Anda di halaman 1dari 54

Presentasi Kasus

VISUM ET REPERTUM KEMATIAN KARENA ASFIKSIA


PADA SEORANG LAKI-LAKI BERUSIA 53 TAHUN
DALAM PERISTIWA KEMATIAN MENDADAK

Disusun Oleh :
1. Panji Arga Bintara (G 99172132)
2. Ridha Hayu A (G 99172140)
3. Anggie Herwanlistanto (G 99172002)

Pembimbing :
dr. Adji Suwandono, Sp.FM., S.H.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


2019 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
 Nama : Sugimin
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 53 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Tukang Becak
 Alamat : Dk. Ngepeng Rt. 02 Rw.
08 Kel. Sidorejo Kec.
Bendosari Kab. Sukoharjo
 Jenazah tidak bermaterai, terletak di atas
meja autopsi berbahan stainless steel.
 Berada dalam kantung jenazah warna kuning
bertuliskan “Dokkes Polri”.
Bungkus dibuka, ditemukan jenazah dalam keadaan memakai
 Baju kemeja batik berwarna coklat berbahan kain bermerk “Dua Putri”
 Kaos dibuka, jenazah dalam keadaan telanjang dada.
 Jenazah memakai sarung bermotif kotak-kotak berwarna abu-abu.
 Sarung dibuka, jenazah memakai celana kolor pendek berwarna hijau tua.
 Pada saku kantong celana kiri jenazah terdapat uang sejumlah sembilan puluh
dua ribu rupiah.
 Celana dibuka jenazah tidak memakai celana dalam .
 Terlentang, dengan muka menghadap ke depan
 Lengan kanan membentuk sudut tiga puluh derajat terhadap sumbu
tubuh dengan jari-jari tangan kanan menelungkup ke belakang
terletak di atas pinggang kanan. Lengan kiri membentuk sudut tiga
puluh derajat terhadap sumbu tubuh dengan tangan kiri menelungkup
ke belakang terletak di samping pinggang kiri
 Kaki kanan lurus seratus delapan puluh derajat dan kaki kiri
membentuk sudut seratus lima puluh derajat dengan telapak kaki
kanan dan kiri menghadap ke bawah dan jari-jari kaki menghadap ke
luar.
 Terdapat kaku jenazah di seluruh tubuh kecuali pada
persendian jari kaki yang mudah digerakkan.
 Sedangkan pada sendi besar seperti tengkuk,
punggung, siku, kedua lutut sukar digerakkan.
 Ditemukan adanya lebam berwarna merah
keunguan pada punggung atas dan bawah,
pinggang kanan dan kiri, serta kedua paha.
 Pada penekanan lebam jenazah hilang
 Tidak terdapat tanda pembusukan jenazah

 Panjang seratus empat puluh tujuh sentimeter


a. Rambut :Lurus, berwarna hitam
beruban dengan panjang sembilan
sentimeter. Rambut sukar dicabut,
dalam keadaan basah
b. Bagian yang tertutup rambut:
Tidak didapatkan adanya luka,
hematom, dan retak tulang
c. Dahi :
Warna kulit dahi lebih gelap dari kulit
tubuh. Tidak terdapat adanya luka,
hematom dan retak tulang
d. Mata kanan :Membuka nol koma Mata kiri :Membuka nol koma lima
lima sentimeter, rambut mata dengan sentimeter, rambut mata dengan
panjang satu sentimeter, kelopak mata panjang satu sentimeter, kelopak mata
bagian luar berwarna lebih gelap dari bagian luar berwarna lebih gelap dari
kulit disekitar, tidak terdapat luka. kulit disekitar, tidak terdapat luka.
Kelopak mata bagian dalam pucat. Kelopak mata bagian dalam pucat.
Sekitar mata sewarna dengan kulit, Sekitar mata sewarna dengan kulit,
pada perabaan teraba kenyal, kornea pada perabaan teraba kenyal, kornea
berwarna jernih, sklera berwarna putih, berwarna jernih, sklera berwarna
pupil midriasis berukuran nol koma putih, pupil midriasis berukuran nol
tujuh sentimeter, bola mata tampak koma tujuh sentimeter, bola mata
utuh, tidak ada kelainan dan pada tampak utuh, tidak ada kelainan dan
perabaan kenyal. pada perabaan kenyal
f. Mulut :Mulut dalam keadaan e. Hidung :Dari kedua
terbuka satu sentimeter dengan lubang keluar cairan
terlihat seri atas dan bawah. Dari berwarna putih keruh.
Tidak didapatkan luka,
lubang mulut keluar cairan berwarna
hematom, dan retak
putih keruh. Bibir atas dan bibir tulang.
bawah tidak ada kelainan. Lidah
tidak menjulur keluar dan sulit
g. Dagu :Terdapat adanya
dievaluasi karena sudah terjadi kaku rambut warna hitam beruban
jenazah. Dalam mulut sulit berukuran satu sentimeter.
dievaluasi karena sudah terjadi kaku Tidak didapatkan luka,
jenazah. Gigi-gigi sulit dievaluasi hematom dan retak tulang.
h. Pipi :Warna kulit pipi
lebih gelap dari warna
kulit sekitar. Tidak
didapatkan luka, maupun
retak tulang pada pipi
kanan dan kiri.

i. Telinga : Daun telinga


kanan dan kiri berwarna
lebih gelap dari warna
kulit sekitar. Tidak
didapatkan retak tulang
pada telinga kanan dan
telinga kiri.
 Leher :
 Tidak terdapat adanya
jeratan, luka, hematom dan
retak tulang.
 Berwarna lebih gelap dari
kulit sekitar
Perut : Permukaan perut lebih
rendah dengan permukaan dada.
Pada perut sebelah kanan dan kiri Dada : Tidak didapatkan luka,
tidak ada kelainan. Terlihat pusat hematom, dan retak tulang pada
mendatar. Pada perabaan teraba seluruh lapang dada. Pada ketukan
kenyal. Tidak didapatkan luka dan redup pada seluruh lapang dada
hematom. Pada ketukan redup pada
seluruh lapang perut
Alat Kelamin : Jenis kelamin laki-
laki, sudah disunat. Rambut kelamin
berwarna hitam keriting panjang
tujuh sentimeter dan sukar dicabut
pada batang zakar tidak didapatkan
kelainan. Dari lubang kelamin tidak
keluar cairan. Kantong pelir terlihat
adanya dua buah pelir.
Lengan kanan atas tidak terdapat luka, hematom maupun
retak tulang. Terdapat tato bergalbar hati ukuran panjang
empat belas sentimeter dan lebar sebelas sentimeter serta
bertuliskan “LONTEKU”. Lengan bawah dan tangan
kanan tidak ada kelainan. Kuku pada ujung jari berwarna
hitam, dan jari-jari dibawah kuku berwarna pucat
 Lengan bawah dan
tangan kanan tidak ada
kelainan. Kuku pada
ujung jari berwarna
hitam, dan jari-jari
dibawah kuku berwarna
pucat
Tidak didapatkan adanya luka, hematom, dan retak tulang
pada lengan kiri atas, lengan kiri bawah dan tangan kiri.
Kuku pada ujung jari berwarna hitam, dan jari-jari
dibawah kuku berwarna pucat.
 Paha, tungkai bawah dan kaki tidak terdapat
hematom, luka, dan retak tulang. Jari-jari
kaki di bawah kuku tampak pucat.
 Punggung : Tidak terdapat luka, hematom, dan
retak tulang.
 Pantat : Tidak terdapat luka, hematom, dan retak
tulang
 Dubur : Tidak keluar cairan maupun kotoran
 Tidak
dilakukan sesuai dengan surat
permintaan dari penyidik.
Perkiraan waktu kematian adalah antara 2 sampai
dengan 12 jam sebelum pemeriksaan
1. Korban adalah laki-laki dengan identitas jelas dan dikenal
dengan panjang badan 147 cm.
2. Hasil pemeriksaan tidak didapatkan adanya kelainan, baik
luka, hematom, maupun retak tulang pada tubuh jenazah.
3. Sebab kematian pasti tidak dapat ditentukan karena tidak
dilakukan pemeriksaan dalam sesuai permintaan penyidik.
4. Perkiraan saat kematian jenazah antara dua jam sampai
dengan dua belas jam dari sebelum saat pemeriksaan
 Demikianvisum et repertum ini dibuat
dengan mengingat sumpah pada waktu
menerima jabatan berdasarkan Lembaran
Negara Nomor 350 tahun 1937 dan Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1981.
31
1. Kematian mendadak
2. Bukan kematian mendadak
 Menurut Arjono (1989) ada 2 alternative
definisi mati mendadak:
1) Sudden death adalah kematian yang tidak
terduga, non traumatis, mon self inflicted
fatality, yang terjadi dalam 24 jam sejak
onset gejala.
2) Sudden death adalah kematian yang terjadi
dalam 1 jam setelah timbul gejala.
 Penyebab mati mendadak terdiri dari 3
penyakit utama:
1. Penyakit kardiovaskuler
2. Penyakit paru
3. Penyakit system saraf
 Kematianyang disebabkan oleh hal-hal selain
kematian mendadak
 Medisklinis menggunakan definisi mati
adalah penghentian komplit dari semua
fungsi vital yaitu berhentinya ketiga system
penunjang kehidupan yaitu system saraf,
jantung dan paru secara permanen.
 Suatukeadaan yang ditandai dengan adanya
gangguan pertukaran udara pernafasan,
sehingga mengakibatkan oksigen darah
berkurang dan disertai peningkatan
karbonmonoksida.

37
 Angka Kejadian
Umumnya urutan ke-3 sesudah
kecelakaan lalu-lintas & trauma
mekanik.

38
 Etiologi
 Alamiah
penyakit yang menyumbat saluran
pernafasan
 Mekanik
trauma yang mengakibatkan emboli udara
vena, emboli lemak, pneumotoraks bilateral,
sumbatan pada saluran nafas dsb
 Keracunan
barbiturat, narkotika

39
 Patofisiologi
 Sekunder (berhubungan dengan penyebab
dan usaha kompensasi dari tubuh)
 Primer ( akibat langsung dari asfiksia )
 Penutupan mulut dan hidung ( pembekapan )
 Obstruksi jalan nafas seperti pada mati
gantung, penjeratan,
 Penghentian primer dari pernafasan
 Gangguan gerakan pernafasan karena
terhimpit atau berdesakan traumatic
asphyxia)

40
Jenis-jenis Asfiksia
 Anoksia anoksik (anoxic anoxia).
 Hambatan mekanik
 Tidak ada atau tidak cukup O2
 Anoksia anemi (anaemic anoxia)
tidak cukup Hb untuk membawa oksigen
 Anoksia hambatan (stagnant anoxia)
Tidak lancarnya sirkulasi darah yang
membawa oksigen
 Anoksia jaringan (histotoxic anoxia)
jaringan atau tubuh tidak dapat
menggunakan oksigen secara efektif.

41
 Cara
 Intra luminer: sebab sumbatan ada disaluran nafas
 Sumbatan sal nafas oleh makanan
 Tersedak makanan
 Udema laring
 Choking
 Gauging
 Aspirasi
 tenggelam
 Extra luminer: sebab sumbatan ada di luar sal,nafas
 Cekik = manual strangilasi
 Jerat = strangulasi by ligature
 Gantung = hanging
 Traumatik asfiksia

42
 Alamiah
 Difteri
 Laringitis
 Ca laring, dll
 Trauma mekanik
 Cekik, jerat, dada terjepit (tembok, mobil, dll)
 Keracunan
 Mengakibatkan depresi saraf pusat (barbiturat,
narkotik, dll)

43
 1. apnoe
 Orang tiidak bernafas, karena jalan nafas
tersumbat.
 Selama orang itu masih ada cukup oksigen dia
dapat bertahan.

44
 2. dispnea
 Penurunan kadar O2 sel darah merah.
 Penimbunan/peningkatan CO2 dalam plasma.
 Pusat pernafasan di MO terangsang,
 Peningkatan amplitudo dan frekuensi nafas.
 Nadi cepat.
 Tekanan darah meningkat.
 Tanda sianosis pada muka dan tangan.

45
 3. konvulsi
 Kadar oksigen otak rendah, terjadi gangguan
fungsi otak, terjadi eksitasi tak terkontrol dari
otak, tampak pada otot mengalami kejang
 Pupil dilatasi
 Denyut jantung menurun
 Tekanan darah menurun

46
 4. apnea
 Depresi pusat nafas, pernafasan melemah sampai
berhenti
 Relaksasi macam-2 sfingter
 Bersamaan dengan fase kejang maka feses, urin,
sperma.

47
 5. akhir
 Paralisis pusat pernafasan

48
 Sianosis / biru gelap
 Palung kuku
 Bibir
 Konjungtiva
 Telapak tangan / kaki
 Muka
 Telinga, dll

49
 Bintik perdarahan (petikie hamoragik)
 Konjungtiva
 Pleura
 Durameter
 dll

50
 Bercak perdarahan (spotting)
 Konjungtiva palpebra
 Pleura
 dll

51
 Keluarnya feses, urin, sperma, janin, mutah
 Terjadi pada fase konvulsi

52
 Pembekakan organ dalam
 Paru
 Otak
 Pleques payeri
 dll
 Darah lebih gelap, lebih encer
 Pada tenggelam, mungkin ada kadaverik
spasme

53

Anda mungkin juga menyukai