PENYAKIT
MULUT
Umur
●
Umur pasien merupakan suatu pertimbangan yang penting untuk menentukan dosis obat, khususnya anak-anak dan orang lanjut usia (>65 tahun)
Berat badan
●
Pasien obesitas mempunyai akumulasi jaringan lemak yang lebih besar, dimana jaringan lemak mempunyai proporsi air yang lebih kecil dibandingkan dengan jaringan otot
Jenis kelamin
●
Wanita dianggap lebih sensitive terhadap pengaruh obat dibandingkan pria
Status patologi
●
Kondisi patologi seperti pasien dengan fungsi ginjal & hati yang rusak/ terganggu akan menyebabkan proses metabolisme obat yang tidak sempurna
Penghitungan dosis obat berdasarkan umur
Rumus Fried
(khusus untuk bayi)
Dosis = usia (bulan)/150 x dosis
dewasa
Penghitungan dosis obat berdasarkan bobot
Rumus Thremick-Fier
(Jerman)
Dosis = bobot(kg)/70 x dosis dewasa
Penghitungan dosis obat berdasarkan luas
permukaan tubuh (Body Surface Area)
2 h(cm) ´ w(kg)
BSA(m ) =
3600
Penulisan resep pada lesi
traumatic ulcer dan SAR
Keterangan :
• Triamcinolone acetonide obat
antiinflamasi steroid
• In orabase cream/ salep
triamcinolone penggunaan dalam mulut
Foto resep triamcinolone acetonide dst….
• S 3. d. d. digunakan 3 kali sehari
• Litt. oris litus oris : diulasi dalam
mulut
PALPASI BIDIGITAL
Penekanan struktur dengan ibu ja
ri dan telunjuk.
Palpasi bidigital dapat digunakan
untuk evaluasi nodul pada bibir
atau mukosa bukal
Jenis-jenis palpasi pada kedokteran gigi
PALPASI BILATERAL
Radiografis
HUBUNGAN RADIOGRAFI DALAM MENDIAGNOSIS BIDANG
Radiografi
ILMU PENYAKIT MULUT Intra Oral
DI DALAM RONGGA MULUT
a) Radiografi Periapikal
•Indikasi penggunaan radiografi antara lain untuk melihat infeksi pada apikal,
status periodontal, lesi-lesi pada periapikal dan lainnya.
•Pada ilmu penyakit mulut, contohnya pasien datang karena terdapat benjolan
pada gusinya dan terasa sakit, radiografi periapikal dapat membantu dalam
penentuan diagnosis apakah benjolan tersebut berkaitan dengan ilmu konservasi
gigi, periodontal atau ilmu penyakit mulut.
HUBUNGAN RADIOGRAFI DALAM MENDIAGNOSIS BIDANG
ILMU PENYAKIT MULUT DI DALAM RONGGA MULUT
b) Radiografi Oklusal
•Hal ini dapat dikaitkan dengan ilmu penyakit mulut mengenai torus
palatinus. Dapat dilakukan rontgen pada bagian torus tersebut, apakah
itu merupakan variasi normal atau abses pada bagian palatal rongga
mulut.
HUBUNGAN RADIOGRAFI DALAM MENDIAGNOSIS BIDANG ILMU
PENYAKIT MULUT DI Radiografi EkstraMULUT
DALAM RONGGA Oral
a) Radiografi Panoramik
b) CBCT
• Data yang didapat pada pemeriksaan CBCT diolah menggunakan perangkat lunak, sehingga klinisi
dapat mengamati kondisi pasien secara 3 dimensi. Apabila dikaitkan dengan ilmu penyakit mulut
•Karsinoma sel skuamosa (KSS) merupakan tumor ganas rongga mulut yang berkembang dari epitel
terluar mukosa oral. Secara umum, KSS menunjukkan invasi dari superfisial ke arah tulang mandibula.
