Odontektomi adalah prosedur bedah kedokteran gigi pada gigi yang impaksi dengan cara
pengambilan gigi melalui prosedur pembuatan flap pada mukoperosteal, dan pengambilan tulang
diatas gigi.
GIgi impaksi ialah gigi yang erupsi sebagian atau tidak dapat erupsi oleh karena terhalang oleh
gigi, tulang atau jaringan lunak yang ada disekitarnya. Hal ini memerlukan penanganan medis khusus.
Kontraindikasi :
1. Pasien usia lanjut,
2. Pasien dengan kelainan sistemik,
3. Kemungkinan membahayakan jaringan sekitar.
Klasifikasi gigi M3 pada mandibula berdasarkan antero-posterior mandibula klasifikasi Pell dan
Gregory I, II dan III yaitu berdasarkan perbandingan ukuran mesio-distal M3 bawah dengan ruang
yang tersedia dari distal M2 sampai ramus asenden mandibula. Kelas I jika antero-posterior gigi M3 =
arak dari anterior ramus ke distal M2, Kelas II jika jarak dari anterior ramus ke distal M2 lebih kecil
dari anterioposterior gigi M3, terdapat sejumlah tulang yang masih menutupi bagian distal M3, Kelas
III jika tidak ada ruang sama sekali untuk erupsi gigi M3 (Gambar 2)
Klasifikasi gigi M3 pada mandibula berdasarkan hubungan bidang oklusal menurut Pell dan
Gregory yang dilihat berdasarkan letak molar tiga dalam tulang mandibula. Kelas A jika
ketinggian puncak gigi M3 sama dengan oklusal gigi M2, Kelas B jika ketinggian puncak gigi M3
dibawah garis oklusal gigi M2, tetapi diatas garis servikal dan Kelas C jika ketinggian puncak gigi
M3 di bawah garis servikal gigi M2 (Gambar 3).
Penatalaksanaan Odontektomi
Penatalaksanaan impaksi gigi M3 mandibula adalah presurgical yaitu; Anamnenis, pemeriksaan
klinis, pemeriksaan penunjang, pemeriksaan anestesi, persiapan alat dan bahan tindakan
odontektomi.
Penyebab sindrom Moebius tidak diketahui, tetapi maldevelopmen dari rhomboencephalic dan
iskemia batang otak selama trimester pertama adalah dua kemungkinan hipotesis etiologi pada anak-
anak dengan kariotipe normal.
Gejala :
1. gangguan makan, menelan, dan rentan tersedak
2. mendongakkan kepala ke belakang untuk menelan
3. mata sensitif karena tidak dapat menyipitkan mata atau bahkan ulkus kornea karena mata
tetap terbuka ketika tidur
4. adanya keterlambatan perkembangan motorik seperti merangkak akibat kelemahan tubuh
bagian atas
5. tidak ada gerakan mata berkedip
6. strabismus atau juling
7. meneteskan air liur atau mengeces (drooling)
8. dagu kecil (micrognathia), mulut kecil (microstomia)
9. langit-langit mulut yang tinggi
10. lidah pendek atau cacat, gerakan lidah terbatas, sumbing langit-langit
11. adanya masalah pada gigi
12. daun telinga kecil (microtia) atau tidak ada sama sekali (anotia), memiliki gangguan
pendengaran
13. terdapat gangguan artikulasi atau bicara
14. terdapat kelainan garis tengah wajah minor
15. club feet atau Congenital Talipes Equino-varus (CTEV)
16. terdapat kelainan bentuk tangan atau kaki seperti sindaktili
17. Skoliosis
18. terdapat kelainan otot dada dan payudara pada satu sisi tubuh