Jika pesawat lepasan yang baru diterima dari laboratorium, atau jika pasien datang kembali untuk
kontrol, dokter gigi sering perlu mengetatkan klamer. Prosedur ini dilakukan seperti yang diilustrasikan
pada gambar 12A, dengan bending yang sederhana klamer sedikit ke gingiva dari titik attachment-nya.
Mungkin juga melakukan bending pada titik retentif ke dalam untuk mendapatkan kontak yang lebih baik
pada daerah undercut (gambar 12B).4
PEMBAHASAN
Pesawat ortodonti lepasan dapat didefenisikan sebagai pesawat yang dapat dipasang dan dilepaskan dari
mulut oleh pasien. Dari defenisi ini memberikan makna bahwa keberhasilan ataupun kegagalan dari
perawatan dengan pesawat ortodonti lepasan sangat tergantung pada kekoopearifan pasien. Dengan
demikian, desain dan pembuatan pesawat ini harus dapat memaksimalkan kekoopeatifan pasien. 5
Desain pesawat lepasan memiliki banyak variasi dan modifikasi yang dibutuhkan tergantung pada
perbedaan maloklusi dan pemilihan dari klinisi yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip umum yang
harus diketahui dalam mendesain pesawat lepasan seperti kenyamanan pasien, sederhana sehingga
pasien dapat memasang dan melepaskan pesawat dengan mudah, retensi, kekuatan untuk
meminimalisasi resiko terjadinya patah pada pesawat, oral higiene, serta estetis. 5
Material yang paling tepat untuk pegas, labial bow dan klamer ortodonti adalah stainless steel 18/8 (SS).
SS memiliki elastisitas dan mudah dibentuk, serta tahan terhadap terjadinya korosi. Hal-hal yang
diperlukan dalam mendisain pegas yaitu pastikan bahwa pegas akan bekerja pada jarak dan arah yang
diperlukan untuk menggerakkan gigi, serta pegas harus memiliki mekanis yang baik agar tahan terhadap
gangguan yang terjadi saat makan, berbicara, atau membersihkannya.2
Gaya yang diberikan pada gigi sebaiknya adalah gaya yang ringan. Gaya yang besar dapat
memperlambat pergerakan gigi, terjadinya pergerakan gigi yang tidak diharapkan, dan tidak nyaman
pada pasien. Arah pergerakan gigi ditentukan oleh titik kontak antara pegas/labial bow dengan gigi.