Anda di halaman 1dari 6

GINGIVITIS

Pendahuluan
Gingivitis akut merupakan serangan tiba-tiba dalam jangka yang pendek
dan kadang-kadang sakit. Kasus yang lebih berat dapat dikategorikan sebagai lesi
subakut. Gingivitis recuren terjadi kembali setelah melakukan perawatan untuk
gingivitis sebelumnya. Gingivitis kronis merupakan serangan lambat dalam durasi
yang lama dan tidak sakit. Gingivitis kronis merupakan kasus yang paling umum
terjadi. Gingivitis kronis juga berkaitan dengan adanya jaringan normal yang
mengalami inflamasi.
Distribusi
Gingivitis lokalis terbatas dari gingival 1 buah atau 1 grup gigi sedangkan
gingivitis generalis meliputi seluruh gingiva. Gingivitis marginalis terbatas dari
margin gingival dan sedikit dari attached gingival. Gingivitis papilar terbatas pada
papila interdental dan meluas ke margin gingival dan merupakan tanda awal
gingivitis. Gingivitis difus menyerang margin, attached gingival dan papila
interdental. Distribusi penyakit gingival dapat didistribusikan secara kombinasi.
1. Gingivitis lokalis marginalis
Meliputi margin gingival pada 1 gigi atau 1 grup gigi.
2. Gingivitis lokalis difus
Meliputi margin gingival sampai mukobuko fold pada daerah yang terbatas.
3. Gingivitis lokalis papilar
Meliputi daerah terbatas pada interdental.
4. Gingivitis generalis marginalis
Meliputi margin gingival pada suluruh gigi termasuk papila interdental.
5. Gingivitis generalis difus
Meliputi keseluruhan gusi termasuk mukosa alveolar dan attached gingiva.
Dapat berkaitan dengan penyakit sistemik yang menjadi penyebab gingivitis
dan harus dievaluasi.
Tampak Klinis
Secara klinis, pada pemeriksaan gingivitis ini mencakup warna, kontur,
konsistensi,posisi, keparahan pendarahan dan sakit.
Tanda dan gejala gingivitis adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pendarahan gingival
Perubahan warna gingival
Perubahan konsistensi
Perubahan tekstur permukaan gingival
Perubahan posisi gingiva
Perubahan kontur gingiva

7. Pembesaran gingival

Perdarahan Gingiva Saat Probing


Dua gejala paling awal dalam inflamasi gingival, yang mendahului ginggivitis, adalah peningkatan
produksi cairan ginggiva dan perdarahan dari sulkus ginggiva.
Perdarahan ginggiva memiliki banyak variasi dalam tingkat keparahannya dan durasi. Perdarahan dalam
pemeriksaan mudah dideteksi secara klinis dan oleh karena itu memiliki arti yang sangat besar dalam
diagnosis awal dan pencegahan gingivitis yang lebih parah. Hal ini ditunjukkan pada perdarahan dalam
pemeriksaan terlihat lebih awal daripada perubahan warna atau tanda visual lainnya dalam inflamasi, lebih
jauh lagi, fungsi dari perdarahan dibandingkan perubahan warna untuk mendiagnosis inflamasi ginggiva
awal lebih menguntungkan karena perdarahan merupakan tanda yang lebih objektif, diperlukan estimasi
dengan kesubjektifan sekecil mungkin dari pemeriksa.
Pengukuran melalui pemeriksaan kedalaman poket terbatas nilainya untuk menaksir luas dan tingkat
keparahan gingivitis. Sebagai contoh, resesi gusi dapat mengakibatkan reduksi pada pemeriksaan
kedalaman dan menyebabkan penaksiran yang tidak akurat pada dtatus periodontal. Oleh karena itu,
perdarahan pada pemeriksaan lebih sering digunakan oleh petugas kesehatan dan epidemiologis untuk
mengukur hasil akhir perawatan.
Pada dasarnya, perdarahan pada pemeriksaan mengindikasikan adanya lesi inflamatori pada epitel
dan jaringan ikat yang memperlihatkan perbedaan histology yang spesifik dibandingkan dengan gingiva
sehat

Perubahan Warna Pada Gingiva


Perubahan warna dari ginggivitis diperngaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jumlah dan ukuran
pembuluh darah, ketopisan epitelial, kuantitas dari keratinisasi dan pigmentasi dalam epitelium
Perubahan warna pada gingivitis. Perubahan warna merupakan tanda klinis yang penting pada penyakit
gingiva. Warna gingiva normal adalah pink dan diproduksi oleh pembuluh darah jaringan dan dimodifikasi
oleh lapisan epithelium. Karena alasn inilah, gingiva menjadi lebih merah ketika ada peningkatan
vaskularisasi atau karena keratinisasi epitelial berkurang atau tidak terlihat dan berlaku juga sebaliknya.
Dengan demikian, inflamasi kronis dapat meningkatan derajat kemerahan, ini akibat proliferasi vaskuler
dan berkurangnya keratinisasi yang diakibatkan tekanan jaringan yang terinflamasi. Vena stasis akan
menambahkan warna menjadi agak kebiruan, yang asalnya merah terang, warna tersebut berubah menjadi

agak kebiruan dan biru gelap dengan peningkatan kekronisan dari proses inflamasi. Perubahan dimulai dari
papila interdental, tepi gingival, dan juga attached gingiva. Diagnosis dan perawatan yang tepat
memerlukan pemahaman perubahan jaringan yang merubah warna gusi pada tingkatan klinis.
Pada tepi gingiva akan terlihat kecil, bentuk seperti bulan sabit, dan berwarna merah. Hal tersebut
akan terjadi pada satu waktu melengkapi trauma dari oklusi, tetapi sekarang telah diketahui bahwa lesi
inflamasi kronis disebabkan oleh iritan lokal

Perubahan konsistensi gingiva


Inflamasi kronis dan akut, keduanya menghasilkan perubahan pada konsistensi normal gingiva Sebagai
catatan, pada gingivitis kronis destruktif (edematous) dan reparatif (fibrotik), secara bersama-sama dapat
mengubah konsistensi gingiva, dan konsistensi ini ditentukan oleh predominan relatifnya.

Proses kalsifikasi di gingiva


Proses kalsifikasi secara mikroskopik dapat ditemukan di gingiva. Proses ini dapat terjadi sendiri-sendiri
atau berkelompok, dengan berbagai ukuran, lokasi, bentuk, dan struktur. Beberapa massa dapat
terkalsifikasi dari gigi dan berpindah ke gingiva selama proses pengeboran, seperti sisa akar, potongan
sementum, atau sementikel. Inflamasi kronis dan fibrosis dan terkadang aktivitas foreign body giant cell
terjadi dalam hubungannya dengan massa ini. Terkadang mereka menyelubungi matriks seperti osteoid.
Crystalline foreign bodies juga terdapat di gingiva namun asalnya belum dapat ditentukan.

Perubahan Tekstur Permukaan Gingiva


Permukaan dari gusi normal umumnya menunjukkan banyak depresi dan elevasi kecil, yang memberikan
gambaran seperti kulit jeruk yang biasa disebut stippling. Stippling ini terbatas hanya pada bagian attached
ginggiva dan secara dominan dibatasi pada area sub papilari, tetapi ini akan memperluas ke tingkatan
papila interdental. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa semakin tipisnya atau kehilangannya
stippling ini merupakan sebuah tanda tanda gejala ginggivitis dini. Tetapi ini harus di sesuaikan pula
dengan perbedaan area mulut seseorang, dan umur seseorang.
Dalam inflamasi kronik permukaan pada gusi juga serupa halusnya, mengkilap, padat dan bernodul,
tergantung apakah perubahan dominan nya ber eksudat atau berfibrosis. Tekstur permukaan halus juga
dihasilkan oleh atropi epitel dalam atropi gusi, dan kupasan kulit pada permukaan terjadi dalam ginggivitis

desquamative kronis. Hiperkeratosis dihasilkan pada susunan kulit, dan non-inflamasi hperplasia gingival
menghasilkan permukaan nodular

Perubahan Posisi Gingiva


Gingival Recession. Resesi merupakan terlihatnya permukaan akar dengan bagian apex pada posisi
gingiva. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan resesi, salah satunya dengan membedakan antara
posisi gingiva yang sebenarnya dengan posisi yang terlihat. Posisi sebenarnya adalah bagian di mana
terdapat pelekatan epitel pada gigi, sedangkan posisi yang terlihat adalah bagian puncak batas gingiva.
Tingkat kekerasan resesi ditentukan dengan adanya posisi yang sebenarnya, bukan posisi yang terlihat.
Terdapat dua jenis resesi: Visible, yang secara klinis bisa terlihat, dan Hidden (tersembunyi), yang tertutupi
oleh gingiva dan hanya bisa diukur dengan memasukkan sebuah alat pada bagian yang berepitel. Sebagai
contoh, penyakit periodontal pada akar yang tertutup oleh dinding pocket yang inflamasi; dengan demikian
beberapa dari resesi ini tersembunyi, dan beberapa diantaranya terlihat.
Resesi merujuk pada lokasi gingiva, bukan pada kondisinya. Gingiva yang menyusut selalu mengalami
inflamasi, tapi mungkin normal, kecuali untuk posisinya. Resesi bisa terdapat pada salah satu gigi atau
suatu kelompok gigi atau dapat secara umum pada keseluruhan mulut.
Signifikansi Klinis. Beberapa aspek resesi gingiva membuatnya signifikan secara klinis. Permukaan akar
yang terlihat akan rentan terhadap karies. Pemakaian cementum yang terlihat oleh resesi meninggalkan
permukaan dentinal dasar yang sangat sensitif, terutama saat disentuh. Hiperemi pada pulpa dan gejala
yang berkaitan juga bisa dihasilkan dari permukaan akar yang terlihat. Resesi interproksimal menciptakan
ruang di mana plak, makanan, dan bakteri bisa berakumulasi.

Perubahan Kontur Gingiva


Perubahan pada kontur gingiva untuk sebagian besar bagian berkaitan dengan pembesaran gingiva, tapi
beberapa perubahan demikian juga muncul dalam kondisi lain.
Stillmans clefts merupakan lekukan berbentuk apostrof yang meluas sampai ke batas gingiva dengan
berbagai ukuran. Celah ini secara umum muncul pada seluruh permukaan. Satu atau dua mungkin muncul
berhubungan dengan gigi tunggal. Batas dari celah ini berputar di bagian bawah celah linear pada gingiva
dan sisa batas gingiva bersifat kasar bahkan berbatas pisau. Secara umum digambarkan oleh Stillman dan
dianggap sebagai hasil dari trauma occlusal, celah ini berikutnya digambarkan oleh Box sebagai sebuah

kantung patologis di mana proses ulcerative meluas pada permukaan wajah gingiva. celah bisa diperbaiki
secara spontan atau berlangsung lama seperti halnya luka permukaan pada kantung periodontal bagian
dalam yang masuk pada jaringan pendukung. Asosiasi dengan trauma oklusi ini tidaklah kuat.
Celah dibagi menjadi celah sederhana, di mana pembelahan terbentuk dengan arah tunggal (sebagian besar
jenis), dan celah komponen, di mana pembelahan terjadi lebih dari satu arah. Celah memiliki panjang yang
bervariasi dari yang sedikit pada batas gingiva sampai ke kedalaman 5 sampai 6 mm sampai lebih.
McCalls Festoons adalah terbentuk dari pembesaran gingiva marginal yang sering terbentuk pada gigi
caninus dan premolar pada permukaan wajah. Pada tahap awal, warna dan konsistensi gingiva bersifat
normal. Namun, akumulasi dari debris makanan akan mengakibatkan inflamasi sekunder.

Pembesaran Gingiva
Pembesaran gingiva merupakan sebuah sifat penyakit gingiva yang umum. Begitu banyak jenis
pembesaran gingiva, dan jenis ini bervariasi berdasarkan faktor etiologis dan proses patologik yang
menghasilkan pembesaran tersebut.
Pembesaran inflamasi Kronis.
Gambaran Klinis. Pembesaran gingiva radang kronis berasal dari pembengkakan kecil pada papilla
interdental atau gingiva marginal. Pada tahap awal, menghasilkan penonjolan di sekeliling gigi yang
terlibat. Tonjolan ini meningkat dalam ukuran sampai menutupi bagian dari mahkota. Pembesaran ini
secara umum bersifat papillary atau marginal dan terlokalisasi atau bersifat umum. Perkembangannya
sangat lambat dan tanpa sakit kecuali ditambah dengan infeksi atau trauma yang akut.
Pembesaran radang gingiva yang kronis sebagai sebuah sessile yang berbeda sendiri atau massa
pedunculated yang menyerupai tumor. Pembesaran ini mungkin terdapat pada interpoximal atau gingiva
marginal atau perlekatan gingiva. Luka ini lambat untuk tumbuh dan biasanya tanpa rasa nyeri. Pembesaran
bisa secara spontan berkurang dalam ukuran, diikuti dengan pembusukan dan kemudian membesar
kembali. Pembusukan dengan rasa sakit kadang-kadang terjadi pada lipatan di antara massa dan batasan
gingiva.

Histopatologi. Pembesaran gingiva radang kronis menunjukkan sifat eksudatif dan proliferatif pada
peradangan kronis. Luka yang secara klinis berwarna merah gelap atau merah kebiru-biruan, bersifat lunak
dan rapuh dengan permukaan berkilauan yang lembut, dan mudah berdarah yang memiliki sel radang yang
melimpah dan mengalir dengan penelanan pembuluh darah, dan berkaitan dengan perubahan degeneratif.
Luka yang relatif keras, leathery, dan berwarna merah muda memiliki komponen serat yang lebih besar,
dengan melimpahnya fibroblast dan serat kolagen.
Etiologi. Pembesaran gingiva radang kronis disebabkan oleh terpaan yang berlangsung lama pada
plak gigi. Faktor-faktor yang mempengaruhi akumulasi dan penyimpanan plak termasuk kesehatan mulut
yang rendah, hubungan yang tidak normal pada gigi yang bersebelahan dan gigi yang berseberangan,
hilangnya fungsi gigi, lubang pada tekuk gigi, batas yang sangat renggang pada restorasi gigi, restorasi gigi
berkontur tidak baik atau pontic, iritasi dari jepitan atau wilayah saddles dari prostesa yang terkelupas,
gangguan suara sengau, terapi orthodontik yang melibatkan reposisi pada gigi, dan kebiasaan seperti
menyikat gigi dan penekanan lidah melawan gingiva.
Perubahan Gingiva yang berkaitan dengan Pernapasan Mulut. Pembesaran gingiva dan radang gingiva
selalu tampak pada mereka yang bernapas menggunakan mulut. Gingiva terlihat merah dan edematous,
dengan sebuah permukaan yang tersebar mengkilat pada wilayah permukaan. Wilayah anterior maxillary
merupakan lokasi umum dari perubahan gingiva ini. Pada banyak kasus gingiva yang berubah ini secara
jelas dibatasi dari gingiva normal tak terekspos yang berdekatan. Cara yang pasti di mana pernapasan
mulut mempengaruhi perubahan gingiva tidak dapat ditunjukkan. Efek yang merusak secara umum
ditambahkan dari iritasi dari dehidrasi permukaan. Namun, perubahan yang dapat dipertimbangkan tidak
dapat dihasilkan dari pengeringan udara pada gingiva dalam percobaan menggunakan hewan.
Daftar pustaka
Caranza, Fermin A.2002.Clinical Periodontology. Philadelphia: WB. Saunders

Anda mungkin juga menyukai