(Skripsi)
Oleh
INDAH YUSNI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
ABSTRAK
Oleh
INDAH YUSNI
Saat ini kerontokan rambut menjadi masalah bagi setiap orang dan obat untuk
mengatasi hal tersebut belum memuaskan, dimana rambut merupakan mahkota
bagi setiap orang dan menunjang penampilan bagi pria atau wanita. Sehingga
upaya dalam mengatasai hal tersebut terus dilakukan.Bahan alam yang
diperkirakan dapat digunakan sebagai penyubur rambut adalah daun cocor bebek
(Kalanchoe pinnata [Lam] Pers.), dimana daun ini mengandung sebagian besar
senyawa yang diduga memiliki khasiat sebagai penyubur rambut. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah daun cocor bebek dapat mempengaruhi
pertumbuhan rambut, dengan parameter panjang dan massa rambut. Dalam
penelitian ini menggunakan 4 kelinci dengan masing-masing kelinci dicukur 6
daerah (2cm x 2cm). Daerah K yaitu kontrol normal (diolesi dengan aquadest),
K(+) diolesi dengan 0,1 gram minoxidil 2%, dan pada daerah P1, P2, P3, dan P4
berturut-turut diolesi dengan 0,1 gram ekstrak cocor bebek konsentrasi 25%, 50%,
75%, dan 100% selama 21 hari pada pagi dan sore. Panjang rambut diukur pada
hari ke-7, 14, dan 21, sementara massa rambut diukur pada hari ke-22. Hasil
analisis statistik dengan menggunakan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan
BNT (Beda Nyata Terkecil) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun cocor bebek
dapat meningkatkan pertumbuhan rambut dan ekstrak dengan konsetrasi 100%
menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan rambut lebih cepat dibandingkan
dengan perlakuan lain. Hal ini karena ekstrak etanol daun cocor bebek memiliki
beberapa senyawa yang dapat mengingkatkan pertumbuhan rambut dan
menghambat 5α-reduktase.
Oleh
INDAH YUSNI
Skripsi
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Menengah Pertama Negeri 4 Metro 2008 – 2011. Pada tahun 2011-2014 penulis
Akademik (PPA) pada tahun 2015 dan 2017. Penulis juga pernah menjadi asisten
dosen untuk praktikum mata kuliah Biologi Umum Fakultas Pertanian, Biologi
vi
penulis aktif dalam dalam berorganisasi di bidang Pengembangan Sains dan
tahun 2015-2016, dan sebagai Bendahara Umum HIMBIO FMIPA Unila pada
tahun 2016-2017.
bulan Januari hingga Februari 2017. Penulis juga melaksanakan Kerja Praktik di
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandar Lampung pada bulan
Juli sampai Agustus 2017 dengan judul laporan “Uji Cemaran Mikroba Pada
Drs. M. Kanedi, M.Si., Dra. Martha L. Lande, M.P., dan Dr. Nuning Nurcahyani,
M.Sc.
vii
MOTTO
“Bagiku hasil itu penting, namun proses dan ilmu yang didapatkan dengan
kejujuran, jauh lebih penting”.
Semakin banyak yang kamu baca, semakin banyak yang kamu tahu.
Semakin banyak kamu tahu, akan semakin sering kamu belajar”.
“Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu
bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya”.
(Anatole France)
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Ridho, dan Karunia-Nya yang tak henti-hentinya Dia berikan,
Kupersembahkan karya kecilku ini sebagai cinta kasihku, tanda bakti, serta rasa
terima kasihku yang terdalam kepada orang-orang yang
telah berjasa dalam hidupku.
Bapak dan Ibuku tercinta yang senantiasa selalu mengucapkan namaku dalam
do’a, memberikan kasih dan saying, dan pengorbanan untuk keberhasilanku.
Bapak dan Ibu dosen yang selalu memberikan ilmu dengan tulus dan ikhlas.
Alamamter Tercinta
SANWACANA
SWT, kerena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat menyelesaikan
Jantan”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang tuaku Bapak Zulkarnain dan Ibu Kasturi yang tak henti-hentinya
memberikan do’a, kasih sayang, pengorbanan, dan nasihat yang sangat berarti.
2. Adik-adikku tersayang Indra Yunada. Indy Yurika, dan Fitra Ramadhan yang
x
5. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Pembahas, Pembimbing
6. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung.
7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
8. Bapak Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila terimakasih atas bimbingan
dan ilmu yang sudah diberikan selama penulis melaksanakan studi di Jurusan
Biologi.
9. Teman spesial saya Jefry Afriandi A,Md. Pt., terimakasih atas do’a, dukungan,
10. Teman seperjuangan penelitian Titin Aprilia dan Indria Ratna terimakasih atas
11. Teman-teman tersayang Sarti, Mitha, Davina, Tara, Fesya, Mia, terimakasih
atas canda tawa, kebersamaan, dukungan, kritik, saran, dan sudah memberikan
12. Teman-teman keluarga besar Biologi 2014 terimakasih atas dukungan dan
13. Teman seatap yang senantiasa memberikan semangat, keceriaan, dan mengerti
xi
Semoga Allah SWT mambalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah
kekurangan didalam penulisan skripsi ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat
Penulis,
Indah Yusni
xii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
SANWACANA ..................................................................................................... x
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 3
C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 4
E. Hipotesis ................................................................................................... 5
xiii
4. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut ......................... 10
5. Abnormalitas pada Pertumbuhan Rambut ........................................ 13
6. Pengobatan Alopesia ......................................................................... 15
B. Tanaman Cocor Bebek ............................................................................ 17
1. Klasifikasi Cocor Bebek ................................................................... 17
2. Penamaan Cocor Bebek .................................................................... 18
3. Morfologi Tanaman Cocok Bebek ................................................... 18
4. Penyebaran Tanaman Cocor Bebek .................................................. 19
5. Kandungan Cocor Bebek .................................................................. 19
6. Manfaat Cocor Bebek ....................................................................... 20
C. Kelinci ..................................................................................................... 20
D. Pengertian Ekstraksi ................................................................................ 22
V. KESIMPULAN ........................................................................................... 44
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil pengukuran panjang rambut kelinci setelah diberi ekstrak etanol daun
Tabel 2. Hasil pengukuran massa rambut kelinci setelah diberi ekstrak etanol daun
cocor bebek.................................................................................................... 34
Tabel 4. One Way ANOVA rerata panjang rambut kelinci hari ke-7 ........................ 56
Tabel 5. One Way ANOVA rerata panjang rambut kelinci hari ke-14 ...................... 60
Tabel 5. One Way ANOVA rerata panjang rambut kelinci hari ke-21 ...................... 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kerontokan rambut menjadi masalah bagi setiap orang dan obat untuk
mahkota bagi setiap orang dan menunjang penampilan bagi pria atau wanita.
Selain itu rambut memiliki peran penting pada manusia , yaitu memberikan
perlindungan dan sebagai proteksi terhadap suhu panas dan dingin. Selain itu,
seperti bulu mata untuk melindungi mata dari keringat, dan pengatur suhu
(Harahap, 2000).
rambut berupa rambut yang tipis, mudah patah, berkurangnya pigmen rambut,
kerontokan bahkan kebotakan. Oleh karena itu perwatan rambut tidak cukup
mengatasi rambut rontok bahkan kebotakan pada rambut. Baik yang berasal
dari bahan sintetik atau pun nonsintetik. Namun pada penggunaannya dapat
alami kembali diminati oleh masyarkat (Harrison dan Bergefeld, 2009). Selain
itu penggunaan bahan herbal telah diterima secara luas di Negara maju dan
berkembang, tidak hanya pada bahan pengobatan saja, namun juga pada
bidang kosmetik. Hal tersebut didukung oleh kekayaan alam Indonesia yang
yang mudah ditemukan di Indonesia dan dapat tumbuh dengan mudah. Secara
Menurut Devbhulti, Gupta, Bose, (2008); Pal, Sen, Nag, (1999) daun cocor
sitosterol, kalium oksalat, asam malat, oleana, zat besi, seng, kumarin,
2011).
rambut.
B. Tujuan
pinnata [Lam] Pers.) dari konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% yang paling
C. Manfaat Penelitian
satu bahan alami yang terbuat dari ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe
D. Kerangka Pemikiran
β-sitosterol, kalium oksalat, asam malat, oleana, zat besi, kumarin, sitosterols,
terkandung dalam daun cocor bebek terdapat sebagian besar senyawa yang
testoteron (Grant dan Sahmin, 2012). Sehingga cocor bebek layak untuk
dan obatnya banyak yg belum memuaskan terutama bahan alami yang aman.
E. Hipotesis
kelinci jantan.
6
A. Rambut
1. Definisi Rambut
Tranggono dan Fatma (2007) rambut yang tumbuh di kepala dan tubuh
c. Rambut yang agak kasar tapi tidak sepanjang rambut di kepala, yaitu
pada ketiak dan sekeliling alat kelamin pada orang yang sudah balig.
d. Rambut yang halus pada pipi, dahi, lengan, punggung, dan betis.
2. Anatomi Rambut
rambut terdiri dari keratin, asam nukleat, karbohidrat, sistin, sistein, asam
lemak, arginin, sistrulin, dan enzim (Rook dan Dawber, 1991). Rambut
7
terdiri dari dua bagian yaitu batang rambut dan akar rambut, terlihat pada
Gambar 1.
a. Batang Rambut
dipotong melintang maka akan terlihat tiga lapisan dari luar ke dalam,
3. Medula rambut, terdiri dari tiga atau empat lapis sel berbentuk
b. Akar Rambut
rambut dicabut.
3. Siklus Rambut
Setiap helai rambut memiliki fase pertumbuhan yang berbeda terlihat pada
Gambar 3. Lama fase pertumbuhan rambut juga bergantung pada usia dan
tempat tumbuhnya rambut.Siklus ini terbagi menjadi tiga fase yaitu fase
a. Fase Anagen
b. Fase Katagen
otak penegak rambut. Lama fase ini yaitu berkisar 2 sampai 3 minggu
(Mitsui, 1992).
c. Fase Telogen
a. Faktor intrinsik
rambut tidak akan tumbuh tanpa adanya suplai darah yang cukup untuk
Dawber, 1991).
b. Faktor Ekstrinsik
paparan sinar UV, sinar-X, radioaktif, dan iritasi zat kimia, penutup
POM, 1985).
1. Protein
2. Vitamin
dikulit kepala.
13
3. Mineral
Zat besi (Fe), yodium, tembaga (Cu), seng (Zn), selenium, dan
rambut.
a. Alopesia areata
telogen. Gejala ini terjadi pada umur tiga puluhan dengan kehilangan
rambut secara terus menerus, terutama pada bagian korteks dan frontal.
tipe I yang terdapat di new scalp, kulit, dan hati. Sedangkan tipe II
c. Effluvium Telogen
selama 2-4 bulan secara berangsur dan bersifat sementara dan tidak
vitamin dan protein, stres, trauma pasca operasi, pasca melahirkan, dan
malaria.
6. Pengobatan Alopesia
Beberapa obat untuk alopesia tersedia dalam bentuk tropikal dan sebagian
a. Minoxidil
tumbuh akan gugur kembali. Selain itu efek samping dari minoxidil
secara tropikal adalah alergi pada kulit, vertigo, edema, dan lemas
(McEvoy, 1999).
b. Finasterid
c. Ditranol
Ditranol adalah senyawa iritan yang telah diuji secara klinis untuk
1999).
17
d. Kortikosteroid
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Crassulaceae
Marga : Kalanchoe
bebek yaitu: yaitu sosor bebek (Jawa Tengah), daun ancar bebek
bunga majemuk, buah kotak, dan akar tunggang berwarna kuning keputih-
putihan. Selain itu tanaman ini memiliki tinggi sekitar 1 meter (Bangun,
2012).
mencapai 5-20 cm dan lebar 2,5-15 cm. Pangkal daun membundar dan
19
Gambar 5.
dan kering. Tanaman ini tersebar luas karena dijadikan tanaman hias
(Bangun, 2012).
organik, saponin, isoflavin, tanin, kalium oksalat, zat besi, vitamin, dan
ini kaya dengan kandungan kimia sperti zat asam apel, zat asam lemon,
20
2009).
Menurut Afzal, Kazmi, Khan, Singh, Cauchan, Brisht (2012) Daun cocor
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Bangsa : Lagomorpha
Suku : Leporidae
Marga : Oryctolagus
Kelinci merupakan salah satu hewan yang sering digunakan dalam berbagai
penelitian biologi dan medis, hal ini dikarenakan kelinci memiliki gen yang
relatif mirip dengan manusia, dan mudah dipelihara di berbagai iklim ( Jack,
yang tepat.
Kelinci yang saat ini banyak diternakkan, dahulu berasal dari kelinci liar yang
ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kelinci lokal merupakan kelinci
cepat, karena itu cocok untuk diternakkan sebagai penghasil daging komersial
yang di kelilingi oleh bulu yang lembut dan lebat, biasanya berwarna tubuh
yang bervariasi mulai dari putih, hitam, abu-abu, dan kuning kecoklatan.
Bobot badan kelinci ini dapat mencapai 4,5-5,5 kg. Ciri-ciri menonjol dari
Oryctolagus cuniculus terletak pada warnanya yang putih bersih, dengan mata
merah atau hitam, dan telinga tegak dan menghadap kedepan dengan warna
10 kelinci anakan. Usia indukan jantan dan betina bereproduksi yaitu minimal
5-6 bulan. Kumis pada kelinci hampir menyerupai kucing, yaitu sangat halus
22
dan tumbuh di sekitar bagian hidung kelinci, yaitu pada bagian kanan dan kiri
D. Pengertian Ekstraksi
Menurut Ditjen POM (2000) ekstrak adalah sediaan sediaan yang diperoleh
pelarut disiapkan.
tujuan ekstraksi, jenis pelarut, dan senyawa yang diinginkan. Salah satu
2009).
bebek dapat larut dalam etanol. Selain itu maserasi dilakukan tanpa adanya
1. Alat Penelitian
kelinci.
bahan lainnya.
filtrate.
pada kelinci.
s. Kertas saring
2. Bahan Penelitian
b. Kelinci jantan umur 4-5 bulan dengan berat 1,5 - 2 kg dibeli dari
Indonesia.
jantan.
C. Rancangan Penelitian
dengan faktor utama adalah ekstrak daun cocor bebek dengan konsentarasi
25%, 50%, 75%, 100% dengan perbandingan kontrol normal dan kontrol
positif selama 21 hari dengan pemberian sehari 2x dan diamati pada hari ke 7,
Kepala Kepala
K P1 P4 P3
K(+) P3 K(+) P2
P1 K
P2 P4
Ekor Ekor
Kelinci 1 Kelinci 2
Kepala Kepala
P1 P4 P2 K(+)
P2 K P3 K
K(+) P3 P4 P1
Ekor Ekor
Kelinci 3 Kelinci 4
Keterangan:
D. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan 4 ekor kelinci jantan sehat berusia 4-5 bulan
dengan berat berkisar antara 1,5-2 kg. Hewan uji didapatkan dari
jantan. Selama aklimatisasi kelinci diberi pakan berupa sayuran, pur, dan
Daun cocor bebek ( Kalanchoe pinnata [Lam] Pers.) didapatkan dari desa
mengalir agar bersih dari kotoran yang terdapat pada daun. Kemudian
dengan pelarut etanol 96% 1,5 liter selama 3 hari dan diaduk sesekali.
di bawah cahaya matahari dengan wadah cawan peteri dan ditutup dengan
kain hitam agar terhindar dari kotoran, hingga diproleh ekstrak dalam
sepidol. Pada satu kelinci jantan dibuat 6 kotak dengan jarak masing
4. Pemberian Perlakuan
K(+) diolesi 0,1 gram gel minoxidil 2% yang telah dicampur CMC 2 gram.
Pada bagian P1 diolesi dengan 0,1 gram ekstrak dengan konsentrasi 25%
dan 2 gram CMC. Bagian P2 diolesi dengan 0,1 gram ekstrak dengan
ekstrak cocor bebek, 12,5 ml aquadest, dan 2 gram CMC. Pada bagian P4
diolesi 0,1 gram ekstrak dengan konsentrasi 100% yang telah dicampurkan
E. Parameter Penelitian
setiap perlakuan pada hari ke-7, 14, dan 21. Kemudian diukur
F. Analisis Data
perlakuan. Jika hasil ANOVA signifikan, maka dilakukan uji lanjut dengan
pemberian aquades pada kontrol negatif, pemberian ekstrak cocor bebek 25%,
G. Diagram Alir
K(0) K(+) P1 P2 P3 P4
Pengamatan panjang sampel 10 bulu pada hari ke-7, ke-14 dan ke-
21, serta pencukuran dan penimbangan massa bulu setelah 21 hari
perlakuan
Analisis Data
A. Kesimpulan
berikut:
B. Saran
dalam pemakaiannya.
45
DAFTAR PUSTAKA
Afzal, M., Kazmi, I., Khan, R., Singh, R., Chauchan, M., Brisht, T. 2012.
Brophyllum pinnatum : A Review, Internasional Journal of Research in
Biological Sciences, 2 (4): 143-149.
Atun, S. 2009. Potensi Senyawa Isoflavon Dan Derivatnya Dari Kedelai (Glycine
Max. L) Serta Manfaatnya Untuk Kesehatan. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian (Hlm. 33-41). 16 Mei 2009. UNY. Yogyakarta
Bhaskar, A., Nithya, V., Vidhya, V. 2011. Phytochemical screening and in vitro
antioxidant activities of the ethanolic extract of Hibiscus rosa sinensis L.
Annals of Biological Res, 2(5): 653-661.
Candra, F. 2013. Pengaruh Lama Pengeringan Terhadap Mutu Teh Herbal Dari
Daun Sukun (Artocarpus altilis) yang dihasilkan. (Skripsi) Universitas
Andalas. Teknologi Pertanian. Sumatera Barat.
Dalimartha dan Seodibyo. 1998. Perawatan Rambut Dengan Tumbuhan Obat dan
Diet Suplemen (Skripsi). PT Penebar Swadaya. Bogor.
Devbhuti, D., Gupta, J.K., and Bose, A. 2008. Phytochemical and acute toxicity
study on Bryophyllum calycinum SALISB. Acta Poloniae Pharmaceutica-
Drug Research, 65(4):501-504.
46
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama.(Skripsi). Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hlm 3-5, 10-11.
Glover, A., and Assinder, S.J. 2006. Acute exposure of adult male rats to dietary
phytoestrogen reduces fecundity and alters epididymal steroid hormon
receptor expression (Journal). Jour. Endoc. 189: 565-573.
Harrison, S., Bergfeld, W. 2009. Diffuse Hair Loss: Its Triggers and Management.
Ceveland Clinic Journal of Medicine, 76(6):361-367.
Jain, R., Neetesh, K.J., Namrata, S., Gnanachandran, A.K., Gokulan, P.D. 2011.
Development and Evaluation Of Polyherbal Ointment For Hair Growth
Activity. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical, 3 (2):
180-182.
Lund, T.D., Munson, D.J., Haldy, M.E., Setchell, K.D.R., Lephart, E.D., Handa,
R.J. 2004. Equol is a novel anti-androgen that inhibits prostate growth and
hormone feedback. Biol Reprod, 70:1188-1195.
Marchaban, J. C., Soegiharto, dan F.E. Kumarawati. 2007. Uji Aktifitas Daun
Randu (Ceiba pentandra Gaertn.) Sebagai Penumbuh Rambut. UGM.
Yogyakarta
McEvoy, G.K. 1999. AHFS Drug Information 1999. American Society of Health-
System Pharmacits. Bethesda.
Ohnemus, U., Uenalan M. 2006. The Hair Follicle as an Estrogen Target and
Source. The Endrocrine Sociaty. 27(6):677-706.
Okwu, D.E., and Nnamdi, F.U. 2012. Two novel flavonoids from Bryophyllum
pinnatum and their antimicrobial Activity. Pharmceutical Chemistry
Journal. 3(2):1-10.
Pal, S., Sen, T., and Nag Chaudhari, A.K. 1999. Neuro psycho pharmacological
profile of the methanolic fraction of Bryophyllum Pinnatum leaf extract.
Journal of Pharmacy and Pharmacology; 51:313-318.
Parmadi, A dan F. Ubaidillah. 2016. Uji Efek Tonikum Variasi Dosis Ekstrak
Etanol Buah Pare (Momordica charantia L.) Pada Mencit Jantan (Mus
musculus L.). Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 7(1): 4
Pertiwi, I. 2009. “Uji Antibakteri Ekstrak Kasar Daun Acalypha indica terhadap
Bakteri Salmonella choleraesuis dan Salmonella typhimurium”. (Skripsi)
Jurusan Biologi FMIPA UNS. Surakarta.
Prastisto, A. 2009. Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Pt. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Prager, N., Bickett, K., Frensh, N., and Marcovici, G. 2002. A randomized
Double-Blind, Placebo-Controlled Trial To Determine The Effectiveness
of Boanically Derived Inhibitor of 5-Alpha-Redustase In The Treatment of
Androgenetic Alopecia. J Alt Compl Med. 8: 143-152.
Rook, A dan R. Dawber. 1991. Disease of The Hair and Scalp (2nd ed) (Skripsi).
Blackwell Scientific Pub. London.
Sarwono, B. 2007. Kelinci Potong dan Kelinci Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta.
49
Semwal, S.M., Agrawal, K.K., Singh, K., Tandon, S., dan Sharma, S. 2011.
Alopecia: Beralih ke Pengobatan Herbal. Jurnal Penelitian Farmasi Dan
Opini, 1 (4): 101-104.