Anda di halaman 1dari 25

Tehnik Radiografi

Periapikal Paralel
DPJP
drg Putri Andini
Oleh
Muhammad Prigel Nashrullah / J3A020002
Radiografi dental

■ Definisi adalah tindakan diagnosa yang membantu dokter gigi untuk melihat struktur
gigi yang tidak dapat terlihat langsung oleh mata
■ Tujuan :
• Untuk sarana pemeriksaan manifestasi di rongga mulut yang tidak dapat dilihat dari
pemeriksaan klinis seperti gambaran perluasan dari penyakit periodontal, karies pada
gigi
• Menjadi pedoman untuk memaksimalkan hasil diagnosis
Klasifikasi

■ Radiografi intra oral


• Radiografi periapical
• Radiografi bitewing
• Radiografi oklusal
 Radiografi esktraoral
• Radiografi panoramic
• Radiofrafi lateral jaw
• Radiografi Sefalometri
• Radiografi Proyeksi waters
• Radiografi posterior-anterior
• Radiografi Anterior-posterior
Radiografi periapikal Tehnik Paralel

■ Definisi

Radiografi periapikal merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan melihat


keseluruhan makhota dan akar gigi (crown and root), tulang alveolar dan jaringan
sekitarnya
Keuntungan

• Posisi relatif dapat dipertahankan antara film, gigi, dan Xray beam, tidak berpengaruh
pada kepala pasien (Whaites, 2009).

• Menghasilkan gambar dengan distorsi dimensi minimal.

• sumbu panjang gigi dan merekam bidang reseptor gambar dapat secara visual terletak
sehingga lebih mudah untuk mengarahkan sinar-x tepat (Thomson & Johnson, 2012).

• Mahkota gigi terlihat dengan baik sehingga dapat dideteksi apakah ada karies.
Lanjutan…

• Meminimalkan superimposisi struktur yang berdekatan.

• Sumbu panjang gigi dan merekam bidang reseptor gambar dapat secara visual terletak
sehingga lebih mudah untuk mengarahkan sinar-x tepat (Thomson & Johnson, 2012).

• Dataran tulang periodontal ditampilkan dengan baik dan jaringan periapikal ditunjukkan
dengan akurat dengan pemanjangan yang minimal.
Kerugian

• Penempatan reseptor gambar mungkin sulit untuk diterima pada pasien tertentu: anak-
anak, orang dewasa dengan mulut kecil, lengkung palatal rendah, atau adanya tori,
pasien dengan mukosa sensitif atau refleks muntah yang tinggi, daerah edentulous

• Kondisi-kondisi tersebut dapat meningkatkan ketidaknyamanan pasien saat reseptor


gambar mempengaruhi jaringan mulut (Thomson & Johnson, 2012).
Macam macam sudut penyinaran (Maxillaris)

1. Pada pengambilan gambar insisivus sentral maksila film ditempatkan pada film holder
dalam orientasi vertikal. Film ditempatkan pada daerah palatal sehingga aksis panjang
gigi sejajar dengan film. Jika jarak film terlalu dekat dengan gigi, gambar akan
terdistorsi. Sinar harus tegak lurus terhadap bidang film dan film harus pada sudut 90o
ke daerah interproksimal dari insisvus sentral maksila. Sentral dari sinar-x dipusatkan
pada ujung hidung. Gambaran radiografi yang akan diperoleh adalah mesial, distal, dan
apikal dari insisivus sentral maksila.
Lanjutan…

2. Pada pengambilan gambar insisvus lateral maksila film ditempatkan pada film holder
dalam orientasi vertikal. Sudut penyinaran menggunakan sudut yangsama pada insisvus
sentral maksila. Film berpusat di belakang gigi insisivus lateral, tegak lurus dengan aksis
panjang gigi insisivus lateral. Sentral dari sinarx dipusatkan ujung hidung. Gambaran
radiografi yang akan diperoleh adalah mesial, distal dan apikal insisvus lateral, insisivus
sentral dan kaninus.
Lanjutan…

3. Pada pengambilan gambar kaninus maksila film ditempatkan pada film holder dalam
orientasi vertikal. Kaninus ditempatkan di tengah film pada palatum. Pusat sinar-x tegak
lurus terhadap film dan pada sudut yang tepat terhadap aksis panjang gigi. Sentral dari
sinar-x dipusatkan pada daerah sudut hidung atau alanasi. Gambaran radiografi yang akan
diperoleh adalah mesial dan apikal kaninus
Lanjutan…

4. Pada pengambilan gambar premolar maksila film ditempatkan pada film holder dalam
orientasi horizontal. Kontak antara premolar pertama dan kedua berpusat pada film dengan
pusat sinar-x tegak lurus terhadap film. Sentral dari sinar-x berada di bawah pupil mata.
Gambaran radiografi yang akan diperoleh adalah mahkota dan apikal dari distal kaninus,
premolar pertama, kedua dan molar pertama
Lanjutan…

4 Pada pengambilan gambar molar maksila film ditempatkan pada film holder dalam
orientasi horizontal. Molar kedua terletak di tengah film dengan pusat sinar-x tegak lurus
terhadap film. Sentral dari sinar-x berada di bawah sudut luar mata ke daerah tengah pipi.
Gambaran radiografi yang akan diperoleh adalah mahkota dan apikal dari molar pertama,
kedua dan ketiga.
Macam macam sudut penyinaran (Mandibulla)

1. Pada pengambilan gambar anterior mandibula film ditempatkan pada film holder dalam

orientasi vertikal. Gigi insisivus sentral mandibula terletak ditengah film dengan pusat

sinar-x tegak lurus terhadap film. Sentral dari sinar-x berada di bawah ujung hidung ke

tengah dagu
Lanjutan…
2. Pada pengambilan gambar kaninus mandibula film ditempatkan pada film holder dengan
orientasi vertikal. Kaninus mandibula terletak ditengah film dengan pusat sinar-x tegak
lurus terhadap film
Lanjutan…

3. Pada pengambilan gambar premolar mandibula film ditempatkan pada film holder dalam
orientasi horizontal. Kontak antara premolar kedua dan molar pertama berada ditengah film.
Pusat sinar harus tegak lurus dengan aksis panjang gigi. Sentral dari sinar-x berada di
daerah apikal dari gigi yang bersangkutan kira-kira satu cm di atas basis mandibula. Film
harus berisi gambaran radiografi dari distal kaninus sampai mesial molar kedua, dengan
kontak gigi premolar terbuka
Lanjutan…

4. Pada pengambilan gambar molar mandibula film ditempatkan pada film holder dengan
orientasi horizontal. Pusat sinar harus tegak lurus dengan aksis panjang gigi. Sentral dari
sinar-x berada di daerah apikal dari gigi yang bersangkutan kira-kira satu cm di atas basis
mandibula. Hati-hati dalam penempatan film karena tepi yang tajam dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada dasar mulut yang sensitif.
Daftar Pustaka
El-Maaytah M, Gittlemon S, Jerjes W, Swinson B, Thompson G, Upile T, et al. Inferior alveolar nerve injury and surgical difficulty prediction in
third molar surgery: the role of dental panoramic tomography.

Ardakani FE, Behniafar B, Booshehri MZ. Evaluation of the distortion rate of panoramic and periapical radiographs in erupted third molar
nclination. Iran J Radiol 2011;8:15-21.

Kang BC, Lee JS. Screening panoramic radiographs in a group of patients visiting a health promotion center. Korean J Oral Maxillofac Radiol
2005;35:199-202.

Bhowae RR, Gupta S, Nigam N, Saxena S. Evaluation of impacted mandibular third molars by panoramic radiography. ISRN Dentistry; 2011.
p.1-8.

Balan A, Haris PS. Importance of localization of impacted teeth. Dentomaxillofac Radiol 2007;36:372-3. Whaites E. Essentials of dental
radiography and radiology. 3rd Ed. New York: Churchill Livingstone; 2003. p.75-

Farman AG, editor. Panoramic radiology: seminar on maxillofacial imaging and interpretation. New York: Springer; 2007. p.74-6.

Lurie AG. Panoramic imaging. In: White SC, Phoaroah MJ, editors. Oral radiology principles and interpretation. 5 th Ed. Toronto: Mosby; 2000.
p.121-5, 191-2
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai