Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan Radiografi untuk Diagnosis Trauma Oklusi

Trauma oklusi adalah perubahan degeneratif pada tulang sebagai respons


terhadap kekuatan oklusal yang lebih besar daripada toleransi fisiologis jaringan
pendukung gigi. Dalam diagnosisnya, selain tanda-tanda dan gejala klinis seperti
peningkatan mobilitas, aspek keausan, respons perkusi yang tidak biasa, dan riwayat
kebiasaan yang berkontribusi, ada temuan terkait dalam gambar, termasuk pelebaran
ruang PDL, penebalan lamina dura, kehilangan tulang , dan peningkatan jumlah dan
ukuran trabekula. Sekuele lain dari oklusi traumatis mungkin termasuk hiperurisosis
dan fraktur akar. Oklusi traumatis saja tidak menyebabkan gingivitis atau
periodontitis, mempengaruhi perlekatan epitel, atau menyebabkan pembentukan
kantong. Namun, dengan adanya periodontitis yang sudah ada sebelumnya, keropos
tulang bisa dipercepat. Oklusi traumatis dapat didiagnosis secara pasti hanya dengan
evaluasi klinis dan bukan oleh temuan pencitraan saja.
Untuk mendiagnosis terjadinya trauma oklusi dilakukan juga pemeriksaan
penunjang berupa pengambilan gambar radiografi. Teknik yang digunakan adalah
teknik periapikal karena teknik tersebut dapat menjangkau sampai bagian periapikal
gigi dan memperlihatkan gambaran jaringan pendukung gigi. Teknik periapikal
sendiri terbagi menjadi dua yakni :
1. Bisektris
Pada teknik ini reseptor gambar ditempatkan sedekat mungkin dengan
gigi tanpa merusaknya. Dengan mengarahkan sinar pusat tegak lurus ke
bidang imajiner yang membagi dua sudut antara gigi dan reseptor gambar.
Gambar 1 Teknik bisektris

2. Parallel
Teknik ini berupaya meminimalkan distorsi dengan menempatkan
reseptor gambar yang sejajar dengan sumbu panjang gigi, dan mengarahkan
sinar x-ray pusat tegak lurus ke sumbu panjang gigi dan reseptor.

Gambar 2 Teknik parallel

Setelah mengambil gambaran radiografi dari gigi yang akan diperiksa


selanjutnya dilakukan interpretasi radiografi. Tanda-tanda radiografi trauma akibat
oklusi dapat meliputi:
1. Menambah lebar ruang periodontal, seringkali dengan penebalan lamina dura
di sepanjang aspek lateral akar, di daerah apikal, dan di daerah bifurkasi.
Perubahan-perubahan ini tidak selalu mengindikasikan perubahan destruktif,
karena mereka mungkin hasil dari penebalan dan penguatan ligamen
periodontal dan tulang alveolar, dengan demikian merupakan respon yang
baik terhadap peningkatan kekuatan oklusal.

Gambar 3 Gambaran radiografi trauma oklusi


2. Penghancuran septum interdental yang "vertikal" dan bukannya "horizontal".

Gambar 4 Gambaran septum interdental yang mengalami destruksi secara vertikal


3. Radiolusen dan kondensasi tulang alveolar.
4. Resorpsi akar
Gambar 5 Gambaran radiografi gigi normal (A) dengan gigi yang mengalami
resorpsi pada bagian akar (B)

Sumber :
White, S. C. dan Pharoah, M. J., 2014, Oral Radiology: Principles and
Interpretation, ed. 7, Elsevier Mosby, St. Louis
Whaites, E. dan Drage, N., 2013, Essentials of Dental Radiography and
Radiology, ed. 5, Churchill Livingstone Elsevier, Edinburgh
Caranza, F.A., Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold, P.R., 2015,
Carranza’s Clinical Periodontology, 12th ed, Saunders Elsevier, China

Anda mungkin juga menyukai