Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

DROWNING
Disusun Oleh :
Rahmi Mardeli (102120026)
Dela Rohmedeska (102120027)
Nisya Ovirianda (102120030)
Oris Sandhy R H S (102121039)

Pembimbing :
dr. H. Indra Faisal, M.H., Sp. FM 

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RUMAH SAKIT HJ. BUNDA HALIMAH BATAM
FAKULTAS KEDOTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021
PENDAHULUAN
Menurut WHO 2014, kematian akibat tenggelam termasuk 10 penyebab utama
kematian pada anak-anak dan dewasa. Dengan data kejadian setiap tahunnya sebanyak
372.000 jiwa.
Menurut BASARNAS 2015, Di Indonesia mencapai 633 kejadian dengan jumlah
korban tenggelam keseluruhan sekitar 5097 orang korban dan meninggal sekitar 278
orang atau 5,4%. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki merupakan kelompok yang lebih
beresiko untuk tenggelam dibanding perempuan.
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. Johari

Umur : 25-35 tahun

Alamat : Tanjung Pinang

Pekerjaan : Kuli

Ruang : Instalasi Forensik

Dikasuskan : 17/10/2021

DPJP : dr. H. Indra Faisal, M.H., Sp. FM


ILUSTRASI
Jenazah berjenis KASUS
kelamin laki-laki, berusia sekitar 25-35 tahun dengan
kewarganegaraan Indonesia diterima di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Raja
Ahmad Tabib tanggal 17 Oktober 2021. Dari keterangan yang didapatkan saat itu,
korban merupakan seorang pekerja kuli penambang pasir dan sedang bekerja
melakukan penggaliaan. Pada kasus ini berdasarkan keterangan dari saksi bahwa
korban merupakan seorang kuli, pada saat korban sedang duduk disekitar lokasi
penggalian proyek saat itu keadaan sedang hujan deras. Kemudian terjadi longsor
di penggalian dan korban tertimpa longsor, korban termasuk kedalam galian dan
tenggelam. Pada pemeriksaan luar jenazah tidak ditemukan tanda-tanda adanya
kekerasan.
PEMERIKSAAN LUAR
HASIL PEMERIKSAAN
LUAR
1. Label Mayat :
Tidak terdapat
2. Tutup / Bungkus Mayat :
Tidak terdapat
3. Perhiasan Mayat :
Terdapat satu buah anting-anting pada telinga kiri, berbahan logam, berwarna silver.
HASIL PEMERIKSAAN
4. Pakaian Mayat LUAR
a. Terdapat satu buah jas hujan berwarna ungu, berlengan panjang, bertopi, berbahan parasut.
b. Terdapat satu buah baju kaos berwarna hitam, tidak berkera, berlengan panjang, berbahan katun.
c. Terdapat satu buah celana pendek berwarna kuning, berbahan jeans, terdapat tiga buah saku pada
bagian depan.
d. Terdapat satu buah celana pendek berwarna biru, berbahan katun
e. Terdapat satu buah celana dalam berwarna hitam, berbahan katun, bertuliskan “PUMA”
f. Terdapat satu buah ikat pinggang berwarna hitam, berbahan kulit, dengan gesper berbahan logam
berwarna silver.
g. Terdapat satu buah kain penutup mulut pada leher
h. Terdapat satu buah selimut, berbahan wol, berwarna orange, putih dan kuning, bermotif batik
HASIL PEMERIKSAAN
5. Benda disamping Mayat
LUAR
Tidak terdapat
6. Lebam Mayat : Terdapat lebam mayat berwarna merah keunguan yang hilang dengan penekanan

pada punggung.
Kaku Mayat : Terdapat kaku mayat yang masih mudah dilawan pada beberapa persendian
Pembusukan : Tidak Terdapat.
7. Mayat berjenis kelamin laki-laki, Ras Mongoloid, berumur antara dua puluh lima tahun sampai tiga
puluh lima tahun, warna kulit kuning kecoklatan, gizi cukup dengan panjang tubuh seratus enam
puluh enam sentimeter.
HASIL PEMERIKSAAN
8. Identitas Khusus
LUAR
a. Pada punggung bagian punggung kiri terdapat tanda lahir berwarna hitam.

9. Rambut kepala berwarna hitam, lurus, tumbuh lebat, panjang lima sentimeter, tidak mudah dicabut.
Alis mata berwarna hitam, lurus, tipis, panjang nol koma delapan sentimeter, tidak mudah dicabut.
Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lebat, Panjang nol koma lima sentimeter, tidak mudah dicabut.
Kumis berwarna hitam lurus, lebat, panjangsatu koma lima sentimeter, tidak mudah dicabut. Bulu
kemaluan berwarna hitam, keriting, tumbuh lebat, panjang tiga sentimeter, tidak mudah dicabut.
HASIL PEMERIKSAAN
LUAR
10. Mata kanan dan mata kiri dalam kondisi tertutup. Selaput bening mata kanan dan mata kiri
berwarna kemerahan. Warna tirai mata kanan dan mata kiri coklat kehitaman. Teleng mata kanan dan
mata kiri berukuran lima milimeter. Selaput bola mata kanan dan mata kiri berwarna kemerahan.
Selaput kelopak mata kanan dan mata kiri berwarna kemerahan.
11. Hidung sedikit mancung. Telinga kanan dan telinga kiri berbentuk oval, bulat, simetris. Mulut
terbuka nol koma enam sentimeter, berwarna kehitaman, lidah tidak tergigit dan tidak terjulur.

12. Dari lubang mulut keluar cairan. Dari lubang hidung keluar cairan lendir bercampur gumpalan
berwarna kekuningan. Dari lubang telinga kanan dan lubang telinga kiri tidak keluar cairan. Dari
lubang kemaluan keluar cairan. Dari lubang dubur tidak keluar kotoran.
HASIL PEMERIKSAAN
13. Luka-luka
LUAR
a. Pada dahi kiri empat sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter diatas alis,
terdapat luka lecet berwarna kemerahan, bentuk tidak beraturan, ukuran tiga kali dua
sentimeter.
b. Pada dahi tepat dari garis pertengahan depan, sejajar alis, terdapat luka lecet berwarna
kemerahan, berbentuk tidak beraturan, ukuran nol koma lima kali nol koma tiga sentimeter.
c. Pada pipi kanan, empat koma lima sentimeter dari garis pertengahan depan, dua sentimeter
dibawah sudut mata kanan bagian luar terdapat luka lecet berwarna kemerahan berbentuk
tidak beraturan, ukuran satu sentimeter kali nol koma lima sentimeter.
HASIL PEMERIKSAAN
14. Gigi-geligi LUAR
Gigi geligi tidak utuh
15. Patah Tulang
Tidak terdapat patah tulang dan Tidak teraba patah tulang.
16. Lain-lain
a. Jaringan dibawah kuku jari tangan dan kaki berwarna kebiruan
b. Pada tangan kiri dan kanan terdapat kulit yang keriput seperti kulit orang mencuci
c. Pada mulut sampai tenggorokan terdapat pasir
d. Terdapat gigi palsu pada rahang atas
e. Pada tungkai bawah kanan dan kiri, terdapat pelebaran pori-pori (kutis anserina)
KESIMPULAN

Pada pemeriksaan mayat seorang mayat berjenis kelamin laki-laki, berusia antara dua puluh lima
tahun sampai dengan tiga puluh lima tahun ini, terdapat luka lecet pada dahi dan pipi kanan akibat
kekerasan tumpul. Selanjutnya ditemukan tanda-tanda mati lemas. Sebab mati mayat ini tidak
dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan bedah mayat. Sedangkan terdapat beberapa
hal seperti, keluar lendir dari hidung, bintik kemerahan pada kelopak mata, kulit keriput pada ujung
ekstremitas (alat gerak) dan kulit seperti kulit angsa pada bagian bawah alat gerak menandakan
tenggelam.
DISKUSI
• Pakaian Mayat
Pada ilustrasi kasus, dari pemeriksaan luar ditemukan jenazah masih memakai baju dan
celana dalam keadaan basah dan terdapat pasir pada mulut sampai tenggorokan dan di
sekitar tubuhnya. Hal tersebut bisa terjadi kalau seluruh tubuh terbenam dalam air/
tertimbun pasir
• Lebam Mayat dan Kaku Mayat
Perkiraan waktu kematian dapat ditentukan dari tanda- tanda kematian. Pada ilustrasi kasus
di atas dari pemeriksaan luar ditemukan lebam mayat hilang dengan penekanan serta kaku
mayat mudah dilawan.
Lebam mayat (Livor mortis) adalah perubahan warna merah keunguan pada daerah tubuh
yang terjadi karena akumulasi darah dari pembuluh darah kecil yang dipengaruhi oleh
gravitasi.
• Lebam Mayat dan Kaku Mayat

Sementara rigor mortis, kematian terjadi karena menghilangnya adenosine triphosphate

(ATP) dari otot. Agar otot dapat berkontraksi, maka aktin myosin akan berikatan satu sama

lain. Ikatan aktin dan miosin memerlukan energi (ATP) yang dihasilkan oleh glikogen otot.

Ketika otot berelaksasi, aktin miosin Kembali memerlukan ATP untuk melepas ikatannya.

Pada keadaan post mortem, cadangan glikogen tetap dipecah untuk menghasilkan energi.

Namun setelah beberapa saat, cadangan glikogen ini habis sehingga ATP sudah tidak

terbentuk lagi sehingga ikatan antara aktin dan miosin tidak dapat terlepas dan otot menjadi

kaku.
• Lebam Mayat dan Kaku Mayat
Maka, dari lebam mayat yang ditemukan menunjukkan waktu perkiraan kematiannya antara
1/2-8 jam sebelum pemeriksaan luar dilakukan, sedangkan dari kaku mayat yang ditemukan
menunjukkan waktu kematiannya sekitar 2-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar
sehingga dapat ditarik irisan waktu kematian antara 2-8 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan luar terhadap jenazah.

• Mata
Pada kasus ini ditemukan juga adanya selaput bening kemerahan, selaput bola mata
kemerahan dan selaput kelopak mata kemerahan, yang terjadi pada fase Konvulsi. Dimana
tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah meningkat terutama didalam kapiler. Selain itu,
hipoksia dapat merusak endotel kapiler sehingga dinding kapiler yang terdiri dari selapis sel
akan pecah.
• Lubang Kemaluan
Pada fase apneu terjadi depresi pusat pernafasan yang lebih hebat. Pernafasan melemah
dan dapat berhenti, kesadaran menurun dan akibat dari relaksasi spincter dapat terjadi
pengeluaran sperma, urin dan tinja. Pada kasus ini ditemukan adanya cairan yang keluar
dari alat kelamin.

• Luka-luka
Luka-luka lecet sering ditemukan pada kasus tenggelam terutama pada daerah-daerah
yang menonjol misalnya pada kening, siku, tangan, lutut, dan kaki yang terjadi akibat
gesekan benda-benda dalam air. Pada jenazah ini ditemukan adanya luka lecet pada dahi
dan pipi kanan.
• Lain-lain
 Pada jenazah juga ditemukan adanya jaringan di bawah kuku jari-jari tangan dan
kaki tampak kebiruan menunjukkan terjadinya sianosis yang menandakan adanya
hipoksia pada jaringan.
 Pada tungkai kanan dan kiri terdapat pelebaran pori-pori atau yang disebut Kutis
anserina merupakan reaksi intravital, jika kedinginan, maka muskulus erektor pili
akan berkontraksi dan pori-pori tampak lebih jelas.
 adanya washer woman’s hand, disebabkan oleh inhibisi cairan ke dalam kutis dan
biasanya membutuhkan waktu lama.
• Sebab mati
Sebab mati terdiri dari Trauma, Penyakit dan Racun tetapi pada
kasus ini sebab mati tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan bedah mayat.
• Mekanisme Mati

Mekanisme mati terdiri atas Asfiksia, Perdarahan, Rusaknya Organ Vital, Vagal Refleks,
dan Emboli. Pada kasus ini mekanisme kematiannya adalah Asfiksia. Karena ditemukan
adanya warna kebiruan pada jaringan dibawah kuku jari tangan dan kaki. Warna lebam
mayat merah keunguan, Dari lubang mulut keluar cairan, dari lubang hidung keluar
cairan lendir bercampur gumpalan berwarna kekuningan, yang timbul akibat peningkatan
aktivitas pernafasan pada fase 1 yang disertai sekresi selaput lendir saluran nafas bagian
atas, dimana pada fase dispneu terjadi karena penurunan kadar oksigen dalam sel darah
merah dan penimbunann karbondioksida dalam plasma yang akan merangsang pusat
pernafasan di medulla oblongata.
• Cara Mati

Cara kematian pada kasus tenggelam (drowning) ada 4, yaitu Kecelakaan, Pembunuhan,
Bunuh Diri dan Undetermine. Pada kasus ini cara kematiannya karena kecelakaan, dimana
Pada kasus ini berdasarkan keterangan dari saksi bahwa korban merupakan seorang kuli,
pada saat korban sedang duduk disekitar lokasi penggalian proyek saat itu keadaan
sedang hujan deras. Kemudian terjadi longsor di penggalian dan korban tertimpa longsor,
korban termasuk kedalam galian dan tenggelam.

Pada tenggelam tipe basah (wet drowning) terjadi aspirasi cairan, korban menahan napas
karena peningkatan CO2 dan penurunan kadar O2 dapat terjadi regurgitasi dan aspirasi
isi lambung kemudian adanya laringospasme yang diikuti dengan pemasukan air. Setelah
itu, korban kehilangan kesadaran dan terjadi apnue. akhirnya mengalami henti napas dan
jantung. Pada kasus ini di klasifikasikan kedalam wet drowning.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai