OLEH
IZKAR RAMADHAN
NIM : 1110103000008
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kedokteran di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya canfumkan sesuai
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
Oleh
Izkar Ramadhan
NIM: 1110103000008
Pembimbing I Pembimbing II
rB*" <W
dr. Intan Keumala Dewi, SpMK. Ratna Pelawati, S.Kp, M.Biomed
DEWA}I PENGUJI
@qdi tW*^r
dr. Intan k"umula dr.,intan rrlo*"ru Ratna Pelawati, S.Kp,
Dewi, SpMK Dewi, SpMK M.Biomed
Penguji 2
Rr.Ayu ,rH
l//''
, S.Si, M.Biomed
UoJrd-
dr. Dyah Ayu Woro, M.Biomed
PIMPINAN FAKULTAS
lv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat dan
karunia-Nya, sehingga dengan nikmat dan karunia yang telah diberikan dapat
menyelesaikan penelitian ini, sebagai syarat mendapatkan Gelar Sarjana Kedokteran
(S.Ked). Sepanjang perjalanan penelitian terdapat berbagai macam halangan, cobaan,
dan kesulitan yang didapatkan, namun semua ini Alhamdulillah sudah dilewati dengan
bantuan, bimbingan dan support dari berbagai pihak. Karena itu saya sebagai peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. DR. ( hc ) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And sebagai Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang selalu membimbing seluruh mahasiswa FKIK UIN dan
memberikan kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Program Studi
Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK sebagai Ketua Program Studi dan untuk seluruh dosen
Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu
membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di
Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Intan Keumala Dewi, SpMK dan Ratna Pelawati, S.Kep, M.Biomed sebagai
pembimbing yang selalu memeberi arahan yang baik dan menemani saya
menyelesaikan penelitian ini.
4. Seluruh anggota keluarga saya yang selalu memberikan dukungan dari semua aspek
untuk menyelesaikan tugas penelitian ini.
5. Ayu Budi lestari, sebagai teman yang memberikan inspirasi untuk menyelesaikan dan
menyempurnakan dari semua kegiatan penelitian. Yahya Kholid, Latansa Dina, Dhea
Rachmawati dan Nadia Entus sebagai teman kelompok riset yang telah membantu dan
memberikan dukungan moril.
6. Ibu novi, Ibu Yuliati, S.Si, M.Biomed, Angga Maulana Ibrahim, Aida Julia Ulfah,
Karlina Sari Sujana, Rina Karin, Nida khofiah, dan Shidqa Hanif yang telah membantu
V
dalam proses pengambilan data di laboratorium mikrobiologi FKIK UIN Syarif
Hidayatullah.
7. Naparudin, teman yang telah membantu menyelesaikan laporan penelitian.
8. Semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2010 yang memberikan
berbagai motivasi untuk terus maju dan membuat saya selalu tersenyum dalam
menyelesaikan pendidikan dokter.
Demikian laporan ini saya buat, semoga bermanfaat bagi saya dan semua yang
membaca. Semua kritik dan saran yang disampaikan sangat diharapkan, untuk
menyempurnakan penelitian ini.
Penulis
VI
ABSTRAK
Izkar Ramadhan. Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Efek Hambat Berbagai Macam Hand Sanitizer
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. 2013.
Infeksi adalah penyakit penyebab kematian utama setelah penyakit gangguan
kardiovaskuler. Cuci tangan adalah salah satu cara untuk menjaga hegienitas tangan dan
mencegah dari penyebaran infeksi. Staphylococcus aureus adalah patogen utama pada
manusia dan salah satu bakteri tersering yang ada di telapak tangan. Baru-baru ini
ditemukan cara terbaru untuk mencuci tangan yang lebih praktis, cepat, dan tanpa
menggunakan air yaitu dengan hand sanitizer. Hand sanitizer memiliki bahan
antimikroba dan menurut beberapa penelitian pemakaian produk hand sanitizer dapat
menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit yang disebarkan melalui
telapak tangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antimikroba pada
berbagai hand sanitizer yang mudah didapatkan di pasaran dalam menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pengujian sifat antimikroba ini dilakukan dengan
menggunakan metode disc diffusion, yaitu dengan menginokulasi kertas cakram disc di
atas agar Muller Hillton Agar yang telah dibiakkan bakteri Staphylococcus aureus.
Hand sanitizer yang diuji berjumlah Sembilan buah. Uji hipotesis yang digunakan
adalah uji Kruskall-Wallis dan di dapatkan p<0.05 yang menunjukkan bermaknanya uji
ini dengan ditemukannya lima buah hand sanitizer yang membentuk zona hambat.
Kata kunci: Hand sanitizer, Staphylococcus aureus, Difus Cakram
ABSTRACT
Izkar Ramadhan. Medical Education Study Program, Faculty of Medicine and
Health Sciences, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. Effect of
Inhibition of Various Hand Sanitizer on The Growth of Staphylococcus aureus
Bacteria. 2013
Infection is the primary cause of death besides cardiovascular disease. Hand washing is
one the way to maintain hand hygiene and also prevent the transmission of infection.
Staphylococcus aureus is the primary pathogen in humans and is one of the bacteria
most found on palms of the hands. Recently, a new way of hand washing and much
practical, faster and without water by using hand sanitizers was introduced. Hand
sanitizer contains an antimicrobal effect. According to some studies done before, using
hand sanitizers can decrease the number of deaths caused by diseases that is transmitted
via hands. This study is done to find out the antimicrobial activity of various hand
sanitizers that can be easily obtained in the market towards the inhibition of
Staphylococcus aureus growth. The test used in this study is done by using disc
diffusion method by inoculating disc on top of muller Hilton agar which already has
Staphylococcus aureus on it. A total of 9 hand sanitizers was tested. Hypothesis test
used in this study is kruskall-wallis tes and p value <0.05 was obtained. There was
significancy that is shown by five hand sanitizers that made a inhibition zone.
Keyword : Hand sanitizer, Staphylococcus aureus, disc diffusion
VII
DAFTAR ISI
Halaman
VIII
3.6 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 17
3.7 Alur Penelitian .............................................................................................. 18
3.8 Cara Kerja Penelitian .................................................................................... 18
3.9 Analisis Data ................................................................................................. 19
IX
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh Biosida ........................................................................................ 3
Tabel 2.2 Flora Normal Kulit .................................................................................. 8
Tabel 2.3 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri .............................. 13
Tabel 2.4 Definisi Operasional ............................................................................... 16
Tabel 4.1 Konsentrasi Bahan Aktif Hand sanitizer yang Diuji .............................. 21
Tabel 4.2 Hasil Uji Kruskall-Wallis ........................................................................ 24
Tabel 4.3 Hasil Uji Man Whitney ........................................................................... 25
X
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Aktivitas Imunologi Bakteri Ekstraseluler .......................................... 7
Gambar 2.2 Pembiakkan Staphylococcus aureus ................................................... 9
Gambar 2.3 Protein Permukaan Staphylococus aureus .......................................... 10
Gambar 2.4 Patogenenis Infeksi Staphylococcus aureus ........................................ 11
Gambar 4.1 Hand sanitizer yang Diuji .................................................................. 21
Gambar 4.2 Hambatan Pertumbuhan Bakteri Staphylococus aureus .................... 22
Gambar 4.3 Hasil Uji Efek Antimikroba Hand sanitizer Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus ........................................................................ 23
XI
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ...................................................................................... 15
Bagan 2.2 Kerangka Konsep ................................................................................... 15
Bagan 3.1 Alur Penelitian ....................................................................................... 18
XII
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Uji Statistik ....................................................................... 32
Lampiran 2. Alat dan Bahan .......................................................................... 47
Lampiran 3. Riwayat Penulis ......................................................................... 49
XIII
1
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, mencuci tangan terlihat lebih praktis yaitu
dengan menggunakan suatu cairan atau gel antiseptik yang bisa digunakan dimana
saja dan kapan saja tanpa harus membilasnya dengan air, cairan atau gel antiseptik ini
disebut Hand sanitizer.2
Hand sanitizer adalah zat antiseptik yang di dalamnya terdapat alkohol dengan
persentase 60-95 %. 4,5 Selain alkohol, hand sanitizer mengandung bahan-bahan
antibakterial seperti triclosan, glycerol atau agen antimikroba lainnya.3,4
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antimikroba
Agen antimikroba memiliki kandungan biosida, yaitu suatu zat kimia yang
mempunyai efek sebagai anti mikroba.5 (table 2.1)
Agen Penggunaan
Alkohol
Etanol Antiseptik, disinfektan, preservasi
Isopropanol
Aldehid
Glutaraldehid Disinfektan, sterilisasi, preservasi
Formaldehid
Biguanid
Khlorheksidin Antiseptik, antiplak, preservasi, disinfektan
Bisfenol
Triclosan Antiseptik, antiplak
Heksaklorofen Deodoran, Preservasi
Bahan penghasil
halogen
Senyawa Klorin Desinfektan, antiseptik
Senyawa Iodine
Turunan Logam berat Preservasi, antiseptik
Senyawa silver Disinfektan
3
4
Senyawa merkuri
Peroksigen Disinfektan, Sterilisasi
Hidrogen Peroksida
Ozon
Asam Peraseat
Fenol dan Kresol Disinfektan, preservasi
Fenol
Kresol
Ammonion Disinfektan, antiseptik, preservasi
Compounds
Setrimid
Benzalkonium
Klorida
Vapor Phase Sterilisasi, disinfektan
Etilen Oksida
Formaldehid
Hidrogen Peroksida
Sumber : Jawetz, Melnick, & Adelberg's. Medical Microbiology; 2007.
Pada dasarnya sistem pertahanan terhadap infeksi yang disebabkan bakteri terbagi
menjadi dua kategori besar, yaitu sistem pertahanan bakteri ekstraseluler dan pertahanan
bakteri intraseluler.12,13
sehingga dapat dengan mudah difagositosis. Selain itu pengaktifan kedua sistem
pertahanan ini mengaktifkan respon inflamasi lokal sehingga monosit dan leukosit
lainnya datang ke lokasi tersebut. (Gambar 2.3 )
2.2.1.2 Imunitas Spesifik
imunitas spesifik pada bakteri ekstraselluler terdiri dari respon humoral dan
sitokin, pada respon humoral antibodi yang mengambil peran penting seperti
menetralkan toksin bakteri dan berperan sebagai pengaktifan komplemen jalur
klasik, dengan bantuan komplemen ini bakteri diopsonisasi oleh antibodi dan
komplemen, lalu hasil dari kaskade komplemen yang diaktifkan saperti C3a, C5a
dan C5b dapat mengaktifkan degranulasi sel mast dan kemotaksis dari fagosit.
Pada dasarnya Th yang sangat berperan disini, karena Th yang berfungsi sebagai
pelipat gandaan antibodi melalui persentasi antigen bakteri terhadap APC
(biasanya fagosit) yang memperkenalkan antigen bakteri ke sel T.
2.2.2 Sistem Pertahanan Bakteri Intraseluler
Bakteri intraseluler adalah bakteri yang dapat bersembunyi dari respon imun
ekstraseluler, biasanya bakteri ini dapat hidup dalam sel fagosit.
2.2.2.1 Imunitas Non Spesifik
Fagosit dan sel Natural Killer (NK) mengambil peran penting, fagosit bekerja
dengan memfagositosis bakteri dan dapat menghasilkan IL-12 sebagai
pengaktivasi sel NK, namun sebaliknya sel NK juga menghasilkan IFN-y yang
berfungsi sebagai pengaktifan makrofag dan menambah sifat fagositosis
makrofag.
2.2.2.2 Imunitas Spesifik
Pada imunitas intraseluller, CD4 + dan CD8+ yang berperan penting sebagai sistem
pertahanan tubuh. CD4+ aktif dengan peptide antigen MHC-II yang dapat
berdifrensiasi menjadi Th1 yang mengaktifkan fagosit dan Th2 yang mencegah
aktivasi fagosit.
Peptide antigen MHC-I mengaktifkan CD8+ yang akan berdiferensiasi menjadi T
toksik menghasilkan sitokin-sitokin yang bersifat toksik terhadap bakteri.
7
mikroorganisme patogen ataupun tidak yang berasal dari lingkungan dan hanya hidup
beberapa saat di tubuh manusia. Jumlah flora sementara ini sangat tergantung dengan
flora tetap yang ada di tubuh manusia sebagai inhibitor kompetitifnya. 1,5,14
dalam proses adhesi bakteri yang dikenal sebagai microbial surface components
recognizing adhesive matrix molecules (MSCRAMM).15,16
Hand sanitizer adalah suatu cairan atau gel antiseptik yang digunakan untuk
mencuci tangan tanpa menggunakan air untuk membilasnya. 2 Menurut food and drug
administration (FDA) Hand sanitizer dapat menghilangkan kuman kurang dari 30
detik. Berdasarkan penelitian sebelumnya membuktikan bahwa hand sanitizer efektif
untuk mengurangi penyakit saluran pencernaan.17,18,19,
CDC (Center for desease control) mengungkapkan bahwa pada dasarnya hand
sanitizer terbagi dua berdasarkan bahan aktif yang terkandung, yaitu hand sanitizer
dengan alkohol dan tanpa alkohol yang memiliki bahan aktif berupa agen antimikroba
lain yang biasa digunakan sebagai higenitas tangan yaitu Chlorhexidine,
Chloroxylenol, Hexachlorophene, Iodine and iodophors, Quaternary ammonium
compounds, dan Triclosan. Namun paling banyak ditemukan mengandung alkohol
dan triclosan.3,4,20,
Selain alkohol salah satu bahan aktif yang sering digunakan di dalam hand
sanitizer adalah triclosan. Triclosan adalah salah satu jenis bisfenol yang biasa
digunakan secara luas sebagai bahan aktif di sabun antiseptik atau beberapa produk
antiseptik lainnya, triclosan ini dipakai karena memiliki sifat bakteriostatik,
sporostatik dan bakterisidal (dengan kadar tertentu). 7 Meneurut WHO triclosan
efektif dipakai dengan kadar 0.2 2 % karena dengan kadar itu triclosan memiliki
efek antimikroba dengan mekanisme menghambat enoyl ACP-reductases essential
enzymes yang berguna sebagai sistesis asam lemak bakteri. 3 Namun triclosan lebih
efektif terhadap bakteri Gram positif dibandingkan Gram negatif, hampir tidak
memiliki efek pada bakteri Gram negatif seperi Pneumonia aeruginosa.3,23,24,25
antimikroba lainnya seperti triclosan dan lainnya menyebabkan terciptanya sifat efek
antimikroba yang persisten.3,25
Sumber : Seila I. Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) : 2009
yang dipotong secara membujur pada bagian tengah Petridis yang menyerupai parit.26
2.6.1.4 Gradient-Plate technique,
Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar yang akan
dicampurkan bervariasi menurut jenisnya. Awalnya media agar dicairkan dan
ditambahkan dengan larutan agen antimikroba yang ingin diuji, kemudian campuran
dituangkan ke dalam cawan petri dan diletakkan dengan posisi miring yang
selanjutnya dituangkan nutrisi kedua diatasnya. Plate diinkubasi selama 24 jam untuk
memungkinkan agen antimikroba berdifusi dan permukaan media mengering.
Mikroba uji (maksimal 6 macam) digoreskan pada arah mulai dari konsentrasi hingga
rendah, lalu hasil diperhitungkan sebagai panjang total pertumbuhan mikroorganisme
maksimum yang mungkin dibandingkan dengan panjang pertumbuhan hasil
goresan.26
2.6.2 Metode Dilusi
Metode dilusi dibedakan menjadi dua, yaitu dilusi cair (broth dilution) dan
dilusi padat (Solid dilution).
2.6.2.1 Metode Dilusi Cair
Metode ini mengukur kadar hambat minimum dan kadar bunuh minimum. Cara
yang dilakukan dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium
cair yang ditambahkan dengan bakteri yang ingin diujikan. Larutan uji agen
antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan
mikroba itu, maka ditetapkan sebagai kadar hambat minimum. Namun larutan yang
ditetapkan sebagai kadar hambat minimum itu selanjutnya dikultur ulang pada media
cair tanpa penambahan bakteri yang diuji maupun agen antimikroba lalu diinkubasi
selama 18 24 jam. Media cair yang tetap jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai
kadar bunuh minimum.5,26
2.6.2.2 Metode Dilusi Padat
Metode ini sama dengan metode dilusi cair, perbedaanya hanya pada media
yang digunakan yaitu media padat (solid). 5,26,27,28
15
Infeksi
mencegah
Kebersihan tangan Hand sanitizer
Penyebaran infeksi
Alkohol nonalkohol
Terbentuk zona
hambat
Hand sanitizer Biakan bakteri
Staphylococcus aureus
tidak terbentuk
zona hambat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
18
adalah uji parametrik yaitu One Way Annova, namun uji hipotesis ini dilakukan bila
memenuhi syarat uji parametrik diantaranya data yang diperoleh berdistribusi normal
dan terdapat varians yang sama. Apabila data yang diperoleh tidak memenuhi syarat,
maka uji hipotesis yang dipakai adalah uji non parametric yaitu Kruska-Wallis, yang
akan dilanjutkan dengan uji posthock.
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
21
22
40
30
20
10
0
(-) I H G F E D C B A (+)
Gambar 4.3 Hasil Uji Efek Antimikroba Hand sanitizer Terhadap Pertumbuhan
Staphylococcus aureus
24
Dari data yang diperoleh menunjukkan distribusi data tidak normal dan
setelah ditransformasikan, distribusi data tetap tidak normal. Hal itu menandakan
bahwa data yang diperoleh tidak memenuhi syarat untuk menggunakan uji
parametrik berupa One-way ANOVA, maka sebagai gantinya digunakan uji
hipotesis alternatif (non parametrik) dari data komparatif tidak berpasangan lebih
dari dua kelompok yaitu Krusskall-Wallis (Tabel 4.1)
Kontrol (-) 8 0
I 3 0
H 3 0
G 3 0
F 3 0
E 3 6
D 3 8.3
C 3 9.3
B 3 11
A 3 12
Kontrol (+) 8 32
P value p=0.00
*keterangan : Semakin besar zona hambat yang terbentuk semakin besar efek yang
ditimbulkan dalam menghambat pertumbuhan Staphylococus aureus
Uji ini dikatakan bermakna bila nilai p<0.05. Pada hasil dari penelitian
ini didapatkan nilai p=0.00 (p<0.05) yang diartikan bahwa terdapat perbedaan
bermakna antara Hand sanitizer dengan efek hambat pertumbuhan bakteri
Staphylococus aureus.
25
Dari hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan bahwa nilai p<0.05, maka selanjutnya
melakukan uji Man Whitney (bentuk uji post hock yang digunakan pada uji non
parametrik). Uji ini bertujuan untuk melihat mana saja hand sanitizer yang bermakna
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
4.2 Pembahasan
Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa terdapat 5 merk dagang Hand
sanitizer yang memiliki efek menghambat pertumbuhan dari Staphylococus aureus
dan dari kelimanya merk dagang A yang didapatkan paling kuat menghambat
26
bahan aktif yang terdapat pada A, konsentrasi triclosan yang terkandung lebih
sedikit. Hal itu yang menyebabkan zona hambat yang terbentuk lebih kecil
dibandingkan A.29 Selain itu bila dibandingkan dengan hand sanitizer B, konsentrasi
alkohol yang terkandung pada hand sanitizer C lebih sedikit dibandingkan
handsanotozer B.
Sedangkan, hand sanitizer yang tidak terbentuk zona hambat meliputi hand
sanitizer F, G, H, dan I. Hal ini didasari karena keempat hand sanitizer ini hanya
mengandung bahan aktif alkohol yang tidak bersifat persisten terhadap pertumbuhan
bakteri. Selain itu kadar alkohol di salah satu merk tidak memenuhi kadar efek
antimikroba yang biasa digunakan untuk kebersihan tangan, seperti hand sanitizer H
hanya memiliki kadar alkohol sebesar 51 % (kurang dari 60 95 %.) Hal ini
menandakan bahwa hand sanitizer tersebut tidak memiliki efek antimikroba untuk
membersihkan tangan sesuai ketentuan yang ada.3,23,24,29
28
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
28
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Soedarmo SSP, Gama H, Hadinegoro SRS, Satari HI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri
Tropis. Edisi 2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2012.
2. Rachmawati FJ, Triyana SY. Perbandingan Angka Kuman pada Cuci Tangan
dengan Beberapa Standarisasi Pembersih Tangan di Lab Mikrobiologi. Logika.
2008; 26 - 31.
5. Brooks GF, Butel JS, Carroll KC, Morse SA. Jawetz, Melnick, & Adelberg's
th
Medical Microbiology. 24 Ed. USA : Mc Graw Hill. 2007; 224 7.
9. Bull, Tony. R. Color Atlas of ENT Diagnosis. Edisi 4. New York: Thieme. 2003;
215-246.
11. Bertram G. Katzung, et al. Basic Clinical Pharmacology. Edisi 10. California:
Lange. 2005.
30
12. Baratawidjaja, Karnen Garna. Imunologi Dasar. Edisi 10. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2012
15. Lowy FD. Staphylococcus aureus Infection. N Engl J Med, 1998; 339-520
16. L.G. Harris, S.J. Foster, and R.G. Richards. An Introduction to Staphylococcus
aureus, and Techniques for Identifying and Quantifyings Adhesins In Relation to
Adhesion to Biomaterials: Review. European Cells and Materials Vol. 4. 2002; 39
67.
17. Ardianti, Dwina, dkk. Perbandingan Efektivitas Hand sanitizer dengan Cuci tangan
Pakai Sabun dalam Membunuh Kuman di Tangan. November 2011. (Belum
dipublikasikan).
18. Radji, Maksum dkk. Uji Efektivitas Antimikroba Beberapa Merek Dagang
Pembersih Tangan Antiseptik. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. IV, No. 1. 2007;
1-6.
19. Sandora TJ, Taveras EM, Shih M-C, Resnick EA, Lee GM, Ross-Degnan D, et al.
Hand sanitizer reduces illness transmission in the home. 2009.
20. CDC. Guideline for Hand Hygiene in Healthcare Settings. Morbidity and Mortality
Weekly Reports (MMWR). 2002.
21. FDA/CFSAN. Hand Hygiene in Retail & Food Service Establishments. Food
Service Safety Fact Sheet. 2003.
http://www.fda.gov/Food/FoodSafety/RetailFoodProtection/IndustryandRegulator
yAssistanceandTrainingResources/ucm135577.htm. Diakses pada 5 Agustus 2013.
22. Amy J. Pickering, Jennifer Davis and Alexandria B. Boehm. 2011. Efficacy of
Alcohol-based Hand sanitizer on Hands Soiled with Dirt and Cooking Oil. Journal
of Water and Health. Vol 09.3. 2011.
24. Salha H.M. Al-Zahrani and Afraa M. Baghdadi. Evaluation of The efficiency of
Non Alcoholic-Hand Gel Sanitizers Products as an Antibacterial. Nature and
Science, 2012. Vol 10. 6; Hal. 2012. http://www.sciencepub.net/nature. Diakses
pada tanggal 20 Juni 2013.
25. Joseph R. Grubbs Jr. The Effects of Triclosan Derivatives Against the Growth of
Staphylococcus aureus. 2008. (belum dipublikasikan)
26. Pratiwi, S. T. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Airlangga. 2008; Hal 188-
191
27. Seila I. Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. 2012 (belum diterbitkan)
28. Umaro, Abe. Efek Ekstrak Siwak (salvadora persica) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus mutan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah. 2012 (belum diterbitkan)
29. David L. Dyer dkk. Alcohol-free Instant Hand Sanitizer Reduces Elementary
School Illness Absenteeism. Vol 32, No.9. 2011; 633 - 638
32
Lampiran 1
(Hasil Statistik)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
hasil pengukuran
zona hambat
Chi-Square 41.667
df 10
Lampiran 2
(Alat dan Bahan)
Cawan Petris
Inkubasi
LAMPIRAN 3
(Riwayat Hidup)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP