SKRIPSI
Oleh:
WINDA AGUSTINA
NIM: 431 415 011
i
ii
PENGARUH VARIASI LAMA PERENDAMAN CAMPURAN AIR DAUN
DAN BATANG GULMA SIAM (Chromolaena odorata) TERHADAP
MORTALITAS ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)
SKRIPSI
Oleh:
WINDA AGUSTINA
NIM: 431 415 011
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Winda Agustina. 2019. Pengaruh Variasi Lama Perendaman Campuran Air Daun
dan Batang Gulma Siam (Chromolaena odorata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak
(Spodoptera litura). SKRIPSI. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Gorontalo.
Dibimbing Oleh Dr. Chairunnisah J. Lamangantjo, M.Si sebagai pembimbing I
dan Dr. Dewi Wahyuni K. Baderan, M.Si sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui LT50 lama perendaman campuran air
daun dan batang gulma siam (C. odorata) terhadap mortalitas ulat grayak (S.
litura), mengetahui pengaruh variasi lama perendaman campuran air daun dan
batang gulma siam (C. odorata) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura), dan
mengetahui perbedaan antar perlakuan lama perendaman campuran air daun dan
batang gulma siam (C. odorata) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura).
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Botani Universitas Negeri Gorontalo
bulan Januari sampai dengan Maret 2019. Metode yang digunakan adalah
eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
perlakuan dan 5 ulangan. Analisis data menggunakan analisis probit, analisis
varians (One way Anova) dan uji Duncan pada taraf signifikan (α) 0,05. Hasil uji
LT50 lama perendaman 24 jam didapatkan 68,56 jam, 48 jam didapatkan 54,74
jam dan 72 jam didapatkan 50,74 jam. Hasil uji F menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh variasi lama perendaman campuran air daun dan batang gulma siam
terhadap mortalitas ulat grayak dan uji Duncan terdapat perbedaan signifikan
antar perlakuan kontrol, lama perendaman 24 jam, 48 jam dan 72 jam.
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga segala apa yang ada di
dunia ini dapat terselesaikan dan berjalan seperti biasa termasuk penyusunan
penyusunan skripsi ini, namun dengan tekad, kemauan, serta kerja keras dari
penulis dibarengi dengan adanya dorongan dan doa dari orang tua, keluarga, dan
bimbingan dari bapak ibu dosen maka semua hambatan tersebut dapat teratasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta dan
tersayang papa Budi dan mama Nurmiati yang selama ini membesarkan,
Ibu Dr. Chairunnisah J. Lamangantjo, M.Si dan Dr. Dewi Wahyuni K. Baderan,
M.Si selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang telah membimbing sejak awal
ix
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abubakar Sidik Katili,
S.Pd., M.Sc, Dr. Jusna Ahmad, M.Si dan Ibu Dr. Lilan Dama, M.Pd yang telah
bersedia menguji dan telah memberikan banyak masukan, kritik dan saran untuk
kesempurnaan hasil penelitian ini dan semoga bantuan yang telah diberikan ini
1. Prof. Drs. Jhon Hendri, M.Si, Ph.D selaku Rektor Universitas Negeri
Gorontalo.
2. Prof. Dr. Mahludin Baruadi, MP, Dr. Fence M. Wantu, SH, MH, Dr. Udin
masing selaku Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, dan Wakil
3. Prof. Dr. Evi Hulukati, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
4. Drs. Asri Arbie, M.Si., Dr. Weny J.A. Musa, M.Si., Dr. Tedy Mahmud, M.Pd,
selaku Wakil Dekan I, II, III Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
5. Dr. Elya Nusantari, M.Pd, dan Zuliyanto Zakaria, M.Si selaku Ketua dan
x
7. Dra. Aryati Abdul, M.Kes selaku Kepala Laboratorium Jurusan Biologi.
Terimaksih telah membrikan izin bagi penulis dalam menggunakan sarana dan
fasilitas laboratorium.
8. Wirnangsi D. Uno, S.Pd., M.Kes selaku dosen pembimbing PPL 1 dan PPL 2
menyelesaikan studi.
10. Nur Inda Umadji, S.Pd, M.Si, dan Adam Suduri, S.Pd selaku selaku Laboran
11. Teman-teman team peneliti gulma siam Rizky, Wadi, Epen, Fajar, Ahmad,
Rahmat, Nety, Miska, Bei, Maya, Ainun, Tina, terima kasih atas kerjasama
12. Sahabat tercinta keluarga besar biola (Biologi Kelas A) 2015 Awal, Ahmad,
Fajar, Epen, Mail, Tasya, Inten, Riris, Septi, Indri, Inda, Nety, Sri, Tiwi,
Ainun, Yelin, yang telah menemani suka duka selama penyelesaian studi.
15. Teman-teman PPL 2 dan siswa siswi SMP N 5 GORONTALO yang tak bisa
xi
16. Guru Pamong Dra. Selfi J. Simon yang telah banyak memberikan bimbingan
17. Teman-teman KKS Desa Bulili khususnya posko 1 Ijal, Andi, Ansar, Adi,
Sapril, Memey, Lila, Pury, Devi, Nisa, Dilla dan posko 2 khusunya Upik,
Yunpad.
18. Seluruh keluarga besar Haseng/HJ. Kandong dan Buhasen/Waji yang telah
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan karunia_Nya
Winda Agustina
431415011
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN LOGO ......................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
xiii
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................... 20
3.5 Definisi Operasional Variabel .................................................................. 21
3.6 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................ 21
3.7 Prosedur Penelitian .................................................................................. 21
3.7.1 Persiapan Hewan Uji.......................................................................... 21
3.7.2 Penyediaan Bahan Perendaman ......................................................... 22
3.7.3 Aplikasi Pestisida Nabati pada Ulat Grayak ...................................... 22
3.8 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 23
3.9 Teknik Analisis Data ................................................................................ 23
3.10 Hipotesis Statistika................................................................................. 23
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
karena menjadi sumber makanan utama setiap orang seperti beras, sayur-sayuran
berjalannya waktu petani tidak lepas dari persoalan serangan hama seperti kutu
daun, uret, kumbang, wereng, keong mas, tikus, walang sangit, ulat tanah dan ulat
pertanian menurun.
Menurut Arifin dan Sunihardi (1997), bahwa dari 111 jenis serangga hama
50 jenis tergolong hama perusak daun salah satunya adalah ulat grayak. Ulat
grayak (Spodoptera litura) merupakan jenis hama yang memakan daun seperti
tembakau, selada, sawi, kedelai, cabai dan kubis, apabila ulat grayak (S. litura)
tidak segera dikendalikan maka petani mengalami kerugian yang cukup besar.
Petani pada umumnya lebih suka mengendalikan ulat grayak (S. litura)
Pestisida sintetik adalah pestisida yang berbahan kimia yang dianggap lebih
efektif dan memberikan hasil yang cepat, namun apabila digunakan secara
seperti dapat membunuh hama yang bukan sasaran, dengan dampak negarif yang
ditimbulkan maka perlu dilakukan pengendalian ulat grayak (S. litura) secara
alami dan aman bagi lingkungan yaitu dengan menggunakan pestisida nabati.
1
2
yang banyak terdapat di alam dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi
dapat digunakan sebagai pestisida nabati bagian daun dan batang karena
mengandung senyawa bioaktif. Hal ini sesuai dengan uji di Laboratorium Farmasi
tanin. Jumlah kadar senyawa flavonoid daun 0,0014145%, saponin 12,4842% dan
menggunakan sabun colek dan minyak tanah sebagai bahan pencampur (active
ingredients) pada belalang dan jangkrik dengan merendam serbuk gulma siam
selama 3, 4 dan 5 jam, hasilnya menunjukkan bahwa lama perendaman dan berat
daun gulma siam sangat berpengaruh terhadap daya bunuh Lethal Dosange 50
gulma siam dengan pencampuran sabun colek dan minyak tanah yang direndam
hama, namun belum diketahui rendaman gulma siam (C. odorata) bagian daun
dan batang yang dicampurkan dengan air biasa tanpa menggunakan bahan
pendukung lainnya pada ulat grayak dengan waktu yang lebih lama dan
bervariasi. Menurut Setyono (2016), pengaruh lama perendaman kulit ari bawang
3
merah (Allium ascalonicum L.) terhadap mortalitas lalat rumah (Musca domestica
L.) menunjukkan semakin lama kulit ari bawang merah direndam maka senyawa
metabolit sekunder semakin banyak yang terlarut, artinya bahwa semakin lama
perendaman maka senyawa yang keluar akan semakin banyak sehingga mortalitas
(Spodoptera litura)”.
yaitu:
1.2.1 Berapakah LT50 lama perendaman campuran air daun dan batang gulma
(Spodoptera litura)?
1.2.2 Apakah terdapat pengaruh variasi lama perendaman campuran air daun
1.3.1 Mengetahui LT50 lama perendaman campuran air daun dan batang gulma
(Spodoptera litura)
1.3.2 Mengetahui pengaruh variasi lama perendaman campuran air daun dan
petani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan jenis tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda-
beda seperti lahan kosong, tepi jalan dan pekarangan. Gulma siam dianggap
tumbuhan pengganggu yang tumbuh secara liar pada lahan yang dipakai untuk
budidaya tanaman.
umumnya dapat digunakan sebagai obat, namun ada pula yang mengandung racun
terutama terhadap kulit, sebagian lagi mempunyai bau menyengat yang digunakan
Kingdom : Plantae
Superdivison :Spermatophyta
Division :Magnoliophyta
Class :Magnoliopsida
Order :Asterales
Family :Asteraceae
Genus :Chromolaena
Spesies :Chromolaena odorata
Morfologi gulma siam (C. odorata) terdiri dari akar yang tunggang, batang
berkayu, tegak dan bewarna hijau tua. Daun ditumbuhi rambut-rambut halus dan
bercorak garis-garis, helain daun berbentuk segitiga atau bulat panjang dengan
6
7
pangkal agak membulat dan ujung tumpul atau agak runcing, tepinya bergerigi,
mempunyai tulang daun tiga sampai lima. Permukaan daun berbulu pendek, letak
daun juga berhadapan-hadapan dan bila diremas terasa bau yang menyengat.
Daun bewarna hijau tua, terdapat bunga yang bewarna keunguaan terletak di
Menurut Prawiradiputra (2007), panjang daun 6-10 cm, lebar 3-6 cm dan
Gorontalo seperti di lahan yang kosong, pinggir jalan, dekat rawa-rawa dan
pengunungan, karena pada umumnya gulma siam mudah tumbuh di manapun dan
8
tumbuh.
dan Tengah kemudian menyebar ke daerah tropis Asia, Afrika dan Pasifik. Gulma
siam digolongkan gulma invasive yang dicirikan sebagai semak berkayu yang
pembentukan jenis tumbuhan lainnya, pesaing agresif dan memiliki efek allelopati
Gulma siam (C. odorata) merupakan tumbuhan liar yang terdapat disegala
selain kerugian yang dimiliki ternyata gulma siam juga dapat memberikan
bahkan mungkin sekali kematian bagi hewan ternak dan menimbulkan persaingan
dengan tanaman lain dalam hal ini dengan rumput pakan di padang
Gulma siam (C. odorata) memiliki zat alelopati yang tinggi dan memiliki
kandungan senyawa bioaktif pada daun dan batang yang sudah dibuktikan dengan
Senyawa flavonoid pada pengujian kualitatif bagian daun dan batang gulma
0,0014145% dan batang 0,0005395. Senyawa yang terdapat pada daun lebih
Senyawa tersebut merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagian zat
Senyawa saponin pada pegujian kualitatif bagian daun dan batang gulma
dan batang 6,3735%. Senyawa yang terdapat pada daun lebih tinggi dibandingkan
batang.
kadar glukosa darah dengan cara penyerapan glukosa di usus halus dan
penggunaan protein.
Senyawa alkaloid pada pengujian kualitatif bagian daun dan batang gulma
siam terdapat positif alkaloid. Pengujian kuantitatif belum diketahui jumlah kadar
golongan zat tumbuhan sekunder terbesar yang bersifat basa (Harbone, 1987).
Alkaloid ada yang sangat bersifat racun, tetapi ada pula yang sangat berguna
lingkungan serta dalam mengatasi masalah hama dan harga yang dibutuhkan
dalam proses pembuatannya tidak mahal, tidak seperti pestisida sintetik. Petani
pengganggu tanaman yang menjadi kebal dan merusak tatanan siklus lingkungan,
kelompok tani atau petani perorangan. Pestisida nabati yang dibuat bisa berupa
larutan, hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman seperti
daun, batang, akar dari jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan dengan cara
hama adalah gulma siam (C. odorata) karena gulma siam mengandung senyawa
bagian ujung daun hingga akar gulma siam mengandung racun dengan bahan aktif
perkembangan telur, selain alkaloid dan flavonoid diduga adanya senyawa tanin
2011).
Ulat grayak (S. litura) adalah salah satu jenis hama penting yang sering
menyerang berbagai tanaman. Ulat grayak memakan semua jenis tanaman tanpa
12
terkecuali sehingga tanaman menjadi rusak. Fase larva instar 1-3 ulat grayak
memakan daun dengan meninggalkan sisa tulang daun sedangkan fase larva instar
4-6 memakan daun sampai habis tanpa meninggalkan sisa tulang daun dan sangat
aktif makan pada malam hari, selain menyerang daun ulat grayak juga menyerang
buah dengan gejala adanya lubang tidak beraturan di sekitar buah tanaman.
Ulat grayak dapat menyerang lebih dari 200 spesis tanaman diantaranya
cabai, kubis, padi, jangung, tomat dan buncis. Ulat grayak termasuk ke dalam
Kingdom :Animalia
Class :Arthropoda
Ordo :Lepidoptera
Family :Noctuide
Genus :Spodoptera
Spesies :Spodoptera litura
Morfologi ulat grayak (S. litura) pada saat larva yaitu warna tubuh hijau
muda bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan, memiliki kalung bewarna
hitam pada segmen abdomen, bentuk tubuh beruas-ruas, bergaris, memiliki kaki
banyak, mata, antena, memiliki benang dari mulutnya yang digunakan untuk
1. Telur
Lama stadium telur berkisar 3-4 hari. Kelompok telur ditutupi rambut-
rambut. Telur bewarna hijau muda kekuningan sedangkan telur yang sudah siap
13
menetas akan menjadi kisut kemudian bewarna coklat kehitaman sedangkan telur
yang menetas meninggalkan cangkang. Larva yang baru menetas bewarna hijau
muda dan bagian kepala bewarna coklat tua (Noviana dkk, 2011).
2. Larva
Lama stadium larva berkisar antara 11-12 hari. Instar 1 ditandai dengan
tubuh larva bewarna kuning dengan terdapat bulu-bulu halus, kepala bewarna
hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm. Larva instar 1 terjadi sekitar 2-3 hari kemudian
dilanjutkan fase larva instar 2 yang ditandai dengan tubuh bewarna hijau terdapat
garis hitam serta bagian dorsal terdapat garis putih memanjang dari toraks hingga
Larva instar 3 ditandai dengan garis zig-zag bewarna putih pada bagian kiri
dan kanan abdomen serta bulatan hitam sepanjang tubuh. Fase larva instar 3
berlangsung selama 2-5 hari. Fase larva instar 4 warna larva sangat bervariasi
yaitu hitam, hijau keputihan, hijau kekuningan. Larva instar 4 berlangsung selama
2-6 hari, kemudian larva instar akhir akan bergerak dan menjatuhkan diri ke
tanah, setelah berada di dalam tanah larva tersebut memasuki pra pupa dan
(a) (b)
(c) (d)
3. Pupa
Larva instar terakhir masuk ke dalam tanah kemudian akan menjadi larva
yang tidak aktif (Pra pupa). Pupa berada dalam tanah dengan ke dalamnya 0-3 cm
dan bewarna coklat kemerahan yang beratnya berkisar 0,341 gr per pupa. Masa
stadium pupa ± 10 hari, setelah itu pupa akan berubah menjadi imago.
4. Imago
Imago betina dapat menghasilkan telur dalam jumlah banyak yaitu berkisar
antara 2000-3000 butir. Telur berbentuk bulat dengan diameter 0,5 mm dan
dengan bulu-bulu yang menyerupai kain laten bewarna kecoklatan, dalam satu
kelompok terdapat sekitar 350 butir telur. Telur akan menetas dalam waktu 3 hari.
epidermis bagian atas dengan meninggalkan tulang-tulang daun saja serta ulat
yang besar memakan tulang daun dan buahnya. Gejala serangan pada daun rusak
tidak beraturan bahkan kadang-kadang ulat grayak (S. litura) memakan tunas dan
bunga.
bawang merah (Allium ascalonium L.) terhadap mortalitas lalat rumah (Musca
domestica L.) dengan lama perendaman selama 1 hari, 2 hari dan 3 hari
menunjukkan hasil tingkat mortalitas yang paling besar adalah pada lama
dibandingkan lama perendaman hari ke 1. Hal ini dikarenakan semakin lama kulit
ari bawang merah direndam maka senyawa metabolit sekunder semakin banyak
yang terlarut sehingga mengakibatkan lalat rumah yang mati semakin cepat
16
karena senyawa larutan yang keluar dari kulit ari semakin banyak sehingga
menggunakan sabun colek dan minyak tanah sebagai bahan pencampur (active
ingredients) pada belalang dan jangkrik dengan merendam serbuk gulma siam
selama 3, 4 dan 5 jam hasilnya menunjukkan bahwa lama perendaman dan berat
daun gulma siam sangat berpengaruh terhadap daya bunuh Lethal Dosange 50
(LD50). Hal ini disebabkan oleh meningkatnya lama perendaman maka jumlah
konsentrasi senyawa yang keluar dari daun gulma siam meningkat sehingga
menyebabkan jumlah hewan uji yang mati juga meningkat , pada penelitian ini
juga terlihat dengan bertambahnya berat daun gulma siam yang direndam akan
menambah jumlah hewan uji yang mati sehingga semakin banyak daun gulma
siam direndam maka akan memperbesar konsentrasi yang keluar sehingga jumlah
populasi. Faktor penyebab mortalitas adalah suhu, kelembapan, musuh alami dan
makanan. Larva dan pupa serangga dapat tumbuh dengan baik pada suhu yang
lambat.
pasca panen.
Produk penelitian dapat dihasilkan dalam bentuk buku praktis yang berisi
gambaran mengenai tumbuhan pengganggu dan merugikan yaitu gulma siam yang
pengambilan gulma siam bagian daun dan batang yang akan dipotong-potong
menggunakan air biasa dan diletakkan ke dalam wadah berupa nampan plastik
dengan mengukur air biasa menggunakan gelas ukur 1000 ml dan dituangkan ke
dalam nampan plastik yang berisi campuran daun dan batang gulma siam,
diamkan selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam, setelah itu lakukan penyaringan.
18
Gulma siam memiliki senyawa bioaktif bagian daun dan batang yang telah
daun dan batang gulma siam yang berpotensi sebagai pestisida nabati untuk
Analisis Kandungan
Gulma Siam
Saponin Saponin
12,4842% 6,3735%
Mortalitas
Ulat Grayak
bulan Januari sampai dengan Maret 2019 dari tahap persiapan penelitian hingga
penyusunan laporan.
acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali ulangan sehingga jumlah
unit percobaan 4 x 5 = 20. Larva ulat grayak yang digunakan sebanyak 200 ekor.
(2016).
Perlakuan A: Kontrol
Perlakuan B: Rendaman campuran air daun dan batang gulma siam salama 24 jam
Perlakuan C: Rendaman campuran air daun dan batang gulma siam selama 48 jam
Perlakuan D:Rendaman Campuran air daun dan batang gulma siam selama 72 jam
1. Variabel bebas (X) yaitu lama perendaman campuran air daun dan batang
gulma siam
20
21
Alat yang digunakan adalah toples plastik bulat (tempat larva uji), karet
gelang, kain sifon, gunting, pisau, corong, label, tisu, timbangan, gelas ukur 1000
ml, spatula, cawan petri, nampan plastik, alat tulis menulis dan kamera. Bahan
adalah daun dan batang gulma siam 1 kg, air 1 liter, larva ulat grayak instar 3 dan
daun bayam.
Larva ulat grayak yang masih dalam bentuk telur dipesan dari Balitro dan
dipelihara dalam toples hingga mencapai instar 3 yang akan digunakan sebagai
hewan uji.
22
3.7.2 Penyediaan Rendaman Campuran Air Daun dan Batang Gulma Siam
ditimbang daun 500 gr dan batang 500 gr, kemudian dicampurkan sehingga
diperoleh I kg. Bersihkan dengan air biasa dan letakkan ke dalam nampan plastik.
tuangkan ke dalam nampan plastik yang sudah berisi daun dan batang gulma
siam. Diamkan selama 24 ,48 dan 72 jam. Campuran daun dan batang gulma siam
methods). Menyiapkan rendaman campuran daun dan batang gulma siam. Larva
ulat grayak yang telah mencapai instar 3 diletakkan ke dalam toples plastik,
sebelum dilakukan pengujian kemudian menyiapkan daun bayam segar yang akan
batang gulma siam selama 10 menit kecuali perlakuan kontrol menggunakan air
biasa.
Daun bayam yang dikenai perlakuan diletakkan ke dalam toples yang berisi
larva, masing-masing toples berisi 5 lembar daun bayam kemudian toples uji
ditutup dengan kain sifon. Aplikasi dilakukan hanya sekali pada sore hari, setiap
24 jam daun perlakuan (makanan hewan uji yang diberi perlakuan) diganti dengan
Data dikumpulkan dengan menghitung jumlah larva yang mati setiap toples.
jam pengamatan. Larva yang mati yaitu larva yang tidak memberikan respon
dkk, 2008).
Analisis data yang digunakan analisis probit untuk menghitung nilai LT 50.
Data analisis statistika yang diperoleh diuji prasyarat parametrik yaitu uji
varians (One way Anova) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf signifikan
(α) 0,05.
dan batang gulma siam (C. odorata) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura)
batang gulma siam (C. odorata) terhadap mortalitas ulat grayak (S. litura)
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 = µ2
24
Jika Fhitung > Ftabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima, maka variasi lama
perendaman campuran air daun dan batang gulma siam (C. odorata) berpengaruh
perendaman campuran air daun dan batang gulma siam terhadap mortalitas ulat
grayak. Persentase jumlah mortalitas ulat grayak selama 72 jam dapat disajikan
hanya sebagai kontrol dan pakannya tidak dicelupkan pada rendaman campuran
daun dan batang gulma siam, melainkan hanya air biasa sehingga tidak terdapat
jam dengan persentase sebanyak 80%, lalu diikuti lama perendaman 48 jam
sebanyak 66% dan terendah pada lama perendaman 24 jam sebanyak 38%.
25
26
4.1.2 LT50 Lama Perendaman Campuran Air Daun dan Batang Gulma
Siam terhadap Mortalitas Ulat Grayak
50% hewan uji pada perlakuan tertentu. Nilai Probit Lethal Time 50 (LT50)
LT 50%
80.00
70.00
60.00 68.56
Nilai LT 50%
50.00 54.74
50.74
40.00
30.00 LT 50%
20.00
10.00
0.00
A (24) B (48) C (72)
Perlakuan (Jam)
perlakuan lama perendaman A (24 jam) yang dibutuhkan untuk mematikan 50%
didapatkan pada waktu 68,56 jam. Perlakuan lama perendaman B (48 jam) yang
dibutuhkan untuk mematikan 50% didapatkan pada waktu 54,74 jam dan
perlakuan lama perendaman C (72 jam) yang dibutuhkan untuk mematikan 50%
Hasil analisis statistika uji Anova dengan taraf (α) 0,05 diperoleh nilai yang
signifikan yaitu 0,000 untuk nilai Fhitung = 49,813 sedangkan Ftabel dengan dk
pembilang 3 dan dk penyebut 16 bernilai 3,24 yang berarti nilai Fhitung > Ftabel,
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
variasi lama perendaman campuran air daun dan batang gulma siam terhadap
antar perlakuan lama perendaman campuran air daun dan batang gulma siam
terhadap mortalitas ulat grayak. Hasil analisis uji Duncan pada masing-masing
Mortalitas Notasi
Kontrol 5 .0000 a
Lama Perendaman 5 3.8000 b
Duncan 24 Jam
Lama Perendaman 5 6.6000 c
48 Jam
Lama Perendaman 5 8.0000 c
72 Jam
Sumber: Data Primer, 2019.
Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada
hasil uji Duncan (α) 0,05.
Tabel 4.2. menunjukkan bahwa hasil uji Duncan perlakuan kontrol berbeda
perendaman 48 jam, 72 jam dan kontrol karena berada pada notasi yang berbeda.
lama perendaman 24 jam dan kontrol, namun tidak berbeda signifikan dengan
signifikan dengan perlakuan lama perendaman 24 jam dan kontrol namun tidak
berbeda signifikan dengan perlakuan lama perendaman 48 jam karena berada pada
4.2 Pembahasan
jam yang dibutuhkan untuk mematikan 50% didapatkan pada waktu 68,56 jam.
didapatkan pada waktu 54,74 jam dan perlakuan lama perendaman 72 jam yang
LT50 merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mematikan 50% hewan uji
waktu perendaman maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk membunuh
hewan uji sebanyak 50%. Menurut Andani dkk (2016), bila konsentrasi suatu
minyaktinggi maka daya racun minyak tersebut juga tinggi sehingga LT 50 yang
sedangkan perlakuan kontrol 0%, karena hanya sebagai kontrol dan pakannya
tidak dicelupkan pada rendaman campuran daun dan batang gulma siam,
melainkan hanya air biasa sehingga tidak terdapat senyawa bioaktif. Mortalitas
tertinggi berada pada lama perendaman 72 jam dan terendah 24 jam. Tinggi
yang digunakan, artinya semakin lama waktu perendaman maka akan semakin
tinggi mortalitas ulat grayak yang dihasilkan. Menurut Aji dkk (2016), bahwa
meningkat sehingga menyebabkan jumlah hewan uji yang mati juga meningkat.
Aplikasi yang dilakukan pada larva ulat grayak melalui racun perut berupa
pakan daun bayam yang dicelupkan dalam perlakuan rendaman campuran daun
dan batang gulma siam selama 10 menit, agar senyawa yang menempel pada daun
bayam semakin banyak. Menurut Aji dkk (2016), semakin lama daun dicelupkan
ke dalam pestisida maka semakin banyak residu yang menempel pada daun dan
pada sore hari pukul 17.00 WITA karena penelitian sebelumnya melakukan
aplikasi pada sore hari, sebab ulat grayak menyerang tanaman dimalam hari.
(JSA) dengan interval waktu tiap 6 jam pengamatan. Hasil pengamatan pertama 6
(JSA) menunjukkan bahwa belum terdapat kematian dan belum terlihat perubahan
nafsu makannya mulai berkurang karena pakannya masih banyak yang tersisa
dalam wadah. Hal ini diduga adanya efek bau yang menyengat atau bau pahit dari
30
adanya penyerapan pestisida nabati berupa senyawa bioaktif melalui pakan yang
sudah masuk ke dalam tubuh ulat grayak. Menurut Eri dkk (2014), bahwa
perubahan tingkah laku ulat grayak terlihat 12 jam setelah aplikasi perlakuan. Ulat
makan berkurang dan terlihat lemah disebabkan oleh pestisida nabati yang
(JSA).
pada saat pengamatan keempat 24 (JSA). Hal ini diduga disebabkan beberapa
faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya waktu kematian seperti cara aplikasi,
ketahanan tubuh ulat grayak kuat atau kebal, suhu lingkungan sekitar, perlakuan
daun dan batang gulma siam diduga kurang efektif untuk mematikan dalam waktu
yang cepat dibandingkan dengan filtrat gulma siam karena rendaman cair
seperti etanol, sabung colek dan minyak tanah, sehingga mortalitas atau kematian
yang didapatkan dalam waktu cepat. Penelitian Setyono (2016), lama perendaman
31
kulit ari bawang merah terhadap mortalitas lalat rumah menggunakan bahan
pendukung etanol 70% dapat mematikan dalam waktu cepat yaitu pengamatan
pertama 6 jam dan penelitian Aji dkk (2016), pembuatan pestisida daun gulma
siam dengan menggunakan sabun colek dan minyak tanah sebagai bahan
jam.
Ulat grayak yang mengalami kematian warna tubuhnya hitam atau gelap,
seluruh bagian tubuh berubah tekstur dari semua kenyal ketika sebelum diberi
perlakuan menjadi berair bahkan ada yang kering, tubuhnya lembek, tubuhnya
gepeng dan saat disentuh tidak bergerak, berbeda dengan perlakuan kontrol warna
batang gulma siam merupakan penyebab kematian ulat grayak karena senyawa
bioaktif tersebut berperan sebagai toksisitas atau racun. Hasil uji fitokimia yang
dilakukan pada daun dan batang gulma siam mengandung flavonoid, saponin,
tanin dan alkaloid. Jumlah kadar senyawa flavonoid yang dimiliki daun gulma
yang dimiliki batang gulma siam dihasilkan 0,0005395% dan saponin 6,3735%.
Kadar senyawa saponin daun dan batang gulma siam lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar senyawa flavonoid daun dan batang gulma siam hasilnya sama,
lebih rendah.
grayak juga terkandung dalam gulma siam. Menurut Purnomo dkk (2011), gulma
32
pengganggu tanaman, mulai dari bagain ujung daun hingga akar gulma siam
asam aromatik dan minyak esensial, apabila senyawa tersebut sudah masuk ke
dalam tubuh ulat grayak, racun akan menyebar di dalam tubuhnya dan menyerang
sistem saraf sehingga dapat mengganggu aktivitas ulat grayak dan dapat
menyebabkan kematian.
lama perendaman 48 jam, 72 jam dan kontrol, karena berada pada notasi yang
lama perendaman 24 jam dan kontrol, namun tidak berbeda signifikan dengan
signifikan dengan perlakuan lama perendaman 24 jam dan kontrol, namun tidak
berbeda signifikan dengan perlakuan lama perendaman 48 jam karena berada pada
5.1 Kesimpulan
5.1.1 LT50 lama perendaman 24 jam didapatkan 68,56 jam, 48 jam didapatkan
5.1.2 Variasi lama perendaman campuran air daun dan batang gulma siam
5.2 Saran
dilakukan penelitian lanjut tentang lama perendaman campuran daun dan batang
33
DAFTAR PUSTAKA
Aji Amri, Syamsul Bahri dan Sinta Raihan. 2016. Pembuatan Pestisida dari Daun
Kerinyu dengan menggunakan Sabun Colek dan Minyak Tanah sebagai
Bahan Pencampur (active ingredients). Jurusan Teknik Kimia. Fakultas
Teknik. Universitas Malikussaleh. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 5:2,
hal: 8-18.
Andani Kafif, Hagus Tarno dan Bambang Tri Rahardjo. 2016. Pengaruh Minyak
Biji Jarak Pagar (Jatropa curcas L.) terhadap Nematoda Puru Akar
(Meloidogyne sp.). Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas
Pertanian. Universitas Brawijaya. Jurnal HPT. Vol. 4, No. 2, hal: 77-84.
Eri, Desita Salbiah dan Hennie Laoh. 2014. Uji beberapa Konsentrasi Ekstrak Biji
Pinang (Area catechu) untuk mengendalikan Hama Ulat Grayak
(Spodoptera litura F.) pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.).
Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Riau.
Jurnal Jom Faperta. Vol. 1, No. 2.
Maryati Evi. 2006. Karakteristik Senyawa Alkaloid Fraksi Etil Asetat Hasil
Isolasi dari Daun Tumbuhan Pacah Pirin (Ervatamia coronaria). Jurusan
Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Bengkulu. Jurnal Gradien. Vol. 2, No. 2, hal: 176-178.
Noviana Estri, Sholahuddin dan Sri Widadai. 2011. Uji Potensi Ekstrak Daun
Suren (Toona sureni) sebagai Insektisida Ulat Grayak (Spodoptera
litura) pada Tanaman Kedelai. Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas
Maret. Jurnal Biofarmasi. Vol. 1o, No. 2, hal: 46-53.
34
Purnomo, Katrin Kenese, Yuyun Fitriana dan Agus M. Hariri. 2011. Aplikasi
Ekstrak Gulma Siam (Chromolaena odorata) pada Dua Spesis Hama
Penghisap Buah Kakao di Laboratorium. Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Teknologi. Jurusan Proteksi Tanaman. Fakultas Pertanian.
Universitas Negeri Lampung.
Rahayuningtias Sri dan Wiwik Sri Harijani. 2017. Kemampuan Pestisida Nabati
(Mimba, Gadun, Laos dan Serai) terhadap Hama Tanaman Kubis
(Brassica oleracea L.). Fakultas Pertanian. UPN Veteran Jawa Timur.
Jurnal Agritrop. Vol. 15 (1).
Rahmawati Anik. 2016. Resistensi Hama Ulat Grayak (Spodopter litura F.)
terhadap Insektisida Botani Azadirachtin dan Pemanfaatannya sebagai
Buku Ilmiah Populer. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jember.
Redha Abdi. 2010. Flavonoid Struktur Sifat Antioksidatif dan Perananya dalam
Sistem Biologis. Jurusan Teknologi Pertanian. Politeknik Negeri
Pontianak. Jurnal Berlian. Vol. 9, No. 2, hal: 196-202.
Setyono. 2016. Pengaruh Lama Perendaman Kulit Ari Bawang Merah Allium
ascalonium L. terhadap Mortalitas Lalat Rumah Musca domestica L.
Artikel Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikam. Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik
Indonesia.
Shinta, Supratman Sukowati dan Asri Fauziah. 2008. Kerentanan Nyamuk Aedes
aegypti di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Bogor terhadap
Insektisida Malanthion dan Lambdacyhalothrin. Universitas Negeri
Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 7, No. 1, hal: 722-731.
Sundari Titik dan Kurnia Paramita Sari. 2015. Perbaikan Ketahanan Kedelai
terhadap Hama Ulat Grayak. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang
dan Umbi. Vol. 10, No. 1.
35
Lampiran 1: Tabel mortalitas ulat grayak pada masing-masing jam
pengamatan
Total %
No Perlakuan Jam Setelah Aplikasi (JSA)
Mortalitas Mortalitas
6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 66 72
1 A1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 A2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 A3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 A4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 A5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mortalitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 B1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 4 40
7 B2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 20
8 B3 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 30
9 B4 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 4 40
10 B5 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 6 60
Total 0 0 0 3 3 2 2 2 1 3 2 1
Mortalitas 0 0 0 3 6 8 10 12 13 16 18 19
11 C1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 70
12 C2 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 0 0 6 60
13 C3 0 0 0 2 1 0 1 2 1 0 0 1 8 80
14 C4 0 0 0 2 1 0 1 0 1 1 0 1 7 70
15 C5 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 2 0 5 50
Total 0 0 0 5 4 3 4 4 4 3 3 3
Mortalitas 0 0 0 5 9 12 16 20 24 27 30 33
16 D1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 1 1 0 6 60
17 D2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90
18 D3 0 0 0 1 1 2 1 0 1 0 1 1 8 80
19 D4 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90
20 D5 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 8 80
Total 0 0 0 4 5 5 4 5 4 4 6 3
Mortalitas 0 0 0 4 9 14 18 23 27 31 37 40
36
Lampiran 2: Hasil analisis statistik
1. Uji Normalitas
Tests of Normalityb
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Mortalitas
ANOVA
Mortalitas
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups
186.800 3 62.267 49.813 .000
37
4. Uji Duncan
MORTALITAS
Duncan
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan N 1 2 3
5 .0000
Kontrol
1. LT50 kontrol
Jumlah
No Larva Larva Persen Nilai
Waktu Larva Mortalitas
Mati Hidup Mortalitas Probit
Uji
1 6 50 0 50 0.0 0 0
2 12 50 0 50 0.0 0 0
3 18 50 0 50 0.0 0 0
4 24 50 0 50 0.0 0 0
5 30 50 0 50 0.0 0 0
6 36 50 0 50 0.0 0 0
7 42 50 0 50 0.0 0 0
8 48 50 0 50 0.0 0 0
9 54 50 0 50 0.0 0 0
10 60 50 0 50 0.0 0 0
11 66 50 0 50 0.0 0 0
12 72 50 0 50 0.0 0 0
38
Nilai
Transformasi
log
Probit Kontrol
Kontrol
0.78 0 1
1.08 0 0.8
Nilai Probit
1.26 0
0.6
1.38 0 Nilai Probit Kontrol
1.48 0 0.4
1.56 0 y=0
0.2 R² = #N/A Linear (Nilai Probit
1.62 0
0 Kontrol)
1.68 0
1.73 0 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
1.78 0
Log t
1.82 0
1.86 0
Gambar 1: Linear nilai probit kontrol
Persamaan y=0
R2 = -
2. LT50 24 jam
Jumlah
Larva Larva Persen Nilai
No Waktu Larva Mortalitas
Mati Hidup Mortalitas Probit
Uji
1 6 50 0 50 0.0 0 0
2 12 50 0 50 0.0 0 0
3 18 50 0 50 0.0 0 0
4 24 50 3 47 0.1 6 3.45
5 30 50 6 44 0.1 12 3.82
6 36 50 8 42 0.2 16 4.01
7 42 50 10 40 0.2 20 4.16
8 48 50 12 38 0.2 24 4.29
9 54 50 13 37 0.3 26 4.36
10 60 50 16 34 0.3 32 4.53
11 66 50 18 32 0.4 36 4.64
12 72 50 19 31 0.4 38 4.69
39
Nilai
Transformasi Nilai Probit 24 Jam
Probit 24
log
Jam 6
0.78 0 y = 5.391x - 4.932
5
1.08 0 R² = 0.833
1.26 0 4
1.38 3.45 Nilai Probit
3 Nilai Probit 24 Jam
1.48 3.82
2
1.56 4.01
1.62 4.16 1 Linear (Nilai Probit
1.68 4.29 0 24 Jam)
1.73 4.36 -10.00 0.50 1.00 1.50 2.00
1.78 4.53
1.82 4.64 -2
Log t
1.86 4.69
Gambar 2: Linear nilai probit 24 jam
y = 5.391x - 4.932
5= 5.391x - 4.932
5.391x=5+ 4.932
5.391x=9.932
x=9.932/5.391
x=1.84233
Antilogx= 69.5552
x=69.5552-1
LT50=68.5552
3. LT50 48 jam
Jumlah
Larva Larva Persen Nilai
No Waktu Larva Mortalitas
Mati Hidup Mortalitas Probit
Uji
1 6 50 0 50 0.0 0 0
2 12 50 0 50 0.0 0 0
3 18 50 0 50 0.0 0 0
4 24 50 5 45 0.1 10 3.72
5 30 50 9 41 0.2 18 4.08
6 36 50 12 38 0.2 24 4.29
7 42 50 16 34 0.3 32 4.53
8 48 50 20 30 0.4 40 4.75
9 54 50 24 26 0.5 48 4.95
10 60 50 27 23 0.5 54 5.1
11 66 50 30 20 0.6 60 5.25
12 72 50 33 17 0.7 66 5.41
40
Transformasi
Nilai Nilai Probit 48 Jam
Probit 48
log 7
Jam
6 y = 6.106x - 5.662
0.78 0
5 R² = 0.854
1.08 0 Nilai Probit
1.26 0 4
Nilai Probit 48 Jam
1.38 3.72 3
1.48 4.08 2
1.56 4.29 Linear (Nilai Probit
1
1.62 4.53 48 Jam)
0
1.68 4.75
-10.00 0.50 1.00 1.50 2.00
1.73 4.95
1.78 5.1 -2
Log t
1.82 5.25
1.86 5.41
Gambar 3: Linear nilai probit 48 jam
y = 6.106x - 5.662
5=6.106x - 5.662
6.106x=5+ 5.662
6.106x=10.662
x=10.662/6.106
x=1.74615
Antilogx= 55.738
x=55.738-1
LT50=54.738
4. LT50 72 jam
Jumlah
Larva Larva Persen Nilai
No Waktu Larva Mortalitas
Mati Hidup Mortalitas Probit
Uji
1 6 50 0 50 0.0 0 0
2 12 50 0 50 0.0 0 0
3 18 50 0 50 0.0 0 0
4 24 50 4 46 0.1 8 3.59
5 30 50 9 41 0.2 18 4.08
6 36 50 14 36 0.3 28 4.42
7 42 50 18 32 0.4 36 4.64
8 48 50 23 27 0.5 46 4.9
9 54 50 27 23 0.5 54 5.1
10 60 50 31 19 0.6 62 5.31
11 66 50 37 13 0.7 74 5.64
12 72 50 40 10 0.8 80 5.84
41
Nilai
Transformasi Nilai Probit 72 Jam
Probit 72
log
Jam 7
0.78 0 6 y = 6.471x - 6.090
1.08 0 R² = 0.872
5
1.26 0
Nilai Probit
1.38 3.59 4
Nilai Probit 72 Jam
1.48 4.08 3
1.56 4.42 2
1.62 4.64 Linear (Nilai
1
Probit 72 Jam)
1.68 4.9 0
1.73 5.1
-10.00 0.50 1.00 1.50 2.00
1.78 5.31
-2
1.82 5.64 Log t
1.86 5.84
Gambar 4: Linear nilai probit 72 jam
y = 6.471x - 6.090
5=6.471x - 6.090
6.471x =5+ 6.090
6.471x =11.09
x=11.09/6.471
x=1.7138
Antilogx= 51.7369
x=51.7369-1
LT50=50.7369
42
Lampiran 4: Prosedur kerja
43
Mencuci daun dan batang gulma siam Mengukur air sebanyak 1 liter
44
Rendaman campuran air daun dan Melakukan penyaringan dari campuran
batang gulma siam air daun dan batang gulma siam
45
Daun bayam yang akan digunakan Menuangkan hasil rendaman campuran
sebagai pakan hewan uji air daun dan batang gulma siam pada
pakan hewan uji
Daun bayam yang sedang direndam Pengaplikasian pada hewan uji dengan
dengan air dan rendaman campuran air diberikan pakan daun bayam yang
daun dan batang gulma siam sudah terkena perlakuan
46
Pengamatan larva ulat grayak Larva ulat grayak yang mengalami
mortalitas
47
Lampiran 5: Hasil pengamatan mortalitas ulat grayak
48
Perlakuan 24 Jam Perlakuan 48 Jam
Ulangan 5 Ulangan 1
49
Perlakuan 72 Jam Perlakuan 72 Jam
Ulangan 1 Ulangan 2
50
Perlakuan 72 Jam
Ulangan 5
51
Lampiran 6: Hasil analisis kandungan gulma siam
52
Tabel hasil analisis kadar flavonoid dan saponin gulma siam
Flavonoid
Sampel
Concentration Kadar sampel Persentase
Sampel Yang diambil AUC Fp
(ug/ml) ug dalam 1 ml (%)
(ml)
1 475
Batang 1.798969853 10 17.98969853 0.0005395
1 629
Daun 4.715194667 10 47.15194667 0.0014145
Saponin
53
54
55
CURRICULUM VITAE
I. Identitas Pribadi
Winda Agustina, lahir di Tolitoli, Kabupaten Tolitoli,
a. Pendidikan Formal
1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Malangga Selatan pada tahun ajaran 2004
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Galang pada tahun ajaran 2009
b. Pendidikan Nonformal
Negeri Gorontalo.
56
3. Peserta Orientasi Medan Biologi (OMB) di Desa Longalo, Kecamatan
8. Peserta Kuliah Lapangan pada mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi dan
mata kuliah Ekologi di bukit Do’a Tomohon Sulawesi Utara pada tahun
2016.
10. Peserta Kuliah Lapangan pada mata kuliah Kultur Jaringan Tumbuhan di
Taman Sains Pertanian Bio Industri Palma di Sulawesi Utara pada tahun
2017.
11. Panitia Pelaksana Orientasi Medan Biologi (OMB) pada tahun 2018 dan
2019.
12. Peserta Praktek Kerja Lapangan (PPL II) di SMP Negeri 5 Gorontalo
tahun 2018.
57
13. Pemakalah dalam Kegiatan Seminar Nasional Hari Bumi dengan Tema
58