11
.11.1
Lidokain
Definisi
Lidokain (xilokain) adalah anastetik local kuat yang digunakan secara
luas dengan pemberian topical dan suntikan. Anastesia terjadi lebah cepat, lebih
kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain
pada konsentrasi yang sebanding. Anastetik ini efektif bila digunakan tanpa
vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorpsi dan toksisitasnya bertambah dan
masa kerjanya lebih pendek. Lidokain meruoakan obat terpilih bagi mereka
yang hipersensitif terhadap anastesis local golongan ester. (Syarif dan Sunaryo.
2007)
1.
Struktur Lidokain
.11.2
Indikasi
tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total tidak boleh melebihi 200mg dalam
waktu 24 jam, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi 500 mg untuk jangka
waktu yang sama. Dalam bidang kedokteran gigi, biasanya digunakan larutan 1
2 % dengan adrenalin; untuk anesthesia infiltrasi dengan mula kerja 5 menit
dan masa kerja kira-kira satu jam dibutuhkan dosis 0,5 1,0 ml. untuk blockade
saraf digunakan 1 2 ml. (Syarif dan Sunaryo. 2007; Djuanda. 2013 )
Lidokain dapat pula digunakan untuk anesthesia permukaan. Untuk
anesthesia rongga mulut, kerongkongan dan saluran cerna bagian atas
digunakan larutan 1-4% dengan dosis maksimal 1 gram sehari dibagi dalam
beberapa dosis. Pruritus di daerah anogenital atau rasa sakit yang menyertai
wasir dapat dihilangkan dengan supositoria atau bentuk salep dan krem 5 %.
Untuk anesthesia sebelum dilakukan tindakan sistoskopi atau kateterisasi uretra
digunakan lidokain gel 2 % dan selum dilakukan bronkoskopi atau pemasangan
pipa endotrakeal biasanya digunakan semprotan dengan kadar 2-4%. Lidokain
juga dapat menurunkan iritabilitas jantung, karena itu juga digunakan sebagai
aritmia. (Syarif dan Sunaryo. 2007; Djuanda. 2013 )
.11.3
Kontra Indikasi
.11.4
Mekanisme Kerja
.11.5
Farmakokinetik
Lidokain cepat diserap dari tempat sutikan, saluran cerna dan saluran
pernapasan serta dapat melewati sawar darah otak. Sekitar 70% ( 50-95%)
lidokain dalam plasma terikat protein, hamper semuanya dengan alfa 1 acid
glycoprotein. Distribusi berlangsung cepat, volume distribusi adakah 1 liter per
kilogram, volume ini menurun pada pasien gagal jantung. Tidak ada lidokain
yang diekskresi secara utuh dalam urin. (Syarif dan Sunaryo. 2007; Djuanda.
2013; Surender. 2007 )
Jalur metabolik utama lidokain di dalam hepar
(reticulum
.11.6
Farmakodinamik
sistem saraf pusat menyebabkan kegelisahan dan tremor yang mungkin berubah
menjadi kejang klonik. Secara umum, makin kuat suatu anestetik, makin mudah
menimbulkan kejang. Perangsangan ini akan diikuti depresi, dan kematian
biasanya terjadi karena kelumpuhan nafas. (Sunaryo, 1995)
Lidokain dapat mempengaruhi transmisi di sambungan saraf-otot, yaitu
menyebabkan berkurangnya respon otot atas rangsangan saraf atau suntikan
asetilkolin intra-arteri; sedangkan perangsangan listrik langsung pada otot masih
menyebabkan kontraksi. Pengaruh utama lidokain pada otot jantung ialah
menyebabkan penurunan eksitabilitas, kecepatan konduksi dan kekuatan
kontraksi. Lidokain juga menyebabkan vasodilatasi arteriol. Efek terhadap
kardiovaskular biasanya baru terlihat sesudah dicapai kadar obat sistemik yang
tinggi, dan sesudah menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. In vitro maupun
in vivo, lidokain berefek spasmolitik dan tidak berhubungan dengan efek
anestetik. Efek spasmolitik ini mungkin disebabkan oleh depresi langsung pada
otot polos, depresi pada reseptor sensorik, sehingga menyebabkan hilangnya
tonus refleks setempat. (Sunaryo, 1995)
.11.7
Efek Samping
Lidokain
dapat
memberikan
efek
pada
sistem
saraf
pusat,
kardiovaskular, dan reaksi alergi. Menifestasi sistem saraf pusat yaitu eksitatori
dan / atau depresan dan ditandai dengan sakit kepala ringan, kegugupan,
kecemasan, euphoria, kebingungan, pusing, mengantuk, tinnitus, penglihatan
blur atau berganda, muntah, sensasi panas, dingin atau mati rasa, berkedut,
tremor, konvulsi, ketidaksadaran, depresi repiratori. Pemberian lidokain diikuti
dengan mengantuk biasanya merupakan tanda awal tingginya level darah dari
obat dan dapat terjadi sebagai konsekuensi dari absorpsi yang cepat. Manifestasi
kardiovaskular biasanya depresan dan ditandai dengan bradikardia, hipotensi,
dan kolaps kardiovaskulat, di mana dapat mengarah pada gagal jantung.
Lidokain dapat juga menimbulkan reaksi alergi yang ditandai dengan lesi
kutaneus, urtikaria, edema atau reaksi anafilaktoid dapat terjadi sebagai hasil
dari sensitivitas terhadap agen anestesi lokal.
.11.8
Sediaan Lidokain
.11.9
Dosis
Dosis maksimal yang disarankan yaitu 4.4 mg/kg dengan batas absolut
300 mg. Dosis injeksi 2% lidokain tanpa vasokonstriktor yaitu 20300 mg per
perjanjian dental dan dosis injeksi 2% lidokain dengan 1 : 50.000, 1:100.000,
atau 1 : 200.000 epinefrin yaitu 20-100 mg tidak melebihi 500 mg per perjanjian
dental. Dosis rendah harus disesuaikan untuk pasien medically compromised,
lemah, atau lanjut usia. (Haveles, Elena B., 2000)
.11.10
Interaksi Obat
Djuanda, Adhi (eds). 2013. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi. Edisi 13. Jakarta:
Buana Ilmu Populer.
Haveles, Elena B. 2002. Delmars Dental Drug Reference. United States of America:
The Thomson Learning.
Meechan, J.G., R. A. Seymour. 2002. Drug Dictionary for Dentistry. New York:
Oxford University Press Inc.
Singh, Surender. 2007. Pharmacology for Dentistry. New Delhi: New Age
International (P) Ltd.
Sunaryo. 1995. Anestetik Lokal. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI
Sunaryo. 2017. Anestetik Lokal. Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI