Anda di halaman 1dari 44

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1

MENGGUNAKAN METODE CLASROOM READING DENGAN


PEMBIASAAN YANG KONSISTEN DI SDN 7 RAWAJITU UTARA

DISUSUN OLEH :
DWI GANGSAR PURWATI
NIM : 859542484

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA BANDAR LAMPUNG
KELOMPOK BELAJAR DIPASENA
2023.1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan ridho-Nya dapat terselesaikan laporan hasil perbaikan dan
pembelajaran ini. Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk dan teladan bagi umat-
Nya.

Penulis menyadari dalam penulisan laporan perbaikan pembelajaran


ini, masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Itu semua karena
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis ucapkan banyak terima kasih atas motivasi, saran dan bimbingan
atas terselesainya penulisan laporan ini. Untuk itu penulis ucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Edi Gumuntur, S.Pd., M.Pd. selaku tutor serta pembimbing
pada mata kuliah PKP;
2. Bapak Sujud Gunendro, S.Pd. selaku kepala sekolah SDN 7 Rawajitu
Utara;
3. Ibu Suyati, S.Pd. selaku penasihat dalam melakukan penelitian
sekaligus orang tua kandung saya;
4. Rekan-rekan Mahasiswa seperjuangan dan rekan-rekan Guru SDN 7
Rawajitu Utara serta rekan-rekan bunda TK Pratama atas dorongan
dan semangatnya;
5. Keluaraga yang telah memeberi dukungan setiap langkah penulis;dan
6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP);

Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis


sendiri pada khususnya, dan bagi semua pihak pada umumnya. Penulis juga
menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,

iii
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memperbaiki kualitas dalam penulisannya.

Rawajitu Utara, 15 Mei 2023


Penulis

DWI GANSAR PURWATI

iv
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PKP-PGSD/PDGK 4501

Nama Mahasiswa : DWI GANGSAR PUWATI


NIM : 859542484
Program Studi : S.1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN 7 Rawajiu Utara
Jumlah Siklus : 2 Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, Hari Senin, 1 Mei 2023
Siklus 2, Hari Sabtu, 8 Mei 2023

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :


1. Apakah penerapan metode clasroom reading mampu meningkatkan minat
baca siswa ?
2. Apakah metode clasroom reading tepat digunakan pada SD kelas 1 ?

Mengetahui, Rawajitu Utara, 15 Mei 2023


Supervisor 1 Mahasiswa

Edi Gumuntur, S.Pd., M.Pd Dwi Gangsar Purwati

v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memnuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S.1 PGSD Universitas
Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sebenarnya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang
saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Rawajitu Utara, 15 Mei 2023


Mahasiswa

Materai 10.000

Dwi Gangsar Purwati

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ( table pra siklus)
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
Deskripsi prasiklus
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
4. Refleksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan siklus
Pebahasan setiap siklus
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

vii
Simpulan
Saran Tindak Lanjut
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Refleksi awal
2. Rpp siklus 1 dan 2
3. Refleksi siklus 1 dan 2
4. Jurnal bimbingan PKP
5. Dokumentasi

DAFTAR TABEL
Tabel Persentase Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus
Tabel Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
Tabel Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1
Tabel Persentase Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus dan Siklus 1
Tabel Perolehan Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Tabel Persentase Perolehan Nilai Evaluasi pada Siklus 1 dan Siklus 2
Tabel Rekafitulasi Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1 dan
Siklus 2

DAFTAR GAMBAR

Gambar Diagram Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas


Gambar Grafik Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus
2
Gambar Grafik Persentase Pencapaian KKM Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

DAFTAR LAMPIRAN

viii
Lampran 1 lembar Refleksi awal
Lampran 2 lembar Rpp siklus 1 dan 2
Lampran 3 lembar Refleksi siklus 1 dan 2
Lampran 4 lembar Jurnal bimbingan PKP
Lampran 5 dokumentasi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 1 DENGAN


METODE CLASROOM READING MELALUI PEMBIASAAN YANG
KONSISTEN DI SDN 7 RAWAJITU UTARA
Oleh Dwi Gangsar Purwati

ix
Nim : 859542484
ABSTRAK

Dwi Gangsar Purwati : “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1


Dengan Metode Clasroom Reading Melalui Pembiasaan Yang Konsisten Di
Sdn 7 Rawajitu Utara”. Kata Kunci : “ Penerapan Classroom Reading
Program,   hasil belajar dan siswa kelas 1 SDN 7 Rawa Jitu Utara.”
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
1 dengan metode clasroom reading melalui pembiasaan yang konsisten di
SDN 7 Rawajitu Utara. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
kolaboratif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SDN 7 Rawa Jitu
Utara tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 20 siswa. Desain
penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) skala, 2)
observasi, dan 3) dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa kelas 1 SDN 7 Rawa Jitu Utara dapat ditingkatkan
dengan menggunakan, penerapan Classroom Reading Program dan
mengarahkan perhatian terhadap pembelajaran. Pada pra tindakan,
persentase jumlah siswa yang memiliki hasil belajar minimal sudah
mencapai predikat baik sebesar 0%. Pada siklus I peningkatan persentase
jumlah siswa yang memiliki hasil belajar minimal sudah mencapai predikat
baik sebesar 47,62%. Pada siklus II peningkatan persentase jumlah siswa
yang memiliki hasil belajar minimal sudah mencapai predikat baik sebesar
80,95%.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

x
Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi
tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan
pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya.
Untuk memiliki kompetensi tersebut guru perlu membina diri secara baik,
karena fungsi guru itu adalah membina dan mengembangkan kemampuan
peserta didik secara profesional didalam proses belajar mengajar. Guru
harus senantiasa berpikir kreAtif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang
optimal adalah iklim belajar yang baik, peningkatan sistem pembelajaran
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu
pendidikan dapat diciptakan dengan penerapan sistem pembelajaran yang
sesuai. Seperti contohnya adalah penerapan metode classroom reading
pada siswa kelas I ini, sebagai upaya sekolah dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
Penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa disebabkan oleh
kurang tepatnya guru dalam memilih metode belajar. Metode inilah yang
sangat menentukan kegiatan siswa dalam belajar untuk memperoleh
maksud yang diharapkan. (Sudjana 1988 : 50).
Kenyataan setelah proses pembelajaran berakhir masih ada siswa
yang tidak dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, hal ini tercermin
dari perolehan nilai evaluasi. Pada umumnya mereka memperoleh nilai
yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya, keadaan
demikian sangatlah merisaukan guru karena siswa yang bersangkutan
tidak menuntaskan pembelajaran sesuai dengan Keriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yang berarti siswa yang
bersangkutan tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi di kelas I SDN 7 Rawajitu Utara Kecamatan
Rawajitu Utara Kabupaten Mesuji tingkat penguasaan terhadap materi
pelajaran pada pertemuan pertama masih rendah pada pelajaran bahasa
Indonesia Tema “Binatang” hanya 9 orang dari 20 orang siswa yang
mendapat nilai di atas Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan
nilai ketuntasan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 65.

xi
Dari data diatas penulis membuat sebuah table pra siklus, sebagai
berikut :

Tabel 1.1

Tabel Persentase Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus

Nilai
No Nama
Pra Siklus
1 Abdullah Hazman 70
2 Abid Afif Maulana 100
3 Alifa Nur Azalia 60
4 Alfis Reinan 50
5 Aldo Saka Syaputra 60
6 Cheryl Putri Rahayu 80
7 Chelfin Raditiya 70
8 Devita Maharani 60
9 Diva Kartika 80
10 Gildan Purnama 20
11 Iman Arelian Hafiz 50
12 Imam Rojali 80
13 Kelfin Rama Basuni 50
14 Lio Abimana 60
15 Rara Kamila 60
16 Raditiya Ramadani 100
17 Radita Devin 60
18 Rohimatunnisa 40
19 Satya Bima Nugraha 100
20 Tio Agung Saputro 60
Nilai KKM : 65
Rata-Rata Nilai : 65,50
Nilai di Atas KKM : 9 Orang (40%)

xii
Nilai di Bawah KKM : 11 Orang (60%)

Dari hasil analisis nilai ulangan formatif  diketahui bahwa tingkat


kesalahan siswa dalam menjawab soal – soal isian singkat dan uraian
menjadi penyumbang terbesar terhadap tidak tercapainya kriteria
ketuntasan  minimal. Dari hasil study dokumen pada pengunjung dan
peminjam buku di perpustakaan serta hasil survey tentang minat siswa
dalam membaca dapat diketahui bahwa minat membaca siswa kelas I
sangat rendah. Peneliti menyimpulkan bahwa rendahnya minat membaca
pada siswa berdampak pada rendahnya tingkat pemahaman terhadap isi
bacaan. Sehingga sangat mungkin siswa sulit memahami soal – soal isian
dan uraian. Dengan demikian akan berimbas pada hasil belajar yagakan
diapai siswa. Dari introspeksi tersebut, maka penulis berkeinginan untuk 
mencoba meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapkan  classroom
reading program.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada peneliti ini adalah “bagaimana
penerapan metode clasroom reading mampu meningkatkan hasil belajar
siswa ?”

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam perbaikan pebelajaran melalui
penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas 1 menggunakan metode clasroom reading dengan pembiasaan yang
konsisten di SDN 7 Rawajitu Utara.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
xiii
a. Dapat menigkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam
membangun pemahaman konsep materi pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan aktifitas dan motivasi dalam pembelajaran.
c. Dapat membantu kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.
d. Dapat mengubah konsep siswa dalam membaca sehingga lebih
menyenangkan, mengasyikan, dam mudah di mengerti.

2. Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan wawasan guru dalam hal pengetahuan, serta
meningkatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran
b. Dapat memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat.
c. Dapat memilih dan menggunakan media yang tepat.
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus meningkatkan mutu
pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan serta membangun institusi
sekolah sebagai sekolah yang memiliki keunggulan dalam inovasi
pembelajaran dan mutu kelulusannya, serta memperbaiki kualitas
perputakaan sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengerian Membaca

xiv
Baca atau membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa
yang tertulis (dengan menuliskan atau hanya dengan hati); mengeja atau
melafalkan apa yang tertulis;mengucapkan; mengetahui; meramalkan;
menduga; memperhitungkan (KBBI, 2013: 94).
Soedarso (2004:4) mengemukana bahwa membaca adalah aktivitas
yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan
khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Membaca merupakan proses
penyerapan informasi dan akan berpengaruh positif terhadap kreativitas
seseorang.
Sedangkan menurut Hernowo (2003: 35) Membaca pada
hakekatnya adalah menyebarkan gagasan dan upaya yang kreatif. Siklus
membaca sebenarnya merupakan siklus mengalirnya ide pengarang ke
dalam diri pembaca yang pada gilirannya akan mengalir ke seluruh
penjuru dunia melalui buku atau rekaman lainnya.
Dalam hal ini Arthur Shopenhauer (1851) seorang penulis Jerman
menyatakan bahwa membaca setara dengan berpikir dengan menggunakan
pikiran orang lain, bukan pikiran sendiri. Jadi dapat di simpulkan bahwa
membaca merupakan sebuah proses yang melibatkan kemampuan visual
dan kemampuan kognisi. Kedua kemampuan ini diperlukan untuk
memberikan lambang-lambang huruf agar dapat di pahami dan menjadi
bermakna bagi pembaca.
Membaca dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu,
membaca merupakan suatu aktivitas yang memiliki banyak manfaat.
Melalui membaca, seseorang diharapkan antara lain sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi dan tanggapan yang tepat;
b. Mencari sumber, menyimpulkan, menjaring, dan menyerpainformasi
dari bacaan dan;
c. mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan mengambil manfaat
dari bacaan (Syafi’ie, 1993:2).

Adapun menurut Rahim (2001: 163) yang menyatakan bahwa


membaca meliputi informasi tekstualyang dihubungkan dengan istilah
xv
menunjukkan kelompok konsep yang tersusun dalam otak seseorang yang
berhubungan dengan objek-objek, tempat- tempat, tindakan-tindakn atau
peristiwa-peristiwa. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa
yang tertulis Mengeja ataumenghafalkan apa yang ditulis. Dapat pula
diartikan mengucapkan apa yang ditulis.
Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam
kehidupan manusia sepanjang masa karena pertama, membaca itu
merupakan satu alat komunikasi yang amat diperlukan dalam suatu
masyarakat berbudaya, kedua bahwa bahan bacaan yang dihasilkan dalam
setiap kurun waktu zaman dalam sejarah sebahagian besar dipengaruhi
oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang, dan ketiga bahwa
sepanjang masa sejarah terekam. Oleh karena itu, dengan membaca dapat
diketahui sejarah suatu bangsa, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa
12 waktu lampau, maupun waktu sekarang di tempat lain, atau berbagai
cerita yang menarik tentang masalah kehidupan di dunia ini (Munaf,
2002:241).
Membaca adalah salah satu dari kemampuan berbahasa yang
memiliki banyakmanfaat yang bersifat kompleks dan rumit dengan tujuan
memperoleh pemahamanyang bersifat menyeluruh.Banyak yang
mengatakan buku adalah jendela duniayang berarti dengan membaca buku
kita dapat menjelajahi dunia tanpa harus mengunjungi lokasinya langsung,
ketika kita duduk di bangku TK,kita sudah dikenalkan kepada membaca.
Mulai dari mengenal huruf-hurufnya, hingga kita membacanya dengan
cara mengeja. Seiring bertambahnya usia, kita diharuskan membaca buku-
buku pelajaran untuk melengkapi proses belajar. Ketika dewasa, keinginan
membaca timbul dengan sendirinya seperti membaca novel, komik, Koran
hingga buku-buku yang menambah wawasan kita, tidak dapat dipungkiri
bahwa dengan membaca kita dapat mengetahui hal yang belum pernah kita
kenal sebelumnya.
Dewasa ini, membaca tidak hanya dapat dilakukan melalui media
internet.banyak portal-portal berita dan situs yang dapat memperluas
wawasan kita tentang dunia. Kita juga harus pandai memilih bacaan.

xvi
Pilihlah bacaan yang bermanfaat. Membaca juga dapat menjadi sarana
hiburan bagi manusia, maka dari itu budayakan membaca untuk
menciptakan generasi yang berwawasan dan maju.Suatu kegiatan yang
akan dilakukan hendaknya disertai dengan adanya tujuan. Begitu pula
dengan kegiatan membaca, hendaknya pembaca memiliki tujuan sebelum
melakukannya.
1. Tujuan Membaca
Tujuan dalam membaca akan menentukan arah dan hasil yang akan
diperoleh oleh pembaca. Setiap pembaca memiliki tujuan yang
berbeda-beda. Penentuan tujuan tersebut didasarkan pada kebutuhan
individu masingmasing. Berdasarkan pendapat Rahim (2008:11),
adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: a) kesenangan; b)
menyempurnakan membaca nyaring; c) menggunakan strategi tertentu;
d)memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; e) mengaitkan
informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya; f)
memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; g)
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; h) menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu
teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks; i)
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Setiap orang melakukan pekerjaan umumnya mempunyai
kecenderunganyang sama, yakni salah satunya untuk mencapai tujuan.
Begitu pula dengan pekerjaanmembaca. Tujuan utama dalam membaca
adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, Mencakup isi dan
memahami makna bacaan.Nurhadi (2005: 11) berpendapat bahwa
tujuan membaca antara lain: a) memahami secara detail dan
menyeluruh isi buku; b) menangkap ide pokok atau gagasan utama
buku secara (waktu terbatas); c) mendapatkan informasi tentang
sesuatu (misalnya, kebudayaan suku Indian); d) mengenali makna 14
kata-kata (istilah sulit); e) ingin mengetahui peristiwa penting yang
terjadi di masyarakat sekitar; f) ingin memperoleh kenikmatan dalam
karya fiksi; g) ingin memperoleh informasi tentang lowongan

xvii
pekerjaan; h) ingin mencari informasi merk barang yang cocok untuk
dibeli; i) ingin menilai kebenaran gagasan pengarang atau penulis; j)
ingin medapatkan alat tertentu (instrumens affect) dan k) ingin
medapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) atau
keterangan definisi suatu istilah.

2. Faktor-Faktor dalam
Membaca Menurut Pandawa, dkk (2009) ada beberapa faktor yang
berpengaruh terhadapproses pemahaman. Faktor-faktor tersebut
adalah: a) faktor kognitif, b) faktor afektif, c) faktor teks bacaan, dan
d) faktor penguasaan bahasa.
Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan, pengalaman,
dan tingkat kecerdasan (kemampuan berpikir) seseorang. Faktor kedua
berkaitan dengan kondisi emosional, sikap, dan situasi. Faktor ketiga
berkaitan dengan tingkat kesukaran dan keterbacaan suatu bacaan yang
dipengaruhi oleh pilihan kata, struktur, isi bacaan, dan penggunaan
bahasanya.Selanjutnya faktor terakhir berkaitan dengan tingkat
kemampuan berbahasa yangberkaitan dengan penguasaan
perbendaharaan kata, struktur, dan unsur-unsur kewacanaan.

3. Kemampuan Membaca
Menurut Tampubolon (1987:7), kemampun membaca ialah
kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Siswa
yang memiliki kemampuan membaca yang memadai akan mampu
menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan.
Menurut Syamsi dan Kusmiyatun, 2006:219-220. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca
pemahaman siswa. Faktor penyebab tersebut dapat digolongkan dalam
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada
dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah dari luar diri
siswa. Faktor internal dapat berupa motivasi, semangat, kemampuan

xviii
dan lainnya, sedangkanfaktor eksternal dapat berupa guru, model
belajar, pendekatan dan teknik belajar, media, sarana, dan sebagainya.

4. Manfaat Membaca
Menurut Hernowo (2005) manfaat membaca yang paling umum
adalah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan, sedangkan
manfaat khusus dari kegiatan membaca adalah meningkatkan daya
fungsi otak. Lebih lanjut menurut Ayan (dikutip dari Herwono, 2005)
menyampaikan beberapa manfaat membaca bagi kecerdasan yaitu:
a) Menambah kosakata dan pengetahuan yang baru;
b) Memicu daya imajinasi;
c) mengembang kecerdasan intrapersonal

Membaca memiliki manfaat dan banyakmakna. Dengan banyak


membaca kita akan memperolehpengalaman dan pelajaran dari orang
lain. Bahkan dengan membaca buku, seseorang dapat terhindar dari
kerusakan jaringan otak di masa tua. Suatu penelitian pernah
menyatakan bahwa membaca buku dapat membantu seseorang untuk
menumbuhkan syaraf baru.
Menurut Hernowo (2003: 33) beberapa manfaat membaca antara
lain:
a. Merangsang Sel-sel Otak
Membaca merupakan proses berpikir positif karena menyerap
ide dan pengalaman orang lain. Kegiatan ini akan merangsang sel-sel
otak. Otak sebagai pengatur kegiatan manusia memiliki struktur dan
sifat yang unik, misteri, dan penuh keajaiban.Otak memegang peran
penting dalam kehidupan intelektual karena seluruh saraf diatur oleh
otak ini. Maka otak perlu dijaga vitalitasnya, dijaga kesegarannya,
dan dicegah proses penuaannya. Penuaan dan penyusutan otak
sebenarnya dapat dikurangi bahkan bisa dicegah. Secara medis,
kesegaran dan vitalitas otak dapat diatasi dengan cara mengatur pola
makanan yang bergizi seimbang. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsumsi beragam makanan sayuran dan buah-
xix
buahan segar dapat mencegah penuaan dini dan memperbaiki
kemampuan kognitif otak.
Secara psikologis, agar otak terjaga vitalitasnya, hendaknya
digunakan untuk berpikir positif, rasional, obyektif, khusnudhon, dan
rileks.Oleh karena itu perlu dijauhi pola pikir yang negatif, subyektif,
dan emosional.Sebab pikiran-pikiran itu dapat menimbulkan stress
dan merusak kesehatan. Orang yang mampu mengoptimalkan kerja
intelektual otak dengan menghasilkan pemikiran yang positif (buku,
artikel, kebjakan dll), inovatif, dan membawa kemaslahatan manusia
adalah orang yang mampu memperpanjang usia otak secara fisik dan
psikologis.
b. Menumbuhkan Kreativitas

Dengan membaca kita memerolehwawasan, pandangan,


penemuan, dan pengalaman orang lain. Hasil bacaan ini kemudian
kita renungkan dan pikirkan untuk dipraktekan dan dikembangkan.
Cara baca inilah sebenarnya merupakan cara baca yang berkualitas.
Sebab dalam proses baca ini tidak saja terjadi proses penyerapan
informasi, tetapi ada proses seleksi, pengolahan, dan usaha kreatif
untuk dikembangkan. Maka dapat dipahami bahwa mereka yang
kreativitasnya menonjol, rata-rata memiliki kemampuan baca yang
tinggi.Hanya orang-orang yang kreatif dan beranilah yang mampu
membawa perubahan.
c. Meningkatkan Perbendaharaan Kata
Banyaknya kata-kata yang diserapseseorang mempengaruhi
kelancaran komunikasi lisan maupun tertulis. Maka membaca sebagai
upaya penyerapan kosakata, pengetahuan tatabahasa, dan pengenalan
ungkapan merupakan salah satu carauntuk meningkatkan
perbendaharaan kata. Dengan membaca kita mengenal; persuasi
implikasi, sifat nada, dan unsur ekspresi lain. Unsur-unsur ini sangat
penting bagi mereka yang bergerak di dunia kesenian, keilmuan,
pendidikan, dan kemasyarakatan.

xx
d. Membantu Mengekpresikan Pemikiran

Banyak orang yang lancar berbicara, ceramah, orasi, dan


ngobrol dalam mengekspresikan pemikirannya. Tetapi begitu
sedikitnya orang yang mampu menulis dengan baik. Hal ini sangat
mungkin disebabkan kurangnya proses baca. Ekspresi melalui tulisan
berbeda dengan ekspresi melalui lisan.

Kegiatan menulis memerlukanpenguasaan materi, pemilihan


kata, perenungan masalah, dan penyusunan kalimat. Semua kegiatan
ini dilakukan dengan cermat, teliti, dan penuh pertimbangan. Maka
kualitas dan kuantitas bacaanakan memengaruhi kualitas tulisan. Kata
PeterBolsiuss “if you do not read, you do not write” (Nurudin, 2004:
81).

5. Aspek-Aspek Membaca
Menurut Tarigan (1988: 23) terdapat 2 aspek penting dalam
membaca, yaitu:
a) Keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada
pada tingkatan yang leih rendah. Aspek ini mencakup:
a. Pengenalan bentuk huruf;
b. Pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem, grafiem, kata, frasa,
pola klausa, kalimat dll);
c. Pengenalan hubungan antara pola ejaaan dan bunyi
(kemampuan menyampaikan bahan tertulis).
b) Keterampilan bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada
tingkatan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:
a. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatika,
retorikal); (2) Memahami makna;
b. Evaluasi atau penilaian;
c. Kecepatan membaca fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.

xxi
6. Jenis-jenis Membaca
Menurut Lasa HS (2011: 205-206), ada beberapa jenis membaca
antara lain:
a. Membaca cepat (Rapid reading)
Cara membaca cepat pada naskah karena telah terbiasa
membaca dan menelaah suatu bidang. Kecepatan baca dapat diukur
dengan cara menghitung beberapa kata permenit (KPM) yang
dibaca dan mengerti kandungan informasinya.
b. Membaca acak (browsing)
Membaca bacaan untuk mendapatkan informasi baru,
misalnya sekedar melihat-lihat judul buku, majalah, atau lain-lain.
c. Membaca banding-banding (syntopical reading)
Sistem baca beberapa bacaan dalam suatu bidang untuk
mencari perbadingan. Perbandingan ini diperlukan dalam rangka
penyusunan rencana kegiatan ilmiah maupun untuk memecahkan
masalah. Dalam hal ini diperlukan sikap kritis dan aktivitas yang
tinggi.
d. Membaca coba-coba (trial reading)
Cara pencarian dan penyelidikan suatu bacaan dengan cepat
untuk menentukan apakah bahan bacaan itu akan digunakan atau
tidak. Cara ini digunakan antara lain untuk memilih buku-buku di
perpustakaan yang akan dipinjam atau tidak. Bisa juga digunakan
untuk melihatlihat buku di toko/pameran buku yang akan dibeli.
e. Membaca dengan sorotan (scanning reading)
Cara pencarian topik dalam suatu bacaan dengan cepat.
Pencarian topik ini difokuskan pada daftar isi maupun indeks.
f. Membaca lompat-lompat (skimming reading)
Cara baca sekilas dengan melihat-lihat judul buku,
membaca sepintas pada kata pengantar, daftar isi, indeks, dan
membaca bab-babnya secara sekilas. Apabila tertarik pada suatu
topik, lalu membacanya lebih serius.

xxii
g. Membaca secara kritis (critical reading)
Membaca naskah dengan pelan-pelan, penuh perhatian,
diulang-ulang sehingga paham betul. Cara baca ini untuk
mengadakan penilaian dan sekedar untuk membuat catatan tentang
topik tertentu.

Sedangkan menurut Sutarno (2008: 127) ada beberapa jenis


membaca diataranya:
1. Membaca-baca
Suatu kegiatan mengamati, memahami sumber/bahan bacaan.
2. Membaca sepintas lalu
Suatu kegiatan yang mengamati, bahan bacaan sepintas lalu.

B. Faktor Penghambat Membaca


1. Sulit Konsentrasi
Kesulitan konsentrasi bisa disebabkan beberapa faktor di
antaranya: kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak hal lain yang
sedang dipikirkan. Konsentrasi juga dapat terganggu dengan adanya
hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti suara musik yang
keras, TV yang menyala, orang lalu-lalang, dan lain-lain. Kesulitan
konsentrasi membuat pikiran melayang entah ke mana dan huruf-huruf
yang dibaca pun ikut menguap terbang. Dalam membaca konsentrasi
sangat penting karena menentukan kemampuan Anda menangkap dan
memahami isi bacaan. Apalagi ketika Anda membaca cepat, maka
konsentrasi yang baik akan memastikan bahwa kecepatan baca
berbanding lurus dengan pemahaman dan bukan sebaliknya. Untuk itu,
ketika mulai membaca, coba atasi faktor-faktor yang menyebabkan
Anda sulit berkonsentrasi. Cari tempat yang tenang, memiliki
penerangan yang cukup, suhu ruangan yang nyaman, dan tempat
duduk yang enak dipakai. Jika ada gangguan, selesaikan dulu sebelum
Anda mulai membaca. Setelah hal di atas dilakukan, selanjutnya
adalah bagaimana meningkatkan konsentrasi itu sendiri. Dalam

xxiii
membaca cepat konsentrasi yang dibutuhkan adalah kerja sama antara
mata dan otak di mana mata bekerja menangkap kata dengan cepat dan
otak menerjemahkan, mengomentari, dan memahami kata demi kata
yang ditangkap.
2. Rendahnya Motivasi
Hambatan berikutnya dalam membaca adalah motivasi.
Gangguan ini terutama dialami mahasiswa ketika harus membaca text
book tebal yang tidak disukai. Rendahnya motivasi akan muncul ketika
Anda hendak membaca suatu buku tetapi tidak terlalu tahu buku
tersebut tentang apa. Maka Anda akan cenderung membaca sekadarnya
saja dan tidak terlalu berminat untuk membaca dengan pemahaman
yang baik. Bagaimana mengatasi motivasi ini? Caranya adalah Anda
harus menemukan jawaban mengapa Anda perlu membaca buku
tersebut. Bahasa kerennya What Is In It For Me? Jika buku tersebut
text book perkuliahan yang tebal dan membosankan, coba bayangkan
apa yang menarik dari judulnya, topik-topik yang dibahas di dalamnya,
dan apa yang bisa Anda aplikasikan jika menguasai buku tersebut. Jika
buku tersebut sebuah biografi, coba bayangkan betapa hebatnya orang
yang dibahas, apa yang telah dia lakukan akan dapat menjadi pelajaran
bagi Anda. Jika buku tersebut adalah buku-buku self help atau
Management, bayangkan apa yang akan terbantu jika Anda bisa
menguasainya.. Motivasi menjadi pendukung konsentrasi dan saling
bantu membantu dalam menciptakan pemahaman yang utuh, baik
secara nalar maupun emosional. Jika Anda memiliki otak yang
cemerlang dan konsentrasi yang tinggi, mungkin Anda bisa memahami
materi dengan mudah. Akan tetapi, motivasi-lah yang membantu untuk
mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka panjang karena
motivasi melibatkan emosi dan keinginan untuk menikmati suatu
bahan bacaan.
3. Khawatir Tidak Memahami Bahan Bacaan
Ada orang yang minder duluan ketika baru melihat buku yang
hendak dibaca. Dia khawatir bahwa buku tersebut terlalu berat dan

xxiv
nanti tidak bisa dipahami. Rasa khawatir ini ternyata akan menjadi
kenyataan jika Anda terus membawanya ketika membaca.
Kekhawatiran bahwa Anda tidak bisa atau sulit memahami isi bacaan
akhirnya akan benar-benar menjadi kenyataan. Untuk itu singkirkan
semua kekhawatiran tersebut. Yakinkan pada diri Anda bahwa
meskipun buku yang hendak dibaca mungkin cukup sulit, bukan
berarti Anda tidak bisa memahaminya. Batu yang keras sekalipun akan
berlubang oleh tetesan air yang terus menerus. Rasa khawatir ini
paling sering jika membaca buku pelajaran terutama pada saat
menjelang ujian. Ada perasaan waktu Anda cukup terbatas, Anda
kurang memiliki pengetahuan, soal yang ditanyakan mungkin sangat
beragam dan Anda harus menguasai satu buku secara penuh untuk
memahaminya. Kekhawatiran ini akan mengganggu kecepatan baca
maupun pemahaman Anda.
Jika Anda adalah seorang pelajar atau mahasiswa, maka saya
sarankan, secara rutin bacalah buku teks yang diwajibkan jauh-jauh
hari sebelum ujian. Dengan demikian rasa khawatir tidak memahami
akan hilang dan Anda dapat membacanya jauh lebih rileks dan
nyaman. Ketika ujian sudah menjelang, Anda tinggal mengulang
sedikit poinpoin penting untuk memastikan topik tersebut masih
dikuasai tanpa perlu membaca lagi keseluruhan buku.
4. Kebiasaan Buruk dalam Membaca
Membaca dengan bersuara (vokalisasi), menggerakkan bibir,
menunjuk kata demi kata dengan jari, menggerakkan kepala dari kiri
ke kanan, seperti dilakukan semasa kanak-kanak, merupakan kegitan
yang menghambat . Selain hambatan tersebut, ada hambatan yang sulit
diatasi adalah regresi dan subvokalisasi.
Hambatan-hambatan dalam membaca sebagai berikut:
a. Vokalisasi atau Membaca dengan Bersuara
Adalah salah satu hal yang mampu menghambat kecepatan
dalam membaca cepat. Jika seseorang membaca dengan bersuara,
maka seseorang melakukan dua pekerjaan sekaligus sehingga akan

xxv
menghambat kecepatan membaca sekaligus pemahaman yang
diperoleh. Itu berarti bahwa kita mengucapkan kata demi kata
secara lengkap.
b. Gerakan Bibir

Menggerakkan bibir ketika kita sedang membaca akan


membuat kecepatan membaca kita melambat. Itu sama saja
dengan kita membaca dengan bersuara. Soedarso menambahkan
kecepatan seseorang yang membaca dengan bersuara ataupun
dengan gerakan bibir hanya seperempat dari kecepatan seseorang
yang membaca secara diam.
c. Gerakan Kepala
Kebiasaan menggerakkan kepala saat membaca merupakan
kebiasaan yang timbul pada masa kanak-kanak. Kebiasaan itu
timbul karena dulu jangkauan mata kita sewaktu masih kecil,
kurang mencukupi. Setelah dewasa, walaupun jangkauan mata kita
sudah mencukupi, kita sulit meninggalkan kebiasaan
menggerakkan kepala karena sudah sering dilakukan
d. Menunjuk dengan Jari
Kegiatan membaca dengan menunjukkan jari ini juga
merupakan kebiasaan membaca yang dibawa sejak kecil. Dulu kita
melakukan hal ini karena untuk menjaga agar tidak ada kata yang
terlewatkan. Akan tetapi, setelah dewasa, sudah barang tentu
kemampuan membaca kita semakin meningkat kebiasaan ini tetap
dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan. Padahal membaca
dengan menggunkan telunjuk jari atau benda lain dapat
menghambat kecepatan membaca kita. Cara membaca dengan
menunjuk dengan jari atau benda lain itu sangat menghambat
membaca sebab gerakan tangan lebih lambat daripada gerakan
mata.
e. Regresi
Arif Wijaya menyatakan regresi ialah terjadinya
pengulangan-pengulangan gerak mata pada unit-unit bahasa yang
xxvi
telah dibaca . Hal tersebut biasanya terjadi karena kurang
memahami kalimat yang dibacanya. Kebiasaan tersebut menjadi
hambatan yang sangat serius dalam membaca.
Regresi sering diiringi oleh beberapa sebab diantaranya
adalah:
a) Kurang percaya diri terhadap apa yang sedang di baca.
b) Merasa ada sesuatu yang tertinggal.
c) Salah persepsi.
d) Terpaku pada detail.
e) Mempersoalkan tentang salah cetak, yakin ada salah ejaan, dan
kata sulit.

f. Subvokalisasi
Subvokalisasi ini adalah suara yang biasa “ikut membaca”
di dalam pikiran kita. Jadi waktu kita membaca, di dalam pikiran
kita seperti ada suara yang menyuarakan bacaan itu.
g. Langkah-langkah di dalam Membaca
Berdasarkan beberapa referensi yang telah dibaca oleh
admin, langkah-langkah membaca dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
1) Pramembaca
Tahap Pramembaca Tahap pramembaca merupakan tahap
yang dilakukan sebelum membaca. Tahap ini mencakup banyak
hal, antara lain: penentuan tujuan membaca, penentuan apa
yang akan dibaca, persiapan mental (psikologi), persiapan fisik,
dan lain-lain.
Sebelum melakukan kegiatan membaca, seorang pembaca
terlebih dahulu harus menentukan apa tujuan yang ingin dicapai
dari kegiatan membaca. Setelah menentukan tujuan, barulah
kita bisa menentukan apa yang akan dibaca. Misalnya
seseorang memiliki tujuan membaca untuk menambah referensi
penulisan Karya Tulis Ilmiah tentang Analisis Kekhilafan

xxvii
dalam Belajar Bahasa Kedua. Tentunya kita akan mencari
bahan bacaan yang sesuai dengan judul tersebut.
Dalam proses pencarian bahan bacaan ini, seorang pembaca
biasanya melakukan membaca memindai (skimming) untuk
mencari bacaan yang sesuai dalam sebuah buku. Dengan alasan
inilah, banyak ahli yang mengatakan bahwa membaca
memindai (skimming) termasuk dalam tahap Pra Membaca.
Selain hal-hal di atas, seorang pembaca juga perlu
menyiapkan mental dan fisiknya sebelum melakukan kegiatan
membaca. Dalam persiapan ini, pembaca harus berusaha
menenangkan diri dan memusatkan konsentrasi. Pembaca juga
perlu menyiapkan fisik yang sehat dan segar. Sikap badan yang
tepat akan memengaruhi konsentrasi dan kelancaran membaca.
2) Membaca
Tahap ini merupakan tahapan inti dalam kegiatan
membaca. Tahap ini melibatkan beberapa aspek, yaitu:
1. Keterampilan yang bersifat mekanis Aspek ini mencakup
beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengenalan bentuk huruf 2.
Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, morfem, frase,
klausa, kata, kalimat, dan lain-lain); 3. Pengenalan
hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan
menyuarakan bahan tertulis); 4. Kecepatan membaca ke
taraf lambat.
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman Aspek ini
mencakup beberapa hal sebagai berikut: 1. Memahami
pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal); 2.
Memahami siginifikansi/makna (a.l. maksud dan tujuan
pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi
pembaca); 3. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk); 4.
Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah
disesuaikan dengan kondisi.
3) Pascamembaca

xxviii
Tahap pascamembaca merupakan tahap yang dilakukan
setelah kegiatan membaca. Tahap ini penting dilakukan untuk
melihat sejauh mana pemahaman pembaca terhadap bacaan
yang dibaca. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
1. Menjawab pertanyaan yang sesuai dengan bahan bacaan,
2. Menceritakan apa yang telah dibaca kepada orang lain,
atau
3. Menuliskan kembali apa yang telah dibaca.

C. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran. Setiap guru tentu mempunyai tujuan akhir
yang harus dicapai. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah hasil
belajar siswa lebih baik dari sebelumnya. Bloom (Sudjana, 2013: 22)
mengelompokkan macam-macam hasil belajar secara umum menjadi tiga
ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Pada
artikel ini tentu saya hanya membahas pengertian dari hasil belajar itu
sendiri berdasarkan pendapat dari ahli.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu
setelah proses pembelajaran berlangsung, yang dapat memberikan
perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan
keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut
para ahli ada beberapa pendapat tentang pengertian dari hasil belajar, yaitu
menurut:
Davis (dalam Slameto, 2003: 49) berpendapat "Hasil belajar adalah
pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil pembelajaran".
Arikunto (2009: 133) mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah
hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam
perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur”.

xxix
Sudjana (2013: 22) mengatakan, “Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”.
Arifin (2010: 303) juga mengatakan “Hasil belajar yang optimal
dapat dilihat dari ketuntasan belajarnya, terampil dalam menggerjakan
tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap pelajaran”.
Jihad dan Haris (2010:15) mendefinisikan, “Hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar
mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran”.
Hasil belajar merupakan penilaian dari proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar juga dapat diartikan hasil
dari proses kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui apakah suatu
program pembelajaran yang dilaksanakan telah berhasil atau tidak, yang
didapat dari jerih payah siswa itu sendiri sesuai kemampuan yang ia
miliki. Jadi dapat diartikan bahwa hasil belajar merupakan usaha sadar
yang dicapai oleh siswa dengan pembuktian untuk mendapatkan umpan
balik tentang daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang ditandai
dengan peningkatan atau penurunan hasil belajar dalam pembelajaran.
a. Faktor menurunnya atau meningkatnya hasil belajar?
Siswa atau peserta didik tidaklah memiliki latar belakang dan
kehidupan sosial yang sama. Ada yang senang bergaul namun ada juga
yang pendiam. Ada yang berasal dari keluarga kaya namun banyak
juga dari keluarga yang kurang mampu. Perhatian yang diberikan
orang tua dan keluarga terhadap proses belajar anak sedikit banyak
akan mempengaruhi hasil belajar anak, baik itu secara langsung
maupun tidak.
Namun perlu diingat bahwa hasil belajar siswa tidak hanya
dipengaruhi oleh perhatian dari keluarga saja, akan tetapi banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa ahli
telah mengemukakan pendapatnya tentang hal ini. Faktor yang
mempengaruhi belajar maupun hasil belajar yang dicapai seorang

xxx
individu yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor intern) maupun dari luar
diri (faktor ekstern).
Noeh Nasution, dkk (dalam Syaeful Bahri Djamarah, 2002: 143)
menyatakan bahwa faktor intern dan faktor ekstern dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1) Faktor Intern, meliputi: faktor fisiologi (kondisi fisiologi dan
kondisi panca indera) dan faktor psikologis (minat, kecerdasan,
bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif).
2) Faktor Ekstern, meliputi: faktor lingkungan (lingkungan alami
dan lingkungan sosial budaya), dan faktor instrumental
(kurikulum, program, sarana, fasilitas, dan guru).

Dari pendapat di atas tentang faktor yang mempengaruhi hasil


belajar dapat kita tarik sebuah simpulan bahwa secara umum hasil belajar
dapat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor intern (berasal dari pribadi
siswa itu sendiri), dan faktor ekstern (berasal dari luar pribadi siswa).
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, dilakukan evaluasi belajar atau
penilaian yang merupakan tindak lanjut untuk mengukur tingkat
penguasaan siswa. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian
(formatif), nilai ulangan tengah semester (sub sumatif), dan nilai ulangan
semester (sumatif).

D. Metode Classroom Reading


Program Classroom Reading Program adalah sebuah program
untuk meningkatkan minat dan kemampuan membaca pada siswa sekolah
dasar. Classroom Reading Program pertama dikenalkan di Indonesia pada
awal tahun 2010 melaui Program membaca di kelas oleh DBE 2 USAID.
Di Indonesia program ini disebut “Program Membaca di Kelas.” (modul
Classroom Reading Program, 2010).

1. Langkah-langkah Menerapkam Program Membaca di Kelas

xxxi
Menurut kamus Bahasa Inggris Drs Sandy Putra mengartikan
istilah Classroom berarti ruang kelas atau ruang belajar di suatu
sekolah, kata Raeading berarti membaca dan Program berarti rencana
atau daftar kegiatan, jika digabungkan tiga kata tersebut menjadi
Classroom Reading Program yang berarti Program Membaca di Kelas.
Pada program ini Classroom Reading Program diartikan program
membaca di kelas.
Dalam menjalankan kegiatan Classroom Reading Program
memiliki tiga langkah yang disebut (Three steps to implement a
program to read in class ) yaitu ; 1) Mengenalkan buku, kegiatan bisa
dilakukan guru dengan melibatkan siswa mengenal, memanfaatkan,
merawat dan menentukan aturan-aturan penggunaan buku-buku di
dalam kelas. 2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan/ buku-buku bacaan yang tersedia di dalam kelas.
Penggunaan buku tidak terpancang pada buku materi pelajaran tetapi
buku-buku bacaan yang sudah dikelompokan ke dalam mata pelajaran
; 3) Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan
kreativitas siswa.

2. Meningkatkan Minat Baca melalui Classroom Reading Program.


Classroom Reading Program adalah program membaca di
kelas yang sistimatis dan terstruktur yang sangat mudah diterapkan
guru di dalam kelas. Program membaca di kelas dirancang dan
disesuaikan dengan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Aktivitas yang dilakukan merangsang siswa berfikir
tingkat tinggi. Alat peraga yang digunakan sederhana, mudah didapat
dan dekat dengan lingkungan anak. Adapun bagaimana program
dijalankan, di bawah ini secara rinci penulis sajikan secara urut.
Tahap I Mengenalkan Buku
Pada kegiatan ini siswa diajak mendiskusikan tentang prosedur
perawatan buku. Kegiatan awal yang bisa melibatkan siswa ketika
sekolah menerima atau membeli buku baru adalah iventarisasi,

xxxii
memberi sampul, membangun tata tertib, memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pelanggaran tata tertib, mempromosikan buku,
melakukan survey awal minat membaca siswa, memulai membaca
ringan dengan berpasangan dan mencoba meminjam buku bacaan
dengan menulis buku pinjaman.

Tahap II Menggunakan Buku – Buku Bacaan untuk


Diintegrasikan pada Kegiatan Pembelajaran dan Kegiatan
Pembiasaan di Sekolah
Menggunakan buku – buku bacaan sebagai referensi dan
penunjang materi pada kegiatan belajar mengajar.
Pada kegiatan ini guru bersama siswa mengklasifikasi jenis
buku – buku bacaan berdasarkan kelompok mata pelajaran di
antarannya kelompok agama dan budi pekerti, kelompok pengetahuan
alam, kelompok sosial dan seni budaya, kelompok bahasa dan
kelompok matematika. Setelah selesai mengelompokkan kegiatan
selanjutnya adalah menggunakan buku-buku tersebut untuk referensi
pembelajaran dan menjadi materi pembahasan dalam diskusi-diskusi
siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Siswa bisa
menggunakan buku-buku sesuai dengan selera namun tetap pada
kelompok mata pelajaran tertentu sesuai jadwal.
Agar kegiatan ini dapat membawa siswa dalam situasi belajar
maka pembelajaran dirancang menggunakan model pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Perangkat
pembelajaran harus dipersiapkan secara rinci, lengkap, murah, dekat
dengan lingkungan dan menantang imajinasi siswa. Supaya bisa
diukur keberhasilannya, setiap pembelajaran harus mengahsilkan
produk belajar, meskipun tidak berupa nilai.
Implementasi pembelajaran dilaksanakan menggunakan
skenario yang membuat siswa memncapai tingkat kognisi tertinggi
yaitu tingkat menciptakan sejalan dengan teori belajarTaxonomi
Bloom. Kognisi tingkatan tertinggi dalam kegiatan membaca adalah

xxxiii
ketika siswa berhasil menciptakan bentuk atau sesuatu yang dapat
ditunjukkan sebagai hasil karya tertinggi waktu selesai pembelajaran.
Menggunakan buku-buku bacaan untuk kegiatan pembiasaan
di sekolah. Kegiatan membaca bisa dibuat menjadi agenda rutin
sekolah contohnya membaca hening berkesinambungan (Sustained
Silent Reading). Kegiatan ini bisa dilakukn satu atau dua kali dalam
satu minggu. Waktu yang bisa dimanfaatkan misalnya setelah upacara
bendera hari Senin atau setelah melakukan kegiatan senam pagi di
sekolah. Waktu yang dibutuhkan 10-15 menit. Pelaksanaannya semua
guru, kepala sekolah karyawan dan siswa melakukan kegiatan
membaca bersama. Kegiatan ini orang tua siswa juga diminta untuk
membangun kegiatan membaca dirumah. Jadwal kegiatan, jenis-jenis
kegiatan yang diminta.
Kegiatan pembiasaan yang lain adalah terciptanya budaya
piket mengelola perpustakaan mini di dalam kelas. Kegiatan ini
meliputi pelayanan kepada teman yang pinjam buku, pencatatan buku-
buku administrasi perpustakaan, ketertiban menata buku-buku dan
bertanggungjawab terhadap masalah-masalah tentang pengelolaan
perpustakaan.

Tahap III Menciptakan kegiatan membaca yang dapat


meningkatkan kreativitas
siswa
Membaca akan membosankan jika siswa tidak diberi
tantangan, membaca juga akan lebih hidup jika selesai membaca siswa
dapat menyimpulkan dan mewujudkan dari apa yang sudah dibaca.
Untuk itu perlu diciptakan kegiatan membaca yang merangsang
tumbuhnya ide – ide siswa. Beberapa point yang harus di ingat adalah
tujuan pengadaan buku di dalam kelas adalah untuk memberikan
akses kepada siswa agar dapatmembaca buku dengan mudah. Tentu
saja hal ini banyak tantangannya. Sehingga sangat penting untuk

xxxiv
selalu mengacu pada tata tertib penggunaan buku yang telah di bahas
sebelumnya.
Kegiatan selanjutnya adalah melibatkan siswa untuk
mengelola perpustakaan mini di dalam kelas. Kegiatan ini melibuti,
inventarisasi buku, catatan peminjaman dan jurnal membaca harian.
Yang tidak kalah penting adalah kegiatan piket kerja dalam mengelola
perpustakaan.
Untuk lebih menguatkan budaya baca bagi siswa perlu kiranya
melibatkan orang tua. Kegiatan tersebut bisa berupa menciptakan
budaya baca di rumah, mengadakan bazar buku, pameran buku, lomba
– lomba yang berkaitan dengan program membaca.

3. Model Membaca Bawah Atas


Model membaca bawah atas (MMBA) atau bottom-up
merupakan model membaca yang bertitik tolok dari pandangan bahwa
yang mempunyai perang penting (primer) dalam kegiatan atau proses
membaca adalah struktur bacaan, sedangkan struktur pengetahuan
yang dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai perang sampingan
(sekunder) .
Dalam kegiatan membaca dengan model membaca bawah atas
(MMBA) pembaca bergantung sekali pada bacaan. Dalam membaca,
pembaca melakukan penyandian kembali simbol-simbol tertulis
sehingga mata pembaca selalu menatap bacaan. Hasil penyandiaan
kembali dikirim ke otak melalui syaraf pisual yang ada dimata untuk
dipahami. Karena sistem dan cara kerja berawal dan bergantung pada
bacaan yang berada di bawah dan baru dikirim ke otak yang berada di
atas, sistem membaca seperti itu dinamakan membaca bawah atas.
b. Teknik Skema
Menurut teori skema, memahami suatu tesk merupakan suatu
proses interaktif antarlatar belakang pengetahuan pembaca dengan
teks. Pemahaman yang efisien mensyaratkan kemampuan pembaca

xxxv
menghubungkan materi teks dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya.
Teori skema adalah pengetahuan disimpan dalam suatu paket
informasi, atau skema yang terdiri atas konstruksi mental gagasan
kita. Teori ini lebih menunjukkan bahwa pengetahuan kitaitu tersusun
dalam suatu skema yang terletak dalam ingatan kita.
Skema merupakan salah satu teknik yamg membaca yang
mementingkan pengetahuan awal pembaca. Pengetahuan yang telah
dimiliki pembaca dapat digunakan sebagai batu loncatan dalam
memahami tesk bacaan. Dengan menhubungkan pengetahuan serta
pengalaman yang dimiliki pembaca akan diperoleh hasil pemahaman
terhadap bacaan yang optimal.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

xxxvi
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
a. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan dilakukan di kelas I SDN 7 Rawajitu Utara
Kecamatan Rawajitu Utara KabupatenMesuji, dengan jumlah siswa 20
orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
Dengan Tema “Binatang” pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru harus
memperhatikan karakteristik siswa, latar belakang keluarga dan tahap
perkembangan psikologisnya sehingga dalam implementasinya pada
pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna bagi siswa.

b. Tempat
Lokasi pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yang
penulis laksanakan adalah disalah satu SD yang berada di Desa
Telogorejo Kecamatan Rawajitu Utara Kabupaten Mesuji tepatnya di
SDN 7 Rawajitu Utara.
- Sekolah yang digunakan penulis dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran adalah di SDN 7 Rawajitu Utara. Karena penulis
merupakan salah satu personil guru di SD tersebut.
- Kelas yang digunakan dalam pelaksanaan pebaikan pembelajaran
adalah di kelas I dengan jumlah murid sebanyak 20 siswa.
- Mata pelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan perbaikan ini
adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus,
yaitu siklus 1 dilaksanakan pada tanggal senin, 06 februari 2023 dan
siklus 2 dilaksanakan pada tanggal senin, 08 mei 2023, dengan waktu
pelaksanaan sebagai tertera dalam tabel 3.1

Tabel 3.1
xxxvii
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
No Hari/Tanggal Mata Pelajaran Keterangan
senin, 06 februari
1. Bahasa Indonesia Siklus I
2023
2. senin, 08 mei 2023 Bahasa Indonesia Siklus II

B. Deskripsi prasiklus
1. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas menunjukan
bahwa program perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini
adalah langkah-langkah persiapan yang perlu dilakukan sebelum
memulai proses pembelajaran :
a. Membuat skenario pembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan penulis sesuai
dengan rencana perbaikan pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode latihan.
c. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan tindakan.
d. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru maupun
bagi siswa.
e. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 1.

Sebelum melaksanakan perbaikan, dilakukan langkah-langkah


sebagai berikut :
a. Menentukan teman sejawat.
Teman sejawat berperan membantu mengobservasi jalannya
proses perbaikan pembelajaran dari setiap siklus, yang sekaligus
sebagai teman berdiskusi. Sedangkan identitas teman sejawat yang
menjadi pilihan penulis adalah :
Nama :Suyati, S.Pd.SD

xxxviii
Jabatan : Guru SDN 7 Rawajitu Utara
Pendidikan : S.1

b. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan teman


sejawat :
1) Mengadakan pertemuan jika menemukan masalah.
2) Menentukan sasaran yang akan diobservasi sesuai dengan fokus
perbaikan.
3) Mengobservasi jalannya proses perbaiakan pembelajaran
4) Melaporkan hasil pengamatan selama pembelajaran.
c. Menyusun skenario pembelajaran sebanyak 2 siklus
d. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang menunjang perbaikan
pembelajaran
e. Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PTK dilakukan saat
proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan perbaikan mata
pelajaran Bahasa Indonesia Siklus 1 dilakukan melalui empat tahapan
kegiatan yaitu :
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pelaksanaan dan pengumpulan data
4. Tahap refleksi
Siklus 1 dilakukan pada senin, 06 februari 2023 dengan
kompetensi membaca dongeng. Pada tahapan inilah guru
melaksanakan langkah-langkah kegiatan :
 Langkah-langkah Pembelajaran
- Kegiatan awal (10 menit)
a) Siswa memberi salam kepada guru
b) Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan
menanyakan kabar mereka

xxxix
c) Guru menanyakan kehadiran siswa Siswa dan guru berdoa
berama
d) Guru memberi acuan tentang materi yang akan dipelajari
hari ini
e) Guru memberi apersepsi tentang materi yang akan dipelajari
hari ini melalui sebuah cerita
f) Guru memberi motivasi kepada siswa agar giat belajar
g) Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang kegiatan
yang akan dilakukan hari ini

- Kegiatan Inti ( 50 menit )


Eksplorasi
1. Siswa dan guru bertanya jawab tentang Siswa Metode
Clasroom Reading.
2. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru tentang Metode
Clasroom Reading.
3. Siswa membaca buku tentang dongeng
4. Siswa melihat demonstrasi tentang membaca buku literasi
yang asyik

Elaborasi
1. Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan anggota tiap
kelompok berjumlah 4 orang
2. Siswa mendapatkan buku cerita dongeng dari guru
3. Siswa membaca buku cerita dongeng dari guru kemudian
berdiskusi bersama dengan kelompoknya
4. Siswa menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas
5. Siswa membacakan hasil kerja kelmpok didepan kelas
6. Siswa memberikan pendapat tentang hasil kerja kelompok
lain
7. Siswa memberikan pendapat tentang cara membaca yang
dilakukan kelompok lain

xl
Konfirmasi
1. Siswa dan guru bersama-sama membahas hasil kerja siswa
2. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang
telah dipelajari hari ini
3. Siswa mengerjakan soal evaluasi
4. Guru mengoreksi soal evaluasi
5. Guru memberi penguatan kepada siswa

- Kegiatan Akhir ( 10 menit )


1. Siswa mendapatkan pekerjaan rumah dari guru
2. Guru menutup pembelajaran dan berdoa bersama

 Media, Sumber dan Metode Pembelajaran


a. Media
 Buku bacaan
 Perpustakaan
b. Sumber belajar
Adelina, novilia dkk. 2016. Tema 5 pengalamanku buu
temATIK terpadu kuriklm 2013: buku siswa SD/MI kelas I.
Pusat kurikulum dan pembukuan kemendikbud.

3. Pengamatan
a. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam penelitian metode merupakan faktor yang sangat
penting yang menjadi tonggak berhasil atau tidaknya suatu
penelitian. Penggunaan metode yang tepat dan sesuai dengan
masalah dalam penelitian akan membuahkan hasil yang sempurna
serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Disamping itu
kesalahan-kesalahan yang terjadi saat penelitian dapat dikurangi
seminimal mungkin.
Teknik dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data
sebagai berikut :
1. Teknik pengamatan partisipatif.

xli
Guru sambil melaksanakan tugas mengajar, melaksanakan
tindakan, juga melakukan pengamatan terhadap kelas dan
siswanya. Alat yang dapat digunakan dalam teknik pengamatan
ini adalah
1) Pedoman observasi (formulir atau lembar pengamatan dan
daftar cek),
2) Catatan lapangan (catatan tentang peristiwa yang dianggap
penting)
2. Teknik wawancara, secara bebas atau terstruktur dengan
menggunakan alat pedoman / panduan wawancara.
3. Teknik pengamatan dan analisis data dokumen, misalnya : daftar
hadir, satuan pelajaran (RPP), hasil karya siswa, hasil karya
guru.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode-metode


sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dengan tujuan
mengumpulkan data yang valid dan akurat yang diperlukan
untuk menjawab masalah tertentu yang timbul dalam penelitian.
Observasi ini bertumpu pada proses dan hasil serta pengaruh
pembelajaran yang dilakukan sebagai tindakan perbaikan
terhadap siswa. Pengaruh serta proses yang telah diamati,
diidentifikasai kemudian hasilnya akan digunakan untuk
menyususn kembali langkah-langkah perbaikan.

b. Tes Mengukur Kemampuan Siswa


Tes merupakan alat ukur kemampuan yang berupa
seperangkat pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur apakah materi yang diberikan sudah atau belum
berhasil. Menurut Arikunto (1985 : 105) tes adalah pertanyaan
atau latihan dan alat lain yang digunakan untuk mengukur

xlii
keterampilan, pengetahuan, intelejensi, atau bakat-bakat yang
dimiliki individu atau kelompok. Oleh karena itu, peneliti
menggunakan tes prestasi dalam penelitian ini guna mengetahui
sejauh mana keterampilan siswa tentang materi yang di bahas
serta mengukur tingkat pencapaian seorang siswa setelah
mempelajari sesuatu.
Instrumen-instrumen yang digunakan peneliti dalam tes
adalah sebagai berikut :
1. Rencana perbaikan pembelajaran
2. Lembar Pengamatan Siswa
3. Lembar Observasi Guru
4. Lembar Kegiatan Siswa
5. Lembar Evaluasi Akhir

4. Refleksi
a) Refleksi Terhadap Proses Perbaiakan Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan hasil renungan penelitian
setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata
pelajaran bahasa Indonesia siklus 1, kami berdiskusi untuk
merefleksi terhadap pembelajaran, maka teridentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang
telah dilaksanakan sebagai berikut :
a. Kekuatan
1) Berdasarkan pengamatan hasil renungan penelitian
setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada
mata pelajaran bahasa Indonesia siklus 1, tentang
“membaca dongeng” dengan menggunakan metode
latihan yaitu tahap aspek yang diobservasi, yaitu 9
tahap aspek yang telah diobservasi, 6 tahap aspek
sudah menunjukan baik/terlaksanan sedangkan 3
tahap yang masih harus diperbaiki.

xliii
2) Dengan mengunakan metode latihan, maka berhasil
untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa
terhadap materi pembelajaran tentang “membaca
dongeng”.
b. Kelemahan
a) Siswa masih bingung dalam mengerjakan soal latihan.
b) Guru kurang melibatkan siswa untuk mencari
informasi.
c) Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas latihan
belum optimal.
d) Masih ada siswa yang ragu-ragu dalam bertanya atau
menjawab pertanyaan yang dilakukan guru.
c. Refleksi Guru
Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan,
berhasil menemukan kekuatan dan kelemahan guru dalam
proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Kekuatan
Melakukan hal-hal yang harus dilakukan dan
diperhatikan dalam pembelajaran yang berguna untuk
meningkatkan keprofesionalan guru dalam mengajar
serta melaksanakan siklus berikutnya.
2. Kelemahan
a) Target mengerjakan soal-soal latihan melalui
bimbingan guru belum tercapai.
b) Guru masih mendominasi siswa dalam latihan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan siklus
Pebahasan setiap siklus
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

xliv
Simpulan
Saran Tindak Lanjut
DAFTAR PUSTAKA

xlv

Anda mungkin juga menyukai