KEDOKTERAN GIGI
PERIODONTITIS
No Mahasiswa : 21101900097
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
a) Anamnesis :
Seorang pasien perempuan usia 41 tahun datang dengan keluhan gusi
sering berdarah saat menyikat gigi dan gigi depan bawah goyang. Pasien
menyikat gigi dua kali sehari pagi dan sore saat mandi. Pasien terakhir
melakukan kunjungan ke dokter gigi satu minggu yang lalu untuk melakukan
pencabutan gigi. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan tidak
merokok. Pasien mengaku memiliki kebiasaan buruk menggertakan gigi saat
tidur berdasarkan informasi keluarga.
a) Pemeriksaan Objektif :
Pemeriksaan ekstraoral tidak terdapat kelainan. Pemeriksaan intraoral
menunjukkan gingiva hiperemi dan oedema. BOP pada seluruh regio.
Pemeriksaan OHI-S didapatkan skor 3,16 (Buruk), ditemukan kalkulus pada
seluruh region, terdapat poket absolut 4-5 mm pada gigi 13 dan 31. Pada gigi
31 terdapat resesi gingiva 1 mm dan kegoyangan derajat 1 miller.
Periapikal dbn
Periapikal dbn
7. INTERPRETASI LESI
a) Interpretasi Lesi Gigi 13
Lokasi Lokasi lesi berdasarkan gambaran radiografi yang dilakukan pasien
yaitu pada bagian mesial akar gigi 13
Bentuk & Batas tepi Bentuk lesi irregular dengan batas tepi jelas
Struktur internal lesi Struktur internal lesi radiolusen
Efek pada jaringan sekitar Lesi tersebut menimbulkan efek terhadap
jaringan sekitar yaitu adanya penurunan tulang alveolar dengan pola
horizontal
b) Interpretasi Lesi Gigi 31
Lokasi Lokasi lesi berdasarkan gambaran radiografi yang dilakukan pasien
yaitu pada bagian mesial dan distal akar gigi 13
Bentuk & Batas tepi Bentuk lesi irregular dengan batas tepi jelas
Struktur internal lesi Struktur internal lesi radiolusen
Efek pada jaringan sekitar Lesi tersebut menimbulkan efek terhadap
jaringan sekitar yaitu adanya penurunan tulang alveolar dengan pola
horizontal
8. ANALISA RADIODIAGNOSIS
Diagnosis pada kasus tersebut adalah periodontitis kronis
9. DIAGNOSIS BANDING
Periodontitis Agresif
BAB III
PEMBAHASAN
penampilan yang khas. Lapisan tipis tulang kortikal sering menutupi puncak
sekitar 0,5 sampai 2,0 mm di bawah tingkat CEJ gigi yang berdekatan. Di
alveolar biasanya runcing dan mungkin memiliki korteks yang berbatas tegas.
Jika tidak ada penyakit, tulang antara puncak alveolar dan lamina dura gigi
posterior ini membentuk sudut tajam di sebelah akar gigi. Ruang ligamen
periodontal (PDL) seringkali sedikit lebih lebar di sekitar bagian servikal akar
gigi, terutama pada remaja dengan gigi erupsi. Dalam situasi ini, jika lamina
dura masih membentuk sudut yang tajam dan jelas dengan puncak alveolar,
kondisi ini merupakan varian dari normal dan bukan merupakan indikasi
mungkin sangat tipis di bagian koronal. Ini mungkin muncul dalam gambar
variasi normal.
tidak ada perubahan signifikan pada tulang di bawahnya, dan oleh karena itu
tulang interproksimal dan tulang yang tumpang tindih dengan aspek bukal
biasanya tajam antara lamina dura dan puncak alveolar. Pada penyakit
kehilangan antara 20%, atau sekitar 2 mm, dan kehilangan berat adalah
yang meluas ke apikal sepanjang akar gigi yang terkena dari puncak
sudut miring ke garis imajiner yang menghubungkan CEJ dari gigi yang
4. Interdental Creaters
telah diresorbsi. Pada gambar ini tampak sebagai daerah tulang yang
seperti pita atau tidak beraturan dengan kepadatan yang lebih rendah di
6. Keterlibatan furkasi
krista tulang interradikular dari furkasi adalah bukti kuat bahwa proses
pada furkasi molar rahang atas dapat berasal dari permukaan bukal,
mesial, atau distal gigi. Rute yang paling umum untuk keterlibatan
furkasi gigi molar pertama permanen rahang atas adalah dari sisi mesial.
Gambar 7. Keterlibatan furkasi
C. Periodontitis Kronis
kehilangan perlekatan (attachment loss) yang dapat dideteksi. Hal ini sering
serta pendarahan pada saat probing, tidak selalu menjadi indikator positif
pada saat probing dalam pemeriksaan yang berulang telah menjadi suatu
attachment loss pada daerah yang berdarah. Periodontitis dibagi menjadi dua,
dan secara umum berkembang lambat, tetapi nampak periode destruksi yang
periodontitis kronis :
Lebih prevalen pada orang dewasa namun juga dapat terjadi pada
anak-anak
Besarnya kerusakan konsisten/sesuai dengan faktor lokal
Berhubungan dengan pola variabel mikrobial
Ditemukan kalkulus subgingiva
Tingkat perkembangan penyakit lambat sampai sedang dengan
kemungkinan periode perkembangan yang cepat
Dapat dimodifikasi atau berhubungan dengan : penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus dan infeksi HIV faktor lingkungan seperti
merokok dan stress emosional.
D. Periodontitis Agresif
terdapat akumulasi plak dan kalkulus yang minimal dan adanya faktor genetik.
subgingiva atau supragingiva dan lapisan biofilm pada permukaan gigi yang
terkena masih tipis. Periodontitis agresif lokalisata terjadi pada gigi molar satu
atau insisivus dengan kehilangan perlekatan pada bagian interproksimal yang
terjadi pada minimal dua gigi permanen, yang salah satunya gigi molar dan
melibatkan tidak lebih dari dua gigi selain molar pertama dan insisivus.
terdapat akumulasi plak dan kalkulus yang banyak dan terjadi inflamasi berat
agresif lokalisata dan generalisata cukup jelas, pada beberapa kasus tingkat
inflamasi dan jumlah plak yang terjadi baik pada periodontitis agresif
Gambaran Radiografis
Pasien dengan periodontitis agresif pada pemeriksaan radiografis
interproksimal, tidak lebih dari dua gigi permanen yaitu molar pertama
sangat parah (50% pada gigi berakar lebih dari satu) meskipun hanya ada
sedikit plak dan kalkulus; 3) usia pasien kurang dari 35 tahun; 4) ada
lain-lain.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada laporan kasus ini, gambaran klinis dan radiografi sesuai dengan
periodontitis kronis, periodontitis kronis ditandai dengan adanya kehilangan tulang
alveolar dengan pola horizontal.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS RADIOLOGI
KEDOKTERAN GIGI
PERIODONTITIS
Disusun oleh
Sita Ratna Pratis
21101900097
• Nadhia Anindhita Harsas, dkk. Curettage Treatment on Stage III and IV Periodontitis
Patients. 2021. Department of Periodontic, Faculty of Dentistry, Universitas
Indonesia. Indonesian Dental Association. Journal of Indonesian Dental Association.
4(1), 47-54.
• Mallya, Sanjay M., Ernest W.N Lam. 2019. White and Pharoah’s Oral Radiology
Principles and Interpretation 8 th Edition. Missouri : Elsevier