Anda di halaman 1dari 60

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TERIPANG (Holothuroidea) PADA ZONA

INTERTIDAL PERAIRAN PULAU MAKASAR KOTA BAUBAU

SKRIPSI

Diajukan Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh
IMELDA ASNAR
131601085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAUBAU
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Identifikasi Jenis-Jenis Teripang (Holothuroidea) pada Zona


Intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau
Nama : Imelda Asnar
NPM : 131601085
Program Studi : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan


dan dipertahankan dalam ujian skripsi.

Baubau, Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

S.Hafidhawati Andarias, S.Pd., M.Sc. Kusrini,S.Pd.,M.Sc.


NIDN. 0905118702 NIDN. 0905118605

Mengetahui:
Ketua program studi pendidikan biologi

La Aba, S.Pd., M.Sc.


NIDN. 0904028002

ii
MOTTO
“Seseorang tak akan sukses jika tidak siap menghadapi, mengantisipasikan
kesulitan-kesulitan dan mempersiapkan diri memikul tanggung jawab.”
(Mariana Putri)

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”


(Al baqarah ayat 286)

iii
INTISARI
Imelda Asnar (131601085). Identifikasi Jenis-Jenis Teripang (Holothuroidea)
pada Zona Intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau. Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Buton. Pembimbing I, Hafidhawati Andarias S.Pd., M.Sc. dan
Pembimbing II, Kusrini S.Pd., M.Sc.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis teripang
(holothuroidea) yang terdapat pada zona intertidal Perairan Pulau Makasar Kota
Baubau dan untuk mengetahui bagaimana morfologi jenis-jenis teripang
(holothuroidea) pada zona intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau dengan
menggunakan metode jelajah. Daerah yang menjadi tempat penelitian ini yaitu di
zona intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau. Penelitian ini terdiri dari 3
(tiga) tahap yaitu tahap menentukan lokasi penelitian, tahap pengambilan sampel
dan tahap pengukuran parameter lingkungan yang berupa suhu 27-28 ˚C dan pH
7. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di zona intertidal Perairan
Pulau Makasar Kota Baubau terdapat 7 (tujuh) jenis teripang yaitu Holothuria
scabra, Holothuria atra, Holothuria hilla, Holothuria fuscoconerea, Holothuria
impatiens, Pearsonothuria graeffei dan Bohadschia marmorata. karakter
morfologi berupa bentuk tubuh, warna tubuh, corak, ada tidaknya tentakel dan
jumlah tentakel.
Kata kunci : Identifikasi, Jenis-Jenis Teripang, Perairan Pulau Makasar

iv
ABSTRACT
Imelda Asnar (131601085). Identification of Types of Sea Cucumbers
(Holothuroidea) in the Intertidal Zone of Makasar Island, Baubau City. Biology
Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University
of Muhammadiyah Buton. Advisor I, Hafidhawati Andarias S.Pd., M.Sc. and
Advisor II, Kusrini S.Pd., M.Sc.
This study aims to identify the types of sea cucumbers (holothuroidea)
found in the intertidal zone of the waters of Makasar Island, Baubau City and to
find out how the morphology of the types of sea cucumbers (holothuroidea) in the
intertidal zone of the waters of Makasar Island, Baubau City, using the roaming
method. The area where this research is located is in the intertidal zone of
Makasar Island, Baubau City. This research consists of 3 (three) stages, namely
the stage of determining the research location, the stage of sampling and the stage
of measuring environmental parameters in the form of a temperature of 27-28 C
and pH 7. 7 (seven) types of sea cucumbers, namely Holothuria scabra,
Holothuria atra, Holothuria hilla, Holothuria fuscoconerea, Holothuria impatiens,
Pearsonothuria graeffei and Bohadschia marmorata. Morphological characters in
the form of body shape, body color, pattern, presence or absence of tentacles and
the number of tentacles.
Keywords: Identification, Types of Sea Cucumbers, Makassar Island Waters

v
PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas

limpah rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Jenis-Jenis Teripang

(Holothuroidea) pada Zona Intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau”.

Yang merupakan syarat dalam rangka menyelesaikan studi untuk menempuh gelar

sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Buton. Salawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan

kepada nabi besar Muhammad SAW, yang telah berhasil membawah perubahan

dari zaman zahiliyah menuju zaman Islamiyah yakni agama Islam.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada orang-orang yang penulis hormati dan cintai yang

membantu secara langsung maupun tidak langsung pembuatan skripsi ini.

Terutama ungkapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda Asnar

Malim dan ibunda Arsia Kadir, serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan

semangat, doa, dukungan dan kasih sayang tak terhingga sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi hingga ke jenjang perguruan tinggi. Penulis skripsi ini tidak

lepas dari bantuan, petunjuk, arahan dan masukan berharga dari berbagai pihak.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada:

1. Ibu Dr. Wa Ode Al Zarliani, S.P., M.M. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Buton.

vi
2. Bapak Gawise, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

3. Bapak La Aba, S.Pd., M.Sc. selaku ketua program studi pendidikan biologi

4. Ibu S. Hafidhawati Andarias, S.Pd., M.Sc. dan Ibu Kusrini, S.Pd., M.Sc.

selaku pembimbing I dan pembimbing II. Terima kasih yang sebesar-besarnya

telah sabar memberikan arahan, masukan dan motivasi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Agus Slamet, S.Pd., M.Sc., Bapak La Aba, S.Pd., M.Sc., dan Bapak

Fahmil Iksan Taharu, S.Pd., M.Pd. selaku penguji I, II, dan III. Terima kasih

yang sebesar-besarnya atas kritik, saran dan arahan yang membangun selama

penyusunan skripsi.

6. Kepala Laboratorium Dasar IPA Universitas Muhammadiyah Buton beserta

staf Laboratorium Dasar IPA Universitas Muhammadiyah Buton yang telah

memberikan izin penelitian dan membantu penulis selama penelitian di

Laboratorium.

7. Segenap Dosen Program Studi Pendidkan Biologi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan arahan untuk

menyelesaikan skripsi dengan baik.

8. Zuhria Lasabu, Neni Sutriani, Nadia Asti Kemala, Imam Ikram Kasim, Ikbal

Amin dan Iyan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis

selama penelitian.

vii
9. Keluarga besar Biologi angkatan 2016 yang sama-sama telah menjalani

metamorfosis. Terimakasih semangat dan doanya, serta setiap moment terbaik

yang telah kalian berikan

10. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu, yang

memberikan bantuan, saran, dan partisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang diberikan mendapat pahala yang berlipat ganda

dari Allah SWT.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, maka dengan

kerendahan hati, segala bentuk koreksi dan kritikan yang bersifat membangun

sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Baubau, Agustus 2021


Penulis

Imelda Asnar
131601085

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................ii
MOTTO.........................................................................................................iii
INTISARI......................................................................................................iv
ABSTRACT....................................................................................................v
PRAKATA....................................................................................................vi
DAFTAR ISI.................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Penelitian.............................................................................3
D. Manfaat Penelitian...........................................................................3
BAB II LANDASAN TEORITIK...............................................................4
A. Kajian Pustaka.................................................................................4
1. Morfologi Teripang (Holothuroidea)...........................................4
2. Fisiologi Teripang (Holothuroidea)..............................................6
3. Klasifikasi Teripang (Holothuroidea)..........................................7
4. Habitat Teripang (Holothuroidea)................................................10
5. Manfaat Teripang (Holothuroidea)..............................................12
6. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kehidupan Teripang
(Holothuroidea)............................................................................13
7. Identifikasi....................................................................................15
B. Kerangka Pemikiran........................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................17
A. Desain Penelitian..............................................................................17
B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................18
C. Populasi dan Sampel Penelitian......................................................18
D. Instrumen Penelitian........................................................................18
E. Prosedur Penelitian..........................................................................19
F. Tekhnik Analisis Data......................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................22
A. Hasil Penelitian.................................................................................22
1. Jenis-Jenis Teripang (Holothuroidea) pada Zona Intertidal
Perairan Pulau Makasar Kota Baubau.........................................22
2. Klasifikasi dan Deskripsi Teripang (Holothuroidea) di Perairan
Pulau Makasar Kota Baubau........................................................23
B. Pembahasan......................................................................................34
C. Karakteristik Habitat Perairan......................................................38
D. Parameter Lingkungan pada Zona Intertidal Perairan Pulau
Makasar Kota Baubau....................................................................38

ix
BAB V PENUTUP ......................................................................................41
A. Simpulan...........................................................................................41
B. Saran.................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................42
LAMPIRAN..................................................................................................46

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran..................................................................16


Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian...............................................................17
Gambar 4.1. Holothuria scabra....................................................................23
Gambar 4.2. Holothuria atra.........................................................................25
Gambar 4.3. Holothuria hilla.........................................................................26
Gambar 4.4. Holothuria fuscocinerea...........................................................28
Gambar 4.5. Holothuria impatiens................................................................29
Gambar 4.6. Pearsonothuria graeffei............................................................31
Gambar 4.7. Bohadschia marmorata.............................................................32

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Instrumen Penelitian Alat.............................................................18
Tabel 4.1. Jenis-Jenis Teripang (Holothuroidea).........................................22
Tabel 4.2. Data Parameter Lingkungan..........................................................38

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lokasi Pengambilan Sampel................................................46
Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian........................................47
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian.............................................................48
Lampiran 4 : Surat Rokumendasi Izin Penelitian......................................49
Lampiran 5 : Surat Izin Telah Melakukan Penelitian................................50
Lampiran 6 : Surat Keterangan Bebas Plagiat...........................................51

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Teripang merupakan spesies dari filum Echinodermata dikenal

sebagai ketimun laut (sea cucumber) karena bentuknya seperti ketimun

(Romimohtarto & Juwana, 2004). Teripang memiliki bentuk tubuh

memanjang pada salah satu ujung tubuhnya terdapat tentakel disekeliling

lubang mulut yang digunakan untuk menangkap mangsa (Lubis et al.,

2016).

Teripang ditemukan 350 spesies di Indonesia (Setyastuti &

Purwati, 2015). Teripang dapat dijumpai di seluruh perairan pantai untuk

hidupnya teripang lebih menyukai perairan bebas dari pencemaran dan air

laut yang relatif tenang (Martoyo et al.,2007). Teripang umumnya lebih

menyukai perairan yang jernih, dasar perairan berpasir halus atau pasir

bercampur lumpur dengan tumbuhan yang dapat melindungi secara tidak

langsung dari panas matahari seperti lamun dan rumput laut (enhalus,

thalasia dan laminaria) (Purwati et al., 2008).

Berdasarkan observasi yang dilakukan padazona intertidal Perairan

Pulau Makasar terdapat beberapa jenis Teripang (anggota Holothuroidea)

yaitu Holothuria scabra, Holothuria atra,Holothuria fuscocinerea, dan

Pearsonothuriagraeffei.Jenis-jenis teripang tersebut memiliki morfologi

yang berbeda mulai dari bentuk tubuh, warna tubuh, corak, ada tidaknya

bar pada permukaan dorsal, ada tidaknya tentakel dan jumlah tentakel.

Perairan Pulau Makasar memiliki pantai dengan substrat yaitu pantai

1
2

sebelah utara memiliki substrat berbatu, pasir berbatu, dan pasir berkarang,

Selain itu juga terdapat rumput laut dan lamun pada stasiun I dengan

ukuran 600x100 m². pantai sebelah barat memiliki substrat berbatu-batu,

pasir berkarang, pasir berbatu dan pasir berlumpur selain itu juga terdapat

lamun, rumput laut dan juga alga pada stasiun II dengan ukuran 600x100

m². pantai sebelah selatan memiliki substrat berpasir, berkarang, pasir

berbatu dan pasir berlumpur. Selain itu terdapat lamun pada stasiun III

dengan ukuran 600x100 m².

Berdasarkan kondisi perairan zona intertidal Perairan Pulau

Makasar, peneliti melihat potensi teripang yang dimiliki wilayah ini cukup

banyak sehingga tertarik ingin melakukan penelitian tentang jenis-jenis

teripang (Holothuroidea) pada zona intertidal Perairan Pulau Makasar

Kota Baubau. Selain itu, belum adanya penelitian yang mengidentifikasi

jenis-jenis teripang yang ada di perairan tersebut. Alasan peneliti memilih

lokasi ini karena lokasinya mudah dijangkau. Selain itu lokasi ini terjadi

penangkapan teripang oleh masyarakat sekitar untuk dikonsumsi dan

diperjualbelikan dari yang berukuran sedang hingga berukuran besar. Hal

ini dapat menyebabkan berkurangnya jenis-jenis teripang di lokasi tersebut

oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis

teripang apa saja yang masih terdapat di lokasi tersebut.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis-jenis teripang (Holothuroidea) apa saja yang terdapat pada zona


3

intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau?

2. Bagaimana morfologi jenis-jenis teripang (Holothuroidea) yang

terdapat pada zona intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis teripang (Holothuroidea) yang

terdapat pada zona intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau

2. Untuk mengetahui bagaimana morfologi jenis-jenis teripang

(Holothuroidea) pada zona intertidal Perairan Pulau Makasar Kota

Baubau

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti yaitu sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya

tentang jenis-jenis teripang (Holothuroidea) pada zona intertidal

Perairan Pulau Makasar Kota Baubau.

2. Bagi masyarakat yaitu diharapkan penelitian ini memberikan informasi

mengenai jenis teripang (Holothuroidea) serta kondisi lingkungan di

Perairan Pulau Makasar Kota Baubau.

3. Bagi Dinas Kelautan dan Perikanan dapat memberikan informasi

mengenai jenis-jenis teripang pada zona intertidal Perairan Pulau

Makasar Kota Baubau.


BAB II
LANDASAN TEORITIK

A. Kajian Pustaka

1. Morfologi Teripang (Holothuroidea)

Teripang adalah salah satu hewan berkulit duri (Echinodermata)

walaupun tidak semua teripang memiliki duri pada kulitnya. Duri-duri

pada teripang sebenarnya merupakan rangka yang tersusun dari zat

kapur dan terdapat dalam kulitnya. Rangka dari zat kapur tersebut

tidak dapat dilihat dengan mata karena sangat kecil, hingga melihatnya

diperlukan bantuan mikroskop. Tubuh teripang, berdaging dan

berbentuk silindris memanjang seperti buah ketimun, sehingga hewan

ini dinamakan juga ketimun laut. Gerakan teripang sangat lamban

sehingga hampir seluruh hidupnya berada di dasar laut. Warna teripang

bermacam-macam mulai dari hitam, abu-abu, kecoklat-coklatan,

kemerah-merahan, kekuning-kuningan, bahkan ada yang berwarna

putih (Lubis et al., 2016).

Lebih dari 70% berat tubuh teripang terisi oleh air yang akan

mengalir keluar beberapa waktu setelah diangkat dari air melalui

lubang Pembuangan (anus) yang terletak di ujung belakang (posterior)

terdapat mulut yang dikelilingi rambai-ramabi (tentakel). Fungsi dari

tentakel ini adalah untuk mengambil makanan berupa bahan organik

atau mikroalga yang terkandung di dalam sedimen/substrat di dasar

perairan(Setyastuti et al., 2014).

4
5

Kaki tabung (podia) Teripang merupakan kaki semu yang berada

di sisi ventral tubuh. Jika dilihat dari penampang tubuhnya, teripang

tampak bulat setengah lingkaran, persegi atau trapesium dan bulat

memanjang seperti ular. Pada ujung lain terdapat lubang anus yang

terbuka dan menutup secara teratur. Beberapa spesies teripang dapat

mengeluarkan benang-benang lengket berwarna putih (tubulus cuvier)

jika mendapat gangguan baik fisika maupun kimia (Purwati &

Syahailatua 2008). Ukuran tubuh teripang berbeda-beda sesuai dengan

jenisnya masing-masing, jenis Holothuria atra dapat mencapai 60 cm

dengan 20 kg, untuk jenis Actinopyga mauritina mencapai panjang 30

cm dengan berat 2,8 kg, jenis Thelenota ananas dapat mencapai

panjang 100 cm dengan berat 6 kg, sedangkan jenis teripang putih atau

teripang pasir Holothuria scabra panjang antara 25-35 cm dengan

berat antara 0.5-1.5 kg (Lubis et al., 2016).

Spikula merupakan endoskleton yang tereduksi dan tertanam

dalam lapisan d ermis di dinding tubuh teripang yang berukuran

mikroskopis berfungsi untuk memperkokoh tubuhnya (Anisa, 2016).

Spikula teripang sama halnya dengan endoskleton Filum

Echinodermata yang lain, memiliki struktur berpori yang dapat

mencapai lebih dari 50% volume total endoskleton. Spikula dibentuk

dari kalsium karbonat yang larut dalam larutan asam, yang terbenam di

dalam jarigan integumen, tentakel, papila dan kaki tabung(Purwati &

Wirawati,2009). Setiap spesies teripang memiliki komposisi dan jenis


6

spikula yang bervariasi dengan bentuk yang bervariasi sehingga dapat

dijadikan sebagai acuan dalam proses pengklasifikasian teripang

hingga tingkat genus dan spesies. Komposisi spikula akan didapatkan

berbeda-beda pada masing-masing individu yang dipengaruhi oleh

umur, habitat dan geografinya (Hartati et al., 2015 dan Setyastuti,

2012).

2. Fisiologi Teripang (Holothuriodea)

Teripang memiliki saluran pencernaan yang bulat memanjang,

merentang diatas tubuh dan rongga coelom. Urutan alat pencernaannya

yaitu mulut, oesophagus, lambung, intestinum panjang yang ditopang

oleh mesenteris, kloaka dan anus. Alat respirasi teripang berupa 2

saluran bercabang-cabang yang merupakan perluasan dari kloaka ke

dalam coelom. Air di pompa masuk keluar ke dalam saluran ini,

karena kontraksi otot kloaka. Saluran ini berfungsi sebagai alat

respirasi dan ekskresi. Sistem vaskular meliputi madreporit dalam

coelom, saluran cicin sekeliling oesophagus dan 5 saluran radial yang

berhubugan dengan kaki buluh, yang masing-masing kaki memiliki

otot (Jasin, 1992).

Sistem peredaran darah teripang lebih jelas dibandingkan

echinodermata lainnya. Teripang mempunyai alat pernafasan berupa

sistem pembulu yang disebut pohon pernafasan atau respiratory yang

berfungsi menghisap oksigen dan menyalurkan kedarah dan

pernafasan berbentuk kaki tabung berfungsi menghisap oksigen yang


7

larut dalam air. Pernafasan teripang dilakukan dengan dua cara yaitu

melalui penyerapan pada permukaan tubuhnya dan menggunakan

sistem pohon pernafasan. Mekanisme pohon pernafasan dilakukan

dengan cara mempompa air yang masuk dari mulut, melewati pohon

pernafasan (terjadi penyerapan oksigen) kemudian di keluarkan

melalui kloaka(Sadili et al., 2015).

Ada dua macam cara reproduksi yang dilakukan teripang. Cara

yang pertama adalah dengan membelah diri (aseksual). Jenis-jenis

yang mampu melakukan reproduksi ini dimasukkan ke dalam

kelompok teripang “fissiporus” (fission = membelah), seperti pada

Synapta umumnya dan beberapa marga Holothuria seperti Holothuria

difficilis, Holothuria atra, Holothuria parvula, dan Holothuria

surinamensis. Cara yang kedua adalah reproduksi seksual. Umumnya

anggota teripang bersifat diecious (kelamin jantan dan betina terletak

pada individu yang berbeda) tetapi umumnya masing-masing jenis

kelamin ini tidak memberikan ciri pada morfologi luarnya. Pada jenis

teripang seperti Holothuria scabra (teripang pasir), Holothuria

forskali, Holothurian foscopunctata, Holothuria nobilis, Actinopyga

gamauritinia, Actinopyga echinites dan Thelenota ananas, telur di

dalam gonadnya relatif berkembang terus-menerus (Pradina, 1996).

3. Klasifikasi Teripang (Holothuroidea)

Teripang (Holothuroidea) merupakan takson tingkat kelas yang

memiliki enam ordo, pembagian ordo dari Kelas Holothuroidea


8

berdasarkan perbedaan bentuk tentakel, bentuk cincin kapur

(calcareous ring), ada tidaknya organ tertentu seperti pohon

pernapasan (respiratory tree) dan keberadaan otot fleksibel yang

digunakan yang menarik masuk tentakel ke dalam tubuh pada bagian

anterior (Setyastuti, 2012 dan Hartati et al., 2015). Ordo-ordo dalam

kelas Holothuroidea terdiri atas:

a. Ordo Apodida

Ordo apodida memiliki tentakel berbentuk digitate atau

pinnate, memiliki bentuk memanjang, dinding tubuh yang tipis dan

terkadang transparan (Clark & Rowe, 1971). Apodida memiliki arti

yaitu tanpa podia (tube feet), permukaan tubuh kasat, lengket,

bahkan melekat jika disentuh (Setyastuti, 2014). Ordo ini terbagi

atas tiga famili yang dapat ditemukan di perairan dangkal dan laut

dalam yakni, Chiridotidae, Synaptidae, dan Myriotrochidae

(Siddiq, 2016).

b. Ordo Elasipodida

Ordo elasipodida memiliki tentakel berbentuk peltate,

dinding tubuh halus dan berlendir. Ordo ini terdiri atas lima famili

yakni Deimatidae, Leatmogonidae, Psychropotidae, Elpidiidae, dan

Pelagothuriidae (Siddiq, 2016).

c. Ordo Aspidochirotida

Ordo Aspidochirotida memiliki tentakel berbentuk perisai

(peltate) atau (peltato-digitate) dan tube feet (Clark & Rowe,


9

1971). Penampang tubuh yang dimiliki ordo ini adalah berbentuk

lingkaran atau setengah lingkaran, atau trapesium dengan dinding

tubuh yang relatif tebal (Purwati & Wirawati, 2009). Ordo ini

terdiri atas dua famili yang hidup di perairan dangkal yakni

Holothuriidae dan Stichopodidae, dan satu famili hidup di perairan

dalam yakni Synallactidae (Siddiq, 2016). Family Holothuriidae

terdiri atas bebebrapa spesies yakni Holothuria scabra, Holothuria

atra, Holothuria hilla, Holothuria nobilis, Holothuria fuscogilva,

Holothuria edulis, Holothuria coluber, Holothuria pervicax,

Holothuria fuscocinerea, Holothuria impatiens, Holothuria

pardalis dan lain sebagainya. Family Stichopodidae terdiri atas

beberapa spesies yakni Stichopus chloronotus, Stichopus horrens,

Stichopus variegates, Thelonata annanas, Thelonata anax dan lain

sebagainya. Family Synallactidae terdiri atas beberapa spesies

yakni Opheodesoma sp, Synapta maculata, Synaptula reciprocans

dan lain sebagainya (Darsono, 1998).

d. Ordo Molpadida

Ordo molpadida memiliki tentakel berbentuk sederhana,

dinding tubuh yang tipis, biasanya hanya 1 mm, terkadang

transparan, dengan permukaan yang tidak rata atau berbintil, tubuh

biasanya gemuk, dan spikula berbentuk anchor atau anchor-plate

(Clark & Rowe, 1971). Ordo ini terdiri atas empat famili yang
10

hidup diperairan dangkal dan laut dalam, seperti Molpadiidae,

Caudinidae, Gephyrothuriidae, dan Eupyrgidae (Siddiq, 2016).

e. Ordo Dendrochirotida

Ordo dendrochirotida memiliki tentakel berbentuk

dendritik, biasanya tubuh kaku, tebal, spikula dominan berbentuk

table, perforated plates, button, cup, rod atau rosette (Clark &

Rowe, 1971).

f. Ordo Dactylochirotida

Ordo dactylochirotida memiliki bentuk tentakel digitat

(Hartati et al., 2015). Ordo ini terdiri atas tiga famili yang

ditemukan di laut dalam yaitu, Ypsilothuriidae, Vaneyellidae, dan

Rhopalodinidae (Siddiq, 2016).

4. Habitat Teripang (Holothuroidea)

Teripang dapat ditemukan atau dijumpai di seluruh perairan pantai

mulai dari daerah pasang surut dan dangkal sampai perairan yang lebih

dalam untuk hidupnya, teripang lebih menyukai perairan bebas dari

pencemaran dan airnya relatif tenang. Pada umumnya, masing-masing

jenis memiliki habitat yang spesifik misalnya, teripang putih

(Holothuria scabra) banyak terdapat di perairan yang di timbuhi

lamun (sea grass), sedangkan teripang koro (Muelleria leconoro) dan

teripang pasir banyak ditemukan di perairan yang lebih dalam

(Martoyo et al., 2007).


11

Pasang surut secara tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku

pembenaman teripang, sebab pada kondisi air surut, kecerahan air

meningkat, suhu meningkat dan salinitas juga meningkat. Hal ini

menyebabkan teripang tidak muncul kepermukaan (Darsono, 2009).

Jenis teripang yang bernilai ekonomi tinggi biasanya menempati

dasar goba (Lagoon) dengan kedalaman 5 sampai 30 meter, sedangkan

jenis teripang yang bernilai ekonomi sedang dan rendah menempati

daerah yang dangkal seperti padang lamun, daerah pertumbuhan alga

dan rataan terumbu karang dengan kedalaman kurang dari 2 meter.

Biasanya teripang akan muncul di permukaan dasar perairan pada

malam hari terutama pada waktu menjelang pasang, untuk mencari

pakan. Pada siang hari teripang lebih suka membenamkan diri di

dalam pasir. Teripang umumnya hidup secara berkelompok, jenis

Holothurian scabra biasanya hidup berkelompok terdiri dari 3 ekor

(Lubis et al., 2016).

5. Manfaat Teripang (Holothuroidea)

Dari segi ekologi teripang berperanan penting dalam rantai

makanan sebagai penyumbang pakan sekaligus penyubur substrat.

Teripang dalam lingkar pangan ini berperan sebagai penyumbang

pakan berupa telur, larva dan juwana teripang, bagi organisma laut lain

seperti berbagai krustasea, moluska maupun ikan. Berkurangnya

populasi teripang secara cepat menimbulkan konsekuensi bagi

kelangsungan hidup berbagai jenis biota lain yang merupakan bagian


12

dari kompleksitas lingkar pangan (food web) yang sama. Teripang

mencerna sejumlah besar sedimen, yang memungkinkan terjadinya

oksigenisasi lapisan atas sedimen (Darsono, 2010).

Dari segi ekonomi teripang merupakan sumber protein,

mempunyai berbagai khasiat dalam menyembuhkan penyakit serta

mempunyai nilai jual yang tinggi baik dalam skala lokal maupun

internasional. Hal ini disebabkan karena kandungan zat-zat obat,

makanan ini berkasiat penyembuhan serta dari analisa proksimat

daging teripang diperoleh komposisi protein 43%, lemak 2%, kadar air

17%, mineral 21% dan kadar abu 7% (Yusron, 2004). Kandungan

protein teripang dalam kondisi basah adalah 44-55% (Dewi, 2008).

Sedangkan kondisi kering teripang adalah 82% (Martoyo et al., 2000).

Teripang mengandung mineral yang cukup lengkap berupa kalsium,

natrium, fosfor, kromium, mangan, zat besi, kobat, seng, dan vanadium

(Kardi, 2010).

6. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kehidupan Teripang


(Holothuroidea)
a. Suhu

Rata-rata pengukuran suhu perairan memiliki nilai sama yaitu

28°C. Suhu merupakan parameter penting bagi kehidupan teripang.

Kenaikan suhu di atas kisaran toleransi dapat meningkatkan laju

metabolisme, seperti pertumbuhan, reproduksi dan aktifitas

organisme. Setiap spesies mempunyai kisaran suhu optimum

(Huda et al, 2018).Menurut Masruroh (2014), pertumbuhan


13

teripang optimal terjadi pada kisaran suhu 26-31°C. Kisaran suhu

ini dapat membantu dan meningkatkan perkembangan teripang.

Suhu yang optimum meningkatkan metabolisme, reproduksi, dan

aktifitas organisme.

Menurut Elfidasari (2012), Salah satu faktor yang

mempengaruhi adalah temperatur lingkungan, holothuria hidup

disemua kedalaman laut sehingga memiliki kemampuan toleransi

pada kisaran temperature yang luas. Beberapa peneliti mencatat

bahwa teripang mampu bertahan pada temperatur 25-35°C. Lebih

dari 35°C tubuh teripang akan mengalami inaktif akan tetapi

tentakelnya masih dapat bergerak.

b. Arus

Arus perairan dapat menyebabkan teraduknya substrat dasar

berlumpur yang berakibat pada kekeruhan sehingga terhambatnya

proses fotosintesa, namun di sisi lain, manfaat dari arus adalah

penyuplai makanan, peningkatan kelarutan oksigen, penyebaran

plankton yang merupakan salah satu pakan dari teripang. hasil

pengukuran kecepatan arus yang di peroleh selama periode

penelitian berkisar 0,023-0,34 m/detik (Kaenda et al., 2016).

martoyo et al., (1994) menyatakan bahwa untuk pertumbuhan

optimal teripang menyukai perairan yang tenang dengan kecepatan

arus 0,3-0,5 m/s penelitian ini tidak berbeda jauh dengan hasil
14

penelitian Oktamalia et al.,(2013), bahwa teripang menyukai arus

dengan kecepatan rata-rata 0,2 m/s.

c. pH

Indeks asam basah (pH) merupakan suatu faktor yang

mempengaruhi sifat kimia Nilai pH air dapat berubah sewaktu-

waktu sesuai dengan kondisi lingkungan dimana air itu berada.

Perubahan pH yang sedikit saja akan memberikan dampak pada

ekosistem laut. Penyebabnya adalah terjadinya perubahan kadar

CO² yang terlarut di dalam air laut. Hal ini tentu membahayakan

kehidupan hewan yang ada di laut (Wijaya, 2019). Martoyo et al.,

(2006) mengemukakan bahwa pH air laut merupakan buffer yang

besar sehingga bersifat sebagai larutan penyangga yang dapat

menampung asam dan basa sehingga pH air laut stabil, teripang

bisa hidup pada pH dengan kisaran 6,5-8,5.

d. Substrat

Substrat dasar pada suatu perairan sangat berpengaruh

terhadapat komposisi dan distribusi suatu organisme benthos

seperti teripang (Siddiq, 2014). Teripang menyukai substrat

berpasir halus yang banyak ditumbuhi tanaman pelindung seperti

lamun dan sejenisnya serta bebas dari hempasan ombak (Sadili et

al., 2015). Terumbu karang selain berfungsi sebagai penghalang

pengaruh arus dari luar juga berfungsi sebagai tempat berlindung

teripang dari cahaya matahari. Keanekaragaman jenis yang


15

terdapat di ekosistem terumbu karang lebih tinggi dibandingkan

dengan ekosistem lamun. Hal ini dikarenakan sifat dasar teripang

yang cenderung menghindari matahari sehingga akan menempati

ekosistem yang lebih banyak terdapat daerah tutupan karang

(Yusron 2001).

7. Identifikasi

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

taksonomik individu yang beranekaragam dan memasukannya ke

dalam suatu takson (Anonimous, 2011).Identifikasi atau determinasi

pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai berikut penggunaan

kunci, pendahuluan untuk mencari sub kelas, ordo dan familia,

penggunaan kunci untuk mencari genus dan spesies, apabila dapat

memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir,

pencocokan atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber

literatur) lain yang diterbitkan paling mutakhir, pencocokan dengan

deskripsi yang asli dan pembandingan dengan tipe spesimen yang ada

(Anonimous, 2011).
16

B. Kerangka Pemikiran

Zona Intertidal
Perairan Pulau
Biota Laut

Invertebrata
1. Parameter
Echinodermata lingkungan
a. Suhu
Teripang b. pH
(Holothuroidea) c. Substrat
Identifikasi

Karakter morfologi
1. Bentuk tubuh Jenis-jenis teripang
2. Warna tubuh pada zona intertidal
3. corak perairan Pulau
4. AdaTidaknya bar Makasar yang
pada permukaan teridentifikasi
tubuh dorsal
5. Ada tidaknya
tentakel Gambar 2.1. Kerangka pemikiran
6. Jumlah tentakel
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode jelajah. Sampel diambil secara acak pada tiga stasiun yaitu stasiun

I pantai sebelah utara (sekitar jembatan Lowu-Lowu), stasiun II pantai

sebelah barat (sepanjang pantai lakorapu), stasiun III pantai sebelah

selatan (yang berhadap ke kota Baubau) ukuran setiap stasiun 600x100 m².

Metode ini merupakan teknik jelajah yaitu menjelajahi lokasi penelitian

dengan mengumpulkan teripang yang ditemukan dilokasi penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada saat air mengalami kondisi surut malam dan

siang

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian

17
18

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februarisampai dengan

Maret 2021. Lokasi penelitian ini yaitu zona intertidal perairan Pulau

Makasar Kota Baubau. Untuk analisis lanjut dilakukan di Laboratorium

Dasar IPA.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan jenis teripang yang

terdapat di zona intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau. Sampel

dari penelitian ini adalah teripang yang ditemukan pada stasiun

berdasarkan tipe substrat.

D. Instrumen Penelitian

1. Alat

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian alat

No Nama Alat Fungsi

1 Alat Tulis Menulis alat dan sampel


2 Kamera Alat dokumentasi sampel
3 Termometer Mengukur Suhu air laut
4 pH Indikator Mengukur pH air
5 Ember Tempat Sampel
6 Kertas Label Memberi label pada sampel
7 Mistar/ Penggaris Mengukur sampel
8 Kertas Strimin Pengalas sampel penelitian
10 Senter Alat bantu pencahayaan saat
mengambil sampel di lapangan
11 Lup Melihat sampel objek penelitian
12 Rol Meter Mengukur lokasi penelitian
13 Pinset Untuk menjepit sampel dan alat
19

2. Bahan

Adapun bahan sampel dari penelitian ini adalah anggota atau

jenis-jenis teripang (holothuroidea) di Perairan Pulau Makasar Kota

Baubau.

E. Prosedur Penelitian

1. Penentuan Lokasi Penelitian

Sebelum menentukan lokasi, terlebih dahulu mengetahui

penyebaran teripang, dan kondisi perairan di zona intertidal Perairan

Pulau Makasar secara langsung sehingga mudah untuk melakukan

pengambilan sampel sekitar zona intertidal Perairan Pulau Makasar

Kota Baubau.

Penentuan lokasi menggunakan tehnik menjelajah untuk

mengetahui penyebaran teripang (holothuroidea). Pada penelitian ini

dibagi menjadi tiga stasiun pada substrat yang berbeda-beda.

2. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menjelajahi lokasi

penelitian sambil mengumpulkan sampel teripang yang ditemukan di

lokasi penelitian pengambilan sampel dilakukan pada saat air

mengalami kondisi surut. Sampel teripang yang didapat kemudian

dibersihkan, diberi label kemudian dimasukan ke dalam ember yang

berisi air laut sebagai pengawet. Sampel teripang yang didapatkan

selanjutnya dibawa ke laboratorium Dasar IPA Universitas

Muhammadiyah Buton untuk dilakukan identifikasi.


20

3. Pengukuran Parameter Lingkungan

Selanjutnya pengukuran parameter lingkungan yang meliputi

suhu air dengan menggunakan termometer yaitu mencelupkan ujung

termometer pada air laut selama 3 menit, selanjutnya melihat skala

yang ditujukan pada termometer dan mencatatnya. Selain mengukur

suhu air laut, selanjutnya mengukur pH air laut menggunakan pH

indikator yaitu menjepit salah satu ujung kertas indikator universal

dengan pinset dan mencelupkan pada permukaan air laut selama 3

menit selanjutnya mencocokan warna pada warna indikator. Mencatat

pH berdasarkan hasil pencocokan warna indikator. Substrat pada

perairan Pulau Makasar yaitu pada stasiun I: berbatu, pasir berbatu,

dan pasir berkarang, selain itu juga terdapat rumput laut dan lamun.

Stasiun II: berbatu-batu, pasir berkarang, dan pasir berbatu dan pasir

berlumpur, selain itu terdapat rumput laut dan juga alga. Stasiun III:

berpasir, berkarang, pasir berbatu dan pasir berlumpur, selain itu juga

terdapat lamun.

Sampel yang ditemukan diamati dan diidentifikasi karakter

morfologi yaitu bentuk tubuh, warna tubuh, corak, ada tidaknya bar pada

permukaan tubuh, ada tidaknya tentakel, dan jumlah tentakel. dengan

menggunakan beberapa panduan buku identifikasi yaitu Massin, (1996);

Massin, (1999); Purcell et al., (2012); Sadili et al., (2015); dan Setyastuti

et al., (2019).
21

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan ciri-ciri

morfologi dari setiap sampel jenis teripang yang ditemukan di lokasi

penelitian yaitu bentuk tubuh, warna tubuh, corak, ada tidaknya bar pada

permukaan tubuh, ada tidaknya tentakel, dan jumlah tentakel.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jenis-Jenis Teripang (Holothuroidea) pada Zona Intertidal Perairan


Pulau Makasar Kota Baubau

Berdasarkan hasil penelitian dari jenis-jenis teripang

(Holothuroidea) pada zona intertidalPerairanPulau Makasar kota

Baubau telah diperoleh sebanyak 7 (tujuh) jenis teripang. Jenis

teripang (Holothuroidea) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Jenis-Jenis Teripang (Holothuroidea) yang Terdapat pada


Zona Intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau
No Family Spesies Stasiun penelitian
I II III
1 Holothuriidae Holothuria scabra + + +
2 Holothuriidae Holothuria atra + + +
3 Holothuriidae Holothuria hilla - - +
4 Holothuriidae Holothuria fuscocinerea - - +
5 Holothuriidae Holothuria impatiens - - +
6 Holothuriidae Pearsonothuria graeffei - + +
7 Holothuriidae Bohadschia marmorata - + +
Berdasarkan tabel 1.4 terdapat 7 (tujuh) spesies teripang dari

family Holothuriidae pada stasiun penelitian yang berbeda. Stasiun I

terdapat Holothuria scabra dan Holothuria atra. stasiun II terdapat

Holothuria scabra, Holothuria atra, Pearsonothuria graeffei, dan

Bohadschia marmorata. stasiun III terdapat Holothuria scabra,

Holothuria atra, Holothuria hilla, Holothuria fuscocinerea,

Holothuria impatiens, Pearsonothuria graeffei, dan Bohadschia

marmorata

22
23

2. Klasifikasi dan Deskripsi Teripang (Holothuroidea) di Perairan Pulau

Makasar Kota Baubau

a. Holothuria scabra
a) b) 1
1

2
2
3 3

5 4
4

Gambar 4.1 Holothuria scabra a) Dorsal: 1. Celah anus 2.Papila 3. Bar


sekunder 4. Celah mulut b) Ventral: 1. Celah anus2.Spot 3. Kaki
tabung4. Tentakel 5. Celah mulut (dokumentasi penelitian,
2021).

Deskripsi:

Holothuria scabra memiliki bentuk tubuh bulat

memanjang. Panjang tubuh ± 11,5cm dan lebar 3 cm. Warna

tubuh teripang jenis ini berbeda antara bagian dorsal dan bagian

ventral. Pada dorsal berwarna abu-abu dan terdapat bar sekunder

berupa garis-garis putus yang membentang secara horizontal,

sedangkan pada ventral tubuh berwarna putih kekuning-kuningan

dan juga terdapat spot berupa bintik-bintik berwarna hitam.

Bagian dorsal tubuh teripang terdapat papila yang berfungsi

sebagai alat respirasi dan saraf penerima, sedangkan pada bagian


24

ventral terdapat kaki tabungyang berfungsi sebagai alat

pergerakan dan juga untuk mengumpulkan makanan sehingga

permukaan tubuh teripang terasa kasar apabila diraba. Pada

bagian anterior tubuh terdapat celah mulut yang disekitarnya

terdapat tentakel berjumlah 20. Tentakel tersebut berfungsi untuk

menyedot sedimen, meraba, dan menangkap mangsa. Pada

posterior tubuh terdapat celah anus yang berfungsi untuk

membuang kotoran hasil pencernaan.Holothura scabra dijumpai

pada pasir berlumpur, pecahan batu, pecahan karang dan juga

pada rumput laut.

Klasifikasi Holothuria scabra yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra (Husein et al., 2017).
25

b. Holothuria atra
b) 1
a)
1

2 2

Gambar 4.2. Holothuria atra a) Dorsal: 1. Celah mulut 2.Papila 3.


Celah anus b) Ventral: 1. Celah mulut 2. Kaki tabung3. Celah
anus. (dokumentasi penelitian, 2021).

Deskripsi:

Holothuria atra memiliki bentuk tubuh bulat memanjang.

Panjang tubuh ± 14,5 cm dan lebar± 2,5 cm. Warna tubuh teripang

jenis ini berwarna hitam. Bagian dorsal tubuh teripang apabila

digosok akan mengeluarkan cairan merah beracun dan juga

terdapat Papila yang berfungsi sebagai alat respirasi dan saraf

penerima.Bagian ventral terdapat kaki tabungyang berfungsi

sebagai alat pergerakan dan juga untuk mengumpulkan makanan

sehingga permukaan tubuh teripang terasa kasar apabila diraba.

Pada bagian anterior tubuh terdapat celah mulut yang disekitarnya

terdapat tentakel berjumlah 20. Tentakel tersebut berfungsi untuk

menyedot sedimen, meraba, dan menangkap mangsa. Pada


26

posterior tubuh terdapat celah anus yang berfungsi untuk

membuang kotoran hasil pencernaan.Holothura atra dijumpaipada

substrat pecahan batu, pasir berlumpur dan juga sekitar rumput

laut.

Klasifikasi Holothuria atra yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria atra (Husein et al., 2017).

c. Holothuria hilla

a) b)
1
1

2
2

3
3

Gambar 4.3.Holothuria hilla a) Dorsal: 1. Celah mulut 2. Papila


3. Celah anus b) Ventral: 1. Celah mulut 2. Kaki tabung
3. Celah anus (dokumentasi penenlitian, 2021).

Deskripsi:

Holothuria hilla memiliki bentuk tubuh bulat memanjang.

Ukuran Panjang tubuhnya ± 7 cm dan lebar 2 cm. Warna tubuh

teripang jenis ini yaitu berwarna coklat, papila dan kaki tabung
27

berwarna putih. Bagian dorsal tubuh teripang terdapat Papila yang

berfungsi sebagai alat respirasi dan saraf penerima, sedangkan pada

bagian ventral terdapat kaki tabung yang berfungsi sebagai alat

pergerakan dan juga untuk mengumpulkan makanan sehingga

permukaan tubuh teripang terasa kasar apabila diraba. Pada bagian

anterior tubuh terdapat celah mulut yang disekitarnya dapat

tentakel berjumlah 20. Tentakel tersebut berfungsi untuk menyedot

sedimen, meraba, dan menangkap mangsa. Pada posterior tubuh

terdapat celah anus yang berfungsi untuk membuang kotoran hasil

pencernaan.Holothura hilla dijumpai di sekitar pasir berbatu.

Klasifikasi Holothuria hilla yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria hilla (Massin, 1999).
28

d. Holothuria fuscocinerea

a) b)
1
1

2
2

3
3

4
4

Gambar 4.6 Holothuria fuscocinerea a) Dorsal: 1. Celah mulut2.


Bar primer 3. Spot 4. Celah anus 2) Ventral: 1. Celah
mulut 2. Spot 3. Kaki tabung 4. Celah anus (dokumentasi
penelitian, 2021).

Deskripsi:

Holothuria fuscocinerea memiliki bentuk tubuh bulat

memanjang. Ukuran panjang tubuhnya ± 7,8 cm dan lebar ± 2,7

cm. Warna tubuh teripang jenis ini berbeda antara bagian dorsal

dan bagian ventral, pada dorsal tubuh berwarna coklat tua terdapat

bar primer berupa garis menyambung membentang secara

horizontal dan spot berupa bintik berwarna coklat, sedangkan pada

ventral tubuh berwarna krem dan juga terdapat spot berupa bintik-

bintik berwarna coklat. Bagian dorsal tubuh teripang terdapat

papila yang berfungsi sebagai alat respirasi dan saraf penerima,

sedangkan pada bagian ventral terdapat kaki tabung yang berfungsi


29

sebagai alat pergerakan dan juga untuk mengumpulkan makanan

sehingga permukaan tubuh teripang terasa kasar apabila diraba.

Pada bagian anterior tubuh terdapat celah mulut yang disekitarnya

terdapat tentakel berjumlah 20. Tentakel tersebut berfungsi untuk

menyedot sedimen, meraba, dan menangkap mangsa. Pada

posterior tubuh terdapat celah anus yang berfungsi untuk

membuang kotoran hasil pencernaan. Holothuria fuscocinerea

dijumpai di pasir berlamun.

Klasifikasi Holothuria fuscocinerea yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria fuscocinerea (Massin, 1999).

e. Holothuria impatiens

a) b) 1

4
2
30

Gambar 4.5 Holothuria impatiens a) Dorsal: 1. Celah mulut 2. Dot


3. Spot 4. Celah anus b) Ventral: 1. Celah mulut 2. Celah
anus (dokumentasi penelitian, 2021).

Deskripsi:

Holothuria impatiens memiliki bentuk tubuh bulat

memanjang. Ukuran panjang tubuhnya ± 9,5 cm dan lebar ± 1 cm.

Warna tubuh teripang jenis ini berwarna coklat pada dorsal tubuh

terdapat dot berupa bintik berwarna coklat tua dan spot berupa

bintik berwarna hitam.Bagian dorsal tubuh teripang terdapat papila

yang berfungsi sebagai alat respirasi dan saraf penerima, sedangkan

pada bagian ventral terdapat kaki tabung yang berfungsi sebagai

alat pergerakan dan juga untuk mengumpulkan makanan sehingga

permukaan tubuh teripang terasa kasar apabila diraba. Pada bagian

anterior tubuh terdapat celah mulut yang disekitarnya terdapat

tentakel berjumlah 20. Tentakel tersebut berfungsi untuk menyedot

sedimen, meraba, dan menangkap mangsa. Pada posterior tubuh

terdapat celah anus yang berfungsi untuk membuang kotoran hasil

pencernaan. Holothuria impatiens dijumpai pada substrat pasir

berlamun.

Klasifikasi Holothuria impatiens yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria impatiens (Husein et al., 2017).
31

f. Pearsonothuria graeffei

a) 1 b)
1
2 2
3
3

4
4

5
Gambar 4.4 Pearsonothuria graeffei a) Dorsal: 1. Celah mulut
2. Dot 3. Spot 4. Papila 5. Celah anus. b) Ventral: 1.
Celah mulut 2.tentakel 3. Spot 4. Kaki tabung 5.
Celan anus (dokumentasi penelitian, 2021).

Deskripsi:

Pearsonothuria graeffei memiliki bentuk tubuh bulan

memanjang. Ukuran panjang tubuhnya ± 27,5 cm dan lebar 10 cm.

Warna tubuh teripang jenis ini berbeda antara bagian dorsal dan

bagian ventral. Pada dorsal tubuh berwarna krem, terdapat dot

berupa bercak berwarna coklat tua dan spot berupa bintik berwarna

hitam, sedangkan pada ventral tubuh berwarna coklat terdapat spot

berupabintik berwarna hitam, pada celah mulut dan tentakel

berwarna abu-abu. Bagian dorsal tubuh teripang terdapat Papila


32

yang berfungsi sebagai alat respirasi dan saraf penerima, sedangkan

pada bagian ventral terdapat kaki tabung yang berfungsi sebagai

alat pergerakan dan juga untuk mengumpulkan makanan sehingga

permukaan tubuh teripang terasa kasar apabila diraba.Pada bagian

anterior tubuh terdapat celah mulut yang disekitarnya terdapat

tentakel berjumlah 25. Tentakel tersebut berfungsi untuk menyedot

sedimen, meraba, dan menangkap mangsa. Pada posterior tubuh

terdapat celah anus yang berfungsi untuk membuang kotoran hasil

pencernaan. Pearsonothuria greaffei ini dijumpai pada substrat

pasirhalus dan pasir berbatu.

Klasifikasi Pearsonothuria graeffei yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Pearsonothuria
Spesies : Pearsonothuria graeffei (Samper, 1868).

g. Bohadschia marmorata
a) 1 b)
1

2
2

3
4
33

Gambar4.7 Bohadschia marmorataa) dorsal: 1. Celah mulut 2.


Gelang lebar 3. Spot 4. Celah anusb) ventral: 1. Tentakel
2. Spot 3. Celah anus (dokumentasi penelitian, 2021).

Deskripsi:

Bohadschia marmorata memiliki bentuk tubuh bulat

memanjang. Ukuran panjang tubuhnya ± 12 cm dan lebar 2,5 cm.

warna tubuh teripang jenis ini berbeda antara bagian dorsal dan

bagian ventral. Pada dorsal tubuh berwarna coklat berupa gelang

lebar berwarna coklat tua dan spot berupa bintik hitam, sedangkan

bagian ventral tubuh berwarna putih kekuning-kuningan dan juga

terdapat spot berupa bintik hitam.Bagian dorsal tubuh teripang

terdapat papila yang berfungsi sebagai alat respirasi dan saraf

penerima, sedangkan pada bagian ventral terdapat kaki tabung yang

berfungsi sebagai alat pergerakan dan juga untuk mengumpulkan

makanan sehingga permukaan tubuh teripang terasa kasar apabila

diraba. Pada bagian anterior tubuh terdapat celah mulut yang

disekitarnya tentakel berjumlah 20. Tentakel tersebut berfungsi

untuk menyedot sedimen, meraba, dan menangkap mangsa. Pada

posterior tubuh terdapat celah anus yang berfungsi untuk

membuang kotoran hasil pencernaan. Bohadscia marmorata

dijumpai disekitar lamun, pecahanbatu dan karang.

Klasifikasi Bohadschia marmorata yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
34

Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Bohadschia
Spesies : Bohadschia marmorata (Lumbu et al., 2019).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada zona

intertidal Perairan Pulau Makasar Kota Baubau terdapat 7 (tujuh) spesies

teripang yang terdiri dari 3 (tiga) genus. Ke 7 (tujuh) spesies tersebut yaitu

Holothuria scabra, Holothuria atra, Holothuria hilla, Holothuria

fuscocinerea, Holothuria impatiens, Pearsonothuria graeffei dan

Bohadschia marmorata. Jenis-jenis teripang ini ditemukan pada substrat

yang berbeda-beda, dimana Holothuria scabra dijumpai pada substrat

pasir berlumpur, pecahan batu, dan pecahan karang, selain itu juga

terdapat pada sekitar rumput laut. Holothuria atra dijumpai pada substrat

pecahan batu, dan pasir berlumpur selain itu juga terdapat pada sekitar

rumput laut. Holothuria hilla dijumpai pada substrat pasir berbatu.

Holothuria fuscocinerea dijumpai pada substrat pasir berlamun.

Holothuria impatiens dijumpai pada substrat pasir berlamun.

Pearsonothuria graeffei dijumpai pada substrat pasir halus dan pasir

berbatu. Menurut Purwati et al., (2008), teripang umumnya lebih

menyukai perairan yang jernih, dasar perairan berpasir halus, dan pasir

bercampur lumpur dengan tumbuhan yang melindunginya secara tidak

langsung dari panas matahari seperti lamun dan rumput laut (Enhalus,
35

Talasia dan Laminaria). Nontji (2005) juga menjelaskan teripang

(Holothuroidea) merupakan golongan biota laut yang paling umum

dijumpai. Hewan ini banyak terdapat di paparan terumbu karang, pasir

berbatu dan pasir berlumpur.

Berdasarkan hasil pengamatan, jenis-jenis teripang yang diperoleh

pada zona intertidal Perairan Pulau Makasar memiliki bentuk tubuh yang

sama yaitu bulat memanjang. Menurut Darsono (1998) bentuk tubuh

teripang secara umum adalah silindris. Memanjang dari ujung mulut ke

arah anus (orally-aborally). Mulut terletak diujung anterior dan anus

diujung posterior. Teripang memiliki tubuh yang lunak dan elastis dengan

bentuk bervariasi, seperti membulat, silindris, segi empat, atau bulat

memanjang seperti ular. Panjang tubuh bervariasi menurut jenis dan umur,

berkisar antara 3 cm sampai 150 cm. Sadili et al., (2015) juga menyatakan

bahwa ciri umum morfologi teripang tubuhnya berbentuk memanjang

seperti ketimun, memiliki duri lunak di hampir seluruh permukaan

tubuhnyanya (di bagian dorsal di sebut papila, sedangkan di bagian ventral

disebut kaki tabung). Di bagian anterior terdapat mulut yang di kelilingi

oleh tentakel (berjumlah 10-30), sedangkan bagian posteriornya terdapat

anus.

Hasil penelitian terhadap karakter morfologi warna tubuh teripang

terdapat perbedaan. Holothuria scabra memiliki warna tubuh pada bagian

dorsal berwarna abu-abu sedangkan pada bagian ventral tubuh berwarna

putih kekuning-kuningan, Holothuria atra memiliki tubuh berwarna hitam,


36

Holothuria hilla memiliki tubuh berwarna coklat, Holothuria fuscocinerea

pada bagian dorsal tubuhnya berwarna coklat tua sedangkan bagian ventral

tubuh berwarna krem, Holothuria impatiens memiliki tubuh berwarna

coklat, Pearsonothuria graeffei pada bagian dorsal tubuhnya berwarna

krem sedangkan bagian ventral tubuhnya berwarna coklat, dan Bohadschia

marmorata pada bagian dorsal tubuhnya berwarna coklat sedangkan

bagian ventral tubuhnya berwarna putih kekuning-kuningan. Warna tubuh

teripang bermacam-macam mulai dari hitam, abu-abu, kecoklat-coklatan,

kemerah-merahan, kekuning-kuningan, sampai putih (Martoyo et al.,

2006).

Selain warna tubuh, teripang juga memiliki corak yang beraneka

ragam yaitu pada Holothuria scabra bagian dorsal tubuhnya terdapat spot

berupa bintik berwarna hitam, yang dikelilingi lingkaran putih, sedangkan

pada bagian ventral terdapat spot berupa bintik hitam. Holothuria hilla

juga memiliki corak pada bagian dorsal berupa spot berwarna putih pada

papila nya. Holothuria fuscocinerea memiliki corak berupa spot berwarna

coklat pada permukaan tubuhnya, Holothuria impatiens memiliki corak

berupa dot berwarna coklat tua dan spot berwarna hitam. Pearsonothuria

graeffei memiliki corak pada bagian dorsal tubuhnya berupa dot bercak

berwarna coklat tua, spot berupa bintik berwarna hitam dan papila

berwarna putih di kelilingi lingkaran berwarna coklat, sedangkan ventral

terdapat spot berupa bintik berwarna hitam. Bohadschia marmorata

memiliki corak spot berupa bintik berwarna coklat pada permukaan


37

tubuhnya dan pada bagian dorsal tubuh terdapat gelang lebar berwarna

coklat tua.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan ada dua jenis teripang yang

memiliki bar pada permukaan tubuhnya yaitu Holothuria scabra memiliki

bar sekunder berupa garis putus-putus pada bagian dorsal tubuhnya dan

Holothuria fuscocinerea berupa garis menyambung pada bagian dorsal

tubuhnya. Menurut Marceline et al., (2015), Holothuria scabra

mempunyai bentuk badan yang bulat, warna punggung antara garis-garis

itu terdapat warna putih. Menurut Massin (1999), Holothuria fuscocinerea

memiliki ciri morfologi tubuh bulat memanjang dengan warna dasar tubuh

coklat tua dengan garis-garis besar tebal melintang di tubuh dari ujung

anterior hingga posterior yang hanya terdapat di bagian dorsal tubuh.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, masing-masing jenis teripang

memiliki tentakel dengan jumlah 20 dan 25. Teripang yang memiliki

tentakel dengan jumlah 20 terdapat pada Holothuria scabra, Holothuria

atra, Holothruria hilla, Holothuria impatiens, Holothuria fuscocinerea

dan Bohadschia marmorata. Teripang yang memiliki tentakel dengan

jumlah 25 terdapat pada Pearsonothuria graeffei. Menurut Elfidasari et al.,

(2021) sekitar mulut teripang memiliki tentakel berfungsi untuk

mengumpulkan makanan pada kelompok teripang dikenal dua macam

makan, yaitu menangkap plankton dengan tentakel (pada Dendrochirotida)

dan dengan menelan pasir kemudian mengambil distrus yang terkandung


38

(pada Aspidochirotida). Pasir terbut kemudian akan dikeluarkan kembali

melalui anus (Bakus, 1997).

C. Karakteristik Habitat Perairan

Kondisi perairan Pulau Makasar memiliki pantai dengan substrat

yaitu pantai sebelah utara memiliki substrat berbatu, pasir berbatu, dan

pasir berkarang, Selain itu juga terdapat rumput laut dan lamun pada

stasiun I dengan ukuran 600x100 m². pantai sebelah barat memiliki

substrat berbatu-batu, pasir berkarang, pasir berbatu dan pasir berlumpur

selain itu juga terdapat lamun, rumput laut dan juga alga pada stasiun II

dengan ukuran 600x100 m². pantai sebelah selatan memiliki substrat

berpasir, berkarang, pasir berbatu dan pasir berlumpur. Selain itu terdapat

lamun pada stasiun III dengan ukuran 600x100 m².

D. Parameter Lingkungan pada Zona Intertidal Perairan Pulau


Makasar Kota Baubau

Hasil pengukuran parameter lingkungan dari 2 (dua) kali

pengukuran disetiap stasiun dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Data Parameter Lingkungan


No Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III
1 Substrat Pasir Batu Karang Pasir Batu Karang Pasir batu Karang

2 Suhu 27 ºC 27 ºC 28 ºC 28 ºC 28 ºC 28 ºC 28 ºC 28 ºC 28 ºC

3 pH 7 7 7 7 7 7 7 7 7

Berdasarkan tabel 4.2 data parameter lingkungan menunjukan substrat

pada ke 3 (tiga) stasiun yaitu pasir, batu dan karang, Pengukuran suhu yang
39

dilakukan oleh ke 3 (tiga) stasiun yaitu berkisar antara 27 ˚C - 28 ˚C dan

pengukuran pH yang dilakukan pada ke 3 (tiga) stasiun yaitu 7.

1. Substrat

Jenis substrat yang dihuni oleh teripang (holothuroidea) pada

setiap stasiun penelitian ini berupa pasir, pecahan batu, pecahan

karang, padang lamun dan rumput laut. Hewan ini biasanya hidup

melekat (sesil) pada subtrat. Menurut Yusron (2006),

Holothuroideadapat hidup menempati berbagai mikrohabitat seperti

zona rataan terumbu, daerah pertumuhan alga, padang lamun, koloni

karang hidup, karang mati serta beting karang (rubbles).

2. Suhu

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa suhu perairan

Pulau Makasar berkisar antara 27 ºC-28 ºC. Suhu 27 ºC terdapat pada

stasiun I pada pasir dan batu sedangkan pada lamun suhunya berkisar

28 ºC. Pada stasiun II dan III suhunya sama yaitu 28 ºC. Hal ini

menunjukan kondisi suhu pada Perairan Pulau Makasar masih dalam

pertumbuhan yang baik untuk kehidupan teripang pada saat

pelaksanaan penelitian di lapangan. Menurut Martoyo et al., (2006),

Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari

permukaan laut, waktu dalam sehari, sirkulasi udara, penutupan awan

serta kedalaman perairan. Organisme akuatik memiliki kisaran tertentu

yang disukai untuk pertumbuhannya. Kondisi lingkungan yang cocok

untuk pertumbuhan teripang dengan suhu air laut 24,0-30 ºC.


40

3. pH

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pH ketiga stasiun

penelitian yaitu 7 yang di kategori pH netral. pH yang ditemukan ini

masih dalam kisaran yang baik untuk pertumbuhan teripang. Rustam

(2006) dan Martoyo et al., (2006) mengemukakan bahwa pH air laut

merupakan buffer yang besar sehingga bersifat sebagai larutan

penyangga yang dapat menampung asam dan basah sehingga pH air

laut stabil, teripang bisa hidup pada pH dengan kisaran 6,5-8,5.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di zona intertidal

Perairan Pulau Makasar maka dapat disimpulkan bahwa pada lokasi tersebut

ditemukan 7 (tujuh) spesiesteripang yang terdiri dari 3 (tiga) genus. Ke 7

(tujuh) spesies teripang tersebut yaitu Holothuria scabr, Holothuria atra,

Holothuria hilla, Holothuria fuscocinerea, Holothuria impatiens,

Pearsonothuria graffei, dan Bohadschia marmorata.

Perbedaan setiap jenis teripang dapat dilihat pada morfologi bentuk

tubuh, warna tubuh, corak, ada tidaknya bar pada permukaan dorsal tubuh,

ada tidaknya tentakel dan jumlah tentakel.

B. Saran

Penelitian yang dilakukan ini dalam mengidentifikasi spesies teripang

hanya didasarkan pada karakter morfologinya saja. Oleh karenanya sangat

disarankan untuk penelitian selanjutnya mengamati anatominya berupa spikula

dan organ internalnya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, A.S. 2016. Pola Distribusi Jenis Holothuroidea di Zona Intertidal Pantai
Pancur Taman Nasional Alas Purwo. Skripsi. Jurusan Biologi Fakulras
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Jember.

Clark, A.M., & Rowe, R.W.E. 1971. Monograph of Shallow-Water Indo-West


Pacific Echinoderms. Trustees of British Museum, London.

Darsono, P. 1998. Pengenalan Secara umum Tentang Teripang (Holothurians).


Oseana, Volume XXlll. Jakarta.

Darsono, P. 2009. Pemeliharaan induk teripang pasir, Holothuria scabra jaeger, di


Indonesia. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 35 (2): 257-27.

Darsono, P. 2010. Bibliografi Teripang (Holothuroidea Echinodermata). Puslit


Oseanografi-LIPI. Jakarta.

Dewi, K. H, 2008. Identifikasi Testosteron Dari Extrac Sea


Cucumber(Holothuroidea Scabra). Prosiding Ilmiah ke-4 Konferensi PPI,
UKM. ISBN 978-983-42366-3-2. Universitas Kebangsaan Malaysia,
Malaysia.

Dkp. 2011. Tehnik identifikasi Spesies Ikan. Jakarta.

Elfidasari, D., N. Noriko, N. Wulandari, dan A. Tiara. 2012. Identifikasi jenis


teripang genus Holothuria asal perairan sekitar kepulauan seribu
berdasarkan perbedaan morfologi. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sain
dan Teknologi. Jakarta. 1 (3): 15-16.

Hartati, R., Widianingsih.,& U. Fatimah. 2015. Re-Deskripsi Teripang Stichopus


hermanii dari Kepulauan Karimunjawa melalui Analisa Morfologi,
Anatomi, dan Spikula (Ossicles). Jurnal Kelautan Tropis. Vol 18 (2): 70-
75.

Huda, H. Nur., B. Sulardino.,& C. Ain. 2018. Sebaran Spasial Teripang


Tangkapan Nelayan Berdasarkan Kandungan Bahan Organik Sedimen Di
Pulau Geleang Karimunjawa. Journal Of MaquaresVl 7: 141-149.
Semarang: Universitas Diponegoro

Husein, G., Jan F.W.S., Tamanampo, & Gaspar D. Manu. 2017. Struktur
Komunitas Teripang (Holothuroidea) di Kawasan Pantai Pulau
Nyaregilaguramangofa Kec. Jailolo Selatan Kab. Halmahera Barat Maluku
Utara. Jurnal Ilmiah Platax. Manado. Universitas Sam Ratulangi.

Jasin, M. 1992. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaga

42
43

Kaenda, H., E. Ishak., & L. O. A. Afu. 2016. Hubungan Panjang Berat Teripang
di Perairan Tanjung Tiram, Konawe Selatan. Jurnal Manajemen
Sumberdaya perairan, 2(2): 171-177. Kendari: Universitas Halu Oleo

Lubis, B., Suraji., Mudatstsir., R.P. Sari., S. Annisa., A. Sofiullah., Y. Miasto., M.


Monintja., E. Nelly., S., D. Anggraeni. 2016. Dokumen Kerangka Acuan
Kerja Percontohan (Pilot Project) Pengelolahan Konservasi. Jakarta:
COREMAP-CTI

Lumbu, A. T. F., Lawrence, J. L. L., & Gaspar, D. M. 2019. Komunitas Teripang


Di Kawasan Pantai Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Platax. Manado. Universitas Sam
Ratulangi.

Martoyo J., Aji, N & Winanto, T. 2006. Budidaya Teripang Edisi Revisi. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Martoyo J., N. Aji & T. Winanto. 2007. Budidaya Teripang. Penebar Swadaya.
Jakarta. 76 Hal

Martoyo J., N. Aji dan T.Winanto. 2000. Budidaya Teripang. Penebar Swadaya.
Jakarta. 69 hal.

Martoyo, J., N., Winanto, T. 1994. Budidaya Teripang. Penebar Swadaya. Jakarta.
69 Hal.

Masruroh, N. 2014. Pengaruh Stimulasi Suhu Terhadap Kematangan Gonald


Teripang. Universitas Airlangga. Malang

Massin, C. 1996. Results of the rumphius Biohistorical Expedition to Ambon


(1990). Part 4. The Holothuroidea (Echinodermata) colectet during the
Rumphius Biohistorical Expedition. Zool. Verh. Leiden 307. 23 (12): 1-53.

Massin, C. 1999. Reef-dwelling Holothuroidea (Echinodermata) of the


Spermonde Archipelago (South-West Sulawesi, Indonesia). Zool. Verh.
Leiden 392. 30 (12) : 1-114.

Oktamalia, Purnama, D., Hartono D. 2013. Studi Jenis dan Kelimpahan Teripang
(Holothuroidea) di Ekosistem Padang Lamun Perairan Desa Kahyapu
Pulau Enggano. Artikel Ilmu Kelautan. Universitas Bengkulu. 8 Hal.

Pradina. 1996. Metode Pengkajian Reproduksi Teripang (Holothuroidea ,


Echinodermata). Lonowaria. 19, 13-22.

Purcell, S.W., Hair, C.A., & Mills, D.J. (2012). Sea cucumber culture, farming
and sea raxnching in the tropic: progres, problems and opportunities.
Aquaculture, 368-369, 68-81.
44

Purwati P, Syahailatua A (eds).2008. Timun Laut Lombok Berat ISIOS. Jakarta.

Purwati, P., & Wirawati, I. 2009. Holothuriidae (Echinodermata, Holothuroidea,


Aspidochirotida) Perairan Dangkal Lombok Barat Bagian I. Genus
Holothuria. Jurnal Oseanologi. Vol 2 (1/2): 1-25

Purwati, P., P. Widianwary & S.A.P. Dwiono. 2008. Timun Laut Medana,
Lombok Barat: Pola Sebaran Dan Kelimpahan. J. Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro Semarang 13: 219-226

Romimohtarto, K dan Juwana, S. 2004. Meroplakton laut .penerbit Djambatan.


Jakarta

Rustam, 2006. Budidaya Teripang. Pelatihan Budidaya Laut. COREMAP Fase II


Kabupaten Selayar.

Sadili, D., Sarmintoxhadi., I. Ramli., A. Setyastuti., & S.T. Hartati. 2015.


Pedoman Umxum Identifikasi dan Monitoring Populasi Teripang.
Kementrian Kexlautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Pengelolaan
Ruang Laut Dirxektorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut,
Jakarta.

Semper, C. 1868. Perjalanan di kepulauan pilipina. Holothurians. 2. Hasil Ilmiah.


Leipzig. i-x. 1-288. 40 pls

Setyastuti, A. 2012. Fosil dan Evolusi Holothuroidea (Echinodermata).Oseana.


Vol 37 (2): 29-40

Setyastuti, A. 2014. Timun Laut Synaptidae di Pantai Sanur, Bali. Oseana. Vol 39
(1): 1-9

Setyastuti, A. 2014. Timun Laut Synaptidae di Pantai Sanur, Bali. Oseana. Vol 39
(1): 1-9

Setyastuti, A. and P. Purwati. 2015. Spesies list of Indonesia trepang. SPC beche-
de-mer infor. Bull. 35, 19-25

Setyastuti, A., Wirawati, I., S. Permadi & I. B. Vimono. 2019. Teripang indonesia
jenis, sebaran, dan Status nilai ekonomi. PT. Media Sains Nasional, Bogor.

Siddiq, A M. 2014. Keanekaragaman Jenis Holothuroidea di zona intertidal pantai


bama taman nasional buluran. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
pengetahuan Alam Universitas Jember. Jember

Siddiq, A.M. 2016. Diversitas dan Distribusi Holothuroidea di Perairan Dangkal


Taman Nasional Baluran. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor, Bogor
45

Wijaya, F. 2019. Struktur Komunitas Holothuroidea Di Zona Intertidal Pantai


Keude Meukek Kabupaten Aceh Selatan Sebagai Modul Matakuliah
Ekologi Hewan. Skripsi.Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry. Banda Aceh

Yusron E. 2001. Sumber Daya Teripang (Holothuroidea) di Perairan Teluk


Kotania, Seram Barat, Maluku Tengah. LIPI. Jakarta.

Yusron, E. 2004. Teknologi pemijahan teripang pasir dengan cara menipulasi


lingkungan. Oseana volume XXIX. Nomor 4, Tahun 2004; 17-23.
46

Lampiran

Lampiran 1 : Lokasi Pengambilan Sampel

a. Stasiun I

b. stasiun II

c. stasiun III
47

Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai