1. All-metal Crown
Dalam preparasi all-metal crown, terdapat beberapa alat yang dibutuhkan yang terdapat pada
tabel Armamentarium
Dalam preparasi all-metal crown, terdapat 6 tahap yang harus dilakukan yaitu occlusal guiding
grooves, occlusal reduction, axial alignment grooves, axial reduction, finishing, dan evaluation.
Occlusal Guiding
a. Menggunakan narrow tapered carbide/diamond bur.
b. Bentuk groove sedalam kurang lebih 1 mm pada fossa sentral, mesial, dan distal.
Hubungkan masing-masing groove tersebut sehingga membentuk kanal.
c. Bentuk groove pada developmental grooves pada bukal dan lingual, serta pada tiap
triangular ridge ke groove sentral.
d. Untuk memastikan functional cusp yang akan terproteksi oleh ketebalan adekuat dari
logam, buatlah bevel pada functional cusp
e. Sebuah groove harus ditempatkan pada titik terendah (central dan developmental
groove) dan tertinggi (triangular ridge) dari masing-masing cusp.
f. Ketika membuat groove, harus perhatikan posisi, kedalaman, dan angulasi dari
groove.Lakukan evaluasi kedalaman groove menggunakan pocket groove untuk
memastikan kedalaman groove.
Occlusal Reduction
a. Menggunakan narrow, round-end, tapered diamond bur.
b. Gunakan pedoman grooves untuk reduksi oklusal dan mengikuti bentuk anatomis.
c. Reduksi oklusal dilakukan dalam 2 tahap: Setengah permukaan di reduksi terlebih
dahulu dan setengah bagian lainnya dapat dipertahankan agar menjadi acuan.
d. Lakukan pengecekan pada ketebalan minimum reduksi sedalam 1,5 mm pada cusp
functional, dan pada cusp nonfunctional setebal 1,0 mm dengan menggunakan darkcolored utility wax.
Axial Reduction
a. Menggunakan narrow, round-end diamond bur.
b. Menggabungkan guiding grooves pada permukaan aksial, dilakukan dalam 2 tahap.:
Lakukan reduksi aksial setengah bagian dari gigi, pertahankan sebagian lainnya
sebagian pedoman untuk mengetahui adekuat tidaknya preparasi.
c. Ketika preparasi pada daerah interproksimal, harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak mengenai gigi tetangga yang sedang dipreparasi. Jika perlu, gunakan bantuan
metal matrix band untuk melindungi gigi tetangganya.
d. Membentuk cervical chamfer dengan kedalaman 0.5 mm. Chamfer harus dibuat
halus. Setelah dibuat chamfer, cek menggunakan sonde.
Finishing
a. Menggunakan finishing bur, kecepatan handpiece sedikit dikurangi (boleh
gunakan low-speed untuk finishing) dan dianjurkan menggunakan bur dengan
diameter yang lebih lebar
b. Hasil preparasi harus dibuat transisi yang mulus dari permuaan oklusal menuju
permukaan aksial. Hal ini dapat memudahkan tahap selanjutnya yaitu
pencetakan, waxing, investing, dan casting karena mencegah pembentukan
porusitas.
c. Lakukan finishing pada seluruh permukaan dan bulatkan garis-garis yang
bersudut.
Evaluasi
a. Setelah selesai melakukan preparasi, hasil preparasi dievaluasi untuk melihat apakah
kriterianya sesuai dengan ketentuan preparasi.
b. Hasil preparasi tidak boleh ada undercut diantara dinding aksial.
c. Ketika bur di letakkan pada permukaan aksial gigi yang dipreparasi, bur harus dapat
digerakkan ke sekliling gigi sehingga seluruh ketinggian dari struktur gigi selalu
terkena atau berkontak dengan bur.
d. Ketika digerakkan ujung bur harus bersandar pada chamfer dan tidak ada celah antara
instrumen dan permukaan aksial.
e. Kesalahan umum yang sering terjadi pada preparasi mahkota tiruan penuh adalah
overtapering dari dinding aksial ke arah yang berlawanan. Hal ini secara signifikan
akan menurunkan retensi dari restorasi penuh yang akan dibuat. Solusinya, dapat
diberikan tambahan grooves, boxes, atau pinholes untuk meningkatkan retensi dan
resistensi.
2. Metal-Ceramic Crown
Restorasi ini terdiri dari mahkota metal yang melingkupi penuh gigi serta dilapisi dengan
porselen sehingga tampak seperti gigi asli. Preparasi mahkota metal-ceramic membutuhkan
reduksi struktur gigi yang cukup banyak. Preparasi metal-ceramic crown terbagi menjadi 6
tahap: (1) guiding grooves, (2) reduksi insisal atau oklusal, (3) reduksi labial atau bukal, (4)
reduksi aksial, (5) finishing, dan (6) evaluasi.
Guiding Grooves
a. Membuat 3 grooves sedalam kurang lebih 1,3mm dalam 2 bidang, 1/3 servikal yang
sejajar sumbu gigi dan daerah 2/3 insisal yang mengikuti kontur fasial normal.
Grooves dibuat satu pada bagian tengah permukaan fasial, dua lagi pada mesiofacial
dan distofacial line angle.
b. Buat 3 groove sedalam kurang lebih 1.8 mm pada ujung insisal gigi anterior. Cek
kedalaman groove menggunakan periodontal probe. Pada gigi posterior, reduksi
dilakukan sebanyak 2 mm. Pada reduksi gigi posterior, bentuk reduksi bevel pada
cusp fungsional, seperti pada preparasi all-metal crown. Pastikan groove yang dibuat
tidak terlalu dalam.
Reduksi Insisal
a. Reduksi pada ujung insisal dengan kedalaman 2 mm untuk memperoleh ketebalan
material yang optimum dan menghasilkan translusesi pada restorasi. Pada gigi
posterior, umumnya reduksi hanya diperlukan sedalam 1.5mm karena pertimbangan
estetik yang kurang urgent dibandingkan gigi anterior. Reduksi oklusal tidak boleh
berlebihan, karena menyebabkan dinding aksial makin pendek dan mempengaruhi
retensi dan resistensi.
b. Reduksi struktur gigi yang masih tersisa antara grooves. Pada gigi posterior, lakukan
a. Reduksi struktur gigi yang berada diantara groove sedalam kurang lebih 1,5mm,
lakukan dalam 2 tahap: Setengah permukaan di reduksi terlebih dahulu dan setengah
bagian lainnya dapat dipertahankan agar menjadi acuan.
b. Hilangkan struktur gigi yang tersisa diantara groove, dan preparasi yang dilakukan
menghasilkan shoulder pada tepi servikal dengan lebar kurang lebih 1mm dan meluas
sampai embrasur proksimal jika dilihat dari insisal.
c. Dilihat dari aspek periodontal, peletakan margin supragingival lebih aman untuk
mencegah terjadinya penyakit periodontal, namun jika dilihat dari segi estetik kurang
baik. Apabila margin yang dibuat mencapai subgingival, harus dilakukan dengan
memperhatikan jaringan lunak disekitarnya karena berisiko menyebabkan trauma
pada jaringan dan resesi gingiva, serta tereksposnya metal collar.
Finishing
a. Preparasi diselesaikan menggunakan finishing bur. Garis tepi harus memiliki
resistensi terhadap batas vertikal, membulat, dan halus.
b. Perhatikan kemungkinan adanya undercut selama finishing diantara pertemuan
dinding aksial dengan shoulder.
c. Buat bevel pada tepi shoulder dengan menggunakan flame-shaped carbide bur.
Shoulder dan bevel harus halus dan kontinu.
Evaluasi
a. Perhatikan semua sisi telah difinishing sehingga permukaan halus dan tidak ada
undercut.
b. Chamfer harus menyediakan ruang 0.5mm untuk restorasi pada margin, halus,
tidak putus-putus, resistensi batas vertikal harus terasa jika diprobing dengan
periodontal/eksplorer.
c. Perhatikan dalam membuat konvergensi, agar tidak berlebihan hingga
menyebabkan tereksposnya pulpa.
d. Bersihkan debri dengan cairan irigasi.
3. All-Ceramic Crown
Merupakan salah satu restorasi prostodontik sangat tinggi nilai estetiknya karena tidak
terdapat material metal yang dapat menghambat transmisi cahaya, sehingga sangat menyerupai
warna dan translusensi gigi normal dibandingkan material restorasi lainnya. Namun, memiliki
kekurangan yaitu tingginya kerentanan terhadap fraktur sehingga hanya diindikasikan untuk gigi
dengan keperluan estetik yang tinggi (gigi anterior).
Struktur gigi untuk all-ceramic crown direduksi dengan ketebalan yang relatif sama pada
seluruh permukan, biasanya sedalam 1-1,5 mm, sedangkan pada tepi insisal membutuhkan
ketebalan keramik yang lebih tebal. Pada bagian servikal, dibuat shoulder margin. Selain itu,
pada margin dibuat sudut 90o untuk membantu distribusi stress serta mengurangi risiko
terjadinya fraktur.
Reduksi Insisal
a. Hasil preparasi akhir tepi insisal adalah reduksi 1.5 2 mm. hal ini mendukung
terbentuknya hasil restorasi yang baik secara estetik maupun secara strength.
b. Bentuk 3 groove pada tepi insisal, groove dibuat sedalam 1.3mm. Groove dibuat
Finishing
a. Finishing pada seluruh permukaan sampai halus tidak ada undercut dan semua
sudut dibulatkan.
b. Lakukan perbaikan pada margin hingga sesuai ketentuan.