•Menurut Rumboldt dkk. (2006),41 gambaran KSS tampak sebagai masa jaringan lunak oral yang tampak
berbeda dengan jaringan sehat disekitarnya. Lesi KSS berkembang progresif dan destruktif pada tulang
alveolar, sehingga gambaran radiografi gigi yang terlibat lesi KSS sering tampak ‘mengapung’ (floating
teeth) di atas masa jaringan lunak tumor yang radiolusen.
HUBUNGAN RADIOGRAFI DALAM MENDIAGNOSIS BIDANG ILMU
PENYAKIT MULUT DI DALAM RONGGA MULUT
c) MRI
•Gambaran tumor pada MRI sangat variatif, tergantung jenis sekuen yang digunakan. Pengamatan
menggunakan beberapa sekuen MRI bertujuan untuk membedakan jaringan yang mengalami malignansi
dengan jaringan di sekitarnya yang sehat
•Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan MRI lebih unggul dalam mencitrakan tumor jaringan
lunak dibandingkan dengan CBCT.
•Pemeriksaan MRI merupakan metode imejing yang paling sering digunakan untuk memastikan ada tidaknya
penyebaran kanker oral pada limfonodi servikalis, sedangkan CBCT tidak dapat digunakan untuk
pemeriksaan tersebut.
Pemeriksaan Penunjang
Patologi Anatomi
BIOPSI
Biopsi
BIOPSI pemeriksaan patologi anatomi yang dapat
digunakan untuk menegakkan diagnosis pasti suatu lesi
yang dicurigai sebagai suatu keganasan.
Eksisi
lesi dengan diameter kurang dari 1
cm dan jika operator yakin bahwa
lesi tersebut jinak
Scalpel
Punch biopsy
Insisi Needle/ threpine/ drill biopsy
lesi yang besar atau jika
Fine Needle Aspiration Biopsy
terdapat dugaan
keganasan
Teknik biopsi insisi dengan scalpel
1. Anestesi local
2. Tentukan batas yang jelas antara jaringan sehat dan lesi Stabilkan lesi
3. Iris spesimen dari tepi lesi dengan mengikutsertakan tepi jaringan sehat
4. Specimen harus cukup besar
5. Hindari jaringan nekrotik pada lesi
6. Bila lesi dekat dengan tulang, hindari perforasi periosteum
7. Letakkan segera specimen ke dalam botol yang telah berisi cairan fiksasi.
Berikan label
8. Tutup luka dengan dijahit
Teknik punch biopsy
Langkah kerja:
- Antiseptik
- Fiksasi lesi/massa
- Injeksikan jarum ke massa / kelenjar dengan tangan kanan
- Jarum digerakkan perlahan dengan sudut dan kedalaman yang berbeda-beda
- Jarum diangkat dan spuit 20 cc yang telah terisi udara setengahnya
- Aspirat disemprotkan ke kaca objek searah panjang spuit
- Sediaan diapus dengan menempelkan kaca objek lainnya dengan arah berlawanan
- Kaca objek yang berisi aspirat dimasukkan kedalam wadah berisi alcohol 96%
- Wadah ditutup agar tidak bocor dan dilabel pada bagian luarnya
Teknik Swab Spesimen di Rongga
Mulut
Tahapan pengerjaannya yaitu:
1. Siapkan wooden cotton bud / spatel lidah steril dan kaca mulut
2. Siapkan container atau botol untuk tempat spesimen yang telah berisi larutan 1 ml
PBS atau larutan fiksasi formalin 10% dan diberi label nama pasien.
5. Gunakan kaca mulut untuk melihat lesi kemudian usap lesi dengan usapan satu arah
dilakukan beberapa kali dengan sedikit penekanan tanpa melukai mukosa
6. Masukan kedalam tabung yang telah berisi larutan untuk dibawa ke laboratorium
Manifestasi Penyakit
Sistemik pada Rongga Mulut
Hipertensi
Xerostomia
Efek samping dari obat antihipertensi, diuretic, calcium-channel.
Manajemen:
Ganti obat antihipertensi yang lebih sediit menghambat
salivasi.
Kunyah permen karet (pemanis non sukrosa)
Oral musturizers (pilocarpine, cevimelime) sebelum makan
Gingival overgrowth
Karena obat obatan antihipertensi (cth:nifedipin); OH buruk
Manajemen:
ganti alternative obat anti hipertensi, tingkatkan OH
Maag
Dysgeusia
adalah suatu kondisi di mana lidah mengalami distorsi rasa
Gigi sensitive
Gigi terasa ngilu karena terkikisnya tubuli dentin
Erosi gigi
Terkikisnya enamel gigi yang disebabkan oleh asam
Pulpitis
Saat terjadi erosi dan OH pasien buruk
Bakteri ini adalah jenis kokus gram positif, yang berkolonisasi di kulit dan faring.
Organisme ini dapat menyebabkan penyakit supuratif salah satunya yang dapat di
temukan di rongga mulut adalah faringitis, dan radang teggorokan.
Setelah masa inkubasi 2-4 hari, penyebaran streptococcus pada faring menghasilkan
respon inflamasi akut yang berlangkung 3-5 hari ditandai dengan demam, nyeri
tenggorok, malaise, pusing dan leukositosis
Inflammatory rheumatism
Penyakit ini disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh bukan hanya
tertuju pada jaringan sendi, namun kadang ke organ lain.
a) Xerostomia
•Xerostomia yang disebabkan karena obat-obatan berkaitan dengan kombinasi dan
dosis dari obat yang dikonsumsi oleh penderita.
•Obat-obatan juga secara tidak langsung dapat mempengaruhi salivasi dengan adanya
perubahan pada keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan mempengaruhi aliran
darah menuju kelenjar
b) Reaksi Likenoid
•Obat-obatan dapat menimbulkan manifestasi oral dalam bentuk eritematous,
vesikular, dan ulseratif. Lesi-lesi tersebut menyerupai liken planus dan biasa disebut
reaksi likenoid.
•Obat-obatan dapat menyebabkan tubuh seseorang menghasilkan respon imun yang
abnormal. Pada pasien dengan reaksi likenoid terdapat auto antibodi sitoplasma sel-sel
basal epitel. Di dalam sel-sel basal tersebut terdapat sel T yang memiliki antigenitas
pada permukaan selnya. Sel T kemudian dikenali sebagai benda-benda asing sehingga
terjadilah reaksi likenoid.
REAKSI LIKENOID AKIBAT PENGGUNAAN OBAT-OBATAN
MANIFESTASI PENYAKIT SISTEMIK DIDALAM RONGGA MULUT
c) Gingival Enlargement
•Gingival enlargement adalah suatu pembengkakan pada gingiva yang menyebabkan
gingiva menjadi terlihat tidak berkontur lagi.
•Beberapa obat-obatan sering dihubungkan dengan terjadinya gingival enlargement
termasuk obat-obatan kardiovaskular seperti phenytoin dan calcium channel
blockers.\
a) Pada penyakit hati, terutama atresia bilier dan hepatitis neonatal, dapat terjadi diskolorisasi pada gigi
sulung. Dimana, pada atresia bilier gigi akan berwarna hijau, sedangkan pada hepatitis neonatal
berwarna kuning. Keadaan ini disebabkan oleh depositnya bilirubin pada email dan dentin yang
sedang dalam tahap perkembangan.
b) Menyebabkan oral hygiene buruk, dalam hal ini bau mulut tidak sedap
c) Hepatitis aktif kronis dapat menyebabkan gangguan endokrin sehingga menimbulkan penyakit
multiple endokrinopati keturunan dan kandidosis mukokutaneus.
d) Kegagalan hati dapat menyebabkan timbulnya foetor hepatikum. Dimana, foetor hapatikum sering
disebut dalam sejumlah istilah seperti: bau “amine”, bau “kayu lapuk”
e) Sirosis hati dapat menyebabkan hiperpigmentasi pada mulut.
f) Timbul ulkus - ulkus karena berkurangnya zat – zat vitamin dan gizi dalam rongga mulut
MANIFESTASI PENYAKIT SISTEMIK DIDALAM RONGGA MULUT
Asma
Asma