Anda di halaman 1dari 12

Optimalisasi radiografi gigi konvensional untuk membantu pemasangan implan gigi

Abstrak Gambaran radiografi sebagai alat bantu diagnostik merupakan komponen esensial dalam perencanaan perawatan menggunakan implan. Banyak temuan dalam membuat gambaran radiografi yang direkomendasikan untuk membantu para dokter gigi dalam mengakses daerah sasaran pemasangan implan. Banyak praktisi implan menggunakan radiografi panoramik sebagai pedoman evaluasi tulang rahang berdasarkan rekomendasi dari produsen implan. Namun untuk mendapatkan hasil pengukuran yang optimal, maka dapat ditambahkan suatu tekhnik radiografi oklusal yang dapat melihat ketebalan tulang rahang. Hasil radiografi panoraik dan periapikal hanya dapat melihat lebar tinggi dari tulang rahang tersebut. Ini bertujuan untuk mendapat nilai parameter, yaitu lebar, tinggi, dan tebal tulang rahang dengan bantuan diagnosti radiografi gigi konvensional. Kata kunci : radiografi gigi konvensional, implan gigi, optimalisasi radiografi diagnostik.

Pendahuluan Gambaran radiografi sebagai alat bantu diagnostik merupakan kompone esensial dalam perencanaan perawatan menggunakan implan. Banyak inovasi dilakukan dalam bidang radiografi untuk membantu para dokter gigi dalam mengakses daerah sasaran pemasangan implan. Walaupun penemuan dalam bidang teknologi telah mengahasilkan inovasi baru bagi pemasangan implan gigi, radiografi gigi masih merupakan alat yang paling umum digunakan untuk megukur kualitas dan kuantitas tulang rahang. Kebanyakan radiografi gigi dibuat pada film intraoral. Radiografi intraoral dibuat dengan meletakkan film di dalam mulut selama penyinaran. Radiografi intraoral yang digunakan pada relasi lebih dekat kepada obyek lebih detail dibanding dengan radiografi ekstraoral yang diambil di luar mulut dan tidak tumpang tindih dari bayangan. Radiografi yang dapat lebih luat menunjukkan jaringan mulut yang diinginkan dibanding yang dapat diperoleh dengan periapikal film adalah radiografi oklusal. Gambaran -

ini dibuat dengan menggunakan film oklusal. Film periapikal kadang-kadang digunakan untuk memperoleh gambaran oklusal pada anak-anak dan gambaran dari area yang sempit. Radiografi panoramik memberikan keterangan yang sangat berguna mengenai status gigi geligi secara umum dan hubungan antara tulang alveolar, tulang basal dan struktur anatomis yang tidak memungkinakan pemasangan implan. Walaupun gambaran panoramik mengalamin pembesaran, panjang, dan jumlah implan yang dipasang pada daerah edentulus untuk mendukung gigi tiruan tetap dapat diperkirakan. Radiografi periapikal intraoral dapat membantu dan sangan penting dalam memperkirakan dimensi mesiodistal di daerah yang potensial untuk pemasangan implan dan untuk mendapatkan prakiraan awal mengenai dimensi vertikal. Suatu kombinasi antara gambaran panoramik dan intraoral sering kali direkomendasikan untuk evaluasi awal di daerah sasaran pemasangan implan. Radiografi panoramik banyak digunakan pada diagnosis dari penyakit dan abnormalitas. Beberapa penggunaan radiografi panoramik, misalnya survei lengkap dapat dibuat pada gigi geligi dan struktur yang berhubungan, beberapa tumor, dan kista-kista dapat diperiksa dan dievaluasi, lokasi dan posisi dari gigi yang impaksi dapat ditentukan. Penggunaan ini mebuat radiografi panoramik merupakan salah satu hasil pemeriksaan yang berharga dalam membantu mendiagnosis antara lain gigi geligi, tulang rahang, sendi temporomandibula, struktur-struktur yang ada di dekatnya, menemukan diagnosis kehilangan tulang alveolar, gigi dan lesi tulang, mengetahui letak fraktur pada wajah bagian bawah, mengetahui letak gigi impaksi, evaluasi tumor dan kista, serta mempelajari dan mengevaluasi perkembangan gigi dan tulang rahang. Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa radiografi panoramik dapat memberikan gambaran keseluruhan regio maksilomandibular dalam satu film, dapat mengurangi waktu, memerlukan sedikit keahlian ahli radiologi oral dan maksilofasial, dan tidak memberikan hal yang tidak menyenangkan bagi pasien. Akan tetapi, disamping hal-hal positifnya, harus tetap diingat, oleh karna magnifikasi, kurangnya definisi dan struktur yang tumpang tindih, radiografi panoramik mungkin kualitas diagnosisnya lebih rendah dibandingkan radiografi intraoral. Perawatan kehilangan gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya implan gigi. Implan gigi adalah teknik penggantian gigi yang hilang, yang semakin populer saat ini, karna seperti gigi yang muncul dari dalam tulang rahang, sama seperti gigi asli. Hal ini menyebabkan masalah perbedaan tekanan jaringan pendukung hampir tidak ada. Namun

