Disusun Oleh :
1. Panji Arga Bintara (G 99172132)
2. Ridha Hayu A (G 99172140)
3. Anggie Herwanlistanto (G 99172002)
Pembimbing :
dr. Adji Suwandono, Sp.FM., S.H.
37
Angka Kejadian
Umumnya urutan ke-3 sesudah
kecelakaan lalu-lintas & trauma
mekanik.
38
Etiologi
Alamiah
penyakit yang menyumbat saluran
pernafasan
Mekanik
trauma yang mengakibatkan emboli udara
vena, emboli lemak, pneumotoraks bilateral,
sumbatan pada saluran nafas dsb
Keracunan
barbiturat, narkotika
39
Patofisiologi
Sekunder (berhubungan dengan penyebab
dan usaha kompensasi dari tubuh)
Primer ( akibat langsung dari asfiksia )
Penutupan mulut dan hidung ( pembekapan )
Obstruksi jalan nafas seperti pada mati
gantung, penjeratan,
Penghentian primer dari pernafasan
Gangguan gerakan pernafasan karena
terhimpit atau berdesakan traumatic
asphyxia)
40
Jenis-jenis Asfiksia
Anoksia anoksik (anoxic anoxia).
Hambatan mekanik
Tidak ada atau tidak cukup O2
Anoksia anemi (anaemic anoxia)
tidak cukup Hb untuk membawa oksigen
Anoksia hambatan (stagnant anoxia)
Tidak lancarnya sirkulasi darah yang
membawa oksigen
Anoksia jaringan (histotoxic anoxia)
jaringan atau tubuh tidak dapat
menggunakan oksigen secara efektif.
41
Cara
Intra luminer: sebab sumbatan ada disaluran nafas
Sumbatan sal nafas oleh makanan
Tersedak makanan
Udema laring
Choking
Gauging
Aspirasi
tenggelam
Extra luminer: sebab sumbatan ada di luar sal,nafas
Cekik = manual strangilasi
Jerat = strangulasi by ligature
Gantung = hanging
Traumatik asfiksia
42
Alamiah
Difteri
Laringitis
Ca laring, dll
Trauma mekanik
Cekik, jerat, dada terjepit (tembok, mobil, dll)
Keracunan
Mengakibatkan depresi saraf pusat (barbiturat,
narkotik, dll)
43
1. apnoe
Orang tiidak bernafas, karena jalan nafas
tersumbat.
Selama orang itu masih ada cukup oksigen dia
dapat bertahan.
44
2. dispnea
Penurunan kadar O2 sel darah merah.
Penimbunan/peningkatan CO2 dalam plasma.
Pusat pernafasan di MO terangsang,
Peningkatan amplitudo dan frekuensi nafas.
Nadi cepat.
Tekanan darah meningkat.
Tanda sianosis pada muka dan tangan.
45
3. konvulsi
Kadar oksigen otak rendah, terjadi gangguan
fungsi otak, terjadi eksitasi tak terkontrol dari
otak, tampak pada otot mengalami kejang
Pupil dilatasi
Denyut jantung menurun
Tekanan darah menurun
46
4. apnea
Depresi pusat nafas, pernafasan melemah sampai
berhenti
Relaksasi macam-2 sfingter
Bersamaan dengan fase kejang maka feses, urin,
sperma.
47
5. akhir
Paralisis pusat pernafasan
48
Sianosis / biru gelap
Palung kuku
Bibir
Konjungtiva
Telapak tangan / kaki
Muka
Telinga, dll
49
Bintik perdarahan (petikie hamoragik)
Konjungtiva
Pleura
Durameter
dll
50
Bercak perdarahan (spotting)
Konjungtiva palpebra
Pleura
dll
51
Keluarnya feses, urin, sperma, janin, mutah
Terjadi pada fase konvulsi
52
Pembekakan organ dalam
Paru
Otak
Pleques payeri
dll
Darah lebih gelap, lebih encer
Pada tenggelam, mungkin ada kadaverik
spasme
53