Anda di halaman 1dari 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH LAMA FERMENTASI PUPUK ORGANIK CAIR


LIMBAH CAIR TAHU DAN DAUN LAMTORO
DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR EM4
TERHADAP KANDUNGAN FOSFOR DAN KALIUM TOTAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan oleh:
Elvinta Salsalina Br Purba
151434076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Persembahan

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara


kamu.”
(1 Petrus 5 : 7)

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang menyertai langkah hidupku

Kedua orang tuaku tercinta, Satria Purba dan Nami Br Ginting

Ketiga adikku tercinta, Gressya Latersia, Armanda Purba dan Ega Prima Purba

Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan dan doa

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tuliskan


ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Mei 2019

Penulis

Elvinta Salsalina Br Purba

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata


Dharma Yogyakarta :

Nama : Elvinta Salsalina Br Purba

NIM : 151434076

Demi pngembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada


perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

“Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Limbah Tahu dan Daun
Lamtoro dengan Penambahan Bioaktivator EM-4 Terhadap Kandungan
Fosfor dan Kalium Total”

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas


Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 7 Mei 2019

Yang menyatakan

Elvinta Salsalina Br Purba

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena

berkat rahmat dan bimbingan-Nya skripsi yang berjudul “Pengaruh Lama

Fermentasi Pupuk Organik Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro dengan

Penambahan Bioaktivator EM-4 Terhadap Kandungan Fosfor dan Kalium

Total” ini dapat selesai. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan

akademik untuk memeroleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ada begitu

banyak pihak yang senantiasa memberikan dukungan, bimbingan dan motivasi.

Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing

penulis dengan penuh kesabaran, memberikan masukan, pengarahan, serta

perbaikan-perbaikan selama proses penyususnan skripsi ini.

4. Ibu Retno Herrani, M.Biotech dan Yoanni Maria Lauda Feroniasanti M.Si.

selaku dosen penguji, yang telah memberikan kritik dan sarannya sehingga

skripsi ini menjadi lebih baik.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah

membagikan ilmu, wawasan dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi

penulis.

6. Segenap staf Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan pelayanan akademik

secara prima dan penuh kesabaran

7. Bapak Agus Handoyo dan Bapak Marsono selaku laboran yang turut membantu

menyediakan alat-alat penelitian bagi penulis

8. Beasiswa Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia (YVDMI) yang telah

memberikan bantuan dana pendidikan

9. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta yang sudah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar mengenai penelitian penulis di

Laboratorium BPTP dan Ibu Niken sebagai laboran yang sudah membantu

selama penelitian

10. Kedua orang tuaku Satria Purba dan Nami Br Ginting yang telah memberikan

semangat, kasih sayang, doa serta memberikan dukungan berupa moril dan

materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan skripsi

ini dengan baik.

11. Ketiga adikku tersayang, Gressya Latersia, Armanda dan Ega yang selalu

menyemangati dan menghibur penulis.

12. Sahabat-sahabatku tercinta, Silvia Tihin, Novilina I. D., Veronica Juliani, Ruth

Liananda, Lidia Suwing, Lusi Lestari dan Lit Menda yang telah membantu,

memberi dukungan, doa, semangat, motivasi dan kebersamaannya.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang menjadi teman

seperjuangan penulis dalam melaksanakan studi di Universitas Sanata Dharma.

14. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak guna menjadi pelajaran berharga bagi penulis ke depannya. Atas

perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Penulis

Elvinta Salsalina Br Purba

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH LAMA FERMENTASI PUPUK ORGANIK CAIR


LIMBAH CAIR TAHU DAN DAUN LAMTORO
DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR EM4
TERHADAP KANDUNGAN FOSFOR DAN KALIUM TOTAL

Elvinta Salsalina Br Purba


151434076
Universitas Sanata Dharma
2019

ABSTRAK

Industri tahu selalu menghasilkan limbah dalam pengolahannya. Limbah


cair merupakan bagian terbesar yang dihasilkan dari pengolahan tahu, apabila tidak
ditangani secara tepat akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan karena
menghasilkan bau yang tidak sedap. Limbah cair tahu apabila ditangani dengan
baik akan menguntungkan karena mengandung unsur-unsur hara seperti fosfor
5,54% dan kalium 1,34%. Pembuatan pupuk dari limbah cair tahu dapat diberi
bahan tambahan yaitu daun lamtoro untuk meningkatkan kalium pada pupuk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan hara makro fosfor (P) dan
kalium (K) total dari pupuk organik cair setelah difermentasi dengan EM4 dan
mengetahui lama fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan P dan K total
tertinggi.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama fermentasi (5,8,12 hari)
dan pupuk cair komersial sebagai kontrol positif. Analisis kandungan fosfor (P) dan
kalium (K) total menggunakan metode spektrofotometri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol dan lama fermentasi 5,8 dan
12 hari memberikan rerata kandungan fosfor dan kalium total yang berbeda yaitu
masing-masing 0,036%, 0,038%, 0,03 %, 0,087% kandungan P total; dan 0,078%,
0,291%, 0,310%, 0,325 % kandungan K total. Kandungan P dan K total belum
memenuhi Peraturan Menteri Pertanian Tahun 2011. Lama fermentasi yang baik
untuk mendapatkan kandungan P-total dan K-total tertinggi yaitu 12 hari.

Kata kunci : limbah cair tahu, daun lamtoro, lama fermentasi, fosfor, kalium

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE EFFECT OF FERMENTATION DURATION OF LIQUID ORGANIC


FERTILIZER OF TOFU LIQUID WASTE & LAMTORO LEAVES WITH
ADDITION OF EM4 BIOACTIVATORS TO TOTAL PHOSPHORUS AND
POTASSIUM CONTENT

Elvinta Salsalina Br Purba


151434076
Sanata Dharma University
2019

ABSTRACT

The tofu industries always produce waste in their processing. Liquid waste
is the biggest part produced by tofu processing. It will cause environmental
pollution if it is not handled properly. Tofu liquid waste when handled properly will
be beneficial because it contains nutrients such as 5.54% phosphorus and 1.34%
potassium.Making fertilizer from tofu liquid waste can be given additional
ingredients, namely Lamtoro leaves to increase potassium in fertilizer. This study
aims to determine the macronutrient of total phosphor and potassium from liquid
organic fertilizer after being fermented with EM4 and to know the good duration of
fermentation to obtain the highest total Phosphor and Potassium.
The experimental design used in this study was Completely Randomized
Design (CRD) with a long treatment of fermentation (5, 8, and 12 days) and
commercial liquid fertilizer as a positive control. The total phosphorus and
potassium were analyzed by using the spectrophotometric method.
The results showed that the control and duration of fermentation 5, 8 and
12 days gave different average of total phosphorus and potassium, which were
respectively 0.036%, 0.038%, 0.03%, 0.087% of total phosphorus; and 0.078%,
0.291%, 0.310%, 0.325% of total potassium that has not met the Minister of
Agriculture Regulation of 2011. The good duration of fermentation to obtain the
highest total phosphor and potassium is 12 days.
Keywords: tofu liquid waste, Lamtoro leaf, duration of fermentation, phosphor,
potassium

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ..............................................................................................................x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
Daftar Isi .............................................................................................................. xii
Daftar Gambar ................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Permasalahan........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.Bagi Peneliti ............................................................................................... 4
2.Bagi Masyarakat ......................................................................................... 5
3.Bagi Dunia Pendidikan ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................6
A. Limbah Tahu .................................................................................................. 6
B. Pupuk Organik Cair ....................................................................................... 7
C. Lamtoro.......................................................................................................... 8
1.Taksonomi dan Morfologi .......................................................................... 9
2.Manfaat Tanaman Lamtoro Menjadi Pupuk ............................................. 10
D. Fermentasi ................................................................................................... 10
E. Faktor yang Memengaruhi Fermentasi ........................................................ 11
1. EM4 ........................................................................................................ 11

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tetes Tebu .............................................................................................. 13


3. Suhu ........................................................................................................ 13
4. pH (Derajat Keasaman) .......................................................................... 13
5. Ukuran Bahan ......................................................................................... 14
6. Lama Fermentasi .................................................................................... 14
F. Standar Pupuk Organik Cair ........................................................................ 16
G. Kalium ......................................................................................................... 17
H. Fosfor ........................................................................................................... 18
I. Menganalisis Kandungan Fosfor .................................................................. 19
J. Menganalisis Kandungan Kalium ................................................................. 20
K. Penelitian Yang Relevan.............................................................................. 20
L. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 24
M. Hipotesis ..................................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................27
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 27
B. Variabel Penelitian....................................................................................... 27
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 28
D. Alat dan Bahan ............................................................................................ 28
1. Alat ......................................................................................................... 28
2. Bahan ...................................................................................................... 29
E. Cara Kerja .................................................................................................... 29
1. Tahap Persiapan ..................................................................................... 30
2.Tahap fermentasi ...................................................................................... 31
3. Tahap pengujian ..................................................................................... 32
F. Analisis Data ................................................................................................ 35
G. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran .................. 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................37
A. Hasil ............................................................................................................. 37
2. Kandungan Fosfor .................................................................................. 37
3. Kandungan Kalium................................................................................. 40
B. Pembahasan ................................................................................................. 43

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Analisis Kadar Fosfor Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro ........ 43
2. Analisis Kadar Kalium Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro ....... 44
3. Parameter Pendukung Suhu dan pH ............................................................. 46
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 48
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN ...........................................49
A. Kompetensi Inti ........................................................................................... 50
B. Kompetensi Dasar ........................................................................................ 51
BAB VI KESIMPULAN dan SARAN ................................................................53
A. Kesimpulan .................................................................................................. 53
B. Saran ............................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................54

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Kandungan Limbah Cair Tahu .................................................................7


Tabel 2.2 Standarisasi Pupuk Organik Cair ...........................................................17
Tabel 4.1 Rerata Kandungan Fosfor dan Kontrol Pupuk Fermentasi ....................38
Tabel 4.2 Pengujian One Way Anova Fosfor ........................................................39
Tabel 4.3 Pengujian Post Hock Tukey Fosfor .......................................................40
Tabel 4.4 Rerata Kandungan Kalium dan Kontrol Pupuk Fermentasi...................40
Tabel 4.5 Pengujian One Way ANOVA Kalium ...................................................41
Tabel 4.6 Pengujian Post Hock Tukey Kalium ......................................................42
Tabel 4.7 Pengukuran Suhu ...................................................................................46
Tabel 4.8 Pengukuran pH .......................................................................................48

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Morfologi Tanaman Lamtoro .............................................................10


Gambar 2.2 Kurva Pertumbuhan Mikroba .............................................................17
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian Relevan .....................................................23
Gambar 2.4 Diagram Kerangka Berpikir ...............................................................25
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Pupuk ...................................................................32
Gambar 3.2 Proses Pengujian Fosfor dan Kalium .................................................34
Gambar 4.1 Perubahan Bahan Sebelum dan Sesudah Fermentasi .........................46

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Kandungan Fosfor dan Kalium .............................58


Lampiran 2 Hasil uji Statistik Fosfor .....................................................................62
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Kalium...................................................................65
Lampiran 4 Silabus Pembelajaran ..........................................................................68
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................73
Lampiran 6 Lembar Kerja Peserta Didik ...............................................................84
Lampiran 7 Bahan Ajar ..........................................................................................89
Lampiran 8 Kisi-kisi Soal Evaluasi........................................................................97
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Penilaian .........................................................102

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Industri tahu merupakan salah satu industri pengolah kedelai sebagai

bahan bakunya. Kedelai sebagai bahan baku merupakan tanaman yang banyak

mengandung protein dan kalori serta mengandung vitamin B dan kaya akan

mineral. Protein yang terkandung dalam 100 g kedelai mencapai 35-45 g (Kafadi

1990 dalam Makiyah 2015). Saat ini, industri pembuatan tahu menjadi salah satu

industri rumah tangga yang tersebar luas di daerah perkotaan maupun pedesaan.

Tahu merupakan makanan yang dikenal dan digemari oleh masyarakat

Indonesia yang mudah diperoleh, tahu memiliki kandungan gizi yang baik,

pembuatannya juga sederhana dan relatif murah. Dalam proses pengolahannya

industri tahu selalu menghasilkan limbah. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu

limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan

penggumpalan, limbah padat ini sebagian besar dimanfaatkan menjadi tempe

gembus, tepung ampas tahu, dan pakan ternak. Limbah cair dihasilkan dari proses

perendaman, pencucian kedelai, penyaringan, pengepresan dan pencetakan tahu

(Fadilla, 2010).

Limbah terbesar yang dihasilkan oleh industri tahu adalah limbah cair yang

berpotensi mencemari lingkungan. Limbah ini sering dibuang secara langsung

tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga unsur-unsur organik dalam limbah cair

tahu akan menghasilkan bau tidak sedap yang akan mencapai radius beberapa

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kilometer kilometer dari pabrik industri, limbah cair tahu yang dibuang tanpa

diolah akan meresap ke dalam tanah dan mencapai sumur-sumur warga yang ada di

sekitarnya sehingga akan mencemari air yang digunakan oleh warga dalam

kehidupan sehari-hari.

Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik industri tahu

adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu atau disebut dengan air dadih.

Banyaknya limbah cair yang dihasilkan dari pabrik industri tahu menjadi salah satu

alasan perlu adanya pengolahan ataupun pemanfaatan limbah cair tahu. Salah satu

upaya pengolahan dan pemanfaatan limbah cair tahu adalah dengan pembuatan

pupuk organik cair agar dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan, seperti

pencemaran air dan pencemaran udara. Limbah cair tahu mengandung unsur hara

makro 1,21% nitrogen, 5,54% fosfor dan 1,34% kalium yang dibutuhkan tanaman

(Asmoro,2008). Limbah cair tahu juga mengandung unsur hara mikro 0,0341%

kalsium, 0,00019% besi, 0,00012% tembaga dan 0,00059% natrium, sehingga

limbah cair tahu memiliki potensi untuk dijadikan pupuk sebagai sumber nutrisi

bagi tanaman (Kaswinarni,2007).

Limbah cair tahu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair melalui

proses fermentasi. Dalam proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme

baik aerob maupun anaerob terjadi perombakan senyawa kimia kompleks menjadi

lebih sederhana yang bertujuan untuk mempercepat penyerapan nutrisi pada

tanaman. Dalam proses fermentasi akan dihasilkan senyawa organik seperti asam

laktat dari aktivitas bakteri asam laktat yakni Lactobacillus sp (Makiyah, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembuatan pupuk dari limbah cair tahu dapat diberi bahan tambahan yaitu

daun lamtoro yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan kalium pupuk. Daun

lamtoro (Leucanea leucocephala) saat ini hanya dimanfaatkan oleh masyarakat

sebagai pakan ternak, terutama ternak dari golongan ruminansia. Selain pakan,

tanaman lamtoro dapat digunakan sebagai pupuk cair terutama pada daunnya yang

mengandung 2,0- 4,3 % nitrogen, 0,2 - 0,4 % fosfor dan 1,3 - 4,0 % kalium

(Ratrinia, 2014).

Berdasarkan permasalahan yang ada di lapangan maka perlu dilakukan

pengolahan limbah cair tahu dan daun lamtoro sebagai pupuk organik cair. Pupuk

organik cair limbah tahu dan daun lamtoro (Leucanea leucocephala ) ini nantinya

dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk anorganik karena mengandung

senyawa organik yang dapat meningkatkan ketersediaan hara, merangsang

pertumbuhan akar tanaman dan pertumbuhan jumlah daun (Musnamar, 2004).

Pengolahan limbah cair tahu dan daun lamtoro menjadi pupuk organik cair

perlu ditambahkan EM4, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara

karena di dalam EM-4 terdapat mikroorganisme pemecah bahan-bahan organik

serta mikroorganisme yang dapat meningkatkan penyerapan unsur hara (Utomo,

2010). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh lama

fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan bioaktivator

EM4 sebagai pupuk organik cair terhadap kandungan fosfor dan kalium total.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pupuk

organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro?

2. Berapa lama waktu fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan

fosfor dan kalium total tertinggi pada pupuk cair limbah tahu dan daun

lamtoro?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pada pupuk

cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan

bioaktivator EM4

2. Mengetahui lama fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan

fosfor dan kalium total tertinggi pada limbah cair tahu dan daun lamtoro

dengan penambahan bioaktivator EM4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a) Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian terutama

mengenai kandungan hara makro fosfor dan kalium total limbah cair tahu

dan daun lamtoro dengan penambahan bioaktivator EM4

b) Mempunyai solusi mengenai masalah lingkungan yaitu dengan

memanfaatkan limbah cair tahu dan daun lamtoro menjadi pupuk organik

cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagi Masyarakat

a) Sebagai informasi bagi masyarakat khususnya petani dan pengusaha

industri tahu mengenai pengolahan limbah cair tahu sebagai bahan dasar

yang dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair.

b) Sebagai informasi bagi para petani mengenai kandungan pupuk organik

cair dari fermentasi sehingga diperoleh kadar fosfor dan kalium total

tertinggi

3. Bagi Dunia Pendidikan

a) Menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan memanfaatkan limbah

cair tahu dan daun lamtoro sebagai pupuk organik cair

b) Sebagai masukan dan informasi mengenai kandungan unsur hara fosfor

dan kalium total dalam pupuk organik cair.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Limbah Tahu

Kedelai sebagai bahan baku dalam pembuatan tahu merupakan salah satu

jenis tanaman polong-polongan yang banyak mengandung protein dan minyak

nabati, kalori, vitamin B serta kaya akan mineral. Protein yang terkandung di dalam

100 gram kedelai mencapai 35-45 gram Kafadi (dalam Makiyah, 2015).

Limbah tahu berasal dari sisa pengolahan kedelai menjadi tahu yang

terbuang karena tidak terbentuk dengan baik menjadi tahu sehingga tidak dapat

dikonsumsi. Limbah tahu terdiri atas dua jenis yaitu limbah cair dan limbah padat.

Limbah tersebut mempunyai potensi bila dimanfaatkan dengan tujuan dan maksud

tertentu, namun bila dibiarkan dan dibuang langsung ke lingkungan tanpa

pengolahan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Limbah cair merupakan

bagian terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan. Limbah cair terjadi karena

adanya sisa air tahu yang tidak menggumpal, potongan tahu yang hancur karena

proses penggumpalan tidak sempurna, serta cairan keruh kekuningan yang dapat

menimbulkan bau tidak sedap dan bila dibiarkan warna limbah cair tahu akan

berubah menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk (Nohong, 2010).

Berdasarkan proses pembuatan tahu, limbah cair pada proses produksi tahu

berasal dari proses perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan proses

produksi tahu, penyaringan dan pengepresan kedelai atau pencetakan tahu.

Sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey). Air

dadih (whey) mengandung protein yang tinggi dan dapat segera terurai, pada whey

atau cairan tahu juga mengandung banyak mineral, seperti fosfor (P), kalium (K),

kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), besi (Fe) dan zink (Kaswinarni,

2007).

Menurut Kaswinarni (2007), industri tahu memerlukan suatu pengolahan

limbah ataupun pemanfaatan limbah cair tahu yang bertujuan untuk mengurangi

resiko pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

dengan memanfaatkan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Limbah cair

tahu mengandung zat-zat seperti tertera pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Kandungan Limbah Cair Tahu

Senyawa Kadar (mg/L)


Protein 226,06
Kalsium (Ca) 34,1
Besi (Fe) 0,19
Tembaga (Cu) 0,12
Natrium (Na) 0,59

(Kaswinarni, 2007)

B. Pupuk Organik Cair

Limbah cair tahu yang mengandung banyak mineral berpotensi untuk

dijadikan sebagai pupuk organik cair. Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil

pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari limbah industri, sisa tanaman,

kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.

Kelebihan dari pupuk organik cair adalah mampu menyediakan hara secara cepat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan secara terus menerus.

Pupuk organik cair lebih mudah diserap oleh tanaman dibandingkan pupuk

anorganik karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai (Hadisuwito, 2007).

Menurut Nugroho (2013) kandungan dalam pupuk organik cair selain

mengandung unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium juga mengandung unsur hara

mikro antara lain unsur boron (B), klor (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn),

zeng (Zn) dan molibden (Mo) yang berperan sebagai katalisator dalam proses

sintesis protein dan pembentukan klorofil, dari semua unsur hara tersebut yang

paling utama dibutuhkan oleh tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah

nitrogen, fosfor dan kalium (Winarso, 2005).

C. Lamtoro

Salah satu yang dapat mengayakan unsur hara dalam pupuk organik cair

selain dari limbah tahu diperoleh dari jenis tanaman famili leguminosae yakni

lamtoro. Lamtoro atau sering disebut dengan petai cina adalah tanaman sejenis

perdu dari famili Fabaceae (Leguminoseae, polong-polongan) yang kerap

digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Lamtoro berasal dari

Meksiko dan Amerika Tengah. Penjajah Spanyol membawa biji-biji lamtoro dari

Meksiko ke Filipina di akhir abad XVI dan dari tempat ini lamtoro mulai menyebar

luas ke berbagai bagian dunia dan ditanam sebagai peneduh tanaman kopi,

penghasil kayu bakar, serta sumber pakan ternak. Lamtoro mudah beradaptasi di

berbagai daerah tropis seperti Asia dan Afrika termasuk Indonesia (Riefqi, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Taksonomi dan Morfologi

a. Taksonomi

Dalam Plantamor (2012) klasifikasi dari tanaman lamtoro adalah sebagai

berikut :

Kerajaan : Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Fabales
Suku : Fabaceae
Marga : Leucena
Jenis : Leucena leucocephala

b. Morfologi

Tanaman lamtoro memiliki morfologi akar yang sangat kokoh, karena akar

tunggangnya menembus kuat ke dalam tanah sehingga pohon tidak mudah

tumbang oleh tiupan angin. Pohon lamtoro mempunyai batang yang kuat,

sehingga tidak mudah patah. Warna batang cokelat kemerahan sehingga menarik

untuk dipandang. Batang pohon lamtoro dalam waktu satu tahun dapat mencapai

garis tengah 10-15 cm. Daun lamtoro berbentuk simetris, dengan tipe daun

majemuk ganda dan daun berwarna hijau. Buah lamtoro berbentuk polong dalam

tandan, tiap-tiap tandan buah dapat mencapai 20-30 buah polong, sedangkan

dalam satu polongnya dapat mencapai 15-30 biji. Batang tandan berbentuk besar

dan agak pendek. Bijinya berbentuk lonjong dan pipih, jika sudah tua biji

tersebut berwarna cokelat kehitaman (Riefqi, 2014).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

(a) Daun Lamtoro (b) Buah lamtoro

(c) Bunga Lamtoro


(d) Batang Lamtoro
Gambar 2.1 Tanaman Lamtoro
Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Manfaat Tanaman Lamtoro Menjadi Pupuk

Menurut Purwanto (2007) tanaman leucena memiliki pertumbuhan yang

cepat dan kemampuan produksi hijauannya tinggi. Tanaman leucena dapat

digunakan sebagai pupuk karena daunnya mengandung Nitrogen 2,0 - 4,3 %.

Selain itu, daun lamtoro juga mengandung 0,2 - 0,4 % P, dan 1,3 - 4,0 % K. Daun

lamtoro yang basah mengandung unsur N, P, K yang lebih besar dibanding daun

lamtoro kering (Ratrinia, 2014)

D. Fermentasi

Limbah cair tahu dan daun lamtoro agar dapat menjadi pupuk organik

cair harus melalui mekanisme fermentasi sebelum digunakan ke tanaman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Fermentasi merupakan proses yang dilakukan oleh mikroorganisme baik aerob

maupun anaerob yang mampu mengubah senyawa kompleks menjadi lebih

sederhana. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat penyerapan nutrisi pada

tanaman. Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan organik dihancurkan oleh

mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu (Makiyah, 2015).

Pada penelitian yang dilakukan, mekanisme fermentasi yang digunakan

adalah fermentasi anaerob. Menurut Nugroho (2013), fermentasi anaerob

merupakan proses pemecahan karbohidrat dan asam amino tanpa memerlukan

oksigen. Pada fermentasi anaerob pada pupuk organik cair, bahan organik akan

diubah menjadi CO2, metana. Berikut reaksi yang terjadi pada proses anaerobik

saat pembuatan pupuk organik cair (Sundari,dkk., 2014) :

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑖𝑘𝑟𝑜𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑠𝑚𝑒
Bahan organik → CO2 + CH4

E. Faktor yang Memengaruhi Fermentasi

Dalam proses fermentasi pembuatan pupuk organik cair, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan agar menghasilkan pupuk yang berkualitas. Hal-hal

tersebut meliputi :

1. EM4

EM4 merupakan kultur campuran mikroorganisme yang menguntungkan

dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman,

serta ramah lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu

memperbaiki kondisi biologis tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri

asam laktat (Lactobacillus sp.), bakteri fotosintetik (Rhidopseudomonas sp.),

Actinomycetes sp., Streptomicetes sp., dan ragi (yeast), bakteri pelarut fosfat

(Pseudomonas sp.) (Utomo, 2010). Menurut Yuwono (2006) peranan atau manfaat

dari mikroorganisme yang terdapat pada EM4, yaitu:

Mikroorganisme Peranan
- Merubah gas-gas berbahaya menjadi zat bermanfaat,
menghilangkan bau tak sedap
Bakteri fotosintetik
- Meningkatkan fotosintesis tanaman
- Menunjang pertumbuhan mikroorganisme lainnya
- Menghasilkan asam laktat sebagai hasil penguraian gula
dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri
fotosintetik dan ragi.
Bakteri asam laktat - Menghambat pertumbuhan patogen misalnya Fusarium
sp
- Menguraikan bahan organik dengan cepat sehingga
menghasilkan zat-zat bioaktif (hormon dan enzim)
- Berperan untuk menghasilkan zat-zat antimikroba dari
asam amino yang dihasilkan oleh bakteri fotosintesis dan
Actinomycetes sp.
bahan organik
- Menekan pertumbuhan bakteri dan jamur
- Berperan untuk menghasilkan enzim fosfotase
Bakteri Pelarut fosfat
- Berperan untuk melarutkan fosfat
- Menguraikan bahan organik secara tepat untuk
Jamur fermentasi menghasilkan alkohol, ester, zat-zat antimikroba
- Menghilangkan bau serta mencegah serbuan serangga
dan ulat yang merugikan
- Membentuk zat antibakteri dan bermanfaat bagi
pertumbuhan tanaman dari asam-asam amino dan gula
Ragi
yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintesis.
- Meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar

EM4 mempunyai beberapa manfaat di antaranya :

a. Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanah

b. Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

c. Mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan

d. Menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan meningkatkan produksi

tanaman serta menjaga kestabilan produksi (Utomo, 2010).

2. Tetes Tebu

Tetes tebu merupakan hasil samping industri gula yang mengandung

senyawa nitrogen dan kandungan gula yang cukup tinggi terutama kandungan

sukrosa. Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi yang terdapat

di dalam EM4 (Wijaya, 2008). Tetes tebu (molasse) kaya akan biotin, asam

pantotenat, tiamin, fosfor, dan sulfur. Tetes tebu digunakan sebagai sumber energi

bagi mikroorganisme untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobik. Karbohidrat dalam

molasse siap digunakan untuk fermentasi tanpa perlakuan terlebih dahulu karena

sudah berbentuk gula berupa sukrosa (Hidayat dkk., 2006).

3. Suhu

Proses pembuatan pupuk organik cair secara anaerob akan berjalan baik

jika bahan berada dalam suhu yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme.

Suhu yang optimal dalam proses fermentasi pupuk organik cair sekitar 25-55 ̊ C.

Apabila suhu terlalu tinggi maka mikroorganisme akan mati, namun apabila suhu

relatif lebih rendah maka mikroorganisme belum dapat bekerja atau masih dalam

keadaan dorman (Indriani, 2003).

4. pH (Derajat Keasaman)

Salah satu faktor yang memengaruhi aktivitas mikroorganisme di dalam

media penguraian bahan organik adalah pH. pH optimum untuk proses penguraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

bahan organik menurut Sutanto (2002) antara 5–8. Dalam proses fermentasi akan

terjadi penurunan pH. Penurunan pH terjadi karena adanya aktivitas bakteri asam

laktat yaitu Lactobacillus sp dalam menguraikan bahan-bahan organik yang

terdapat di dalam substrat menjadi asam-asam organik seperti asam laktat

(Amanillah, 2011).

5. Ukuran Bahan

Bahan yang berukuran kecil akan cepat didekomposisi karena luas

permukaannya meningkat sehingga mempermudah aktivitas mikroorganisme

perombak. Untuk pengomposan anaerobik, dianjurkan untuk menghancurkan

bahan hingga lumat dan menyerupai bubur atau lumpur yang bertujuan untuk

mempercepat proses penguraian oleh bakteri dan mempermudah pencampuran

bahan (Yuwono,2006).

6. Lama Fermentasi

Lama fermentasi merupakan faktor yang akan diteliti. Lama fermentasi

merupakan salah satu faktor penting dalam proses fermentasi karena berkaitan

dengan fase pertumbuhan mikroba yang akan berkembang dari waktu ke waktu

sehingga akan memengaruhi kandungan produk yang akan dihasilkan. Fase

pertumbuhan mikroba menurut Hamdiyati (2011) dapat dibagi menjadi empat fase,

yaitu : fase lag, fase logaritma (eksponensial), fase stasioner, dan fase kematian.

a. Fase lag

Fase lag merupakan fase penyesuaian bakteri dengan lingkungan yang

baru. Lama fase lag pada bakteri sangat bervariasi, tergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

komposisi media, pH, suhu, dan sifat fisiologis mikroorganisme pada media

sebelumnya.

b. Fase logaritma atau fase eksponensial

Fase logaritma adalah ketika sel telah menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang baru maka sel mulai membelah hingga mencapai populasi

yang maksimum. Fase eksponensial ditandai dengan terjadinya periode

pertumbuhan yang cepat. Setiap sel dalam populasi membelah menjadi dua

sel.

Pada fase eksponensial mikroorganisme akan mulai membelah hingga

mencapai populasi yang maksimum sehingga akan menyerap unsur hara

fosfor dalam substrat yang digunakan mikroorganisme untuk membangun

sel dan aktivitas metabolisme (Chapelle, 2001).

c. Fase stasioner

Fase stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan

laju kematiannya, sehingga jumlah bakteri keseluruhan bakteri akan tetap.

Keseimbangan jumlah keseluruhan bakteri ini terjadi karena adanya

pengurangan derajat pembelahan sel. Hal ini disebabkan oleh kadar nutrisi

yang berkurang dan terjadi akumulasi produk toksik sehingga mengganggu

pembelahan sel.

d. Fase kematian

Fase kematian ditandai dengan peningkatan laju kematian yang

melampaui laju pertumbuhan, sehingga secara keseluruhan terjadi

penurunan populasi bakteri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Kurva pertumbuhan bakteri menurut Febriansyah (2011) dapat dilihat pada

gambar 2.2 berikut ini :

Fase
lag

Fase Fase Fase


Eksponensial statisioner kematian

Gambar 2.2 Kurva Pertumbuhan Bakteri

F. Standar Pupuk Organik Cair

Standar kualitas unsur makro dan mikro pupuk organik cair berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 dapat dilihat

di tabel 2.2 berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Tabel 2.2 Standar Kualitas Pupuk Organik Cair

No Parameter Satuan Standar Mutu


1 C-Organik % min 6
2 Bahan ikutan (plstik,kaca,kerikil) % maks 2
3 Logam berat :
- As ppm maks 2,5
- Hg ppm maks 0,25
- Pb ppm maks 12,5
- Cd ppm maks 0,5

4 Hara makro:
- N % 3-6
- P2O5 % 3-6
- K2O % 3-6

5 Hara mikro :
- Fe total atau ppm 90-900
- Fe tersedia ppm 5-50
- Mn ppm 250-5000
- Cu ppm 250-5000
- Zn ppm 250-5000
- B ppm 125-2500
- Co ppm 5-20
- Mo ppm 2-10

Sumber: (PERMENTAN NOMOR 70 Tahun 2011)

G. Kalium

Kalium merupakan unsur hara esensial yang digunakan hampir pada

semua proses untuk menunjang hidup tanaman, kalium diserap tanaman dalam

bentuk K+. Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang

banyak mengandung protein. Zat kalium memiliki sifat mudah larut dan hanyut,

selain itu mudah difiksasi dalam tanah. Kalium berperan membantu :

1. Pembentukan protein dan karbohidrat

2. Meningkatkan resistansi tanaman terhadap penyakit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

3. Meningkatkan kualitas biji/buah

4. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap iklim tidak menguntungkan

5. Membantu kesetimbangan ion dalam tanaman (Winarso, 2005)

Kekurangan Kalium pada tanaman akan menunjukkan gejala seperti

terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir, munculnya bercak-bercak

nekrotik berwarna cokelat pada daun-daun dan batang yang tua (Winarso, 2005).

Ketersediaan unsur kalium dalam pupuk dipengaruhi oleh jenis bahan yang

dikomposkan, bahan organik yang mengandung hijauan dapat meningkatkan

kandungan kalium dalam pupuk hal ini disebabkan karena di dalam hijauan terdapat

kandungan kalium yang tinggi (Astuti dkk, 2010).

H. Fosfor


Akar tanaman mengambil fosfor dalam bentuk H2PO4 dan HPO4-.

Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman, tidak ada unsur lain yang

dapat menggantikan fungsinya di dalam tanaman sehingga tanaman harus

mendapatkan P secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal.

Secara umum, fungsi dari fosfor dalam tanaman yaitu sebagau berikut :

1. Mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan

2. Meningkatkan efisiensi penggunaan air

3. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit

4. Mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji (Winarso,

2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Tanah yang kekurangan fosfor akan merugikan tanaman. Gejala yang

tampak pada tanaman bila kekurangan fosfor ialah warna daun seluruhnya berubah

tua dan sering tampak mengkilap kemerahan. Tepi daun, cabang dan batang

terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kekuningan. Jika

tanaman berbuah maka buahnya kecil dan lebih cepat matang (Lingga dan

Marsono, 2008).

I. Menganalisis Kandungan Fosfor

Untuk menganalisis kandungan fosfor digunakan Spektrofotometer UV-

Vis dengan panjang gelombang 693 nm. Spektrofotometer UV-Vis adalah

pengukuran panjang gelombang dalam intensitas sinar ultraviolet dan cahaya

tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan

untuk molekul ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrofotometri

UV-Vis dapat digunakan untuk penentuan terhadap sampel yang berupa larutan.

Pada umumnya sampel harus diubah menjadi suatu larutan yang jernih, untuk

sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang

dipakai antara lain:

1. Harus melarutkan sampel dengan sempurna

2. Pelarut yang dipakai tidak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi pada

struktur molekulnya

3. Tidak terjadi intraksi dengan molekul senyawa yang dianalisis

4. Kemurniannya harus tinggi (Suhartati, 2017)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

J. Menganalisis Kandungan Kalium

Untuk menganalisis kandungan Kalium digunakan Spektrofotometer

Serapan Atom (AAS) dengan panjang gelombang 766,9 nm. Spektrofotometer

Serapan Atom (AAS) diperkenalkan sekitar tahun 1960. Spektrofotometer Serapan

Atom (AAS) beroperasi pada suhu nyala berkisar antara 1700-3200 oC. Penggunaan

Spektofotometer Serapan Atom (AAS) bertujuan untuk analisa kualitatif dan

kuantitatif yang akurat. Analisa sampel dilakukan melalui pengukuran absorbansi

sebagai fungsi konsentrasi standar dan menggunakan hukum Beer menentukan

konsentrasi sampel (Sari, 2010).

K. Penelitian Yang Relevan

Wahida (2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kandungan

Unsur Hara Pupuk Organik Cair Dari Limbah Rumah Tangga Di Kabupaten

Merauke”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara pada

pupuk organik cair dari limbah rumah tangga. Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Musamus,

Kabupaten Merauke dan pengujian unsur hara dianalisis di Laboratorium Kimia

dan Kesuburan Tanah UNHAS, Makassar. Pembuatan pupuk dalam penelitian ini

dengan cara mencacah limbah sayur dan buah yang berasal dari rumah tangga dan

mencampur dengan EM-4, air kelapa, dedak, larutan gula, kepala udang.

Perbandingan limbah sayur dan kepala udang adalah 1:9. Penelitian pembuatan

pupuk berlangsung selama 14 hari dengan fermentasi secara anaerob. Parameter

yang diamati adalah kandungan unsur hara dari pupuk organik cair hasil fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan nitrogen dari pupuk organik cair

0,33%, kandungan fosfor 2,98%, kalium 3,28%, kalsium 2,66%.

Penelitian Lepongbulan, dkk (2017) yang berjudul Analisis Unsur Hara

Pupuk Organik Cair Dari Limbah Ikan Mujair Danau Lindu Dengan Variasi

Volume Mikroorganisme Lokal Bonggol Pisang. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kandungan unsur hara makro pada pupuk organik cair. Penelitian ini

dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Taduloko. Pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar limbah jeroan ikan mujair

sebanyak 200 gram yang dimasukkan ke dalam wadah tertutup dengan penambahan

100 ml molase dan 1 L aquades. Volume MOL yang digunakan adalah 0 ml, 50 ml,

100 ml, 100 ml kemudian difermentasi selama 14 hari. Parameter yang diamati

adalah kandungan N,P,K dari pupuk cair hasil fermentasi. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kandungan nitrogen tertinggi 0,311% dengan MOL 100 ml,

fosfor 0,167% dengan MOL 150 ml, dan kalium 0,037% dengan MOL 150 ml.

Amelia (2017) juga melakukan penelitian yang sejenis berjudul “Kualitas

Pupuk Organik Cair Dari Limbah Buah Jambu Biji, Pisang Mas Dan Pepaya”.

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara makro dan mikro

serta bakteri dominan yang terkandung pada pupuk organik cair. Penelitian ini

dilakukan di Kebun Biologi, Laboratorium Teknobio-Lingkungan, Fakultas

Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan tempat pengujian di

Laboratorium Pusat Fakultas Pertanian Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.

Dalam penelitian ini digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri

dari 5 perlakuan, yaitu Ma adalah MOL limbah buah jambu biji, Mb adalah MOL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

limbah buah pisang mas, Mc adalah MOL limbah buah pepaya, Md adalah

campuran dari ketiga jenis buah dan kontrol menggunakan MOL bonggol pisang,

setiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali dan difermentasi selama 14 hari secara

anaerob. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan yang memiliki kandungan

nitrogen tertinggi adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,68% dan nitogen terendah

terdapat pada Ma (Jambu biji) yaitu 0,28%. Untuk kandungan fosfor tertinggi

adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,27% dan terendah pada Mc (pepaya) yaitu 0,14%.

Kalium tertinggi adalah Mb (pisang mas) yaitu 0,0045% dan terendah pada Mk

(kontrol) yaitu 0,0036%.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian diatas adalah menjelaskan

mengenai pengolahan limbah menjadi pupuk organik cair dengan proses fermentasi

secara anaerob, namun lama waktu fermentasi dan parameter yang diukur dengan

penelitian diatas berbeda. Pada penelitian ini lama fermentasi yang dibutuhkan

yaitu 5,8, dan12 hari, parameter yang diukur hanya kandungan fosfor dan kalium

total. Kebaharuan dari penelitian ini adalah bahan yang digunakan sebagai

pembuatan pupuk organik cair yaitu limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan

penambahan EM-4 dan tetes tebu, waktu fermentasi yang dibutuhkan dalam

penelitian yaitu 5, 8, dan 12 hari, parameter yang akan di ukur adalah kandungan

unsur hara fosfor dan kalium total. Diagram literature map dapat dilihat pada

gambar 2.3 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Penelitian 1 Wahida Penelitian 2 Penelitian 3 Amalia


(2016) Lepongbulan,dkk (2017)
(2017)
 Untuk mengetahui  Untuk mengetahui
kandungan unsur hara  Untuk mengetahui kandungan unsur hara
nitrogen, fosfor, kandungan unsur hara makro dan mikro serta
kalium dan kalsium nitrogen, fosfor, bakteri dominan yang
pada pupuk organik kalium pada pupuk terkandung pada pupuk
cair dari limbah sayur organik cair dari organik cair
dan buah yang berasal limbah jeroan ikan  Penelitian pembuatan
dari rumah tangga mujair dengan variasi pupuk berlangsung
 Penelitian pembuatan MOL Bonggol Pisang selama 14 hari dengan
pupuk berlangsung  Penelitian pembuatan fermentasi secara
selama 14 hari dengan pupuk berlangsung anaerob.
fermentasi secara selama 14 hari dengan  Hasil penelitian
anaerob. fermentasi secara diperoleh bahwa
 Hasil penelitian anaerob. perlakuan yang
menunjukkan bahwa  Hasil penelitian memiliki kandungan
kandungan nitrogen menunjukkan bahwa nitrogen tertinggi
dari pupuk organik cair kandungan nitrogen adalah Mb (pisang
limbah sayur dan buah tertinggi 0,311% mas), kandungan fosfor
yang berasal dari dengan MOL 100 ml, tertinggi adalah Mb
rumah tangga adalah fosfor 0,167% dengan (pisang mas) yaitu
0,33%, kandungan MOL 150 ml, dan 0,27%, kalium tertinggi
fosfor 2,98%, kalium kalium 0,037% dengan adalah Mb (pisang mas)
3,28%, kalsium 2,66%. MOL 150 ml yaitu 0,0045%

Kebaruan penelitian
 Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi
pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan penambahan EM-4
dan tetes tebu terhadap kandungan hara fosfor dan kalium total
 Penelitian ini menggunakan lama fermentasi 5,8 dan 12 hari
 Kandungan fosfor total diukur dengan Spektrofotometri UV-Vis dan kalium
total dengan Spektrofotometri AAS

Gambar 2.3 Literatur Map


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

L. Kerangka Berpikir

Limbah cair yang dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih

dahulu berpotensi mencemari lingkungan. Limbah cair tahu tanpa pengolahan

sehingga menghasilkan bau tidak sedap serta menimbulkan pencemaran

lingkungan. Menanggulangi permasalahan tersebut, diupayakan pemanfaatan

limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair yang ramah lingkungan dan dapat

memperbaiki kondisi tanah. Limbah cair tahu memiliki kandungan unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor dan kalium. Daun lamtoro

(Leucanea leucocephala) merupakan tanaman legum yang saat ini belum

dimanfaatkan secara maksimal. Daun lamtoro mengandung senyawa fosfor dan

kalium yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman sehingga

daun lamtoro berpotensi untuk dijadikan sebagai pupuk cair. Daun lamtoro dalam

penelitian ini digunakan untuk meningkatkan kandungan kalium pada pupuk,

sehingga kandungan fosfor dan kalium dari limbah cair tahu dan daun lamtoro dapat

menjadi tambahan unsur hara dalam tanah. Untuk meningkatkan meningkatkan

kualitas pupuk dalam limbah cair tahu dan daun lamtoro sebagai pupuk organik

cair, maka perlu ditambahkan EM4 dan tetes tebu untuk mempercepat proses

fermentasi. Pada penelitian ini lama fermentasi yang digunakan adalah 5,8,12 hari,

lama fermentasi berfungsi menguraikan unsur-unsur organik yang ada di dalam

pupuk organik cair sehingga dapat diserap oleh tanaman sekitarnya. Hasil yang

diharapkan dari penelitian ini adalah pupuk organik cair dengan kandungan P dan

K total yang memenuhi standar PERMENTAN No 70 tahun 2011.Diagram

kerangka berpikir dapat dilihat dalam gambar 2.4 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Limbah Cair Tahu Daun Lamtoro

Menyebabkan Belum banyak


pencemaran lingkungan dimanfaatkan oleh
masyarakat

Terdapat unsur hara Kandungan kalium


fosfor dan kalium yang tinggi yakni 1,3-4,0%
dibutuhkan tanaman

Digunakan menjadi Pupuk


Organik Cair

Fermentasi 5, 8, 12 hari
dengan penambahan
bioaktivator

Pupuk Cair dengan kandungan


fosfor dan kalium total pupuk
yang sesuai dengan
PERMENTAN 2011

Gambar 2.4 Diagram Kerangka Berpikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

M. Hipotesis

1. Terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium pupuk organik cair

hasil fermentasi dalam setiap perlakuan yaitu 5,8, dan 12 hari.

2. Lama fermentasi 12 hari yang baik untuk mendapatkan kandungan fosfor

dan kalium total tertinggi pada pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan

daun lamtoro dengan penambahan EM4.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analisis kuantitatif dengan model

rancangan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan salah satu

jenis penelitian kuantitatif yang kuat mengukur sebab akibat yaitu

membandingkan efek variasi variabel bebas terhadap variabel tergantung melalui

manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan Mustafidah,

2011).

Desain penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL)

atau Completely Randomized Design (CRD) dengan satu faktorial. RAL

digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang

seragam atau homogen. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri atas

variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan lama fermentasi (5 hari,

8 hari dan 12 hari) yang dibuat dengan tiga kali pengulangan.

2. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah berat bahan dasar pembuatan

pupuk, volume EM4 dan tetes tebu.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kandungan fosfor (P) dan kalium

(K) total dalam pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro dengan

penambahan bioaktivator EM-4 dan tetes tebu.

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

C. Batasan Masalah

1. Subjek dalam penelitian ini adalah pupuk cair limbah cair tahu dan daun lamtoro

dengan penambahan bioaktivator EM4. Bagian daun lamtoro yang digunakan

daun yang sudah tua.

2. Objek dalam penelitian ini adalah kandungan fosfor dan kalium total.

3. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu lama fermentasi 5 hari, 8

hari dan 12 hari dengan kode (S1, S2 dan S3).

4. Pembuatan pupuk cair dengan bioaktivator EM4 dan tetes tebu dengan

fermentasi anaerob.

5. Pengukuran kandungan fosfor total menggunakan Spektofotometri UV-Vis

dengan panjang gelombang 693 nm dan kandungan kalium total menggunakan

Spektrofotometri AAS dengan panjang gelombang 766,9 nm.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk cair ini yaitu gelas beker 1L,

gelas ukur 50 ml, pH meter digital, higrometer, termometer, stoples plastik, ember,

pisau, saringan. Alat yang digunakan dalam uji kandungan P dan K total yaitu

spektrofotometer UV-Vis merek Thermo Scientific dengan spektronik 20D+,

spektrofotometer AAS dengan merek Agilent Technologies, erlenmeyer, labu

kjeldahl 50 ml, pipet ukur 10 ml, labu takar 50 ml, corong gelas,tabung reaksi,

neraca analitik, unit destilator.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk yaitu daun lamtoro, limbah

cair tahu, EM4 dan tetes tebu (molasses). Bahan yang digunakan dalam uji

kandungan P dan K total adalah larutan pupuk cair, larutan HNO3 65%, HClO4

70%, aquades, kertas label, parafilm, larutan standar P 100 ppm, larutan standar K

100 ppm. Larutan standar P dan K dibuat dengan cara pengenceran larutan titrisol

standar fosfat dan kalium 1000 ppm dengan rumus sebagai berikut :

V1.N1 = V2.N2
dengan :
V1 = Volume larutan 1
V2 = Volume larutan 2
N1 = Konsentrasi Larutan 1
N2 = Konsentrasi larutan 2

E. Cara Kerja

Pembuatan pupuk dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan analisa kandungan P dan K total

dilakukan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Daerah istimewa

Yogyakarta (BPTP DIY). Tahap awal dari penelitian ini adalah pembuatan sampel

pupuk organik cair yang akan difermentasi, selama fermentasi berlangsung

dilakukan pengadukan setiap 2 hari sekali. Pupuk hasil fermentasi 5,8, dan 12 hari

disaring untuk memisahkan cairan dengan bahan organiknya, kemudian hasil

saringan dianalisis di laboratorium. Berikut merupakan tahap-tahap pembuatan

pupuk organik cair dan tahap analisis kandungan fosfor dan kalium total pada

pupuk organik cair :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

1. Tahap Persiapan

Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah cair tahu dan daun lamtoro.

Limbah cair tahu diperoleh dari Sentra Industri Tahu Kadirojo Purwomartani

Kalasan, sedangkan daun lamtoro didapatkan dari persawahan milik warga Desa

Paingan. Adapun proses pembuatan pupuk cair dalam penelitian ini meliputi tahap

– tahap berikut:

a. Pemotongan Daun Lamtoro

Daun lamtoro ditimbang sebanyak 3 kg kemudian dicacah menjadi potongan

yang kecil-kecil dengan tujuan agar memudahkan proses dekomposisi bahan

organik dari bahan baku dan mempercepat penguraian selama masa fermentasi.

b. Pembagian Daun Lamtoro

Daun lamtoro dibagi rata ke dalam 9 buah stoples ukuran 1200 ml sebanyak
333,3g.

c. Penyaringan Limbah cair tahu

Limbah cair tahu sebanyak 9 L disaring dengan tujuan untuk menghilangkan

kotoran berupa batu, tanah, kulit kedelai dan benda padat lainnya yang masih

tersisa.

d. Pembuatan larutan fermentasi

Pembuatan larutan fermentasi dibuat dengan perbandingan 1:1 (180ml

EM4, 180ml molasse) kemudian diaduk rata di dalam ember besar. Larutan

fermentasi kemudian ditambahkan dengan limbah cair tahu yang sudah

disaring sebanyak 9 L diaduk hingga homogen. Larutan yang sudah homogen

dituang ke dalam stoples.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

2. Tahap fermentasi

Pada penelitian ini lama fermentasi yang digunakan dengan lama waktu 5, 8,

dan 12 hari dalam kondisi anaerob untuk mengetahui variasi fermentasi manakah

yang akan menghasilkan pupuk organik cair yang sesuai dengan standar mutu yang

ada. Kondisi anaerob diartikan sebagai proses dekomposisi bahan organik tanpa

menggunakan oksigen. Setiap dua hari sekali dilakukan pengadukan agar

mikroorganisme merata dalam menguraikan bahan.

Hasil fermentasi disaring untuk memisahkan cairan dengan bahan

organiknya. Kemudian hasil saringan digunakan untuk penelitian selanjutnya yaitu

pengukuran kandungan fosfor dan kalium total yang mengacu pada metode

Spectrophotometry.

Fosfor dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, sedangkan

kalium dengan menggunakan metode Spektrofotometer AAS. Proses pembuatan

pupuk dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Penimbangan daun
Pencacahan daun lamtoro Limbah Cair tahu
lamtoro

Pengukuran suhu
sebelum fermentasi Limbah cair tahu + EM4+
Pencampuran daun
lamtoro + limbah tahu Molasse

Pengukuran pH awal Bahan yang akan


difermentasi Hasil fermentasi (POC)

Gambar 3.1 Proses Pembuatan Pupuk


3. Tahap pengujian

a. Preparasi Sampel

Hasil saringan dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung

reaksi 100 ml, ditambah 4 ml HNO3 dan 0,5 ml HClO4, diaduk hingga homogen.

Larutan yang sudah homogen didestruksi sampai sempurna dengan suhu bertahap

dari 100℃ hingga suhu maksimal 200℃ dan diperoleh larutan jernih. Dinginkan

dan encerkan dengan aquades dan volume ditetapkan menjadi 50 ml dan dikocok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

hingga homogen, lalu diencerkan dengan aquades hingga sampai tanda pembatas

kemudian dikocok dan disaring hingga mendapatkan ekstrak jernih.

b. Kadar kalium

Ekstrak jernih dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 20ml

lalu diencerkan dengan aquades 9 ml dikocok hingga homogen (ekstrak A).

Kemudian diukur dengan Spektrofotometer AAS 766,9 nm. Absorbansi sampel

didahului dengan pengukuran terhadap blanko. Larutan blanko ditera untuk

menunjukkan absorbansi nol. Larutan standar baku K dibuat dengan konsentrasi

4, 8, 12, 16,20 ppm dalam labu tabung reaksi (Balai Penelitian Tanah, 2009).

Perhitungan :

Abs sampel x ppm kurva x fp x fk

Keterangan: Abs = absorbansi sampel

fp = faktor pengenceran

fk = faktor koreksi kadar air

c. Kadar Fosfor

Ekstrak jernih dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 20ml

lalu diencerkan dengan aquades 9ml dikocok hingga homogen (ekstrak A). Pipet

sebanyak 1 ml ekstrak A dan tambahkan pereaksi P sebanyak 9 ml dihomogenkan

selama 30 menit hingga menjadi warna biru. Lalu diukur dengan UV-Vis dengan

panjang gelombang 693 nm. Absorbansi sampel didahului dengan pengukuran

terhadap blanko. Larutan blanko ditera untuk menunjukkan absorbansi nol.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Larutan standar baku P dibuat dengan konsentrasi 0,4,8,12,16,20 ppm dalam labu

tabung reaksi (Balai Penelitian Tanah, 2009).

Perhitungan :

Abs sampel x ppm kurva x fp x fk

Keterangan: Abs = absorbansi sampel


fp = faktor pengenceran
fk = faktor koreksi kadar air

Penimbangan POC Penambahan HClO4 0,5


sebanyak 5 ml ml
Penambahan HNO3 4 ml

Penambahan aquades ke
Larutan standar P
Tahap destruksi larutan jernih

Spektofotometri AAS Spektofotometri UV-Vis


Larutan Standar K
Gambar 3.2 Pengujian Kandungan P dan K Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

F. Analisis Data

Data mengenai kandungan P dan K total yang telah diperoleh kemudian

dilanjutkan dengan pengujian statistik menggunakan uji normalitas yaitu

Kolmogrov-Smirnov, yang mana jika Asymp. Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjutan menggunakan uji Homogenitas yang

mana jika Fhitung > 0,05, maka data berasal dari varian yang sama atau homogen.

Dilanjutkan dengan Analisis of Variance (ANOVA) One way menggunakan

aplikasi SPSS Statitics Versi 21. ANOVA adalah teknik analisis statistik yang dapat

memberi jawaban atas ada tidaknya perbedaan pada masing-masing kelompok

dengan Nilai F kritikal untuk α = 0,05. Bila nilai Fhitung > Ftabel maka terdapat

perbedaan yang significant antar perlakuan dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc

Tukey (Irianto, 2004).

G. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah

Menengah Atas (SMA) kelas XII semester Ganjil yakni pada Pertumbuhan dan

Perkembangan Tumbuhan pada sub bab Unsur Hara Tanaman dengan Kompetensi

Dasar sebagai berikut:

KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses

pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup berdasarkan hasil

percobaan.

KD 4.1 : Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang

memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah

yang benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Karakteristik Pupuk Cair Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro

Menurut Nugroho (2013) bahwa karakteristik pupuk cair yang sudah matang

memiliki pH yang mendekati netral 6,5-7, pupuk berwarna cokelat agak

kekuningan dan memiliki bau cukup menyengat namun tidak menimbulkan bau

busuk melainkan bau pupuk. Pupuk organik cair dalam penelitian ini memiliki

karakteristik warna kuning dan tidak berbau busuk, pH dalam pupuk organik cair

berada dalam kondisi asam yaitu 4-4,3 yang menandakan bahwa pupuk organik

cair dalam penelitian ini belum matang. Parameter kualitas pupuk organik cair

yang akan diukur pada penelitian ini adalah kandungan fosfor (P) dan kalium (K)

total.

2. Kandungan Fosfor

Berdasarkan hasil analisa Laboratorium Kementerian Pertanian Badan

Peneliti dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Yogyakarta terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor total pada

masing-masing perlakuan dan kontrol positif. Berikut merupakan hasil rerata

pengukuran kandungan fosfor (P) dan kalium (K) total pada pupuk cair dengan

lama fermentasi 5 hari, 8 hari, 12 hari dan kontrol.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Tabel 4.1 Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Fosfor Total pada Pupuk
Cair Hasil Fermentasi Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro

Kontrol Perlakuan Lama Fermentasi


No Pengulangan
Positif 5 hari 8 hari 12 hari
1 Ulangan 1 0,037% 0,042 % 0,030 % 0,090 %
2 Ulangan 2 0,036% 0,037 % 0,034 % 0,084 %
3 Ulangan3 0,036% 0,038 % 0,030 % 0,086 %
Rata-rata 0,036% 0,039 % 0,031 % 0,087 %

Berdasarkan tabel rerata pengukuran kandungan P (dalam P2O5) dalam

pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro yang tertinggi

terdapat pada perlakuan lama fermentasi 12 hari sebesar 0,087 % dan kandungan

fosfor total terendah pada lama fermentasi 8 hari yakni sebesar 0,031%. Pada

tabel 4.1 kandungan rerata fosfor pada kemasan pupuk komersial adalah 0,036%,

jika hasil pengukuran pupuk cair komersial (kontrol positif) tersebut dibandingkan

dengan pupuk organik cair hasil fermentasi kandungan pupuk cair fermentasi

lebih besar, hal tersebut terlihat pada lama fermentasi 5 hari dan 12 hari dan jika

dibandingkan dengan lama fermentasi 8 hari, kandungan P pupuk cair komersial

lebih tinggi yaitu 0,0367%. Rendahnya kandungan unsur hara P dalam pupuk

organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro disebabkan karena

pada lama fermentasi 8 hari mikroorganisme menyerap unsur P untuk melakukan

aktivitasnya, didukung dengan pernyataan Chapelle (2001) bahwa

mikroorganisme akan menggunakan P di dalam substrat untuk kebutuhan

metabolismenya selama proses fermentasi

Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai

uji Kolmogrov Smirnov 0,897 > 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa data

sampel berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang sama. Pengujian data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

dilanjutkan dengan uji homogenitas varians, dari uji homogenitas nilai levene

statistic diperoleh 2,153 dengan sig 0,172 > 0,05 yang berarti lama fermentasi

yang berbeda-beda terhadap kandungan unsur hara fosfor total pada pupuk cair

memiliki variansi yang sama (homogen). Pengujian dilanjutkan dengan uji Anova

One Way dan diperoleh hasil seperti tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan One Way ANOVA Fosfor Pupuk Cair Fermentasi dan
Kontrol Positif
Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 0,006 3 0,002 361,737 0,000
Within Groups 0,000 8 0,000
Total 0,006 11

Nilai probabilitas pada uji Anova One Way adalah sig 0,000 < 0,05, hal ini

menunjukkan bahwa lama fermentasi terhadap kandungan fosfor pada sampel

berbeda secara signifikan atau ada beda nyata, karena ada beda nyata maka

dilakukan uji lanjut yaitu post hock ; uji Tukey HSD digunakan untuk mengetahui

perlakuan yang sungguh berbeda (Suparno,2011). Berdasarkan hasil uji Post Hock

Tukey terlihat bahwa kontrol signifikan dengan lama fermentasi 12 hari. Perlakuan

fermentasi 5 hari memiliki hasil yang berbeda dan signifikan dengan fermentasi 8

hari dan 12 hari, lama fermentasi 8 hari menunjukkan hasil yang berbeda dan

signifikan dengan fermentasi 5 hari dan 12 hari, lama fermentasi 12 hari

menunjukkan hasil yang berbeda dan signifikan dengan fermentasi 5 hari dan 8

hari. Berikut merupakan tabel perbedaan antar perlakuan hasil uji Post Hock

Tukey :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tabel 4.3 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan Fosfor Total

Kode K S1 S2 S3
Kontrol - - - S
S1 - - S S
S2 - S - S
S3 S S S -
Keterangan :
K : Kontrol
S1 : Lama Fermentasi 5 hari
S2 : Lama Fermentasi 8 hari
S3 : Lama Fermentasi 12 hari
S : Signifikan

3. Kandungan Kalium

Berdasarkan hasil analisa Laboratorium Kementerian Pertanian Badan

Peneliti dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Yogyakarta terhadap kandungan kalium total pupuk organik cair komersial sebagai

kontrol positif dan pada pupuk organik cair limbah cair tahu dan daun lamtoro

dengan penambahan bioaktivator EM4 dan tetes tebu, dapat dilihat pada tabel 4.4

berikut:

Tabel 4.4 Rerata Pengukuran Kandungan Unsur Hara Kalium Total pada Pupuk
Cair Hasil Fermentasi Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro

Kontrol Perlakuan Lama Fermentasi


No Pengulangan
Positif 5 hari 8 hari 12 hari
1 Ulangan 1 0,090 % 0,318 % 0,303 % 0,334 %
2 Ulangan 2 0,061% 0,240 % 0,309 % 0,320 %
3 Ulangan 3 0,084% 0,314 % 0,319 % 0,321 %
Rata-rata 0,078 % 0,291 % 0,310 % 0,325 %

Data yang diperoleh dari setiap perlakuan lama fermentasi memiliki rerata

kandungan yang berbeda yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Berdasarkan tabel rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

pengukuran kandungan kalium dalam pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu

dan daun lamtoro yang tertinggi terdapat pada perlakuan lama fermentasi 12 hari

sebesar 0,325 % dan kandungan kalium terendah pada kontrol positif yakni 0,078%

yang berarti kandungan P dalam pupuk cair komersial lebih rendah dibandingkan

dengan pupuk organik cair hasil fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro.

Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai

uji Kolmogrov Smirnov 0,897 > 0,05, maka hal ini menunjukkan bahwa data sampel

berdistribusi normal dan berasal dari populasi yang sama. Pengujian data

dilanjutkan dengan uji homogenitas varians, dari uji homogenitas nilai levene

statistic diperoleh 7,708 dengan sig 0,010 > 0,05 yang berarti lama fermentasi yang

berbeda-beda terhadap kandungan unsur hara fosfor total pada pupuk cair memiliki

variansi yang sama (homogen). Pengujian dilanjutkan dengan uji Anova One Way

dan diperoleh hasil seperti tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Hasil Pengujian One Way ANOVA Kalium Pupuk cair fermentasi dan
kontrol positif
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between Groups 0,121 3 0,040 75,888 0,000
Within Groups 0,004 8 0,001
Total 0,126 11

Nilai probabilitas pada uji One Way ANOVA adalah sig 0,00 < 0,05 berarti

memiliki nilai signifikan atau ada perbedaan, maka dilakukan uji lanjut yaitu post

hock ; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan yang sungguh berbeda

(Suparno,2011). Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa kontrol memiliki hasil

signifikan terhadap semua perlakuan. Perlakuan lama fermentasi tidak signifikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

dengan lama fermentasi 8 hari, dan lama fermentasi 8 hari juga memiliki hasil

yang tidak signifikan dengan fermentasi 12 hari, yang berarti tidak terdapat

perbedaan yang berarti antar perlakuan. Berikut merupakan tabel 4.6 perbedaan

antar perlakuan hasil uji Post Hock Tukey :

Tabel 4.6 Perbedaan Antar Perlakuan Kandungan KaliumTotal

Kode K S1 S2 S3
K S S S S
S1 S - - -
S2 S - - -
S3 S - - -
Keterangan :
K : Kontrol
S1 : Lama Fermentasi 5 hari
S2 : Lama Fermentasi 8 hari
S3 : Lama Fermentasi 12 hari
S : Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

B. Pembahasan

1. Analisis Kadar Fosfor Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro Dengan
Penambahan Bioaktivator EM4 Dan Tetes Tebu

Berdasarkan hasil analisa variansi kandungan fosfor total didapatkan bahwa

lama fermentasi kandungan fosfor total terdapat perbedaan yang nyata dengan

lama waktu fermentasi yang berbeda. Berdasarkan hasil analisa One Way

ANOVA, masing-masing perlakuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perlakuan lainnya.

Kandungan rerata P total pada lama fermentasi mengalami peningkatan dan

penurunan yang dapat dilihat pada tabel 4.1. Hal ini berkaitan dengan aktivitas

mikroba yang berperan selama fermentasi. Hal ini terlihat pada kandungan fosfor

pada fermentasi 5 hari yakni sebesar 0,039% yang berarti terjadi aktivitas

mikroorganisme di dalam substrat untuk merombak bahan organik. Pada lama

fermentasi 8 hari terlihat terjadi penurunan kandungan fosfor menjadi 0,031%, hal

ini disebabkan karena mikroorganisme menyerap sebagian fosfor di dalam

substrat yang akan digunakan untuk membangun sel dan aktivitas metabolisme

hidupnya sehingga perombakan bahan organik akan semakin meningkat

(Chapelle,2001). Peningkatan perombakan bahan organik di dalam substrat

terlihat pada lama fermentasi 12 hari terjadi kembali peningkatan kandungan

fosfor menjadi 0,087%. Peningkatan kandungan P pada pupuk organik cair ini

juga disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme pelarut fosfat yang

terdapat pada EM-4 yaitu Pseudomonas. Mikroba pelarut fosfat ini akan

menghasilkan enzim fosfatase yang berfungsi untuk melarutkan fosfat dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

substrat dan mampu memutuskan fosfat terikat sehingga akan menghasilkan

fosfor yang tersedia dalam pupuk cair (Reinokki, dkk., 2012).

Berdasarkan penelitian ini kandungan fosfor yang dihasilkan dari pupuk

organik limbah cair tahu dan daun lamtoro belum memenuhi Peraturan Menteri

Pertanian nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 Mengenai Persyaratan Teknis

Minimal Pupuk Organik yang menyatakan bahwa kandungan fosfor dalam pupuk

organik cair yaitu 3-6% yang dapat dilihat pada tabel 2.2 dan rerata kandungan

fosfor pupuk cair tertinggi yang diperoleh adalah 0,089% dengan lama fermentasi

12 hari. Rendahnya kandungan fosfor ini dipengaruhi oleh lama fermentasi yang

terlalu singkat, sehingga proses dekomposisi tidak berjalan secara sempurna. Hal

ini dibuktikan dari substrat yang belum terdekomposisi secara keseluruhan dan

pupuk yang dihasilkan belum matang.

2. Analisis Kadar Kalium Pupuk Cair Limbah Tahu Dan Daun Lamtoro Dengan
Penambahan Bioaktivator EM4 Dan Tetes Tebu

Kandungan kalium total pada pupuk cair hasil fermentasi limbah cair tahu

dan daun lamtoro menghasilkan rerata yang berbeda yang dapat dilihat pada tabel

4.4. Kandungan kalium total mengalami peningkatan dari lama fermentasi 5 hari

hingga 12 hari, namun berdasarkan hasil analisa variansi kandungan kalium

menunjukkan bahwa lama fermentasi tidak memengaruhi kandungan kalium total

secara signifikan atau tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan lama

fermentasi yang berbeda. Peningkatan kalium pada penelitian ini tidak

dipengaruhi oleh aktivitas mikroorganisme, hal ini disebabkan karena di dalam

bioaktivator EM-4 tidak terdapat mikroorganisme perombak kalium. Peningkatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

kalium pada lama fermentasi 5,8 dan 12 hari dipengaruhi oleh bahan yang

digunakan yaitu daun lamtoro yang mengandung kalium tinggi, didukung oleh

(Astuti, dkk,, 2010) yang menyatakan bahwa ketersediaan unsur kalium dalam

pupuk dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikomposkan, bahan organik yang

mengandung hijauan dapat meningkatkan kandungan kalium dalam pupuk hal ini

disebabkan karena di dalam hijauan terdapat kandungan kalium yang tinggi.

Peningkatan kandungan kalium juga dipengaruhi oleh penurunan pH di dalam

substrat, hal ini disebabkan karena kalium yang terdapat di dalam bahan organik

akan terlarut dalam asam organik yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Irpan,

dkk., 2018). Hal ini terlihat pada peningkatan kandungan kalium dari lama

fermentasi 5,8 dan 12 hari seiring dengan penurunan pH selama proses fermentasi.

Pada penelitian ini kandungan kalium belum memenuhi Peraturan Menteri

Pertanian nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 Mengenai Persyaratan Teknis

Minimal Pupuk Organik yang menyatakan bahwa kandungan kalium dalam pupuk

organik cair yaitu 3-6% yang dapat dilihat pada tabel 2.2 dan rerata kandungan

kalium pupuk cair tertinggi yang diperoleh adalah 0,325% dengan lama

fermentasi 12 hari. Rendahnya kandungan kalium diduga karena bahan yang tidak

dihancurkan terlebih dahulu, menurut Palimbungan (2006) untuk memperoleh

kandungan kalium yang tinggi, bahan dihancurkan terlebih dahulu sehingga

kandungan kalium di dalam bahan tidak berkurang dan kalium pada pupuk cair

juga tinggi. Berikut merupakan gambar 4.1 yang menunjukkan bahan sebelum

proses fermentasi dan sesudah proses fermentasi, bahan tidak dihancurkan

terlebih dahulu yang memengaruhi proses dekomposisi :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Sesudah fermentasi 12 hari


Sebelum Fermentasi

Gambar 4.1 Perubahan bahan sebelum dan sesudah fermentasi

3. Parameter Pendukung Suhu dan pH

Parameter pendukung dalam fermentasi adalah suhu dan pH. Penelitian

pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pendidikan

Biologi. Suhu dipengaruhi oleh faktor penyinaran sinar matahari yang akan

memengaruhi proses dekomposisi yang terjadi pada setiap stoples yang

ditempatkan di tempat yang terhalang oleh sinar matahari. Pengukuran suhu

dilakukan hari pertama dan tiap pengambilan data di hari ke-5, hari ke-8 dan hari

ke-12. Rerata pengukuran suhu dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Suhu Dalam Stoples Sebelum dan Sesudah Fermentasi

Sebelum Rerata Sesudah


No Perlakuan Fermentasi Fermentasi Rerata
U1 U2 U3 U1 U2 U3
1 Fermentasi 5 hari 27 27 27 27,3 29 29 29 29,6
2 Fermentasi 8 hari 27 27 26 27 29 30 29 29
3 Fermentasi 12 hari 28 27 27 26,7 31 30 30 30,3
Hasil pengukuran suhu setiap stoples berbeda-beda, hal ini disebabkan

karena adanya aktivitas mikroorganisme selama proses fermentasi. Perubahan

rerata pengukuran suhu memberi pengaruh terhadap peningkatan kandungan fosfor,

pada lama fermentasi 5 hari suhu dalam stoples mencapai 29,6 ℃ hal ini terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

karena adanya aktivitas mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik yang

akan melepaskan energi berupa panas, pada fermentasi 8 hari suhu dalam stoples

mengalami penurunan menjadi 29℃ hal ini diduga akibat dilakukan pembalikan

saat proses fermentasi, hal ini didukung oleh pernyataan Pandebesie (2012) yang

menyatakan bahwa, “pembalikan yang dilakukan dalam proses pengomposan akan

mengakibatkan temperatur turun dan kemudian naik lagi.” Pada fermentasi 12 hari

suhu dalam stoples meningkat kembali menjadi 30,3℃ yang mana aktivitas

mikroorganisme kembali mengurai bahan-bahan organik. Suhu dalam penelitian ini

masih dalam range yang baik untuk proses fermentasi. Bila suhu atau temperatur

terlalu tinggi maka mikroorganisme akan mati, namun apabila suhu atau temperatur

relatif lebih rendah maka mikroorganisme belum dapat bekerja atau masih dalam

keadaan dorman. Dalam proses pembuatan pupuk dilakukan pengadukan yang

bertujuan untuk menjaga suhu agar tetap optimal. Suhu atau temperatur yang

optimal dalam fermentasi pupuk organik berkisar 25-55℃.

Parameter pendukung fermentasi pupuk cair adalah pH. pH merupakan

faktor penting karena berpengaruh terhadap ketersediaan mineral yang dibutuhkan

oleh tumbuhan dan pH berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme di dalam

media penguraian bahan organik (Campbell, 2008). Derajat keasaman pupuk

organik cair limbah tahu dan daun lamtoro pada penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 4.8 berikut ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran pH

Hasil Pengukuran Hasil Pengukuaran


No Perlakuan pH awal Rerata pH akhir Rerata
U1 U2 U3 U1 U2 U3
1 Fermentasi 5 hari 4,6 4,5 4,6 4,6 4,1 4,4 4,5 4,33
2 Fermentasi 8 hari 4,6 4,7 4,4 4,6 4,3 4 4,1 4,23
3 Fermentasi 12 hari 4,5 4,1 4,6 4,4 4,2 4 3,9 4

Pada hasil pengamatan terlihat rerata pH yang cenderung menurun,

penurunan pH ini menurut Amanillah (2011) menandakan adanya aktivitas bakteri

pelarut fosfat dan bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus yang akan menghasilkan

enzim fosfotase dan asam-asam organik sehingga menyebabkan lingkungan

menjadi asam. Penurunan pH berpengaruh terhadap peningkatan fosfor dan kalium

total, hal ini disebabkan karena fosfor dan kalium total terlarut dalam asam organik

yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Dalam penelitian ini pH pupuk organik cair

yaitu berkisar 4 - 4,33 dan tergolong asam sedangkan pH optimum untuk proses

penguraian bahan organik menurut Sutanto (2002) antara 5–8, oleh karena itu

perlunya penambahan kapur untuk meningkatkan pH agar proses fermentasi dapat

berjalan dengan baik dan kandungan yang dihasilkan dapat lebih maksimal dan

dalam penelitian ini belum ada penambahan kalsium karbonat saat proses

fermentasi sehingga pH tetap dalam keadaan asam.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Ukuran substrat yang tidak halus sehingga memengaruhi proses dekomposisi.

2. Lama fermentasi dalam pembuatan pupuk terlalu singkat sehingga pupuk yang

dihasilkan belum matang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN

Penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Lama Fermentasi

Pupuk Organik Cair Limbah Cair Tahu dan Daun Lamtoro Terhadap Kandungan

Fosfor dan Kalium Dengan Penambahan Bioaktivator EM4 dapat diimplementasikan

dalam pembelajaran Biologi kelas XII semester Ganjil pada materi Pertumbuhan dan

Perkembangan pada Tanaman. Penggunaan limbah cair tahu dan daun lamtoro

sebagai bahan dasar pembuatan pupuk cair mengajarkan siswa untuk memanfaatkan

bahan yang berasal dari alam dan mudah diperoleh, sehingga dapat menekan

penggunaan pupuk kimia yang semakin banyak digunakan saat ini.

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rancangan praktikum mengenai

faktor luar (eksternal) yang memengaruhi proses pertumbuhan dengan topik

”Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Pertumbuhan Tanaman”. Dalam praktikum ini

siswa akan merancang sebuah percobaan mengenai faktor eksternal yang

memengaruhi pertumbuhan tanaman secara berkelompok dan melakukan eksperimen

secara mandiri sesuai dengan rancangan percobaan yang telah disusun. Rancangan

percobaan dapat berupa; pengaruh suhu terhadap pertumbuhan sawi pakcoy, dan lain

sebagainya. Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait penelitian

yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

B. Kompetensi Dasar

KD 3.1 : Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses

pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup berdasarkan hasil

percobaan

KD 4.1 : Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor eksternal yang

memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan

melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah

yang benar

Pada kompetensi dasar 3.1 yaitu “ Menganalisis hubungan antara faktor internal

dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup

berdasarkan hasil percobaan” peserta didik diminta untuk melakukan pengamatan

mengenai faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman

melalui tayangan gambar dan LKPD. Melalui kegiatan ini peserta didik diberikan

pengetahuan mengenai pentingnya unsur hara pada pertumbuhan dan perkembangan

pada tanaman.

Pada kompetensi dasar 4.1 yaitu “Merencanakan dan melaksanakan percobaan

tentang faktor eksternal yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan

ilmiah yang benar”, peserta didik diajarkan mengenai bagaimana cara menyediakan

unsur hara sebagai faktor eksternal dengan cara menonton video pembuatan pupuk

organik cair dengan cara difermentasi. Setelah itu, peserta didik dituntun untuk

membuat dan melaksanakan percobaan sederhana secara mandiri mengenai pengaruh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

faktor luar terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasil rancangan

percobaan dipresentasikan secara berkelompok, setelah siswa melakukan percobaan

maka hasil percobaan dikumpulkan dalam bentuk laporan tertulis sesuai dengan

penulisan ilmiah. Melalui kegiatan pembelajaran tersebut, peserta didik dapat

mengembangkan sikap ilmiah serta keterampilan dalam berproses dengan merancang

dan melakukan percobaan sederhana secara ilmiah. Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), LKPD, Bahan Ajar, Kisi-kisi Soal dan Lembar Pengamatan

Penilaian, dapat dilihat pada lampiran 4,5,6,7,8,9.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan yakni :

1. Terdapat perbedaan rerata kandungan fosfor dan kalium total pupuk cair hasil

fermentasi limbah cair tahu dan daun lamtoro.

2. Lama fermentasi yang baik untuk mendapatkan kandungan unsur hara fosfor

dan kalium total tertinggi pada pupuk cair limbah tahu dan daun lamtoro adalah

fermentasi yang dilakukan selama 12 hari.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Bahan yang digunakan dalam proses fermentasi sebaiknya dihaluskan agar

proses dekomposisi berjalan secara sempurna.

2. Perlu dilakukan penelitian dengan lama fermentasi lebih dari 12 hari sehingga

menghasilkan pupuk yang matang.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Daftar Pustaka

Amanillah, Zi, 2011, Pengaruh Konsentrasi EM-4 pada Fermentasi Urin Sapi Terhadap
Konsentrasi N, P, dan K, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang.

Ayu, Gusti, 2017, Kualitas Pupuk Organik Cair Dari Limbah Buah Jambu Biji
(Psidium guajava L.), Pisang Mas (Musa padisiaca L. Var. mas) dan Pepaya
(Carica papaya L.), Skripsi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.

Asmoro, Y., 2008, Pemanfaatan Limbah Tahu Untuk Peningkatan Hasil Tanaman
Petsai (Brassica chinensis), Jurnal Bioteknologi, Vol 5 (2): 51-55, Program
Biosains Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Astuti, H. Y., Harlian, E., dan Tanti, M., E., 2008, Upaya Pengolahan Feses Domba
dan Limbah Usar (Vitiveria zizanioides) melalui Berbagai Metode Pengomposan,
Jurnal Ilmu Ternak, 8(1): 87-90.

Campbell, N.A., dan J. B., Reece, 2008, Biologi Edisi ke 8 Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Chapelle, F., H., 2001, Ground-Water Microbiology and Geochemistry, John Wiley
and Sons, New York.

Dachriyanus, 2004, Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektrofotometri,


Padang, CV. Trianda Anugrah Pratama.

Fadilla, Z., 2010, Pengaruh Konsentrasi Cair Tahu Terhadap Pertumbuhan Mikroalga
Scendesmu sp, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sayrif Hidayatullah, Jakarta.

Febriyansah, A.R., 2011,Uji Viabilitas Konsorsium Bakteri Biodekomposer Selama


Dua Bulan Guna Mennetukan Umur Inokulum Yang Optimal, Skripsi, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Hadisuwito, S., 2007, Membuat Pupuk Kompos Cair, Agromedia Pusaka, Jakarta.

Hanafiah, K.A., 2007, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Hamdiyati,Yanti, 2011, Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II.


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/19661103199101
2-YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_II.pdf, Diakses 9
Mei 2019, 19.21 WIB.

Hidayat, 2006, Mikrobiologi Industri, Andi, Yogyakarta.

Indriani,Y.H., 2003, Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta.

Irianto, A., 2004, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prenada Media Group,
Jakarta.

Irpan, Caronge, M., Wiharto, dan Fadilah, R., 2018, Uji Kualitas MOL Air Buah
Siwalan (Borassus flabellifer) Dengan Penambahan Berbagai Jenis Buah
Berdasarkan Lama Fermentasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Vol. 4.

Kaswinarni, F., 2007, Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat Dan Cair Industri
Tahu, Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Dipenogoro.

Lepongbulan, W., Tiwow,V., dan Wahid, A., 2017, Analisis Unsur Hara Pupuk
Organik Cair Dari Limbah Ikan Mujair Danau Lindu Dengan Variasi Volume
Mikroorganisme Lokal Bonggol Pisang, Jurnal Akademika Kim 6 (2).

Lingga dan Marsono, 2008, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.

Makiyah, M., 2015, Analisis Kadar NPK Pupuk Cair Limbah Tahu Dengan
Penambahan Tanaman Matahari Meksiko (Thitonia diversifoliaI), Skripsi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Musnamar, E. I., 2004, Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi,
Penebar Swadya, Jakarta.

Nasution, Hasmalina, Henny, D., J., Ulsanna, L., dan Wahyuningsih, 2017,
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu dan daun Gamal (Grilicidia sepium) Sebagai
Pupuk Organik Cair Dengan Cara Metoda Fermentasi Dengan Aktivator EM4,
Jurnal Photon, 8 (1).

Nohong, 2010, Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Bahan Penyerap Logam Krom,
Kadmium dan Besi dalam Air Lindi TPA, Kendari, Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Haluoleo Kendari.

Nugroho, P., 2013, Panduan Membuat: Pupuk kompos cair, Yogyakarta, Pustaka Baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Palimbungan, N., Labatar, R., dan Hamzah, F., 2006, Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro
Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi,
Jurnal agristim, Desember 2006, Vol 2 No 2.

Pandebesie, E., S., dan Rayuanti, D., 2012, Pengaruh Penambahan Sekam Pada Proses
Pengomposan Sampah Domestik, Jurnal Lingkungan Tropis, Jurusan Kimia ITS
Surabaya.

Puji, L.E., 2013, Pengaruh Pemberian Air Limbah Tahu Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L), Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.

Menteri Pertanian, Republik Indonesia, 2011, Peraturan Menteri Pertanian Nomor


70/Permentan/SR.140/10/2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan
Pembedah Tanah, Jakarta.

Purwanto, Imam, 2007, Mengenal Lebih Dekat Leguminoseae, Yogyakarta: Penerbit


Kanisius.

Ratrinia, W., P., Widodo, Farid, M., dan Eko, N., D., 2014, Pengaruh Penggunaan
Bioaktivator EM4 dan Penambahan Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Terhadap Spesifikasi Pupuk Organik Cair Rumput Laut Eucheuma spinosum,
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3 (3).

Reinnoki R., Rohim W., dan Priyanto S., 2012, Ektraksi Fosfor dari Limbah Buah
Jengkol dan Petai untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair, Jurnal Teknologi Kimia
dan Industri.
Riefqi, F., 2014, Tumbuhan Leguminoseae, Yogyakarta: Kanisius.

Sari, N. K., Analisa Instrumentasi, 2010, Surabaya, Yayasan Humaniora.

Sulistyawati, E., Mashita, N., dan Choesin, D., 2007, Pengaruh Agen Dekomposer
Terhadap Hasil Kualitas Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga, Sekolah
Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB, Bandung.

Sundari, I., Maruf, W., F., dan Dewi, E., N., 2014, Pengaruh Penggunaan Bioaktivator
EM4 Dan Penambahan Tepung Ikan Terhadap Spesifikasi Pupuk Organik Cair
Rumput Laut Gracilaria sp. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Perikanan, 3(3), 88-94.
Suhartati, T., 2017, Dasar-Dasar Spektrofotometri UV-VIS dan Spektrofotometri
Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik, Lampung, CV. Anugrah
Utama Raharja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Taniredja, T., dan Mustafidah, H., 2011, Penelitian Kuantitatif, Alfabeta, Bandung.

Utomo, B., 2010, Pengaruh Bioaktivator terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus


communis Forst) dan Perubahan Sifat Kimia Tanah Gambut, J. Agron, Indonesia,
38 (1).

Wahida dan Ni Luh, S.,S., 2016, Analisis Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Cair
Dari Limbah Rumah Tangga Di Kabupaten Merauke, Agricola, Vol 6 (1).

Wijaya, K., A., 2008, Nutrisi Tanaman sebagai Penentu Kualitas Hasil dan Resistensi
Alami Tanaman, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Winarso, S., 2005, Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah,
Yogyakarta, Penerbit Gava Media.

Yuwono, D., 2006, Kompos Cara Aerob Dan Anaerob Menghasilkan Kompos
Berkualitas, Seri Agritekno, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Fermentasi dan Kontrol

a. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 5 hari

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 8 hari

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Limbah Tahu dan Daun Lamtoro
dengan Penambahan Bioaktivator EM4 lama fermentasi 12 hari

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Hasil Pengukuran Kandungan P dan K Pupuk Cair Komersial Sebagai Kontrol


Positif

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 Uji Statistik Fosfor


a. Uji normalitas Fosfor
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Unstandardized 12 0,0483333 0,01673773 0,02683 0,06983
Predicted Value

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Predicted Value
N 12
Mean 0,0483333
a,b
Normal Parameters Std. 0,01673773
Deviation
Absolute 0,166
Most Extreme
Positive 0,166
Differences
Negative -0,166
Kolmogorov-Smirnov Z 0,574
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,897

b. Uji Homogenitas Fosfor

Descriptive
N Mean Std. Std. 95% Confidence minimum maksimum
Deviatio Error Interval for Mean
n Lower Upper
Bound Bound
k 3 ,03633 ,000577 ,000333 ,03490 ,03777 ,036 ,037
s1 3 ,03900 ,002646 ,001528 ,03243 ,04557 ,037 ,042
s2 3 ,03133 ,002309 ,001333 ,02560 ,03707 ,030 ,034
s3 3 ,08667 ,003055 ,001764 ,07908 ,09426 ,084 ,090
Total 12 ,04833 ,023380 ,006749 ,03348 ,06319 ,030 ,090

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Test of Homogeneity of Variances


Fosfor
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
2,153 3 8 ,172

c. Uji Anova Fosfor

ANOVA
Fosfor
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between ,006 3 ,002 361,737 ,000
Groups
Within Groups ,000 8 ,000
Total ,006 11

d. Uji Post Hoc Tukey Fosfor

Tukey HSD
(I) Kode (J) Kode Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Difference Lower Bound Upper
(I-J) Bound
s1 -,002667 ,001915 ,537 -,00880 ,00347
k s2 ,005000 ,001915 ,115 -,00113 ,01113
*
s3 -,050333 ,001915 ,000 -,05647 -,04420
k ,002667 ,001915 ,537 -,00347 ,00880
*
s1 s2 ,007667 ,001915 ,017 ,00153 ,01380
*
s3 -,047667 ,001915 ,000 -,05380 -,04153
k -,005000 ,001915 ,115 -,01113 ,00113
*
s2 s1 -,007667 ,001915 ,017 -,01380 -,00153
*
s3 -,055333 ,001915 ,000 -,06147 -,04920
*
k ,050333 ,001915 ,000 ,04420 ,05647
*
s3 s1 ,047667 ,001915 ,000 ,04153 ,05380
*
s2 ,055333 ,001915 ,000 ,04920 ,06147

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Fosfor
a
Tukey HSD
Kode N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
s2 3 ,03133
k 3 ,03633 ,03633
s1 3 ,03900
s3 3 ,08667
Sig. ,115 ,537 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 Uji statistik Kalium


a. Uji normalitas kalium

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Unstandardized 12 ,2510833 ,08870995 ,13713 ,36503
Predicted Value

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Predicted
Value
N 12
Mean ,2510833
a,b
Normal Parameters Std. ,08870995
Deviation
Absolute ,166
Most Extreme
Positive ,166
Differences
Negative -,166
Kolmogorov-Smirnov Z ,574
Asymp. Sig. (2-tailed) ,897

b. Uji Homogenitas Kalium

Descriptives
Kalium
N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval Minimum Maximum
Deviation Error for Mean
Lower Upper Bound
Bound
K 3 ,07833 ,015308 ,008838 ,04031 ,11636 ,061 ,090
S1 3 ,29067 ,043924 ,025360 ,18155 ,39978 ,240 ,318
S2 3 ,31033 ,008083 ,004667 ,29025 ,33041 ,303 ,319
S3 3 ,32500 ,007810 ,004509 ,30560 ,34440 ,320 ,334
Total 12 ,25108 ,106912 ,030863 ,18315 ,31901 ,061 ,334

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Test of Homogeneity of Variances


Kalium
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
7,708 3 8 ,010

c. Uji One Way Anova Kalium

ANOVA
Kalium
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,121 3 ,040 70,539 ,000
Within Groups ,005 8 ,001
Total ,126 11

d. Uji Post Hock Tukey Kalium

Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kalium
Tukey HSD
(I) Kode (J) Kode Mean Difference Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
(I-J) Lower Bound Upper Bound
*
S1 -,212333 ,019536 ,000 -,27490 -,14977
K S2 -,232000* ,019536 ,000 -,29456 -,16944
*
S3 -,246667 ,019536 ,000 -,30923 -,18410
*
K ,212333 ,019536 ,000 ,14977 ,27490
S1 S2 -,019667 ,019536 ,750 -,08223 ,04290
S3 -,034333 ,019536 ,358 -,09690 ,02823
K ,232000* ,019536 ,000 ,16944 ,29456
S2 S1 ,019667 ,019536 ,750 -,04290 ,08223
S3 -,014667 ,019536 ,874 -,07723 ,04790
*
K ,246667 ,019536 ,000 ,18410 ,30923
S3 S1 ,034333 ,019536 ,358 -,02823 ,09690
S2 ,014667 ,019536 ,874 -,04790 ,07723
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kalium
Tukey HSDa
Kode N Subset for alpha = 0.05
1 2
K 3 ,07833
S1 3 ,29067
S2 3 ,31033
S3 3 ,32500
Sig. 1,000 ,358
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Silabus Pembelajaran

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM


MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XII (Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam)
Semester : 1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

KI 4 : 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu

3.1 Menganalisis hubungan 1. Pertumbuhan dan Model Pembelajaran Problem Observasi


antara faktor internal dan perkembangan Based Learning dan Project  Kerjanilmiah,
eksternal dengan proses Based Learning sikapnilmiah,
pertumbuhan dan perkembangan  Faktor eksternal
presentasi lisan 1 minggu x
pada Makhluk Hidup dan faktor Metode : Diskusi kelompok, tanya
berdasarkan hasil percobaan. internal pada diskusi kelompok 4JP
jawab, presentasi
pertumbuhan
 Hubungan faktor Problem Statement
Tes
internal dan  Siswanmengamatinfoto
eksternal pada  Tesntertulis
pertumbuhan pada tumbuhan
pertumbuhan dan mengenai
perkembangan  Siswa membaca literatur pertumbuhan dan
tanaman mengenai pertumbuhan pada perkembangan
tanaman

Siswa distimulir untuk membuat Portofolio


pertanyaan yang menuntut berpikir
 Laporan tertulis
kritis tentang proses pertumbuhan
tentangnfaktor
dan perkembangan tanaman dan
yang
faktor–faktor yang memengaruhi
memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan dan
tanaman.
perkembangan
tanaman

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hipotesis generation
 Siswa berdiskusi merumuskan
dugaan untuk menjawab kasus
faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dari tayangan
gambar

Hipotesis Testing
 Siswa Menganalisis hubungan
faktor internal dan eksternal
yangnmemengaruhi
pertumbuhanndan
perkembangan pada tumbuhan
yang ada di LKPD

 Siswa presentasi hasil diskusi


tentangnfaktornyang
memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan serta
mengaitkan hubungan antar
faktor internal dan eksternal.

Conclution

 Siswa menarik kesimpulan


mengenai proses pertumbuhan
dan perkembangan serta

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

faktor-faktornyang
memengaruhinya

4.1.Merencanakan dan Merencanakan dan Stimulasi


melaksanakan percobaan tentang melaksanakan
faktor luar yang memengaruhi percobaan  Siswa mengamati keadaan
proses pertumbuhan dan tanaman kacang hijau yang
perkembangan tanaman, dan ditampilkan
melaporkan secara tertulis Identifikasi Masalah
dengan menggunakan tata cara
penulisan ilmiah yang benar.  Guru menuntun siswa untuk
berpikirnkritisndan
mengemukakannpertanyaan
yang berkaitan dengan hasil
pengamatan gambar

Mendesain Perencanaan Proyek

 Siswa merancang percobaan


sederhana tentang faktor luar
yangnmemengaruhi
pertumbuhanndan
perkembangan pada tanaman

 Siswanpresentasinhasil
rancangan yang ditulis di LKPD

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penyusunan Jadwal Proyek

 Setiap kelompok menyusun


jadwal penelitian yang akan
dilakukan

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas : XII

Semester : Ganjil

Alokasi Waktu : 4x45 menit

A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,


peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1 3.1 Menganalisis hubungan antara 3.1.1 Mengidentifikasi faktor -faktor


faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pertumbuhan
dengan proses pertumbuhan dan dan perkembangan pada
perkembangan pada Makhluk tumbuhan
Hidup berdasarkan hasil 3.1.2 Menjelaskan faktor internal dan
percobaan eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan
3.1.3 Mengkorelasikan hubungan
antara faktor internal dan
eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan

2 4.1 Merencanakan dan melaksanakan 4.1.1 Membuat rancangan percobaan


percobaan tentang faktor luar yang faktor luar yang memengaruhi
memengaruhi proses pertumbuhan proses pertumbuhan dan
dan perkembangan tanaman, dan perkembangan tanaman
melaporkan secara tertulis dengan 4.1.2 Mempresentasikan hasil
menggunakan tata cara penulisan rancangan percobaan di depan
ilmiah yang benar kelas
4.1.3 Melaksanakan percobaan yang
telah dirancang tentang faktor
luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
4.1.4 Membuat laporan tertulis hasil
percobaan dengan tata cara
penulisan ilmiah yang benar

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Melalui kegiatan pembelajaran model Problem Based Learning dan Project


Based Learning peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya dalam mempelajari materi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman,
serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman, menjelaskan faktor internal dan eksternal yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman, menganalisis hubungan
antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman, membuat rancangan percobaan faktor luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, melaksanakan percobaan berdasarkan
rancangan yang sudah dibuat dengan penuh kejujuran, teliti, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras dan menerima pendapat orang lain.

D. MATERI AJAR
Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tanaman

Faktual
1. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tingkat tinggi diawali dari biji
2. Faktor internal dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Contohnya
yaitu hormon pada tumbuhan buah anggur tanpa biji dan bonsai.
3. Faktor eksternal dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Contohnya yaitu pada tumbuhan yang tidak diberi nutrisi akan mengalami
pertumbuhan yang lambat dan kerdil.

Konseptual
1. Faktor yang memengaruhi perkecambahan yaitu oksigen, air, suhu dan cahaya.
2. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: faktor internal (gen dan hormon) dan
faktor eksternal (nutrisi, pH, air, kadar garam, oksigen, cahaya, suhu,
kelembapan).

Prosedural
Pengamatan pengaruh faktor eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan.

Metakognitif
Menyajikan data dan menganalisis hasil percobaan dalam bentuk laporan tertulis.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning dan Project Based Learning
3. Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok, pengamatan,
percobaan, dan presentasi

F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


1. Media
 White board
 Power point

2. Alat/Bahan
 Laptop
 Viewer
 LKPD

3. Alat/Bahan untuk Percobaan


 Termometer
 Polybag
 pH meter
 Tanah
 Tanaman
 Air, dll

4. . Sumber Belajar
 Buku Biologi SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
 Buku Biologi Campbell Edisi Kedelapan Jilid I
 Buku-buku yang Relevan
 Artikel Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pertemuan ke 1 (2x45 menit)
Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu

Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan salam dan


menyapa peserta didik
 Guru meminta peserta didik untuk
memimpin doa sebelum memulai pelajaran 15 menit
 Guru mengecek kehadiran peserta didik

 Guru menayangkan konsep- konsep terkait


yang telah dipelajari sebelumnya, misalnya :
Apersepsi konsep pertumbuhan dan perkembangan

 Guru menayangkan gambar tumbuhan yang


ada di halaman sekolah
 Guru mengajukan pertanyaan : Apakah
Motivasi tanaman yang ada di halaman sekolah
langsung tumbuh tinggi dan rimbun?Apakah
ada yang memengaruhi pertumbuhan
tanaman tersebut?

Guru mengingatkan tugas/ PR membaca buku/


sumber terkait materi yang akan dibahas
Orientasi
 Guru menayangkan tujuan/ ruang lingkup
materi yang akan dibahas

 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-


masing kelompok terdiri dari 5 siswa
Mengorganisasi

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu

Problem Statement/ Orientation 60 menit

 Siswa mencermati gambar/ foto pertumbuhan


tanaman

 Siswa dipandu untuk memunculkan


pertanyaan terkait gambar yang diamati
Kegiatan Inti
Hipothesis generation
(30 menit)
 Siswa berdiskusi merumuskan dugaan untuk
menjawab kasus faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
yang sudah ditampilkan (Collaboration)

Hipothesis Testing

 Siswa menganalisis hubungan faktor internal


danneksternalnyangnmemengaruhi
pertumbuhan tanaman dari gambar yang ada
di LKPD (Creative, Collaboration)
 Perwakilan kelompok diminta
mempresentasikan hasil diskusi yang ditulis
di LKPD dan kelompok lain menanggapi
(Communicative)

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu

Conclution

 Siswa menyimpulkan hasil diskusi (Critical


thinking)
 Guru memberi klarifikasi bila ada yang
belum tepat dan memberi penguatan pada
hasil presentasi yang sudah benar
 Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan
hal hal yang dirasa belum jelas
(Communicative)

Tahap Penutup  Siswa diminta menyimpulkan apa yang telah


dipelajari (Critical thinking, Creative)
Merangkum

Regulation 15 menit

Evaluasi  Siswa menjawab beberapa pertanyaan terkait


materi yang telah dibahas

 Siswa diminta mengungkapkan apa manfaat


yang diperoleh setelah mempelajari materi
Refleksi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Creative, Communicative)

Arahan/ Tindak  Siswa diminta membaca buku/ sumber lain


lanjut tentang rancangan percobaan faktor luar
terhadap pertumbuhan tanaman

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pertemuan ke 2 (2x45 menit)


Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu

Pendahuluan  Guru membuka pelajaran dengan salam dan


menyapa peserta didik
 Guru meminta peserta didik untuk
memimpin doa sebelum memulai pelajaran 15 menit
 Guru mengecek kehadiran peserta didik

 Guru menayangkan konsep- konsep terkait


yang telah dipelajari sebelumnya, misalnya
Apersepsi
: faktor-faktor yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman

 Guru menayangkan gambar proses


pemupukan
 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
Motivasi : Apakah kalian pernah melakukan
pemupukan terhadap tanaman? Apa fungsi
pemupukan pada tanaman? Apakah hanya
pupuk yang memengaruhi pertumbuhan
tanaman?
 Guru menayangkan video proses
pembuatan pupuk sebagai unsur hara
tanaman yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan.

 Guru mengingatkan tugas/ PR membaca


buku/ sumber terkait materi yang akan
Orientasi
dibahas.
 Guru menayangkan tujuan/ ruang lingkup
materi yang akan dibahas

 Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, masing-


masing kelompok terdiri dari 5 siswa
Mengorganisasi

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu

Stimulasi

 Siswa mencermati keadaan tanaman


kacang hijau

Identifikasi Masalah

 Siswa dimotivasi untuk mengemukakan


Kegiatan Inti
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
(30 menit) dengan hasil pengamatan terhadap keadaan
tanaman. Pertanyaan yang diharapkan
muncul :
 Mengapa terdapat biji yang tidak tumbuh?
 Mengapa terdapat kecambah yang tumbuh
lebih cepat?
 Faktor-faktor eksternal apakah yang
memengaruhi perkembangan dan 60 menit
pertumbuhan pada tanaman?

Mendesain Perencanaan Proyek

 Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi


dan merancang sebuah eksperimen
sederhana tentang faktor luar yang
memengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan
bersama dengan kelompok yang sudah
ditentukan

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alokasi
Tahap Kegiatan Pembelajaran
Waktu

 Perwakilan kelompok mempresentasikan


hasil diskusi yang ditulis di LKPD dan
kelompok lain menanggapi

Penyusunan Jadwal Proyek

 Setiap kelompok membuat jadwal mulai


pelaksanaan penelitian, waktu, batas akhir
penelitian, dan pembuatan laporan

Tahap Penutup  Siswa dan guru mereview kembali


rancangannpenelitian/judul-judul
Reviewer
eksperimen yang akan dilaksanakan
15 menit
 Siswa diminta mengungkapkan manfaat
yang diperoleh setelah mempelajari materi
Refleksi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Arahan/ Tindak  Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan


lanjut rancangan yang sudah didiskusikan.
Eksperimen dilakukan selama dua minggu,
hasil dikumpul dalam bentuk laporan tertulis
dengan format sesuai dengan LKPD

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Jenis/Teknik Penilaian
a. Kognitif : Tes tertulis
b. Afektif : Lembar Observasi
c. Psikomotorik : Kinerja

2. Bentuk Instrumen
a. Lembar Kerja Siswa
b. Rubrik Penilaian
c. Pedoman Skoring

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Lampiran
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Materi Pembelajaran/Bhaan Ajar
3. Instrumen Penilaian

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

Kelompok :

1. .....................................................

2. .....................................................

3. .....................................................

4. .....................................................

5. .....................................................

6. .....................................................

A. Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan serta faktor-faktor yang


memengaruhi tanaman
B. Tujuan :
Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka, siswa mampu
1. Menjelaskan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman.
2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
C. Alat dan Bahan :
1. Alat tulis
2. LKPD
3. Buku literatur dan Jurnal
D. Langkah Kerja
1. Bergabunglah sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan!

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Diskusikanlah dengan kelompok mengenai faktor internal dan eksternal yang


memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman!
3. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!

E. Pertanyaan Diskusi :
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman?
2. Jelaskan minimal 4 faktor internal dan faktor eksternal yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman!
3. Bagaimanakah interaksi antar faktor internal dan eksternal pada gambar berikut?

a. Pohon jati yang menggugurkan daunnya saat musim kemarau

b. buah yang dibungkus dengan plastik

F. Jawaban

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. ..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................

2. ..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................

3. ..............................................................................................................................
..................................................................................................................

G. Kesimpulan

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lembar Kerja Peserta Didik 2

Kelompok :

1. .....................................................

2. .....................................................

3. .....................................................

4. .....................................................

A. Judul : Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan


Tanaman
B. Tujuan :
Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka, siswa mampu:
1. Membuat rancangan percobaan mengenai faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman.
2. Melaksanakan rancangan percobaan mengenai faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman.
3. Membuat laporan ilmiah berdasarkan hasil percobaan.
C. Alat dan Bahan :
1. Alat tulis
2. LKPD
3. Buku literatur dan Jurnal
D. Langkah Kerja
1. Bergabunglah sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan!
2. Tentukan salah satu faktor luar yang dapat memengaruhi pertumbuhan pada
tanaman. Kemudian rancanglah suatu percobaan untuk mengetahui pengaruh
dari faktor luar yang sudah ditentukan terhadap pertumbuhan!
3. Diskusikan rancangan percobaan dengan ketentuan:
a. Judul
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
d. Hipotesis

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

e. Alat dan Bahan


f. Langkah kerja
4. Lakukan percobaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat selama 2 minggu.
Hasil percobaan ditulis dan dibuat dalam bentuk laporan tertulis secara
berkelompok menggunakan tata cara penulisan ilmiah dengan format penilaian :
1. Acara (judul, hari, tanggal, waktu dan tempat pelaksanaan)
2. Tujuan
3. Dasar Teori
4. Alat, bahan dan cara kerja
5. Hasil
6. Pembahasan
7. Kesimpulan
8. Daftar pustaka
9. Lampiran (dokumentasi)

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Materi Pembelajaran

Faktor-faktor yang memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Ada beberapa faktor yang memengaruhi tumbuhan selama proses pertumbuhan


dan perkembangannya. Kita dapat mengelompokkannya sebagai faktor luar dan faktor
dalam.

1. Faktor Luar (Eksternal)


Faktor luar meliputi pengaruh yang berasal dari lingkungan. Contohnya, air,
oksigen, karbon dioksida, suhu, cahaya, unsur hara dalam tanah, dan polutan.
a. Air
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tumbuhan. Air diperlukan
tumbuhan sebagai media berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel, komponen
dasar pembentukan zat makanan, dan membantu mengedarkan zat makanan ke
seluruh bagian tubuh. Tumbuhan yang kekurangan air akan menjadi layu, warna
hijau berubah menjadi kuning, kering, dan pada akhirnya mati
b. Oksigen (O2)
Oksigen dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan energi. Dalam hal ini
oksigen digunakan untuk memecah zat-zat makanan yang mereka buat sehingga
menghasilkan senyawa sederhana dan sejumlah energi. Pemecahan zat makanan
dengan menggunakan oksigen yang demikian disebut proses respirasi seluler.
Selanjutnya, energi yang dihasilkan tumbuhan digunakan untuk berbagai kegiatan
hidupnya, antar lain tumbuh. Jika suplai oksigen berkurang, maka proses tumbuh
dan berkembang tumbuhan menjadi terganggu.
c. Karbon dioksida (CO2)
Seperti air, karbon dioksida dibutuhkan untuk proses pembentukan zat makanan
melalui proses fotosintesis. Kekurangan suplai karbon dioksida juga akan
menyebabkan pembentukan makanan menjadi berkurang.

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Suhu
Pada dasarnya, suhu yang dibutuhkan tumbuhan selama pertumbuhan dan
perkembangannya berbeda-beda, bergantung pada jenis tumbuhan dan tempat
hidupnya. Namun, secara umum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan biasa
berlangsung pada suhu 4-45o C dan optimum pada kisaran suhu 28-33o C. Suhu
optimum dibutuhkan tumbuhan karena aktivitas pertumbuhan merupakan
peristiwa enzimatis yang membutuhkan bantuan enzim. Enzim tidak dapat bekerja
pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
e. Cahaya
Cahaya dibutuhkan tumbuhan agar dapat melakukan fotosintesis.Cahaya
secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman. Pengaruh
cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman yang
tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada keadaan gelap, pertumbuhan
tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang abnormal
(lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak
kukuh.Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh,
daun berkembang sempurna dan berwarna hijau. Dalam fotosintesis, cahaya
berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak
terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat.
Pada beberapa jenis tumbuhan, terutama tumbuhan yang terdapat di negara
empat musim, panjang pendeknya penyinaran cahaya sangat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Akibatnya, ada tumbuhan yang
dikenal sebagai tumbuhan berhari pendek, tumbuhan berhari panjang, dan
tumbuhan berhari netral. Respons tumbuhan terhadap lamanya penyinaran yang
demikian dikenal dengan istilah fotoperiodisme.

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

f. Unsur hara

Tumbuhan membutuhkan berbagai unsur hara yang tersimpan di dalam tanah.


Semua unsur hara tersebut digunakan sebagai komponen penyusun zat organik di
dalam sel. Pada tanah yang terlalu asam, fosfor mungkin tidak tersedia karena
fosfor berikatan dengan aluminium dan besi membentuk senyawa yang tidak larut
dalam air. Pada kondisi tanah demikian, mikroba tanah tidak dapat hidup sehingga
ketersediaan nitrogen, belerang, dan fosfor di dalam tanh menjadi berkurang.
Sebaliknya, pada tanah yang terlalu basa, kandungan besi, mangan, tembaga, dan
seng di dalam tanah menjadi berlebihan. Kondisi yang demikian dapat
menyebabkan tumbuhan mengalami keracunan.

Keseluruhan unsur hara di dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi unsur


hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur-unsur yang
diperlukan tumbuhan dalam jumlah banyak, sedangkan unsur hara mikro adalah
unsur-unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit. berikut merupakan unsur hara
anorganik esensial :

(1)Unsur hara makro


a) Zat arang (C) , oksigen (O), dan hidrogen (H), merupakan bahan baku dalam
pembentukan jaringan tubuh tanaman. Berada dalam bentuk H2O (air) dan
CO2 (karbondioksida) yang berada dalam udara. Unsur C, H, dan O juga
berperan dalam pembentukan karbohidrat, proses fotosintesis, respirasi,
b) N (Nitrogen), udara merupakan sumber Nitrogen terbesar, agar dapat
dimanfaatkan oleh tanaman masih harus diubah dalam bentuk NH3 (amoniak)
atau nitrat. Fungsi N adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman,
menyehatkan hijau daun, membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau karena
banyak mengandung butir-butir hijau yang penting dalam proses fotosintesis,
mempercepat pertumbuhan tanaman (menambah tinggi tanaman dan
merangsang jumlah daun serta anakan), menyediakan bahan makanan bagi

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mikrobia yang penting bagi kelangsungan dekomposisi bahan organik di


dalam tanah
c) P (Phosphor) bagi tumbuhan berfungsi untuk merangsang dan mempercepat
pertumbuhan tanaman dan akar semai, mempercepat dan memperkuat
pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya serta mempercepat pemasakan
sehingga mempercepat masa panen, memperbesar pembentukan anakan dan
gabah serta memperkuat tubuh padi-padian, sehingga tidak mudah rebah,
mempercepat pembentukan bunga dan biji sehingga meningkatkan produksi
biji-bijian, merupakan bagian yang essensial dari berbagai gula fosfat yang
berperan dalam reaksi pada fase gelap fotosintesis, respirasi, dan proses
metabolisme lainnya. Juga merupakan bagian dari nukleotida (dalam RNA
dan DNA) dan fosfolipida penyusun membran.
d) K (Kalium), merupakan zat hara yang mudah mengadakan persenyawaan
dengan zat lain, seperti Khlor, dan Mg. Fungsinya bagi tanaman adalah
memperbesar vigor dan daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit
dan kekeringan, membantu pembentukan protein dan karbohidrat dalam
tanaman, memperkuat seluruh tubuh tanaman terutama bagian batang.
e) Ca (Kalsium/kapur), sumber utamanya ada pada bebatuan berkapur dan
sisa-sisa tumbuhan, fungsinya adalah pengatur kemasaman tanah dan dalam
tubuh tanaman, penting bagi pertumbuhan akar dan daun, dapat
menetralisasikan akumulasi racun dalam tubuh tanaman.
f) Mg (Magnesium), bersumber pada beberapa jenis mineral/bebatuan dan
pupuk buatan, fungsinya adalah, menyehatkan hijau daun, mengatur
peredaran unsur P dalam tubuh tanaman, mengatur penyaluran zat karbohidrat
dalam tubuh tanaman.
g) S (Belerang), bersumber dari sisa-sisa bahan organik tanah, zat belerang
dari sisa-sisa tersebut baru terlepas jika telah mengalami pelapukan,
khususnya dari zat proteinnya. Fungsinya adalah memperbanyak
pembentukan bintil pada akar leguminosa.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2) Unsur Hara Mikro


a) B (Boron), diperlukan untuk membiakkan sel, khususnya dalam titik tumbuh
puncak dan proses pembentukan tepung sari, bunga dan akar.
b) Fe (Besi), penting bagi pembentukan zat hijau daun, zat karbohidrat, lemak,
protein dan enzim. Merupakan bagian dari enzim-enzim tertentu dan
merupakan bagian dari protein yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada
fase terang fotosintesis dan respirasi.
c) Mn (Mangan), sebagai aktivator dari berbagai enzim, berperan dalam
menstimulasi pemecahan molekul air pada fase terang fotosintesis, serta
merupakan komponen struktural dari sistem membran kloroplas. Diperlukan
untuk pembentukan zat protein, dan vitamin khususnya vitamin C. penting
untuk dapat mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
d) Mo (Molibdenum), zat mikro ini diperlukan tumbuh-tumbuhan dalam
ukuran/timbangan yang sangat kecil, namun dengan ukuran tersebut dapat
menghasilkan kualitas tanaman yang setinggi-tingginya. Tetapi jika kelebihan
sedikit saja akan menjadi racun bagi tanaman. Juga sebagai bagian dari enzim
nitrat reduktase yang mereduksi ion nitrat menjadi ion nitrit.
e) Cu (Tembaga), dalam tubuh tanaman dibutuhkan untuk berbagai proses
kimiawi, misalnya respirasi (oksidasi zat karbohidrat, lemak, dan protein). Dan
penting pula untuk menghasilkan zat hijau daun. Terdapat pada berbagai enzim
atau protein yang terlibat dalam reaksi oksidasi dan reduksi, yaitu pada enzim
respirasi pada mitokondria, dan protein pada kloroplas.
f) Zn (seng), kekurangan seng sering dihubungkan dengan tanah netral sampai
alkalie bahan organik tinggi. Anakan tanaman menjadi berkurang dan tanaman
menjadi sedikit kerdil dan daun-daun pada bagian bawah menjadi kuning mulai
di antara tulang-tulang daun. Jika warna kuning mulai timbul noda-noda cokelat
biasanya mulai tampak dekat pucuk helai daun.
g) Cl (Klor), merupakan senyawa anorganik yang terdapat pada mineral-mineral
yang dipandang essensial. Unsur ini berfungsi untuk pembentukan zat gizi atau

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pati pada tanaman. Juga untuk menstimulasi pemecahan molekul air pada fase
terang fotosintesis serta essensial untuk proses pembelahan sel.
g. Polutan
Beragam jenis polutan dapat menghambat pertumbuhan. Polutan berupa gas-
gas beracun seperti karbon monoksida, belerang dioksida, hidrogen fluorida,
hidrogen sulfida dapat menghambat pertumbuhan, bahkan kematian tumbuhan.
Sabun cuci yang berasal dari limbah rumah tangga ataupun limbah industri juga
dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan.

2. Faktor Dalam (Internal)


Faktor dalam berasal dari dalam tubuh tumbuhan, meliputi gen dan hormon
tumbuhan.
a. Gen
Gen berfungsi mengendalikan seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel,
termasuk pertumbuhan. Meskipun dua tumbuhan mendapat pengaruh lingkungan
yang sama, tetapi jika kedua tumbuhan tersebut memiliki gen yang berbeda maka
kemampuan tumbuhnya pun berbeda.
b. Hormon
Aktivitas tumbuh dan berkembang juga diatur oleh senyawa kimia berupa
hormon tumbuhan (fitohormon). Ada enam macam hormon tumbuhan, yaitu
auksin, giberalin, sitokinin, etile, asam absisat, dan kalin.
1) Auksin
Hormon auksin adalah hormon tumbuhan yang ditemukan pertama kali
pada ujung kecambah gandum Avena sativa oleh Frits Went. Letak auksin
berada pada meristem apikal dan diproduksi disitu. Perpindahan hormon
auksin mengikuti pengaruh gravitasi dan menjauhi cahaya matahari, atau
rentan dengan cahaya matahari. Hal tersebut akan dijelaskan lebih jauh
kenapa batang tumbuhan tumbuh bengkok ke arah cahaya matahari. Hormon
auksin memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a) Memengaruhi pertumbuhan apikal (ujung batang). Selama auksin masih


diproduksi, pertumbuhan pucuk (tunas apikal) akan terus berlangsung,
sedangkan pertumbuhan tunas lateral tidak. Kondisi yang demikian dikenal
dengan istilah dominansi apikal.
b) Memengaruhi perkembangan buah. Pada waktu perkembangan biji, biji
mengeluarkan auksin yang diedarkan ke bagian bunga sehingga dapat
merangsang pertumbuhan bunga.
c) Merangsang pembentukan bunga dan buah
d) Merangsang pemanjangan titik buah
e) Merangsang terjadinya proses diferensiasi

2) Giberalin
Giberalin banyak terdapat pada bagian ujung daun, kuncup biji, dan ujung
akar. Berikut ini beberapa fungsi dari giberalin :
a) Merangsang pertumbuhan batang, daun, akar
b) Merangsang pematangan serbuk sari dan pertumbuhan tangkai serbuk
sari
c) Merangsang perkembangan bunga (pada tumbuhan tertentu)
d) Merangsang pertunasan pada kuncup
e) Menghentikan dormansi pada biji
f) Mempercepat perkecambahan pada biji.
3) Sitokinin
Pada tahun 1941, J.Van Overbeek, berhasil menemukan substansi kimia
yang memengaruhi pertumbuhan endosperma buah kelapa. Substansi tersebut
adalah sitokinin. Hormon sitokonin adalah hormon yang dikenal karena
fungsinya dalam pembelahan sel tumbuhan atau sitokinesis. Berikut ini
beberapa fungsi dari sitokinin:
a) Menyebabkan pertumbuhan embrio dan meningkatkan pertumbuhan
rata-rata sel yang diisolasi di laboratorium

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Merangsang pembelahan pada sel yang berhenti bermitosis


c) Bersama auksin menyebabkan meningkatnya kecepatan pembelahan
sel
d) Mempertahankan warna pada daun sehingga tidak cepat berubah
menjadi kuning setelah dipetik dari pohon
e) Merangsang pemasakan pada buah yang telah dipetik dari pohon
f) Merangsang pertumbuhan tunas lateral
4) Etilen
Gas etilen berfungsi untuk mempercepat proses pematangan buah,
respirasi, dan pengguguran daun. Tempat pembentukan gas etilen pada masing-
masing buah letaknya berbeda-beda, ada yang diujung (seperti pada buah
pepaya) atau di bagian pangkal (seperti pada buah mangga).
5) Asam Absisat
Asam absisat berfungsi menghambat proses pertumbuhan batang (bersifat
inhibitor) dan merangsang dormansi biji. Hal yang demikian dapat
menguntungkan tumbuhan yang hidup di wilayah empat musim. Pada musim
dingin, tumbuhan akan terlindung dari kerusakan fisik akibat pengaruh suhu
yang rendah
6) Kalin
Kalin berfungsi dalam pembentukan organ tumbuhan. Berdasarkan
jenis organ yang dipengaruhinya, dikenal beberapa jenis kalin. Contohnya,
antokalin berperan dalam pembentukan bunga, filokalin berperan dalam
pembentukan daun, kaulokalin berperan dalam pembentukan batang, rizokalin
berperan dalam pemebentukan akar.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal Evaluasi

INDIKATOR C1 C2 C3 C4 C5 C6 No Kunci Bentuk


Soal Jawaban Soal
Menjelaskan faktor-faktor yang memepengaruhi pertumbuhan dan  1 E PG
perkembangan pada tumbuhan
 2 A PG
Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal  3 B PG
dengan proses pertumbungan perkembangan tumbuhan
 4 C PG
 5 E PG
 1 Essay
Membuat rancangan penelitian tentang faktor luar yang  2 Essay
memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Soal Test
I. Pilihan Ganda

Berilah tanda silang (x) pada abjad jawaban yang paling benar pada lembar
jawaban anda.

1. Unsur hara merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman. Bila pertumbuhan suatu tanaman terdapat gejala tepi
daun muda seperti terbakar, tepi daun tua menjadi cokelat dan bunga mudah gugur.
Hal ini mencirikan bahwa tanaman tersebut kekurangan...........

a. Nitrogen dan Fosfor


b. Mangan dan Nitrogen
c. Fosfor dan Mangan
d. Kalium dan Magnesium
e. Fosfor dan Kalium

2. Salah satu faktor internal yang berperan dalam pertumbuhan pada tumbuhan adalah
hormon. Jenis hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan batang
apikal dan dormansi biji secara berurutan adalah.....

a. Auksin dan Absisat


b. Giberalin dan Kalin
c. Absisat dan Giberalin
d. Aitokinin dan Auksin
e. Traumalin dan Kalin

3. Pada percobaan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang kedelai


ditemukan data bahwa arah tumbuh kecambah selalu menuju ke arah sumber cahaya.
Deskripsi yang benar terhadap data tersebut adalah ....

a. Cahaya bersifat mempercepat pertumbuhan tumbuhan.


b. Cahaya menguraikan hormon auksin pada satu sisi
c. Cahaya mempercepat pertumbuhan pada bagian yang banyak menerima sinar
d. Tumbuhan memiliki naluri untuk mencari cahaya
e. Pertumbuhan tumbuhan sangat ditentukan cahaya

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Perhatikan tabel berikut :

Pertumbuhan Batang dan Bunga


Perlakuan
Bulan I Bulan II Bulan III
Pemberian pupuk Urea 45 cm belum 90 cm belum 120 cm mulai
(pupuk N) berbunga berbunga berbunga
Pemberian pupuk Posfat 37 cm belum 64 cm belum 83 cm mulai
(Pupuk P) berbunga berbunga berbunga
Pemberian pupuk Mutiara 50 cm belum 125 cm sudah 125 cm mulai
(N,P,K) berbunga berbunga berbuah

Berdasarkan tabel diatas faktor eksternal yang diberikan kepada tanaman cabe merah
keriting memengaruhi pertumbuhan batang dan bunga cabe merah keriting, hal ini
dapat disimpulkan bahwa ....
a. Unsur (N) mempercepat pertumbuhan batang dan bunga
b. Unsur (P) mempercepat pertumbuhan batang dan bunga
c. Unsur (K) mempercepat pertubuhan batang dan bunga
d. Unsur (N) mempercepat pertumbuhan bunga
e. Unsur (K) mempercepat pertumbuhan batang

5. Pernyataan yang benar tentang gambar di bawah :

a. Cahaya mempercepat produksi auksin pada tanaman 1, sedangkan cahaya


menghambat produksi auksin di tanaman 2 sehingga tumbuh lurus
b. Tanaman 1 dan 2 berbeda arah pertumbuhan karena intensitas cahaya yang
diterima tidak sama
c. Tanaman 2 mendapat cahaya dari atas sehingga auksin menuju ke bawah,
sedangkan tanaman 1 mendapat cahaya dari samping sehingga auksin ke arah
samping
d. Tanaman 2 tumbuh lambat, sedangkan tanaman 1 tumbuh cepat sehingga
tanaman 1 membelok kearah cahaya
e. Tanaman 2 tetap tumbuh lurus karena sebaran auksin merata, sedangkan
tanaman 1 tumbuh kearah cahaya karena auksin terurai jika terkena cahaya

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

II. Essay

1. Pada suatu hari, Doni berkeliling di sekitar ladang Pak Anton. Doni melihat rumput
teki disekitar ladang pak Arep yang pertumbuhannya tidak sama. Doni melihat
rumput teki yang berada di tempat teduh lebih cepat mengalami pertumbuhan
dibandingkan dengan tumbuhan yang langsung terkena paparan sinar matahari.
Dari cerita singkat diatas, jelaskan dan kaitkanlah pengaruh faktor internal dan
eksternal yang memengaruhi pertumbuhan tanaman.

2. Seorang siswa akan melakukan penelitian terhadap tanaman yang diberi pupuk cair
yang mengandung fosfor dan kalsium, yang mana fungsi kedua unsur hara tersebut
adalah untuk memperkuat batang dan daun. Buatlah rencana penelitian untuk melihat
pengaruh pemberian pupuk cair terhadap tanaman, minimal berisi:

a. Judul Penelitian
b. Rumusan masalah
c. Hipotesis
d. Variabel bebas dan terikat

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kunci Jawaban Soal Essay

1. Hal ini dipengaruhi oleh cahaya matahari dan hormon auksin yang terdapat
pada tanaman teki. Hormon auksin sangat dipengaruhi oleh cahaya matahari,
semakin banyak paparan sinar matahari maka semakin terhambat proses
pembesaran dan pemanjangan pada tanaman. Oleh karena itu, teki yang berada
di tempat teduh tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan yang terkena paparan
sinar matahari, hal ini terjadi karena hormon auksin pada tumbuhan teki
mendapat cahaya minim sehingga hormon auksin bekerja secaara maksimal.
Pada tumbuhan yang terkena paparan cahaya pertumbuhannya lambat
dikarenakan kerja hormon auksin terhambat.

2. A. Judul Penelitian : Pengaruh pemberian pupuk cair terhadap pertumbuhan


dan perkembangan batang serta daun pada tanaman sawi
B. Rumusan masalah : apakah ada pengaruh pemberian pupuk cair fosfor dan
kalsium terhadap pertumbuhan dan perkembangan batang serta daun pada
tanaman sawi?
C. Hipotesis : terdapat pengaruh pemberian pupuk cair fosfor dan kalsium
terhadap pertumbuhan dan perkembangan batang serta daun pada tanaman sawi
D. Variabel bebas : pemberian pupuk cair fosfor dan kalsium

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Lembar Pengamatan Penilaian

1. Instrumen Penilaian Observasi Sikap

Aspek Afektif
Nama
No Percaya Kerja Skor Nilai
Lengkap Disiplin
Diri sama

1.

2.

3.

4.

5.

Jumlah rata-rata
presentase

Keterangan :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
3 : Baik Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

2 : Cukup
1 : Kurang

Nilai Kriteria

91-100 Baik Sekali

81-90 Baik

71-80 Cukup

60-70 Kurang

< 60 Kurang sekali

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rubik Penilaian Afektif

Aspek yang Dinilai Skor Rubrik

Mampu menyampaikan pendapat, mampu


3 mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas dan berani mempertahankan pendapat
Percaya Diri
2 Jika hanya 2 indikator yang tampak

1 Jika hanya 1 indikator yang tampak

Masuk kelas tepat waktu, patuh pada tata


tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
3
mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat
Disiplin waktu

2 Jika hanya 2 indikator yang tampak

1 Jika hanya 1 indikator yang tampak

3 Mampu bekerjasama dalam kelompok,


mengerjakan dan menghargai pendapat
orang lain
Kerja sama
2 Jika hanya 2 indikator yang tampak

1 Jika hanya 1 indikator yang tampak

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penilaian Test

Butir Soal Pilihan Butir Soal Jumlah Nilai


Berganda Essay Skor Siswa
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 1 2

dst

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡


Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rubrik Penilaian Kognitif/Test

Nomor Skor Aspek


Soal

Pilihan Ganda

1 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2

0 Siswa menjawab salah diberi poin 0

2 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2

0 Siswa menjawab salah diberi poin 0

3 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2

0 Siswa menjawab salah diberi poin 0

4 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2

0 Siswa menjawab salah diberi poin 0

5 2 Siswa menjawab benar diberi poin 2

0 Siswa menjawab salah diberi poin 0

Essay

1 10 Menjawab benar dan lengkap

5 Hanya menjelaskan grafik tapi tidak mengaitkan dengan


faktor-faktor

0 Tidak menjawab

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nomor Skor Aspek


Soal

2 20 Jika merumuskan dengan benar dan lengkap

10 Jika hanya merumuskan 2 dan benar

5 Jika hanya benar 1

0 Tidak menjawab

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penilaian Psikomotorik

Lembar Pengamatan Kinerja

Skor
No Aspek
1 2 3

1 Persiapan

- Perumusan Judul
- Penentuan Rumusan masalah
- Perumusan Metode

2 Pelaksanaan

- Kerincian analisis data


- Ketepatan penarikan kesimpulan

3 Laporan

- Sistematika Penulisan Laporan


- Pengunaan bahasa yang baik dan benar

Keterangan :
3 : Baik 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100
2 : Cukup
1 : Kurang

Nilai Kriteria
91-100 Baik Sekali
81-90 Baik
71-80 Cukup
60-70 Kurang
< 60 Kurang sekali

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rubrik Penilaian Psikomotorik

No Aspek yang Dinilai Skor Rubrik

Persiapan

Perumusan judul sesuai dengan


rancangan yang telah dibuat,
3
perumusan judul tidak rancu dan
bertele-tele
Perumusan Judul
2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
1 Jika 1 indikator yang terlihat
1
Penentuan masalah sesuai
3 dengan fakta, jelas dan rumusan
masalah sesuai dengan topik
Penentuan Rumusan masalah Jika hanya 2 indikator yang
2
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
Perumusan cara kerja lengkap,
3 menggunakan kalimat pasif dan
terorganisir
Perumusan Metode/cara kerja Jika hanya 2 indikator yang
2
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
Pelaksanaan

Analisis data sesuai dengan


parameter yang diukur dan
2 3 disertai grafik, terorganisir dan
- Kerincian analisis data pembahasan yang langsung
disampaikan pada inti
2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Aspek yang Dinilai Skor Rubrik

1 Jika hanya 1 indikator yang


terlihat
- Ketepatan penarikan Penarikan kesimpulan sesuai
kesimpulan dengan tujuan penelitian,
3 menggunakan bahsa yang mudah
dipahaami dan tidak ada
penulisan kata yang salah
2 Jika hanya ada 2 indikator yang
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
3 Laporan

Penulisan laporan sesuai dengan


3 format yang ditentukan, data
- Sistematika penulisan lengkap dan ditulis sistematis
laporan 2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat
Penggunaan bahasa sesuai EYD,
3
tulisan rapi dan mudah dibaca
- Penggunaan bahasa yang
baik dan benar 2 Jika hanya 2 indikator yang
terlihat
1 Jika hanya 1 indikator yang
terlihat

109

Anda mungkin juga menyukai