salah kekurangan implan gigi adalah harganya yang relatif mahal dan membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya. Implan gigi merupakan suatu gigi buatan atau pengganti akar, dan digunakan dalam bidang kedokteraan gigi prostodontia untuk mendukung gigi tiruan. Implan gigi terbuat dari logam titanium yang bersifat biokompatible. Implan gigi tidak selalu berrhasil untuk dilakukan. Kegagalan perawatan implan gigi tidak hanya menyebabkan kerugian finansial, melainkan juga mempengaruhi kondisi tulang rahang pasien, bahkan secara psikologis dapat berdampak buruk pada pasien. dengan demikian diperlukan upaya untuk mengoptimalkan atau meningkatkan mutu informasi diagnostik radiografi gigi konvensial, baik kualitas maupun kuantitas dari tulang rahang pada perawatan implan gigi.

Implan Gigi Metode implant gigi sudah ditemukan di dunia kedokteran sejak 10 tahun terakhir. Teknologi ini sendiri telah mampu berfungsi untuk menggantikan gigi asli. Di dalam Gigi asli terdapat dua bagian, yaitu akar gigi yang tertanam di dalam tulang dan mahkota gigi yang muncul di bagian rongga mulut. Sedangkan gigi palsu biasanya tidak memiliki akar yang bisa tertanam di dalam tulang. Untuk teknologi ini, ada dental implant atau gigi palsu yang memiliki bagian yang masuk ke dalam tulang dan menggantikan akar. Definisi implant gigi sendiri, adalah akar gigi tiruan yang ditanam ke dalam rahang untuk menanam gigi. Proses penanaman dilakukan melalui mekanisme pembedahan minor, yaitu dengan cara membuka gusi dan kemudian membuat lobang di bagian tulang dengan ukuran antara 3-4 milimeter. Tempat implant gigi ini yaitu di bagian gigi yang sudah dicabut. Jadi gigi sudah dicabut dan ditempat yang kosong itulah dilakukan penanaman implant gigi. Hal ini tentu berbeda dengan konsep penambalan gigi, karena gigi masih tersisa kemudian dibor dan bagian yang berlubang pada gigi tersebut baru ditambal. Dental gigi atau gigi palsu yang akan ditanam berbentuk silinder dengan diameter 3-4 milimeter dengan panjang antara 10-13 milimeter. Jadi yang ditanam itu akarnya, kemudian ada baut yang

menyambung antara implant yang ditanam di dalam dan yang keluar dibagian rongga mulut. Gigi ini sifatnya statis dan tidak tumbuh.

Tidak untuk Anak-Anak. Metode implant ini tidak diajurkan diterapkan pada anak-anak, tetapi lebih tepat bagi remaja yang berusia di atas 17 tahun. Implant ini tepat dan cocok bagi mereka yang tidak dalam masa pertumbuhan. Memang mencegah sejak dini bisa mencegah seseorang untuk melakukan perawatan dan mengeluarkan biaya besar. Di antaranya dengan melakukan medical check-up setiap enam bulan sekali, menggosok gigi teratur, menghindari makanan yang merusak gigi, segera menambal gigi yang berlobang. Dental implant ini berfungsi menggantikan gigi yang telah tanggal (ompong) atau gigi berlubang yang bebas akar. Pemasangannya tidak membutuhkan waktu lama. Mekanisme pemasangan gigi atau penanaman dental gigi ini hampir menyerupai pencabutan gigi, yaitu dilakukan dengan bius lokal dan hanya memerlukan waktu kurang lebih 30 menit. Tetapi sebelumnya akan dilihat dulu kesehatan pasien secara umum untuk bisa menjalani prosedur implant gigi. Untuk pasien perokok misalnya, mereka dianjurkan untuk mengurangi kadar merokoknya satu hingga tiga bulan sebelum prosedur dijalankan, bahkan kalau bisa berhenti merokok sama sekali.Tidak hanya itu, bagi pasien kencing manis, maka pasien tersebut harus mengontrol dulu kadar gula darahnya. Meski relatif aman, pasien harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan, di antaranya tulang gigi pasien harus sehat dan cukup tebal, karena pasien yang sudah kehilangan gigi maka tulangnya menciut dan menipis. Bagi pasien yang seperti ini, maka harus dilakukan grafting, artinya tulang gigi tersebut dilebarkan sampai mendekati ukuran gigi yang akan dipasang. Kelebihan implant ini dibandingkan dengan gigi palsu pada umumnya, karena bentuk serta fungsinya mendekati gigi aslinya. Bahan implant ini terbuat dari titanium, atau logam yang bersifat bioinner yang artinya saat bahan ini dimasukkan ke dalam tulang, maka badan tidak menganggap sebagai bahan asing. Jadi tidak ada reaksi penolakan. Meskipun memiliki kelebihan, implant gigi ini juga mempunyai kelemahan, salah satunya yaitu suatu

saat dental gigi ini akan goyang dan gigi palsu ini kemudian diangkat dan diganti yang baru dengan diameter yang lebih besar. Karena secara medis gigi asli-pun bisa mengalami hal yang sama. Dan ketika prosedur implant ini diganti, maka akan ada mekanisme grafting agar supaya tulang siap menerima implant berikutnya. Setelah pemasangan implant, maka akan ditunggu dua sampai tiga bulan, yaitu untuk menunggu terjadinya integrasi agar implant ini menempel pada tulang.

Bisa Bertahan 5-10 Tahun Bagi pasien yang telah memasang implant, dianjurkann untuk melakukan check-up untuk pembersihan, ataupun saat timbul kerusakan sehingga tidak menyebabkan implant itu harus diganti. Setelah tiga bulan pemasangan, maka implant gigi ini sudah menyatu dengan tulang sehingga tidak perlu dilepas seperti pada gigi palsu yang umum ditemukan selama ini. Prosedur implant gigi ini memang relatif sukses jika dilakukan terhadap pasien yang memiliki tulang gigi yang kuat. Dental implant ini bisa bertahan di atas 5 tahun, bahkan sampai 10 tahun lebih.

Teknik Radiografi a. Radiografi Panoramik Panoramik merupakan salah satu foto rontgen ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilo fasial. Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap minimal dari detail anatomi pada sisi kontra lateral. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.

Interpretasi Panoramik 1. Foto diletakan pada viewer (box lampu untuk melihat radiograf) dengan posisi seperti sedang berhadapan dengan pasien. Struktur kanan pasien berada disebelah kiri interpreter. 2. Diawali dengan melihat keadaan bagian superior sisi kanan mandibula disebut caput kondilus mandibula, menyusuri garis belakang caput kearah bawah menuju collum kondilus, turun ke sudut mandibula. Dilanjutkan ke anterior pada regio simphisis sampai ke arah sudut mandibula pada sisi kiri pasien dan naik ke atas kearah caput kondilus mandibula kiri. 3. Evaluasi procesus zygomaticus dan margin struktur jaringan lunak. Tampak gambaran radiopak pada struktur ini, meliputi lidah, bibir, palatum lunak, dasar mulut, nasal pharyng, septum nasalis dan cuping telinga. 4. Terakhir melihat ada tidaknya super impose pada struktur anatomi normal yang disebut ghost/artefact, serta evaluasi gigi-gigi.

Indikasi Klinis 1. Lesi pada rahang atau gigi belum reupsi yang tidak terlihat dengan foto intraoral. 2. Pasien dengan reflex muntah tinggi. 3. Tumbuh kembang gigi keseluruhan. 4. Tempat fraktur mandibula. 5. Kerusakan TMJ. 6. Pre odontektomi dan implant.

b. Radiografi Periapikal Radiografi periapikal dirancang untuk memberikan gambar diagnostik bagian apikal gigi dan jaringan sekitar mereka. . Mulut penuh ujian intraoral terdiri dari 14 radiografi periapikal dengan dua film gigitan sayap dan menyediakan gambar dari semua gigi dan struktur terkait.. tunggal radiografi periapikal sering dibuat dari gigi individu atau kelompok gigi untuk mendapatkan informasi untuk pengobatan atau

diagnosa dari penyakit lokal atau kelainan. Paralel dan Bisektris adalah teknik yang umum digunakan dalam radiografi periapikal. Teknik ini adalah teknik intra oral yang mencakup gigi geligi dan jaringan sekitarnya sampai daerah periapial. Tujuan utama teknik paralel adalah untuk memperoleh gambaran radiografi yang mendekati keadaan sebenarnya dari objek pemeriksaan. Prinsip dasar dari teknik ini adalah arah sinar roentgen tegak lurus terhadap bidang film roentgen dan sumbu panjang gigi.

Indikasi klinis 1. Inflamasi periapikal 2. Kondisi jaringan periodontal 3. Pasca trauma gigi dan tulang alveolar 4. Gigi yang belum erupsi 5. Morfologi akar 6. Perawatan endodontic 7. Apikoektomi 8. Evaluasi implant 9. Posisi ideal film dan arah sinar-x terhadap gigi 1. Gigi yang diperiksa dan film harus saling berkontak, apabila tidak mungkin, diusahakan dapat sedekat mungkin. 2. Letak gigi dan film harus sejajar. 3. Untuk gigi anterior film diletakkan vertical, sedangkan posterior horizontal. 4. Arah tabung sinar-x diatur sedemikian sehingga berkas sinar-x jatuh tegak lurus baik terhadap gigi dan film dalam bidang vertkal dan horizontal. 5. Posisi film, gigi, dan arah sinar-x dapat diulang pada kondisi yang sama.

Hal-hal yang penting diperhatikan pada pemotretan periapikal.

1. Pasien harus melepas alat-alat di daerah yang akan diperiksa misalnya alat ortodonsi, gigi tiruan lepas, atau kacamata. 2. Posisi kepala penderita diatur sedemikian rupa: Rahang atas: garis hidung sampai telinga sejajar lantai. Rahang bawah: garis ujung bibir sampai telinga sejajar lantai. 3. Pemotretan gigi regio anterior atas biasanya ditahan dengan ibu jari, regio anterior bawah, posterior kiri atas dan bawah ditahan dengan telunjuk kanan, region posterior kanan atas dan bawah ditahan dengan telunjuk kiri. 4. Perintahkan pada pasien untuk menahan film tanpa menekan dan tidak bergerak selama pemotretan.

c. Radiografi Oklusal Adalah teknik radiografi intra oral dengan film diletakkan pada bidang oklusal. Ukuran film yang digunakan adalah 5,7 x 7,6 cm. Radiografi Intra Oral metode oklusal dibagi menjadi: 1. Rahang atas Topografi rahang atas (upper standard occlusal) Crossection rahang atas (vertex occlusal) Oklusal oblik rahang atas (upper oblique occlusal) 2. Rahang bawah Topografi rahang bawah Crossection rahang bawah Oklusal oblik rahang bawah

Keuntungan Teknik Intraoral Dan Ekstraoral Pada Implant Gigi Radiografi panoramic 1. memberikan keterangan mengenai status gigi geligi secara umum dan hubungan antar tulang alveolar, tulang basal dan struktur anatomis yang tidak memungkinkan pemasangan implan 2. untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya. 3. Gambaran yang dihasilkan lebih geometris dengan sedikit sekali kemungkinan terjadinya perbesaran gambar. 4. jaringan periapikal dapat tampak jelas 5. sudut vertical dan horizontal, sudah ditentukan pada pertengahan film sehingga dapat menghindari cone cutting (terpotongnya sebagian gambaran radiografis gigi yang dihasilkan dengan batas tepi berupa lengkungan yang terjadi akibat sinar-x tidak tepat pada pertengahan film, sehingga ada sebagian film yang tidak terkena sinar-X). 6. tinggi puncak periodontal dapat terlihat dengan jelas.

Radiografi periapikal 1. Dapat membantu dalam memperkirakan dimensi mesiodistal daerah yang berpotensi untuk pemasangan implant dan untuk perkiraan awal mengenai dimensi vertical. 2. Sumbu sinar X langsung di dalam mulut pasien dan film ditempatkan di luar mulut, sekeliling rahang yang akan diperiksa. 3. Sumbu sinar x dan film berputar mengelilingi rahang pasien yang akan diperiksa 4. Diperoleh gambar yang luas berikut seluruh jaringan yang berada di dalam focal trough (image layer) walaupun penderita tidak membuka mulutnya 5. Mudah dan waktu yang diperlukan singkat 6. Gambar keseluruhan rahang yang diperoleh memungkinkan deteksi kelainan/penyakit yang tidak diketahui sebelumnya

7. Dapat digunakan bagi penderita dengan keterbatasan-keterbatasan, seperti penderita snsitif muntah, penderita dengan kesadaran menurun, sukar atau tidak dapat membuka mulutserta penderita yang tidak kooperatif.

Kesimpulan

Untuk mengoptimalkan dan meningkatkan mutu informasi diagnostik radiografi gigi konvensional, baik kualitas maupun kuantitas dari tulang rahan pada perawatan implant gigi, harus dicapai dengan menggunakan alat bantu radiografi diagnostik, yaitu radiografi gigi konvensional, antara lain adalah radiografi panoramic, radiografi periapikal. Selain itu juga diperlukan suatu tambahan teknik rediografi yaitu radiografi oklusal, sehingga dapat menghasilkan nilai parameter dari lebar, tinggi, dan tebal tulang rahang. Nilai parameter tersebut yang kemudian akan dikonversi untuk mendapatkan nilai parameter yang lebih akurat, sehingga membantu dalam pemasangan implant gigi.

Daftar Pustaka 1. Dental Radiology. Arthur H. Wuerhmann; Lincoln R. Manson-Hing; The CV Mosby Company, 1973. 2. Oral Radiology. Principles and Interpretations; Stuart C. White, Michael J. Pharaoh; 5th, The CV Mosby Company, 2000. 3. Yunus, barunawaty. Optimalisasi gigi konvensional. Dentofasial. Vol.8 No1, april 2009. 4. Margono, Gunawan. 1998. Radiologi Intra Oral. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai