Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pembelajaran merupakan ujung tombak dalam proses pendidikan disekolah. Aktifnya
siswa dalam pembelajaran dapat membantunya menemukan, mengembangkan, memecahkan
masalah, dan mengkomunikasikan ide-ide yang dia miliki sekaligus bisa memupuk minat dan
sikap positif serta menumbuhkan motivasi tinggi saat pembelajaran berlangsung. Hal ini sesuai
dengan standart proses pembelajaran yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41 tahun 2007, disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta
didik. Bagi dunia keilmuan, matematika merupakan bahasa simbolik yang memungkinkan
terjadinya komunikasi yang cermat dan tepat.Selain pengembangan kemampuan komunikasi
matematis, pembelajaran juga harus dapat menumbuhkan motivasi belajar dan sikap
siswaterhadap matematika. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tentunya akan berhasil jika
didukung oleh siswa yang memiliki sikap positif dan motivasi untuk belajar.
Ada 2 faktor keberhasilan untuk mencapai nilai matematika yang baik antara lain:
1. Faktor intelegensi adalah kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan baik dalam
situasi yang dihadapi anak dengan mudah menyelesaikan masalah atau dapat menyesuikan diri
dengan lingkungan dan belajar dari pengalamannya. Jadi diasumsikan jika seorang anak
memiliki IQ tinggi akan mampu menyelesaikan soal-soal matematika dengan baik dan benar.
2. Faktor motivasi, diibaratkan seperti batu keras jika ketetsan air setetes demi setetes setiap saat
lama kelamaan batu itu hancur atau pecah. Dan ini diumpamakan anak yang tidak menonjol
atau kurang jika diberi motivasi dan banyak latihan akhirnya anak ini bisa luar biasa.
Motivasi berpangkal dari kata ‘motif’, yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu
tujuan. Dalam kegiatan mengajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivita belajar. Motivasi
sendiri ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan dan motivasi ekstrinsik.

1
Untuk peningkatan motivasi belajar menurut Abin Syamsudin M (1996) yang dapat kita
lakukan adalah mengidentifikasi beberapa indikatoryna dalam tahap-tahap tertentu. Indikator
motivasi antara lain: 1) Durasi kegiatan, 2) Frekuensi kegiatan, 3) Presistensinya pada tujuan
kegiatan, 4) Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan
untuk mencapai tujuan, 5) Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan, 6) Tingkatan
aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan, 7) Tingkat kualifikasi prestasi.
Belajar matematika pada umumnya berhubungan dengan hitungan, sehingga siswa malas dan
takut dalam pelajaran tersebut dan takut salah.lingkungan siswa yang tidak mendukung untuk
belajar, orang tua mungkin tidak ada waktu untuk membantu anak-anaknya mengerjakan PR dan
bisa juga orang tua dan guru tersebut tidak mengerti.
Dikemukakan oleh Nana Sudjana (1991: 46), ”Prestasi belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris”. Penilaian prestasi belajar adalah upaya
memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam
mencapai tujuan-tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Prestasi belajar
ditunjukkan dengan berubahnya proses kognitif yang mendapat dukungan dari fungsi ranah
afektif dan psikomotoris. Kenyataan yang ada, intensitas penggunaan ranah kognitif ini lebih
banyak, namun pengukuran prestasi belajar tetap harus dilakukan terhadap tiga ranah tersebut,
yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa, Muhibbin Syah (2004:150).
Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya
ranah rasa siswa, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat
intangible (tak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh ukuran prestasi belajar siswa
adalah dengan mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu)
dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Briggs (dalam Alphafiani
dan Kahfi : 2012) mengemukakan “hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “scholastic
achievement” atau “academic achievement” adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai
melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai
berdasarkan tes hasil belajar”. Berdasarkan pengertian hasil belajar yang telah diuraikan diatas,
dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika adalah nilai yang dicapai dari hasil
tes prestasi belajar setelah mengikuti pelajaran matematika yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau skor yang diperoleh dari hasil tes atau evaluasi.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian motivasi ?
2. Apa saja teori-teori motivasi yang ada?
3. Apa saja fungsi dari motivasi?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar?
5. Apa pengertian hasil belajar matematika?
6. Bagaimana strategi belajar mengajar yang cocok digunakan dalam kelas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika
(P3M)
2. Untuk mengetahui pengertian dari motivasi
3. Untuk mengetahui apa saja teori-teori motivasi yang ada
4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
5. Untuk mengetahui pengertian dari hasil belajar matematika
6. Untuk mengetahui strategi belajar mengajar yang cocok digunakan dalam kelas

