teori masuknya Hindu Budha di


Nusantara
3 Perkembangan Kerajaan-kerajaan Hindu Budha
di Nusantara
4 Perkembangan Kerajaan-kerajaan Hindu Budha
di Nusantara
5 Perkembangan kehidupan Masyarakat masa
hindu budha
6 Perkembangan kehidupan Masyarakat masa
hindu budha

30
1. Mengorientasikan peserta didik pada kesulitan, guru memberikan insentif atau
rangsangan kepada siswa agar memusatkan perhatian pada topik/materi mengenai
tumbuh kembang kerajaan Hindu Buddha dan eksistensi masyarakat pada masa Hindu
Budha
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, guru membagi siswa menjadi 6
kelompok secara heterogen (masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang)
3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, guru mengawasi peserta didik
untuk memperoleh materi penting untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi
melalui latihan, observasi dari PowerPoint dan film
4. Mengembangkan dan menyajikan temuan tugas, guru mengawasi dan mengarahkan
siswa menganalisis data hasil observasi untuk dipresentasikan
5. Menganalisis dan menilai prosedur hasil diskusi, guru membimbing siswa untuk
berbagi hasil penelitian dan percakapannya dalam kelompok sedangkan kelompok lain
memberikan komentar atau kekaguman dan juga mengajukan pertanyaan.
d. Penutup dan evaluasi
1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang telah dilalui

2. Guru menutup pembelajaran hari itu dengan memberi tahukan materi yang akan
dipelajari dipertemuan berikutnya.
3. Peserta didik diminta untuk menyiapakan bahan untuk membuat desain flipbook di
aplikasi canva.

2) Pertemuan kedua

a) Pendahuluan

Guru membuka dengan salam dan mempersilakan salah satu peserta didik
memimpin doa. Guru melakukan absensi peserta didik, jumlah siswa yang hadir sebanyak
30 orang. Pada pertemuan kedua siklus 2, guru mengkondisikan peserta didik untuk
melaksanakan prosedur sesuai proyek masing-masing. Peserta didik bekerja sama mulai
dari persiapan sampel hingga pelaksanaan proses.

b) Penyajian (Kegiatan Inti)

Sintak Project Based Learning (PjBL)


1. Orientasi peserta didik terhadap proyek, guru memberikan inspirasi atau rangsangan
kepada siswa.
2. Mengorganisir peserta didik untuk belajar, guru menyusun siswa menjadi 5 kelompok
heterogen (setiap kelompok terdiri dari 4 orang)
31
2. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, guru mengawasi peserta didik
dalam menghasilkan proyek yang telah diakui melalui latihan, observasi dari
PowerPoint dan video
3. Mengembangkan dan menampilkan hasil kegiatan, guru mengamati dan membimbing
siswa dalam menghasilkan desain flipbook untuk presentasi.
4. Menganalisis dan menganalisis hasil pekerjaannya, guru membimbing peserta didik
menunjukkan hasil pengembangan desain kemasan secara berkelompok sedangkan
kelompok lain memberikan tanggapan atau apresiasi dan juga mengajukan pertanyaan.

c) Penutup
1. Guru bersama peserta didik menyimpulkan kesimpulan pembelajaran yang telah dilalui
2. Guru menutup pembelajaran hari itu dengan memberi tahukan materi yang akan
dipelajari dipertemuan berikutnya.

1. 2. Pembahasan

A. Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan


Aktivitas Belajar Peserta didik
Berdasarkan temuan observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus 2
menunjukkan bahwa aktivitas belajar yang dilakukan siswa mengalami peningkatan. Hasil
observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus 1 sebesar
77,64%. Persentase aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini:

Gambar 4 Persentase aktivitas belajar peserta didik


Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik pada
kegiatan lisan mempunyai persentase paling rendah yaitu sebesar 70,78%. Dari observasi
lapangan dapat diketahui bahwa peserta didik kurang terlibat dalam bertanya kepada guru
namun aktif dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan teman.

32
B. Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik
Proses pembelajaran pada siklus 1 berjalan cukup baik dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis proyek. Evaluasi pembelajaran dilakukan pada pertemuan
ketiga. Soal digunakan untuk menguji hasil belajar siswa pada aspek kognitif, sedangkan tugas
proyek digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik. Penugasan
proyek yang ditawarkan beragam namun tugasnya mengacu pada pembuatan pupuk organik
cair agar tingkat kesulitannya merata. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Belajar Siklus 1


Nilai

Hasil Belajar Siklus 1 Teori Proyek Nilai Akhir

Nilai Tertinggi 94 94 94
Nilai Terendah 75 87 81
Rata-rata 84,50 90,50 87,50
Jumlah peserta didik Tuntas 21 21 21
Persentase Ketercapaian (%) 84,83 90,50 87,50

Tabel tersebut menggambarkan hasil belajar kelas. Nilai maksimum yang


tercatat adalah 94, sedangkan nilai minimum adalah 87. Peserta didik tuntas
sebanyak 21 peserta didik. Tingkat kelulusan siswa kini mencapai 87,50%, yang
menunjukkan tidak perlunya peningkatan lebih lanjut.

33
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Sejarah Indonesia di kelas X


DKV dapat disimpulkan berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan sebagai
berikut:

Penerapan pembelajaran sejarah Indonesia berbasis proyek pada kelas X dapat


meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini diperoleh dari
data observasi meliputi seluruh aspek yang diamati pada siklus 1 menunjukkan
persentase aktivitas belajar siswa sebesar 84,83%.

Penerapan pembelajaran berbasis proyek Sejarah Indonesia pada kelas X dapat


meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus 1 rata-rata hasil belajar siswa sebesar
90,50% dengan jumlah siswa yang mencapai nilai tersebut sebanyak 28 siswa.

34
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati (2006). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta


Eko Mulyadi. (2015). Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan
Kinerja dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMK.Jurnal Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Yogyakarta, UNY.
Made Wena. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Martinis Yamin. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Referensi.
Muhammad Fathurrohman. (2015). Model-model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyasa. (2014). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rusdakarya Offset.
Nana Sudjana. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sardiman A.M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono.
(2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Warsono dan
Hariyanto. (2013). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wijaya Kusumah& Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas.Jakarta: PT. Indeks
Zainal Arifin. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

35
LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN PESERTA DIDIK

Proses pengerjaan

Proses pengerjaan projek

36
Dokumentasi hasil projek fliipbook

37
Dokumentasi Seminar PTK

38

Anda mungkin juga menyukai