Topik:
Gigi Ekstrusi
DOSEN PEMBIMBING:
drg. Syahrial, Sp. Pros
B. Klasifikasi
a. Berdasarkan panjang gigi yang overerupsi dari bidang oklusal
i. Mild, yaitu 0,1-1,5 mm
ii. Moderate, yaitu 1,6-3,5 mm
iii. Severe, yaitu melebihi 3,5 mm
b. Berdasarkan perubahan fisiologis dari posisi margin gingiva
i. Gigi erupsi melebihi bidang oklusal
ii. Margin gingiva mengikuti erupsi gigi (periodontal growth)
iii. Margin gingiva tetap di posisi yang sama (active eruption)
iv. Margin gingiva menurun, dimana gigi masih tetap parallel terhadap
bidang oklusal (passive eruption)
v. Margin gingiva tetap pada posisi awal namun terdapat occlusal
wear (relative wear)
E. Rencana perawatan
1. Konservatif
Pada kelompok perawatan ini, gigi yang supraerupsi biasanya
melampaui bidang oklusal dari 0,1 mm hingga 4 mm. Dapat diberikan
perawatan sebagai berikut:
a. Removable acrylic appliance
Pada pendekatan ini, gigi yang supraerupsi dapat dikoreksi
menggunakan suatu alat lepasan, seperti modified posterior bite
plane appliance (MPBP), yang dibentuk dengan retensi
menggunakan call-end clasp untuk gigi molar maksila yang
supraerupsi sejalan dengan penggunaan alat ortondonti cekat.
Penggunaan MPBP memiliki beberapa keuntungan:
- Gaya fisiologisnya menghasilkan resorpsi akar yang minimal
- Tidak invasif dan lebih cost-effective dibanding intrusi
menggunakan mini-implant
- Dapat mereduksi buccal flaring dibandingkan dengaan
penggunaan bracket di oklusal untuk intrusi
- Meminimalkan ketidaknyamanan pasien
- Mudah dilepas dan dibersihkan
- Menurunkan waktu perawatan
- Dapat meng-intrusi lebih dari satu gigi pada satu waktu
- Dapat dimodifikasi dengan menambahkan gigi akrilik pada alat
- Dapat di reaktivasi dengan meningkatkan tinggi alat dengan
cara menambahkan akrilik self-cure pada permukaan
oklusalnya
2. Semikonservatif
Tipe perawatan untuk gigi supraerupsi utamanya berdasarkan dari
jarak supraerupsinya. Apabila supraerupsi diantara 0,1-2 mm, dapat
dirawat dengan enameloplasty atau coronoplasty. Apabila supraerupsi
melebihi 1,5 mm dapat dikoreksi menggunakan intentional root canal
treatment (RCT) diikuti dengan endocrown, intrusi diikuti dengan
RCT, atau dengan reduksi gigi supraerupsi diikuti dengan intentional
RCT pada gigi rahang atau atau rahang bawah.
a. Enameloplasty atau coronoplasty
Pendekatan ini adalah reduksi selektif pada occlusal
interference. Hal ini merupakan perubahan langsung dan
irreversibel pada skema oklusi. Fungsi dari occlusal adjustment
adalah untuk mengeliminasi gaya oklusal yang berbahaya. Tujuan
dari coronoplasty adalah tindakan perawatan untuk mengeliminasi
secara mekanis semua supra kontak oklusal pada function atau
parafunction habits. Tujuan lain yaitu untuk mencegah trauma
oklusi, menyediakan suatu oklusi yang stabil dan skema oklusi,
serta meningkatkan hubungan fungsional antara gigi.
Tahapan klinis coronoplasty/enameloplasty atau
dentoplasty
Metode ini dapat secara efektif mereduksi diskrepansi oklusal pada
gigi dengan ekstrusi ringan hingga sedang. Kira-kira 0,1-1,5 mm
enamel dapat direduksi. Reduksi ini dapat dipolish atau reshaped
dengan restorasi komposit dan dapat dibentuk dengan reshaping
single cusp untuk meningkatkan bidang oklusal.
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:
1. Menghilangkan retrusive prematurities dan mengeliminasi
deflective shift dari retruded cuspal position ke intercuspal
position (ICP).
2. Menyesuaikan ICP ke posisi yang stabil, simultan, dan kontak
Gambar.3. Under certain circumstances, a
yang terdistribusidiscrepancy
dengan luas.
in the occlusal plane (a) can be
corrected using enameloplasty (b)
3. Melakukan pemeriksaan untuk kontak yang berlebihan
(fremitus) pada gigi insisif
4. Menghilangkan kontak supraerupsi posterior dan memperoleh
kontak yang terdistribusi bilateral pada gigi anterior.
5. Menghilangkan atau mengurangi mediotrusive (balancing)
interferences.
6. Mengurangi excessive cusp steepness pada kontak laterorusion
(working).
7. Mengeliminasi disharmoni oklusal yang buruk.
8. Melakukan pengecekan ulang hubungan kontak gigi.
9. Melakukan polishing pada permukaan yang kasar.
3. Nonconservative Treatment
Pada kategori ini, gigi supraerupsi yang berada 4mm atau lebih
dari bidang oklusal dapat dikoreksi dengan orthognathic surgery atau
pencabutan. Kategori ini melibatkan beberapa perawatan sebagai
berikut.
a. Orthognathic surgical treatment
Pada pendekatan ini, posterior maxillary segmental
osteotomy (PMSO) dapat efektif dalam mengkoreksi gigi
supraerupsi dengan ekstrusi dentoalveolar. Teknik ini sederhana,
aman, dan cepat namun teliti sehingga dapat memperoleh hasil
surgikal yang baik namun oklusi akhir yang buruk. Beberapa
distorsi dapat terjadi dalam berbagai tahapan surgery. Dengan
demikian, penggunaan surgical guide dalam bentuk acrylic splint
adalah penting untuk memperoleh oklusi akhir yang baik.
Penempatan suatu orthodontic arch wire atau interim denture dapat
mencegah resiko perpindahan dalam dimensi transversal dan
vertikal. Teknik PMSO direkomendasikan untuk menyediakan
ruang interarch yang adekuat terhadap adanya gigi posterior yang
supraerupsi dan biasanya dilakukan dalam kondisi anestesi umum.
Melalui teknik ini, perkiraan 4mm atau lebih ruang interproksimal
dapat diperoleh, hasil ini dapat menyediakan ruang untuk restorasi
prostetik di rahang antagonisnya. Hasil dari teknik ini stabil tanpa
komplikasi dalam 16-18 bulan post-operatif.
b. Corticotomy
Metode ini adalah pendekatan yang efektif untuk
memperoleh intrusi gigi yang supraerupsi tanpa efek samping
menggunakan skeletal anchorage. Perawatan ini cepat dan
menyediakan hasil yang dapat diprediksi saat dilakukan melalui
ultrasonic piezoelectric surgery, yang mana lebih aman dan
memberikan trauma minimal terhadap tulang daripada teknik lain
untuk osteotomy.
d. Extractions
Metode ini dilakukan untuk kasus resorpsi atau kehilangan
dukungan tulang alveolar disekitar gigi supraerupsi, seperti
keterlibatan furkasi, atau untuk kasus dimana supraerupsi
menghasilkan rasio mahkota/akar yang tidak adekuat. Pencabutan
gigi direkomendasikan apabila gigi tersebut bukanlah suatu kunci
dalam perawatan estetik nantinya.
Daftar Pustaka