Anda di halaman 1dari 9

KEMAJUAN MANFAAT DARI TERAPI BERBASIS

IMPLAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN YANG


DIDUKUNG IMPLAN
PROSTHODONTIC JOURNAL READING

Rizky Amalia
1195030
Pembimbing: drg. Silvia Naliani, Sp. Pros

BAGIAN PROSTODONTIK
PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2015
Prosthodontic Journal Reading
Tanggal
: 18 November 2015
Seminaris
: Rizky Amalia (1195030)
Pembimbing : drg. Silvia Naliani, Sp.Pros

Judul asli

: Expanding The Benefits Of Implant-Retained Removable Partial


Denture

Penulis
Sumber

: Robert C. Vogel, DDS


: Functional Esthetics & Restorative Dentistry: Series 2,
Number 3

Kemajuan Manfaat Dari Terapi Berbasis Implan Gigi Tiruan Sebagian


Lepasan yang Didukung Implan
Abstrak : Banyaknya manfaat yang didapat dari terapi berbasis implan telah
tercatat sejak 20 tahun yang lalu. Dewasa ini, implan tidak hanya befungsi untuk
menggantikan gigi yang hilang tetapi juga dapat memberikan support atau dukungan
bagi gigi tiruan sebagian lepasan maupun gigi tiruan lengkap. Artikel ini tidak hanya
membahas mengenai prognosis keberhasilan perawatan gigi tiruan lepasan yang
didukung oleh implan, keuntungan dari segi kesehatan, manfaat fisiologis serta
fungsional yang diperoleh dari penggunaan removable overdenture. Dalam artikel ini
akan dijelaskan pula mengenai manfaat klinis dan sosial yang diperoleh dari pilihan
alternatif dalam perawatan gigi tiruan lepasan yaitu gigi tiruan sebagian lepasan yang
didukung oleh implan yang menyediakan berbagai macam keuntungan bagi pasien.
Berbagai macam manfaat yang diperoleh dari terapi berbasis implan ditinjau dari
prognosis keberhasilan perawatan pada restorasi yang didukung oleh implan,
keuntungannya dari segi kesehatan, manfaat fisiologis serta fungsional telah tercatat
dengan baik. Selain itu pasien memperoleh keuntungan dari perawatan berbasis implan
baik dari aspek sosial maupun aspek klinis.
Gigi tiruan sebagian lepasan yang didukung implan telah dibuat sebagai pilihan
alternatif bagi pasien yang sebelumnya tidak mendapatkan keuntungan dari implan
konvensional karena memiiki faktor keterbatasan yaitu faktor kesehatan, anatomis, serta
sosial-ekonomi. Perawatan konservatif ini menyediakan pilihan untuk perawatan
tambahan di masa yang akan datang dan dapat mengakomodasi perubahan-perubahan
yang mungkin terjadi pada gigi asli yang tersisa.

Keterbatasan dari gigi tiruan cekat konvensional biasanya terletak pada resorpsi
alveolar ridge yang besar sehingga menyebabkan hilangnya estetik pada wajah karena
berkurangnya dukungan bibir dan jaringan lunak, bentuk ridge yang tidak adekuat
merupakan kontraindikasi untuk penempatan implan yang ideal. Faktor lainnya yaitu
kurangnya akses untuk prosedur oral hygiene, prosedur bedah yang banyak, serta biaya
yang mahal.
Keterbatasan gigi tiruan sebagian lepasan konvensional terletak pada kurangnya
stabilitas, retensi yang minimal, gigi penyangga dapat mengalami penyakit periodontal,
serta penempatan cangkolan yang tidak estetik. Keterbatasan ini biasanya disertai
dengan rasa tidak nyaman (terutama daerah di bawah edentulous ridge), selain itu dapat
mempercepat kehilangan gigi, menghasilkan gaya yang traumatis pada jaringan sekitar,
serta pasien yang enggan untuk menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan secara rutin.
Keterbatasan atau kerugian lainnya adalah jika gigi penyangga hilang, maka alat
tersebut tidak dapat digunakan kembali.
Meskipun tidak banyak literatur yang menjelaskan mengenai hal ini, literatur
terbaru menjelaskan bahwa gigi tiruan sebagian lepasan yang didukung implan
memberikan manfaat dan pelayanan yang sangat memuaskan bagi pasien, hal tersebut
tidak dapat dicapai oleh pilihan perawatan konvensional lainnya. Mijiritsky dkk
mengatakan bahwa pasien yang menggunakan jenis perawatan tersebut memiliki resiko
komplikasi dari gigi tiruan yang rendah, tingkat kepuasan yang tinggi, serta
meningkatkan efisiensi mastikasi. Penelititi menyimpulkan perawatan tersebut telah
berhasil dengan biaya perawatan yang efektif. Pada penelitian lain menyebutkan jenis
perawatan ini dapat meningkatkan estetik, mengurangi jadwal kunjungan pasien, dan
mampu menghindari prosedur bedah tambahan lainnya.
Penempatan dental implan pada daerah edentulous tidak hanya memberikan
manfaat secara biologis yaitu dapat mengurangi resorpsi tulang, gigi tiruan sebagian
lepasan yang didukung implan juga dapat memberikan keuntungan secara biomekanis
yaitu dapat mengurangi pergerakan lengan resiprokal yang biasa ditemukan pada gigi
tiruan sebagian lepasan konvensional, serta dapat memperbaiki posisi garis fulkrum
sehingga dapat menghasilkan retensi yang lebih besar dan menghindari peletakan

cangkolan pada daerah yang memerlukan estetik tinggi. Adanya pembuatan sayap pada
GTSL yang didukung oleh implan seperti pada GTSL konvensional dapat
mengembalikan estetik pada wajah dan jaringan pendukung ekstraoral yang hilang
karena resorpsi alveolar ridge. Gigi tiruan sebagian lepasan yang didukung implan juga
mememungkinkan penambahan gigi artifisial dengan modifikasi yang minimal jika
suatu saat terjadi kehilangan kembali pada gigi asli dan dapat melakukan tindakan
bedah tambahan.
Dalam peneilitian ini penulis telah membuat lebih dari 70 gigi tiruan sebagian
lepasan yang didukung oleh implan, hal tersebut telah dijadikan sebagai pilihan
perawatan alternatif. Bagi pasien, hal tersebut memberikan rasa nyaman dan tingkat
kepuasan yang tinggi. Bagi praktisi klinis, hal tersebut dapat memberikan kemudahan
dalam perawatan serta memungkinkan untuk melakukan modifikasi dalam jangka waktu
yang panjang. Keadaan ini memudahkan klinisi untuk merawat pasien dengan restorasi
cekat yang didukung oleh implan melalui penempatan implan tambahan dengan atau
tanpa prosedur augmentasi atau merawat pasien dengan overdenture implan
konvensional setelah terjadinya kehilangan gigi asli. Disadari bahwa perawatan ini lebih
menguntungkan dari segi konservatif dan efektivitas biaya.
Kasus Klinis
Dibawah ini merupakan merupakan perbandingan kasus, disain, dan manfaat
dari pilihan perawatan. Hal yang perlu diperhatikan pada kasus 2 dan 4 adalah
penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan yang didukung implan dan gigi asli yang
terletak dalam satu lengkung rahang. Gigi asli lebih bersifat resilient hal tersebut
disebabkan karena pada gigi asli memiliki ligamen periodontal, sedangkan pada implan
lebih bersifat rigid karena adanya osseointegrasi atau kontak yang langsung antara
material implan dengan tulang, penulis menyarankan untuk menggunakan implan
dengan perlekatan yang resillient (attachment resillient) yang dapat berfungsi sebagai
penyangga, tissue-supported appliance, serta mampu menghasilkan pergerakan gigi
yang masih bersifat fisiologis.
Kasus 1

Seorang pria berusia 53 tahun dengan gigi tiruan sebagian lepasan yang
estetiknya tidak dapat diterima karena cangkolan terlihat pada gigi anterior. Gigi
penyangga mengalami masalah periodontal. Pilihan rencana perawatannya yaitu sebagai
berikut:

Penempatan 7 buah implan bilateral pada daerah posterior, namun hal tersebut
tidak mungkin dilakukan pasien karena faktor ekonomi.

Penempatan 4 buah implan pada daerah dengan tulang yang masih adekuat
untuk pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dengan jumlah cangkolan yang
minimal, retensi baik, dan memiliki nilai estetik yang tinggi.

Pasien dapat memilih jenis perawatan yang diinginkan, baik dengan menggunakan
implan sebagai gigi tiruan cekat dengan melakukan bone graft terlebih dahulu atau
menggunakan overdenture konvensional apabila gigi asli yang tersisa hilang.
Keuntungan lain dari perawatan ini yaitu dapat mengurangi resiko hilangnya gigi
penyangga asli karena adanya gaya ungkitan serta dapat memberikan retensi
proprioseptik. Pilihan ini lebih terjangkau oleh pasien dari segi biaya.

Kasus 2

Seorang pria berusia 68 tahun dengan daerah edentulous yang panjang dan unilateral
pada mandibula. Pasien tersebut sudah tidak dapat memberikan toleransi terhadap gigi
tiruan sebagian lepasan yang dimilikinya saat ini karena tepi landasan yang sudah tidak
beradaptasi sehingga sisa makanan dapat masuk ke dalam landasan, kemudian terjadi
iritasi pada edentulous ridge yang disebabkan karena adanya akumulasi makanan dan
pergerakan rotasi dari gtsl. Pasien ingin mempertahankan gigi asli yang masih tersisa.
Maka dari itu rencana perawatan untuk pasien tersebut adalah penempatan satu buah
implan sebagai retensi yang ideal agar dapat beradaptasi dengan baik, menghilangkan
pergerakan rotasi gtsl, sehingga tidak menyebabkan iritasi jaringan dan tidak
menghasilkan gaya traumatis.

Kasus 3
Seorang pasien berusia 62 tahun kehilangan gigi pada posterior maksila. Secara
periodontal keenam gigi anterior masih stabil (tidak goyang) tetapi gigi memiliki
karies dan mengalami abfraksi. Bagian posterior telah mengalami resorpsi yang
hampir menembus rongga sinus sehingga menjadi suatu hambatan dalam
penempatan implan. Masalah kesehatan pun turut menentukan batasan jumlah dan
luasnya prosedur pembedahan. Keadaan gigi asli yang tersisa memiliki resiko yang

tinggi untuk penempatan cangkolan pada gigi tiruan sebagian lepasan konvensional.
Penempatan satu implan bilateral tidak dapat memberikan retensi yang baik. Pada
kasus ini jika implan tambahan ditempatkan di posterior maka akan menjadi fixedimplant-supported-bridge. Pilihan perawatan ini tidak mengandalkan gigi
penyangga untuk dijadikan retensi dan tidak memerlukan prosedur preparasi untuk
penempatan kaitan presisi yang dibutuhkan pada gtsl dengan kaitan presisi.
Perawatan tersebut hanya membutuhkan pembedahan invasif yang minimal dan
biaya perawatan yang efektif.

Kasus 4
Seorang wanita berusia 70 tahun kehilangan gigi 43 dan 44. Penempatan 2 buah
implan pada daerah tersebut dapat menghasilkan retensi yang ideal, tingkat
dukungan oklusal pada residual ridge yang irregular dengan lapisan mukosa yang

tipis memungkinkan untuk pembuatan overdenture di kemudian hari apabila gigi 33


dan 34 hilang.

Kesimpulan
Gigi tiruan sebagian lepasan yang didukung oleh implan dapat menjadi pilihan
perawatan apabila pasien memiliki keterbatasan untuk membuat gigi tiruan cekat.
Perawatan berbasis implan ini memberikan keuntungan yang banyak baik dari segi
biologis, biomekanis, sosial, psikologis, dll.

Daftar Pustaka
1. Shafie Hamid. Principles of Attachment. Clinical and Laboratory of Implant
Overdentures; 31-6
2. Misch, Carl E. Contemporary Implant Dentistry. St. Louis: Mosby; 1993; 24155
3. Mahn, Doughlas. H, DDS. Stabilizing and Securing an RPD With A Single
Implant. Dentistry Today; 2011

Anda mungkin juga menyukai