Anda di halaman 1dari 23

PENATALAKSANAAN GIGI TIRUAN CEKAT PADA

KASUS KEHILANGAN GIGI 25 DENGAN DESAIN

FIXED – FIXED BRIDGE


PENDAHULUAN
19%

mengganggu penampilan
kehilangan gigi seseorang sehingga menimbulkan
rasa tidak percaya diri

mengganggu fungsi pengunyahan


Gigi hilang namun
tidak diganti

gigi antagonis menjadi ekstrusi, gigi tetangga


migrasi, kontak prematur yang dapat menyebabkan
temporomandibular disorder, serta terjadi kelainan
pada jaringan periodontal
GTJ

GTJ dapat dibuat menggunakan bahan full


poselen, metal, atau dikombinasikan menjadi
poselen fused to metal.

GTJ berbahan porselen fused to metal menjadi


perawatan yang paling sering dipilih oleh
sebagian besar pasien untuk pengganti gigi
posterior karena biayanya yang relatif lebih
terjangkau, memiliki bahan metal yang mampu
menahan beban kunyah, serta kombinasi bahan
porselen yang memiliki estetik cukup baik bila Dalam pembuatan GTJ diperlukan beberapa
digunakan untuk gigi posterior
pertimbangan yang disesuaikan dengan kasus,
perancangan desain, preparasi gigi penyangga, dan
bahan restorasi yang digunakan.
LAPORAN KASUS
KUNJUNGAN I

• Pembuatan gigi tiruan jembatan (GTJ) dilakukan pada


pantum gigi dengan kasus kehilangan gigi 25.

• Jenis GTJ pada kasus ini berdasarkan konektornya


yaitu fixed-fixed bridge, yaitu jenis konektor pada
kedua sisi pontik bersifat rigid dan tidak
memungkinkan adanya pergerakan. Jenis desain
pontik yang digunakan pada laporan ini adalah
modified ridge lap, permukaan fasial pontik menutupi Pada kunjungan I dilakukan:
residual ridge dan bagian lingual tidak berkontak
• Pencetakan Model Studi
dengan ridge sehingga memenuhi faktor estetik dan
oral hygiene karena mudah dibersihkan. • Perancangan Desain GTJ
• Pencocokan Warna Gigi
• Pembuatan Catatan Gigit
• Pembuatan Putty Indeks
Pencetakan Model Studi

• Persiapan alat dan bahan cetak


• Try in sendok cetak untuk memperoleh ukuran yang sesuai dengan rahang
pantum, dan didapatkan ukuran L untuk rahang atas maupun bawah
• Atur posisi pantum dan posisi operator saat mencetak
• Manipulasi bahan cetak alginat sesuai petunjuk / aturan pabrik
• Aplikasikan adonan bahan cetak ke dalam sendok cetak RA/RB dan insersikan
ke dalam mulut pantum
• Mencetak RA : aplikasikan adonan ke dalam sendok cetak melalui bagian
palatal (posterior) kemudian menyusuri bagian oklusal gigi ke arah anterior
sendok cetak, dan instruksikan pasien untuk mengucapkan kata AH agar bagian
vibrating line posterior palatal dapat ikut tercetak
• Mencetak RB : aplikasikan adonan ke dalam sendok cetak melalui bagian
lingual lengkung gigi anterior kemudian menyusuri bagian oklusal gigi ke arah
posterior sendok cetak, dan instruksikan pasien untuk menjulurkan lidah agar
anatomi bagian frenulum dapat ikut tercetak
• Setelah adonan setting (tidak mudah terkoyak), lepaskan sendok cetak dari
mulut pantum. Cuci bersih pada air mengalir untuk menghilangkan kotoran
yang menempel.
• Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas dan detail cetakan, apakah ada
bagian yang terlalu tertekan ataupun ada landmark anatomi yang tidak tercetak
(misal: ridge, peripheral, frenulum)
• Cor hasil cetakan alginat menggunakan gips tipe 2
• Perancangan design GTJ

• GTJ 3 unit pada gigi 24, 25, 26


• Abutment / gigi penyangga pada gigi 24 dan 26
• Konektor menggunakan fixed-fixed bridge
• Pontik pada gigi 25 menggunakan desain
pontik modified ridge lap
• Retainer menggunakan full crown
• Bahan GTJ menggunakan metal-porselen atau
porcelain fused to metal (PFM)

• Pencocokan warna gigi sebaiknya dilakukan sebelum preparasi gigi


penyangga, pemilihan shade guide ditujukan untuk persiapan pembuatan
mahkota porcelain, didapat warna yang sesuai yaitu A2 (Vita classical
shade guide).
• Pembuatan Catatan Gigit
Catatan gigit dibuat menggunakan bahan cetak elastomer heavy
body (putty) pada daerah anteror dan posterior

