PADA KONDISI
ASAM DENGAN MEDIA SORGHUM (Sorghum bicolor L.) TERHADAP
KUALITAS KOMPOS SERASAH
(SKRIPSI)
Oleh
SARAH NIATI
Oleh
Sarah Niati
Dekomposisi lignin pada proses pengomposan secara alami dalam kondisi asam
berjalan lambat. Penambahan fungi Geotrichum sp. sebagai aktivator
pengomposan yang memiliki sifat lignolitik diharapkan mampu mempercepat laju
penguraian lignin dan tahan terhadap kondisi lingkungan asam. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH terhadap produktivitas dan viabilitas
spora inokulum fungi Geotrichum sp. serta mengetahui pengaruh pemberian
inokulum Geotrichum sp. pada kualitas kompos dengan pemberian perlakuan
yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2017 di
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi. Tahap pertama penelitian digunakan
Tujuh perlakuan pH yaitu pH 3; 3,4; 4; 4,4; 5; 5,4; 6 dengan parameter
produktifitas spora dan viabilitas fungi. Tahap kedua dilakukan dengan empat
perlakuan pengomposan yaitu K0 (tanpa penambahan Inokulum), K1
(penambahan inokulum pH 3), K2 (penambahan inokulum pH 4), K3
(penambahan inokulum pH 6) dengan parameter kadar C, Kadar N dan rasio C/N.
Hasil data penelitian dianalisis menggunakan Analisis Of Varians (ANOVA) dan
uji lanjutan BNT taraf 5% jik terdapat beda nyata. Hasil penelitian menunjukan
produktivitas spora tertinggi diperoleh pada pH 6,0 dan viabilitas tertinggi pada
pH 4,0. Sedangkan penambahan inokulum pada proses pengomposan belum
menunjukan adanya pengaruh inokulum pada awal pengomposan.
Oleh
SARAH NIATI
Skripsi
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam
Menengah Atas di SMA Negeri 01 Kalirejo pada tahun 2010. Setelah itu penulis
Mikrobiologi Umum, Mikrobiologi Tanah dan Mikologi. Pada tahun 2016 penulis
vi
SANITASI PERALATAN PRODUKSI DENGAN METODE TOTAL COUNT
SOUTHERN SUMATERA”.
vii
PERSEMBAHAN
Sahabat-sahabatku
Atas kebersamaan, pengalaman dan dukunganya
selama masa studi.
viii
MOTTO
Tuhanmu lebih tahu batas rasa sakit yang bisa kau tampung.
Jangan sampai engkau menyerah disaat selangkah lagi Ia
mengganti kesakitan dengan sejuta keindahan
(Habib Achmad Jamal)
Yakini, syukuri
Tuhanku tidak akan ingkar
(Sarah)
ix
SANWACANA
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali bantuan
yang penulis dapatkan dari berbagai pihak. Dengan terselesaikannya skripsi ini,
Esti) serta adik kemenakanku tersayang (Athaa Fairo Mafuudz dan Salsabila
3. Ibu Dra. C.N. Ekowati, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan
x
4. Ibu Dra. Yulianty, M.Si., selaku pembahas yang telah banyak memberikan
5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. selaku Dekan FMIPA Universitas
Lampung.
6. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung.
8. Bapak Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila, terimakasih atas bimbingan
dan ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan studi di Jurusan
Biologi, Karyawan dan staff serta laboran di Jurusan Biologi yang telah
9. Sahabat seperjuangan tim fungi “The Three Musketeer” Dea Putri Andeska
10. Kesayangan penulis Nungki Nuari Dewi, Dewi Setyawati, Sally Khoirunisa,
Muna Sari, Neria Vicha E, Siti Nurhayati dan Ayu Selviyani atas perhatian
11. Sahabat “Asal Jalan” Umi Ma’rifah, Muhdi Kholil, Umi Latifatul H, Edi
12. Sahabat sepanjang masa Ade Safitri, Tri Yuniati, Aziza Aulia, Eka Setiawati,
xi
13. Sahabat seperjuangan “Microholic” Nuraini, Balqis, Fatma, Yovita, Nailul,
14. Teman-teman “KosanHitz-31” Winda, Renitago, Mba Anna, Nisa, Iska, Noe,
Juplek, Mba Ema, Eka, DDN terimakasih atas bantuan dan keceriaan yang
diberikan.
