Anda di halaman 1dari 5

Identifikasi korban keracunan sianida

Toksikologi forensik sendiri berkaitan dengan penerapan ilmutoksikologi pada berbagai kasus
kriminalitas dimana obat-obatan dan bahan-bahan kimia dapat menimbulkan konsekuensi medikolegal
serta dapat menjadi bukti dalam pengadilan salah satu zat toksik yang sering digunakan dalam kasus
kriminalitas adalah sianida. Sianida merupakan senyawa kimia yang bersifat toksik dan merupakan jenis
racun yang paling cepat aktif dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa
menit sianida telah digunakan dalam pembunuhan massal, agen bunuh diri dan sebagai senjata perang
sianida juga sering mengakibatkan keracunan dilaboratorium dikarenakan penyemprotan (fumigasi) di
lahan pertanian dan gudang-gudang kapal.

Racun sianida memeliki beberapa bentuk yaitu cairan, padat,dan gas. Racun sianida dalam bentuk
cairan yaitu hidrogen sianida (formonitrile) atau dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik.
Hidrogen sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar yang
memiliki sifat asam ,larut dalam air,alkohol, dan eter,serta mudah menguap,volatile dan mudah terbakar.
Hidrogen sianida ini akan cepat diabsorpsi melalui kulit. Racun sianida dalam bentuk padat ialah sodium
sianida (NaCN) dan potassium sianida (KCN) yang berbentuk serbuk dan berwarna putih. Sedangkan
racun sianida dalam bentuk gaslambat diabsorpsi melalui kulit namun cepat diabsorpsi melalui
pernafasan.

Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita
makan atau gunakan seperti rokok,asap kendaraan bermotor,dan makanan seperti bayam, bambu,kacang,
tepung tapioka dan singkong. Bahkan, sianida dapat diproduksi oleh bakteri,jamur dan gangga. selain itu
juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik dan industri terutama dalam pembuatan garam
seperti natrium,kalium atau kalsium sianida. Sianida yang digunakan adalah yang jenis cair yaitu asam
hidrosianik (HCN).

Pada makalah ini akan dilaporkan sebuah kasus kematian seorang perempuan di kota Jambi dikarenakan
keracunan sianida

LAPORAN KASUS

Pada tanggal 6 Januari 2015,telah ditemukan jenazah seorang perempuan di kamar kontrakannya
yang beralamat Jl,DR siwabessi no 10 Kelurahan pematang sulur Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Jenazah tersebut ditemukan terlentang diatas tempat tidurnya oleh ibu kandung korban yang kemudian
melaporkan kehjadian tersebut ke polisi. Kemudian polisi menindak lanjuti laporan keluarga ke lokasi dan
membawa jenazah tersebut bersama surat permintaan visumnya ke RSUD Raden Mattaher Jambi untuk
dilakukan pemeriksaan luar dan dalam. Selanjutnya dokter melakukan pemeriksaan. Setelah selesai
melakukan pemeriksaan,dokter berkoordinasi dengan penyidik bahwa pemeriksaan sudah selesai. Hasil
pemeriksaan yang didapatkan,antara lain ;
PEMERIKSAAN LUAR

A. Jenazah perempuan, panjang badan 158cm, berat badan 57kg, dan kesan gizi cukup Jenazah
menggunakan pakaian berupa sebuah baju dalam, celana dalam, kaos lengan pendek, dan celana
pendek. Terdapat sebuah gelas kaca bening diatas meja yang terletak disamping tempat tidur
korban.
B. Kaku mayat ditemukan pada kelopak mata kanan dan kiri, rahang bawah dan leher. Kaku mayat
sulit dilawan.
C. Lebam mayat ditemukan pada daerah punggung, lengan bawah bagian depan, bokong, dan
tungkai. Lebam mayat berwarna merah terang dan dapat hilang dengan penekanan.
D. Tidak dapat tanda-tanda pembusukan.
E. Kepala :
 Bentuk kepala simetris,rambut lurus, warna hitam,panjang 35cm wajah tampak berwarna
kebiruan.
 Mata kanan dan kiri berbentuk bundar diameter pupil 0,7 mm, tampak bintik-bintik
perdarahan dikonjungtiva palpebra,konjungtiva bulbi dan kornea tampak keruh.
 Bentuk hidung mancung. Dari lubang hidung, tercium bau amandel.
 Telinga berbentuk oval, tidak ada kelainan.
 Bibir mulut atas, bibir mulut bawah, dan mukosa mulut tampak berwarna kebiruan.
 Lidah tidak ada kelainan, dan seluruh gigi sudah lengkap. Pada rongga mulut terdapat
buih halus berwarna putih dan tercium bau amandel.
F. Tidak ada kelainan pada leher.
G. Pada bahu tidak ada kelainan.
H. Pada dada tidak dapat kelaina.
I. Pada perut tidak dapat kelainan.
J. Pada punggung tidak ada kelainan.
K. Pada bokong tidak ada kelainan
L. Pada anggota gerak atas sebelah kanan dan kiri didapatkan ujung jari dan jaringan dibawah
berwarna kebiruan, tidak ada kelainan.
M. Pada anggota gerak bawah sebelah kanan dan kiri didapatkan ujung jari dan jaringan dibawah
berwarna kebiruan,tidak ada kelainan.
N. Pada alat kelamin, rambut kelamin keriting, warna hitam,tidak mudah dicabut.Bibir besar,bibir
kecil, kelentit, selaput dara,liang senggama dan dinding liang senggama tidak ada kelainan.
O. Diameter lingkar dubur 0,5cm tidak ada kelainan.

PEMERIKSAAN DALAM

A. Rongga Kepala
 Kulit kepala bagian dalam, tulang atap tengkorak, tulang dasar tengkorak,selaput keras
otak selaput lunak otak tidak ada kelainan.
 Otak besar; Tampak berwarnaputih,berat 1300gram, panjang 30cm, lebar 10cm, tebal
8,7cm, perabaan kenyal, pada pengirisan penampang tidak ada kelainan.
 Otak kecil; Tampak berwarna putih, berat 150 gram, panjang 10 cm, lebar 3cm,tebal
2cm, perabaan kenyal,pada pengirisan penampang tidak ada kelainan.
 Batang otak; Berat 40 gram, panjang 5cm,lebar 2cm, tebal 3cm, pada pengirisan
penampang tidak ada kelainan.
B. Pada leher tidak dapat kelainan.
C. Rongga Dada :
 Jaringan bawah kulit, otot,sternum dan tulang costae tidak didapatkan kelainan dan
tanda-tanda kekerasan.
 Rongga dada tidak ada perlekatan dengan organ sekitar, Tercium bau amandel.
 Paru Kanan terdiri dari 3lobus, ukuran 20x10x5cm ,berat 500 gram,warna merah terang,
perabaan seperti spons, pada pengirisan penampang tampak buih halus berwarna
kemerahan.
 Paru Kiri terdiri dari 2 lobus, ukuran 18x7x3cm,berat 400 gram, warna merah terang,
perabaan seperti spons, pada pengirisan penampang tampak buih halus berwarna
kemerahan.
 Jantung :Terletak diantara kedua paru,berat 30 gram ukuran 4x3x3 cm,permukaan licin,
perabaan kenyal, warna merah terang. Terdapat cairan pericardium sebanyak 13ml.
 Jantung kanan terdiri dari 3 katup, ukuran panjang lingkar ke-3 katup 11 cm,tebal otot
ventrikel kanan 1,8cm. Aorta terdiri dari 3katup, ukuran panjang ke 3 katup 5 cm, katup
tidak ada kelainan
 Jantung kiri terdiri dari 2 katup, ukuran panjang lingkar ke-2, katup 12cm,tebal otot
ventrikel kiri 2,5 cm. Arteri pulmonalis terdiri dari 3 katup, ukuran panjang ke-3 katup
7cm,katup tidak ada kelainan.
D. Rongga Perut tidak terdapat kelainan pada bagian rongga perut.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Tes golongan darah: A


b. Tes Narkoba: Negatif
c. Tes Alkohol: Negatif
d. Uji kertas saring: positif (warna ungu)

KESIMPULAN PADA VISUM ETREPERTUM

a. Jenazah seorang perempuan umur 26 tahun kurang lebih ,warna kulit sawo matang dan kesan gizi
cukup,
b. Pemeriksaan luar. Didapatkan tanda-tanda mati lemas berupa wajah, bibir dan selaput lendir
mulut berwarna kebiruan,bintik-bintik perdarahan pada konjungtiva palpebral, buih halus pada
rongga mulut, ujung jari dan jaringan dibawah kuku pada anggota gerak atas dan bawah tampak
kebiruan dan tercium bau amandel dari rongga mulut. Serta tanda keracunan sianida berupa
lebam mayat berwarna merah terang pada punggung,lengan bawah bagian depan bokong dan
tungkai. Lebam mayat dapat hilang pada penekanan.
c. Pemeriksaan dalam. Didapatkan tanda- tanda keracunan sianida berupa bau amandel yang
tercium dari rongga kepala, dada dan perut, warna merah terang pada organ paru, jantung,
lambung, usus, hati dan limpa serta warna merah kecoklatan pada mukosa lambung.
d. Pada pemeriksan penunjang, didapatkan hasil uji kertas saring positif yang menunjukkan bahwa
didalam tubuh korban terdeteksi sianida.
e. Penyebab korban meninggal dunia adalah mati lemas akibat keracunan sianida

PEMBAHASAN

Pada keracunan akut, sianida yang ditelan cepat akan menyebabkan kegagalan pernafasan dan kematian
dapat timbul dalam beberapa menit. Dalam interval waktu yang pendek antara menelan racun sampai
kematian, dapat ditemukan gejala seperti korban mengeluh terasa terbakar pada kerongkongan dan lidah,
sesak nafas, hipersalivasi, mual, muntah,sakit kepala, vertigo,fotofobia,tinitus, pusing dan kelelahan.
Dapat pula ditemukan sianosis pada wajah, busa keluar dari mulut,nadi cepat dan lemah, pernafasan cepat
dan kadang-kadang tidak teratur, puul dilatasi dan refleks melambat, udara pernafasan dapat berbau
amandel juga dari muntahan tercium bau amandel. Menjelang kematian. sianosis lebih nyata dan timbul
kedut otot-otot kemudian kejang-kejang dengan inkontinensia urin dan alvi. Racun yang di inhalasi
menimbulkan palpitasi, kesukaran bernafas, mual, muntah, sakit kepala,salivasi, lakrimasi, iritasi mulut
dan kerongkongan, pusing dan kelemahan ekstremitas cepat timbul dan kemudian kolaps, kejang-
kejang,koma dan meninggal. Sesak nafas pada keracunan sianida diakibatkan karena sianida dalam tubuh
akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara radikal, terutama sitokrom
oksidase dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen yang dibawa oleh darah. Dengan
demikian proses oksidasi-reduksi dalam sel tidak dapat berlangsung dan oksi-hb tidak dapat berdisosiasi
melepaskan O2 ke jaringan sehingga timbul anoksiahistotoksik, hal ini merupakan keadaan paradoksal
karena korban meninggal akibat hipoksia tetapi dalam darahnya kaya akan oksigen.

KESIMPULAN

Sianida merupakan senyawa kimia yang bersifat toksik dan merupakan jenis racun yang paling cepat aktif
dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa menit. Pada pemeriksaan luar
dan dalam yang dilakukan terhadap korban keracunan sianida akan ditemukan tanda-tanda keracunan
sianida dan tanda-tanda anoksia. Tanda- tanda keracunan sianida yaitu lebam mayat berwarna merah
terang, warna merah terang pada organ tubuh serta bau amandel yang tercium dari lubang hidung dan
mulut, rongga kepala, perut dan dada.

TUGAS FORENSIK
IDENTIFIKASI KORBAN KERACUNAN SIANIDA

Ayu wulandari

1411C2012

S1 ANALIS KIMIA KONSENTRASI MEDIS


SEKOLAH TINGGI ANALIS KESEHATAN BAKTI ASIH
BANDUNG 2017

Anda mungkin juga menyukai