Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Gigi dapat hilang karena berbagai penyebab: karies luas, trauma, dan masalah lain seperti
retakan dan fraktur. Sebagai tambahan, aplasia (hilang congenital) gigi terjadi dalam sejumlah
kecil individu. Penatalaksanaan situasi seperti itu membutuhkan evaluasi yang hati-hati dalam
memilih pilihan perawatan yang tersedia.

Tujuan bahasan berikut adalah menggambarkan pilihan yang dapat dipertimbangkan


dalam situasi-situasi perawatan yang rumit. Prosedur yang digambarkan biasanya dilakukan oleh
dokter gigi spesialis endodontis dan bedah mulut dan juga dokter gigi umum dengan
ketertarikan pada pilihan perawatan-perawatan ini.

Biasanya dilakukan pada pasien muda, autotransplantasi merupakan prosedur bedah


dimana gigi (graft) diangkat dari satu bagian lengkung rahang dan diimplan di bagian lain
lengkung rahang. Satu contoh adalah mengangkat premolar yang sedang berkembang dan
kemudian ditransplantasi ke area di region anterior atas dimana gigi hilang karena trauma, karies
luas, atau aplasia. Contoh umum lain adalah transplantasi molar tiga yang sedang berkembang ke
area dimana terdapat molar yang sudah tidak dapat direstorasi lagi, atau dimana premolar hilang
congenital dibawah gigi tetap yang bertahan (aplasia). Dua contoh tadi menggambarkan konsep
umum bahwa memindahkan gigi secara operasi (autotransplantasi) dari satu posisi ke posisi
lain. Namun terdapat perbedaan signifikan antara transplantasi molar dan transplantasi premolar
ke daerah anterior.

Replantasi gigi dapat ditempatkan pada dua kategori berbeda. Tipe replantasi paling
umum adalah replantasi gigi avulsi. Ia merupakan prosedur yang dikenal secara umum di seluruh
dunia dan mungkin sudah menyelamatkan gigi dari pertama kali ditemukan.

Tipe replantasi kedua dilakukan ketika perawatan saluran akar tidak dapat mencapai hasil
yang diinginkan, dan bedah apical tidak dapat dilakukan karena alasan tertentu. Gigi akan
diekstraksi dan permasalahan diperbaiki, sebagai contoh dengan penempatan tumpatan apical,
dan gigi dapat ditanam kembali pada socket alveolar aslinya. Hal tersebut seringkali dianggap
sebagai intentional replantation, tetapi lebih akurat disebut sebagai ekstraksi/replantasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.I Prinsip Dasar Autotransplantasi dan Replantasi

Dalam penatalaksanaan kehilangan gigi yang rumit, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan
dalam mempertimbangkan transplantasi atau replantasi.

a. Usia

Untuk beberapa prosedur seperti transplantasi gigi, tahap pembentukan akar gigi graft harus
dievaluasi secara hati-hati. Waktu yang paling optimal untuk transplantasi biasanya ketika gigi
yang sedang berkembang yang akan ditransplantasi telah mencapai tahap dimana akar telah
terbentuk hingga dua per tiganya. Hal tersebut agar dapat terjadi revaskularisasi pulpa setelah
gigi ditempatkan di socket alveolar yang baru dan biasanya terjadi kelanjutan pembentukan akar
(1.0 2.5 mm). Gigi yang sudah terbentuk sempurna juga dapat digraft tetapi butuh perawatan
saluran akar, dimana proses revaskularisasi tadi biasanya tidak membutuhkan perawatan saluran
akar. Hasil transplantasi gigi muda lebih sukses daripada gigi dewasa.

Tidak seperti replantasi, usia merupakan faktor yang tidak terlalu penting. Gigi yang
avulsi karena trauma, jika direplantasi dalam waktu yang tepat- sebaiknya 5 menit- dapat pulih
secara sukses tetapi akan membutuhkan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar sangat
dibutuhkan dan sebaiknya dimulai dalam waktu 2 minggu setelah replantasi. Satu-satunya
pengecualian dari kewajiban perawatan saluran akar rutin adalah jika gigi yang avulsi masih
sangat muda dan lubang di apical sangat lebar.

b. Kesehatan umum

Biasanya transplantasi dan replantasi tidak berkontradiksi kecuali pasien memiliki penyakit yang
melemahkan. Diabetes, bila terkontrol, harusnya tidak menjadi kontraindikasi, tetapi monitoring
dibutuhkan.
c. Penggunaan antibiotic

Penggunaan antibiotic menjadi rutinitas baik dalam transplantasi maupun replantasi, meskipun
literature dental tidak memiliki data yang cukup untuk mendukung penggunaannya. Namun
sangat mungkin bahwa ligament periodontal (PDL) yang melekat pada permukaan gigi avulsi
mengandung jumlagh mikroorganisme yang banyak. Untuk alasan tersebut, gigi avulsi sebaiknya
dibilas dengan kuat sebelum replantasi.

Keberadaan bakteri dan kontaminan lain dapat menyebabkan respon inflamasi dalam
socket, dan system imun akan teraktivasi untuk menangani kontaminan. Antibiotic sistemik akan
membantu system imun dalam melawan bakteri dan untuk alasan tersebutlah antibiotic
diindikasikan. Yang lebih penting dari antibiotic sistemik adalah kontrol bakteri local, yaitu
aplikasi desinfektan seperti khlorheksidin dan kebersihan umum daerah luka. Kemudian
dipastikan kebersihannya dengan sikat gigi lembut untuk membersihkan gigi dan jaringan
sekitarnya.

Satu sumber kontaminasi bakteri yang seringkali tidak disadari adalah penggunaan wire
splint kasar, bar berat (arch bar Erich), atau jumlah massa resin yang besar untuk stabilisasi gigi
yang diimplan. Splint pendukung harus fleksibel, tipis, dan terletak jauh dari jaringan gingival
sehingga kebersihan yang dibutuhkan dapat dijaga.

d. Makanan

Pemulihan ligament periodontal setelah transplantasi atau replantasi terlihat terbantu oleh fungsi
moderat gigi yang terlibat. Hal tersebut menjadi alasan digunakannya splint fleksibel dan juga
mendukung gagasan bahwa pengunyahan yang lebut atau menggigit harus dilakukan.

e. Resorpsi akar

Banyak dokter gigi ragu untuk mempertimbangkan transplantasi atau replantasi karena
pertimbangan mengenai akan terjadinya resorpsi akar. Pertimbangan tersebut benar karena
resorpsi akar dapat terjadi, bahkan pada kondisi yang paling menguntungkan sekalipun. Namun
sekarang etiologi resorpsi sudah lebih dipahami dibanding beberapa decade lalu. Tiga penyebab
mendasar resorpsi adalah jaringan enkrotik, adanya bakteri, dan trauma langsung pada sementum
yang melapisi akar. Jaringan nekrotik dapat berupa ligament periodontal, sementum, pulpa yang
mati, atau ketiganya. Bakteri dapat hadir pada permukaan akar dan jaringan pulpa nekrotik. Baik
jaringan nekrotik dan bakteri akan menstimulasi inflamasi, yang memainkan peran baik dalam
inisiasi maupun kelanjutan resorpsi.

Permasalahan dalam menghilangkan jaringan nektorik adalah pentingnya ekstirpasi


jaringan pulpa nekrotik pada waktu yang tepat, optimalnya 2 minggu setelah replantasi gigi
avulsi, diikuti selesainya perawatan saluran akar. Dalam kasus ekstraksi/replantasi, tidak ada
jaringan pulpa nekrotik yang tersisa jika perawatan saluran akar sudah dilakukan sebelum
prosedur operasi.

2.2 Aplikasi Autotransplantasi dan Replantasi

Prosedur bedah sangat sensitive terhadap tehnik dan membutuhkan perhatian yang lebih pada
banyak detail. Deskripsi sempurna tahap teknis telah diberikan oleh Andreasen dan Tsukiboshi.
Akan didiskusikan faktor yang mempengaruhi pemilihan kasus dan monitoring hasil sebelum
dimulainya rencana perawatan restorative atau prostodontik.

a. Autotransplantasi

Prosedur yang dianggap sebagai autotransplantasi memiliki sejarah panjang dalam kedokteran
gigi. Biasanya melibatkan transplantasi gigi molar ke molar pada lengkung, atau transplantasi
gigi premolar ke posisi gigi anterior.

Transplantasi molar

Indikasi prosedur ini termasuk mengganti gigi molar pertama atau kedua yang kariesnya sudah
tidak memungkinkan untuk direstorasi, molar fraktur, molar ankilosis, atau molar dua yang
hilang congenital (aplasia). Umumnya transplantasi molar paling cocok pada pasien muda
dimana gigi graft masih dalam tahap pembentukan dapat ditransplantasi. Tahap ideal
pembentukan akar yaitu pada dua pertiga atau tiga perempat sempurna. Transplantasi gigi yang
sudah terbentuk sempurna juga mungkin, tetapi gigi tersebut harus dirawat saluran akar.

Analisis radiografi
Dalam persiapan prosedur bedah, evaluasi radiografi yang hati-hati baik gigi donor maupun pada
daerah graft yang dituju harus dilakukan. Cone beam computed tomography (CBCT) cepat
menjadi alat yang banyak digunakan ketika autotransplantasi dianjurkan. Ia memberikan
informasi penting mengenai semua dimensi gigi, jumlah tulang (baik yang tersisa maupun yang
harus diambil), dan lokasi struktur anatomis penting di sekitar.

Jika tidak ada CBCT, sejumlah radiograf preoperative dibutuhkan. Untuk peninjauan
umum, radiograf panoramic akan memberi informasi yang baik. Kemudian sebagai tambahan
dari radiograf periapikal konvensional, radiograf oklusal dapat memberi informasi yang berguna
mengenai dimensi horizontal gigi graft.

Prosedur dan pemantauan

Prosedur bedahekstraksi gigi yang sakit, preparasi socket, pembersihan gigi donorharus
dilakukan.

Pemantauan lanjutan melibatkan evaluasi respon jaringan di sekitar graft. Penting agar
pasien mengikuti rekomendasi obat kebersihan mulut yang diresepkan; pasien diinstruksikan
untuk menyikat 2 kali sehari dengan sikat lembut dan menyeka daerah operasi dengan
khlorheksidin setidaknya selama 2 minggu.

Bergantung pada jumlah tulang baru yang dibutuhkan untuk mendukung graft, waktu
splint dapat beragam antara 2-4 minggu. Kontrol radiografi meliputi pemeriksaan pertama
setelah 3-4 minggu dan radiograf kedua diambil setelah sebulan. Pemeriksaan radiografi setiap 6
bulan selama 2 tahun dapat member informasi yang baik mengenai hasil perawatan.

Karena transplantasi yang dijelaskan dapat melibatkan gigi graft yang masih muda,
pulpanya diharapkan dapat revaskularisasi di lokasi barunya. Bukti seperti penyembuhan
termasuk respon terhadap tes elektrik pulpa, biasanya setelah 6 bulan, dan pembersihan saluran
pulpa yang dipercepat. Hasil yang tidak baik seperti resorpsi akar biasanya dikaitkan dengan
ligament periodontal yang melekat pada akar atau pada nekrosis pulpa. Bukti resorpsi dapat
didiagnosis dalam 1-6 bulan. Bukti hasil yang baik seperti terlihatnya pertumbuhan akar dan
erupsi gigi hingga kontak oklusal normal. Prognosis transplantasi molar muda yang dilakukan
dalam beberapa decade terakhir sangat baik, dengan tingkat kesuksesan 80-100%.
Ketika gigi dor sudah mencapai tahap penutupan apical, perawatan saluran akar harus
dilakukan sebelum replantasi atau 2 minggu setelah transplantasi. Gigi graft tidak harus
ditempatkan pada posisi normal kontak oklusal saat implantasi; ia akan secara bertahap erupsi ke
posisi normal.

Karena gigi dewasa yang ditransplantasi harus dirawat saluran akar, pertanyaan mengenai
restorasi mahkota yang memadai harus diutarakan. Pentingkah untuk melindungi gigi yang
ditransplantasi dengan mahkota tiruan lengkap, seperti biasa direkomendasikan untuk molar
yang dirawat saluran akar karena karies mencapai pulpa? Dua situasi ini cukup berbeda. Gigi
karies biasanya kehilangan struktur mahkota yang cukup banyak sebagai tambahan dari
ganggunya kesehatan pulpa. Struktur gigi yang tidak secara langsung hilang karena karies
seringkali tidak ada dukungan dan kekuatannya terhadap gaya oklusi rendah. Restorasi total jelas
diindikasikan untuk gigi yang dirawat saluran akar.

Sebaliknya molar yang terbentuk sempurna yang ditransplantasi dari daerah molar tiga ke
lokasi molar pertama atau kedua, setelah dirawat saluran akar, akan memiliki akses bukaan
oklusal yang minimal, menyebabkan semua cusp mendapat dukungan yang baik. Restorasi
oklusal konservatif seharusnya cukup.

Transplantasi premolar

Indikasi prosedur ini termasuk aplasia (gigi hilang congenital) dan kehilangann secara tidak
sengaja gigi premolar atau gigi anterior. Contoh umum adalah mengangkat premolar atas,
dimana mungkin terdapat crowding, dan ditransplantasi ke lengkung rahang bawah, dimana
premolar mungkin hilang congenital. Aplikasi bagus konsep transplantasi lainnya adalah pada
anak atau remaja yang kehilangan gigi anterior karena trauma.

Analisis radiografi

Sama dengan transplantasi molar, informasi mengenai gigi donor dan daerah resipien harus
dengan hati-hati dianalisis dan diukur. CBCT merupakan metode yang berguna untuk
mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan: tahap pendewasaan gigi donor dan
perkembangan akar juga dimensinya, baik vertical maupun horizontal. Sisa tulang yang tersedia
pada daerah resipien dan kondisi socket resipien juga dapat dinilai. Sejumlah informasi tersebut
juga dapat diambil dengan radiografi konvensional: periapikal dengan satu atau dua angulasi
horizontal tambahan dan beberapa pandangan oklusal. Mereka dapat memberi informasi yang
cukup jika CBCT tidak ada.

Prosedur dan peninjauan

Ahli bedah harus secara hati-hati mengobservasi prinsip biologis yang telah dikembangkan untuk
menjaga tulang pendukung, menangani ekstraksi tanpa mencederai ligament periodontal dan
sementum akar gigi donor, dan dengan benar menempatkan graft untuk merangsang
penyembuhan.

Penampilan postoperative langsung yaitu gigi yang di transplantasi dengan bersih displint
agar kebersihan mulut tetap terjaga: menyikat dengan sikat gigi halus dan membilas dengan
kapas yang dibasahi khlorheksidin. Tipe splint juga harus dapat mengizinkan gigi yang digraft
untuk dapat sedikit ada pergerakan. Splint rigid tidak membantu penyembuhan periodontal
dengan baik. Jaringan lunak di sekitar graft harus diadaptasi dan dijahit dengan baik untuk
mencegah jaringan bergerak menjauhi graft dan untuk mencegah debris masuk ke flap jaringan.
Biasanya kemudian diresepkan antibiotic.

Peninjauan postoperative sama dengan transplantasi molar; jahitan dapat diangkat dalam
4 minggu. Progress penyembuhan dapat ditinjau dengan observasi penyembuhan PDL,
sensitifitas respon pulpa, pembersihan saluran pulpa, erupsi gigi, dan pertumbuhan akar.

Penyembuhan PDL dapat diobservasi dari penyembuhan tulang, pembentukan lamina


dura, dan adanya ruang PDL. Kegagalan pembentukan tulang pendukung dan adanya resorpsi
akar mungkin berkaitan dengan invasi bakteri pada pulpa ketika prosedur transplantasi atau
cedera pada PDL yang menyebabkan resorpsi yang berkaitan dengan ankilosis.

Penyembuhan pulpa juga dapat ditinjau dengan tes elektrik pada pulpa. Pulpa biasanya
mulai merespon dalam 4-6 bulan. Jika pulpa tidak selamat pada prosedur transplant, kontaminasi
bakteri akan menjadi penyebab dan disebabkan oleh tidak bersihnya saluran pulpa. Untuk
menyelamatkan gigi, prosedur perawatan saluran akar harus segera dilakukan. Prosedur ini
mungkin melibatkan ekstirpasi pulpa dan pengisian saluran akar, atau dokter dapat mencoba
merangsang pertumbuhan jaringan reparative di dalam ruang pulpa yang sudah bersih dan
didesinfeksi.

Pertimbangan besar ketika premolar akan ditransplantasi ke lokasi insisif atas adalah
kebutuhan aplikasi restorative yang hato-hati. Setelah premolar yang ditransplantasi sudah erupsi
ke posisi dekat posisi akhir, sekarang adalah waktunya untuk membentuk ulang mahkkota agar
lebih terlihat seperti gigi yang digantikannya. Pembentukan definitive mahkota dapat ditunda
hingga gigi pada posisi normal. Pembentukan ulang yang benar baik dengan bahan resin atau
porselen, memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil estetik yang sempurna.

Prognosis transplantasi premolar baik, seperti yang sudah dilaporkan dalam beberapa
studi. Nilai positif memberikan pasien muda kesempatan untuk memiliki gigi yang secara
fungsional dan estetiknya baik setelah mengalami trauma tidak dapat dilebih-lebihkan.

b. Replantasi

Ada dua situasi dimana replantasi gigi dianjurkan: setelah gigi secara trauma avulsi atau tidak
sengaja terekstraksi, dan ketika gigi secara sengaja diekstraksi untuk mendapatkan pemeriksaan
merinci terhadap retakan, pembentukan ulang akar,, atau penempatan tumpatan di ujung akar.

Replantasi gigi avulsi atau terekstraksi secara tidak sengaja

Gigi yang secara tidak sengaja terekstraksi dimasukkan pada bagian ini karena kecelakaan
semacam ini memang dapat terjadi (contoh ekstraksi premolar yang salah dalam persiapan
perawatan ortodonti). Gigi ini dapat ditanam kembali dan memiliki keuntungan tambahan karena
berada dalam lingkungan asepsis yang membantu penyembuhan setelah replantasi, tidak seperti
gigi yang avulsi karena trauma yang biasanya terkontaminasi.

Beberapa dokter masih mempertanyakan apaka gigi yang avulsi harus direplantasi. Hasil
replantasi yang sukses mendukung gagasan bahwa dalam hampir semua kondisi gigi yang avulsi
dapat dan harus direplantasi jika memungkinkan. Komponen agar replantasi sukses akan
dijelaskan dibawah ini

Perawatan segera
Lebih cepat gigi avulsi direplantasi, maka hasilnya akan semakin baik. Pembersihan gigi di
tempat dan replantasi kedalam socketnya merupakan prosedur yang optimal. Jika hal ini tidak
dapat segera dilakukan, media transportasi yang diperbolehkan yaitu larutan garam seimbang
Hanks, susu dingin, air liur, dan air, jika yang lain tidak tersedia. Ketika pasien sampai, staff
dapat mencuci gigi dan ditempatkan pada air saline sambil mempersiapkan pasien untuk
replantasi. Gigi kemudian direplantasi, jaringan lunak diadaptasi (dijahit bila perlu), dan splint
higienis non rigid dipasangkan.

Peninjauan

Perawatan saluran akar secara rutin dibutuhkan setelah replantasi gigi avulsi. Kegagalan merawat
gigi dalam waktu yang tepat, yaitu 2 minggu setelah replantasi, secara beragam dapat terjadi
resorpsi terkait dengan infeksi. Yang sering terjadi tanpa disadari adalah tipe resorpsi ini tidak
sakit, dan pasien tidak sadar sedang kehilangan struktur gigi, kadang hampir terlambat untuk
diselamatkan.

Perawatan saluran akar dapat diikuti bleaching internal mahkota ketika sudah
terdiskolorasi, setelah pembukaan akses mahkota direstorasi. Tipe resorpsi lain terkait dengan
gigi yang direplantasi adalah terkait ankilosis. Akar secara bertahap digantikan oleh tulang, dan
gigi akan ankilosis. Ini terjadi ketika permukaan akar cedera parah saat kecelakaan atau gigi
dibiarkan mongering terlalu lama sebelum replantasi.

Ekstraksi/Replantasi

Dokter gigi telah melakukan ektraksi/replantasi selama bertahun-tahun, seringkali hasilnya


sangat baik. Gagasan untuk mengekstraksi gigi, melakukan reseksi apical, dan menumpat
pembukaan apical saluran akar seringkali dianggap menjadi usaha terakhir menyelamatkan gigi
yang sesungguhnya hanya dapat diekstraksi dan dibuang. Namun jika direncanakan dengan
benar dalam situasi yang baik, prosedur ini dapat memberi pasien pilihan perawatan dengan
banyak keuntungan.

Indikasi
Beberapa gigi memiliki system saluran akar yang rumit. Ketika gigi membutuhkan perawatan
saluran akar, hasil perawatan mungkin dapat terganggu kurangnya akses untuk pembersihan
yang lebih mendalam, menyebabkan kegagalan perawatan. Instrument juga dapat rusak di dalam
saluran akar ketika perawatan, dan mungkin sulit untuk dikeluarkan menggunakan metode
pengangkatan instrument rusak.

Pada situasi seperti ini, pendekatan perawatan umum adalah bedah endodontic, prosedur
dengan tingkat kesuksesan tinggi jika dilakukan dengan tepat. Dalam beberapa situasi seperti ini,
pendekatan bedah apical biasanya terganggu oleh lokasi gigi dalam mulut, atau lokasi ujung akar
yang dekat dengan daerah resiko tinggi, seperti jaringan neurovascular mandibula.

Analisis radiografi

Untuk tujuan pemeriksaan etiologi dan untuk perencaan prosedur bedah CBCT sangat berguna
dalam kasus ekstraksi/replantasi. Tetapi ketika teknologi tersebut tidak tersedia, beberapa
radiograf yang terangulasi dapat digunakan sebagai tambahan dari radiograf periapikal
konvensional.

Susunan akar atau akar gigi yang akan dirawat harus diperiksa secara hati-hati. Gigi
dengan akar divergen sulit untuk diekstraksi secara utuh, sama dengan kurvatur akar gigi yang
melebar. Gigi yang paling cocok untuk prosedur ini memiliki akar yang terletak berdekatan (atau
berakar tunggal lurus). Akar pendek juga lebih diutamakan dibanding akar panjang pada situasi
seperti ini.
BAB III

KESIMPULAN

Gigi dapat hilang karena berbagai penyebab: karies luas, trauma, dan masalah lain seperti
retakan dan fraktur. Penatalaksanaan situasi seperti itu membutuhkan evaluasi yang hati-hati
dalam memilih pilihan perawatan yang tersedia. Biasanya dilakukan pada pasien muda,
autotransplantasi merupakan prosedur bedah dimana gigi (graft) diangkat dari satu bagian
lengkung rahang dan diimplan di bagian lain lengkung rahang. Satu contoh adalah mengangkat
premolar yang sedang berkembang dan kemudian ditransplantasi ke area di region anterior atas
dimana gigi hilang karena trauma, karies luas, atau aplasia. Contoh umum lain adalah
transplantasi molar tiga yang sedang berkembang ke area dimana terdapat molar yang sudah
tidak dapat direstorasi lagi, atau dimana premolar hilang congenital dibawah gigi tetap yang
bertahan (aplasia). Dua contoh tadi menggambarkan konsep umum bahwa memindahkan gigi
secara operasi (autotransplantasi) dari satu posisi ke posisi lain. Namun terdapat perbedaan
signifikan antara transplantasi molar dan transplantasi premolar ke daerah anterior.Replantasi
gigi dapat ditempatkan pada dua kategori berbeda. Tipe replantasi paling umum adalah replantasi
gigi avulsi. Ia merupakan prosedur yang dikenal secara umum di seluruh dunia dan mungkin
sudah menyelamatkan gigi dari pertama kali ditemukan. Prinsip ini dapat dilakukan namun da
beberapa hal yang perlu di perhatikan seperti usia, penggunaan antibiotic, makanan dan reseopsi
akar.

Anda mungkin juga menyukai