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat menambah wawasan penulis khusunya mengenai bagaimana pengaruh motivasi
belajar terhadap hasil belajar matematika pada siswa.
2. Dapat menambah wawasan pembaca khusunya mengenai bagaimana pengaruh motivasi
belajar terhadap hasil belajar matematika pada siswa.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi
Motivasi berpangkal dari kata ‘motif’, yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu
tujuan.Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untukmelakukan serangkaian
kegiatan belajarguna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan
motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat
timbul daridalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa (motivasi
ekstrinsik).
Motivasi menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007: 113) merupakan dorongan yang
membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
dalam bahasa Inggris disebut motivation yang berasal dari bahasa latin movere yang dimaksud
menggerakkan. Adanya motivasi yang tinggi dari siswa diharapkan mampu menggerakkan minat
siswa untuk menjadikan sekolah bukan hanya sebagai tuntutan namun juga merupakan kebutuhan
bagi dirinya. Menurut Sardiman (2008: 84) dalam belajar diperlukan adanyan motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal aklau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan
makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi dapat dikatakan motivasi akan senantiasa menetukan
intensitas usaha belajar bagi para siswa sehingga hasil belajar siswa akan semakin meningkat.
Untuk peningkatan motivasi belajar menurut Abin Syamsudin M (1996) yang dapat kita lakukan
adalah mengidentifikasi beberapa indikatoryna dalam tahap-tahap tertentu. Indikator motivasi
antara lain:
1. Durasi kegiatan
2. Frekuensi kegiatan
3. Presistensinya pada tujuan kegiatan
4. Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk
mencapai tujuan
5. Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6. Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan

4
7. Tingkat kualifikasi prestasi
8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.

B. Teori-Teori Motivasi
Menurut pandangan para ahli, teori-teori motivasi sebagai berikut:
a. Teori X dan Y Mc Gregor
Teori X dan Y ini mempunyai hubungan erat dengan kecerdasan emosi. Teori X dan Y
yang dikembangkan oleh Mc Gregor (Wahjosumidjo,1987) lebih khusus menyangkut sifat dan
motivasi manusia. Mc Gregor beranggapan bahwa teori X menganggap sebagian manusia tidak
suka diperintah dan tidak tertarik dengan rasa tanggung jawab serta masih bersifat anak-anak.
Sedengkan menurut teori Y bahwa manusia suka bekerja keras, dapat mengontrol dirinya sendiri
dan mempunyai kemampuan untuk beraktivitas.
b. Teori Motivasi Maslow
Maslow (Marliany, 2010) melukiskan manusia sebagai makhluk yang tidak pernah berada
dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagi manusia, kepuasan itu bersifat sementara. Oleh Maslow
kebutuhan manusia yang tersusun bertingkat itu dirinci kedalam lima tingkat kebutuhan, yaitu:
1. Kebutuhan dasar fisiologis
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan akan cinta dan memiliki
4. Kebutuhan akan rasa harga diri
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Malow, kebutuhan yang ada ditingkat dasar pemuasannya lebih mendesak
daripada kebutuhan yang diatasnya.
c. Teori Motivasi David C. McClelland
Teori motivasi David C. McClelland (Wahjono, 2010) lebih memusatkan pada 3
kebutuhan manusi, yakni kebutuhan berprestasi, kebutuhan akan kekuasaan dan kebutuhan akan
kerjasama.

C. Fungsi Motivasi
Oemar Hamalik (2002) menyebutkan bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu:

5
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
Dari beberapa uraian diatas, nampak jelas bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong,
pengarah dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Keberhasilan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
motivasi yang ada pada dirinya. Indikator kualitas pembelajaran salah satunya adalah adanya
motivasi yang tinggi dari para peserta didik. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi terhadap pembelajaran maka mereka akan tergerak atau tergugah untuk memiliki keinginan
melakukan sesuatu yang dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Menurut Kompri
(2016:232) motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya
terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi dalam belajar yaitu:
1. Cita-cita dan aspirasi siswa: cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik intrinsik
maupun ekstrinsik.
2. Kemampuan Siswa: keingnan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuaan dan
kecakapan dalam pencapaiannya.
3. Kondisi Siswa: kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang siswa yang
sedang sakit akan menggangu perhatian dalam belajar.
4. Kondisi Lingkungan Siswa: lingkungan siswa dapat berupa lingkungan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat.
Selain itu Darsono (2000: 65) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain:
1. Cita-cita/aspirasi siswa

6
2. Kemampuan siswa
3. Kondisi siswa dan lingkungan
4. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Menurut Slameto (1991:57) Seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau
motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang
mempengaruhi belajar antara lain:
1. Faktor Individual: seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan
faktor pribadi.
2. Faktor social: seperti keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
dalam belajar, dan motivasi sosial.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar menurut Slameto (1991:91) yaitu:
1. Faktor-faktor intern: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.


Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dengan demikian motivasi
belajar pada diri siswa sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan dari luar dirinya serta
kemauan yang muncul pada diri sendiri. Motivasi belajar yang datang dari luar dirinya akan
memberikan pengaruh besar terhadap munculnya motivasi instrinsik pada diri siswa.

E. Hasil Belajar Matematika


Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dari yang tidak bisa menjadi bisa dari
yang belum tahu menjadi tahu. Misalnya: siswa mampu menirukan beberapa kalimat,
mengumpulkan perbendaharaan kata, menghafalkan lagu, menghitung dan mengerjakan soal-soal
matematika dan perubahan nilai sikap menghargai. Sebagimana paparan dari pendapat para ahli
diantaranya adalah:
Menurut Robert M. Gagne dilihat dari tujuan belajar ada tipe hasil belajar, yaitu:
1. Kemampuan Intelektual, adalah sejumlah kemampuan mulai dari baca tulis hitung sampai
dengan kemampuan memperhitungkan kekuatan sebuah jembatan atau akibat devaluasi.
2. Strategi kognitif , Kemampuan mengatur “cara belajar dan berfikir” seseorang dalam arti
yang seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. (Self-management
behavior)

7
3. Informasi Verbal, adalah kemampuan menyerap pengetahuan dalam arti informasi dan fakta
termasuk kemampuan untuk mencari dan mengolah informasi.
4. Keterampilan motorik, adalah kemampuan yang erat kaitannya dengan ketrampilan pisik
seperti ketrampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, busur dan lain lain.
5. Sikap dan nilai, adalah kemampuan yang erat hubungannya dengan arah serta intensitas
emosional yang dimiliki seseorang, sebagimana dapat disimpulkan dari kecendrungan nya
bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian.
Poerwanto (2007) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “ hasil yang dicapai oleh
seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport” Selanjutnya Winkel
(1997) mengatakan bahwa “ prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang
dicapainya” Sedangkan menurut Nasution, S (1987) prestasi belajar adalah “ kesempurnaan yang
dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat, prestasi belajar dikatakan sempurna
apabila
memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi
kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasiinformasi
yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa
dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

F. Strategi Dalam Belajar Mengajar


Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah dilakukan di hubungkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
pewujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat
strategi dasar belajar mengajar yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi serta kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan

8
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
bermasyarakat
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menyelesaikan
kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi dalam
kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat
penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut pendapat saya, motivasi merupakan dorongan yang membuat seseorang
melakukan sesuatu dengan cara tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi seseorang
dapat timbul daridalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa
(motivasi ekstrinsik). Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan sekaligus sebagai
penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar antara lain: cita-cita/aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa dan
lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Sedangkan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dari yang tidak bisa menjadi bisa dari
yang belum tahu menjadi tahu. Perubahan itu dapat kita lihat melalui kemampuan kognitifnya
maupun keterampilannya. Untuk mewujudkan hasil belajar matematika yang memuaskan, maka
seorang guru perlu untuk berkontribusi meningkatkan motivasi belajar yang ada didalam diri
siswanya. Oleh karena itu, seorang guru perlu menggunakan strategi yang tepat pada saat proses
belajar mengajar. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah dilakukan di hubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
pewujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan

3.2 Saran
Saran saya kepada setiap guru matematika, sebaiknya untuk berusaha menggunakan
strategi yang tepat pada saat proses belajar mengajar agar motivasi belajar dalam diri siswa dapat
meningkat, sehingga berdampak bagi hasil belajar matematika siswa yang juga semakin
meningkat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amna, Emda. (2017). Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran. Lantanida
Journal. Vol (5) 2 hal: 93-196

Azis, Putri Athirah. (2106). Hubungan Minat, Motivasi Belajar Dan Sikap Dengan Hasil Belajar
Siswa Kelas Viii Smp Negeri 13 Makassar. Journal of EST. Vol(2)3 hal: 44-151

Damis dan Muhajis. 2019. Analisis Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar
Siswa Pada Sekolah Dasar Negeri 3 Allakuang Kecamatan Maritengngae Kabupaten
Sidenreng Rappang. Jurnal Idaarah. Vol(2)2 hal: 216-227

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama

Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Sistem Ajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Jatmiko. 2015. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X
Smk Nahdhatul Ulama Pace Nganjuk. Jurnal Math Educator Nusantara. Vol 1(2) hal: 205-
213

Pressindo, Aswaja. 2017. Psikologi Belajar. Yogyakarta: PT Bumi Aksara

Sani, Abdullah Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Medan: PT Bumi Aksara

Warti, Elis. (2016)Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di
SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur.Jurnal Pendidikan Matematika
STKIP Garut. Volume 5(2) hal: 177-185

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Medan: PT Bumi Aksara

11

Anda mungkin juga menyukai