• Pembuatan Putty Indeks


Pada tahapan ini, dilakukan wax-up area edentulous pada model
studi dengan dipasang anasir (gigi 25) dan rekatkan dengan malam
merah, ulasi bahan lubrikan pada model (vaseline), manipulasi
sillicone putty index dan letakkan dalam sendok cetak sebagian,
diratakan kemudian adaptasikan dalam rahang model studi dan
tunggu hingga setting. Setelah setting sendok cetak diangkat dan
cetakan putty dilepaskan perlahan dari sendok cetak. Cetakan putty
selanjutnya dipersiapkan untuk membuat GTCS saat selesai
preparasi.
Pengasahan bidang oklusal

Awali pengasahan dengan membuat keratan pada daerah yang akan diasah sebagai
panduan ketebalan pengasahan dengan round diamond bur.
• Membuat 3 keratan sedalam 1-1,5 mm sepanjang central groove sampai mesial dan
distal marginal ridge
• Membuat 3 keratan pada functional cusp untuk membuat bevel pada daerah kontak
dengan gigi lawan dengan round end tapered diamond bur.
• Langkah selanjutnya adalah pengurangan bagian oklusal. Pengasahan dilakukan
pada setengah bagian oklusal dan functional cusp lebih dulu, sedangkan setengah
bagian yang belum diasah digunakan sebagai kontrol.
• Periksa kontak agar terbebas dengan gigi antagonis dengan articulating paper dan
sonde yang digerakan dari mesial ke distal.
KUNJUNGAN II
P R E PA R A S I / P E N G A S A H A N G I G I P E N YA N G G A 2 4
Pengasahan bidang bukal
• Membuat 3 keratan masing-masing sedalam 1,5 mm dengan mata bur flat end
tappered diamond pada bagian tengah dinding bukal serta masing- masing pada mesial
dan distal transitional line angle. Arah masing-masing keratan harus sejajar dengan
arah pasang restorasi (sumbu panjang gigi)
• Pada waktu membuat keratan, diamond bur yang masuk ke dalam gigi tidak boleh
lebih dari setengah diameter mata bur dan ujung mata bur harus terletak 1 mm di atas
batas tepi preparasi
• Periksa kesejajaran sumbu keratan dengan periodontal probe/sonde lurus
• Sisa enamel di antara dua keratan diasah memakai flat end tapered diamond bur
sampai rata dengan dasar keratan yang telah dibuat. Pengasahan dilakukan pada
setengah bagian permukaan bukal lebih dulu, sedangkan setengahnya yang belum
diasah dipakai sebagai kontrol kedalaman pengasahan.
• Pengasahan bidang palatal
KUNJUNGAN II
P R E PA R A S I / P E N G A S A H A N G I G I P E N YA N G G A 2 4 • Buat 3 keratan sedalam 1,5 mm dengan mata bur flat end tappered
diamond pada bagian tengah dinding palatal serta masing-masing
pada mesial dan distal transitional line angle. Arah keratan harus
sejajar dengan arah pasang restorasi (sumbu gigi). Dilanjutkan
dengan cara reduksi yang sama pada sisi bukal.

• Pengasahan Bidang Proksimal


• Daerah proksimal diasah dengan mempergunakan mata bur thin
tapered diamond bur
• Reduksi proksimal dari bagian bukal ke palatal, hingga kontak
proksimal terbebas ±1mm, dilanjutkan pengasahan jaringan gigi
dengan flat end tapered diamond bur.
• Penyelesaian batas tepi servikal menggunakan flat end tapered
diamond bur sambil membentuk akhiran servikal shoulder pada
seluruh bagian.
• Membuat bevel pada functional cusp dengan kemiringan 450
menggunakan round end tapered bur.
• Finishing pada seluruh bagian, dan mengecek permukaan gigi
dengan sonde agar tidak terdapat undercut
Click icon to add picture
Pengasahan bidang oklusal
• Diawali dengan membentuk keratan sedalam ±1,5mm pada fossa
sentral, mesial dan distal dengan round diamond bur.
• Membuat 3 keratan sedalam 1 mm pada functional cusp untuk
membuat bevel pada daerah kontak dengan gigi dengan round end
tapered diamond bur
• Pengasahan dilakukan pada setengah bagian oklusal dan functional
cusp lebih dulu, sedangkan setengah bagian yang belum diasah
digunakan sebagai kontrol, kemudian pengasahan seluruh oklusal.
• Periksa kontak agar terbebas dengan gigi antagonis dengan
KUNJUNGAN III articulating paper dan sonde yang digerakan dari mesial ke distal.

P R E PA R A S I PA D A G I G I 2 6
Pengasahan bidang bukal
• Pengurangan pada bagian bukal diawali dengan membuat 3 keratan
atau guiding groove (mesial, bukal, distal) sedalam ±1,5mm dengan
flat end tapered diamond bur.
• Pengasahan dilakukan pada setengah bagian permukaan bukal lebih
dulu, sedangkan setengahnya yang belum diasah dipakai sebagai
kontrol kedalaman pengasahan, kemudian seluruh sisi bukal
KUNJUNGAN III
P R E PA R A S I PA D A G I G I 2 6
Pengasahan bidang palatal
• Buat 3 keratan dengan mata bur round end tappered
diamond pada bagian tengah dinding palatal serta
masing-masing pada mesial dan distal transitional
line angle. Dilanjutkan dengan cara reduksi yang
sama pada sisi bukal.

 
Pengasahan bidang proksimal
• Pengurangan proksimal dengan long thin diamond
bur dari bagian bukal ke palatal, hingga kontak
proksimal terbebas ±1,5mm, serta membentuk
akhiran berupa shoulder.
• Membentuk bevel pada functional cusp dengan
kemiringan 450 menggunakan round end tapered bur
• Finishing pada seluruh bagian dengan fine finishing
bur, dan mengecek permukaan gigi dengan sonde
agar tidak terdapat undercut
KUNJUNGAN IV
P E N C E TA K A N M O D E L
KERJA
• Persiapan alat dan bahan cetak
• Atur posisi pantum dan posisi operator saat mencetak
• Pencetakan model kerja dilakukan dengan teknik double impression menggunakan bahan cetak elastomer heavy body /
putty dan light body
• Pencetakan dengan putty :
• Campurkan bahan cetak putty dengan takaran sesuai aturan pabrik kemudian letakkan dan ratakan pada sendok cetak
yang sudah disediakan, lapisi bagian atas bahan cetak dengan plastik bening untuk menyediakan sedikit ruang bagi
bahan cetak light body
• Masukkan sendok cetak ke mulut pantum, berikan tekanan agar bahan putty tercetak merata, tunggu sampai setting
• Lepaskan cetakan putty dari rahang pantum, lepas lapisan plastiknya
• Kemudian dilanjutkan pencetakan dengan light body :
• Campurkan bahan cetak light body di atas mixing glass sampai merata, kemudian letakkan pada sendok cetak diatas
hasil cetakan putty
• Masukkan sendok cetak ke mulut pantum, berikan tekanan dengan sedikit digetar agar light body mengalir merata,
tunggu sampai setting
• Lepaskan cetakan dari rahang pantum, dan cuci bersih pada air mengalir
• Amati hasil cetakan tertutama di area gigi penyangga yang telah diasah sebelumnya, pastikan area gigi penyangga
tercetak sempurna tampak dengan jelas bentuk gigi yang telah diasah secara detail
INSERSI GTJS

• Persiapan alat dan bahan


• Pertama ulasi gigi yang telah diasah dengan vaseline steril untuk melindungi dari suhu panas dari bahan
GTJS yang berpolimerisasi
• Buat adonan bahan untuk GTJS, yaitu tempron dengan perbandingan bubuk akrilik self curing dan liquid
monomer 1:1, aduk sampai merata
• Letakkan adonan ke dalam cetakan putty indeks yang telah dibuat sebelumnya, kemudian masukkan ke
dalam mulut pantum pada area gigi yang telah diasah
• Setelah setengah setting, bersihkan sisa-sisa kelebihan bahan tempron disekitar area servikal gigi, kemudian
tunggu sampai setting sempurna
• Setelah bahan setting, keluarkan dari mulut pantum, kemudian rapikan dan pulas GTJS tersebut
menggunakan fine finishing bur
• Masukkan kembali dalam mulut pantum untuk cek oklusi serta ketepatan di daerah marginal
• Bila telah sesuai, lepas dari dalam mulut, dan siapkan lutting cement sementara yaitu freegenol untuk insersi
GTJS
• Aduk freegenol sesuai aturan pabrik, kemudian letakkan adonan semen pada GTJS, insersikan pada gigi yang
telah dipreparasi, tunggu sampai semen setiing, dan bersihkan sisa-sisa semen yang masih melekat pada gigi
I N T RU K SI
LA BO RATO R I U M

• Siapkan hasil cetakan model kerja dan model studi antagonisnya


• Siapkan hasil catatan gigit pasien
• Fiksasi catatan gigit pasien pada model kerja
• Siapkan borang pengiriman ke laboratorium
• Isi form instruksi lab pengiriman yang meliputi:
• Desain GTJ seperti jenis pontik dan jenis retainer
• Bahan GTJ yang akan digunakan
• Warna GTJ yang telah dipilih
• Setelah selesai semua, model siap dikirim ke laboratorium
KUNJUNGAN V
TRY IN C OPPING LOG AM

• Pada kunjungan V dilakukan try-in coping


logam. Gigi tiruan jembatan sementara dilepas,
lalu try in coping, dilakukan pemeriksaan pada
titik kontak agar tidak terdapat kontak dengan
gigi antagonis maupun tetangga, pemeriksaan
marginal fit dengan sonde yang dijalankan agar
tidak ditemukan adanya undercut, artikulasi
dan oklusi, posisinya apakah tepat (fit, tidak
longgar). Setelah coping sesuai dan memiliki
retensi yang baik, coping dikirim kembali ke
lab untuk membuat mahkota berbahan
porcelain sesuai dengan shade guide yang telah
ditentukan sebelumnya & gigi tiruan sementara
kembali disementasi.
KINJUNGAN VI –
INSERSI GTJ

Evaluasi GTJ pada mulut pantum :


• Ketepatan marginal dicek dengan menggunakan sonde di sekitar tepi preparasi
gigi, apakah ada step, atau akhiran preparasi terbuka
• Oklusi dicek menggunakan articulating paper
• Warna gigi dicek dibawah lampu dental unit dan tanpa lampu dental unit
dengan pencahayaan alami

• Setelah semua telah memenuhi syarat maka dilakukan penyemenan


menggunakan lutting cement permanen yaitu GIC tipe I
• Aduk bubuk dan liquid sesuai petunjuk pabrik pembuatnya
• Letakkan adonan pada GTC secara tipis dan merata
• Insersikan GTJ pada gigi penyangga, tekan pada posisinya, oklusikan pantum
dengan diberi cotton roll di antara GTJ dan gigi antagonisnya, tunggu sampai
semen setting
• Kelebihan semen dibersihkan dan cek ulang oklusinya
PEMBAHASAN
H A M B ATA N & S O L U S I
Selama proses pengerjaan GTJ pada pantum ini tidak terlepas dari adanya permasalahan /
hambatan, diantaranya adalah sebagai berikut :

• Struktur gigi pantum berbeda dari struktur gigi asli


Struktur gigi pada pantum tidak sepadat atau sekeras struktur gigi asli. Hal ini mengakibatkan
sulitnya mengontrol tekanan saat melakukan preparasi / pengasahan gigi penyangga, sehingga
sering terjadi slip dan menyebabkan gigi terpreparasi berlebih. Oleh karena itu sebagai opefrator
harus lebih berhati – hati saat melakukan preparasi.

• Model pantum gigi tidak sesuai dengan model awal yang digunakan
Pantum gigi untuk pengerjaan GTJ di departemen prostodonsia digunakan bergantian dengan
departemen lain, sehingga setiap kunjungan pengerjaan GTJ, operator tidak selalu mendapatkan
model pantum gigi yang sama dengan model pantum gigi yang digunakan diawal kunjungan. Hal
ini menyebabkan sulitnya mengembalikan oklusi seperti semula pada setiap kali kunjungan, selain
itu masing-masing model pantum memiliki kontur gusi yang berbeda sehingga ketepatan marginal
gigi penyangga yang telah dipreparasi sebelumnya tidak sesuai dengan kontur gusi pantum yang
digunakan pada kunjungan berikutnya. Solusi yang dilakukan operator adalah dengan
menggunakan penanda berupa plastisin pada daerah edentulous gigi 25 dengan warna berbeda
dengan pantum lainnya sehingga mudah dibedakan.
KESIMPULAN

Gigi tiruan jembatan (GTJ) dapat diindikasikan untuk perawatan kasus kehilangan satu atau
beberapa gigi dengan daerah edentulous yang pendek dalam satu rahang. Tujuan pembuatan
GTJ adalah untuk mengembalikan fungsi kunyah, memperbaiki fungsi fonetik dan estetik gigi,
mencegah terjadinya migrasirotasi-ekstrusi pada gigi tetangga dan gigi antagonis, menjaga
kesehatan jaringan lunak, serta mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut pada struktur gigi
dan jaringan periodontalnya. Pada laporan kasus ini, perawatan GTJ dikerjakan pada pantum
dengan kasus kehilangan gigi premolar kedua kiri rahang atas (gigi 25). GTJ dirancang dengan
desain 3 unit menggunakan gigi 24 dan 26 sebagai penyangga, konektor fixed-fixed bridge,
pontik ridge lap, retainer full crown, dan berbahan metal-porselen. Pertimbangan perancangan
desain GTJ disesuaikan dengan jumlah kehilangan gigi dan gigi penyangga yang digunakan
(hukum ante), kondisi gigi-geligi dan jaringan periodontal gigi penyangga, besar beban kunyah
yang diterima, serta tingkat kebersihan rongga mulut. Masing-masing permasalahn yang
dihadapi saat pengerjaan GTJ sudah disertakan solusi, sehingga operator selanjutnya yang akan
bekerja GTJ pada pantum mendapatkan masukan agar terhindar dari permasalahan yang sama
dan dapat berkerja lebih optimal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai