Anda di halaman 1dari 6

Gingivitis

Gingivitis merupakan inflamasi atau peradangan yang mengenai jaringan lunak di sekitar gigi
yaitu jaringan gingiva.
Gambaran klinis gingivitis :
Kecenderungan mudah berdarah pada gingiva saat dimasukkan dan dijalannkan dengan
prob periodontal Perubahan warna pada gingiva. Pada keadaan normal warna gingiva adalah
coral pink. Sedangkan pada keadaan gingivitis akut gingiva berwarna kemerahan dan pada
gingivitis kronis berwarna merah pucat (bluish). Perubahan ini dimulai dari interdental papil,
marginal, sampai attached gingiva.

Ukuran dan perubahan kontur


Perubahan konsistensi. Pada gingivitis akut konsistensinya udem (lunak). Sedangkan pada
gingivitis kronis konsistensinya udem (lunak) atau fibrotik (keras). Perubahan tekstur. Hilangnya
stippling yaitu bintik-bintik pada attached gingiva karena adanya tonjolan dari retepeg. Stippling
disebabkan karena adanya udem pada lamina propria sehingga stippling tidak terlihat dan akan
terlihat permukaan yang halus, mengkilap, dan nodular Perubahan posisi. Terbentuknya gingival
pocket/pseudo pocket/relative pocket/false pocket. Rasa sakit pada kondisi akut. Pada kondisi
kronis umumnya tidak atau sedikit sakit, kecuali adanya komplikasi oleh eksaserbasi
akut/sebakut.

Gambaran radiografis gingivitis :


Tidak ada kerusakan krest tulang alveolar. Posisi normal krest tulang alveolar 1-2mm dari CEJ
(cemento enamel junction)
Inflamasi hanya pada bagian gingiva
Periodontitis
Periodontitis adalah penyakit peradangan jaringan pendukung gigi disebabkan mikroorganisme,
sehingga menyebabkan kerusakan progresif dari ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan
terbentuknya poket, resesi atau keduanya. Periodontitis mempengaruhi seluruh jaringan
periodonsium termasuk gingiva, periodontal ligament, tulang alveolar, dan sementum.
Gambaran klinis periodontitis:
- Gingiva berwarna merah muda, merah terang, atau kebiruan
- Konsistensi gingiva dapat bersifat udem/fibrotik>light pink,kenyal
- Poket periodontal
- Gingiva mengalami kehilangan perlekatan(Clinical attachment levels) lebih dari 3 mm
- Berdarah saat gingiva dimasukkan dan dijalankan dengan probe periodontal

- Keluarnya pus saat probing


- Gigi goyang
- Hilangnya gigi

Gambaran radiografis periodontitis adalah


Kerusakan tulang : Pola kerusakan tulang terjadi tergantung pada jalannya proses inflamasi yang
menyebar dari gingiva ke dalam tulang alveolar (Gehrig and Wilman, 2003).
Tulang interdental: Jarak CEJ ke crest tulang alveolar lebih dari 2 mm.
Crest tulang alveolar terlihat samar-samar sehingga terlihat radiolusen, crestal lamina dura sulit
ditentukan.
Kepadatan tulang berkurang sehingga terlihat radiolusen.
Pada daerah furkasi, terlihat kehilangan tulang interradikular.
a. Perbedaan Gambaran Klinis dan Radiografis Antara Gingivitis dan
Periodontitis
Penyakit periodontal diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu gingivitis dan
periodontitis. Kedua penyakit ini paling sering terjadi pada masyarakat. Gingivitis
adalah inflamasi pada gingiva tanpa disertai kerusakan jaringan periodontal
pendukung. Gambaran klinis gingivitis umumnya berupa jaringan gingiva berwarna
merah dan lunak, mudah berdarah, adanya perbedaan kontur gingiva, adanya plak
bahkan kalkulus tanpa disertai dengan kerusakan puncak alveolar. Jika tidak diobati,
maka gingivitis akan berlanjut menjadi periodontitis. Periodontitis merupakan
inflamasi pada jaringan periodontal yang ditandai dengan kehilangan perlekatan dan
kerusakan tulang alveolar. Secara klinis periodontitis ditandai dengan akumulasi
plak baik supragingiva maupun subgingiva yang berhubungan dengan pembentukan
kalkulus, inflamasi gingiva, pembentukan poket, kehilangan perlekatan periodontal
dan tulang alveolar. Gingiva penderita periodontitis menjadi lebih lunak dan
warnanya berubah dari coral pink menjadi merah mengkilat, stippling pada gingiva
cekat menghilang dan terjadi perubahan margin gingiva yang membulat atau
berbentuk kawah dan disertai dengan resesi gingiva.
Periodontitis berdasarkan gejala klinis gambaran radiografis diklasifikasikan
menjadi periodontitis kronis dan periodontitis agresif. Periodontitis kronis merupakan
penyakit yang secara progresif berjalan lambat. Walaupun periodontitis kronis
merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada orang dewasa, penyakit ini juga
dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Periodontitis kronis disebut age-associated,
bukan age-related. Dengan kata lain, bukan usia individu yang meningkatkan
prevalensi penyakit tetapi durasi dari jaringan periodontal oleh akumulasi plak dan
kalkulus secara kronis.
Contoh Gambaran radiografis gingivitis : 
1. Tidak ada kerusakan crest tulang alveolar. 
2. Posisi normal krest tulang alveolar 1-2mm dari CEJ (cemento enamel junction). 
3. Inflamasi hanya pada bagian gingiva 

Contoh Gambaran radiografis periodontitis : 


1. Kerusakan tulang: Pola kerusakan tulang terjadi tergantung pada jalannya proses
inflamasi yang menyebar dari gingiva ke dalam tulang alveolar. 
2. Tulang interdental: Jarak CEJ ke crest tulang alveolar lebih dari 2 mm. 
3. Crest tulang alveolar terlihat samar-samar sehingga terlihat radiolusen, crestal
lamina dura sulit ditentukan. 
4. Kepadatan tulang berkurang sehingga terlihat radiolusen.
5. Pada daerah furkasi, terlihat kehilangan tulang interradicular

Berdasarkan skenario, disebut bahwa gigi 16,26,17 dan 27 pada pasien mengalami
kerusakan tulang alveolar bulan sabit atau secara servikal. Hal ini merupakan  inflamasi
menjalar ke sulkus terbentuknya poket periodontal nanti akan terjadi periodontitis karena
adanya resorpsi tulang tanda- tanda resorpsi tulang itu memiliki ruang periodontal
menebal, lamina dura melebar sulit ditemukan.
Resorpsi tersebut juga memiliki 3 bentuk horizontal,vertikal dan crater (kawah/bulan
sabit) Perubahan pada jaringan ikat akan terjadi apabila seseorang mengalami
periodontitis dan hal tersebut dapat menyebabkan resorpsi dari tulang alveolar yang
menyangga gigi. Terdapat 2 macam radiografis penyakit periodontal yang berhubungan
dengan tulang alveolar yaitu:
1. Vertical bone loss  
Terabsorbsinya tulang secara vertikal. Kehilangan tulang dianggap vertikal apabila
puncak tulang alveolar pada bagian proksimal tulang tidak sejajar dengan garis khayal
yang terdapat diantara cement -enamel junction yang berbatasan dengan gigi.

2. Horizontal bone loss


Hilangnya tulang secara horizontal yang paling sering dijumpai.tulang alveolar berkurang
tingginya. Margin tulang berbentuk horizontal atau agak miring. Resorpsi tulang pada pola
ini terjadi besar pada semua bagian tulang.sehingga kerusakan sama rata, dan cacat  yang
terbentuk adalah puncak alveolar yang datar.
Dalam ilmu kedokteran, diagnosis banding adalah pembedaan penyakit atau kondisi tertentu dari
penyakit lain yang memiliki gambaran klinis serupa

Gambaran klinis:
Kista keratosis odontogenik 
Kista keratosis odontogenik yang kecil biasanya tidak menimbulkan gejala
dan ditemukan hanya Ketika melakukan pemeriksaan radiografi. Gejala baru
tampak saat terjadi perluasan kista dalam tulang atau terjadi peradangan. Pada
gambaran radiografis, perluasan ke tulang rahang tidak begitu terlihat jika
dibandingkan dengan perluasan kista. Oleh sebab itu, biasanya tidak ada tanda-
tanda klinis sampai terjadi perkembangan kista yang sempurna dan kadang-
kadang perluasan kista baru ditemukan ketika sedang melakukan pemeriksaan
radiografi rutin. Pada keadaan ini, 50% penderita menunjukkan gejala klinis
berupa pembengkakan dengan atau tanpa drainase. Pembengkakan ini umumnya
terlihat licin dan kadang-kadang timbul di daerah fasial dan lingual dari tulang
rahang, terlihat menonjol. Gejala klinis lainnya adalah parestesi pada bibir, gigi
tanggal, dan sakit. Walaupun demikian, pada beberapa kista yang sangat besar
dapat juga ditemukan tanpa gejala. 
Kista keratosis odontogenik dapat terjadi di semua tempat dalam rahang,
namun 65%-75% terjadi di rahang bawah, terutama di regio posterior dan ramus
asendens. Penelitian menunjukkan bahwa kista keratosis odontogenic lebih sering
terjadi pada rahang bawah (65%) dibandingkan dengan rahang atas (35%) dengan
rasio 2:1. Bahkan ada yang mengatakan perbandingannya 78% (rahang bawah) :
22% (rahang atas).
Kista dentigerous dapat dideteksi melalui pemeriksaan radiografis atau
pada saat dilakukan pemeriksaan gigi yang tidak erupsi. Kista dentigerous dapat
menyebabkan bengkak yang membesar dan rasa sakit pada saat infeksi. Kista
dentigerous lebih banyak ditemukan pada laki - laki dibandingkan dengan wanita,
hampir 60% terjadi pada dekade kedua hingga ketiga. Sekitar 70% lesi terjadi
pada mandibula dan 30% terjadi pada maksila, 62% terjadi pada gigi molar, 12%
pada gigi premolar, 12% pada gigi kaninus dan 14% dalam tulang rahang.
Soal DISKUSI 1 NO 8B: Kenapa periodontitis kronis disebut age-associated bukan age-related?

Jawaban: Karena bukan usia individu yang meningkatkan prevalensi penyakit tetapi
durasi dari jaringan periodontal oleh akumulasi plak dan kalkulus secara kronis.

Anda mungkin juga menyukai