Secara keseluruhan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I
disajikan dalam bentuk tabel (Lampiran..), dimana ada sebanyak 14 siswa
(43,75%) yang memiliki kemampuan cukup kritis dan 18 siswa (56,25%) berada
pada kategori tidak kritis. Dari hasil tersebut terlihat bahwa 14 siswa dari 32 siswa
yang telah mencapai standar berpikir kritis yang ditargetkan, yaitu siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70.
4.1.5 Refleksi I
Berdasarkan hasil analisis data dari tes kemampuan berpikir kritis siswa
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas adalah 54,48 dengan nilai tertinggi
adalah 79,17 dan terendah adalah 20,83. Ini diakibatkan banyak siswa masih
kurang mampu untuk menuliskan informasi yang terdapat dalam soal dan
memberikan alasan yang tepat, siswa juga masih kurang dalam mencari beberapa
alternatif penyelesaian dan masih kurang dalam menyimpulkan penyelesaian yang
dilakukan.
Adapun jumlah siswa yang dikatakan tuntas atau berada pada minimal
kategori cukup kritis 14 siswa dengan persentase siswa yang telah mampu berpikir
kritis 43,75%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
dalam menyelesaikan soal-soal setelah diterapkannya model discovery learning
telah mengalami peningkatan. Namun karena belum tercapainya kriteria
keberhasilan yang direncanakan pada bab III yakni terdapat 85% atau lebih siswa
yang telah mampu berpikir kritis maka penelitian ini berlanjut pada siklus II.
Tabel 4.9 Hasil Penelitian Siklus I
Kriteria
Aspek Hasil Keterangan
Keberhasilan
Kemampuan 80% dari jumlah Terdapat 43,75% Kemampuan
Berpikir Kritis siswa memiliki siswa pada belum memenuhi
Siswa kemampuan kategori minimal kriteria
berpikir kritis cukup kritis keberhasilan
pada kategori maka berlanjut
cukup yaitu ke siklus II
minimal nilai ≥ 70
Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus II, nilai rata-rata yang
diperoleh yaitu 2,28 termasuk dalam kriteria baik sehingga diperoleh bahwa
pelaksanaan kegiatan belajar yang mereka ikuti telah mengalami peningkatan dan
sudah mencapai kriteria aktivitas siswa dalam kategori baik.
4.2.5 Refleksi II
Dari hasil observasi pada siklus II dapat disimpulkan telah terjadi
perubahan yang baik, karena siswa sudah mampu menuliskan informasi yang ada
pada soal sehingga dapat dikerjakan berdasarkan indikator kemampuan berpikir
kritis dan mampu menyimpulkan setiap penyelesaian dari suatu permasalahan.
Sedangkan dari analisis tes kemampuan berpikir kritis II yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Peningkatan ini terjadi setelah diterapkan model discovery learning yang
dirancang pada siklus II dengan beracuan pada siklus I. berdasarkan hasil analisis
data atau hasil tes yang dapat disimpulkan :
1. Bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dapat dilihat dari kemampuan rata-rata siswa pada siklus I masih
tergolong tidak kritis meningkat pada siklus II menjadi kategori kritis.
2. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal dari hasil tes
kemampuan berpikir kritis dengan rata-rata nilai siswa siklus I adalah
54,48 meningkat menjadi 73,34 pada siklus II.
3. Terjadi peningkatan pada proses pelaksanaan pembelajaran siswa
dalam kemampuan berpikir kritis dari siklus I yaitu 2,04 (cukup)
meningkat menjadi 2,92 (baik).
Tabel 4.18 Hasil Penelitian Siklus II
Kriteria
Aspek Hasil Keterangan
Keberhasilan
Kemampuan 80% dari jumlah Terdapat 81,25% Siklus berhenti
Berpikir Kritis siswa memiliki siswa pada karena indikator
Siswa kemampuan kategori minimal keberhasilan
berpikir kritis cukup kritis sudah tercapai
pada kategori
cukup yaitu
minimal nilai ≥ 70
Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-Rata Tes Kemampuan Berpikir Kritis Setiap
Siklus
Nilai rata-rata;
Siklus I; 65,63
Nilai rata-rata;
Siklus I; 48,83