keluhan pasien, riwayat kesehatan umum, riwayat kesehatan gigi dan mulut
harapan pasien terhadap gigitiruan yang akan dibuat. Dokter gigi juga harus
2,3,5,6,20,21
pemeriksaan intra oral. Pemeriksaan ekstra oral meliputi bentuk wajah, profil, bentuk
bibir dan sendi temporomandibular. Pemeriksaan intra oral dilakukan secara visual,
palpasi, perkusi, sonde, termis dan rontgen foto terhadap gigi, jaringan lunak rongga
mulut, jaringan periodonsium, residual ridge dan saliva. Pemeriksaan terhadap gigi
meliputi gigi yang hilang, oklusi, warna gigi, oral hygiene, kondisi gigi yang tinggal
apakah terdapat karies, restorasi, mobility, elongasi, malposisi, atrisi dan vitalitas gigi.
2,3,5,6,20,21
alveolar gigi penyangga, evaluasi morfologi, panjang dan jumlah akar gigi
penyangga, memeriksa adanya lesi karies, sisa akar gigi, gigi terpendam, resorpsi
perawatan gigi yang telah dilakukan baik tambalan maupun perawatan saluran akar.
2,3,5,6,20,21
restorasi, daerah permukaan gigi yang dimodifikasi, lokasi rest dan desain gigitiruan
mencakup perawatan pendahuluan dan desain perawatan yang akan dilakukan sesuai
sanitasi rongga mulut dan menciptakan kondisi oklusi normal yang menjamin
kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya meliputi tindakan bedah pra prostetik,
perawatan yang akan dilakukan meliputi penentuan gigi penyangga dan menentukan
desain GTSL. Seluruh hasil pemeriksaan, diagnosa dan rencana perawatan dituliskan
2,3,5,6,20,21
ukuran 4-5 mm lebih besar dari ukuran rahang yang akan dicetak. Sendok cetak ini
ada yang berlubang dan tidak berlubang, sesuai dengan bahan cetaknya. Jenis sendok
cetak menurut bagian rahang yang akan dicetak meliputi normal stock tray untuk
kehilangan gigi paradental, depressed anterior tray untuk kasus Klas I Kennedy dan
Hasil cetakan harus segera diisi dengan bahan dental stone dan dilakukan
mendapatkan model kerja. Pada GTSL indikasi untuk pencetakan fisiologis adalah
gigitiruan dengan perluasan distal terutama untuk lengkung rahang Klas I dan Klas II
Kennedy. Sendok cetak fisiologis dibuat dari bahan resin akrilik swapolimerisasi atau
Buat outline pada model rahang atas dan bawah sesuai dengan batas sendok
cetak fisiologis. Setelah itu selembar baseplate wax dilapiskan pada model di atas
permukaan linggir edentulus dan daerah palatal dan 2 lembar baseplate wax
dilapiskan di atas gigi-geligi yang berfungsi sebagai spacer. Wax spacer harus 2 mm
lebih pendek dari outline sendok cetak yang telah ditentukan pada daerah tidak
bergigi dan 1 mm lebih pendek pada daerah bergigi untuk proses border molding.
Wax spacer tidak menutupi daerah posterior palatal seal pada rahang atas dan buccal
shelf pada rahang bawah, sehingga sendok cetak fisiologis yang dihasilkan akan
berkontak dengan mukosa daerah tersebut yang berfungsi sebagai pedoman untuk
menempatkan sendok cetak pada posisi yang benar di rongga mulut. Buka bagian
incissal edge pada gigi insisivus sentral sebagai stopper pada bagian anterior
Gigi tiruan sebagian lepasan adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi pada rahang atas
atau rahang bawah dan dapat dibuka-pasang oleh pasien. Gigi yang tidak diganti dapat menyebabkan masalah
bagi gigi yang masih ada dan jaringan pendukungnya seperti bergesernya gigi ke ruang yang kosong (migrasi),
memanjangnya gigi antagonis ke arah ruang yang kosong, gigi antagonis akan kehilangan kontak, resesi
gingiva, trauma pada jaringan pendukung, dan resorpsi linggir alveolar.3
Victor L.S mengklasifikasikan gigi tiruan sebagian lepasan berdasarkan jaringan pendukungnya, yaitu:14, 15
a. Tooth borne, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari gigi asli.
b. Mucosa borne, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan dari jaringan mukosa.
c. Tooth and mucosa borne, yaitu gigi tiruan yang mendapat dukungan dari mukosa dan gigi.
Gigitiruan lepasan merupakan jenis perawatan prostodontik yang menggantikan gigi serta jaringan pendukung
pada kehilangan sebagian maupun seluruh gigi dengan gigitiruan yang dapat dipasang dan dilepas sendiri oleh
pasiendari rongga mulut. Berdasarkan jumlah gigi yang digantikannya, gigitiruan lepasan terdiri atas gigitiruan
sebagian lepasan (GTSL) dan gigitiruan penuh (GTP).
18,19
Gigitiruan penuh (GTP) adalah gigitiruan yang menggantikan seluruh gigi-geligi yang hilang dan jaringan
pendukungnya baik di rahang atas dan rahang bawah.
Tujuan pembuatan GTP adalah untuk memenuhi kebutuhan estetik, fonetik, dukungan oklusal, pengunyahan,
kenyamanan dan kesehatan jaringan pendukung.1
4. Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat atau belum erupsi sempurna.
Gigitiruan cekat (GTC) didefinisikan sebagai gigitiruan yang memperbaiki mahkota gigi yang rusak atau
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan bahan tiruan dan dipasangkan ke pasien secara
permanen serta tidak dapat dibuka-buka oleh pasien, terdiri dari gigitiruan cekat mahkota (crown) dan
jembatan (bridge).6,18,19Perawatan gigitiruan cekat berfokus untuk mengembalikan fungsi, estetik dan
kenyamanan. Indikasi pemakaian GTC yaitu:
2. Daerah tidak bergigi masih dibatasi oleh gigi asli pada kedua sisinya
3. Gigi yang dijadikan sebagai penyangga harus sehat dan jaringan periodontal baik
Merupakan gigitiruan yang mempunyai dukungan dari bahan yang ditanamkan ke dalam tulang alveolar untuk
mendapatkan retensi dan dukungan yang cukup terhadap gigitiruan cekat maupun gigitiruan lepasan.18
Protesa maksilofasial merupakan jenis perawatan protodontik yang berhubungan dengan restorasi dan atau
penggantian sistem stomatognatik dan struktur wajah yang disebabkan oleh adanya penyakit, tindakan bedah
dan kelainan bawaan dengan alat tiruan yang dapat atau tidak dapat dilepas oleh pasien.
Jenis
protesa maksilofasial terdiri atas protesa ekstra oral dan intra oral. Protesa ekstra oral adalah protesa yang
merestorasi dan atau menggantikan bagian dari wajah atau struktur kepala yang hilang seperti protesa mata,
protesa hidung dan protesa telinga.
Protesa intra oral adalah protesa yang merestorasi dan atau menggantikan kelainan struktur di dalam rongga
mulut seperti obturator pada celah palatum, speech aids, palatal lifts dan feeding plate pada bayi.
Keberhasilan dalam perawatan prostodontik tergantung pada upaya tiga pihak, yaitu dokter gigi yang
membuat diagnosa, persiapan rencana perawatan dan melaksanakan prosedur klinis, tekniker gigi yang
melakukan prosedur laboratorium dan pasien dalam hal menyesuaikan diri terhadap gigitiruan dan menerima
keterbatasan gigitiruan
Prosedur klinis dan prosedur laboratoris merupakan faktor yang paling menentukan untuk keberhasilan
perawatan prostodontik, hal ini disebabkan perawatan prostodontik bagi pasien melibatkan banyak prosedur
terpisah yang saling berkaitan antara satu prosedur dengan prosedur lainnya sehingga harus ada komunikasi,
kerjasama yang baik serta saling menghargai antara dokter gigi dan tekniker gigi selama melakukan
pembuatan gigitiruan.
Suatu perawatan prostodontik dikatakan berhasil apabila memenuhi beberapa persyaratan, antara lain retensi
dan stabilisasi gigitiruan yang baik, dukungan yang cukup, oklusi harmonis, estetik serta nyaman dan tidak
menimbulkan rasa sakit pada jaringan rongga mulut. Retensi merupakan daya tahan terhadap gaya yang
melepaskan gigitiruan dalam arah yang berlawanan dengan arah pemasangan. Retensi disebut juga sebagai
usaha mempertahankan posisi gigitiruan didalam rongga mulutyang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain adhesi, kohesi, tegangan permukaan antar fasial, daya tarik-menarik kapiler, tekanan atmosfer dan otot-
otot rongga mulut dan wajah. Stabilitas merupakan kemampuan gigitiruan untuk dapat bergerak secara
horizontal dengan baik dan konstan posisinya bila tekanan jatuh padanya.
Kestabilan gigitiruan didapat dari kontak rapat antara basis gigitiruan dengan mukosa, besar dan bentuk
daerah pendukung, kualitas cetakan fisiologis, bentuk permukaan yang dipoles serta lokasi dan susunan anasir
gigitiruan. Sedangkan dukungan merupakan daya tahan gigitiruan terhadap komponen vertikal dari
pengunyahan atau tekanan-tekanan lain yang dijatuhkan ke arah daerah pendukung.
Dukungan terhadap gigitiruan didapat dari tulang rahang atas dan rahang bawah serta jaringan mukosa yang
menutupinya. Dukungan akan bertambah dengan pemberian tekanan selektif yang serasi dengan kekenyalan
jaringan yang tersedia untuk dukungan.
a. Convensional denture, gigi tiruan yang dibuat dan dipasang sesudah luka pencabutan sembuh.
b. Immediate denture, yaitu gigi tiruan yang dibuat sebelum pencabutan dan segera dipasang setelah
pencabutan.
PERAWATAN PENDAHULUAN
Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap gigi, jaringan lunak maupun keras, dalam
rangka mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan.
Keberhasilan atau gagalnya gigitiruan sebagian lepasan tergantung pada beberapa faktor diantarnya meliputi:
Tujuan perawatan pendahuluan selain untuk mengadakan sanitasi mulut, juga untuk menciptakan kondisi
oklusi normal, yang menjamin kesehatan gigi dan jaringan pendukungnya.
Dalam usaha mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan ada 2 (dua) hal penting yang harus
diperhatikan, yaitu:
2. Usaha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan. Kedua hal tersebut merupakan tindakan
dasar dengan mengembalikan kesehatan mulut dan menyingkirkan keadaan-keadaan yang dapat
menyebabkan kegagalan dalam tujuan pemakaian gigitiruan.
Umumnya pembedahan mencakup jaringan keras dan lunak yang memerlukan waktu penyenbuhan yang
cukup sebelum pembuatan gigitiruan.
Makin lama jarak waktu pembedahan dengan pencetakan makin sempurna penyembuhan sehingga gigitiruan
lebih stabil.
Antara lain :
a. Pencabutan.
Gigi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti. Setiap gigi diperiksa apakah cukup penting dan masih
dapat dipertahankan untuk keberhasilan gigitiruan yang akan dibuat atau harus dicabut. Gigi yang cukup kuat
yang akan dijadikan sandaran dapat dipertahankan sebaliknya gigi yang dapat menimbulkan kesulitan dalam
pembuatan gigitiruan sebaiknya dicabut.
Pengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan dari permukaan labial/bukal, atau palatal tanpa
mengurangi tinggi alveolar ridge.
Pengambilan gigi yang impaksi dilakukan sedini mungkin agar dapat mencegah infeksi akut dan kronis.
Semua gambaran radiolusen dan radiopak harus diselidiki. Penderita harus diyakinkan tentang keadaan
mulutnya yang mempunyai kelainan berdasarkan laporan akhir patologis.
d. Penonjolan tulang
Misalnya :
• Torus palatinus yang meluas sampai pada pertemuan palatum mole sehingga menghalangi adanya posteror
palatal seal
• Torus palatinus yang sangat besar sehingga memenuhi palatum dan akan menyebabkan ketidakstabilan
gigitiruan.
e. Bedah periodontal
Bedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan keadaan jaringan yang sehat sebagai pendukung gigitiruan.
Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase dan eksisi surgical.
Misalnya :
• Gingivectomy
• Reposisi flep
Hal ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang ada sehingga dapat memberikan
dukungan dan fungsi yang baik untuk gigitiruan.
Antara lain :
• Menghilangkan kalkulus
3. Tindakan Konservasi
Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat terhadap gigi-gigi yang ada.
Antara lain :
• Penambalan
• Kedudukan rest
4. Tindakan-tindakan ortodonti
Misalnya ada kasus diastema sentralis, sebaiknya dilakukan perawatan ortodonti terlebih dahulu sebelum
pembuatan gigitiruan.
Kontraindikasi GTSL