PDGK 4501
Disusun Oleh :
Nama : SUMARNO
NIM : 822132119
Program Studi : S.1 PGSD
Pokjar : Sukakarya
Masa Registrasi : 2014.1
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT JAKARTA
2014
CURRICULUM VITAE
UPBJJ : JAKARTA
Pokjar : Sukakarya
NIM : 822132119
Jadwal Bimbingan :
LEMBARAN PENGESAHAN
HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PKP-PGSD/PDGK 4501
i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu penulisan Laporan PKP yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan karya ilmiyah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian PKP ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sadang
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
SUMARNO
NIM. 822132119
KATA PENGANTAR
Yang utama dan yang paling utama penulis memanjatkan Puji dan syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat, Hidayah dan
NikmatNya lah penulis dapat menyusun karya ilmiyah dengan judul : “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Numbered Head Together
Tentang Perubahan Penampakan Bumi dan Langit Pelajaran IPA SDN Sukakerta
02 Sukawangi - Bekasi” ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini disusun sebagai
tugas mandiri pada mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada
Program S.1 PGSD di Universitas Terbuka.
Tidak Lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini, terutama kepada :
1. Bpk. Ir. Adi Winata, M. Si selaku kepala Pengelola UPBJJ – Jakarta
2. Bpk. Suhandi Wibowo, M.Pd selaku pengelola UPBJJ – UT Pokjar
Sukakarya
3. Bpk. Kurniawan Bambang Putra, S.Pd. MH selaku tutor mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP), dan sebagai Supervisor 1.
4. Bpk. Rohiman S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Sukakerta 02
5. Bpk. Asnawi, S.Pd selaku Supervisor 2
6. Kepada Orang tua yang tak henti mendoakan kesuksesan saya
7. Rekan-rekan mahasiswa UT Pokjar Sukakarya
8. Rekan – rekan guru SDN Sukakerta 02
Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan laporan
dimasa yang akan datang.
Bekasi, Feburari 2014
Penulis
ABSTRAK
Oleh :
NAMA : SUMARNO
NIM : 822132119
Kata Kunci : Metode Numbered Head Together, Hasil Belajar, Mata Pelajaran
IPA.
BAB I
PENDAHULUAN
viii
A. Latar Belakang Masalah
IPA adalah mata pelajaran yang merupakan suatu cara mencari tahu
tentang alam, bumi, dan angkasa secara ilmiyah. Secara umum, IPA adalah
pengetahuan tentang gejala alam yang dapat didefinisikan sebagai : cara berfikir
untuk memahami alam semesta, cara melakukan investigasi, dan ilmu
pengetahuan dari penyelidikan ( Direktoran Ketenagaan, 2006 )
Berdasarkan penelitian terhadap sifat-sifat anak didik Sekolah Dasar,
khususnya di mata pelajaran IPA di SD banyak anak anan didik Sekolah Dasa
tidak mengetahui secara detail tentang konsep-konsep IPA, oleh karena itu dengan
memberikan kesempatan pada siswa untuk membentuk suatu kelompok siswa
yang masing-masing kelompok memerankan alat peraganya masing-masing.
Sehingga siswa lebih memahami pembelajaran IPA tersebut.
Upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPA
dengan melakukan kerja sama kelompok dapat dijadikan landasan sebagai
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA, belajar adalah suatu proses
aktifitas dalam memperoleh ilmu pengetahuan dari dalam ruangan atau luar
ruangan. Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah
kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran. Keterlibatan dan aktifitas yang
besar dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya di mata pelajaran IPA kelas IV SD.
1. Identifikasi Masalah
Pembelajaran yang dilakukan didalam kelas dengan melakukan evaluasi
pada mata pelajaran IPA, banyak menemukan hasil yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Ternyata hanya 10 orang dari 22 siswa di kelas IV SD yang mencapai
tingkat penguasaan materi sebesar 50 % keatas. Ketuntasan hanya mencapai 47 %
untuk mata Pelajaran IPA kelas IV SD di sekolah SDN Sukakerta 02.
Setelah melakukan evaluasi, banyak sekali temuan-temuan yang harus
diperbaiki, oleh karena itu penulis meminta bantuan Kepala Sekolah dan
Supervisor 2 untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran yang
dilakukan. Dari hasil diskusi terungkap masalah-masalah yang terjadi dalam
proses Kegaitan Belajar Mengajar (KBM) antara lain :
1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang sedang disampaikan
guru.
2. Siswa merasa bosen dengan penjelasan materi yang menggunakan metode
klasik
3. Siswa tidak aktif dalam bertanya tentang materi yang belum dikuasai, dan
tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
4. Guru tidak menggunakan alat peraga / media pembelajaran secara
langsung.
G. Thompson (1957) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah pengaruh
ligkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap
didalam kebiasaan-kebiasaan, pemikiran, sikap, dan tingkah laku.
2. Analisis Masalah
Setelah terjadi sebuah malasah pada saat proses pembelajaran berlangsung,
diketahui faktor penyebabnya bahwa siswa kurang senang dan tidak aktif dalam
belajar IPA antara lain adalah :
a. Guru tidak menggunakan metode yang tepat dalam menjelaskan materi
b. Guru tidak menggunakan metode secara konkrit
c. Guru tidak melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran
d. Guru hanya menggunakan metode klasik dalam pembelajaran
3. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah melihat kenyataan yang ada penulis dan sekaligus sebagai guru
terdorong untuk mengatasi dan menyelesaikan permsalahan-permasalahan dalam
proses pembelajaran. Perbaikan terfokus pada Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dengan metode numbered head together pada mata pelajaran IPA kelas IV
SD.
Berdasarkan penjelesan di atas memberikan insfirasi bagi penulis untuk
melakukan suatu tindakan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pada mata
Pelajaran IPA dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Numbered Head Together Tentang Perubahan Penampakan Bumi
dan Langit Pelajaran IPA Kelas IV SDN Sukakerta 02 Sukawangi - Bekasi”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas yang telah diutarakan maka permsalah
dalam peneletian ini dapat dirumuskan sebagai berkut :
1. Apakah metode numbered Head together dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV tentang Perubahan Penampakan Bumi dan Langit
2. Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dengan tofik
perubahan penampakan bumi dan langit melalui penggunaan metode
numbered head together.
C. Tujuan Penelitian
Bedasarkan rumusan masalah, maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode numbered head
together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran IPA kelas IV
SD tentang Perubahan Penampakan Bumi dan Langit. Dan yang lebih penting dari
pelaksanaan perbaikan yaitu berusaha untuk meningkatkan pengusaan siswa
terhadap materi pelajaran, memperbaiki metode mengajar, keterampilan
menjelaskan dan membina sikap siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
B. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem
pembelajaran. Banyak macam media pembelajaran dapat digunakan,
penggunaannya menjadi manfaat banyak pula. Penggunaan media pembelajaran
harus didasarkan pada pemilihan yang tepat. Sehingga dapat memperbesar arti dan
fungsi dalam menunjang efektivitas proses pembelajaran.
Menurut H. Malik (1994) mengemukakan bahwa media belajar adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan
pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, fikiran dan perasaan
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-
bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar
agar menjadi lebih konkret. Pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verb). Dengan
demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.
Dalam hal ini Gagne dan Briggs (1979) menekankan pentingnya media
pembelajaran sebagai alat untuk merangsang proses belajar.
a) Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan
membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai
dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
b) Pembentukan Kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap
siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang
dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan
kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan
masing-masing kelompok.
d) Diskusi Masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa
sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa
berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari
yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
f) Memberi Kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren
dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2. Memperbaiki kehadiran
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dalam tiga siklus yang dilaksanakan mulai pada 12
Februari 2014 sampai dengan 21 Februari 2014. Yang terdiri dari penyusun
proposal, menyusun instrumen, mengumpulkan data dilapangan, menganalisis
data, pembahasan hasil analisis dan terakhir adalah menyusun hasil penelitian
perbaikan pembelajaran, jadwal perbaikan pembelajaran selengkapnya disajikan
pada tabel berikut :
2. Pelaksanaan Perbaikan
Kegiatan Awal
a. Guru Menkondisikan siswa ke arah pembalajran yang kondusif
b. Mengisi daftar kelas, menyiapkan fasilitas dan sumber belajar.
c. Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan
materi yang akan dibahas.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
a. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai Perubahan Penampakan pada
Bumi dan Langit
b. Siswa diarahkan untuk melakukan pengamatan terhadap gambar berbagai
Perubahan Penampakan pada Bumi dan Langit
c. Siswa mengisi lembar pengamatan yang disediakan
d. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi Perubahan
Penampakan pada Bumi dan Langit
e. Guru dan siswa membuat kesimpulan hasil belajar
Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan posttes untuk mengetahui daya serap anak.
b. Pemberian tindak lanjut berupa tugas untuk mengamati Perubahan
Penampakan pada Bumi dan Langit yang ada dimalam hari.
3. Refleksi
Setelah melakukan hasil tes belajar siswa, kemudian dianalisis melaui
proses refleksi untuk menarik kesimpulan. Hasil yang diperoleh pada kegiatan
refleksi ini dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu dalam rangka
memperbaiki, menyempurnakan atau meninggalkan kebiasaan yang kurang baik
dalam pelaksanaan pembalajaran, sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam
pembelajaran :
Adapun hasil Refleksi yang didapat adalah :
a. Guru kadang mengkondisikan siswa kearah situasi pembelajaran yang
kondusif .
b. Guru kurang dalam penggunaaan alat peraga
c. Guru kurang mampu memotivasi siswa.
Siklus II
1. Rencana Perbaikan
Rencana perbaikan mata pelajaran Ilmu Pengetahan Alam.
a. Materi : Perubahan Penampakan pada Bumi dan Langit
b. Tujuan Perbaikan :
Melaui metode numbered Head together Siswa dapat melihat langsung
terjadinya siang dan malam dengan melihat langsung keadaan siang yang
berada dilingkungan sekolah
c. Indokator :
Mengidentifikasi Perubahan Penampakan pada Bumi dan Langit
d. Cara Mengatasinya :
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap pembalajaran
Memfasilitasi peserta didik melakukan pengamatan dengan langsung
keluar ruangan kelas
2. Pelaksanaan Perbaikan
Kegiatan Awal
a. Guru Menkondisikan siswa ke arah pembalajran yang kondusif
b. Mengisi daftar kelas, menyiapkan fasilitas dan sumber belajar.
c. Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan
materi yang akan dibahas.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
a. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai Perubahan Penampakan pada
Bumi dan Langit.
b. Siswa diarahkan untuk melakukan pengamatan terhadap gambar berbagai
Perubahan Penampakan pada Bumi dan Langit
c. Siswa mengisi lembar pengamatan yang disediakan
d. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi Perubahan
Penampakan pada Bumi dan Langit
e. Guru dan siswa membuat kesimpulan hasil belajar
Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan posttes untuk mengetahui daya serap anak.
b. Pemberian tindak lanjut berupa tugas untuk mengamati Perubahan
Penampakan pada Bumi dan Langit yang ada dimalam hari.
3. Refleksi
Bedasarkan hasil tes belajar siswa, kemudian dianalisis melaui proses
refleksi untuk menarik kesimpulan. Hasil yang diperoleh pada kegiatan refleksi
ini dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu dalam rangka memperbaiki,
menyempurnakan atau meninggalkan kebiasaan yang kurang baik dalam
pelaksanaan pembalajaran, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
yaitu meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran :
Adapun hasil Refleksi yang didapat adalah :
a. Guru mampu mengkondisikan siswa kearah situasi pembelajaran yang
kondusif .
b. Guru mampu dalam penggunaaan alat peraga
c. Guru mampu mampu memotivasi siswa.
Siklus III
1. Rencana Perbaikan
Rencana perbaikan mata pelajaran Ilmu Pengetahan Alam.
a. Materi : Perubahan Penampakan pada Bumi dan Langit
b. Tujuan Perbaikan :
Melaui media real siswa dapat memahami Perubahan Penampakan pada
Bumi dan Langit.
c. Indokator :
Mengidentifikasi Perubahan Penampakan pada Bumi dan Langit
d. Cara Mengatasinya :
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap pembalajaran
Memfasilitasi peserta didik melakukan pengamatan melalui media gambar
2. Pelaksanaan Perbaikan
Kegiatan Awal
a. Guru Menkondisikan siswa ke arah pembalajran yang kondusif
b. Mengisi daftar kelas, menyiapkan fasilitas dan sumber belajar.
c. Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan
materi yang akan dibahas.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
a. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai Perubahan Penampakan pada
Bumi dan Langit
b. Siswa diarahkan untuk melakukan pengamatan terhadap gambar berbagai
Perubahan Penampakan pada Bumi dan Langit
c. Siswa mengisi lembar pengamatan yang disediakan
d. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi Perubahan
Penampakan pada Bumi dan Langit
e. Guru dan siswa membuat kesimpulan hasil belajar
Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan posttes untuk mengetahui daya serap anak.
b. Pemberian tindak lanjut berupa tugas untuk mengamati Perubahan
Penampakan pada Bumi dan Langit yang ada dimalam hari.
3. Refleksi
Setelah melakukan observasi dan tes yang diolah, dapat diperoleh data
yang dapat dianalisis, dan dinterprestasi untuk menjawab berbagai pertanyaan
yang muncul dari temuan peneliti seperti, apakah semua sekenario sudah
dilaksanakan dapat berjalan dengan baik ?, apakah kompetensi dasar, standar
kompetensi, indikator dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran sudah tercapai.
2. Perbaikan Siklus 1
Proses perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari rabu
tanggal 14 Februari 2014. Dari evaluasi dan diskusi dengan teman sejawat tentang
pelaksanaan pembelajaran pra siklus, pembelajaran pada perbaikan siklus 1 harus
diubah dengan adanya penggunaan media pembelajaran yaitu berupa media
gambar.
Menurut teman sejawat selama pembelajaran guru cenderung terlalu cepat
dalam menyampaikan materi dan intonasi bahasa yang kurang kuat. Siswa belum
sepenuhnya terlibat secara aktif, namun motifasi siswa dalam proses pembelajaran
sedikit lebih meningkat dengan adanya penggunaan media gambar. Hal ini dapat
terlihat dari nilai rata-rata hasil evaluasi yang mencapai 71,9. Siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM bekurang menjadi 8 siswa, sedangkan siswa
lainnya yang diatas KKM bertambah menjadi 14 siswa. Ketentuan dapat
dikatakan mengalami peningkatan sebesar 18 % sehingga menjadi 63 %
dibandingkan dengan pra siklus.
Dari hasil proses perbaikan pembelajaran siklus 1 ini temen sejawat
memberikan saran agar penulis mempergunakan media pembelajaran yang lebih
konkret agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Perbaikan Siklus 2
Proses perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 19
Februari 2014, atau 5 hari setelah perbaikan siklus pertama. Pada siklus ke 2 ini
penulis melakukan proses kegiatan belajar mengajar didampingi teman sejawat.
Dari pengalaman siklus pertama maka pelaksanaan proses pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus kedua ini sudah lebih jauh lebih baik dari sebelumnya.
Proses perbaikan pembelajaran menggunakan media real (Objek Nyata)
yang berupa Perbahan Penamapakan Benda Langit yang dipraktekan siswa
melalui media real berupa globe dan senter. Siswa sudah terlihat lebih aktif dalam
mengikuti pelajaran yaitu dengan metode numbered Head together. Dengan
metode tersebut, pemahaman siswa dalam belajar pun meningkat. Namun dalam
siklus kedua inipun masih terdapat kekurangan, hal ini disebabkan siswa hanya
mengamati dan kurang memperoleh pengalaman secara langsung, juga karena
penulis sibuk dengan metode yang disiapkan.
Namun demikian pelaksanaan perbaikan perbaiakan pada siklus kedua
sudah menunjukan peningkatan bila dibandingkan dengan apa yang diperoleh
siswa pada siklus pertama. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata kelas yang
meningkat mencapai 71,13 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 5
orang, dan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 17 orang.
Artinya terjadi sebuah peningkatan yang cukup besar dari hasil evaluasi,
ketuntasan meningkat mencapai 77 %. Temen sejawat menganjurkan
menggunakan metode observasi untuk meningkatkan hasil belajar.
4. Perbaikan Siklus 3
Proses perbaikan pembelajaran siklus 3 dilaksanakan pada hari jumat
tanggal 21 Februari 2014, masih dengan minggu yang sama dengan siklus kedua.
Pada pelaksanaan siklus ketiga ini penulis melakukan kegiatan porses belajar
mengajar dengan menggunakan metode numbered Head together dengan
membentuk kelompok siswa dengan mengamati sebuah media secara langsung
bagaimana terjadinya proses siang dan malam dengan berputarnya bumi pada
porosnya.
Penggunaan metode numbered Head together dan memanfaatkan media
benda seperti globe dan senter sebagai sumber belajar, siswa terlihat sangat
antusias dan bersemangat, dan tampak tidak ada siswa yang merasa bosen atau
jenuh. Siswa menjadi lebih aktif dan peran guru hanya sebagai pemandu atau
fasilitator. Pembelajaran yang demikian dapat menambah pemahaman dan
kemampuan siswa, terbukti setelah melakukan penelitian hasil evaluasi siswa
secara keseluruhan sudah meningkat.
Peningkatan hasil perbaikan pembelajaran pada siklus ketiga pelajaran IPA
sangat pesat terhadap rata-rata evaluasi 84, 86 siswa yang mendapat nilai dibawah
KKM pun tidak ada dan siswa yang mendapat nilai diatas KKM mencapai 100 %.
Hasil selengkapnya tentang kemampuan siswa menyerap materi pelajaran
dari pra siklus, rencana perbaikan siklus satu, siklus dua, dan siklus tiga disajikan
dalam tabel berikut :
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Bedasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang terdiri dari suatu pra siklus
dari tiga siklus perbaikan, yaitu dilakukan pada siswa kelas IV SDN Sukakerta 02
Kecamatan Sukawangi Kabupaten Bekasi tahun ajaran 2013-2014 pada mata
pelajaran IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi dan Langit dengan
menggunakan metode Numbered Head Together telah menunjukan peningkatan-
peningkatan kearah yang lebih baik. Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan
metode Numbered Head Together dapat meningkatkan pemahaman siswa itu
sendiri.
Dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT) siswa
dapat lebih aktif dengan pembelajaran.
Keaftifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat antusias sekali,
karena siswa terlibat langsung dengan menggunakan metode NHT.
Kualitas siswa meningkat setelah menggunakan metode numbered head together.
Identifikasi Masalah
a) Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan guru
b) Siswa merasa bosen dan kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran
c) Siswa tidak aktif dalam bertanya tentang materi yang dibahas maupun
dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru.
Analisis Masalah
a) Dalam menjelaskan materi, guru tidak menggunakan metode yang tepat
pada pembelajaran
b) Guru masih menggunakan metode klasik, sehingga pembelajaran menjadi
pasif.
c) Anak fasif dan tidak aktif dalam pembelajaran
Rumusan Masalah
a) Apakah penggunaan metode Numbered Head Together dapat
meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV tentang Perubahan
Penampakan Benda Langit ?
b) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV dengan topik
Perubahan Kenampakan Benda Langit melalui metode Numbered Head
Together ?
RPP Perbaikan
a) Terdiri dari tiga siklus perbaikan, yaitu :
b) RPP Perbaikan siklus 1 ( Satu ), RPP Perbaikan Siklus 2 ( Dua ) dan RPP
Perbaikan Siklus 3 ( Tiga ).