Anda di halaman 1dari 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH

(PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUK KREATIF DAN
KEWIRAUSAHAAN (PKK) DI KELAS XI TKJ SMK NEGERI 1
SUKAWATI TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

OLEH:

ROSALIA NIRMALA

NIM: 2019III20019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MAHADEWA INDONESIA
2023

1
Logo Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUK KREATIF DAN
KEWIRAUSAHAAN (PKK) DI KELAS XI TKJ SMK NEGERI 1
SUKAWATI TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada
Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
Untuk Memenuhi Salah Satu Persaratan Dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Ekonomi

Oleh

Rosalia Nirmala

NIM 2019.III.2.0019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MAHADEWA INDONESIA
2023
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN
MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI
GELAR SARJANA PENDIDIKAN

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Ida Bagus Oka Sudarsana, M.Pd Ni Luh Putu Yesy Anggreni, S.Pd.,M.Pd
NIP. 19590110 198603 1 002 NIDN. 0828039102
Skripsi oleh Rosalia Nirmala ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 30 Maret 2023

Dewan penguji,

(Putu Diah Asrida, SE.,M.Si.,Ak.,CA) (Ketua)


NIDN.0813078604

Drs. Ida Bagus Oka Sudarsana, M.Pd (Anggota)


NIP. 19590110 198603 1 002

Ni Luh Putu Yesy Anggreni, S.Pd.,M.Pd (Anggota)


NIDN. 0828039102
Diterima oleh panitia ujian fakultas keguruan dan ilmu pendidikan

Universitas PGRI mahadewa indonesia

Guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan

Pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Ketua Ujian, Sekretaris Ujian

(..............................) (...............................)

Menegaskan

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Komang Indra Wirawan, S.Sn.,M.Fil.H


IDN. 0817018402
PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan
Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan
(PKK) di Kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana pendidikan
pada Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. Dalam menyelesaikan skripsi ini,
penulis banyak mendapat bantuan baik berupa moral maupun material dari
berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Drs. I Gusti Bagus Arthanegara, S.H., M.Pd selaku Ketua YPLP PT IKIP
PGRI Bali, atas fasilitas belajar yang telah di berikan
2. Dr. I Made Suarta, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas PGRI
Mahadewa Indonesia atas kebijakan-kebijakan akademik yang dirumuskan
sehingga dapat terselesaikan studi ini.
3. Dr. Komang Indra Wirawan, S.Sn., M.Fil.H selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas motivasi dan fasilitas yang diberikan
sehingga penulis bisa menyelesaikan studi sesuai dengan rencana.
4. Putu Diah Asrida, SE.,M.Si.,Ak.,CA Selaku Ketua Progran Studi
Pendidikan Ekonomi atas motivasi yang diberikan dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Drs. Ida Bagus Oka Sudarsana, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I atas
bimbingan, petunjuk, solusi dan saran yang diberikan selama proses
bimbingan berlansung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Ni Luh Putu Yesy Anggreni, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II
atas bimbingan, petunjuk, solusi dan saran yang diberikan selama proses
bimbingan berlansung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7. Staf dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah bersedia memberikan bantuan
dan motivasi yang sangat berharga dalam menyelesaikan skripsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
8. Mahasiswa di lingkungan Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah bersedia memberikan bantuan
dan motivasi yang sangat berharga dalam menyelesaikan skripsi ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam skripsi ini masih
jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu demi kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan segala kritik maupun
saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua khususnya bagi pengembangan
dunia pendidikan.

Denpasar, 30 Juni 2023


Penulis

Rosalia Nirmala
NIM: 2019.III.2.0019
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul Skripsi
Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi
Lembar Persetujuan Dosen Penguji Skripsi
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Panitia Ujian Skripsi
Prakata
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Abstrak

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Hasil Penelitian

BAB II KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori dan Penelitian Relevan


2.1.1 Model Pembelajaran
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran
2.1.1.2 Pengertian Model Pembelajaran
2.1.1.3 Jenis-Jenis Model Pembelajaran
2.1.2 Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving)
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving)
2.1.2.2 Tujuan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving)
2.1.2.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan
Masalah (Problem Solving)
2.1.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
2.1.3 Hasil Belajar
2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar
2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
2.2 Penelitian Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
3.3.2 Objek Penelitian
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Refleksi Awal
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
3.4.2.1 Siklus I
3.4.2.2 Siklus II
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Metode Observasi
3.5.2 Metode Test
3.5.3 Metode Dokumentasi
3.6 Teknik Analisis Data
3.7 Kriteria Keberhasilan Peserta Didik

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian


4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya SMK Negeri 1 Sukawati
4.1.2 Identitas Sekolah
4.1.3 Visi dan Misi SMK Negeri 1 Sukawati
4.1.4 Hasil Refleksi Awal
4.2 Deskripsi Hasil Tidakan Tiap Siklus
4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
4.2.1.1 Siklus I Pertemuan Pertama
4.2.1.2 Siklus I Pertemuan Kedua
4.2.1.3 Siklus I Pertemuan Ketiga
4.2.1.4 Siklus I Pertemuan Keempat
4.2.1.5 Evaluasi Siklus I
4.2.1.6 Refleksi Siklus I
4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
4.2.2.1 Siklus II Pertemuan Pertama
4.2.2.2 Siklus II Pertemuan Kedua
4.2.2.3 Siklus II Pertemuan Ketiga
4.2.2.4 Siklus II Pertemuan Keempat
4.2.2.5 Tahap Observasi dan Evaluasi
4.2.2.6 Refleksi Siklus II
4.3 Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1 Pembahasan Hasil Aktivitas Siswa Siklus I dan II
4.4.2 Pembahasan Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan
5.1.1 Pratindakan/Refleksi Awal
5.1.2 Siklus I
5.1.3 Siklus II
5.2 Implikasi
5.3 Saran
DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Siswa
Kelas XI SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
Tabel 1.2 Data Awal Hasil Belajar Produk Kreatif Dan Kewirausahaan
Siswa Kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran
2022/2023
Tabel 3.1 Aktivitas dan Keterlibatan Siswa
Tabel 3.2 Kriteria Skor Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.3 Kriteria Skor Nilai Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 4.1 Data Aktivitas Siswa Kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun
Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.2 Data Awal Hasil Belajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan Siswa
Kelas XI TKJ Semester Genap SMK Negeri 1 Sukawati Tahun
Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.3 Klasifikasi dan Persentase Hasil Belajar Produk Kreatif dan
KewirausahaanSiswa Kelas XI TKJ Semester Genap SMK Negeri 1
Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.4 Data Aktivitas Siklus 1 Siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati
tahun pelajaran 2022/2023
Tabel 4.5 Hasil Belajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan Siklus 1 Siswa Kelas
XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.6 Klasifikasi dan persentase belajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan
siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati pada siklus 1 tahun
pelajaran 2022/2023
Tabel 4.7 Data Aktivitas Siklus II Siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati
tahun pelajaran 2022/2023

Tabel 4.8 Hasil Belajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan Siklus II Siswa Kelas
XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.9 Klasifikasi Persentase Hasil Belajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Siklus II Siswa Kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran
2022/2023
Tabel 4.10 Klasifikasi Persentase Ketuntasan Siklus II Siswa Kelas XI TKJ SMK
Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Rata-Rata Data Awal Dengan Siklus I kelas XI
TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.1 Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Data Awal Dengan Siklus
I kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.13 Perbandingan Nilai Rata-Rata Siklus I Dengan Siklus II kelas XI TKJ
SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.14 Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Antara Siklus I Dengan
Siklus II kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran
2022/2023
Tabel 4.15 Rekap Aktivitas Siswa Kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun
Pelajaran 2022/2023
Tabel 4.16 Pembahasan hasil tes pada Pra Siklus, Siklus I dan II Siswa kelas XI
TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


Gambar 3.1 Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUK KREATIF DAN
KEWIRAUSAHAAN (PKK) DI KELAS XI TKJ SMK NEGERI 1
SUKAWATI TAHUN PELAJARAN 2022/2023.

Oleh
Rosalia Nirmala, NIM 2019.III.2.0019
Jurusan Pendidikan Ekonomi

ABSTRAK

Pendidikan merupakan hal yang sagat penting dalam upaya mencerdaskan


kehidupan bangsa dan menjadi tolak ukur kualitas diri seseorang. Berdasarkan
observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Sukawati di kelas XI TKJ dapat
diketahui rendahnya hasil belajar siswa disebakan oleh hal-hal seperti kurangnya
konsentarsi siswa dalam menerima pembelajaran di dalam kelas, kurangnya
ketertarikan siswa dalam mengikuti mata pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan, kurangnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan, serta kurangnya variasi model
pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu hasil belajar Produk Kreatif dan
Kewirausahaan siswa kelas XI TKJ banyak yang belum mencapai KKM. Maka
peneliti menggunakan model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem
Solving) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Peneliti bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Produk Kreatif dan
Kewirausahaan siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati melalui penerapan
model pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) tahun pelajaran
2022/2023. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan dua siklus, dimana pada setiap siklus terdiri dari empat kali
pertemuan, tiga kali pertemuan pemaparan materi dan satu kali pertemuan untuk
evaluasi hasil belajar siswa. subjek penelitian ini adalah kelas XI TKJ SMK
Negeri 1 Sukawati tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 27 siswa. Objek
penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving) untuk meningkatkan hasil belajar Produk Kreatif dan
Kewirausahaan siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati.
Hasil refleksi awal sebelum diterapkan model pembelajaran pemecahan
mmasalah (problem solving) dari jumlah siswa kelas XI TKJ sebanyak 27 orang
siswa yang sudah memenuhi kategori tuntas sebanyak 11 orang siswa dan yang
belum tuntas sebanyak 16 orang siswa dengan total nilai 1.936 dan nilai rata-rata
71,70 dengan daya serap 72% dan ketuntasan belajar mencapai 40,74%. Pada
siklus I skor rata-rata hasil belajar siswa 74,18 (2.003÷27) dengan daya serap
74,18% (74,18÷100×100%) dan ketuntasan belajar mencapai 62,96%
(17÷27×100%). Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 81,37 (2.197÷27)
dengan daya serap siswa sebesar 81,37% (81,37÷100×100%) dan ketuntasan
belajar adalah 100%. Berdasarkan siklus I dan siklus II nilai rata-rata hasil belajar
siswa mengalami peningkatan.
Dari penjabar hasil siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui bahwa
dengan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)
dapat meningkatkan hasil belajar Produk Kreatif dan Kewirausahaan kelas XI
TKJ SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving), Hasil


Belajar
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kepribadian manusia, yang
memungkinkan tumbuh dan berkembangnya semua potensi dan sumber daya yang
dimiliki oleh seseorang. Pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu pada diri setiap individu untuk
mengembangkan diri, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi
akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perbaikan dalam sistem
pendidikan harus dilakukan, mengingat jenjang pendidikan tingkat lanjut
merupakan suatu yang mendasar bagi setiap warga negara untuk dapat meraih
kehidupan yang lebih baik. Pendidikan adalah “menggalihkan nilai-nilai,
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan kepada generasi muda sebagai usaha
generasi tua dalam menyiapkan fungsi hidup generasi selanjutnya, baik jasmani
maupun rohani” (Kurniawan, 2017:26).
Pendidikan juga memberikan dukungan yang sangat besar terhadap
kemajuan bangsa dan merupakan sarana dalam membangun intelektual suatu
bangsa. Terlebih di era globalisasi sekarang dimana persaingan sangat ketat.
Untuk itu, di Indonesia sedang digalakkan pendidikan yang dipersiapkan dalam
menghadapi era yang semakin canggih agar negeri ini tidak ketinggalan jauh
dengan negara lain. Seperti yang tertuang dalam UU NO.20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional dijelaskan mengenai pengertian pendidikan sebagai
berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Mutu pendidikan yang berkualitas yaitu memiliki misi dan target mutu yang
ingin dicapai, pengembangan kurikulum yang bersifat rasional, memiliki
kualitas kepemimpinan, guru serta staf sekolah yang berkualitas, sarana
prasarana yang memadai guna menunjang proses pembelajaran serta
komunikasi dan dukungan intensif dari keluarga atau masyarakat.

Untuk itu, Pendidikan sangatlah penting karena tanpa adanya pendidikan


manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan adanya
pendidikan manusia akan memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta perilaku
yang lebih baik dalam proses belajar sehingga menimbulkan suatu perubahan
perilaku dimana peserta didik yang dulunya belum tahu akan menjadi tahu. Selain
itu, pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam
diri peserta didik sehingga akan terjalin interaksi antara guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran.
Kualitas proses belajar mengajar sebagai salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang belajar diharapkan
mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai, sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang
berbagai faktor, misalnya: peran guru, media pembelajaran, sarana prasarana,
keterampilan, nilai, dan sikap. Faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga
berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar.
Hasil belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena hasil belajar dapat dijadikan sebagai
tolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh perubahan pada diri siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan
faktor yang paling penting dalam proses mengajar. Hasil belajar adalah
“kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan proses perolehan
pengetahuan baru yang memungkinkan adanya perubahan perilaku” (Susanto,
2014:5). Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila telah berhasil mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru sebelumnya. Setiap guru
pasti menginginkan keberhasilan dalam proses pembelajarannya, hal ini dapat
diukur melalui evaluasi yang dilakukannya. Keberhasilan atau kegagalan guru
dalam menjalankan pembelajaran banyak ditentukan oleh kecakapannya dalam
memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Guru sebagai salah
satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif
bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas.
Salah satu kegiatan yang sebaiknya dilakukan oleh guru adalah pemilihan
dan penentuan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi ajar
dalam rangka akan dipilih untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Aspek
penting dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran yang dipakai
oleh guru, karena model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa
pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan
dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Trianto, (2010:52) mendefinisikan model pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Model pembelajaran sebagai suatu kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah
sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta
didik.

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan cara
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diterapkan. Akan tetapi perlu diperhatikan dalam menerapkan model
pembelajaran di kelas, guru harus mengetahui karakter dari masing-masing siswa,
sebab siswa memiliki minat, motivasi, dan semangat yang berbeda-beda dalam
belajar. Maka dari itu model pembelajaran yang dapat dilakukan adalah model
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving). Model pembelajaran
pemecahan masalah (problem solving) adalah “model pembelajaran yang
menyajikan materi dengan menghadapkan siswa kepada persoalan yang harus
dipecahkan” (Shoimin, 2017:135).
Produk Kreatif Dan Kewirausahaan diajarkan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan lebih kepada siswa mengenai kewirausahaan, serta
diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha, karena mata
pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan di SMK Negeri 1 Sukawati tidak
hanya tentang menerapkan teori dan materi-materi saja, namun pada proses
pembelajarannya guru juga mengajarkan bagaimana siswa mempraktekkan secara
langsung, belajar berwirausaha dari hal-hal kecil untuk melatih keberanian siswa
dan memupuk mental serta minat berwirausaha mereka. Keberhasilan
pembelajaran produk kreatif dan kewirausahaan dapat dilihat dari tingkat
pemahaman, keterampilan, dan penguasaan materi serta hasil belajar siswa.
Semakin tinggi pemahaman, keterampilan, dan penguasaan materi serta hasil
belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.
Hasil belajar merupakan salah satu indikator untuk melihat sejauh mana
tujuan pembelajaran produk kreatif dan kewirausahaan di sekolah dapat tercapai.
Guru sebagai pendidik berperan sebagai fasilitator dalam membantu siswa
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang harus mereka kuasai. Untuk itu,
guru hendaknya merencanakan pembelajaran yang dapat membuat siswa siap
untuk belajar. Di sisi lain, guru juga berperan memanfaatkan potensi dan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Untuk mempermudah guru melaksanakan
perannya, dapat diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
siswa.
Berdasarkan hasil observasi tentang pembelajaran Produk Kreatif Dan
Kewirausahaan dapat diketahui bahwa rendahnya hasil belajar siswa masih
menjadi kendala di SMK Negeri 1 Sukawati. Dari data yang ditetapkan nilai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) SMK Negeri 1 Sukawati untuk mata
pelajaran Produk Kreatif Dan Kewirausahaan 75. Jurusan Produk Kreatif Dan
Kewirausahaan yang terdiri dari XI MM I, XI RPL dan XI TKJ. Pada kelas XI
MM I berjumlah 32 orang siswa, 15 orang siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM, 17 orang siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Pada kelas XI RPL
berjumlah 21 orang siswa, 9 orang siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM,
12 orang siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Sedangkan pada kelas XI
TKJ berjumlah 27 orang siswa, 16 orang siswa yang memperoleh nilai dibawah
KKM, 11 orang siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Untuk lebih jelas data
tersebut dijelaskan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.1
Data Awal Hasil Belajar Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Siswa Kelas XI
SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023

Kelas Jumlah Tidak Tuntas Total Nilai Nilai rata-


siswa tuntas rata
XI TKJ 27 16 11 1.936 71,70
XI RPL 21 9 12 1.583 75,38
XI MM 1 32 15 17 2.441 76,28
(Sumber: Ni Made Wahyuni Dewi, SE Guru Mata Pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan SMK Negeri 1 Sukawati)

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat diketahui bahwa dari kelas XI TKJ, XI
RPL, dan XI MM 1 yang mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu kelas XI TKJ.
Dari 27 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM berjumlah 16 orang dan
siswa yang memperoleh nilai yang memenuhi KKM berjumlah 11 orang, dengan
KKM yang ditentukan sekolah 75. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.2
Data Awal Hasil Belajar Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Siswa Kelas XI TKJ
SMK Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023

No Nama Nilai Keterangan


1 Dewa Putu Wiarta 75 Tuntas
2 Gde Wardika Nugraha 75 Tuntas
3 I Dewa Gede Figo Darma Adiyaksa 76 Tuntas
4 I Gede Natha Suta Purnaraga 70 Tidak Tuntas
5 I Gede Ngurah Wintara Jati Pratama 69 Tidak Tuntas
6 I Gede Yuda Priantara 75 Tuntas
7 I Kadek Adi Darmawan 68 Tidak Tuntas
8 I Kadek Randidana Nugraha 70 Tidak Tuntas
9 I Kadek Revan Purtana 68 Tidak Tuntas
10 I Ketut Okta Suastika 70 Tidak Tuntas
11 I Ketut Sastra Guna 75 Tuntas
12 I Ketut Satria Wiranata 70 Tidak Tuntas
13 I Komang Ade Kinandana Vebrinda 69 Tidak Tuntas
Prima Yoga
14 I Made Sutawan 75 Tuntas
15 I Nyoman Alvin Trinadi 70 Tidak Tuntas
16 I Putu Adi Saputra 75 Tuntas
17 I Putu Kabinawa Raesa Putra 70 Tidak Tuntas
18 I Putu Yogi Prananda 75 Tuntas
19 I Wayan Ega Permana 69 Tidak Tuntas
20 Ida Bagus Putu Putra Aditya 75 Tuntas
21 Kadek Danendra Pramana Putra 69 Tidak Tuntas
22 Komang Eko Raditya 75 Tuntas
23 Komang Odik Pramana 70 Tidak Tuntas
24 M. Syamsul Hadi Fachrijal, S 75 Tuntas
25 Ni Komang Putri Trilestari 69 Tidak Tuntas
26 Putu Raditya Adi Pratama 69 Tidak Tuntas
27 Yoga Fatiqurrahman 70 Tidak Tuntas
Jumlah 1.936
Rata-Rata 71,70
KKM 75
(Sumber: Ni Made Wahyuni Dewi, SE Guru Mata Pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan SMK Negeri 1 Sukawati)

Berdasarkan tabel 1.2 dari observasi yang dilakukan di kelas XI TKJ


menunjukan sebagain besar hasil belajar siswa masih tergolong rendah. KKM
yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu 75 dengan jumlah siswa kelas XI TKJ
sebanyak 27 orang. Sedangkan pada data awal siswa kelas XI TKJ menunjukan
bahwa hanya 11 orang siswa yang mampu mencapai KKM dan 16 orang siswa
yang belum mencapai KKM.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena kurangnya konsentrasi
siswa dalam menerima pelajaran di dalam kelas hal ini disebabkan oleh
karakteristik siswa yang berbeda-beda, karena sebagian siswa belum bisa
menerima apa yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran, disamping
itu ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran Produk kreatif dan
kewirausahaan relatif rendah sehingga siswa kurang disiplin dalam mengikuti
pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan, hal ini disebabkan karena kurangnya
variasi model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, selain itu mata pelajaran
produk kreatif dan kewirausahaan ditempatkan pada jam terakhir yang
mengakibatkan kebanyakan siswa mengantuk.
Salah satu alternatif pemecahannya yaitu menerapkan model pembelajaran
pemecahan masalah (problem solving) untuk meningkatkan hasil belajar Produk
Kreatif dan Kewirausahaan siswa. Model problem solving yaitu model
pembelajaran yang orientasinya adalah melatih siswa dalam memecahkan
masalah, baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk di pecahkan
sendiri atau secara bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Karena pada dasarnya permasalahan ini dapat diselesaikan dengan
mengembangkan alternatif pemecahan masalah yang efektif untuk mengatasi
masalah dalam pembelajaran yakni dengan menerapkan model pembelajaran yang
tepat, yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pada uraian diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan
suatu penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan
Masalah (Problem Solving) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) Di Kelas XI TKJ SMK
Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari masalah-masalah yang diuraikan di latar belakang masalah, peneliti
mengidentifikasi masalah yang terdapat di kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati
yaitu:
1. Kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran di dalam
kelas
2. Kurangnya ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran produk
kreatif dan kewirausahaan
3. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran produk
kreatif dan kewirausahaan
4. Kurangnya bervariasinya model pembelajaran yang digunakan.
5. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran produk kreatif
dan kewirauahaan.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah
yang akan diteliti yaitu mengenai: Penerapan model pembelajaran pemecahan
masalah (problem solving) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) di kelas XI TKJ SMK Negeri
1 Sukawati tahun pelajaran 2022/2023.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebuah
permasalahan yaitu:
Apakah Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem
Solving) dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produk
Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) Di Kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati
Tahun Pelajaran 2022/2023?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan deskripsi rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) di Kelas XI TKJ SMK Negeri 1
Sukawati Tahun Pelajaran 2022/2023.

1.6 Manfaat Hasil Penelitian


Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
1.6.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti mengenai
pembelajaran di sekolah serta dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan
dalam perkuliahan yang akan sangat berguna bagi peneliti sebagai calon guru.
1.6.1.1 Manfaat Teoritis
Mahasiswa dapat memperoleh pemahaman dan memperluas wawasan
mengenai berbagai model pembelajaran secara teoritis khususnya yang berkaitan
dengan implementasi model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
1.6.1.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh selama di bangku
kuliah secara langsung melalui penelitian, sehingga mahasiswa mendapat
pengalaman yang nyata di lapangan.
1.6.1.3 Manfaat Akademik
Laporan hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa untuk
memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Strata I (SI) pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI
Mahadewa Indonesia.
1.6.2 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam proses
perkembangannya, sehingga sekolah dapat menghasilkan siswa yang cerdas serta
mampu berpikir kreatif, berwawasan yang luas, memiliki antusias yang tinggi
dalam menerima dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mampu memiliki
kompetensi dalam bermasyarakat serta menjadi bahan acuan dalam mengatasi
berbagai macam permasalahan dalam dunia pendidikan.
1.6.2.1 Bagi siswa
Dengan hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat termotivasi, sehingga
siswa menjadi lebih aktif, berwawasan luas, berpikir, kreatif, serta mampu dengan
muda untuk menyerap dan menerima materi dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas.
1.6.2.2 Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk menambah
wawasan serta profesionalisme guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar
sehingga guru dapat dengan terampil untuk menerapkan berbagai model
pembelajaran, khususnya model pembelajaran pemecahan masalah (problem
solving). Sehingga guru dapat menggali hasil belajar dan pengetahuan siswa
secara maksimal serta menjadi suatu alternatif dalam proses belajar mengajar
untuk dapat menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi siswa.
1.6.3 Bagi Lembaga FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Khususnya pengembangan dan
kemajuan dalam pembelajaran produk kreatif dan kewirausahaan (PKK) dengan
pemilihan metode dan model pembelajaran yang tepat. Serta dapat menjadi dasar
dalam pengambilan kebijakan bagi kemajuan pendidikan itu sendiri.
BAB II
KAJIAN TEORETIK

2.1 Kajian Teori dan Penelitian Relevan


2.1.1 Model Pembelajaran
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh guru dan murid
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dituangkan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). “Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid” (Sagala, 2012:61).
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Fathurrohman (2015:16) menyatakan “pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.”
“Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum
terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan
tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan” (Aunurrahman,
2012:34).
Berdasarkan Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan dari
peserta didik. Sehingga tujuan dari pada pembelajaran tersebut dapat tercapai
secara optimal.
2.1.1.2 Pengertian Model pembelajaran

12
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat memilih dan
menetapkan salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan guru
dan materi yang diajarkan. Di dalam proses belajar mengajar model pembelajaran
sangat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Model pembelajaran merupakan cara atau teknik penyajian yang
dilakukan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Menurut Amri (2013:4) “Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan
pada diri siswa”.
Menurut Rusman, (2012:133) “model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain”.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan sebuah penyajian materi di dalam sebuah proses
pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk siswa yang dibentuk dalam sebuah
cara atau teknik dengan tujuan agar sebuah pembelajaran tersebut dapat tercapai.
2.1.1.3 Jenis-jenis Model Pembelajaran
Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu
penentu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Dengan demikian, guru dapat memilih jenis-jenis model pembelajaran yang sesuai
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Adapun jenis-jenis model
pembelajaran menurut pendapat Amri (2013:7) adalah sebagai berikut:
a) Contextual Teaching and Learning (CTL)
Model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)
merupakan suatu proses yang menekankan pada keterlibatan siswa
secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkan dengan kehidupan nyata.
b) Cooperative Learning
Model pembelajaran cooperative learning adalah suatu model
dimana siswa belajar dibagi dalam kelompok-kelompok yang
menekankan kerja sama antar siswa dan kelompok.
c) Problem Solving
Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran
yang mewajibkan siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui
belajar secara mandiri.
d) Inquiri
Model pembelajaran inquiri menekankan pada proses mencari dan
menemukan, materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung.
Berdasarkan jenis-jenis model pembelajaran di atas, pemilihan dan
penggunaan model pembelajaran yang tepat adalah Model pembelajaran problem
solving dimana model pembelajaran ini menyajikan materi dengan menghadapkan
siswa kepada persoalan yang harus dipecahkan. Proses problem solving
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam mempelajari,
mencari, dan menemukan sendiri informasi dan diolah menjadi konsep, prinsip,
teori, atau kesimpulan.
2.1.2 Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem solving)
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (problem solving)

Model pembelajaran pemecahan masalah merupakan salah satu model


pembelajaran yang digunakan oleh pendidik di kelas, guna membantu siswa untuk
berusaha belajar mandiri dalam memecahkan masalah dengan mengembangkan
kemampuan menganalisis dan mengelola informasi. Selain itu juga dapat
memotivasi peserta didik dalam menyelesaikan pekerjaannya sampai menemukan
jawaban-jawaban atas masalah (Problem) yang dihadapi.
Menurut Shoimin, (2017:136) “Problem solving merupakan suatu
keterampilan yang meliputi kemampuan untuk menganalisis situasi, dan
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif sehingga
dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran”.
Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran
pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah proses memikirkan dan mencari
jalan keluar bagi masalah tersebut. Model ini dapat menumbuhkan kecakapan
siswa dalam menyelesaikan masalah. Model pembelajaran problem solving
mendorong siswa untuk berpikir secara sistematis dan logis dengan
menghadapkannya terhadap masalah yang harus diselesaikan. Melalui model ini,
sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Artinya, perkembangan
siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan
psikomotorik melalui penghayatan secara internal akan masalah yang dihadapi.
Menurut Majid, (2015:213) menyatakan “problem solving merupakan
model pembelajaran berbasis masalah, yakni pembelajaran yang berorientasi
learner centered dan berpusat pada suatu masalah oleh peserta didik melalui kerja
kelompok”.
Menurut Sudarmo dan Mariyati, (2017:42) “Problem solving adalah
sebuah proses dimana seseorang berpikir sebuah cara untuk mengatasi
permasalahan yang tengah dihadapi sampai melaksanakannya agar cara tersebut
dapat tercapai”.
Jadi berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
Model Pembelajaran Problem Solving adalah salah satu model pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai strategi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.
2.1.2.2 Tujuan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem solving)
Tujuan utama diterapkan model pemecahan masalah (problem solving)
adalah sebagai berikut:
1. Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan
kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2. Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik
bagi siswa.
3. Potensi intelektual siswa meningkat. (Sumber:
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-pemecahan-
masalah-problem.html#ixzz2Qcy1wRVc).
Dapat disimpulkan bahwa tujuan penerapan model pembelajaran
pemecahan masalah (problem solving) adalah menjadikan siswa agar terampil
dalam menyeleksi suatu informasi yang didapatkan, mengembangkan kemampuan
berpikir siswa agar lebih kritis dalam menanggapi suatu informasi dan materi,
meningkatkan intelektual siswa dan mengajarkan siswa agar terbiasa
menyelesaikan suatu permasalahan dengan melakukan analisis terlebih dahulu.

2.1.2.3 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem


Solving).

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk


menyelenggarakan model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving).
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran pemecahan
masalah (problem solving) menurut Sani (2019:243) adalah sebagai berikut:
1. Pendidik menjelaskan Tujuan pembelajaran
2. Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
3. Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang
benar
4. Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk
menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
5. Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat
diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
6. Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran problem solving, tentu saja guru harus membuat desain atau
skenario pembelajaran, sebagai pedoman umum dan sekaligus alat kontrol dalam
pelaksanaannya.
Berikut ini langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah (problem
solving) menurut Syaiful Bahri Djamarah (2014: 137) adalah sebagai berikut:
1. Guru membagi kelas kedalam kelompok-kelompok kecil.
2. Guru membagikan LKS yang berisi permasalahan-permasalahan
yang harus dipecahkan.
3. Peserta didik mencari data atau keterangan dari berbagai sumber
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, misalnya: buku,
artikel, atau diskusi kelompok.
4. Menentukan jawaban sementara dari masalah tersebut
5. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam Langkah ini
peserta didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-
betul cocok, apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama
sekali tidak sesuai.
6. Menarik kesimpulan, peserta didik harus sampaikan kesimpulan
terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
7. Mempresentasikan hasil jawaban dari persoalan yang telah
dipecahkan.
2.1.2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving)

Setiap model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan,


begitu pula dengan pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan pada
model pembelajaran problem solving menurut Shoimin (2014:137-138), yaitu:
a. Kelebihan pada model problem solving
1. Dapat membantu peserta didik lebih menghayati kehidupan
sehari-hari.
2. Dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk
menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
3. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik
secara kreatif.
4. Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan
masalahnya.
5. Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan.
6. Berpikir dan bertindak kreatif.
7. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
8. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
9. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
b. Kelemahan pada model problem solving, yaitu:
1. Menentukan suatu masalah sesuai dengan tingkat kesulitan
berpikir peserta didik. Sangat memerlukan pengetahuan dan
pengalaman serta keterampilan pendidik.
2. Memerlukan waktu yang cukup banyak.
3. Mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan
mendengarkan dan menerima informasi dari pendidik menjadi
belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan
sendiri atau kelompok, kadang memerlukan berbagai sumber
dan merupakan kesulitan tersendiri bagi peserta didik.

2.1.3 Hasil Belajar


2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses belajar. Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik
tolak pada pengertian belajar itu sendiri. Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkungan. Proses
pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
menuntut keaktifan, baik guru maupun siswa. Pengertian hasil belajar merupakan
proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan
pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian diatas, hasil belajar dapat
menerangi tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkatan keberhasilan yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkah
keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata,
atau simbol.
Menurut Sudjana (2016:22) mengemukakan, “Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Menurut Woordworth dalam
Abdul Majid (2015:28) menyatakan, “Hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan aktual
yang diukur secara langsung, hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan
mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai.
Menurut Sudjana, (2016:23) menyatakan “Hasil belajar merupakan
keseluruhan pola perilaku baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor
yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar”.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian hasil belajar yaitu
suatu nilai yang diperoleh peserta didik secara keseluruhan yang mencakup aspek
kognitif, afektif, psikomotorik setelah menerima pengalaman atau mengikuti
kegiatan belajar melalui tes yang diberikan guru untuk dijadikan ukuran atau
kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.
2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Proses pembelajaran dapat berjalan efektif apabila seluruh komponen
yang mempengaruhi dapat saling mendukung dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
Slameto (2010:54) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, antara lain:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari siswa, yang termasuk
ke dalam faktor ini adalah:
a. Faktor jasmaniah, yaitu meliputi: faktor kesehatan dan cacat
tubuh
b. Faktor psikologis, yaitu meliputi: intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif.
c. Faktor kelelahan
2) Faktor eksternal, yang termasuk ke dalam faktor ini adalah:
a. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas rumah.
c. Faktor masyarakat
Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat. Seperti kegiatan siswa
dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.
Menurut Wasliman (Susanto, Ahmad, 2016:12) hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal, sebagai berikut:
1. Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi
fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Berdasarkan pendapat diatas faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar ada dua yaitu faktor internal yang merupakan faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dari dalam diri siswa itu sendiri dan
faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari
luar diri siswa.

2.2 Penelitian Relevan


Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan model
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) untuk meningkatkan hasil
belajar produk kreatif dan kewirausahaan (PKK) terdapat beberapa penelitian
yang relevan, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sartin Halid 2020 dengan judul
“upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI melalui model
pembelajaran problem solving pada mata pelajaran produk kreatif
dan kewirausahaan di SMK Negeri I Bulango Selatan tahun ajaran
2019/2020, pada perhitungan hasil observasi terjadi peningkatan
hasil belajar pada siklus I sebesar 73,55% dan siklus II sebesar
85,12%, peningkatan siklus I dan ke siklus II sebesar 11,57%.
Penelitian yang dilakukan oleh Sartin Halid dengan mempunyai
kesamaan yaitu terletak pada model pembelajaran yang digunakan
adalah model pembelajaran pemecahan masalah (Problem solving),
terletak mata pelajaran yaitu produk kreatif dan kewirausahaan, dan
subjek penelitiannya kelas XI untuk meningkatkan hasil belajar.
Sedangkan perbedaan terletak pada tempat penelitian, dan tahun
pelaksanaan penelitian. Tempat penelitian sebelumnya adalah SMK
Negeri I Bulango Selatan, sedangkan penelitian kali ini di SMK
Negeri 1 Sukawati. Tahun pelaksanaan sebelumnya 2019/2020
sedangkan penelitian ini tahun 2022/2023.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rino Anggara 2011/2012“Penerapan
Model Pembelajaran Pemecahan Masalah (Problem Solving) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar peserta didik kelas XI SMA An-Najah
dalam mata pelajaran Sosiologi pada pokok bahasan interaksi sosial.
Dari hasil penelitian tersebut menunjukan adanya peningkatan
prestasi belajar peserta didik. Hasil belajar pada prasiklus hanya
mencapai 58,96% pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi
84,46%. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran sosiologi kelas XI SMA An-Najah mengalami
peningkatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rino Anggara dengan mempunyai
kesamaan yaitu terletak pada model pembelajaran yang digunakan
adalah model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, subjek penelitian kelas XI
Sedangkan perbedaan terletak pada mata pelajaran, tempat
penelitian, dan tahun pelaksanaan penelitian. Mata Pelajaran
sebelumnya adalah Sosiologi sedangkan Mata Pelajaran kali ini
adalah Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK). Tempat penelitian
sebelumnya adalah SMA An-Najah sedangkan penelitian kali ini di
SMK Negeri 1 Sukawati. Tahun pelaksanaan sebelumnya 2011/2012
sedangkan penelitian kali ini tahun 2022/2023.

2.3 Kerangka Berpikir


Setelah melakukan observasi di SMK Negeri 1 Sukawati, permasalahan
yang diketahui hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Produk Kreatif dan
Kewirausahaan masih kurang maksimal. Hal ini dikarenakan berbagai
permasalahan yang terdapat didalam proses belajar mengajar seperti rendahnya
kemampuan siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru, kurang
konsentrasi siswa dalam menerima mata pelajaran dalam kelas, tidak adanya
ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan,
sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk mengatasi hal tersebut maka
diterapkan model pembelajaran pemecahan masalah (Problem solving) untuk
meningkatkan hasil belajar.
Pelaksanaan model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) ini
dapat berhasil apabila ada kerja sama antara siswa yang dituntut untuk selalu aktif
dan guru sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan dalam belajar. Guru
mempersiapkan strategi belajar yang selalu berpusat pada siswa, melakukan
penilaian secara berkesinambungan dan menyeluruh didukung fasilitas sekolah
yang lengkap dan sumber belajar yang diperlukan oleh siswa untuk membantu
memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka
berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir

Rendahnya hasil belajar Produk Kreatif dan


Kewirausahaan

Penerapan model pembelajaran pemecahan


masalah (problem solving)

Hasil belajar produk kreatif dan kewirausahaan


meningkat setelah diterapkan model
pembelajaran pemecahan masalah (problem
solving)
Kerangka berpikir di atas, dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dengan suatu hipotesis bahwa pendekatan problem
solving yang dikaitkan dengan mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta buatlah strategi pembelajaran yang
bervariasi agar kelas menjadi kondusif. Belajar akan lebih bermakna jika peserta
didik mampu membayangkan atau gambaran-gambaran yang sesuai materi
sehingga materi tersebut akan lebih menarik dan pemahaman mereka pun semakin
meningkat. Dengan meningkatnya keaktifan dan pemahaman siswa tentang materi
dalam proses belajar mengajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap hasil penelitian, dan tentunya
kebenaran hipotesis yang diajukan harus dibuktikan dengan data yang
dikumpulkan melalui peneliti. Berdasarkan data yang didapatkan pada penelitian
yang telah diadakan dalam berbagai sumber untuk menentukan tanggapan dasar
atau asumsi, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Menurut Sugiyono (2015:96) mengemukakan bahwa, “hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian kajian dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan”. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
hipotesis tindakan yang menyatakan. “Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan
Masalah (Problem Solving) untuk meningkatkan Hasil Belajar Produk Kreatif dan
Kewirausahaan kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian maka Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom action research.
PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru di
kelas, yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di
kelas melalui tindakan bermakna dengan menggunakan model pembelajaran
inovatif. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena menggambarkan
suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil penelitian yang
diinginkan dapat tercapai.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dalam tujuan peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat
keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjut
yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan
situasi sehingga diperoleh suatu hasil yang lebih baik.
Menurut Kunandar (2012:40) “tindakan yang secara sengaja diberikan oleh
guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh peserta didik
dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukan tersebut
penelitian tindakan kelas”. Dengan demikian penelitian tindakan kelas adalah
suatu kegiatan penelitian yang mencermati sebuah kegiatan belajar diberikan
tindakan kelas, yang sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan
memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut.
Adapun tujuan utama penelitian tindakan kelas yaitu untuk memecahkan
permasalahan nyata yang terjadi didalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah
terhadap pelaksanaan pada penelitian ini diimplementasikan Model Pembelajaran
Pemecahan Masalah (Problem Solving) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Produk Kreatif dan Kewirausahaan Pada Kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati
Tahun Pelajaran 2022/2023.

26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun tempat dan waktu penelitian tentang Model Pembelajaran
Pemecahan Masalah (Problem Solving) sebagai berikut:
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas XI TKJ pada Semester Genap SMK
Negeri 1 Sukawati yang beralamat di jalan Kampus SMK Bali di Batubulan,
Sukawati, Gianyar.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun
Pelajaran 2022/2023. Penelitian berlangsung pada bulan Maret sampai dengan
bulan Mei 2023. Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran Produk
Kreatif dan Kewirausahaan di kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati, Gianyar.
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini sebagai subjek penelitian adalah seluruh peserta didik
kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati yang terdiri dari 27 orang peserta didik.
Kelas XI TKJ ditetapkan sebagai subjek penelitian karena berdasarkan observasi
awal yang dilakukan yaitu diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran produk
kreatif dan kewirausahaan di kelas kurang maksimal, dimana masih banyak siswa
yang memperoleh nilai dibawah KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah
75.
3.3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah setiap gejala atau peristiwa yang diselidiki. Objek
dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran pemecahan masalah
(problem solving) untuk meningkatkan hasil belajar produk kreatif dan
kewirausahaan kelas XI TKJ SMK Negeri 1 Sukawati, Gianyar.
3.4 Prosedur Penelitian
Menurut Suhardjono (2012:13) menyatakan bahwa “pelaksanaan penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan kegiatan kolaborasi antara peneliti, praktisi
(guru, dosen dan pendidik lainnya) yang melibatkan peserta didik dalam proses
pembelajaran”. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan siklus, jika satu
siklus belum tercapai maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Penelitian
tindakan kelas yang digunakan oleh peneliti adalah model pendekatan yang
digunakan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 4 komponen:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasi), refleksi
(reflecting) yang digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 3.1
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

perencanaan
Siklus II Pelaksanaan
Refleksi

Pengamatan

(Sumber: Arikunto 2013:34)

3.4.1 Refleksi Awal


Pada tahap refleksi awal, dilakukan wawancara terhadap proses
pembelajaran yang diterapkan di SMK Negeri 1 Sukawati, khususnya guru mata
pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan kelas XI TKJ. Dari hasil wawancara
yang dilakukan bahwa peserta didik kurang maksimal khususnya pada mata
pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan dapat dilihat dari 27 peserta didik,
hanya 11 orang peserta didik yang mencapai KKM dan 16 orang peserta didik
lainnya masih mendapatkan nilai dibawa KKM. Dengan KKM di SMK Negeri 1
Sukawati untuk mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan adalah 75.
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
3.4.2.1 Siklus I
Langkah pokok yang digunakan pada siklus I terdiri dari empat tahap
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi:
1. Perencanaan
Dalam tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan diantaranya:
a) Permohonan izin penelitian yang diajukan kepada kepala
sekolah SMK Negeri 1 Sukawati dengan membawa surat
pengantar dari rektor
b) Menyusun kegiatan pembelajaran
c) Mensosialisasikan dengan guru mata pelajaran Produk Kreatif
dan Kewirausahaan kelas XI TKJ tentang model pembelajaran
pemecahan masalah (problem solving)
d) Menyiapkan instrumen penelitian berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
e) Menyiapkan pedoman observasi untuk mencatat hasil belajar
peserta didik.
2. Pelaksanaan
Pembelajaran yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan ini
dilakukan praktek pembelajaran di kelas XI TKJ SMK Negeri 1
Sukawati. Sesuai dengan RPP dengan menerapkan model
pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dengan jadwal
pembelajaran yang ditentukan.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan:
a) Peserta didik bersama guru menyampaikan salam pembuka
dilanjutkan dengan mengadakan absensi kehadiran siswa.
b) Peserta didik bersama guru mengkondisikan kelas.
c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator-indikator
yang dicapai.
d) Guru akan menjelaskan kepada siswa tentang model
pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model pembelajaran
pemecahan masalah (problem solving).
e) Guru membagikan siswa menjadi 5 kelompok dimana 3
kelompok terdiri dari 5 orang siswa dan 2 kelompoknya terdiri
dari 6 orang siswa dalam setiap kelompok.
f) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok yang berisi
permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan.
g) Peserta didik mencari data atau keterangan dari berbagai sumber
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah bersama
teman kelompoknya.
h) Peserta didik menentukan jawaban sementara dari masalah
tersebut.
i) Setelah menetapkan jawaban sementara atas masalah tersebut
peserta didik menguji kebenaran jawaban sementara. Dalam
langkah ini peserta ini harus berusaha memecahkan masalah
sehingga betul-betul cocok, apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau sama sekali tidak sesuai.
j) Peserta didik menarik kesimpulan pada masalah tersebut.
k) Kemudian peserta didik mempresentasikan hasil jawaban dari
persoalan yang telah dipecahkan.
3. Observasi
Pada tahap pengamatan ini dilaksanakan untuk mengamati guru
pada saat mengajar dan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
Observasi mengamati terlaksanakan pembelajaran dan kendala-
kendala yang dihadapi guru. Hasil dari observasi tersebut dijadikan
sebagai dasar dalam merencanakan dan merumuskan tindakan
selanjutnya.
4. Refleksi
Tahap refleksi dilakukan pada akhir siklus I yang didasarkan
pada hasil observasi dan evaluasi selama proses pembelajaran.
Refleksi dilakukan penelitian dengan perhitungan untuk
mengidentifikasi hasil tindakan pada siklus I, sejauh mana hasil yang
dicapai, kelemahan, serta kendala yang dialami. Permasalahan yang
timbul didiskusikan dan dicari alternatif pemecahannya, selanjutnya
dirumuskan tindakan yang terbaik yang dapat dilaksanakan pada
siklus selanjutnya.
3.4.2.2 Siklus II
Rancangan pembelajaran pada siklus II merupakan penyempurnaan dari
tindakan pada siklus I berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, yang meliputi
refleksi terhadap kreativitas dengan refleksi terhadap hasil belajar. Langkah-
langkah pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I kecuali untuk surat
permohonan izin penelitian yang diajukan kepada kepala sekolah SMK Negeri 1
Sukawati.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil
belajar produk kreatif dan kewirausahaan siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 1
Sukawati tahun pelajaran 2023/2024 melalui penerapan model pembelajaran
pemecahan masalah (problem solving).
Ditinjau dari sumbernya, maka data yang diambil termasuk jenis data primer
karena data yang diambil secara langsung pada saat dilakukan penelitian. Dan
berdasarkan sifatnya, hasil belajar peserta didik merupakan data kuantitatif karena
data tersebut berbentuk nilai dan angka. Berdasarkan jenis data tersebut, maka
metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:
3.5.1 Metode Observasi
Dalam metode pengumpulan data, metode observasi dipergunakan peneliti
untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Metode observasi menurut James dan Dean (dalam Paizaluddin dan Ermalinda,
2013:113) adalah: “mengamati (watching) dan mendengar (listening) pelaku
seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian,
serta mencatat pertemuan yang menghasilkan atau memenuhi syarat untuk di
gunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis”. Sehingga dapat di ambil
kesimpulan metode observasi adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dengan pengamatan dan mencatat langsung terhadap objek yang
di teliti. Dalam penelitian ini, peneliti membuat format checklist observasi untuk
melakukan tindakan pengamatan terhadap aktivitas dan keterlibatan siswa selama
pelaksanaan tindakan sebagai berikut.
Tabel 3.1
Aktivitas Dan Keterlibatan Siswa

No Aktivitas Keterlibatan siswa


Jumlah siswa Persentase (%)
1 Siswa mengerjakan tugas
2 Siswa mengajukan pertanyaan
3 Siswa menjawab pertanyaan
4 Berperan aktif dalam diskusi antara
kelompok
5 Mengajukan pendapat pada guru
6 Dapat memecahkan masalah dengan
tepat
7 Dapat memperbaiki pekerjaannya
8 Dapat membuat kesimpulan sendiri
tentang materi

Aktivitas siswa dapat ditentukan dengan menghitung rata-rata persentase


siswa yang memenuhi indikator aktivitas siswa. Jadi persentase skor siswa
tertinggi ideal adalah 100% dan persentase skor siswa yang terendah ideal adalah
0%. Dari data aktivitas yang terkumpul akan dihitung rata-rata persentase aktivitas
siswa dengan rumus sebagai berikut:



M
X=
N
Keterangan
¿ X = Rata -rata persentase aktivitas siswa



M = Jumlah persentase aktivitas siswa

N=¿Banyak indikator
(Depdiknas, 2004:48)

Untuk melihat rata-rata aktivitas siswa, digunakan tabel sebagai berikut.

Tabel 3.2
Kriteria Skor Hasil Belajar Siswa

Persentase (%) Rentang Penilaian


75%-100% Sangat Aktif
50%-74% Aktif
24%-49% Cukup
0%-24% Kurang
(Sumber: Ni Made Wahyuni Dewi, SE Guru mata pelajaran produk kreatif dan
kewirausahaan)

3.5.2 Metode Test


Dalam buku penelitian tindakan kelas (PTK) disebutkan bahwa metode
test merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan
untuk mengevaluasi, yaitu membedakan antara kondisi awal dengan kondisi
sesudahnya.
Metode test dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Test individu adalah test yang dilakukan oleh siswa secara sendiri
atau perorangan.
2. Test kelompok adalah test yang dilakukan terhadap siswa secara
bersama-sama.
3.5.3 Metode Dokumentasi
Dokumentasi sebagai salah satu sumber data yang sudah umum digunakan
dalam suatu kegiatan penelitian. Dokumen sebagai sumber data yang dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, dan melakukan prediksi. Metode
dokumentasi merupakan salah satu cara yang digunakan oleh penelitian untuk
mengumpulkan data yang diperoleh melalui tulisan-tulisan atau catatan-catatan.
Menurut Sugiyono (2017:240) dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang diteliti. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Jadi pada teknik pengumpulan data dengan dokumen
ini, peneliti mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk
kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen yang dilaporkan dalam penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti turut mendokumentasi segala sesuatu yang ada
kaitannya dengan aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan fokus penelitian
yang dikaji.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dilaksanakan secara statistik deskriptif terhadap data
kuantitatif analisis ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dari test
essay. Sesuai dengan metode yang digunakan mengolah data dalam penelitian
maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menskor test
Penskoran mengenai tugas siswa ditetapkan sesuai aspek-aspek yang
dinilai dalam pembelajaran produk kreatif dan kewirausahaan
melalui model pembelajaran pemecahan masalah (problem solving).
Pengumpulan data dengan menggunakan metode test dilakukan
dengan penelitian ini guna untuk memperoleh hasil belajar siswa.
Dimana test diberikan setiap siklus dan test yang digunakan berupa
test essay.
2. Menghitung skor rata-rata hasil belajar
Untuk menghitung nilai dan rata-rata nilai siswa menggunakan
rumus yaitu:



fx
X=
N

Keterangan:
X = Nilai Rata-Rata Siswa



fx = Jumlah Hasil Belajar Siswa

N = Jumlah Siswa

3. Daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB)


Menghitung Daya Serap Siswa (DS) dan Ketuntasan Belajar (KB)
untuk daya serap siswa dan ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
Daya Serap Siswa = Rata-Rata Hasil Belajar × 100%
Skor Maksimal Ideal
KB = Banyaknya Siswa Yang Tuntas ×100%
Banyaknya Siswa Yang Ikut Test
(Depdiknas, 2004:54)
4. Menentukan peringkat prestasi belajar
Nilai yang diperoleh siswa akan disesuaikan dengan predikat hasil
siswa sesuai dengan hasil belajar produk kreatif dan kewirausahaan.
Predikat prestasi siswa diuraikan sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Skor Aktivitas Belajar Siswa

Skor Predikat
85%-100% Sangat baik
75%-84% Baik
65%-74% Cukup
41%-64% Kurang
0%-40% Sangat kurang

(Depdiknas, 2013.55)

3.7 Kriteria Keberhasilan Peserta Didik


Kriteria keberhasilan adalah standar yang ditetapkan sebagai acuan tolak
ukur keberhasilan masing-masing siklus. Standar keberhasilan yang dijadikan
acuan patokan di SMK Negeri 1 Sukawati adalah 75. Bila siswa mendapatkan
nilai dibawah 75, maka siswa dinyatakan tidak tuntas, sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai diatas 75 maka siswa dinyatakan tuntas.
DAFTAR RUJUKAN

Amri. Sofan (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum


2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya.
Arikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Aunurrahman, 2012, Belajar dan Pembelajaran, Bandung:Alfabeta.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem
pendidikan nasional.
Djamarah, Syaiful bahri dan Zain, Aswan. strategi belajar mengajar. (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2014).
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif (cetakan
ke-1). Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
James, Dean, Paizaluddin, dkk. (2013). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Resarch). Bandung: Alfabeta.
Kurniawan, Syamsul. 2017. Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya
secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan
Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Majid Abdul. (2015). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rino Anggara (2012). Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar peserta didik kelas
XI SMA An-Najah dalam mata pelajaran Sosiologi pada pokok bahasan
interaksi sosial. Skripsi. UIN
Rusman.(2012). Model – Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada.
Syaiful Bahri Djamarah. 2014 . Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi Dalam
Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta
Suhardjono 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Susanto Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar Ruzz Media

39
Sudarmo, M. N. P., & Mariyati, L. I. (2017). Kemampuan problem solving
dengan kesiapan masuk sekolah dasar. Psikologia : Jurnal Psikologi, 2(1),
38-51.
Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sani, Abdullah Ridwan. 2019. Strategi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Press.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran INOVATIF dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA
Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. BANDUNG: PT
REMAJA ROSDAKARYA.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sartin Halid (2020). Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI melalui
model pembelajaran problem solving pada mata pelajaran produk kreatif
dan kewirausahaan di SMK Negeri I Bulango Selatan tahun ajaran
2019/2020. Guru SMKN I Bulango Selatan.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kuriklum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wasliman, Susanto Ahmad. (2016). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai