SKRIPSI
Diajukan oleh:
Elvinta Salsalina Br Purba
151434076
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang menyertai langkah hidupku
Ketiga adikku tercinta, Gressya Latersia, Armanda Purba dan Ega Prima Purba
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NIM : 151434076
“Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Limbah Tahu dan Daun
Lamtoro dengan Penambahan Bioaktivator EM-4 Terhadap Kandungan
Fosfor dan Kalium Total”
Dibuat di : Yogyakarta
Yang menyatakan
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena
Fermentasi Pupuk Organik Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro dengan
Total” ini dapat selesai. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan
akademik untuk memeroleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi,
1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua Program Studi
4. Ibu Retno Herrani, M.Biotech dan Yoanni Maria Lauda Feroniasanti M.Si.
selaku dosen penguji, yang telah memberikan kritik dan sarannya sehingga
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penulis.
7. Bapak Agus Handoyo dan Bapak Marsono selaku laboran yang turut membantu
Laboratorium BPTP dan Ibu Niken sebagai laboran yang sudah membantu
selama penelitian
10. Kedua orang tuaku Satria Purba dan Nami Br Ginting yang telah memberikan
semangat, kasih sayang, doa serta memberikan dukungan berupa moril dan
11. Ketiga adikku tersayang, Gressya Latersia, Armanda dan Ega yang selalu
12. Sahabat-sahabatku tercinta, Silvia Tihin, Novilina I. D., Veronica Juliani, Ruth
Liananda, Lidia Suwing, Lusi Lestari dan Lit Menda yang telah membantu,
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu
skripsi ini.
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak guna menjadi pelajaran berharga bagi penulis ke depannya. Atas
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Kata kunci : limbah cair tahu, daun lamtoro, lama fermentasi, fosfor, kalium
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The tofu industries always produce waste in their processing. Liquid waste
is the biggest part produced by tofu processing. It will cause environmental
pollution if it is not handled properly. Tofu liquid waste when handled properly will
be beneficial because it contains nutrients such as 5.54% phosphorus and 1.34%
potassium.Making fertilizer from tofu liquid waste can be given additional
ingredients, namely Lamtoro leaves to increase potassium in fertilizer. This study
aims to determine the macronutrient of total phosphor and potassium from liquid
organic fertilizer after being fermented with EM4 and to know the good duration of
fermentation to obtain the highest total Phosphor and Potassium.
The experimental design used in this study was Completely Randomized
Design (CRD) with a long treatment of fermentation (5, 8, and 12 days) and
commercial liquid fertilizer as a positive control. The total phosphorus and
potassium were analyzed by using the spectrophotometric method.
The results showed that the control and duration of fermentation 5, 8 and
12 days gave different average of total phosphorus and potassium, which were
respectively 0.036%, 0.038%, 0.03%, 0.087% of total phosphorus; and 0.078%,
0.291%, 0.310%, 0.325% of total potassium that has not met the Minister of
Agriculture Regulation of 2011. The good duration of fermentation to obtain the
highest total phosphor and potassium is 12 days.
Keywords: tofu liquid waste, Lamtoro leaf, duration of fermentation, phosphor,
potassium
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Isi
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Analisis Kadar Fosfor Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro ........ 43
2. Analisis Kadar Kalium Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro ....... 44
3. Parameter Pendukung Suhu dan pH ............................................................. 46
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 48
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN ...........................................49
A. Kompetensi Inti ........................................................................................... 50
B. Kompetensi Dasar ........................................................................................ 51
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN ................................................................53
A. Kesimpulan .................................................................................................. 53
B. Saran ............................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Tabel
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Gambar
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Lampiran
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
bahan bakunya. Kedelai sebagai bahan baku merupakan tanaman yang banyak
mengandung protein dan kalori serta mengandung vitamin B dan kaya akan
mineral. Protein yang terkandung dalam 100 g kedelai mencapai 35-45 g (Kafadi
1990 dalam Makiyah 2015). Saat ini, industri pembuatan tahu menjadi salah satu
industri rumah tangga yang tersebar luas di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Indonesia yang mudah diperoleh, tahu memiliki kandungan gizi yang baik,
industri tahu selalu menghasilkan limbah. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu
limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan
gembus, tepung ampas tahu, dan pakan ternak. Limbah cair dihasilkan dari proses
(Fadilla, 2010).
Limbah terbesar yang dihasilkan oleh industri tahu adalah limbah cair yang
tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga unsur-unsur organik dalam limbah cair
tahu akan menghasilkan bau tidak sedap yang akan mencapai radius beberapa
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kilometer kilometer dari pabrik industri, limbah cair tahu yang dibuang tanpa
diolah akan meresap ke dalam tanah dan mencapai sumur-sumur warga yang ada di
sekitarnya sehingga akan mencemari air yang digunakan oleh warga dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik industri tahu
adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu atau disebut dengan air dadih.
Banyaknya limbah cair yang dihasilkan dari pabrik industri tahu menjadi salah satu
alasan perlu adanya pengolahan ataupun pemanfaatan limbah cair tahu. Salah satu
upaya pengolahan dan pemanfaatan limbah cair tahu adalah dengan pembuatan
pupuk organik cair agar dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan, seperti
pencemaran air dan pencemaran udara. Limbah cair tahu mengandung unsur hara
makro 1,21% nitrogen, 5,54% fosfor dan 1,34% kalium yang dibutuhkan tanaman
(Asmoro,2008). Limbah cair tahu juga mengandung unsur hara mikro 0,0341%
limbah cair tahu memiliki potensi untuk dijadikan pupuk sebagai sumber nutrisi
Limbah cair tahu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair melalui
baik aerob maupun anaerob terjadi perombakan senyawa kimia kompleks menjadi
tanaman. Dalam proses fermentasi akan dihasilkan senyawa organik seperti asam
laktat dari aktivitas bakteri asam laktat yakni Lactobacillus sp (Makiyah, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembuatan pupuk dari limbah cair tahu dapat diberi bahan tambahan yaitu
daun lamtoro yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan kalium pupuk. Daun
sebagai pakan ternak, terutama ternak dari golongan ruminansia. Selain pakan,
tanaman lamtoro dapat digunakan sebagai pupuk cair terutama pada daunnya yang
mengandung 2,0- 4,3 % nitrogen, 0,2 - 0,4 % fosfor dan 1,3 - 4,0 % kalium
(Ratrinia, 2014).
pengolahan limbah cair tahu dan daun lamtoro sebagai pupuk organik cair. Pupuk
organik cair limbah tahu dan daun lamtoro (Leucanea leucocephala ) ini nantinya
Pengolahan limbah cair tahu dan daun lamtoro menjadi pupuk organik cair
fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan bioaktivator
EM4 sebagai pupuk organik cair terhadap kandungan fosfor dan kalium total.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pupuk
organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro?
fosfor dan kalium total tertinggi pada pupuk cair limbah tahu dan daun
lamtoro?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pada pupuk
cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan
bioaktivator EM4
fosfor dan kalium total tertinggi pada limbah cair tahu dan daun lamtoro
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
mengenai kandungan hara makro fosfor dan kalium total limbah cair tahu
memanfaatkan limbah cair tahu dan daun lamtoro menjadi pupuk organik
cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bagi Masyarakat
industri tahu mengenai pengolahan limbah cair tahu sebagai bahan dasar
cair dari fermentasi sehingga diperoleh kadar fosfor dan kalium total
tertinggi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Limbah Tahu
Kedelai sebagai bahan baku dalam pembuatan tahu merupakan salah satu
nabati, kalori, vitamin B serta kaya akan mineral. Protein yang terkandung di dalam
100 gram kedelai mencapai 35-45 gram Kafadi (dalam Makiyah, 2015).
Limbah tahu berasal dari sisa pengolahan kedelai menjadi tahu yang
terbuang karena tidak terbentuk dengan baik menjadi tahu sehingga tidak dapat
dikonsumsi. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu limbah cair dan limbah padat.
Limbah tersebut mempunyai potensi bila dimanfaatkan dengan tujuan dan maksud
bagian terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan. Limbah cair terjadi karena
adanya sisa air tahu yang tidak menggumpal, potongan tahu yang hancur karena
proses penggumpalan tidak sempurna, serta cairan keruh kekuningan yang dapat
menimbulkan bau tidak sedap dan bila dibiarkan warna limbah cair tahu akan
Berdasarkan proses pembuatan tahu, limbah cair pada proses produksi tahu
Sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey). Air
dadih (whey) mengandung protein yang tinggi dan dapat segera terurai, pada whey
atau cairan tahu juga mengandung banyak mineral, seperti fosfor (P), kalium (K),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), besi (Fe) dan zink (Kaswinarni,
2007).
limbah ataupun pemanfaatan limbah cair tahu yang bertujuan untuk mengurangi
resiko pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan memanfaatkan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Limbah cair
(Kaswinarni, 2007)
dijadikan sebagai pupuk organik cair. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil
pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari limbah industri, sisa tanaman,
kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.
Kelebihan dari pupuk organik cair adalah mampu menyediakan hara secara cepat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan secara terus menerus.
Pupuk organik cair lebih mudah diserap oleh tanaman dibandingkan pupuk
mengandung unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium juga mengandung unsur hara
mikro antara lain unsur boron (B), klor (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn),
zeng (Zn) dan molibden (Mo) yang berperan sebagai katalisator dalam proses
sintesis protein dan pembentukan klorofil, dari semua unsur hara tersebut yang
paling utama dibutuhkan oleh tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah
C. Lamtoro
Salah satu yang dapat mengayakan unsur hara dalam pupuk organik cair
selain dari limbah tahu diperoleh dari jenis tanaman famili leguminosae yakni
lamtoro. Lamtoro atau sering disebut dengan petai cina adalah tanaman sejenis
digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Lamtoro berasal dari
Meksiko dan Amerika Tengah. Penjajah Spanyol membawa biji-biji lamtoro dari
Meksiko ke Filipina di akhir abad XVI dan dari tempat ini lamtoro mulai menyebar
luas ke berbagai bagian dunia dan ditanam sebagai peneduh tanaman kopi,
penghasil kayu bakar, serta sumber pakan ternak. Lamtoro mudah beradaptasi di
berbagai daerah tropis seperti Asia dan Afrika termasuk Indonesia (Riefqi, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Taksonomi
berikut :
Kerajaan : Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Fabales
Suku : Fabaceae
Marga : Leucena
Jenis : Leucena leucocephala
b. Morfologi
Tanaman lamtoro memiliki morfologi akar yang sangat kokoh, karena akar
tumbang oleh tiupan angin. Pohon lamtoro mempunyai batang yang kuat,
sehingga tidak mudah patah. Warna batang cokelat kemerahan sehingga menarik
untuk dipandang. Batang pohon lamtoro dalam waktu satu tahun dapat mencapai
garis tengah 10-15 cm. Daun lamtoro berbentuk simetris, dengan tipe daun
majemuk ganda dan daun berwarna hijau. Buah lamtoro berbentuk polong dalam
tandan, tiap-tiap tandan buah dapat mencapai 20-30 buah polong, sedangkan
dalam satu polongnya dapat mencapai 15-30 biji. Batang tandan berbentuk besar
dan agak pendek. Bijinya berbentuk lonjong dan pipih, jika sudah tua biji
10
Selain itu, daun lamtoro juga mengandung 0,2 - 0,4 % P, dan 1,3 - 4,0 % K. Daun
lamtoro yang basah mengandung unsur N, P, K yang lebih besar dibanding daun
D. Fermentasi
Limbah cair tahu dan daun lamtoro agar dapat menjadi pupuk organik
11
tanaman. Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan organik dihancurkan oleh
oksigen. Pada fermentasi anaerob pada pupuk organik cair, bahan organik akan
diubah menjadi CO2, metana. Berikut reaksi yang terjadi pada proses anaerobik
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑚𝑒
Bahan organik → CO2 + CH4
Dalam proses fermentasi pembuatan pupuk organik cair, ada beberapa hal
tersebut meliputi :
1. EM4
dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman,
memperbaiki kondisi biologis tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri
Actinomycetes sp., Streptomicetes sp., dan ragi (yeast), bakteri pelarut fosfat
(Pseudomonas sp.) (Utomo, 2010). Menurut Yuwono (2006) peranan atau manfaat
Mikroorganisme Peranan
- Merubah gas-gas berbahaya menjadi zat bermanfaat,
menghilangkan bau tak sedap
Bakteri fotosintetik
- Meningkatkan fotosintesis tanaman
- Menunjang pertumbuhan mikroorganisme lainnya
- Menghasilkan asam laktat sebagai hasil penguraian gula
dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri
fotosintetik dan ragi.
Bakteri asam laktat - Menghambat pertumbuhan patogen misalnya Fusarium
sp
- Menguraikan bahan organik dengan cepat sehingga
menghasilkan zat-zat bioaktif (hormon dan enzim)
- Berperan untuk menghasilkan zat-zat antimikroba dari
asam amino yang dihasilkan oleh bakteri fotosintesis dan
Actinomycetes sp.
bahan organik
- Menekan pertumbuhan bakteri dan jamur
- Berperan untuk menghasilkan enzim fosfotase
Bakteri Pelarut fosfat
- Berperan untuk melarutkan fosfat
- Menguraikan bahan organik secara tepat untuk
Jamur fermentasi menghasilkan alkohol, ester, zat-zat antimikroba
- Menghilangkan bau serta mencegah serbuan serangga
dan ulat yang merugikan
- Membentuk zat antibakteri dan bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman dari asam-asam amino dan gula
Ragi
yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintesis.
- Meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar
13
2. Tetes Tebu
senyawa nitrogen dan kandungan gula yang cukup tinggi terutama kandungan
sukrosa. Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi yang terdapat
di dalam EM4 (Wijaya, 2008). Tetes tebu (molasse) kaya akan biotin, asam
pantotenat, tiamin, fosfor, dan sulfur. Tetes tebu digunakan sebagai sumber energi
molasse siap digunakan untuk fermentasi tanpa perlakuan terlebih dahulu karena
3. Suhu
Proses pembuatan pupuk organik cair secara anaerob akan berjalan baik
jika bahan berada dalam suhu yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Suhu yang optimal dalam proses fermentasi pupuk organik cair sekitar 25-55 ̊ C.
Apabila suhu terlalu tinggi maka mikroorganisme akan mati, namun apabila suhu
relatif lebih rendah maka mikroorganisme belum dapat bekerja atau masih dalam
4. pH (Derajat Keasaman)
media penguraian bahan organik adalah pH. pH optimum untuk proses penguraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bahan organik menurut Sutanto (2002) antara 5–8. Dalam proses fermentasi akan
terjadi penurunan pH. Penurunan pH terjadi karena adanya aktivitas bakteri asam
(Amanillah, 2011).
5. Ukuran Bahan
bahan hingga lumat dan menyerupai bubur atau lumpur yang bertujuan untuk
bahan (Yuwono,2006).
6. Lama Fermentasi
merupakan salah satu faktor penting dalam proses fermentasi karena berkaitan
dengan fase pertumbuhan mikroba yang akan berkembang dari waktu ke waktu
pertumbuhan mikroba menurut Hamdiyati (2011) dapat dibagi menjadi empat fase,
yaitu : fase lag, fase logaritma (eksponensial), fase stasioner, dan fase kematian.
a. Fase lag
baru. Lama fase lag pada bakteri sangat bervariasi, tergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
komposisi media, pH, suhu, dan sifat fisiologis mikroorganisme pada media
sebelumnya.
lingkungan yang baru maka sel mulai membelah hingga mencapai populasi
pertumbuhan yang cepat. Setiap sel dalam populasi membelah menjadi dua
sel.
c. Fase stasioner
Fase stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan
pengurangan derajat pembelahan sel. Hal ini disebabkan oleh kadar nutrisi
pembelahan sel.
d. Fase kematian
16
Fase
lag
Standar kualitas unsur makro dan mikro pupuk organik cair berdasarkan
17
4 Hara makro:
- N % 3-6
- P2O5 % 3-6
- K2O % 3-6
5 Hara mikro :
- Fe total atau ppm 90-900
- Fe tersedia ppm 5-50
- Mn ppm 250-5000
- Cu ppm 250-5000
- Zn ppm 250-5000
- B ppm 125-2500
- Co ppm 5-20
- Mo ppm 2-10
G. Kalium
semua proses untuk menunjang hidup tanaman, kalium diserap tanaman dalam
bentuk K+. Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang
banyak mengandung protein. Zat kalium memiliki sifat mudah larut dan hanyut,
18
terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir, munculnya bercak-bercak
nekrotik berwarna cokelat pada daun-daun dan batang yang tua (Winarso, 2005).
Ketersediaan unsur kalium dalam pupuk dipengaruhi oleh jenis bahan yang
kandungan kalium dalam pupuk hal ini disebabkan karena di dalam hijauan terdapat
H. Fosfor
–
Akar tanaman mengambil fosfor dalam bentuk H2PO4 dan HPO4-.
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman, tidak ada unsur lain yang
Secara umum, fungsi dari fosfor dalam tanaman yaitu sebagau berikut :
2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tampak pada tanaman bila kekurangan fosfor ialah warna daun seluruhnya berubah
tua dan sering tampak mengkilap kemerahan. Tepi daun, cabang dan batang
terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kekuningan. Jika
tanaman berbuah maka buahnya kecil dan lebih cepat matang (Lingga dan
Marsono, 2008).
UV-Vis dapat digunakan untuk penentuan terhadap sampel yang berupa larutan.
Pada umumnya sampel harus diubah menjadi suatu larutan yang jernih, untuk
sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang
struktur molekulnya
20
Atom (AAS) beroperasi pada suhu nyala berkisar antara 1700-3200 oC. Penggunaan
Unsur Hara Pupuk Organik Cair Dari Limbah Rumah Tangga Di Kabupaten
Merauke”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara pada
pupuk organik cair dari limbah rumah tangga. Penelitian ini dilakukan di
dan Kesuburan Tanah UNHAS, Makassar. Pembuatan pupuk dalam penelitian ini
dengan cara mencacah limbah sayur dan buah yang berasal dari rumah tangga dan
mencampur dengan EM-4, air kelapa, dedak, larutan gula, kepala udang.
Perbandingan limbah sayur dan kepala udang adalah 1:9. Penelitian pembuatan
yang diamati adalah kandungan unsur hara dari pupuk organik cair hasil fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nitrogen dari pupuk organik cair
Pupuk Organik Cair Dari Limbah Ikan Mujair Danau Lindu Dengan Variasi
mengetahui kandungan unsur hara makro pada pupuk organik cair. Penelitian ini
Taduloko. Pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar limbah jeroan ikan mujair
sebanyak 200 gram yang dimasukkan ke dalam wadah tertutup dengan penambahan
100 ml molase dan 1 L aquades. Volume MOL yang digunakan adalah 0 ml, 50 ml,
100 ml, 100 ml kemudian difermentasi selama 14 hari. Parameter yang diamati
adalah kandungan N,P,K dari pupuk cair hasil fermentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kandungan nitrogen tertinggi 0,311% dengan MOL 100 ml,
fosfor 0,167% dengan MOL 150 ml, dan kalium 0,037% dengan MOL 150 ml.
Pupuk Organik Cair Dari Limbah Buah Jambu Biji, Pisang Mas Dan Pepaya”.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara makro dan mikro
serta bakteri dominan yang terkandung pada pupuk organik cair. Penelitian ini
Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri
dari 5 perlakuan, yaitu Ma adalah MOL limbah buah jambu biji, Mb adalah MOL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
limbah buah pisang mas, Mc adalah MOL limbah buah pepaya, Md adalah
campuran dari ketiga jenis buah dan kontrol menggunakan MOL bonggol pisang,
setiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali dan difermentasi selama 14 hari secara
anaerob. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan yang memiliki kandungan
nitrogen tertinggi adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,68% dan nitogen terendah
terdapat pada Ma (Jambu biji) yaitu 0,28%. Untuk kandungan fosfor tertinggi
adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,27% dan terendah pada Mc (pepaya) yaitu 0,14%.
Kalium tertinggi adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,0045% dan terendah pada Mk
mengenai pengolahan limbah menjadi pupuk organik cair dengan proses fermentasi
secara anaerob, namun lama waktu fermentasi dan parameter yang diukur dengan
penelitian diatas berbeda. Pada penelitian ini lama fermentasi yang dibutuhkan
yaitu 5,8, dan12 hari, parameter yang diukur hanya kandungan fosfor dan kalium
total. Kebaharuan dari penelitian ini adalah bahan yang digunakan sebagai
pembuatan pupuk organik cair yaitu limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan
penambahan EM-4 dan tetes tebu, waktu fermentasi yang dibutuhkan dalam
penelitian yaitu 5, 8, dan 12 hari, parameter yang akan di ukur adalah kandungan
unsur hara fosfor dan kalium total. Diagram literature map dapat dilihat pada
23
Kebaruan penelitian
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi
pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan EM-4
dan tetes tebu terhadap kandungan hara fosfor dan kalium total
Penelitian ini menggunakan lama fermentasi 5,8 dan 12 hari
Kandungan fosfor total diukur dengan Spektrofotometri UV-Vis dan kalium
total dengan Spektrofotometri AAS
24
L. Kerangka Berpikir
limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair yang ramah lingkungan dan dapat
memperbaiki kondisi tanah. Limbah cair tahu memiliki kandungan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Daun lamtoro
daun lamtoro berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk cair. Daun lamtoro dalam
sehingga kandungan fosfor dan kalium dari limbah cair tahu dan daun lamtoro dapat
kualitas pupuk dalam limbah cair tahu dan daun lamtoro sebagai pupuk organik
cair, maka perlu ditambahkan EM4 dan tetes tebu untuk mempercepat proses
fermentasi. Pada penelitian ini lama fermentasi yang digunakan adalah 5,8,12 hari,
pupuk organik cair sehingga dapat diserap oleh tanaman sekitarnya. Hasil yang
diharapkan dari penelitian ini adalah pupuk organik cair dengan kandungan P dan
25
Fermentasi 5, 8, 12 hari
dengan penambahan
bioaktivator
26
M. Hipotesis
1. Terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium pupuk organik cair
dan kalium total tertinggi pada pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2011).
digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang
seragam atau homogen. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri atas
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan lama fermentasi (5 hari,
2. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah berat bahan dasar pembuatan
3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kandungan fosfor (P) dan kalium
(K) total dalam pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. Batasan Masalah
1. Subjek dalam penelitian ini adalah pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro
2. Objek dalam penelitian ini adalah kandungan fosfor dan kalium total.
3. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu lama fermentasi 5 hari, 8
4. Pembuatan pupuk cair dengan bioaktivator EM4 dan tetes tebu dengan
fermentasi anaerob.
1. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair ini yaitu gelas beker 1L,
gelas ukur 50 ml, pH meter digital, higrometer, termometer, stoples plastik, ember,
pisau, saringan. Alat yang digunakan dalam uji kandungan P dan K total yaitu
kjeldahl 50 ml, pipet ukur 10 ml, labu takar 50 ml, corong gelas,tabung reaksi,
29
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk yaitu daun lamtoro, limbah
cair tahu, EM4 dan tetes tebu (molasses). Bahan yang digunakan dalam uji
kandungan P dan K total adalah larutan pupuk cair, larutan HNO3 65%, HClO4
70%, aquades, kertas label, parafilm, larutan standar P 100 ppm, larutan standar K
100 ppm. Larutan standar P dan K dibuat dengan cara pengenceran larutan titrisol
standar fosfat dan kalium 1000 ppm dengan rumus sebagai berikut :
V1.N1 = V2.N2
dengan :
V1 = Volume larutan 1
V2 = Volume larutan 2
N1 = Konsentrasi Larutan 1
N2 = Konsentrasi larutan 2
E. Cara Kerja
Yogyakarta (BPTP DIY). Tahap awal dari penelitian ini adalah pembuatan sampel
dilakukan pengadukan setiap 2 hari sekali. Pupuk hasil fermentasi 5,8, dan 12 hari
pupuk organik cair dan tahap analisis kandungan fosfor dan kalium total pada
30
1. Tahap Persiapan
Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah cair tahu dan daun lamtoro.
Limbah cair tahu diperoleh dari Sentra Industri Tahu Kadirojo Purwomartani
Kalasan, sedangkan daun lamtoro didapatkan dari persawahan milik warga Desa
Paingan. Adapun proses pembuatan pupuk cair dalam penelitian ini meliputi tahap
– tahap berikut:
organik dari bahan baku dan mempercepat penguraian selama masa fermentasi.
Daun lamtoro dibagi rata ke dalam 9 buah stoples ukuran 1200 ml sebanyak
333,3g.
kotoran berupa batu, tanah, kulit kedelai dan benda padat lainnya yang masih
tersisa.
EM4, 180ml molasse) kemudian diaduk rata di dalam ember besar. Larutan
31
2. Tahap fermentasi
Pada penelitian ini lama fermentasi yang digunakan dengan lama waktu 5, 8,
dan 12 hari dalam kondisi anaerob untuk mengetahui variasi fermentasi manakah
yang akan menghasilkan pupuk organik cair yang sesuai dengan standar mutu yang
ada. Kondisi anaerob diartikan sebagai proses dekomposisi bahan organik tanpa
pengukuran kandungan fosfor dan kalium total yang mengacu pada metode
Spectrophotometry.
32
Penimbangan daun
Pencacahan daun lamtoro Limbah Cair tahu
lamtoro
Pengukuran suhu
sebelum fermentasi Limbah cair tahu + EM4+
Pencampuran daun
lamtoro + limbah tahu Molasse
a. Preparasi Sampel
reaksi 100 ml, ditambah 4 ml HNO3 dan 0,5 ml HClO4, diaduk hingga homogen.
Larutan yang sudah homogen didestruksi sampai sempurna dengan suhu bertahap
dari 100℃ hingga suhu maksimal 200℃ dan diperoleh larutan jernih. Dinginkan
dan encerkan dengan aquades dan volume ditetapkan menjadi 50 ml dan dikocok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
hingga homogen, lalu diencerkan dengan aquades hingga sampai tanda pembatas
b. Kadar kalium
4, 8, 12, 16,20 ppm dalam labu tabung reaksi (Balai Penelitian Tanah, 2009).
Perhitungan :
fp = faktor pengenceran
c. Kadar Fosfor
lalu diencerkan dengan aquades 9ml dikocok hingga homogen (ekstrak A). Pipet
selama 30 menit hingga menjadi warna biru. Lalu diukur dengan UV-Vis dengan
34
Larutan standar baku P dibuat dengan konsentrasi 0,4,8,12,16,20 ppm dalam labu
Perhitungan :
Penambahan aquades ke
Larutan standar P
Tahap destruksi larutan jernih
35
F. Analisis Data
Kolmogrov-Smirnov, yang mana jika Asymp. Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.
mana jika Fhitung > 0,05, maka data berasal dari varian yang sama atau homogen.
aplikasi SPSS Statitics Versi 21. ANOVA adalah teknik analisis statistik yang dapat
dengan Nilai F kritikal untuk α = 0,05. Bila nilai Fhitung > Ftabel maka terdapat
perbedaan yang significant antar perlakuan dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc
Menengah Atas (SMA) kelas XII semester Ganjil yakni pada Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan pada sub bab Unsur Hara Tanaman dengan Kompetensi
KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
percobaan.
36
yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
A. Hasil
Menurut Nugroho (2013) bahwa karakteristik pupuk cair yang sudah matang
kekuningan dan memiliki bau cukup menyengat namun tidak menimbulkan bau
busuk melainkan bau pupuk. Pupuk organik cair dalam penelitian ini memiliki
karakteristik warna kuning dan tidak berbau busuk, pH dalam pupuk organik cair
berada dalam kondisi asam yaitu 4-4,3 yang menandakan bahwa pupuk organik
cair dalam penelitian ini belum matang. Parameter kualitas pupuk organik cair
yang akan diukur pada penelitian ini adalah kandungan fosfor (P) dan kalium (K)
total.
2. Kandungan Fosfor
pengukuran kandungan fosfor (P) dan kalium (K) total pada pupuk cair dengan
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.1 Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Fosfor Total pada Pupuk
Cair Hasil Fermentasi Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro
pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro yang tertinggi
terdapat pada perlakuan lama fermentasi 12 hari sebesar 0,087 % dan kandungan
fosfor total terendah pada lama fermentasi 8 hari yakni sebesar 0,031%. Pada
tabel 4.1 kandungan rerata fosfor pada kemasan pupuk komersial adalah 0,036%,
jika hasil pengukuran pupuk cair komersial (kontrol positif) tersebut dibandingkan
dengan pupuk organik cair hasil fermentasi kandungan pupuk cair fermentasi
lebih besar, hal tersebut terlihat pada lama fermentasi 5 hari dan 12 hari dan jika
lebih tinggi yaitu 0,0367%. Rendahnya kandungan unsur hara P dalam pupuk
organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro disebabkan karena
uji Kolmogrov Smirnov 0,897 > 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa data
sampel berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang sama. Pengujian data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dilanjutkan dengan uji homogenitas varians, dari uji homogenitas nilai levene
statistic diperoleh 2,153 dengan sig 0,172 > 0,05 yang berarti lama fermentasi
yang berbeda-beda terhadap kandungan unsur hara fosfor total pada pupuk cair
memiliki variansi yang sama (homogen). Pengujian dilanjutkan dengan uji Anova
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan One Way ANOVA Fosfor Pupuk Cair Fermentasi dan
Kontrol Positif
Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 0,006 3 0,002 361,737 0,000
Within Groups 0,000 8 0,000
Total 0,006 11
Nilai probabilitas pada uji Anova One Way adalah sig 0,000 < 0,05, hal ini
berbeda secara signifikan atau ada beda nyata, karena ada beda nyata maka
dilakukan uji lanjut yaitu post hock ; uji Tukey HSD digunakan untuk mengetahui
perlakuan yang sungguh berbeda (Suparno,2011). Berdasarkan hasil uji Post Hock
Tukey terlihat bahwa kontrol signifikan dengan lama fermentasi 12 hari. Perlakuan
fermentasi 5 hari memiliki hasil yang berbeda dan signifikan dengan fermentasi 8
hari dan 12 hari, lama fermentasi 8 hari menunjukkan hasil yang berbeda dan
menunjukkan hasil yang berbeda dan signifikan dengan fermentasi 5 hari dan 8
hari. Berikut merupakan tabel perbedaan antar perlakuan hasil uji Post Hock
Tukey :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kode K S1 S2 S3
Kontrol - - - S
S1 - - S S
S2 - S - S
S3 S S S -
Keterangan :
K : Kontrol
S1 : Lama Fermentasi 5 hari
S2 : Lama Fermentasi 8 hari
S3 : Lama Fermentasi 12 hari
S : Signifikan
3. Kandungan Kalium
Yogyakarta terhadap kandungan kalium total pupuk organik cair komersial sebagai
kontrol positif dan pada pupuk organik cair limbah cair tahu dan daun lamtoro
dengan penambahan bioaktivator EM4 dan tetes tebu, dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut:
Tabel 4.4 Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Kalium Total pada Pupuk
Cair Hasil Fermentasi Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro
Data yang diperoleh dari setiap perlakuan lama fermentasi memiliki rerata
kandungan yang berbeda yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Berdasarkan tabel rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pengukuran kandungan kalium dalam pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu
dan daun lamtoro yang tertinggi terdapat pada perlakuan lama fermentasi 12 hari
sebesar 0,325 % dan kandungan kalium terendah pada kontrol positif yakni 0,078%
yang berarti kandungan P dalam pupuk cair komersial lebih rendah dibandingkan
dengan pupuk organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro.
uji Kolmogrov Smirnov 0,897 > 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa data sampel
berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang sama. Pengujian data
dilanjutkan dengan uji homogenitas varians, dari uji homogenitas nilai levene
statistic diperoleh 7,708 dengan sig 0,010 > 0,05 yang berarti lama fermentasi yang
berbeda-beda terhadap kandungan unsur hara fosfor total pada pupuk cair memiliki
variansi yang sama (homogen). Pengujian dilanjutkan dengan uji Anova One Way
Tabel 4.5 Hasil Pengujian One Way ANOVA Kalium Pupuk cair fermentasi dan
kontrol positif
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between Groups 0,121 3 0,040 75,888 0,000
Within Groups 0,004 8 0,001
Total 0,126 11
Nilai probabilitas pada uji One Way ANOVA adalah sig 0,00 < 0,05 berarti
memiliki nilai signifikan atau ada perbedaan, maka dilakukan uji lanjut yaitu post
hock ; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan yang sungguh berbeda
42
dengan lama fermentasi 8 hari, dan lama fermentasi 8 hari juga memiliki hasil
yang tidak signifikan dengan fermentasi 12 hari, yang berarti tidak terdapat
perbedaan yang berarti antar perlakuan. Berikut merupakan tabel 4.6 perbedaan
Kode K S1 S2 S3
K S S S S
S1 S - - -
S2 S - - -
S3 S - - -
Keterangan :
K : Kontrol
S1 : Lama Fermentasi 5 hari
S2 : Lama Fermentasi 8 hari
S3 : Lama Fermentasi 12 hari
S : Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Pembahasan
1. Analisis Kadar Fosfor Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro Dengan
Penambahan Bioaktivator EM4 Dan Tetes Tebu
lama fermentasi kandungan fosfor total terdapat perbedaan yang nyata dengan
lama waktu fermentasi yang berbeda. Berdasarkan hasil analisa One Way
perlakuan lainnya.
penurunan yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Hal ini berkaitan dengan aktivitas
mikroba yang berperan selama fermentasi. Hal ini terlihat pada kandungan fosfor
pada fermentasi 5 hari yakni sebesar 0,039% yang berarti terjadi aktivitas
fermentasi 8 hari terlihat terjadi penurunan kandungan fosfor menjadi 0,031%, hal
substrat yang akan digunakan untuk membangun sel dan aktivitas metabolisme
fosfor menjadi 0,087%. Peningkatan kandungan P pada pupuk organik cair ini
terdapat pada EM-4 yaitu Pseudomonas. Mikroba pelarut fosfat ini akan
44
organik limbah cair tahu dan daun lamtoro belum memenuhi Peraturan Menteri
Minimal Pupuk Organik yang menyatakan bahwa kandungan fosfor dalam pupuk
organik cair yaitu 3-6% yang dapat dilihat pada tabel 2.2 dan rerata kandungan
fosfor pupuk cair tertinggi yang diperoleh adalah 0,089% dengan lama fermentasi
12 hari. Rendahnya kandungan fosfor ini dipengaruhi oleh lama fermentasi yang
terlalu singkat, sehingga proses dekomposisi tidak berjalan secara sempurna. Hal
ini dibuktikan dari substrat yang belum terdekomposisi secara keseluruhan dan
2. Analisis Kadar Kalium Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro Dengan
Penambahan Bioaktivator EM4 Dan Tetes Tebu
Kandungan kalium total pada pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu
dan daun lamtoro menghasilkan rerata yang berbeda yang dapat dilihat pada tabel
4.4. Kandungan kalium total mengalami peningkatan dari lama fermentasi 5 hari
secara signifikan atau tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan lama
45
kalium pada lama fermentasi 5,8 dan 12 hari dipengaruhi oleh bahan yang
digunakan yaitu daun lamtoro yang mengandung kalium tinggi, didukung oleh
(Astuti, dkk,, 2010) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur kalium dalam
pupuk dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikomposkan, bahan organik yang
mengandung hijauan dapat meningkatkan kandungan kalium dalam pupuk hal ini
substrat, hal ini disebabkan karena kalium yang terdapat di dalam bahan organik
akan terlarut dalam asam organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Irpan,
dkk., 2018). Hal ini terlihat pada peningkatan kandungan kalium dari lama
fermentasi 5,8 dan 12 hari seiring dengan penurunan pH selama proses fermentasi.
Minimal Pupuk Organik yang menyatakan bahwa kandungan kalium dalam pupuk
organik cair yaitu 3-6% yang dapat dilihat pada tabel 2.2 dan rerata kandungan
kalium pupuk cair tertinggi yang diperoleh adalah 0,325% dengan lama
fermentasi 12 hari. Rendahnya kandungan kalium diduga karena bahan yang tidak
kandungan kalium di dalam bahan tidak berkurang dan kalium pada pupuk cair
juga tinggi. Berikut merupakan gambar 4.1 yang menunjukkan bahan sebelum
46
Biologi. Suhu dipengaruhi oleh faktor penyinaran sinar matahari yang akan
dilakukan hari pertama dan tiap pengambilan data di hari ke-5, hari ke-8 dan hari
ke-12. Rerata pengukuran suhu dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Suhu Dalam Stoples Sebelum dan Sesudah Fermentasi
pada lama fermentasi 5 hari suhu dalam stoples mencapai 29,6 ℃ hal ini terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
akan melepaskan energi berupa panas, pada fermentasi 8 hari suhu dalam stoples
mengalami penurunan menjadi 29℃ hal ini diduga akibat dilakukan pembalikan
saat proses fermentasi, hal ini didukung oleh pernyataan Pandebesie (2012) yang
mengakibatkan temperatur turun dan kemudian naik lagi.” Pada fermentasi 12 hari
suhu dalam stoples meningkat kembali menjadi 30,3℃ yang mana aktivitas
masih dalam range yang baik untuk proses fermentasi. Bila suhu atau temperatur
terlalu tinggi maka mikroorganisme akan mati, namun apabila suhu atau temperatur
relatif lebih rendah maka mikroorganisme belum dapat bekerja atau masih dalam
bertujuan untuk menjaga suhu agar tetap optimal. Suhu atau temperatur yang
organik cair limbah tahu dan daun lamtoro pada penelitian ini dapat dilihat pada
48
pelarut fosfat dan bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus yang akan menghasilkan
total, hal ini disebabkan karena fosfor dan kalium total terlarut dalam asam organik
yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Dalam penelitian ini pH pupuk organik cair
yaitu berkisar 4 - 4,33 dan tergolong asam sedangkan pH optimum untuk proses
penguraian bahan organik menurut Sutanto (2002) antara 5–8, oleh karena itu
berjalan dengan baik dan kandungan yang dihasilkan dapat lebih maksimal dan
dalam penelitian ini belum ada penambahan kalsium karbonat saat proses
C. Keterbatasan Penelitian
2. Lama fermentasi dalam pembuatan pupuk terlalu singkat sehingga pupuk yang
BAB V
Pupuk Organik Cair Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro Terhadap Kandungan
dalam pembelajaran Biologi kelas XII semester Ganjil pada materi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tanaman. Penggunaan limbah cair tahu dan daun lamtoro
sebagai bahan dasar pembuatan pupuk cair mengajarkan siswa untuk memanfaatkan
bahan yang berasal dari alam dan mudah diperoleh, sehingga dapat menekan
secara mandiri sesuai dengan rancangan percobaan yang telah disusun. Rancangan
percobaan dapat berupa; pengaruh suhu terhadap pertumbuhan sawi pakcoy, dan lain
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
A. Kompetensi Inti
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
51
B. Kompetensi Dasar
KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
percobaan
yang benar
Pada kompetensi dasar 3.1 yaitu “ Menganalisis hubungan antara faktor internal
dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup
melalui tayangan gambar dan LKPD. Melalui kegiatan ini peserta didik diberikan
pada tanaman.
tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan
ilmiah yang benar”, peserta didik diajarkan mengenai bagaimana cara menyediakan
unsur hara sebagai faktor eksternal dengan cara menonton video pembuatan pupuk
organik cair dengan cara difermentasi. Setelah itu, peserta didik dituntun untuk
52
faktor luar terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil rancangan
maka hasil percobaan dikumpulkan dalam bentuk laporan tertulis sesuai dengan
Pembelajaran (RPP), LKPD, Bahan Ajar, Kisi-kisi Soal dan Lembar Pengamatan
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pupuk cair hasil
2. Lama fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan unsur hara fosfor
dan kalium total tertinggi pada pupuk cair limbah tahu dan daun lamtoro adalah
B. Saran
2. Perlu dilakukan penelitian dengan lama fermentasi lebih dari 12 hari sehingga
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Daftar Pustaka
Amanillah, Zi, 2011, Pengaruh Konsentrasi EM-4 pada Fermentasi Urin Sapi Terhadap
Konsentrasi N, P, dan K, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang.
Ayu, Gusti, 2017, Kualitas Pupuk Organik Cair Dari Limbah Buah Jambu Biji
(Psidium guajava L.), Pisang Mas (Musa padisiaca L. Var. mas) dan Pepaya
(Carica papaya L.), Skripsi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Asmoro, Y., 2008, Pemanfaatan Limbah Tahu Untuk Peningkatan Hasil Tanaman
Petsai (Brassica chinensis), Jurnal Bioteknologi, Vol 5 (2): 51-55, Program
Biosains Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Astuti, H. Y., Harlian, E., dan Tanti, M., E., 2008, Upaya Pengolahan Feses Domba
dan Limbah Usar (Vitiveria zizanioides) melalui Berbagai Metode Pengomposan,
Jurnal Ilmu Ternak, 8(1): 87-90.
Campbell, N.A., dan J. B., Reece, 2008, Biologi Edisi ke 8 Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Chapelle, F., H., 2001, Ground-Water Microbiology and Geochemistry, John Wiley
and Sons, New York.
Fadilla, Z., 2010, Pengaruh Konsentrasi Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Mikroalga
Scendesmu sp, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sayrif Hidayatullah, Jakarta.
Hadisuwito, S., 2007, Membuat Pupuk Kompos Cair, Agromedia Pusaka, Jakarta.
Hanafiah, K.A., 2007, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Irianto, A., 2004, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prenada Media Group,
Jakarta.
Irpan, Caronge, M., Wiharto, dan Fadilah, R., 2018, Uji Kualitas MOL Air Buah
Siwalan (Borassus flabellifer) Dengan Penambahan Berbagai Jenis Buah
Berdasarkan Lama Fermentasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Vol. 4.
Kaswinarni, F., 2007, Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri
Tahu, Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Dipenogoro.
Lepongbulan, W., Tiwow,V., dan Wahid, A., 2017, Analisis Unsur Hara Pupuk
Organik Cair Dari Limbah Ikan Mujair Danau Lindu Dengan Variasi Volume
Mikroorganisme Lokal Bonggol Pisang, Jurnal Akademika Kim 6 (2).
Lingga dan Marsono, 2008, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.
Makiyah, M., 2015, Analisis Kadar NPK Pupuk Cair Limbah Tahu Dengan
Penambahan Tanaman Matahari Meksiko (Thitonia diversifoliaI), Skripsi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Musnamar, E. I., 2004, Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi,
Penebar Swadya, Jakarta.
Nasution, Hasmalina, Henny, D., J., Ulsanna, L., dan Wahyuningsih, 2017,
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu dan daun Gamal (Grilicidia sepium) Sebagai
Pupuk Organik Cair Dengan Cara Metoda Fermentasi Dengan Aktivator EM4,
Jurnal Photon, 8 (1).
Nohong, 2010, Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Bahan Penyerap Logam Krom,
Kadmium dan Besi dalam Air Lindi TPA, Kendari, Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Haluoleo Kendari.
Nugroho, P., 2013, Panduan Membuat: Pupuk kompos cair, Yogyakarta, Pustaka Baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Palimbungan, N., Labatar, R., dan Hamzah, F., 2006, Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro
Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi,
Jurnal agristim, Desember 2006, Vol 2 No 2.
Pandebesie, E., S., dan Rayuanti, D., 2012, Pengaruh Penambahan Sekam Pada Proses
Pengomposan Sampah Domestik, Jurnal Lingkungan Tropis, Jurusan Kimia ITS
Surabaya.
Puji, L.E., 2013, Pengaruh Pemberian Air Limbah Tahu Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L), Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Ratrinia, W., P., Widodo, Farid, M., dan Eko, N., D., 2014, Pengaruh Penggunaan
Bioaktivator EM4 dan Penambahan Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Terhadap Spesifikasi Pupuk Organik Cair Rumput Laut Eucheuma spinosum,
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3 (3).
Reinnoki R., Rohim W., dan Priyanto S., 2012, Ektraksi Fosfor dari Limbah Buah
Jengkol dan Petai untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair, Jurnal Teknologi Kimia
dan Industri.
Riefqi, F., 2014, Tumbuhan Leguminoseae, Yogyakarta: Kanisius.
Sulistyawati, E., Mashita, N., dan Choesin, D., 2007, Pengaruh Agen Dekomposer
Terhadap Hasil Kualitas Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga, Sekolah
Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, Bandung.
Sundari, I., Maruf, W., F., dan Dewi, E., N., 2014, Pengaruh Penggunaan Bioaktivator
EM4 Dan Penambahan Tepung Ikan Terhadap Spesifikasi Pupuk Organik Cair
Rumput Laut Gracilaria sp. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan, 3(3), 88-94.
Suhartati, T., 2017, Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-VIS dan Spektrofotometri
Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik, Lampung, CV. Anugrah
Utama Raharja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Taniredja, T., dan Mustafidah, H., 2011, Penelitian Kuantitatif, Alfabeta, Bandung.
Wahida dan Ni Luh, S.,S., 2016, Analisis Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Cair
Dari Limbah Rumah Tangga Di Kabupaten Merauke, Agricola, Vol 6 (1).
Wijaya, K., A., 2008, Nutrisi Tanaman sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi
Alami Tanaman, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Winarso, S., 2005, Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah,
Yogyakarta, Penerbit Gava Media.
Yuwono, D., 2006, Kompos Cara Aerob Dan Anaerob Menghasilkan Kompos
Berkualitas, Seri Agritekno, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Fermentasi dan Kontrol
a. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 5 hari
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 8 hari
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 12 hari
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Descriptive
N Mean Std. Std. 95% Confidence minimum maksimum
Deviatio Error Interval for Mean
n Lower Upper
Bound Bound
k 3 ,03633 ,000577 ,000333 ,03490 ,03777 ,036 ,037
s1 3 ,03900 ,002646 ,001528 ,03243 ,04557 ,037 ,042
s2 3 ,03133 ,002309 ,001333 ,02560 ,03707 ,030 ,034
s3 3 ,08667 ,003055 ,001764 ,07908 ,09426 ,084 ,090
Total 12 ,04833 ,023380 ,006749 ,03348 ,06319 ,030 ,090
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANOVA
Fosfor
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between ,006 3 ,002 361,737 ,000
Groups
Within Groups ,000 8 ,000
Total ,006 11
Tukey HSD
(I) Kode (J) Kode Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Difference Lower Bound Upper
(I-J) Bound
s1 -,002667 ,001915 ,537 -,00880 ,00347
k s2 ,005000 ,001915 ,115 -,00113 ,01113
*
s3 -,050333 ,001915 ,000 -,05647 -,04420
k ,002667 ,001915 ,537 -,00347 ,00880
*
s1 s2 ,007667 ,001915 ,017 ,00153 ,01380
*
s3 -,047667 ,001915 ,000 -,05380 -,04153
k -,005000 ,001915 ,115 -,01113 ,00113
*
s2 s1 -,007667 ,001915 ,017 -,01380 -,00153
*
s3 -,055333 ,001915 ,000 -,06147 -,04920
*
k ,050333 ,001915 ,000 ,04420 ,05647
*
s3 s1 ,047667 ,001915 ,000 ,04153 ,05380
*
s2 ,055333 ,001915 ,000 ,04920 ,06147
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fosfor
a
Tukey HSD
Kode N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
s2 3 ,03133
k 3 ,03633 ,03633
s1 3 ,03900
s3 3 ,08667
Sig. ,115 ,537 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Unstandardized 12 ,2510833 ,08870995 ,13713 ,36503
Predicted Value
Descriptives
Kalium
N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval Minimum Maximum
Deviation Error for Mean
Lower Upper Bound
Bound
K 3 ,07833 ,015308 ,008838 ,04031 ,11636 ,061 ,090
S1 3 ,29067 ,043924 ,025360 ,18155 ,39978 ,240 ,318
S2 3 ,31033 ,008083 ,004667 ,29025 ,33041 ,303 ,319
S3 3 ,32500 ,007810 ,004509 ,30560 ,34440 ,320 ,334
Total 12 ,25108 ,106912 ,030863 ,18315 ,31901 ,061 ,334
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANOVA
Kalium
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,121 3 ,040 70,539 ,000
Within Groups ,005 8 ,001
Total ,126 11
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kalium
Tukey HSD
(I) Kode (J) Kode Mean Difference Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
(I-J) Lower Bound Upper Bound
*
S1 -,212333 ,019536 ,000 -,27490 -,14977
K S2 -,232000* ,019536 ,000 -,29456 -,16944
*
S3 -,246667 ,019536 ,000 -,30923 -,18410
*
K ,212333 ,019536 ,000 ,14977 ,27490
S1 S2 -,019667 ,019536 ,750 -,08223 ,04290
S3 -,034333 ,019536 ,358 -,09690 ,02823
K ,232000* ,019536 ,000 ,16944 ,29456
S2 S1 ,019667 ,019536 ,750 -,04290 ,08223
S3 -,014667 ,019536 ,874 -,07723 ,04790
*
K ,246667 ,019536 ,000 ,18410 ,30923
S3 S1 ,034333 ,019536 ,358 -,02823 ,09690
S2 ,014667 ,019536 ,874 -,04790 ,07723
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kalium
Tukey HSDa
Kode N Subset for alpha = 0.05
1 2
K 3 ,07833
S1 3 ,29067
S2 3 ,31033
S3 3 ,32500
Sig. 1,000 ,358
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hipotesis generation
Siswa berdiskusi merumuskan
dugaan untuk menjawab kasus
faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dari tayangan
gambar
Hipotesis Testing
Siswa Menganalisis hubungan
faktor internal dan eksternal
yangnmemengaruhi
pertumbuhanndan
perkembangan pada tumbuhan
yang ada di LKPD
Conclution
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
faktor-faktornyang
memengaruhinya
Siswanpresentasinhasil
rancangan yang ditulis di LKPD
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelas : XII
Semester : Ganjil
A. KOMPETENSI INTI
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. MATERI AJAR
Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tanaman
Faktual
1. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tingkat tinggi diawali dari biji
2. Faktor internal dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Contohnya
yaitu hormon pada tumbuhan buah anggur tanpa biji dan bonsai.
3. Faktor eksternal dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Contohnya yaitu pada tumbuhan yang tidak diberi nutrisi akan mengalami
pertumbuhan yang lambat dan kerdil.
Konseptual
1. Faktor yang memengaruhi perkecambahan yaitu oksigen, air, suhu dan cahaya.
2. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: faktor internal (gen dan hormon) dan
faktor eksternal (nutrisi, pH, air, kadar garam, oksigen, cahaya, suhu,
kelembapan).
Prosedural
Pengamatan pengaruh faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.
Metakognitif
Menyajikan data dan menganalisis hasil percobaan dalam bentuk laporan tertulis.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Alat/Bahan
Laptop
Viewer
LKPD
4. . Sumber Belajar
Buku Biologi SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
Buku Biologi Campbell Edisi Kedelapan Jilid I
Buku-buku yang Relevan
Artikel Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Hipothesis Testing
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Conclution
Regulation 15 menit
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Stimulasi
Identifikasi Masalah
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu
2. Bentuk Instrumen
a. Lembar Kerja Siswa
b. Rubrik Penilaian
c. Pedoman Skoring
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I. Lampiran
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Materi Pembelajaran/Bhaan Ajar
3. Instrumen Penilaian
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelompok :
1. .....................................................
2. .....................................................
3. .....................................................
4. .....................................................
5. .....................................................
6. .....................................................
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Pertanyaan Diskusi :
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman?
2. Jelaskan minimal 4 faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman!
3. Bagaimanakah interaksi antar faktor internal dan eksternal pada gambar berikut?
F. Jawaban
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. ..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................
2. ..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................
3. ..............................................................................................................................
..................................................................................................................
G. Kesimpulan
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelompok :
1. .....................................................
2. .....................................................
3. .....................................................
4. .....................................................
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Suhu
Pada dasarnya, suhu yang dibutuhkan tumbuhan selama pertumbuhan dan
perkembangannya berbeda-beda, bergantung pada jenis tumbuhan dan tempat
hidupnya. Namun, secara umum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan biasa
berlangsung pada suhu 4-45o C dan optimum pada kisaran suhu 28-33o C. Suhu
optimum dibutuhkan tumbuhan karena aktivitas pertumbuhan merupakan
peristiwa enzimatis yang membutuhkan bantuan enzim. Enzim tidak dapat bekerja
pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
e. Cahaya
Cahaya dibutuhkan tumbuhan agar dapat melakukan fotosintesis.Cahaya
secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh
cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang
tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada keadaan gelap, pertumbuhan
tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal
(lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak
kukuh.Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh,
daun berkembang sempurna dan berwarna hijau. Dalam fotosintesis, cahaya
berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak
terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat.
Pada beberapa jenis tumbuhan, terutama tumbuhan yang terdapat di negara
empat musim, panjang pendeknya penyinaran cahaya sangat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Akibatnya, ada tumbuhan yang
dikenal sebagai tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan
tumbuhan berhari netral. Respons tumbuhan terhadap lamanya penyinaran yang
demikian dikenal dengan istilah fotoperiodisme.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Unsur hara
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pati pada tanaman. Juga untuk menstimulasi pemecahan molekul air pada fase
terang fotosintesis serta essensial untuk proses pembelahan sel.
g. Polutan
Beragam jenis polutan dapat menghambat pertumbuhan. Polutan berupa gas-
gas beracun seperti karbon monoksida, belerang dioksida, hidrogen fluorida,
hidrogen sulfida dapat menghambat pertumbuhan, bahkan kematian tumbuhan.
Sabun cuci yang berasal dari limbah rumah tangga ataupun limbah industri juga
dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Giberalin
Giberalin banyak terdapat pada bagian ujung daun, kuncup biji, dan ujung
akar. Berikut ini beberapa fungsi dari giberalin :
a) Merangsang pertumbuhan batang, daun, akar
b) Merangsang pematangan serbuk sari dan pertumbuhan tangkai serbuk
sari
c) Merangsang perkembangan bunga (pada tumbuhan tertentu)
d) Merangsang pertunasan pada kuncup
e) Menghentikan dormansi pada biji
f) Mempercepat perkecambahan pada biji.
3) Sitokinin
Pada tahun 1941, J.Van Overbeek, berhasil menemukan substansi kimia
yang memengaruhi pertumbuhan endosperma buah kelapa. Substansi tersebut
adalah sitokinin. Hormon sitokonin adalah hormon yang dikenal karena
fungsinya dalam pembelahan sel tumbuhan atau sitokinesis. Berikut ini
beberapa fungsi dari sitokinin:
a) Menyebabkan pertumbuhan embrio dan meningkatkan pertumbuhan
rata-rata sel yang diisolasi di laboratorium
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soal Test
I. Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (x) pada abjad jawaban yang paling benar pada lembar
jawaban anda.
1. Unsur hara merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman. Bila pertumbuhan suatu tanaman terdapat gejala tepi
daun muda seperti terbakar, tepi daun tua menjadi cokelat dan bunga mudah gugur.
Hal ini mencirikan bahwa tanaman tersebut kekurangan...........
2. Salah satu faktor internal yang berperan dalam pertumbuhan pada tumbuhan adalah
hormon. Jenis hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan batang
apikal dan dormansi biji secara berurutan adalah.....
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel diatas faktor eksternal yang diberikan kepada tanaman cabe merah
keriting memengaruhi pertumbuhan batang dan bunga cabe merah keriting, hal ini
dapat disimpulkan bahwa ....
a. Unsur (N) mempercepat pertumbuhan batang dan bunga
b. Unsur (P) mempercepat pertumbuhan batang dan bunga
c. Unsur (K) mempercepat pertubuhan batang dan bunga
d. Unsur (N) mempercepat pertumbuhan bunga
e. Unsur (K) mempercepat pertumbuhan batang
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
II. Essay
1. Pada suatu hari, Doni berkeliling di sekitar ladang Pak Anton. Doni melihat rumput
teki disekitar ladang pak Arep yang pertumbuhannya tidak sama. Doni melihat
rumput teki yang berada di tempat teduh lebih cepat mengalami pertumbuhan
dibandingkan dengan tumbuhan yang langsung terkena paparan sinar matahari.
Dari cerita singkat diatas, jelaskan dan kaitkanlah pengaruh faktor internal dan
eksternal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman.
2. Seorang siswa akan melakukan penelitian terhadap tanaman yang diberi pupuk cair
yang mengandung fosfor dan kalsium, yang mana fungsi kedua unsur hara tersebut
adalah untuk memperkuat batang dan daun. Buatlah rencana penelitian untuk melihat
pengaruh pemberian pupuk cair terhadap tanaman, minimal berisi:
a. Judul Penelitian
b. Rumusan masalah
c. Hipotesis
d. Variabel bebas dan terikat
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Hal ini dipengaruhi oleh cahaya matahari dan hormon auksin yang terdapat
pada tanaman teki. Hormon auksin sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari,
semakin banyak paparan sinar matahari maka semakin terhambat proses
pembesaran dan pemanjangan pada tanaman. Oleh karena itu, teki yang berada
di tempat teduh tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang terkena paparan
sinar matahari, hal ini terjadi karena hormon auksin pada tumbuhan teki
mendapat cahaya minim sehingga hormon auksin bekerja secaara maksimal.
Pada tumbuhan yang terkena paparan cahaya pertumbuhannya lambat
dikarenakan kerja hormon auksin terhambat.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aspek Afektif
Nama
No Percaya Kerja Skor Nilai
Lengkap Disiplin
Diri sama
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah rata-rata
presentase
Keterangan :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
3 : Baik Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100
2 : Cukup
1 : Kurang
Nilai Kriteria
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penilaian Test
dst
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pilihan Ganda
Essay
0 Tidak menjawab
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0 Tidak menjawab
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penilaian Psikomotorik
Skor
No Aspek
1 2 3
1 Persiapan
- Perumusan Judul
- Penentuan Rumusan masalah
- Perumusan Metode
2 Pelaksanaan
3 Laporan
Keterangan :
3 : Baik 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100
2 : Cukup
1 : Kurang
Nilai Kriteria
91-100 Baik Sekali
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
< 60 Kurang sekali
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persiapan
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109