Anda di halaman 1dari 12

Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

GAMBARAN RADIOGRAF PADA PENYAKIT PERIODONTAL

Penyakit periodontal adalah suatu radang yang terjadi pada jaringan


pendukung gigi. Penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah
gingivitis dan periodontitis. Pada gingivitis, peradangannya hanya terjadi pada
bagian gingivanya saja, tetapi berbeda dengan periodontitis peradangannya
terjadi pada jaringan ikat dan tulang alveolar. Dalam upaya melihat penyakit
periodontitis dengan lebih jelas diperlukan pemeriksaan yang sesuai sehingga
diagnosis yang tepat dapat dilakukan. Dalam menunjang pemeriksaan penyakit
periodontal, dibutuhkan pemeriksaan klinis dan juga pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang salah satunya adalah pemeriksaan radiograf.
Pemeriksaan radiograf sangat penting dalam melakukan diagnosis terhadap
penyakit periodontal yaitu untuk menentukan tingkat keparahan, prognosis,
dan evaluasi dari hasil perawatan. Gambaran dari radiograf memberikan
informasi tentang gambar-gambar yang tidak terliat pada pemeriksaan klinis
seperti panjangnya akar dan tinggi tulang yang tertinggal.
Jaringan periodontal merupakan jaringan yang mendukung gigi dan
terdapat pada sekeliling gigi. Ada 4 kompenen dari jaringan periodontal yaitu
gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Jaringan
periodontal ini memiliki fungsi sebagai kesatuan yang menjaga gigi tetap pada
posisinya saat terjadi proses pengunyahan. Pada radiograf, gingiva tidak akan
terlihat karena gingiva merupakan jaringan yang lunak. Proseus alveolar,
lamina dura dan ruang ligamen periodontal yang akan terlihat pada radiograf
periapikal. Jaringan periodontal itu dikatakan sehat jika secara klinis tidak
terlihat adanya kehilangan perlekatan serta pada gambaran radiograf jarak
antara tepi puncak tulang dengan cemento enamel junction (CEJ) adalah 2-
3mm. Pada gigi posterior, tinggi puncak alveolar sejajar dengan garis yang
menghubungkan CEJ yang berdekatan.
Kolagen merupakan komponen utama dari ligamen periodontal,
sehingga ruang ligamen periodontal dan gambaran radiograf terlihat sebagai
ruang radiolusen antara akar gigi dan lemina dura. Ligamen periodontal punya
peran yang penting dalam menyalurkan beban oklusal yang lebih serta
mensuplai nutrisi kepada sementum, tulang dan gingiva melalui pembuluh
darah.

1
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

Pada gambar radiograf, perubahan destruktif awal pada penyakit


periodontal tidak dapat terlihat. Jika pada gambar radiograf sudah terlihat
perubahan pada jaringan periodontal, maka sudah dapat dikatakan bahwa
penyakit ini sudah melalui tahap awal penyakit.
Pada penyakit periodontal, ada beberapa pola kerusakan tulang yaitu:
 Kerusakan Tulang Horizontal
Pada penyakit periodontal, pola kehilangan tulang ini yang paling sering
terjadi. Penyakit ini berupa tinggi tulang berkurang, tetapi puncak tulang
tetap horizontal (sejajar denan oklusal) dengan posisi tulang yang lebih
apikal beberapa milimeter dari garis CEJ.

 Kerusakan Tulang Vertikal atau Angular Defect


Kerusakan tulang ini memiliki ciri-ciri rusaknya mengarah miring atau
apikal. Kerusakan ini biasanya terlokalisir pada 1 atau 2 gigi.

 Osseous Crater
Kerusakan ini berupa cekungan atau kawah dengan daerah ireguler tidak
beraturan pada puncak tulang interdental akibat berkurangnya densitas
pada puncak tulang alveolar. Lebih sering terjadi pada posterior
dibanding interior.

 Bolbous bone contours


Pembesaran tulang karena eksostosis, dan sebagai adaptasi terhadap
fungsi pembwntukan tulang yang berlebihan. Lebih sering terjadi pada
maksila daripada mandibula.

 Reversed Architecture
Adalah efek dari kehilangan tulang interdental sehingga menunjukkan
arsitektur normal namun terbalik dan sering terjadi pada maksila.

 Ledges
Margin tulang yang mengalami peninggian disebabkan karena resorpsi
plat tulang alveolar.

2
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

 Keterlibatan Fukasi
Perluasan dari penyakit periodontal pada daerah bifurkasi dan trifurkasi
gigi yang berakar lebih dari satu.
Penilaian yang dapat dilihat dari gambar radiograf pada penyakit
periodontal adalah sebagai berikut:
Periodontitis
1. Pada lamina dura terjadi kekaburan dan putusnya kontinuitas
2. Hilangnya tulang interdental dan juga ruang periodontal yang melebar
3. Proses destruksi berjalan sepanjang puncak septum interdental
4. Tulang septum interdental berkurang tingginya
Keterlibatan Fukasi
1. Radiodensitas pada daerah fukasi berkurang pada outline dari outline
tulang trabekular
2. Hilangnya tulang molar
Abses Periodontal
1. Pada abses periodontal gambaran radiograf yang terlihat adalah daerah
radiolusensi sepanjang aspek lateral akar.
Periodontitis Agresif Lokalisata
1. Pada periodontitis agresif lokalisata yang terlihat pada gambar radiograf
adalah hilangnya tulang insisif atau molar pertama rahang bawah, pola
kerusakannya yaitu vertikal.
Trauma Form Occlusion
1. Pada TFO, gambaran yang terlihat pada radiograf yaitu pelebaran ruang
ligamen periodontal dan pelebaran lamina dura pada are apikal dan
bifurkas gigi.

3
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/

GAMBARAN RADIOGRAF PADA PENYAKIT PERIODONTAL

Dewi Saputri
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
__________________________________________________________________________________
___
Abstract
Periodontal disease is an infectiuos disease that happen of the periodontal tissue. In order to see
the progress of periodontal disease, a proper examination is needed in which it includes clinical and
supporting examination. One of a supporting examination in diagnoses periodontal disease is
radiograph examination. Radiographic appearance provide important information since it can show
an image that can not be seen by clinical examination like the length of the root, bone height,
patterns of bone destruction and others abnormalities of the periodontal tissue except gingival
tissue. Radiographic appereance is a valuable in the diagnoses of periodontal disease, treatment
planning, determination of prognosis and evaluation of the outcome of treatment

Keywords : Periodontal Disease, Supporting Examination, Radiographic Appereance

_______________________________________________________________________________

PENDAHULUAN
Penyakit periodontal merupakan suatu Adapun salah satu pemeriksaan penunjang inflamasi
yang terjadi pada jaringan pendukung adalah pemeriksaan radiograf.4 Pemeriksaan gigi. Penyakit
periodontal yang paling sering radiograf merupakan salah satu pemeriksaan dijumpai adalah
gingivitis dan periodontitis.1,2 yang penting dalam mendiagnosis penyakit Pada gingivitis, inflamasi
hanya terbatas pada periodontal, menentukan keparahan dan gingiva saja, sedangkan
pada periodontitis prognosis serta evaluasi hasil perawatan. terjadi destruksi jaringan ikat dan tulang
Namun, pemeriksaan radiograf hanya alveolar.1,3 Dalam upaya melihat
digunakan sebagai pemeriksaan penunjang perkembangan penyakit periodontal diperlukan bukan
sebagai pemeriksaan pengganti dalam pemeriksaan yang sesuai sehingga diagnosis mendiagnosis
penyakit periodontal.4,5,6 yang tepat dapat ditegakkan. Pemeriksaan Gambaran

4
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

radiograf menyediakan informasi penyakit periodontal mencakup pemeriksaan yang penting dalam
mendiagnosis penyakit klinis dan penunjang. periodontal karena radiograf dapat
menampilkan gambaran yang tidak terlihat
______________ pada pemeriksaan klinis seperti panjang akar
Corresponding author dan tinggi tulang yang tinggal.5
Email address : dewisaputri_emir@yahoo.co.id

5
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

ANATOMI NORMAL JARINGAN PERIODONTAL


Jaringan periodontal merupakan jaringan pendukung gigi yang terdapat disekeliling
gigi. Ada 4 komponen dari jaringan periodontal yaitu gingiva, ligamen periodontal,
sementum dan tulang alveolar. Fungsi secara umum dari jaringan periodontal adalah sebagai
kesatuan yang menjaga gigi tetap pada posisinya, dalam berbagai macam respon selama
proses pengunyahan.7,8 Gingiva sebagai bagian dari jaringan periodontal tidak terlihat dalam
gambaran radiograf karena gingiva merupakan jaringan lunak. Prosesus alveolar, lamina
dura dan ruang ligamen periodontal yang akan terlihat pada radiograf periapikal.8 Jaringan
periodontal dikatakan sehat jika secara klinis tidak terlihat adanya kehilangan perlekatan
serta pada gambaran radiograf jarak antara tepi puncak tulang dengan cemento enamel
junction (CEJ) adalah 2-3mm.6 Pada referensi lain disebutkan bahwa jarak puncak alveolar
kira-kira 1-1,5mm di bawah CEJ gigi yang berdekatan. Pada gigi posterior, tinggi puncak
alveolar sejajar dengan garis yang menghubungkan CEJ yang berdekatan.2

Gambar 1. Gigi Anterior dengan Puncak Tulang Aveolar Normal yaitu 1-1,5 mm dari CEJ Gigi yang
Berdekatan.2

Gambar 2. Gambaran Radiograf Puncak Tulang Alveolar Normal pada Gigi Posterior. 6

Komponen utama ligamen periodontal adalah kolagen, sehingga ruang ligamen periodontal pada
gambaran radiograf terlihat sebagai ruang radiolusen antara akar gigi dan lamina dura.2 Ligamen
periodontal memegang peranan penting dalam menyalurkan beban oklusal yang berlebihan serta
menyuplai nutrisi ke sementum, tulang dan gingiva melalui pembuluh darah.9

6
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

Gambar 3. Ruang Ligamen Periodontal pada Gigi Insisivus Maksila.2

TULANG INTERDENTAL NORMAL

Evaluasi perubahan tulang pada penyakit periodontal berdasarkan tampilan tulang interdental
karena struktur tulang fasial dan lingual terlihat tidak jelas. Lebar dan bentuk tulang interdental
normalnya mengikuti konveksitas permukaan proksimal gigi dan tingginya selevel dengan CEJ gigi
yang berdekatan.

Diameter fasiolingual tulang berhubungan dengan lebar permukaan proksimal akar.4


Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 15-20

POLA DESTRUKSI TULANG PADA • PENYAKIT PERIODONTAL

Perubahan destruktif awal pada penyakit periodontal tidak dapat terlihat pada
gambaran radiograf. Oleh karena itu, jika pada gambaran radiograf sudah terlihat
perubahan pada jaringan periodontal maka hal tersebut menunjukkan bahwa penyakit
tersebut sudah melampaui tahapan awal penyakit.2
Ada beberapa pola kerusakan tulang pada penyakit periodontal, yaitu:

• Kerusakan Tulang Horizontal2,4, 10 •


Merupakan pola kehilangan tulang yang paling sering terjadi pada penyakit
periodontal. Tinggi tulang berkurang, tetapi puncak tulang tetap horizontal (sejajar dengan
bidang oklusal) dengan posisi puncak tulang yang lebih ke apikal beberapa milimeter dari

garis CEJ. •

Gambar 4. Kehilangan Tulang Horizontal pada Gigi Insisivus Maksila6

7
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

• Kerusakan Tulang Vertikal atau Angular


2,10
Defect


Kerusakan tulang yang terjadi dalam
• arah miring atau vertikal. Kerusakan tulang
• ini biasanya terlokalisir pada 1 atau 2 gigi.

Gambar 5. Kerusakan Tulang Vertikal pada


Penderita Periodontitis Kronis.6

Osseous Craters 4, 10
Merupakan kerusakan berbentuk cekungan atau kawah dengan daerah ireguler tidak
beraturan pada puncak tulang interdental akibat berkurangnya densitas pada puncak tulang
alveolar. Terjadi 2 kali lebih sering pada bagian posterior dibandingkan anterior. Radiograf yang
tidak akurat menggambarkan morfologi atau kedalaman dari kawah interdental, yang kadang-
kadang tampak sebagai kerusakan vertikal.

Bulbous Bone Contours10


Merupakan pembesaran tulang yang disebabkan oleh eksostosis, sebagai adaptasi terhadap
fungsi pembentukan tulang yang berlebihan. Lebih sering dijumpai pada maksila daripada
mandibula.

Reversed Architecture10
Merupakan defek yang dihasilkan akibat kehilangan tulang interdental. Sehingga
menunjukkan arsitektur normal yang terbalik. Lebih sering terjadi pada maksila.

Ledges10
Adalah margin tulang seperti mengalami peninggian yang disebabkan oleh resorpsi plat
tulang alveolar.

Keterlibatan Furkasi 2, 6,10


Merupakan perluasan penyakit periodontal pada daerah bifurkasi dan trifurkasi gigi berakar
lebih dari satu. Furkasi bisa terlihat secara klinis atau tertutupi oleh dinding poket. Perluasan
keterlibatan furkasi ditentukan dengan eksplorasi menggunakan prob. Keterlibatan furkasi

8
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

diklasifikasikan dalam 4 tingkatan menurut jumlah destruksi jaringan. Grade 1 jika kehilangan tulang
masih minimal.

Grade 2 kehilangan tulang sebagian. Grade 3 kehilangan tulang total tetapi masih tertutupi
oleh jaringan lunak. Grade 4 kehilangan tulang total tetapi tidak tertutupi oleh jaringan
lunak.

GAMBARAN RADIOGRAF PENYAKIT PERIODONTAL

Penilaian dan gambaran yang bisa terlihat secara radiograf pada penyakit periodontal adalah
sebagai berikut:

Periodontitis4

1. Kekaburan dan putusnya kontinuitas lamina dura, pada bagian mesial atau distal dari puncak
septum interdental dipertimbangkan sebagai perubahan radiografi paling awal pada
periodontitis.

2. Kehilangan tulang interdental berlanjut dan pelebaran ruang periodontal akibat radiolusen
wedge shape pada aspek mesial dan distal puncak tulang.

3. Proses destruksi berjalan sepanjang puncak septum interdental dan tingginya tulang menjadi
berkurang.

4. Tinggi tulang septum interdental berkurang secara progresif akibat perluasan inflamasi dan
resorpsi tulang.

Gambar 6. Kekaburan dan Putusnya Kontinuitas


Lamina Dura pada Puncak Tulang Distal Insisif Sentralis dan Terdapat Area Radiolusen Wedge Shaped
pada Puncak Tulang Interdental Lainnya.4

Keterlibatan Furkasi 4
Untuk mendeteksi keterlibatan furkasi dengan bantuan radiograf, ada beberapa kriteria
diagnosis yang disarankan :

1. Perubahan radiografik yang ringan pada daerah furkasi hendaknya diteliti secara klinis terutama
bila kehilangan tulang pada daerah dekat dengan akar.

9
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

2. Pengurangan radiodensitas daerah furkasi pada outline dari tulang trabekular menunjukkan
adanya keterlibatan furkasi.
3. Sewaktu-waktu bila ada tanda kehilangan tulang yang berhubungan dengan molar berakar
tunggal ini dapat diasumsikan terjadi keterlibatan furkasi.

Gambar 7. Gambaran Radiograf Keterlibatan Furkasi pada Gigi Molar Satu dan Molar Dua Mandibula.4

Abses Periodontal 2, 4
Gambaran radiograf pada abses periodontal menunjukkan daerah radiolusensi sepanjang
aspek lateral akar.

Gambar 8. Abses Periodontal pada Aspek Lateral Akar Gigi Insisif Sentralis Mandibula 4

Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 15-20

Periodontitis Agresif Lokalisata 4, 11 Gambaran radiograf pada periodontitis agresif


lokalisata yaitu kehilangan tulang diawali pada daerah gigi insisif atau daerah molar
pertama rahang bawah, biasanya bilateral dan pola kerusakan vertikal. Kerusakan tulang
dapat berkembang menjadi menyeluruh, tetapi pada daerah premolar biasanya
kehilangan tulang sedikit.

1.
Gambar 9. Kerusakan Tulang pada Gigi Insisif dan Molar Satu Mandibula pada Kasus Periodontitis

10
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

Agresif. 6

Trauma From Occlusion 2, 4,12


2.
Gambaran radiograf yang terlihat pada TFO adalah pelebaran ruang ligamen periodontal
serta sering diikuti dengan

3. penebalan lamina dura disepanjang


area apikal dan bifurkasi gigi. Destruksi septum interdental lebih sering terlihat dalam arah
4. vertikal dibandingkan horizontal,
disertai dengan pembentukan defek infraboni. Dijumpai adanya radiolusensi dan
kondensasi tulang alveolar serta resorpsi akar.
5.

6.

7.

8.
Gambar 10. Kerusakan Tulang yang Parah dan
Pelebaran Ruang Ligamen Periodontal disekitar Gigi Insisif Sentralis Kanan.4

KESIMPULAN

Pemeriksaan radiograf merupakan salah satu pemeriksaan penting dalam mendiagnosis,


menentukan prognosis, dan mengevaluasi hasil perawatan dari penyakit periodontal. Namun, perlu
diingat bahwa radiograf hanya merupakan pemeriksaan penunjang, bukan merupakan pemeriksaan
pengganti dalam mendiagnosis penyakit periodontal.

DAFTAR PUSTAKA

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR.

Classification of Diseases and Conditions

Affecting the Periodontium. In: Carranza’s

Clinical Periodontology. 12th ed. Elsevier Saunders: St. Louis, Missouri; 2015:45.

White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology: Principles and Interpretation. 5th ed. St. Louis, Missouri:
Mosby; 2004:314-24

AlJehani YA. Risk Factors of Periodontal Disease: Review of the Literature.

International Journal of Dentistry. 2014.

11
Saputri et al J Syiah Kuala Dent Soc, 2018, 3 (1): 16-21

Tetradis S, Carranza FA, Fazio RC, Takei

HH. Radiographic Aids in the Diagnosis of


Periodontal Disease. In: Carranza's

Clinical Periodontology. St. Louis Missouri: Elsevier Saunders; 2015:378-86.

Corbet E, Ho D, Lai S. Radiographs In Periodontal Disease Diagnosis And

Management. Australian Dental Journal. 2009;54(27-43).

Whaites E. Essentials of Dental Radiography and Radiology. 3th ed. Toronto: Churchil Livingstone;
2002.

Nanci A, Bosshardt DD. Structures of Periodontal Tissue In Health and Disease. Periodontology 2000.
2006;40:11-28.
Madukwe IU. Anatomy of The

Periodontium : A Biological Basis for Radiographic Evaluation of Periradicular

Pathology. Journal of Dentistry and Oral Hygiene. 2014;6(7):70-6.


9. Fiorellini JP, Stathopouluo PG. Anatomy of Periodontium. In: Caranza's Clinical
Periodontology. 12th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Saunders; 2015:26.
10. Carranza FA, Camargo PM, Takei HH. Bone Loss And Pattern of Bone
destruction. In: Carranza's Clinical Periodontology. 12th ed. St.
Louis Missouri: Elsevier Saunders; 2015:290-9.
11. Cho CM, You HK, Jeong SN. The Clinical
Assessment of Aggressive Periodontitis
Patients. J Periodontal Implant Sci. 2011;41(3):143-48.
12. Singh DK, Jalaluddin M, Ranjan R.
Trauma From Occlusion: The Overstrain of the Supporting Structures of the Teeth. Indian
Journal of Dental Sciences.
2017;9(2):126-32.

12

Anda mungkin juga menyukai