titik
kontak.
Enamel
stripping
dilakukan
dengan
Bila diperlukan ekspansi kurang dari 4 mm, pada periode gigi bercampur,
dapat digunakan alat ekspansi lepasan dengan spring dan screw ekspansi
yang diaktivasi sebesar 1-2 putaran per minggu yang menghasilkan
pergerakan 0,20-0,50 mm. Pada periode gigi permanen, alat eksoansi yang
digunakan dapat berupa quad helix, w-spring TPA atau arc-wire. Bila
ekspansi diperlukan sekitar 5-12 mm diindikasikan alat ekspansi cekat.
Aktivasi sebesar 0,5-1 mm atau 2 kali putaran per hari. RPE dapat
mengekspansi tidak hanya pada lengkung gigi tetapi juga lengkung rahang
denga usia optimal penggunaan RPE adalah pada puncak masa
pertumbuhan. Pada kasus skeletal ekstrem, bila diperlukan ekspansi lebih
dari 12 mm diindikasikan alat ekspansi cekat dikombinasi dengan bedah.
c. Distalisasi Gigi Molar atas
Distalisasi gigi molar aas bertujuan untuk memperoleh ruangan guna
memperbaiki susunan gigi geligi atau memperbaiki hubungan gigi molar.
Pergerakan yang diinginkan adalah pergerakan bodili semaksimal
mungkin dengan minimalnya resiko resorpsi akar dan loss of anchorage
gigi anterior ke labial. Indikasi distalisasi molar atas adalah pada kasus
maloklusi klas II ringan hingga sedang, terutama pada kasus yang
disebabkan oleh prematur loss, pada kasus gigi berjejal ringan hingga
sedang, baik untuk tipe wajah mesofacial atau brachifacial, profil wajah
lurus atau flat dan masih mempunyai potensi pertumbuhan. Alat untuk
distalisasi gigi molar dapat intraoral atau ekstraoral. Headgear merupakan
alat distalisasi molar ekstra oral yang paling sering digunakan. Kelebihan
headgear selain menghasilkan efek ortodonti juga efek ortopedik pada
usia pertumbuhan, tidak menyebabkan hilangnya penjangkaran pada gigi
anterior, dapat digunakan pada kasus asimetri, dan memiliki kontrol
normal
Banyaknya tempat yang dibutuhkan dan dimana letak kekurangan
tempat tersebut.
Relasi insisivus
berjejal, kecuali kondisinya merupakan faktor pengindikasi, seperti misalnya jika gigi
ini fraktur parah. Pada kasus semacam itu, insisivus lateral bisa digeser dan diberi
mahkota selubung agar mirip dengan insisivus sentral yang dicabut pada situasi yang
menguntungkan. Alasan mencabut insisivus lateral atas adalah : 1)malposisi gigi yang
parah, khususnya jika apeksnya terlalu dipalatal 2) malformasi gigi, yang paling
sering adalah mahkotanya berbentuk konus. Kadang-kadang gigi ini juga dicabut
untuk gigi kaninus, jika gigi kaninus ini berjejal ke bukal, keluar dari lengkung
rahang.
2 Insisivus bawah
Seringkali gigi insisivus bawah tampaknya seolah-olah gigi yang perlu dicabut
untuk menghilangkan susunan yang berjejal, khususnya jika keadaan berjejal ini
terbatas pada segmen anterior dari lengkung gigi. Meskipun demikian, secara umum
hasil pencabutan insisivus bawah mengecewakan, kecuali pada situasi-situasi khusus
yang tertentu. Ada kecenderungan bahwa sesudah insisivus bawah dicabut, gigi-gigi
anterior yang tersisa akan bergeser, dan meskipun susunan yang berjejal bisa
diperbaiki dalam waktu yang singkat, pergerakan ke depan dari gigi-gigi bukal akan
menghasilkan kontak dan posisi insisivus yang tidak ideal. Ada dua keadaan dimana
pencabutan gigi insisvus bawah merupakan indikasi, diluar pemikiran mengenai
kondisi gigi-gigi, yaitu : 1) jika insisivus sama sekali terletak diluar lengkung rahang
2) jika gigi kaninus bawah mempunyai inklinasi distal yang besar. Pada kasus kedua
ini, pencabutan gigi disebelah mesial gigi kaninus akan memungkinkan gigi ini
diperbaiki letaknya, karena menggerakkan mahkota lebih mudah daripada
menggerakkan bagian apika. Bahkan pada situasi ini, pencabutan gigi premolar dan
memperbaiki susunan gigi-gigi anterior dengan terapi pesawat sering kali merupakan
pilihan yang lebih sesuai.
3 Kaninus
Kaninus atas normalnya hanya dicabut jika letaknya sangat malposisi.
Keadaan ini bisa merupakan malposisi perkembangan, atau malposisi akibat susunan
gigi yang berjejal. Posisi apeks merupakan faktor pertimbangan utama. Kaninus
adalah gigi yang besar dan pencabutan gigi ini akan meninggalkan ruangan yang lebih
besar daripada pencabutan inisisivus lateral maupun gigi premolar. Dari segi
penampilan, kaninus bisa digantikan dengan baik oleh gigi premolar pertama, asalkan
gigi ini berada pada posisi yang baik dan tidak terotasi. Pencabutan gigi kaninus
bawah hanya bisa dipertimbangkan jika gigi ini diperkirakan sangat sulit diperbaiki
susunannya. Ini biasanya terjadi jika gigi terletak sama sekali diluar lengkung gigidan
apeksnya sangat malposisi. Insisivus lateral bawah-kontak premolar pertama
seringkali buruk, dan sumber peradanagan gingiva serta penyakit periodontal.
4 Premolar pertama
Seperti sudah disebutkan terdahulu, premolar pertama adalah gigi yang paling
sering dicabut untuk memperbaiki susunan yang berjejal. Gigi ini terletak didekat
bagian tengah setiap kuadran lengkung gigi, dan karena itu, normalnya terletak
didekat daerah yang berjejal. Faktor lain yang penting adalah gigi ini bis digantikan
dengan premolar kedua, yang mempunyai bentuk sama, dan membentuk hubungan
kontak yang sama dengan kaninus. Jadi, tanggalnya gigi premolar pertama tidak akan
mempengaruhi kualitas hidup antar gigi.
5 Premolar kedua
Pencabutan gigi premolar kedua untuk menghilangkan susunan yang berjejal
biasanya dilakukan jika gigi itu sendiri malposisi selain juga berjejal. Karena gigi
premolar kedua bererupsi sesudah premolar pertama dan molar pertama permanen,
gigi ini bisa saja terletak sama sekali diluar lengkung gigi. Jika dicabut, gigi ini bisa
digantikan denga baik oleh gigi premolar pertama kecuali jika gigi molar pertama
tetap miring atau rotasi kedepan, dimana pada kasusus ini kontak antara kedua gigi
akan menjadi tidak benar.
beberapa kasus. Kedua pendapat yang berbeda tersebut tentu saja tidak bisa benar
dua-duanya, dan kelihatan karena adanya variasi kondisi oklusal yang luas, maka
tidak ada satu aturan tunggal mengenai molar pertama yang bisa diterpkan pada
semua individu. Seperti halnya dengan gigi-gigi yang lain, situasi yang ada harus
dilihat secara individual. Cara yang rasional untuk melakukannya adalah dengan
memeriksa hasil yang bisa diperoleh dari pencabutan molar pertama permanen.
Meskipun demikian, gigi molar pertama sering juga dicabut jika kondisinya buruk.
Pada kasus semacam ini, ada dua aturan umum untuk menentukan waktu pencabutan
yang paling cocok, yaitu : 1) jika tidak ada susunan yang berjejal, atau bila keadaan
ini terbatas pada segmen premolar, dan tidak dibutuhkan ruangan untuk memperbaiki
susunan gigi-gigi anterior. Pada kondisi ini, adalah merupakan kebiasaan untuk
mencabut molar pertama sebelum molar kedua erupsi, sehingga gigi molar kedua
akan bisa bergeser kedepan selama erupsinya dan menempati posisi molar pertama,
asalkan gigi premolar yang berjejal sudah diperbaiki terlebih dahulu. Pada praktiknya,
molar pertama bawah biasanya perlu dicabut lebih cepat daripada molar pertama atas,
karena molar kedua berjalan kedepan dengan lebih cepat pada rahang bawah. 2) jika
dibutuhkan ruangan untuk mengatur susunan gigi-gigi anterior. Pada kondisi ini,
ruang yang diperoleh dengan mencabut gigi molar pertama dibutuhkan untuk
memperbaiki susunan gigi-gigi anterior. Oleh karena itu perlu menunggu sampai
molar kedua erupsi sebelum mencabut molar pertama, sehingga penutupan ruang
karena pergeseran kedepan dari molar kedua, bisa dicegah. Pada susunan gigi geligi
yang berjejal, jika gigi molar pertama kondisinya buruk, kadang-kadang gigi ini perlu
dicabut lebih dini, untuk memungkinkan terjadinya penutupan ruangan, dan kemudian
gigi premolar digerakkan masing-masing kuadran untuk memperbaiki susunan gigi
yag berjejal.
7 Molar kedua permanen
Gigi molar kedua permanen tidak sering dicabut untuk memperbaiki susunan
yang berjejal. Posisinya yang berada diakhir lengkung gigi pada masa kanak-kanak
membuat gigi ini biasanya terletak jauh dari daerah berjejal, dan tidakbenar-benar
malposisi meskipun ada susunan gigi yang berjejal. Meskipun demikian, Richardsno
(1983) melaporkan hasil suatu studi klinis dimana pencabutan molar kedua bawah
mengurangi berjejal-jejalnya susunan gigi-gigi anterior bawah. Gigi molar kedua
bawah kadang-kadang dicabut jika molar pertama tetap sudah bergeser kedepan,
meninggalkan ruang yang tidak memadai untuk erupsi premolar kedua. Pencabutan
gigi molar kedua memang dianjurkan untuk mencegah terjadinya impaksi molar
ketiga bawah, namun cara perawatan ini tidak bisa diterapkan untuk semua kasus.
Satu-satunya kondisi dimana pencabutan molar kedua bawah bisa menghasilkan
posisi molar ketiga bawah yang baik adalah : 1) jika molar ketiga letaknya lurus, tidak
miring ke mesial lebih dari 30 derajat 2) jika pencabutan dilakukan hanya jika
mahkota gigi molar ketiga sudah terkalsifikasi. Pencabutan molar kedua juga menjadi
alternatif perawatan pada pasien dengan gigitan terbuka yang hanya berkontak pada
gigi molar kedua dengan pembukaan bidang oklusal yang besar.(prinsip perawatan
dan pemilihan mekanik)
tetapi sekarang banyak yang berpendapat bahwa pencabutan molar ketiga hanya
mengukur jarak maksimal dari titik kontak mesial dan distal gigi pada permukaan
interproksimalnya ataupun diukur pada titik kontak gigi yang bersinggungan dengan
titik kontak gigi tetangganya. Jumlah
lebar
yang
dibutuhkan untuk lengkung gigi yang ideal. Pengukuran dilakukan pada gigi molar
pertama kiri sampai molar kedua kanan pada setiap rahang.