Anda di halaman 1dari 29

“REFAR

PERANAN SIDIK AT” BIBIR (Cheiloscopy)


DALAM
IDENTIFIKASI JENIS
Disusun Oleh : KELAMIN
Rahmi Mardeli (102120026)
Dela Rohmedeska (102120027)
Nisya Ovirianda (102120030)
Oris Sandhy R H S (102121039)

Pembimbing :
dr. H. Indra Faisal, M.H., Sp. FM 

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RAJA AHMAD THABIB
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021
BAB I
PENDAHU
LATAR LUAN
BELAKANG
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan untuk membantu penyidik dalam menentukan identitas
seseorang. Salah satu teknik yang digunakan dalam identifikasi kedokteran gigi forensik yaitu cheiloscopy.
Cheiloscopy berasal dari kata cheilos yang berarti bibir dan e skopein yang berarti melihat sehingga
didefinisikan sebagai teknik identifikasi forensik dengan melihat pola dan alur kerutan pada permukaaan
mukosa bibir. Sidik bibir merupakan suatu pola berupa celah atau fisur yang terdapat pada permukaan
mukosa bibir.
RUMUSAN TUJUAN
MASALAH PENULISAN
1. Bagaimana sidik bibir dapat dijadikan 1. Untuk mengetahui sidik bibir dapat
sebagai alat bukti identifikasi forensik ? dijadikan sebagai alat bukti identifikasi
forensik.
2. Bagaimana sidik bibir dapat
menentukan jenis kelamin dalam 2. Untuk mengetahui Sidik bibir dapat
identifikasi forensik ? menentukan jenis kelamin dalam
identifikasi forensik.
3. Bagaimana metode pengambilan sidik
bibir dalam identifikasi forensik ? 3. Untuk mengetahui metode pengambilan
sidik bibir dalam identifikasi forensik.
BAB II
PEMBAHASAN
IDENTIFIKASI
FORENSIK
DEFINISI
Identifikasi merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk
menentukan identitas seseorang yang disebut juga sebagai proses pengenalan jati diri yang
pertama kali diperkenalkan oleh Alfonsus Bertillon (1853-1914), seorang dokter
berkebangsaan Perancis. Saat ini proses identifikasi telah dimanfaatkan untuk kepentingan
asuransi, penentuan keturunan, penyebab kecelakaan, menemukan orang hilang, serta
menentukan apakah seseorang dapat dinyatakan bebas dari hukuman.
METODOLOGI
IDENTIFIKASI FORENSIK
Komparatif : digunakan apabila terdapat AMD (Antemortem Data)
dan PMD (Postmortem Data) untuk disesuaikan. Data Antemortem
biasanya didapat dari sanak keluarga dan teman-teman dekat.

Rekonstruktif : digunakan apabila tidak tersedia Data Antemortem


dengan menyusun kembali sisa-sisa potongan tubuh manusia yang tidak
utuh lagi pada komunitas yang tidak terbatas seperti misalnya pada
kasus mutilasi ataupun bencana masal.
SUMBER IDENTIFIKASI
FORENSIK
Dalam mengidentifikasi, ada beberapa sumber dan data yang dapat
dipergunakan, yaitu :

 Visual /penampilan wajah dan tubuh mayat


 Dokumen
 Sidik jari
 Gigi
 DNA
 Sisa tulang
 Pakaian, perhiasaan, tato dan bentuk fisik seseorang
SIDIK BIBIR (Cheiloscopy)
DEFINISI
Sidik bibir adalah suatu pola dan alur yang khas berupa garis dan fisur yang ada
di zona transisi bibir manusia yaitu antara mukosa labial pada bagian dalamnya
dan kulit pada bagian luarnya.

Cheiloscopy berasal dari kata cheilos yang berarti bibir dan e skopein yang
berarti melihat sehingga didefinisikan sebagai teknik identifikasi forensik
dengan melihat pola dan alur kerutan pada permukaan mukosa bibir yang
berhubungan dengan identifikasi personal pada manusia.
SEJARAH SIDIK BIBIR
Antropolog pertama yang memperkenalkan tentang sidik bibir pada tahun 1902
merupakan R. Fischer. Pada tahun 1950, Synder melaporkan dalam bukunya yang
berjudul Homicide Investigation bahwa karakteristik dari sidik bibir sama khasnya
dengan sidik jari yang dimiliki setiap individu.

Suzuki-Tsuchihashi tahun 1970-1971 melakukan penelitian kepada 107 keluarga


Jepang dengan melihat sulci laborium yaitu celah atau fisur pada permukaan bibir
dan mereka menyatakan bahwa susunan garis-garis pada bibir manusia adalah
individual dan unik setiap manusia.
ANATO
MI
BIBIR

• Bibir merupakan jaringan lunak yang melindungi mulut. Bibir memiliki variasi
dalam bentuk dan warna.
• Bibir merupakan dua lipatan otot yaitu orbicularis oris yang membentuk gerbang
mulut
• Bibir luar ditutupi oleh jaringan kulit, sedangkan bagian dalam ditutupi oleh
bagian mukosa mulut
HISTOLOGI
BIBIR
• Permukaan bibir bagian luar adalah kulit dan permukaan dalamnya adalah mukosa labial. Diantara
dua jaringan ini terdapat zona bibir yang berwarna merah disebut dengan vermilion zone dengan epitel
berkeratin yang tipis dan tranlusen.
• Permukaan luar bibir ditutupi kulit dengan folikel rambut, kelenjar sebasea dan keringat. Bagian
dalam bibir meliputi mukosa yang tersusun atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, terletak
di atas jaringan ikat lamina propria dengan papilla yang tinggi.
• Bagian epidermis dari tepian vermilion bibir yang transparan serta dermis yang memiliki banyak
pleksus pembuluh darah membuat bibir berwarna merah.
PERTUMBUHAN DAN
• PERKEMBANGAN
Pertumbuhan BIBIR
dan perkembangan bibir terjadi pada minggu keenam dan ketujuh. Pada minggu ini
tonjolan maksila bertambah terus ukurannya.
• Pertumbuhan bibir atas pada awalnya lebih cepat dibandingkan dengan bibir bawah. Hal ini
berkaitan dengan pertumbuhan maksila yang juga lebih cepat dibandingkan mandibula.
• Menurut penelitian yang telah dilakukan, pertumbuhan bibir akan melambat saat individu berusia
16 tahun hingga akhirnya berhenti dan stabil.
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR Klasifikasi Suzuki-Tsuchihashi
Tipe Gambar Deskripsi
Terlihat pola alur vertical pada seluruh bagian bibir.
I : Full Vertical Grooves

Terlihat mirip seperti tipe I namun pola alur tidak


I’ : Short Vertical Grooves pada seluruh bagian bibir.

Terlihat pola alur yang bercabang.


II : Branched Grooves

Terlihat pola alur yang saling menyilang.


III : Diamond Grooves

Terlihat pola alur yang membentuk kotak-kotak.


IV : Rectangular Grooves

Pola alur yang bukan salah satu dari tipe-tipe di atas


V : Irregular atau pola alur bentuk lainnya.
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR Klasifikasi Renaud

• Renaud membagi bibir menjadi kanan dan kiri, dan setiap alur berdasarkan
bentuknya memiliki penomoran.
• kemudian dilakukan formulasi dengan mendiskripsikan bagian bibir atas
terlebih dahulu menggunakan huruf kapital untuk kanan (R), kiri (L), dan
huruf kecil sesuai topologi alur kemudian bagian bibir bawah huruf kecil
untuk kanan (r), kiri (l), dan huruf kapital untuk topologi alurnya.
• Dalam hal ini Renaud membagi pola tersebut menjadi 10 bagian
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR Klasifikasi Renaud

a. Vertikal penuh
b. Vertikal tidak penuh
c. Bifurkasi lengkap
d. Bifurkasi tidak lengkap
e. Percabangan lengkap
f. Percabangan tidak lengkap
g. Bentuk reticular
h. Bentuk X atau koma
i. Horizontal
j. Bentuk lain (segitiga, elips)
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR Klasifikasi Martin Santos

Santos memberikan klasifikasi pola dan alur sidik bibir menjadi 2 bagian, yaitu :
• Sederhana apabila terdiri dari satu elemen topologi saja, seperti garis, kurva, sudut,
dan sinusoid.
• Mejemuk apabila terdiri dari beberapa elemen topologi walaupun terdapat berbagai
klasifikasi lain yang merupakan variasi dari klasifikasi utama yang ada namun,
perbedaan yang ditunjukkan tidak signifikan.
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR
Klasifikasi Afcharbayat

A1 : Alur vertical dan lurus meluas sepanjang bibir.

A2 : Alurnya seperti A1, tetapi tidak meluas sepanjang bibir.

B1 : Alur bercabang yang lurus.

B2 : Alur bercabang yang bersudut.

C : Alur yang bertemu disatu titik.

D : Alur yang reticular.

E : Alur dengan bentuk lain.


METODE PENGAMBILAN
SIDIK BIBIR

METO METODE
DE BAHAN
LIPSTI CETAK
K
METOD METODE
E BUBUK
FOTOG SIDIK
JARI
METODE
LIPSTIK
• Metode untuk pengambilan dan dokumentasi sidik bibir menggunakan lipstik dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik yaitu teknik single motion.
METODE
BAHAN
• CETAK
Metode untuk pengambilan dan dokumentasi sidik bibir menggunakan bahan cetak
kedokteran gigi dapat menggunakan bahan cetak seperti alginate.
METODE
BAHAN
• PengambilanCETAK
dan pendokumentasian sidik bibir dapat dilakukan dengan bahan cetak lain yaitu
polyvinyl siloxane. Vorghese melaporkan bahwa dengan menggunakan metode bahan cetak
elastomer, dapat dihasilkan hasil cetakan sidik bibir yang sangat detail.
METODE
FOTOGRAFI

Metode untuk pengambilan dan dokumentasi sidik bibir menggunakan


fotografi dapat menggunakan foto konvensional maupun foto digital.
Pemanfaatan foto digital lebih sering digunakan karena hasilnya dapat dilihat
secara langsung sehingga pengambilan foto dapat diulang jika hasilnya
kurang bagus. Selain itu, hasil foto dapat dilakukan perbaikan kualitas
gambar.
METODE
BUBUK
SIDIK JARI
Tahapan pengambilan sidik bibir dengan menggunakan bubuk sidik jari
dilakukan dilakukan dengan cara subjek diinstruksikan untuk menempelkan
bibir ke sebuah kertas, kemudian kertas yang telah terdapat sidik bibir laten
tersebut ditaburkan bubuk sidik jari, lalu diratakan dengan menggunakan kuas
sampai terlihat sidik bibir yang menempel pada kertas tersebut.
METODE PENGAMATAN
SIDIK BIBIR
• Tsuchihashi menyarankan agar pola sidik bibir dibagi menjadi empat kuadran terlebih
dahulu sebelum diamati. Pada metode ini dibuat garis horizontal untuk memisahkan bibir
atas dan bibir bawah, selanjutnya dibuat garis vertical pada median bibir untuk memisahkan
belahan bibir sebelah kiri dan kanan.

• Lalu Sidik bibir terbagi menjadi 4 kuadran. Penamaan kuadran-kuadran tersebut dimulai
dari kuadran pertama, yaitu sebelah kanan atas, kuadran kedua pada sebelah kiri atas,
kuadran ketiga adalah sebelah kiri bawah, dan kuadran keempat sebelah kanan bawah.
METODE PENGAMATAN

SIDIK BIBIR
Selanjutnya, Terdapat dua metode pencatatan pola sidik bibir yang muncul pada masing-
masing kuadran. Metode pertama mencatat semua pola yang muncul di tiap-tiap kuadran
sehingga dalam satu kuadran didapatkan lebih dari satu pola sidik bibir. Metode ini adalah
metode yang disarankan oleh Tsuchihashi untuk identifikasi individu yang spesifik.

• Metode kedua mencatat pola dominan yang muncul ditiap-tiap kuadran. Jadi, dalam satu
kuadran terdapat satu pola sidik bibir dominan. Metode ini digunakan oleh beberapa
peneliti untuk melihat hubungan antara sidik bibir dan jenis kelamin.
IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN
DARI SIDIK BIBIR • Tulang belulang
BIOLOGIS • Gigi Geligi
• Darah
• Sidik jari
• Rambut
• Profil DNA
IDENTITA • Sidik bibir
S

NON • Kartu Tanda Penduduk


BIOLOGIS • Surat Izin Mengemudi
• Pakaian
IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN
DARI SIDIK BIBIR

• Sejumlah penelitian membuktikan bahwa pola sidik bibir dapat digunakan


untuk mengidentifikasi jenis kelamin individu.
• Identifikasi sidik bibir lebih mudah dilakukan pada kelompok usia 21-40
tahun.
BAB III
KESIMPUL
AN
1. Sidik bibir terbentuk pada saat permukaan bibir bersentuhan dengan suatu permukaan lain, misalnya dalam suatu kasus
criminal, sidik bibir sering ditemukan pada gelas kaca, surat cinta, baju, dan beberapa objek lain pada tempat kejadian
perkara. Sidik bibir yang terdapat pada permukaan tersebut bisa dibandingkan dengan sidik bibir tersangka atau pun korban,
sehingga hasil pemeriksaan sidik bibir tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alat bukti untuk kepentingan identifikasi.
2. Beberapa riset telah membuktikan, bahwasanya pola sidik bibir ini dapat mengidentifikasi jenis kelamin seseorang.
Berdasarkan klasifikasi Suzuki dan Tsuchihashi bentuk alur pola bibir yang dihasilkan berdasarkan penelitian terdapat pola
garis vertikal lebih umum dijumpai pada perempuan dan pola berpotongan lebih banyak dijumpai pada laki-laki. Pola sidik
bibir juga erat kaitannya dengan suku bangsa, dinyatakan bahwa ada perbedaan signifikan antara bangsa Melayu, Cina, dan
India.
3. Beberapa peneliti melakukan identifikasi dan mengklasifikasikan pola sidik bibir, namun belum ada kesepakatan mengenai
pola sidik bibir yang digunakan sebagai acuan internasional. Namun, Klasifikasi Suzuki-Tsuchihashi paling banyak
digunakan dalam penelitian-penelitian menggunakan sidik bibir.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai