Anda di halaman 1dari 27

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

RUMAH SAKIT PUSAT KEPOLISIAN R.S.SUKANTO INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK Jl. Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta 13510

STATUS FORENSIK KLINIK Hari / tanggal pemeriksaan: Minggu 12 Juni 2010 pukul 06.00 WIB. I. IDENTITAS KORBAN Nama : TN. HOTMAN FERNANDO NAINGGOLAN Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 41 tahun Warga Negara : Indonesia Agama :Pekerjaan : POLRI Alamat : Jl. Otista No.56 Kel. Karanganyar Subang Jawa Barat II. RIWAYAT KEJADIAN (Alloanamnesa) Mayat diterima di RS POLRI pada tanggal 12 Juni 2010 pukul 06.00 WIB, dengan Surat Permintaan Visum dari Sat Lantas Wilayah Jakarta Timur dengan No. Pol: R/32/VI/K/LJT, tertanggal 12 Juni 2010. Pada saat dibawa ke instalasi forensik, tidak ada label identitas mayat yang biasanya digantung pada ibu jari kaki. Korban diduga mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengandarai mobil akibat menabrak pembatas jalan tol. Korban mengendarai mobil sendiri di jalan tok JakartaCikampek menuju arah Jakarta. III. HASIL PEMERIKSAAN 1. Label : Tidak ada. 2. Tutup/bungkus mayat : a. Berbahan terpal berwarna putih dengan resleting di tengahnya, terdapat tulisan JASA MARGA berwarna biru dan tulisan Indonesia Highway Coorporation Cabang Purbaleunyi KANTONG JENAZAH, dengan gambar lambang jasa marga polri pada sisi kiri berwarna biru. Resleting berwarna hitam pada bagian tengah. Terdapat tali pegangan berwarna hitam dengan panjang 18 cm pada keempat sudut dan kedua sisi. Pada sisi kepala mayat terdapat bercak darah. Ukuran penutup mayat 177 cm x 77 cm. 3. Perhiasan mayat: a. Sepasang kaos kaki berwarna coklat bermotif kotak-kotak kecil berwarna putih b. Ikat pinggang berwarna hitam berbahan kulit dengan kepala ikat pinggang berbentuk kotak berbahan besi dengan tulisan georgio armany ukuran 120 cm x 3 cm. | 1

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

4.

5.

6. 7. 8.

9.

c. Sarung handphone berwarna hitam berbahan kulit dengan tulisan correct di tengah.ukuran kaos kaki 14 cm x 6 cm x 2 cm. d. Sebuah jam tangan berwarna dasar hitam dengan tali berwarna hitam dari bahan besi, pada kedua sisi samping jam terdapat garis berwarna kuning. Bermerek alexander christie. Pakaian mayat a. Jaket berbahan parasut berwarna krem berukuran M dengan logo huruf C pada merek di kerah baju, terdapat saku pada kedua sisi jaket kanan dan kiri serta terdapat resleting pada bagian tengahnya dan berbahan karet berwarna coklat pada bagian lengan kanan dan kiri, terdapat bercak darah pada hamper seluruh bagian depan baju dan bagian punggung. b. Baju bertangan panjang, berkerah dan terdapat 3 kancing pada bagian tengah atas,berbahan dasar kaos berwarna coklat, ukuran L dengan tulisan jack spicklauss yang terdapat di bagian kerah belakang. Terdapat lambang bergambar beruang berwarna kuning di kiri atas.terdapat bercak darah pada bagian dada dan punggung baju. c. Kaos dalam berwarna dasar putih dengan tulisan crocodile ukuran M d. Celana panjang berbahan codoray berwarna hitam dengan tulisan Burbery London pada sisi pinggang belakang kanan. Pada kantong depan sebelah kiri terdapat obat new diatab satu strip berisi 4 tablet. Panjang celana 102 cm e. Celana dalam berbahan katun berwarna putih. Benda disamping mayat : a. Plester sekali pakai berwarna bening dan putih pada bagian tengah dengan ukuran 4x1 cm menutupi tajur usus Tidak terdapat kaku mayat dan lebam mayat. Jenis kelamin pria; bangsa Indonesia; berumur antara 35 sampai 45 tahun; kulit sawo matang; gizi sedang; panjang tubuh 158 cm; zakar disunat. Identitas khusus : a. Pada tungkai bawah kiri bagian dalam terdapat bekas luka parut dengan jarak 4 cm di bawah lutut berbentuk oval berwarna lebih pucat dari daerah sekitarnya dengan ukuran panjang 2.5 cm dan lebar 0.5 cm. b. Pada tungkai bawah kanan bagian depan terdapat beberapa bekas luka parut dengan jarak 16 cm di atas tumit berbentuk tidak beraturan berwarna lebih pucat dari daerah sekitarnya mencakup area seluas 8 cm x 8 cm dengan ukuran terbesar 4 cm x 0.5 cm dan yang terkecil 1 cm x 0.3 cm. Rambut kepala berwarna hitam, lurus, tumbuh lebat, dengan panjang 4 cm. Alis mata warna hitam, lurus, lebat, panjang 0.5 cm. Bulu mata warna hitam, lurus, lebat, panjang 0,5 cm. Kumis dan jenggot dicukur. 10.

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Kelopak mata Selaput bening mata Teleng mata Warna tirai mata Selaput bola mata Selaput kelopak mata

MATA KANAN Tertutup Jernih Bulat, 5 mm Coklat Putih Pucat

MATA KRI Tertutup Jernih Bulat, 5 mm Coklat Putih Pucat

11. Hidung: simetris, sedang. Telinga kanan dan kiri: simetris, daun telinga menempel. Mulut terbuka 3 mm; lidah tergigit 1 mm. 12. Gigi geligi: lengkap KANAN KIRI 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 Ket: jumlah gigi lengkap 32 gigi 13. Dari lubang mulut keluar : cairan berwarna merah disertai busa-busa halus Dari lubang hidung keluar : cairan berwarna merah Dari lubang telinga kanan keluar : cairan berwarna merah kehitaman Dari lubang telinga kiri keluar : cairan berwarna merah kehitaman Dari lubang kemaluan keluar : Tidak ada Dari lubang lubang pelepasan keluar : Tidak ada 14. Luka-luka 1. Pada daerah dahi, 4 cm sebelah kiri GPD 5 cm di bawah batas tumbuh rambut terdapat luka memar berbentuk garis melengkung yang melesak ke dalam dengan warna merah kehitaman dikelilingi oleh daerah berwarna keunguan dengan ukuran 3 cm x 0,3 cm. 2. Pada daerah dahi, 5 cm sebelah kiri GPD 8 cm di bawah batas tumbuh rambut terdapat luka terbuka tepi tidak rata,sudut tumpul-tajam dasar tulang, bila direkatkan membentuk garis dengan panjang 4 cm. 3. Pada dahi, 3 cm sebelah kiri GPD 7 cm di bawah batas tumbuh rambut terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar tulang sudut tumpul, bila direkatkan akan membentuk garis dengan panjang 1 cm. 4. Pada pipi, 7 cm sebelah kiri GPD 5 cm dari bawah sudut mata luar tampak bercak kemerahan berbentuk garis batas tidak tegas berukuran 2,5 cm. 5. Pada dagu, 1,5 cm sebelah kiri GPD 5 cm dibawah sudut mulut tampak luka lecet tekan bentuk tidak beraturan batas tidak tegas warna kemerahan berukuran 0,5 cm x 0,3 cm 6. Pada leher tepat pada GPD 6 cm di bawah rahang melingkupi area seluas 10 cm x 4 cm terdapat beberapa luka lecet gores ukuran terbesar 1,5 cm x 0,1 cm dan terkecil 0,5 cm x 0,2 cm. 7. Pada tepat lutut kanan terdapat luka lecet tekan berwarna kehitaman batas tidak tegas bentuk tidak beraturan ukuran 1,5 cm x 0,7 cm. | 3

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

8. Pada tungkai bawah kanan bagian luar 6 cm dibawah lutut terdapat luka lecet tekan yang mengering warna kehitaman batas tegas bentuk tidak beraturan ukuran 2 cm x 0,6 cm. 15. Patah tulang : Teraba patah tulang pada tengkorak bagian kiri depan dan puncak. 16. Lain-lain : . Pada kuku jari tangan berwarna kebiruan.

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT R.S. SUKANTO

INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK


Jl. Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta 13510

PRO JUSTITIA
Nomor Pol : R/32/VI/K/LJT Lampiran : ---------------------------Perihal : Visum Et-Repertum Hasil Pemeriksaan Mayat a/n HOTMAN FERNANDO NAINGGOLAN

Jakarta, 2010

12

Juni

VISUM ET REPERTUM
Yang bertandatangan di bawah ini, Ivonny Komala Sari, dokter muda forensik pada Rumah Sakit Raden Said Sukanto, atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resor Metro depok No.Pol R/30/K/V/LJT, tertanggal dua belas Juni dua ribu sepuluh mengenai permintaan visum tersebut diatas, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal, dua belas Juni dua ribu sepuluh pada pukul nol enam nol nol Waktu Indonesia Bagian Barat bertempat di Ruang Pemeriksaan Instalasi Forensik Rumah Sakit Raden Said Sukanto telah melakukan pemeriksaan jenazah yang menurut surat tersebut adalah:------------------------------------------------------

Nama Umur Jenis kelamin Agama Pekerjaan Kebangsaan Alamat

: : : : : : :

HOTMAN FERNANDO NAINGGOLAN------------------------------41 tahun----------------------------------------------------------------------Laki-laki.-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Polri---------------------------------------------------------------------------Indonesia---------------------------------------------------------------------Jl. Otista No.56 Kel. Karanganyar Subang Jawa Barat ----------------

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

------------------------------------------ HASIL PEMERIKSAAN ------------------------------------Pada pemeriksaan luar :-----------------------------------------------------------------------------------1. Label : tidak terdapat label.--------------------------------------------------------------------------2. Tutup / bungkus mayat :------------------------------------------------------------------------------1. Berbahan terpal berwarna putih dengan resleting di tengahnya, terdapat tulisan JASA MARGA berwarna biru dan tulisan Indonesia Highway Coorporation Cabang Purbaleunyi KANTONG JENAZAH, dengan gambar lambang jasa marga polri pada sisi kiri berwarna biru. Resleting berwarna hitam pada bagian tengah. Terdapat tali pegangan berwarna hitam dengan panjang delapan belas sentimeter pada keempat sudut dan kedua sisi. Pada sisi kepala mayat terdapat bercak darah. Ukuran penutup mayat seratus tujuh puluh tujuh sentimeter kali tujuh puluh tujuh sentimeter.-----------------------------------------------------------3. Perhiasan mayat :--------------------------------------------------------------------------------------1. Sepasang kaos kaki berwarna coklat bermotif kotak-kotak kecil berwarna putih 2. Ikat pinggang berwarna hitam berbahan kulit dengan kepala ikat pinggang berbentuk kotak berbahan besi dengan tulisan georgio armany ukuran seratus dua puluh sentimeter kali tiga sentimeter.-----------------------------------3. Sarung handphone berwarna hitam berbahan kulit dengan tulisan correct di tengah.ukuran kaos kaki empat belas sentimeter kali enam sentimeter kali dua sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------4. Sebuah jam tangan berwarna dasar hitam dengan tali berwarna hitam dari bahan besi, pada kedua sisi samping jam terdapat garis berwarna kuning. Bermerek alexander christie.---------------------------------------------------------4. Pakaian mayat : ---------------------------------------------------------------------------------------1. Jaket berbahan parasut berwarna krem berukuran M dengan logo huruf C pada merek di kerah baju, terdapat saku pada kedua sisi jaket kanan dan kiri serta terdapat resleting pada bagian tengahnya dan berbahan karet berwarna coklat pada bagian lengan kanan dan kiri, terdapat bercak darah pada hamper seluruh bagian depan baju dan bagian punggung.-----------------------------------2. Baju bertangan panjang, berkerah dan terdapat tiga buah kancing pada bagian tengah atas,berbahan dasar kaos berwarna coklat, ukuran L dengan tulisan jack spicklauss yang terdapat di bagian kerah belakang. Terdapat lambang bergambar beruang berwarna kuning di kiri atas.terdapat bercak darah pada bagian dada dan punggung baju.-------------------------------------------------------3. Kaos dalam berwarna dasar putih dengan tulisan crocodile ukuran M.--------4. Celana panjang berbahan codoray berwarna hitam dengan tulisan Burbery London pada sisi pinggang belakang kanan. Pada kantong depan sebelah kiri terdapat obat new diatab satu strip berisi empat tablet. Panjang celana seratus dua sentimeter.------------------------------------------------------------------| 6

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

5. Celana dalam berbahan katun berwarna putih.---------------------------------------5. Benda disamping mayat :----------------------------------------------------------------------------Satu buah plester sekali pakai berwarna bening dan putih pada bagian tengah dengan ukuran empat sentimeter kali satu sentimeter menutupi tajur usus.-----6. Tidak ada kaku mayat--------------------------------------------------------------------------------7. Tidak ada lebam mayat-------------------------------------------------------------------------------8. Jenis kelamin pria; bangsa Indonesia; berumur empat puluh satu tahun; kulit sawo matang; gizi sedang; panjang tubuh seratus tujuh puluh centimeter; Zakar disunat---------9. Identitas Khusus : -------------------------------------------------------------------------------------10. Rambut kepala berwarna hitam, lurus, tumbuh lebat, dengan panjang empat centimeter. Alis mata warna hitam, lurus, lebat, panjang nol koma lima centimeter. Bulu mata warna hitam, lurus, lebat, panjang nol koma lima centimeter. Jenggot warna hitam, lurus, jarang, panjang nol koma satu centimeter.------------------------------------------------------------------11. Mata kanan tertutup, mata kiri tertutup. Kedua selaput bening mata jernih. Kedua teleng mata berdiameter lima milimeter. Warna tirai mata kanan dan kiri cokelat. Selaput bola mata kanan dan kiri putih. Selaput kelopak mata kanan dan kiri pucat.-----------------------12. Hidung utuh simetris. Telinga utuh, daun kanan dan kiri menempel. Mulut terbuka tiga milimeter, lidah tergigit satu milimeter-------------------------------------------------------------13. Gigi geligi : lengkap berjumlah tiga puluh dua gigi----------------------------------------------14. Dari lubang mulut keluar cairan berwarna merah berbusa, lubang hidung keluar cairan berwarna merah, lubang telinga kanan dan kiri keluar cairan berwarna merah kehitaman, lubang kemaluan tidak keluar cairan dan lubang pelepasan tidak keluar kotoran-----------15. Pada tubuh terdapat luka :----------------------------------------------------------------------------1. Pada daerah dahi, lima centimeter sebelah kanan garis pertengahan depan nol koma lima centimeter dari atas alis terdapat luka lecet tekan berbentuk bundar dengan warna kemerahan dikelilingi oleh daerah berwarna biru kehitaman dengan diameter satu koma lima centimeter-----------------------------------------2. Pada daerah alis kanan, empat koma lima centimeter sebelah kanan garis pertengahan depan nol koma lima centimeter di bawah alis terdapat luka tekan berbentuk oval dengan warna kemerahan dikelilingi oleh daerah biru kehitaman dengan ukuran dua centimeter kali satu centimeter--------------------3. Pada daerah alis sampai pipi kanan, enam centimeter sebelah kanan garis pertengahan depan sepuluh centimeter di bawah batas tumbuh rambut terdapat luka terbuka dengan tepi tidak rata, kedua sudut tumpul, dasar luka jembatan jaringan, bila | 7

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

direkatkan membentuk seperti huruf S dengan panjang sepuluh koma lima centimeter--------------------------------------------------------------------4. Pada daerah pipi kanan, tujuh centimeter sebelah kanan garis pertengahan depan enam centimeter di bawah sudut mata kanan terdapat luka lecet geser, mengarah ke kiri atas, berbentuk tidak beraturan, berwarna merah, berbatas tegas, dengan ukuran dua koma lima centimeter kali dua centimeter------------5. Pada kepala belakang, delapan centimeter sebelah kanan garis pertengahan belakang enam centimeter dari puncak bahu kanan terdapat luka terbuka dengan tepi rata, kedua sudut tumpul, dasar luka jembatan jaringan, bila direkatkan membentuk garis dengan panjang tiga koma lima centimeter--------6. Pada daerah rahang bawah, sepuluh centimeter sebelah kanan garis pertengahan depan tiga koma lima centimeter di bawah daun telinga kanan terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, kedua sudut tumpul, dasar luka jembatan jaringan, bila direkatkan membentuk garis dengan panjang satu centimeter----7. Pada daerah leher, lima centimeter sebelah kanan garis pertengahan depan tujuh centimeter di bawah daun telinga kanan, terdapat luka lecet geser, berwarna merah, berbatas tegas, berbentuk tidak beraturan, ukuran dua belas centimeter kali enam koma lima centimeter, dengan daerah yang lebih pucat ditengahnya, berbentuk garis, permukaannya lebih dalam, dengan warna lebih pucat dari sekitarnya, dengan ukuran tujuh centimeter kali satu centimeter-----8. Pada daerah dada, enam centimeter sebelah kanan garis pertengahan depan delapan centimeter di bawah puncak bahu kanan, terdapat beberapa luka lecet geser yang meliputi daerah seluas empat belas centimeter kali lima centimeter, bentuk tidak beraturan, berwarna merah kehitaman, berbatas tegas, dengan ukuran terbesar empat centimeter kali satu koma lima centimeter dan ukuran terkecil nol koma lima centimeter kali nol koma dua centimeter-----------------9. Pada daerah lengan kiri bagian luar setinggi lipat siku, terdapat luka lecet gores, bentuk tidak beraturan, berbatas tidak tegas, berwarna merah kebiruan, dengan ukuran tiga centimeter kali satu koma lima centimeter--------------------10. Pada daerah lengan bawah kiri bagian belakang, tiga centimeter di bawah siku terdapat luka lecet geser, berbentuk tidak beraturan, berwarna merah kehitaman, berbatas tegas, dengan ukuran delapan centimeter kali tiga koma lima centimeter---------------------------------------------------------------------------11. Pada daerah lengan bawah kiri bagian belakang, lima koma lima centimeter di bawah siku terdapat luka lecet gores, berbentuk garis, berwarna merah kehitaman, berbatas tegas, dengan ukuran empat centimeter kali nol koma enam centimeter--------------------------------------------------------------------------12. Pada daerah lengan bawah kiri bagian dalam, delapan centimeter di atas pergelangan tangan kiri, terdapat beberapa luka lecet geser melingkupi daerah seluas sebelas centimeter kali lima koma lima centimeter, bentuk tidak beraturan, batas tegas, warna merah dikelilingi daerah kehitaman, dengan ukuran terbesar lima centimeter kali dua centimeter dan yang terkecil dua koma tujuh centimeter kali satu koma lima centimeter-----------------------------| 8

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

13. Pada jari kelingking tangan kiri bagian punggung, lima centimeter di atas batas tumbuh kuku terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar luka berupa otot, kedua sudut tumpul, bila direkatkan membentuk garis sepanjang tiga centimeter---------------------------------------------------------------------------------14. Pada jari manis tangan kiri bagian punggung, enam centimeter di atas batas tumbuh kuku terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar luka berupa otot, kedua sudut tumpul, bila direkatkan membentuk garis sepanjang dua centimeter---------------------------------------------------------------------------------15. Pada daerah punggung tangan kiri, tujuh centimeter di bawah pergelangan tangan kiri terdapat luka lecet geser, batas tegas, berbentuk oval, berwarna merah kehitaman, dengan ukuran satu centimeter kali nol koma dua centimeter---------------------------------------------------------------------------------16. Pada daerah tungkai atas kiri bagian depan dan luar, delapan belas centimeter di atas lutut kiri terdapat luka lecet geser yang mengarah ke kanan bawah, berbatas tegas, berbentuk tidak beraturan, berwarna merah kehitaman dengan ukuran empat belas centimeter kali dua belas centimeter--------------------------17. Pada tungkai bawah kiri bagian luar, lima centimeter di bawah lutut kiri terdapat dua buah luka lecet tekan, berbentuk oval, berbatas tegas, berwarna merah kehitaman, berukuran satu koma lima centimeter kali nol koma lima centimeter dan satu centimeter kali nol koma tiga centimeter---------------------18. Pada daerah tungkai bawah kiri bagian depan, dua belas centimeter di atas pergelangan kaki terdapat luka terbuka, berbentuk oval, tepi tidak rata, dasar luka berupa jembatan jaringan, kedua sudut tumpul, berwarna kemerahan, dengan ukuran dua koma lima centimeter--------------------------------------------19. Pada daerah tungkai bawah kiri bagian depan, sebelas centimeter di atas pergelangan kaki terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar luka berupa jembatan jaringan, kedua sudut tumpul, berwarna kemerahan, bila direkatkan membentuk garis sepanjang satu koma lima centimeter----------------------------20. Pada daerah tungkai bawah kiri bagian depan, sepuluh koma lima centimeter di atas pergelangan kaki terdapat luka terbuka, berbentuk oval, tepi tidak rata, dasar luka berupa tulang dan otot, kedua sudut tumpul, berwarna kemerahan, dengan ukuran tiga koma lima centimeter--------------------------------------------21. Pada daerah tungkai bawah kiri bagian luar, delapan centimeter di atas pergelangan kaki terdapat luka terbuka, berbentuk oval, tepi tidak rata, dasar luka jembatan jaringan, kedua sudut tumpul, dengan ukuran dua koma lima centimeter---------------------------------------------------------------------------------16. Patah tulang :-------------------------------------------------------------------------------------------Teraba patah tulang pada tengkorak bagian kiri depan dan puncak. 17. Lainlain :-----------------------------------------------------------------------------------------------Pada kuku jari kedua tangan tangan berwarna kebiruan----------------------------------------------------------------------------------------KESIMPULAN :------------------------------------------------pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia | 9

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

empat puluh satu tahun. Pada pemeriksaan luar didapatkan luka lecet pada daerah dahi kiri, pipi kiri, dagu, leher, tulut kanan dan tungkai bawah kanan, dan luka terbuka pada daerah dahi kiri. patah tulang pada tengkorak kiri depan. Sebab dan mekanisme kematian belum dapat ditentukan karena belum dilakukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan lanjut.---------------------------------------------------------------------------Demikianlah telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah jabatan sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. ----------------------------------------------------------------------------------------------Dokter Pemeriksa,

Ivonny Komala Sari, S.Ked TINJAUAN PUSTAKA I. Pendahuluan Kecelakaan di jalan merupakan masalah kesehatan yang sangat serius di seluruh dunia, masalah yang sama juga dihadapi Indonesia. Menurut data Kepolisian RI pada tahun 2003 jumlah kecelakaan di jalan mencapai 13.399 kejadian dengan jumlah kematian mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat dan 8.694 luka ringan. Dengan data itu rata-rata setiap hari terjadi 40 kejadian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Sebagian besar kecelakaan dialami kaum laki-laki dari kelompok usia produktif, yakni antara 15 - 40 tahun. Hal ini mengakibatkan penurunan produktivitas secara massal. Koordinator PBB untuk Indonesia Bo Asplund, menyebutkan di seluruh dunia sekitar 140.000 orang mengalami kecelakaan di jalan setiap harinya. Lebih dari 3.000 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan dan sekitar 15.000 orang mengalami kecacatan seumur hidup. Bila masalah kecelakaan di jalan tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh, maka dikawatirkan pada tahun 2020 nanti, jumlah korban yang meninggal atau mengalami kecacatan setiap harinya mencapai lebih dari 60% di seluruh dunia. Sehingga kecelakaan di jalan menjadi penyebab utama kesakitan dan kecacatan. Di kawasan Asia Tenggara saja, pada tahun 2001 diperkirakan 354.000 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan dan diperkirakan 6,2 juta terpaksa dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan di jalan. Biaya akibat kecelakaan di jalan di negara-negara kawasan Asia Tenggara diperkirakan mencapai 14 milyar dolar Amerika. Faktor Utama yang menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas

10

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadikanya kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang terakhir adalah faktor jalan. Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan kendaraan misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan. Disamping itu masih ada faktor lingkungan, cuaca yang juga bisa berkontribusi terhadap kecelakaan. Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula purapura tidak tahu. Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti dan berbagai penyebab lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan technologi yang digunakan, perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.Untuk mengurangi faktor kendaraan perawatan dan perbaikan kendaraan diperlukan, disamping itu adanya kewajiban untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor secara reguler. Faktor jalan terkait dengan kecepatan rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman didaerah pegunungan, ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan. Jalan yang rusak/berlobang sangat membahayakan pemakai jalan terutama bagi pemakai sepeda motor. Hari hujan juga mempengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang, terutama didaerah pegunungan Kapolri Da'i Bachtiar dalam diskusi itu menyebutkan bahwa penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan paling banyak atau 91% disebabkan oleh faktor manusia. Faktor kedua kecelakaan sebanyak 5 % adalah faktor kendaraan, faktor jalan 3 % dan faktor lingkungan 1 %.

I.

Definisi Tanatologi Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos (ilmu). Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mempelajari kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati yaitu :

11

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Mati somatis terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular, dan sistem pernapasan, yang menetap (ireversibel). Mati suri (suspended animation, apparent death) adalah terhentinya ketiga sistem kehidupan diatas yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi. Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. Daya tahan hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan. Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat. Mati otak adalah bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum. Dengan diketahuinya mati otak maka dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan. Tanda Kematian Tidak Pasti 1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi) 2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba 3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, karena mungkin terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan 4. Tonus otot menghilang dan relaksasi 5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian. Segmen-segmen tersebut bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap 6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air

Tanda Pasti Kematian 1. Lebam mayat (livor mortis) Setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya tarik bumi (gravitasi), mengisi vena dan venula, membentuk bercak warna merah ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluh darah. Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum waktu ini, lebam mayat masih hilang pada penekanan dan dapat berpindah jika posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan sempurna apabila penekanan atau perubahan posisi tubuh dilakukan pada 6 jam | 12

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

pertama setelah mati klinis. Tetapi, walaupun setelah 24 jam, darah masih tetap cukup cair sehingga sejumlah darah masih dapat mengalir dan membentuk lebam mayat di tempat terendah yang baru. Kadang-kadang dijumpai bercak perdarahan berwarna biru kehitaman akibat pecahnya pembuluh darah. Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh bertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit berpindah lagi. Selain itu kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tersebut. Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian; memperkirakan sebab kematian, misalnya lebam berwarna merah terang pada keracunan CO atau CN. Keracunan sianida memiliki ciri khas tertentu, yaitu warna lebam mayat merah kebiruan yang disebabkan terjadi bendungan dan sianosis. Lebam mayat yang berwarna merah kecoklatan pada methemoglobinemia dan warna kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal. Kematian yang disebabkan sepsis dimana clostridium perfrigens sebagai agen infeksi, bercak berwarna pucat keabuan dapat terkadang terlihat pada kulit, walaupun hal ini tidak timbul pada lebam. Selain lebam mayat dapat digunakan untuk mengetahui perubahan posisi mayat yang dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yang menetap, dan memperkirakan saat kematian. Apabila pada mayat terlentang yang telah timbul lebam mayat belum menetap dilakukan perubahan posisi menjadi telungkup, maka setelah beberapa saat akan terbentuk lebam mayat baru di daerah dada dan perut. Lebam mayat yang belum menetap atau masih hilang pada penekanan menunjukkan saat kematian kurang dari 8-12 jam sebelum saat pemeriksaan. Mengingat pada lebam mayat darah terdapat di dalam pembuluh darah, maka keadaan ini digunakan untuk membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi). Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan kemudian disiram dengan air, maka warna merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat, sedangkan pada resapan darah tidak menghilang. 2. Kaku mayat (rigor mortis) Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolism tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi. Energi ini digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama masih terdapat ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen dalam otot habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah dalam (sentripetal). Teori lama menyebutkan bahwa kaku mayat ini menjalar kraniokaudal. Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama. Kaku mayat umumnya tidak disertai pemendekan serabut otot, tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada dalam posisi teregang, maka saat kaku mayat terbentuk akan terjadi pemendekan otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku mayat adalah : | 13

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Pada orang kurus dan bayi, kaku mayat lebih cepat timbul dan cepat pula menghilang Suhu tubuh dan suhu lingkungan yang meningkat mempercepat timbulnya kaku mayat Pada orang dengan gizi buruk, kaku mayat cepat terjadi Adanya aktivitas fisik sebelum mati mempercepat timbulnya kaku mayat Kaku mayat dipergunakan untuk menunjukkan tanda pasti kematian adan memperkirakan saat kematian. Terdapat kekakuan pada mayat yang menyerupai kaku mayat. Cadaveric spasm (instantaneuous rigor), adalah bentuk kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap. Cadaveric spasm sesungguhnya merupakan kaku mayat yang timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal. Cadaveric spasm ini jarang dijumpai, tetapi sering terjadi dalam masa perang. Kepentingan medikolegalnya adalah menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Misalnya, tangan yang menggenggam erat benda yang diraihnya pada kasus tenggelam, tangan yang menggenggam senjata pada kasus bunuh diri. Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas. Otototot berwarna merah muda, kaku, tetapi rapuh (mudah robek). Keadaan ini dapat dijumpai pada korban mati terbakar. Pada heat stiffening serabut-serabut ototnya memendek sehingga menimbulkan fleksi leher, siku, paha dan lutut, membentuk sikap petinju (pugilistic attitude). Perubahan sikap ini tidak memberikan arti tertentu bagi sikap semasa hidup, intravitalitas, penyebab atau cara kematian. Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin, sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendri, pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot, sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi. 3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis) Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi. Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran, dan kelembaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Selain itu suhu saat mati perlu diketahui untuk perhitungan perkiraan saat kematian. Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus, posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya orang tua serta anak kecil. 4. Pembusukan (decomposition, putrefaction) Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril. Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan. | 14

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk ke jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh. Sebagian besar bakteri berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii. Pada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, H2S dan HCN, serta asam amino dan asam lemak. Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya sulfmethemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busuk pun mulai tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman. Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk. Pembentukan gas di dalam tubuh, dimulai di dalam lambung dan usus, akan mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan hidung. Gas yang terdapat di dalam jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan terabanya derik (krepitasi). Gas ini menyebabkan pembengkakan tubuh yang menyeluruh, tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jaringan longgar, seperti skrotum dan payudara. Tubuh berada dalam sikap seperti petinju (pugilistic attittude), yaitu kedua lengan dan tungkai dalam sikap setengah fleksi akibat terkumpulnya gas pembusukan di dalam rongga sendi. Selanjutnya rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah terlepas, wajah menggembung dan berwarna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah membengkak dan sering terjulur diantara gigi. Keadaan seperti ini sangat berbeda dengan wajah asli korban, sehingga tidak dapat lagi dikenali oleh keluarga. Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata, yaitu kira-kira 36 48 jam pasca mati. Kumpulan telur lalat telah dapat ditemukan beberapa jam pasca mati, di alis mata, sudut mata, lubang hidung, dan diantara bibir. Telur lalat tersebut kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Dengan identifikasi spesies lalat dan mengukur panjang larva, maka dapat diketahui usia larva tersebut, yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan saat mati, dengan asumsi bahwa lalat biasa secepatnya meletakkan telur setelah seseorang meninggal. Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang berbeda. Perubahan warna terjadi pada lambung terutama di daerah fundus, usus menjadi ungu kecoklatan. Mukosa saluran napas menjadi kemerahan, endokardium dan intima pembuluh darah juga kemerahan akibat hemolisis darah. Difusi empedu dari kandung empedu mengakibatkan warna coklat kehijauan di jaringan sekitarnya. Otak melunak, hati menjadi berongga seperti spons, limpa melunak dan mudah robek. Kemudian alat dalam akan mengerut. Prostat dan uterus non gravid merupakan organ padat yang paling lama bertahan terhadap perubahan pembusukan. Pembusukan akan timbul lebih cepat bila suhu keliling optimal (26,5oC suhu normal tubuh), kelembaban dan udara yang cukup, banyak bateri pembusuk, tubuh gemuk atau menderita penyakit infeksi dan sepsis. Media tempat mayat terdapat | 15

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

juga berperan. Mayat yang terdapat di udara akan lebih cepat membusuk dibandingkan dengan yang terdapat dalam air atau dalam tanah. Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yang berada dalam tanah : air : udara adalah 1 : 2 : 8. Bayi baru lahir umumnya lebih lambat membusuk karena hanya memiliki sedikit bakteri dalam tubuhnya dan hilangnya panas tubuh yang cepat pada bayi akan menghambat pertumbuhan bakteri. 5. Adiposera atau lilin mayat Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. Dulu disebut sebagai saponifikasi, tetapi istilah adiposera lebih disukai karena menunjukkan sifat-sifat diantara lemak dan lilin. Adiposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang termumifikasi (Mant dan Furbank, 1957) dan kristal-kristal sferis dengan gambaran radial (Evans, 1962). Adiposera terapung di air, bila dipanaskan mencair dan terbakar dengan nyala kuning, larut di dalam alkohol panas dan eter. Adiposera dapat terbentuk di sembarang lemak tubuh, bahkan di dalam hati, tetapi lemak superfisil yang pertama kali terkena. Biasanya perubahan terbentuk bercak, dapat terlihat di pipi, payudara atau bokong, bagian tubuh atau ekstremitas. Jarang seluruh lemak tubuh berubah menjadi adiposera. Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga bertahun-tahun, sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masih dimungkinkan. Faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah kelembaban dan lemak tubuh yang cukup, sedangkan yang menghambat adalah air yang mengalir yang membuang elektrolit. Udara yang dingin menghambat pembentukan, sedangkan suhu yang hangat akan mempercepat. Invasi bakteri endogen ke dalam jaringan pasca mati juga akan mempercepat pembentukannya. Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera, karena derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah. Lemak segar hanya mengandung kirakira 0,5% asam lemak, tetapi dalam waktu 4 minggu pasca mati dapat naik menjadi 20% dan setelah 12 minggu menjadi 70% atau lebih. Pada saat ini adiposera menjadi jelas secara makroskopik sebagai bahan berwarna putih kelabu yang menggantikan atau menginfiltrasi bagian-bagian lunak tubuh. Pada stadium awal pembentukannya sebelum makroskopik jelas, adiposera paling baik dideteksi dengan analisis asam palmitat. 6. Mummifikasi Mummifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, dan tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering. Mummifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembaban rendah, | 16

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi, dan waktu yang lama (12 14 minggu). Mummifikasi jarang dijumpai pada cuaca yang normal. II. Autopsi pada Kasus Kematian akibat Kekerasan Pada kematian akibat kekerasan, pemeriksaan terhadap luka harus dapat mengungkapkan berbagai hal tersebut di bawah ini :1 a. Penyebab luka Dengan memperhatikan morfologi luka, kekerasan penyebab luka dapat ditentukan. Pada kasus tertentu, gambaran luka seringkali dapat memberi petunjuk mengenai bentuk benda yang mengenai tubuh, misalnya luka yang disebabkan oleh benda tumpul berbentuk bulat panjang akan meninggalkan negative imprint oleh timbulnya marginal haemorrhage. Luka lecet jenis tekan memberikan gambaran bentuk benda penyebab luka. b. Arah kekerasan. Pada luka lecet jenis geser dan luka robek, arah kekerasan dapat ditentukan. Hal ini sangat membantu pihak yang berwajib dalam melakukan rekonstruksi terjadinya perkara. c. Cara terjadinya luka. Yang dimaksudkan dengan cara terjadinya luka adalah apakah luka yang ditemukan terjadi sebagai akibat kecelakaan, pembunuhan atau bunuh diri. Luka-luka akibat kecelakaan biasanya terdapat pada bagian tubuh yang terbuka. Bagian tubuh yang biasanya terlindung jarang mendapat luka pada suatu kecelakaan. Daerah terlindung ini misalnya adalah daerah sisi depan leher, daerah lipat siku, dan sebagainya. Luka akibat pembunuhan dapat ditemukan tersebar pada seluruh bagian tubuh. Pada korban pembunuhan yang sempat mengadakan perlawanan, dapat ditemukan luka tangkis yang biasanya terdapat pada daerah ekstensor lengan bawah atau telapak tangan. Pada korban bunuh diri, luka biasanya menunjukkan sifat luka percobaan (tentative wounds) yang mengelompok dan berjalan kurang lebih sejajar. d. Hubungan antara luka yang ditemukan dengan sebab mati Harus dapat dibuktikan bahwa terjadinya kematian semata-mata disebabkan oleh kekerasan yang menyebabkan luka. Untuk itu pertama-tama harus dapat dibuktikan bahwa luka yang ditemukan adalah benar-benar luka yang terjadi semasa korban masih hidup (luka intravital). Untuk ini, tanda intravitalitas luka berupa reaksi jaringan terhadap luka perlu mendapat perhatian. Tanda intravitalitas luka dapat bervariasi dari ditemukannya resapan darah, terdapatnya proses penyembuhan luka, sebukan sel radang, pemeriksaan histo-enzimatik, sampai pemeriksaan kadar histamin bebas dan serotonin jaringan.

III. Autopsi pada Kasus Kematian akibat Kecelakaan Lalu Lintas | 17

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Pada korban kecelakaan lalu lintas, biasanya dapat ditemukan luka/tanda kekerasan yang dapat dibagi menjadi beberapa kelompok.1 1. Luka akibat kekerasan pertama oleh kendaraan (first impact). Luka ditimbulkan oleh persentuhan bagian kendaraan dengan tubuh. Perhatikan bentuk gambaran luka serta letaknya (harus diukur dari tumit). Bagian kendaraan yang sering menyebabkan luka pertama ini antara lain adalah bumper, kaca spion, pegangan pintu dan spakbor. Luka biasanya berupa luka lecet jenis tekan. 2. Luka akibat terjatuh. Pada tubuh korban dapat ditemukan luka lain yang terjadi sebagai akibat terjatuhnya korban setelah persentuhan pertama dengan kendaraan. Luka biasanya merupakan luka lecet jenis geser dan atau luka robek. 3. Luka akibat terlindas (roll over). Luka akibat lindasan ban kendaraan memberikan gambaran yang khas berupa jejas ban. Dengan melakukan pencatatan yang cermat terhadap jejas ban ini, seringkali dapat membantu pihak yang berwajib untuk mengidentifikasi jenis kendaraan yang menyebabkan kecelakaan. Untuk itu, lakukanlah deskripsi jejas ban baik mengenai coraknya maupun ukurannya. Buatlah sketsa atau foto bila perlu.

IV. Perlukaan akibat Kekerasan Tumpul Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat mekanik, fisika dan kimia. Kekerasan akibat benda tumpul berdasarkan sifatnya termasuk kedalam kekerasan yang bersifat mekanik. Luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul dapat berupa luka memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi), dan luka terbuka atau luka robek (vulnus laseratum).2 a. Luka Memar Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan bawah kulit (kutis) karena pecahnya pembuluh darah kapiler dan vena akibat kekerasan benda tumpul sewaktu seseorang masih hidup. Apabila kekerasan benda tumpul terjadi pada jaringan ikat longgar, seperti pada daerah leher, daerah mata atau pada orang yang sudah lanjut usia, maka luka memar yang terjadi kadang seringkali tidak sebanding dengan kekerasan yang terjadi, dalam arti seringkali lebih luas; adanya jaringan ikat longgar tersebut memungkinkan berpindahnya memar ke daerah yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi. Luka memar kadang kala memberi petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya. Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari benda tumpul ialah apa yang dikenal dengan istilah perdarahan tepi (marginal haemorrhages). Letak, bentuk, dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah dan penyakit. Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah empat sampai lima hari akan berwarna hijau yang kemudian | 18

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

akan berubah menjadi kuning dalam waktu tujuh sampai sepuluh hari, dan akhirnya menghilang dalam empat belas sampai lima belas hari. Perubahan warna tersebut berlangsung mulai dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. b. Luka Lecet Luka lecet adalah luka yang superfisial, luka ini terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing. Luka lecet memiliki ciri-ciri bentuk luka tidak teratur, tepi luka tidak rata, kadang-kadang ditemui sedikit perdarahan, permukaan tertutup oleh krusta, warna kecoklatan merah, pada pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih ditutupi oleh epitel dan reaksi jaringan (inflamasi). Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai : Luka lecet gores, diakibatkan benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat. Luka lecet serut, variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan kulit lebih besar. Luka lecet tekan disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Luka lecet geser disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser. Luka lecet memiliki arti penting dalam kedokteran kehakiman karena luka lecet tersebut dapat memberikan banyak petunjuk dalam banyak hal, misalnya : Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat dalam tubuh, seperti hancurnya jaringan hati, limpa, atau ginjal, yang dari pemeriksaan luar hanya tampak adanya luka lecet didaerah yang sesuai dengan alat dalam tersebut. Petunjuk perihal jenis dan bentuk dari permukaan benda tumpul yang menyebabkan luka. Misalnya pada luka lecet jerat, jejas jerat akan tampak sebagai suatu luka lecet yang berwarna merah kecoklatan, pada perabaan seperti perkamen dan gambaran cetakan sesuai dengan bentuk permukaan dari alat penjerat. Sedangkan pada kasus penjeratan menggunakan tangan (pencekikan) maka kuku-kuku pelaku dapat menimbulkan luka lecet yang berbentuk seperti bulan sabit, dimana dari arah garis lengkung dapat diperkirakan apakah pencekikan dilakukan menggunakan tangan kanan atau tangan kiri. Pada kasus penembakan, apabila moncong menempel pada tubuh korban, akan terdapat gambaran khas yaitu adanya jejas laras yang merupakan luka lecet tekan. Pada kecelakaan lalu lintas dimana tubuh korban bersentuhan dengan radiator maka ditemukan luka lecet tekan akibat cetakan dari bentuk radiator. Petunjuk dari arah kekerasan, dapat diketahui dari tempat dimana kulit ari yang terkelupas banyak terkumpul pada tepi luka c. Luka Terbuka atau Luka Robek Luka terbuka adalah luka yang disebabkan karena adanya persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan kulit dan jaringan dibawahnya. Ciri-ciri dari luka terbuka adalah bentuk luka tidak beraturan, tepi atau dinding luka tidak rata, tebing luka tidak rata, bila | 19

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

ditautkan tidak merapat karena terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka, akar rambut tampak hancur atau tercabut, disekitar luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar. V. Trauma kapitis Dengan meningkatnya mobilitas manusia terutama di kota-kota besar, kasus kecelakaan lalu lintas akan meningkat frekuensinya. Pada kecelakaan lalu lintas biasanya kepala yang bergerak terbentur atau terpelanting pada benda yang diam. Kepala yang diam yang dibentur oleh benda yang bergerak terjadi bila kepala tertimpa sesuatu atau dipukul. Kemungkinan yang lebih jarang terjadi adalah kepala yang tidak dapat bergerak karena tertahan sesuatu mengalami benturan yang menggencetnya. Hal-hal yang terpenting yang harus diperhatikan pada kasus trauma kapitis adalah : 1. Adanya hematoma intrakranial yang langsung merusak otak. 2. Perdarahan yang tak berhenti. Edema otak yang luar biasa. Hal diatas penting mengingat bahwa dapat menimbulkan keadaan yang fatal bila tidak dapat segera diatasi secara cepat dan tepat. Klasifikasi Trauma Kapitis : 1. Trauma pada kulit kepala Dapat berupa : A. Luka tertutup. Biasanya disebabkan oleh trauma benda tumpul atau bulat seperti trauma kelahiran, pukulan. Merupakan suatu hematoma yang terbagi atas : *Hematoma subkutan *Hematoma subaponeurotik *Hematoma subperiosteal Adapun ciri-ciri hematoma : biasanya terdapat fluktuasi dan tidak melewati sutura kranii. Terapi : Bila hematomanya besar dan jumlahnya lebih dari 5 cc maka dianjurkan untuk melakukan punksi atau insisi untuk menjaga tidak terjadi abses atau otitis. Tetapi bila kecil maka cukup ditampon saja mengingat umunya dapat diabsorpsi. B. Luka terbuka Di akibatkan oleh trauma keras, benda tajam atau runcing. Dibagi atas: luka sayat, luka tusuk, luka robek, luka serut, luka tembak. Terapi : perlu tindakan A dan antisepsis daerah luka dan sekitarnya dan bila perlu juga dilakukan debridemen baru kemudian dijahit. 2. Trauma pada tulang tengkorak Dapat terjadi bermacam-macam bentuk fraktur akibat adanya perbedaan arah dan besarnya masing-masing trauma. Dibedakan atas: A. Fraktur batok tengkorak. Terdiri dari : *Fraktur linier | 20

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

*Fraktur depresi *Fraktur kominutiva Biasanya juga disertai hematoma, baik intrakranial maupun ekstrakranial. Penderita biasanya mengeluh sakit didaerahfraktur tetapi tidak dijumpai adanya krepitasi. B. Fraktur basis tengkorak Dibedakan atas : *Fraktur longitudinal *Fraktur transversa *Fraktur sirkuler Tanda khas dari fraktur daerah ini adalah dijumpainya ekimosis daerah sukonjungtiva atau palpebra. Disamping itu juga disertai eksoptalmus, epistaksis, perdarahan telinga dll. Adapun komplikasi yang sering timbul adalah meningitis, abses, hematoma, ostitis. 3. Trauma pada otak Dapat dibedakan berdasarkan atas : A. Mekanisme trauma : tergencet. tergeser, terjepit, pantulan (counter coup) B. Patologi Anatomi : pembengkakan (edema), perdarhan su araknoid, petekhie intraserebral, laserasio/memar,terpotong. C. Patologi kinis : komosio serebri (concussio), kontusio serebri (contussio), kompresio serebri (laceration) Gejala-gejala yang timbul pada trauma otak antara lain sebagai berikut: 1. Umum : penurunan kesadaran, delirium (biasanya sesaat sebelum koma), shock ( akibat gangguan pada batang otak pusat sirkulasi dan pernafasan ), pusing, mual-muntah, sakit kepala ( akibat peninggian tekanan intrakranial, gangguan tempratur badan, anuria, inkontinensia. 2. Neurologis : Gangguan motorik, gangguan sensorik, kejang, gangguan penglihatan, deviasi konjugat, nistagmus, rigiditas/deserebasi, hemiplegi. 3. Cairan serebro-spinalis : perubahan warna dan tekanan. 4. EEG : menunjukkkan perubahan-perubahan. 4. Trauma pada saraf otak Biasanya timbul menyertai fraktur basis dimana hal ini terjadi akibat tekanan, perdarahan, edema atau putusnya saraf tersebut. Kelainan penyerta akibat trauma kapitis 1. Trauma kapaitis dengan luka tertutup Hematoma subdural, hematoma epidural, hematoma intraserebral, hidrosefalus, fistula arterio-venosus, sindrom parkinsons, idiot, pneumatokel traumatika, meningokel traumatika spuriosa. 2. Trauma kapitis dengan luka terbuka Prolapsus serebri, ostitis, osteriomielitis, meningitis, ensefalitis, abses subdural, abses otak, epilepsi traumatika Perdarahan pada kulit, otot, tendo | 21

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Luka dapat menimbulkan perdarahan, pembengkakan setempat, nyeri setempat, nyeri pada pergerakan, dan dirawat sebagaimana mestinya. Perdarahan subgaleal Perdarahan subgaleal dapat besar sekali hingga menimbulkan pembengkakan yang hebat dan bentuk kepala menjadi besar tidak teratur. Pada keadaan ini perlu diberi balut yang menekan dan bila teraba lunak dapat dipungsi untuk mengeluarkan darah yang cair. Komosio serebri Komosio serebri atau gegar otak ialah keadaan pingsan yang berlangsung tidak lebih dari 10 menit akibat trauma kepala, yang tidak disertai keruskan jaringan otak. Pasien mungkin mengeluh nyeri kepala, vertigo, mungkin muntah, tampak pucat. Vertigo dan muntah mungkin disebabkan gegar pada labirin atau terangsangnya pusat-pusat di dalam batang otak. Pada komosio serebri mungkin pula terdapat amnesia retrograd, yaitu hilangnya ingatan sepanjang masa yang terbatas sebelum terjadinya kecelakaan. Amnesia ini timbul makibat terhapusnya rekaman kejadian antaranya di lobus temporalis. Pemeriksaan tambahan yang selalu dibuat ialah: foto tengkorak, EEG, pemeriksaan memori. Terapi simtomatis dengan mobilisasi secepatnya setelah keluhankeluhan menghilang.

Edema serebri traumatik Otak dapat menjadi sembab tanpa disertai perdarahan pada trauma kapitis terutama anak-anak. Pada keadaan ini pingsan berlangsung lebih dari 10 menit dan pada pemeriksaan neorologik juga tidak dijumpai tanda-tanda kerusakan jaringan otak. Pasien mengeluh nyeri kepala, vertigo, mungkin muntah. Pada pemeriksaan cairan otak mungkin hanya dijumpai tekanan yang agak meningkat. Pada petinju mungkin terjadi grogi dengan kesadaran yang menurun ringan, tampak seperti linglung, gerakan tidak teratur, tidak efisien, kurang cepat, keseimbangan sedikit terganggu, mungkin hanya mengeluh sedukit nyeri kepala dan pusing. Keadaan demikian dapat berlangsung sebentar atau hingga berhari-hari.Mungkin pada keadaan ini batang otak mengalami edema. Setelah membaik penderita tidak ingat dengan baik apa yang telah dialaminya. Pemeriksaan tambahan yang diperlukan sama dengan pada komosio serebri, bila mungkin ditambah sken tomografi kepala. Terapi hanya istirahat dan simtomatis. Kontusio serebri Pada kontusio atau memar otak terjadi perdarahan-perdarahan di dalam jaringan otak tanpa adanya robekan jaringan yang kasat mata, meskipun neuron-neuron mengalami kerusakan atau terputus. Pada trauma yang membentur dahi kontusio terjadi di daerah otak yang mengalami benturan. Pada benturan di daerah parietal , temporalis, | 22

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

dan oksipital selain di tempat benturan dapat pula terjadi kontusio pada sisi yang bertentangan pada jalan garis benturan. Lesi kedua ini disebut lesi kontra benturan. Perdarahan mungkin pula terjadi disepanjang garis gaya benturan ini, dan pada permukaan bagian otak yang menggeser karena gerakan akibat benturan itu. Edema otak yang menyertainya tidak jarang berat dan menyebabkan meningkatnya tekanan intrakranial. Tekan intrakranial yang meninggi menimbulkan gangguan mikrosirkulasi otak dengan akibat menghebatnya edema. Dengan demikian timbullah lingkaran setan yang berakhir dengan kematian bila tidak dapat terputus. Pada perdarahan dan edeama di daerah diensefaloan pernafasan biasa atau bersifat Cheynes-Stokes, pupil mengecil, reaksi cahaya baik. Mungkin terjadi rigiditas dekortikasi yaitu kedua tungkai kaku dalam sikap ekstensi dan kedua lengan kaku dalam sikap fleksi pada sendi siku. Pada gangguan di daerah mesensefalon dan pons bagian atas, kesadaran menurun hingga koma, pupil melebar, reflek cahaya tidak ada, gerakan mata diskonjugat tidak teratur, pernafasan hiperventilasi, motorik menunjukkan rigiditas deserebasi dengan keempat ekstremitas kaku dalam sikap ekstensi. Pada lesi pons bagian bawah bila nuklei vestibularis terganggu bilateral, gerakan kompensasi bola mata pada gerakan kepala menghilang. Pernafasan tidak teratur. Bila medula oblongata terganggu, pernafasan melambat teratur, tersengal-sengal menjelang kematian. Pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan ialah : foto rontgen polos, bila mungkin sken tomografik, EEG, pungsi lumbal. Terapi : usahakan jalan nafas yang lapang, hentikan perdarhan, bila ada fraktur pasang bidai untuk fiksasi, letakkan pasien dalam posisi miring, berikan profilaksis antibiotika bila ada luka-luka berat, bila ada syok berikan cairan yang sesuai,bila keadaan edema otak yang hebat diberikan manitol, beri furosemid IM 20 mg per24 jam, selain meningkatkan diuresis berkhasiat mengurangi pembentukan cairan otak, berikan deksametason untuk menghambat pembentukan edema. Hematoma Epidural Adalah perdarahan yang mengumpul antara tulang tengkorak dan duramater. Hal ini dapat disebabkan karena : - Fraktur temporal yang menyebabkan pecahnya arteri meningea media. - Fraktur tulang tengkorak yang menyebabkan pecahnya Vv. Diploitika. - Fraktur tengkorak yang menusuk sinus. Gejala-gejala hematoma epidural terdiri dari : (trias simptom) 1. Lusid interval 2. 3. | Hemiplegi Pupil anisokor 23

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Diagnosis hematoma epidural ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan angiografi serebral dimana pada foto posisi A-P dapat tampak pergeseran arteri serebri anterior dan daerah yang avaskuler. Sedang yang pada posisi lateral terlihat arteri media yang tertekan kebawah. Terapinya adalah melakukan operasi kraniotomi secepat mungkin. Hematoma subdural Adalah perdarahanyang mengumpul antara korteks serebri dan duramater. Hal ini umumnya disebabkan pecahnya sinus dan putusnya V. Emisaris. Pada perdarahanyang akaut dari korteks serebri sering fatal karena tidak sempat dioperasi. Berdasarkan kronologisnya, hematoam subdural dibedakan atas: 1. Hematoma akuta : terjadi 1-3 hari paksa trauma 2. Hematoma subakuta : terjadi 4-21 hari paska trauma 3. Hematoma kronis : lebih dari 21 hari Gejala-gejala yang timbul adalah disebabkan karena peninggian tekanan intrakranial antara lain : sakit kepala, mual-muntah, vertigo, papil edema, diplopia ( kelumpuhan N. Okulomotorius), epilepsi, pupil anisokor, parese. Maka apabila riwayat taruma tidak jelas, sering diduga sebagai suatu tumor otak. Terapinya adalah mewlakuakan tindakan kraniotomi untuk mengeluarkan hematoma yang kronik (tak berdarah dapat dilakukan irigasi hanya dengan Burr hole saja. Hematoma intra-serebral Hematoma yang terjadi akibat perdarahan didalam korteks serebral. Umumnya yang tersering adalah pada lobus temporalis, kemudian diikuti pada lobus frontalis, parietalis, dan kadang-kadang pada serebelum. Biasanya perdarahan ini berasal dari arteri, sehingga cepat sekali masuk kedalam ventrikel dan menekan batang otak serta lainnya sehingga umumnya penderita tidak tertolong. Yang sering dapat tertolong dengan tindakan operasi adalah hematoma yang berasal dari akibat perdarahan vena. Ada jenis dari hematoma ini yang disebut sebagai Delayed Apoplexia yaitu pada penderita yang telah mengalami trauma kapitis lebih dari 1 bulan yang lalu. Dan tiba-tiba mengalami peninggian intrakranial akibat adanya hematoam yang kecil yang dapat menimbulkan nekrosis otak sekunder. Diagnosa dari hematoma jenis ini juga ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan angiografi serebral. Terapinya adalah melakukan operasi secepat mungkin untuk mengeluarkan hematoma tersebut dan kemudian dipasang drain selama lebih dari 24 jam supaya perdarahan yang baru dapat keluar dari tengkorak.

VI. Ketentuan Hukum pada Kecelakaan Lalu Lintas (Menurut UU No.14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan)

24

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

Selama mengemudikan kendaraan di jalan, setiap pengemudi kendaraan bermotor memiliki kewajiban seperti dalam pasal 23 ayat (1) UU No.14 Tahun 1992 berikut : (1)Pengemudi kendaraan bermotor pada waktu mengemudikan kendaraan bermotor di jalan, wajib : a. Mampu mengemudikan kendaraannya dengan wajar; b. Mengutamakan keselamatan pejalan kaki; c. Menunjukkan surat tanda bukti pendaftaran kendaraan bermotor, atau surat tanda coba kendaraan bermotor, surat izin mengemudi, dan tanda bukti lulus uji; d. Mematuhi ketentuan tentang kelas jalan, rambu-rambu dan marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, waktu kerja dan waktu istirahat pengemudi, gerakan lalu lintas, berhenti dan parkir, persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor, pengguna kendaraan bermotor, peringatan dengan bunyi dan sinar, kecepatan maksimum dan atau minimum. Menurut pasal 27 ayat (1) bila terjadi peristiwa kecelakaan lalu lintas maka pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas, wajib : a. menghentikan kendaraan; b. menolong orang yang menjadi korban kecelakaan; c. melaporkan kecelakaan tersebut kepada pejabat polisi negara Republik Indonesia terdekat. Sanksi pada pelanggaran pasal 27 ayat (1) terdapat pada pasal 63. Barangsiapa terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas pada waktu mengemudikan kendaraan bermotor di jalan dan tidak menghentikan kendaraannya, tidak menolong orang yang menjadi korban kecelakaan dan tidak melaporkan kecelakaan tersebut kepada pejabat polisi negara Republik Indonesia terdekat, sebagaimana diatur dalam pasal 27 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 6.000.000,- (enam juta rupiah) Bila jatuh korban pada kecelakaan lalu lintas maka hal tersebut diatur dalam pasal 31 sebagai berikut : (1) Apabila korban meninggal, pengemudi dan/atau pemilik dan/atau pengusaha angkutan umum wajib memberi bantuan kepada ahli waris dari korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman. (2) Apabila terjadi cedera terhadap badan atau kesehatan korban, bantuan yang diberikan kepada korban berupa biaya pengobatan.3 VII. Ketentuan Pidana KUHP Ketentuan pidana pada kasus yang menyebabkan mati atau luka karena kealpaan dalam KUHP terdapat dalam pasal 359 : Barangsiapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain meninggal, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

25

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

PEMBAHASAN
Jenazah diterima di RS POLRI pada tanggal 12 juni 2010 pukul 06.00 WIB, dengan Surat Permintaan Visum dari Sat Lantas Wilayah Jakarta Timur dengan No. Pol: R/32/VI/K/LJT, tertanggal 12 Juni 2010. Pada saat dibawa ke instalasi forensik, tidak ada label identitas mayat yang biasanya digantung pada ibu jari kaki. Pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia empat puluh satu tahun. Pada pemeriksaan luar didapatkan luka lecet pada daerah dahi kiri, pipi kiri, dagu, leher, tulut kanan dan tungkai bawah kanan, dan luka terbuka pada daerah dahi kiri. patah tulang pada tengkorak kiri depan. Sebab dan mekanisme kematian belum dapat ditentukan karena belum dilakukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan lanjut. Permintaan surat keterangan pemeriksaan jenazah dilakukan atas dasar adanya laporan pada pihak kepolisian setempat dimana hal ini sesuai dengan UU No. 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 27 ayat (1) huruf c : Bila terjadi peristiwa kecelakaan lalu lintas maka pengemudi kendaraan bermotor yang terlibat dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas, wajib melaporkan kecelakaan tersebut kepada pejabat polisi negara Republik Indonesia terdekat. Ketentuan hukum yang berlaku pada kasus kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal ini menurut UU No. 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, terdapat pada pasal 31 ayat (1), yaitu : Apabila korban meninggal, pengemudi dan/atau pemilik dan/atau pengusaha angkutan umum wajib memberi bantuan kepada ahli waris dari korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman. Sedangkan menurut KUHP, ketentuan pidana tentang hal yang menyebabkan mati atau luka akibat kealpaan terdapat dalam pasal 359 : Barangsiapa karena kesalahan (kealpaannya) menyebabkan orang lain meninggal, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun.

26

Presentasi Kasus Kecelakaan Lalu-lintas

DAFTAR PUSTAKA 1. Teknik Autopsi Forensik. Cet. ke-4. Jakarta : Bagian kedokteran forensik FKUI. 2000. 2. Budianto, A. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FKUI. 1997. 3. Tim Ladokpol. Pedoman Penilaian Kesehatan Pengemudi. Jakarta : Dinas kedokteran dan kesehatan polri. 1994. 4. Soesilo, R. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Cetakan Ulang Kesepuluh. Poelita Bogor. 1988. 5. Markam S. Trauma Kapitis dalam Kapita Selekta Neurologi. Editor : Harsono DSS. - Cetakan keempat -Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 2003. 6. wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_lalu-lintas - 25k 7. www.depkes.go.id/index.php? option=news&task=article&sid=415&ltemid=2-24k

27

Anda mungkin juga menyukai