Anda di halaman 1dari 27

PERBEDAAN METODE

RISKESDAS (RISET KESEHATAN DASAR)


TAHUN
2007, 2013 DAN 2018
RISKESDAS
2007

SECARA UMUM

- Pertanyaan penelitian yang menjadi dasar pengembangan Riskesdas 2007 adalah:


1. Bagaimana status kesehatan dan faktor penentu kesehatan, baik di tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota;
2. Bagaimana hubungan antara kemiskinan dan kesehatan; dan
3. Apakah terdapat masalah kesehatan yang spesifik?

- Untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut, dirumuskan tujuan antara lain yaitu
penyediaan data dasar status kesehatan dan faktor penentu kesehatan, baik di
tingkat rumah tangga maupun tingkat individual, dengan ruang lingkup sebagai
berikut:
1.Status gizi;
2. Akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan;
3. Sanitasi lingkungan;
4. Konsumsi makanan;
5. Penyakit menular, penyakit tidak menular dan riwayat penyakit
keturunan;
6. Ketanggapan pelayanan kesehatan;
7. Pengetahuan, sikap dan perilaku;
8. Disabilitas;
9. Kesehatan mental;
10.Imunisasi dan pemantauan pertumbuhan;
11.Kesehatan bayi;
12. Pengukuran anthropometri, tekanan darah, lingkar perut dan lingkar
lengan atas;
13. Pengukuran biomedis;
14. Pemeriksaan visus;
15. Pemeriksaan gigi;
16. Berbagai autopsi verbal peristiwa kematian; dan
2
17. Mortalitas.

- Disain Riskesdas 2007 merupakan survei cross sectional yang bersifat deskriptif.
Populasi dalam Riskesdas 2007 ini adalah seluruh rumah tangga Republik
Indonesia. Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas
2007 dirancang identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah
tangga Susenas 2007.

- Terdapat berbagai ukuran sampling error termasuk didalamnya standard error,


relative standard error, confidence interval, design effect dan jumlah sampel
tertimbang menyertai setiap estimasi variabel.

- Riskesdas 2007 berhasil mengumpulkan sebanyak 258.366 sampel rumah tangga


dan 987.205 sampel anggota rumah tangga untuk pengukuran berbagai variabel
kesehatan masyarakat.

- Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877 Tahun 2006,


pengorganisasian Riskesdas 2007 dibagi menjadi berbagai tingkat dengan rincian
sebagai berikut (Lihat Lampiran 1.1.) :
a. Tingkat pusat
b. Tingkat wilayah (empat wilayah)
c. Tingkat provinsi (33 Provinsi)
d. Tingkat kabupaten (440 Kabupaten/Kota)
e. Tim pengumpul data (disesuaikan dengan kebutuhan lapangan)

- LOKASI
Sampel Riskesdas 2007 di tingkat kabupaten/kota berasal dari 440 kabupaten/kota
(dari jumlah keseluruhan sebanyak 456 kabupaten/kota) yang tersebar di 33 (tiga
puluh tiga) provinsi Indonesia (saat 2007)

METODOLOGI
3
- POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosok
Republik Indonesia. Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam
Riskesdas 2007 identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah
tangga Susenas 2007. Dapat diartikan pula bahwa metodologi penghitungan dan
cara penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 adalah two stage sampling yang juga
digunakan dalam Susenas 2007.
4
- PENARIKAN SAMPEL BLOK SENSUS
Riskesdas 2007 menggunakan sampel yang terpilih dari Susenas 2007. Dari setiap
kabupaten/kota yang masuk dalam kerangka sampel kabupaten/kota diambil
sejumlah blok sensus yang proporsional terhadap jumlah rumah tangga di
kabupaten/kota tersebut. Kemungkinan sebuah blok sensus masuk kedalam
sampel blok sensus pada sebuah kabupaten/kota bersifat proporsional terhadap
jumlah rumah tangga pada sebuah kabupaten/kota (probability proportional to
size). Bila dalam sebuah blok sensus terdapat lebih dari 150 (seratus lima puluh)
rumah tangga maka dalam penarikan sampel di tingkat ini akan dibentuk sub-blok
sensus.

- Berdasarkan sampel blok sensus dalam Susenas 2007 sejumlah 17.357 sampel
blok sensus, Riskesdas berhasil mengunjungi 17.150 blok sensus dari 438 jumlah
kabupaten/kota.

- PENARIKAN SAMPEL RUMAH TANGGA


Dari setiap blok sensus terpilih kemudian akan diambil 16 rumah tangga secara
acak sederhana (simple random sampling), yang menjadi sampel rumah tangga
dengan jumlah rumah tangga di blok sensus tersebut. Secara keseluruhan, jumlah
sampel rumah tangga dari 438 kabupaten/kota Susenas 2007 adalah 277.630,
Riskesdas 2007 berhasil mengumpulkan 258.284 rumah tangga.

- PENARIKAN SAMPEL ANGGOTA RUMAH TANGGA


Selanjutnya, seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih
dari kedua proses penarikan sampel tersebut ditetapkan sebagai sampel individu.
Dalam 438 kabupaten/kota pada Susenas 2007 terdapat 1.134.225 sampel anggota
rumah tangga. Riskesdas 2007 berhasil mengumpulkan 972.989 individu yang
sama dengan Susenas.

5
- Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan
dengan teknik wawancara menggunakan Kuesioner RKD07.IND

 Anggota rumah tangga semua umur menjadi unit analisis untuk pertanyaan
mengenai penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyakit keturunan
sebagai berikut: Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Pnemonia, Demam Tifoid,
Malaria, Diare, Campak, Tuberkulosis Paru, Demam Berdarah Dengue, Hepatitis,
Filariasis, Asma, Gigi dan Mulut, Cedera, Penyakit Jantung, Penyakit Kencing
Manis, Tumor / Kanker dan Penyakit Keturunan, serta pengukuran berat badan,
tinggi badan / panjang badan;

 Anggota rumah tangga berumur ≥ 12 tahun menjadi unit analisis untuk


pemeriksaan gigi permanen;

6
KESEHATAN GIGI DAN MULUT

- Prevalensi nasional Gosok Gigi Setiap Hari adalah 91,1%. Sebanyak 11 provinsi
mempunyai prevalensi Gosok Gigi Setiap Hari dibawah prevalensi nasional.

- Prevalensi nasional Karies Aktif adalah 43,4%. Sebanyak 14 provinsi memiliki


prevalensi Karies Aktif diatas prevalensi nasional, yaitu Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Bangka Belitung, Di Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku

- Menuju target pencapaian pelayanan kesehatan gigi 2010, telah dilakukan


berbagai program, baik promotif, preventif, protektif, kuratif maupun rehabilitatif.
Indikator yang telah ditentukan oleh WHO, antara lain;
1. anak umur 5 tahun 90% bebas karies,
2. anak umur 12 tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks
DMF-T) sebesar 1 (satu) gigi;
3. penduduk umur 18 tahun bebas gigi yang dicabut (komponen M=0);
4. penduduk umur 35-44 tahun memiliki minimal 20 gigi berfungsi sebesar
90%,
5. penduduk umur 35-44 tanpa gigi (edentulous) ≤ 2%;
6. penduduk umur 65 tahun ke atas masih mempunyai gigi berfungsi sebesar
75%
7. penduduk tanpa gigi ≤ 5% (WHO,1995).

7
- Terdapat lima langkah program indikator terkait penilaian keberhasilan program
dan pencapaian target gigi sehat 2010, yaitu:

- Dalam Riskesdas 2007 ini dikumpulkan berbagai indikator kesehatan gigi-mulut


masyarakat, baik melalui wawancara maupun pemeriksaan gigi-mulut.

- Wawancara dilakukan terhadap semua kelompok umur, meliputi data masyarakat


yang bermasalah gigi-mulut, perawatan yang diterima dari tenaga medis, gigi
hilang, seluruh gigi asli, dan jenis perawatan yang diterima dari tenaga medis gigi,
dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi.

- Pertanyaan tentang perilaku pemeliharaan kesehatan/kebersihan gigi ditanyakan


kepada masyarakat 10 tahun keatas.

- Penilaian dan pemeriksaan status kesehatan gigi-mulut dilakukan oleh pengumpul


data dengan latar belakang yang bervariasi. Pemeriksaan dilakukan pada
kelompok umur 12 tahun ke atas dengan cara observasi (hanya yang terlihat)
menggunakan instrumen genggam (kaca mulut) dengan bantuan penerangan
senter.

8
- Penilaian untuk kebutuhan perawatan penyakit periodontal Community
periodontal index treatment need (CPITN) tidak dilakukan, karena diperlukan alat
( hand instrument ) yang spesifik.

- Analisis untuk dentally fit tidak bisa dilakukan, karena pemeriksaan perlu
menggunakan instrumen genggam lengkap. Hasil wawancara dan pemeriksaan
gigi mulut tersebut dapat terlihat pada tabel-tabel berikut

9
10
11
12
RISKESDAS
2013

- Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 adalah riset kedua yang mengumpulkan
data dasar dan indikator kesehatan setelah tahun 2007 menggambarkan wilayah
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

- Indikator yang dihasilkan antara lain status kesehatan dan faktor penentu
kesehatan yang bertumpu pada konsep Henrik Blum. Pertanyaan penelitian yang
menjadi dasar pengembangan Riskesdas 2013 adalah:

1. bagaimanakah pencapaian status kesehatan masyarakat di tingkat


nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
2. Apakah telah terjadi perubahan masalah kesehatan spesifik di setiap
provinsi, dan kabupaten/kota;
3. Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatan
masyarakat di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
4. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya perubahan masalah kesehatan;
dan
5. Bagaimana korelasi antar faktor terhadap status kesehatan? Laporan ini
baru dapat menjawab pertanyaan penelitian 1, dan 2 sedangkan
pertanyaan penelitian 3, 4, dan 5 akan dilaporkan tahun 2014 dalam
bentuk analisis lanjut.

- Untuk menjawab kelima pertanyaan tersebut, dirumuskan tujuan antara lain


yaitu penyediaan data dasar dan status kesehatan dan faktor penentu
kesehatan, baik di tingkat rumah tangga maupun tingkat individual, dengan
ruang lingkup sebagai berikut:
1) Akses dan pelayanan kesehatan;
2) Farmasi dan pelayanan kesehatan tradisional;
3) Kesehatan lingkungan;
4) Pemukiman dan ekonomi;
13
5) Penyakit menular;
6) Penyakit tidak menular;
7) Cedera;
8) Gigi dan mulut;
9) Disabilitas;
10) Kesehatan jiwa;
11) Pengetahuan, sikap dan perilaku;
12) Pembiayan kesehatan;
13) Kesehatan reproduksi;
14) Kesehatan anak;
15) Pengukuran antropometri (berat badan, tinggi/panjang badan, lingkar
lengan atas, lingkar perut) dan tekanan darah;
16) Pemeriksaan indera mata dan telinga;
17) Pemeriksaan status gigi permanen;
18) Pengambilan spesimen darah dan urin, garam dan air rumah tangga.

- Disain Riskesdas 2013 merupakan survei cross sectional yang bersifat


deskriptif. Populasi dalam Riskesdas 2013 adalah seluruh rumah tangga di 33
provinsi, 497 kabupaten/kota.

- Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas 2013
dirancang terpisah dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah
tangga Susenas 2013.

- Berbagai ukuran sampling error termasuk didalamnya standard error, relative


standard error, confidence interval, design effect, dan jumlah sampel
tertimbang menyertai setiap estimasi variabel.

- Riskesdas 2013 mengunjungi 11.986 blok sensus (BS) dari 12.000 BS yang
ditargetkan (99,9%), 294.959 dari 300.000 RT (98,3%), dan 1.027.763
anggota RT (93,0%).
14
METODOLOGI

I.
- Riskesdas 2013 bertujuan untuk menggambarkan masalah kesehatan
penduduk di seluruh pelosok Indonesia, yang terwakili oleh penduduk di
tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

- Riskesdas 2013 dibagi menjadi 3 Modul, yaitu Modul Kabupaten, Modul


Provinsi, dan Modul Nasional.
1. Modul Kabupaten dirancang untuk penyajian data kabupaten/kota untuk
mengembangkan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakt (IPKM)

15
2. Modul Provinsi dirancang untuk penyajian data provinsi, merupakan
subsample dari modul Kabupaten
3. Modul Nasional dirancang untuk penyajian data tingkat nasional
khususnya untuk kepentingan sampel biomedis, yang merupakan
subsample dari modul Provinsi.

a. Kerangka Sampel
- Kerangka sampel terdiri dari dua jenis, yaitu kerangka sampel untuk
penarikan sampel tahap pertama dan kerangka sampel untuk penarikan
sampel tahap kedua.

- Kerangka sampel pemilihan tahap pertama merupakan primary sampling


unit (PSU) dalam master sampel.

- Jumlah PSU dalam master sampel adalah 30.000 yang dipilih secara
probability proportional to size (PPS) dengan jumlah rumah tangga hasil
sensus penduduk (SP) 2010.

- PSU adalah gabungan dari beberapa blok sensus (BS).

- Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah seluruh bangunan sensus


yang didalamnya terdapat rumah tangga biasa tidak termasuk institutional
household (panti asuhan, barak polisi/militer, penjara, dsb) hasil
pencacahan lengkap SP2010 (SP2010-C1).

- Bangunan sensus terpilih dan rumah tangga di dalam bangunan sensus


terpilih terlebih dahulu dilakukan pemutakhiran, oleh enumerator
Riskesdas 2013 sebelum mulai melakukan wawancara

16
b. Desain Sampel
1. Estimasi Kabupaten/Kota
Metode sampling yang digunakan  penarikan sampel tiga tahap
berstrata. Tahapan dari metode ini diuraikan sebagai berikut:
 Tahap 1  memilih sejumlah PSU dari PSU terpilih secara sistematik
pada setiap kabupaten/kota
 Tahap 2  dari PSU terpilih, dipilih 2 BS secara PPS dengan jumlah
rumah tangga Sensus Penduduk 2010. Selanjutnya dipilih secara acak
satu blok untuk Riskesdas dan satu blok sensus untuk Susenas.
 Tahap 3  dari setiap BS Riskesdas dipilih sejumlah bangunan sensus
(m=25) secara sistematik
 Tahap 4  dari setiap bangunan sensus terpilih terlebih dahulu
dilakukan pengecekan keberadaan di lapangan. Lalu, memilih 1 rumah
tangga sebagai sampel secara acak.

2. Estimasi Provinsi
Metode sampling yang digunakan  penarikan sampel dua tahap berstrata
dan merupakan sub sampel dari estimasi kabupaten/kota. Tahapannya
adalah sebagai berikut :
 Tahap 1  memilih sejumlah BS secara sistematik dari BS terpilih
estimasi kabupaten/kota
 Tahap 2  dari setiap BS terpilih, dipilih sejumlah bangunan sensus
(m=25) secara sistematik berdasarkan data bangunan sensus hasil
SP2010-C1.
 Tahap 3  dari setiap bangunan sensus terpilih terlebih dahulu
dilakukan pengecekan keberadaan di lapangan. Lalu, memilih 1 (satu)
rumah tangga sebagai sampel secara acak.

17
3. Estimasi Nasional
Metode sampling yang digunakan  penarikan sampel dua tahap berstrata
dan sub sampel dari estimasi propinsi. Tahapan adalah sebagai berikut :
 Tahap 1  memilih 250 kabupaten/kota secara probability
proportional to size with replacement (PPS WR). Metode ini dijadikan
sebagai dasar peluang dalam pemilihan sampel.
Dari hasil penarikan sampel, jumlah realisasi sampel yang efektif
(effective sample size) sebanyak 177 kabupaten/kota.
 Tahap 2  setiap kabupaten/kota terpilih, dilakukan pemilihan BS
secara systematic sampling dari daftar BS sampel Riskesdas Modul
MDG’s.

4. Kepentingan sampel untuk Validasi Riskesdas 2013


 Untuk kepentingan menjaga mutu sampel yang dikumpulkan
Riskesdas, dilakukan validasi oleh tiga perguruan tinggi: Universitas
Indonesia, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Airlangga.

c. Jumlah Sampel Blok Sensus dan Rumah Tangga


Jumlah sampel BS dan rumah tangga ditujukan untuk beberapa domain estimasi
sebagai berikut:
 Estimasi kabupaten/kota: total sampel rumah tangga 300.000 ruta (dari
12.000 BS).
 Estimasi provinsi : total sampel rumah tangga 75.000 ruta (dari 3.000
BS).
 Estimasi nasional : total sampel rumah tangga 25.000 ruta (dari 1.000
BS).
 Sampel Validasi: merupakan minimum sampel dari subsampel
nasional (150 BS)

18
d. Jumlah Sampel Terkumpul
 Dari 12.000 BS terpilih untuk sampel Riskesdas 2013, dikunjungi 11.986 BS
(99,9%) yang tersebar di 33 Provinsi, 497 kabupaten/kota.

 Jumlah rumah tangganya adalah 294.959 dari 300.000 RT yang ditargetkan


(98,3%)  jumlah anggota rumah tangga (ART) 1.027.763 orang.
Berdasarkan SP2010, response rate untuk ART adalah 93 persen.

 Dari 294.959 RT, ada sejumlah 77.830 ART yang tidak bisa dikumpulkan
informasinya, karena tidak ada di tempat pada kurun waktu pengumpulan data
Riskesdas 2013.

19
II. PENJAMINAN MUTU DATA RISKESDAS 2013
a. Uji Coba
 Uji coba kuesioner (dilakukan 2 kali)  mendapatkan pemahaman substansi
dalam kuesioner serta alur dari pertanyaan dalam masing-masing blok, untuk
menghindari kesalahpahaman pengisian dan menyeleksi isi dari kuesioner
Kuesioner uji coba Riksesdas 2013 terdiri dari 12 blok pertanyaan, dengan
blok ke XII adalah keterangan individu :
a. Penyakit menular
b. Penyakit tidak menular
c. Genetik dan riwayat keluarga
d. Cedera
e. Kesehatan indera
f. Gigi dan mulut (akhirnya dijadikan salah satu variabel)
g. Ketidakmampuan/disabilitas
h. Kesehatan jiwa
i. Pengetahuan, sikap dan perilaku
j. Pembiayaan kesehatan
k. Kesehatan ibu
l. Kesehatan anak dan imunisasi
m. Pengukuran dan pemeriksaan
n. Pemeriksaan mata
o. Pemeriksaan THT
p. Pemeriksaan status gigi permanen
q. Pengambilan spesimen darah dan sampel urin.
r. EKG
s. Spirometer
t. Konsumsi makanan.

 Uji coba pengumpulan spesimen darah, urin dan garam,

20
 Uji coba peralatan yang digunakan untuk pengumpulan data kesehatan
masyarakat maupun biomedis dengan melihat fisibilitas dan validitas alat.
 Uji coba proses data entry
 Manajemen dan pengorganisasian lapangan, termasuk administrasi dan
logistik.

21
KESEHATAN GIGI MULUT
- Riskesdas 2013 mengumpulkan data kesehatan gigi secara komprehensif yang
meliputi indikator status kesehatan gigi, indikator jangkauan pelayanan dan
perilaku kesehatan gigi. Pengumpulan data melalui wawancara maupun
pemeriksaan gigi dan mulut dengan jumlah sampel keseluruhan 1.027.763
responden.

- Wawancara dilakukan terhadap responden semua umur.

- Pertanyaan perilaku ditanyakan kepada kelompok umur ≥10 tahun.

- Pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan pada kelompok umur ≥12 tahun.

- Hasil ini dapat dibandingkan dengan Riskesdas 2007 sebagai evaluasi


keberhasilan intervensi berbagai program perbaikan derajat kesehatan gigi dan
mulut penduduk Indonesia.

- Pada tabel menurut karakteristik responden, ditambahkan juga kelompok


umur menurut WHO.
- Pembagian kelompok menurut WHO ini diperlukan karena pada umur ≥12
tahun, seluruh gigi dari insisivus hingga molar satu sudah tumbuh semua
(permanen)
- umur 15 tahun, seluruh gigi dari insisivus hingga molar 2 sudah tumbuh
- usia 18 tahun, seluruh gigi dari insisivus hingga molar tiga diharapkan sudah
tumbuh
- Penilaian dalam dentogram ini untuk gigi permanen saja.
- Pada umur 35-54 tahun, dan umur >65 tahun diharapkan 20 gigi berfungsi
dengan baik (hasil lengkap di buku Riskesdas 2013 dalam Angka).
22
- Wawancara  responden semua umur  jumlah sampel keseluruhan
1.027.763 orang.  Data yang didapat adalah masyarakat bermasalah gigi dan
mulut, tindakan yang diterima oleh responden dari tenaga medis gigi dan
EMD.

- Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (umur ≥10 tahun) jumlah
sampel 835.256 responden,

- Pemeriksaan gigi dan kondisi gigi dan mulut (umur ≥12 tahun)  jumlah
sampel 789.771 responden.

- Prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9 persen,

- kemampuan untuk mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 8,1
persen (EMD)  EMD meningkat

- Prevalensi nasional menyikat gigi setiap hari  94,2%

- Prevalensi nasional Indeks DMF-T  4,6. Sebanyak 15 provinsi memiliki


prevalensi diatas prevalensi nasional.

- Indeks DMF-T lebih tinggi pada perempuan (5,0) dibanding laki-laki (4,1).

23
24
25
26
RISKESDAS
2018

27

Anda mungkin juga menyukai