Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Daerah furkasi merupakan suatu tantangan tersendiri dalam kesuksesan perawatan periodontal.
Tingginya angka kematian dan sulitnya menentukan suatu prognosis pada gigi molar dengan
keterlibatan furkasi telah dilaporkan beberapa kali terjadi pada beberapa penelitian retrospektif pada
kasus gigi yang hilang. Selain itu, pengurangan keampuhan pada terapi periodontal telah sering
ditemukan pada gigi berakar banyak dengan keterlibatan furkasi, terlepas dari terapi yang dilakukan
oleh tenaga ahli. Diketahui bahwa perkembangan dari kerusakan periodontal dan keterlibatan daerah
furkasi, infeksi periodontitis meningkat dan keefektifan perawatan menjadi berkurang dikarenakan oleh
terbatasnya akses untuk melakukan control mekanis. Oleh karena itu sangatlah penting untuk
melakukan perawatan pada periodontitis kronis sebelum terjadi keterlibatan daerah furkasi. Ambang
kerusakan dan kehilangan tulang alveolar berkaitan dengan perkembangan kerusakan jaringan
periodontal dan keterlibatan daerah interradikular tidak disebutkan dengan jelas pada literature.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara kerusakan tulang interradikuler dan kehilangan
tulang interdental pada pasien dengan periodontitis kronik.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah penilaian hasil radiografi tentang hubungan antara kehilangan tulang
interdental dan interradikuler pada periodontitis kronis sedang dan berat.

Metode
Pasien: 49 orang (23 laki-laki dan 26 perempuan) berusia 37-39 tahun dengan periodontitis kronis yang
belum diterapi.
Radiografi: menggunakan vertical dan horizontal periapikal dan bitewing film untuk pengukuran.
Pengukuran radiografi: semua pengukuran lebih lanjut dibuat dengan menggunakan probe periodontal
(Williams probe, Hu-Friedy, Chicago, IL, USA). Pada total 79 gambar dengan jarak yang diukur adalah:

CEJ-AC (cemento enamel junction - alveolar crest) pada kerusakan tulang horizontal
CEJ-BD (cemento enamel junction - bony defect) pada kehilangan tulang anguler
CEJ (Rest)-AC (cemento enamel junction (restorasi) - alveolar crest) kehilangan tulang
interdental atau defek tulang
Fx-BL (forniks furkasi - bone level) jarak antara forniks furkasi ke tulang interradikuler yang
utuh (kehilangan tulang intteradikular)

Definisi Landmark
Jika CEJ rusak oleh karena restorasi maka garis tepinya diambil sebagai acuan. Defek tulang ditentukan
sebagai titik paling tinggi dimana penebalan ligament periodontal menunjukkan lebar yang kontinu. Jika
tidak ada pelebaran pada ligament periodontal, proyeksi pada alveolar crest yang menyilang terhadap

permukaan akar dianggap sebagai landmark. Jika kedua struktur dapat di identifikasi pada satu defek,
maka point yang didefinisikan sebagai ligamen periodontal digunakan sebagai bony defect. Jika
beberapa bony contour dapat di identifikasi, bagian apical yang paling banyak menyilang akar
didefinisikan sebagai bony defect.

Analisis Statistik: SPSS v15.0

Hasil
Hasilnya menunjukkan bahwa kehilangan tulang interdental dan interradikuler pada gigi molar rahang
atas dengan pengukuran kehilangan tulang interdental mesial dan distal mulai dari 4.18 hingga 5.54 mm
dan seterusnya, berhubungan dengan kehilangan tulang interradikular dengan nilai antara 0.45 hingga
1.33 mm (diagram 1).
Hubungan antara kehilangan tulang interdental dan interradikular pada gigi molar rahang bawah
menunjukan hasil penghitungan kehilangan tulang interdental mesial distal lebih besar dari 4 mm
(antara 4.48-5.24 mm), dan berhubungan dengan kehilangan tulang interradikular dengan nilai yang
lebih tinggi dari 1 mm berkisar antara 1.64 hingga 1.83 mm (diagram 2).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai yang dicatat pada kehilangan tulang
interradikuler pada gigi molar rahang bawah lebih tinggi daripada gigi molar rahang atas. Hal ini
mungkin terjadi karena kesulitan penilaian pada kehilangan tulang gigi yang berakar tiga pada gambaran
radiografi (diagram 3).
Kehilangan tulang pada daerah furkasi berkisar antara 1 mm dan nilai yang lebih tinggi, dan
berhubungan dengan kehilangan tulang interdental yang nilainya diatas 4 mm.

Kesimpulan
Kehilangan tulang interradikuler berhubungan dengan perkembangan dari kerusakan tulang pada gigi
berakar banyak pada pasien dengan periodontitis kronis yang menunjukkan ada beberapa hubungan
dengan kehilangan tulang pada area interdental. Hubungan ini menunjukkan bahwa perawatan pada
kerusakan tulang interdental dengan modalititas yang berbeda dapat mencegah kehilangan tulang lebih
lanjut pada daerah interradikular yang berdasarkan dengan panjang akar dan anatomi furkasi. Penelitian
lebih lanjut dengan pertimbangan panjang akar dapat dengan tepat menandai batas dari kehilangan
tulang pada periodontitis kronis dengan keterlibatan furkasi.

Anda mungkin juga menyukai