16. Kakak tingkat serta adik tingkat atas bantuan dan dorongan semangat yang
diberikan.
17. Seluruh keluarga besar HIMBIO, khususnya bidang Ekspedisi yang telah
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka mereka dan semoga
Sarah Niati
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
MOTTO ................................................................................................................ ix
SANWACANA .......................................................................................................x
I. PENDAHULUAN
xiii
II. TINJAUAN PUSTAKA
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN..........................................................................................................63
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
(arthrospora). .......................................................................................15
Gambar 6. Diagram jumlah spora fungi Geotrichum sp. inkubasi 14 hari ............36
Gambar 14. Proses Perhitungan Produktivitas Spora Fungi Geotrichum sp. ........76
xvii
Gambar 15. Perhitungan Jumlah spora menggunakan Haemocytometer...............76
xviii
1
I. PENDAHULUAN
2011), salah satunya adalah fungi dan prosesnya dipengaruhi oleh kondisi pH
yang larut seperti C, N dan asam amino. Sedangkan di alam sebagian besar
aromatik yang kompleks yang tersusun atas unit fenil propana yang 2/3
sebesar 26%, maka dari itu sorghum cocok digunakan sebagai bahan
pembuatan inokulum.
belum cukup tersedia, maka dari itu penting untuk dilakukan penelitian tentang
1.2 Tujuan
type) dengan ikatan non-hidrolisable yang sulit dipecah oleh organisme lain
dengan cepat.
4
mampu tumbuh dengan baik, hal ini disebabkan pH yang optimal akan
1.5 Hipotesis
2.1 Fungi
berbentuk filamen, bersel tunggal dan yeast, dinding sel disusun oleh kitin
dan selulosa dan tidak berklorofil. Fungi bersifat heterotrof dan memiliki
organisme eukaryotik fungi memiliki inti sel yang jelas, terdapat membran
yang melapisi sitoplasma, memiliki selaput inti dan selaput organel, serta
Fungi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa, benang hifa yang
hifa tidak bersepta dan hifa bersepta. Hifa yang tidak bersepta merupakan
6
dengan banyak inti (soenositik). Hifa yang bersepta merupakan ciri dari
terjadi dengan fragmentasi secara mitosis dengan atau tanpa diselingi daur
1. Parasit obligat
2. Parasit fakultatif
inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang
yang cocok.
3. Saprofit
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
7
sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
dan liken.
organik dari sisa makhluk hidup yang telah mati, misalnya kayu tumbang
terhadap siklus materi karbon, air dan berbagai nutrien lainya di alam.
S (Susanti 2008).
9
fungi mendapatkan sumber energi dan nutrien yang diperoleh dari sisa-
humus dalam tanah dan humus merupakan habitat untuk mikroba (Rao,
a. Fungi patogen dan parasit lemah. Fungi ini biasanya tumbuh di awal
Trichoderma).
Phanaerochaete chrysoporium).
yang berasal dari sisa sisa fungi lainnya, toleran terhadap metabolit
sporulasi. Jika proses tersebut menurun maka akan terjadi sporulasi (Moat
et al., 2002). Sporulasi terbentuk pada akhir fase logaritmik dan awal fase
primer atau sekunder. Beberapa asam amino seperti asam aspartat, asam
glutamat, alanin serta ion Mg2+, Mn2+, Zn2+, dan Ca2+ dalam
pemutusan ikatan ion dan hidrogen pada struktur stabil enzim yang
Sporulasi pada fungi terdiri dari dua macam yaitu secara aseksual dengan
pada sel fungi yang haploid. Dua hifa yang memiliki genetik yang cocok
dengan dua inti haploid. Pada waktu tertentu dua inti sel haploid tersebut
akan berfusi yang disebut proses karyogami. Hasil fusi ini disebut sebagai
Landecker, 1972).
Fungi yan ditemukan dalam kondisi struktur spora seksual, maka fungi
struktur spora aseksual maka fungi berada pada fase anamorf (Webster dan
Weber 2007).
Spora pada fungi menghasilkan struktur yang khusus, berbeda dengan sel
rendah, dan tingkat sintesis protein dan asam nukleat yang rendah.
kapas, hifa bersepta dan tumbuh memanjang yang semakin lama tumbuh
jamur Geotrichum sp. memiliki hifa bersekat dan hifa hialin. Penelitian
Irawan et al., 2014 menyatakan bahwa uji isolat fungi Geotrichum sp.
spora 4,2 x 109 dan memiliki viabilitas dengan uji CFU yaitu mencapai
angka 8,2 x 106 dengan media uji sorghum, sehingga fungi tersebut sangat
Kerajaan : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Zygomycetes
Bangsa : Monilia
Suku : Moniliaceae
Marga : Geotrichum
A B
2.5 Lignin
karbon, hidrogen, dan oksigen. Memiliki inti dengan satu unit aromatik
dan berstruktur rantai yang mengandung unit dasar fenil propane, dengan
Komposisi dan struktur lignin tergantung pada genetik dan lebih banyak
degradasi lignin oleh mikroba dapat dilakukan oleh fungi saprofit yang
mempunyai ikatan tunggal yang berulang antar sub unitnya dan bahkan
bersifat random dengan paling tidak ada 10 jenis ikatan (Tuomela et al.,
2000). Fraksi lignin ini berisi tidak hanya lignin sebenarnya tetapi juga
Klorin dioksida, dan Peroksida (Jaya, 2014) dan senyawa alkali (Sudiyani
lignin melalui pelepasan satu elektron dan membentuk radikal kation yang
LiP mengoksidasi unit non fenolik lignin melalui pelepasan satu elektron
dan membentuk radikal kation yang kemudian terurai secara kimiawi. LiP
dapat memutus ikatan Cα-Cβ molekul lignin dan mampu membuka cincin
lignin dan reaksi lain (Kirk dan Farrell, 1987). MnP mengoksidasi Mn2+
cincin fenolik lignin menjadi radikal bebas tak stabil dan diikuti dengan
Proses degradasi lignin ini dimulai saat jamur pelapuk putih menembus
dan membentuk koloni dalam sel kayu, lalu mengeluarkan enzim yang
berdifusi melalui lumen dan dinding sel. Jamur pelapuk putih menyerang
19
kurang subur, sumber air terbatas serta dilahan berpasir sekalipun. Kini
(USDA, 2008).
meter. Sampai saat ini tercatat ada 32 jenis sorghum, sorghum berasal dari
Asia Selatan. Spesies Sorghum bicolor (L.) Moench adalah yang paling
2016).
20
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Cyperales
Suku : Poaceae
Marga : Sorghum
Sistem perakaran sorghum terdiri atas akar primer dan sekunder yang
memiliki hampir 2 kali panjang akar jagung pada tahap pertumbuhan yang
sama hal ini merupakan faktor utama sorghum memiliki toleransi yang
Sorghum memiliki tipe biji berkeping satu dengan struktur yang terdiri
atas tiga bagian utama, yaitu lapisan luar (coat), embrio (bakal buah) dan
Lapisan luar biji sorghum terdapat hilum (pusar biji) dan perikarp (dinding
buah) yang menyusun bobot biji sorghum sebesar 7,3-9,3% dari bobot biji
yang dihasilkan (Du plessis, 2008). Biji sorghum ditutupi oleh sekam
dengan warna coklat muda, krim atau putih, bergantung pada varietas
dan mineral pada bagian endosperm dan pericarp (Dicko et al., 2005).
unggulan yaitu sorghum Numbu dan Kawali. Kultifar Numbu dan Kawali
dilepas oleh Badan Litbang Pertanian pada tahun 2001. Varietas Numbu
memiliki kandungan etanol sebesar 5.454 l/ha, brix pada angka 9,3%,
bobot batang 4,5 kg/10 tanaman, bobot daun 0,9/10 tanaman. Varietas
dinding sel sorghum tersusun atas 26% lignin, 30% hemiselulase dan 44%
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hotplate magnetik stirer,
erlenmeyer, gelas ukur, tabung reaksi, cawan petri, pipet volumetri, ose
pipet tetes, alat tulis, batang pengaduk dan magnetik, keranjang sampah.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media PDA sintetik,
3,4; 4,0; 4,4; 5,0; 5,4; 6,0 dengan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 21
(Colony Forming Unit). Inokulum fungi dengan jumlah spora dan CFU
tertinggi dan terendah digunakan dalam tahap kedua. Tahap kedua adalah
adalah kadar C, kadar N dan Rasio C/N. Data yang diperoleh dari
telah ditumbuk kasar untuk mengisi satu botol kaca pipih. Biji
`
3.4.4 Pemanenan Spora
t.d
S = x 106
n . 0.25
28
Keterangan :
S = Jumlah spora
t = Jumlah total spora dalam kotak sampel yag diamati
d = Tingkat pengenceran
n = Jumlah kotak yang diamati
Jumlah Koloni
Jumlah koloni per gram bahan = CFU
Faktor Perngenceran
(Fauzi, 2008).
1
Koreksi bahan kering = ——————————
% kadar kompos kering
merah).
Perhitungan:
Keterangan:
standar 0, 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm nitrogen dan
Perhitungan:
34
Aplikasi Inokulum ke
Kompos Serasah
Kesimpulan
sebagai berikut:
Jumlah Ulangan
Perlakuan pH Simbol
1 2 3
3,0 G1 G1A G1B G1C
3,4 G2 G2A G2B G2C
4,0 G3 G3A G3B G3C
4,4 G4 G4A G4B G4C
5,0 G5 G5A G5B G5C
5,4 G6 G6A G6B G6C
6,0 G7 G7A G7B G7C
tabel 3 berikut:
Jumlah Ulangan
Perlakuan Simbol 1 2 3
Serasah + inokulum Ʃ
Serasah + inokulum Ʃ
Serasah + inokulum Ʃ
5.1 Simpulan
berikut:
5.2.1 Saran
inokulum.
56
DAFTAR PUSTAKA
Ade, Filza Yuliana. 2008. Isolasi dan Seleksi Jamur Pendegradasi Amilosa pada
Empelur Tanaman Sagu (Metroxylon sagu Rottb.). Jurnal Seminar
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Hal 3-4.
Andriani, Aviv. 2013. Morfologi dan Fase Pertumbuhan Sorgum. Jurnal Balai
Penelitian Tanaman Serealia. 34: 47-68.
Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman,
Air dan Pupuk. Jurnal Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Hal 1-2.
Blanchette R.A., K.R. Cease and A.R. Abad. 1991. An evaluation of different
forms of deterioration found in archaeological wood. Int. Biodeter. Vol.
28: 3-22.
57
Campbell, N. A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Jilid 1. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Erlangga. Jakarta.
Campbell, N. A., Reece, J.B.. 2010. Biologi. Jilid 1. Edisi Kedelapan. Alih
Bahasa: Wasmen. Erlangga. Jakarta.
Deacon, J.W. 1997. Modern Mycology. 3nd ed. Blackwell Science. New York.
Dicko, M.H., H. Gruppen, A.S. Traoré, W.J.H van Berkel, and A.G.J Voragen.
2005. Evaluation of the effect of germination on content of phenolic
compounds and antioxidant activities in sorghum varieties. Journal of
Agric. Food Chem. Vol. 53: 2581-2588.
Dix, N.J & Webster, J. 1995. Fungal Ecology. Chapman & Hall. London UK.
Dulmage T, Yousten AA, Singer S, Lacey LA. 1990. Guidelines for production of
Bacillus thuringiensis H-14 and Bacillus sphaericus. UNDP/WHO
special programme for research and training in tropical diseases (tdr).
Earp, C.F., C.M. Mc Donough, and L.W. Rooney. 2004. Microscopy of pericarp
development in the caryopsis of Sorghum bicolor (L.) Moench. Journal
of Cereal Science. Vol. 39: 21–27.
Fauzi, Ahmad. 2008. Analisis Kadar Unsur Hara Karbon Organi dan Nitrogen di
dalam Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau. Skripsi. FMIPA
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Gaind, S., Nian, L., & Patel, V.B. 2009. Quality Evluation of Co-Composted
Wheat Straw, Poultry Dropping and Oil Seeds Cakes. Biodegradation.
Vol. 20: 307-317.
Gandjar, I., Robert A.S., Karin V.D., Ariyanti O., dan Iman S.1999. Pengenalan
Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Gusewell, Sabine and Mark O. Gessener. 2009. N:P Rations Influence Litter
Decompostional Colonisation By Fungi and Bacteria In Microsoms.
Journal Functional Ecology. Vol. 23: 211-219.
Hao, Xiying and Monica B. Benke. 2008. Nitrogen Transformation and Losses
during Composting and Mitigation Strategies. Journal of Dynamic Soil
Dynamic Plant. Pp 10-18.
Jaya, G.P., Edy B.M.R., N. Anna. 2014. Uji Potensi Fungi Pelapuk Putih Pada
Kayu Lapuk (Hevea brasilliensis Muell. Arg) Sebagai Pendegradasi
Lignin. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Jouany, J.P. 1991. Defaunation of the rumen. In: Rumen Microbial Metabolism
and Ruminant Digestion. J.P Jouany (Ed.). INRA, Paris.
Kuhad, R,C., Rishi Gupta and Ajay Singh. 2011. Microbial Cellulases and Their
Industrial Applications. Enzyme Research. pp. 4-6.
Listiandiani, Kirana. 2011. Identifikasi Kapang Endofit ES1, ES2, ES3, dan ES4
dari Broussonetia Papyrifera Vent. dan Pengujian Aktivitas Antimikroba.
Skripsi. FMIPA. Universitas Indonesia.
Moat, Albert G., John W. Foster and Michael P. Spector. 2002. Microbial
Physiology 4Ed. Wiley-Liss, Inc. New York.
Paul, E.A. and F. E. Clark, 1996. Soil Microbiolgy and Biochemistry. Second
Edition. Academic Press. San Diego.
Ristiawan, Ardhi. 2011. Studi Pemanfaatan Aktifator Lumpur Aktiv dan EM4
dalam Proses Pengomposan Lumpur Organik, Sampah Organik
Domestik, Limbah Bawang Merah Goreng dan Limbah Kulit Bawang.
Jurusan Teknik Lingkungan. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas
Semarang. Semarang.
Sari, Irma Yunita. 2016. Pengaruh Tingkat Kemasakan Pada Produksi, Mutu Fisik
dan Mutu Fisiologis Benih Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench.)
Varietas Numbu Dan Samurai-2. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universias
Lampung. Bandar Lampung.
Sattler, Scott. 2010. Modifying Lignin to Improve Sorghum for Cellulocic and
Thermal Bioenergy. USDA-ARS Lincoln. Nebraska.
61
Shuler dan Kargi. 2002. Biology Tissue Culture for Animals. Article Biology
Singh, Harbhajan. 2006. Mycoremidiation. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken
America. pp. 358-375.
Stoll, Vincent S. And Ajohn S. Blanchard. 1990. Buffer Principles and Practice.
Journal Methods in Enzimologi.Vol. 182: 8-9.
Susanti, Evi. 2008. Studi Aplikasi Inokulum Spora Isolat Fungi Pada Media
Tanah Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai (Capsicum
annuum L.). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Tanada Y, dan Kaya H.K. 1993. Insect Pathology. Academic Press, Inc. San
Diego.
Tuomela M., Vikman M., Hatakka A., Itävaara M. 2000. Biodegradation of lignin
in a compost environment. Journal Bioresource Technol. Vol. 72, 169-
183.
USDA, 2008. National Nutrient Database for Standard Reference, Release 21.
Nuts, coconut water (liquid from coconuts). http://www.nal.usda.gov.
Diakses 03 Desember 2016.
Usman. 2012. Teknik Penetapan Nitrogen Total pada Contoh Tanah Secara
Destilasi Titrimetri dan Kolorimetri menggunakan Autoanalyzer. Jurnal
Buletin Teknik Pertanian. Vol. 17(1) : 41-44.
Webster J. & Weber R.W.S. 2007. Introduction to Fungi 3rd Edition. Singapore:
Cambridge University Press.
Yan, Jin-young and Yun-jun Yan. 2008. Optimization for producing cell-bound
lipase from geotrichum sp. and synthesis of methyl oleate in
microaqueous solvent. Journal of Appl Microbiol Biotechnological. Vol.
78: 431-439.