Pembimbing :
dr. H. Indra Faisal, M.H., Sp. FM
Cheiloscopy berasal dari kata cheilos yang berarti bibir dan e skopein yang
berarti melihat sehingga didefinisikan sebagai teknik identifikasi forensik
dengan melihat pola dan alur kerutan pada permukaan mukosa bibir yang
berhubungan dengan identifikasi personal pada manusia.
SEJARAH SIDIK BIBIR
Antropolog pertama yang memperkenalkan tentang sidik bibir pada tahun 1902
merupakan R. Fischer. Pada tahun 1950, Synder melaporkan dalam bukunya yang
berjudul Homicide Investigation bahwa karakteristik dari sidik bibir sama khasnya
dengan sidik jari yang dimiliki setiap individu.
• Bibir merupakan jaringan lunak yang melindungi mulut. Bibir memiliki variasi
dalam bentuk dan warna.
• Bibir merupakan dua lipatan otot yaitu orbicularis oris yang membentuk gerbang
mulut
• Bibir luar ditutupi oleh jaringan kulit, sedangkan bagian dalam ditutupi oleh
bagian mukosa mulut
HISTOLOGI
BIBIR
• Permukaan bibir bagian luar adalah kulit dan permukaan dalamnya adalah mukosa labial. Diantara
dua jaringan ini terdapat zona bibir yang berwarna merah disebut dengan vermilion zone dengan epitel
berkeratin yang tipis dan tranlusen.
• Permukaan luar bibir ditutupi kulit dengan folikel rambut, kelenjar sebasea dan keringat. Bagian
dalam bibir meliputi mukosa yang tersusun atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, terletak
di atas jaringan ikat lamina propria dengan papilla yang tinggi.
• Bagian epidermis dari tepian vermilion bibir yang transparan serta dermis yang memiliki banyak
pleksus pembuluh darah membuat bibir berwarna merah.
PERTUMBUHAN DAN
• PERKEMBANGAN
Pertumbuhan BIBIR
dan perkembangan bibir terjadi pada minggu keenam dan ketujuh. Pada minggu ini
tonjolan maksila bertambah terus ukurannya.
• Pertumbuhan bibir atas pada awalnya lebih cepat dibandingkan dengan bibir bawah. Hal ini
berkaitan dengan pertumbuhan maksila yang juga lebih cepat dibandingkan mandibula.
• Menurut penelitian yang telah dilakukan, pertumbuhan bibir akan melambat saat individu berusia
16 tahun hingga akhirnya berhenti dan stabil.
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR Klasifikasi Suzuki-Tsuchihashi
Tipe Gambar Deskripsi
Terlihat pola alur vertical pada seluruh bagian bibir.
I : Full Vertical Grooves
• Renaud membagi bibir menjadi kanan dan kiri, dan setiap alur berdasarkan
bentuknya memiliki penomoran.
• kemudian dilakukan formulasi dengan mendiskripsikan bagian bibir atas
terlebih dahulu menggunakan huruf kapital untuk kanan (R), kiri (L), dan
huruf kecil sesuai topologi alur kemudian bagian bibir bawah huruf kecil
untuk kanan (r), kiri (l), dan huruf kapital untuk topologi alurnya.
• Dalam hal ini Renaud membagi pola tersebut menjadi 10 bagian
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR Klasifikasi Renaud
a. Vertikal penuh
b. Vertikal tidak penuh
c. Bifurkasi lengkap
d. Bifurkasi tidak lengkap
e. Percabangan lengkap
f. Percabangan tidak lengkap
g. Bentuk reticular
h. Bentuk X atau koma
i. Horizontal
j. Bentuk lain (segitiga, elips)
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR Klasifikasi Martin Santos
Santos memberikan klasifikasi pola dan alur sidik bibir menjadi 2 bagian, yaitu :
• Sederhana apabila terdiri dari satu elemen topologi saja, seperti garis, kurva, sudut,
dan sinusoid.
• Mejemuk apabila terdiri dari beberapa elemen topologi walaupun terdapat berbagai
klasifikasi lain yang merupakan variasi dari klasifikasi utama yang ada namun,
perbedaan yang ditunjukkan tidak signifikan.
KLASIFIKASI SIDIK
BIBIR
Klasifikasi Afcharbayat
METO METODE
DE BAHAN
LIPSTI CETAK
K
METOD METODE
E BUBUK
FOTOG SIDIK
JARI
METODE
LIPSTIK
• Metode untuk pengambilan dan dokumentasi sidik bibir menggunakan lipstik dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik yaitu teknik single motion.
METODE
BAHAN
• CETAK
Metode untuk pengambilan dan dokumentasi sidik bibir menggunakan bahan cetak
kedokteran gigi dapat menggunakan bahan cetak seperti alginate.
METODE
BAHAN
• PengambilanCETAK
dan pendokumentasian sidik bibir dapat dilakukan dengan bahan cetak lain yaitu
polyvinyl siloxane. Vorghese melaporkan bahwa dengan menggunakan metode bahan cetak
elastomer, dapat dihasilkan hasil cetakan sidik bibir yang sangat detail.
METODE
FOTOGRAFI
• Lalu Sidik bibir terbagi menjadi 4 kuadran. Penamaan kuadran-kuadran tersebut dimulai
dari kuadran pertama, yaitu sebelah kanan atas, kuadran kedua pada sebelah kiri atas,
kuadran ketiga adalah sebelah kiri bawah, dan kuadran keempat sebelah kanan bawah.
METODE PENGAMATAN
•
SIDIK BIBIR
Selanjutnya, Terdapat dua metode pencatatan pola sidik bibir yang muncul pada masing-
masing kuadran. Metode pertama mencatat semua pola yang muncul di tiap-tiap kuadran
sehingga dalam satu kuadran didapatkan lebih dari satu pola sidik bibir. Metode ini adalah
metode yang disarankan oleh Tsuchihashi untuk identifikasi individu yang spesifik.
• Metode kedua mencatat pola dominan yang muncul ditiap-tiap kuadran. Jadi, dalam satu
kuadran terdapat satu pola sidik bibir dominan. Metode ini digunakan oleh beberapa
peneliti untuk melihat hubungan antara sidik bibir dan jenis kelamin.
IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN
DARI SIDIK BIBIR • Tulang belulang
BIOLOGIS • Gigi Geligi
• Darah
• Sidik jari
• Rambut
• Profil DNA
IDENTITA • Sidik bibir
S