Anda di halaman 1dari 18

TUGAS RADIOLOGI

PERIODONTAL DISEASES

OLEH:

FAUSTA ERVANDA 2015.07.2.0025


AUDREY NATALIE 2015.07.2.0007
AVIYUDA PRABOWO 2015.07.2.0010
FELISITAS MARIA 2015.07.2.0026
BELLA SAGITA 2015.07.2.0012

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
20115
Mekanisme Penyakit

Penyakit periodontal adalah sebuah kondisi yang dihasilkan oleh


sebuah respon host inflamasi pada jaringan periodontal yang mungkin
berhubungan dengan localized atau generalized alterations di jaringan
lunak sekitar gigi, kehilangan perlekatan tulang dan sampai kehilangan
gigi. Penyakit periodontal diklasifikasikan menjadi gingivitis dan
periodontitis. Gingivitis dibagi menjadi dental plak dan non plak
induced. Bakteri plak yang berhubungan gingivitis lebih sering ditemuka
daripada non plak yang mempengaruhi gingiva, seperti infeksi virus/
jamur, mukokutan dan kondisi alergi dan luka trauma. Gingivitis
bermanifestasi sebagai inflamasi pada jaringan lunak di sekitar gigi
dengan bengkak oada gusi, edema, dan eritema.
Periodontitis diklasifikasikan sebagai kronis, agresif dan manifestasi
penyakit sistemik. selain itu, kondisi lain jarang ditemui seperti
necrotizing periodontal, abses periodontal dan periodontitis yang
berhubungan lesi endodontik. Periodontitis yang disebabkan dari
gingivitis karena kerusakan jaringan hos terlihat dari kehilangan
perlekatan jaringan lunak dan tulang pendukung dari gigi bersangkutan.
Meskipun periodontitis selalu berasal dari gingivitis, gingivitis tidak
selalu menjadi periodontitis.
Dental plak yang mempunyai banyak variasi komposisi bakteri,
memainkan peranan penting pada periodontitis. Periodontitis yang
disebabkan oleh bakteri plak, dominan pada bakteri gram negatud
bentuk rods dan spirocheta, yang mempunyai kemampuan untuk
berkolonisasi pada gigi dan permukaan gigi, menyebar pada regio di
antara akar dan gingival margin dan invasi di sekitar jaringan pada
beberapa kasus. Bakteri ini mampu menyebabkan kerusakan pada
jaringan host, baik melalui toksin atau dengan menstimulasi sebuah
reaksi inflamasi host sebagai bagian dari respon host, pelepasan
mediator inflamasi , khususnya neutrofil, bertanggung jawab untuk
banyak luka ke sekitar jaringan lunak dan stimulasi dari resorpsi tulang
osteoklas. Hasil dari respon inflamasi menyebabkan kehilangan dan
migrasi apikal, perlekatan epitel dan pembentukan poket dan lebih
lanjut meningktkan kolonisasi bakteri.
Perkembangan ke periodontitis bermanifestasi pada pembentukan
poket. Tanda lain termasuk perdarahan, eksudat purulent, edema,
resorpsi tulang alveolar dan kegoyangan gigi. Dibandingakn itu,
perkembangan lebih lanjut dari ringan sampai parah, periodontitis
berkembang secara mendadak. Ada periode waktu untuk inflamasi aktif
dan kerusakan diikuti oleh penyembugan dan faktor host, seperti
penyakit sistemik, usia, faktor genetik, status sistem imun, trauma
oklusi, stress, pengaruh waktu dan perkembangan penyakit. Penyakit
ini biasanya tidak sakit, dan kebanyakan pasien tidak khawatir akan
kehadirannya. Terapi yang efektif antara lain OH, scaling dan terapi
dengan surgical.
Orang yang lebih sering menderita periodontitis termasuk perokok,
orang tua, orang dengan edukasi rendah, orang yang tidak peduli
dengan kesehatan gigi, pernah mengalami periodontitis sebelumnya
dan punya penyakit sistemik seperti diabetes atau infeksi dengan HIV.
Prevalensi penyakit periopdontal di US bergantung pada metode
diagnosa dan jika kehingan perlekatan > 4 mm, prevalensinya 23%.
Insiden periodontitis meningkat dengan peningkatan usia. Prevalensi
periodontitis agresif < 1 %.

Diagnosa Penyakit Periodontal


Kontribusi dari gambaran diagnosis

Radiografi memegang peranan penting untuk mendiagnosa penyakit

periodontal. radiogradi menyajikan informasi unik tentang status

periodontal dan rekaman permanen dari kondisi tulang. Gambaran

diagnostik memperlihatkan perpanjangan kerusakan dari tulang

alveolar, faktor lokal, dan kondisi periodontium yang mempengaruhi

prognosis. Gambaran ini juga membantu diagnosa clinical rasio


mahkota-akar. Sebuah faktor penting yang dipengaruhi oleh kehilangan

tulang periodontal dan mempengaruhi prognosis gigi dan rencana

pembuatan protesa.

Pemeriksaan klinis termasuk probing, index gingival, tingkat


kegoyangan dan evaluasi akan banyaknya perlekatan gingiva.
Periodontitis yang sulit diidentifikasi secara klinis, bisa diidentifikasi
dengan radiografi. Meskipun gambar dapat mendemonstrasikan
periodontitis yang parah, perubahan penting pada periodontium
mungkin tidak terlihat. Akan tetapi, diagnosa lengkap penyakit
periodontal membutuhkan pemeriksaan klinis dari pasien yang
dikombinasikan dengan bukti yang terlihat dari gambaran radiografi.

Keterbatasan dari gambaran Intraoral


Gambaran intraoral (proyeksi bitewing dan periapikal) dapat
memberikan presentasi lengkap dari status perodonsium.
Memiliki keterbatasan sebagai berikut:
Tabel 19.1 Penilaian Radiografi dari condisi periodontal
Radiografi yang sangat membantu dalam evolusi sebagai berikut:
- Jumlah dari tulang
- Condisi dari alveolar crest
- Kehilangan tulang pada area furkasi
- Pelebaran dari ligamen periodontal space
- Faktor iritasi lokal yang dapat meningkatkan resiko penyakit
periodontal
o Kalkulus
o Berkontur buruk atau restorasi overexteded
- Panjang akar dan morfologi dan mahkota-rasio akar
- Contacs interproksimal terbuka, yang mungkin berpeluang untuk
impaksi makanan
- Pertimbangan anatomi
o Posisi dari sinus maksillary dalam relasi untuk kelainan
bentuk periodontal
o Missing, supernumerary, dan impaksi
- Pertimbangan pathologi
o Karies
o Lesi periapikal
o Resorbsi akar
1. Gambar-gambar ini memberikan pandangan dua dimensi dari
struktur tiga dimensi. Karena gambar gagal untuk mengungkapkan
sifat tiga dimensi dari anatomi ini, kerusakan tulang tumpang tindih
dengan dinding tulang yang menonjol. Juga karena struktur gigi
yang tumpang tindih, hanya tulang bagian interproksimal yang
terlihat jelas. Namun, penurunan dalam kepadatan dari struktur
akar (terlihat lebih radiolusen) mungkin menunjukkan kehilangan
tulang pada bukal atau lingual aspek gigi. Penggunaan beberapa
gambar yang dibuat pada angulasi yang berbeda, seperti di mulut
set lengkap, memungkinkan pengunjung untuk menggunakan
aturan objek bukal untuk mendapatkan informasi tiga dimensi,
seperti apakah hilangnya plat kortikal telah terjadi pada aspek bukal
atau lingual.
2. Gambar-gambar ini biasanya menunjukkan kerusakan tulang parah
daripada yang sebenarnya. Carliest (incipent) lesi destruktif ringan
pada tulang tidak menyebabkan perubahan yang cukup dalam
kepadatan menjadi terdeteksi.
3. Gambar-gambar ini tidak menunjukkan jaringan lunak yang
berhubungan dengan jaringan keras dan demikian tidak
memberikan informasi tentang kedalaman poket jaringan lunak.
4. Tingkat tulang sering diukur dari cementoenamel junction (CEJ),
namun referensi ini tidak berlaku dalam situasi dimana setelah
erupsi atau erupsi pasif pada pasien dengan atrisi berat.
Untuk alasan ini, meskipun gambar diagnostik memainkan peran
berharga dalam diagnosis dan rencana perawatan, penggunaannya
harus dilengkapi pemeriksaan klinis.

Teknik prosedur
Kegunaan gambar intraoral dalam evaluasi penyakit periodontal
dapat ditingkatkan dengan membuat gambar dengan kualitas teknis
yang tinggi. Interproksimal (bitewing), pada kasus vertikal bitewing dan
radiografi periapikal digunakan untuk evaluasi periodonsium. Bahan ini
membahas tentang proyeksi geometri dan teknik radiografi intraoral,
tetapi teknik ini lebih menekankan gambaran tulang alveolar.
Penempatan reseptor gambar dan keselarasan cahaya
Reseptor gambar harus ditempatkan parallel dengan poros panjang
dari sumbu gigi atau dekat dengan posisi yang ideal terhadap ukuran
dan struktur mulut. Cahaya x-ray langsung tegak lurus dari sumbu
panjang gigi dan bidang reseptor gambar. Langkah ini mengakibatkan
gambar tidak terdistorsi dengan baik dari gigi dan jaringan periodontal.
Interproksimal (bitewing) gambar lebih akurat melihat jarak anatara
CEJ dan puncak tulang alveolar intrradicular karena cahaya
berorientasi pada sudut kanan terhadap sumbu panjang gigi dengan
interproksimal, memberikan gambaran yang akurat tentang hubungan
ketinggian tulang alveolar pada akar. Pada periapikal, terutama di
rahang posterior pada maksila, dapat memperlihatkan penyimpangan
dari hubungan antara gigi dan ketinggian tulang alveolar karena
adanya hard palate membutuhkan tabung x-ray untuk berorientasi
sedikit ke bawah ke arah gigi posterior untuk menangkap apeks gigi.
Dalam hal ini, tingkat tulang alveolar bukal dapat diproyeksikan dekat
atau di lingual CEJ, membuat ketinggian tulang tampak lebih besar
dari sebenarnya.
Gigi yang digambarkan dalam posisi yang benar relatif terhadap
alveolar bila (1) tidak ada tumpang tindih kontak proksimal antara
mahkota, (2) tidak ada tumpang tindih akar gigi yang berdekatan dan
(3) tumpang tindih bukal dan lingual cusps gigi molar.
Untuk radiografi dari tulang alveolar, menggunakan energi cahaya
70 sampai 80 kVp. Gambar dengan sedikit cahaya untuk memeriksa
cortical margin dari tulang. Sebuah sinar collimused mengurangi
radiasi yang tersebar dan meningkatkan gambar yang kontras.
Pertimbangan khusus dan teknik
Dokter gigi harus menentukan frekuensi optimal pemeriksaan
radiografi untuk pasien dengan penyakit periodontal. Radiografi dari
semua penyakit harus tersedia pada awal terapi periodontal untuk
membantu diagnosis dan merencanakan perawatan. Luasnya aktivitas
penyakit melanjutkan, yang dapat ditentukan secara klinis, harus
mengerti pemeriksaan radiografi selanjutnya.
Komputer dan teknik pengolahan teknik pengolahan gambar telah
digunakan untuk meningkatkan gambar deteksi peningkatan
kehilangan tulang alveolar yang berhubungan dengan penyakit
periodontal. Yang paling banyak digunakan adalah teknik pengurangan
radiografi. Keuntungan dari metode ini adalah memungkinkan
terdeteksinya lebih baik dalam jumlah kecil tulang antara gambar yang
dibuat pada waktu yang berbeda dengan inspeksi visual.namun,
gambar pengurangan adalah gambar harus dilakukan dengan orientasi
yang sama dari primary, sinar x-ray, tulang, dan reseptor gambar.
Penampilan dari anatomy normal
Tulang alveolar normal yang mendukung gigi memiliki tampilan
yang khas. Lapisan tipis kortikal radiopak mengelilingi puncak alveolar.
Ketinggian puncak terletak sekitar 0,5-2 mm di bawah CEJ gigi yang
berdekatan. Antara gigi posterior, puncak tulang alveolar sejajar
dengan garis yang menghubungkan CEJ yang berdekatan. Antara gigi
anterior, puncak tulang alveolar biasanya runcing dan mungkin memiliki
korteks yang baik. Sebuah garis kortikal well-mineralisasi dari puncak
alveolar menunjukkan tidak adanya aktivitas periodontitis.
Ciri Gambaran dari penyakit periodontal
Untuk semua jenis penyakit periodontal, perubahan terlihat pada
gambar diagnostik mencerminkan perubahan dengan inflamasi pada
tulang. Ini dapat dibagi menjadi perubahan morfologi tulang alveolar
crest dan perubahan pola kepadatan dan trabekular. Perubahan
morfologi menjadi jelas sebagai akibat dari hilangnya tulang crestal
interproksimal dan tulang yang tumpang tindih pada aspek bukal atau
lingual dari akar gigi. Perubahan aspek internal dari tulang alveolar
mencerminkan pengurangan atau peningkatan struktur tulang.
Penurunan terlihat sebagai peningkatan radiolusen karena penurunan
jumlah dan kepadatan trabekula yang ada. Peningkatan tulang sebagai
peningkatan radiopak (sklerosis) sebagai hasil peningkatan terutama di
thickness, kepadatan, dan jumlah trabekula. Serupa dengan semua lesi
inflamasi tulang, penyakit periodontal biasanya memiliki kombinasi
kehilangan tulang dan pembentukan tulang atau sklerosis. Namun, lesi
awal akut predorninantly memperlihatkan kehilangan tulang, sedangkan
lesi kronis mempunyai komponen yang lebih besar yaitu sklerosis
tulang. Kehilangan tulang dapat dilihat pada gambaran diagnostik dari
perodontitis.
Perubahan Morfologi dari tulang alveolar
Perubahan Early Bone
Periodontitis awal muncul sebagai daerah erosi lokal dari
interproksimal puncak tulang alveolar. Daerah anterior ditunjukkan
menumpulan dari puncak alveolar dan kehilangan sedikit ketinggian
tulang alveolar. Pada daerah posterior menunjukkan kehilangan
ketajaman sudut normal antara lamina dura dan alveolar crest. Pada
penyakit periodontal awal, kehilangan sudut kortikal normal (margin)
dan membulat, memiliki irregular dan garis diffuse. Bahkan jika hanya
sedikit perubahan yang jelas, proses penyakit kehilangan tulang terlihat
dalam 6 sampai 8 bulan. Variansi sudut proyeksi sinar x-ray dapat
menyebabkan sedikit perubahan dalam ketinggian dari tulang alveolar.
Daerah kecil kehilangan tulang pada bukal atau lingual pada gigi sulit
untuk dideteksi.
Sebuah lesi ringan tidak selalu berkembang menjadi lesi yang lebih
parah. Namun, jika periodontitis berlangsung, penghancuran tulang
alveolar melakukan perubahan di awal puncak tulang alveolar dan
dapat menyebabkan kelainan morfologi puncak alveolar. Pola
kehilangan tulang telah dibagi menjadi kehilangan tulang secara
horizontal, vertikal (angular), kawah interdental, kehilangan kortikal
plate bukal atau lingual, dan keterlibatan furkasi involvement dari gigi
mutirooted. Keparahan kelainan tulang dapat bervariasi antara satu
pasien dengan yang lain. Gambaran intraoral menunjukkan tingkat
morfologi dari tulang residual, tetapi dapat terlihat kehilangan tulang
dan diagnosisnya dan perodontitis untuk informasi radiologi
memerlukan hasil pemeriksaan klinis.

Horizontal Bone Loss

Kehilangan tulang horizontal memperlihatkan gambaran kehilangan


tinggi tulang alveolar dimana puncaknya masih horizontal tetapi
posisinya lebih ke apikal lebih dari beberapa mm dari CEJ. Horizontal
bone loss dapat ringan, sedang dan parah tergantung dari
perluasannya. Kehilangan tulang ringan dapat diartikan kehilangan
20%, atau mendekati 1-2 mm dari tinggi normal tulang penyangga, dan
kehilangan tulang sedang adalah kehilangan antara 20% atau
mendekati 2mm, dan 50% dari tinggi tulang penyangga. Kehilangan
tulang parah adalah sesuatu yang melebihi dari yang diatas. Tinggi
puncak tulang alveolar yang normal bisa 2mm dari CEJ dan oleh
karena itu penilaian kuantitas kehilangan tulang harus dipertimbangkan
dari point ini, tidak hanya dari CEJ. Pada kehilangan tulang horizontal
puncak bukal dan lingual plat kortikal dan tulang interdental telah
diresorpsi. Bukti perluasan kehilangan tulang dengan satu pemeriksaan
tidak mengindikasi aktivitas penyakit sebenarnya. Sebagai contoh,
pasien yang sebelumnya memiliki periodontitis generalized dan
berikutnya dengan terapai yang sukses tetap menunjukkan kehilangan
tulang tetapi kehilangannya menjadi stabil. Perubahan cortication pada
puncak tulang alveolar merupakan indikatir yang baik dari stabilisasi
periodontitis.

Vertical Bone Defects

Kerusakan tulang vertikal adalah lesi tulang yang terlokasi pada satu
gigi, meskipun satu orang dapat mempunyai multiple kerusakan tulang
vertikal. Kerusakan ini berkembang ketika kehilangan tulang cepat
dibawah apikal gigi, mengakibatkan dalamnya poket periodontal.
Manifestasi ini berupa kerusakan vertikal dalam alveolus meluas ke
apikal sepanjang gigi yang terkena dari puncak tulang alveolar. Tepi
dari tulang alveolar yang tersisa menunjukkan angulasi oblique ke garis
imajiner diteruskan ke CEJ dari gigi yang terkena ke gigi tetangganya.
Pada bentuk awalnya kerusakan vertikal tampak sebagai pelebaran
yang abnormal pada periodontal ligamen space pada puncak tulang
alveolar. Kerusakan vertikal digambarkan sebagai three-walled
dikelilingi 3 dinding tulang dimana kedua plat kortikal bukal dan lingual
yang tersisa: menunjukkan gambaran two-walled dimana salah satu
plat ini telah diresorpsi dan sebagai one-walled dimana kedua plat telah
hilang. Kehilangan dari grup ini sangat penting untuk merencanakan
perawatan.

Kerusakan vertikal sering sulit atau tidak mungkin untuk terlihat dalam
radiografi karena satu atau kedua plat tulang kortikal yang tersisa
superimposed diatas defek. Untuk melihat kedalamab poket dengan
memasukan gutta percha point sebelum membuat gambaran intraoral.
Point ini tampak mengikuti defek karena gutta percha infleksible dan
radiopak. Pemeriksaan klinis dan bedah adalah upaya terbaik untuk
menentukan jumlah dinding tulang yang tersisa. CBCT Imaging dapat
membantu untuk menunjukkan defek lebih jelas
Interdental Craters
Interproximal crater adalah two-walled, penurunan terbentuj pada
puncak interdental tulang antara gigi yang berdekatan. Dinding kortikal
terluar bukal dan lingual pada tulang interproximal meluas menjauh dari
koronal divanding tulang kanselus diantaranya, dimana telah diresorpsi.
Pada gambaran ini menunjukkan bandlike atau daerah irregular pada
tulang dengan sedikit padat pada puncaknya, langsung berdekatan
dengan apikal tulang normal yang lebih padat ke dasar crater. Defek ini
lebih umum pada daerah posterior, mungkin akibat dari melebarnya
dimensi puncak alveolar bukal dan lingual.
Buccal or Lingual Cortical Plate Loss

Plat kortikal bukal dan lingual yang berdekatan dengan gigi dapat
teresorpsi. Kehilangan plat kortikal dapat terjadi sendirinya atau dengan
tipe kehilangan tulang lainnya seperti kehilangan tulang horizontal. Tipe
kehilangan ini diindikasikan oleh peningkatan radiolusen pada akar gigi
dekat puncak alveolar. Bentuk ini terlihat biasanya bayangan
semicircular dengan radiolusen apeks langsung apikal gigi. Kekurangan
kehilangan tulang pada daerah interproximal gigi dapat membuat defek
semacam ini sulit untuk dideteksi.
Osseous Deformities In the Furcations of Multirooted Teeth

Penyakit periodontal progresif dan hubungannya dengan kehilangan


tulang dapat meluas ke dalam furkasi gigi berakar ganda. Pelebaran
periodontal ligamen space pada apeks puncat tulang interradicular
membuktikan bahwa penyakit periodontal dapat meluas ke furkasi. Jika
kehilangan tulang yang cukup terjadi pada aspek linggual dan bukal
pada furkasi mandibula molar, gambaran radiolusen pada lesi
menonjol. Kerusakan tulang juga dapat melibatkan hanya plat kortikal
bukal atau lingual dan meluas dibawah atap furkasi. Di beberapa kasus
ini jika kerusakan tidak meluas ke plat kortikal lain, tampak lebih
irregular dan radiolusen dibanding tulang normal berdekatan. Dengan
menggunakan teknik bukal dengan angulasi yang berbeda, mungkin
dapat menentukan baik plat kortikal bukal atau lingualyang teresorpsi.
Jika puncak tulang dibawah furkasi tetapi penyakit tidak meluas ke
tulang interradicular, lebar membrane periodontal tampak normal. Juga,
tulang septal dapat tampak lebih radiolusen atau normal. Pada
mandibula ridge oblique external dapat menutupi furcation involvement
molar ketiga. Akar konvergen dapat juga menghalangi kerusakan
furkasi pada molar kedua dan ketiga maxilla dan mandibula.

Kehilangan tulang interradicular pada furkasi molar maksila dalat


berasal dari permukaan bukal, mesial, atau distal gigi. Jalan paling
umum dari furcation involvement molar permanen pertama
maksilaberasal dari sisi mesial. Gambaran furcation involvement tidak
setajam seharusnya disekitar molar maksila dibanding molar mandibula
karens akar palatal superimposed pada defek. Bagaimanapun pola
kerusakan tulang ini kadang-kadang menonjol dan terlihat seperti
bayangan “J” terbalik dengan kait pada “J” meluas ke trifurkasi atau
radiolusen triangle superimposed diatas akar gigi pada gigi yang terlibat
dengan apeks mengarah ke furkasi.

Diagnosis yang tepat pada deformitas furcation complex


membutuhkan pemeriksaan klinis yang teliti dan pengamatan bedah.
Gambaran intraoral merupakan hal yang penting dalam
mengidentifikasi kemungkinan terlibat dan menyediakan informasi
tentang morfologi dan panjang akar, yang signifikan dengan rencana
perawatan dan prognosis. CBCT imaging bisa juga digunakan untuk
memastikan keterlibatan gigi dan menyediakan karakteristik lebih detail
pada kerusakan furkasi tulang jika informasi ini dibutuhkan untuk
meningkatan rencana perawatan

Perubahan kepadatan internal dan pola trabekular tulang


Berbeda dengan lesi inflamasi lainnya, lesi periodontal mungkin
dapat menstimulasi reaksi sekitar tulang periferal dan akan tampak
radiolusen atau more sclerotik atau radiopak atau lebih umum dengan
tampilan beragam. Sangat jarang terlihat, perubahan pada tulang
sekitar, perubahan radiolusen menunjukkan kehilangan tulang dan
sejumlah trabeculae terdapat bentukan diffuse yang biasanya terlihat
pada early akut lesi. Jika tulang trabecula mengalami dekalsifikasi,
tulang ini tidak terlihat pada gambaran radiografi walaupun mereka ada.
Gambaran ini menunjukkanformasi ulang dari tulang. dalam beberapa
kasus dimana keradangan akut dapat teratasi dengan treatment yang
baik dan trabekula mengalami re-mineralisasi.
Tulang sklerotik menunjukkan gambaran radiopak karena terdapat
deposisi tulang dengan mengacuhkan adanya sumsum yang
selanjutnya terjadi yaitu trabekula tebal akan menjadi padat dan muncul
gambaran radiopak amorf. Reaksi sklerotik akan menunjukkan jarak
pada periodontal lession, biasanya reaksi sekitar tulang merupakan
pencampuran dari kedua kerusakan tulang atau sklerosis. Produk
keradangan dari lesi periodontal dapat terlihat hingga korteks pada
dasar sinus maksilaris menyebabkan daerah yang mucositis, dalam
beberapa kasus, reaksi periosteal dapat terlihat pada aspek
bukal/lingual dari prosesus alveolar.

Gambaran lain pada kehilangsn tulang pada radiodental


Abses periodontal
Abses periodontal merupakan lesi dekstruktif yang biasanya berasal
dari poket jaringan lunak, hal ini terjadi ketika biasanya bagian koronal
dari pket menjadi tersumbat/bila ada bahan asing yang berada diantara
gigi dan ginggiva. Secara klinis, rasa sakit , dan bengkak dan terkadang
sinusitis terjadi pada daerah yang dituju. Jika lesi akut mungkin tidak
ada perubahan yang terlihat pada gambaran radiografi, jika keradangan
lesi berlanjut muncul gambaran radiolusen yang dapat terlihat pada
sekitar rareflection dan pertemuan/batas dari tulang dapat terlihat pada
aspek koronal dari lesi. Dan terlihat terpisah pada alveolar ridge.
Setelah pengobatan, beberapa tulang yang hilang akan melakukan
regenerasi.
Periodontitis aggresive
Mekanisme penyakit : periodontitis aggresive mengacu pada
penyakit perio yang bersifat aggresive dan cepat yang biasanya terjadi
pada pasien yang lebih muda dibawah 30 thn. Tingkat keparahan
penyakit tampaknya menjadi reaksi minimum dan akumulasi plak dan
dapat mengakibatkan kehilangan gigi awal. Istilah periodontitis early
onset merupaka nama baru dari periodontitis aggresive. Penyebab
periodontitis aggresive belum diketahui namun bakteri tertentu telah
terlihat.
Gambaran klinis
Localized periodontitis digambarkan dengan kehilangan perlekatan
yang melibatkan gigi seri dan molar pertama, dalam bentuk ini jumlah
kehilangan tulang berkolerasi dengan waktu erupsi, gigi pertama erupsi
memiliki tulang yang paling banyak hilang,penyakit ini biasanya dimulai
saat pubertas dan kehilangan tulang paling cepat hingga 3-4x terlihat
pada periodontitis kronis,biasanya terdapat tanda-tanda keradangan
jaringan lunak atau akumulasi plak
Periodontitis aggresive biasanya melibatkan sejumlah variabel gigi
dari setidaknya 3-4 gigi,penyakit ini mengenai dewasa muda usia 30
tahunan, ginggiva dalam bentuk normal atau seperti dalam bentuk
lokal, jika ada riwayat kehilangan gigi dini sulung dan gigi permanen
cepat hialng sehabis erupsi kemungkinan didiagnosis Papillon lefevre
syndrom,sindrom ini terkait hiperkeratosis palmar dan plantar pada
permukaan
Gambaran Radiologi
Gambaran radiologi pada localized aggresived periodontitis
menunjukkan kehilangan tulang secara vertikal,maksila lebih sering
terkenan dibandingkan mandibula. Pada kasus generalized form dari
periodontitis aggresive dapat mempengaruhi beberapa gigi atau semua
dan tampak gambaran kehilangan tulang secara vertical atau horizontal
Treatment
Identifikasi awal dari periodontitis aggresive sangat penting karena
hal ini akan berdampak pada kehilangan gigi, respon dari perawatan
periodontal secara konvensional sangat tidak bisa diprediksi namun
lebih sering berhasil jika teridentifikasi awal, perawatan yang diberikan
seperti scaling, kuretase, pemberian antibiotik dan dapat diberikan
terapi bedah atau regenerative

Kondisi Gigi yang TerkaitdenganPenyakit Periodontal

Berbagai perubahan pada gigi dan struktur penyangga yang


berhubungan dengan dan berpotensi eksaserbasi penyakit periodontal
dapat tampak pada gambaran radiografi. Kondisi ini termasuk trauma
oklusi, kegoyangan gigi, kontak terbuka, danfaktor iritasi lokal seperti
overhanging dan kesalahan restorasi dan kalkulus, seharusnya
diidentifikasi sebagai diagnosa lengkap dan radiologis.

Traumaoklusi
Trauma oklusi menyebabkan perubahan degeneratif yang disebabkan
oleh tekanan oklusal yang lebih besar dari toleransi fisiologis dari
penyangga gigi.Perubahan ini terjadi baik sebagai akibat mal adaptasi
sebagai respon tekanan oklusal berlebih pada gigi maupun karena
tekanan oklusal normal pada jaringan periodontal yang sudah terjadi
kehilanagan tulang. Sebagai tambahan padatan klinis dan gejala seperti
meningkatnya kegoyangan, respon yang tidak normal pada perkusi, hal ini
merupakan temuan yang berhubungan dengan gambar, termasuk
pelebaran membrane periodontal, penebalan lamina dura,kehilangan
tulang, serta peningkatan jumlah dan ukuran dari trabekula. Kejadian lain
dari traumatik oklusi saja tidak menyebabkan gingivitis dan periodontitis,
mempengaruhi perlekatan epitel, atau menyebabkan pembentukan poket,
tetapi jika ada kehilangan tulang periodontitis terjadi lebih cepat.Traumatik
oklusi dapat di diagnosis hanya dengan evaluasi klinis.
Kegoyangangigi
Pelebaran membran periodontal menyebabkan kegoyangan gigi yang
berdampak dari trauma oklusi atau kekurangan tulang penyangga yang
muncul pada kehilangan tulang parah. Jika gigi yang terkena berakar
tunggal soketnya dapat berkembang manja dibentukan hour glass. Jika
gigi berakar ganda, menimbulkan pelebaran membrane periodontal pada
apical dan furkasi.Perubahan ini berpengaruh pada pergerakan gigi yang
berotasi pada titik tengah akar. Sebagai tambahan, gambaran dari lamina
dura dapat terlihat melebar dan kabur dan terlihat peningkatan densitas.

Kontak Terbuka
Ketika permukaan mesial dan distal dari gigi yang berdekatan tidak
bersentuhan pasien memiliki kontak terbuka. Kondisi ini mungkin
berbahaya pada periodonsium karena berpotensi pada debris makanan
yang terjebak disitu. Partikel makanan yang terjebak menyebabkan
jaringan lunak dan menginduksi respon inflamasi dan menyebabkan
penyakit periodontal localized. Kontak terbuka lebih berhubungan dengan
penyakit periodontal daripada gigi yang kontak. Situasi potensi yang sama
pada penyakit periodontal mungkin dapat meningkatkan diskrepansi pada
tinggi dari 2 marginal ridge yang berdesakan atau gigi yang tipping.
Deretan gigi yang normal tidak menyebabkan penyakit periodontal tapi
menyediakan lingkungan dimana penyakit ini dapat berkembang sebagai
hasil dari susahnya mempertahankan oral hygiene.

Faktor Iritasi Lokal


Faktor local lain yang terlihat pada gambar mungkin menyediakan
lingkungan dimana penyakit periodontal dapat berkembang atau
memperparah penyakit periodontal yang ada. Contohnya, deposit kalkulus
dapat mencegah pembersihan efektif pada sulkus dan dapat
menyebabkan pembentukan plak dan perkembangan penyakit
periodontal. Kalkulus kebanyakan terlihat pada insisif rahang bawah tetapi
dapat menyeluruh ataupun hanya pada gigi tertentu. Restorasi yang tidak
baik dengan overhanging atau kontur margin yang jelek dapat juga
menyebabkan akumulasi plak yang susah dibersihkan sehingga
menyediakan tempat untuk penyakit periodontal berkembang.

EvaluasiTerapi Periodontal
Kadang-kadang, tanda dari terapi penyakit periodontal yang sukses
dapat terlihat dari gambar setelah terapi. Reformasi dari interproksimal
kortex dan sudut yang tajam antara kortex dan lamina dura merupakan
penanda yang baik dari stabilisasi dari penyakit, meskipun tanda ini tidak
terlihat pada semua pasien. Secara keseluruhan radiolusen pada margin
tulang yang sedang aktif meresorpsi sebelum terapi dapat menjadi
sklerotik atau radiopak setelah terapi berhasil. Pada beberapa kasus,
mungkin dapat dipertimbangkan kehilangan dari tulang cancellous jadi
tulang tidak tampak pada gambar. Terapi yang berhasil dapat
menyebabkan remineralisasi sehingga tulang dapat terlihat pada gambar,
memberikan kesan yang salah bahwa tulang telah tumbuh pada penyakit
periodontal. Pada banyak kasus tidak tampak perubahan pada gambar
setelah perawatan berhasil. Dan juga gambaran intra oral tidak
memperlihatkan eliminasi terapeutik dari jaringan lunak poket periodontal,
maka dari itu penyembuhan dinilai dari evaluasi klinis.

Diagnosis Banding
Kebanyakan kasus dari kehilangan tulang disebabkan oleh penyakit
periodontal. Jadi dokter gigi kurang kritis terhadap penyakit yang parah
dari periodontitis. Squamous cell carcinoma dapat menyerupai gambaran
dari penyakit periodontal tetapi kebanyakan dokter gigi memberikan terapi
untuk penyakit periodontal. Keganasan ini dapat memperlihatkan pada
gambaran radiografi seperti kerusakan tulang yang luas pada region
tertentu melebihi periodonsium atau karakteristik invasive.

Kondisi yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal


Meskipun kondisi ini tidak menyebabkan penyakit periodontal, tetapi
dapat mempengaruhi perjalanan penyakit periodontal dengan
mengganggu pertahanan alami tubuh terhadap iritan atau mengurangi
kapasitasnya untuk memperbaiki. Meskipun penyakit sistemik dapat
mempengaruhi system tubuh yang lain hanya beberapa yang tampaknya
mempengaruhi periodonsium dan hasil akhir dari perawatan periodontal.
Termasuk diabetes mellitus, hematologic disorder, gangguan genetic dan
herediter, perubahan hormonal dan stress.

Terapi Radiasi
Bila terkena radiasi tinggi, tulang tidak bisa remodeling, lebih rentan
terhadap infeksi, kehilangan tulang lebih cepat. Gigi yang terekspose
radiasi dosis tinggi dapat menyebabkan resesi, kehilangan perlekatan dan
kegoyangan yang lebih parah dari pada gigi yang tidak terkena radiasi.

Anda mungkin juga menyukai