Titik penanda film bagian yang ada tanda, disitu letak mahkota
- Evaluasi karies
- Infeksi pada daerah apikal
- Kelainan periodontal
- Trauma pada gigi dan tlg alveolar
- Kelainan posisi gigi yang belum tumbuh
- Morfologi akar gigi
- Perawatan endodontik
- Pre dan post operative bedah apikal
- Evaluasi detail pada kelainan periapikal dan tlg alveolar
- Evaluasi pre dan postoperative dental implant
TEKNIK PADA RONTGEN PERIAPIKAL
PARALEL
Menggunakan paralleling film
holder
(+)
Lebih akurat secara
geometris
Jaringan periodontal dan
periapikal lebih jelas dan
akurat
Beam aiming divice
mencegah cone cutting
Penempatan didalam mulut
tidak tergantung posisi
kepala pasien
(–)
Penempatan film holder
sangat tidak nyaman
terutama pada gigi posterior
Keadaan anatomi rongga
mulut terkadang teknik
tidak dapat digunakan
Penempatan film holder
sulit bagi operator yang
belum berpengalaman
Sangat sulit penempatan
untuk molar 3
BISECTING
(+)
Penempatan film nyaman
diseluruh area rongga mulut
Penentuan posisi relatif
mudah dan sederhana
Jika sudut yang digunakan
tepat, akan didapatkan
gambaran dengan ukuran
gigi yang sebenarnya
(–)
Terlalu banyak variabel,
hasil distorsi
Penentuan sudut yang tidak
tepat menyebabkan elongasi
dan foreshortening
Penentuan sudut berbeda
setiap pasien, tergantung
inklinasi dan angulasi gigi
Cone cutting , overlapping
sering terjadi
Processus zygomaticus dan
akar molar sering
superimposisi
- Klas I : cukup ruang antara bagian distal dari molar dua dengan ramus mandibula untuk erupsi
molar tiga (ruang distal molar dua ke ramus = mesio distal atau lebih besar dari molar tiga)
- Klas II : ruang antara bagian distal molar dua dengan ramus lebih kecil dari ukuran mesio
distal molar tiga
- Klas III : Hampir seluruh molar tiga berada dalam ramus
Berdasarkan kedalaman relatif dari gigi molar ketiga bawah dalam tulang terhadap molar kedua
bawah.
- Posisi A : bagian tertinggi molar ketiga setinggi atau lebih tinggi dari molar kedua.
- Posisi B : bagian tertinggi gigi impaksi diantara bidang oklusal dan servikal molar kedua.
- Posisi C : bagian tertinggi gigi impaksi ada di bawah garis servikal.
2) Berdasarkan letak antara gigi impacted molar tiga atas dengan sinus
- Sinus Approximation : (S.A)
Tidak adanya tulang atau adanya dinding pemisah tulang yang
sangat tipis antara gigi impacted molar tiga atas dengan sinus
maxilaris
- No Sinus Approximation : (N.S.A)
Ada 2mm atau lebih jarak antara gigi impacted molar tiga atas
dengan sinus maxillaris
Intraoral Periapikal untuk melihat gigi secara utuh dari mahkota sampai akar, serta
jaringan sekitarnya
(+) Dapat digunakan untuk mendeteksi karies gigi lebih dini, tulang alveolar
mudah dinilai, refleks muntah berkurang
(-) susah digunakan pada pasien yang susah menutup mulut, ujung akar tidak
terlihat
Oklusal
Indikasi:
Mengetahui lokasi akar, gigi supernumerary, benih gigi dan gigi impaksi
terutama gigi kaninus dan molar 3
Mengetahui lokasi benda asing pada rahang dan batu liur pada ductus
sublingual dan submandibular
Water’s untuk
Pada pasien yang melihat sinus
tidak dapat paranasal,
membuka maksila
mulut & tlg.pipi
(trismus)
Submentivertex jenis
Terdapat beberapa untuk melihat
foto tulang pipi (zygoticus) dan sinus paranasal
oklusal
Cephalography (true PA/Lateral)
Fraktur
Asimetri Wajah
Sendi Rahang
CBCT - 3D
Fungsi :
Implant treatment planning
TMJ diseases
2 Bitewing
3 Oklusal
4 Eissler
5 Water’s
6 Toner’s
7 Submentivertex
8 Cephalography (true
PA/Lateral)
(Proyeksi Lateral)
9 CBCT - 3D
Rontgen Panoramik
KLASIFIKASI IMPAKSI
MOLAR 3 BAWAH MOLAR 3 ATAS
Berdasarkan hubungan molar ketiga bawah dengan Berdasarkan letak antara gigi impacted molar tiga atas
ramus dan molar kedua bawah. dengan sinus.
Klas I : cukup ruang antara bagian distal dari Sinus Approximation : (S.A)
molar dua dengan ramus mandibula untuk erupsi Tidak adanya tulang atau adanya dinding pemisah
molar tiga (ruang distal molar dua ke ramus = tulang yang sangat tipis antara gigi impacted
mesio distal atau lebih besar dari molar tiga) molar tiga atas dengan sinus maxilaris
Klas II : ruang antara bagian distal molar dua No Sinus Approximation : (N.S.A)
dengan ramus lebih kecil dari ukuran mesio distal Ada 2 mm atau lebih jarak antara gigi impacted
molar tiga molar tiga atas dengan sinus maxillaris
Klas III : Hampir seluruh molar tiga berada dalam
ramus
Berdasarkan kedalaman relatif dari gigi molar ketiga Berdasarkan aksis panjang gigi impaksi molar tiga
bawah dalam tulang terhadap molar kedua bawah. dengan aksis panjang gigi molar kedua.
Posisi A : bagian tertinggi molar ketiga setinggi Vertikal
atau lebih tinggi dari molar kedua. Horisontal
Posisi B : bagian tertinggi gigi impaksi diantara Mesio angular
bidang oklusal dan servikal molar kedua. Disto angular
Posisi C : bagian tertinggi gigi impaksi ada di Inverted
bawah garis servikal Tranfers
Berdasarkan aksis panjang gigi impaksi molar tiga
dengan aksis panjang gigi molar kedua.
Vertikal
Horisontal
Mesio angular
Disto angular
Inverted
Tranfers
Interpretasi :
- gigi 18 impaksi NSA (No Sinus Approximation) vertikal
- gigi 28 impaksi NSA (No Sinus Approximation) distoangular
- gigi 38 impaksi 2b mesiongular
- gigi 48 impaksi 2b horizontal
CONTOH PERIAPIKAL
Bisa buat liat karies, kelainan periapikal
Interpretasi : Interpretasi :
- gigi 46 karies profunda perforasi - gigi 45 terdapat restorasi saluran akar
- lamina dura normal - terdapat radiolusen berbatas tidak jelas
- PDLS melebar