Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Odontektomi

Odontektomi adalah prosedur bedah kedokteran gigi pada gigi yang impaksi dengan cara
pengambilan gigi melalui prosedur pembuatan flap pada mukoperosteal, dan pengambilan tulang
diatas gigi.
GIgi impaksi ialah gigi yang erupsi sebagian atau tidak dapat erupsi oleh karena terhalang oleh
gigi, tulang atau jaringan lunak yang ada disekitarnya. Hal ini memerlukan penanganan medis khusus.

Indikasi dan Kontraindikasi Odontektomi


Indikasi :
1. Pencegahan penyakit periodontal,
2. Pencegahan adanya dental karies,
3. Pencegahan periokoronitis,
4. Pencegahan adanya resorpsi akar, 5.
5. Gigi impaksi dibawah protesa,
6. Pencegahan kista dan tumor odontogenik,
7. Penanganan karena nyeri yang dikeluhkan,
8. Pencegahan fraktur mandibula.

Kontraindikasi :
1. Pasien usia lanjut,
2. Pasien dengan kelainan sistemik,
3. Kemungkinan membahayakan jaringan sekitar.

Klasifikasi Gigi Impaksi


Gigi impaksi diklasifikasikan sebagai berikut; impaksi gigi M3 pada mandibula, impaksi gigi M3
pada maksila, impaksi gigi kaninus pada mandibula, impaksi gigi kaninus pada maksila, impaksi gigi
insisivus lateral maksila dan impaksi gigi M2 mandibula.
Gigi impaksi M3 pada mandibula di klasifikasikan berdasarkan angulasi gigi menurut George
Winter yaitu angulasi sumbu panjang gigi impaksi molar terhadap sumbu panjang gigi M2, meliputi;
impaksi mesioangular, horizontal, distoangular dan vertikal (Gambar 1).

Klasifikasi gigi M3 pada mandibula berdasarkan antero-posterior mandibula klasifikasi Pell dan
Gregory I, II dan III yaitu berdasarkan perbandingan ukuran mesio-distal M3 bawah dengan ruang
yang tersedia dari distal M2 sampai ramus asenden mandibula. Kelas I jika antero-posterior gigi M3 =
arak dari anterior ramus ke distal M2, Kelas II jika jarak dari anterior ramus ke distal M2 lebih kecil
dari anterioposterior gigi M3, terdapat sejumlah tulang yang masih menutupi bagian distal M3, Kelas
III jika tidak ada ruang sama sekali untuk erupsi gigi M3 (Gambar 2)
Klasifikasi gigi M3 pada mandibula berdasarkan hubungan bidang oklusal menurut Pell dan
Gregory yang dilihat berdasarkan letak molar tiga dalam tulang mandibula. Kelas A jika
ketinggian puncak gigi M3 sama dengan oklusal gigi M2, Kelas B jika ketinggian puncak gigi M3
dibawah garis oklusal gigi M2, tetapi diatas garis servikal dan Kelas C jika ketinggian puncak gigi
M3 di bawah garis servikal gigi M2 (Gambar 3).

Penatalaksanaan Odontektomi
Penatalaksanaan impaksi gigi M3 mandibula adalah presurgical yaitu; Anamnenis, pemeriksaan
klinis, pemeriksaan penunjang, pemeriksaan anestesi, persiapan alat dan bahan tindakan
odontektomi.

1. Prosedur odontektomi benih gigi impaksi M3 bawah.


Persiapan alat dan bahan, melakukan scrubbing up, draping daerah operasi dengan
menggunakan duk, desinfeksi Ekstra Oral dan Intra Oral, anastesi dengan teknik blok mandibula,
insisi tajam sampai tulang mandibula dengan pola triangular bukal ekstensi menggunakan blade
no.15, pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan
pandang cukup dan akses terhadap benih gigi impaksi lebih jelas, pembebasan jaringan tulang
mandibula yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan akses dan membebaskan retensi di
daerah bukal dan distal dengan menggunakan bur tulang, pengungkitan benih gigi impaksi
dengan menggunakan bein, pembersihan sisa-sisa granulasi dan polikel gigi impaksi dengan
kuret, pengeluaran debris pada daerah luka dengan spooling NaCl 0.9%, penjahitan daerah
operasi dengan jahitan interupted menggunakan silk 0.4.

2. Prosedur odontektomi gigi impaksi M3 bawah dengan posisi horizontal.


Persiapan alat dan bahan, melakukan scrubbing up, draping daerah operasi dengan
menggunakan duk, desinfeksi Ekstra Oral dan Intra Oral, anastesi dengan teknik blok mandibula,
insisi tajam sampai tulang mandibula dengan pola triangular bukal ekstensi menggunakan blade
no. 15, pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan
pandang cukup dan akses terhadap gigi impaksi lebih jelas, pembebasan jaringan tulang
mandibula yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan akses dan membebaskan retensi di
daerah bukal dan distal dengan menggunakan bur tulang, pengambilan retensi pada daerah
mahkota gigi yang impaksi dari arah oklusoservikal dengan menggunakan bur tulang,
pengambilan retensi bagian distal dengan pengungkitan menggunakan bein, pengungkitan sisa
bagian gigi impaksi dengan menggunakan bein, pembersihan sisa-sisa granulasi dan polikel gigi
impaksi dengan kuret, pengeluaran debris pada daerah luka dengan spooling NaCl 0.9%,
penjahitan daerah operasi dengan jahitan interupted menggunakan silk 0.4.

3. Prosedur odontektomi gigi impaksi M3 bawah dengan posisi mesioangular.


Persiapan alat dan bahan, melakukan scrubbing up, draping daerah operasi dengan
menggunakan duk, desinfeksi Ekstra Oral dan Intra Oral, anastesi dengan teknik blok mandibula,
insisi tajam sampai tulang mandibula dengan pola triangular bukal ekstensi menggunakan blade
no. 15, pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan
pandang cukup dan akses terhadap gigi impaksi lebih jelas, pembebasan jaringan tulang
mandibula yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan akses dan membebaskan retensi di
daerah bukal dan distal dengan menggunakan bur tulang, pengambilan retensi pada daerah
mahkota gigi yang impaksi dari arah oklusoservikal dengan menggunakan bur tulang di daerah
bipurkasio, pengambilan akar distal dilanjutkan akar mesial dengan pengungkitan menggunakan
bein, pembersihan sisa-sisa granulasi dan polikel gigi impaksi dengan kuret, pengeluaran debris
pada daerah luka dengan spooling NaCl 0.9%, penjahitan daerah operasi dengan jahitan
interupted menggunakan silk 0.4.

4. Prosedur odontektomi gigi impaksi M3 bawah dengan posisi distoangular.


Persiapan alat dan bahan, melakukan scrubbing up, draping daerah operasi dengan
menggunakan duk, desinfeksi Ekstra Oral dan Intra Oral, anastesi dengan teknik blok mandibula,
insisi tajam sampai tulang mandibula dengan pola triangular bukal ekstensi menggunakan blade
no. 15, pembukaan flap (full thickness flap) daerah insisi dengan raspatorium sehingga lapangan
pandang cukup dan akses terhadap gigi impaksi lebih jelas, pembebasan jaringan tulang
mandibula yang menutupi gigi impaksi untuk mendapatkan akses dan membebaskan retensi di
daerah bukal dan distal dengan menggunakan bur tulang, pengambilan retensi pada daerah
mahkota gigi yang impaksi dari arah oklusoservikal dengan menggunakan bur tulang di daerah
distal gigi impaksi, pengambilan mahkota distal gigi impaksi dilanjutkan sisa gigi impaksi daerah
mesial dengan pengungkitan menggunakan bein, pembersihan sisa-sisa granulasi dan polikel gigi
impaksi dengan kuret, pengeluaran debris pada daerah luka dengan spooling NaCl 0.9%,
penjahitan daerah operasi dengan jahitan interupted menggunakan silk 0.4.
Kelainan Kongenital pada N. V
Sindrom Moebius (MBS) adalah penyakit langka yang ditandai dengan wajah kongenital uni atau
lateral nonprogresif (i. E. VII saraf kranial) dan abducens (i. E. Saraf kranial VI) palsy. Akibat kondisi ini,
penderita tidak dapat mengungkapkan ekspresi wajah seperti tersenyum, cemberut, mengerutkan
bibir, menaikkan alis atau menutup kelopak mata. Penderita juga umumnya tidak dapat
menggerakkan mata ke arah lateral atau ke luar. Oleh karena itu, penderita sering dikatakan memiliki
wajah seperti patung.

Penyebab sindrom Moebius tidak diketahui, tetapi maldevelopmen dari rhomboencephalic dan
iskemia batang otak selama trimester pertama adalah dua kemungkinan hipotesis etiologi pada anak-
anak dengan kariotipe normal.

Gejala :
1. gangguan makan, menelan, dan rentan tersedak
2. mendongakkan kepala ke belakang untuk menelan
3. mata sensitif karena tidak dapat menyipitkan mata atau bahkan ulkus kornea karena mata
tetap terbuka ketika tidur
4. adanya keterlambatan perkembangan motorik seperti merangkak akibat kelemahan tubuh
bagian atas
5. tidak ada gerakan mata berkedip
6. strabismus atau juling
7. meneteskan air liur atau mengeces (drooling)
8. dagu kecil (micrognathia), mulut kecil (microstomia)
9. langit-langit mulut yang tinggi
10. lidah pendek atau cacat, gerakan lidah terbatas, sumbing langit-langit
11. adanya masalah pada gigi
12. daun telinga kecil (microtia) atau tidak ada sama sekali (anotia), memiliki gangguan
pendengaran
13. terdapat gangguan artikulasi atau bicara
14. terdapat kelainan garis tengah wajah minor
15. club feet atau Congenital Talipes Equino-varus (CTEV)
16. terdapat kelainan bentuk tangan atau kaki seperti sindaktili
17. Skoliosis
18. terdapat kelainan otot dada dan payudara pada satu sisi tubuh

Anda mungkin juga menyukai