Anda di halaman 1dari 28

ODONTOLOGI

FORENSIK

OLEH :
Latar Belakang
Bidang ilmu odontologi forensik merupakan bagian dari
ilmu kedokteran forensik yang akhir-akhir ini menunjukkan
perannya dalam usaha upaya identifikasi korban
bencana massal, kecelakaan, kejahatan, teroris maupun
dalam rangka penegakan hukum

Bidang odontologi forensik merupakan bagian dari


bidang forensik yang menggunakan ilmu kedokteran gigi
untuk mengungkap identitas korban bencana massal,
kecelakaan, kejahatan, terorris maupun dalam rangka
penegakan hukum melalui gigi geligi

Proses identifikasi menjadi penting bukan hanya untuk


menganalisis penyebab suatu kematian, namun juga
upaya untuk memberikan ketenangan psikologis pada
keluarga dengan adanya kepastian identitas korban.

Proses Identifikasi merupakan hal yang kompleks, untuk


mendapatkan identitas dari jenazah korban yang harus
didukung oleh sejumlah data-data yang akurat, antara
lain data ante mortem dan data post mortem.
RUMUSAN MASALAH
•Apa definisi dari odontologi forensik?
•Apa saja ruang lingkup odontologi forensik?
•Bagaimana penerapan odontologi forensik di Indonesia?
•Bagaimana perkembangan dan erupsi gigi-geligi?
• Bagaimana peran odontologi forensik dalam mengidentifikasi
identitas korban?

Tujuan
• Untuk mengetahui definisi dari odontologi forensik.
• Untuk mengetahui ruang lingkup odontologi forensik.
• Untuk mengetahuipenerapan odontologi forensik di Indonesia.
• Untuk memahami perkembangan dan erupsi gigi-geligi?
• Untuk memahami peran odontologi forensik dalam
mengidentifikasi identitas korban
Odontologi forensik adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang
mempelajari cara penanganan dan pemeriksaanbenda bukti gigi serta
cara evaluasi dan presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan
peradilan

Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan


sebagai berikut:
1. Gigi dan restorasinya merupakan jaringan keras yang resisten terhadap
pembusukan dan pengaruh lingkungan yang ekstrem.
Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi
gigi menyebabkan dimungkinkannya identifikasi dengan ketepatan yang tinggi
(1:1050).
2. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis
gigi (dental record) dan data radiologis.
3. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan Gigi geligi
tahan panas sampai suhu kira-kira 400ºC. Gigi geligi tahan terhadap asam
keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang terbunuh dan direndam dalam asam
pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan giginya masih utuh.
gigi tetap dalam keadaan utuh pada suhu yang tinggi, walaupun tubuh telah rusak, tetapi gigi masih dapat
diidentifikasi.
3 FAKTOR UTAMA PEMANFAATAN
ODONTOLOGI FORENSIK

1. Forensic Dental Traumatology/ Traumatologi


Ked Gigi Forensik
pemeriksaan dan evaluasi luka pada gigi ,
jaringan sekitar mulut dan kepaladari
bermacam kasus , kemudian
mendokumentasi dan membuat laporan (
visum et repertum )

2. Bite Mark Analysis / Analisa Bekas gigitan


pemeriksaan bekas gigitan pada manusia ,
identifikasi tersangka penggigit yang
disebabkan penyerangan seksual, kekerasan
pada anak2 dan situasi pertahanan pribadi

3. Dental Identification / Identifikasi Gigi


DVI
Identifikasi dari korban yang tidak dikenal
hidup atau mati , kasus tunggal atau massal
dengan menggunakan gigi sebagi sarana
Penerapan Odontologi Forensik di Indonesia

Di Indonesia dapat dikatakan saat ini belum ada pakar


odontologi forensik yang sesungguhnya, dalam arti yang
memang mendapatkan pendidikan khusus tentang itu. Hal ini
disebaban karena bidang ini masih kurang peminatnya dan
untuk memperdalamnya diperlukan pendidikan khusus di luar
negeri.

Berbeda dengan penerapan odontologi forensik di luar negeri,


peranan pemeriksaan gigi di Indonesia memiliki banyak
keterbatasan. Hal yang menjadi masalah utama adalah masih
kurang membudayanya perilaku berobat ke dokter gigi sehingga
hanya sedikit masyarakat yang pernah ke dokter gigi. Hal ini
menyebabkan identifikasi personal berdasarkan ciri khas susunan
gigi, adanya restorasi gigi dsb sulit dilakukan karena ketiadaan
data antemortem.
Perkembangan dan Erupsi Gigi-Geligi
Gigi-Geligi Decidui

Gigi-Geligi Kalsifikasi Pertama Mahkota Lengkap Erupsi Akar lengkap

Rahang Atas I Sentralis 3-4 bln IU 4 bln 7 ½ bln 1 ½ - 2 thn


I lateralis 4,5 bln IU 5 bln 8 bln 1 ½ -2 thn
Caninus 5 ¼ bln IU 9 bln 16-20 bln 2 ½ - 3 thn
Molar I 5 bln IU 6 bln 12-16 bln 2-2 ½ thn
Molar II 6 bln IU 10-12 bln 20-30 bln 3 thn

Rahang Bawah I Sentralis 4 ½ bln IU 4 bln 6 ½ bln 1 ½ - 2 thn


I lateralis 4 ½ bln IU 4 ½ bln 7 bln 1 ½ -2 thn
Caninus 5 bln IU 9 bln 16-20 bln 2 ½ - 3 thn
Molar I 5 bln IU 6 bln 12-16 bln 2-2 ½ thn
Molar II 6 bln IU 10-12 bln 20-30 bln 3. thn
Gigi-Geligi Permanen

Perkembangan dan erupsi gigi-geligi


permanen berlangsung dari saat kelahiran Umur 14 sampai 23 tahun, perkembangan
sampai umur sekitar 14 tahun. Molar molar kedua dan molar ketiga mempunyai arti
permanen pertama mulai berkalsifikasi pada penting dalam perkiraan usia.hal ini
saat kelahiran dan kalsifikasi gigi permanen disebabkan pada usia ini terjadi
lainnya berlangsung sampai umur 9 tahun, perkembangan yang lebih lanjut dari akar
kecuali gigi molar ketiga tidak mengalami molar kedua, juga terjadi penutupan foramen
pembentukan jaringan keras sampai umur 8-9 apikal dari molar ketiga.
tahun
Peran Odontologi Forensik dalam Identifikasi
Identitas Korban

MENGAPA GIGI DIPAKAI SEBAGAI ALAT UTAMA


IDENTIFIKASI ?
1.Survivability / Ketahanan
Tahan terhadap trauma fisik dan panas

2 Individuality / Kekhususan
- Bentuk jelas, mempunyai 5 permukaan ( 32 gigi = 160
permukaan ) , posisi bervariasi, tambalan, gigi palsu,
bracket ortho , implant dll
- Kemungkinan adanya gigi yang identik
kemungkinanya adalah 1 : 2 miyar penduduk ( riset
Cameron & Sims th 1972 )
- Mudah dicapai dan dilihat, dan terlindung dalam
rongga mulut yg basah oleh air liur
3. Information gained from teeth/ Informasi yg dpt
diperoleh dari gigi :
Ras, Umur, Jenis kelamin , Kebiasaan , Bentuk muka ,
Golongan Dararh , DNA

.
Pada korban hidup:

- menjelaskan apa yang terjadi,


- seberapa jauh/ seberapa beratkah kekerasan yang terjadi?
 melengkapi gambaran tentang tingkat beratnya
pelanggaran/penyiksaan yang dilakukan.

? Apakah gigi patah karena


kekerasan yang terjadi, atau
? Seberapa beratkah kerusakan yang karena gigi berlubang?
terjadi terhadap tulang rahang dan gigi?  benarkah telah terjadi
penyiksaan?
Peran Odontologi Forensik dalam Identifikasi
Identitas Korban

Penentuan Usia

Berdasarkan Schour dan Massler (1941), dapat ditentukan lima


kelompok usia berdasarkan perkembangan dan erupsi gigi-geligi yaitu1:

Kelompok usia prenatal: 5-7 bulan intra uteri


Kelompok infant: saat lahir sampai 1,5 tahun
Kelompok usia kanak-kanak awal (pra sekolah): 2-6 tahun
Kelompok usia kanak-kanak akhir (usia sekolah): 7-10 tahun
Kelompok usia remaja dan dewasa: 11-35 tahun
Peran Odontologi Forensik dalam Identifikasi
Identitas Korban

Ras caucasoid
• Cusp carabelli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.
• Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar
kedua dari mandibula.
• Maloklusi pada gigi anterior.
• Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk
lengkungan parabola.
Peran Odontologi Forensik dalam Identifikasi
Identitas Korban

Ras mongoloid :
 Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila
menunjukkan nyata berbentuk sekop pada 85-
99% ras mongoloid. 2 sampai 9 % ras kaukasoid
dan 12 % ras negroid memperlihatkan adanya
bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas.
• Dens evaginatus.
• Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan
oklusal premolar bawah pada 1-4% ras
mongoloid.
• Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula
ditemukan pada 20% mongoloid.Lengkungan
palatum berbentuk elips.
a. Batas bagian bawah mandibula berbentuk
lurus.
Peran Odontologi Forensik dalam Identifikasi
Identitas Korban

Ras negroid
• Premolar akan premolar (1.4 1.5, 2.4 2.5)
cenderung membelah atau terdapat tiga
akar yakni trifurkasi
• Bahwa cenderung bimaxillary protrusion
(monyong)
• Bahwa molar ke-4 sering ditemukan
(banyak)
• Premolar pertama bahwa (1.4, 2.4)
terdapat 2 atau 3 cusp
• Gigi molar berbentuk segiempat
Perbedaan Lengkungan Rahang antar Ras

Lengkung Rahang Elipsoid Berbentuk U Paraboloid

Ras Mongoloid (+)


Ras Negroid (+)
Ras Caucasoid (+)

Ras Australoid (+) lebar, insisive besar-


besar
Ras Khusus (+) sangat nyata,
insisive kecil-kecil

Mongoloid Negroid Caucasoid Australoid Khusus


Penentuan Jenis Kelamin

Gigi Geligi Wanita Pria

Outline Bentuk Gigi Relatif lebih kecil Relatif lebih

besar
Lapisan Email dan Relatif lebih tipis Relatif lebih
Dentin
tebal
Bentuk Lengkung Gigi Cenderung oval Tapered
Ukuran Cervico Incisal Lebih kecil Lebih besar
Mesio
Distal Caninus Bawah
Outline Incisive Lebih bulat Lebih persegi
Pertama Atas
Lengkung Gigi Relatif lebih kecil Relatif lebih

besar
Tulang rahang Pria Wanita
Lengkung rahang lebih besar
Palatum Lebih luas (bentuk U) Lebih kecil
(parabola)
Sudut gonion Lebih kecil
Ramus Ascendens Lebih tinggi, lebih besar,
lebih lebar
Jarak processus Lebih jauh
condyloideus dengan (jarak lebih panjang)
processus
coronoideus
Dagu Lebih anterior, lebih besar

pars Basalis Mandibula lebih panjang


Tinggi Processus Lebih tinggi
Coronoideus
Pada pria, lengkung rahang lebih besar daripada wanita
karena relatif gigi-geligi pria jarak mesio distal lebih panjang
dibandingkan dengan wanita. Sedangkan palatum pada
wanita lebih kecil dan berbentuk parabol. Dan pada pria,
palatum lebih luas serta berbentuk huruf U. Rahang pria (Os
Mandibula) memiliki dagu yang lebih persegi atau dasarnya
mendatar (square chin). Sudut rahang juga tampak lebih
lancip (acute angle of jaw) dan proccesus mastoideus lebih
menonjol
Rahang wanita (Os Mandibula) memiliki dagu
yang lebih lancip atau dasarnya mendatar
(square chin). Sudut rahang juga tampak lebih
lebar (wider angle of jaw) dan proccesus
mastoideus lebih tumpul atau tidak menonjol
Identifikasi Korban melalui Gigi Berdasarkan
Kebiasaan Menggunakan Gigi

Kebiasaan menggunakan pipa saat merokok akan


mengakibatkan ausnya gigi yang digunakan untuk menggigit
pipa.
Biasanya gigitan pipa ini atau yang disebut cangklong letaknya
di daerah kaninus sampai dengan premolar 2.
Kemudian setelah bertahun tahun akan terlihat suatu open bite
diantara gigi tersebut sesuai dengan pipa yang digunakan.

Bagi mereka yang kebiasaannya Brezism yakni menggerakan


aclusi aktif pada waktu tidur maka akan terlihat artrisi di sekitar
gigi atas dan bawah sesuai dengan interdigitasi antara gigi atas
dan gigi bawah.
Identifikasi Korban melalui Gigi Berdasarkan
Pekerjaan Menggunakan Gigi

Tukang jahit
Artrisi Berongga Sesuai dengan
Ukuran jarum Pekerja bangunan

atrisi berbentuk bulat sesuai


dengan paku yang digunakan

Penata rambut (capster)


Terbentuk Rongga Artrisi Gigi
Insisive.
Identifikasi Golongan Darah Korban dan
Pelaku melalui Air Liur atau Saliva

Identifikasi golongan darah korban melalui air liur atau saliva haruslah
dibuat sediaan ulas pada TKP maupun pada korban yang masih
terdapat air liur baik masih basah maupun sudah kering
Identifikasi golongan darah dari air liur yang disebut juga sebagai saliva
washing atau analisis air liur maka sediaan ulas yang tim identifikasi buat
harus dikirim ke laboratorium serologi, apabila air liur atau saliva tersebut
sekretor
maka dapat diketahui golongan darah dari air liur tersebut.
Identifikasi Korban melalui Pola Gigigitan
Pelaku

Menurut William Eckert pada tahun 1992 bahwa yang


dimaksud dengan pola gigitan pelaku yang tertera di kulit
korban dalam bentuk luka, jaringan kulit maupun jaringan ikat
di bawah kulit sebagai akibat dari pola permukaan gigitan dari
gigi-gigi pelaku dengan perkataan lain pola gigitan
merupakan suatu produksi dari gigi-gigi pelaku melalui kulit
korban
KESIMPULAN

Odontologi forensik merupakan cabang ilmu dari kedokteran forensik.


Dimana mempelajari tentang identifikasi korban /
barang bukti melalui data giginya baik itu data ante mortem maupun
post mortem.

Gigi merupakan sarana identifikasi yang dapat dipercaya


apabila rekaman data dibuat secara baik dan benar

Peran Odontologi Forensik dalam Identifikasi Identitas


Korban adalah untuk menentukan usia, menetukan ras,
menentukan jenis kelamin, menentukan identitas korban melalui bekas
gigitan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai