STUDI KASUS
Gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik dengan bare root gigi 45 ekstrusi
Rosa Sharon Suhono*, Endang Wahyuningtyas**, Titik Ismiyati**, Heriyanti Amalia Kusuma**
*Program Studi Prostodonsia Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, Indonesia
**Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
*Jl Denta No 1, Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia; e-mail: rosa.sharons11@gmail.com
ABSTRAK
Bare root overdenture adalah gigi tiruan yang didukung oleh gigi yang telah dirawat endodontik dan dipreparasi dengan
bentuk dome-shaped setinggi 2-3 mm di atas permukaan gingival serta dilakukan penambalan komposit menutupi
seluruh area yang dipreparasi. Adanya gigi pendukung dapat menghambat proses resorpsi tulang alveolar dan tinggi
processus alveolaris dapat dipertahankan dalam menunjang retensi dan stabilitas gigi tiruan lepasan. Laporan kasus
ini bertujuan untuk mengkaji perawatan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) resin akrilik dengan penyangga bare root
pada gigi 45 ekstrusi. Pasien laki-laki berusia 54 tahun dengan kehilangan gigi 18, 17, 15, 14, 22, 23, 24, 26, 27,
28, 38, 37, 36, 35, 32, 31, 44, 46 datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Gigi 45 ekstrusi, sehingga mengakibatkan oklusi terkunci. Penatalaksanaan
pasien dilakukan sebagai berikut: anamnesa, pemeriksaan klinis, perawatan endodontik dan preparasi serta
penambalan dengan komposit pada gigi 45, pembuatan desain GTSL resin akrilik dengan penyangga bare root gigi 45,
pencetakan model kerja, menentukan relasi maksila – mandibula, penyusunan gigi, percobaan protesa malam, insersi,
dan kontrol. Insersi menunjukkan retensi, stabilisasi, oklusi, dan estetis baik pada GTSL dengan bare root gigi 45.
Hasil kontrol menunjukkan pasien merasa nyaman kerena penggunaan bare root overdenture dapat mempertahankan
stabilitas gigi tiruan dan oklusi tidak terkunci saat GTSL berfungsi. Dari kasus yang dilaporkan dapat disimpulkan GTSL
dengan penyangga bare root pada gigi 45 ekstrusi dapat memperbaiki fungsi oklusi dan estetis yang baik, serta tidak
mengakibatkan oklusi terkunci.
Kata kunci: bare root overdenture; gigi tiruan sebagian lepasan; gigi ekstrusi
ABSTRACT: Acrylic resin removable partial overdenture with bare root on extruded 45. Bare root overdenture
is a denture supported by a dome-shaped endodontic treated teeth with height 2-3 mm above the gingival surface. All
prepared area of 45 was filled with composite material. The abutment teeth resisted the alveolar bone resorption process
and maintains the height of alveolar crest, in order to support the retention and stability of removable partial denture
(RPD). The aim of this case study was to investigate the treatment of acrylic resin RPD with bare root overdenture on
extrusion tooth 45. A 54 years old male patient with loss of teeth 18, 17, 15, 14, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 38, 37, 36, 35, 32,
31, 44, 46 was presented in Prof. Soedomo Dental Hospital Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tooth 45 was extruded thus promoted locked occlusion. This case management was comprised of anamnesis, clinical
examination, study model impression, design of RPD with bare root overdenture on tooth 45, endodontic treatment,
dome-shaped preparation, filling with composites material cover the entire surface of prepared tooth 45, working model
impression, determination of maxilla-mandibular relation, artificial teeth arrangement, try-in denture, insertion, and
control. Evaluation after insertion showed good retention and stability, established good occlusion and satisfied aesthetic
by using the RPD with bare root overdenture on tooth 45. At control appointment, patients described comfortable feeling
because the use of bare root overdenture could maintain the denture stability and retention, and there was no locked
occlusion when RPD was used. In this reported case, the RPD with bare root overdenture on extruded 45 repaired
occlusion and aesthetic of patient and did not lock the occlusion.
19
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)
(Clinical Dental Journal) UGM. April 2017; 3(1): 19 – 25
ISSN 2460-0059 (online)
20
Suhono, dkk: Gigi tiruan sebagian...
overdenture imidiat karena dapat melindungi luka tersebut mengakibatkan jarak interoklusal menjadi
pencabutan atau bedah, serta bila gigi penyangga sempit sehingga oklusi terkunci (Gambar 1B).
tersebut mengalami kerusakan lebih lanjut gigi Pasien tidak menghendaki dilakukan pencabutan
dapat dicabut atau dirawat ulang.3,7 gigi karena belum siap untuk kehilangan giginya.
Penyangga bare root memiliki kekurangan, Setelah melalui diskusi dengan pasien maka di
seperti resiko tinggi terjadinya karies akar sehingga setujui untuk pembuatan gigi tiruan sebagian
perlu menjaga oral hygiene, pemberian obat kumur lepasan rahang atas dan rahang bawah dengan
yang mengandung fluoride serta kontrol berkala ke penyangga akar polos (bare root overdenture)
dokter gigi yang merawat.6 Kekurangan bare root pada gigi 45. Sebelum dilakukan perawatan, pasien
lainnya adalah hanya dapat memberikan sedikit diminta untuk menandatangani surat pernyataan
retensi untuk gigi tiruan karena pengasahan akar persetujuan tindakan perawatan (informed con
hingga batas gingiva.3,7 cent).
Indikasi untuk perawatan bare root over Tatalaksana kasus dimulai dengan pencetak
denture antara lain: pasien lanjut usia dengan an rahang atas dan rahang bawah menggunakan
kese
hatan umum yang tidak memungkinkan bahan cetak hidrokoloid ireversibel untuk men
dila
kukan pencabutan gigi, prognosis gigi pe dapatkan model studi. Selanjutnya dilakukan
nyangga buruk untuk dijadikan penyangga gigi diskusi lebih lanjut untuk menentukan perawatan
tiruan konvensional, jarak interoklusal yang kecil pendahuluan yang diperlukan sesuai desain yang
sehingga seringkali menyebabkan oklusi terkunci, telah disepakati. Desain gigi tiruan untuk kasus ini
serta masalah biaya perawatan. Gigi tiruan yaitu gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik desain
overdenture dengan penyangga akar polos lebih bilateral dengan dukungan kombinasi gigi dan
ekonomis dibandingkan gigi tiruan overdenture mukosa untuk rahang atas, yaitu dengan penahan
jenis yang lain.3,7 Kontraindikasi untuk perawatan langsung cengkeram C dengan modifikasi sandaran
bare root overdenture antara lain bila gigi antagonis oklusal pada gigi 13, 16, 25, dan penahan tidak
merupakan gigi asli maka kemungkinan besar langsung berupa plat akirilik pada bagian anterior
akan terjadi keausan pada dentin, dan rawan setinggi cingulum. Sedangkan untuk rahang bawah
terjadi fraktur longitudinal pada akar polos yang dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik
menyangga gigi tiruan.8 Tujuan penulisan studi desain bilateral dengan penyangga akar polos gigi
kasus ini adalah untuk mengkaji perawatan gigi 45 dan retensi berupa penahan langsung yaitu
tiruan sebagian lepasan resin akrilik dengan pe cengkeram C dengan modifikasi sandaran oklusal
nyangga bare root pada gigi 45 yang mengalami pada sisi mesial gigi 34 dan pada sisi distal gigi 48,
ekstrusi agar tidak menyebabkan oklusi terkunci. serta penahan tidak langsung berupa plat akrilik
pada bagian anterior setinggi cingulum.
METODE Pada kunjungan berikutnya pasien dirujuk
Pasien laki-laki berusia 54 tahun datang ke Rumah ke Bagian Konservasi Gigi untuk mendapatkan
Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo Fakultas perawatan restorasi menggunakan resin komposit
Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Ma da, pada gigi 16, 25, 33, serta dilakukan perawatan
Yogyakarta, dengan keluhan banyak gigi yang pulpektomi one-visit pada gigi 45 yang akan
hilang sehingga penampilan terganggu dan sulit dijadikan penyangga akar polos. Selanjutnya,
untuk mengunyah makanan. Dalam pemeriksaan gigi 45 dipreparasi dengan bentuk dome-shaped
klinis didapatkan kehilangan gigi 18, 17, 15, 14, setinggi 2-3 mm di atas permukaan gingival dan
22, 23, 24, 26, 27, 28, 38, 37, 36, 35, 32, 31, 44, dilakukan penambalan dengan resin komposit
46 (Gambar 1a). Di antara gigi yang masih ada, me nutupi seluruh permukaan gigi yang telah
terdapat gigi yang mengalami resesi, antara lain dipreparasi (Gambar 2 (A), (B).
gigi 16, 25, dan 33. Gigi 45 ekstrusi tetapi jaringan Pencetakan model kerja rahang atas dan
periodontal masih cukup memadai. Kondisi ekstrusi rahang bawah dengan menggunakan bahan
21
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)
(Clinical Dental Journal) UGM. April 2017; 3(1): 19 – 25
ISSN 2460-0059 (online)
cetak hidrokoloid ireversibel dan model dikirim Try-in gigi tiruan dilakukan setelah penyusunan
ke laboratorium untuk pembuatan base plate dan gigi-geligi untuk pemeriksaan retensi, stabilisasi,
bite rim (Gambar 3A dan B). Pada kunjungan estetis, overjet dan overbite, fungsi fonetik, serta
berikutnya, dilakukan pencatatan relasi maksila oklusi (Gambar 4B). Gigi tiruan selanjutnya dikirim
mandibula dengan teknik Wilis untuk mendapatkan ke laboratorium untuk processing akrilik heat-
vertical dimension pada rest position dan dimensi cured. Insersi menunjukkan retensi, stabilisasi,
vertical dimension pada posisi oklusi. Dilakukan oklusi, dan estetis baik pada gigi tiruan sebagian
seleksi warna yang sesuai dengan warna gigi-gigi lepasan rahang atas dan rahang bawah dengan
yang masih ada. Pencetakan dengan record block bare root gigi 45. Hasil kontrol menunjukkan bahwa
rahang atas dan rahang bawah pada hasil cetakan pasien merasa nyaman kerena penggunaan bare
dilakukan setelah didapatkan gigitan yang menetap. root overdenture dapat mempertahankan stabilitas
Pada permukaan fitting surface dioleskan vaselin, gigi tiruan dan oklusi tidak terkunci saat gigi tiruan
kemudian
MKGK (Majalahdiisi dengan
Kedokteran stone
Gigi Klinik) gips dan dilakukan
(Clinical Dental berfungsi.
Journal) UGM. April 2017; 3(1): 1 – 5
mounting
ISSN 2460-0059pada
(online) artikulator non-adjustable untuk
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental
tahapan penyusunan
Journal) UGM. April 2017; 3(1): 1gigi-geligi
–5 (Gambar 4A ).
ISSN 2460-0059 (online)
(A) (B)
(A) 1. (A) Pemeriksaan intraoral rahang atas dan rahang bawah. (B) Gigi(B)
Gambar 45 ekstrusi mengakibatkan
Gambar 1. (A) Pemeriksaan jarak interoklusal
intraoral sempit.
rahang atas dan rahang bawah. (B) Gigi 45 ekstrusi mengakibatkan
(A) (B)
jarak interoklusal sempit
Gambar 1. (A) Pemeriksaan intraoral rahang atas dan rahang bawah. (B) Gigi 45 ekstrusi mengakibatkan
jarak interoklusal sempit.
(A) (B)
Gambar 2. (A) Hasil perawatan pulpektomi dan pengisian saluran akar gigi 45. (B) Preparasi dan penambalan bare root gigi 45
dengan bentuk dome-shaped setinggi 2-3 mm di atas permukaan gingival.
(A) (B)
Gambar 2. (A)(A)
Hasil perawatan pulpektomi dan pengisian saluran akar gigi 45. (B)(B)
Preparasi dan penambalan bare root gigi 45
Gambar 2. (A) dengan bentuk dome-shaped
Hasil perawatan setinggi
pulpektomi dan 2-3 mm
pengisian di atas
saluran permukaan
akar gingival.
gigi 45. (B) Preparasi dan penambalan bare root gigi
45 dengan bentuk dome-shaped setinggi 2-3 mm di atas permukaan gingival
22
(A) (B)
Gambar 3. (A) Pencetakan model kerja rahang atas dan rahang bawah dengan bahan cetak hidrokoloid ireversibel.
Suhono, dkk: Gigi tiruan sebagian...
(A) (B)
Gambar 2. (A) Hasil
(A) perawatan pulpektomi dan pengisian saluran akar gigi 45.(B) Preparasi dan penambalan bare root gigi 45
(B)
dengan
Gambar 2. (A) Hasil bentuk
perawatan dome-shaped
pulpektomi setinggi 2-3
dan pengisian mm di
saluran atasgigi
akar permukaan gingival.dan penambalan bare root gigi 45
45. (B) Preparasi
dengan bentuk dome-shaped setinggi 2-3 mm di atas permukaan gingival.
(A) (B)
(A) (B)
Gambar 3. 3. (A)
(A)Pencetakan
Pencetakanmodelmodel kerja
kerja rahang
rahang atas
atas dan dan rahang
rahang bawah
bawah dengan
dengan bahan bahan cetak hidrokoloid
cetak hidrokoloid ireversibel.
(A) (B)
ireversibel.
Gambar (B)
3. (A)(B) Model kerja
Model
Pencetakankerja rahang
rahang
model atas
atas
kerja dan rahang
dan
rahang rahang
atas bawah
bawah
dan rahang bawah dengan bahan cetak hidrokoloid ireversibel.
(B) Model kerja rahang atas dan rahang bawah
(A) (B)
Gambar 4. (A) Penyusunan gigi pada(A) artikulator. (B) Try-in gigi tiruan pada
(B) pasien, menunjukkan oklusi dan estetis
Suhono, dkk: Gigi tiruan sebagian...
yang baik, (A) interoklusal normal dan oklusi tidak
jarak (B) terkunci.
Gambar 4. (A) Penyusunan gigi pada artikulator. (B) Try-in gigi tiruan pada pasien, menunjukkan oklusi dan estetis
Gambar 4. (A) Penyusunan
yang baik, gigi
jarakpada artikulator.
interoklusal (B) Try-in
normal gigi tiruan
dan oklusi pada pasien, menunjukkan oklusi dan
tidak terkunci.
estetis yang baik, jarak interoklusal normal dan oklusi tidak terkunci
Gambar 5. Sebelum dan sesudah perawatan gigi tiruan sebagian lepasan dengan
Gambar 5. Sebelum
bare dan
root sesudah
gigi 45 perawatan gigi tiruan sebagian lepasan dengan bare root gigi 45
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Perawatan dengan overdenture merupakan sebuah pertimbangan yang baik
Desain overdenture karena
yang dinilai pada
digunakan dapatkasus ini
mempertahankan gigi pada processus alveolaris, sehingga dukungan gigi
Perawatan dengan overdenture merupakan adalah overdenture dengan bare root padatiruan menjadi jauh lebih rahang
baik daripada gigi tiruan konvensional. Desain overdenture yang digunakan pada kasus ini adalah
sebuah pertimbangan yang baik karena dinilai bawah, dengan bantuan retensi klamer C dengan
overdenture dengan bare root pada rahang bawah, dengan bantuan retensi klamer C dengan
dapat mempertahankan gigi pada processus sandaran oklusal pada sisi mesial gigi 34 dan pada
sandaran oklusal pada sisi mesial gigi 34 dan pada sisi distal gigi 48. Desain ini dipilih karena bentuk
sisi distal gigi 48. Desain ini dipilih karena bentuk
sederhanasehingga
yangalveolaris, sehinggadukungan gigi tiruan
nyaman dipakai, menjadi
biaya yang realtif murah, dan dapat memberikan estetis
yang sederhana sehingga nyaman dipakai, biaya
yangjauh
baiklebih baik daripadafungsi
dan memperbaiki gigi tiruan konvensional.
pengunyahan dengan optimal karena tidak menyebabkan oklusi
terkunci saat gigi tiruan berfungsi. Gigi pengganti terbuat dari resin akrilik dengan warna, bentuk dan
ukuran yang sesuai dengan gigi asli. 23
Pada kasus ini digunakan penyangga bare root pada gigi 45, karena panjang akar gigi masih
cukup memadai. Dengan tidak dicabutnya gigi 45, diharapkan dapat mempertahankan tinggi tulang
alveolar dan menghambat resorpsi. Seperti yang dinyatakan oleh Preiskel (1999), gigi sebagai
tonggak dudukan merupakan penahan yang baik pada gigi tiruan dengan tekanan oklusal yang besar
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik)
(Clinical Dental Journal) UGM. April 2017; 3(1): 19 – 25
ISSN 2460-0059 (online)
yang relatif murah, dan dapat memberikan estetis Pasien juga merasa nyaman dengan gigi
yang baik dan memperbaiki fungsi pengunyahan tiruannya dan cepat beradaptasi karena adanya
dengan optimal karena tidak menyebabkan oklusi dukungan dari gigi aslinya. Hal ini sesuai dengan
terkunci saat gigi tiruan berfungsi. Gigi pengganti pendapat bahwa gigi selalu memberikan dukungan
terbuat dari resin akrilik dengan warna, bentuk dan yang berarti, sehingga jika gigi dipendekkan untuk
ukuran yang sesuai dengan gigi asli. berfungsi sebagai akar penyangga dapat mem
Pada kasus ini digunakan penyangga bare berikan efek psikologis kepada pasien karena
root pada gigi 45, karena panjang akar gigi masih dapat mempertahankan sensasi proprioseptif saat
cukup memadai. Dengan tidak dicabutnya gigi 45, digunakan untuk mengunyah, sehingga pasien lebih
diharapkan dapat mempertahankan tinggi tulang mudah untuk beradaptasi dengan gigi tiruannya.6,9
alveolar dan menghambat resorpsi. Gigi sebagai
tonggak dudukan merupakan penahan yang baik
KESIMPULAN
pada gigi tiruan dengan tekanan oklusal yang
besar dan mampu melindungi membran mukosa di Gigi tiruan sebagian lepasan dengan penyangga
bawahnya.3 Pencabutan gigi diikuti proses resorpsi bare root pada gigi 45 yang ekstrusi dapat
tulang alveolar yang bervariasi tiap individu dan memperbaiki fungsi oklusi dan estetis yang baik,
dapat berakibat pada ketidakstabilan gigi tiruan. serta oklusi tidak terkunci saat gigi tiruan berfungsi.
Mempertahankan tulang akan meningkatkan
efisiensi fungsional dari gigi tiruan dan membuat DAFTAR PUSTAKA
beban terbagi merata pada jaringan pendukung gigi
tiruan. Retensi tambahan tidak selalu diperlukan 1. Barnes IE, Walls A. Perawatan gigi terpadu
karena kontribusi dari akar penyangga dalam untuk lansia. Alih bahasa: Hutahuruk, C.
memberi dukungan positif dan mempertahankan Editor bahasa Indonesia: Juwono, L. Jakarta:
bentuk lingir sudah cukup untuk menambah retensi EGC; 2006. 194-207.
dan stabilitas dari gigi tiruan.3,6 Pada kasus ini 2. Jenkins G. Precision attachments: a link
gigi premolar kedua kanan rahang bawah telah to successful restorative treatment. Berlin:
mengalami atrisi sedang dan ekstrusi, tetapi tetap Quintessence Publishing Co Ltd; 1999. 41-64.
dipertahankan dan dibuatkan overdenture dengan 3. Preiskel HW. Overdenture made easy: a guide
pertimbangan gigi masih vital, tidak terdapat to implant root supported prostheses. London:
mobilitas dan masih sehat. Tujuannya adalah untuk Quintessence Publishing Co Ltd; 1996. 60-83.
membantu stabilitas dan retensi gigi tiruan. 4. Mahoorkar S, Puranik SN, Moldi A, Chowdary
Mem per
tahankan akar gigi pada tempatnya R, Majge B. Management of supra-eruted
sebagai unsur pendukung juga membantu mem- posterior teeth – a review. International Journal
pertahankan kontur linggir sehingga penampilan of Dental Clinic. 2010; 2(3): 27-30.
gigi tiruan jauh lebih baik. Unsur pendukung sep- 5. Modalavalasa HK, Shankar YR, Kumar PS,
erti itu dapat menciptakan stabilitas yang lebih baik Kumar TS. A Novel overdenture telescopic
untuk protesa dengan menambah permukaan du prothesis. Journal of Orofacial Research.
kungan periodontal.6 Hal ini terbukti dalam studi 2015; 5(2): 56-60.
kasus ini. Pasien merasa puas dengan estetik gigi 6. Damayanti L. Overdenture untuk menunjang
tiruan yang diperoleh dari perawatan overdenture perawatan prostetik [Internet]. Bandung: Ba
bare root pada gigi 45. Jarak interoklusal juga tidak gian Prostodonsia FKG Universitas Padja
lagi sempit sehingga penyusunan gigi-geligi dapat jaran; 2009 [cited 2015 April 30]. Available
disusun secara estetis serta dapat memperbaiki from : http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/
oklusi dengan optimal. Saat kontrol pasien menya u p l o a d s / 2 0 0 9 / 11 / o v e r t e n t u r e _ u n t u k _
takan bahwa gigi tiruan dapat berfungsi dengan menunjang_perawatan_prostetik.pdf
baik dan oklusi tidak terkunci.
24
Suhono, dkk: Gigi tiruan sebagian...
25